2012-1-00539-mtif 2

  • Upload
    nurul

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    1/28

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 

    Struktur Aljabar

    2.1.1 Definisi Struktur Aljabar

    Menurut Dr. Kusno Kromodihardjo (1988), yang dimaksud dengan suatu

    struktur aljabar yaitu suatu himpunan tak hampa yang dilengkapi dengan suatu

    komposisi biner atau lebih. Misalkan S adalah suatu himpunan yang dilengkapi

    dengan dua komposisi biner + dan *, maka S menjadi satu struktur aljabar dan diberi

    notasi (S, +, *).

    2.1.2  Tabel Cayley 

    Dibutuhkan suatu alat yang konkret untuk mendefinisikan komposisi biner

    dalam suatu himpunan khususnya himpunan terhingga yaitu Tabel Cayley. Dengan

    tabel Cayley, komposisi biner dapat didefinisikan secara analitik (deskriptif) atau

    secara geometrik. Tabel Cayley  adalah daftar yang dirancang oleh Arthur Cayley

     pada abad ke-19.

    Tabel 2.1 Tabel Cayley untuk Operasi Penjumlahan Modulo 4

    4+   0 1 2

    0 0 1 2

    1 1 2 0

    2 2 0 1

     

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    2/28

    Dari tabel Cayley di atas, elemen yang dioperasikan adalah elemen di kolom

    abu-abu kiri 0 1 2 dengan operasi 4+  elemen di baris abu-abu atas 0 1 2. Kolom

     putih dan baris putih merupakan hasil biner antara masing-masing elemen pada

    himpunan. Terlihat bahwa ,000 4   =+ ,110 4   =+ ,220 4   =+ ,101 4   =+   ,211 4   =+  

    021 4   =+ dan seterusnya.

    Dalam sistem aljabar perlu diperhatikan bahwa operasi 4+   di atas belum

    tentu berarti operasi penjumlahan yang lazim digunakan dalam aritmatika, namun

    dapat berarti pengurangan, perkalian, atau lainnya sesuai dengan definisi yang

    diberikan pengguna.

    Tabel Cayley banyak digunakan dalam sistem aljabar karena penyusunannya

    dapat menggambarkan sifat-sifat grup. Sebagai contoh, operasi penjumlahan modulo

    4 dari himpunan  A = {0,1,2} merupakan grup abelian (komutatif) dengan melihat

    hasil bahwa hasil produk operasi pada Tabel 2.1 saling simetris terhadap sumbu

    diagonal utama tabel.

    2.1.3  Sifat-Sifat Operasi Aljabar

    Menurut Connell (2004), operasi biner pada sistem aljabar memiliki sifat-

    sifat yang digunakan untuk mengklasifikasikan sistem tersebut.

    A.  Operasi Biner (tertutup)

    Misalkan ,..}8,6,4,2{= A yaitu bilangan asli genap dan dipandang operasi +,

    yaitu operasi penjumlahan, maka operasi + merupakan operasi biner pada  A 

    karena jumlah dua bilangan asli genap selalu merupakan bilangan asli genap

    dalam A.

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    3/28

    ),(  Aba   ∈∀  a+b  A∈      + tertutup

    B.  Operasi Asosiatif

    Operasi biner * pada suatu himpunan  A  bersifat asosiatif jika dan hanya jika

    untuk setiap  Acba   ∈,,  berlaku (a*b)*c = a*(b*c).

    ),,(  Acba   ∈∀ (a*b)*c = a*(b*c)   * asosiatif  

    C.  Komutatif

    Operasi biner * pada suatu himpunan  A bersifat komutatif jika dan hanya jika

    untuk setiap a,b∈ A berlaku sifat a*b = b*a.

    ),(  Aba   ∈∀  a*b = b*a   * komutatif

    D.  Memiliki Elemen Identitas (Unsur Kesatuan)

    Unsur kesatuan atau elemen identitas adalah suatu elemen yang jika

    dioperasikan terhadap sembarang elemen tunggal dari sebuah himpunan akan

    menghasilkan elemen itu sendiri.

    Pada operasi biner *, suatu elemen e1∈ A  disebut identitas (unkes) kiri jika

    untuk semua elemen a∈ A berlaku e1*a = a. Sedangkan suatu elemen e2∈ A 

    disebut identitas (unkes) kanan jika untuk semua elemen a∈ A berlaku a*e2 = a.

    Jika suatu elemen e∈ A merupakan identitas kiri dan sekaligus identitas kanan,

    maka e disebut elemen identitas. Dalam simbol matematika:

    e1∈ A adalah identitas kiri   )(  Aa∈∀  e1*a = a

    e2∈ A adalah identitas kanan   )(  Aa∈∀  a*e2 = a 

    )(  Aa∈∀  e*a = a*e = a  * memiliki elemen identitas 

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    4/28

    10 

    E.  Memiliki Invers

    Invers suatu elemen adalah elemen yang jika dioperasikan terhadap elemen

     pertama akan menghasilkan elemen identitas.

    Pada operasi biner *, suatu elemen e1∈ A disebut invers kiri a jika untuk semua

    elemen a∈ A berlaku e1*a = e. Sedangkan suatu elemen e2∈ A  disebut invers

    kanan a jika untuk semua elemen a∈ A berlaku a* e2 = e 

    Jika ada suatu anggota himpunan A yang merupakan invers kiri sekaligus invers

    kanan elemen  a, maka anggota tersebut disebut invers a  (simbol a-1

    ). Dalam

    simbol matematika:

    a-1∈ A adalah invers kiri   )(  Aa∈∀  a-1*a = e

    a-1∈ A adalah invers kanan   )(  Aa∈∀  a*a-1 = e 

    )(  Aa∈∀  a-1*a = a* a-1 = e  * memiliki invers dari a

    2.1.4  Klasifikasi Struktur Aljabar Umum

    Struktur suatu sistem aljabar dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa

    kategori berdasarkan sifat-sifat pada setiap operasi sebagai berikut.

    A.  Grupoid

    Misalkan (A,*) adalah suatu struktur aljabar dan akan disebut grupoid jika

    operasi * merupakan operasi biner (tertutup).

    B.  Semigrup

    Misalkan (A,*) adalah suatu struktur aljabar. (A,*) disebut semigrup jika

    memenuhi kondisi-kondisi:

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    5/28

    11 

    1. (A,*) merupakan operasi biner (tertutup)

    2. (A,*) merupakan operasi asosiatif

    C.  Monoid

    Misalkan (A,*) adalah suatu struktur aljabar. (A,*) disebut monoid jika

    memenuhi kondisi-kondisi:

    1. (A,*) merupakan semigrup

    2. (A,*) memiliki elemen identitas

    D.  Grup

    Misal (A,*) adalah suatu struktur aljabar. (A,*) disebut grup bila memenuhi

    kondisi-kondisi:

    1. (A,*) merupakan monoid

    2. Setiap elemen dalam A memiliki invers

    2.1.5  Bentuk-Bentuk Grup Khusus

    Kategori-kategori seperti yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan

    klasifikasi struktur aljabar secara umum. Kategori-kategori ini dapat dikelompokkan

    lagi ke dalam kategori-kategori khusus berdasarkan sifat yang lebih spesifik.

    Untuk grup sendiri terdapat beberapa jenis grup khusus yang dapat dilihat

    dengan menganalisis sifat-sifat tambahan pada sistem aljabarnya. Bentuk-bentuk

    khusus ini adalah sebagai berikut.

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    6/28

    12 

    A.  Grup Komutatif (Abelian)

    Misalkan (A,*) adalah suatu grup G, maka G disebut grup komutatif atau

    Abelian, jika Gba   ∈∀ ,  berlaku baab = atau dapat dikatakan memenuhi kondisi-

    kondisi:

    1. (A,*) merupakan grup

    2. (A,*) bersifat komutatif

    Contoh:

    Himpunan A = {0, 1, 2,3} dengan operasi penjumlahan modulo 4.

    Tabel 2.2 Operasi Penjumlahan Modulo 4

    4+   0 1 2 3

    0 0 1 2 3

    1 1 2 3 0

    2 2 3 0 1

    3 3 0 1 2

     

    Dengan pembuktian sifat akan didapatkan bahwa (A, 4+ ) memenuhi sifat-sifat

    grup abelian karena matriks pada tabel Cayley merupakan matrik yang simetris

    terhadap diagonal utama.

    B.  Grup Siklik

    Suatu grup G disebut siklik jika untuk sejumlah a∈G sedemikian hingga setiap

    elemen  x∈G  dapat dinyatakan sebagai hasil operasi a dengan dirinya sendiri

    sebanyak n kali (n berhingga). Elemen a yang bersifat seperti itu disebut sebagai

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    7/28

    13 

    generator. Jika G grup siklik dibangun oleh a, maka ditulis G=(a), elemen-

    elemen tersebut dapat ditulis sebagai ,...,,,, 21012 aaeaaa   =−−  

    Contoh:

    Himpunan A = {0, 1, 2} dengan operasi penjumlahan modulo 3.

    Tabel 2.3 Operasi Penjumlahan Modulo 3

    3+   0 1 2

    0 0 1 2

    1 1 2 0

    2 2 0 1

     

    Dengan pembuktian sifat akan didapatkan bahwa (A, 3+ ) memenuhi sifat-sifat

    grup siklik, yakni:

    1.  (A, 3+ ) bersifat biner (tertutup)

    2. 

    (A, 3+ ) bersifat asosiatif

    3.  (A, 3+ ) memiliki elemen identitas e = 0

    4.  Setiap elemen dalam A memiliki invers (0-1 = 0, 1-1 = 2, 2-1 = 1)

    Elemen 1 dan 2 pada himpunan A adalah generator untuk grup siklik.

    0 = 1 3+ 1 3+ 1 n = 3 0 = 2 3+ 2 3+ 2 n = 3

    1 = 1 3+ 1 3+ 1 3+ 1 n = 4 1 = 2 3+ 2 n = 2

    2  = 1 3+

    1 n = 2 2 = 2 3+

    2 3+

    2 3+

    2 n = 4

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    8/28

    14 

    C.  Grup Periodik dan Aperiodik

    Definisi C.1

    (i)  Tingkat a = minimum },|{ ea N aa  x =∈  jika himpunan 0≠  

    (ii)  Tingkat 0=a  (tak hingga) jika himpunan = 0

    Tingkat suatu unsur dari suatu grup adalah bilangan asli terkecil yang bila

    dipangkatkan kepada unsur tersebut menghasilkan unsur kesatuan bila bilangan

    itu ada seperti dijelaskan pada pterhinggernyataan (i). Pernyataan (ii)

    menunjukkan bila tidak ada satu bilangan asli pun yang dipangkatkan pada suatu

    unsur a menghasilkan unsur kesatuan maka dikatakan tingkat a tak hingga.

    Tingkat (atau ordo) dari a diberi notasi ).(at  Bila ada suatu bilangan asli

    ,ean n =∋  dapat dikatakan tingkat dari a atau tingkat a terhingga. Bila tidak

    demikian maka dikatakan tingkat a tak hingga. (Kusno, 1988)

    Definisi C.2 (Aperiodik, Periodik, Campuran)

    Suatu grup G dinamakan periodik atau berkala jika tingkat setiap unsurnya

    terhingga dan dinamakan aperiodik jika setiap unsurnya selain unsur kesatuan

    mempunyai tingkat tak hingga. Akan dinamakan campuran jika sedikitnya

    mempunyai satu unsur dengan tingkat tak hingga dan satu unsur e≠  dengan

    tingkat terhingga.

    Akibat definisi di atas, terbentuk 2 pernyataan

    (i) 

    Setiap grup terhingga adalah periodik

    (ii)  Jika suatu grup aperiodik atau campuran maka grup tersebut tak hingga

    Berhadapan dengan itu, grup tak hingga tidak mesti aperiodik. Bisa saja

    aperiodik, bisa campuran, dan bisa pula periodik. Jadi tak hingga hanya

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    9/28

    15 

    merupakan syarat perlu agar suatu grup aperiodik atau campuran. Istilah

    aperiodik tidak berarti tidak periodik, bukan ingkaran dari periodik. Tidak

     periodik berarti bisa aperiodik tetapi bisa pula campuran. Sebaliknya, tidak

    aperiodik tidak mesti periodik, bisa periodik dan bisa pula campuran. Oleh

    karenanya istilah aperiodik tidak dapat diganti dengan tak berkala. (Kusno, 1988)

    Contoh:

    Pandangan grup ),( S  R  + yaitu grup dari semua bilangan nyata terhadap

     penambahan sehari-hari. Unsur kesatuannya 0 dan notasi operasinya +.

    Disini notasin

    a  artinya: aaaa   +++ .... sebanyak n-suku. Jelas bahwa

     R x∈∀ dengan ,0)(,0   =≠  xt  X  sedangkan 1)0(   =t  karena 0 unsur kesatuannya.

    D. Subgrup Normal

    Definisi D.1 (Koset)

    Di dalam suatu grup G terdapat subgrup H untuk Gba   ∈, , dikatakan bahwa a 

    kongruen dengan b modulo H dan ditulis ba  ≡ mod H, bila dan hanya bila

    ∈−1ab H.  Relasi ba  ≡ mod H adalah suatu relasi ekuivalen pada G. Kelas

    ekuivalen yang memuat a dapat ditulis sebagai bentuk },{  H hah Ha   ∈= disebut

    koset kanan terhadap subgrup H. Sedangkan },{  H hah Ha   ∈= disebut koset kiri

    terhadap subgrup H. Unsur a disebut generator dari koset tersebut. Dengan

    demikian, di dalam grup G untuk setiap subgrup H dari G terdapat himpunan

    koset kanan }|{ Ga HaK    ∈= dan himpunan koset kiri }.|{ GaaH  L   ∈=  

    Catatan : (i) Banyak koset kanan dan koset kiri di grup G terhadap suatu

    subgrup H selalu sama dinamakan indeks subgrup H di G yang

    dinotasikan dengan [G:H]

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    10/28

    16 

    (ii) Himpunan koset kanan (kiri) membentuk partisi di G, yaitu

    untuk setiap Gba   ∈,  berlaku  Hb Ha = atau Ø=∩ Hb Ha untuk

    .G HaGa

    =∈

    U  

    Definisi D.2 (Subgrup)

    Himpunan bagian dari suatu grup yang merupakan grup terhadap operasi yang

    sama, yaitu operasi yang ada dalam grup tersebut dinamakan subgrup. Berikut

    adalah beberapa teorema mengenai subgrup.

    Teorema D.1 : Misalkan G adalah sebuah grup dan S suatu himpunan bagian

    dari G. S dinamakan suatu subgrup dari G jika S merupakan

    suatu grup terhadap operasi yang ada dalam G.

    Teorema D.2 : G sebuah grup dan S suatu himpunan bagian dari G yang tak

    kosong, maka S merupakan suatu grup dari G jika dan hanya

     jika (i)  x dan S  y∈  

    (ii) S  xS  x   ∈→∈  −1

     

    Teorema D.3 : G suatu grup dan GS  ⊆ dengan .0≠S  S suatu subgrup dari G

     jika dan hanya jika S  y x   ∈∀ ,  berlaku .1 S  xy   ∈−  

    Dari ketiga teorema di atas, jika S adalah subgrup dari G maka dapat dinotasikan

    .G H  ≤ Jika  H   adalah  proper subgrup dari G, yaitu ,G H  ≠  maka dituliskan

    .G H  <  

    Definisi D.3 (Subgrup Normal)

    Misalkan H adalah suatu subgrup dari grup G, subgrup H dikatakan subgrup

    normal dari G bila  HggH  = untuk semua Gg∈  maka dapat dibuktikan bahwa

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    11/28

    17 

    setiap koset kiri dari H dalam G sama dengan koset kanan dari H dalam G.

    Berikut adalah teorema yang berlaku pada subgrup normal.

    (i)  Subgrup H adalah normal di grup G

    (ii)  Untuk semua ,Gg∈  H  Hgg   ⊂−1  

    (iii) Untuk semua ,Gg∈  H  Hgg   =−1  

    Contoh:

    Misalkan { }6,5,4,3,2,1=G adalah suatu grup dan { }6,1= H  adalah merupakan

    subgrup dari G dengan operasi .7× Berikut tabel Cayley dari kedua himpunan.

    Tabel 2.4 Operasi Perkalian Modulo 7 

    Tabel 2.5 Operasi Penjumlahan Modulo 7

    7×   1 2 3 4 5 6

    1 1 2 3 4 5 6

    2 2 4 6 1 3 5

    3 3 6 2 5 1 4

    4 4 1 5 2 6 3

    5 5 3 1 6 4 2

    6 6 5 4 3 2 1

    7×   1 2

    1 1 2

    2 2 1

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    12/28

    18 

    Invers dari G

    Terbukti bahwa H subgrup dari G atau dapat dinotasikan dengan .G H  <  

    Pembuktian selanjutnya:

    Terbukti bahwa H subgrup normal dari G sesuai dengan teorema di atas.

    Dinotasikan dengan .G H  <  

    E. Grup Faktor (Grup Kuosien)

    Definisi E.1 (Lagrange)

    Bila G adalah suatu grup terhingga dan H subgrup dari G, maka [ ] H G H G :/   =  

    yaitu order dari subgrup H membagi order dari G.

    Bukti:

    Misalkan n adalah order dari G dan k adalah order dari H. Maka setiap koset

    kanan dari H dalam G mempunyai order sebanyak k juga. Misal r adalah banyak

    koset kanan yang berlainan dari H dalam G. Koset kanan dari H dalam G

    membentuk partisi dari G, sehingga G dapat ditulis sebagai gabungan dari koset-

    koset yang lepas (disjoint) yaitu ....321  H a H a H a H aG r ∪∪∪∪=  

     H  H  H  H 

     H  H 

     H  H 

     H  H 

     H  H 

    771

    77

    77

    1

    77

    771

    77

    771

    77

    771

    77

    771

    77

    66663555

    2444

    5333

    4222

    1111

    ××=××

    ××=××

    ××=××

    ××=××

    ××=××

    ××=××

     H  H 

     H 

     H 

     H 

     H 

    =

    =

    =

    =

    =

    =

    6635

    24

    53

    42

    11

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    ==

    =

    =

    =

    =

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    13/28

    19 

    Oleh karena koset kanan merupakan partisi dari G maka

    ||...|||| 21  H a H a H aG r +++=  

    Diperoleh kr n = sehingga k membagi n. 

    Definisi E.2 (Grup Faktor)

    Misalkan N adalah subgrup normal dari grup G, maka himpunan semua koset

    kanan dari N dalam G (dinotasikan dengan )/ N G terhadap operasi perkalian

    himpunan merupakan suatu grup dan  N G / disebut grup faktor.

    },|{/ GaaN  N G   ∈= didefinisikan operasi pada ,/ N G abbN aN    =. dengan

    unsur aN disebut koset-koset dari N. (Fraleigh, 1997)

    Teorema : Himpunan  N G / adalah grup dan disebut grup faktor di bawah

    operasi perkalian.

    Operasi perkaliannya didefinisikan  N abbN a ..   =  

    Bukti :

    -  Menurut definisi operasi, pada  N G / tertutup di bawah operasi perkalian

    asosiatif )..())(())((.)()..( cN bN aN  N bcaN  N cabcN  N abcN bN aN    ====  

    -  Unsur identitas adalah koset  N sebab aN  N aeaNeN  N aN    === )(. dan

    .)(. aN  N ea N eN aN  N    ====  

    -  Invers dari aN adalah  N a 1− sebab  N eN  N aa N aaN    ===   −− )(. 11  

    Terbukti bahwa  N G / adalah grup.

    kr k k k 

     H  H  H 

    =+++=

    +++=

    ...

    ...

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    14/28

    20 

    Contoh:

    Misalkan }6,5,4,3,2,1{=G adalah suatu grup dan   { }6,1= H  adalah merupakan

    subgrup dari G, dengan operasi .7×   (Contoh soal ini sama seperti contoh soal

     pada subgrup normal. Digunakan tabel Cayley yang sama)

    Koset kiri = koset kanan

    Sehingga tampak seperti tabel berikut.

    Tabel 2.6 Operasi Perkalian

    Maka terbentuk grup

    factor atau kuosien dengan yang bersifat tertutup, asosiatif, memiliki unkes

    1 7× H, dan memiliki invers

    * 1 7× H 2 7× H 3 7× H

    1 7× H 1 7× H 2 7× H 3 7× H

    2 7× H 2 7× H 3 7× H 1 7× H

    3 7× H 3 7× H 1 7× H 2 7× H

    }4,3{}6,1{33

    }5,2{}6,1{22

    }6,1{}6,1{11

    777

    777

    777

    =×=××

    =×=××

    =×=××

     H 

     H 

     H 

    )3()2()1( 777  H  H  H G   ×∪×∪×=

    }6,1{}6,1{44)2(*)2( 777777   ××=××=××  H  H  H  H 

     H 7777 3}6,1{3}3,4{}6,1{4}1,6,6,1{4   ×=×==×=×=

     H  H  H  H  H 

     H  H  H  H  H 

    777777

    77777

    2}6,1{22)3(*)3(

    }1,6{}6,1{66)3(*)2(

    ×=×=××=××

    ==×=××=××

     H  H 

     H  H 

     H  H 

    71

    7

    71

    7

    71

    7

    2)3(

    3)2(

    1)1(

    ×=×

    ×=×

    ×=×

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    15/28

    21 

    F. Homomorfisma Grup

    Homomorfisma grup merupakan suatu pemetaan pada grup yang memenuhi

    sifat-sifat tertentu. Berikut akan dibahas homomorfisma grup beserta sifat-

    sifatnya.

    Definisi F.1 (Homomorfisma)

    Diketahui (G,*) dan ),'(   •G merupakan grup. Pemetaan ': GG →  disebut

    homomorfisma jika dan hanya jika untuk setiap Gba   ∈,  berlaku

    ).()()*( baba   ϕ ϕ ϕ    •=  

    Definisi F.2

    -  Suatu homomorfisma yang injektif disebut monomorfisma

    -  Suatu homomorfisma yang surjektif disebut epimorfisma

    -  Suatu homomorfisma yang bijektif disebut isomorfisma

    Definisi F.3

    Suatu homorfisma dari suatu grup ke dalam dirinya sendiri dinamakan suatu

    endomorfisma dan suatu endomorfisma yang dibjektif dinamakan automorfisma.

    Contoh:

    Ambil grup ),(1 s x RG  += yaitu grup multiplikatif dari himpunan semua bilangan

    nyata positif dan grup ),(2 s x RG  += yaitu grup aditif dari himpunan semua

     bilangan nyata.

    Bangun pemetaan 21: GG   → ρ   sebagai berikut:  x x log)(   = ρ   

    maka   +=∈∀  RG y x 1, akan berlaku

    ).()(loglog)log()(  y x y x xy xy   ρ  ρ  ρ    +=+== Ini berarti bahwa  ρ  suatu

    homomorfisma; selanjutnya  ρ  injektif dan surjektif,

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    16/28

    22 

    sebab ;loglog)()(  y x y x y x   =⇒=⇒=  ρ  ρ   selain itu 12' G xG x   ∈∃∈∀  sedemikian

    hingga ')(  x x   = ρ  yaitu bila diambil .10 x x = Jadi  ρ  suatu isomorfisma.

    Lemma F.1

    Diketahui G, G’  grup dan ': GG →ϕ  merupakan homomorfisma grup, maka

    keempat sifat berikut berlaku:

    (i)  Jika e merupakan elemen identitas di G, maka )(eϕ  merupkan elemen

    identitas 'e di G’. 

    (ii)  Jika Ga∈ maka 11 )()(   −− = aa   ϕ ϕ   

    (iii)  Jika H  merupakan subgrup pada G, maka )( H ϕ  merupakan subgrup pada

    G’.

    (iv)  Jika K’  merupakan subgrup pada G’, maka )'(1 K −ϕ  merupakan subgrup

     pada G. 

    Definisi F.4 (Kernel)

    Diketahui G, G’  grup dan ': GG →ϕ  homomorfisma grup. Himpunan

    }')(|{ eaGa   =∈   ϕ  dinamakan kernel ϕ dari dan dinotasikan ker  ).(ϕ   

    Lemma F.2

    Diketahui G, G’ grup dan ': GG →ϕ  merupakan homomorfisma grup. Pemetaan

    ϕ   merupakan pemetaan injektif jika dan hanya jika ker  }.{)( e=ϕ   

    Bukti (⇒ ) Menurut Lemma G.1 (i) berakitab ')( ee   =ϕ  dan karena

    ϕ merupakan pemetaan injektif maka hanya elemen e di G yang

    dipetakan ke elemen e’ di G’. Jadi ker  }.{)( e=ϕ   

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    17/28

    23 

    (⇐ )  Diandaikan pemetaanϕ   bukan pemetaan injektif, yaitu terdapat

    Gba   ∈, dengan ba ≠ dan ).()( ba   ϕ ϕ    = Karena )()( ba   ϕ ϕ    = maka

    .)()( 11   −− = eba  ϕ ϕ 

    Menurut Lemma G.1 (ii) diperoleh

    '.)()()()()( 111 eabbaba   ===   −−− ϕ ϕ ϕ ϕ ϕ  Karena diketahui

    ker  }{)( e=ϕ  akibatnya eab   =−1 dan dengan kata lain .ba =  

    Muncul kontradiksi dengan pengandaian bahwa .ba ≠ Jadi,

     pengandaian diingkar dan terbukti ϕ merupakan pemetaan injektif.

    Definisi F.5 (Monomorfisma)

    Diketahui G, G’ grup dan ': GG  →ϕ  merupakan homomorfisma grup. Pemetaan

    ϕ   disebut monomorfisma grup jika dan hanya jika ϕ  suatu pemetaan satu-satu

    dari G ke G’. Dengan kata lain, jika (y))(   ϕ ϕ    = x maka  y x  = untuk ., G y x   ∈  

    Definisi F.6 (Epimorfisma)

    Diketahui G, G’ grup dan ': GG  →ϕ  merupakan homomorfisma grup. Pemetaan

    ϕ   disebut epimorfisma grup apabila setiap 'Gg∈ ada Gg∈ sehingga '.)( gg   =ϕ   

    Dengan kata lain, setiap elemen G’ mempunyai kawan elemen G.  Dapat pula

    dikatakan bahwa homomorfisma ϕ dari G onto G atau disingkat homomorfisma

    ϕ onto.

    Definisi F.7 (Isomorfisma)

    Diketahui G, G’ grup dan ': GG  →ϕ  merupakan homomorfisma grup. Pemetaan

    ϕ   disebut isomorfisma grup jika dan hanya jika ϕ   merupakan pemetaan injektif

    (satu-satu). Grup G dan G’ dikatakan isomorphic jika ada isomorfisma ϕ dari G

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    18/28

    24 

    ke G’ dan dinotasikan dengan '.GG ≅   Langkah-langkah untuk menunjukkan

    grup G dan G’ isomorphic adalah:

    1.  Definisikan fungsi ϕ   dari G ke G’.

    2.  Tunjukkan bahwa ϕ   fungsi satu-satu dan pada.

    3.  Tunjukkan bahwa ϕ   homomorfisma.

    Sedangkan untuk menunjukkan dua grup G dan G’ tidak isomorphic, pada

     prinsipnya adalah menunjukkan bahwa tidak ada homomorfisma yang bersifat

    satu-satu dan pada dari G ke G’. Namun tidak mungkin dicoba setiap

    kemungkinan yang ada, kecuali jika pemetaan satu-satu memang tidak dapat

    dibuat. Cara praktis untuk menunjukkan dua grup G dan G’ tidak isomorphic

    adalah dengan mendapatkan sifat aljabar yang tidak dipenuhi kedua grup.

    2.2 Interaksi Manusia dan Komputer

    Definisi dari interaksi manusia dan komputer adalah disiplin ilmu yang

    menekankan pada aspek desain, evaluasi, dan implementasi dari sistem komputer

    interaktif untuk kegunaan manusia dengan mempertimbangkan fenomena-fenomena

    disekitar manusia itu sendiri. Dalam interaksi manusia dan komputer itu sendiri interface

     berperan penting sebagai penghubung antara kedua sistem. Oleh karena itu dibutuhkan

    user interface untuk memudahkan pengguna mengetahui apa yang terjadi pada sistem

    yang digunakannya.

    Beberapa aspek utama dalam perancangan sebuah interface adalah :

    1.  Metodologi dan proses perancangan interface 

    2.  Metode implementasi interface 

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    19/28

    25 

    3.  Metode evaluasi dan perbandingan interface.

    4.  Pengembangan new interface.

    5.  Mengembangkan sebuah deskripsi dan prediksi atau teori dari sebuah new

    interface.

    Berikut adalah 8 aturan emas dalam merancang desain interface yang dikemukakan oleh

    Shneiderman, seorang profesor dalam bidang Interaksi Manusia dan Komputer:

    1.  Konsistensi

    2.  Memungkinkan pengguna (yang sudah ahli) untuk menggunakan shortcut. 

    3.  Memberikan umpan balik yang informatif. Misalnya muncul suatu notification 

    ketika terjadi kesalahan saat melakukan masukan.

    4.  Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan yaitu berupa umpan

     balik yang informatif akan meberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah

     benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.

    5.  Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana jika terjadi kesalahan, sistem

    dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang

    sedehana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan.

    6.  Mudah kembali ke tindakan sebelumnya.

    7.  Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control) sehingga

     pengguna menjadi inisiator daripada responden.

    8.  Mengurangi beban ingatan jangka pendek.

    2.3 Bahasa Pemrograman Java 

    2.3.1 Latar Belakang Java 

     Java  adalah sebuah teknologi yang diperkenalkan oleh Sun Microsystems

     pada pertengahan tahun 1990an. Awalnya Java diciptakan pada tahun 1995 oleh

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    20/28

    26 

    Patrick Naughton, Mike Sheridan, James Gosling, dan Bill Joy beserta  programmer

    dari Sun Microsystems. Nama  Java  terinspirasi ketika mereka sedang menikmati

    secangkir kopi tubruk yang berasal dari Pulau Jawa. Akhirnya disepakati untuk

    memberikan nama bahasa pemrograman tersebut dengan nama  Java. Menurut

    definisi dari Sun Microsystems,  Java  adalah nama untuk sekumpulan teknologi

    untuk membuat dan menjalankan perangkat lunak pada komputer standalone atau

     pun pada lingkungan jaringan.

    2.3.2 Teknologi Java 

    Kebanyakan orang menyebut  Java sebagai sebuah teknologi dibandingkan

     bahasa pemrograman karena  Java  lebih lengkap dibandingkan sebuah bahasa

     pemrograman konvensional. Berikut ulasan lengkap mengenai teknologi Java. 

    •  Sebuah Bahasa Pemrograman 

    Sebagai sebuah bahasa pemrograman,  Java  dapat membuat seluruh bentuk

    aplikasi, desktop, website, dan lainnya sebagaimana dibuat dengan menggunakan

     bahasa pemrograman konvensional lain.

     Java adalah bahasa pemrograman yang berorientasi objek (OOP) dan dapat

    dijalankan pada berbagai  platform sistem operasi. Perkembangan  Java  tidak

    hanya terfokus pada satu sistem operasi, tetapi dikembangkan untuk berbagai

    sistem operasi dan bersifat open source.

    •  Sebuah Development Environment  

    Sebagai sebuah peralatan pembangunan, teknologi  Java  menyediakan banyak

    tools  seperti compiler, interpreter,  penyusun dokumentasi, paket kelas, dan

    sebagainya.

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    21/28

    27 

    •  Sebuah Aplikasi 

    Aplikasi dengan teknologi  Java  secara umum adalah aplikasi serba guna yang

    dapat dijalankan pada seluruh mesin yang memiliki  Java Runtime Environment

    (JRE) 

    •  Sebuah Deployment Environment  

    Terdapat dua komponen utama dari  Deployment Environment. Yang pertama

    adalah JRE, yang terdapat pada paket Java Development Kit (JDK), mengandung

    kelas-kelas untuk semua paket teknologi  Java yang meliputi kelas dasar dari

     Java, komponen GUI, dan sebagainya. Komponen yang lain terdapat pada

    Website Browser. Hampir seluruh Website Browser komersial menyediakan

    interpreter dan runtime environment dari teknologi Java.

    2.3.3 Karakteristik Java 

    Berdasarkan white paper resmi dari Sun Microsystems,  Java  memiliki

    karakteristik sebagai berikut.

    1. 

    Sederhana karena menggunakan sintaks mirip C++

    2.  Berorientasi objek yang membuat program dapat dibuat secara modular dan

    dapat dipergunakan kembali.

    3.   Java dibuat sehingga aplikasi terdistribusi secara mudah dengan adanya libraries

    networking yang terintegrasi.

    4.   Java  dijalankan menggunakan interpreter yaitu  Java Virtual Machine (JVM)

    sehingga source code Java yang telah dikompilasi menjadi Java bytecodes yang

    dapat dijalankan pada platform yang berbeda-beda.

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    22/28

    28 

    5.  Compiler Java  mempunyai kemampuan mendeteksi error secara lebih teliti

    dibandingkan pemrograman lain. Selain itu , Java mempunyai Runtime Exception

     Handling untuk membantu mengatasi error pada pemrograman.

    6. 

     Java  memiliki beberapa mekanisme keamanan untuk menjaga aplikasi tidak

    digunakan untuk merusak sistem komputer yang menjalankan aplikasi tersebut.

    7.  Program Java merupakan platform independent. Program cukup mempunyai satu

     buah versi yang dapat dijalankan pada  platform  berbeda dengan  Java Virtual

     Machine (JVM).

    8.  Source code maupun program  Java  dapat dengan mudah dibawa ke  platform

    yang berbeda-beda tanpa harus dikompilasi ulang.

    9.  Performance Java  meskipun kurang tinggi namun dapat ditingkatkan

    menggunakan kompilasi  Java  lain seperti buatan Inprise, Microsoft, atau

    Symantec yang menggunakan Just In Time Compilers (JIT). 

    10.  Java  mempunyai kemampuan untuk membuat suatu program yang dapat

    melakukan beberapa pekerjaan secara sekaligus dan simultan.

    11.  Java  didesain sehingga dapat dijalankan pada lingkungan yang dinamis.

    Perubahan pada suatu kelas dengan menambahkan  properties ataupun metode dapat

    dilakukan tanpa menganggu program yang menggunakan kelas tersebut.

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    23/28

    29 

    2.3.4 Fase Pemrograman Java

    Gambar 2.1 Aliran Proses Kompilasi dan Eksekusi

    Langkah pertama dalam pembuatan sebuah program berbasis  Java  adalah

    menuliskan kode program pada text editor . Contoh text editor  yang dapat digunakan

    antara lain: notepad, vi, emacs dan lain sebagainya. Kode program yang dibuat

    kemudian tersimpan dalam sebuah berkas berekstensi .java. 

    Setelah membuat dan menyimpan kode program, kompilasi file yang berisi kode

     program tersebut dengan menggunakan  Java Compiler . Hasilnya adalah berupa

     berkas bytecode dengan ekstensi .class. 

    Berkas yang mengandung bytecode tersebut kemudian akan dikonversikan oleh Java

     Interpreter  menjadi bahasa mesin sesuai dengan jenis dan platform yang digunakan. 

    Table 2.7 Fase Pemrograman Java 

    Proses Tool Hasil

    Menulis kode program

    Text Editor Berkas berekstensi .Java

    Kompilasi Program Java compiler Berkas berekstensi .class(Java bytecodes)

    Menjalankan program

    Java Interpreter Program output

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    24/28

    30 

    2.4 Rekayasa Piranti Lunak

    Rekayasa Piranti Lunak (RPL) adalah suatu disiplin ilmu yang membahas semua

    aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal yaitu analisa kebutuhan

     pengguna, menentukan spesifikasi dari kebutuhan pengguna, disain, pengkodean,

     pengujian sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan. RPL tidak hanya berhubungan

    dengan cara pembuatan program komputer. Pernyataan ”semua aspek produksi” pada

     pengertian di atas, mempunyai arti semua hal yang berhubungan dengan proses produksi

    seperti manajemen proyek, penentuan personil, anggaran biaya, metode, jadwal, kualitas

    sampai dengan pelatihan pengguna merupakan bagian dari RPL.

    2.4.1 Ruang Lingkup

    Sesuai dengan definisi yang telah disampaikan sebelumnya, maka ruang

    lingkup RPL dapat digambarkan sebagai berikut.

    Gambar 2.2 Ruang Lingkup RPL (Abran et.al., 2004)

    - Software Requirements  berhubungan dengan spesifikasi kebutuhan dan

     persyaratan perangkat lunak

    - Software Design mencakup proses penampilan arsitektur, komponen, antar muka,

    dan karakteristik lain dari perangkat lunak

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    25/28

    31 

    - Software Construction berhubungan dengan detil pengembangan perangkat lunak,

    termasuk algoritma, pengkodean, pengujian dan pencarian kesalahan

    - Software Testing meliputi pengujian pada keseluruhan perilaku perangkat lunak

    - Software Maintenance mencakup upaya-upaya perawatan ketika perangkat lunak

    telah dioperasikan

    - Software Configuration Management   berhubungan dengan usaha perubahan

    konfigurasi perangkat lunak untuk memenuhi kebutuhan tertentu

    - Software Engineering Management   berkaitan dengan pengelolaan dan

     pengukuran RPL, termasuk perencanaan proyek perangkat lunak

    - Software Engineering Tools and Methods mencakup kajian teoritis tentang alat

     bantu dan metode RPL

    - Software Engineering Process  berhubungan dengan definisi, implementasi

     pengukuran, pengelolaan, perubahan dan perbaikan proses RPL

    - Software Quality menitik beratkan pada kualitas dan daur hidup perangkat lunak

    2.4.2 Metode Rekayasa Perangkat Lunak

    Pada rekayasa perangkat lunak, banyak model yang telah dikembangkan

    untuk membantu proses pengembangan perangkat lunak. Model-model ini pada

    umumnya mengacu pada model proses pengembangan sistem yang disebut System

     Development Life Cycle (SDLC) seperti terlihat pada gambar berikut ini.

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    26/28

    32 

    Gambar 2.3 System Development Life Cycle (SDLC)

    SDLC merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan selama masa pengembangan

    software. Pemakaian metode SDLC yang cocok ditentukan oleh beberapa aspek

    seperti jenis bahasa pemrograman yang digunakan atau kompleksitas aplikasi.

    Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan selama proses pengembangan

    sistem.

    •  Kebutuhan terhadap definisi masalah yang jelas. Input utama dari setiap model

     pengembangan perangkat lunak adalah pendefinisian masalah yang jelas.

    Semakin jelas akan semakin baik karena akan memudahkan dalam penyelesaian

    masalah.

    •  Tahapan-tahapan pengembangan yang teratur. Meskipun model-model

     pengembangan perangkat lunak memiliki pola yang berbeda-beda, biasanya

    model-model tersebut mengikuti pola umum analysist – design – coding –

    testing - maintenance

    •  Stakeholder  berperan sangat penting dalam keseluruhan tahapan pengembangan.

    Stakeholder   dalam rekayasa perangkat lunak dapat berupa pengguna, pemilik,

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    27/28

    33 

     pengembang, pemrogram dan orang-orang yang terlibat dalam rekayasa

     perangkat lunak tersebut.

    •  Dokumentasi merupakan bagian penting dari pengembangan perangkat lunak.

    Masing-masing tahapan dalam model biasanya menghasilkan sejumlah tulisan,

    diagram, gambar atau bentuk-bentuk lain yang harus didokumentasi dan

    merupakan bagian tak terpisahkan dari perangkat lunak yang dihasilkan.

    2.4.3 Tahapan Rekayasa Perangkat Lunak

    Meskipun dalam pendekatan berbeda-beda, namun model-model pendekatan

    memiliki kesamaan, yaitu menggunakan pola tahapan analysist – design –

    coding(construction) – testing – maintenance. 

    1. Analisis sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang menguraikan

    sebuah sistem menjadi komponen-komponennya dengan tujuan mempelajari

    seberapa bagus dan baik komponen-komponen tersebut bekerja dan berinteraksi

    untuk meraih tujuan.

    Analisis mungkin adalah bagian terpenting dari proses rekayasa perangkat lunak

    karena semua proses lanjutan akan sangat bergantung pada baik atat tidaknya

    hasil analisis.

    2. Disain perangkat lunak adalah tugas, tahapan atau aktivitas yang difokuskan

     pada spesifikasi detil dari solusi berbasis komputer.

    Disain perangkat lunak sering juga disebut sebagai physical design.  Jika tahapan

    analisis sistem menekankan pada masalah bisnis (business rule),  maka

    sebaliknya disain perangkat lunak fokus pada sisi teknis dan implementasi

    sebuah perangkat lunak.

  • 8/19/2019 2012-1-00539-mtif 2

    28/28

    34 

    Output utama dari tahapan disain perangkat lunak adalah spesifikasi disain.

    Spesifikasi ini meliputi spesifikasi disain umum yang akan disampaikan kepada

    stakeholder  sistem dan spesifikasi disain rinci yang akan digunakan pada tahap

    implementasi. Spesifikasi disain umum hanya berisi gambaran umum agar

    stakeholder   sistem mengerti akan seperti apa perangkat lunak yang akan

    dibangun. Spesifikasi disain rinci atau kadang disebut disain arsitektur rinci

     perangkat lunak diperlukan untuk merancang sistem sehingga memiliki

    konstruksi yang baik, proses pengolahan data yang tepat dan akurat, bernilai,

    memiliki aspek user friendly  dan memiliki dasar-dasar untuk pengembangan

    selanjutnya.

    Desain arsitektur ini terdiri dari desain database, desain proses, desain user

    interface  yang mencakup desain input, output form  dan report , desain

    hardware, software  dan jaringan. Desain proses merupakan kelanjutan dari

     pemodelan proses yang dilakukan pada tahapan analisis.

    3. Konstruksi adalah tahapan menerjemahkan hasil disain logis dan fisik ke dalam

    kode-kode program komputer. 

    4. Pengujian sistem melibatkan semua kelompok pengguna yang telah

    direncanakan pada tahap sebelumnya. Pengujian tingkat penerimaan terhadap

     perangkat lunak akan berakhir ketika dirasa semua kelompok pengguna

    menyatakan bisa menerima perangkat lunak tersebut berdasarkan kriteria-kriteria

    yang telah ditetapkan.

    5. Perawatan dan Konfigurasi. Ketika sebuah perangkat lunak telah dianggap layak

    untuk dijalankan, maka tahapan baru menjadi muncul yaitu perawatan perangkat

    lunak.