2001-73

Embed Size (px)

DESCRIPTION

IATMI

Citation preview

  • PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 2001Yogyakarta, 3-5 Oktober 2001

    IATMI 2001-73

    ASPEK LEGALITAS PELAKSANAAN PEMBUANGAN LIMBAH FLUIDA INDUSTRIMIGAS DI BAWAH PERMUKAAN

    Supriyadi1 , Supriyo Sukarman1, Hadi Purnomo21 Fungsional Perekayasa - PPPTMGB Lemigas

    2 PERTAMINA

    Abstrak

    Pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari limbah fluida industri migas dewasa ini menjadi topik yang hangat danmerupakan salah satu kewajiban bagi pemerintah dan kita semua untuk menjaga kelestarian alam dengan mencegah atau mengurangiterjadinya pencemaran lingkungan.

    Secara alamiah limbah fluida yang dihasilkan oleh industri migas terutama air terproduksi masih mengandung unsur-unsuratau senyawa-senyawa yang bersifat toxic, yang dapat mencemari lingkungan. Hal tersebut kadang-kadang sulit atau memerlukanbiaya yang besar untuk menghilangkannya. Injeksi air merupakan salah satu alternatif pembuangan limbah yang menjanjikan untukmengurangi beban lingkungan dipermukaan. Untuk menjaga agar injeksi air sebagai pembuangan limbah produksi migas tidakmencemari air tanah, merusak formasi migas yang ada didekatnya serta mengakibatkan damage bagi formasi yang lain, diperlukanperangkat lunak yang berupa undang-undang, peraturan ataupun petunjuk pelaksanaan dan perangkat keras yang berupa pengawasanpelaksanaan injeksi air dari Instansi yang terkait.

    1. PENDAHULUAN

    Di dalam operasi industri migas, akan selalu dihasilkan fluidayang berupa minyak dan gas (yang merupakan produk utama)serta air disamping adanya partikel-partikel padatan yanghalus.

    Air didalam reservoar atau formasi (terlebih-lebih yangmekanisme pendorong keluarnya produksi migas denganmenggunakan dorongan air yang kuat strong water drivemechanism) akan terikut didalam produksi migas dan makinlama jumlahnya cenderung semakin besar yang ditunjukkandengan water cut yang makin tinggi seiring denganbertambahnya waktu produksi. Secara alamiah kandungankimiawi didalam gas, minyak dan air yang terproduksi akanberbeda dari masing-masing lapangan namun dibeberapatempat air terproduksi akan mengandung senyawa-senyawatoxic yang akan mencemari lingkungan dimana air tersebutdibuang. Kandungan kimia dari air terproduksi yang mungkinmencemari lingkungan adalah minyak (yang tidak/belumdapat terpisahkan dari air) , logam berat seperti Cd, Hg, As,Cr, Cu, Pb, Ni, Ag dan Zn serta kimia organic lain yangmungkin ada dalam bentuk fenol murni dan atau senyawafenol yang lain (Tabel-1 adalah contoh kandungan kimia airterproduksi dan air formasi).

    Sampai saat ini air terproduksi pada umumnya dibuangkepermukaan. Oleh karena itu diperlukan perlakuan(treatment) baik kimiawi maupun fisik untuk mengurangikandungan kimia tersebut sehingga air yang akan dibuangdapat memenuhi persyaratan minimal menurut undang-undang yang umum telah diberlakukan (umumnyapersyaratan pembuangan air ditentukan oleh gubernur daerahsetempat). Treatmet untuk air terproduksi seringkalimemerlukan biaya yang sangat besar sehingga membebanibiaya dan kinerja dari operator migas. Selain itu pembuanganlimbah dipermukaan seringkali mengakibatkan konflikdengan masyarakat sekitar karena operator migas seringkalidituduh sebagai penyebab terjadinya pencemaran lingkungan.Oleh karena itu diperlukan alternatif lain untuk pembuanganlimbah produksi dan injeksi air limbah ke formasi yang sudahdepleted merupakan pilihan yang tepat saat ini.

    2. INJEKSI AIR SEBAGAI ALTERNATIFPEMBUANGAN LIMBAH PRODUKSI MIGAS

    Menurut UIC (Underground Injection Control), 1980 sumur-sumur Injeksi air dapat diklasifikasikan (lihat Gambar-1) atauditerangkan sebagai berikut:a. Sumur KELAS I adalah sumur injeksi yang digunakan

    untuk membuang limbah industri atau limbah perumahanke formasi yang paling dalam.

    b. Sumur KELAS II adalah sumur injeksi yang digunakanuntuk injeksi air yang berhubungan dengan airterproduksi dari formasi migas (sebagai bagian integraldari operasi produksi), injeksi air yang ditujukan untukmenaikkan perolehan (EOR), atau injeksi hidrokarbonuntuk disimpan,.

    c. Sumur KELAS III adalah sumur injeksi yang digunakanuntuk ekstraksi mineral didalam tanah sepertipenambangan garam, belerang dan uranium.

    d. Sumur KELAS IV adalah sumur injeksi yang digunakanuntuk membuang limbah berbahaya dan radioaktifkedalam zona air tanah yang telah ditinggalkan ataudiatasnya. Hal ini sudah dilarang karena membahayakankesehatan masyarakat.

    e. Sumur KELAS V adalah sumur-sumur yang tidaktermasuk Kelas I-IV (contohnya pengembalian fungsiaquifer, buangan pompa pemanas atau AC ,dsb)

    Injeksi air terproduksi masuk kategori KELAS II yang selaindimaksudkan untuk pembuangan limbah air terproduksi jugadapat digunakan untuk:a. Menambah tekanan di formasi yang telah gembos

    (depleted) sehingga dapat membantu untuk menambahdorongan keluarnya fluida (gas/minyak) kepermukaan(pressure maintenance atau EOR).

    b. Memperkuat formasi sehingga dapat menyangga bebandiatasnya sehingga menghindari kemungkinan terjadinyapenurunan tanah

    Walaupun demikian, injeksi air juga dapat merugikan apabilatidak dilakukan dengan tepat dan benar, karena hal tersebutdapat merusak formasi hidrokarbon disekitarnya, sertamencemari air tanah .

  • Aspek Legalitas Pelaksanaan Pembuangan Limbah Fluida Industri Migas Di Bawah Permukaan Supriyadi, Supriyo Sukarman, Hadi P

    IATMI 2001-73

    3. PERSYARATAN LIMBAH AIR YANG DIIZINKANDIBUANG KEPERMUKAAN

    Jarang diketemukan limbah air yang memenuhi persyaratanbaku mutu limbah cair sehingga dapat dibuang langsungkepermukaan. Umumnya limbah air dibuang setelah melaluibermacam-macam treatment yang cukup mahal baik secarakimiawi maupun fisik. Tabel-2 berikut ini adalah salahcontoh perbandingan antara kandungan air terproduksi denganBaku Mutu Air Limbah Kategori I (berdasarkan KeputusanMenteri KLH No. KEP-03/MENKLH/II/1991, LampiranXV). Angka yang dicetak tebal dan miring menunjukkanparameter tersebut melebihi ambang batas yang ditentukanoleh peraturan tersebut. Dari tabel tersebut terlihat bahwabanyak parameter yang melebihi ambang batas sehingga perluperlakuan (treatment) bagi air terproduksi sebelum dibuangkepermukaan.

    4. PERSYARATAN INJEKSI AIR SECARA UMUM

    Untuk menginjeksikan air kedalam formasi melalui sumurinjeksi diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu. Dibawahini adalah syarat umum injeksi air berdasarkan UndergroundInjection Control (peraturan pemerintah A.S. untukmengontrol injeksi limbah kedalam formasi bawah tanah yangdikeluarkan tahun 1980).1. Titik Injeksi harus berada dibawah air tanah atau formasi

    minyak. Zona injeksi harus dipisahkan dari formasi airtanah oleh sedikitnya satu zona penutup (zona kedap air).

    2. Pemohon ijin harus melakukan kaji ulang akan adanyakemungkinan migrasi fluida dalam jarak 1/4 mil daricalon sumur injeksi dan melakukan perbaikan bagi setiapsumur yang dikomplesi, disumbat atau ditinggalkandengan cara yang tidak semestinya.

    3. Pemohon ijin harus dapat menunjukkan kesanggupanfinansial untuk melakukan penyumbatan ataumeninggalkan (abandonment) dengan cara yangsemestinya.

    4. Sumur harus dikonstruksi sedemikian rupa sehinggadapat mencegah gerakan fluida keluar dari zona injeksike formasi air tanah. Secara umum diharapkan sumur-sumur mempunyai selubung (surface casing) yangmemproteksi air tanah, selubung panjang (long stringcasing), tubing dan sumbat (packer).

    5. Sebelum berfungsi sebagai sumur injeksi, sumur harusdiuji untuk integritas mekanik (mechanical integrity).Tekanan injeksi harus dibatasi sehingga tidakmerekahkan lapisan penutup.

    6. Tekanan injeksi, laju aliran dan volume yangdiinjeksikan harus dipantau sesuai dengan tujuan operasi.Uji integritas mekanik (Mechanical integrity) harusdilakukan sedikitnya setiap 5 (lima) tahun.

    7. Apabila sudah tidak dipakai sebagai sumur injeksi sumurharus disumbat dan ditinggalkan sesuai dengan proseduryang sesuai. Sumbat semen harus digunakan untukmemisahkan zona injeksi dan lapisan air tanah.

    5. TINJAUAN PERATURAN PEMERINTAHTENTANG INJEKSI AIR SEBAGAIPEMBUANGAN LIMBAH PRODUKSI MIGAS

    Dengan mengkaji undang-undang ataupun peraturan-peraturan pemerintah hingga saat ini, ternyata belum adaperaturan resmi yang mengatur tentang injeksi air yangberhubungan dengan pembuangan limbah. Peraturan yang

    ada, adalah peraturan yang berhubungan dengan pemeliharaantekanan atau EOR. Berdasarkan hasil kajian selama ini,terdapat dua instansi yang menangani khusus injeksi air yaitudari Ditjen Migas/MPS dan Bapedal-Pusat/Bapedal-Daerah.Apabila injeksi air dimaksudkan untuk bagian daripemeliharaan tekanan atau EOR maka instansi yangmenangani adalah Ditjen Migas cq MPS sedangkan bila untukpembuangan limbah adalah Bapedal-Pusat/Bapedal-Daerah.Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa untuk kasuspembuangan limbah air dengan menggunakan injeksikedalam reservoar atau formasi maka instansi yangberwewenang mengeluarkan izin adalah Bapedal-Pusat/Bapedal-daerah.

    Karena belum adanya peraturan atau perundangan yangdiberlakukan hingga saat ini maka disarankan kepadapemerintah untuk segera memfasilitasi injeksi bagipembuangan air terproduksi dalam bentuk perangkat kerasyaitu instansi yang berwenang memberi dan mencabut ijin,mengawasi dan memberikan sangsi bagi industri migas yangmelakukan operasi injeksi limbah air serta perangkat lunakdalam bentuk peraturan pemerintah.

    6. LANGKAH PEMERINTAH UNTUK MENUNJANGLEGALITAS INJEKSI SEBAGAI PEMBUANGANLIMBAH PRODUKSI MIGAS

    Dalam rangka menunjang kegiatan operasi injeksi airterproduksi untuk pembuangan, pemerintah hendaknya segeramengambil langkah-langkah sebagai berikut:a. Membentuk komisi yang bertugas untuk membentuk

    peraturan yang mengatur injeksi air dalam rangkapembuangan air terproduksi.

    b. Mengundangkan peraturan yang mengatur injeksi airdalam rangka pembuangan air terproduksi yangdidalamnya: Menunjuk instansi yang berwenang dalam perijinan,pengawasan serta pemberian sangsi. Memuat persyaratan tentang perijinan, pelaksanaan,pemantauan, pengawasan, pelaporan serta sangsi bagipelanggarannya.

    c. Menetapkan instansi untuk mengawasi pelaksanaaninjeksi sementara peraturan yang resmi belum ada danmenerapkan pelaksanaan injeksi dengan mengacu padapraktek-praktek yang telah berlaku dinegara yang maju.

    7. PENGAWASAN

    Pengawasan dari hasil limbah di lapangan perlu dilakukanoleh instansi yang terkait terutama dari Bapelda-Daerah,dimana selain mengawasi pembuangan limbah ke permukaanjuga mengawasi pembuangan limbah melalui injeksi. Hal inisangat diperlukan agar sebelum diberlakukan peraturan yangkhusus untuk injeksi, kontraktor-kontraktor Migas yang telahmelakukan injeksi air limbah dapat diawasi sehinggapencemaran terhadap air tanah dapat dicegah. Pengawasan iniagar dilakukan sampai instansi pengawas ditunjuk olehperaturan yang baru.

  • Aspek Legalitas Pelaksanaan Pembuangan Limbah Fluida Industri Migas Di Bawah Permukaan Supriyadi, Supriyo Sukarman, Hadi P

    IATMI 2001-73

    8. ACUAN PERATURAN ATAU PERUNDANGANDARI NEGARA YANG TELAH MELAKUKANPEMBUANGAN LIMBAH AIR MELALUIINJEKSI

    Dalam rangka menyusun peraturan-peraturan mengenaiinjeksi diperlukan acuan sehingga mempermudahpenyusunan. Karena umumnya peraturan-peraturan mengenaipraktek-praktek perminyakan kebanyakan mengacu padaperaturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah atauasosiasi profesi di A.S. maka disarankan untuk mengacu padaperaturan yang dikeluarkan oleh pemerintah A.S. yaituProgram Underground Injection Control (UIC). Peraturan iniberada pada Part C dari Safe Drinking Water Act (SWDA atauUndang-undang Air Minum yang Aman).

    9. KESIMPULAN

    Injeksi air terproduksi merupakan alternatifpembuangan limbah yang cukup efektif dan dapatdigunakan untuk mengurangi beban pencemaranperairan dipermukaan, maupun lingkungan.

    Karena belum ada peraturan dan perundangan yangmengaturnya maka perlu segera dilakukanpengawasan dengan acuan praktek-praktek yangtelah berlaku dinegara yang maju.

    Segera membentuk peraturan dan perundangan yangmengatur injeksi bagi pembuangan limbah airterproduksi, mengundangkan serta menunjukinstansi yang berwenang menanganinya.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. LEMIGAS, Water Disposal Study, VICO IndonesiaEast Kalimantan, PPPTMGBLEMIGAS, Jakarta,1993.

    2. Under Ground Injection Control, 1980

    3. Menteri KLH,Baku Mutu Limbah Cair Bagi KegiatanYang Sudah Beroperasi ,Badan Pengendalian DampakLingkungan,1991.

    Tabel-1Contoh kandungan kimia air terproduksi dan air formasi dari

    salah satu lapangan di Kalimantan Timur

    Tabel-2Perbandingan antara air terproduksi dengan KeputusanMenteri KLH No. KEP-03/MENKLH/II/1991 tentang

    persyaratan air limbah Kategori I

    N o . PARAMETER S A T U A N Terproduks i F o r m a s i M E T O D A

    1 p H - 7 .72 7.42 pHmeter

    2 T e m p . oC 35.50 40.8 Thermomete r3 Turb id i t y F T U 36.00 2 0 5 0 Turb id imeter4 Conduc t i v i t y ms/cm 9.36 9.875 T D S mg/l 4 6 6 7 4 9 2 0 T D S m e t e r

    6 Oxygen (O 2) mg/ l 1 .48 0.94

    7 H 2S mg/l 0 .10 0.55

    8 CO 2 mg/l 9 .96 55 .44

    9 NO 2- mg/l 150 .33 1 6 0 Spect rophotomet ry

    1 0 C l- mg/l 1 3 6 7 1 7 5 0 Spect rophotomet ry

    1 1 S O4-2 mg/l 0 .67 5 7 4 Spect rophotomet ry

    1 2 Fe +2 mg/l 0 .31 31.5 Spect rophotomet ry

    1 3 H C O3- mg/l 2338 .33 2226.5 Spect rophotomet ry

    1 4 CO 3- mg/l 160 .00 0 Spect rophotomet ry

    1 5 C a 2+ mg/L 3 .615 7.02 A A S

    1 6 N a 2+ mg/L 2270.5 2267 .50 A A S

    1 7 M g 2+ mg/L 8 .905 27 .10 A A S

    1 8 K + mg/L 42 .81 274 .73 A A S

    1 9 P b2+ mg/L 0.4 0 .35 A A S

    2 0 C o + mg/L 1 .445 1.23 A A S

    2 1 B a2+ mg/L 47 .295 5.62 A A S

    2 2 N i+ mg/L 3.08 3.22 A A S

    2 3 C u 2+ mg/L N i l N i l A A S

    2 4 Cr2+ mg/L 0.84 0.71 A A S

    2 5 M n 2+ mg/L 0 .125 4.35 A A S

    2 6 C d 2+ mg/L 0 .095 0.05 A A S2 7 Sr+ mg/L Nil Nil A A S2 8 C O D mg/L 869 .63 3394 .00 Titr imetry2 9 B O D s mg/L 280 .855 301 .76 Titr imetry3 0 T S S mg/L 9 9 44 .00 Grav imetry

    3 1 P h e n o l mg/L 16 .085 2.92 Spect rophotomet ry

    3 2 NO 3- mg/L 4.81 4.73 Spect rophotomet ry

    3 3 NH 3 mg/L 4 .885 3.80 Spect rophotomet ry

    3 4 O i l Con t . p p m 28.75 0.00 IR Spec t ropho tomet rySolub le Oi l p p m 0.35 0.00

    3 5 Sal in i tas o /oo 3 .205 3.50 SCT Mete r

    JENIS A IR

    1 TDS mg/l 1500 4667

    2 TSS mg/l 100 99

    3 pH - 6 - 9 7.7

    4 Iron mg/l 1 0.307

    5 Manganese mg/l 0.5 0.125

    6 Barium mg/l 1 47.295

    7 Copper mg/l 1 Nil

    8 Chrome, Total mg/l 0.1 0.84

    9 Cadmium mg/l 0.01 0.10

    10 Lead mg/l 0.03 0.40

    11 Nickel mg/l 0.1 3.08

    12 Cobalt mg/l 0.2 1.45

    13 Free Ammonium mg/l 0.02 4.885

    14 Nitrate mg/l 10 4.81

    15 Nitrite mg/l 0.06 150

    16 BOD5 mg/l 20 280.86

    17 COD mg/l 40 869.63

    18 Oil Cont. mg/l 1 28.75

    19 Phenol mg/l 0.01 16.085

    AIR TERPRODUKSI

    No. Parameter SatuanKEP-

    03/MENKLH/II/1991 Kategori I

  • Aspek Legalitas Pelaksanaan Pembuangan Limbah Fluida Industri Migas Di Bawah Permukaan Supriyadi, Supriyo Sukarman, Hadi P

    IATMI 2001-73

    Gambar1Pembagian sumur injeksi menurut UIC. Sumur kelas IV tidak digambar karena sudah tidak diperbolehkan untuk digunakan lagi.

    KELAS I Sumur yang digunakan untuk membuanglimbah industri ataulimbah perumahan.

    KELAS IISumur yang digunakan untuk injeksi yang ditujukan untuk menaikkan perolehan (EOR), penyimpanan minyak atau gas atau limbahpenambangan minyak dan gas.

    KELAS IIISumur yangdigunakan untuk penambangandengan caramelarutkan atau solution mining (sumurpenambanganair garam, dsb)

    KELAS IV Sumur yangdigunakan untuk membuanglimbah kedalamzona air tanah yang telah ditinggalkan.

    KELAS V Sumur yang tidak termasuk KlassI-IV (contohnya pengembalian fungsi aquifer, buangan pompa pemanas atauAC ,dsb)

    LIMA KELAS SUMUR INJEKSILIMA KELAS SUMUR INJEKSIMENURUT UIC, 1980MENURUT UIC, 1980

    CLASS ICLASS I

    CLASS IICLASS II

    CLASS IIICLASS III

    CLASS VCLASS V

    KELAS I Sumur yang digunakan untuk membuanglimbah industri ataulimbah perumahan.

    KELAS IISumur yang digunakan untuk injeksi yang ditujukan untuk menaikkan perolehan (EOR), penyimpanan minyak atau gas atau limbahpenambangan minyak dan gas.

    KELAS IIISumur yangdigunakan untuk penambangandengan caramelarutkan atau solution mining (sumurpenambanganair garam, dsb)

    KELAS IV Sumur yangdigunakan untuk membuanglimbah kedalamzona air tanah yang telah ditinggalkan.

    KELAS V Sumur yang tidak termasuk KlassI-IV (contohnya pengembalian fungsi aquifer, buangan pompa pemanas atauAC ,dsb)

    LIMA KELAS SUMUR INJEKSILIMA KELAS SUMUR INJEKSIMENURUT UIC, 1980MENURUT UIC, 1980

    CLASS ICLASS I

    CLASS IICLASS II

    CLASS IIICLASS III

    CLASS VCLASS V

    KELAS I Sumur yang digunakan untuk membuanglimbah industri ataulimbah perumahan.

    KELAS IISumur yang digunakan untuk injeksi yang ditujukan untuk menaikkan perolehan (EOR), penyimpanan minyak atau gas atau limbahpenambangan minyak dan gas.

    KELAS IIISumur yangdigunakan untuk penambangandengan caramelarutkan atau solution mining (sumurpenambanganair garam, dsb)

    KELAS IV Sumur yangdigunakan untuk membuanglimbah kedalamzona air tanah yang telah ditinggalkan.

    KELAS V Sumur yang tidak termasuk KlassI-IV (contohnya pengembalian fungsi aquifer, buangan pompa pemanas atauAC ,dsb)

    KELAS I Sumur yang digunakan untuk membuanglimbah industri ataulimbah perumahan.

    KELAS IISumur yang digunakan untuk injeksi yang ditujukan untuk menaikkan perolehan (EOR), penyimpanan minyak atau gas atau limbahpenambangan minyak dan gas.

    KELAS IIISumur yangdigunakan untuk penambangandengan caramelarutkan atau solution mining (sumurpenambanganair garam, dsb)

    KELAS IV Sumur yangdigunakan untuk membuanglimbah kedalamzona air tanah yang telah ditinggalkan.

    KELAS V Sumur yang tidak termasuk KlassI-IV (contohnya pengembalian fungsi aquifer, buangan pompa pemanas atauAC ,dsb)

    KELAS I KELAS I Sumur yang digunakan untuk membuanglimbah industri ataulimbah perumahan. Sumur yang digunakan untuk membuanglimbah industri ataulimbah perumahan.

    KELAS IIKELAS IISumur yang digunakan untuk injeksi yang ditujukan untuk menaikkan perolehan (EOR), penyimpanan minyak atau gas atau limbahpenambangan minyak dan gas.

    Sumur yang digunakan untuk injeksi yang ditujukan untuk menaikkan perolehan (EOR), penyimpanan minyak atau gas atau limbahpenambangan minyak dan gas.

    KELAS IIIKELAS IIISumur yangdigunakan untuk penambangandengan caramelarutkan atau solution mining (sumurpenambanganair garam, dsb)

    Sumur yangdigunakan untuk penambangandengan caramelarutkan atau solution mining (sumurpenambanganair garam, dsb)

    KELAS IVKELAS IV Sumur yangdigunakan untuk membuanglimbah kedalamzona air tanah yang telah ditinggalkan.Sumur yangdigunakan untuk membuanglimbah kedalamzona air tanah yang telah ditinggalkan.

    KELAS V KELAS V Sumur yang tidak termasuk KlassI-IV (contohnya pengembalian fungsi aquifer, buangan pompa pemanas atauAC ,dsb)

    Sumur yang tidak termasuk KlassI-IV (contohnya pengembalian fungsi aquifer, buangan pompa pemanas atauAC ,dsb)

    LIMA KELAS SUMUR INJEKSILIMA KELAS SUMUR INJEKSIMENURUT UIC, 1980MENURUT UIC, 1980

    LIMA KELAS SUMUR INJEKSILIMA KELAS SUMUR INJEKSIMENURUT UIC, 1980MENURUT UIC, 1980

    CLASS ICLASS I

    CLASS IICLASS II

    CLASS IIICLASS III

    CLASS VCLASS V