172840134-Standar-Operasional-Prosedur.pdf

  • Upload
    cuma-qo

  • View
    165

  • Download
    36

Embed Size (px)

Citation preview

  • STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

    FSIF FIKES

    UMB PEMASANGAN CARDIO PULMONARY RESUCITION (CPR)

    No Dokumen:

    ...................................

    No Revisi:

    ......................................

    Halaman:

    .................................

    Prosedur tetap Keparawatan Gawat Darurat

    (Gadar)

    Tanggal terbit: february 2012

    Ditetapkan

    Ka. Prodi fikes UMB

    Pengertian RJP (cardio pulmonary resucition, CPR) adalah tindakan pertolongan pertama

    untuk menghindari ancaman kematian yang dilakukan pada pasien henti nafas

    (apnea) dan henti jantung (gawat jantung).

    Indikasi Pasien pingsan dengan henti nafas, henti jantung, karena trauma,

    tenggelam,tersengat listrik,tersamabar petir, asfiksia, ventrikel fibrilasi (VF),

    ventrikel takikardi (VT),dll.

    Kontra indikasi Praktur iga (castae) yang membahanyakan paru-paru waspada pada trauma

    kepala atau ada jejas di leher

    Tujuan Memepertahankan aliran oksigen ke otak dan perfusi ke jaringan serta

    mengembalikan fungsi jantung dan paru-paru seperti semula.

    Pelaksanaan Mahasiswa yang telah mendapatkan konsep penangannan henti jantung dan

    paru-paru.

    Pengkajian 1. Pastikan lingkungan di sekitar penolong dalam kondisi aman. 2. Pindahkan korban jika benar-benar diperlukan. 3. Memastikan kesadaran dari korban atau pasien.

    Persiapan Pasien 1. Korban dalam posisi terlentang di atas alas yang keras, seperti papan punggung, atau lantai.

    2. Posisi penolong berlutut di sisi korban setinggi thorax.

    Persiapan alat 1. Papan punggung. 2. Pelindung wajah/lembaran silicon atau sungkup wajah 3. AED (jika ada).

    Prosedur Lakukan penilaian awal ; sadar atau tidak sadar dengan cara tepuk atau goyangkan korban, dan atau berikan rangsangan nyeri.

    Bila tidak sadar, segera mintak pertolongan dengan mengaktifkan sistem gawat darurat.

    Memperbaki posisi korban atau pasien. Mengatur posisi penolong.

  • (posisi penolong yang benar)

    A.(AIRWAY) Jalan napas

    1. Buka jalan napas dengan head tilt-chin lift maneuver dan periksa pernapasan.

    2. Bila ada sumbatan lakukan pembebasan jalan napas dengan teknik cross finger dan finger sweep.

    Cross fingers : penyilangan ibu jari dan telunjuk untuk membuka mulut pasien.

    Fingers sweep : sucsiont (bila di RS) sapuan pembersihan jalan napas.

  • B. (BREATHING) Bantuan Napas

    1. Periksa pernapasan dengan LLF (look, listen, feel) maksimal selama 10 detik.

    Look : gerakan dinding dada

    Listin : dengarkan bunyi napas

    Feel : rasakan hembusan

    2. Bila tidak bernapas, berikan napas buatan 2 kali, pastikan dada korban mengembang.

    3. Berikan napas bantuan (vebtilasi) 2 kali : tutup hidung, mulut menutupi mulut, beri 2 kali hembusan.

    C. (CIRCULATION) bantuan sirkulasi

    1. Memastikan ada tidaknya denyutan jantung dan arteri karotis dan vena jugularis.

    2. Bila tidak ada napas, raba nadi karotis, teraba atau tidak.

  • 3. Bila tidak teraba nadi, lakukan pijat jantung (komprensi dada). 4. Letakan telapak tangan penolong saling bertumpuk dan pararel di

    setengah bawah tulang sternum di tengah dada diantara kedua puting.

    5. Tekan tulang sternum sedalam 1,5-2 inci (4-5 cm) dan membiarkan dada kembali ke posisi semula. Lakukan tekanan dengan kecepatan 100

    kali/per menit dengan frekuensi 30 kali.

    6. Lakukan 30 kali pijatan (komprensi) dan 2 kali napas buatan (ventilasi), ulangi hingga 5 sirkulasi (30:2)

    7. Periksa nadi (sirkulasi) setelah 1 menit 8. RJP dihentikan bila korban sadar dan bernapas spontan, RJP telah 30

    menit, pupil dilatasi, peolong kelelahan, atau penolong yang lebih

    kompenten telah datang ke lokasi.

    Referensi PJNHK. 2009 .Materi Pelatihan ACLS. Jakarta

    PPGD Basic. 2010. RSHS. Bandung

  • TUGAS KELOMPOK

    STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PROSEDUR RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

    DI SUSUN OLEH:

    KELOMPOK II

    1.