27
1 PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN VARIABEL MODERASI STRATEGI BISNIS, PERCEIVED ENVIRONMENTAL UNCERTAINTY (PEU), DAN DESENTRALISASI (CASE STUDY: PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI PROV. JAMBI) Oleh: CITRA YURISTISIA, SE 0921221007 (Dibawah bimbingan Dr. Yurniwati, M. Si AK dan Rida Rahim, SE ME) ABSTRACT This study intends to give the empirical evidence on interaction effect of information management accounting system with business strategy, perceived environmental uncertainty, and decentralization on managerial performance. Business strategy, perceived environmental uncertainty, and decentralization were used in this study as moderating variable. First hypothesis didn’t use moderating variable, second hypothesis used business strategy, third hypothesis used perceived environmental uncertainty, and fourth hypothesis used decentralization. Questionnaires were distributed to 60 manufacturing companies in Jambi with purposive sampling method. The responses from 60 middle managers and general manager, were analysed using Multiple Regression Analysis (MRA). The result support the hypothesis that management accounting system information influence on managerial performance. Furthermore, the interaction effect of management accounting system information with perceived environmental uncertainty and decentralization on managerial performance are positive and significant. On the other hand, management accounting system more useful for the company employing a business strategy of defender than the company employing business strategy of prospector. The effect of management accounting system information will be more positive under high level of perceived environmental uncertainty and decentralization than lower level perceived environmental uncertainty and decentralization. The findings is consistent with Chong dan Chong (1997), Agbejule (2005), Gul (1991), Faisal (2006), dan Gul and Chia (1994). Keywords: information, management accounting system, business strategy, perceived environmental uncertainty, decentralization PENDAHULUAN Pendekatan kontijensi dapat digunakan untuk menganalisis dan mendesain sistem akuntansi manajemen untuk memberikan informasi yang dapat digunakan perusahaan untuk berbagai tujuan. Pendekatan kontijensi pada sistem akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara universal yang selalu bisa diterapkan dengan tepat pada semua

2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

1

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA

MANAJERIAL DENGAN VARIABEL MODERASI STRATEGI BISNIS,

PERCEIVED ENVIRONMENTAL UNCERTAINTY (PEU), DAN DESENTRALISASI

(CASE STUDY: PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI PROV. JAMBI)

Oleh:

CITRA YURISTISIA, SE

0921221007

(Dibawah bimbingan Dr. Yurniwati, M. Si AK dan Rida Rahim, SE ME)

ABSTRACT

This study intends to give the empirical evidence on interaction effect of information

management accounting system with business strategy, perceived environmental uncertainty,

and decentralization on managerial performance. Business strategy, perceived environmental

uncertainty, and decentralization were used in this study as moderating variable. First

hypothesis didn’t use moderating variable, second hypothesis used business strategy, third

hypothesis used perceived environmental uncertainty, and fourth hypothesis used

decentralization.

Questionnaires were distributed to 60 manufacturing companies in Jambi with

purposive sampling method. The responses from 60 middle managers and general manager,

were analysed using Multiple Regression Analysis (MRA).

The result support the hypothesis that management accounting system information

influence on managerial performance. Furthermore, the interaction effect of management

accounting system information with perceived environmental uncertainty and

decentralization on managerial performance are positive and significant. On the other hand,

management accounting system more useful for the company employing a business strategy

of defender than the company employing business strategy of prospector. The effect of

management accounting system information will be more positive under high level of

perceived environmental uncertainty and decentralization than lower level perceived

environmental uncertainty and decentralization. The findings is consistent with Chong dan

Chong (1997), Agbejule (2005), Gul (1991), Faisal (2006), dan Gul and Chia (1994).

Keywords: information, management accounting system, business strategy, perceived

environmental uncertainty, decentralization

PENDAHULUAN

Pendekatan kontijensi dapat digunakan untuk menganalisis dan mendesain sistem akuntansi

manajemen untuk memberikan informasi yang dapat digunakan perusahaan untuk berbagai tujuan.

Pendekatan kontijensi pada sistem akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada

sistem akuntansi manajemen secara universal yang selalu bisa diterapkan dengan tepat pada semua

Page 2: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

2

organisasi dalam setiap keadaan. Dalam penelitian tentang sistem akuntansi manajemen, pendekatan

kontinjensi diperlukan untuk mengevaluasi faktor-faktor lingkungan (intensitas persaingan, strategi,

dan ketidakpastian lingkungan) yang dapat menyebabkan sistem akuntansi manajemen lebih efektif.

Motivasi penelitian ini yaitu untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan hubungan antara

Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan kinerja manajerial baik tanpa melibatkan faktor-faktor

situasional maupun dengan adanya faktor situasional yang diwujudkan dalam variabel kontijensi

sebagai variabel moderator yaitu variabel strategi bisnis, ketidakpastian lingkungan yang dipersepsikan

(PEU), dan desentralisasi. Kedua, penelitian ini berusaha untuk menggeneralisasi hasil-hasil penelitian

yang menggunakan persepsi ketidakpastian lingkungan yang dihadapi perusahaan, strategi bisnis yang

dipilih, dan desentralisasi yang diterapkan. Ketiga, untuk mengetahui apakah dengan menggunakan

teori yang sama tetapi dengan lokasi dan sampel yang berbeda akan memberikan hasil yang sama

dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya dalam beberapa hal. Pertama,

dalam hal penggunaan variabel moderasi dalam penelitian, pada penelitian Agbejule (2005) dan Gul

(1991) hanya menggunakan satu variabel moderasi yang digunakan dalam pendekatan kontijensi.

Peneliti menambahkan variabel moderasi strategi bisnis dan desentralisasi. Penggunaan variabel

strategi bisnis karena perusahaan yang mengikuti strategi yang berbeda akan membentuk karakteristik

informasi yang berbeda pula, sehingga dengan adanya kesesuaian antara strategi bisnis dan informasi

yang dibutuhkan perusahaan diharapkan akan meningkatkan kinerja manajerial (Laksmana dan

Muslichah, 2002).

Alasan pemilihan perusahaan manufaktur dalam penelitian ini adalah karena perusahaan

manufaktur merupakan industri yang cukup unik dan memiliki kapasitas pekerjaan yang rumit mulai

dari proses produksi sampai barang jadi yang siap dijual. Hal ini menyebabkan kecenderungan

perusahaan membutuhkan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen yang cukup tinggi, detail, dan lebih

kompleks. Adapun pemilihan Provinsi Jambi dalam lokasi penelitian adalah karena Provinsi Jambi

mempunyai perusahaan industri baik sedang maupun besar.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Sistem Informasi Akuntansi Manajemen.berpengaruh terhadap kinerja manajerial?

2. Apakah strategi bisnis mempengaruhi hubungan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

dengan kinerja manajerial?

3. Apakah PEU (perceived environmental uncertainty) mempengaruhi hubungan Sistem

Informasi Akuntansi Manajemen dengan kinerja manajerial?

4. Apakah desentralisasi mempengaruhi hubungan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

dengan kinerja manajerial?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

terhadap kinerja manajerial,

2. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh interaksi Sistem Informasi Akuntansi

Manajemen dan strategi bisnis terhadap kinerja manajerial,

3. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh interaksi Sistem Informasi Akuntansi

Manajemen dan perceived environmental uncertainty terhadap kinerja manajerial,

4. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh interaksi Sistem Informasi Akuntansi

Manajemen dan desentralisasi terhadap kinerja manajerial

Page 3: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

3

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain:

1. Memberikan masukan bagi para perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk mendesain

sistem akuntansi manajemen perusahaan (menentukan kharakteristik informasi sistem

akuntansi manajemen) yang dibutuhkan perusahaan yang disesuaikan dengan strategi bisnis,

tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan yang dihadapi perusahaan, dan desentralisasi yang

dapat memberikan dampak pada peningkatan kinerja manajerial.

2. Menyediakan informasi yang mungkin diperlukan untuk penelitian di bidang akuntansi

manajemen pada masa yang akan datang.

3. Memperkuat penelitian sebelumnya yang berkenaan dengan adanya pengaruh antara strategi

bisnis, PEU (perceived environmental uncertainty), dan desentralisaai terhadap hubungan

antara Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dengan kinerja manajerial.

4. Dapat memberikan kontribusi terhadap teori sistem akuntansi manajemen, terutama dalam

mengidentifikasi faktor kontijensi dalam perancangan sistem akuntansi manajemen.

LANDASAN TEORI

Strategi Bisnis

Pengertian Strategi dan Bisnis

Supriyono (1999) menyatakan pengertian strategi ditinjau dari suatu perusahaan, strategi

adalah satu kesatuan rencana perusahaan yang komprehensif dan terpadu yang diperlukan untuk

mencapai tujuan perusahaan. Menurut Suwarni (1998) strategi adalah rencana yang disatukan,

menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan

lingkungan.

Pengertian Strategi Bisnis

Suwarni (1998) menjelaskan bahwa strategi bisnis merupakan suatu rencana terpadu tentang

uraian produk, kegiatan, fungsi, dan pasar yang saat ini dijalankan perusahaan untuk mencapai tujuan

utama perusahaan.

Miles dan Snow (1978) mengklasifikasikan strategi kedalam 4 tipe yaitu prospectors,

analyzers, defender dan reactors.

a. Prospector.

Perusahaan yang tergolong dalam tipe strategi prospector adalah perusahaan yang secara terus-

menerus mencari peluang-peluang pasar baru dengan berkompetisi melalui produk baru dan

market development serta bereksperimen dengan melakukan respon-respon potensial terhadap

kecenderungan lingkungan yang timbul, sehingga kompetitornya harus senantiasa merespon.

b. Defender.

Karakteristik perusahaan yang masuk dalam kategori ini cenderung memiliki sifat kurang dinamis.

c. Analyzer.

Strategi analyzer merupakan kombinasi dari prospector dan defender. Perusahaan beroperasi

dalam dua tipe domain produk pasar yang relatif stabil dan tetap melakukan perubahan-

perubahan..

d. Reactor.

Page 4: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

4

Strategi reactor merupakan strategi perusahaan yang manajer puncaknya seringkali menerima

perubahan dan ketidakpastian yang terjadi dalam lingkungan organisasinya, tetapi tidak

meresponnya secara efektif sehingga tipe perusahaan seperti ini tidak memiliki strategi untuk

senantiasa menyesuaikan teknologi informasinya dengan perubahan lingkungan yang terjadi.

Perceived Environmental Uncertainty (PEU)

Menurut Gordon dan Narayanan (1986), perceived environmental uncertainty (PEU)

merupakan persepsi manajer terhadap faktor-faktor di luar perusahaan, seperti lingkungan industri,

teknologi, persaingan, dan lingkungan pelanggan. PEU telah diidentifikasikan sebagai variabel

kontekstual yang penting dalam sistem informasi akuntansi dan desain sistem akuntansi manajemen.

Fitri dan Syam (2002) mendefinisikan PEU sebagai gambaran situasi di luar perusahaan yang

mempengaruhi perilaku organisasi dalam menjalankan aktivitasnya, diantaranya adalah tindakan

kompetitor, teknologi, dan permintaan pasar. PEU akan menyulitkan manajer untuk membuat

perencanaan dan melakukan pengendalian terhadap operasi perusahaan. PEU dapat mempengaruhi

operasionalisasi perusahaan. Seseorang mengalami ketidakpastian karena ia merasa tidak memiliki

informasi yang cukup untuk memprediksi masa depan secara akurat. Menurut Desmiyawati (2004) dan

Jusoh (2008) bagi perusahaan, sumber utama ketidakpastian lingkungan berasal dari pesaing,

konsumen, pemasok, regulator, dan teknologi yang dibutuhkan.

Desentralisasi

Menurut Ikhsan & Ishak (2005) definisi desentralisasi yaitu: Suatu organisasi administratif

adalah tersentralisasi sejauh keputusan dibuat pada tingkatan yang relatif tinggi dalam organisasi

tersebut; terdesentralisasi sejauh keputusan itu didelegasikan oleh manajemen puncak kepada tingkatan

wewenang eksekutif yang lebih rendah. Menurut Dwirandra (2007) desentralisasi merupakan

pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada para manajer.

Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Pengertian Sistem

Sebuah sistem merupakan sekelompok elemen yang diintegrasikan dengan tujuan umum

untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (McLeod, Jr dan Schell, 2007).

Pengertian Akuntansi Manajemen

Menurut Garrison dan Noreen (2000) akuntansi manajemen adalah akuntansi yang berkaitan

dengan penyediaan informasi kepada para manajer untuk membuat perencanaan dan pengendalian

operasi serta dalam pengambilan keputusan.

Pengertian Sistem Akuntansi Manajemen

Sistem akuntansi manajemen adalah sistem yang mengumpulkan data operasional dan

finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkannya kepada pengguna, yaitu para pekerja,

manajer, dan eksekutif (Desmiyawati, 2004). Dengan penjelasan diatas mengilhami Chenhall dan

Morris merumuskan kharakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen yang bersifat broad scope,

timeliness, aggregated, dan integrated (Chenhall dan Morris, 1986).

a. Broad scope.

Page 5: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

5

Informasi sistem akuntansi manajemen yang bersifat broad scope adalah informasi yang

memperhatikan focus, kuantifikasi, dan time horizon. Focus merupakan informasi yang

berhubungan dengan informasi yang berasal dari dalam dan luar organisasi (faktor ekonomi,

teknologi, dan pasar).

b. Timeliness.

Timeliness menyatakan ketepatan waktu dalam memperoleh informasi mengenai suatu kejadian.

Dimensi timeliness mempunyai dua subdimensi yaitu frekuensi pelaporan dan kecepatan membuat

laporan.

c. Aggregated.

Informasi disampaikan dalam bentuk yang lebih ringkas tetapi tetap mencakup hal-hal penting

sehingga tidak mengurangi nilai informasi itu sendiri. Dimensi aggregate merupakan ringkasan

informasi menurut fungsi, periode waktu, dan model keputusan.

d. Integrated.

Informasi yang mencerminkan kompleksitas dan saling keterkaitan antara bagian satu dan bagian

lain. Informasi terintegrasi mencerminkan adanya koordinasi antara segmen subunit satu dan

lainnya dalam organisasi.

Kinerja Manajerial

Juniarti dan Evelyne (2003) menyebutkan bahwa kinerja manajerial adalah ukuran seberapa

efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.

Keseluruhan pengukuran dikalkulasikan dengan membagi delapan sub dimensi dengan

pengukuran untuk kinerja manajerial berdasar Mahoney, Jerdee dan Carroll (Chenhall dan Morris,

1986) yaitu:

1. Pemilihan staf (staffing)

2. Perencanaan (planning

3. Pengawasan (supervising)

4. Perwakilan (representing)

5. Investigasi (investigating)

6. Koordinasi (coordinating)

7. Negoisasi (negotiating)

8. Evaluasi (evaluating)

Hipotesis

1. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen terhadap kinerja manajerial

Kharakteristik informasi yang tersedia dalam organisasi akan menjadi efektif bila dapat

mendukung pengguna informasi atau pengambil keputusan.

H1 : Sistem Informasi Akuntansi Manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

2. Strategi bisnis terhadap hubungan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan kinerja manajerial

Kinerja manajerial dipengaruhi oleh interaksi antara Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

dan strategi bisnis. Strategi bisnis merupakan variabel moderator dalam penelitian ini, variabel

moderator merupakan variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan yang kuat dengan hubungan

Page 6: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

6

variabel terikat dan variabel bebas yang dapat mengubah hubungan awal antara variabel bebas dan

terikat (Sekaran, 2006).

H2 : Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan strategi bisnis akan berpengaruh positif terhadap

kinerja manajerial

3. Perceived environmental uncertainty terhadap hubungan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

dan kinerja manajerial.

Kinerja manajerial dipengaruhi oleh interaksi antara Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

dan perceived environmental uncertainty. Jadi, semakin tinggi tingkat perceived environmental

uncertainty yang dihadapi suatu perusahaan, diharapkan semakin tinggi pula kegunaan Sistem

Informasi Akuntansi Manajemen untuk meningkatkan kinerja manajerial (Agbejule, 2005).

H3 : Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan perceived environmental uncertainty (PEU) akan

berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial

4. Desentralisasi terhadap hubungan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan kinerja manajerial.

Kinerja manajerial dipengaruhi oleh interaksi antara Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

dan desentralisasi. Variabel desentralisasi sebagai variabel moderasi yang mempengaruhi hubungan

antara variabel Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dengan variabel kinerja manajerial. Penelitian

Gul dan Chia (1994), Chia (1994) dan Nazaruddin (1998) menunjukkan bahwa karakteristik Sistem

Informasi Akuntansi Manajemen tergantung pada variabel kontekstual organisasi yaitu desentralisasi.

Dari uraian di atas, hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

H4 : Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan desentralisasi akan berpengaruh positif terhadap

kinerja manajerial.

Kerangka Pemikiran

Sesuai dengan telaah literatur yang telah dikemukakan di atas, dapat dikembangkan suatu

kerangka teoritis yaitu sebagai berikut:

Gambar 1

Kerangka Teoritis

a. variabel independen : Sistem Informasi Akuntansi Manajemen,

b. variabel dependen : kinerja manajerial,

c. variabel moderator : strategi bisnis, PEU, dan desentralisasi

Sistem Informasi

Akuntansi Manajemen.

Strategi bisnis Perceived

Environmental

Uncertainty (PEU)

Desentralisasi

Kinerja

manajerial

Sistem Informasi

Akuntansi Manajemen Kinerja

manajerial

Page 7: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

7

METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini didesain untuk menguji pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

dengan kinerja manajerial, pengaruh strategi bisnis terhadap hubungan Sistem Informasi Akuntansi

Manajemen dengan kinerja manajerial, pengaruh PEU (perceived environmental uncertainty) terhadap

hubungan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dengan kinerja manajerial, dan pengaruh

desentralisasi terhadap hubungan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dengan kinerja manajerial.

Oleh karena itu penelitian ini termasuk penelitian verifikatif (hypothesis testing study). Variabel

independen dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan variabel dependen

adalah kinerja manajerial, sedangkan yang menjadi variabel moderasi (moderating variable) adalah

strategi bisnis, PEU (perceived environmental uncertainty), dan desentralisasi.

Jenis Penelitian

Untuk menguji keempat hipotesis dalam penelitian ini, digunakan correlational study.

Penelitian ini menguji pengaruh sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial, dengan

mempertimbangkan strategi bisnis, PEU (perceived environmental uncertainty) dan desentralisasi

sebagai faktor moderasi.

Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada lingkungan alami yang sama dengan lingkungan asli tempat

responden bekerja secara normal. Penelitian ini merupakan correlational study yang dilaksanakan pada

field study (Sekaran, 2006).

Unit Analisis

Unit analisis berarti level agregasi data yang dikumpulkan selama tahap analisis data dan

seterusnya. Unit analisis dalam penelitian ini adalah organisasi/responden yaitu general manager dan

middle manager perusahaan manufaktur dalam direktori industri pengolahan Provinsi Jambi tahun

2006 yang diterbitkan oleh BPS RI merupakan unit analisis dalam penelitian ini.

Rentang Waktu

Cross-sectional study merupakan jenis penelitian yang datanya dikumpulkan atau diperoleh

hanya satu kali, bisa selama satu periode hari, minggu, atau bulan, untuk menjawab pertanyaan

penelitian.

Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh top manager dan middle manager pada

perusahaan manufaktur di Provinsi Jambi. Sampel dalam penelitian ini adalah general manager dan

manajer tingkat menengah pada perusahaan manufaktur di Provinsi Jambi.

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Kriteria pemilihan

sampel adalah perusahaan manufaktur dengan skala sedang dan besar dilihat dari jumlah karyawan,

total aset dan total penjualan, serta tingkat laba. Alasan pemilihan perusahaan manufaktur dalam

penelitian ini adalah karena perusahaan manufaktur merupakan industri yang cukup unik dan memiliki

kapasitas pekerjaan yang rumit mulai dari proses produksi sampai barang jadi yang siap dijual. Adapun

pemilihan Provinsi Jambi dalam lokasi penelitian adalah karena Provinsi Jambi mempunyai perusahaan

industri baik sedang maupun b

Page 8: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

8

Pengukuran Variabel

N

o

Variabel Dimensi Indikator

1 Strategi Bisnis (X2).

Suwarni (1998) menjelaskan

bahwa strategi bisnis merupakan

suatu rencana terpadu tentang

uraian produk, kegiatan,fungsi,dan

pasar yang saat ini dijalankan

perusahaan untuk mencapai tujuan

utama perusahaan.

a. Strategi prospector adalah

perusahaan yang secara

terus-menerus mencari

peluang-peluang pasar

baru dengan berkompetisi

melalui produk baru

b. Strategi defender

digunakan apabila

perusahaan beroperasi

pada area produksi yang

relatif stabil,

Perusahaan dikategorikan

strategi prospektor bila

responden menjawab

pertanyaan kuesioner dengan

point di atas 3

Perusahaan dikategorikan

strategi defender bila

responden menjawab

pertanyaan kuesioner dengan

point di bawah 3

2 Ketidakpastian Lingkungan yang

Dipersepsikan (PEU) (X3)

merupakan persepsi manajer

terhadap faktor-faktor di luar

perusahaan, seperti lingkungan

industri, teknologi, persaingan, dan

lingkungan pelanggan.

a. Ketidakpastian

lingkungan yang tinggi

(sulit diprediksi)

b. Ketidakpastian

lingkungan yang

rendah (mudah

diprediksi)

Perusahaan dikategorikan

berada pada lingkungan dengan

ketidakpastian lingkungan

tinggi bila responden

menjawab pertanyaan

kuesioner dengan point di atas

3

Perusahaan dikategorikan

berada pada lingkungan dengan

ketidakpastian lingkungan

rendah bila responden

menjawab pertanyaan

kuesioner dengan point di

bawah 3

3 Desentralisasi (X4)

Menurut Dwirandra (2007)

desentralisasi merupakan

pendelegasian wewenang dan

tanggung jawab kepada para

manajer.

a. Desentralisasi tinggi

(Didelegasikan

sepenuhnya)

b. Desentralisasi rendah

(Tidak ada

pendelegasian)

Perusahaan dikategorikan

memiliki struktur organisasi

dengan desentralisasi tinggi

bila responden menjawab

pertanyaan kuesioner dengan

point di atas 3

Perusahaan dikategorikan

memiliki struktur organisasi

dengan desentralisasi rendah

bila responden menjawab

pertanyaan kuesioner dengan

point di bawah 3

4

.

Karakteristik Sistem Informasi

Akuntansi Manajemen (X1)

a. Broadscope; Focus,

kuantifikasi, time horizon

Perusahaan dikategorikan

membutuhkan kharakteristik

informasi broadscope bila

responden menjawab

pertanyaan kuesioner dengan

point di atas 3

Perusahaan dikategorikan

Page 9: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

9

b. Timeliness; terkini,

interval waktu antara

kebutuhan dan kesdiaan

informasi

c. Aggregated; lengkap,

dan ringkas

d. Integrated; kompleks,

detail, dan terkait.

Integrasi diukur

berdasarkan tingkat

ketersediaan informasi

yang kompleks, detail,

dan informasi antar

unit/bagian (Gul & Chia,

1994).

membutuhkan kharakteristik

informasi narrowscope bila

responden menjawab

pertanyaan kuesioner dengan

point di bawah 3

Perusahaan dikategorikan

membutuhkan kharakteristik

informasi timeliness tinggi bila

responden menjawab

pertanyaan kuesioner dengan

point di atas 3

Perusahaan dikategorikan

memiliki kharakteristik

informasi timeliness rendah bila

responden menjawab

pertanyaan kuesioner dengan

point di bawah 3

Perusahaan dikategorikan

memiliki kharakteristik

informasi aggregated tinggi bila

responden menjawab

pertanyaan kuesioner dengan

point di atas 3

Perusahaan dikategorikan

memiliki kharakteristik

informasi aggregated rendah

bila responden menjawab

pertanyaan kuesioner dengan

point di bawah 3

Perusahaan dikategorikan

memiliki kharakteristik

informasi integrated tinggi bila

responden menjawab

pertanyaan kuesioner dengan

point di atas 3

Perusahaan dikategorikan

memiliki kharakteristik

informasi integrated rendah bila

responden menjawab

pertanyaan kuesioner dengan

point di bawah 3

7 Kinerja Manajerial(Y)

Agbejule (2006) memberikan

definisi kinerja manajerial sebagai

persepsi kinerja individual para

manajer yang terdiri dari delapan

dimensi kegiatan yaitu

perencanaan, investigasi,

Planning, investigating,

coordinating, evaluating,

supervising, staffing,

negotiating and

representing dan their

perceived overall

performance

Perusahaan dikategorikan

memiliki kinerja manajerial di

atas rata-rata bila responden

menjawab pertanyaan

kuesioner dengan point di atas

3

Perusahaan dikategorikan

Page 10: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

10

Sumber Data

Secara umum data penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden. Data sekunder

adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari responden (Sekaran, 2006). Penelitian ini

menggunakan data primer yang respondennya adalah para general manager dan manajer tingkat

menengah pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Provinsi Jambi (sumber BPS RI Perwakilan

Provinsi Jambi).

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan media

kuesioner. Penelitian ini menggunakan personally administered questionnaires dengan tipe pertanyaan

berupa close question yang meminta responden untuk memilih salah satu jawaban yang telah

disediakan dengan cara memberi tanda silang atau melingkari pada option jawaban yang dipilih. Close

question membantu responden membuat keputusan secara cepat untuk memilih diantara beberapa

alternatif jawaban yang telah ada.

Metode Analisis Data

Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan berbagai pengujian statistik.

Analisis data tidak hanya digunakan untuk menguji hipotesis tetapi juga untuk pengujian statistik

lainnya.

1. Uji Validitas

Pengujian terhadap validitas dilakukan untuk meyakinkan bahwa pengukuran yang digunakan

benar-benar mengukur konsep yang akan diukur (Sekaran, 2006). Validitas yang akan diuji dalam

penelitian ini adalah construct validity.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas pengukuran menunjukkan tingkat kebebasan pengukuran dari bias atau kesalahan

(Sekaran, 2006). Reliabilitas pengukuran menunjukkan stabilitas dan konsistensi instrumen pengukuran

dalam mengukur konsep. Cara yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah dengan menghitung

Cronbach’s coefficient alpha.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan statistik induktif yang seharusnya digunakan,

yaitu statistik parametrik atau nonparametrik. Uji parametrik hanya bisa dilakukan jika populasi data

berdistribusi normal. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov-Smirnov.

koordinasi, supervisi, pengaturan

staff, negoisasi evaluasi, dan

perwakilan.

memiliki kinerja manajerial di

bawah rata-rata bila responden

menjawab pertanyaan

kuesioner dengan point di

bawah 3

Page 11: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

11

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari

pengamatan satu ke pengamatan lainnya tetap, maka tidak terjadi heterokedastisitas, atau terjadi

homokedastisitas (Ghozali, 2006). Metode yang digunakan untuk menguji heterokedastisitas adalah

dengan membuat grafik plot.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian

pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (Ernawati, dkk, 2005). Menurut Ghozali (2006), uji

autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat

digunakan uji Run Test.

d. Uji Multikolinearitas

Ghozali (2006) mendefinisikan multikolinearitas sebagai suatu situasi adanya korelasi

variabel-variabel independen diantara satu dan yang lainnya Ada tidaknya multikolinearitas

antarvariabel independen dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF).

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan variabel

independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak

dijelaskan variable independen lainnya. Nilai cutoff untuk menunjukkan adanya multikolinearitas

adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2006).

4. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan multiple regression analysis, karena dalam

penelitian ini terdapat tiga variabel independen yaitu sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM),

strategi bisnis (SB), perceived environmental uncertainty (PEU), dan desentralisasi (DES). Variabel

strategi bisnis, perceived environmental uncertainty, dan desentralisasi dalam penelitian ini difungsikan

sebagai variabel moderator, yaitu variabel independen yang menguatkan atau melemahkan hubungan

antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006).

Persamaan regresi yang digunakan diambil dari model regresi berganda yang digunakan oleh

Agbejule (2005). Hipotesis satu diuji dengan menggunakan persamaan (1), yaitu :

Y = a + b1.X1 + e.....................................................................................(1)

Y = kinerja manajerial (KM),

a = konstanta,

b1 = koefisien regresi,

X1 = gabungan pengukuran sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM),

e = residual error.

Adapun hipotesis dua, tiga, dan empat dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan persamaan

regresi, yaitu :

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + b4. X4 + b5.X1.X2 + b6.X1.X3 + b7.X1.X4 +

e.................................................................................................................(2)

Y = kinerja manajerial (KM),

a = konstanta,

b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7 = koefisien regresi,

X1 = gabungan pengukuran sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM),

Page 12: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

12

X2 = strategi bisnis (SB),

X3 = ketidakpastian lingkungan yang dipersepsikan (PEU),

X4 = desentralisasi (DES)

X1.X2 = interaksi antara SIAM dan SB (SIAM_SB),

X1.X3 = interaksi antara SIAM dan PEU (SIAM_PEU),

X1.X4 = interaksi antara SIAM dan desentralisasi (SIAM_DES),

e = residual error.

Semua teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer

SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 15.00 for Windows.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Responden

Responden dalam penelitian ini adalah general manager dan middle manager yang bekerja

pada perusahaan manufaktur di Provinsi Jambi. Alasan pemilihan perusahaan manufaktur dalam

penelitian ini adalah karena perusahaan manufaktur merupakan industri yang cukup unik dan memiliki

kapasitas pekerjaan yang rumit mulai dari proses produksi sampai barang jadi yang siap dijual. Hal ini

menyebabkan kecenderungan perusahaan membutuhkan sistem informasi akuntansi manajemen yang

cukup tinggi, detail, dan lebih kompleks. Adapun pemilihan Provinsi Jambi dalam lokasi penelitian

adalah karena Provinsi Jambi mempunyai perusahaan industri baik sedang maupun besar.

Tabel 4.1

Distribusi Kuesioner

No Nama Perusahaan Kuesioner yang

Dibagikan

Kuesioner yang

Kembali

Persentase

1 Pertamina, PT EP Area Jambi 2 Pertamina PT, EP Unit Bisnis 3 Pertamina TAC EMP Gelam 4 Petrochina International Ltd 5 Job Pertamina EORLtd 6 Job Pertamina YPF Jambi 7 Santa FE Energy Resource 8 Connoco Philip, PT 9 Job Pertamina Saga Petroleum Jambi

10 Pertamina Daerah Operasi Hulu 11 Jambi Lampura Seberang, PT 12 Bukit Bintang Sawit, PT 13 Sumber Utama Nusa Pertiwi, PT 14 Kurnia Tunggal Nugraha, PT 15 Pakan Ayam Sinta 16 Pia Bakery 17 Roti Kacanng Hijau 18 Mihun Riduan 19 Kopi AAA 20 Kopi Bubuk Cap Ayam 21 Talang Sewu, CV

Page 13: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

13

22 Kecap Cap Dua Ayam Sumber Mas 23 Lingga Harapan, CV 24 Tampuk Manggis 25 Kreasi Batik Asmah 26 Mawarda Sanggar Batik 27 Sinar Anggrek 28 Windu Karya Indah 29 Gudang Rotan Siaga 30 Gaya Wahana Timber Group, PT 31 Tanjung Johor Wood Industry, PT 32 Mugi Triman Intercontinenta, PT 33 Asiatic Mas Group, PT 34 Aman Sawmill, CV 35 Bumi Indah, CV 36 Dua Sekawan Megah, PT 37 Tri Manunggal Agung Jaya, PT 38 Wira Karya Sakti, PT 39 Jambi Independen Press 40 Angkasa Raja Djambi, PT 41 Batanghari Tembesi, PT 42 Djambi Waras, PT 43 Hok Tong, PT 44 Remco Jambi Crumb Rubber, PT 45 Cahaya Murni Angso Duo, PT 46 Bina Mitra Makmur, PT 47 Jamika Raya, PT 48 Sari Aditya Loka, PT 49 Roti Paten Rusli 50 Saimen Bakeri, PT 51 Tirta Utama Jaya, PT 52 Empat Pilar Utama, CV 53 Harian Pagi Bungo, PT 54 Djambi Waras, PT 55 Mega Sawindo Perkasa, PT 56 Tebo Plasma Intilestari, PT 57 Parindo Utama, CV 58 Mitra Sawit Jambi, PT 59 Inti Indosawit Subur, PT 60 Dasa Anugerah Sejati, PT

Sumber: BPS RI P erwakilan Prov. Jambi

1. Usia

Tabel 4.2

Page 14: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

14

Distribusi Usia Responden

Usia Jumlah Persentase

Di bawah 31 tahun 23 38,3 %

31 – 40 tahun 19 31,7 %

41 -50 tahun 13 21,7 %

Diatas 50 tahun 5 8,33 %

Total 60 100%

Sumber : data primer yang diolah

Usia responden yang sebagian besar di bawah tiga puluh satu tahun mungkin disebabkan

jabatan sebagai general manager dan middle manager membutuhkan produktivitas dan profesionalitas

kerja yang tinggi, yang pada umumnya dimiliki oleh orang-orang berusia produktif.

2. Jenis Kelamin

Tabel 4.3 menunjukkan distribusi jenis kelamin responden. Sebagian besar responden adalah

pria (76,67 %). Hal ini bisa diartikan bahwa pekerjaan (posisi) sebagai general manager dan middle

manager didominasi oleh pria (male-typed occupation). Hal ini disebabkan pria lebih mampu

menangani pekerjaan yang beresiko tinggi (risk lover), dan memiliki pemikiran yang lebih rasional.

Tabel 4.3

Distribusi Jenis Kelamin Responden

Gender Jumlah Persentase

Pria 46 76,67%

Wanita 14 23,33%

Total 60 100%

Sumber : data primer yang diolah

3. Pendidikan

Tabel 4.4 menjelaskan bahwa posisi sebagai general manager dan middle manager sebagian

besar dipegang oleh orang-orang yang mempunyai latar belakang pendidikan S-1 (sarjana). Hal ini bisa

diartikan bahwa meskipun latar belakang pendidikannya tidak begitu tinggi, responden bisa menjabat

posisi sebagai manajer karena pengalaman kerja yang lama.

Tabel 4.4

Distribusi Pendidikan Responden

Pendidikan Jumlah Persentase

SLTA 24 40%

Diploma 10 16,67%

S-1 25 41,67%

S-2 1 1,67%

Total 60 100%

Sumber : data primer yang diolah

Page 15: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

15

4. Masa Kerja

Data mengenai masa kerja responden bisa dilihat pada tabel 4.5. Dua puluh orang responden

(33%) telah menjabat posisi manajer selama 1 - 3 tahun, 23 orang selama lebih dari 9 tahun (38%), 14

orang (23%) selama 4 – 6 tahun, dan tiga orang sisanya bekerja selama 7 - 9 tahun (5 %). Masa kerja

pegawai yang lebih dari 9 tahun memperoleh persentase paling tinggi mengindikasikan jika loyalitas

karyawan yang bekerja pada perusahaan manufaktur di Provinsi Jambi cukup tinggi, dikarenakan

kesejahteraan karyawan cukup diperhatikan.

Tabel 4.5

Distribusi Masa Kerja Responden

Masa Kerja Jumlah Persentase

1 – 3 tahun 20 33%

4 – 6 tahun 14 23%

7 – 9 tahun 3 5%

Lebih dari 9 tahun 23 38%

Total 60 100%

Sumber : data primer yang diolah

4.1 Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut benar-benar

mengukur konsep yang seharusnya diukur (Sekaran, 2006). Metode yang digunakan adalah item to

total correlation dengan Pearson’s Product Moment Correlation. Suatu item pertanyaan dinyatakan

valid jika nilai probabilitas kurang dari 0,05.

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Variabel PEU

Item No Probabilitas R Keterangan

1 0,000 0,763** Valid

2 0,000 0,705** Valid

3 0,000 0,596** Valid

4 0,000 0,586** Valid

5 0,000 0,666** Valid

6 0,000 0,602** Valid

** : signifikan pada level 0,01 (2-tailed)

Sumber : data primer yang diolah

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Variabel DES

Item No Probabilitas R Keterangan

1 0,000 0,485** Valid

2 0,000 0,491** Valid

3 0,000 0,597** Valid

4 0,000 0,558** Valid

5 0,000 0,622** Valid

6 0,000 0,618** Valid

7 0,000 0,522** Valid

Page 16: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

16

8 0,000 0,757** Valid

** : signifikan pada level 0,01 (2-tailed)

Sumber : data primer yang diolah

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Variabel SIAM

Item No Probabilitas R Keterangan

Broad scope

1

2

3

4a

4b

Timeliness

5

6

7

8

Agregasi

9

10

11

Integrasi

12

13

14

15

0,001

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,026

0,428**

0,289**

0,569**

0,484**

0,612**

0,463**

0,625**

0,610**

0,623**

0,589**

0,659**

0,594**

0,615**

0,539**

0,465**

0,287**

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

** : signifikan pada level 0,01 (2-tailed)

Sumber : data primer yang diolah

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Variabel KM

Item No Probabilitas R Keterangan

1 0,0000 0,669** Valid

2 0,000 0,517** Valid

3 0,000 0,477** Valid

4 0,000 0,459** Valid

5 0,000 0,651** Valid

6 0,000 0,725** Valid

7 0,000 0,773** Valid

8 0,000 0,658** Valid

9 0,000 0,732** Valid

** : signifikan pada level 0,01 (2-tailed)

Sumber : data primer yang diolah

Page 17: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

17

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Variabel SB

Item No Probabilitas R Keterangan

1 0,0000 0,689** Valid

2 0,000 0,617** Valid

3 0,000 0,577** Valid

4 0,000 0,559** Valid

5 0,000 0,662** Valid

6 0,000 0,735** Valid

7 0,000 0,782** Valid

8 0,000 0,669** Valid

9 0,000 0,738** Valid

10 0,000 0,667** Valid

11 0,000 0,736** Valid

12 0,000 0,735** Valid

** : signifikan pada level 0,01 (2-tailed)

Sumber : data primer yang diolah

4.3. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan setelah semua variabel diuji validitasnya. Uji reliabilitas hanya

dilakukan pada item pertanyaan yang valid. Pengujian reliabilitas yang dilakukan adalah inter-item

consistency reliability (reliabilitas konsistensi antar-item) dengan cara menghitung Cronbach’s

coefficient alpha.

Tabel 4.12

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Jumlah Item Cronbach’s alpha Keterangan

PEU 6 0,726 Reliabel

DES 9 0,710 Reliabel

SIAM 16 0,821 Reliabel

KM 9 0,785 Reliabel

Sumber : data primer yang diolah

4.4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah uji yang harus dipenuhi untuk melakukan prosedur pengujian data

yang memakai regresi. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi,

dan uji multikolinearitas. Hasil uji asumsi klasik dan prosedur yang dilakukan dijelaskan seperti di

bawah ini.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah nilai sampel yang diamati terdistribusi

secara normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk uji normalitas adalah Kolmogorov-Smirnov.

Jika nilai sig. hitung lebih dari 0,05 maka variabel yang bersangkutan berdistribusi normal. Hasil uji

normalitas dijelaskan pada tabel 4.13.

Tabel 4.13

Page 18: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

18

Hasil Uji Normalitas

Sig. (2-tailed) Keterangan

Regresi sederhana 0,646 Normal

Regresi berganda 0,598 Normal

Sumber : data primer yang diolah

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa semua regresi berdistribusi normal karena nilai signifikansi

lebih dari 0,05.

2. Uji Heterokedastisitas

Penelitian yang menggunakan analisis regresi, mengharapkan hasil pengamatan yang

homokedastisitas, yang berarti terjadinya faktor gangguan masih dalam batas normal. Penyimpangan

dari asumsi ini adalah heterokedastisitas. Oleh karena itu dalam analisis regresi harus dilakukan

pengujian untuk mengetahui ada tidaknya gejala heterokedastisitas. Metode yang dipakai untuk

melakukan uji heterokedastisitas adalah metode scatterplot.

Gambar 4.1

Hasil Uji Heterokedastisitas Regresi Sederhana

Regression Standardized Predicted Value

3210-1-2-3

Reg

ress

ion

Stu

den

tize

d D

elet

ed (

Pre

ss)

Res

idu

al

3

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: dependent

Gambar 4.2

Hasil Uji Heterokedastisitas Regresi Berganda

Regression Standardized Predicted Value

210-1-2-3

Reg

ressio

n S

tud

en

tize

d D

ele

ted

(P

ress)

Resid

ual

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: dependent

3. Uji Autokorelasi

Uji ini dilakukan untuk mengetahui hubungan yang terjadi di antara variabel-variabel yang

diteliti. Untuk mengetahui hal tersebut digunakan run test dengan cara membentuk suatu variabel

residual terlebih dahulu. Varibel tersebut diuji dengan run test apabila hasilnya tidak signifikan tidak

terjadi autokorelasi.

Tabel 4.14

Page 19: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

19

Hasil Uji Autokorelasi Regresi Sederhana (Hipotesis 1)

Unstandardized residual

Test valuea

Cases < Test value

Cases >= Test value

Total Cases

Number of Runs

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

0,53858

30

30

60

35

1,042

0,298

Sumber : data primer yang diolah

Tabel 4.15

Hasil Uji Autokorelasi Regresi Berganda (Hipotesis 2,3, dan 4)

Unstandardized residual

Test valuea

Cases < Test value

Cases >= Test value

Total Cases

Number of Runs

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

0,25016

30

30

60

26

-1,302

.193

Sumber : data primer yang diolah

Dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai run test regresi sederhana sebesar 0,53858 dan untuk

regresi berganda sebesar 0,25016 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,298 dan 0,193 yang lebih besar

dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua model regresi tidak terjadi autokorelasi.

4. Uji Multikolinearitas

Pengujian terhadap gejala multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan

linier yang “sempurna” atau pasti antara beberapa atau semua variabel independen yang digunakan

dalam model regresi. Untuk mendeteksi apakah antara variabel independen yang digunakan

mempunyai kolonieritas yang tinggi atau tidak, digunakan Pearson Correlation Matrix, Tolerance

(TOL), dan Variance Inflation Factor (VIF). Hasil uji multikolinearitas ditunjukkan pada tabel 4.15.

Tabel 4.16

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF

SIAM

SB

PEU

DES

SIAM_SB

SIAM_PEU

SIAM_DES

0,979

0,986

0,980

0,992

0,973

0,967

0,972

1,026

1,015

1,034

1,007

1,002

1,021

Page 20: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

20

1,008

Sumber : data primer yang diolah

Berdasarkan hasil análisis dengan menggunakan Pearson Correlation Matrix, Tolerance

(TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF) maka dapat dikatakan bahwa dalam model penelitian ini

tidak terdapat multikolinearitas.

4.5 Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan pendekatan kontijensi, sehingga fokus perhatian adalah variabel

interaksi antara keempat sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) dengan strategi bisnis (SB),

keempat sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) dengan perceived environmental uncertainty

(PEU), dan keempat sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) dengan desentralisasi (DES).

1. Pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) terhadap kinerja manajerial

Peneliti melakukan regresi sederhana, yaitu regresi antara (SIAM) sebagai variabel

independen dengan (KM) sebagai variabel dependen untuk mengetahui pengaruh (SIAM) terhadap

(KM) tanpa adanya variabel moderator. Hasil regresi sederhana ditunjukkan oleh tabel 4.16.

Tabel 4.17

Hasil Regresi Sederhana (Hipotesis 1)

Variabel B

Kesalahan

Standar

t hit Prob. (sig. t)

Konstanta

ISAM

N = 60

Adj. R2 = 0,634

4,254

0,483

3,864

0,048

1,101

10,149

F hit = 102,997

Sig. F = 0,033

0,275

0,000

Sumber : data primer yang diolah

Hasil analisis regresi sederhana antara SIAM dengan KM menunjukkan bahwa model regresi

dapat digunakan untuk memprediksi kinerja manajerial (F = 102,997 dengan Sig. 0,033). Nilai adjusted

R2 menunjukkan bahwa 63,4% variansi kinerja manajerial disebabkan oleh informasi sistem akuntansi

manajemen.

Coefficients

Model Unstandardized

Coefficients

B Std. Error

Standard

Coefficients

Beta

T Sig.

1 (Constant)

SIAM

4.254

0.483

3.864

0.048

.174

.353

1.101

10.149

1.275

0.000

Berdasarkan hasil perhitungan table diatas, model regresi diperoleh tingkat signifikansi SIAM

sebesar 0.048 lebih kecil dari taraf signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel SIAM

Page 21: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

21

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap KM. Nilai koefisien regresi SIAM sebesar 0.483,

berarti setiap kenaikan persentase SIAM sebesar 1% maka KM meningkat sebesar 0.483%, dengan

asumsi variabel independen lainnya konstan. Hal ini menunjukkan bahwa SIAM mempunyai arah

hubungan positif dengan KM. Sehingga berdasarkan hasil hipotesis satu, SIAM mempunyai pengaruh

signifikan positif terhadap KM.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std Error of The

Estimate

1 .435 .634 .080 1.12090

Pada table diatas nilai koefisien korelasi (R) antara variabel independen (SIAM) dengan

variabel dependen (KM) diperoleh sebesar 0.435 artinya keeratan hubungan antara variabel independen

(SIAM) dengan variabel dependen (KM) sebesar 43,5%. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.634

artinya perubahan di dalam variabel dependen (KM) mampu dijelaskan oleh variabel independen

sebesar 63,4%.

2. Pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) terhadap kinerja manajerial

dengan strategi bisnis, Perceived Environmental Uncertainty (PEU), dan desentralisasi

sebagai variabel moderator

Peneliti melakukan Multiple Regression Analysis (MRA), yaitu regresi antara (SIAM) sebagai

variabel independen dengan (KM) sebagai variabel dependen untuk mengetahui pengaruh (SIAM)

terhadap (KM) dengan variabel moderator strategi bisnis (SB), Perceived Environmental Uncertainty

(PEU), dan desentralisasi (DES). Hasil regresi ditunjukkan oleh tabel 4.17. Model regresi berganda

bisa digunakan untuk memprediksi kinerja manajerial karena mempunyai nilai Sig. F kurang dari 0,05

(0,000). Adjusted R2 sebesar 0,784 berarti 78,4% variansi kinerja manajerial disebabkan oleh tujuh

variabel independen, yaitu SIAM, SB, PEU, DES, SIAM_SB, SIAM_PEU dan SIAM_DES.

Tabel 4.18

Hasil Uji Hipotesis 2, 3, dan 4

Variabel B (Koefisien

Interaksi)

Kesalahan

Standar (Stdr Eror)

t hit. Prob

Konstanta 125,569 35,045 3,583 0,001

SIAM -1,299 0,423 -3,068 0,003

SB 16,262 7,305 2,226 0,030

PEU -1,526 0,918 -1,662 0,102

DES -1,434 0,714 -2,009 0,050

SIAM_SB -0,198 0,090 -2,208 0,032

SIAM_PEU 0,024 0,012 2,065 0,044

SIAM_DES 0,020 0,009 2,239 0,029

N = 60

Adj. R2 =

Page 22: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

22

0,784

F. hit = 31,662

Sig. F = 0,000

Sumber; Data primer yang diolah

a. Hipotesis 2 (pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial

dengan strategi bisnis sebagai variabel moderator) (tidak mendukung)

Hasil dari regresi ini ditunjukkan pada tabel 4.17. Nilai signifikansi t (0,032) untuk variabel

SIAM_SB dalam regresi berganda di atas terbukti signifikan karena nilainya kurang dari 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel SIAM dan SB mempunyai pengaruh signifikan terhadap KM.

Regresi berganda yang dilakukan menghasilkan koefisien interaksi (SIAM_SB) sebesar -

0.198, berarti setiap kenaikan persentase SIAM sebsar 1% maka KM menurun sebesar 0.198%. Hal ini

menunjukkan bahwa SIAM mempunyai arah hubungan yang negatif terhadap KM dengan SB sebagai

variabel moderator. Sehingga SIAM mempunyai mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap KM

dengan SB sebagai variabel moderator. Regresi berganda yang dilakukan menghasilkan koefisien

interaksi (SIAM_SB) sebesar -0,198. Nilai interaksi negatif tersebut bisa menunjukkan bahwa

informasi sistem akuntansi manajemen (SIAM) lebih berguna (lebih menunjukkan hasil) pada

perusahaan defender daripada perusahaan prospector. Hal ini tidak memberikan dukungan kepada

penelitian Ernawati, dkk (2005), dan Desmiyawati (2004), namun konsisten dengan penelitian Faisal

(2006) dan Muslichah (2003).

ANOVA

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig

1 Regression

Residual

Total

15.249

65.334

80.583

7

52

59

2.178

1.256

6.662 .015°

2 Regression

Residual

Total

15.249

65.334

80.583

6

53

59

2.542

1.233

2.062 .003b

3 Regression

Residual

Total

14.990

65.593

80.583

5

54

59

2.998

1.215

2.468 .004c

4 Regression

Residual

Total

14.441

66.142

80.583

4

55

59

3.610

1.203

3.002 .026d

5 Regression

Residual

Total

13.855

66.728

80.583

3

56

59

4.618

1.192

3.876 .014e

6 Regression

Residual

Total

12.038

68.545

80.583

2

57

59

6.019

1.203

5.005 .010f

Dari tabel ANOVA diatas, uji Anova atau F test menghasilkan nilai F hitung sebesar 3,002

dengan signifikansi 0.026. Karena siginifikansi lebih kecil dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa

Page 23: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

23

informasi sistem akuntansi manajemen (SIAM) dan strategi bisnis (SB) sebagai variabel moderasi

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial (KM).

b. Hipotesis 3 (pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial

dengan perceived environmental uncertainty sebagai variabel moderator) (mendukung)

Hasil dari regresi ini ditunjukkan pada tabel 4.17. Nilai signifikansi t (0,044) untuk variabel

SIAM_PEU dalam regresi berganda di atas terbukti signifikan karena nilainya kurang dari 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel SIAM dan SB mempunyai pengaruh signifikan terhadap KM.

Regresi berganda yang dilakukan menghasilkan koefisien interaksi (SIAM_PEU) sebesar

0,024 yang berarti interaksi antara SIAM dan PEU mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif

terhadap KM. Nilai koefisien regresi berganda SIAM_PEU sebesar 0.024, berarti setiap kenaikan

persentase SIAM dan PEU sebesar 1% maka KM meningkat sebesar 0.024%, dengan asumsi variabel

independen lainnya konstan. Hal ini menunjukkan bahwa SIAM dan PEU mempunyai arah hubungan

positif dengan KM. Sehingga berdasarkan hasil hipotesis tiga, SIAM dan PEU mempunyai pengaruh

signifikan positif terhadap KM.

Dari tabel Model Summary ditas, hasil uji SPSS terlihat bahwa determinasi atau R square

sebesar 0.783 atau 78,3% dapat diartikan bahwa 78,3% variasi kinerja manajerial dapat diterangkan

oleh variavel SIAM_PEU.

Dari tabel ANOVA diatas, uji Anova atau F test menghasilkan nilai F hitung sebesar 3,876

dengan signifikansi 0.014. Karena siginifikansi lebih kecil dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa

sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) dan ketidakpastian lingkungan (PEU) sebagai variabel

moderasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial (KM).

c. Hipotesis 4 (pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial

dengan desentralisasi sebagai variabel moderator) (mendukung)

Hasil dari regresi ini ditunjukkan pada tabel 4.17. Nilai signifikansi t dalam regresi berganda

menunjukkan bahwa variabel SIAM_DES dalam regresi berganda diatas terbukti signifikan karena

nilainya kurang dari 0,05, yaitu 0,029. Hal ini menunjukkan bahwa variabel SIAM dan DES

mempunyai pengaruh signifikan terhadap KM.

Regresi berganda yang dilakukan menghasilkan koefisien interaksi (SIAM_DES) sebesar

0,020 yang berarti interaksi antara SIAM dan PEU mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif

terhadap KM. Nilai koefisien regresi berganda SIAM_DES sebesar 0.020, berarti setiap kenaikan

persentase SIAM dan PEU sebesar 1% maka KM meningkat sebesar 0.020%, dengan asumsi variabel

independen lainnya konstan. Hal ini menunjukkan bahwa SIAM dan DES mempunyai arah hubungan

positif dengan KM. Sehingga berdasarkan hasil hipotesis empat, SIAM dan DES mempunyai pengaruh

signifikan positif terhadap KM.

Dari tabel Model Summary ditas, hasil uji SPSS terlihat bahwa determinasi atau R square

sebesar 0.784 atau 78,4% dapat diartikan bahwa 78,4% variasi kinerja manajerial dapat diterangkan

oleh variabel SIAM_DES.

Dari tabel ANOVA diatas, uji Anova atau F test menghasilkan nilai F hitung sebesar 5,005

dengan signifikansi 0.010. Karena siginifikansi lebih kecil dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa

sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) dan desentralisasi (DES) sebagai variabel moderasi

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial (KM).

Kesimpulan

Page 24: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

24

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, penelitian ini berhasil mencapai hasil-hasil sebagai

berikut:

1. Hasil regresi sederhana hipotesis satu membuktikan bahwa sistem informasi akuntansi manajemen

berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini pada hipotesis satu konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ernawati, dkk (2005).

2. Hasil regresi berganda membuktikan bahwa strategi bisnis berfungsi sebagai variabel moderator dan

tidak mendukung hipotesis dua bahwa sistem informasi akuntansi manajemen akan berpengaruh

negatif terhadap kinerja manajerial untuk perusahaan dengan tipe strategi bisnis prospektor. Dukungan

terhadap hipotesis dua ini konsisten dengan hasil penelitian Chong dan Chong (1997), Desmiyawati

(2004), dan Ernawati, dkk (2005).

3. Hasil regresi berganda membuktikan bahwa ketidakpastian lingkungan berfungsi sebagai variabel

moderator dan mendukung hipotesis tiga bahwa sistem informasi akuntansi manajemen akan

berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial ketika kondisi perceived environmental uncertainty

tinggi. Semakin tinggi ketidakpastian lingkungan yang dihadapi perusahaan, semakin tinggi pula

ketersediaan akan karakteristik informasi akuntansi manajemen yang dibutuhkan akan berpengaruh

pada kinerja manajerial.

4. Hasil regresi berganda membuktikan bahwa desentralisasi berfungsi sebagai variabel moderator dan

mendukung hipotesis empat bahwa sistem informasi akuntansi manajemen akan berpengaruh positif

terhadap kinerja manajerial untuk perusahaan pada tingkat desentralisasi tinggi dibandingkan dengan

tingkat desentralisasi yang rendah. Dukungan terhadap hipotesis empat ini konsisten dengan hasil

penelitian Nazaruddin (1998) dan Gul dan Chia (1994).

Keterbatasan Penelitian

Terlepas dari keberhasilan penelitian ini dalam mendukung empat hipotesis yang telah ditetapkan

sebelumnya, penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang mungkin memberikan gangguan

pada hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain:

1. Perusahaan manufaktur yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini mempunyai bentuk dan

ukuran perusahaan yang tidak seragam.

2. Ukuran sampel juga menyebabkan perbedaan hasil. Penelitian ini hanya terbatas pada wilayah Provinsi

Jambi sehingga hasilnya tidak bisa digeneralisasikan untuk lingkup wilayah yang berbeda.

3. Penelitian ini hanya menggunakan tipe strategi yang ekstrim (prospector dan defender) dari tipologi

strategi Miles dan Snow (Laksmana dan Muslichah, 2002) yang mengidentifikasi tipe strategi yang

ketiga yang menguntungkan (analyzer). Tipe strategi ini berbeda di antara tipe strategi prospector dan

defender. Ada kemungkinan perusahaan dalam sampel penelitian ini menggunakan tipe strategi

analyzer tersebut.

Saran

Saran yang bisa diberikan peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Sampel perusahaan bisa ditambah jumlahnya dan diperluas lingkup wilayahnya sehingga hasil

penelitian bisa lebih digeneralisasikan.

2. Penelitian selanjutnya juga penting untuk mempertimbangkan variabel kontijensi lainnya, misalnya

pengaruh task uncertainty, gaya kepemimpinan, locus of control, bisa dipertimbangkan untuk dipakai

sebagai variabel moderator dalam penelitian yang berhubungan dengan sistem akuntansi manajemen

dan kinerja manajerial.

3. Memasukkan tipe strategi analyzer dari tipologi strategi Miles dan Snow (Laksmana dan Muslichah,

2002).

Implikasi dari penelitian ini adalah dalam mendesain sistem akuntansi manajemen diperlukan

kesadaran dan perhatian terhadap faktor-faktor kontijensi. Kondisi persaingan usaha yang menghasilkan

Page 25: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

25

ketidakpastian lingkungan perlu diperhatikan agar manajer tidak salah langkah dalam menyusun

perencanaan-perencanaan yang dibutuhkan oleh perusahaan, yang disebabkan oleh ketidakmampuan

manajer dalam memprediksi kondisi yang akan datang. Demikian juga dengan faktor-faktor kontijensi yang

berasal dari dalam perusahaan perlu diperhatikan dalam penyusunan desain sistem akuntansi manajemen

untuk mendukung kinerja manajerial. Dengan adanya kesesuaian strategi bisnis dan tingkat desentralisasi

yang dipilih dengan sistem akuntansi manajemen maka akan meningkatkan kinerja manajerial perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Agbejule, Adebayo. (2005). The relationship between management accounting systems and perceived

environmental uncertainty on managerial performance : a researh note. Accouting and Business

Research, 35 (4), 295-350.

Bordnar, G. H. (1995). Accounting Information System. Prentice Hall Inc.

Chenhall, Robert H., and Morris, Deigen. (1986). The Impact of Structure, Enviroment, and Interdependence on

the Perceived Usefulness of Management Accounting System. The Accounting Review, LXI, (1), 16-33.

Chong, Vincent K., & Chong, Kar Ming. (1997). Strategic Choices, Enviromental Uncertainty and SBU

Performance: A Note on the Intervening Role of Management Accounting Systems. Accounting and

Business Research, 27, (4), 268-276.

Chusing, B. E., & Romney, M. B. (1994). Accounting Information Systems. Addison-Wesley Publishing

Company Inc.

Desmiyawati. (2004). Pengaruh Strategi dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara Informasi

Sistem Akuntansi Manajemen Broadscope dan Kinerja Organisasi. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 4 (2),

94-108.

Djarwanto. (2001). Statistik Non Parametrik. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Dwirandra, Anak Agung Ngurah Bagus. (2007). Pengaruh Interaksi Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi,

dan Luas Lingkup Informasi Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial. Buletin Studi Ekonomi,

12 (2), 232-244.

________. (2007). Pengaruh Interaksi Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Agregat Informasi

Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial [On-line] Available

http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/dwirandra.pdf.

Ernawati, Suranta, S., & Syafiqurrahman, M. (2005). Pengaruh strategi bisnis dan ketidakpastian lingkungan

terhadap hubungan antara informasi broad scope sistem akuntansi manajemen dan kinerja manajerial.

Perspektif, 10 (2), 195-207.

Faisal. (2006). Analisis pengaruh intensitas persaingan dan variable kontekstual terhadap penggunaan informasi

system akuntansi manajemen dan kinerja unit bisnis dengan pendekatan partial least square [On-line]

Available

http://info.stieperbanas.ac.id/makalah/KAMEN11. pdf?PHPSESSID=e5be9a8dd7a468f304bcc28815922d23

Fitri, Fauziah, & Syam BZ, Fazli. (2002). Pengaruh sistem akuntansi manajemen dan ketidakpastian lingkungan

terhadap kinerja manajer. Jurnal Manajemen dan Bisnis. 4 (1), 57 66.

Garrison, Ray & Noreen. (2000). Management accounting. New York : McGraw-Hill Companies, Inc.

Page 26: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

26

Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Gul, F. A. (1991). The Effects of Management Accounting System and Enviromental Uncertainty on Small

Business Managers’ Performance. Accounting and Business Review. 22 (85), 57-61.

_____, dan Chia, Yew Ming. (1994). The Effects of Management Accounting System, Perceived Enviromental

Uncertainty and Decentralization on Managerial Performance: A Text of Three Way Interaction.

Accounting Organization and Society, 19 (4/5), 413-426.

Imron, Moch. (2004). Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan Strategi Bisnis terhadap Hubungan antara

Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen Broadsope dengan Kinerja Unit Bisnis Strategis.

Paper presented at the accounting national symposium 7, Denpasar.

Juniarti, & Evelyne. (2003). Hubungan karakteristik informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi

manajemen terhadap kinerja manajerial pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Jawa Timur. Jurnal

Akuntansi & Keuangan, 5 (2), 110-122.

Jusoh, Ruzita. (2008). Environmental uncertainty, performance, and the mediating role of balanced scorecard

measures use : evidence from Malaysia. International Review of Business Research Papers, 4 (2), 116-

135.

__________. (2002). Pengaruh ketidakapstian lingkungan, strategi, dan desentralisasi terhadap sistem skuntansi

manajemen: pendekatan kontijensi. Majalah Ekonomi, 12 (3).

Laksmana, A., & Muslichah. (2002). Pengaruh teknologi informasi, saling ketergantungan, karakteristik sistem

akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial. Jurnal Akuntansi & Keuangan, 4 (2), 106-125.

Lesmana. (2003). Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan yang Dipersepsikan dan Strategi Kompetitif terhadap

Hubungan Sistem Kontrol Akuntansi dengan Kinerja Perusahaan. Paper presented at the accounting

national symposium 6, Surabaya.

Mardiyah, A.A., & Gudono. (2000). Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan Desentralisasi terhadap

Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen. Paper presented at the accounting national symposium 3.

Muslichah. (2003). The Effect of Contextual Variables on Management Accounting System Characteristics and

Managerial Performance. Paper presented at the accounting national symposium 6.

Najoan, M., & Sholihin, M. (2002). Peran broad scope system akuntansi manajemen dalam hubungan antara

perceived environmental uncertainty (PEU) dan job satisfaction. [On-line] Available

www.puslit.petra.ac.id/journals/accounting.

Nizarudin, Abu. (2006). Pengaruh Strategi Customization terhadap Kinerja Perusahaan melalui Penggunaan

Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen yang Bersifat Broad Scope dan Aggregation. Paper

presented at the accounting national symposium 9, Padang.

Nazaruddin, Ietje. (1998). Pengaruh Desentralisasi dan Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen

terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 1 (2), 141-160.

Noviyanti, Rica. (2007). Pengaruh Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja

Manajerial: Desentralisasi dan Budaya Organisasi sebagai Variabel Pemoderasi. Unpublished thesis,

Universitas Sebelas Maret.

Rustiana. (2002). Pendekatan kontijensi dalam desain sistem akuntansi manajemen untuk meningkatkan kinerja

manajerial. Modus, 14 (1), 29-38.

Sekaran, Uma. (2006). Research Methods for Business. New York : John Wiley & Sons Inc. Sharma, R., Jones,

S., & Ratnatunga, J. (2006). The relationships among broad scope MAS, managerial control,

performance, and job relevant information. Review of Accounting and Finance, 5 (3), 228-250.

Page 27: 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis Perceived Environmental Uncertainty Peu Dan Desentralisasi

27

Sharma, R., Jones, S., & Ratnatunga, J. (2006). The relationships among broad scope MAS, managerial control,

performance, and job relevant information. Review of Accounting and Finance, 5 (3), 228-250.

Syam, F., & Maryasih, L. (2006). Sistem Akuntansi Manajemen, Persepsi Ketidakpastian Lingkungan,

Desentralisasi, dan Kinerja Organisasi : Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Provinsi NAD).

Paper presented at the accounting national symposium 9, Padang.