16
2 TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan Wisata Dalam UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dinyatakan bahwa wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Perjalanan merupakan istilah umum yang dilekatkan pada wisata, sehingga Coltman (1989) mendefinisikan wisata sebagai perjalanan yang melingkar, dimulai dari suatu titik tertentu dan pada akhirnya berakhir di tempat itu juga dengan mengikuti rencana perjalanan (itinerary) tertentu. Wisata merupakan suatu produk yang unik karena terdiri atas komponen yang bersifat nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible). Komponen yang nyata contohnya antara lain adalah makanan yang disajikan di suatu rumah makan, atau perlengkapan kamar di suatu hotel. Sementara komponen yang tidak nyata misalnya adalah kualitas pelayanan dari suatu perusahaan penerbangan, atau pemandangan indah di pegunungan. Manfaat dari komponen tidak nyata tidak secara langsung diperoleh oleh pengguna tetapi baru dapat dirasakan setelah pengguna melakukan kegiatan tersebut. Dengan kata lain, produk wisata merupakan kombinasi dari berbagai komponen yang memberikan pengalaman dan kepuasan total bagi konsumen (Coltman 1989). Hal ini menyebabkan wisata harus dikemas secara menarik agar dapat menarik perhatian calon penggunanya. Upaya untuk mengupayakan kemasan yang menarik dan sesuai dengan keinginan pengguna dilakukan melalui kegiatan perencanaan yang baik. Perencanaan merupakan fungsi pertama dan yang paling mendasar dalam manajemen. Terkait dengan wisata, perencanaan yang baik dapat menjadi pedoman penyelenggaraan kegiatan sekaligus menjadi alat ukur keberhasilan penyelenggaraan kegiatan. Terdapat banyak pendekatan yang dapat digunakan oleh seorang perencana. Pendekatan perencanaan wisata apapun yang digunakan oleh seorang perencana, pembuatan suatu program wisata pada dasarnya menggabungkan antara ilmu pengetahuan dengan cita rasa seni dari perencana tersebut agar dapat menciptakan program yang menarik. Program wisata yang menarik akan berujung pada keputusan membeli produk, yang merupakan harapan dari semua perencana wisata. Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah aspek supply dan demand. Aspek supply dan demand menjadi pokok yang harus dapat ditemukan sebagaimana dinyatakan Avenzora (2008), bahwa perencanaan wisata merupakan suatu upaya untuk mempertemukan aspek demand dan supply melalui pendekatan yang obyektif, yang dirancang dengan sentuhan seni, rasa, pengetahuan dan pengalaman serta berdasarkan argumen yang beralasan. Perencanaan wisata tidak dapat hanya memenuhi satu sisi demand saja atau sebaliknya memenuhi aspek supply saja, karena akan menciptakan produk yang kurang memenuhi harapan.

2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam ... merawat tanaman, hewan ... Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca,

  • Upload
    doxuyen

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam ... merawat tanaman, hewan ... Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca,

2 TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Wisata

Dalam UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dinyatakan

bahwa wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Perjalanan merupakan istilah umum

yang dilekatkan pada wisata, sehingga Coltman (1989) mendefinisikan wisata

sebagai perjalanan yang melingkar, dimulai dari suatu titik tertentu dan pada

akhirnya berakhir di tempat itu juga dengan mengikuti rencana perjalanan

(itinerary) tertentu.

Wisata merupakan suatu produk yang unik karena terdiri atas komponen

yang bersifat nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible). Komponen yang nyata

contohnya antara lain adalah makanan yang disajikan di suatu rumah makan, atau

perlengkapan kamar di suatu hotel. Sementara komponen yang tidak nyata

misalnya adalah kualitas pelayanan dari suatu perusahaan penerbangan, atau

pemandangan indah di pegunungan. Manfaat dari komponen tidak nyata tidak

secara langsung diperoleh oleh pengguna tetapi baru dapat dirasakan setelah

pengguna melakukan kegiatan tersebut. Dengan kata lain, produk wisata

merupakan kombinasi dari berbagai komponen yang memberikan pengalaman dan

kepuasan total bagi konsumen (Coltman 1989). Hal ini menyebabkan wisata harus

dikemas secara menarik agar dapat menarik perhatian calon penggunanya. Upaya

untuk mengupayakan kemasan yang menarik dan sesuai dengan keinginan

pengguna dilakukan melalui kegiatan perencanaan yang baik.

Perencanaan merupakan fungsi pertama dan yang paling mendasar dalam

manajemen. Terkait dengan wisata, perencanaan yang baik dapat menjadi

pedoman penyelenggaraan kegiatan sekaligus menjadi alat ukur keberhasilan

penyelenggaraan kegiatan. Terdapat banyak pendekatan yang dapat digunakan

oleh seorang perencana. Pendekatan perencanaan wisata apapun yang digunakan

oleh seorang perencana, pembuatan suatu program wisata pada dasarnya

menggabungkan antara ilmu pengetahuan dengan cita rasa seni dari perencana

tersebut agar dapat menciptakan program yang menarik. Program wisata yang

menarik akan berujung pada keputusan membeli produk, yang merupakan harapan

dari semua perencana wisata.

Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah aspek supply dan

demand. Aspek supply dan demand menjadi pokok yang harus dapat ditemukan

sebagaimana dinyatakan Avenzora (2008), bahwa perencanaan wisata merupakan

suatu upaya untuk mempertemukan aspek demand dan supply melalui pendekatan

yang obyektif, yang dirancang dengan sentuhan seni, rasa, pengetahuan dan

pengalaman serta berdasarkan argumen yang beralasan. Perencanaan wisata tidak

dapat hanya memenuhi satu sisi demand saja atau sebaliknya memenuhi aspek

supply saja, karena akan menciptakan produk yang kurang memenuhi harapan.

Page 2: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam ... merawat tanaman, hewan ... Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca,

Proses Perencanaan Program Wisata

Perencanaan bukan merupakan suatu kegiatan yang tetap. Perencanaan yang

baik harus terus berlangsung selama program tersebut berjalan sehingga

merupakan sebuah proses. Mengacu pada Fiatiano (2009), perencanaan wisata

bukan merupakan bentuk persiapan saja, tetapi merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus sehingga dapat menjadi acuan untuk perbaikan

program-program selanjutnya. Perencanaan wisata menurut Fiatiano (2009)

meliputi :

1 Penentuan visi dan misi

Kegiatan ini merupakan titik awal dari proses perencanaan. Pernyataan visi

menggambarkan sasaran jangka panjang dari suatu program. Pernyataan ini

menggambarkan posisi yang diinginkan yang dapat membantu memusatkan

dan mengarahkan kegiatan-kegiatan pelaksanaan. Pernyataan misi

menggambarkan bagaimana suatu program akan bergerak menuju visinya. Visi

program wisata pendidikan lingkungan di PT. Pusri harus dapat

menggambarkan upaya PT. Pusri membangun kesadaran dan kecintaan anak

terhadap lingkungan yang indah dan lestari .

2 Tujuan

Tujuan program menjawab pertanyaan yang dikenal dengan 5W2H, yaitu 1)

What (program apa yang akan dibuat?); 2) Why (mengapa program ini perlu

dibuat?); 3) Who (siapa saja yang terlibat dalam program ini, baik sebagai

pelaksana maupun peserta?); 4) Where (di mana program ini dapat

dilaksanakan?); 5) When (kapan program ini dapat dilaksanakan?); 6) How

(bagaimana program dapat dilaksanakan?); 7) How much (berapa besar biaya

yang dibutuhkan?).

Tujuan dapat diukur pencapaiannya. Beberapa area yang dapat dijadikan

pengukuran antara lain :

a. Kehadiran, yang diukur dengan jumlah peserta

b. Pertumbuhan program yang diukur dengan jumlah kegiatan yang

diselenggarakan

c. Mutu program yang diukur dengan tanggapan dari peserta

d. Kepuasan peserta yang diukur dari jumlah keluhan.

3 Observasi dan pengumpulan data

Tahap ini digunakan untuk menganalisis potensi dan kondisi yang ada di

destinasi. Diawali dengan identifikasi dan observasi pada kawasan destinasi.

Kegiatan ini pada dasarnya merupakan kegiatan menghubungkan antara

rumusan tujuan dengan kondisi yang ada di lapangan. Yang diobservasi adalah

semua masalah yang dipertanyakan dalam rumusan tujuan. Untuk

mempermudah pekerjaan observasi maka dapat digunakan alat bantu atau

instrumen. Berbagai data yang diperoleh melalui observasi kemudian diolah

dan dianalisis. Tahapan ini digunakan untuk menentukan strategi pencapaian

tujuan, mengidentifikasi kendala yang mungkin timbul, dan mencari alternatif

yang mungkin dapat diambil.

4 Disain produk

Disain produk merupakan tahapan dimana beberapa alternatif program dibuat.

Sebagaimana produk wisata lainnya, disain produk ini juga memenuhi unsur-

unsur daya tarik dan manfaat, keamanan dan unsur lain yang melengkapi suatu

produk.

Page 3: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam ... merawat tanaman, hewan ... Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca,

5. Pengujian dan operasional

Sebelum dilaksanakan, perencanaan yang telah dibuat diujicobakan untuk

memperoleh umpan balik. Pengujian meliputi pengujian kemampuan

pelaksanaan di lapangan dan pengujian terhadap respon pasar.

6. Evaluasi

Hasil umpan balik kemudian dievaluasi dan jika dianggap telah memenuhi

harapan maka program dapat dijalankan.

7. Disain akhir

Hasil evaluasi digunakan untuk melakukan perbaikan dan perubahan yang

diperlukan. Hasilnya merupakan produk yang siap ditawarkan kepada pasar.

Pada penelitian ini, proses perencanaan dibatasi pada tahap disain produk

karena keterbatasan kemampuan peneliti.

.

Pendidikan Lingkungan

UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup menyatakan bahwa lingkungan hidup sebagai kesatuan ruang

dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya

manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Penggabungan kata “pendidikan” dan “lingkungan” membangkitkan rasa

ingin tahu mengenai mengapa, kapan, dan apa tujuan kedua kata ini dipadankan.

Jawabannya terentang mulai dari kepentingan individu hingga kepentingan global.

Penggunaan istilah pendidikan lingkungan pertama kali pada level internasional

menurut Palmer dan Neal (1994) adalah pada pertemuan The International Union

for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) di Paris pada tahun

1948. Sejak saat itu semakin banyak para ahli dan praktisi yang mencoba untuk

mendefinisikan istilah ini, terlebih ketika semakin banyak peristiwa kritis yang

terjadi di dunia yang diketahui dan dipublikasikan. IUCN (1970) mendefinisikan

pendidikan lingkungan sebagai suatu proses pengenalan nilai-nilai dan

memperjelas konsep dalam rangka mengembangkan keterampilan dan perilaku

yang diperlukan untuk memahami dan menghargai keterhubungan antara manusia,

kebudayaannya, dan lingkungan biofisiknya.

Pendidikan lingkungan merupakan disiplin ilmu yang berkontribusi

terhadap keberlanjutan lingkungan melalui beragam kegiatan praktis, mulai dari

pemberian informasi hingga pembangunan kapasitas. Fokus dari pendidikan

lingkungan adalah mengidentifikasi perilaku yang menyebabkan ancaman

terhadap kondisi lingkungan dan untuk kemudian melihat apakah pendidikan saja

sudah cukup atau apakah harus disertai dengan strategi tambahan lain (Crohn dan

Birnbaum 2010). Menurut Dimopoulos et al. (2008), pendidikan lingkungan dapat

mempengaruhi sikap dan perilaku dan membuat struktur sosial baru, baik dengan

partisipasi sederhana maupun kompleks terhadap keterlibatan dalam pengelolaan

kawasan konservasi secara berkelanjutan.

Banyak upaya pendidikan lingkungan ditargetkan kepada anak-anak, dengan

tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam (Crohn dan Birnbaum

2010). Anak-anak usia sekolah merupakan sasaran yang tepat bagi pembelajaran

mengenai lingkungan untuk jangka panjang karena perkenalan dini terhadap alam

Page 4: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam ... merawat tanaman, hewan ... Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca,

akan menyentuh seseorang dan akan menjadi bagian dari dirinya sampai dia

dewasa (Crowell 2001).

Crohn dan Birnbaum (2010) menyebutkan bahwa pendidikan lingkungan

lebih sering dilakukan dalam bentuk non-formal, yang mengimplikasikan bahwa

sebagian besar kegiatan pembelajaran dilakukan di luar dinding sekolah. Beberapa

hal yang dapat diterapkan dalam pendidikan lingkungan adalah :

1. Pesan harus dibuat sederhana. Orang akan lebih cepat merespon gagasan yang

jelas dan mudah dilaksanakan, sehingga pesan harus fokus pada satu gagasan

saja dan mudah dimengerti.

2. Orang akan merespon pada pesan yang langsung terkait dengan dirinya. Untuk

itu, buatlah pesan yang secara langsung terkait dengan individu.

3. Orang akan merespon pada gagasan jika mereka mengetahui tindakan apa yang

dapat mereka lakukan kemudian. Pesan harus meminta individu untuk berbuat

sesuatu.

Pesan yang terlalu rumit justru tidak akan mencapai sasaran karena tidak

dimengerti anak (Newton 2001). Selain menyederhanakan pesan, pendidikan

lingkungan sebaiknya memperhatikan sisi penerima pesan. Pesan pendidikan

lingkungan yang tidak memperhatikan siapa sasarannya tidak akan berhasil

dengan baik karena program yang dibuat belum tentu sesuai dengan kebutuhan

anak dan kemampuan anak dalam menyerap pesan. Caro et al. (2003) menemukan

bahwa anak-anak yang dididik sejak dini memperoleh pengaruh yang kuat dan

jangka panjang terhadap lingkungan alam.

Sekolah dan Pendidikan Lingkungan

Menyadari pentingnya pendidikan lingkungan sejak dini, maka Inggris sejak

tahun 1990 telah mencantumkan pendidikan lingkungan dalam kurikulum

nasionalnya. Pada implementasinya, pendidikan lingkungan di Inggris tidak

disampaikan melalui satu pendekatan atau metode pengajaran, tetapi melalui

pendekatan yang bervariasi (Blum 2008). Perencanaan pendidikan lingkungan

yang terintegrasi dalam kurikulum mengacu kepada tiga komponen yang saling

berkaitan, yaitu :

- Pendidikan tentang lingkungan

- Pendidikan untuk lingkungan

- Pendidikan di atau melalui lingkungan

Pendidikan tentang lingkungan bertujuan untuk mengembangkan

pengetahuan dan memahami nilai-nilai serta perilaku. Pendidikan untuk

lingkungan mendorong siswa untuk mengeksplorasi respon pribadi mereka

terhadap lingkungan dan hubungan dengan lingkungan serta isu lingkungan. Hal

ini terkait dengan pengembangan perilaku dan nilai-nilai, termasuk elemen

pemahaman dan perilaku yang diperlukan untuk mengembangkan pemanfaatan

lingkungan yang berkelanjutan. Pendidikan di atau melalui lingkungan

menggunakan lingkungan sebagai sumber untuk pembelajaran. Lingkungan

menjadi sumber yang mendorong pengembangan pengetahuan dan pemahaman

sekaligus keterampilan.

Pemerintah Indonesia menyadari pentingnya memberikan pendidikan

lingkungan sejak dini dengan memasukkan penyampaian tentang masalah

kependudukan dan lingkungan hidup secara integratif dalam kurikulum tahun

1984 pada hampir semua mata pelajaran jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Page 5: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam ... merawat tanaman, hewan ... Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca,

Tindak lanjut pemerintah terkait pendidikan lingkungan dibuktikan dengan

Memorandum Bersama antara Departemen Pendidikan Kebudayaan dengan

Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 0142/U/1996 dan Nomor

Kep:89/MENLH/5/1996 tentang Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan

Lingkungan Hidup pada tanggal 21 Mei 1996. Dilanjutkan dengan Memorandum

Bersama antara Menteri Pendidikan Nasional dengan Menteri Lingkungan Hidup

Nomor 05/VI/KB/2005 dan Keputusan Nomor 07/MenLH/06/2005 tentang

Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup. Pada keputusan

bersama ini ditekankan bahwa pendidikan lingkungan hidup dilakukan secara

integrasi dengan mata ajaran yang ada.

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang sesuai Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan, pendidikan lingkungan terintegrasi dalam mata pelajaran

kelas I hingga kelas VI SD. Standar kompetensi dan kompetensi dasar siswa SD

yang terkait dengan pendidikan lingkungan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Kompetensi dasar siswa SD terkait dengan lingkungan

Kelas Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

I Sains Mengenal cara

memelihara lingkungan

agar tetap sehat.

Mengenal cara menjaga

lingkungan agar tetap

sehat.

Membedakan lingkungan

sehat dan tidak sehat

Menceritakan perlunya

merawat tanaman, hewan

memelihara dan

lingkungan sekitar

Mengenal berbagai

benda langit dan

peristiwa alam

(cuaca dan musim serta

pengaruhnya terhadap

kegiatan manusia)

Mengenal keadaan cuaca di

sekitar kita.

Membedakan pengaruh

musim kemarau dan musim

hujan terhadap kegiatan

manusia.

IPS Mendeskripsikan

lingkungan rumah.

Menjelaskan lingkungan

rumah sehat dan perilaku

dalam menjaga kebersihan

rumah.

II IPS Memahami kedudukan

dan peran anggota

dalam keluarga dan

lingkungan tetangga

Memberi contoh bentuk -

bentuk kerjasama di

lingkungan dan tetangga.

PKn Menampilkan sikap

cinta lingkungan

Mengenal pentingnya

lingkungan alam seperti

dunia tumbuhan dan dunia

hewan

Melaksanakan

pemeliharaan lingkungan

alam

Page 6: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam ... merawat tanaman, hewan ... Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca,

Lanjutan.

Kelas Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Sains Mengenal bagian-bagian

utama tubuh hewan dan

tumbuhan.

Pertumbuhan hewan dan

tumbuhan serta berbagai

tempat hidup makhluk

hidup

Mengenal bagian-bagian

utama tubuh hewan dan

tumbuhan di sekitar rumah

dan sekolah melalui

pengamatan.

Mengidentifikasi

perubahan yang terjadi

pada pertumbuhan hewan

(dalam ukuran) dan

tumbuhan (dari biji

menjadi tanaman).

Mengidentifikasi berbagai

tempat makhluk hidup (air,

darat, dan tempat lainnya.

Mengidentifikasi makhluk

hidup yang

menguntungkan dan tidak

menguntungkan bagi

manusia.

III IPS Memahami lingkungan

sekitar dan melaksanakan

kerja sama di sekitar

rumah dan sekolah

Menceritakan lingkungan

alam dan buatan di sekitar

rumah dan sekolah.

Memelihara lingkungan

alam dan buatan di sekitar

rumah.

Membuat denah dan peta

lingkungan rumah dan

sekolah.

Sains Memahami ciri-ciri dan

kebutuhan makhluk

hidup serta hal-hal yang

mempengaruhi

perubahan pada makhluk

hidup

Mengidentifikasi ciri- ciri

dan kebutuhan makhluk

hidup.

Menggolongkan makhluk

hidup secara sederhana.

Mendeskripsikan

perubahan yang terjadi

pada makhluk hidup dan

hal yang mempengaruhi

pertumbuhan dan

perkembangan anak

(makanan, kesehatan,

rekreasi dan olah raga)

Memahami kondisi

lingkungan yang

berpengaruh terhadap

kesehatan dan upaya

menjaga kesehatan

lingkungan

Membedakan ciri-ciri

lingkungan sehat dan

lingkungan tidak sehat

berdasarkan pengamatan.

Mendeskripsikan kondisi

lingkungan yang

berpengaruh terhadap

kesehatan.

Page 7: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam ... merawat tanaman, hewan ... Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca,

Lanjutan.

Kelas Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Menjelaskan cara menjaga

kesehatan lingkungan

sekitar.

Memahami kenampakan

permukaan bumi, cuaca,

dan pengaruhnya bagi

manusia, serta

hubungannya dengan

cara manusia memelihara

dan melestarikan alam.

Mendeskripsikan

kenampakan permukaan

bumi di lingkungan

sekitar.

Menjelaskan hubungan

antara keadaan awan dan

cuaca.

Mendeskripsikan pengaruh

cuaca bagi kegiatan

manusia.

Mengidentifikasi cara-cara

manusia dalam

memelihara dan

melestarikan alam di

lingkungan sekitar.

IV Sains Memahami hubungan

antara struktur bagian

tumbuhan dengan

fungsinya.

Menjelaskan hubungan

antara struktur akar

tumbuhan dengan

fungsinya.

Menjelaskan hubungan

antara struktur batang

tumbuhan dengan

fungsinya.

Menjelaskan hubungan

antara struktur daun

tumbuhan dengan

fungsinya.

Menjelaskan hubungan

antara bunga dengan

fungsinya.

Menggolongkan hewan,

berdasarkan jenis

makanannya

Mengidentifikasi jenis

makanan hewan.

Menggolongkan hewan

berdasarkan jenis

makanannya

Memahami daur hidup

beragam jenis makhluk

hidup

Mendeskripsikan daur

hidup beberapa hewan di

lingkungan sekitar,

misalnya kecoa, nyamuk,

kupu-kupu, kucing.

Menunjukkan kepedulian

terhadap hewan

peliharaan, misalnya

kucing, ayam, ikan.

Page 8: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam ... merawat tanaman, hewan ... Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca,

Lanjutan.

Kelas Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Memahami hubungan

sesama makhluk hidup dan

antara makhluk hidup

dengan lingkungannya

Mengidentifikasi

beberapa jenis hubungan

khas (simbiosis) dan

hubungan “makan dan

dimakan” antar makhluk

hidup (rantai makanan).

Mendeskripsikan

hubungan antara

makhluk hidup dengan

lingkungannya.

Memahami perubahan

lingkungan fisik dan

pengaruhnya terhadap

daratan

Mendeskripsikan

berbagai penyebab

perubahan lingkungan

fisik (angin, hujan,

cahaya matahari, dan

gelombang air laut).

Menjelaskan pengaruh

perubahan lingkungan

fisik terhadap daratan

(erosi, abrasi, banjir, dan

longsor)

Mendeskripsikan cara

pencegahan kerusakan

lingkungan (erosi, abrasi,

banjir, dan longsor)

Memahami hubungan

antara sumber daya alam

dengan lingkungan,

teknologi, dan masyarakat

Menjelaskan hubungan

antara sumber daya alam

dengan lingkungan.

Menjelaskan hubungan

antara sumber daya alam

dengan teknologi yang

digunakan.

Menjelaskan dampak

pengambilan bahan alam

terhadap pelestarian

lingkungan.

IPS Memahami sejarah,

kenampakan alam dan

keragaman suku bangsa di

lingkungan kabupaten /

kota dan provinsi.

Menunjukkan jenis dan

persebaran sumber daya

alam serta

pemanfaatannya untuk

kegiatan ekonomi di

lingkungan setempat.

Mengenal sumber daya

alam, kegiatan ekonomi

dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten /

kota dan provinsi.

Mengenal aktivitas

ekonomi yang berkaitan

dengan sumber daya

alam dan potensi lain di

daerahnya.

Page 9: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam ... merawat tanaman, hewan ... Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca,

Lanjutan.

Kelas Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

V Sains Memahami cara tumbuhan

hijau membuat makanan

Mengidentifikasi cara

tumbuhan hijau membuat

makanan.

Mendeskripsikan

ketergantungan manusia

dan hewan pada tumbuhan

hijau sebagai sumber

makanan.

Mengidentifikasi cara

makhluk hidup

menyesuaikan diri dengan

lingkungan

Mengidentifikasi

penyesuaian diri hewan

dengan lingkungan tertentu

untuk mempertahankan

hidup.

Mengidentifikasi

penyesuaian diri tumbuhan

dengan lingkungan tertentu

untuk mempertahankan

hidup.

Memahami perubahan

yang terjadi di alam dan

hubungannya dengan

penggunaan sumber daya

alam.

Mendeskripsikan proses

daur air dan kegiatan

manusia yang dapat

mempengaruhinya.

Mendeskripsikan perlunya

penghematan air.

Mengidentifikasi peristiwa

alam yang terjadi di

Indonesia dan dampaknya

bagi makhluk hidup dan

lingkungan.

VI Sains Memahami hubungan

antara ciri-ciri makhluk

hidup dengan lingkungan

tempat hidupnya.

Mendeskripsikan

hubungan antara ciri-ciri

khusus yang dimiliki

hewan (kelelawar, cicak,

bebek) dan lingkungan

hidupnya .

Mendeskripsikan

hubungan antara ciri-ciri

khusus yang dimiliki

tumbuhan (kaktus,

tumbuhan pemakan

serangga) dengan

lingkungan hidupnya.

Memahami pengaruh

kegiatan manusia terhadap

keseimbangan lingkungan.

Mengidentifikasi kegiatan

manusia yang dapat

mempengaruhi

keseimbangan alam

(ekosistem).

Page 10: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam ... merawat tanaman, hewan ... Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca,

Lanjutan.

Kelas Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mengidentifikasi bagian

tumbuhan yang sering

dimanfaatkan manusia

yang mengarah pada

ketidakseimbangan

lingkungan.

Mengidentifikasi bagian

tubuh hewan yang sering

dimanfaatkan manusia

yang mengarah pada

ketidakseimbangan

lingkungan.

Memahami pentingnya

pelestarian jenis makhluk

hidup untuk mencegah

kepunahan.

Mengidentifikasi jenis

hewan dan tumbuhan yang

mendekati kepunahan.

Mendeskripsikan

pentingnya pelestarian

jenis makhluk hidup untuk

perkembangan Ilmu

Pengetahuan Alam dan

kehidupan masyarakat.

Wisata Pendidikan Lingkungan

Menurut Bhuiyan, Islam, Siwar dan Ismail (2010), pariwisata memiliki

berbagai segmentasi, antara lain memberikan kesempatan bekerja, pengembangan

sosial dan budaya, pembelajaran secara alami, alat untuk pembangunan

berkelanjutan, serta peningkatan kewaspadaan terhadap lingkungan. Oleh karena

itu, kegiatan pariwisata dapat dijadikan salah satu alat untuk menyampaikan

kegiatan pendidikan lingkungan. Wisata pendidikan disampaikan melalui

program-program pendidikan dan diharapkan dapat merubah aspek kognitif,

pengetahuan partisipatif, ketrampilan dan perilaku pembelajar (Bhuiyan et al.

2010).

Crohn dan Birnbaum (2010) menyebutkan bahwa pendidikan lingkungan

lebih sering dilakukan dalam bentuk non-formal, yang mengimplikasikan bahwa

sebagian besar kegiatan pembelajaran dilakukan di luar tembok sekolah. Salah

satu bentuk program pendidikan lingkungan non formal yang dapat digunakan

adalah wisata pendidikan.

Metode Pembelajaran

Secara umum, tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada kawasan

taksonomi tujuan pembelajaran Bloom (1952) dalam Uno (2001) yang meliputi

kawasan kognitif, afektif dan psikomotor. Uno ( 2001) menyatakan bahwa

kawasan kognitif merupakan kawasan yang membahas tentang tujuan

pembelajaran yang berkenaan dengan proses mental yang terdiri atas enam

tingkatan, yaitu :

1. Tingkat pengetahuan

Page 11: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam ... merawat tanaman, hewan ... Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca,

Pengetahuan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghafal,

mengingat kembali, atau mengulang kembali informasi yang pernah

diperolehnya.

2. Tingkat pemahaman

Pemahaman merupakan kemampuan seseorang dalam mengartikan,

menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu tentang pengetahuan

yang pernah diterimanya dengan caranya sendiri.

3. Tingkat penerapan

Penerapan dikatakan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan

pengetahuan untuk memecahkan masalah sehari-hari.

4. Tingkat analisis

Merupakan kemampuan seseorang dalam menganalisa permasalahan.

5. Tingkat sintesis

Tingkatan ini merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan

menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga

terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.

6. Tingkat evaluasi

Evaluasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan

atau keputusan yang tepat berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.

Kawasan afektif merupakan domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai

interes, apresiasi dan penyesuaian perasaan sosial. Sama seperti kawasan kognitif,

kawasan afektif juga tersusun secara hirarkis sebagai berikut :

1. Kemauan menerima

Kemauan menerima merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala

atau rancangan tertentu. Misalnya, keinginan membaca buku atau

mendengarkan musik.

2. Kemauan menanggapi

Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk pada partisipasi

aktif dalam kegiatan tertentu, seperti mentaati peraturan, menyelesaikan tugas,

atau menolong orang lain.

3. Berkeyakinan

Berkeyakinan diartikan sebagai kemauan menerima sistem nilai tertentu pada

diri individu, misalnya kesungguhan untuk melakukan suatu kehidupan sosial.

4. Mengorganisasi

Mengorganisasi berkaitan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai

yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi,

seperti menyadari pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab, atau

menyadari peranan perencanaan dalam memecahkan masalah.

5. Pembentukan pola

Pada tahap ini individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan

perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya.

Pendidikan lingkungan terhadap anak-anak harus diberikan secara menarik

agar anak-anak tidak merasa bosan. Menurut Blum (2008), metode pembelajaran

di ruang kelas seringkali berkisar pada guru yang menuliskan informasi di papan

tulis sementara anak-anak menyalinnya di buku catatan. Metode seperti ini akan

membuat anak-anak merasa bosan yang mengakibatkan tidak adanya rasa tertarik

terhadap topik yang sedang dipelajari.

Page 12: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam ... merawat tanaman, hewan ... Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca,

Van den Ban dan Hawkins (2005) menyampaikan strategi dan metode untuk

mencapai tujuan belajar seperti pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2 Strategi dan metode belajar

Sifat Tujuan Belajar Strategi Metode yang Disukai

Mengetahui (kognitif) Alih informasi (dari

luar)

Publikasi dan rekomendasi dari

media massa, ceramah,

selebaran, dialog yang diarahkan.

Sikap (afektif) Belajar dari

pengalaman

(informasi dari

dalam)

Diskusi kelompok, dialog tidak

diarahkan, simulasi, dan film

Tindakan/melakukan

(psikomotorik)

Latihan dan

keterampilan

Metode yang mendorong

tindakan=latihan, persiapan

dengan demonstrasi, atau film

demonstrasi.

Perkembangan Anak

Perkembangan bukan sekadar berarti penambahan ukuran tinggi atau berat

badan pada seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan

fungsi yang kompleks (Nurihsan dan Agustin 2011). Teori perkembangan anak

membantu peneliti untuk memusatkan perhatian pada apa yang akan diteliti pada

anak. Tiap teori perkembangan akan menjadi bingkai kerja dalam meneliti

perkembangan anak. Masing-masing teori menjadi referensi yang berbeda-beda

dalam menginterpretasikan data dan fakta. Perilaku anak tidak dapat diteliti hanya

dengan satu teori karena perilaku anak sangat kompleks.

Beberapa teori yang digunakan untuk menyusun dan menjelaskan fakta

tentang perkembangan anak menurut Fabes dan Martin (2003) adalah :

1. Teori berdasarkan biologi

Teori ini menekankan perkembangan anak berdasarkan faktor-faktor dan

proses biologis yang diwariskan. Teori ini juga mengasumsikan bahwa

kekuatan-kekuatan warisan mempengaruhi perilaku.

2. Teori psikoanalisis

Teori psikoanalisis diawali dengan keyakinan bahwa sebagian besar penyebab

perilaku adalah dorongan bawah sadar yang berasal dari pikiran seseorang.

3. Teori berdasarkan lingkungan

Teori ini menyatakan bahwa lingkungan dimana seseorang tinggal dan apa

yang dialaminya merupakan faktor penentu dalam perilaku. Menurut teori ini,

perubahan perilaku terjadi ketika terjadi perubahan lingkungan. Penelitian

tentang perkembangan berdasarkan lingkungan fokus pada faktor-faktor yang

menentukan bagaimana perilaku berubah sebagai respon dari peristiwa sehari-

hari.

4. Teori berdasarkan kognisi

Teori ini memberi penekanan pada peran dari proses mental seperti daya ingat,

pengambilan keputusan dan pemrosesan informasi dalam mempengaruhi

perilaku. Teori kognisi ini fokus pada bagaimana pemikiran dan alasan berubah

Page 13: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam ... merawat tanaman, hewan ... Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca,

dari waktu ke waktu dan pengaruhnya terhadap perkembangan. Teori ini

menganggap bahwa seseorang haus akan pemahaman terhadap dunia di

sekelilingnya.

Ketika anak berinteraksi dengan dunianya maka konsepsi anak tentang

dunia akan berubah. Menurut Piaget (dalam Fabes dan Martin 2003) kecerdasan

anak mengalami perubahan dramatis sepanjang waktu. Perubahan ini sangat nyata

sehingga dinyatakan oleh Piaget sebagai tahapan perkembangan kognitif anak.

Tahapan ini berjalan berkelanjutan dan tidak bisa diulang. Artinya, setelah

melewati tahap tertentu maka si anak tidak dapat kembali lagi ke tahap pemikiran

awal. Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget seperti ditunjukkan

pada Tabel 3 adalah : 1) Tahap sensorimotor, 2) Tahap preoperasional, 3) Tahap

operasional konkrit, 4) Tahap operational formal.

Tabel 3 Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget

Tahap Usia Perkembangan

Sensorimotor 0-2 tahun Pengetahuan motorik

Orientasi saat kini

Preoperasional 2-7 tahun Representasi simbolik

Perencanaan

Pemikiran egosentris

Pemikiran dan pemecahan masalah

berdasarkan persepsi dan tampilan

Operasional konkrit 7-11 tahun Penggunaan logika dalam pemecahan

masalah

Logika digunakan hanya pada benda

dan peristiwa nyata

Operasional formal Di atas

11 tahun

Logika berlaku pada masalah hipotetis

dan abstrak

Perhatian terhadap konsep seperti

keadilan dan persamaan

Setiap pembagian dalam rentang hidup manusia dalam suatu periode

merupakan sebuah gagasan mengenai kenyataan alamiah yang diterima luas oleh

anggota masyarakat pada suatu waktu tertentu. Papalia et al. (2005) membagi

periode perkembangan manusia menjadi : 1) periode prenatal (sejak dalam

kandungan hingga dilahirkan), 2) bayi dan batita (bayi hingga usia 3 tahun), 3)

kanak-kanak awal (usia 3 sampai 6 tahun), 4) kanak-kanak (usia 6 sampai 11

tahun), 5) remaja (usia 11 hingga 20 tahun), 6) dewasa muda (usia 20 sampai 40

tahun), 7) dewasa (usia 40 sampai 65 tahun), dan 8) lanjut usia (65 tahun lebih).

Perkembangan secara rinci dari anak usia sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Perkembangan anak

Periode Usia Perkembangan Fisik Perkembangan

Kognitif

Perkembangan

Psikososial

6-11 tahun Kekuatan dan

ketrampilan atletis

meningkat.

Mulai berfikir secara

logis dan konkrit.

Daya ingat dan

ketrampilan bahasa

meningkat.

Konsep diri semakin

kompleks.

Kelompok menjadi

penting.

Page 14: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam ... merawat tanaman, hewan ... Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca,

Lanjutan.

Periode Usia Perkembangan Fisik Perkembangan

Kognitif

Perkembangan

Psikososial

11-20 tahun Pertumbuhan fisik

dan perubahan lain

semakin cepat.

Kemampuan berfikir

secara abstrak dan

penggunaan alasan

ilmiah berkembang.

Pencarian identitas.

Hubungan dengan

orang tua umumnya

baik.

Kelompok sebaya

memberi pengaruh

positif atau negatif.

Anak usia 7 tahun memasuki masa ketika mereka dapat berpikir dengan

menggunakan alasan untuk memecahkan masalah konkrit. Anak pada usia ini

mampu berpikir secara logis karena mereka dapat mengambil berbagai aspek

situasi dan menganalisanya. Pemikiran terbatas hanya pada situasi nyata pada saat

sekarang.

Konsentrasi pada Anak

Lamanya anak dapat berkonsentrasi pada suatu subyek dikenal dengan

istilah attention span menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

menyusun program wisata pendidikan lingkungan untuk anak. Durasi attention

span diperhitungkan supaya informasi yang diberikan tidak terbuang sia-sia dan

anak tetap mendapatkan kegembiraan dalam kegiatannya (Farhani 2012).

Berapa lama seorang anak dapat berkonsentrasi biasanya tergantung pada

usianya. Rata-rata attention span pada anak adalah antara 3 hingga 5 menit per

tahun usianya (Farhani 2012). Seorang anak yang berusia 10 tahun memiliki lama

attention span sekitar 30 menit sampai 50 menit. Pada Tabel 5 di bawah ini

terlihat durasi attention span anak usia SD.

Tabel 5 Durasi attention span anak usia SD

Usia (tahun) Durasi (dalam menit)

7 21-35

8 24-40

9 27-45

10 30-50

11 33-55

12 36-60

Persepsi dan Preferensi terhadap Lingkungan

Persepsi terhadap Lingkungan

Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005), persepsi adalah cara orang

memandang dunia ini. Persepsi seseorang dalam memandang dunia pasti berbeda-

beda, dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun luar orang

tersebut. Persepsi juga diartikan sebagai proses dimana sensasi yang diterima oleh

seseorang dipilah dan dipilih, kemudian diatur dan akhirnya diinterpretasikan

(Solomon 1999). Sensasi yang dimaksudkan dalam definisi di atas adalah yang

Page 15: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam ... merawat tanaman, hewan ... Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca,

datang dan diterima oleh manusia melalui panca indera atau sistem sensoriknya.

Input terhadap sistem sensorik ini juga disebut dengan stimulus. Prasetijo dan

Ihalauw (2005) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

pembentukan persepsi seseorang terdiri atas (1) faktor internal dan (2) faktor

eksternal. Faktor internal terdiri atas pengalaman, kebutuhan saat itu, nilai-nilai

yang dianutnya, ekspektasi atau pengharapannya. Faktor eksternal terdiri atas

tampakan produk, sifat-sifat stimulus dan situasi lingkungan.

Litterer (Asngari, 1984) berpandangan bahwa ada keinginan atas kebutuhan

manusia untuk mengetahui dan mengerti dunia tempat hidupnya, dan mengetahui

makna dari informasi yang diterimanya. Orang bertindak sebagian dilandasi oleh

persepsi mereka pada suatu situasi. Pengalaman akan berperan pada

persepsi orang tersebut. Persepsi orang dipengaruhi oleh pandangan seseorang

pada suatu keadaan, fakta atau tindakan. Walaupun seseorang hanya mendapat

bagian-bagian informasi, dengan cepat disusunnya menjadi suatu gambaran

yang menyeluruh.

Persepsi dapat berubah-ubah atau bersifat dinamis. Apa yang menyebabkan

persepsi seseorang berubah dan mengapa perlu diketahui jika kita ingin merubah

persepsi. Proses perubahan persepsi yang pertama disebabkan oleh proses

fisiologik, yaitu dari sistem syaraf pada indera manusia (Sarwono 1992). Misalnya

seseorang yang baru pindah rumah yang berdekatan dengan timbunan sampah.

Pada awalnya dia sangat terganggu dengan bau sampah tersebut. Tetapi lama-

kelamaan bau tersebut seolah-olah tidak tercium lagi. Proses perubahan persepsi

yang kedua adalah proses perubahan persepsi secara psikologik. Proses ini antara

lain muncul pada pembentukan dan perubahan sikap. Pembentukan dan perubahan

sikap merupakan proses yang penting terutama dalam bidang pelestarian dan

kecintaan terhadap lingkungan.

Kesan yang dimiliki seseorang terhadap ekosistem merupakan dasar untuk

persepsinya terhadap lingkungan. Persepsi membentuk proses pengambilan

keputusan yang akan menuju pada tindakan terhadap ekosistem. Persepsi terhadap

lingkungan juga sangat terkait dengan budaya dimana seseorang tinggal. Sarwono

(1992) menyatakan bahwa terdapat dua cara pendekatan mengenai bagaimana

manusia mengerti dan menilai lingkungan. Pendekatan pertama disebut dengan

pendekatan konvensional. Pada pendekatan ini persepsi dikatakan sebagai suatu

keadaan dimana individu memperoleh rangsangan dari luar melalui sel-sel syaraf

reseptor (penginderaan). Penerimaan ini kemudian disatukan dan dikoordinasikan

dalam pusat syaraf (otak) sehingga manusia dapat mengenali dan menilai obyek-

obyek. Aktivitas mengenali obyek merupakan aktivitas mental yang disebut juga

sebagai aktivitas kognisi. Pendekatan yang kedua adalah pendekatan ekologik.

Gibson (dalam Sarwono 1992) berpendapat bahwa persepsi terjadi secara

langsung, spontan dan holistik. Spontanitas ini terjadi karena setiap individu

selalu melibatkan obyek-obyek yang ada dalam lingkungannya, dan obyek

tersebut menonjolkan sifat-sifatnya yang khas bagi individu yang bersangkutan.

Sebagai contoh, sebuah pohon yang rindang menampilkan makna yang khas bagi

individu yang berbeda. Bagi manusia, pohon ini akan menjadi tempat berteduh.

Sementara bagi burung pohon menjadi tempat tinggalnya. Makna yang berbeda

akan diterima oleh individu lainnya.

Persepsi terhadap lingkungan terbentuk melalui proses kognisi, afeksi dan

konasi (Rosa 2008). Proses kognisi meliputi penerimaan, pemahaman dan

Page 16: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam ... merawat tanaman, hewan ... Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca,

pemikiran. Proses afeksi meliputi perasaan dan emosi, keinginan, dan nilai-nilai

tentang lingkungan. Proses konasi meliputi tindakan atau perlakuan terhadap

lingkungan sebagai respon dari prosen kognisi dan afeksi. Persepsi anak sekolah

terhadap lingkungan merupakan hasil bentukan dari proses kognisi, afeksi dan

konasi. Berdasarkan teori ini, maka dapat dikatakan bahwa untuk mengukur

tingkat persepsi anak usia sekolah terhadap lingkungan dilakukan melalui

pengukuran indikator pemahaman anak usia sekolah pada proses kognisi, afeksi

dan konasi.

Preferensi terhadap Lingkungan

Masih terkait dengan persepsi adalah bagaimana seseorang menilai

keindahan lingkungan. Misalnya ada orang yang menganggap pasar terapung di

sungai-sungai di Kalimantan sebagai sesuatu yang menarik sementara bagi orang

lain hal tersebut dianggap semrawut dan kotor. Cara pandang yang berbeda ini

ternyata sangat dipengaruhi oleh preferensi (kesukaan) yang berbeda-beda. Fisher

(1984) menyatakan bahwa preferensi terhadap lingkungan ditentukan oleh :

1. Keteraturan. Seseorang lebih menyukai tanaman yang terpelihara teratur dan

rapi.

2. Tekstur, yaitu kasar-lembutnya pemandangan. Seseorang akan lebih menyukai

pemandangan yang lembut seperti hamparan kebun bunga daripada padang

pasir yang gersang.

3. Keakraban dengan lingkungan. Lingkungan yang menjadi bagian sehari-hari

seseorang (misalnya lingkungan tempat tinggal atau tempat-tempat yang sering

dikunjungi) lebih disukai daripada lingkungan yang asing atau belum pernah

dikunjungi.

4. Keluasan ruang pandang. Seseorang akan lebih menyukai lingkungan yang

ruang pandangnya luas daripada yang sempit. Ini menjelaskan mengapa

seseorang lebih memilih kamar hotel yang menghadap ke pemandangan di luar

hotel (taman, pantai, gunung) daripada kamar hotel yang tidak.

5. Kemajemukan rangsang. Semakin banyak elemen dalam suatu pemandangan

akan semakin disukai.

6. Misteri atau kerahasiaan yang tersembunyi. Misalnya, gua, tebing, atau pantai

yang berasal dari berabad-abad yang lampau dianggap mengandung misteri

sehingga menarik.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pembangunan dan pengembangan industri di suatu daerah pada dasarnya

diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat di sekitarnya,

antara lain manfaat ekonomi seperti pembukaan lapangan pekerjaan dan

peningkatan kesejahteraan serta manfaat peningkatan pendidikan. Kehidupan

masyarakat sekitar dimana perusahaan tersebut berada yang semakin baik

kondisinya akan memberikan dampak yang berarti bagi kelangsungan perusahaan

itu sendiri. Perusahaan yang melakukan pengembangan masyarakat menunjukkan

adanya kepedulian industri tersebut kepada masyarakat di sekitarnya. Hal ini akan

menimbulkan rasa kedekatan dan rasa memiliki dari masyarakat sekitar.