View
1.652
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kardiotokografi terkomputerisasi memberikan ketepatan yang lebih tinggi dibanding CTG konvensional.
Citation preview
KARDIOTOKOGRAFI (KTG)
“Sonicaid System 8002
Judi Januadi Endjun
Divisi Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi
RSPAD Gatot Soebroto / FK UPN Veteran Jakarta
2004
A. PENDAHULUAN
Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002 adalah suatu kardiotokograf yang
terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil rekaman penilaian
kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang terdapat di dalamnya. Cara
pembacaan hasil rekaman KTG ini ada perbedaan dengan KTG yang konvensional.
Pada KTG Sonicaid System 8002, dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah
hasil interpretasi komputer terhadap semua data rekaman aktivitas / kondisi janin
dan ibu serta anjuran yang diperlukan. Keputusan akhir tetap ada pada tangan
dokter yang bersangkutan setelah juga menilai keadaan klinis dan memberikan
penjelasan pada pasien/keluarganya (informed consent). Pemeriksaan ini ditujukan
untuk menilai kesejahteraan janin dan dapat dimulai sejak kehamilan ≥ 28 minggu
(setelah fungsi sistem saraf otonom berfungsi sempurna).
B. INDIKASI
1. IBU
a. Pre-eklampsia-eklampsia
b. Ketuban pecah
c. Diabetes melitus
d. Kehamilan ≥ 40 minggu
e. Vitium cordis
f. Asthma bronkhiale
SOP KTG Sonicaid System 8002/JJE/RSPAD/03/99 2
g. Inkompatibilitas Rhesus atau ABO
h. Infeksi TORCH
i. Bekas SC
j. dll
2. JANIN
a. Pertumbuhan janin terhambat (PJT)
b. Gerakan janin berkurang
c. Suspek lilitan tali pusat
d. Aritmia, bradikardi, atau takikardi janin
e. Hidrops fetalis
f. dll
C. SYARAT
1. Usia kehamilan ≥ 28 minggu.
2. Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan).
3. Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) diketahui.
4. Prosedur pemasangan alat dan pengisian data pada komputer sesuai buku
petunjuk dari pabrik.
5. Kriteria Dawes / Redman harus dipenuhi, yaitu :
a. Harus ada episode variasi tinggi (high variation), minimal satu kali; yang
merupakan tanda normal . Nilai variasi tinggi ini harus di atas satu persentil
untuk usia gestasi yang bersangkutan.
b. Tidak boleh ada deselerasi > 20 detik (lost beats).
c. Frekuensi dasar denyut jantung janin (basal heart rate) normal adalah 116-
160 denyut per menit (dpm) selama rekaman ≥ 30 menit. Pada KTG yang
konvensional dianut nilai 120-160 dpm.
d. Paling sedikit harus ada 1 kali gerak janin atau 3 gambaran akselerasi DJJ.
e. Tidak boleh ada gambaran ritme sinusoidal pada rekaman DJJ.
f. “The short term variation (STV)” harus ≥ 3 ms
g. Harus ada akselerasi, atau variabilitas pada episoda tinggi harus > 10
persentil dan gerak janin > 20 kali.
h. Tidak boleh ada “error” atau deselerasi pada akhir rekaman KTG.
SOP KTG Sonicaid System 8002/JJE/RSPAD/03/99 3
Bila kriteria ini sudah terpenuhi, maka pada layar monitor akan tampak tulisan
“CRITERIA MET”
6. PERSIAPAN PASIEN
a. Persetujuan tindak medik (Informed Consent) : menjelaskan indikasi, cara
pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat. Persetujuan tindak
medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup
persetujuan lisan).
b. Kosongkan kandung kencing.
c. Periksa kesadaran dan tanda vital ibu.
d. Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau
gawat janin, ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter / menit.
e. Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak, presentasi dan
punktum maksimum DJJ. Bila inpartu, lakukan periksa dalam.
f. Hitung DJJ selama satu menit penuh (dengarkan apakah ada deselerasi atau
takikardi).
g. Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah
punktum maksimum.
h. Setelah transduser terpasang baik, rubah posisi ibu menjadi setengah duduk
dan beri tahu ibu bila janin terasa bergerak, tekan bel yang telah disediakan
serta hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh ibu selama perekaman
KTG.
i. Hidupkan komputer dan Kardiotokograf.
j. Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang
ingin dicapai).
k. Lakukan pencetakkan hasil rekaman KTG.
l. Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit).
m. Matikan komputer dan mesin kardiotokograf. Bersihkan dan rapikan kembali
alat pada tempatnya.
n. Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai.
o. Berikan hasil rekaman KTG kepada dokter penanggung jawab atau
paramedik membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara
SOP KTG Sonicaid System 8002/JJE/RSPAD/03/99 4
lengkap kepada dokter. PARAMEDIK (BIDAN) DILARANG MEMBERIKAN
INTERPRETASI HASIL CTG KEPADA PASIEN
D. KONTRA-INDIKASI
Sampai saat ini belum ditemukan kontra-indikasi pemeriksaan KTG terhadap ibu
maupun janin. Pemeriksaan KTG dengan pembebanan (Contraction stress test )
tidak boleh dilakukan pada bekas operasi SC, gemelli, ketuban pecah dini dll.
E. ANALISA
Setelah perekaman data selama 10 menit, dan kemudian setiap dua menit
berikutnya, komputer akan melakukan analisa terhadap data yang masuk, dan
kemudian menampilkannya pada layar monitor. Bila rekaman abnormal, akan
tampak kalimat “STOP”, sebaliknya bila normal akan tampak kalimat “CONTINUE”.
Seteleh kriteria Dawes/Redman terpenuhi, komputer akan memberi tanda berupa
bunyi alarm sebanyak dua kali. Lama pemeriksaan maksimal adalah 60 menit,
umumnya 30 menit sudah memadai. Pada kasus khusus dapat dilakukan
perangsangan vibroakustik sebelum rekaman KTG dimulai dan lama pemeriksaan
cukup 10 – 20 menit.
Adanya episoda variasi tinggi menunjukkan janin dalam keadaan normal dan
merupakan petunjuk penting. Pada kehamilan 28-33 minggu, sebanyak 16,2% janin
normal memiliki < 2 akselerasi per jam, dan pada kehamilan 34-41 minggu sebanyak
7,3%; tetapi hanya 0,7% janin normal memiliki episode variasi tinggi selama kurang
dari 10 menit pada kehamilan ≥ 28 minggu. Oleh karena itu episode variasi tinggi
merupakan indikator yang lebih baik terhadap kesejahteraan janin, dibanding
dengan adanya akselerasi. Variasi tinggi terjadi pada saat janin dalam keadaan aktif,
sedangkan variasi rendah terjadi pada saat janin tidur.
a. Frekuensi Denyut Jantung Basal.
Frekuensi denyut jantung basal adalah nilai rata-rata dari seluruh periode variasi
rendah DJJ. Frekuensi DJJ basal tinggi (160-170 dpm) bukanlah keadaan yang
membahayakan janin selama short term variability (STV) normal dan tidak ada
SOP KTG Sonicaid System 8002/JJE/RSPAD/03/99 5
deselerasi lambat. Frekuensi DJJ basal > 170 dpm menunjukkan kemungkinan
adanya infeksi pada janin.
Bila frekuensi basal DJJ < 105 dpm harus segera dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut untuk mencari penyebabnya dan melakukan tindakan yang tepat.
Sangat jarang dijumpai pada janin normal usia 38-42 minggu terdapat frekuensi
basal DJJ 110-115 dpm. Nilai batas normal DJJ adalah 115 dpm, bila nilai
tersebut dicapai, maka alarm akan berbunyi. Pada hasil cetakan (print out) akan
tertulis : “WARNING low basal FHR. Check that FHR does not continue to fall.
Fetal movements present ? Sinusoidal rhythm ?”.
b. Akselerasi
Akselerasi adalah peningkatan frekuensi DJJ sebanyak 10 dpm diatas nilai
dasar rata-rata (base-line) DJJ selama 15 detik ATAU peningkatan 15 dpm di
atas baseline selama ≥ 15 detik.
c. Deselerasi
Deselerasi adalah penurunan DJJ di bawah frekuensi dasar normal DJJ. Bila
terdapat penurunan maksimal 10 dpm selama lebih dari 1 menit atau penurunan
lebih dari 20 dpm selama lebih dari 30 detik disebut deselerasi. Deselerasi lebih
dari 20 dpm akan tampak sebagai garis merah pada layar monitor. Setiap
deselerasi harus segera dicari penyebabnya dan dilakukan penanganan segera.
d. Variasi Tinggi dan Variasi Rendah. (High and Low Variation)
Ambang batas variasi tinggi adalah 32 milidetik dan variasi rendah adalah 30
milidetik. Episode variasi tinggi dan variasi rendah akan tampak sebagai
gambaran garis penuh berwarna hitam pada bagian atas rekaman KTG. Variasi
tinggi akan tampak di atas garis batas, dan variasi rendah akan tampak di bawah
garis batas. Variasi ini secara otomatis akan dikoreksi oleh komputer sesuai
dengan usia gestasi.
SOP KTG Sonicaid System 8002/JJE/RSPAD/03/99 6
e. “Short Term Variation” (STV)
Evaluasi STV merupakan parameter terpenting dan paling baik menggambarkan
kesejahteraan janin. Rekaman ini dilakukan dari menit ke menit dengan interval
1/16 menit . Pada penilaian STV dimana tidak ada gambaran variasi tinggi DJJ
berkorelasi kuat dengan terjadinya asidosis metabolik dan kematian janin intra
uterin sbb :
STV Persentase kemungkinan asidosis metabolik
(milidetik) atau kematian janin intra uterin (%).
≥ 4 0
3,5 - 4 8
3,0 - 3,5 29
2,5 - 3 33
< 2,5 72
f. Gerak Janin
Selama perekaman KTG, pasien diminta menekan bel yang disediakan setiap
ibu merasakan gerakan janinnya. Bila jumlah gerakan janin kurang, akan
tampak tulisan “CHECK” pada layar monitor. Pada hasil rekaman KTG akan
tertulis jumlah rata-rata gerakan janin per jam .
g. Puncak Kontraksi (Contraction Peaks).
Kontraksi akan terekam apabila tekanan intra uterin meningkat melebihi 16% dari
nilai dasar (baseline) dan lamanya ≥ 30 detik. Jumlah kontraksi akan tertulis
pada hasil rekaman KTG.
SOP KTG Sonicaid System 8002/JJE/RSPAD/03/99 7
h. Rekaman Tokometri
Bila dalam 10 menit tidak ada perubahan tekanan intra uterin (tokometri) makan
komputer akan memberikan tanda alarm dan tampak tulisan “CHECK TOCO”;
lakukan pemeriksaan segera apakah pemasangan tokokometernya sudah tepat
atau belum (terlalu longgar atau bergeser).
i. “Signal Loss”
Selama perekaman KTG, komputer akan selalu memeriksa jumlah data yang
hilang (signal loss). Persentasi kehilangan data pada perekaman 5 menit terakhir
akan tampak pada kanan bawah layar monitor. Bila kehilangannya terlalu tinggi,
akan terdengar alarm dari komputer dan tampak tulisan “CHECK
TRANSDUCER” pada layar monitor. Lakukan perbaikan letak transduser
seperlunya dan bila perlu pembatalan rekaman, tekan “C”. Signal loss < 10 %
masih dapat di terima untuk pembacaan hasil rekaman KTG. Bila signal loss
terlalu banyak rekaman harus diulangi.
Bila signal loss yang terjadi pada keadaan deselerasi lebih dari 20 dpm <
25%, akan timbul tanda bintang (*). Bila signal loss antara 25-50% akan keluar
tanda (?) menunjukkan keragu-raguan (dubious nature). Bila signal loss > 50%
maka data tersebut tidak akan dihitung sebagai deselerasi (atau akselerasi). Bila
signal loss > 80%, maka program akan berhenti dan harus dilakukan
pemeriksaan baru dari awal lagi (new start).
j. Eror
Bila rekaman DJJ terlalu tinggi atau rendah dibanding frekuensi dasar, mungkin
akan memberikan data yang salah (eror), mungkin yang terekam adalah nadi
ibu. Pada layar monitor akan tampak tulisan “CHECK TRANSDUCER” dan
tulisan “ERROR” pada hasil rekaman KTG. Lakukan pemeriksaan letak
transduser untuk memperbaiki rekaman KTG tersebut.
SOP KTG Sonicaid System 8002/JJE/RSPAD/03/99 8
k. Tanda Bintang (Asteriks)
Tanda bintang (*) akan selalu tampak pada sisi kanan parameter yang diukur.
Tanda (*) tersebut menunjukkan adanya abnormalitas pada parameter yang
dinilai. Pada kelainan yang lebih berat akan tampak dua buah tanda (**). SETIAP
ADA TANDA BINTANG, SEGERA LAPOR PADA DOKTER PENANGGUNG
JAWAB PASIEN TERSEBUT DAN CARI SERTA ATASI PENYEBABNYA.
Keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan terdapatnya dua buah tanda
bintang (**) :
1. DJJ ≤ 115 dpm atau > 160 dpm selama kurang dari 30 menit.
2. Deselerasi > 100 dpm atau deselerasi selama < 30 menit.
3. Tidak ada gerakan janin dan akselerasi < 3.
4. Tidak ada variasi tinggi (high variation).
5. STV < 3 milidetik.
6. Tidak ada akselerasi dan terdapat gerak janin < 21 gerak/jam atau long
term variation (LTV) pada garis tinggi (HI) dibawah 10 persentil.
7. LTV pada garis tinggi (HI) dibawah 1 persentil.
Keadaan-keadaan yang menyebabkan terdapatnya satu buah tanda bintang (*) :
1. STV < 4 milidetik tetapi ≥ 3 milidetik.
2. DJJ abnormal (diluar angka 116-160 dpm), tetapi lama rekaman ≥ 30
menit.
3. Terdapat deselerasi, tetapi lamanya tidak memenuhi kriteria perekaman
data.
F. DOKUMENTASI
Setiap rekaman KTG harus dibuat dokumentasi, bisa dalam bentuk hasil cetakan
printer atau direkam dalam disket komputer. Sebaiknya kedua hal tersebut dilakukan
bagi setiap pasien. Data dalam disket disimpan oleh rumah sakit, sedangkan hasil
cetakan diberikan kepada pasien. Di Inggris, rekaman KTG disimpan selama 25
SOP KTG Sonicaid System 8002/JJE/RSPAD/03/99 9
tahun, hal ini berkaitan dengan aspek medico legal. Sudah saatnya kita
memperhatikan hal ini, terutama dalam hal melakukan interpretasi yang benar dan
tindakan lanjutannya.
G. CONTOH KASUS
Kasus di atas adalah primigravida aterm dan belum inpartu. Pada pemeriksaan KTG
didapatkan enam buah tanda bintang dan STV dengan nilai dua (abnormally low), look
SOP KTG Sonicaid System 8002/JJE/RSPAD/03/99 10
for sinusoidal rhythm, dan tanda “warning : pre terminal”. Dilakukan operasi SC, air
ketuban hijau tidak berbau, dan keadaan bayi baik.
Contoh kasus lainnya dapat dilihat pada halaman berikut.
SOP KTG Sonicaid System 8002/JJE/RSPAD/03/99 11
SOP KTG Sonicaid System 8002/JJE/RSPAD/03/99 12
H. KEPUSTAKAAN
1. Oxford : User guide dan Operating handbook Sonicaid System 8002, 1994.
I. KORESPONDENSI
Dr. Judi Januadi Endjun, SpOG
Divisi Fetomaternal
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Soebroto / FK UPN Veteran
Jl. Abdurachman Saleh no. 24 Jakarta 10410
Telepon : 3441008 Pesawat 2310 dan 34833234
Faks : 34833234 (Kantor), 3149648 (Rumah)
Email :[email protected] dan [email protected]