Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN PENYUSUNAN TUGAS AKHIR DENGAN
KEJADIAN STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS
TEUKU UMAR MEULABOH
ACEH BARAT
SKRIPSI
ZUHRI MAIRIDA
NIM : 09C10104192
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH - ACEH BARAT
TAHUN 2014
iii
ABSTRAK
ZUHRI MAIRIDA. Hubungan Penyusunan Tugas Akhir Dengan Kejadian Stres
Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar
Meulaboh Aceh Barat. Dibawah bimbingan Kiswanto, M.Si dan Jun Musnadi Is,
SKM, M. Kes.
Stres merupakan suatu tanggapan penyesuaian diperantaian oleh perbedaan-
perbedaan individual dan proses-proses Psikologi, akibat dari setiap tindakan
lingkungan, situasi, atau peristiwa yang menempatkan tuntutan psikologi dan fisik
berlebihan kepada seseorang.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi yaitu dengan
menggunakan pendekatan Cross Sectional yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara, pengetahuan, sikap dan tindakan dengan kejadian stres Pada
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Teuku Umar Meulaboh
Aceh Barat. Populasi penelitian berjumlah 233 orang dengan jumlah sampel 47
orang yang diambil dengan teknik random sampling. Uji statistik menggunakan
Chi-square test pada taraf signifikan 95% dengan aplikasi komputer.
Hasil penelitian diperoleh ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan kejadian stres dimana nilai p value = 0,023 yang berarti lebih kecil dari α
(0,05), ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kejadian stres dimana
nilai p value = 0,035 yang berarti lebih kecil dari α (0,05) dan ada hubungan
yang signifikan antara tindakan dengan kejadian stres dimana p value = 0,21 yang
berarti lebih kecil dari α (0,05).
Di harapkan pada seluruh mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir kuliah
agar jangan menganggap tugas akhir kuliah ini sebagai beban, guna untuk
menghindari terjadinya stres yang akhirnya dapat menghambat penyusunan tugas
akhir kuliah. Sebagai bahan masukan Bagi Akademik Fakultas Kesehatan
Masyarakat, agar bisa bekerjasama dengan mahasiswa guna meringankan beban
dalam penyusunan tugas akhir sehingga dapat terhindar dari stres.
Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Kejadian Stres.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stres merupakan suatu tanggapan penyesuaian diperantaian oleh
perbedaan-perbedaan individual dan proses-proses Psikologi, akibat dari setiap
tindakan lingkungan, situasi, atau peristiwa yang menetapkan permintaan
psikologi dan fisik berlebihan kepada seseorang. Bagi para ilmuwan, stres telah
menjadi kawasan riset yang cukup menarik perhatian dan kaya akan informasi-
informasi keilmuan. Berbagai disiplin ilmu telah memberikan sumbangan yang
berarti bagi studi tentang stres. Istilah stres berasal dari kata stingere (bahasa
latin) yang berarti mengekang (Hidayat, 1998).
Menurut Hans dalam Hawari (2008), stres adalah respons tubuh yang
sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Misalnya bagaimana
respon tubuh sesorang manakala yang bersangkutan mengalami beban pekerjaan
yang berlebihan. Bila tubuh sanggup mengatasinya artinya tidak ada gangguan
pada fungsi organ tubuh, maka dikatakan yang bersangkutan tidak mengalami
stres. Tetapi bila sebaliknya ternyata tubuh mengalami gangguan pada satu atau
lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan
fungsi pekerjaannya dengan baik, maka disebut mengalami stres.
Dalam perkembangan selanjutnya ternyata dampak stres ini tidak hanya
mengenai gangguan fungsional hingga kelainan organ tubuh, tetapi juga
berdampak pada bidang kejiwaan (psikologik/psikiatrik) misalnya kecemasan dan
atau depresi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari stres,
2
masalahnya adalah bagaimana hidup beradaptasi dengan stres tanpa harus
mengalami distres (Hawari, 2008).
Stres dapat dialami oleh setiap individu, salah satunya adalah individu
sebagai mahasiswa, mahasiswa adalah individu yang melanjutkan tingkat
pendidikannya sampai dengan perguruan tinggi yang mempunyai tanggung jawab
yang lebih besar daripada tingkatan pendidikan yang dilalui sebelumnya. Pada
tingkat perguruan tinggi, individu dituntut untuk lebih dewasa dalam pemikiran
dan tindakan serta perilakunya, karena semakin tinggi tingkat pendidikan,
semakin tinggi pula tekanan-tekanan yang dihadapinya dalam segala aspek.
Tuntutan Universitas terhadap mahasiswa, adalah memberikan kontribusi yang
baik bagi dunia kerja nantinya, tetapi kenyataannya mahasiswa sendiri terkadang
kesulitan dalam menjalankan tugas akhir atau skripsi. Skripsi adalah sebuah karya
ilmiah yang disusun oleh seorang mahasiswa program sarjana (Program strata
satu) dari hasil-hasil penelitiannya atas dasar analisis data primer atau analisis
data sekunder (Djarwanto, 2005).
Skripsi dan stres sudah sangat umum terdengar bersamaan, dimana sering
kali skripsi menjadi sesuatu yang menakutkan untuk dihadapi. Banyak sekali
permasalahan yang dialami oleh mahasiswa seperti mendapatkan dosen
pembimbing yang sulit ditemui, mengalami perbedaan pendapat dengan dosen
pembimbing, merasa kebingungan dengan data yang harus diolah sehingga
menimbulkan perasaan tidak puas dengan hasil pekerjaan, dan cemas bila skripsi
tersebut dinyatakan tidak layak oleh penguji. Jika merasa seperti itu, maka
3
mahasiswa akan merasa sedang mengalami tekanan. Hal ini dapat mempengaruhi
kondisi fisik dan psikis, emosi akan sulit untuk terkontrol (Hawari, 2008)
Sebagian mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku
Umar merasa bahwa stres adalah suatu kondisi yang menekan keadaan psikis
seseorang dalam mencapai suatu tujuan dimana untuk mencapai tujuan tersebut
terdapat batasan atau penghalang. Maka untuk hal yang satu ini perlu ada
penekanan khusus dari pihak Universitas, karena dengan tugas akhir atau skripsi
ini pula yang menjadi tolak ukur kelulusan mahasiswa pada umumnya, jadi
melalui hal ini perlu ada kerjasama yang baik dari Universitas dengan para
mahasiswa dalam kajian tugas akhir atau skripsi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar dengan judul “Hubungan Penyusunan Tugas Akhir
dengan Kejadian Stres pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar Meulaboh Meulaboh Aceh Barat”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka penulis merumuskan permasalahan
diatas yaitu : Bagaimanakah Hubungan Penyusunan Tugas Akhir dengan
Kejadian Stres pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat?
4
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan penyusunan Tugas Akhir dengan Kejadian
Stres Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar
Meulaboh Aceh Barat.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kejadian stres
pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku
Umar Meulaboh.
2. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan kejadian stres pada
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar
Meulaboh.
3. Untuk mengetahui hubungan tindakan dengan kejadian stres pada
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar
Meulaboh.
1.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian impiris atas berbagai pengaruh antar variabel serta
dukungan teori, maka diajukan 3 buah hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
Ha: Ada hubungan pengetahuan dengan kejadian stres pada Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh
Aceh Barat.
5
Ha: Ada hubungan sikap dengan kejadian stres pada Mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh.
Ha: Ada hubungan tindakan dengan kejadian stres pada Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh .
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi Peneliti
Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari dibangku kuliah, dan
dapat membandingkan teori-teori dan praktek di lapangan.
2. Bagi Fakultas
Sebagai bahan bacaan di perpustakaan bagi Mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat khususnya dan sebagai referensi bagi mahasiswa
yang ingin melakukan penelitian tentang masalah ini.
1.5.1 Manfaat Aplikatif
1. Mahasiswa
Bagi mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Teuku
Umar Meulaboh penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan
masukan untuk lebih memahami gejala stres sejak dini.
2. Bagi Akademik Fakultas Kesehatan Masyarakat
Sebagai bahan masukan agar bisa bekerjasama dengan mahasiswa guna
meringankan beban dalam menyusun skripsi sehingga dapat terhindar
dari stres.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stres
2.1.1 Pengertian stres
Menurut Handoko dalam Rettob (2008), stres adalah suatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang.
Sedangkan menurut Kreitner (2005), stres adalah respon yang adaptif,
dihubungkan oleh karakter dan proses Psikologis individu yang merupakan suatu
konsekuensi dari setiap tindakan eksternal, situasi atau peristiwa yang
menempatkan tuntutan psikologis dan fisik khusus pada seseoorang.
Tidak semua orang yanng mengalami stresor psikososial yang sama akan
mengalami stres. Ternyata pada seseorang yang mengalami tipe kepribadian
tertentu yaitu tipe kepribadian “A” (“A” type personality) atau disebut pula
sebagai pola perilaku tipe “A” (type “A” Behavior P attern) lebih rentan
(vulnerable) terkena stres. Sedangkan orang dengan tipe kepribadian “B” (“B”
type personality or type “B” behavior patttern) lebih kebal (immune) terhadap
stres. Meskipun demikian tidak berarti orang dengan tipe kepribadian di luar
kategori di atas tidak akan mengalami stres, atau dengan kata lain orang dengan
kepribadian tipe “A” tadi resiko mengalami stres lebih besar dari pada tipe
kepribadian lain (Hawari, 2008).
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian stres maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa stres adalah keadaan dimana individu merasakan
adanya tekanan dari dalam diri karena ancaman dari tuntutan yang dianggap
7
melebihi kapasitas individu dalam penanganannya dan sangat terkait sekali
dengan kondisi dan reaksi fisik bagi individu.
2.1.2 Tipe Kepribadian (Pola Perilaku)
Dalam kaitannya dengan tipe kepribadian yang beresiko tingi terkena stres
(yaitu tipe “A”), Rosenmen dan Chesney dalam Hawari (2008),
menggambarkannya antara lain dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Ambisius, agresif dan kompetitif (suka akan persaingan), banyak jabatan
rangkap.
2. Kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung dan marah
(emosional).
3. Kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri berlebihan
(over confidence).
4. Cara bicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, tidak dapat diam
5. Bekerja mengenal waktu (workaholic).
6. Pandai berorganisasi dan memimpin dan memerintah (otoriter).
7. Lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan.
8. Kaku terhadap waktu, tidak dapat tenang (tidak relaks), serba tergesa-
gesa.
9. Mudah bergaul (ramah), pandai menimbulkan perasaan empati dan bila
tidak tercapai maksudnya mudah bersikap bermusuhan.
10. Tidak mudah dipengaruhi, kaku (tidak fleksibel).
8
Sedangkan orang dengan kepribadian tipe “B” atau pola perilaku tipe “B”
adalah kebalikan dari tipe “A” tersebut di atas, yaitu dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Ambisinya wajar-wajar saja, tidak agrresif dan sehat dalam kompetisi
serta tidak memaksakan diri
2. Penyabar, tenang, tidak mudah tersinggung dan tidak mudah marah
(emosi terkendali)
3. Kewaspadaan dalam batas yang wajar demikian pula kontrol diri dan
percaya diri tidak berlebihan
4. Cara bicara tidak tergesa-gesa, bertindak pada saat yang tepat, perilaku
hiperaktif
5. Dapat mengatur waktu dalam bekerja (menyediakan waktu untuk
beristirahat)
6. Dalam berorganisasi dan memimpin bersikap akomodatif dan
manusiawi
7. Lebih suka bekerjasama dan tidak memaksakan diri bila menghadapi
tantangan
8. Pandai mengatur waktu dan tenang (relaks), tidak tergesa-gesa
9. Mudah bergaul, ramah dan dapat menimbulkan empati untuk mencapai
kebersamaan (mutual benefit)
10. Tidak kaku (fleksibel), dapat menghargai pendapat orang lain, tidak
merasa dirinya paling benar
9
Contoh pola perilaku atau tipe kepribadian “A” dan “B” tersebut di atas
merupakan sifat-sifat yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
berarti mutlak harus ada pada diri seseorang, seringkali batasannya kabur ataupun
tumpang tindih (overlapping).
2.1.3 Tahapan stres
Gejala-gejala stres pada diri seseorang seringkali disadari karena
perjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat dan baru dirasakan bilamana
tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupannya sehari-hari
baik dirumah, ditempat kerja ataupun dipergaulan lingkungan sosialnya. Amberg
dalam Hawari (2008), dalam penelitiannya membagi tahapan-tahapan stres
sebagai berikut :
1. Stres tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan, dan
biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut :
a. Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting).
b. Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya.
c. Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun
tanpa disadari cadangan energi dihabiskan (all out) disertai rasa
gugup yang berlebihan pula.
d. Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah
semangat, namun tanpa disadari cadangan energi semakin manipis.
10
2. Stres tahap II
Dalam tahapan ini dampak stres yang semula “menyenangkan”
sebagaimana diuraikan pada tahap I diatas mulai menghilang, dan
timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi tidak
lagi cukup sepanjang hari karena tidak cukup waktu untuk beristirahat.
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada
pada stres tahap II adalah sebagai berikut :
a. Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar.
b. Merasa mudah lelah sesudah makan siang.
c. Lekas merasa capai menjelang sore hari.
d. Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel
discomfort).
e. Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar).
f. Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang.
g. Tidak bisa santai.
3. Stres tahap III
Bila seseorang tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa
menghiraukan keluhan-keluhan sebagaimana diuraikan pada stres tahap
II tersebut diatas, maka yang bersangkutan akan menunjukan keluhan-
keluhan yang semakin nyata dan mengganggu yaitu :
a. Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan maag
(gastritis), buang air besar tidak teratur (diare).
b. Ketegangan otot-otot semakin terasa.
11
c. Perasaan ketidak tenangan dan ketegangan emosional semakin
meningkat.
d. Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk mulai masuk
tidur (earlly insomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar
kembali tidur (middle insomnia), atau bangun terlalu pagi/dini hari
dan tidak dapat kembali tidur (late insomnia)
e. Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau
pingsan).
Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter
untuk memperoleh terapi, atau bisa juga beban stres hendaknya
dikurangi dan tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna
menambah suplai energi yang mengalami difisit.
4. Stres tahap IV
Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan diri ke dokter
sehubungan dengan keluhan-keluhan stres tahap III diatas, oleh dokter
dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik
pada organ tubuhnya. Bila hal ini terjadi dan yang bersangkutan terus
memaksakan diri untuk bekerja tanpa mengenal istirahat, maka gejala
stres tahap ke IV akan muncul:
a. Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit.
b. Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah
diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit.
12
c. Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan
kemampuan untuk merespon secara memadai (adequate).
d. Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.
e. Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang
menegangkan.
f. Seringkali menolak ajakan (negativis) karena tiada semangat dan
kegairahan.
g. Daya konsentrasi dan daya ingat menurun.
h. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat
dijelaskan apa penyebabnya.
5. Stres tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres
tahap V yang ditandai dengan hal-hal berikut:
a. Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and
psychological exhaustion)
b. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang
ringan dan sederhana
c. Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-intestinal
disorder)
d. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat,
mudah bingung dan panik.
13
6. Stres tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks seseorang mengalami
serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang
orang mengalami stres tahap VI ini berulang-kali di bawa ke Unit
Gawat Darurat bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan
karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stres
tahap VI ini adalah :
a. Debaran jantung teramat keras.
b. Susah bernafas (sesak dan megap-megap)..
c. Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
d. Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan.
e. Pingsan atau kolaps (collapse).
Bila dikaji maka keluhan atau gejala-gejala sebagaimana
digambarkan diatas lebih didominasi oleh keluhan-keluhan fisik yang
disebabkan oleh gangguan faal (fungsional) organ tubuh sebagai akibat
stresor psikososial yang melebihi kemampuan seseorang untuk
mengatasinya.
2.1.4 Stres pada eksekutif
Stres yang dialami oleh seseorang tidak saja yang bersangkutan mengeluh
secara subyektif sebagaimana diuraikan pada tahapan stres diatas. Dan, bila yang
bersangkutan tidak mengemukakan keluhan-keluhan tadi orang lain sukar untuk
mengetahuinya apakah seseorang itu sedang mengalami stres atau tidak. Namun,
manisfestasi seseorang itu sedang mengalami stres dapat dilihat dari perubahan-
14
perubahan perilaku (behavior changes) terutama pada para eksekutif. Connor
dalam Hawari (2008), mengemukakan perubahan-perubahan yang dapat terjadi
secara tiba-tiba seringkali tanpa disadari oleh eksekutif yang bersangkutan, bahwa
ia sedang mengalami stres. Perubahan –perubahan tersebut adalah :
a. Meminum minuman keras dan merokok berlebihan dari biasanya.
b. Gangguan fungsi seksual, libido dapat meningkat atau bahkan
menurun tidak seperti biasanya.
c. Kesulitan dalam mengambil keputusan yang semula mampu dan
percaya diri.
d. Bila harus mengambil keputusan, sering kali keputusan yang diambil
adalah yang paling aman buat dirinya. Keputusan dan kebijakan yang
diambil tidak konsisten (selalu berubah-ubah).
e. Gangguan dalam alam perasaan (affective) yaitu mudah tersinggung
dan mudah marah serta reaktif dalam merespons permasalahan yang
dihadapinya.
f. Terjadi perubahan secara mencolok dan tiba-tiba berat badan
bertambah atau bahkan sebaliknya menurun.
g. Terjadi perubahan pola makan yaitu tiba-tiba menjalani diet, atau
gemar berolah raga yang semula biasa-biasa saja, namun perubahan
tersebut hanya bersifat sementara.
h. Terdapat perubahan dalam etika dan moral, dari yang semula jujur dan
terbuka menjadi kurang jujur dan tertutup.
15
i. Menghindar, mengelakkan diri dan melempar atau kurang bertanggung
jawab
j. Sering kali bersikap berlebihan dalam menghadapi hal-hal yang kecil
dan sepele dan reaktif (bereaksi tidak proporsional).
2.1.5 Reaksi tubuh terhadap stres
Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa yang dimaksud dengan stres
adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental
atau beban kehidupan). Kecuali gejala-gejala tahapan stres maupun perubahan
perilaku yang telah di uraikan, maka seseorang yang mengalami stres dapat pula
dilihat ataupun dirasakan dari perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
Misalnya sebagai berikut ;
a. Rambut, warna rambut yang semula hitam pekat, lambat laun
mengalami perubahan warna menjadi kecoklat-coklatan serta kusam.
Ubanan (rambut memutih) terjadi sebelum waktunya, demikian pula
dengan kerontkan rambut
b. Mata, ketajaman mata seringkali terganggu misalnya kalau membaca
tidak jelas karena kabur. Hal ini disebabkan karena otot bola mata
mengalami kekenduran atau sebaliknya sehingga mempengaruhi fokus
lensa mata.
c. Telinga, pendengaran seringkali terganggu dengan suara berdenging
(tinitus).
16
d. Daya pikir, kemampuan berpikir dan mengingat serta konsentrasi
menurun, menjadi pelupa dan seringkali mengeluh sakit kepala atau
pusing.
e. Ekspresi wajah, wajah seseorang yang stres nampak tegang, dahi
berkerut, mimik nampak serius, tidak santai, bicara berat, sukar untuk
senyum/tertawa dan kulit muka kedutan (tic facialis).
f. Mulut, mulut dan bibir terasa kering sehingga seseorang sering minum.
Selain dari pada itu pada tenggorokan seolah-olah ada ganjalan
sehingga ia sukar menelan, hal ini disebabkan karena otot-otot lingkar
di tenggorokan mengalami Spasme (muscle cramps) sehingga serasa
“tercekik”.
g. Kulit, pada orang yang mengalami stres reaksi kulit bermacam-macam,
pada kulit dari sebahagian tubuh terasa panas atau dingin atau
berkeringat berlebihan. Reaksi lain kelembaban kulit juga berubah,
kulit menjadi lebih kering.
h. Sistem pernapasan, pernafasan seseorang yang mengalami stres dapat
terganggu misalnya nafas terasa berat dan sesak disebabkan terjadinya
penyempitan pada saluran pernafasan mulai dari hidung, tenggorokan
dan otot-otot rongga dada.
i. Sistem kardiovaskuler, sistem jantung dan pembuluh darah atau
kardiovaskuler dapat terganggu faalnya karena stres.
j. Sistem pencernaan, orang yang mengalami stres sering kali mengalami
gangguan pada sistem pencernaannya.
17
k. Sistem perkemihan, yang sering dikeluhkan adalah frekuensi untuk
buang air kecil lebih sering dari biasanya, meskipun ia bukan penderita
kencing manis (diabetes mellitus)
l. Sistem otot dan tulang, yang bersangkutan sering mengeluh otot terasa
sakit (keju) seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang.
m. Sistem endokrin, kadar gula tinggi dan bila hal ini berkepanjangan bisa
mengakibatkan penyakit kencing manis (diabetes mellitus) dan
gangguan hormonal (menstruasi pada wanita).
n. Libido, kegairahan seseorang dibidang seksual dapat terpengaruh,
seringkali mengeluh libido menurun atau sebaliknya meningkat tidak
sebagaimana biasanya.
2.1.6 Cara Mengatasi Stres
Stres tidak bisa dihindari, bisa masuk dan keluar dari kehidupan manusia
secara teratur. Stres bisa disebabkan oleh berbagai masalah seperti masalah
keluarga, masalah pekerjaan dan masalah kesehatan. Adapun cara menghilangkan
stres adalah sebagai berikut (Donald, 2008) :
1. Buat tubuh bekerja, latihan fisik bisa membebaskan tubuh dari hormon
stres. Berolahraga membuat tubuh sehat dan merupakan cara alami
melepaskan stres.
2. Cukup tidur, tidur adalah cara tubuh untuk mengembalikan cadangan
energi.
3. Mengatur pola makan dengan benar, tubuh sehat dan bahagia adalah
cara menghilangkan stres yang efektif. Suka atau tidak, stres adalah
18
reaksi tubuh terhadap segala sesuatu yang mengganggu keadaan alami,
ini berarti bahwa tubuh memiliki efek mendalam terhadap timbulnya
stres dan cara menghilangkannya.
2.2 Tugas Akhir/ Skripsi
2.2.1 Pengertian Tugas Akhir/Skripsi
Skripsi dapat diartikan sebagai karya tulis yang disusun oleh seorang
mahasiswa dengan pembimbing oleh dosen pembimbing utama dan dosen
pembimbing dua sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana
(S1), menurut Djarwanto dalam Novilia (2005), skripsi adalah sebuah karya
ilmiah yang disusun oleh seorang mahasiswa program Sarjana (program strata
satu) dari hasil penelitiannya atas dasar analisis data primer atau data sekunder.
Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan
suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang
membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan
menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku. Skripsi merupakan suatu karya tulis
ilmiah, berupa paparan tulisan hasil penelitian yang membahas suatu masalah
dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku
dalam bidang ilmu tersebut.
Menurut Darmono (2007), Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis
oleh mahasiswa program sarjana pada akhir masa studinya berdasarkan hasil
penelitian, atau kajian kepustakaan, atau pengembangan terhadap suatu masalah
yang dilakukan secara seksama.
19
2.2.2 Tujuan Skripsi
Tujuan dalam penulisan Skripsi adalah memberikan pemahaman terhadap
mahasiswa agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan
membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan
terstruktur bagi mahasiswa, skripsi merupakan suatu kewajiban yang harus segera
diselesaikan jika ingin memperoleh gelar Sarjana strata satu. tidak jarang dalam
pembuatan Skripsi, mahasiswa mengalami stres, banyak faktor yang
menyebabkan stres diantaranya adalah faktor individual. Pada faktor ini, biasanya
penyebab-penyebab stresnya berasal dari dalam diri sendiri. Banyak pula gejala –
gejala yang timbul dari faktor ini diantaranya adalah gangguan tidur atau yang
disebut dengan insomnia.
Menurut Darmono (2007), penulisan Skripsi mempunyai tujuan untuk
memberi pengalaman belajar kepada mahasiswa dalam menyelesaikan masalah
secara ilmiah, dengan cara melakukan penelitian sendiri, menganalisis dan
menarik kesimpulan serta menyusunnya menjadi bentuk karya ilmiah.
Secara umum, penelitian bertujuan untuk mengembangkan ilmu dari
berbagai pengetahuan yang telah ada, serta adanya fakta dan temuan-temuan baru
sehingga dapat disusun sebuah teori, konsep, hukum, kaidah atau metodologi baru
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ada, menurut Darmono
(2007), adapun tujuan khususnya adalah :
1. Ingin membuktikan teori-teori yang sudah ada, Seiring dengan
perjalanan waktu ada banyak penelitian dan teori-teori lama sehingga
20
ingin membuktikan apakah hasil penelitian atau teori yang telah ada
masih cukup relevan dengan keadaan saat ini.
2. Menemukan adanya teori-teori baru atau produk yang baru, tujuan ini
dilaksanakan karena adanya tuntutan perkembangan zaman atau
kebutuhan yang ada. Penemuan teori atau produk yang baru akan
memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Selain produk
atau teori, penemuan juga dapat berupa cara, teknik atau hasil ilmu
pengetahuan lainnya yang dapat dimanfaatkan manusia untuk
kehidupannya.
3. Mengembangkan hasil penelitian yang sudah ada, tujuan penelitian ini
menitikberatkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui perkembangan hasil penelitian yang sudah ada akan dapat
mengembangkan apa yang sudah diteliti.
Adapun tujuan utama penelitian adalah pengembangan dasar pengetahuan
ilmiah untuk praktek Kesehatan Masyarakat yang efektif dan efisien.
Tugas Akhir/Skripsi mempunyai kedudukan yang sama dengan mata
kuliah yang lain, tetapi berbeda bentuk, proses belajar mengajar dan cara
penilaiannya. Bobot Tugas Akhir /Skripsi ditentukan 4 SKS yang setara dengan
kegiatan akademik setiap minggu 16-20 jam selama satu semester atau setara
dengan kegiatan 400-500 jam. Tugas Akhir /Skripsi merupakan tugas akhir (final
assigment) dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan mahasiswa
dalam melakukan penelitian. Penelitian yang mendasari penulisan Tugas Akhir
21
/Skripsi ini dapat berupa penelitian dasar (basic research) atau penelitian terapan
(applied research) yang didasari oleh minat intelektual mahasiswa.
Sebagai sebuah karya ilmiah, Skripsi mempunyai peranan dalam kancah
akademis di lingkungan Perguruan Tinggi. Adapun peranan Skripsi sebagai karya
ilmiah menurut Darmono (2007) adalah:
1. Merupakan kegiatan belajar yang mengarahkan mahasiswa untuk
mengintegrasikan pengalaman belajarnya dalam menghadapi suatu
masalah secara mendalam.
2. Merupakan sarana kegiatan belajar mahasiswa untuk meningkatkan
kemampuannya dalam mengintegrasikan pengalaman dan ketrampilan
yang telah diperoleh, dan
3. Memberi peluang kepada mahasiswa untuk melatih diri dalam hal
mengemukakan dan menyelesaikan masalah secara mandiri dan ilmiah.
2.3 Mahasiswa
2.3.1 Pengertian Mahasiswa
Definisi mahasiswa diambil dari suku kata pembentuknya. Maha dan
siswa, atau pelajar yang paling tinggi levelnya. Sebagai seorang pelajar tertinggi,
tentu mahasiswa sudah terpelajar, sebab mereka tinggal menyempurnakan
pembelajarannya hingga menjadi manusia terpelajar yang paripurna.
Definisi Mahasiswa dalam Peraturan Pemerintah RI No. 30 Tahun 1990
adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di Perguruan Tinggi tertentu.
Selanjutnya menurut Sarwono dalam Rettob (2008), mahasiswa adalah setiap
22
orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di Perguruan Tinggi
dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.
Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang
memperoleh statusnya karena ikatan dengan Perguruan Tinggi. Mahasiswa juga
merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan
masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat. Pengertian
mahasiswa menurut Darmono (2007), adalah merupakan insan-insan calon sarjana
yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu
dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual.
Dari pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang
disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang
diharapkan menjadi calon-calon intelektual.
2.3.2 Peran dan Fungsi Mahasiswa
Sebagai mahasiswa berbagai macam labelpun disandang, ada beberapa
macam label yang melekat pada diri mahasiswa Darmono (2007), antara lain:
1. Direct Of Change, mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung
karena SDMnya yang banyak;
2. Agent Of Change, mahasiswa adalah agen perubahan, maksudnya
sumber daya manusia untuk melakukan perubahan;
3. Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu tidak akan pernah
habis;
23
4. Moral Force, mahasiswa itu kumpulan orang yang memiliki moral yang
baik;
5. Social Control, mahasiswa itu pengontrol kehidupan sosial, seperti
mengontrol kehidupan sosial yang dilakukan masyarakat.
Namun secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat
penting bagi mahasiswa, Darmono (2007), yaitu :
1. Peranan moral, dunia kampus merupakan dunia di mana setiap
mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang mereka inginkan.
Disinilah dituntut suatu tanggungjawab moral terhadap diri masing-
masing sebagai individu untuk dapat menjalankan kehidupan yang
bertanggungjawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam
masyarakat.
2. Peranan sosial. Selain tanggungjawab individu, mahasiswa juga
memiliki peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala
perbuatannya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga
harus membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
3. Peranan intelektual. Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut
sebagai insan intelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam
ranah kehidupan nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar
mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan
perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas yang ia miliki selama
menjalani pendidikan.
24
2.4 Kerangka Teori
Stres hebat selalu harus ditangani dengan dukungan sosial dan
psikoterapi, bersamaan dengan antistresva, terutama yang bersifat keturunan dan
yang menunjukkan gejala vital. Tujuan psikoterapi adalah merubah pikiran dan
sifat negatif dari pasien dengan pandangan yang lebih realistis mengenai dirinya
sendiri dan dunia luar. Terutama terapi perlakuan kognitif ternyata efektif, yaitu
suatu bentuk penanganan psikologis, dimana pasien di pelajari menemukan pola-
pola negatif dari cognisi dan merubahnya (Tan Hoan Tjay, 2010).
2.5 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
Kejadian Stres
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif korelasi yaitu dengan
menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu mengumpulkan data penelitian
untuk variabel, baik variabel independen maupun variabel dependen dilakukan
dalam satu waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010).
Metode deskriptif korelasi ini digunakan untuk mengetahui Hubungan
Penyusunan Tugas Akhir Dengan Kejadian Stres Pada Mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada FKM Universitas Teuku Umar Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat dan dilakukan pada tanggal 08 September sampai dengan
12 September Tahun 2014.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa/i Fakultas
Kesehatan Masyarakat semester akhir Tahun 2014 Universitas Teuku Umar
Meulaboh Aceh Barat. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 233 orang.
3.3.2 Sampel
Pengambilan jumlah sampel dalam penelitian ini mengacu pada rumusan
(Arikunto, 2002 ), yang menjelaskan bahwa apabila pengambilan sampel pada
subjek penelitian kurang dari 100, maka dapat diambil semua sehingga
26
penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi bila jumlah subjek lebih dari
100 dapat diambil 10-20% dari jumlah populasi. Berdasarkan hal tersebut maka
peneliti mengambil 15% dari keseluruhan populasi untuk dijadikan sampel yaitu :
x 233 = 47
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 47 orang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara random
sampling, pengambilan sampel secara random atau acak disebut random sampling
dan sampel yang diperoleh disebut sampel random. Teknik random ini hanya
boleh digunakan apabila setiap unit atau anggota populasi itu bersifat homogen,
(Notoatmodjo, 2010).
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lapangan melalui
penyebaran kuisioner kepada responden untuk memperoleh tanggapan, penjelasan
dari responden tentang hubungan depresi pada mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Dengan Penyusunan tugas akhir kuliah. Pada penelitian ini data
dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara/observasi.
Wawancara/observasi ini dilakukan dengan mengedarkan formulir-formulir,
diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan jawaban
(Notoatmodjo, 2010). Kuisioner disusun sendiri oleh peneliti mengacu kepada
penelitian tentang hubungan penyusunan tugas akhir dengan kejadian stres pada
27
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Dengan Penyusunan tugas akhir
kuliah.
3.4.2 Data Sekunder
Data yang diperoleh sebagai pendukung hasil penelitian, sumber data
sekunder diperoleh dari catatan, literatur, artikel dan tulisan ilmiah yang relevan
dengan topik penelitian yang dilakukan (Sarwono, 2006).
28
3.5 Definisi Operasional Variabel
N
o Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur
Skala
ukur
Variabel Independen
1 Pengetahuan
stres
Segala bentuk
pengetahuan yang
berhubungan
dengan stres pada
mahasiswa terkait
penyusunan tugas
akhir. (gejala
stres, dampak
stres dan cara
mengatasi stres).
Wawancara/
Observasi
Kuisioner 1. Baik
2. Kurang
Ordinal
2 Sikap stres
Sikap terhadap
tugas akhir yang
dialami oleh
mahasiswa.
(sensitif, emosi,
mudah
menyerah).
Wawancara/
Observasi
Kuisioner 1. Baik
2. Kurang
Ordinal
3 Tindakan
stres
Bentuk perlakuan
ataupun tindakan
yang harus
dilakukan saat
mahasiswa mulai
mengalami stres.
(sabar, lebih
tekun dan jangan
menjadikan
skripsi sebagai
beban).
Wawancara/
Observasi
Kuisioner 1. Baik
2. Kurang
Ordinal
Variabel Dependen
1 Kejadian
Stres
Kondisi ketika
individu berada
dalam situasi
yang penuh
tekanan.
(Tekanan dari
pembimbing,
biaya pembuatan
skripsi, biaya
sidang).
Wawancara/
Observasi
Kuisioner 1. Berat
2. Ringan
Ordinal
29
3.6 Aspek Pengukuran Variabel
1. Pengetahuan
1. Baik : Apabila menjawab pertanyaan dengan benar ≥ 5
2. Kurang : Apabila menjawab pertanyaan dengan benar < 5
2. Sikap
1. Baik : Apabila menjawab pertanyaan dengan benar ≥ 15
2. Kurang : Apabila menjawab pertanyaan dengan benar < 15
3. Tindakan
1. Baik : Apabila menjawab pertanyaan dengan benar ≥ 15
2. Kurang : Apabila menjawab pertanyaan dengan benar < 15
4. Kejadian Stres
1. Berat : Apabila menjawab pertanyaan dengan benar ≥ 15
2. Ringan : Apabila menjawab pertanyaan dengan benar < 15
3.7 Analisa Data Penelitian
3.7.1 Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan untuk satu variabel atau
per variabel. Analisa datanya dilakukan dengan menggunakan analisa univariate.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui gambaran terhadap variabel-variabel
independen yang diteliti, mendiagnosis asumsi statistik lanjut dan mendeteksi
nilai ekstrim dengan melihat gambaran distribusi frekuensi variabel dependen dan
independen yang akan diteliti yang digambarkan dalam bentuk tabel dan grafik
(Sarwono, 2006).
3.7.2 Analisa bivariat
30
Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkolerasi, (Notoatmodjo, 2010).
Untuk uji statistik Chi-square (X2) menggunakan komputerisasi penilaian
dilakukan sebagai berikut.
1. Apabila hasil uji tersebut di dapat p value > 0,05 berarti tidak ada
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
2. Apabila hasil uji tersebut tidak di dapat p value < 0,05 berarti ada
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Rasio odds (odds ratio) adalah perbandingan kemungkinan peristiwa
terjadi dalam satu kelompok dengan kemungkinan hal yang sama terjadi di
kelompok yang lain. Dalam kata lain odds ratio adalah ukuran besarnya efek.
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
Universitas Teuku Umar adalah Perguruan Tinggi Negeri di Kota
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, yang berdiri pada 10 November 2006, dan
diresmikan sebagai Universitas Negeri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
pada tanggal 14 Maret 2014. Pada saat ini Rektor Universitas Teuku Umar
Meulaboh adalah Bapak Prof. Dr. Jasman J. Ma’ruf, SE, MBA. Proses pendidikan
berdasarkan dari terbentuknya Fakultas Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan
melalui Lembaga Pendidikan Teuku Umar. Dimana sejak T. A. 2002/2003 telah
melalui prinsip pendirian dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional Nomor : 1318/D2/2002 tanggal 25 Juli 2002, serta
penerimaan surat keterangan Bupati Aceh Barat Nomor : 122 Tahun 2002
Tanggal 10 September 2002.
Untuk pelaksanaan kuliah perdana FKM-UTU dilaksanakan di Mess
Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien serta di Gedung SMP
Negeri 1 Meulaboh dan baru pada semester Ganjil 2007/2008 untuk saat ini
kegiatan perkuliahan telah dipusatkan dijalan Kampus Alue Peunyareng
Kecamatan Meurebo Kabupaten Aceh Barat. Secara Geografis, letak Kampus ini
sangat strategis karena terletak ditengah-tengah wilayah perbatasan antara
Kabupaten Aceh Barat dengan Kabupaten-kabupaten yang ada diwilayah Barat
32
Selatan Aceh. Fakultas Kesehatan Masyarakat memiliki 10 ruang kuliah, 1 aula, 2
ruang seminar, 2 ruang sidang, 1 ruang pustaka, 1 ruang laboratorium kesehatanan
lingkungan dan ruang akademik. Untuk menunjang mahasiswa dan para dosen
dalam beribadah Fakultas Kesehatan Mahasiswa Universitas Teuku Umar juga
menyediakan Musholla di Kampus. Saat ini nilai akreditasi Fakultas Kesehatan
Masyarakat adalah C dan dipimpin oleh seorang Dekan yang bernama Bapak
Sufyan Anwar, SKM, MARS. Jumlah Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar pada saat ini adalah sebanyak 647 orang, dimana dosen
tetap berjumlah 36 orang, serta puluhan Dosen Tidak Tetap dengan SK
perpanjangan Izin :2125/D/T/K-1/2009.
4.1.2 Hasil Analisa Univariat
4.1.2.1 Pengetahuan
Tabel 4.1 Frekuaensi pengetahuan Responden di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar
No Pengetahuan f %
1. Baik 36 76,6
2. Kurang 11 23,4
Total 47 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2014
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas diketahui mayoritas pengetahuan responden
berada pada kategori baik dengan jumlah 36 orang (76,6%).
33
4.1.2.2 Sikap
Tabel 4.2 Frekuensi sikap Responden di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar
No Sikap f %
1. Baik 35 74,5
2. Kurang 12 25,5
Total 47 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2014
Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui mayoritas sikap responden berada
pada kategori baik dengan jumlah 35 orang (74,5%).
4.1.2.3 Tindakan
Tabel 4.3 Frekuensi tindakan Responden di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar
No Tindakan f %
1. Baik 28 59,6
2. Kurang 19 40,4
Total 47 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2014
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas diketahui mayoritas tindakan responden
berada pada kategori baik dengan jumlah 28 orang (59,6%).
4.1.2.4 Kejadian Stres
Tabel 4.4 Frekuensi kejadian Stres di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar
No Kejadian Stres f %
1. Ringan 38 80,9
2. Berat 9 19,1
Total 47 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2014
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas diketahui mayoritas kejadian stres responden
berada pada kategori ringan dengan jumlah 38 orang (80,9%).
34
4.1.3 Hasil Analisa Bivariat
4.1.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Stres
Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Stres di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar
No Pengetahuan
Kejadian Stres Jumlah
Uji Statistik
Ringan Berat P
OR
f % f % f %
1. Baik 32 88,9 4 11,1 36 100
0,023 6,6 2. Kurang 6 54,5 5 45,5 11 100
Jumlah 38 9 47 Sumber : Data primer diolah tahun 2014
Dari tabel di atas dapat dilihat dari 36 orang yang berpengetahuan baik
terdapat 32 orang (88,9%) yang menanggapi kejadian stres dengan ringan dan dari
11 orang yang berpengetahuan kurang terdapat 6 orang (54,5%) yang
menanggapi kejadian stres dengan ringan.
Setelah dilakukan Uji Statistik dengan menggunakan uji Chi-Square
dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05), maka diperoleh nilai p value 0,023
yang berarti lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian stres.
Besarnya hubungan dapat dilihat dari nilai Odds Ratio (OR), yaitu 6,6 dimana
responden yang berpengetahuan baik mempunyai peluang 6,6 kali dalam
menanggapi kejadian stres dengan baik.
35
4.1.3.2 Hubungan Sikap dengan Kejadian Stres
Tabel 4.6 Hubungan Sikap dengan Kejadian Stres di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar
No Sikap
Kejadian Stres Jumlah
Uji Statistik
Ringan Berat P
OR
f % f % f %
1. Baik 31 88,6 4 11,4 35 100
0,035 5,5 2. Kurang 7 58,3 5 41,7 12 100
Jumlah 38 9 47 Sumber : Data primer diolah tahun 2014
Dari tabel di atas dapat dilihat dari 35 orang yang bersikap baik terdapat
31 orang (88,6%) yang menanggapi kejadian stres dengan ringan dan dari 12
orang yang bersikap kurang terdapat 7 orang (58,3%) yang menanggapi kejadian
stres dengan ringan.
Setelah dilakukan Uji Statistik dengan menggunakan uji Chi-Square
dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05), maka diperoleh nilai p value 0,035
yang berarti lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kejadian stres. Besarnya
hubungan dapat dilihat dari nilai Odds Ratio (OR), yaitu 5,5 dimana responden
yang bersikap baik mempunyai peluang 5,5 kali dalam menanggapi kejadian stres
dengan baik
36
4.1.3.3 Hubungan Tindakan dengan Kejadian Stres
Tabel 4.7 Hubungan Tindakan dengan Kejadian Stres di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar
No Tindakan
Kejadian Stres Jumlah
Uji Statistik
Ringan Berat P
OR
f % f % f %
1. Baik 26 92,9 2 7,1 28 100
0,21
7,5 2. Kurang 12 63,2 7 36,8 19 100
Jumlah 38 9 47 Sumber : Data primer diolah tahun 2014
Dari tabel di atas dapat dilihat dari 28 orang yang tindakan baik terdapat
26 orang (92,9%) yang menanggapi kejadian stres dengan ringan dan dari 19
orang yang tindakan kurang terdapat 12 orang (63,2%) yang menanggapi
kejadian stres dengan ringan.
Setelah dilakukan Uji Statistik dengan menggunakan uji Chi-Square
dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05), maka diperoleh nilai p value 0,21 yang
berarti lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara tindakan dengan kejadian stres. Besarnya
hubungan dapat dilihat dari nilai Odds Ratio (OR), yaitu 3,8 dimana responden
yang tindakan baik mempunyai peluang 3,8 kali dalam menanggapi kejadian stres
dengan baik.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Pengetahun dengan Kejadian Stres
Berdasarkan hasil penelitian diketahui ada hubungan pengetahuan dengan
kejadian stres pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar
Meulaboh.
37
Menurut Krohne dalam Rettob (2008), stres merupakan suatu fenomena
yang dapat mengenai semua organisme. Pada masyarakat sekarang stres
merupakan hal yang umum. Dari sudut pandangan fisiologis, stres hanya
merupakan suatu reaksi terhadap sebuah "perceived stimulus” yaitu rangsangan
yang dirasakan dan reaksi ini berkemampuan untuk mengganggu keadaan
homeostasis dari suatu organisme. Stres dapat mengganggu kondisi fisik dan
kesehatan mental. Stres merupakan suatu ketidakseimbangan yang besar antara
permintaan yang berupa fisik ataupun psikologis dengan kemampuan respon di
mana terjadinya kegagalan untuk memenuhi permintaan yang memberi
konsekuensi yang esensial.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rettob (2008), tentang
Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Stres Terhadap Stres Mahasiswa Yang
Sedang Menempuh Skripsi Di Universitas Katolik Soegijapranata diperoleh hasil
bahwa rata-rata skor seluruh jawaban responden mengenai pemilihan judul skripsi
yang terkait dengan kemampuan ide kreatif mahasiswa dalam mencari judul
adalah 177, pada bagian ini menjelaskan bahwa mahasiswa sangat sulit dalam
memilih judul skripsi terkait dengan kemampuan yang dimilikinya hal ini
terpengaruh dengan index prestasi mahasiswa yang sebagian besar yang mengisi
kuesioner ini berindex prestasi kecil dan dapat juga disebabkan oleh kurang
luasnya pengetahuan mahasiswa akan hal-hal baru yang terkait dengan pemilihan
judul skripsi.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa prilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak
38
didasari pengetahuan. Pengetahuan Mahasiswa tentang penyusunan tugas akhir
kuliah dapat mempengaruhi kejadian stres pada mahasiswa yang sedang
menyusun tugas akhir kuliah. Semakin baik pengetahuan mahasiswa tentang cara
menghindari kejadian stres, maka akan baik pula hasil dan manfaat yang diperoleh
(Notoatmodjo, 2007).
Menurut Rihartono (2012) dalam tugas akhirnya, salah satu penyebab
mahasiswa stres pada saat penyusunan tugas akhir adalah karena Menanggapi
tugas itu sebagai beban. Sebagai mahasiswa konsekuensinya adalah belajar,
kuliah, praktik, dan tugas. Jadi, kalau mahasiswa menganggapnya sebagai beban,
tentunya mereka merasa stres. Contoh konkret misalnya, ketika status seseorang
bukan mahasiswa, mahasiswa tersebut tiada konsekuensi apapun.
4.2.2 Hubungan Sikap dengan Kejadian Stres
Berdasarkan hasil penelitian diketahui ada hubungan sikap dengan
kejadian stres pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar
Meulaboh.
Perilaku mahasisiwa dalam menyusun tugas akhir sangat terkait dengan
sikap, dimana sikap merupakan reaksi atau respon dari seseorang yang masih
tertutup terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak langsung dapat
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Ahli
psikologi Thomas dalam buku Azwar (2001), memberikan batasan sikap sebagai
suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatan-perbuatan yang nyata
ataupun yang mungkin akan terjadi di dalam kegiatan sosial. Sikap sangat
berhubungan dengan pengetahuan dimana bila pengetahuan sudah baik maka
39
sikap seseorang sebagian besar telah menerima dan bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan atau tugas.
Sikap responden yang dominan baik tersebut dalam hal penyusunan tugas
akhir kuliah merupakan proses penilaian responden pada hal-hal yang berkaitan
dengan penyusunan tugas akhir kuliah. Sikap dapat dipandang sebagai
predisposisi untuk bereaksi dengan cara yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan terhadap objek, orang dan konsep apa saja. Adapun beberapa
asumsi yang mendasari pendapat tersebut, yaitu sikap berhubungan dengan
perilaku, sikap yang berkaitan erat dengan seseorang terhadap objek, dan sikap
adalah kontruksi yang berifat hipotesis, artinya konsekuensinya dapat diamati,
tetapi sikap itu tidak dapat dipahami, (Sopiah, 2008).
4.2.3 Hubungan Tindakan dengan Kejadian Stres
Berdasarkan hasil penelitian diketahui ada hubungan tindakan dengan
kejadian stres pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar
Meulaboh .
Mahasiswa merupakan individu yang berada pada masa usia
perkembangan dewasa awal, yang merupakan periode yang penuh dengan
tantangan, penghargaan dan krisis. Michael dkk (2006) dalam penelitiannya
kepada 1445 mahasiswa mendapatkan mahasiswa mengalami gejala stres sejak
awal kuliah dengan berbagai penyebab masalah, seperti masalah akademik,
kesendirian, ekonomi dan sulit untuk membangun hubungan. Masalah-masalah
yang dihadapi mahasiswa bersifat akademis dan non akademis yang dapat
menimbulkan gangguan mental emosional.
40
Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2007) dimana tindakan
merupakan mekanisme dari suatu pengamatan yang muncul dari persepsi
sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan. Setelah seseorang
mengetahui stimulus, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa
yang telah diketahui untuk dilaksanakan atau dipraktekkan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap
yang baik yang dimiliki oleh responden tidak selalu sejalan beriringan dalam
membentuk tindakan, karena pengetahuan dan sikap yang baik belum tentu dapat
menciptakan tindakan yang baik pula.
41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan penelitian, ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan kejadian stres pada penyusunan tugas akhir di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh p
value (0,023) < α = (0,05),
2. Ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kejadian stres pada
penyusunan tugas akhir di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Teuku Umar Meulaboh p value (0,035) < α = (0,05),
3. Ada hubungan yang signifikan antara tindakan dengan kejadian stres
pada penyusunan tugas akhir di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar Meulaboh p value (0,21) > α = (0,05),
5.2 Saran
1. Di harapkan pada seluruh mahasiswa yang sedang menyusun tugas
akhir kuliah agar jangan menganggap tugas akhir kuliah ini sebagai
beban, guna untuk menghindari terjadinya stres yang akhirnya dapat
menghambat penyusunan tugas akhir kuliah.
2. Sebagai bahan masukan Bagi Akademik Fakultas Kesehatan
Masyarakat, agar bisa bekerjasama dengan mahasiswa guna
meringankan beban dalam menyusun tugas akhir sehingga dapat
terhindar dari stres.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi V. Rineka Cipta. Jakarta
Azwar, 2001. Sikap Manusia teori dan pengukurannya. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta
Bupati Aceh Barat Nomor : 122 Tahun 2002 Tanggal 10 September 2002.
Darmono, 2007. Menyelesaikan Skripsi Dalam Satu Semester. Penerbit PT
Grasindo. Jakarta
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor :
1318/D2/2002 tanggal 25 Juli 2002
Donald, 2008. Management Stres. Karisma. Jakarta
Hawari, 2008. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Edisi ke II. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta
Hidayat, 1998. Stres dalam Lingkup Pekerjaan. Jurnal indon Psychiat quart TH
XXXI / No. 3
Kreitner, 2005. Perilaku Organisasi. Edisi ke V. Salemba Empat. Jakarta
Michael, 2006. Notoatmodjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta. Jakarta
, 2007. Kesehatan Masyarakat ilmu dan seni, Jakarta : Rineka
Cipta,
Novilia, 2005. Hubungan Antara Stres dalam Menyusun Skripsi Dengan
Insomnia. Skripsi. Semarang : Universitas Katolik Soegijapranata
Rettob, 2008. Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Stres Terhadap Stres
Mahasiswa Yang Sedang Menempuh Skripsi Di Universitas Katolik
Soegijapranata. Skripsi. Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Sarwono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.: Graha Ilmu.
Bandung
Sopiah, 2008. Perilaku Organisasi. C.V Andi Offset, Yogyakarta
Tan Hoan Tjay, 2010. Obat-obat Penting (Khasiat, Penggunaan dan efek-efek
Sampingnya). PT Elex Media Komputindo. Jakarta