38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kebidanan dapat dikembangkan sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu (AKI) 390/100.000 dan angka kematian perinatal (AKP) 56/100.000 persalinan hidup yang merupakan angka tertinggi di Asean. Angka kematian perinatal (AKP) dengan cepat dapat diturunkan karena sebagian besar dirawat di rumah sakit, tetapi angka kematian ibu (AKI) memerlukan perjalanan panjang untuk dapat mencapai sasaran yang berarti. Sebagai negara dengan keadaan geografis yang beraneka dan luas, angka kematian ibu bervariasi antara: 5.800/100.000 sedangkan angka kematian perinatal berkisar antara 25-750/100.000 persalinan hidup. Untuk dapat mempercepat tercapainya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal disetiap rumah sakit baik pemerintah maupun rumah sakit swasta telah dicanangkan gagasan untuk meningkatkan pelayanan terhadap ibu dan bayinya melalui RS sayang bayi dan RS sayang ibu. Kalau dikaji lebih mendalam bahwa proses kematian ibu mempunyai perjalanan yang panjang sehingga pencegahan dapat dilakukan sejak melakukan “Antenatal Care” (pemeriksaan kehamilan) melalui pendidikan berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, menyusui dan kembalinya kesehatan alat reproduksi, serta menyampaikan betapa pentingnya interval 1

15343894 Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care Ditinjau Dari Segi Umur Pendidikan Pekerjaan Dan Paritas

  • Upload
    cloway

  • View
    28

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kebidanan

    dapat dikembangkan sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu (AKI)

    390/100.000 dan angka kematian perinatal (AKP) 56/100.000 persalinan

    hidup yang merupakan angka tertinggi di Asean.

    Angka kematian perinatal (AKP) dengan cepat dapat diturunkan

    karena sebagian besar dirawat di rumah sakit, tetapi angka kematian ibu (AKI)

    memerlukan perjalanan panjang untuk dapat mencapai sasaran yang berarti.

    Sebagai negara dengan keadaan geografis yang beraneka dan luas,

    angka kematian ibu bervariasi antara: 5.800/100.000 sedangkan angka

    kematian perinatal berkisar antara 25-750/100.000 persalinan hidup.

    Untuk dapat mempercepat tercapainya penurunan angka kematian ibu

    dan angka kematian perinatal disetiap rumah sakit baik pemerintah maupun

    rumah sakit swasta telah dicanangkan gagasan untuk meningkatkan pelayanan

    terhadap ibu dan bayinya melalui RS sayang bayi dan RS sayang ibu.

    Kalau dikaji lebih mendalam bahwa proses kematian ibu mempunyai

    perjalanan yang panjang sehingga pencegahan dapat dilakukan sejak

    melakukan Antenatal Care (pemeriksaan kehamilan) melalui pendidikan

    berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, menyusui dan kembalinya kesehatan

    alat reproduksi, serta menyampaikan betapa pentingnya interval

    1

  • kehamilan berikutnya sehingga dapat tercapai sumber daya manusia yang

    diharapkan (Mannabe IBG, 2001:88 93).

    Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan

    untuk memeriksakan kehamilan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti

    dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuannya

    adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya,

    persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang

    sehat. Pemeriksaan antenatal dilakukan oleh dokter umum, bidan, perawat

    bidan dan dukun terlatih (Mochtar, 1998:47).

    Secara nasional cakupan K1 (kunjungan pertama kali) ke fasilitas

    kesehatan adalah 84,54% sedang cakupan K4 adalah 64,06% ini berarti masih

    terdapat 15,46% ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan ulang ke fasilitas

    kesehatan (DEPKES RI, 1997).

    Khusus untuk di puskesmas Tipo Palu, cakupan K1 untuk tahun 2004

    jumlah kunjungan 200 orang (52%) sedang untuk cakupan K4 adalah 182

    orang (48%) jumlah kunjungan. Dan untuk tahun 2005 dari bulan Januari

    sampai dengan bulan September jumlah kunjungan ibu hamil 268 orang.

    Cakupan K1 adalah 152 orang dan cakupan K4 adalah 116 orang (43%)

    (Profil Puskesmas Tipo Palu dan Laporan KIA 2004 2005).

    Pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care (pemeriksaan

    kehamilan) sangat penting karena akan dapat membantu mengurangi angka

    kematian ibu dan bayi.

    2

  • Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran yang

    berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care

    (pemeriksaan kehamilan) pada bulan Januari 2006 sehingga nantinya petugas

    kesehatan bisa menetapkan suatu strategi pelayanan yang memadai guna

    meningkatkan kunjungan secara menyeluruh bagi ibu hamil di Puskesmas

    Tipo Palu.

    B. Rumusan Masalah

    Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

    "Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care di Puskesmas Tipo

    Palu ditinjau dari segi umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas.

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan umum

    Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil dan

    karakteristiknya tentang Antenatal Care.

    2. Tujuan khusus

    a. Diperolehnya informasi tentang gambaran tingkat pengetahuan ibu

    hamil tentang Antenatal Care.

    b. Untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan ibu hamil tentang

    Antenatal Care ditinjau dari segi umur.

    c. Untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan ibu hamil tentang

    Antenatal Care ditinjau dari segi pendidikan

    d. Untuk memperoleh informasi pengetahuan ibu hamil tentang

    Antenatal Care ditinjau dari segi pekerjaan

    3

  • e. Untuk memperoleh informasi pengetahuan ibu hamil tentang

    Antenatal Care ditinjau dari segi paritas.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan masukan bagi

    pengelola KIA untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil yang datang ke

    Puskesmas Tipo Palu tentang Antenatal Care.

    2. Sebagai sumbangan ilmiah dan informasi tambahan bagi peneliti

    selanjutnya.

    3. Bagi peneliti merupakan pengalaman berharga dalam rangka menambah

    wawasan pengetahuan serta pengembangan diri, khususnya dalam bidang

    penelitian lapangan.

    E. Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tipo Palu pada bulan Januari 2006.

    4

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Tentang Antenatal Care (ANC)

    1. Pengertian

    a. Antenatal Care : Pengawasan sebelum persalinan terutama ditentukan

    pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Mannabe

    IBG, 2001 : 93).

    b. Antenatal Care : Perawatan sebelum masa persalinan atau perawatan

    pada ibu hamil (Ibrahim Cristina. S, 1993 : 49).

    c. Antenatal Care : Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk

    memeriksakan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya

    koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Mochtar, 1998 : 48).

    2. Tujuan Antenatal Care

    a. Tujuan Umum

    Menyiapkan seoptimal mungkin fisik, mental ibu dan janin selama

    kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak

    yang sehat (Mochtar, 1998 : 47).

    b. Tujuan Khusus

    1) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin

    dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.

    2) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin

    diderita sedini mungkin.

    3) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.

    5

  • 4) Memberikan nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan Keluarga

    Berencana, kehamilan persalinan, nifas dan laktasi (Mochtar,

    1998 : 48).

    3. Manfaat Antenatal Care

    a. Dapat mengikuti dan mengetahui tindakan kesehatan ibu dan janin

    sehingga kalau ada kelainan bisa segera diperbaiki.

    b. Memperoleh pelayanan 5 T (Timbang, Tensi, Tinggi fundus uteri,

    Tetanus Toxoid, Tablet Fe) dan pelayanan lainnya.

    c. Supaya memperoleh nasehat tentang kesehatan dan keluarga berencana

    yang meliputi berbagai hal seperti :

    1) Perawatan diri selama hamil

    2) Kebutuhan makanan

    3) Penjelasan tentang kehamilan

    4) Persiapan persalinan

    5) Tanda dan bahaya pada kehamilan dan persalinan

    6) Penyuluhan keluarga berencana (Dep-kes RI, 1997)

    4. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care

    a. Jadwal melakukan pemeriksaan Antenatal Care sebanyak 12 - 13 kali

    selama kehamilan. Di negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care

    dilakukan sebanyak 4 kali sudah cukup sebagai kasus tercatat.

    1) Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui

    terlambat haidnya satu bulan.

    6

  • 2) Pemeriksaan ulang setiap dua minggu sampai umur kehamilan

    delapan bulan.

    3) Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan delapan

    bulan sampai terjadinya persalinan.

    b. Jadwal pemeriksaan Antenatal Care sebanyak 12-13 kali selama

    kehamilan. Di negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care

    dilakukan sebanyak 4 kali sudah cukup sebagai kasus tercatat.

    c. Kunjungan Antenatal Care sebaiknya dilakukan 4 kali selama

    kehamilan yaitu trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali dan

    trimester ketiga 2 kali.

    d. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan

    atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam (Pusdiknaes, 2003:45).

    5. Tinjauan Tentang Kunjungan Ibu Hamil

    Kontak ibu hamil dan petugas yang memberikan pelayanan untuk

    mendapatkan pemeriksaan kehamilan, istilah kunjungan tidak

    mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang ke fasilitas tetapi dapat juga

    sebaliknya, yaitu ibu hamil yang dikunjungi oleh petugas kesehatan

    (Depkes RI, 1997:57).

    6. Kebijakan Pelayanan Antenatal Care

    a. Kebijakan Program

    Walaupun pelayanan antenatal care selengkapnya mencakup banyak

    hal yang meliputi anamnese, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan),

    7

  • pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan

    khusus (sesuai resiko yang ada), namun dalam penerapan operasional

    dikenakan standar minimal 7 T, yang terdiri dari :

    1) Timbang BB dan ukur tinggi badan

    2) Ukur tekanan darah

    3) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) lengkap

    4) Pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama kehamilan

    5) Ukur tinggi fundus uteri

    6) Tes terhadap penyakit menular seksual

    7) Tes wicara dalam rangka mempersiapkan rujukan

    b. Kebijakan Tekhnis

    Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi

    setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan

    selama kehamilannya.

    Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-

    komponen sebagai berikut :

    1) Mengupayakan kehamilan sehat

    2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan

    serta rujukan bila diperlukan

    3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman (Saefudin AB, dkk,

    2002:73).

    7. Pemeriksaan Dalam Pelayanan Antenatal Care

    a. Pemeriksaan fisik

    8

  • 1) Pemeriksaan fisik umum

    a) Tinggi badan

    b) Berat badan, TTV : Tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu

    2) Kepala dan leher

    a) Edema pada wajah

    b) Ikterus pada mata

    c) Mulut pucat

    d) Leher, pembesaran kelenjar tiroid

    3) Tangan dan kaki

    a) Edema di ujung jari

    b) Kuku jari pucat

    c) Varices vena

    d) Reflek/patella resiko atau tidak

    4) Payudara

    a) Ukuran simetris

    b) Puting susu menonjol atau masuk

    c) Keluarnya kolustrum atau cairan lain

    d) Massa, ada/tidak ada

    e) Nodul axilla

    5) Abdomen

    a) Luka bekas operasi

    b) Tinggi fundus uteri (jika > 12 minggu)

    9

  • c) Letak presentasi, posisi dan penurunan kepala (kalau > 36

    minggu)

    d) Denyut jantung janin (DJJ) jika > 18 minggu

    6) Genetalia Luar (Eksternal)

    a) Varices

    b) Perdarahan

    c) Luka

    d) Cairan yang keluar

    e) Pengeluaran dari uretra dan skene

    f) Kelenjar bartholin, bengkak (massa), cairan yang

    keluar

    7) Genetalia Dalam (Internal)

    a) Serviks meliputi cairan yang keluar, luka (lesi), kelunakan,

    posisi mobilitas, tertutup atau terbuka.

    b) Vagina meliputi cairan yang keluar

    c) Ukuran adneksa, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan massa

    (pada trimester pertama) (Syarifudin AB, dkk, 2002:73).

    8. Intervensi Dalam Pelayanan Antenatal Care (Mochtar R, 1998:73)

    Intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah perlakuan yang

    diberikan kepada ibu hamil setelah dibuat diagnosa kehamilan.

    Adapun intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah :

    a. Intervensi Dasar

    1) Pemberian Tetanus Toxoid

    10

  • a) Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari

    tetanus neonatorum, pemberian TT baru menimbulkan efek

    perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya 2 kali dengan

    interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu telah

    mendapatkan TT 2 kali pada kehamilan yang lalu atau pada

    masa calon pengantin, maka TT cukup diberikan satu kali (TT

    ulang). Untuk menjaga efektifitas vaksin perlu diperhatikan

    cara penyimpanan serta dosis pemberian yang tepat.

    b) Dosis dan pemberian 0,5 cc pada lengan atas

    c) Jadwal pemberian

    (1) Bila ibu hamil belum pernah mendapat TT atau meragukan

    perlu diberikan suntikan TT sedini mungkin (sejak

    kunjungan yang pertama), sebanyak 2 kali dengan jarak

    minimal satu bulan. Pemberian TT kepada ibu hamil tidak

    membahayakan, walaupun diberikan pada kehamilan muda.

    (2) Bila ibu pernah mendapatkan suntikan ulang/booster 1 kali

    pada kunjungan antenatal yang pertama.

    2) Pemberian tablet zat besi (Fe)

    a) Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan

    Fe pada ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan

    nifas kebutuhan meningkat.

    11

  • b) Dimulai dengan pemberian satu tablet sehari dengan segera

    mungkin, setelah rasa mual hilang, tiap tablet mengandung Fe

    So4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg, minimal

    masing-masing 90 tablet sebaiknya tidak diminum bersama-

    sama teh/kopi karena akan mengganggu penyerapan.

    3) Pemberian Tablet multivitamin yang mengandung mineral

    a) Tujuan pemberian tablet multivitamin yang mengandung

    mineral adalah untuk memenuhi kebutuhan akan berbagai

    vitamin dan mineral bagi ibu hamil dan janin/bayi selama

    hamil dan nifas.

    b) Cara pemberian 1 tablet/hari, selama masa kehamilan dan nifas.

    (Mochtar R., 1998:73)

    4) Penyuluhan bagi ibu hamil

    a) Penyuluhan bagi ibu hamil sangat diperlukan, untuk

    memberikan pengetahuan mengenai kehamilan, pertumbuhan

    dan perkembangan janin dalam rahim, perawatan diri selama

    hamil serta tanda bahaya yang perlu diwaspadai.

    b) Prinsip penyuluhan, meliputi :

    (1) Memperlakukan ibu hamil dengan sopan dan baik

    (2) Memahami, menghargai dan merasa keadaan ibu (status,

    pendidikan, sosial ekonomi, emosi) sebagaimana mestinya.

    (3) Memberikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan

    sudah dipahami.

    12

  • (4) Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil

    contoh dari kehidupan sehari-hari.

    (5) Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaan resiko yang

    dipunyai ibu.

    c) Isi penyuluhan meliputi:

    (1) Gizi tinggi protein dan tinggi kalori ibu, dianjurkan

    untuk:

    (a) Tidak membatasi jumlah dan jenis makanan

    (b) Makan makanan yang bergizi, tinggi kalori dan tinggi

    protein

    (c) Minum lebih banyak dari biasanya (10 gelas)

    (Mochtar R., 1998:73)

    (2) Perawatan Payudara

    Penyuluhan meliputi :

    (a) Manfaat perawatan payudara sejak kehamilan 7 bulan

    (b) Cara perawatan payudara

    (3) Kebersihan diri

    Selama hamil, ibu perlu lebih menjaga kebersihan diri,

    karena dengan adanya perubahan hormonal, maka rongga

    mulut dan jalan lahir peka terhadap infeksi, ibu perlu

    mandi dan sikat gigi secara teratur, minimal 2 kali sehari

    (4) Istirahat cukup dan mengurangi kerja fisik berat

    (5) Senam hamil

    13

  • Senam hamil yang baik sangat berguna dalam menghadapi

    persalinan, manfaat senam hamil adalah:

    (a) Melatih pernapasan

    (b) Melatih alat panggul dan vagina agar lentur/tidak kaku

    (c) Melancarkan peredaran darah yang pada kehamilan

    relatif lamban

    b. Intervensi Khusus

    Intervensi khusus adalah melakukan khusus yang diberikan

    kepada ibu hamil sesuai dengan faktor resiko dan kelainan yang

    ditemukan, meliputi:

    1) Faktor resiko, meliputi:

    a) Umur

    (1) Terlalu muda, yaitu dibawah 20 tahun

    (2) Terlalu tua, yaitu diatas 35 tahun

    b) Paritas

    (1) Paritas 0 (primi gravidarum, belum pernah melahirkan)

    (2) Paritas > 3

    c) Interval

    Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang-

    kurangnya 2 tahun.

    d) Tinggi badan kurang dari 145 cm

    e) Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm

    14

  • 2) Komplikasi Kehamilan

    a) Komplikasi obstetri langsung

    (1) Perdarahan

    (2) Pre eklamasi/eklamsia

    (3) Kelainan letak lintang, sungsang primi gravida

    (4) Anak besar, hidramnion, kelainan kembar

    (5) Ketuban pecah dini dalam kehamilan.

    b) Komplikasi obstetri tidak langsung

    (1) Penyakit jantung

    (2) Hepatitis

    (3) TBC (Tuberkolosis)

    (4) Anemia

    (5) Malaria

    (6) Diabetes militus

    c) Komplikasi yang berhubungan dengan obstetri, komplikasi

    akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran) (Mochtar

    R, 1998:75).

    9. Perilaku Masyarakat Sehubungan Pelayanan Kesehatan

    Masyarakat bila diserang penyakit dan juga merasakan sakit akan

    timbul berbagai macam perilaku usaha.

    a. Tidak bertindak apa-apa (No-Action). Alasannya antara lain bahwa

    kondisi yang demikian tidak menggangu kegiatan atau kerja mereka

    15

  • sehari-hari. Masyarakat memprioritaskan tugas-tugas lain yang

    dianggap lebih penting daripada mengobati sakitnya. Hal ini

    merupakan suatu bukti bahwa kesehatan belum merupakan prioritas

    hidup dan kehidupannya. Alasan lain adalah fasilitas kesehatan yang

    dibutuhkan sangat jauh letaknya, para petugas kesehatan tidak simpati,

    judes, tidak responsive, dan sebagainya. Dan akhirnya alasan takut

    dokter, takut pergi ke rumah sakit, takut biaya, dan lain-lain.

    b. Bertindak mengobati sendiri (Self Treatment)

    Masyarakat tersebut sudah percaya kepada diri sendiri, dan sudah

    merasa bahwa berdasarkan yang lalu pengobatan sendiri sudah dapat

    mendatangkan kesembuhan.

    c. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan tradisional

    Untuk masyarakat pedesaan, pengobatan tradisional masih

    menduduki tempat teratas dibanding pengobatan lainnya. Dukun

    (bermacam-macam dukun) yang melakukan pengobatan tradisional

    merupakan bagian dari masyarakat, berada ditengah-tengah

    masyarakat, dekat dengan masyarakat dan pengobatan yang

    dihasilkan adalah kebudayaan masyarakat dari pada dokter, perawat,

    bidan dan sebagainya yang masih asing bagi mereka seperti juga

    pengobatan yang dilakukan, obat-obatnya pun merupakan kebudayaan

    mereka.

    d. Mencapai pengobatan dengan membeli obat-obatan diwarung obat

    yang sejenisnya, termasuk tukang jamu, obat-obat yang mereka dapat

    16

  • pada umumnya adalah obat-obat yang tidak memakai resep sehingga

    sukar untuk dikontrol.

    e. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang diadakan

    oleh pemerintah atau lembaga kesehatan swasta, yang dikategorikan

    kedalam balai pengobatan, puskesmas dan rumah sakit.

    f. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang

    diselenggarakan oleh dokter praktek (Privacy Medicare).

    Dari uraian tersebut diatas tampak jelas bahwa prestasi masyarakat

    terhadap sehat-sakit adalah berbeda dengan konsep kita tentang sehat-sakit

    (Notoatmodjo 1993:85).

    A. Tinjauan Tentang Karakteristik

    1. Tinjauan Tentang Pengetahuan

    Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk mengingat

    fakta, simbol, prosedur, tehnik dan teori (Notoatmodjo, 1996:127). Pada

    umumnya pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan yang

    pernah diterima, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka

    semakin baik pula tingkat pengetahuannya (Nursalam, 2001:163).

    Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

    orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

    (Notoatmodjo, 1996:130). Pengetahuan juga merupakan suatu kemampuan

    seseorang untuk mengingat pengertian, tujuan, manfaat pemeriksaan

    kehamilan.

    17

  • Secara umum tingkat Pengetahuan yang dicakup dalam domain

    kognitif menurut Bloom (1908) dalam Notoatmotjo memiliki 6 tingkatan

    yaitu:

    b. Tahu (Know)

    Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari

    sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah

    mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

    bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh

    sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

    rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa

    yang dipelajarinya antara lain menyebutkan, menguraikan,

    mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

    c. Memahami (Comprehension)

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

    secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

    menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

    paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

    menyebutkan. Contoh: menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

    terhadap objek yang dipelajari.

    d. Aplikasi (Aplication)

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

    yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

    Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

    18

  • hukum-hukum rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks

    atau langsung.

    e. Analisis (Analysis)

    Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

    suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu

    struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya. Kemampuan

    analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, dapat

    menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

    mengelompokkan, dan sebagainya.

    f. Sintesis (Synthesis)

    Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

    baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

    menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

    Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas,

    dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau

    rumusan-rumusan yang telah ada.

    g. Evaluasi (Evaluation)

    Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

    penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian berdasarkan

    suatu kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat

    dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

    19

  • isi meteri yang ingin diukur dari subjek penelitian, kedalam

    pengetahuan yang ingin kita ketahui.

    2. Tinjauan Tentang Umur

    Adalah umur individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat

    berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

    seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja (Nursalam

    2001:133). Dengan bertambahnya umur seseorang maka kematangan

    dalam berpikir semakin baik sehingga akan termotivasi dalam

    memeriksakan kehamilan, juga mengetahui akan pentingnya Antenatal

    Care. Semakin muda umurnya semakin tidak mengerti tentang pentingnya

    pemeriksaan kehamilan.

    3. Tinjauan Tentang Pendidikan

    Pendidikan adalah suatu proses ilmiah yang terjadi pada manusia.

    Menurut Crow, pendidikan adalah suatu proses dimana pengalaman atau

    informasi diperoleh sebagai hasil dari proses belajar.

    Menurut Dictionary of Education, pendidikan dapat diartikan suatu

    proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk

    tingkah laku lainnya dalam masyarakat dan kebudayaan.

    Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik

    pula tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo, 1996:127).

    4. Tinjauan Tentang Pekerjaan Ibu

    Adalah kesibukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang

    kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber

    20

  • kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

    membosankan, berulang dan banyak tantangan. (Nursalam 2001:133).

    Bekerja yang pada umumnya menyita waktu, ibu yang bekerja mempunyai

    kesibukan yang banyak sehingga tidak mempunyai waktu untuk

    memeriksakan kehamilan.

    B. Paritas

    Paritas adalah keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih

    dari satu orang. Sueheilif Paritas adalah status seorang wanita sehubungan

    dengan jumlah anak yang pernah dilahirkannya. Ibu yang baru pertama

    kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga termotivasi dalam

    memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan. Sebaliknya ibu yang

    sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang mempunyai anggapan

    bahwa ia sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk

    memeriksakan kehamilannya (Sarwono, 2001:132).

    BAB III

    KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

    A. Kerangka Konsep

    21

  • Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan diteliti yang

    didasarkan atas opini peneliti dan kemungkinan untuk dapat dilaksanakannya

    penelitian, maka dapat disusun kerangka konsep sebagai berikut :

    Gambar 3.1Kerangka Konsep Penelitian

    Variabel Independen Variabel Dependen

    Kerangka konsep/paradigma yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah paradigma tunggal sederhana. Pada penelitian ini yang akan diteliti

    adalah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care yang

    dihubungkan dengan karakteristiknya yaitu umur, pendidikan, pekerjaan

    dan paritas.

    B. Definisi Operasional

    1. Tingkat pengetahuan

    Definisi : Kemampuan untuk mengingat dan menjelaskan hal-hal

    yang berkaitan dengan Antenatal Care (Pemeriksaan

    kehamilan).

    Alat ukur : Kuesioner

    Cara ukur : Wawancara dengan ibu hamil pada saat penelitian

    dilaksanakan.

    22

    Paritas

    Umur

    Pendidikan

    Pekerjaan

    Tingkat Pengetahuan Antenatal Care

  • Skala ukur : Ordinal

    Hasil ukur : 0 = kurang ( jika skor < 13 )

    1 = baik ( jika skor 13 )

    2. Umur

    Definisi : Umur dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir

    responden yang dihitung berdasarkan tanggal, bulan dan

    tahun kelahiran.

    Alat ukur : Kuesioner

    Cara ukur : Wawancara dengan ibu hamil pada saat penelitian

    dilaksanakan.

    Skala ukur : Ordinal

    Hasil ukur : 1 = < 20 tahun

    2 = 20-30 tahun

    3 = > 30 tahun

    3. Pendidikan

    Definisi : Pendidikan formal responden berdasarkan pendidikan

    ijasah terakhir.

    Alat ukur : Kuesioner

    Cara ukur : Wawancara dengan ibu hamil pada saat penelitian

    dilaksanakan.

    Skala ukur : Ordinal

    Hasil ukur : 0 = rendah ( < SMA)

    1 = tinggi ( SMA )

    4. Pekerjaan

    23

  • Definisi : Merupakan kegiatan utama ibu dalam rangka

    mendapatkan penghasilan, yang dikelompokkan ke dalam

    ibu bekerja dan tidak bekerja.

    Alat ukur : Kuesioner

    Cara ukur : Wawancara dengan ibu hamil pada saat penelitian

    dilaksanakan.

    Skala ukur : Ordinal

    Hasil ukur : 0 = tidak bekerja (URT)

    1 = bekerja

    5. Paritas

    Definisi : Merupakan suatu angka/jumlah, kesekian kalinya ibu

    merasakan masa hamil.

    Alat ukur : Kuesioner

    Cara ukur : Wawancara dengan ibu hamil pada saat penelitian

    dilaksanakan.

    Skala ukur : Ordinal

    Hasil ukur : 0 = 2

    1 = > 2

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    24

  • Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif,

    dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang tingkat pengetahuan ibu

    hamil tanpa membuat perbandingan atau hubungan antara variabel independen

    dan variabel dependen.

    B. Populasi dan Sampel

    1. Populasi Penelitian

    Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti

    (Notoatmojo, 1993:33). Pada penelitian ini populasinya adalah semua

    wanita hamil yang datang memeriksakan kehamilannya ditempat-tempat

    pelayanan kesehatan didalam wilayah kerja Puskesmas Tipo Palu

    Propinsi Sulawesi Tengah dengan jumlah perbulan 30 orang.

    2. Sampel

    Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan non

    random sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi

    (Nursalam, 2001:64). Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah ibu

    hamil yang berkunjung untuk memeriksakan kehamilannya di Puskesmas

    Tipo Palu.

    a. Tehnik Pengambilan Sampel

    Dalam penelitian ini, tehnik pengambilan sampel yang

    digunakan adalah non random sampling dengan cara accidental

    sampling, yaitu semua ibu-ibu hamil yang datang memeriksakan

    kehamilannya dijadikan sebagai responden.

    1) Kriteria Sampel

    25

  • a) Kriteria inklusi

    Adalah sampel yang dapat dimasukkan atau yang layak

    untuk diteliti, yaitu :

    (1) Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di

    Puskesmas Tipo Palu yang bersedia untuk diteliti

    dengan menandatangani surat persetujuan peserta

    penelitian.

    (2) Tidak ada kelainan jiwa

    b) Kriteria eksklusi

    Adalah karakteristik sampel yang tidak layak untuk diteliti,

    yaitu :

    (1) Tidak bersedia untuk diteliti

    (2) Ibu yang tidak kooperatif

    b. Besar sampel

    Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah ibu hamil yang

    berkunjung ke Puskesmas Tipo Palu selama bulan Januari 2006.

    Besar sampel yang diteliti berdasarkan jumlah sampel yang

    ditentukan berdasarkan jumlah rata-rata kunjungan ibu hamil di

    Puskesmas Tipo yaitu 30 orang sesuai dengan total populasi.

    C. Pengumpulan Data

    1. Data Primer

    26

  • Data yang diperlukan dari hasil pengumpulan dan pengolahan sendiri, dan

    tehnik yang akan dilakukan untuk pengumpulan data adalah turun ke

    lapangan dengan cara wawancara dengan setiap responden untuk

    memperoleh informasi serta data-data yang akurat yang berhubungan

    dengan masalah yang akan diteliti.

    2. Data Sekunder

    Data yang diperoleh dari Puskesmas Tipo Palu pada bulan Desember 2005

    tentang kunjungan Antenatal di wilayah kerja Puskesmas Tipo mengenai

    cakupan K1 dan K4.

    D. Pengolahan Data

    Pada penelitian ini penulis menggunakan tahap-tahap pengolahan data

    sebagai berikut :

    1. Editing : Memeriksa kembali data dan menyelesaikannya

    dengan rencana semula seperti yang diinginkan, apakah tidak ada yang

    salah.

    2. Coding : Pemberian nomor kode atau bobot pada jawaban yang

    bersifat kategori

    3. Tabulating : Penyusunan data berdasarkan variabel yang diteliti

    4. Cleaning : Membersihkan data dengan melihat variabel yang

    digunakan apakah datanya sudah benar atau belum.

    5. Describing : Menggambarkan atau menerangkan data.

    E. Analisa Data

    27

  • Penelitian ini menggunakan analisa data deskriptif, yaitu memberikan

    gambaran tentang kondisi objek tanpa membuat suatu perbandingan. Analisa

    yang digunakan adalah analisa univariat dengan menghitung distribusi

    frekuensi dan proporsi tiap variabel yang diteliti.

    F. Etika Penelitian

    1. Informed Consent

    Sebelum melakukan penelitian maka akan diedarkan lembar persetujuan

    untuk menjadi responden, dengan tujuan agar subyek mengerti maksud

    dan tujuan penelitian, serta mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia,

    maka responden harus menanda tangani lembar persetujuan dan jika

    responden bersedia maka peneliti harus menghormati hak pasien.

    2. Anomity (tanpa nama)

    Menjelaskan bentuk alat ukur dengan tidak perlu mencantumkan nama

    pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada lembar

    pengumpulan data.

    3. Confidentiality

    Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh

    peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

    riset.

    G. Keterbatasan Penelitian

    28

  • Dalam penelitian ini, keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah:

    1. Keterbatasan waktu.

    2. Disamping itu, pada saat mengumpulkan data juga sangat ditentukan oleh

    kemampuan pewawancara dalam menanyakan dan kemampuan responden

    dalam menjawab pertanyaan.

    29

  • BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    Berikut ini, akan disajikan hasil penelitian dari 30 responden yang

    dilakukan di Puskesmas Tipo Palu, pada bulan Januari 2006.

    Adapun hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk analisis

    univariat yaitu:

    1. Karateristik Ibu

    a. Umur responden

    Tabel 5.1Distribusi Responden Menurut Umur

    Ibu Hamil Tentang Antenatal CareDi Puskesmas Tipo Palu

    Tahun 2006

    No. Umur Jumlah %1.2.3.

    < 20 tahun 20-30 tahun

    > 30 tahun

    11811

    3,360

    36,7Jumlah 30 100

    Sumber: Data Primer yang diolah

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa umur ibu yang relatif

    muda adalah 30

    tahun sebanyak 11 orang (36,7%).

    30

  • b. Tingkat pendidikan responden

    Tabel 5.2Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan

    Ibu Hamil Tentang Antenatal CareDi Puskesmas Tipo Palu

    Tahun 2006

    No. Tingkat Pendidikan Jumlah %1.

    2.

    < SMA

    SMA

    13

    17

    43.3

    56.7Jumlah 30 100

    Sumber: Data Primer yang diolah

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi tingkat

    pendidikan responden memperlihatkan bahwa sebagian besar tingkat

    pendidikan SMA yaitu sebanyak 17 orang (56.7%) sedangkan

    responden yang memiliki tingkat pendidikan < SMA adalah 13 orang

    (43.3%).

    c. Status pekerjaan responden

    Pada penelitian ini status pekerjaan responden hanya dibagi

    dua yaitu bekerja dan tidak bekerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

    pada tabel berikut:

    Tabel 5.3Distribusi Responden Menurut Pekerjaan

    Ibu Hamil Tentang Antenatal CareDi Puskesmas Tipo Palu

    Tahun 2006

    No. Pekerjaan Jumlah %1.

    2.

    Tidak Bekerja

    Bekerja

    24

    6

    80

    20Jumlah 30 100

    Sumber: Data Primer yang diolah

    31

  • Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar ibu tidak

    bekerja yaitu sebanyak 24 orang (80%) sedangkan ibu yang bekerja

    adalah 6 orang (20%).

    d. Status kehamilan (Paritas)

    Dalam penelitian ini status kehamilan juga dibagi menjadi dua

    kategori yaitu 2 dan >2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

    berikut:

    Tabel 5.4Distribusi Responden Menurut Status Kehamilan (Paritas)

    Di Puskesmas Tipo PaluTahun 2006

    No. Status Kehamilan (Paritas) Jumlah %

    1.

    2.

    > 2

    2

    10

    20

    33.3

    66.7Jumlah 30 100

    Sumber: Data Primer yang diolah

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ibu yang hamil 2

    sebanyak 20 orang (66.7%) sedangkan ibu yang hamil >2 adalah 10

    orang (33.3%).

    2. Pengetahuan Responden

    Tabel 5.5Distribusi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Ibu

    Di Puskesmas Tipo PaluTahun 2006

    No. Tingkat Pengetahuan Jumlah %1.

    2.

    Kurang baik

    Baik

    15

    15

    50

    50Jumlah 30 100

    Sumber: Data Primer

    32

  • Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan tentang

    antenatal care yang baik adalah 15 orang (50%) sedangkan yang memiliki

    tingkat pengetahuan kurang baik juga berjumlah 15 orang (50%).

    B. Pembahasan

    1. Karateristik Responden

    a. Umur

    Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang datang

    memeriksakan kehamilannya sebagian besar atau 60% ibu pada

    rentang usia 20-30 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden

    memiliki usia yang ideal untuk hamil dan mempunyai anak. Karena

    dengan usia yang ideal diharapkan responden tersebut juga telah

    memiliki pengetahuan yang cukup tentang kehamilan itu sendiri.

    Dengan demikian kesiapan mental seseorang lebih baik terutama

    dalam menghadapi kehamilannya. Karena dengan bertambahnya

    umur seseorang maka kematangan dalam berpikir semakin baik

    sehingga akan termotivasi dalam memeriksakan kehamilan, juga

    mengetahui akan pentingnya Antenatal Care. Sejalan dengan

    pendapat Nursalam 2001:133 bahwa semakin cukup umur, tingkat

    kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

    berpikir dan bekerja.

    b. Tingkat pendidikan ibu

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

    responden memiliki tingkat pendidikan menengah ke atas SMA

    33

  • (56.67%). Oleh karena itu tingkat pengetahuan responden diharapkan

    baik pula. Dan dengan pendidikan yang tinggi diharapkan akan lebih

    mudah menerima dan menerapkan informasi tentang antenatal care

    Nursalam, 2001:163 berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat

    pendidikan seseorang maka semakin baik pula tingkat

    pengetahuannya. Dan menurut Crow, pendidikan adalah suatu proses

    dimana pengalaman atau informasi diperoleh sebagai hasil dari proses

    belajar. Sedangkan Dictionary of Education, mengatakan bahwa

    pendidikan dapat diartikan suatu proses dimana seseorang

    mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah laku lainnya

    dalam masyarakat dan kebudayaan.

    c. Status pekerjaan ibu

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu

    tidak bekerja yaitu 24 orang (80%). Hal tersebut menunjukkan bahwa

    ibu hamil berperan lebih banyak sebagai ibu rumah tangga,

    dibandingkan harus bekerja di luar rumah. Dengan demikian

    diharapkan para ibu lebih mempunyai waktu dalam memeriksakan

    kehamilannya, karena ibu yang bekerja lebih sering tidak mempunyai

    waktu dalam memeriksakan kehamilannya seperti yang dikatakan

    oleh Nursalam (2001:133) bahwa pekerjaan bukanlah sumber

    kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

    membosankan, berulang dan banyak tantangan dan bekerja pada

    umumnya menyita waktu. Ibu yang bekerja mempunyai kesibukan

    34

  • yang banyak sehingga tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan

    kehamilan.

    d. Status kehamilan (Paritas}

    Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ibu hamil 2 kali

    mempunyai jumlah yang lebih besar yaitu 66.67%. dengan demikian

    diharapkan pula telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang arti

    NKKBS yaitu Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejatera dan tidak

    percaya lagi dengan mitos banyak anak banyak rejeki. Ibu yang baru

    pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga

    termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan.

    Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang

    mempunyai anggapan bahwa ia sudah berpengalaman sehingga tidak

    termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya (Sarwono, 2001:132).

    2. Tingkat pengetahuan responden tentang antenatal care.

    Dari hasil analisa pengetahuan responden tentang antenatal care,

    didapatkan hasil bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan

    baik yaitu 50%. Ini berarti responden telah memiliki pengetahuan yang

    baik karena telah mendapatkan informasi dari bidan praktek atau dokter

    dan lain sebagainya. Sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang baik

    adalah 50%. Ini dipengaruhi oleh kurangnya informasi yang diterima

    terutama tentang pentingnya perawatan kehamilan dan lebih cenderung

    mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan tradisional karena untuk

    masyarakat pedesaan, pengobatan tradisional masih menduduki tempat

    35

  • teratas dibanding pengobatan lainnya. Dukun yang melakukan

    pengobatan tradisional merupakan bagian dari masyarakat, berada

    ditengah-tengah masyarakat, dekat dengan masyarakat dan pengobatan

    yang dihasilkan adalah kebudayaan masyarakat dari pada dokter,

    perawat, bidan dan sebagainya yang masih asing bagi mereka seperti juga

    pengobatan yang dilakukan, obat-obatnya pun merupakan kebudayaan

    mereka. Dalam hal ini peran petugas kesehatan dalam upaya

    meningkatkan tingkat pengetahuan ibu hamil sangatlah diharapkan.

    Karena pada umumnya pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh

    pendidikan yang pernah diterima, semakin tinggi tingkat pendidikan

    seseorang maka semakin baik pula tingkat pengetahuannya Nursalam,

    2001:163. dan menurut Notoatmodjo, 1996:130 Pengetahuan adalah

    merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

    penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

    panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

    penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

    diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan

    domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

    36

  • BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

    1. Umur responden yang paling banyak berada pada rentang usia 20-30

    tahun sebesar 60% dan tingkat pendidikan menengah keatas lebih besar

    yaitu 56.67% sedangkan jumlah responden yang tidak bekerja lebih besar

    yaitu 80% serta status kehamilan (Paritas} 2 adalah sebesar 66.67%.

    2. Tingkat pengetahuan responden tentang antenatal care yang baik dan yang

    kurang baik adalah sama besar.

    B. Saran

    Berdasarkan hasil kesimpulan yang ada maka penulis mengajukan saran

    sebagai berikut:

    1. Untuk Puskesmas Tipo diharapkan lebih memperhatikan ibu-ibu hamil

    terutama di daerah terpencil dimana tingkat kematian ibu dan bayi masih

    tinggi.

    2. Bagi petugas kesehatan yang bertugas di Puskesmas Tipo agar

    meningkatkan kegiatan penyuluhan yang berkaitan dengan kehamilan

    agar pengetahuan ibu hamil lebih baik.

    3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk melaksanakan dan membuat

    penelitian yang lebih baik.

    37

  • DAFTAR PUSTAKA

    Depkes RI, 1997, Pedoman Pelayanan Antenatal Di Tingkat Pelayanan Dasar, Jakarta.

    Ibrahim Christina. S, 1993, Perawatan Kebidanan, Buana Karya Aksara, Jakarta.

    Mannaba IBG, 2001, Kapita Selecta Penatalaksanaan Rutin Obstetric Ginecologi dan KB, EGC, Jakarta.

    Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, Jilid 2, Edisi 2, EGC, Jakarta.

    Notoatmodjo, 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta.

    Notoatmodjo, 1996, Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

    Nursalam, 2003, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta.

    Pusdiknakes. WHO Jh Piego, 2003, Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan Bagi Dosen Diploma II Kebidanan, Buku 2 Agustus Antenatal, Pusdiknakes, Jakarta.

    Saifudin Abdul Bari, dkk, 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-YS, Jakarta.

    Sarwono, 2000, Pelayanan Kesehatan Anternal dan Neonatal 2, NPPKN, Rogi, Jakarta.

    38

    6.Kebijakan Pelayanan Antenatal CareA.Tinjauan Tentang Karakteristik1.Tinjauan Tentang Pengetahuan2.Tinjauan Tentang UmurB.ParitasB.Definisi OperasionalB.Populasi dan Sampel a.Umurb.Tingkat pendidikan ibuc.Status pekerjaan ibud.Status kehamilan (Paritas}