67
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN Pada prinsipnya terdapat perbedaan perhitungan penghasilan dan beban menurut Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan peraturan perpajakan. Hal ini sering menjadi permasalahan dalam penyusunan laporan keuangan fiskal. Pengetahuan atas ketentuan pajak yang benar sangat diperlukan oleh Wajib Pajak karena dengan pengetahuan tersebut Wajib Pajak dapat melakukan kewajiban pajaknya dengan benar bahkan bila dipelajari secara rinci Wajib Pajak dapat memanfaatkan peluang dalam peraturan perpajakan tersebut untuk menghemat pengeluaran untuk pajak tanpa melanggar peraturan perpajakan tersebut. Di dalam laporan rekonsiliasi laba rugi fiskal PT QN ditemukan beberapa koreksi positif yang menyebabkan bertambahnya laba perusahaan sehingga menyebabkan bertambahnya jumlah Pajak Penghasilan yang harus 49

2011-2-00505-AK Bab4001

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2011-2-00505-AK Bab4001

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

Pada prinsipnya terdapat perbedaan perhitungan penghasilan dan beban

menurut Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan peraturan perpajakan.

Hal ini sering menjadi permasalahan dalam penyusunan laporan keuangan fiskal.

Pengetahuan atas ketentuan pajak yang benar sangat diperlukan oleh Wajib Pajak

karena dengan pengetahuan tersebut Wajib Pajak dapat melakukan kewajiban

pajaknya dengan benar bahkan bila dipelajari secara rinci Wajib Pajak dapat

memanfaatkan peluang dalam peraturan perpajakan tersebut untuk menghemat

pengeluaran untuk pajak tanpa melanggar peraturan perpajakan tersebut.

Di dalam laporan rekonsiliasi laba rugi fiskal PT QN ditemukan beberapa

koreksi positif yang menyebabkan bertambahnya laba perusahaan sehingga

menyebabkan bertambahnya jumlah Pajak Penghasilan yang harus dibayar oleh

perusahaan. Selama ini PT QN belum pernah menerapkan perencanaan Pajak

Penghasilan Badan pada perusahaannya sehingga ada beberapa koreksi fiskal

atas biaya komersial yang harusnya bisa dihindari tetapi tidak dilakukan. Selain

itu, ada beberapa peraturan perpajakan yang terlewatkan sehingga dapat

menyebabkan adanya sanksi di kemudian hari apabila dilakukan pemeriksaan.

Sebelum dilakukan koreksi fiskal, perlu dilakukan analisis terhadap akun-

akun yang termasuk dalam objek pajak penghasilan dan biaya-biaya yang telah

dikeluarkan oleh PT QN. Beberapa biaya yang secara umum dikeluarkan oleh PT

QN selama tahun 2009, 2010, dan 2011 adalah sebagai berikut:

49

Page 2: 2011-2-00505-AK Bab4001

1. Biaya gaji karyawan.

Perusahaan memberikan gaji kepada karyawan sesuai dengan golongan dan

jabatan masing-masing karyawan. Gaji diberikan kepada setiap karyawan

setiap akhir bulan. THR diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya

setahun sekali. Perusahaan menanggung seluruh PPh 21 atas gaji karyawan

dalam bentuk tunjangan PPh 21.

2. Biaya Entertainment.

Perusahaan mengeluarkan biaya entertainment untuk melancarkan

kepentingan bisnisnya dengan menjamu kolega dan partner bisnis PT QN.

Kegiatan entertainment ini dilakukan oleh pimpinan perusahaan dan bagian

marketing yang bekerja pada PT QN.

3. Biaya listrik.

Biaya listrik dikeluarkan perusahaan untuk membiayai pemakaian listrik

setiap bulannya untuk kegiatan operasional perusahaan.

4. Biaya telekomunikasi dan internet.

Perusahaan mengeluarkan biaya telepon, faksimili, internet, dan pulsa

handphone dalam rangka kegiatan operasional perusahaan. Biaya pengisian

pulsa telepon selular diberikan perusahaan untuk pegawai yang memiliki

jabatan tertentu.

5. Biaya sewa.

Biaya ini dikeluarkan untuk menyewa gedung berupa ruko berlantai tiga

yang digunakan untuk produksi software dan kantor.

50

Page 3: 2011-2-00505-AK Bab4001

6. Biaya iuran keamanan dan kebersihan.

Perusahaan mengeluarkan biaya keamanan kepada RT/RW setempat untuk

menjaga kantor dan biaya kebersihan untuk membersihkan bagian dalam dan

luar kantor.

7. Biaya pemeliharaan dan perbaikan.

Perusahaan mengeluarkan biaya pemelihaaran dan perbaikan untuk biaya

pemeliharaan kantor, perawatan peralatan kantor seperti AC, komputer, meja

dan kursi, dan lain-lain. Untuk biaya pemeliharaan ini biasanya perusahaan

menggunakan jasa dari pihak lain.

8. Biaya keperluan kantor.

Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli air minum untuk semua

karyawan, perlengkapan kebersihan, pewangi ruangan dan perlengkapan dan

alat tulis kantor, seperti kertas, tinta, dan lain-lain. Untuk setiap pengeluaran

atas keperluan kantor memiliki dokumen pendukung seperti bon pembelian.

9. Biaya transportasi.

Biaya dikeluarkan perusahaan untuk pembelian bensin, pembayaran tol dan

biaya parkir sehubungan dengan operasi perusahaan, seperti membeli alat-

alat pendukung software, menemui klien di luar kantor, mengantar pesanan

pelanggan, dan biaya operasional kendaraan kantor.

10. Biaya pos dan meterai.

Biaya yang digunakan perusahaan untuk mengirim produk, surat dan faktur

melalui ekspedisi.

51

Page 4: 2011-2-00505-AK Bab4001

11. Biaya administrasi bank

Biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai transaksi yang

dilakukan di bank setiap bulannya seperti biaya administrasi bulanan bank,

pembayaran cek, biaya transfer dan biaya kliring.

12. Biaya iklan dan promosi.

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memasang biaya iklan untuk

mencari karyawan baru bagi perusahaan.

13. Biaya pemasaran.

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memasarkan produk dan jasa

PT QN kepada klien. Biaya ini juga termasuk biaya perjalanan dinas dan

biaya sewa tempat di pameran-pameran untuk memasarkan produk mereka.

14. Biaya penyusutan.

Biaya penyusutan dikeluarkan perusahaan untuk biaya penyusutan inventaris

kantor. Setiap inventaris yang dimiliki perusahaan memiliki biaya

penyusutan yang dihitung dengan metode garis lurus.

52

Page 5: 2011-2-00505-AK Bab4001

IV.2 Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Laba Rugi dari Hasil Analisis Biaya

Didalam akuntansi komersil semua biaya yang berkaitan dengan

kegiatan operasional perusahaan dapat dijadikan pengurang penghasilan

sehingga laba menjadi kecil dan pembayaran pajak juga menjadi lebih rendah.

Tetapi berbeda dengan Undang-Undang Perpajakan, tidak semua biaya dapat

dijadikan pengurang penghasilan bruto sehingga untuk memperoleh laba fiskal

dalam menghitung Pajak Penghasilan Badan, maka laporan keuangan komesial

perusahaan harus dikoreksi terlebih dahulu sehingga menghasilkan laporan

keuangan fiskal yang dijadikan dasar perhitungan laba fiskal. Koreksi fiskal

dilakukan karena adanya perbedaan waktu dan perbedaan tetap. Terdapat 2

macam koreksi fiskal yaitu koreksi positif dan koreksi negatif. Koreksi fiskal

positif merupakan koreksi fiskal yang dilakukan akan mengakibatkan

pengurangan biaya yang telah diakui dalam laporan keuangan komersial

sehingga menyebabkan bertambahnya penghasilan kena pajak. Sedangkan

koreksi negatif merupakan koreksi fiskal yang dilakukan akan mengakibatkan

penambahan biaya yang akan diakui dalam laporan keuangan komersial sehingga

menyebabkan berkurangnya penghasilan kena pajak.

Berdasarkan analisis biaya- biaya yang ada di PT QN maka terdapat

koreksi fiskal untuk tahun 2008, 2009, dan 2010 adalah sebagai berikut:

53

Page 6: 2011-2-00505-AK Bab4001

Tabel IV.1

Koreksi Fiskal terhadap Laporan Laba Rugi dari Hasil Analisis Biaya tahun 2008

PT QN

LAPORAN PERHITUNGAN LABA RUGI

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2008 (Dalam Rupiah)

Keterangan Komersial Koreksi Perusahaan

Laporan Fiskal

Perusahaan

AnalisisPenulis

Penulis

Penjualan 2,191,898,623 2,191,898,623 2,191,898,623Harga Pokok Penjualan (2,094,849,813) (2,094,849,813) (2,094,849,813)Laba Kotor 97,048,810 97,048,810 97,048,810

Beban Operasi:Gaji Karyawan (80,122,600) (193,300) (80,315,900) (80,315,900)Keperluan Kantor (650,000) (650,000) (2,635,000) (3,285,000)Listrik (4,452,092) (4,452,092) (4,452,092)Pemeliharaan & Perbaikan (5,416,000) (5,416,000) (5,416,000)Telepon (1,699,678) (1,699,678) (1,699,678)Transportasi (6,732,000) (6,732,000) (6,732,000)Penyusutan - (4,634,689) (4,634,689) 76,095 (4,558,594)Sewa (18,108,993) (18,108,993) (18,108,993)Pos dan Materai (63,000) (63,000) (63,000)Administrasi Bank (1,033,462) (1,033,462) (1,033,462)Keamanan dan Kebersihan (443,370) (443,370) 443,370 -Lain-lain (14,955) 14,955 - -Jumlah Beban Operasional

(118,736,150) (123,549,184) (125,664,710)

Laba (Rugi) Operasi (21,687,340) (26,500,374) (28,615,900)Pendapatan Lain-Lain:Jasa Giro 415,289 (415,289) - -Selisih Kurs 75,027,528 75,027,528 75,027,528Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain

75,442,818 75,027,528 75,027,528

Laba Bersih Sebelum Pajak

53,755,478 48,527,155 46,411,629

PPh tahun 2008* 5,563,250 4,852,700 4,641,100Laba setelah Pajak Penghasilan

48,192,228 43,674,455 41,770,529

54

Page 7: 2011-2-00505-AK Bab4001

Tabel IV.2

Perhitungan Pajak Terutang tahun 2008

Sebelum Analisis Sesudah Analisis SelisihLaba Sebelum Pajak 48,527,155 46,411,629 2,115,526PPh Badan:10% x Rp 48.527.000,-10% x Rp 46.411.000

4,852,7004,641,100

Total Pajak Terutang 4,852,700 4,641,100 211,600Angsuran PPh:(14% x Rp 48.527.000)/12(14% x Rp 46.411.000)/12

566,100541,400

Dari hasil koreksi perusahaan dan analisis dari penulis, pada tahun 2008

perusahaan memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp 48.527.155,-

dengan pajak penghasilan sebesar Rp 4.852.7000,- dan setelah dianalisis laba

bersih sebelum pajak perusahaan menurun menjadi Rp 46.411.629,- dengan

pajak penghasilan sebesar Rp 4.641.100,-.

Penjelasan koreksi fiskal yang terdapat dalam laporan laba rugi PT QN

pada tahun 2008 adalah sebagai berikut:

1. Penjualan

Nilai penjualan yang ada di dalam laporan keuangan adalah nilai transaksi

penjualan yang dilakukan perusahaan kepada para customer selama bulan

Agustus- Desember 2008. Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis, PT

QN telah melaporkan penjualan di dalam SPT masa PPN dan hasilnya sesuai

dengan Undang-Undang Perpajakan sehingga tidak perlu dilakukan koreksi

fiskal atas pendapatan tersebut. Nilai penjualan selama bulan Agustus-

Desember tahun 2008 adalah sebagai berikut:

55

Page 8: 2011-2-00505-AK Bab4001

Bulan Pendapatan (DPP) PPN

Agustus 226,853,490 22,685,349September 320,284,170 32,028,417Oktober 355,267,475 35,526,748November 481,984,537 48,198,454Desember 807,508,951 80,750,895Total 2,191,898,623 219,189,862

2. Gaji Karyawan

Biaya gaji karyaawan dikeluarkan perusahaan untuk membayar gaji, bonus,

dan tunjangan kepada karyawan sesuai dengan golongan atau jabatan

masing-masing karyawan.

Pada dasarnya biaya gaji dan THR tidak perlu dikoreksi, karena sesuai

dengan Undang Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat

1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan

bruto. Biaya gaji karyawan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan

memelihara penghasilan, seperti biaya upah, gaji, honorarium, bonus,

gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang. Tetapi karena

ada perbedaan jumlah gaji karyawan di dalam laporan keuangan komersial

dan laporan keuangan fiskal maka dilakukan koreksi fiskal negatif sebesar

Rp 193.300,-

Perincian jumlah perbedaan biaya gaji karyawan di dalam laporan keuangan

komersial dan laporan keuangan fiskal sesuai dengan SPT Badan 1771 tahun

2008 adalah sebagai berikut:

Laporan Keuangan Komersial = Rp 80.122.600,-

SPT Badan 1771 = Rp 80.315.900

56

Page 9: 2011-2-00505-AK Bab4001

3. Keperluan Kantor

Biaya keperluan kantor dikeluarkan perusahaan untuk membiayai keperluan

kantor sehari-hari seperti membeli air minum, alat kebersihan, alat tulis

kantor, dan lain-lain. Perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal karena biaya

ini dikeluarkan untuk pekerjaan dan dapat dijadikan pengurang penghasilan

bruto. Tetapi penulis melakukan koreksi fiskal negatif sebesar Rp 2.635.000,-

dimana angka tersebut berasal dari aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan

yang disusutkan sekaligus karena dianggap memiliki nilai yang tidak material

(Di bawah Rp 1.000.000,-) untuk disusutkan selama 4 tahun (kelompok 1)

ataupun 8 tahun (kelompok 2). Jadi penulis menyusutkan aktiva tetap

tersebut sekaligus pada saat tahun pembeliannya dan memasukkannya

sebagai keperluan kantor.

Berikut ini adalah perincian pembelian aktiva tetap tersebut:

Jenis AktivaKelompokAktiva

Tahun Perolehan

Nilai Perolehan (dalam rupiah)

Printer HP I 12-08 600,0002 unit Kursi Gracia-Biru II 10-08 950,0002 unit Kursi Gracia-Coklat II 10-08 485,0001 unit Dispenser II 10-08 150,0003 unit Telepon Sahitel II 10-08 450,000Total aktiva yang disusutkan sekaligus

2,635,000

4. Listrik

Biaya listrik adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar

pemakaian listrik setiap bulannya yang digunakan untuk kegiatan operasional

perusahaan. Atas biaya listrik ini tidak perlu dikoreksi karena biaya tersebut

seluruhnya digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat

57

Page 10: 2011-2-00505-AK Bab4001

dijadikan pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang Pajak

Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 (a) yaitu biaya yang secara

langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha.

5. Pemeliharaan dan Perbaikan

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dikeluarkan perusahaan untuk membiayai

pemeliharaan gedung kantor dan inventaris kantor seperti AC, komputer,

meja, kursi, dan peralatan kantor lainnya. Atas biaya pemeliharaan dan

perawatan tidak perlu dilakukan koreksi karena berkaitan dengan kegiatan

perusahaan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan.

Untuk biaya pemeliharaan dan perawatan, perusahaan selalu menggunakan

jasa dari pihak lain. Perusahaan tidak pernah memotong PPh pasal 23 atas

penggunaan jasa tersebut, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah

melakukan pelanggaran atas peraturan perpajakan yang dapat dikenakan

sanksi di kemudian hari apabila dilakukan pemeriksaan.

6. Telepon

Perusahaan mengeluarkan biaya telepon untuk kegiatan operasional

perusahaan sehingga atas biaya telepon ini tidak perlu dilakukan korensi

fiskal karena termasuk salah satu komponen biaya yang dapat dikurangkan

dari penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang Pajak Penghasilan

nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 (a) yaitu biaya yang secara langsung atau

tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha.

7. Transportasi

Biaya transportasi dikeluarkan dalam rangka melaksanakan kegiatan

operasional perusahaan dan pendistribusian software dari supplier ke

58

Page 11: 2011-2-00505-AK Bab4001

customer. Pengeluaran dalam hal transportasi berupa bensin, tol, dan parkir

setiap bulannya. Pengeluaran atas biaya transportasi merupakan komponen

biaya pengurang penghasilan bruto sehingga tidak perlu dilakukan koreksi.

8. Penyusutan

Perusahaan menggunakan metode garis lurus dalam menyusutkan aktivanya.

Perusahaan membagi penyusutan atas inventaris perusahaannya kedalam 2

kelompok yaitu bukan bangunan kelompok I dan dan bukan bangunan

kelompok II.

Besarnya biaya penyusutan menurut perusahaan pada tahun 2008 adalah

sebagai berikut :

Inventaris Kantor Kelompok I Rp 4.450.000,-

Inventaris Kantor Kelompok II Rp 184.689,-

Total Penyusutan Rp 4.634.689,-

Karena ada beberapa aktiva tetap yang telah disusutkan sekaligus pada saat

pembelian, maka nilai penyusutan aktiva tetap juga akan mengalami

perubahan. Maka nilai penyusutan berdasarkan analisis penulis adalah

sebagai berikut:

Inventaris Kantor Kelompok I Rp 4.437.500,-

Inventaris Kantor Kelompok II Rp 121.094,-

Total Penyusutan Rp 4.558.594,-

Sehingga atas biaya penyusutan ini harus dilakukan koreksi positif sebesar

Rp 76.095,-

59

Page 12: 2011-2-00505-AK Bab4001

9. Sewa

Perusahaan mengeluarkan biaya untuk menyewa gedung kantor yang

digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Untuk biaya

tersebut tidak perlu dikoreksi karena merupakan salah satu komponen biaya

pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36

Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 3 tentang biaya-biaya yang dapat

menjadi pengurang penghasilan bruto.

Atas biaya sewa ini, PT QN telah memotong PPh final pasal 4 ayat 2 setiap

bulannya kepada pemilik gedung.

10. Pos dan Materai

Perusahaan mengeluarkan biaya pos dan materai untuk mengirim barang,

faktur, dan surat-surat penting lainnya yang berhubungan dengan kegiatan

operasional perusahaan. Atas biaya pos dan materai tidak perlu dikoreksi

karena biaya tersebut dikeluarkan untuk pekerjaan dan dapat dijadikan

pengurang penghasilan bruto.

11. Administrasi bank

Perusahaan mengeluarkan biaya administrasi bank atas transaksi perbankan

yang dilakukan oleh perusahaan setiap bulannya. Biaya ini tidak perlu

dikoreksi karena termasuk di dalam komponen biaya pengurang penghasilan

bruto yang diatur di dalam Undang Undang Pajak Penghasilan Nomor 36

Tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 8.

12. Keamanan dan kebersihan

Setiap bulannya, perusahaan membayarkan iuran keamanan dan kebersihan

kepada petugas yang dipekerjakan oleh RT di lingkungan setempat. Biaya ini

60

Page 13: 2011-2-00505-AK Bab4001

seharusnya dapat dijadikan biaya fiskal karena biaya tersebut berkaitan

dengan kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan

UU PPh Pasal 6 ayat 1 jika biaya-biaya tersebut dilengkapi dengan bukti

pembayaran yang lengkap dan rinci. Atas biaya ini harus dilakukan koreksi

seluruhnya yaitu sebesar Rp 443.470,- karena tidak ditemukan adanya bukti

pendukung atas biaya keamanan dan kebersihan ini.

13. Beban lain-lain

Beban lain-lain ini harus dikoreksi seluruhnya sebesar Rp 14.955, karena

tidak memiliki bukti pendukung atau daftar nominatif atas dikeluarkannya

biaya tersebut. Sehingga biaya tersebut dianggap tidak ada. Dengan

kesimpulan bahwa perusahaan telah benar melakukan koreksi atas biaya lain-

lain ini.

14. Pendapatan jasa giro

Pendapatan bunga atas jasa giro dikenakan pajak yang bersifat final (PPh

Pasal 4 ayat 2) oleh Bank. Pendapatan atas jasa giro harus dikoreksi negatif

karena bersifat final sehingga tidak perlu diperhitungkan kembali pada akhir

tahun pajak dan tidak dapat dijadikan sebagai beban perusahaan.

Berdasarkan PP 131 tahun 2000 dan Keputusan Menteri Keuangan

No.51/KMK.04/2000, pendapatan bunga jasa giro harus dikoreksi seluruhnya

dari laporan keuangan fiskal. Jadi atas pendapatan Bungan jasa giro dikoreksi

negatif sebesar Rp 215.489,-. Dan perusahaan telah benar melakukan koreksi

negatif atas pendapatan jasa giro.

61

Page 14: 2011-2-00505-AK Bab4001

Tabel IV.3

Koreksi Fiskal terhadap Laporan Laba Rugi dari Hasil Analisis Biaya tahun 2009

PT QN

LAPORAN PERHITUNGAN LABA RUGI

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009

(Dalam Rupiah)

Keterangan Komersial Koreksi Perusahaan

Laporan Fiskal

Perusahaan

AnalisisPenulis

Penulis

Pendapatan Usaha 3,385,192,291 3,385,192,291 3,385,192,291Harga Pokok Pendapatan (2,649,167,273) (2,649,167,273) (2,649,167,273)Laba Kotor 736,030,265 736,030,265 736,030,265

Biaya Operasi :Gaji Karyawan (374,889,800) (374,889,800) (2,640,000) (377,529,800)Keperluan Kantor (7,133,101) (7,133,101) (3,615,000) (10,748,101)Listrik (7,873,438) (7,873,438) (7,873,438)Pemeliharaan & Perbaikan (1,989,280) (1,989,280) (1,989,280)Transportasi (5,521,998) (5,521,998) (5,521,998)Penyusutan (128,018,538) (128,018,538) 919,271 (127,099,267)Sewa (48,570,225) (48,570,225) (48,570,225)Pos dan Materai (6,074,144) (6,074,144) (6,074,144)Administrasi Bank (2,195,804) (2,195,804) (2,195,804)Keamanan dan Kebersihan (4,575,525) (4,575,525) 4,575,525 -Beban Internet (73,914,852) (73,914,852) 1,800,000 (72,114,852)Beban Entertainment (12,695,152) 12,695,152 - -Beban Iklan dan Promosi (949,500) (949,500) (949,500)Lain-lain (847) 847 - -Jumlah Beban Operasional

(674,402,205)(661,706,205)

(660,666,409)

Laba(Rugi) Operasi 61,628,000 74,324,059 75,363,856

Pendapatan(Beban) Lain-lain :Jasa Giro 528,017 (528,017) - -Selisih Kurs (3,507,140) (3,507,140) (3,507,140)Pendapatan Lain-lain 1,000,000 1,000,000 1,000,000Jumlah Pendapatan(Beban) Lain-lain

(1,979,123) (2,507,140) (2,507,140)

Laba Bersih Sebelum Pajak Penghasilan

59,648,937 71,816,919 72,856,716

PPh tahun 2009* 8,350,720 10,054,240 10,199,840Laba Setelah Pajak Penghasilan

51,298,217 61,762,679 62,656,876

62

Page 15: 2011-2-00505-AK Bab4001

Tabel IV.4

Perhitungan Pajak Terutang tahun 2009

Sebelum Analisis

Sesudah Analisis

Selisih

Laba Bersih sebelum Pajak 71,816,919 72,856,716 1,039,797PPh Badan:(50% x 28%) x Rp 71.816.000(50% x 28%) x Rp 72.856.000

10,054,24010,199,840

Total Pajak Terutang 10,054,240 10,199,840 145,600Angsuran PPh{[(50% x 25%) x Rp (71.816.000-1.000.000)] – 336.776} / 12{[(50% x 25%) x Rp (72.856.000-1.000.000)] – 336.776} / 12

709,600720,400

Dari hasil koreksi perusahaan dan analisis dari penulis, pada tahun 2009

perusahaan memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp 71,816,919,-

dengan pajak penghasilan sebesar Rp 10.054.240,- dan setelah dianalisis laba

bersih sebelum pajak perusahaan meningkat menjadi Rp 72,856,716,- dengan

pajak penghasilan sebesar Rp 10.199.840,-.

Penjelasan koreksi fiskal yang terdapat dalam laporan laba rugi PT QN

pada tahun 2009 adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan Usaha

Pendapatan usaha diperoleh melalui kegiatan operasional perusahaan dalam

memperoleh penghasilan. Pendapatan usaha perusahaan diperoleh melalui

kegiatan penjualan software dan penyediaan jasa solusi telekomunikasi.

Perusahaan memilih metode accrual basis dalam mengakui pendapatannya

karena hampir semua jenis pembayaran atas kegiatan penjualan dan

63

Page 16: 2011-2-00505-AK Bab4001

pemberian jasa dalam bentuk kredit. Di dalam perpajakan, pendapatan di

akui pada saat terjadinya transaksi (accrual basis). Dalam hal ini, berarti

perusahaan telah menerapkan metode pengakuan pendapatan sesuai dengan

ketentuan perpajakan yang berlaku. Berdasakan analisis yang dilakukan oleh

penulis, PT QN telah melaporkan seluruh pendapatannya di dalam SPT Masa

PPN. Sehingga tidak perlu dilakukan koreksi fiskal atas perhitungan

pendapatan ini. Pendapatan yang diperoleh perusahaan dan PPN yang telah

dilaporkan dan dibayarkan pada tahun 2009 adalah sebagai berikut:

Bulan Pendapatan (DPP) PPNJanuari 231,608,543 23,160,854Februari 104,696,238 10,469,624Maret 178,251,001 17,825,100April 518,929,875 51,892,988Mei 436,313,659 43,631,366Juni 290,782,354 29,078,235Juli 261,413,682 26,141,368Agustus 305,641,382 30,564,138September 256,820,685 25,682,069Oktober 225,648,176 22,564,818November 292,499,993 29,249,999Desember 282,586,703 28,258,670Total 3,385,192,291 338,519,230

2. Biaya Gaji Karyawan

Biaya gaji karyawan yang dikeluarkan oleh perusahaan selama tahun 2009

sebesar Rp 374,889,800,- terdiri dari biaya gaji dan THR selama satu tahun

dan sudah termasuk tunjangan pajak yang diberikan.

Atas biaya gaji karyawan dilakukan koreksi negatif sebesar Rp 2.640.000,-.

Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan antara jumlah biaya gaji di dalam

64

Page 17: 2011-2-00505-AK Bab4001

SPT Tahunan Badan 1771 dengan jumlah biaya gaji di dalam SPT masa PPh

pasal 21 dan/atau 26 dengan perincian sebagai berikut :

Pada SPT Badan 1771 : Rp 374.889.800,-

Pada SPT masa PPh pasal 21 dan/atau 26 : Rp 377.529.800,-

Jumlah gaji karyawan di dalam SPT Tahunan 1771 seharusnya sama dengan

jumlah penghasilan bruto atas gaji di dalam SPT masa PPh pasal 21 dan/atau

26 sehingga diperlukan koreksi negatif atas biaya tersebut.

3. Keperluan Kantor

Atas biaya keperluan kantor perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal

karena biaya ini dikeluarkan untuk pekerjaan dan dapat dijadikan pengurang

penghasilan bruto. Tetapi penulis melakukan koreksi fiskal negatif sebesar

Rp 3.615.000,- dimana angka tersebut berasal dari aktiva tetap yang dimiliki

oleh perusahaan yang disusutkan sekaligus karena dianggap memiliki nilai

yang tidak material untuk disusutkan. Sehingga penulis menyusutkan aktiva

tetap tersebut sekaligus pada saat tahun pembeliannya dan memasukkannya

sebagai keperluan kantor.

Berikut ini adalah perincian pembelian aktiva tetap di tahun 2009:

Jenis AktivaKelompok Aktiva

Tahun Pembelian

Nilai Perolehan (dalam rupiah)

FWT GSM GF181NK-1 Port I 11-09 950,000Printer LX 300 I 12-09 650,000Meja Samping I 02-09 415,000Meja Meeting I 02-09 985,000Whiteboard I 02-09 615,000Total Aktiva yang disusutkan sekaligus 3,615,000

65

Page 18: 2011-2-00505-AK Bab4001

4. Biaya Penyusutan

Besarnya biaya penyusutan menurut perusahaan pada tahun 2009 adalah

sebagai berikut :

Inventaris Kantor Kelompok I Rp 127,279,788,-

Inventaris Kantor Kelompok II Rp 738,750,-

Total Penyusutan tahun 2009 Rp 128,018,538,-

Karena ada beberapa aktiva tetap yang telah disusutkan sekaligus pada saat

pembelian, maka nilai penyusutan aktiva tetap juga akan mengalami

perubahan. Maka nilai penyusutan berdasarkan analisis penulis adalah

sebagai berikut :

Inventaris Kantor Kelompok I Rp 126,614,892,-

Inventaris Kantor Kelompok II Rp 484,375,-

Total Penyusutan tahun 2009 Rp 127,099,267,-

Sehingga atas biaya penyusutan ini harus dilakukan koreksi positif sebesar

Rp 919.271,-

5. Biaya Keamanan dan Kebersihan

Atas biaya ini harus dilakukan koreksi seluruhnya yaitu sebesar Rp

4,575,525,- karena tidak dilengkapi dokumen-dokumen yang rinci dan jelas

atas biaya keamanan dan kebersihan ini.

6. Beban internet

Perusahaan mengeluarkan biaya internet untuk mendukung kegiatan

operasional perusahaan yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa

yang berhubungan dengan teknologi informasi dan telekomunikasi. Penulis

menemukan bahwa perusahaan memasukkan biaya komunikasi ke dalam

66

Page 19: 2011-2-00505-AK Bab4001

biaya internet ini. Seharusnya biaya telepon tidak boleh digabung dengan

biaya internet karena di dalam biaya tersebut terdapat biaya pulsa handphone

yang diberikan kepada karyawan yang memiliki jabatan tertentu yang harus

dikoreksi sebesar 50% dari jumlah biaya berlangganan atau pengisian uang

pulsa selama tahun yang bersangkutan sesuai dengan Keputusan DJP no

KEP-220/PJ/2002 tertanggal 18 April 2002 tentang perlakuan pajak

penghasilan atas biaya pemakaian telepon selular dan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 520/KMK.04/2000 Lampiran I butir 1 huruf c

sebagaimana telah diubah menjadi Keputusan Menteri Keuangan Nomor

138/KMK.03/2002. Besarnya koreksi fiskal positif di dalam biaya internet ini

adalah sebesar Rp 1.800.000,-

7. Biaya Entertainment

Perusahaan mengeluarkan biaya entertainment untuk menjamu tamu dan

kolega bisnisnya demi melancarkan keperluan bisnisnya. Wajib Pajak harus

dapat membuktikan bahwa biaya-biaya entertainment yang telah dikeluarkan

(formal) dan ada hubungannya dengan kegiatan usaha. Dalam

S-334/PJ.321/2003 tanggal 22 Mei 2003 yang merupakan penegasan Surat

Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-27/PJ.22/1986 tanggal 14 Juni

1986 tentang biaya entertainment menegaskan bahwa biaya entertainment,

representasi, jamuan tamu, dan sejenisnya untuk mendapatkan, menagih, dan

memelihara penghasilan yang merupakan objek PPh dan tidak terkena PPh

final dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, dengan syarat dibuatkan

daftar nominatif dan dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh. Karena

perusahaan tidak membuatkan daftar nominatif atas biaya entertainment,

67

Page 20: 2011-2-00505-AK Bab4001

maka atas biaya entertainment harus dikoreksi positif seluruhnya sebesar Rp

12.695.152,-.

8. Biaya Iklan dan Promosi

Perusahaan mengeluarkan biaya iklan dan promosi untuk memasang iklan di

media online yang digunakan untuk mencari karyawan baru bagi perusahaan.

Untuk biaya ini tidak perlu dilakukan koreksi karena biaya ini dikeluarkan

untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan sebagaimana

dijelaskan dalam UU PPh pasal 6 ayat 1 (a). Untuk jasa pemasangan iklan,

perusahaan sudah melakukan pemotongan PPh pasal 23.

9. Pendapatan Jasa Giro

Pendapatan jasa giro merupakan penghasilan yang dikenakan PPh final Pasal

4 ayat 2, sehingga atas pendapatan jasa giro harus dikoreksi negatif sebesar

Rp 528.017,-

10. Kerugian selisih kurs

Kerugian yang diakibatkan oleh selisih kurs tidak perlu dikoreksi karena

termasuk di balam salah satu komponen pengurang penghasilan bruto yang

terdapat dalam UU PPh nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf e tentang

kerugian selisih kurs mata uang asing.

68

Page 21: 2011-2-00505-AK Bab4001

Tabel IV.5

Koreksi Fiskal terhadap Laporan Laba Rugi dari Hasil Analisis Biaya tahun 2010

PT QN

LAPORAN PERHITUNGAN LABA RUGI

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010

(Dalam Rupiah)

Keterangan Komersial Koreksi Perusahaan

Laporan Fiskal Perusahaan

MenurutPenulis

Penulis

Penjualan 5,549,575,021 5,549,575,021 5,549,575,021 Pendapatan Jasa 41,659,818 41,659,818 41,659,818 Jumlah Pendapatan Usaha 5,591,234,839 5,591,234,839 5,591,234,839 Harga Pokok Pendapatan (3,153,864,738) (3,153,864,738) (3,153,864,738)Biaya Tidak Langsung (369,943,750) (369,943,750) (369,943,750)Laba Kotor 2,067,426,351 2,067,426,351 2,067,426,351

Biaya Operasi :Gaji Karyawan (726,327,304) (726,327,304) (726,327,304)Pemasaran (549,394,283) (549,394,283) (549,394,283)Keperluan Kantor (28,878,500) (28,878,500) 4,620,000 (24,258,500)Transportasi (46,394,600) (46,394,600) (46,394,600)Sewa (75,781,752) (75,781,752) (75,781,752)Listrik (12,046,501) (12,046,501) (12,046,501)Telekomunikasi (105,919,011) 835,875 (105,083,136) 1,141,125 (103,669,011)Pemeliharaan dan Perbaikan (1,044,000) (1,044,000) (1,044,000)Pos dan Materai (14,170,175) (14,170,175) (14,170,175)Penyusutan (237,584,196) (237,584,196) 1,169,583 (236,414,613) Administrasi Bank (2,917,974) (2,917,974) (2,917,974)Beban Entertainment (53,240,299) (53,240,299) 7,122,399 (46,127,900)PPh pasal 23 (91,560) 91,560 - - Lain-lain (785) 785 - - Jumlah Beban Operasional

(1,853,790,940) (1,852,862,720) (1,838,546,613)

Laba(Rugi) Operasi 213,635,411 214,563,631 228,879,738

Pendapatan(Beban) Lain-lain :Jasa Giro 633,599 (633,599) - - Selisih Kurs (3,860,758) (3,860,758) (3,860,758)Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-lain

(3,227,159) (3,860,758) (3,860,758)

Laba Bersih Sebelum Pajak Penghasilan

210,408,252 210,702,873 225,018,980

PPh tahun 2010* 30,022,917 30,064,895 32,107,878Laba Setelah Pajak Penghasilan

180,385,335 180,637,978 192,911,102

69

Page 22: 2011-2-00505-AK Bab4001

Tabel IV.6

Perhitungan Pajak Terutang tahun 2010

Sebelum Analisis

Sesudah Analisis

Selisih

Laba Bersih sebelum Pajak 210,702,873 225,018,980 14,316,107PPh Badan:4.800.000.000 × 210.702.000x 12,5%5.591.234.839(210.7011.873 – 180.884.837) x 25%

4.800.000.000 × 225.018.000x 12,5%5.591.234.839(225.018.980 – 193.174.930) x 25%

22,610,6047,454,291

24,146,8667,961,012

Total Pajak Terutang 30,064,895 32,107,878 2,042,983Angsuran PPh(30.064.895 – 833.196)/12(32.107.878 – 833.196)/12

2,435,9002,606,200

Dari hasil koreksi perusahaan dan analisis dari penulis, pada tahun 2010

perusahaan memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp 210,702,873,-,

dengan pajak penghasilan sebesar Rp 30,064,895,- dan setelah dianalisis laba

bersih sebelum pajak perusahaan meningkat menjadi Rp 225,018,980,- dengan

jumlah pajak penghasilan sebesar Rp 32,107,878,-.

Penjelasan koreksi fiskal yang terdapat dalam laporan laba rugi PT QN

pada tahun 2009 adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan Usaha

Berdasakan analisis yang dilakukan oleh penulis, PT QN telah melaporkan

seluruh pendapatannya di dalam SPT Masa PPN. Sehingga atas pendapatan

tersebut tidak perlu dilakukan koreksi fiskal. Pendapatan yang diperoleh

70

Page 23: 2011-2-00505-AK Bab4001

perusahaan dan PPN yang telah dilaporkan dan dibayarkan pada tahun 2010

adalah sebagai berikut:

Bulan Pendapatan (DPP) PPNJanuari 440,293,127 44,029,313Februari 306,382,500 30,638,250Maret 466,217,067 46,621,707April 587,004,156 58,700,416Mei 425,137,514 42,513,751Juni 487,297,875 48,729,788Juli 472,436,627 47,243,663Agustus 403,206,719 40,320,672September 425,665,891 42,566,589Oktober 453,027,500 45,302,750November 486,089,473 48,608,947Desember 638,476,390 63,847,639Total 5,591,234,839 559,123,484

2. Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran merupakan salah satu pendukung pelaksanaan kegiatan

usaha PT QN. Perusahaan mengeluarkan biaya pemasaran ini untuk iklan

mengenai perusahaan di media cetak maupun media online, promosi dalam

mendukung acara tertentu, dan untuk menyewa stand di beberapa tempat

pameran untuk mempromosikan produk mereka. Pada tahun 2010 tidak

ditemukan adanya biaya pemasaran yang tidak berhubungan dengan kegiatan

usaha perusahaan, sehingga tidak perlu dilakukan koreksi fiskal.

3. Keperluan Kantor

Didalam biaya keperluan kantor pada tahun 2010, penulis menemukan bahwa

perusahaan memasukkan biaya keamanan dan kebersihan di dalamnya.

Walaupun biaya keamanan dan kebersihan berkaitan dengan kegiatan

perusahaan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dan

71

Page 24: 2011-2-00505-AK Bab4001

masuk ke dalam komponen biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan

bruto, tetapi perusahaan tidak memiliki bukti pendukung adanya pembayaran

atas biaya ini. Maka atas biaya tersebut harus dilakukan koreksi positif

sebesar Rp 4.620.000,-

4. Biaya Telekomunikasi

Atas biaya telekomunikasi, perusahaan telah melakukan koreksi fiskal positif

sebesar Rp 835.875,-. Akan tetapi dari hasil wawancara yang penulis lakukan

dengan bagian keuangan perusahaan, mereka menerangkan bahwa

perusahaan memberikan pulsa telepon selular sebesar Rp 125.000,- per orang

per bulan kepada 3 orang bagian marketing dan sales perusahaan. Atas

pemberian pulsa ini, perusahaan seharusnya melakukan koreksi positif

sebesar Rp 2.250.000,-. Maka penulis menambahkan koreksi positif sebesar

Rp 1.414.125,- terhadap biaya telekomunikasi.

5. Penyusutan

Dalam keadaan perusahaan saat ini perhitungan untuk biaya penyusutan lebih

baik menggunakan metode garis lurus, karena jika menggunakan metode

saldo menurun, maka hasilnya perusahaan akan mengalami kerugian yang

akan berdampak buruk bagi perpajakan.

Besarnya biaya penyusutan menurut perusahaan dengan metode garis lurus

pada tahun 2010 adalah sebagai berikut :

Inventaris Kantor Kelompok I Rp 236,845,446,-

Inventaris Kantor Kelompok II Rp 738,750,-

Total Penyusutan tahun 2009 Rp 237,584,196,-

72

Page 25: 2011-2-00505-AK Bab4001

Karena ada beberapa aktiva tetap yang telah disusutkan sekaligus pada saat

pembelian, maka nilai penyusutan aktiva tetap juga akan mengalami

perubahan. Maka nilai penyusutan di tahun 2010 berdasarkan analisis penulis

adalah sebagai berikut :

Inventaris Kantor Kelompok I Rp 235,930,238,-

Inventaris Kantor Kelompok II Rp 484,375,-

Total Penyusutan tahun 2009 Rp 236,414,613,-

Sehingga atas biaya penyusutan ini harus dilakukan koreksi positif sebesar

Rp 1.169.583,-

6. Beban Entertainment

Atas beban entertainment yang dikeluarkan perusahaan ditemukan adanya

perbedaan antara nilai yang ada di Laporan Keuangan Fiskal dan yang ada di

daftar nominatif. Dimana nilai yang ada di dalam daftar nominatif lebih kecil

dibandingkan dengan nilai yang di laporkan di dalam SPT tahunan Badan.

Jumlah biaya entertainment di dalam SPT Tahunan : Rp 53.240.299,-

Jumlah biaya entertainment di dalam daftar nominatif : Rp 46.127.900,-

Selisih : Rp 7.112.399,-

Atas selisih inilah harus dilakukan koreksi positif sebesar Rp 7.112.399,-

7. Biaya PPh Pasal 23

Pada tahun 2010, perusahaan menggunakan jasa pemasangan iklan untuk

mencari calon karyawan baru untuk perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan

memotong PPh pasal 23 atas jasa dan membiayakan pemotongan PPh pasal

23 tersebut. Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan pasal 9 ayat 1

(h), pemotongan PPh pasal 23 tidak dapat dibiayakan. Maka besarnya koreksi

73

Page 26: 2011-2-00505-AK Bab4001

yang harus dilakukan adalah sebesar Rp 91.560,-. Perusahaan telah

melakukan hal yang benar dengan melakukan koreksi fiskal terhadap PPh

pasal 23.

8. Pendapatan atas jasa giro

Pendapatan atas giro adalan penghasilan yang telah dipotong PPh final Pasal

4 (2), sehingga pendapatan jasa giro tersebut tidak perlu diperhitungkan

kembali di dalam laporan fiskal. Maka atas pendapatan jasa giro ini harus

dilakukan koreksi fiskal seluruhnya sebesar Rp 633.599,-

IV.3 Perencanaan Pajak yang Dapat Diterapkan pada PT QN

Setelah dilakukan koreksi fiskal selama tahun 2008, 2009, dan 2010

terdapat perbedaan laba sebelum pajak penghasilan, dimana jumlah laba sebelum

pajak di tahun 2008 mengalami penurunan tetapi di tahun 2009 dan 2010

semakin mengalami peningkatan. Untuk mengatasi kenaikan laba, maka biaya

yang telah dikeluarkan perusahaan harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk

dijadikan sebagai biaya pengurang penghasilan bruto. Perencanaan pajak yang

baik merupakan suatu cara yang efektif untuk menekan laba kena pajak yang

semakin meningkat tetapi harus dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan

peratutan perpajakan yang berlaku tanpa harus melanggarnya.

Undang-Undang perpajakan dan segala peraturan perpajakan selalu

berkembang dengan dinamis seiring dengan keadaan perekonomian Negara yang

selalu berubah dari waktu ke waktu. Semakin lama celah-celah yang dapat

dimanfaatkan di dalam hal perpajakan semakin sempit disebabkan oleh adanya

revisi-revisi baru atas undang-undang peraturan perpajakan yang ada. Oleh

karena itu, perusahaan harus dapat mengetahui dan memperbaharui pengetahuan

74

Page 27: 2011-2-00505-AK Bab4001

mengenai undang-undang dan peraturan perpajakan terbaru yang berlaku

sebelum melakukan perencanaan pajak agar dapat terhindar dari sanksi-sanksi

yang dikemudian hari akan memberatkan beban perusahaan. Dengan selalu

memperbaharui pengetahuan perpajakan sesuai dengan perubahan yang

senantiasa terjadi merupakan suatu awal bentuk perencanaan pajak yang baik.

Dengan melihat keadaan perusahaan terutama dari segi keuangan dan

perpajakannya, maka beberapa perencanaan pajak yang mungkin dilakukan pada

PT QN adalah sebagai berikut:

1. Melihat adanya perbedaan perlakuan antara akuntansi komersial dengan

akuntansi fiskal, maka perusahaan tidak boleh hanya menggunakan laporan

keuangan komersial saja dalam menentukan besarnya pajak yang terutang.

Tetapi sebaiknya perusahaan membuat laporan keuangan fiskal yang sudah

didasarkan pada Undang-Undang dan Peraturan perpajakan terbaru yang

berlaku agar dapat membuat perencanaan pajak yang efektif bagi perusahaan.

Selain itu, perusahaan juga harus menyusun laporan keuangan fiskal dengan

teliti karena penulis menemukan adanya beberapa hal yang terlewatkan dan

jumlah biaya-biaya yang tidak sesuai dengan jumlah yang seharusnya.

2. Selama ini PT QN belum memiliki karyawan yang benar-benar mengerti

mengenai perpajakan, sehingga hanya mengandalkan staf keuangan yang

tidak memiliki kemampuan di bidang perpajakan. PT QN sudah

menggunakan jasa konsultan pajak untuk menghitung, menyetorkan, dan

membayarkan pajak perusahaan. Akan tetapi, antara konsultan pajak yang

digunakan perusahaan dengan staf keuangan perusahaan kurang komunikasi

sehingga konsultan pajak hanya menerima perhitungan dari staf keuangan

75

Page 28: 2011-2-00505-AK Bab4001

tanpa menanyakan lebih rinci mengenai biaya-biaya tersebut dan staf

keuangannya pun tidak mengerti tentang apa yang dikerjakan oleh konsultan

pajak. Hal ini menyebabkan ada beberapa koreksi fiskal yang salah yang

dapat menyebabkan sanksi di kemudian hari. Selain itu dalam hal pelaporan

dan pembayaran pajaknya, perusahaan mengalami beberapa kali

keterlambatan yang menyebabkan perusahaan mendapatkan Surat Tagihan

Pajak dan terkena sanksi administratif. Seharusnya antara konsultan dan staf

keuangan perusahaan menjalin hubungan kerja yang lebih baik agak di

kemudian hari tidak terjadi kesalahan yang mungkin berakibat fatal bagi

perusahaan.

3. Memaksimalkan penghasilan yang dikecualikan

Dari data yang diperoleh melalui perusahaan , sumber-sumber penghasilan

perusahaan berasal dari:

a. Penjualan Software

b. Penjualan jasa penghematan biaya telepon

c. Pendapatan bunga jasa giro

Dalam melaksanakan perencanaan pajak, perusahaan harus dapat

memaksimalkan penghasilan-penghasilan yang dikecualikan dan yang

dikenakan PPh final. Dilihat dari sumber penghasilan yang ada, maka

pendapatan atas jasa giro merupakan penghasilan yang dapat dijadikan

alternatif bagi perusahaan untuk memperkecil penghasilan kena pajak, karena

penghasilan jasa giro sudah dipotong PPh final pasal 4(1), sehingga tidak

perlu diperhitungkan kembali dalam laporan laba rugi fiskal.

76

Page 29: 2011-2-00505-AK Bab4001

4. Memaksimalkan biaya fiskal dan meminimalkan biaya yang tidak dapat

dikurangkan

a. Biaya entertainment

Biaya jamuan yang dikeluarkan perusahaan untuk menjamu tamu harus

dikoreksi seluruhnya di tahun 2009 dan sebagian di tahun 2010.

Perencanaan pajak yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan

membuat daftar nominatif atas pengeluaran biaya jamuan tersebut agar

biaya tersebut tidak dianggap fiktif. Dengan adanya daftar nominatif

maka biaya jamuan ini dapat diakui sebagai biaya yang boleh dijadikan

pengurang penghasilan bruto.

Daftar nominatif harus dibuat secara lengkap dan jelas dengan

menuliskan transaksi yang terjadi dan dilampirkan dalam SPT Tahunan

PPh. Sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-27/PJ.22/1986,

maka isi dari daftar nominatif harus dibuat seperti berikut ini :

Tabel IV.7

Daftar Nominatif Biaya entertainment dan Sejenisnya

Tahun Pajak :

No Pemberian entertainment dan sejenisnya Relasi usaha yang diberikan entertainment dan sejenisnya

Keterangan

Tanggal Tempat Alamat Jenis Jumlah(Rp)

NPWP Nama Posisi NamaPerusahaan

Jenis Usaha

77

Page 30: 2011-2-00505-AK Bab4001

b. Biaya Keamanan dan Kebersihan

Biaya iuran keamanan dan kebersihan harus dikoreksi fiskal karena tidak

sidertai dengan bukti perndukung yang jelas dan rinci sehingga tidak

termasuk di dalam pasal 6 ayat 1 dan tidak dapat dijjadikan pengurang

penghasilan bruto. Perencanaan pajak yang dapat dilakukan adalah dengan

menyertakan bukti-bukti pendukung yang dapat menyatakan bahwa biaya ini

benar-benar dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan, menagih, dan

memelihara penghasilan. Bukti-bukti yang dapat digunakan dapat berupa

kwitansi pembayaran atau surat dari pengelola gedung bahwa memang ada

pemungutan biaya keamanan dan kebersihan.

c. Biaya keperluan kantor

Penulis menemukan pada tahun 2010, di dalam biaya keperluan kantor

terdapat biaya keamanan dan kebersihan sehingga harus dilakukan koreksi

fiskal. Perencanaan pajak yang dapat dilakukan agar tidak perlu dilakukan

koreksi fiskal adalah perusahaan harus selalu meminta bukti berupa kwitansi

atas pembayaran iuran keamanan dan kebersihan.

d. Biaya komunikasi dan internet

Penulis menemukan pada tahun 2009 bahwa perusahaan menggabungkan

biaya komunikasi di dalam biaya internet. Di dalam biaya komunikasi

tersebut terdapat biaya pulsa yang dikeluarkan untuk karyawan dengan

jabatan tertentu dan direktur. Pada tahun 2010, perusahaan kurang melakukan

koreksi positif atas biaya komunikasi. Sebaiknya biaya ini dijadikan

tunjangan komunikasi, agar perusahaan dapat memasukkannya sebagai

78

Page 31: 2011-2-00505-AK Bab4001

pengurang penghasilan bruto tanpa harus melakukan koreksi positif sebesar

50% yang diatur dalam KEP-220/PJ/2002 tanggal 18 April 2002.

5. Pemilihan metode penyusutan aktiva tetap dan aktiva yang dapat disusutkan

sekaligus.

Penulis menemukan bahwa ada beberapa aktiva tetap perusahaan yang tidak

material (dibawah Rp 1.000.000,-) disusutkan selama 4 tahun ataupun 8

tahun. Dengan menyusutkan aktiva-aktiva tersebut selama beberapa tahun

dinilai tidak efisien untuk perhitungan perpajakan. Oleh karena itu, sebaiknya

perusahaan menyusutkan aktiva-aktiva tersebut sekaligus pada tahun

pembelian sehingga dapat memaksimalkan beban yang dapat dikurangkan

dari penghasilan bruto.

Untuk pemilihan metode penyusutan aktiva tetap, perusahaan akan lebih

menguntungkan apabila menggunakan metode garis lurus. Karena jika

perusahaan menggunakan metode saldo menurun, maka di tahun 2009 dan di

tahun 2010 perusahaan akan mengalami rugi sebelum pajak.

6. Transaksi yang berkaitan dengan Perusahaan sebagai pemungut pajak.

Dalam menggunakan jasa pihak ketiga dalam memelihara dan memperbaiki

inventaris dan aktiva tetap, perusahaan tidak pernah melakukan pemotongan

PPh pasal 23. Pada prinsipnya, perusahaan sebagai wajib pajak badan

berkewajiban melakukan pemotongan pajak atas withholding tax tersebut.

Perencanaan pajak yang dapat dilakukan perusahaan adalah melakukan

pemotongan PPh pasal 23 dengan cara memberikan tunjangan dengan

metode gross up. Dengan menggunakan metode ini, maka perusahaan harus

menggross up besarnya penghasilan atas jasa terlebih dahulu kemudian dari

79

Page 32: 2011-2-00505-AK Bab4001

hasil penghasilan jasa setelah di gross up, dikalikan dengan tarif tunjangan

pajak. Tarif tunjangan dengan metode ini disesuaikan dengan Peraturan

Direktur Jenderal Pajak No. PER-70/PJ/2007 yang mengatur mengenai jasa

lain dan perkiraan penghasilan neto atas jasa yang imbalannya dipotong

pajak penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 UU PPh.

7. Optimalisasi pengkreditan Pajak Penghasilan yang telah dibayar.

Pada tahun 2009 dan 2010 PT QN telah melakukan optimalisasi pengkreditan

pajak dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari cara perusahaan memanfaatkan

jumlah Pajak Penghasilan Pasal 23 yang dapat dikreditkan atas jasa yang

diberikan oleh perusahaan. Sehingga dengan adanya kredit pajak ini, jumlah

Pajak Penghasilan yang seharusnya dibayar menjadi berkurang.

8. Perencanaan pajak yang harus dilakukan adalah dengan cara perusahaan

harus lebih teliti dan cermat dalam membuat laporan keuangan fiskal karena

akan berdampak dalam pengisian SPT. Apabila ada kesalahan di dalam

menghitung laporan keuangan fiskal, maka akan merugikan perusahaan jika

dilakukan pemeriksaan karena dapat dikenakan sanksi administratif yang

dapat menambah beban perusahaan.

9. Perusahaan telah melaporkan pajak-pajaknya secara tepat waktu. Hal ini

termasuk perencanaan pajak yang baik. Karena dalam melakukan

perencanaan pajak tidak hanya mencari celah melalui peraturan-peraturan

perpajakan, namun menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat

menimbulkan sanksi baik sanksi administrasi maupun sanksi pidana.

80

Page 33: 2011-2-00505-AK Bab4001

IV.4 Rekonsiliasi Fiskal Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak

Rekonsiliasi fiskal terjadi karena adanya perbedaan pengakuan antara

penghasilan dan biaya secara akuntansi komersial dan fiskal karena laporan

keuangan komersial mengacu pada PSAK dimana semua biaya komersial dapat

mengurangi penghasilan bruto perusahaan sedangkan laporan keuangan fiskal

mengacu pada peraturan perpajakan dimana tidak semua biaya komersial dapat

dikurangkan dari penghasilan bruto. Atas biaya yang tidak dapat dikurangkan ini

harus dilakukan koreksi fiskal, baik koreksi positif maupun koreksi negatif.

Koreksi positif atas atas suatu beban komersial perusahaan akan menambah laba

fiskal perusahaan, sedangkan koreksi negatif atas suatu beban komersial

perusahaan akan mengurangi laba fiskal perusahaan.

Perencanaan pajak yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan

meminimalkan koreksi fiskal positif atas biaya- biaya komersial dan

memaksimalkan koreksi fiskal negatif yang akan berdampak pada berkurangnya

laba kena pajak dan penghematan beban pajak.

Dengan menerapkan langkah penerapan pajak yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka terlihat perbedaan antara laba komersial dan fiskal pada tabel-

tabel berikut ini:

81

Page 34: 2011-2-00505-AK Bab4001

Tabel IV.8

PT QN

REKONSILIASI PERHITUNGAN LABA RUGI KOMERSIAL DAN FISKAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2008 (Dalam Rupiah)

Keterangan KomersialSebelum Perencanaan Pajak Setelah Perencanaan Pajak

Koreksi Fiskal

Fiskal Perencanaan pajak

Fiskal

Penjualan 2,191,898,623 2,191,898,623 2,191,898,623Harga Pokok Penjualan (2,094,849,813) (2,094,849,813) (2,094,849,813)Laba Kotor 97,048,810 97,048,810 97,048,810

Beban Operasi:Gaji Karyawan (80,315,900) (80,315,900) (80,315,900)Keperluan Kantor (650,000) (2,635,000) (3,285,000) (3,285,000)Listrik (4,452,092) (4,452,092) (4,452,092)Pemeliharaan & Perbaikan (5,416,000) (5,416,000) 345,702 (5,761,702)Telepon (1,699,678) (1,699,678) (1,699,678)Transportasi (6,732,000) (6,732,000) (6,732,000)Penyusutan (4,634,689) 76,095 (4,558,594) (4,558,594)Sewa (18,108,993) (18,108,993) (18,108,993)Pos dan Materai (63,000) (63,000) (63,000)Administrasi Bank (1,033,462) (1,033,462) (1,033,462)Keamanan dan Kebersihan (443,370) 443,370 - 443,370 -Lain-lain - - 14,955 -Jumlah Beban Operasional

(123,549,184) (125,664,710) (126,468,737)

Laba (Rugi) Operasi (26,500,374) (28,615,900) (29,419,297)Pendapatan Lain-Lain:Jasa Giro - - -Selisih Kurs 75,027,528 75,027,528 75,027,528Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain

75,027,528 75,027,528 75,027,528

Laba Bersih Sebelum Pajak

48,527,155 46,411,629 45,607, 602

82

Page 35: 2011-2-00505-AK Bab4001

Tabel IV.9

PT QNREKONSILIASI PERHITUNGAN LABA RUGI KOMERSIAL DAN FISKAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 (Dalam Rupiah)

Keterangan KomersialSebelum Perencanaan Pajak Setelah Perencanaan Pajak

Koreksi Fiskal

Fiskal Perencanaan pajak

Fiskal

Pendapatan Usaha 3,385,192,291 3,385,192,291 3,385,192,291Harga Pokok Pendapatan (2,649,167,273) (2,649,167,273) (2,649,167,273)Laba Kotor 736,030,265 736,030,265 736,030,265

Biaya Operasi :Gaji Karyawan (374,889,800) (2,640,000) (377,529,800) (377,529,800)Keperluan Kantor (7,133,101) (3,615,000) (10,748,101) (10,748,101)Listrik (7,873,438) (7,873,438) (7,873,438)Pemeliharaan & Perbaikan (1,989,280) (1,989,280) (126,975) (2,116,255)Transportasi (5,521,998) (5,521,998) (5,521,998)Penyusutan (128,018,538) 919,271 (127,099,267) (127,099,267)Sewa (48,570,225) (48,570,225) (48,570,225)Pos dan Materai (6,074,144) (6,074,144) (6,074,144)Administrasi Bank (2,195,804) (2,195,804) (2,195,804)Keamanan dan Kebersihan (4,575,525) 4,575,525 - (4,575,525) (4,575,525)Beban Internet (73,914,852) 1,800,000 (72,114,852) (1,800,000) (73,914,852)Beban Entertainment - - (12,695,152) (12,695,152)Beban Iklan dan Promosi (949,500) (949,500) (949,500)Lain-lain - - (874) (874)Jumlah Beban Operasional

(661,706,205) (660,666,409) (679,864,935)

Laba(Rugi) Operasi 74,324,059 75,363,856 56,165,330

Pendapatan(Beban) Lain-lain :Jasa Giro - - -Selisih Kurs (3,507,140) (3,507,140) (3,507,140)Pendapatan Lain-lain 1,000,000 1,000,000 1,000,000Jumlah Pendapatan(Beban) Lain-lain

(2,507,140) (2,507,140) (2,507,140)

Laba Bersih Sebelum Pajak Penghasilan

71,816,919 72,856,716 53,658,190

83

Page 36: 2011-2-00505-AK Bab4001

Tabel IV.10

PT QNREKONSILIASI PERHITUNGAN LABA RUGI KOMERSIAL DAN FISKAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rupiah)

Keterangan KomersialSebelum Perencanaan Pajak Setelah Perencanaan PajakKoreksi Fiskal

FiskalPerencanaan

PajakFiskal

Penjualan 5,549,575,021 5,549,575,021 5,549,575,021 Pendapatan Jasa 41,659,818 41,659,818 41,659,818 Jumlah Pendapatan Usaha

5,591,234,839 5,591,234,839 5,591,234,839

Harga Pokok Pendapatan

(3,153,864,738) (3,153,864,738) (3,153,864,738)

Biaya Tidak Langsung (369,943,750) (369,943,750) (369,943,750)Laba Kotor 2,067,426,351 2,067,426,351 2,067,426,351

Biaya Operasi :Gaji Karyawan (726,327,304) (726,327,304) (726,327,304)Pemasaran (549,394,283) (549,394,283) (549,394,283)Keperluan Kantor (28,878,500) 4,620,000 (24,258,500) (4,620,000) (28,878,500)Transportasi (46,394,600) (46,394,600) (46,394,600)Sewa (75,781,752) (75,781,752) (75,781,752)Listrik (12,046,501) (12,046,501) (12,046,501)Telekomunikasi (105,083,136) 1,141,125 (103,669,011) (1,141,125) (105,083,136)Pemeliharaan dan Perbaikan

(1,044,000) (1,044,000)(21,306)

(1,065,306)

Pos dan Materai (14,170,175) (14,170,175) (14,170,175)Penyusutan (237,584,196) 1,169,583 (236,414,613) (236,414,613) Administrasi Bank (2,917,974) (2,917,974) (2,917,974)Beban Entertainment (53,240,299) 7,122,399 (46,127,900) (7,112,399) (53,240,299)PPh pasal 23 - - - Lain-lain - - (785) (785) Jumlah Beban Operasional

(1,852,862,720) (1,838,546,613) (1,851,715,128)

Laba(Rugi) Operasi 214,563,631 228,879,738 215,711,223

Pendapatan(Beban) Lain-lain :Jasa Giro - - - Selisih Kurs (3,860,758) (3,860,758) (3,860,758)Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-lain

(3,860,758) (3,860,758) (3,860,758)

Laba Bersih Sebelum Pajak Penghasilan

210,702,873 225,019,980 211,850,465

84

Page 37: 2011-2-00505-AK Bab4001

Tabel IV.11Perhitungan PPh Badan Tahun 2008 (Dalam Rupiah)

KeteranganSebelum Perencanaan

PajakSetelah Perencanaan

PajakSelisih

Persentase Penghematan

Penghasilan Kena Pajak 46,411,629 45,607,602 804,027 1,73%PPh Badan:10% x Rp 46,411,62910% x Rp 45,607,602

4,641,1624,560,760

Total PPh Badan 4,641,162 4,560,760 80,403 1,73%

Tabel IV.12Perhitungan PPh Badan Tahun 2009 (Dalam Rupiah)

KeteranganSebelum Perencanaan

PajakSetelah Perencanaan

PajakSelisih

Persentase Penghematan

Penghasilan Kena Pajak 72,856,716 53,658,190 19,198,526 26.35%PPh Terutang Dengan Fasilitas:14% x Rp 72,856,71614% x Rp 52,738,919

10,199,9407,512,146

Total PPh Badan 10,199,940 7,512,147 2,687,794 26.35%

Tabel IV.13Perhitungan PPh Badan Tahun 2010 (Dalam Rupiah)

KeteranganSebelum Perencanaan

PajakSetelah Perencanaan

PajakSelisih

Persentase Penghematan

Penghasilan Kena Pajak 225,019,080 211,850,465 13,168,615 5.85%

PPh Badan:

PKP Fasilitas(4,8M/5,591,234,839) x Rp 225,019,080(4,8M/5,591,234,839) x Rp 210,680,782PKP non FasilitasPPh Terutang Dengan Fasilitas:12,5% x 193,174,85712,5% x 180,866,621PPh terutang non fasilitas25% x 31,843,22325% x 29,814,161

193,175,857.41

31,843,223

24,146,982.18

7,960,805.65

181,870,778.33

29,979,687

22,733,847.29

7,494,921.67

Total PPh Badan 32,107,787.82 30,228,768.96 1,879,018.87 5.85%

85

Page 38: 2011-2-00505-AK Bab4001

Dari analisis atas rekonsiliasi perhitungan laba rugi komersial dan fiskal

diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya perencanaan pajak

atas biaya-biaya komersial, maka perusahaan dapat memperoleh penghematan

PPh Badan. Penghematan pajak diperoleh karena biaya-biaya komersial dapat

diminimalkan untuk dikoreksi fiskal sehingga jumlah penghasilan sebelum pajak

penghasilan menurun yaitu:

Tahun 2008 menurun dari Rp 46.411.629,- menjadi Rp 45.607.602,- dan

memperoleh penghematan beban pajak penghasilan badan sebesar 1,73%.

Tahun 2009 menurun dari Rp 72.856.716,- menjadi Rp 53.658.190,- dan

memperoleh penghematan beban pajak penghasilan badan sebesar 26,35%.

Tahun 2010 menurun dari Rp 225.019.080,- menjadi Rp 211.850.465,- dan

memperoleh penghematan beban pajak penghasilan badan sebesar 5,85%.

Berikut ini beberapa penjelasan atas usulan perencanaan pajak pada PT

QN adalah sebagai berikut:

a) Biaya keperluan kantor dikoreksi negatif pada tahun 2008 dan 2009

dengan nilai masing-masing sebesar Rp 2.635.000,- dan Rp 3.615.000,-

karena merupakan pembelian aktiva yang nilai penyusutannya dilakukan

sekaligus pada saat tahun perolehan karena memiliki nilai yang tidak

material yaitu di bawah Rp 1.000.000,-.

b) Biaya keamanan dan kebersihan dikoreksi positif pada tahun 2008 dan

2009 sebesar masing-masing Rp 443.370,- dan Rp 4.575.525,- karena

perusahaan tidak memiliki bukti dari pengelola gedung yang mendukung

bahwa biaya ini benar benar ada. Oleh sebab itu perusahaan harus

memiliki bukti pendukung atas pengeluaran biaya tersebut sehingga biaya

86

Page 39: 2011-2-00505-AK Bab4001

tersebut dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto atau tidak

perlu dilakukan koreksi fiskal

c) Biaya pemeliharaan dan perbaikan. Perusahaan menggunakan jasa pihak

ketiga untuk memelihara dan memperbaiki inventaris dan aktiva tetap

perusahaan. Namun pihak pemberi jasa tidak bersedia dipotong pajang

penghasilan pasal 23 atas jasa yang diberikannya. Oleh karena itu,

perusahaan harus melakukan perencanaan pajak dengan metode gross up,

dimana biaya tersebut dapat dijadikan penambah biaya fiskal dalam

laporan keuangan fiskal. Adapun rincian atas biaya pemeliharaan ini

adalah:

Tahun 2008 digross up sebesar Rp 345.702,-

Tahun 2009 digross up sebesar Rp 126.975,-

Tahun 2010 digross up sebesar Rp 21.306,-

d) Biaya entertainment. Biaya entertainment harus dikoreksi positif sebesar

Rp 12.695.152,- pada tahun 2009 dan Rp 7.112.399,-. Biaya ini dikoreksi

karena pada tahun 2009 perusahaan tidak membuat daftar nominatif dan

pada tahun 2010 jumlah biaya entertainment di dalam daftar nominatif

dengan di SPT Tahunan berbeda sehingga harus dilakukan koreksi positif

sebesar Rp 7.112.399,-. Agar biaya ini dapat dijadikan pengurang

penghasilan bruto, maka perusahaan sebaiknya membuat daftar nominatif

untuk biaya entertainment dan nilainya harus sesuai dengan yang ada di

SPT Tahunan.

e) Biaya internet dan telekomunikasi

87

Page 40: 2011-2-00505-AK Bab4001

Di dalam laporan keuangan yang di buat oleh perusahaan, pada tahun

2009 perusahaan menggabungkan biaya telekomunikasi di dalam biaya

internet dimana dalam biaya telekomunikasi tersebut ternyata digunakan

juga untuk membeli pulsa telepon selular bagi direktur dan karyawan

yang memiliki jabatan tertentu. Pada tahun 2010 terdapat kekurangan

koreksi atas biaya telekomunikasi. Jadi pada tahun 2009 pada biaya

internet harus dikoreksi sebesar Rp 1.800.000,- dan di tahun 2010 biaya

telekomunikasi harus dikoreksi sebesar Rp 1.414.125,-. Perencanaan

pajak untuk biaya ini adalah dengan mengganti biaya telepon selular

dengan tunjangan komunikasi dimana tunjangan ini dapat dijadikan

pengurang penghasilan bruto.

88