12
Tugas Mandiri Model Pembelajaran Kooperatif dan Model Pembelajaran Koolaboratif serta Implementasinya dalam Pembelajaran Matematika Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan Strategi Pembelajaran Matematika Oleh: Arifa Rahmi NIM. 15205061 Dosen Pembimbing: Dr. Edwin Musdi, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 1437 H/2015 M

15205061 (KLP 8)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Model Pembelajaran kooperatif

Citation preview

Page 1: 15205061 (KLP 8)

0

Tugas Mandiri

Model Pembelajaran Kooperatif dan Model Pembelajaran Koolaboratif serta

Implementasinya dalam Pembelajaran Matematika

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan

Strategi Pembelajaran Matematika

Oleh:

Arifa Rahmi

NIM. 15205061

Dosen Pembimbing:

Dr. Edwin Musdi, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

1437 H/2015 M

Page 2: 15205061 (KLP 8)

1

Resume Model Pembelajaran Kooperatif dan Model Pembelajaran Koolaboratif

serta Implementasinya dalam Pembelajaran Matematika

A. Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Istilah kooperatif hanya berlaku di sekolah dengan fokus di kelas-kelas

menurut satuan pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan menengah atas.

Menurut Kauchak dan Eggen, pembelajaran kooperatif merupakan strategi

pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk belajar secara kolaborasi

dalam mencapai tujuan.

Menurut Scot, pembelajaran kooperatif merupakan suatu proses

penciptaan lingkungan pembelajaran kelas yang memungkinkan peserta didik

bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Sedangkan

menurut Benner menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif menyangkut

teknik pengelompokkan yang didalamnya peserta didik bekerja secara terarah

pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang pada umumnya terdiri

dari 4-5 orang.1

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif

adalah suatu strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik didik bekerja

sama dalam kelompok-kelompok kecil dengan tingkat kemampuan berbeda

untuk meningkatkan pemahaman tentang suatu pokok bahasan, dimana

masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab untuk belajar apa yang

diajarkan dan membantu temannya untuk belajar, sehingga tercapailah hasil

belajar yang tinggi.

2. Tujuan, Prinsip, Ciri-ciri dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif

Ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif, yaitu

adanya peserta dalam kelompok, adanya aturan kelompok, adanya upaya

belajar setiap anggota kelompok dan adanya tujuan yang harus dicapai. Tujuan

model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik peserta didik

1Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran., Jakarta: PT. Grafindo

Persada, 2014, h.159-160.

Page 3: 15205061 (KLP 8)

2

meningkat dan peserta didik dapat menerima berbagai keragaman dari

temannya serta mengembangkan keterampilan sosial.

Prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut Muslimin adalah

sebagai berikut:2

a. Setiap anggota kelompok (peserta didik) bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

b. Setiap anggota kelompok (peserta didik) harus mengetahui bahwa semua

anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

c. Setiap anggota kelompok (peserta didik) harus membagi tugas dan

tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

d. Setiap anggota kelompok (peserta didik) akan dievaluasi.

e. Setiap anggota kelompok (peserta didik) berbagi kepemimpinan dan

membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses

belajarnya.

f. Setiap anggota kelompok (peserta didik) akan diminta untuk

mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam

kelompok kooperatif.

Pembelajaran kooperatif ada lima unsur dasar dengan ciri-ciri sebagai

berikut: (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan,

(3) tatap muka, (4) komunikasi antar anggota dan (5) evaluasi proses

kelompok.3 Sedangkan menurut Th. Widyantini ciri-ciri pembelajaran

kooperatif sebagai berikut:4

a. Peserta didik dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi

belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.

b. Kelompok dibentuk dari peserta didik yang memiliki kemampuan yang

berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Jika

mungkin, anggota kelompok berasal dari suku atau agama yang berbeda

serta memperhatikan kesetaraan gender.

c. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok daripada masingmasing

individu.

Menurut Muslimin, hasil penelitian yang menunjukkan manfaat

pembelajaran kooperatif bagi peserta didik dengan hasil belajar yang rendah

antara lain:5

a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas

b. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

2Th. Widyantini, Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD dalam Pembelajaran Matematika SMP,

Yogyakarta: Pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan matematika,

2008, h.5. 3Ali Hamzah dan Muhlisrarini, op.cit, h.161.

4Th. Widyantini, op.cit, h.5.

5Ibid., h.6.

Page 4: 15205061 (KLP 8)

3

c. Memperbaiki kehadiran

d. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar

e. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil

f. Konflik antar pribadi berkurang;

g. Sikap apatis berkurang;

h. Motivasi lebih besar atau meningkat;

i. Hasil belajar lebih tinggi;

j. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Terdapat enam sintaks/langkah dalam pembelajaran kooperatif yaitu:6

Langkah Indikator Tingkah Laku Guru

1 Menyampaikan tujuan

dan memotivasi

peserta didik

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan mengomunikasikan

kompetensi dasar yang akan dicapai

serta memotivasi peserta didik.

2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada

peserta didik dengan cara

demonstrasikan atau melalui bahan

bacaan.

3 Mengorganisasikan

peserta didik ke dalam

kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada peserta

didik bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu

setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efisien

4 Membimbing

kelompok belajar

Guru memotivasi serta memfasilitasi

kerja peserta didik untuk materi

pembelajaran dalam kelompok-

kelompok belajar.

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar

tentang materi pembelajaran yang

telah dilaksanakan.

6 Memberikan

penghargaan

Guru memberi penghargaan hasil

belajar individual dan kelompok.

4. Jenis-jenis Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif terbagi menjadi dua bagian yaitu kelompok

jangka pendek dan kelompok jangka panjang. Kelompok jangka pendek jangka

waktunya bekerja di dalam kelompok hanya itu saja, sehingga peserta didik

mempunyai banyak kesempatan berinteraksi dengan temannya. Kelompok

jangka panjang waktu bekerjanya lama karena periode bekerja dalam

kelompok untuk kegiatan lainnya, dimana antar anggota kelompok akan lebih

6Th. Widyantini, log.cit.,

Page 5: 15205061 (KLP 8)

4

banyak lagi saling mengenal dengan baik dan terbiasa dengan cara belajar

teman-temannya. Beberapa model pembelajaran kooperatif yang telah

dikembangkan oleh para ahli diantaranya adalah:

a. Pembelajaran kooperatif tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana. Selain itu, dapat digunakan untuk

memberikan pemahaman konsep materi yang sulit kepada peserta didik

dimana materi tersebut telah dipersiapkan oleh guru melalui lembar kerja

atau perangkat pembelajaran yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe

STAD dikembangkan oleh Slavin dkk.7 Dimana pada pembelajaran ini

peserta didik dikelompokkan secara heterogen, kemudian peserta didik

yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu:

1 Langkah

1

Guru menyampaikan materi pembelajaran ke peserta

didik secara klasikal (paling sering menggunakan model

pembelajaran langsung)

2 Langkah

2

Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa

kelompok (setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 peserta

didik yang heterogen, baik dari segi kemampuan,

agama, jenis kelamin atau lainnya).

3 Langkah

3

Dilanjutkan diskusi kelompok untuk penguatan materi

(saling bantu membantu untuk memperdalam materi

yang sudah diberikan)

4 Langkah

4

Guru memberikan tes individual, masing-masing

mengerjakan tes tanpa boleh saling bantu membantu

diantara anggota kelompok.

5 Langkah

5

Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan

perolehan nilai peningkatan individual dari skor dasar

ke skor kuis.

b. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

Tipe Jigsaw mengkondisikan peserta didik untuk beraktifitas secara

kooperatif dalam dua kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli.

Aktifitas tersebut meliputi saling berbagi pengetahuan, ide, menyanggah,

memberikan umpan balik dan mengajar rekan sebaya. Seluruh aktifitas

tersebut dapat menciptakan lingkungan belajar dimana peserta didik secara

aktif melaksanakan tugas sehingga pembelajaran lebih bermakna.

7Ibid., h.7.

Page 6: 15205061 (KLP 8)

5

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yaitu:8

1) Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok (disebut

dengan kelompok asal, setiap kelompok terdiri dari 4–6 peserta didik

dengan kemampuan yang heterogen). Setiap anggota kelompok

nantinya diberi tugas untuk memilih dan mempelajari materi yang

telah disiapkan oleh guru (misal ada 5 materi/topik).

2) Di kelompok asal, setelah masing-masing peserta didik menentukan

pilihannya , mereka langsung membentuk kelompok ahli berdasarkan

materi yang dipilih. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:

3) Setelah setiap kelompok ahli mempelajari (berdiskusi) tentang

materinya masing-masing, setiap anggota dalam kelompok ahli

kembali lagi ke kelompok asal untuk menjelaskan/menularkan apa-

apa yang telah mereka pelajari/diskusikan di kelompok ahli.

Ilustrasinya adalah sebagai berikut:

8Sofan Amri, Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, Jakarta: PT. Prestasi

Pustakaraya, 2013, h.10-11.

Kelompok Asal

- Misal 1 kelas: 40 anak

- Ada 5 topik yang akan

dipelajari

- Kelompok asal ( 40:5 = 8 kel.)

Kelompok Asal

Kelompok Ahli

Materi A Materi B Materi C Materi D Materi E

Kelompok Asal

Kelompok Ahli

Materi A Materi B Materi C Materi D Materi E

Page 7: 15205061 (KLP 8)

6

4) Dalam tipe ini peran guru lebih banyak sebagai fasilitator, yaitu

memfasilitasi agar pelaksanaan kegiatan diskusi dalam kelompok ahli

maupun penularan dalam kelompok asal berjalan secara efektif dan

optimal.

5) Setelah masing-masing anggota dalam kelompok asal selesai

menyampaikan apa yang dipelajari sewaktu dalam kelompok ahli,

guru memberikan soal/kuis pada seluruh peserta didik. Soal harus

dikerjakan secara individual.

6) Nilai dari pengerjaan kuis individual digunakan sebagai dasar

pemberian nilai penghargaan untuk masing-masing kelompok. Teknik

penilaian/penghargaan akan dijelaskan tersendiri di akhir bab

pembelajaran kooperatif ini.

c. Pembelajaran kooperatif tipe TGT

Pembelajaran kooperatif tipe TGT atau Team Games Tournament

merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang melibatkan

aktivitas seluruh peserta didik tanpa ada perbedaan status, melibatkan

peserta didik sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan

reinforcement.9 Aktivitas ini memungkinkan peserta didik dapat belajar

lebih rileks, menumbuh tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan

keterlibatan belajar.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu:

1) Beri informasi secara klasikal

2) Bentuk kelompok beranggotakan 4-5 peserta didik (kemampuan

peserta didik heterogen)

3) Diskusi kelompok untuk penguatan pemahaman materi yang dikaitkan

dengan kuis/latihan yang telah diberikan (mempelajari kembali)

4) Permainan/turnamen (dalam setiap kelompok diwakili satu orang)

5) Beri soal untuk dilombakan

6) Beri penghargaan pada kelompok yang wakilnya dapat maju terus

sampai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

d. Pembelajaran kooperatif tipe ETH

Pembelajaran kooperatif tipe ETH atau Everyone is a Teacher Here

merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang tepat untuk

mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan maupun individual,

9Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011, h.92.

Page 8: 15205061 (KLP 8)

7

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan sebagai guru

atau pengajar bagi kawan-kawannya.10

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe ETH yaitu:11

1) Bagikan kertas kepada setiap peserta didik dan mintalah mereka

menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi pokok yang telah atau

sedang dipelajari, atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan

dalam kelas.

2) Kumpulkan kertas-kertsa tersebut, dikocok dan dibagikan kembali

secara acak kepada masing-masing peserta didik dan diusakan

pertayaan tidak kembali kepada yang bersangkutan.

3) Mintalah mereka membaca dan memahami pertanyaan di kertas

masing-masing, sambil memikirkan jawabannya.

4) Undang sukarelawan (volunter) untuk membacakan pertanyaan yang

ada di tangannya (untuk menciptakan budaya bertanya, upayakan

memotivasi peserta didik untuk angkat tangan bagi yang siap

membaca tanpa langsung menunjuknya).

5) Mintalah dia memberikan respon (jawaban/penjelasan) atas

pertanyaan atau permasalahn tersebut, kemudian mintalah kepada

teman sekelasnya untuk memberikan pendapat atau melengkapi

jawabannya.

6) Berikan apresiasi (pujian/ tidak menyepelekan) terhadap setiap

jawaban/ tanggapan peserta didik agar termotivasi dan tidak takut

salah.

7) Kembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara peserta didik

bergantian membacakan pertanyaan di tangan masing-masing sesuai

waktu yang tersedia.

8) Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.

e. Pembelajaran kooperatif tipe NHT

Pembelajaran kooperatif tipe NHT atau Numbered Heads Together

merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif dengan cara setiap

peserta didik diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara

acak, guru memanggil nomor dari peserta didik.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu:

1) Peserta didik dibagi dalam kelompok dan setiap peserta didik

mendapat nomor.

2) Guru memberikan tugas dan tiap-tiap kelompok disuruh untuk

mengerjakannya.

10

Kriswadani dan Novisita R., Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Everyone is a

Teacher Here terhadap keaktifan belajar dan hasil belajar siswa, 2014, Prodi Pendidikan matematika,

Universitas Kristen Satya Wacana. 11

Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: RaSAIL Media

Group, 2009, h.74.

Page 9: 15205061 (KLP 8)

8

3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan

bahwa setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.

4) Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dan peserta didik

yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.

5) Peserta didik yang lain diminta untuk menanggapi, kemudian guru

menunjuk nomor lain.

6) Kesimpulan.

Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah setiap peserta

didik menjadi siap semua, peserta didik dapat melakukan diskusi dengan

sungguh-sungguh dan peserta didik yang pandai dapat mengajari peserta

didik yang kurang pandai. Akan tetapi terdapat juga kelemahan

pembelajaran ini yaitu kemungkinan nomor yang dipanggil, akan

dipanggil lagi oleh guru dan tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh

guru.12

B. Model Pembelajaran Kolaboratif

1. Pengertian Model Pembelajaran Kolaboratif

Dua orang atau lebih bekerja sama memecahkan masalah bersama untuk

mencapai tujuan tertentu dikatakan model belajar kolaboratif. Ada beberapa

unsur terpenting dalam belajar kolaboratif yaitu tujuan yang sama: tujuan yang

sama ada pada anggota-anggota dalam proses pembelajaran secara efektif

mengarah kepada tujuan yang direncanakan. Dalam mencapai tujuan tertentu

peserta didik bekerja sama untuk memecahkan masalah yang ditugaskan oleh

guru. Ketergantungan positif: setiap anggota kelompok hanya dapat berhasil

mencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama.

2. Prinsip, Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kolaboratif

Prinsip-prinsip belajar kolaboratif antara lain: (1) mengajarkan

keterampilan kerja sama mempraktikkan dan seberapa baik keterampilan-

keterampilan digunakan. (2) membangun kelompok yang kohesif, maka

kegiatan kelas dapat meningkat. (3) Kegiatan belajar yang mengarahkan

perilaku masing-masing. Untuk dapat melaksanakan ketiga prinsip tersebut,

diperlukan strategi-strategi seperti siklus, menunjukkan keterampilan

12

Hamdani, op.cit, h.90.

Page 10: 15205061 (KLP 8)

9

kooperatif, sekaligus melaksanakan kegiatan kekohesifan dan tanggung

jawab.13

Tujuan konteks pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran yang

berasaskan koperatif. Sehingga untuk mewujudkan pembelajaran kolaboratif

diawali dengan membiasakan peserta didik dengan pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif yang didesain oleh guru, akan menjadi awal

perubahan di kelas. Jika peserta didik terbiasa bekerjasama, saling tergantung

satu dengan yang lain untuk memperoleh pengetahuan, maka peserta didik

akan berkembang menjadi peserta didik yang kolaboratif.

Manfaat model pembelajaran kolaboratif yaitu:14

a. Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok, karena interaksi anggota

kelompok berpengaruh terhadap penguasaan konsep.

b. Peserta didik belajar memecahkan masalah dalam kelompok.

c. Memupuk rasa kebersamaan antara peserta didik, mampu mengenali sifat,

mampu bependapat yang berbeda dan mampu mengelolanya.

d. Meningkatkan keberanian, memunculkan ide atau pendapat untuk

pemecahan bersama, setiap individu diarahkan untuk mengajarkan atau

memberi tahu temannya jika mengetahui dan menguasai permasalahannya.

e. Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan

bersama.

f. Setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yang merasa

memiliki tanggung jawab yang terwujud pada kebersamaan dalam belajar.

3. Macam-macam Model Pembelajaran Kolaboratif

Ada banyak macam pembelajaran kolaboratif yang pernah dikembangkan

oleh para ahli maupun praktisi pendidikan, teristimewa oleh para ahli Student

Team Learning pada John Hopkins University antara lain:

1. Learning Together. Dalam metode ini kelompok-kelompok sekelas

beranggotakan peserta didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok

bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu

kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian

didasarkan pada hasil kerja kelompok.

2. Group Investigation (GI). Semua anggota kelompok dituntut untuk

merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang

dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa

saja yang akan melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan

penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasarkan pada proses dan

hasil kerja kelompok.

13

Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Ibid., h.156-157. 14

Ibid., h.157.

Page 11: 15205061 (KLP 8)

10

3. Academic-Constructive Controversy (AC). Setiap anggota kelompok dituntut

kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang

dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama

anggota sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan

pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas

pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi,

kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada kemampuan

setiap anggota maupun kelompok mempertahankan posisi yang dipilihnya.

4. Complex Instruction (CI). Metode pembelajaran ini menekankan pelaksanaan

suatu proyek yang berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang

sains, matematika dan pengetahuan sosial. Fokusnya adalah

menumbuhkembangkan ketertarikan semua anggota kelompok terhadap

pokok bahasan. Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang

bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para peserta didik

yang sangat heterogen. Penilaian didasarkan pada proses dan hasil kerja

kelompok.

5. Team Accelerated Instruction (TAI). Bentuk pembelajaran ini merupakan

kombinasi antara pembelajaran kooperatif/ kolaboratif dengan pembelajaran

individual. Secara bertahap, setiap anggota kelompok diberi soal-soal yang

harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu dilaksanakan

penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah

diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal tahap

berikutnya. Namun jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan

soal tahap pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal lain pada tahap

yang sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal.

Penilaian didasarkan pada hasil belajar individual maupun kelompok.

6. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Model

pembelajaran ini mirip dengan TAI. Sesuai namanya, model pembelajaran ini

menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Dalam

pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai kemampuan membaca,

menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam

kelompoknya.

Kesimpulan

Model pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran yang

melibatkan peserta didik didik bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil dengan

tingkat kemampuan berbeda untuk meningkatkan pemahaman tentang suatu pokok

bahasan, dimana masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab untuk belajar

apa yang diajarkan dan membantu temannya untuk belajar, sehingga tercapailah hasil

belajar yang tinggi.

Model pembelajaran kolaboratif adalah suatu strategi pembelajaran dimana dua

orang atau lebih bekerja sama memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan

tertentu. Ada beberapa unsur terpenting dalam belajar kolaboratif yaitu tujuan yang

Page 12: 15205061 (KLP 8)

11

sama: tujuan yang sama ada pada anggota-anggota dalam proses pembelajaran secara

efektif mengarah kepada tujuan yang direncanakan. Dalam mencapai tujuan tertentu

peserta didik bekerja sama untuk memecahkan masalah yang ditugaskan oleh guru.

Ketergantungan positif: setiap anggota kelompok hanya dapat berhasil mencapai tujuan

apabila seluruh anggota bekerja sama.

Referensi

Ali Hamzah dan Muhlisrarini. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran.. Jakarta:

PT. Grafindo Persada.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Ismail. 2009. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang:

RaSAIL Media Group.

Kriswadani dan Novisita R. 2014. Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

Everyone is a Teacher Here terhadap keaktifan belajar dan hasil belajar siswa.

Prodi Pendidikan matematika. Universitas Kristen Satya Wacana dapat diakses

pada http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5632/3/T1_202010091_Full

%20text.pdf.

Sofan Amri. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.

Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Th. Widyantini. 2008. Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD dalam Pembelajaran

Matematika SMP. Yogyakarta: Pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik

dan tenaga kependidikan matematika.