51
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Fraudulent Auditing (Kecurangan Akuntansi) II.1.1 Definisi Kecurangan Akuntansi Beberapa ahli mendefinisikan kecurangan dengan pendapat berbeda-beda Albrecht, Albrecht, Albrecht, dan Zimbelman (2009) mengemukakan bahwa: fraud is a generic term, and embraces all the multifarious means which human ingenuity can devise, which are resorted to by one individual, to get an advantage over another by false representation. No definite and invariable rule can be laid down as general proportion in defining fraud, as it include surprise, trickery, cunning and unfair ways by which another is cheated. The only boundaries defining it are those which limit human knavery. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecurangan adalah istilah umum, dan mencakup semua sarana dengan berbagai kecerdikan yang dapat dirancang oleh manusia, yang terpaksa dilakukan oleh satu individu, untuk mendapatkan keuntungan lebih dari pihak lain oleh pernyataan palsu. Tidak ada aturan yang pasti dan tidak berubah-ubah yang dapat diletakkan sebagai proporsi umum dalam mendefinisikan penipuan, karena termasuk kejutan, tipuan, licik dan cara-cara yang tidak adil dimana pihak lain ditipu. Batas-batas hanya mendefinisikannya adalah mereka yang membatasi kecurangan manusia. 11

LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

  • Upload
    trannga

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Fraudulent Auditing (Kecurangan Akuntansi)

II.1.1 Definisi Kecurangan Akuntansi

Beberapa ahli mendefinisikan kecurangan dengan pendapat berbeda-beda

Albrecht, Albrecht, Albrecht, dan Zimbelman (2009) mengemukakan bahwa:

fraud is a generic term, and embraces all the multifarious means which human ingenuity can devise, which are resorted to by one individual, to get an advantage over another by false representation. No definite and invariable rule can be laid down as general proportion in defining fraud, as it include surprise, trickery, cunning and unfair ways by which another is cheated. The only boundaries defining it are those which limit human knavery.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecurangan adalah istilah

umum, dan mencakup semua sarana dengan berbagai kecerdikan yang dapat

dirancang oleh manusia, yang terpaksa dilakukan oleh satu individu, untuk

mendapatkan keuntungan lebih dari pihak lain oleh pernyataan palsu. Tidak ada

aturan yang pasti dan tidak berubah-ubah yang dapat diletakkan sebagai proporsi

umum dalam mendefinisikan penipuan, karena termasuk kejutan, tipuan, licik dan

cara-cara yang tidak adil dimana pihak lain ditipu. Batas-batas hanya

mendefinisikannya adalah mereka yang membatasi kecurangan manusia.

11

Page 2: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

12

Sedangkan Black’s Law Dictionary Fraud menguraikan pengertian fraud

mencakup segala macam yang dapat dipikirkan manusia, dan yang diupayakan

oleh seseorang, untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan saran yang

salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua cara yang tidak terduga,

penuh siasat. Secara singkat dapat dikatakan bahwa fraud adalah perbuatan curang

(cheating) yang berkaitan dengan sejumlah uang atau properti.

Berdasarkan hukum kasus (common law) yang dikutip oleh Widjaja (2011)

dalam bukunya, tindakan curang harus memenuhi lima syarat berikut :

1. Kesalahan penyajian

Ada pernyataan palsu atau tidak diungkapkannya suatu hal.

2. Fakta yang material

Fakta harus merupakan faktor yang substansial untuk mendorong

seseorang agar bertindak.

3. Niat

Ada niat untuk menipu atau mengetahui bahwa pernyataan pihak tertentu

adalah salah.

4. Ketergantungan yang dapat dijustifikasi

Kesalahan penyajian tersebut merupakan faktor yang substansial, yaitu

pihak yang dirugikan bergantung padanya.

5. Kerusakan atau kerugian

Penipuan tersebut menyebabkan kerusakan atau kerugian bagi korban

kecurangan.

Page 3: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

13

II.1.2. Faktor-faktor Kecurangan Akuntansi

Berdasarkan penelitian Cressey (2006) penyebab atau pemicu fraud dibedakan

atas tiga hal yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar II.1. Fraud Triangle

Pressure

Opportunity Rationalization

1. Tekanan (Unshareable pressure/ incentive)

Merupakan motivasi seseorang untuk melakukan fraud. Motivasi

melakukan fraud, antara lain motivasi ekonomi, alasan emosional

(iri/cemburu, balas dendam, kekuasaan, gengsi), nilai (values) dan apa pula

karena dorongan keserakahan. Menurut SAS no. 99, terdapat empat jenis

kondisi yang umum terjadi pada pressure yang dapat mengakibatkan

kecurangan. Kondisi tersebut adalah financial stability, external pressure,

personal financial need, dan financial targets.

2. Adanya kesempatan / peluang (Perceived Opportunity)

Yaitu kondisi atau situasi yang memungkinkan seseorang melakukan atau

menutupi tindakan tidak jujur. Biasanya hal ini dapat terjadi karena adanya

Page 4: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

14

internal control perusahaan yang lemah kurangnya pengawasan, dan/atau

penyalahgunaan wewenang. Di antara 3 elemen fraud triangle, opportunity

merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk diminimalisir

melalui penerapan proses, prosedur, dan control dan upaya deteksi dini

terhadap fraud.

3. Rasionalisasi (Rationalization)

Merupakan elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku mencari

pembenaran sebelum melakukan kejahatan, bukan sesudah melakukan

tindakan tersebut. Rasionalisasi diperlukan agar si pelaku dapat mencerna

perilakunya yang illegal untuk tetap mempertahankan jati dirinya sebagai

orang yang dipercaya, tetapi setelah kejahatan dilakukan, rasionalisasi ini

ditinggalkan karena sudah tidak dibutuhkan lagi. Rasionalisai atau sikap

(attitude), yang paling banyak digunakan adalah hanya meminjam

(borrowing) asset yang dicuri dan alasan bahwa tindakannya untuk

membahagiakan orang-orang yang dicintainya.

Page 5: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

15

II.1.3. Tipe-tipe Kecurangan Akuntansi

Albrecht, et,al. (2009:11) menjelaskan beberapa tipe kecurangan sebagai berikut:

Tabel II.1. Tipe-tipe Kecurangan Akuntansi

Sumber: Fraud Examination

Tipe Kecurangan Pelaku Kecurangan

Korban Keterangan

Employee embezzlement

Karyawan Pimpinan Karyawan mengambil alih asset milik perusahaan.

Vendor fraud Produsen Perusahaan yang membeli barang/jasa

Vendor memberikan harga lebih tinggi, atau kualitas maupun kuantitas yang lebih rendah dari yang telah disepakati.

Customer fraud Pelanggan Perusahaan yang menjual barang/jasa

Pelanggan menipu penjual agar mereka mendapatkan lebih dari yang seharusnya.

Management fraud (Financial statement fraud)

Top manajemen

Stockholders dan para pengguna laporan keuangan

Top manajemen memanipulasi laporan keuangan dan menyajikan informasi yang bias.

Investment scams and other consumer fraud

Perorangan Investor Jenis penipuan yang dilakukan agar pihak lain percaya dan menanamkan modalnya.

Other (Miscellaneous) types of fraud

Segala kalangan

Segala kalangan Setiap kali seseorang mengambil keuntungan dari kepercayaan orang lain untuk melakukan penipuan.

Page 6: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

16

II.1.4. Klasifikasi Kecurangan Akuntansi

The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) atau Asosiasi

Pemeriksa Kecurangan Bersertifikat, merupakan organisasi profesional bergerak

di bidang pemeriksaan kecurangan yang berkedudukan di Amerika Serikat dan

mempunyai tujuan untuk memberantas kecurangan, mengklasifikasikan fraud

dalam tiga kelompok berdasarkan perbuatan, yaitu:

1. Penyimpangan atas Asset (Asset Misappropriation)

Penyalahgunaan/pencurian aset atau harta perusahaan atau pihak lain. Ini

merupakan bentuk fraud yang paling mudah dideteksi karena sifatnya yang

tangible atau dapat diukur/dihitung (defined value).

2. Pernyataan Palsu atau Salah Pernyataan (Fraudulent Statement)

Tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau

instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya

dengan melakukan rekayasa keuangan (financial engineering) dalam

penyajian laporan keuangannya untuk memperoleh keuntungan atau

mungkin dapat dianalogikan dengan istilah window dressing.

3. Korupsi (Corruption)

Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama

dengan pihak lain seperti suap dan korupsi. Fraud jenis ini yang terbanyak

terjadi di negara-negara berkembang yang penegakan hukumnya lemah

dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga faktor

integritasnya masih dipertanyakan. Korupsi sering kali tidak dapat

dideteksi karena para pihak yang bekerja sama menikmati keuntungan.

Termasuk didalamnya adalah penyalahgunaan wewenang/konflik

Page 7: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

17

kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery), penerimaan yang

tidak sah/illegal (illegal gratuities), dan pemerasan secara ekonomi

(economic extortion).

II.2. Fraudulent Financial Reporting

Amin Widjaja (2011) menjelaskan bahwa fraudulent financial reporting

adalah salah saji atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang disengaja

dengan maksud menipu para pemakai laporan keuangan tersebut. Definisi

fraudulent financial statement menurut Association of Certified Fraud Examiners

(ACFE) adalah (dikutip oleh Widjaja, 2011) :

the intentional, deliberate, misstatement, or omission of material

facts, or accounting data which is misleading and, when

considered with all the information made available, would case the

reader to change or alter his or her judgment or decision.

Penyebab fraudulent financial reporting umumnya 3 (tiga) hal sebagai berikut :

1. Manipulasi, falsifikasi, alterasi atas catatan akuntansi dan dokumen

pendukung atas laporan keuangan yang disajikan.

2. Salah penyajian (misrepresentation) atau kesalahan informasi yang

signifikan dalam laporan keuangan.

3. Salah penerapan (misapplication) dari prinsip akuntansi yang

berhubungan dengan jumlah, klasifikasi, penyajian (presentation) dan

pengungkapan (disclosure).

Page 8: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

18

Gravitt (2006) mengatakan bahwa kecurangan pada laporan keuangan melibatkan

skema berikut :

1. Pemalsuan, perubahan, atau manipulasi catatan keuangan yang material,

dokumen pendukung atau transaksi bisnis.

2. Kelalaian yang disengaja atau misrepresentasi peristiwa, transaksi,

rekening, atau informasi penting lainnya dari laporan keuangan yang

disusun.

3. Kesalahan yang disengaja pada penggunaan prinsip akuntansi,

kebijakan, dan prosedur yang digunakan untuk mengukur, pengakuan,

laporan, dan mengungkapkan peristiwa ekonomi dan transaksi bisnis.

4. Kelalaian yang disengaja pada pengungkapan atau penyajian

pengungkapan yang tidak memadai berdasarkan prinsip akuntansi dan

kebijakan dan nilai keuangan yang terkait.

Elliott dan Willingham (1980) mengatakan bahwa fraud sengaja dilakukan

oleh manajemen untuk memuaskan investor dan kreditor melalui laporan

keuangan yang sesungguhnya menyesatkan.

Page 9: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

19

II.3. Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan

II.3.1. Fraud Exposure Rectangle

Albrecht et al (2009:368) menjelaskan mengenai Fraud Exposure Rectangle

sebagai berikut:

Gambar II.2. Fraud Exposure Rectangle

1. Management and Directors

Manajemen hampir selalu terlibat ketika kecurangan terhadap laporan

keuangan yang terjadi. Seperti penggelapan dan penyimpangan, kecurangan

laporan keuangan biasanya dilakukan oleh individu tertinggi dalam organisasi, dan

paling sering atas nama organisasi. Karena manajemen biasanya terlibat,

manajemen dan direksi harus diselidiki untuk menentukan paparan dan motivasi

mereka saat melakukan penipuan. Dalam mendeteksi kecurangan laporan

keuangan, diperoleh pemahaman manajemen dan apa yang memotivasi mereka

adalah setidaknya sama pentingnya dengan memahami laporan keuangan. Secara

khusus, tiga aspek manajemen yang harus diselidiki adalah sebagai berikut:

Management and Directors

Relationship with Others

Organization and Industry

Financial Result and Operating Characteristics

Page 10: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

20

1. Latar belakang Manajemen

Sehubungan dengan latar belakang manajemen, peneliti kecurangan harus

memahami apa jenis organisasi dan situasi bahwa manajemen dan direksi

telah saling terkait di masa lalu. Saat ini dengan World Wide Web, sangat

mudah untuk melakukan pencarian sederhana pada individu. Salah satu

cara yang sangat mudah adalah dengan mengetikkan nama individu di

Google mengenai daftar semua referensi ke nama orang tersebut, termasuk

pernyataan proxy masa lalu merupakan laporan tahunan yang dibutuhkan

perusahaan orang tersebut telah berafiliasi dengan, artikel surat kabar

tentang seseorang, dan sebagainya. Namun jika hal tersebut tidak

memadai, menyewa penyidik pribadi atau menggunakan jasa investigasi

dari Web untuk melakukan pencarian juga dapat dilakukan dengan biaya

yang minim.

2. Motivasi Manajemen

Apa yang memotivasi direksi dan manajemen dalam melakukan fraud juga

penting untuk mengetahui. Apakah nilai pribadi mereka terikat dalam

organisasi? Apakah mereka di bawah tekanan untuk memberikan hasil

yang sempurna? Apakah ada perjanjian utang atau keuangan langkah-

langkah yang harus dipenuhi? Pertanyaan-pertanyaan ini adalah contoh

dari apa yang harus ditanyakan dan dijawab untuk memahami motivasi

manajemen. Banyak financial statement fraud dilakukan karena

manajemen diharuskan untuk melaporkan pendapatan yang positif atau

tinggi untuk mendukung harga saham, menunjukkan laba positif untuk

Page 11: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

21

saham publik atau utang menawarkan, atau laporan laba untuk memenuhi

batas peraturan atau pinjaman.

2. Relationship with Others

Financial statement fraud sering dilakukan dengan membantu organisasi

nyata atau fiktif lainnya. Hubungan yang harus dideteksi adalah sebagai berikut:

1. Hubungan dengan lembaga keuangan

2. Hubungan dengan pihak organisasi dan individu

3. Hubungan dengan auditor eksternal

4. Hubungan dengan pengacara

5. Hubungan dengan investor

6. Hubungan dengan lembaga peraturan (regulator)

3. Organization and Industry

Financial statement fraud seringkali tidak terdeteksi dengan menciptakan

struktur organisasi yang memudahkan untuk menyembunyikan fraud. Atribut

organisasi yang menyarankan eksposur potensi penipuan mencakup hal-hal seperti

terlalu kompleks struktur organisasi, organisasi tanpa sebuah departemen audit

internal. Peneliti harus memahami siapa pemilik dari sebuah organisasi.

4. Financial Result and Operating Characteristics

Banyak yang dapat dipelajari tentang kecurangan laporan keuangan yang

dengan erat memeriksa pengelolaan dan dewan direksi, hubungan dengan orang

lain, dan sifat organisasi. Melihat ketiga elemen biasanya melibatkan prosedur

Page 12: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

22

yang sama untuk semua jenis penipuan laporan keuangan, apakah rekening

tersebut dimanipulasi. Diantaranya adalah rekening pendapatan, rekening aset,

kewajiban, pengeluaran, atau ekuitas. Jenis eksposur diidentifikasi oleh laporan

keuangan dan karakteristik operasi dari organisasi. Dalam memeriksa keuangan

pernyataan untuk menilai eksposur kecurangan, pendekatan terhadap laporan

keuangan non-tradisional harus dilakukan. Gejala kecurangan yang paling sering

terdeteksi adalah melalui perubahan dalam laporan keuangan.

II.3.2. Identifikasi Gejala Fraud- Inventory dan Cost of Good Sold

Terdapat 6 kategori gejala fraud dalam membahas mengenai inventory

dan cost of goods solds. Berikut beberapa kategori gejala fraud:

1. Analytical Symptoms

a. Laporan persediaan yang terdapat dalam neraca tampak terlalu besar

atau meningkat secara signifikan;

b. Laporan beban pokok penjualan yang terdapat dalam laba rugi

tampak terlalu kecil atau berkurang secara signifikan;

c. Laporan retur pembelian tampak terlalu besar atau meningkat secara

signifikan;

d. Laporan diskon pembelian tampak terlalu besar atau meningkat

secara signifikan;

e. Laporan pembelian tampak terlalu kecil terhadap tingkat

penjualan atau persediaan;

f. Melakukan kapitalisasi terhadap persediaan yang seharusnya

dibebankan.

Page 13: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

23

2. Accounting or Documentary Symptoms

a. Transaksi persediaan atau beban pokok penjualan yang tidak dicatat

secara lengkap atau pada saat transaksi terjadi atau pencatatan yang

tidak sesuai atas nilai, periode akuntansi, klasifikasi, atau entitas;

b. Transaksi atas persediaan atau beban pokok penjualan yang tidak

sesuai dengan prosedur yang berlaku;

c. Adjusment pada akhir periode atas persediaan atau beban pokok

penjualan yang secara signifikan merubah laporan keuangan entitas;

d. Adanya dokumen yang hilang terkait akun persediaan dan atau

beban pokok penjualan;

e. Tidak tersedianya dokumen yang asli atas persediaan atau beban

pokok penjualan, sementara copy dokumen tidak dapat mewakili

nilai persediaan atau beban pokok penjualan;

f. Beban pokok penjualan – terkait pencatatan akuntansi (pembelian,

penjualan, pembayaran kas, dll) tidak sama nilainya;

g. Perbedaan antara persediaan entitas atau beban pokok penjualan

yang tercatat dan mendukung bukti (seperti perhitungan persediaan);

h. Perbedaan antara perhitungan persediaan dan pencatatan persediaan,

khususnya perbedaan yang sistematis;

i. Perbedaaan antara laporan penerimaan dan persediaan yang benar-

benar diterima;

j. Perbedaan antara pesanan pembelian, tagihan pembelian, pencatatan

penerimaan dan pencatatan persediaan;

k. Pembelian dari suppliers yang tidak disetujui pada daftar vendor;

Page 14: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

24

l. Terdapat persediaan yang hilang saat dilakukan perhitungan;

m. Duplikasi pesanan pembelian atau nomor tagihan;

n. Vendor tidak tercatat pada direktori buku telepon;

o. Pencatatan jurnal yang non-standard dalam aturan who, what, when,

where atau why.

3. Control Symptoms

a. Penyalahgunaan wewenang di dalam manajemen perusahaan yang

signifikan atas aktivitas pengendalian internal terhadap pembelian,

persediaan, atau beban pokok penjualan;

b. Adanya vendor baru yang muncul tanpa melalui proses persetujuan

vendor secara regular;

c. Terdapat kelemahan di dalam proses perhitungan persediaan.

4. Behavioral or Verbal Symptoms

a. Tidak konsisten, tidak jelas, atau tidak masuk akal tanggapan dari

manajemen atau karyawan yang timbul dari persediaan, pembelian,

atau biaya pokok penjualan-terkait pertanyaan atau prosedur analitis;

b. Penolakan akses atas fasilitas, karyawan, catatan, pelanggan, vendor,

atau orang lain dari siapa persediaan atau biaya pokok penjualan-

terkait bukti yang dicari;

c. Time pressures yang tidak seharusnya diberlakukan oleh manajemen

untuk mengatasi persediaan yang bermasalah atau kompleks atau

beban pokok penjualan-isu terkait;

Page 15: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

25

d. Terjadinya keterlambatan yang tidak biasa oleh entitas dalam

menyediakan persediaan yang diminta atau beban pokok penjualan-

informasi terkait;

e. Tidak benar, tidak konsisten, atau dipertanyakan tanggapan oleh

manajemen atas persediaan, beban pokok penjualan atau permintaan

lain yang dilakukan oleh auditor;

f. Sikap atau respon yang mencurigakan dari anggota manajemen

ketika ditanya perihal persediaan atau beban pokok penjualan-terkait

transaksi, vendor, persediaan yang sudah digunakan atau akun.

5. Lifestyle Symptoms

a. Gejala yang sama atas pendapatan-terkait fraud ( contoh: penjualan

saham, bonus, dan kepemilikan saham). Namun, lifestyle symptoms

sering tidak efektif untuk mendeteksi kecurangan pada laporan

keuangan.

6. Tips and Complaints

a. Tips atau keluhan yang muncul melalui sistem whistle-blowing atau

melalui cara lain dapat menunjukkan bahwa persediaan-terkait

skema kecurangan mungkin terjadi.

Page 16: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

26

II.3.3. Revenue and Sales

Albrecht et al (2009:406) mengemukakan terdapat enam kategori fraud

yang termasuk dalam akun revenue and sales, yaitu sebagai berikut:

Tabel II.2. Revenue and Sales

Transaksi Akun yang Terlibat Skema Kecurangan 1. Menjual barang

dan jasa kepada pelanggan

Accounts Receivable and Revenues

1. Mencatat penjualan fiktif 2. Mengakui pencatatan terlalu cepat 3. Melebih-lebihkan penjualan sebenarnya

2. Perkiraan piutang tak tertagih

Bad Debt Expense and Allowance for Doubtful Accounts

4. Mengecilkan penyisihan rekening, sehingga melebih-lebihkan piutang

3. Menerima barang kembali dari pelanggan

Sales Returns and Accounts Receivable

5. Tidak mencatat pengembalian barang dari pelanggan

6. Mencatat pengembalian barang setelah berakhirnya periode

4. Penghapusan piutang tak tertagih

Allowance for Doubtful Accounts and Accounts Receivable

7. Tidak mencatat piutang tak tertagih

8. Penghapusan piutang tak tertagih dalam periode selanjutnya

5. Collect cash setelah periode diskon

Cash and Accounts Receivable

9. Mencatat transfer dari bank dengan cash yang diterima dari pelanggan

10. Memanipulasi cash yang diterima dari pihak terkait

11. Melakukan pencataan penerimaan kas fiktif

6. Collect cash dalam periode diskon

Cash, Sales Discounts and Account Receivable

12. Tidak mencatat diskon yang diberikan kepada pelanggan

Sumber: Fraud Examination

Page 17: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

27

II.3.4. Overstatement Asset

Albrecht mengkategorikan ke dalam 5 jenis Asset Overstatement yang

umum yaitu:

1. Pencatatan yang terlalu tinggi atas kas, investasi jangka pendek dan

marketable securities

2. Pencatatan yang terlalu tinggi atas piutang dan persediaan

3. Pencatatan yang terlalu tinggi atas asset tetap

4. Pencatatan yang terlalu tinggi atas asset melalui merger dan akuisisi

atau melalui manipulasi akun atau transaksi antar perusahaan

5. Pencatatan yang terlalu tinggi atas asset tidak berwujud atau

penangguhan asset

I. Pencatatan yang terlalu tinggi atas kas, investasi jangka pendek dan

marketable securities

1. Analytical Symptoms

a. Beberapa rasio yang dapat membantu dalam menganalisis:

i. Current ratio: Current assets/Current liabilities

ii. Quick ratio: Current assets except inventory & prepaids/Current

liabilities

iii. Current assets/Total assets

iv. Marketable securities/Current assets

v. Cash/Current assets

Pencatatan nilai dari masing-masing akun kas dan marketable

securities dapat diperiksa dari waktu ke waktu untuk mendeteksi

Page 18: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

28

perubahan yang tidak realistis. Contohnya apabila marketable

securities bertambah, maka kas biasanya seharusnya berkurang

karena kas mungkin digunakan untuk membeli securities.

Pengecualian apablia perusahaan berhutang atau menukar asset

untuk securities.

2. Accounting or Documentary Symptoms

a. Adanya perbedaan antara nilai tercatat dan nilai yang di konfirmasi oleh

bank, broker, dan pihak independen lainnya.

b. Melakukan konfirmasi langsung dari institusi keuangan pada tanggal

yang menjadi perhatian.

c. Perusahaan tidak memiliki sertifikat marketable seucurities yang

seharusnya dimiliki.

d. Perusahaan tidak memiliki bank statement atau rekonsiliasi bank.

II. Pencatatan yang terlalu tinggi atas piutang dan persediaan

Sesekali, baik piutang atau persediaan disajikan lebih tinggi nilainya untuk

menyembunyikan pencurian besar uang tunai atau asset lainnya.

1. Analytical Symptoms

a. Laporan persediaan yang terdapat dalam neraca tampak terlalu

besar atau meningkat secara signifikan

b. Laporan pembelian tampak terlalu kecil terhadap tingkat penjualan

atau persediaan

Page 19: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

29

c. Melakukan kapitalisasi terhadap persediaan yang seharusnya

dibebankan

2. Accounting or Documentary Symptoms

a. Transaksi persediaan yang tidak dicatat secara lengkap atau pada

saat transaksi terjadi atau pencatatan yang tidak sesuai atas nilai ,

periode akuntansi, klasifikasi, atau entitas

b. Transaksi atas persediaan yang tidak sesuai dengan prosedur yang

berlaku

c. Adjusment pada akhir periode atas persediaan yang secara

signifikan merubah laporan keuangan entitas

d. Adanya dokumen yang hilang terkait akun persediaan

e. Tidak tersedianya dokumen yang asli atas persediaan, sementara

copy dokumen tidak dapat mewakili nilai persediaan

f. Perbedaan antara persediaan entitas yang tercatat dan mendukung

bukti (seperti perhitungan persediaan)

g. Perbedaan antara perhitungan persediaan dan pencatatan

persediaan, khususnya perbedaan yang sistematis

h. Perbedaaan antara laporan penerimaan dan persediaan yang benar-

benar diterima

i. Perbedaan antara pesanan pembelian, tagihan pembelian,

pencatatan penerimaan dan pencatatan persediaan

j. Pembelian dari suppliers yang tidak disetujui pada daftar vendor

k. Terdapat persediaan yang hilang saat dilakukan perhitungan

Page 20: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

30

l. Duplikasi pesanan pembelian atau nomor tagihan

m. Vendor tidak tercatat pada direktori buku telepon

n. Pencatatan jurnal yang non-standard dalam aturan who, what,

when, where atau why.

III. Pencatatan yang terlalu tinggi atas asset tetap

1. Analytical Symptoms

a. Melakukan penghitungan rasio :

i. Total fixed assets/Total assets

ii. Individual fixed asset account balances/Total fixed assets

iii. Total fixed assets/Long-term debt

iv. Depreciation expense for various categories of assets/Assets being

depreciated

v. Accumulated depreciation/Depreciable assets (per asset category)

Rasio i dan ii memberikan bukti mengenai apakah saldo asset tetap

relative wajar atas saldo asset lainnya. Rasio iii mengidentifikasi

hubungan antara hutang dan asset tetap dimana memberikan

pengukuran solvency (kesanggupan untuk membayar hutang).

Rasio iv dan v menggambarkan apakah asset tetap telah

terdepresiasi dengan sesuai.

Page 21: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

31

Accounting or Documentary Symptoms

b. Menentukan apakah pembelian asset tetap yang berasal dari entitas

yang terkait penting

c. Menentukan apakah jumlah yang tercatat sesuai

IV. Pencatatan yang terlalu tinggi atas asset melalui merger dan akuisisi atau

melalui manipulasi akun atau transaksi antar perusahaan

1. Analytical Symptoms

a. Membandingkan rasio asset pada masing-masing perusahaan

sebelum merger dan perusahaan setelah merger

2. Accounting or Documentary Symptoms

a. Memastikan metode akuntansi telah sesuai dan konsisten dengan

standar akuntansi

b. Melakukan pemeriksaan atas perusahaan merger terkait transaksi

1. Pencatatan yang terlalu tinggi atas asset tidak berwujud atau

penangguhan asset

1) Analytical Symptoms

a. Membandingkan perubahan dan tren dalam saldo rekening laporan

keuangan

b. Membandingkan perubahan dan tren dalam hubungan laporan

keuangan

c. Membandingkan laporan keuangan saldo dengan non-financial

information, seperti asset yang diwakili

Page 22: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

32

d. Membandingkan laporan keuangan saldo dan kebijakan dengan

perusahaan sejenis

2) Accounting or Documentary Symptoms

a. Aset-terkait transaksi tidak dicatat secara lengkap atau sesuai

dengan waktu transaksi atau pencatatan yang tidak sesuai atas nilai,

periode akuntansi, kalsifikasi, atau kebijakan entitas

b. Tidak didukung atau tidak diotorisasi asset-terkait saldo atau

transaksi

c. Penyesuaian asset pada bulan-bulan akhir yang secara signifikan

meningkatkan hasil keuangan

d. Hilangnya dokumen yang terkait dalam asset

e. Tidak tersedianya dokumen yang asli atas transaksi aset, sementara

copy dokumen tidak dapat mewakili nilai persediaan atau beban

pokok penjualan

f. Aset-terkait ledger tidak sama

g. Perbedaan yang tidak biasa antara asset entitas terkait pencatatan

dan bukti yang menguatkan atau penjelasan manajemen

Page 23: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

33

II.3.5. Liabilities

Albrecht et al (2009) mengemukakan terdapat enam jenis fraud yang

termasuk dalam akun liabilities, yaitu sebagai berikut:

Tabel II.3. Some Ratios Used in Detecting Fraud

Jenis Kecurangan terhadap Liabilities

Rasio yang Diuji

Underrecording accounts payable 1. Acid-test ratio (quick assets/current liabilities) 2. Current ratio (current assets/current liabilities) 3. Accounts payable/Purchases 4. Accounts payable/Cost of goods sold 5. Accounts payable/Total liabilities 6. Accounts payable/Inventory Seluruh rasio ini harus diperiksa dari waktu ke waktu dan mengamati perubahan yang terjadi. Rasio difokuskan pada kewajaran relatif rekening saldo hutang terkait saldo rekening. Peningkatan dua rasio pertama dan penurunan dalam empat rasio terakhir paling mengindikasikan adanya fraud.

Underrecording accrued liabilities including salaries, payroll taxes, interest, and rent

7. Various accruals / Number of days to accrue compared with same ratio in previous years 8. Various accruals/Related expenses Jumlah yang akan diperoleh tergantung pada jarak waktu antara akhir tahun akuntansi dan terakhir kali biaya tercatat. Dengan akrual tertentu, dapat diuji hubungan antara berbagai biaya (misalnya, gaji pajak penghasilan atau beban gaji) untuk melihat apakah pajak gaji yang cukup telah dicatat.

Underrecording of unearned revenues (a liability)

9. Unearned revenue/Revenue Sulit untuk menemukan rasio yang baik untuk mencari unrecorded, unearned revenues. Umumnya, untuk menentukan apakah pendapatan telah diakui sebagai pendapatan ketika belum merupakan pendapatan. Perlu diuji kontrak aktual dan perjanjian penjualan untuk menentukan layanan apa yang harus dilakukan atau apa produk yang

Page 24: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

34

dihasilkan. Underrecording of service (warranty) liabilities and other liabilities to perform something in the future

10. Warranty expense/Sales Jumlah jaminan atau biaya pelayanan dan tanggung jawab harus berhubungan langsung dengan volume penjualan. Rasio yang mengungkapkan bahwa deposito, perjanjian pembelian kembali, atau lainnya. Kewajiban serupa lebih sulit untuk ditemukan.

Underrecording various liabilities 11. Interest expense/Notes payable 12. Long-term debt/Stockholders’ equity 13. Various types of debt/Total assets 14. Total liabilities/Total assets 15. Pension expense/Salary expense 16. Lease expense/Total fixed assets Dalam menguji tiap jenis rasio, perlu difokuskan pada setiap kewajiban di neraca.

Not recording contingent liabilities Secara umum tidak ada rasio yang mengungkapkan contingent liabilities yang harus dicatat.

Sumber: Fraud Examination

II.3.6. Inadequate Fraud Disclosure

Pengungkapan fraud yang tidak memadai mencakup penerbitan fraudulent

(kecurangan) atau penyajian laporan yang keliru. Saat laporan tahunan di publikasi

melaluli pers atau media lainnya, manajemen membuat pernyataan yang keliru

atas laporan keuangan perusahaannya namun tidak mempengaruhi angka, jumlah,

masing-masing akun di laporan keuangan. Pengungkapan fraud juga dapat

mencakup pernyataan yang seharusnya, tapi tidak dibuat oleh manajemen.

Pengungkapan fraud dapat dikategorikan ke dalam 3 grup yaitu:

1. Presentasi yang keliru mengenai bidang perusahaan atau produk yang

dimiliki. Biasanya terjadi melalui laporan berita, interview, laporan

tahunan, dan lainnya

Page 25: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

35

2. Presentasi yang keliru atau lalai dalam MD&A( Management Discussion

and Analysis) atau bagian laporan non keuangan dalam laporan tahunan

3. Presentasi yang keliru atau lalai dalam footnotes atas laporan keuangan,

seperti kegagalan dalam pengungkapan transaksi pihak terkait.

I Presentasi yang keliru mengenai bidang usaha perusahaan dan produk

Cukup sering laporan bisnis perusahaan atau organisasi yang secara

lengkap memberikan gambaran yang salah mengenai bidang usaha

perusahaan atau membuat keliru mengenai produk yang dibuat oleh

perusahaan.

Perusahaan yang salah menyajikan produk atau bidang usaha tentu tidak

berdiri sendiri. Banyak perusahaan yang mengaku bahwa mereka memiliki

produk yang baik namun pada kenyataannya itu tida ada.

Pengungkapan fraud jenis ini adalah yang terburuk karena perusahaan

melakukan penipuan. Perusahaan dapat dikatakan sama seperti orang yang

mengaku sebagai nasabah atau deposan di bank pelangga tertentu dan

menarik uang pelanggan menggunakan kartu identifikasi fiktif atau hasil

mencuri.

Page 26: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

36

II Presentasi yang keliru dalam MD&A (Management Discussion and

Analysis) dan Informasi nonkeuangan lainnya dalam laporan keuangan

Dalam beberapa tahun baru-baru ini, laporan keuangan perusahaan menjadi

dokumen yang dikenal masyarakat sebagai laporan kondisi keuangan dan

operasi. Hampir seluruh laporan keuangan menyajikan berbagai macam

laporan oleh manajemen, termasuk MD&A, grafik historical kinerja,

pemberitahuan atas produk baru dan langkah-langkah strategis, dan rencara

dan tujuan untuk jangka panjang perusahaan.

Terkadang, laporan manajemen mengadung salah saji dalam

pengungkapan dan kesalahan yang disengaja. Sekali waktu, manajemen

gagal untuk mengungkapkan apa yang penting untuk membantu investor

dan kreditur untuk memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi.

III Pengungkapan footnote yang keliru

Tipe ketiga dari penyajian pengungkapan fraud meliputi penyajian footnote

yang keliru. Footnote perusahaan harus mencakup pengungkapan yang

relevan yang dibutuhkan untuk membantu investor dan kreditur dalam

pengambilan keputusan.

Terkadang, pengungkapan yang seharunya dibuat di footnote hilang atau

tidak dibuat, dan sekali waktu pengungkapan yang termasuk (footnote)

mengandung salah saji. Banyak pengungkapan yang salah mempengaruhi

saldo laporan keuangan, namun ada beberapa yang tidak terpengaruh.

Page 27: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

37

Mungkin tipe footnote yang paling sering mengandung kecurangan dalam

penyajian adalah tidak mengungkapkan transaksi dengan pihak terkait.

Berikut jenis penyajian yang mengandung kecurangan:

a. Gagal dalam menyajikan kewajiban kontijensi yang mungkin terjadi

dan yang menyebabkan kerugian untuk perusahaan

b. Gagal dalam menyajikan obligasi kontraktual, termasuk pembatasan

untuk asset atau liabilitas tertentu

c. Penyajian yang salah terkait informasi pinjaman kepada kreditur

d. Gagal dalam menyajikan keuntungan kontijensi yang mungkin tidak

terjadi

e. Penyajian yang tidak cukup terkait kebijakan akuntansi yang signifikan

f. Penyajian yang tidak cukup terkait informasi mengenai penurunan nilai

asset dalam market value, termasuk marketable securities

g. Penyajian yang tidak cukup terkait informasi mengenai pension atau

kewajiban jangka panjang

h. Kurangnya penyajian atas kejadian yang signifikan

Page 28: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

38

II.3.7. Analisis Rasio Keuangan

Mengacu pada pendapat Munawir (2007) rasio menggambarkan suatu

hubungan (mathemetical relationship) antara jumlah tertentu dengan jumlah yang

lain sehingga memberikan gambaran kepada penganalisa tentang posisi keuangan

perusahaan (Munawir, 2007:64)

Jenis-jenis rasio adalah sebagai berikut:

A. Rasio Likuiditas (Modal Kerja)

Adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar lainnya

dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya (Houston 2006:95).

Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban

keuangan yang harus segera dipenuhi atau pada saat ditagih. Perusahaan yang

mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti

perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan perusahaan dikatakan mampu

memenuhi kewajiban keuangan tepat waktu apabila perusahaan memiliki alat

pembayaran ataupun aset lancar yang lebih besar dari hutang lancar (jangka

pendek). Perusahaan dalam kedaan illikuid berarti perusahaan tersebut tidak

dapat segera memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.

Page 29: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

39

Rasio likuiditas terdiri dari:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar adalah perbandingan antara jumlah aset lancar dengan hutang

lancar. Rasio lancar menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety)

kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar

hutang-hutangnya.

2. Rasio Kas (Cash Ratio)

3. Rasio Arus Kas Operasional (Operating Cash Flow Ratio)

Aset Lancar Rasio Lancar = Kewajiban Lancar

Kas + Investasi Jangka Pendek Rasio Kas = Kewajiban Lancar

Arus Kas dari Aktivitas Operasional Rasio Arus Kas Operasional = Kewajiban Lancar

Page 30: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

40

B. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio aktivitas (rasio manajemen aset) adalah serangkaian rasio yang

mengukur seberapa efektif perusahaan telah mengelola aset yang dimiliki

(Houston, 2006: 97), yang terdiri dari:

1. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

2. Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover)

Perhitungan rasio perputaran piutang mengindikasikan likuiditas dari

piutang (Gibson, 2009, 208). Dengan menghitung perputaran piutang,

dapat diketahui posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya.

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam

piutang rendah. Sebaliknya jika semakin rendah maka terdapat over

investment dalam piutang.

Pendapatan Perputaran Piutang = Rata-rata Piutang

Harga Pokok Penjualan Perputaran Persediaan = Rata-rata Persediaan

Page 31: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

41

3. Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover)

Rasio ini mengukur perputaran dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan.

4. Average Days Inventory in Stock

5. Average Days Receivables Outstanding Ratio

6. Length of Operating Cycle Ratio

Pendapatan Perputaran Total Aset = Total Aset

Days (365) Average Days Inventory in Stock =

Inventory

Days (365) Average Days Receivables Outstanding =

Inventory Turnover

Length of Operating Cycle Ratio = 365*((1/Inventory Turnover)+(1/ Account Receivable Turnover))

Page 32: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

42

C. Rasio Manajemen Hutang (Solvability Ratio)

Rasio manajemen hutang dihitung untuk mengetahui seberapa jauh sebuah

perusahaan menggunakan pendanaan melalui hutang. Semakin rendah rasio

ini maka semakin baik pula posisi hutang perusahaan. Beberapa rasio yang

dapat dihitung antara lain:

1. Rasio Hutang (Debt Ratio)

Rasio hutang adalah rasio yang mengindikasi kemampuan perusahaan

membayar hutang jangka panjangnya (Gibson, 2009:256). Rasio ini

mengukur seberapa besar dana yang dipinjam telah digunakan untuk

membiayai aset perusahaan. Rasio hutang yang tinggi berarti perusahaan

menggunakan hutang dengan jumlah yang besar untuk mendanai

perusahaan.

2. Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (Long-term Debt to Equity

Ratio)

Rasio ini mengukur sampai sejauh mana komponen hutang jangka panjang

dalam struktur modal perusahaan.

Total Kewajiban Rasio Hutang = Total Aset

Total Hutang Jangka Panjang Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas = Total Ekuitas

Page 33: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

43

3. Rasio Hutang terhadap Ekuitas Pasar (Debt to Market Equity Ratio)

D. Rasio Profitabilitas

Rasio profitablitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan

efek-efek dari likuiditas, manajemen aset dan hutang pada hasil-hasil operasi

(Houston, 2006:107). Rasio-rasio yang digunakan adalah:

1. Operating Margin Ratio

2. Return on Sales Ratio

Return on Sales Ratio adalah rasio yang mengukur jumlah laba bersih per

nilai rupiah pendapatan usaha perusahaan.

Laba Bersih Return on Sales Ratio = Pendapatan

Total Kewajiban Rasio Hutang terhadap Ekuitas Pasar = Total Equity at Market Value

Pendapatan + COGS Operating Margin Ratio = Pendapatan

Page 34: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

44

3. Tingkat Pengembalian Total Aset (Return on Total Assets / ROA)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

bersih dengan menggunakan aset yang dimiliki perusahaan.

4. Tingkat Pengembalian Ekuitas Saham Biasa (Return on Common Equity /

ROE)

Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari total investasi pemegang

saham dalam perusahaan.

Laba Bersih ROA =

Total Aset

Laba Bersih ROE =

Total Ekuitas

Page 35: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

45

Kinerja perusahaan dapat diukur dari analisis rasio laporan keuangan perusahaan,

yaitu sebagai berikut (Giroux, 2006):

1. Rasio Likuiditas

Apakah perusahaan memiliki kas dan aset lancar yang cukup untuk

memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo?

2. Rasio Aktivitas

Seberapa efisienkah kinerja yang yang dilakukan oleh perusahaan?

3. Rasio Solvabilitas

Seberapa besar hutang jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan?

4. Rasio Profitabilitas

Seberapa besarkah laba yang dihasilkan oleh perusahaan?

Page 36: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

46

II.3.8. Prediksi Kecurangan dalam Laporan Keuangan dengan Beneish M-

Score

Beneish M-Score membantu mengungkap perusahaan yang kemungkinan

melakukan fraud terhadap pendapatan yang dicatat dalam dalam laporan keuangan

(Beneish, 2012). Perusahaan dengan M-Score lebih tinggi memiliki kemungkinan

lebih untuk melakukan fraud. Beneish M-Score adalah model probabilistik,

sehingga tidak akan mendeteksi fraud dengan ketepatan 100%.

Beneish M-Score memiliki 8 variabel, yaitu sebagai berikut:

1. Days Sales in Receivables Index (DSRI):

DSRI adalah rasio penjualan harian dalam piutang pada tahun pertama di

mana manipulasi laba ditemukan (tahun t) dengan ukuran yang sesuai pada

tahun t-1. Variabel ini adalah pengukur apakah piutang dan pendapatan

berada dalam atau keluar-dari-keseimbangan dalam dua tahun berturut-

turut. Sebuah peningkatan besar dalam penjualan hari dalam piutang bisa

menjadi hasil dari perubahan dalam penjualan untuk memacu kebijakan

kredit dalam menghadapi persaingan yang meningkat, tetapi peningkatan

yang tidak proporsional dalam piutang relatif penjualan mungkin juga

mengindikasi adanya inflasi pendapatan. Peningkatan besar dalam

penjualan harian dalam piutang yang akan dikaitkan dengan kemungkinan

lebih tinggi bahwa pendapatan dan laba yang berlebihan.

Rumus Days Sales in Receivables Index (DSRI) adalah sebagai berkut:

(Net Receivablest / Salest) DSRI = (Net Receivablest-1 / Salest-1)

Page 37: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

47

2. Gross Margin Index (GMI)

GMI adalah rasio marjin laba kotor pada tahun t-1 ke marjin laba kotor

pada tahun t. Ketika GMI lebih besar dari 1, menunjukkan bahwa marjin

laba kotor telah memburuk. Lev dan Thiagarajan (1993) menunjukkan

bahwa penurunan marjin laba kotor adalah sinyal negatif tentang prospek

perusahaan. Jika perusahaan dengan prospek sedikit lebih mungkin untuk

terlibat dalam manipulasi laba, terdapat hubungan positif antara GMI dan

kemungkinan manipulasi laba.

Rumus Gross Margin Index (GMI) adalah sebagai berikut:

[(Salest-1 - COGSt-1) / Salest-1] GMI =

[(Salest - COGSt) / Salest]

3. Asset Quality Index (AQI)

Kualitas aset pada tahun tertentu adalah rasio aset tidak lancar selain aset

tetap property, plant and equipment (PPE) terhadap total aset dan

mengukur proporsi total aset yang memiliki manfaat di masa mendatang

berpotensi tidak menentu. AQI adalah rasio kualitas aset pada tahun t,

terhadap aset kualitas relatif pada tahun t-1. AQI merupakan ukuran

agregat dari perubahan dalam analisis realisasi risiko aset yang disarankan

oleh Siegel (1991). Jika AQI lebih besar dari 1 ini menunjukkan bahwa

perusahaan berpotensi meningkatkan keterlibatannya dalam penangguhan

biaya.

Page 38: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

48

Rumus Asset Quality Index (AQI) adalah sebagai berikut:

(TAt - (CAt + PPEt ) / TAt) AQI =

(TAt-1 - (CAt-1 + PPEt-1 ) / TAt-1)

4. Sales Growth Index (SGI)

SGI adalah rasio penjualan pada tahun t untuk penjualan di tahun t-1.

Pertumbuhan bukan berarti manipulasi, namun pertumbuhan perusahaan

dipandang oleh para profesional sebagai lebih mungkin untuk melakukan

kecurangan laporan keuangan karena posisi keuangan dan kebutuhan

modal memberikan tekanan kepada manajer untuk mencapai target laba

(National Commission on Fraudulent Financial Reporting (1987),

National Association of Certified Fraud Examiners (1993)). Selain itu,

kekhawatiran tentang kontrol dan pelaporan cenderung lebih lambat dari

operasi dalam periode pertumbuhan tinggi (Komisi Nasional Pelaporan

Keuangan Penipuan (1987), Loebeckke et al. (1989)).

Rumus Sales Growth Index (SGI) adalah sebagai berikut:

Salest SGI =

Salest-1

5. Depreciation Index (DEPI):

DEPI adalah rasio tingkat depresiasi pada tahun t-1 dibandingkan dengan

tingkat yang sesuai pada tingkat penyusutan tahun t. Pada tahun tertentu

sama dengan depreciation/(depreciation+netPPE). DEPI lebih besar dari 1

yang menunjukkan bahwa tingkat di mana aset disusutkan telah melambat

- meningkatkan kemungkinan bahwa perusahaan telah direvisi ke atas

Page 39: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

49

perkiraan masa manfaat aset atau mengadopsi metode baru yang

peningkatan pendapatan

Rumus Depreciation Index (DEPI) adalah sebagai berikut:

[(Depreciationt-1/ (PP&Et-1 + Depreciationt-1)] DEPI =

[(Depreciationt / (PP&Et + Depreciationt)]

6. Sales General and Administrative Expenses Index (SGAI)

SGAI dihitung sebagai rasio SGA terhadap penjualan pada tahun t relatif

terhadap ukuran yang sesuai pada tahun t-1. Variabel yang digunakan

mengikuti saran Lev dan Thiagarajan s (1993) bahwa analis akan

menginterpretasikan peningkatan proporsional dalam penjualan sebagai

sinyal negatif tentang prospek perusahaan di masa depan.

Rumus Sales General and Administrative Expenses Index (SGAI) adalah

sebagai berikut:

(SG&A Expenset / Salest) SGAI =

(SG&A Expenset-1 / Salest-1)

7. Leverage Index (LVGI)

LVGI adalah rasio total utang terhadap total aset pada tahun t relatif

terhadap rasio yang sesuai di tahun t-1. Sebuah LVGI lebih besar dari 1

menunjukkan peningkatan leverage. Variabel disertakan untuk

mendapatkan perjanjian utang insentif untuk manipulasi laba. Dengan

asumsi leverage yang mengikuti random walk, LVGI implisit mengukur

kesalahan ramalan leverage.

Page 40: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

50

Rumus Leverage Index (LVGI) adalah sebagai berikut:

[(Current Liabilitiest + Total Long Term Debtt) / Total Assetst] LVGI =

[(Current Liabilitiest-1 + Total Long Term Debtt-1) / Total Assetst-1]

8. Total Accruals to Total Assets (TATA)

Jumlah akrual dihitung sebagai perubahan dalam bekerja rekening modal

selain uang tunai dikurangi penyusutan. Akrual total maupun sebagian

daripadanya telah digunakan dalam pekerjaan sebelum untuk menilai

sejauh mana manajer membuat pilihan akuntansi diskresioner untuk

mengubah laba (lihat misalnya Healy (1985), Jones (1991).

Rumus Total Accruals to Total Assets (TATA) adalah sebagai berikut:

(Income from Continuing Operationst - Cash Flows from Operationst) TATA =

Total Assetst

Formula Beneish M-Score adalah sebagai berikut:

M-Score = -4.84 + 0.920 DSRI + 0.528 GMI + 0.404 AQI +

0.892 SGI + 0.115 DEPI - 0.172 SGAI - 0.327

LVGI + 4.697 TATA

Page 41: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

51

II.4. Laporan Keuangan

II.4.1. Pengertian Laporan Keuangan

Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan

adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data yang

menggambarkan keadaan keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu

sehingga pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu

perusahaan dapat mengetahui keadaan keuangan dari laporan keuangan yang

disusun dan disajikan oleh perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

lapoaran keuangan anatara lain para pemilik perusahaan, manajer perusahaan yang

bersangkutan, para kreditur, bankers, investor, karyawan, dan masyarakat.

Menurut Harahap (2004:105):

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah Neraca, Laporan rugi Laba, Laporan Arus Kas dan Laporan Perubahan posisi Keuangan.

Sedangkan Riyanto (2001:15) menyatakan

laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai adanya keuangan suatu perusahaan, dimana neraca mencerminkan nilai aset, nilai hutang, dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan keuangan laba/rugi mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu biasanya dalam satu tahun. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan

adalah hasil dari proses akuntansi yang berisi data-data keuangan. Data-data keuangan

ini digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Page 42: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

52

II.4.2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Sawir (2005:2) adalah sebagai berikut:

a) menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja

serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi,

b) laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh

sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan

pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu,

c) laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen

atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya.

Laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan

perusahaan saat ini dan untuk memperkirakan hasil operasi serta arus kas di masa

depan. Dari pengertian di atas tujuan laporan keuangan adalah memberikan

informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan

kewajiban serta modal suatu perusahaan.

II.4.3. Pihak-pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan

Laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi pihak yang

membutuhkan atau berkepentingan, pihak-pihak yang membutuhkan antara lain:

para pemilik perusahaan/pemegang saham, manajer perusahaan yang

bersangkutan, banker, kreditor, investor, pemerintah, mereka yang menggunakan

laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda,

beberapa kebutuhan ini adalah meliputi:

Page 43: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

53

1. Para pemilik perusahaan

Para pemilik perusahaan akan berkepentingan terhadap laporan keuangan

perusahaan untuk dapat menilai sukses atau tidaknya manajer yang diberi

kepercayaan orang pemegang saham mengendalikan/memimpin

perusahaannya.

2. Manajer perusahaan yang bersangkutan

Laporan keuangan bagi manajer berguna untuk:

a. Mengukur biaya dan hasil (pendapatan) yang telah dicapai periode

yang lalu.

b. Menilai mengukur efisiensi dari tiap-tiap bagian yang ada dalam

perusahaan.

c. mengukur hasil kerja dari tiap-tiap individu yang telah diserahi

wewenang dan tanggungjawab.

d. Untuk menentukan perlu tidaknya diadakan perubahan kebijakan

atau prosedur yang baru sehingga dapat dicapai hasil yang lebih baik

dan meningkat.

e. Untuk memberikan laporan pertanggungjawaban pada pemilik

perusahaan atas kepemimpinan selama ini.

3. Bank, kreditor dan investor

Bankir, kreditor maupun investor berkepentingan dengan laporan keuangan

itu, sebab dengan membaca laporan keuangan itu mereka dapat

menentukan prospek keuntungan perusahaan dimasa datang, mengetahui

kondisi kerja pemimpin perusahaan dan kondisi keuangan jangka pendek

perusahaan tersebut. Jadi dengan laporan keuangan ini para bankir, kreditor

Page 44: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

54

ataupun investor dapat mengadakan analisa apakah mereka akan terus

mengadakan investasi, memberikan kredit bank jangka pendek maupun

jangka panjang ataukah menghentikannya sama sekali.

4. Pemerintah

Bagi pemerintah dimana perusahaan itu berdomisili sangat berkentingan

dengan laporan keuangan perusahaan terscbut termama untuk:

a. Kepentingan sehubungan dengan pajak

b. Kepentingan perencanaan pemerintah untuk masa yang akan datang

terutama yang menyangkut masalah tenaga kena dan kebijakan lain

yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi secara nasional.

II.4.4. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Pada waktu tertentu manajemen suatu perusahaan harus menyusun dan

menyajikan laporan keuangan guna memenuhi kebutuhan para pihak yang

berkepentingan atas suatu perusahaan ini. Mengenai laporan keuangan yang

disajikan dan disusun oleh manajemen sesuai Ikatan Akuntan Indonesia, (2007:2)

menyatakan “laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen

berikut ini: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas

dan catatan atas laporan keuangan.”

Page 45: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

55

a. Neraca (Balance Sheet)

Pendapat Skousen (2001:41) yang dimaksud dengan neraca adalah

”laporan sumber-sumber dari suatu perusahaan (harta), kewajiban perusahaan

(hutang), dan perbedaan antara yang dimiliki (harta) dan apa yang dipinjam

(hutang) yang disebut ekuitas”. Dalam pengertian aset tidak terbatas pada

kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-

pengeluaran yang belum dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta

aset yang tidak berwujud lainnya (intangible assets) misalnya goodwill, hak

patent, hak menerbitkan dan sebagainya.

Pada dasarnya aset dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aset

lancar dan aset tidak lancar. Aset juga dapat digolongkan seperti di bawah ini.

1) Harta lancar yaitu harta yang berupa uang tunai yang dapat digunakan

dalam jangka pendek

2) Investasi jangka panjang yaitu pernyertaan atau penanaman modal pada

perusahaan lain dalam jangka panjang untuk memperoleh pendapatan

3) Harta tetap yaitu kekayaan perusahaan yang pemakainya dalam waktu

lama serta mempunyai nilai material.

4) Harta tetap tidak berwujud yaitu hak istimewa yang dimiliki oleh

perusahaan yang mempunyai nilai tetapi tidak mempunyai nilai fisik

5) Harta lain-lain yaitu harta yang tidak dapat dikelompokkan dalam empat

jenis aset di atas.

Page 46: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

56

Yang termasuk kelompok aset lancar adalah seperti di bawah ini:

1) Kas, atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasional

perusahaan. Kas meliputi koin, uang kertas, cek yang diterima dari

langganan dan simpanan perusahaan di bank yang dapat ditarik tanpa

pembatasan dari bank bersangkutan. Dalam praktiknya, perusahaan

biasanya bisa memiliki beberapa rekening. Misalnya, satu untuk

pembayaran kas umum dan satu lagi untuk pembayaran gaji.

2) Investasi jangka pendek (marketable securities), adalah investasi yang

sifatnya sementara dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang

sementara tidak dibutuhkan alat operasional perusahaan. Yang termasuk

dalam investasi jangka pendek adalah: deposito di bank, surat-surat

berharga yang berwujud saham, sertifikat bank dan lain-lain investasi yang

mudah diperjualbelikan.

3) Piutang wesel adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang

dinyatakan dalam bentuk wesel yang diatur dalam undang-undang (suatu

utang formal). Sepanjang piutang wesel diperkirakan akan tertagih dalam

setahun, maka diklasifikasikan dalam neraca sebagai aset lancar.

4) Piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak lain (kreditur) sebagai akibat

dari penjualan barang secara kredit. Piutang dagang ini diperkirakan akan

tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari.

Piutang dagang biasanya disajikan dalam neraca sebesar nilai realisasinya,

yaitu nilai normal piutang dikurangi dengan cadangan kerugian piutang.

5) Persediaan, untuk perusahaan dagang yang dimaksud dengan persediaan

adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal

Page 47: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

57

neraca masih berada di gudang/belum laku dijual. Untuk perusahaan

manufacturing, persediaan yang dimiliki meliputi: persediaan bahan

mentah, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.

Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasional

perusahaan, yang secara terus menerus akan diperoleh atau diproduksi

untuk dijual.

6) Pendapatan yang masih harus diterima, adalah pendapatan yang sudah

menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan

jasa/prestasinya, tetapi belum menerima pembayaran sehingga merupakan

tagihan.

7) Biaya dibayar di muka, adalah pengeluaran untuk memperoleh

jasa/prestasi, tetapi pengeluaran itu belum menjadi biaya atau jasa tersebut

belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini.

Menurut Skousen (2001:42): ”Hutang adalah kewajiban untuk

membayar kas, pemindahan asset lain atau memberikan jasa-jasa ke orang

lain.” Sedangkan menurut Munawir (2004:18) ”Hutang adalah kewajiban

keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana

hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasl dari

kreditur”.

Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam

hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang. Hutang

lancar meliputi semua kewajiban yang akan dilunasi dalam periode jangka

pendek (satu tahun atau kurang tanggal neraca atau dalam siklus kegiatan

Page 48: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

58

normal perusahaan) dengan cara mengurang aset yang dikelompokkan

dalam aset lancar atau dengan cara menimbulkan hutang lancar yang lain.

Hutang lancar dapat dibagi atas:

1) hutang dagang yaitu hutang yang timbul karena adanya transaksi

pembelian secara kredit dimana pelunasannya harus dilakukan

dalam jangka pendek,

2) hutang pajak yaitu kewajiban perusahaan yang harus segera

dilunasi kepada pemerintah atas pajak yang dikenakan,

3) hutang dividen yaitu bagian laba yang dibagikan kepada para

pemegang saham,

4) pendapatan yang diterima dimuka.

Hutang jangka panjang adalah kewajiban sekarang yang timbul dari

kegiatan atau transaksi yang lalu, yang jatuh temponya lebih dari satu

tahu ditinjau dari tanggal neraca.

Modal menggambarkan bagian pemilik perusahaan atau kekayaan

perusahaan yang diukur dengan menghitung selisih antara aset

dikurangi hutang. Menurut Munawir (2004:19) ”Modal merupakan hak

atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan yang ditunjukkan dalam pos

modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan”.

b. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai

perusahaan dan juga mengetahui berapakah hasil bersih atau yang didapat dalam

suatu periode. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:10)

Page 49: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

59

Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut yaitu pendapatan, laba

rugi usaha, beban pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan

asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba

atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, dan

laba atau rugi bersih untuk periode berjalan

c. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan modal adalah ringkasan tentang perubahan modal yang

terjadi dalam suatu periode tertentu. Maka dapat diketahui bahwa laporan

perubahan ekuitas memberikan informasi mengenai tambahan atau

pengurangan ekuitas selama periode tertentu. Penambahan ekuitas berasal dari

investasi dan laba sedangkan pengurangan ekuitas biasanya karena kerugian

atau pengambilan pribadi.

d. Laporan Arus Kas

Dalam laporan ini yang dicantumkan semua transaksi dan keterjadian

perusahaan yang mempunyai konsekuensi kas. Laporan arus kas

menggambarkan keadaan masa yang akan datamg, karena informasinya dapat

digunakan untuk melakukan prediksi di masa yang akan datang.

e. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian

jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan

laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban

kontinjensi dan komitmen.

Page 50: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

60

II.4.5. Analisis Laporan Keuangan

Pengertian analisis laporan keuangan menurut Harahap (2004:190):

“menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil

dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna

antara satu dengan yang lain antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif

dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan yang lebih dalam sangat

penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”.

Page 51: LANDASAN TEORI Fraudulent Auditing which human …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK Bab2001.pdf · Teknik Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan II.3.1. Fraud Exposure

61

II.5. Pendekatan Analisis Kecurangan Laporan Keuangan

Berdasarkan atas teori yang telah didiskusikan sebelumnya, maka

pendekatan analisis kecurangan dalam laporan keuangan yang akan digunakan

adalah seperti dalam tabel berikut ini:

Gambar II.3. Bagan Pendekatan Analisis Kecurangan Laporan Keuangan