19-17-1-PB

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 19-17-1-PB

    1/11

    60 

    Teknologi

    Indonesia

    © LIPI Press 2010

    DESAIN ARSITEKTUR KNOWLEDGE MANAGEMENT

     SYSTEM LAYANAN JASA KALIBRASI DI UPT BPI LIPI

    DENGAN MENGGUNAKAN SOFT SYSTEM METHODOLOGY  

    Hanif FakhrurrojaUPT Balai Pengembangan Instrumentasi-LIPI

    Komplek LIPI, Gedung 30, Jln. Sangkuriang, Bandung

    Telp. (022) 2503053; Fax. (022)2504577; e-mail: [email protected]

    ABSTRAK 

    Rentang usia para pegawai di UPT BPI LIPI relatif tidak seimbang. 71,42% dari para pegawainya telah berusia

    lebih dari 40 tahun dan 58,73% akan pensiun pada tahun 2015. Berdasarkan fakta tersebut, UPT BPI LIPI memer-

    lukan Knowledge Management System (KMS) yang dapat menyimpan aset knowledge dari para pegawainya. Soft

    Systems Methodology (SSM) digunakan sebagai metode untuk mengidentifikasi knowledge dan merancang desain

    arsitektur KMS yang tepat untuk UPT BPI LIPI. Ada lima tahapan dalam siklus knowledge management untuk proses

    layanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI, yaitu knowledge acquisition, knowledge extraction, knowledge storage,

    knowledge sharing, dan knowledge update. Hasil dari SSM menunjukkan bahwa desain KMS yang dibuat dapat

    diaplikasikan untuk menciptakan knowledge, berbagi knowledge, merekam knowledge, menyimpan knowledge,

    dan memanfaatkan knowledge, sehingga KMS mampu meningkatkan pelayanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI.

     Kata Kunci: Knowledge Assets, Knowledge Management System, Soft System Methodology, Layanan Jasa Kali-

    brasi, Arsitektur.

     ABSTRACT 

    The age range of UPT BPI LIPI employees is relatively unbalanced. 71,42% of the employees have already

    exceeded 40 year’s old and 58,73% of them will be retired in 2015. Based on these facts, UPT BPI LIPI needs a

     Knowledge Management System (KMS) that can store knowledge assets of the employees. Soft Systems Methodology

    (SSM) is used as a method to identify the knowledge and to develop the best architecture design of KMS for UPT BPI

     LIPI. There are  five stages in the knowledge management cycle for calibration services in UPT BPI LIPI, namely

    knowledge acquisition, knowledge extraction, knowledge storage, knowledge sharing, and knowledge update. The

    result of SSM showed that KMS design can be applied to create knowledge, to share knowledge, to record knowledge,

    to store knowledge, and to reuse knowledge, so it can be optimize the calibration services in UPT BPI LIPI.

     Keywords: Knowledge  Assets, Knowledge Management System, Soft System Methodology, Calibration Services,

     Architecture.

    PENDAHULUAN

    UPT Balai Pengembangan Instrumentasi

    (UPT BPI) merupakan salah satu unit Eselon

    III di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

    (LIPI) yang memiliki tugas pokok di bidang

     pengembangan, pemanfaatan, penyebarluasan

    dan penerapan hasil-hasil penelitian pada bidang

    kalibrasi serta mempunyai program pengembang-

    an  Measurement , Standarditation, Testing , dan

    Quality (MSTQ). Pegawai yang profesional dan

    mau terus belajar diperlukan untuk menjalankan

    tugas tersebut. Akan tetapi, rentang usia para

     pegawai UPT BPI LIPI relatif tidak seimbang,

    di mana 71,42% dari pegawainya telah berusia

    lebih dari 40 Tahun dan 58,73% akan memasuki

    masa pensiun pada tahun 2015[1]. Jika tidak ada

    solusi untuk mengatasi masalah ini maka aset

    knowledge  dari UPT BPI LIPI akan hilang

     bersamaan dengan pensiunnya para pegawai.

    Pada penelitian ini digunakan metode Soft System

     Methodology (SSM) dalam mencari desain sistem

    yang tepat untuk menyimpan aset knowledge 

    Off print request to: Hanif Fakhrurroja

    Teknologi Indonesia 33 (1) 2010: 60–70

  • 8/19/2019 19-17-1-PB

    2/11

      61

     Hanif Fakhurroja: Desain Arsitektur Knowledge Management System ...

    sehingga menghasilkan desain arsitektur Know-

    ledge Management System (KMS) yang tepat

    untuk diaplikasikan di UPT BPI LIPI.

    SSM pada hakikatnya merupakan suatu

    uraian dengan menggunakan bahasa tertentuyang berisikan pemikiran para partisipan dalam

    mempersepsikan realita. Penerapan metodologi

    ini didasarkan atas pemahaman dan pandangan

     partisipan tentang solusi yang mungkin dapat

    dilaksanakan sesuai dengan yang diinginkan.

    Metode SSM dipilih karena partisipan dilibatkan

    mulai dari awal, yaitu dari tahap masing-masing

    mendefinisikan tindakan yang diinginkan untuk

    suatu situasi yang dianggap bermasalah sesuai

    dengan kepentingannya dan sudut pandangnya,

    kemudian juga diajak untuk bersama-sama

    mendiskusikan perbaikan-perbaikan yang dapat

    dilakukan untuk situasi tersebut[2,3].

    KMS adalah suatu sistem berbasis teknologi

    informasi ( IT-based system) yang dikembangkan

    untuk mendukung dan meningkatkan proses

     penciptaan, penyimpanan/pengambilan kembali,

     pemindahan/penyebarluasan, dan penggunaan

     pengetahuan organisasi[4].

    Dalam makalah ini akan dibahas sumber-

    sumber knowledge yang ada dan diperlukan di

    UPT BPI LIPI. Tujuan penelitian ini mengusulkan

    desain arsitektur KMS yang dapat diaplikasikan

    untuk menciptakan knowledge, berbagi know-

    ledge, menyimpan knowledge, dan memanfaat-

    kan knowledge sehingga layanan jasa kalibrasi di

    UPT BPI LIPI dapat terus ditingkatkan.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Metodologi yang digunakan adalah SSM.

    Secara umum terdapat tujuh tahapan dari SSM[5],

    seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

    SSM dibagi menjadi dua tahapan utama.

    Pertama, tahap realitas dengan lima langkah.

    Langkah-langkah pada tahap realitas tersebut,

    yaitu (1) studi pengenalan masalah, (2) ekspresi

    masalah atau memetakan situasi masalah (rich picture), (5) membandingkan model konseptual

    dengan realitas, (6) mengembangkan intervensi,

    (7) mengusulkan KMS layanan jasa kalibrasi.

    Kedua,  systems thinking   dengan dua langkah,

    yaitu langkah ke-3 membangun definisi per-

    masalahan yang diformulasikan dari hasil

    strukturisasi masalah pada langkah ke-2 tahapan

    real world   (root de  finition) dan langkah ke-4,

    yaitu membuat model konseptual atas dasar hasil

    definisi permasalahan.

    (1) StudiPengenalan

    Masalah (6)

    MengembangkanIntervensi

    (5)

    Membandingkan

    Model denganRealitas

    (4)Mengembangkan

    Model Konseptual

    (3) Makna Nilai(Ro ot D efinition )

    (2) Ekspresi

    Masalah(R ich Picture )

    (7) Usulan KMSLayanan Jasa

    Kalibrasi

    Real i tas

    System

    Thinking 

    Gambar 1. Tahapan SSM (Checkland dan Scholes, 1990)

  • 8/19/2019 19-17-1-PB

    3/11

    62 

    Jurnal Teknologi Indonesia 33 (1) 2010

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil dari studi pengenalan masalah melalui

     proses indepth interview kepada sepuluh orang

     partisipan, yang terdiri dari manajemen, staf

     pemasaran yang ada di Seksi PenyebarluasanHasil Pengembangan Informasi (Sie. Sebarluas),

    staf penyelia kalibrasi yang ada di Seksi Metode

    Pengukuran (Sie. Metur), dan staf tata usaha,

    diperoleh gambaran awal proses penciptaan

    knowledge mengenai layanan jasa kalibrasi, baik

    dari segi kebijakan manajemen atau pun dari segi

     proses berbagi pengetahuan antarpegawai di UPT

    BPI LIPI. Gambaran awal tersebut dipakai dalam

     proses pengkodingan dan kategorisasi masalah

     pada proses penciptaan knowledge.

    Data hasil pengkodingan dan kategori-

    sasi selanjutnya digunakan untuk membanguntahapan berikutnya dari SSM, yaitu ekspresi

    masalah. Ekspresi masalah merupakan diagram

    visual yang menggambarkan kondisi layanan jasa

    kalibrasi di UPT BPI LIPI saat ini yang diperoleh

    dari hasil analisis transkrip indepth interview dari

     para partisipan. Ekspresi masalah ditunjukkan

     pada Gambar 2.

    Gambar 2. Ekspresi masalah keadaan layanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI

    Seksi Penyebarluasan H asilPengembangan Instrumentasi

    Pelanggan/Customer  

    Kepala UPT BPI LIPIda n

    Kepala Seksi

    Seksi Metoda Peng ukuran

    Sub. BagianTata Usaha

    K o mu n i ka s i

    da n

    K e r j a sa ma

    Komunikasi danSuperv is i

    Komunikasi danKoordinasi

    Komunikasi danKoordinasi

    Komunikasi danKoordinasi

    Komunikasi danSupervisi

    Pengerjaan Kalibrasi An alisis da tadan verifikasi

    PembuatanSertifikat Kalibrasi

    Kurangnya SDM

    Gap pengetahuan

    antara pegawai lama

    dan baru

    Kurangnya SDM

     Ad an ya ga pkomunikasi antara

    pegawai tua dan

    mu d a

    Kurangnya sarana

    dan prasarana

    Pengerjaan analisis dan

    verif ikasi masih manual

    Pengelo laan

    d o ku me n

    Penger jaan masih

    ma n u a l

    Kurangnya SDM

    Pelayanan InformasiJasa kalibrasi

    Daftar harga layanan

    Jasa ka l ib rasiD af ta r p ela ng ga n K ura ng ny a S DM

    Perencanaan

    SD M

    Perencanaan

     An gg ara n

    L e ma h n ya

    p e n g a wa sa n

    Bagaimanameningkatkan jumlah

    pelanggan danmeningkatkan kualitas

    layanan?

    Bagaimana membuatkebijakan untuk

    meningkatkan kualitaslayanan?

    Bagaimanameningkatkan kualitas

    SDM?

    Bagaimana melakukankalibrasi dengan efektif dan

    efisien?

    Bagian dari proseslayanan kalibrasi di UPTBPI LIPI

    Proses pekerjaan yangdilakukan

    Bentuk masalah yangterjadi

    Ke te ra nga n :

    Komunikasi danSuperv is i

    "

    "

    "

    Bentuk nilai dari aktor-aktoryang berpengaruh padalayanan jasa kalibrasi

    Hubungan antara satuentitas dengan entitaslainnya

    Suatu entitas yangmerupakan bagian darientitas yang lainnya

    Kurang adanya komunikasidalam suatu hubungan"

  • 8/19/2019 19-17-1-PB

    4/11

      63

     Hanif Fakhurroja: Desain Arsitektur Knowledge Management System ...

    Ekspresi masalah pada Gambar 2 menunjuk-

    kan keadaan layanan jasa kalibrasi, hubungan

    komunikasi dan koordinasi antara manajemen

    (Kepala UPT BPI LIPI dan Kepala Seksi), Seksi

    Penyebarluasan Hasil Pengembangan Instrumen-

    tasi, Sub Bagian Tata Usaha, dan Seksi Metode

    Pengukuran. Garis yang mempunyai tanda panah

     pada satu ujungnya menghubungkan sesuatu

    entitas yang merupakan bagian dari entitas lain.

    Garis yang mempunyai tanda panah pada kedua

    ujungnya menunjukkan adanya suatu bentuk

    hubungan antara suatu entitas dengan entitas

    yang lain. Gambar gunting menunjukkan kurang

    adanya komunikasi dalam suatu hubungan antara

    dua entitas tersebut. Bentuk nilai dari aktor-aktor

    yang berpengaruh pada layanan jasa kalibrasi

    di UPT BPI LIPI digambarkan dengan meng-gunakan awan, sementara bentuk masalah yang

    terjadi digambarkan menggunakan bentuk oval.

    Kurangnya komunikasi antarbagian di UPT

    BPI LIPI terjadi akibat tidak adanya pertemuan

    rutin antarbagian untuk saling berbagi pengeta-

    huan dan membahas permasalahan yang terjadi

    sehingga sering kali terjadi kesalahan persepsi

    antarbagian yang menyebabkan terhambatnya

    kinerja layanan jasa kalibrasi. Kurangnya ko-

    munikasi juga terjadi antara pegawai senior dan

     pegawai junior. Penyebabnya adalah rasa sung-kan dalam melakukan komunikasi. Kurangnya

    komunikasi antarbagian itu menjadi salah satu

    faktor penghambat yang cukup besar dalam

     proses berbagi pengetahuan. Dengan dibangun-

    nya KMS yang dapat diakses secara online

    diharapkan dapat mempermudah komunikasi

    tersebut. Dengan adanya KMS, setiap orang bisa

    melakukan komunikasi kapan dan di mana saja,

    tanpa dibatasi ruang dan waktu sehingga proses

     berbagi pengetahuan dapat berjalan lancar.

    Hasil dari identifikasi CATWOE (Customer ,

     Actor , Transformation, Weltanschauung/World

    View, Owner , Environment ) digunakan sebagai

    alat bantu untuk membangun makna nilai, seperti

    yang tercantum pada Tabel 1.

    Makna nilai yang diperoleh adalah KMS

    layanan jasa kalibrasi harus didukung oleh

    teknologi dan aplikasi yang dapat memastikan pengetahuan organisasi dapat ditangkap, disim-

     pan, disebarluaskan, dan digunakan di seluruh

    lingkungan organisasi dengan menggunakan

     jaringan elektronik dan jaringan sosial sehingga

     proses layanan jasa kalibrasi terhadap masyarakat

    industri dapat berjalan lebih efektif.

    Hal yang penting dari hasil analisis CAT-

    WOE, terutama analisis T (transformation)

    adalah bahwa para pegawai menginginkan

    terjadinya perubahan agar kondisi layanan jasa

    kalibrasi yang saat ini masih kurang efektif,karena menghadapi berbagai kendala dalam

     proses berbagi pengetahuan, menjadi lebih efektif

    dengan adanya KMS.

    Tabel 1. Analisis CATWOE

    CATWOE Hasil Definisi Sistem Permasalahan

    C ustomer  Masyarakat industri yang memerlukan jasa kalibrasi

     Actors Seksi Penyebarluasan Hasil Pengembangan Instrumentasi, Sub Bagian Tata Usaha,

    dan Seksi Metode Pengukuran (Kepala Laboratorium, Manajer Teknik, Manajer Mutu,dan Penyelia Kalibrasi)

    T ransformat on Layanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI belum berjalan secara efektf→ layanan jasa

    kalibrasi berjalan efektf 

    W eltanschuung

    (Worldview)

    Terlaksananya proses berbagi pengetahuan antar-pegawai melalui KMS yang

    berkelanjutan sehingga layanan jasa kalibrasi lebih efektf 

    Owners Kepala UPT BPI LIPI

    E nvironment  Kebijakan pemerintah mengenai keberadaan UPT BPI LIPI, organisasi pemerintah

    yang nirlaba, pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi organisasi, kedisiplinan

    pegawai, dan regenerasi pegawai

  • 8/19/2019 19-17-1-PB

    5/11

    64 

    Jurnal Teknologi Indonesia 33 (1) 2010

    Pengembangan model konseptual merupa-

    kan transformasi dari makna nilai yang sudah

    dibangun sebagai dasar membangun KMS untuk

    layanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI. Elaborasi

    dalam setiap konsep terdapat tiga hal utama,

    yaitu realitas,  system thinking dan keefektifan

    yang ingin dicapai, seperti yang ditunjukkan

     pada Gambar 3.

    1. Kebutuhanpengelolaan

    pengetahuan agarlayanan jasa kalibrasi

    lebih efektif 

    2. Identifikasipengetahuan potensial

    organisasi untuk dikelola

    Membandingkanhubungan dan tata

    kerja antarbagian padasaat ini dengan yang

    diharapkan

    3. Penyusunan modelhubungan dan tata kerja

    antar bagian layanan jasa kalib ra si

    Identifikasi masalahhubungan dan tata kerja

    antarbagian

    Identifikasi kebijakanorganisasi dalam

    pengelolaanpengetahuan

    Mengkaji gagasan danmodel berbagi

    pengetahuan, sepertidibentuknya forumkomunikasi virtual

    4. Identifikasi aplikasiKMS yang diperlukan

    5. Desain arsitektur

    Knowledge Management

    System

    UPT BPI LIPI mampumengelo la pengetahuansehingga layanan jasa

    kalibrasi berjalan efektif 

    Real wor ld 

    System thinking 

    Gambar 3. Model konseptual desain arsitektur KMS layanan jasa kalibrasi

    Selanjutnya, dibandingkan antara model kon-

    septual dengan model realitas. Model ini diperoleh

    dengan mengevaluasi hasil wawancara indepth

    interview  untuk memperoleh peran masing-

    masing bagian untuk mewujudkan kondisi

     berbagi pengetahuan di UPT BPI LIPI. Setelah

    itu, hasil wawancara tersebut dijadikan sebagai

     pedoman dalam penyusunan aplikasi KMS yang

    dibutuhkan pada proses layanan jasa kalibrasi,

    seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 2.

    Tabel 2. Perbandingan model konseptual dan realitas layanan jasa kalibrasi.

    No. Model Konseptual Model Realitas Dilaksanakandi Bagian

    1. Kebutuhan pengelolaan

    pengetahuan agar layanan jasa

    kalibrasi lebih efektf dengan

    menggunakan KMS.

    Membuat kebijakan tentang proses kalibrasi di UPT BPI LIPI Pimpinan UPT BPI

    LIPI

    Membuat kebijakan tentang perlunya proses berbagi

    pengetahuan melalui knowledge management system 

    yang akan dibangun, di antaranya menyangkut mengenai

    penghargaan bagi pegawai yang sering melakukan sharing

    knowledge.

    Pimpinan UPT BPI

    LIPI

    2. Identfikasi pengetahuan

    potensial organisasi untuk

    dikelola.

    Memotvasi para pegawai untuk terus belajar dan berbagi

    pengetahuan.

    Pimpinan UPT BPI

    LIPI

    Mengidentfikasi pengetahuan potensial yang ada di tap-

    tap bagian

    Semua Bagian

  • 8/19/2019 19-17-1-PB

    6/11

      65

     Hanif Fakhurroja: Desain Arsitektur Knowledge Management System ...

    3. Penyusunan model hubungan

    dan tata kerja antarbagian

    layanan jasa kalibrasi.

    • Identfikasi masalah

    hubungan dan tata kerjaantarbagian.

    • Membandingkan

    hubungan dan tata kerja

    antarbagian pada saat ini

    dengan yang diharapkan.

    • Identfikasi kebijakan

    organisasi dalam pengelo-

    laan pengetahuan.

    • Mengkaji gagasan dan

    model berbagi pengeta-

    huan, sepert dibentuknya

    forum komunikasi virtual

    Melakukan koordinasi dengan kepala seksi Kepala UPT BPI LIPI

    Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Sub Bagian

    Tata Usaha untuk proses pembayaran jasa kalibrasi.

    Seksi Sebar luas

    Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan SeksiMetode Pengukuran untuk mengetahui sejauh mana

    proses kalibrasi yang telah dilakukan.

    Seksi Sebar luas

    Menyusun keperluan rekruitmen pegawai di UPT BPI LIPI

    agar sesuai dengan kompetensi yang diperlukan.

    Sub Bagian Tata

    Usaha

    Menyusun keperluan sarana dan prasarana yang dibutuh-

    kan dalam proses kalibrasi.

    Sub Bagian Tata

    Usaha

    Menyusun standar mutu proses pengerjaan kalibrasi di

    UPT BPI LIPI.

    Seksi Metur

    Melakukan rekalibrasi alat-alat standar yang ada di labora-

    torium kalibrasi UPT BPI LIPI.

    Seksi Metur

    Melakukan internal audit terhadap proses kalibrasi di UPTBPI LIPI

    Seksi Metur

    Melakukan reakreditasi laboratorium kepada KAN. Seksi Metur

    4. Identfikasi aplikasi KMS yang

    diperlukan

    Sistem pengawasan kinerja layanan jasa kalibrasi. Pimpinan UPT BPI

    LIPI

    Document management system (DMS) Semua bagian

    Sistem informasi layanan jasa kalibrasi berbasis web Seksi Sebar luas

    Sistem informasi pelanggan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI. Seksi Sebar luas

    Sistem informasi harga layanan jasa kalibrasi pada suatu

    rentang ukur.

    Seksi Sebar luas

    Sistem informasi instruksi kerja untuk setap proses kali-

    brasi.

    Seksi Metur

    Sistem informasi dokumen-dokumen standar yang diperlu-

    kan untuk proses pengerjaan kalibrasi.

    Seksi Metur

    Sistem informasi proses kalibrasi Seksi Metur

    Database hasil kalibrasi Seksi Metur

    Database sertfikat kalibrasi. Seksi Metur

    5. Desain arsitektur KMS Membuat desain arsitektur KMS Bagian TI

    Hasil dari tahap intervensi didapatkan gam-

     baran yang jelas tentang situasi kompleks yangmelibatkan berbagai faktor yang harus diperbaiki

    dalam proses penciptaan knowledge. Proses terse-

     but harus mempertimbangkan berbagai sudut

     pandang subjektif antara berbagai pemangku

    kepentingan untuk memastikan desain arsitektur

    KMS sesuai dengan proses bisnis dan budaya

    kerja di UPT BPI LIPI.

    Pada tahap terakhir SSM diajukan sebuah

    usulan desain arsitektur KMS yang dibangun

    dari hasil indepth interview, konfirmasi,  focus

     group, dan tinjauan pustaka. Desain arsitekturKMS ini dibuat untuk memudahkan proses

    Tabel 2. Perbandingan model konseptual dan realitas layanan jasa kalibrasi— lanjutan

     berbagi pengetahuan antara pimpinan dan para

     pegawai di bagian Seksi Penyebarluasan HasilPengembangan Instrumentasi, Sub Bagian Tata

    Usaha, dan Seksi Metode Pengukuran. Dengan

    adanya desain arsitektur KMS ini diharapkan

    dapat mempermudah proses pembangunan KMS

    sehingga layanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI

    dapat lebih efektif. Gambar 4 memperlihatkan

    usulan desain arsitektur KMS.

    Dari desain arsitektur KMS tersebut, kemu-

    dian dibangun sebuah model konsep knowledge

    management   di UPT BPI LIPI untuk proses

    layanan jasa kalibrasi, seperti yang terlihat padaGambar 5.

  • 8/19/2019 19-17-1-PB

    7/11

    66 

    Jurnal Teknologi Indonesia 33 (1) 2010

    Documentmanagement

    system (DMS)layanan jasa

    kalibrasi 

    Databaseinformasi

     pe lan gg an

    Database hargalayanan jasa

    kalibrasi

    Databa se hasilkalibrasi da n

    sertifikat kalibrasi 

    Intranet/extranet: pe san, conte nts of

    CMS, e-learning pla tfo rm

    Personalinformation

    management data

    VI – Dat a dan Knowledge Sour ces

    V – Inf rastructure Services

    Layanan infrastruktur intranet (Misalnya , mes saging , teleconferencing f i le server , imaging , asset

    management , secur i ty s erv ices) ; Groupware serv ices ;

    Ex tract ion, t ransformat ion , loading , inspect ion services

    IV – Integration Services

    Taxonomy , knowledge st ructure, onto logy; D i rectory serv ices; Sy nhchronizat ion S erv ices

    I I I – Knowledge Ser v ices

    Discovery search ,mining,Knowledge maps,Navigation,Visualization

    Publication form ats,Structuring,contextualization ,Work flow.

    Collaboration skill ,Comm unity spaces,Experience m anagement,

     Aw ar ne ss m an ag em en t 

    Learning authoring,course management,tutoring, learning paths

    I I – Personal ization Services

    Personal ized know ledge portals , prof il ing, push services , or iented know ledge portals

    I – Access ser vices

     A ut he nt ic at ion ; brow s er , f ile s y s te m, P er s on al In fo rm at io n M an ag em en t (P IM )

    Part isipan

    Gambar 4. Arsitektur KMS, Modifikasi dari Maier & Hädrich, 2006[6].

    Proses knowledge management yang akan

    dibangun terdiri dari tiga bagian, yaitu content ,

    colaboration, dan  process.  Di bagian content ,

    knowledge  yang berasal dari external sources,

    internal sources, domain knowledge dan informa-

    tion di-capture, lalu diseleksi berdasarkan kebu-

    tuhan oleh knowledge of   ficer  sebelum disimpandalam KMS. Di bagian colaboration, proses

    transfer knowledge diharapkan terjadi perubahan

     paradigma dari proses transfer knowledge secara

    vertikal (senior-junior) menjadi proses transfer

    knowledge secara horizontal (semua bagian

    tanpa memandang senior-junior). Proses transfer

    knowledge secara horizontal dilakukan melalui

    KMS. Di bagian  process,  sharing knowledge 

    dilakukan untuk menciptakan proses pekerjaan

    kalibrasi menjadi lebih efektif dengan meman-

    faatkan pengetahuan dan pengalaman yang sudah

    disimpan dalam KMS.

    Ada lima tahapan dalam siklus knowledge

    management untuk proses layanan jasa kali-

     brasi di UPT BPI LIPI, seperti yang ditunjukkan

     pada Gambar 6. Tahap-tahap tersebut adalah

    knowledge acquisition, knowledge extraction,

    knowledge storage, knowledge sharing , dan

    knowledge update[7]

    .Lima tahapan siklus knowledge management  

    untuk proses layanan jasa kalibrasi, seperti yang

    telah ditunjukkan pada Gambar 6 dijelaskan

    secara lebih terperinci pada Tabel 3.

    Dari tahapan siklus knowledge manage-

    ment   proses layanan jasa kalibrasi pada Tabel

    3 dikembangkan sebuah konsep KMS untuk

    memudahkan proses penciptaan knowledge 

    layanan jasa kalibrasi yang akan dibuat di UPT

    BPI LIPI, seperti yang ditunjukkan pada Gambar

    7.

  • 8/19/2019 19-17-1-PB

    8/11

      67

     Hanif Fakhurroja: Desain Arsitektur Knowledge Management System ...

    Gambar 6. Siklus knowledge management  untuk proses layanan jasa kalibrasi.

      Gambar 5. Konsep knowledge management  yang akan dibangun

     ProcessColaborationContent 

  • 8/19/2019 19-17-1-PB

    9/11

    68 

    Jurnal Teknologi Indonesia 33 (1) 2010

    Know ledge Of f i cersPegaw ai sen ior  

    Pegaw ai j un ior  

    Chief Knowledge Of f i cer  

     A hl i / pa k ar 

    Proses

    Pekerjaan Kalibrasi

    Gambar 7. Konsep aplikasi KMS layanan jasa kalibrasi

    Tabel 3. Deskripsi siklus knowledge management  untuk proses layanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI.

    Tahap Fase Deskripsi

       K   n   o   w    l   e    d   g   e   A   c   q   u   i   s   i       t   o   n

    1 Collect Informat on Pegawai senior mengumpulkan semua aktvitas yang berhubungan dengan dokumen/

    informasi/data.

    2 Digital Informat on Pegawai senior mentransfer paper-based informat on/documents ke dalam bentuk

    digital informat on/data set .

    3 Edit Informat on Pegawai senior/ahli mengedit deskripsi dan komentar/catatan untuk dokumen digital/

    informasi.

    4 Package Informat on Pegawai senior/ahli mengemas deskripsi dan komentar/catatan dengan melampirkan

    file yang berhubungan dengan proses pekerjaan sehingga dapat mengilustrasikan

    penjelasan atau contoh.

    5 Submit Informat on Pegawai senior/ahli mengajukan paket informasi yang disertai deskripsi dan komen-tar/catatan dengan melampirkan file yang berhubungan untuk disetujui.

       K   n   o   w    l   e    d   g   e   E   x   t   r   a   c       t   o   n

    6 Record Operat on &

    Event 

    Pegawai senior atau knowledge o ffi  cer  merekam proses pekerjaan kalibrasi secara

    digital.

    7 Edit Knowledge Pegawai senior/ahli atau knowledge o ffi  cer  mengedit deskripsi dan komentar/catatan

    untuk data-data digital baik gambar, video, maupun dokumen.

    8 Manage Knowledge Knowledge o ffi  cer mengumpulkan dan mengelola informasi (termasuk mengelompok-

    kan rekaman rapat/pertemuan dan forum berbagi pengetahuan).

    9 Package Knowledge Pegawai senior/ahli atau knowledge o ffi  cer  mengemas deskripsi dan komentar/

    catatan dengan melampirkan file yang berhubungan.

    10 Submit Knowledge Pegawai senior/ahli atau knowledge o ffi  cer  mengajukan paket informasi termasuk

    deskripsi dan komentar/catatan dengan melampirkan file yang berhubungan.

  • 8/19/2019 19-17-1-PB

    10/11

      69

     Hanif Fakhurroja: Desain Arsitektur Knowledge Management System ...

       K   n   o   w    l   e    d   g   e   S   t   o

       r   a   g   e

    11  Approve Knowledge Knowledge o ffi  cer  melakukan audit; Knowledge o ffi  cer /pegawai senior/ahli mengecek

    dan menyetujui paket knowledge sebelum diklasifikasikan dan disimpan.

    12 Classify Knowledge Knowledge o ffi  cer  menghubungkan knowledge dan mengklasifikasikan pengetahuan

    tersebut dengan menempatkannya di posisi yang tepat pada KMS.

    13 Store Knowledge Knowledge o ffi  cer  menyimpan paket knowledge ke knowledge bank  berdasarkan

    klasifikasi.

    14 Backup Knowledge Paket Knowledge otomats di-back up dari knowledge bank  ke database lainnya untuk

    tujuan keamanan.

    15 Publish Knowledge Paket knowledge dipublikasikan setelah knowledge map divalidasi.

       K   n   o   w    l   e    d   g

       e   S    h   a   r   i   n   g

    16 Search Knowledge Pegawai junior mendapatkan knowledge/pengalaman yang diperlukan dengan meng-

    gunakan knowledge map dan kata kunci dengan menggunakan search engine.

    17 Refer Knowledge Pegawai junior mempelajari exist ng knowledge/pengalaman masa lalu yang disimpan

    di KMS.

    18 Modify Knowledge Pegawai junior memodifikasi paket informasi yang diperoleh berdasarkan pengalaman

    baru atau keadaan yang ada saat ini dalam proses layanan jasa kalibrasi.

    19  Apply Knowledge Pegawai junior mengaplikasikan paket modifikasi exist ng knowledge pada proses

    layanan jasa kalibrasi saat ini atau masa yang akan datang.

    20 Collect Feedback  Pegawai junior mengumpulkan masukan dari paket knowledge.

       K   n   o   w    l   e

        d   g   e   U   p    d   a   t   e

    21 Collect Informat on Pegawai junior mengumpulkan semua dokumen/informasi/data paper-based dan

    elektronik.

    22 Renote Knowledge Pegawai junior mengedit dokumen/informasi dalam bentuk digital dengan menam-

    bahkan deskripsi dan komentar/catatan secara lebih lengkap.

    23 Repackage Knowledge Pegawai junior mengemas kembali deskripsi dan komentar/catatan dengan melampir-

    kan file yang berhubungan sehingga dapat mengilustrasikan penjelasan atau contoh

    proses pekerjaan layanan jasa kalibrasi yang dihadapi.

    24  Approve Knowledge Paket knowledge akan disetujui untuk diproses sesuai dengan prosedur yang ada

    sebelum disimpan dalam knowledge bank 

    25 Republish Knowledge Paket knowledge dipublikasikan kembali di knowledge map.

    Gambar 7 mengilustrasikan konsep aplikasi

     penciptaan knowledge pada KMS layanan jasa

    kalibrasi. Semua knowledge, baik berupa

    tacit  atau explicit  knowledge dari para pegawai

    senior, pegawai junior, dan para ahli/pakar

    mengenai proses pekerjaan kalibrasi dikelola

    oleh knowledge of   ficer . Setelah itu, knowledge

    of   ficer  melakukan audit terhadap knowledge yang

    diperoleh dan disimpan pada sebuah sistem da-

    tabase (knowledge bank ). Kemudian, knowledge 

    diklasifikasikan melalui knowledge map sehingga

    mempermudah untuk memanfaatkan kembali

    knowledge  yang ada oleh seluruh pegawai.

    Konten digital yang ada dalam knowledge map

    dapat berupa gambar, foto, dan dokumen yang

    dapat diakses secara online melalui web dengan

    Tabel 3. Deskripsi siklus knowledge management  untuk proses layanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI— lanjutan

    terlebih dahulu melakukan authentication untuk

    menjaga keamanan data.

    Melalui aplikasi KSM tersebut, semua

    knowledge  para pegawai senior yang akanmemasuki usia pensiun dapat disimpan dengan

     baik dan menjadi aset yang sangat berharga buat

    UPT BPI LIPI.

    K ESIMPULAN 

    Proses berbagi pengetahuan di UPT BPI LIPI

     belum terdokumentasikan sehingga pengetahuan

    tersebut belum menjadi aset organisasi padahal

    71,42% dari pegawainya telah berusia lebih dari

    40 Tahun dan 58,73% akan memasuki masa pen-

    siun pada tahun 2015. Oleh karena itu, dibutuh-

  • 8/19/2019 19-17-1-PB

    11/11

    70 

    Jurnal Teknologi Indonesia 33 (1) 2010

    kan suatu KMS yang dapat membantu proses

     berbagi pengetahuan antarpegawai menjadi lebih

    mudah dan efektif sehingga knowledge dari para

     pegawai yang akan memasuki usia pensiun dapat

    disimpan.

    Desain arsitektur KMS yang dibuat dapat

    diaplikasikan untuk menciptakan knowledge,

     berbagi knowledge, menyimpan knowledge, dan

    memanfaatkan knowledge sehingga layanan

     jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI dapat terus di-

    tingkatkan

    UCAPAN TERIMA K ASIH 

    Ucapan terima kasih disampaikan kepada

    manajemen dan seluruh pegawai di UPT BPI

    LIPI atas partisipasinya dalam pengumpulan

    data, Prof. Dr. Ir. Jann Hidajat Tjakraatmadja,

    MSIE atas bimbingannya selama melakukan

     penelitian, dan Prof. Dr. Masno Ginting, M.Sc.

    atas masukannya dalam perbaikan dan penyem-

     purnaan tulisan ini.

    DAFTAR  PUSTAKA

    [1] UPT Balai Pengembangan Instrumentasi. 2009.

     Laporan Tahunan Balai Pengembangan Instru-

    mentasi (UPT BPI LIPI) Tahun Anggaran 2008.

    UPT BPI LIPI, Bandung.[2] Maani, Kambiz E dan Robert Y Cavana. 2000. 

    System Thinking and Modelling Understanding

    Change and Complexity. Pearson Education,

     New Zealand.

    [3] Awad, Elias M. & Ghaziri, Hasan M. 2003.

     Knowledge Management . Person Education Inc.,

     New Jersey.

    [4] Hidajat, J., Crestofel, D. 2006. Knowledge Mana-

     gement dalam Konteks Organisasi Pembelajar .

    SBM ITB, Bandung.

    [5] Chekland, Peter, dan Jim Scholes. 1990. Soft

    System Methodology In Action. John Willey andSons, New York.

    [6] Maier, R., dan Hädrich, T. 2006. Knowledge Mana-

    gement Systems. Knowledge Management: Con-

    cepts, Methodologies, Tools, and Applications.

    Information Science reference, New York.

    [7] Tseng dan Lin. 2008. A Knowledge Management

    Portal System for Construction Projects Using

    Knowledge Map.  Knowledge Management:

    Concepts, Methodologies, Tools, and Appli-

    cations.  Information Science reference, New

    York.