12
3 Universitas Kristen Petra 2. TEORI DASAR 2.1. Bahan Kimia dan Jenis-jenisnya Bahan kimia adalah suatu bahan yang didapat atau dibuat berdasarkan proses kimia dan dapat bereaksi dengan bahan kimia lainnya. Bahan kimia memiliki berbgai macam jenis ada yang merupakan unsur tunggal dan ada yang berupa campuran. Bahan kimia secara umum berdasarkan sifanya dibedakan menjadi dua yaitu, bahan kimia bersifat asam dan bahan kimia bersifat basa. Berikut di bawah ini akan dibahas lebih detail mengenai beberapa contoh jenis- jenis bahan kimia asam dan basa beserta dengan sifatnya. 2.1.1. Asam Klorida (HCl) Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Asam ini adalah asam kuat yang digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan hati-hati karena HCl merupakan cairan yang sangat korosif. Namun dibandingkan dengan asam kuat lainnya, asam klorida merupakan asam kuat yang paling tidak berbahaya untuk ditangani. Asam klorida dalam konsentrasi menengah cukup stabil untuk disimpan dan dapat terus mempertahankan konsentrasinya. Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis logam dan menghasilkan logam klorida dan gas hidrogen. (Greenwood, Norman, and Earnshaw, 1997) 2.1.2. Asam Nitrat (HNO 3 ) Asam nitrat (HNO 3 ) adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, dan merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Di dalam air, asam ini terdisosiasi menjadi ion-ionnya, yaitu ion nitrat NO 3 dan ion hidronium (H 3 O + ). Asam nitrat juga digunakan di bagian metalurgi dan pengilangan karena dapat bereaksi dengan metal. Ketika dicampurkan dengan asam klorida, maka campuran ini akan membentuk aqua regia, satu dari sedikit reagen yang dapat melarutkan emas dan platinum. Selain itu juga untuk proses transmutasi basah

2. TEORI DASAR 2.1. Bahan Kimia dan Jenis-jenisnya · Natrium hidroksida padat atau larutan natrium hidroksida dapat mengakibatkan luka bakar kimia. (Martel and Cassidy, 2004) 2.1.6

  • Upload
    others

  • View
    43

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2. TEORI DASAR 2.1. Bahan Kimia dan Jenis-jenisnya · Natrium hidroksida padat atau larutan natrium hidroksida dapat mengakibatkan luka bakar kimia. (Martel and Cassidy, 2004) 2.1.6

3

Universitas Kristen Petra

2. TEORI DASAR

2.1. Bahan Kimia dan Jenis-jenisnya

Bahan kimia adalah suatu bahan yang didapat atau dibuat berdasarkan

proses kimia dan dapat bereaksi dengan bahan kimia lainnya. Bahan kimia

memiliki berbgai macam jenis ada yang merupakan unsur tunggal dan ada yang

berupa campuran. Bahan kimia secara umum berdasarkan sifanya dibedakan

menjadi dua yaitu, bahan kimia bersifat asam dan bahan kimia bersifat basa.

Berikut di bawah ini akan dibahas lebih detail mengenai beberapa contoh jenis-

jenis bahan kimia asam dan basa beserta dengan sifatnya.

2.1.1. Asam Klorida (HCl)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl).

Asam ini adalah asam kuat yang digunakan secara luas dalam industri. Asam

klorida harus ditangani dengan hati-hati karena HCl merupakan cairan yang

sangat korosif. Namun dibandingkan dengan asam kuat lainnya, asam klorida

merupakan asam kuat yang paling tidak berbahaya untuk ditangani. Asam klorida

dalam konsentrasi menengah cukup stabil untuk disimpan dan dapat terus

mempertahankan konsentrasinya. Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida dan gas hidrogen. (Greenwood, Norman,

and Earnshaw, 1997)

2.1.2. Asam Nitrat (HNO3)

Asam nitrat (HNO3) adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, dan

merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Di dalam air, asam

ini terdisosiasi menjadi ion-ionnya, yaitu ion nitrat NO3− dan ion hidronium

(H3O+). Asam nitrat juga digunakan di bagian metalurgi dan pengilangan karena

dapat bereaksi dengan metal. Ketika dicampurkan dengan asam klorida, maka

campuran ini akan membentuk aqua regia, satu dari sedikit reagen yang dapat

melarutkan emas dan platinum. Selain itu juga untuk proses transmutasi basah

Page 2: 2. TEORI DASAR 2.1. Bahan Kimia dan Jenis-jenisnya · Natrium hidroksida padat atau larutan natrium hidroksida dapat mengakibatkan luka bakar kimia. (Martel and Cassidy, 2004) 2.1.6

4

Universitas Kristen Petra

pada perak sebagai campuran emas. Au(s) + 3HNO₃(aq) + 4HCl(aq) →

HAuCl₄(aq) + 3H₂O(l) + 3NO₂(g).

Asam nitrat membeku pada suhu -42°C dengan membentuk kristal-kristal

putih dan mendidih pada suhu 83°C. Ketika mendidih, dapat terurai menjadi :

4HNO3 → 2H2O + 4NO2 + O2 (72 °C). Asam nitrat yang bercampur dengan

nitrogen oksida akan mengalami perubahan semua sifat fisik asam nitrat seperti

tekanan uap di atas cair, suhu didih, dan warna. (Greenwood, Norman, and

Earnshaw, 1997)

2.1.3. Asam Sulfat (H2SO4)

Asam sulfat merupakan asam mineral anorganik yang kuat. Zat ini larut

dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat berberntuk cairan bening seperti

minyak. Reaksi asam sulfat dengan air harus dilakukan secara khusus, yaitu selalu

dengan menambahkan asam ke dalam air bukan air ke dalam asam. Air memiliki

massa jenis yang lebih rendah dari asam sulfat dan cenderung mengapung di

atasnya, sehingga apabila air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, maka akan

dapat mendidih dan bereaksi dengan keras. Selain itu reaksi asam sulfat dengan

kertas juga akan menghasilkan karbon pada efek pembakaran kertas. Reaksi yang

lebih unik terjadi apabila asam sulfat ditambahkan ke dalam satu sendok teh gula.

Seketika ditambahkan, gula tersebut akan menjadi karbon berpori-pori yang

mengembang dan mengeluarkan aroma seperti karamel. Asam sulfat bersifat

korosif dan dapat mengakibatkan luka bakar. (Martel and Cassidy, 2004)

2.1.4. Hidrogen peroksida (H2O2)

Hidrogen peroksida berbentuk cairan yang sedikit lebih kental dari air,

berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air. Hidrogen peroksida

sering digunakan sebagai pemutih atau pembersih. Hidrogen peroksida harus

disimpan dalam daerah yang kering, berventilasi baik dan jauh dari zat-zat yang

mudah terbakar. Menumpahkan hidrogen peroksida yang pada suatu zat yang

mudah terbakar dapat menyebabkan kebakaran langsung, yang kemudian dipicu

oleh oksigen yang dilepaskan oleh hidrogen peroksida ketika terurai. (Greenwood,

Norman, and Earnshaw, 1997)

Page 3: 2. TEORI DASAR 2.1. Bahan Kimia dan Jenis-jenisnya · Natrium hidroksida padat atau larutan natrium hidroksida dapat mengakibatkan luka bakar kimia. (Martel and Cassidy, 2004) 2.1.6

5

Universitas Kristen Petra

2.1.5. Natrium hidroksida (NaOH)

Natrium hidroksida juga dikenal sebagai kaustik soda. Natrium hidroksida

secara umum berifat basa. Natrium hidroksida yang murni berbentuk padatan

berwarna putih. NaOH bersifat higroskopis dan mudah menyerap karbondioksida

dari udara. NaOH juga memiliki sifat yang mudah larut dalam etanol, metanol dan

air dengan pembebasan panas. Natrium hidroksida bereaksi secara perlahan-lahan

dengan kaca untuk membentuk natrium silikat. Bila dalam jangka waktu panjang

dibiarkan dapat mengakibatkan kaca menjadi buram. Natrium hidroksida tidak

berbahaya bila didekatkan dengan besi karena besi memiliki sifat hanya larut

dalam asam dan tidak larut dalam basa. Natrium hidroksida dapat menjadi perusak

bila bereaksi dengan Aluminium karena akan menghasilkan tekanan yang besar.

Natrium hidroksida padat atau larutan natrium hidroksida dapat mengakibatkan

luka bakar kimia. (Martel and Cassidy, 2004)

2.1.6. Natrium karbonat

Natrium karbonat sering dikenal dengan sebutan soda cuci, soda abu, soda

ash atau Na2CO3. Natrium karbonat adalah natrium garam dari asam karbonat.

Bentuknya yang paling umum adalah sebagai kristal heptahidrat, yang dapat

diubah bentuk menjadi serbuk putih atau monohidrat. Natrium karbonat dapat

digunakan dengan aman untuk membersihkan perak. Caranya adalah pertama,

aluminium foil dimasukkan ke gelas atau tempat keramik lalu ditambahkan

dengan air yang sangat panas dan beberapa natrium karbonat. Setelah itu, perak

dapat dicelupkan ke dalam campuran tersebut untuk dibersihkan. Natrium

karbonat di sini bertugas untuk memastikan terjadinya kontak antara perak dengan

aluminium foil. Setelah selesai perak dibilas dalam air dan dibiarkan kering.

(Greenwood, Norman, and Earnshaw, 1997)

2.1.7. Natrium Metabisulfit

Natrium Metabisulfit atau natrium pyrosulfite dalam bahasa Inggris

disebut dengan Sodium Metabisulfit dengan rumus kimia Na2S2O5. Natrium

metabisulfit berbentuk bubuk kristal putih berwarna kuning. Natrium metabisulfit

akan rusak bila terkena udara. Natrium metabisulfit biasa digunakan sebagai

Page 4: 2. TEORI DASAR 2.1. Bahan Kimia dan Jenis-jenisnya · Natrium hidroksida padat atau larutan natrium hidroksida dapat mengakibatkan luka bakar kimia. (Martel and Cassidy, 2004) 2.1.6

6

Universitas Kristen Petra

penetral sianida dalam pertambangan emas. Ketika dicampur dengan asam kuat,

natrium metabisulfit akan melepaskan sulfur dioksida (SO2) yang merupakan gas

pedas berbau tidak menyenangkan yang juga dapat menyebabkan kesulitan

bernapas pada beberapa orang, contohnya : Na 2 S 2 O 5 + 2 HCl → NaCl + H 2 O

2 + 2 SO 2 (Martel and Cassidy, 2004)

2.1.8. Boraks

Boraks juga dikenal sebagai sodium borate, natrium tetraborate, atau

dinatrium tetraborate. Boraks biasanya berbentuk serbuk putih seperti kristal

berwarna lembut yang mudah larut dalam air. Boraks dapat digunakan sebagai

penghambat api. Boraks juga digunakan sebagai campuran ketika menyolder

perhiasan logam seperti emas atau perak. Hal ini membuat cairan solder mengalir

merata pada bagian-bagian yang dituju. Boraks bertugas memastikan cairan

mengalir dengan merata. (Greenwood, Norman, and Earnshaw, 1997)

2.1.9. Kalsium Klorida

Kalsium Klorida (CaCl2) merupakan garam dari kalsium dan klorin dan

berbentuk padat pada suhu kamar. Kalsium Klorida bersifat higroskopis. Kalsium

Klorida sering digunakan untuk pengeringan tabung karena dengan menambah

kalsium klorida padat ke cairan akan dapat menghapus air terlarut. Selain itu

Kalsium Klorida juga dapat berfungsi sebagai penyerap kelembaban udara dan

sebagai alat bantu kemasan untuk memastikan kekeringan. (Greenwood, Norman,

and Earnshaw, 1997)

2.1.10. Natrium Sianida

Natrium Sianida atau Sodium Cyanide adalah senyawa anorganik dengan

rumus NaCN. Zat kimia ini berbentuk padat dan sangat beracun. NaCN

merupakan garam berwarna yang sering digunakan pada pertambangan emas.

NaCN akan menginduksi logam emas untuk mengoksidasi sehingga emas tersebut

akan larut dalam keberadaan udara dan air dan menghasilkan emas garam natrium

sianida atau emas sodium sianida dan natrium hidroksida seperti di bawah ini :

4 Au + 8 NaCN + O 2 + 2 H 2 O → Na 4 [Au(CN)2] + 4 NaOH

Page 5: 2. TEORI DASAR 2.1. Bahan Kimia dan Jenis-jenisnya · Natrium hidroksida padat atau larutan natrium hidroksida dapat mengakibatkan luka bakar kimia. (Martel and Cassidy, 2004) 2.1.6

7

Universitas Kristen Petra

Sodium sianida adalah racun yang paling cepat bertindak dari semua racun

yang dikenal. Sodium Sianida dapat menghambat proses respirasi sehingga dapat

menyebabkan penurunan metabolisme oksidatif dan pemanfaatan oksigen. Bila

hal ini dibiarkan maka akan dapat menyebabkan kelelahan, sesak napas, sakit

pada perut, kehilangan berat badan, dan kegagalan pernapasan pada tingkat tinggi.

Selain itu Sodium Sianida juga sangat sensitive terhadap api. (Martel and Cassidy,

2004).

2.1.11. Kalium Sianida

Kalium sianida (KCN) juga disebut dengan Potassium Cyanide. Senyawa

ini berbentuk kristal dan tidak berwarna, bentuknya mirip dengan gula dan sangat

larut dalam air. KCN banyak digunakan dalam pertambangan emas. KCN

memiliki sifat yang hampir sama dengan NaCN. Sebuah proses serupa dengan

Sodium Sianida dilakukan dalam peratambangan yaitu dengan menggunakan

potasium sianida untuk menghasilkan emas potasium sianida (KAU(CN2)).

Berikut adalah hasil reaksinya :

4 Au + 8 KCN + O2 + 2 H2O → 4 K [Au (CN) 2] + 4 KOH.

KCN dapat diuraikan paling efisien dengan hidorgen peroksida, dan hasilnya

adalah : KCN + H2O2 → KOCN + H2O. (Greenwood, Norman, and Earnshaw,

1997)

2.2. Bahan Berbahaya Beracun (B3)

Bahan kimia ada yang berbahaya ada juga yang tidak berbahaya. Bahan

kimia yang berbahaya lebih sering disebut dengan Bahan Berbahaya dan Beracun

(B3). Peraturan Pemerintah no 74 tahun 2001 telah menjelaskan klasifikasi B3

untuk mengetahui apakah suatu bahan kimia termasuk dalam jenis B3 atau tidak.

Berikut adalah klasifikasi B3 berdasarkan Peraturan Pemerintah no 74 tahun 2001

(Peraturan Pemerintah no 74 tahun 2001 pasal 5):

a. Mudah meledak (explosive)

Mudah meledak (explosive), adalah bahan yang pada suhu dan tekanan

standar 25oC, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika

dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat

Page 6: 2. TEORI DASAR 2.1. Bahan Kimia dan Jenis-jenisnya · Natrium hidroksida padat atau larutan natrium hidroksida dapat mengakibatkan luka bakar kimia. (Martel and Cassidy, 2004) 2.1.6

8

Universitas Kristen Petra

merusak lingkungan di sekitarnya. Pengujiannya dapat dilakukan dengan

menggunakan Differential Scanning Calorymetry (DSC) atau Differential

Thermal Analysis (DTA), 2,4-dinitrotoluena atau Dibenzoilperoksida sebagai

senyawa acuan. Dari hasil pengujian tersebut akan diperoleh nilai temperature

pemanasan. Apabila nilai temperatur pemanasan suatu bahan lebih besar dari

senyawa acuan, maka bahan tersebut diklasifikasikan mudah meledak.

b. Pengoksidasi (oxidizing)

Pengujian bahan padat yang termasuk dalam kriteria B3 pengoksidasi

dapat dilakukan dengan metoda uji pembakaran menggunakan ammonium

persulfat sebagai senyawa standar. Sedangkan untuk bahan berupa cairan,

senyawa standar yang digunakan adalah larutan asam nitrat. Dengan pengujian

tersebut, suatu bahan dinyatakan sebagai B3 pengoksidasi apabila waktu

pembakaran bahan tersebut sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran

senyawa standar.

c. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)

Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable) adalah B3 baik

berupa padatan maupun cairan yang memiliki titik nyala dibawah 0oC dan titik

didih lebih rendah atau sama dengan 35oC.

d. Sangat mudah menyala (highly flammable)

Sangat mudah menyala (highly flammable) adalah B3 baik berupa padatan

maupun cairan yang memiliki titik nyala 0oC - 21

oC.

e. Mudah menyala (flammable)

Mudah menyala (flammable) mempunyai salah satu sifat sebagai berikut :

Berupa cairan

Bahan berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume

dan atau pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60oC (140

oF) akan menyala

apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada

tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode Closed-

Up Test.

Page 7: 2. TEORI DASAR 2.1. Bahan Kimia dan Jenis-jenisnya · Natrium hidroksida padat atau larutan natrium hidroksida dapat mengakibatkan luka bakar kimia. (Martel and Cassidy, 2004) 2.1.6

9

Universitas Kristen Petra

Berupa padatan

B3 yang bukan berupa cairan, pada temperature dan tekanan standar

(25oC, 760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui

gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila

terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus dalam 10 detik. Selain

itu, suatu bahan padatan diklasifikasikan B3 mudah terbakar apabila dalam

pengujian dengan metode Seta Closed-Cup Flash Point Test diperoleh titik nyala

kurang dari 40oC.

f. Amat sangat beracun (extremely toxic)

g. Sangat beracun (highly toxic)

h. Beracun (moderately toxic)

B3 yang bersifat racun bagi manusia akan menyebabkan kematian atau

sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau

mulut.

i. Berbahaya (harmful)

Berbahaya (harmful) adalah bahan baik padatan maupun cairan ataupun

gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan

bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.

j. Korosif (corrosive)

B3 yang bersifat korosif mempunyai sifat antara lain :

Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.

Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju

korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperature pengujian 55 0C

Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau

lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

k. Bersifat iritasi (irritant)

Bahan baik padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara

langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit atau selaput

lendir dapat menyebabkan peradangan.

l. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)

Page 8: 2. TEORI DASAR 2.1. Bahan Kimia dan Jenis-jenisnya · Natrium hidroksida padat atau larutan natrium hidroksida dapat mengakibatkan luka bakar kimia. (Martel and Cassidy, 2004) 2.1.6

10

Universitas Kristen Petra

Bahaya yang ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusak lapisan ozon

(misalnya CFC), persisten di lingkungan (misalnya PCBs), atau bahan tersebut

dapat merusak lingkungan.

m. Karsinogenik (carcinogenic)

Karsinogenik (carcinogenic) adalah sifat bahan penyebab sel kanker,

yakni sel liar yang dapat merusak jaringan tubuh.

n. Teratogenik (teratogenic)

Teratogenik (teratogenic) adalah sifat bahan yang dapat mempengaruhi

pembentukan dan pertumbuhan embrio.

o. Mutagenik (mutagenic).

Mutagenik (mutagenic) adalah sifat bahan yang menyebabkan perubahan

kromosom yang berarti dapat merubah genetika.

2.3. Pelabelan Bahan Kimia

Berdasarkan (http://www.labelmaster.com, n.d.), Penanganan dan

penyimpanan B3 harus dilakukan secara khusus. Seperti tertera dalam Peraturan

Pemerintah no 74 tahun 2001 pasal 18 berbunyi bahwa setiap tempat

penyimpanan B3 wajib diberikan simbol dan label. Simbol dan label yang

diberikan sebaiknya dapat mengikuti standart yang sudah umum yang juga

digunakan dalam Material Safety Data Sheet (MSDS) yaitu National Fire

Protection Association (NFPA). NFPA telah mengembangkan simbol untuk

pelabelan dengan menggunakan warna dan kode untuk mengindikasikan bahaya

bahan kimia terhadap kesehatan, flammabilitas, dan reaktivitas. Simbol NFPA

berbentuk belah ketupat yang dibagi menjadi empat bagian dengan warna berbeda

pada masing-masing kotak yang memiliki arti tersendiri. Warna-warna yang

digunakan berserta artinya adalah :

Warna biru : menunjukkan bahaya terhadap kesehatan

Warna merah : menunjukkan bahaya terhadap kebakaran

Warna kuning : menunjukkan bahaya terhadap reaktivitas

Warna putih : menunjukkan bahaya khsusus

Page 9: 2. TEORI DASAR 2.1. Bahan Kimia dan Jenis-jenisnya · Natrium hidroksida padat atau larutan natrium hidroksida dapat mengakibatkan luka bakar kimia. (Martel and Cassidy, 2004) 2.1.6

11

Universitas Kristen Petra

Selain warna, NFPA juga menggunakan angka pada setiap kotak untuk

menunjukkan tingkat bahaya setiap bahan kimia. Berikut adalah penjelasan angka

yang digunakan pada setiap jenis bahaya yang dapat ditimbulkan.

Bahaya terhadap kesehatan:

0 = minimal, artinya tidak terdapat bahaya toksisitas.

1 = ringan, artinya mempunyai sifat yang dapat menyebabkan iritasi, tetapi

hanya berakibat kecil bahkan tidak membutuhkan perawatan, dan tidak

berbahaya bila digunakan secara hati-hati dan bertanggung jawab.

2 = cukup, artinya mempunyai sifat yang dapat menyebabkan bahaya pada

penggunaan jangka panjang dan mungkin menyebabkan luka atau

kerusakan kecuali dilakukan pengobatan.

3 = serius, artinya mempunyai sifat yang dapat menyebabkan luka atau

kerusakan pada penggunaan jangka pendek walau dilakukan pengobatan.

Selain itu juga telah diketahui mempunyai efek karsinogen, mutagen

atau teratogen pada binatang.

4 = ekstrim, merupakan bahan yang sangat toksik, yang dapat menyebabkan

kematian atau kerusakan pada penggunaan yang sangat singkat, walau

telah dilakukan pengobatan.

Bahaya terhadap timbulnya kebakaran:

0 = minimal, artinya tidak mudah menyebabkan kebakaran, tidak

menyebabkan titik nyala api dan tidak terbakar di udara bila dibiarkan

pada suhu 815,5oC selama 5 menit.

1 = ringan, artinya dapat terbakar bila dipanaskan terlebih dahulu, atau akan

terbakar di udara terbuka bila dibiarkan pada suhu 815,5oC selama 5

menit, dan mempunyai titik nyala api di bawah 93,4oC.

2 = cukup, artinya bahan tidak mudah terbakar yang mempunyai sifat dapat

terbakar bila dibiarkan panas terlebih dahulu atau perlu dibiarkan pada

temperature tinggi agar kebakaran terjadi, atau bahan padat yang

menghasilkan uap mudah terbakar, atau mempunyai titik nyala api di

atas 37,8oC tetapi lebih kecil dari 93,4

oC.

3 = serius, artinya bahan mudah terbakar yang mempunyai sifat dapat

menghasilkan uap yang mudah terbakar dalam kondisi biasa, atau dapat

Page 10: 2. TEORI DASAR 2.1. Bahan Kimia dan Jenis-jenisnya · Natrium hidroksida padat atau larutan natrium hidroksida dapat mengakibatkan luka bakar kimia. (Martel and Cassidy, 2004) 2.1.6

12

Universitas Kristen Petra

membentuk ledakan yang terbakar dengan cepat di udara, atau siap

terbakar dengan sendirinya akibat kandungan oksigen di dalamnya, atau

mempunyai titik nyala api di atas 22,8oC, tetapi di bawah 37,8

oC.

4 = ekstrim, merupakan bahan yang mudah terbakar dengan titik nyala api di

bawah 22,8oC.

Bahaya terhadap reaktifitas :

0 = minimal, artinya bahan yang stabil, dan tidak reaktif terhadap air.

1 = ringan, artinya bahan yang stabil dan bisa menjadi tidak stabil bila

terbuka pada temperatur tekanan tinggi.

2 = cukup, artinya bahan yang tidak stabil dan akan cepat berubah tetapi

tidak menimbulkan ledakan, atau bahan yang akan berubah kompisisi

kimianya dengan melepaskan energi yang dikandungnya pada

temperatur dan tekanan normal, atau akan bereaksi dengan keras bila

terdapat air, atau akan menghasilkan ledakan bila bercampur dengan air.

3 = serius, artinya bahan yang dapat meledak namun membutuhkan penyulut

yang kuat agar terjadi, atau dapat menyimpan panas sebelum terjadi

kebakaran, atau bahan yang sensitive terhadap panas, atau terhadap

kejutan mekanis pada temperatur tinggi, atau bahan yang bereaksi secara

sendirinya dengan air tanpa membutuhkan panas terlebih dahulu.

4 = ekstrim, bahan yang dapat meledak dan terdekomposisi secara keras

pada temperatur dan tekanan normal, atau bahan yang dapat

menghasilkan reaksi eksotermis dengan sendirinya bila berkontak

dengan bahan biasa, atau bahan yang sensitive terhadap perubahan

kejutan mekanis atau panas pada temperatur dan tekanan normal.

Bahaya special :

W = reaktif terahadap air.

Ox = merupakan bahan oksidator

Tanda radioaktif = merupakan bahan radioaktif.

Tanda beracun = merupakan bahan beracun.

Page 11: 2. TEORI DASAR 2.1. Bahan Kimia dan Jenis-jenisnya · Natrium hidroksida padat atau larutan natrium hidroksida dapat mengakibatkan luka bakar kimia. (Martel and Cassidy, 2004) 2.1.6

13

Universitas Kristen Petra

Contoh:

Dari simbol di atas menunjukkan :

4: jenis bahaya flammabilitas (merah) = ekstrim

4: jenis bahaya terhadap kesehatan (biru) = ekstrim

2: jenis bahaya terhadap reaktivitas (kuning) = cukup

W: jenis bahaya yang spesifik yaitu reaktif terhadap air

2.4. Penyimpanan Bahan Kimia

Selain label dan simbol yang paling penting yang harus diperhatikan pada

bahan kimia adalah tempat penyimpanan dan cara penyimpanannya. Tempat

penyimpanan yang sesuai dengan persyaratan adalah suatu tempat tersendiri yang

dirancang sesuai dengan karakteristik B3 yang disimpan misalnya B3 yang reaktif

tidak dapat dicampur dengan asam mineral pengoksidasi karena dapat

menimbulkan panas, gas beracun dan api. Juga tempat penyimpanan B3 harus

dapat menampung jumlah B3 yang akan disimpan. Misalnya suatu kegiatan

industri yang menghasilkan B3 harus menyimpan B3 ditempat penyimpanan B3

yang mempunyai kapasitas yang sesuai dengan B3 yang akan disimpan dan

memenuhi persyaratan teknis kesehatan dan perlindungan lingkungan. (Martel and

Cassidy, 2004).

Selain reaksi antar kimia, hal lain yang perlu diketahui pula adalah bahwa

bahan kimia dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu padat, cair dan gas. Ketiga bentuk

tersebut memiliki sifat yang berbeda sehingga perlakuan terhadap ketiga jenis

bahan kimia juga harus berbeda. Bahan kimia padat atau kering memiliki

kecepatan reaksi dengan bahan lain yang rendah sehingga bahan kimia padat lebih

sulit bereaksi dibandingkan dengan bahan kimia cair atau basah. Oleh karena itu

Page 12: 2. TEORI DASAR 2.1. Bahan Kimia dan Jenis-jenisnya · Natrium hidroksida padat atau larutan natrium hidroksida dapat mengakibatkan luka bakar kimia. (Martel and Cassidy, 2004) 2.1.6

14

Universitas Kristen Petra

penyusunan bahan kimia padat tidak memiliki banyak aturan. Namun ada pula

peraturan yang tetap harus diperhatikan yaitu :

a. Senyawa sianida harus dipisahkan terhadap asam, terutama bentuk larutan

asam karena apabila sampai terjadi reaksi antara asam dan sianida maka akan

menjadi racun, dan apabila menghirup asapnya akan langsung mengakibatkan

kematian.

b. Bentuk kristal penol harus dipisahkan terhadap oksidator.

c. Dalam gudang sebaiknya diberikan jarak yang dapat dilewati satu orang antar

bahan kimia yang berbeda jenis untuk mempermudah pengontrolan bahan

kimia.

Bahan kimia cair (basah) lebih mudah bereaksi dengan bahan lain, oleh

karena itu bahan kimia cair memiliki peraturan yang lebih banyak dalam hal

penataan dan pengelolaan. Berikut adalah peraturan yang perlu diperhatikan

dalam hal penataan dan pengelolaaan bahan kimia cair :

a. Bahan kimia cair harus diletakkan dalam gudang tersendiri.

b. Bahan kimia cair harus disimpan di rak dengan maksimum ketinggian ukuran

bahu orang dewasa.

c. Untuk larutan asam pisahkan antara asam organik dengan asam anorganik

seperti asam asetat dengan asam nitrat.

d. Pisahkan secara tersendiri asam perklorat (perchloric acid), karena cairan ini

termasuk ke dalam jenis cairan yang mudah terbakar. Jika cairan asam

perklorat lebih dari 10 galon maka cairan ini harus disimpan di dalam lemari

safety atau dalam drum safety.

e. Khusus untuk bahan-bahan yang termasuk oksidator, pengelolaan yang

sebaiknya dilakukan adalah menjauhkan dari asam, basa, organik dan logam,

dan sebaiknya disimpan di tempat yang dingin.

Bahan yang termasuk dalam kategori logam juga memiliki penanganan

yang khusus, yaitu dibedakan menjadi dua penangan yaitu :

a. Logam reaktif, contohnya potasium, sodium, dan semua logam dalam bentuk

serbuk harus disimpan dalam lemari khusus anti menyala (flamable cabinet).

b. Logam air raksa (mercury) harus disimpan di kontainer yang tidak mudah

pecah dan diletakkan didalam almari khusus. (Martel and Cassidy, 2004).