Upload
aaghil-putrana-bangsutej
View
1
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
gdx dfgsd dfsd dsf sd
Citation preview
6
BAB II
LANSADAN TEORI
II.1. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi merupakan sistem pengumpulan dan
pemrosesan data transaksi dan juga penyebaran informasi keuangan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk memberikan gambaran yang jelas
mengenai pengertian sistem informasi akuntansi, maka berikut ini dijabarkan
pengertian-pengertian sistem, informasi, sistem informasi, dan sistem informasi
akuntansi.
II.1.1. Pengertian Sistem
Diperlukan pemahaman mengenai suatu sistem untuk menganalisis dan
merencanakan sistem itu sendiri. Menurut Nugroho Widjajanto (2001) definisi
dari sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang paling
berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input,
proses dan output. (h. 2)
Menurut Baridwan (2000), pengertian sistem adalah sebagai berikut:
Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan
yang disusun sesuai dengan suatu sistem yang menyeluruh untuk melaksanakan
suatu kegiatan atau fungsi utama perusahaan (h. 3).
7
Sementara itu, menurut Romney and Steinbart (2006) definisi sistem
sebagai berikut:
A system is a set of two or more interrelated components that interact to
achieve a goal. Systems are almost composed of smaller subsystems, each
performing a specific function important to and supportive of the larger system
of which it is a part (p. 4).
Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
merupakan suatu kesatuan yang terbentuk dari komponen-komponen atau
subsistem-subsistem yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu
melalui tahapan input, proses, dan output.
II.1.2. Pengertian Informasi
Menurut Jogiyanto (2000) pengertian Informasi adalah:
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi yang menerimanya, menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event)
dan kesatuan nyata yang digunakan dalam pengambilan keputusan. (h. 25).
Menurut Whitten (2001) pengertian Informasi adalah:
Information is data that has been refined and organized by processing and
purposeful intelligence(p. 45).
Berdasarkan kutipan-kutipan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa informasi adalah kumpulan data yang diolah yang menjadi bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi para penggunanya sehingga dapat digunakan
dalam pengambilan keputusan bisnis.
8
II.1.3. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Whitten (2001) pengertian Sistem Informasi adalah:
Information system is an arrangement of people, data, processes and interface
that interact to support and improve day to day operation in a business as well
as support the problem-solving and decision-making needs (p. 45).
Sementara itu, Wilkinson, et al (2000) mendefinisikan sebagai berikut:
An information system is therefore a framework by which resources (people,
computers) are coordinated to convert inputs (data) into outputs (information) in
order to achieve the objectives of an enterprise (p. 4).
Berdasarkan kutipan di atas, maka sistem informasi merupakan suatu
kerangka kerja yang terdiri dari prosedur-prosedur yang dikoordinasi dan saling
berinteraksi untuk mengubah data menjadi informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dalam organisasi.
II.1.4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Wilkinson, et al (2000) pengertian Sistem Informasi Akuntansi
adalah:
Accounting information system is a unified structure within on entity, such as
business firm, that employs physical sources and other components to transform
economics data in accounting information, with the purpose of satisfying the
information needs of a variety of users (p. 7).
Sedangkan dalam buku Jogiyanto (2000) sistem informasi akuntansi
adalah kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya modal di dalam suatu
organisasi yang bertanggung jawab untuk menyediakan informasi keuangan dan
9
juga informasi yang didapat dari pengumpulan dan pengolahan data transaksi
(h. 49).
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
akuntansi merupakan kumpulan sumber daya (manusia dan peralatan) dalam
suatu entitas bisnis yang mengubah data-data keuangan menjadi informasi
akuntansi yang bertujuan untuk proses pengambilan keputusan.
II.1.5. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi memiliki beberapa karakteristik seperti yang
diungkapkan oleh Raymond McLeod yang diterjemahkan oleh Teguh,H. (2001):
1. Melaksanakan tugas yang diperlukan
Perusahaan tidak memutuskan untuk melaksanakan pengolahan data atau
tidak. Elemen-elemen dalam lingkungan seperti pemerintah, pemegang
saham, dan pemilik, serta masyarakat keuangan menuntut perusahaan agar
melakukan pengolahan data. Tetapi bahkan jika lingkungan tidak
memintanya, manajemen perusahaan pasti menerapkan sistem informasi
akuntansi sebagai cara untuk mencapai dan menjaga pengendalian.
2. Berpegang pada prosedur dan relatif standar
Peraturan dan praktek yang diterima menentukan cara pelaksanaan
pengolahan data. Segala jenis organisasi mengolah datanya dengan cara yang
pada dasarnya sama.
3. Menangani data yang rinci
Karena berbagai catatan pengolahan data menjelaskan kegiatan perusahaan
secara rinci catatan tersebut menyediakan jejak audit (audit trial). Jejak audit
10
yaitu kronologi kegiatan yang dapat ditelusuri dari awal hingga ke akhir, dan
dari akhir ke awal.
4. Terutama berfokus pada historis
Data yang dikumpulkan oleh sistem informasi akuntansi umumnya
menjelaskan apa yang terjadi di masa lampau. Ini terutama terjadi
pengolahan berkelompok (batcth) digunakan.
5. Menyediakan informasi pemecahan masalah minimal
Sistem informasi akuntansi menghasilkan sebagian output informasi bagi
manajemen perusahaan. laporan akuntansi standar seperti laporan rugi laba
dan neraca merupakan contohnya. (h. 19-20)
II.1.6. Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi adalah salah satu sistem informasi di antara
berbagai sistem informasi yang digunakan oleh manajemen dalam mengelola
perusahaan. Sistem informasi terdiri dari blok-blok bangunan (building block)
yang membentuk sistem tersebut. Blok-blok bangunan ini saling berinteraksi satu
sama lain untuk membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuannya.
Komponen bangunan sistem informasi akuntansi menurut Jogiyanto (2000)
terdiri dari enam blok, yaitu:
1) Blok Masukan
Masukan merupakan data yang dimasukkan ke dalam sistem informasi
beserta metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap dan
memasukkan data tersebut ke dalam sistem.
11
2) Blok Model
Blok model terdiri kombinasi prosedur, logico-mathematical models yang
mengolah data input dan data yang disimpan di basis data dengan berbagai
macam cara untuk menghasilkan keluaran yang dikehendaki.
3) Blok Keluaran
Produk suatu sistem informasi adalah keluaran yang berupa informasi yang
bermutu dan dokumentasi untuk semua tingkat dan semua pemakai
informasi, baik pemakai intern maupun pemakai ekstern.
4) Blok Teknologi
Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan
untuk menangkap masukan, menjalankan model, menyimpan dan mengakses
data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian
dari sistem secara keseluruhan.
5) Blok Basis Data
Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu sama
lainnya yang tersimpan di perangkat keras komputer dan diperlukan
perangkat lunak untuk memanipulasinya.
6) Blok Kendali
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan
bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila
terlanjur terjadi maka kesalahan-kesalahan tersebut dapat langsung ditangani.
(h. 37-39).
12
II.1.7. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Definisi penjualan menurut IAI (2001) adalah:
Penjualan barang meliputi barang-barang yang diproduksi perusahaan untuk
dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang yang dibeli
pengecer atau tanah atau properti lain yang dibeli untuk dijual kembali (h. 23.1).
Sistem informasi akuntansi penjualan merupakan suatu sistem yang
mengendalikan seluruh kegiatan transaksi penjualan sehingga manajemen dapat
menghasilkan seluruh kegiatan transaksi penjualan. Maka dengan sistem
tersebut, manajemen dapat menghasilkan informasi yang digunakan untuk
menganalisis penjualan.
Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penjualan
menurut Baridwan (2000) adalah sebagai berikut:
a. Bagian pesanan penjualan
Bagian ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli,
mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum
ada dari surat order tersebut, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal
pengiriman, mengisi surat order pengiriman, membuat back order pada
saat diketahui tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari
pelanggan.
b. Bagian kredit
Bagian ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan
memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.
13
c. Bagian gudang barang jadi
Bagian ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang atau menyiapkan
barang untuk diserahkan ke fungsi pengiriman.
d. Bagian pengiriman
Bagian ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat
order pengiriman yang diterima dari fungsi penjualan, menjamin bahwa tidak
adanya barang yang keluar dari perusahaan tanpa adanya otorisasi dari pihak
yang berwenang, mengirimkan barang ke pembeli yang keadaannya tidak
sesuai dengan yang dipesan.
e. Bagian piutang
Bagian ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur
penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur demi
kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh bagian akuntansi. (h. 10)
Berikut ini adalah komponen-komponen yang membentuk sistem
informasi akuntansi penjualan menurut Baridwan (2000):
1) Blok Masukan
Dokumen input yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi penjualan
adalah:
a) Pesanan pelanggan
b) Surat perintah pengiriman
c) Back Order
14
2) Blok Model
a) Seksi pesanan penjualan menerima pesanan dari pelanggan atau
pelanggan itu datang dari salesman.
b) Bila penjualan disetujui oleh bagian kredit maka seksi pesanan penjualan
akan menulis surat rangkap tiga
Lembar 1 untuk bagian gudang
Lembar 2 untuk bagian pengiriman
Lembar 3 untuk dimasukkan ke file transaksi penjualan lewat terminal
yang ada di seksi pesanan penjualan. Lembar 3 ini kemudian diarsipkan
di seksi pesanan penjualan urut nomor.
c) Gudang barang jadi menyiapkan barang dan menyerahkannya ke seksi
pengiriman beserta lembar pertama surat perintah pengiriman.
d) Seksi pengiriman menghitung barang dari gudang, mermbungkus, dan
memasukkan lembar ke-2 surat perintah pengiriman ke dalam bungkusan
barang. Barang dikirimkan ke pembeli.
e) Lembar ke-2 surat perintah pengiriman digunakan sebagai dasar untuk
memasukkan data pengiriman barang ke file transaksi penjualan lewat
terminal yang ada di seksi pengiriman. Kemudian lembar 2 surat perintah
pengiriman diarsipkan menurut nomor urut.
f) Sesudah dilengkapi dengan tanggal pengiriman barang, transaksi
penjualan diproses dengan program pembuatan faktur, hasilnya adalah
empat lembar faktur dan jumlah-jumlah untuk pengawasan.
Lembar 1 dan 2 untuk pembeli
Lembar 3 untuk seksi piutang
15
Lembar 4 untuk seksi pesanan penjualan
g) Oleh seksi pesanan penjualan, lembar ke-4 dari faktur dicocokkan dengan
surat perintah pengiriman yang ada dalam arsip. Agar mudah mencari
tembusan perintah pengiriman, maka nomor surat perintah pengiriman
juga dituliskan dalam faktur. Bila jumlah yang dikirim sesuai dengan
yang dipesan, maka transaksinya selesai, tembusan faktur diarsipkan
bersama dengan tembusan pengiriman.
h) File transaksi penjualan kemudian diproses lagi dengan menggunakan
program up-date master file piutang dan buku besar. Hasilnya adalah
master file yang sudah di-update, buku besar yang sudah di-update, dan
daftar jumlah untuk pengawasan. Jumlah-jumlah ini dicocokkan dengan
jumlah kontrol yang diperoleh dari langkah ke-6 diatas.
i) File transaksi penjualan bersama master file persediaan dan file buku
besar diproses dengan program up-date master file persediaan dan buku
besar. Hasilnya adalah master file persediaan yang sudah di-update, file
buku besar yang sudah di-update, laporan status persediaan, dan daftar
jumlah untuk pengawasan. Jumlah ini dicocokkan dengan jumlah kontrol
yang diperoleh dalam langkah 6 diatas. Laporan status persediaan
diserahkan ke seksi pembelian yang menjadi dasar untuk membuat order
pembelian bila saldo persediaan sudah mencapai angka minimum.
j) Setiap akhir bulan, master file piutang diproses dengan program analisis
umur piutang, hasilnya daftar analisis umur piutang diserahkan ke seksi
kredit dan seksi piutang. Selain itu master file piutang ini juga diproses
dengan program penyusunan pernyataan piutang diserahkan ke seksi
16
piutang untuk dikirim ke langganan. Pengiriman surat pernyataan piutang
ini dilakukan bila sudah dicocokkan dengan daftar analisa umur piutang.
k) Setiap akhir bulan, file transaksi penjualan diproses untuk membuat
daftar distribusi penjualan berdasarkan jenis produk, daerah penjualan,
dan lain-lain.
3) Blok Keluaran
Laporan penjualan bulanan perusahaan.
4) Blok Teknologi
Teknologi yang digunakan terdiri dari:
a) Brainware : operator komputer bagian pesanan penjualan dan bagian
akuntansi.
b) Software : operating system dan application system.
c) Hardware : CPU (Central Processing Unit), monitor, keybord, hard disk,
dan printer.
5) Blok Basis Data
Blok basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya. File yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi
penjualan adalah sebagai berikut:
a) Master file piutang
b) Master file persediaan
c) File buku besar
d) File transaksi penjualan
17
6) Blok Kendali
Pengendalian-pengendalian yang diperlukan yaitu:
a) Pengendalian Umum
a.1. Pemisahan tugas dan tanggung jawab antara seksi pesanan
penjualan, seksi kredit, seksi gudang, seksi pengiriman barang,
seksi piutang dalam sistem informasi akuntansi penjualan.
a.2. Otorisasi terhadap sales order dan faktur penjualan oleh manajer
penjualan.
a.3. Faktur, surat perintah pengiriman, dan sales order yang digunakan
bernomor urut tercetak.
b) Pengendalian Aplikasi
b.1. Pengendalian Masukan
Echo Check dilakukan dengan cara setiap kali operator
memasukkan data lewat terminal, maka komputer akan
menunjukkan data yang diterimanya pada terminal, sehingga
operator dapat membaca untuk mengetahui apakah ia sudah
menuliskan data dengan benar. Cara ini bermanfaat untuk
mengecek kesalahan yang terjadi pada saat memasukkan data
komputer, tetapi tidak dapat dideteksi oleh komputer sehingga harus
diperiksa oleh operator.
b.2. Pengendalian proses
b.2.1. Control total check
Control total check digunakan untuk mendeteksi apakah semua
data yang telah diolah telah lengkap dan benar. Control total yang
18
dihitung oleh komputer sewaktu proses pengolahan dapat tercetak
di printer dan hasilnya tidak sama, berarti data yang diolah tidak
lengkap dan mungkin mengandung kesalahan nilai. Pengecekan
ini dapat digunakan untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan
pembulatan, kesalahan akibat hilangnya atau rusaknya data.
b.2.2. Matching check
Pendeteksian data di suatu file, yang dilakukan untuk mencari
data di suatu file pada saat akan diadakan posting (updating) dan
apabila pencarian data di suatu file tidak ditemukan maka
komputer menampilkan layar sebagai suatu kesalahan, sehingga
kesalahan ini dapat dideteksi.
c) Pengendalian Keluaran
c.1. Faktur didistribusikan hanya ke pembeli, ke seksi piutang, dan seksi
pesanan penjualan.
c.2. Laporan status persediaan hanya didistribusikan ke seksi pembelian.
II.1.8. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Definisi pendapatan menurut IAI (2001):
Pendapatan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban
yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal (h. 18).
Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan, bahwa penerimaan
kas merupakan pendapatan yang diterima oleh perusahaan dalam waktu tertentu
19
dan sumber penerimaan kas dari suatu perusahaan biasanya berasal dari
pelunasan piutang dari debitur melalui penjualan kredit.
Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan
kas dan bank menurut Baridwan (2000) yaitu:
a. Bagian surat masuk
Bagian ini bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat
pemberitahuan (remittance advice) melalui pos dari para debitur perusahaan.
Bagian ini juga membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima bersama
cek dari para debitur.
b. Bagian kas
Bagian ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi surat masuk.
Bagian kas bertanggung jawab untuk menyetorkan kas yang diterima dari
berbagai bagian tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh.
Komponen-komponen yang membentuk sistem informasi akuntansi
penerimaan kas menurut Baridwan (2000) yaitu:
1) Blok Masukan
Dokumen input yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi
penerimaan kas/bank adalah:
a) Uang/cek/bilyet giro.
b) Daftar penerimaan uang.
c) Laporan dari bank.
d) Bukti kas masuk.
20
2) Blok Model
a) Kasir menerima pelunasan berbentuk uang atau cek langsung dari
langganan atau lewat bank atau lewat surat yang diterima oleh bagian
surat masuk yang kemudian diserahkan ke kasir dengan daftar
penerimaan uang.
b) Seksi surat masuk memasukkan penerimaan uang melalui terminal.
c) Kasir membuat bukti kas masuk rangkap tiga, lembar ke-1 dan ke-2
diserahkan ke langganan, lembar ketiga digunakan sebagai dasar untuk
memasukkan transaksi penerimaan uang ke file lewat terminal. Lembar
ke-3 bukti kas masuk ini oleh kasir kemudian diarsipkan nomor urut.
d) File transaksi uang masuk diproses dengan program update master file
piutang dan buku besar. Hasilnya adalah master file piutang yang sudah
di-update, daftar jumlah kontrol, dan daftar penerimaan uang.
e) Daftar penerimaan uang diserahkan ke seksi audit intern.
f) Laporan bank setiap periode diserahkan ke seksi audit intern sebagai
dasar untuk menyusun laporan rekonsiliasi bank.
3) Blok Keluaran
Dokumen output yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi
penerimaan kas/bank adalah:
a) Bukti kas masuk.
b) Daftar jumlah untuk kontrol.
c) Daftar penerimaan uang.
21
4) Blok Teknologi
Teknologi yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi penerimaan
kas/bank terdiri dari:
a) Brainware : operator komputer bagian pesanan penjualan dan bagian
akuntansi.
b) Software : operating system dan application system.
c) Hardware : CPU (Central Processing Unit), monitor, keybord, hard disk,
dan printer.
5) Blok Basis Data
Blok basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya. File yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi
penerimaan kas/bank adalah sebagai berikut:
a) File transaksi uang masuk.
b) Master file piutang.
c) File buku besar.
6) Blok Kendali
Pengendalian yang diperlukan dalam sistem informasi akuntansi penerimaan
kas/bank, yaitu:
a) Pengendalian umum
a.1. Adanya pemisahan fungsi yang jelas antara bagian penagihan
dengan bagian kasir.
a.2. Bukti kas masuk bernomor urut tercetak.
a.3. Otorisasi terhadap bukti kas masuk dari pejabat yang berwenang
yaitu manajer keuangan.
22
b) Pengendalian aplikasi
b.1. Pengendalian masukan
Echo Check yaitu mengecek kebenaran data dengan
membandingkan data yang diketik dengan data yang seharusnya
dimasukkan.
b.2. Pengendalian proses:
b.2.1. Matching check, yaitu merupakan pengecekan dengan
membandingkan kode yang dimasukkan dengan yang sedang
dicari dengan field di file induk yang bersangkutan.
b.2.2. Control total check, yaitu untuk meyakinkan bahwa semua data
telah lengkap dan benar.
c) Pengendalian keluaran
Pengendalian keluaran dilakukan agar laporan didistribusikan ke pihak
yang berkepentingan, dan laporan harus diberikan tepat waktu.
II.2. Pengendalian Intern
II.2.1. Pengertian Pengendalian Intern
Pengendalian intern merupakan hal yang sangat penting dan perlu
mendapat perhatian dari setiap perusahaan. Pada dasarnya pengertian
pengendalian intern bagi semua perusahaan adalah sama, tetapi dalam
penerapannya mempunyai kekhususan tersendiri, yang disesuaikan dengan
kondisi perusahaan yang bersangkutan. Suatu sistem informasi akuntansi yang
baik harus mempunyai suatu pengendalian. Pengendalian intern yang diterapkan
23
pada sistem akuntansi sangat berguna untuk mencegah terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan seperti kesalahan atau kecurangan.
Pengertian pengendalian intern menurut James A. Hall (2001) adalah:
The internal control system comprises policies, practices, and the procedures employed by the organization to achieve four broad objectives: 1. To safeguard assets of the firm. 2. To ensure the accuracy and reliability of accounting records and
information. 3. To promote efficiency in the firms operations. 4. To measure compliance with managements predescribed policies and
procedures. (p.138)
II.2.2. Tujuan Pengendalian Intern
Tujuan dari pengendalian intern adalah meminimalkan kemungkinan
terjadinya penyimpangan-penyimpangan dari kebijakan perusahaan, yang dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan tersebut dan menghambat efisiensi
operasi perusahaan. Oleh karena itu sistem perlu dirancang sedemikian rupa
untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa tujuan tertentu akan dapat
dicapai.
Tujuan pengendalian intern menurut IAI (2001) adalah:
Memberikan keyakinan memadai tentang: a. Keandalan pelaporan keuangan b. Efektivitas dan efisiensi operasi, dan c. Kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku (h. 319.2).
Berdasarkan kutipan di atas maka tujuan dari pengendalian intern adalah
serangkaian kegiatan pengendalian inten yang dilakukan oleh perusahaan dengan
maksud memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan atau kecurangan dalam
sistem informasi akuntansi perusahaan sehingga kegiatan operasi perusahaan
dapat dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan.
24
II.2.3. Komponen Pengendalian Intern
Pelaksanaan pengendalian intern yang baik harus mencakup beberapa
komponen-komponen penting yang menjadi dasar dalam melaksanakan
pengendalian intern atas sistem informasi akuntansi perusahaan. Berikut ini
adalah komponen-komponen pengendalian intern menurut IAI (2001):
1. Lingkungan Pengendalian Menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian
orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur lingkungan pengendalian ini terdiri dari:
a. Integritas dan nilai etika b. Komitmen terhadap kompetensi c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit d. Filosofi dan gaya operasi manajemen e. Struktur organisasi f. Pemberian wewenang dan tanggung jawab g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
2. Penaksiran risiko Adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk
mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
3. Aktivitas pengendalian Adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan
manajemen dilaksanakan. 4. Informasi dan komunikasi
Adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam bentuk dan waktu yang memungkinkan organisasi melakukan tanggung jawab mereka.
5. Pemantauan Adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. (h. 319.2)
II.2.4. Unsur Sistem Pengendalian Intern
Menurut Narko (2002), kebanyakan kepustakaan yang membahas sistem
pengendalian internal mengacu kepada pengertian yang dikeluarkan AICPA
(American Institute Certified Public Accountant) pada tahun 1949, dalam hal ini
terdapat empat unsur sistem pengendalian intern sebagai berikut:
25
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional yang jelas.
2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap harta, utang, pendapatan, dan biaya.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap bagian
organisasi.
4. Karyawan yang kompeten, yang mampu melaksanakan tugasnya.