20
PENILAIAN DAN KUNCI PENGELOLAAN LAHAN BASAH: Studi Kasus Daerah Eks PLG 1 Juta Hektar di Kalimantan B. Mulyanto, B Sumawinata, Darmawan dan Suwardi Pusat Studi Lahan Basah, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Phone 0251-629360, Fax 0251 629 358 Email: soilipb @indo.net.id

20130425 Fgdonemap Ipb Bm

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lahan basah (klasifikasi)

Citation preview

  • PENILAIAN DAN KUNCI PENGELOLAAN LAHAN BASAH:

    Studi Kasus Daerah Eks PLG 1 Juta Hektar di Kalimantan

    B. Mulyanto, B Sumawinata, Darmawan dan Suwardi Pusat Studi Lahan Basah, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680,

    Phone 0251-629360, Fax 0251 629 358 Email: soilipb @indo.net.id

  • Rasional

    - Lahan basah merupakan wilayah strategis bagi Indonesia - Berpotensi tinggi untuk berbagai usaha - Sampai saat ini sebagian lahan basah telah di huni oleh penduduk - Namun, sebagian besar masyarakat yang tinggal di lahan basah

    kesejahteraannya perlu ditingkatkan. - Kunci pemberdayaan masyarakat antara lain meningkatkan

    produktivitas lahan, - Sementara itu perkembangan lahan basah dari suatu tempat ke

    tempat lain dapat berbeda oleh karena karakteristik lahannya berbeda, dan teknik penglolaannya berbeda.

    Tujuan

    - Sehubungan dengan itu maka perlu dilakukan dikembangkan sistem penilaian lahan basah untuk menentukan kunci-kunci pengelolanya bagi pemberdayaan masyarakat yang mengandalkan kelangsungan hidupnya pada lahah basah.

    PENDAHULUAN

  • METODOLOGI Pengumpulan data

    citra satelit (landsat TM)

    Koreksi geometrik dan radiometrik

    Penentuan kunci-kunci interpretasi

    Klasifikasi dan delineasi tipologi lahan basah

    Tipologi lahan basah

    Survei lapangan

    Reinterpretasi citra

    Penentuan Kunci Pengelolaan Lahan

    Konsep Penilaian Lahan

  • respon positif

    respon negatif

    daerah berkembang (developed area)

    daerah mala-kembang (mal-developed area)

    input teknologi (reklamasi)

  • - Terbentuk karena pembentukan cekungan (cth: laguna, danau). Di dalam

    cekungan terbentuk sedimen bahan mineral atau bahan organik (gambut).

    - Karakteristik bahan mineral yang menjadi dasar sedimen organik tergantung lingkungan pengendapan dan bahan yang diendapkan (pyritic sediment dan non pyritic sediment).

    - Sebagian besar lahan basah di Indonesia merupakan membentuk kubah (dome).

    - Gambut di Indonesia umumnya terbentuk dari tumpukan bahan organik dari hutan tropika basah, berukuran kasar sampai halus.

    - Komposisi ukuran fraksi organik beragam memungkinkan porositas gambut sangat besar.

    - Bentuk kubah dan porositas yang besar ini merupakan konstruksi yang sangat rapuh.

    Karakteristik Kunci Lahan Basah Indonesia Sebagai Dasar Sistem Penilaian

  • Tipologi Lahan

    basah

    Uraian

    D1

    Lahan basah yang pada tanah yang berkembang dari sedimen yang tidak mengandung pirit (non pyritic sediment)

    D2

    Lahan basah yang berkembang pada tanah dari sedimen yang mengandung pirit, dibuka secara tradisional, dan paritnya kurang lebih tegak lurus sungai atau laut, sekitar 3-5 km dari sungai atau laut.

    D3

    Lahan basah yang berkembang pada tanah dari sedimen yang mengandung pirit, dibuka untuk lahan transmigrasi, ditanami dengan tanaman keras (pekarangan, perkebuman rakyat)

    D4

    Lahan basah yang berkembang pada tanah dari sedimen yang mengandung pirit, yang dibuka oleh untuk perkebunan (estate) atau hutan tanaman.

    MD1

    Lahan yang berada pada tanah dari sedimen yang tidak mengandung pirit, yang tidak berkembang oleh karena masalah lain, termasuk masalah yang disebabkan oleh air masam yang ditimbulkan oleh daerah lain

    MD2

    Lahan yang tidak berkembang oleh karena lahan pada tanah dari sedimen berpirit (pyritic sediment), dan input teknologi menyebabkan produksi asam dan sampai sekarang ancaman asam ini belum selesai. Daerah semacam ini umumnya ditumbuhi oleh purun kudung dan bersuksesi menjadi gelam

    MD3

    Lahan yang dikembangkan di atas tanah yang berkembang dari sedimen berpirit, berproduksi sangat terbatas, oleh karena produksi hanya keluar dari pekarangan. Lahan usahanya tidak digarap oleh karena problem asam masih ada.

    MD4

    Lahan yang dibuka, telah didrainase namun tidak dikerjakan lebih lanjut

    UD

    Lahan yang tidak menerima input teknologi

    Batasan masing-masing tipologi lahan basah

  • Informasi dasar yang digunakan sebagai dasar klasifikasi dan deliniasi adalah : -Data spasial (citra landsat TM ) -Data penggunaan lahan -Data Iklim -Data tanah -Data Kependudukan -dsb

    INFORMASI DASAR

  • Teknik Interpretasi

    (1) Citra komposit band 5, 4, dan 2 dari citra landsat TM (Juli 2000)

    diinterpretasi secara visual dengan menggunakan software ArcView

    GIS 3.2,

    (2) Identifikasi setiap ciri pola yang tampak pada layar monitor dengan

    teknik zoom in untuk memperjelas kenampakan dan sekaligus

    identifikasi kombinasi dari kisaran spektral (warna),

    (3) Penarikan batas setiap tipologi lahan yang dijumpai berdasarkan

    kesamaan kenampakan ciri pola dan kombinasi kisaran warna dengan

    cara digitasi on-screen.

  • Jenis Penggunaan Lahan

    Ciri Pola

    Kota / konsentrasi pemukiman

    - terletak di tepi sungai/parit besar konfigurasi saling potong jalan dan saluran

    Daerah Pertanian Tradisional

    - - terletak sepanjang sungai/parit besar - - terdapat parit-parit kecil agak berkelok dengan panjang 3-5 km dan relatif tegak lurus sungai - - jarak antar parit kecil 500 m - - petak-petak tidak teratur dan berukuran kecil

    Daerah Transmigrasi

    - -terdapat parit utama berukuran lebar (di Kalimantan parit-parit utama ini membentuk konfigurasi garpu dan di ujung parit terdapat bak air - - jarak antar parit utama lebar - - petak-petak teratur dan berukuran relatif besar

    Perkebunan

    - - terdapat parit utama relatif lebar - - jarak antar parit utama lebar - - petak-petak berukuran sangat lebar

    Hutan

    - tidak terdapat parit-parit maupun petak-petak

    Ciri Pola Beberapa Penggunaan Lahan

  • Jenis Penutupan Lahan

    Kisaran Warna*)

    Palet

    RGB tipikal

    perumahan, perkantoran, pertokoan, pasar, lahan terbuka kering

    Violet

    255

    102

    204

    Maroon

    153

    51

    102

    Red

    255

    0

    0

    Pink

    255

    124

    128

    padi, purun, rumput

    Green

    51

    204

    51

    Chartreuse

    204

    253

    53

    Yellow

    255

    255

    0

    kebun campuran dan pekarangan (rambutan, kelapa, tanaman sayuran dll), tanaman

    perkebunan (karet, kelapa, kelapa sawit, akasia dll), gelam, tanaman hutan, padi, purun, rumput

    Dark green

    0

    102

    0

    Green

    51

    204

    51

    Gelam

    Gold

    255

    215

    0

    Green

    51

    204

    51

    kelakai, semak lain

    Aquamarine

    127

    255

    212

    Cyan

    0

    255

    255

    Turquoise

    64

    224

    208

    perairan (sungai, kolam) lahan terbuka basah bervegetasi jarang

    Dark blue

    0

    0

    128

    Blue

    0

    0

    153

    Karakteristik Spektral Landsat TM (Band 5, 4, dan 2) dari Berbagai Penutupan Lahan Bulan Juli 2000

  • Tipologi Lahan Basah

    Kunci Interpretasi

    Simbol

    Uraian

    Ciri Pola

    Kombinasi Warna

    Sampel

    D1

    Lahan basah yang berkembang pada sedimen yang tidak mengandung pirit (non pyritic sediment)

    - terdapat parit-parit kecil - petak-petak agak teratur dan agak lebar

    chartreuse green dark green gold blue violet

    D2

    Lahan basah yang berkembang pada tanah yang mengandung pirit, dibuka secara tradisional dan paritnya kurang lebih tegak lurus sungai atau laut, sekitar 3-5 km dari sungai atau laut

    - terletak sepanjang sungai/parit besar - terdapat parit-parit kecil agak berkelok dengan panjang 3-5 km relatif tegak lurus sungai, jarak antar parit 500 m - petak-petak tidak teratur, ukuran kecil

    chartreuse green dark green blue violet pink dark blue

    turquoise

    Kunci Interpretasi

  • Tipologi Lahan Basah

    Kunci Interpretasi

    Simbol

    Uraian

    Ciri Pola

    Kombinasi Warna

    Sampel

    D3

    Lahan basah yang berkembang pada tanah dari sedimen yang mengandung pirit, dibuka untuk lahan transmigrasi, ditanami dengan tanaman keras (pekarangan, perkebuman rakyat)

    -terdapat parit utama berukuran lebar - jarak antar parit utama lebar - petak-petak teratur dan berukuran relatif besar

    green

    chartreuse

    dark green

    violet

    pink

    D4

    Lahan basah yang berkembang pada tanah dari sedimen yang mengandung pirit, yang dibuka oleh untuk perkebunan (estate) atau hutan tanaman.

    - terdapat parit utama berukuran lebar - jarak antar parit utama lebar - petak-petak berukuran sangat lebar

    dark green

    maroon

  • Tipologi Lahan Basah

    Kunci Interpretasi

    Simbol

    Uraian

    Ciri Pola

    Kombinasi Warna

    Sampel

    MD1

    Lahan yang berada pada tanah dari sedimen yang tidak mengandung pirit, yang tidak berkembang oleh karena masalah lain, termasuk masalah yang disebabkan oleh air masam yang ditimbulkan oleh daerah lain

    - terdapat parit utama berukuran lebar - jarak antar parit utama lebar - petak-petak teratur dan berukuran relatif besar

    brown chartreuse

    gold

    green

    MD2

    Lahan yang berada pada tanah dari sedimen yang tidak mengandung pirit, yang tidak berkembang oleh karena masalah lain, termasuk masalah yang disebabkan oleh air masam yang ditimbulkan oleh daerah lain

    - terdapat parit utama berukuran lebar - jarak antar parit utama lebar - petak-petak teratur dan berukuran relatif besar

    violet

    chartreuse

    green dark green

    gold

    red

  • Tipologi Lahan Basah

    Kunci Interpretasi

    Simbol

    Uraian

    Ciri Pola

    Kombinasi Warna

    Sampel

    MD3

    Lahan yang dikembangkan di atas tanah yang berkembang dari sedimen berpirit, berproduksi sangat terbatas, oleh karena produksi hanya keluar dari pekarangan. Lahan usahanya tidak digarap oleh karena problem asam masih ada.

    - terdapat parit utama berukuran lebar - jarak antar parit utama lebar - petak-petak teratur dan berukuran relatif besar

    violet maroon green dark green

    gold dark blue

    MD4

    Lahan yang dibuka, telah didrainase namun tidak dikerjakan lebih lanjut

    - terdapat parit utama berukuran lebar dan sangat panjang - jarak antar parit utama lebar

    dark green turquoise green blue Violet

  • Tipologi Lahan Basah

    Kunci Interpretasi

    Simbol

    Uraian

    Ciri Pola

    Kombinasi Warna

    Sampel

    UD

    Lahan yang tidak menerima input teknologi

    -tidak terdapat parit-parit maupun petak-petak

    dark green

    green

  • Klasifikasi Tipologi Lahan

    Basah

    Daerah Kalimantan

    Selatan dan Kalimantan

    Tengah

  • Tipologi Lahan basah

    Uraian

    Kunci Pengelolaan

    D1

    Lahan basah yang pada tanah yang berkembang dari sedimen yang tidak mengandung pirit (non pyritic sediment)

    Mempertahankan lahan agar tidak tercemari air asam dari daerah lain

    D2

    Lahan basah yang berkembang pada tanah dari sedimen yang mengandung pirit, dibuka secara tradisional, dan paritnya kurang lebih tegak lurus sungai atau laut, sekitar 3-5 km dari sungai atau laut.

    Mempertahankan sumber air tawar dari hutan yang ada di daerah di atasnya.

    D3

    Lahan basah yang berkembang pada tanah dari sedimen yang mengandung pirit, dibuka untuk lahan transmigrasi, ditanami dengan tanaman keras (pekarangan, perkebunan rakyat)

    Perbaikan lahan dan teknologi budidaya pertanian serta menjaga air tidak makin masam.

    Kunci Pengelolaan Lahan Basah

  • Tipologi Lahan basah

    Uraian

    Kunci Pengelolaan

    D4

    Lahan basah yang berkembang pada tanah dari sedimen yang mengandung pirit, yang dibuka oleh untuk perkebunan (estate) atau hutan tanaman.

    Mempertahankan sistem yang telah mapan dan menjaga hutan sebagai sumber air tawar.

    MD1

    Lahan yang berada pada tanah dari sedimen yang tidak mengandung pirit, yang tidak berkembang oleh karena masalah lain, termasuk masalah yang disebabkan oleh air masam yang ditimbulkan oleh daerah lain

    Mencegah air masam masuk ke wilayah lahan tersebut.

    MD2

    Lahan yang tidak berkembang oleh karena lahan pada tanah dari sedimen berpirit (pyritic sediment), dan input teknologi menyebabkan produksi asam dan sampai sekarang ancaman asam ini belum selesai. Daerah semacam ini umumnya ditumbuhi oleh purun kudung dan bersuksesi menjadi gelam

    Dibiarkan agar bersuksesi menjadi hutan kembali.

  • Tipologi Lahan basah

    Uraian

    Kunci Pengelolaan

    MD3

    Lahan yang dikembangkan di atas tanah yang berkembang dari sedimen berpirit, berproduksi sangat terbatas, oleh karena produksi hanya keluar dari pekarangan. Lahan usahanya tidak digarap oleh karena problem asam masih ada.

    Lahan usaha dibiarkan agar bersuksesi menjadi hutan kembali.

    MD4

    Lahan yang dibuka, telah didrainase namun tidak dikerjakan lebih lanjut

    Permukaan air dinaikkan dengan mengatur pintu-pintu air saluran drainase.

    UD

    Lahan yang tidak menerima input teknologi

    Tetap dipertahankan sebagai hutan atau dibuka setelah melalui studi yang memadai.

  • KESIMPULAN

    Konsep penilaian lahan basah disusun berdasarkan pada respond lahan terhadap input teknologi yang diberikan. Penilaian ini memisahkan lahan basah menjadi Tidak dikembangkan (UD), Berkembang (D) dan Tidak Berkembang (MD). Kelas D dan MD masing masing mempunyai 4 sub-kelas (nomor tidak menunjukkan gradasi, oleh karena masing-masing sub-kelas mempunyai keunikan sendiri)

    Kunci interpretasi citra landsat disusun untuk dapat mengkelaskan dan mendelineasi lahan basah kedalam kelas dan sub-kelas yang mungkin dijumpai. Parameter kunci interpretasi tsb terdiri dari pola dan warna spektra

    Di lahan bekas PLG 1 juta hektar dan sekitarnya dijumpai Kelas lahan yang berkembang (D) dan tidak berkembang (MD), dan di masin-masing kelas lahan terdapat sub-kelas (D1, D2, D3, D4, MD1, MD2, MD3 dan MD4).

    Bedasarkan ujicoba di PLG konsep penilaian ini mempunyai workability cukup baik