Upload
arifa-rahmi
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 15205061 (KLP 2)
1/10
0
Tugas Mandiri 2
Resume Teori Pembelajaran Berbasis Tingkah Laku
Vs Psikologi Kognitif
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan
Strategi Pembelajaran Matematika
Oleh:
Arifa Rahmi
NIM. 15205061
Dosen Pengampu:
Dr. Edwin Musdi, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
1436 H/2015 M
8/17/2019 15205061 (KLP 2)
2/10
1
Resume Teori Pembelajaran Berbasis Tingkah Laku Vs Psikologi Kognitif
A. Konsep Dasar Belajar dan Pembelajaran
Istilah belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki
keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses
pendidikan. Perbedaan antara belajar dan pembelajaran terletak pada
penekanannya. Pembahasan masalah belajar lebih menekankan pada bahasan
tentang siswa dan proses yang menyertai dalam rangka perubahan tingkah lakunya.
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Santrock dan Yussen mendefenisikan belajar sebagai perubahan
yang relatif bersifat permanen karena adanya pengalaman. Sedangkan menurut
Morgan menyatakan bahwa belajar adalah merupakan salah satu yang relatif
tetap dari tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman.1 Dengan demikian
dapat diketahui pengalaman dan latihan untuk memperoleh kemampuan baru
dan merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap, sebagai akibat dari
latihan.
Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif
permanen dalam proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman karena
adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
2. Ciri-ciri Perilaku Belajar
Tidak semua tingkah laku dikategorikan sebagai aktivitas belajar.
Adapun tingkah laku yang dikategorikan sebagai perilaku belajar memilikiciri-ciri sebagai berikut:2
a. Perubahan tingkah laku secara sadar.
b. Perubahan bersifat kontinu dan fungsional.
c.
Perubahan bersifat positif dan aktif.
1 Visi Universal Pendidikan. Pengertian Belajar dan Macam-macam Teori Belajar.
http://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-belajar-dan-macam-macam.html. diakses tanggal
05 September 2015.2 Sugiyanto, Op.Cit , h.3.
http://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-belajar-dan-macam-macam.htmlhttp://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-belajar-dan-macam-macam.html
8/17/2019 15205061 (KLP 2)
3/10
2
d. Perubahan bukan bersifat sementara.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
f.
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.3 Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar, sedang faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar
individu. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
Faktor ekstern yang berpengaruh dalam belajar meliputi faktor keluarga, faktor
sekolah dan faktor masyarakat.
B.
Konsep Dasar Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah terjadi sebuah proses yaitu
interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa jika terjadi kegiatan belajar
kelompok. Dalam interaksi tersebut akan terjadi sebuah proses pembelajaran,
pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan
kognitif, emosional dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh,
meningkatkan atau membuat perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai dan
pandangan dunia.
1. Pengertian Pembelajaran
Menurut UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003, pembelajaran berarti suatu
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Menurut Sudjana merupakan setiap upaya yang dilakukan
dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik
melakukan kegiatan belajar. Lingkungan belajar meliputi ruang belajar, guru,
alat peraga, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya yang relevan dengankegiatan belajar siswa.4
Dari berbagai pengertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar dalam upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasikan dan menciptakan sistem
3
Ibid ., h.4.4 Ibid ., h.7.
8/17/2019 15205061 (KLP 2)
4/10
3
lingkungan belajar sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara
efektif dan efisien serta dengan hasil optimal.
2. Metode Pembelajaran
Metode adalah suatu cara yang teratur guna untuk mencapai suatu tujuan.
Metode pembelajaran yang ditetapkan guru memungkinkan peserta didik
banyak belajar proses (learning by process) yang memungkinkan tercapainya
tujuan belajar dari segi kognitif, afektif dan psikomotor.5 Oleh karena itu
pembelajaran harus diarahkan untuk mencapai sasaran dan banyak
menekankan pembelajaran melalui proses belajar secara aktif dalam
pembelajaran. Macam-macam metode pembelajaran diantaranya yaitu:
a.
Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Diskusi (diskusi kelompok)
d. Demontrasi dan eksperimen
e.
Tugas belajar dan resitas
f. Kerja kelompok
g. Pemecahan masalah
h.
Latihan (drill )
3. Peran Guru dalam Aktivitas Pembelajaran
Peran guru dalam aktivitas pembelajaran sangat komplek. Guru tidak
sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, akan tetapi
guru juga dituntut untuk memainkan berbagai peran yang bertujuan untuk
mengembangkan potensi anak didiknya secara optimal. Djamarah merumuskan
peran guru dalam pembelajaran yaitu kolektor, inspirator, informator,
organisator, motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstrator, pengelola kelas, mediator, supervisor dan evaluator.6
C. Teori Belajar
1. Pengertian Teori Belajar
Teori-teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang
belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks. Ada tiga
kategori utama atau kerangka filosofi mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori
5
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar , Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011, h.81.6 Sugiyanto, Op.Cit , h.11.
8/17/2019 15205061 (KLP 2)
5/10
4
belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme dan teori belajar
kontruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif
diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk
menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Pandangan kontruktivisme belajar
sebagai sebuah proses dimana siswa aktif membangun ide-ide baru atau
konsep.7
2. Manfaat Teori Belajar
Manfaat teori belajar bagi guru adalah sebagai berikut:8
a. Membantu guru untuk memahami bagaimana siswa belajar.
b. Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses
pembelajarannya.
c. Panduan guru untuk mengelola kelas.
d. Membantu guru untuk mengevaluasi proses dan perilaku guru sendiri serta
hasil belajar siswa yang telah dicapai.
e.
Membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif.
f. Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa
sehingga dapat mencapai prestasi maksimal. Pada akhirnya upaya ini dapat
mendatangkan kepuasan dan kebanggaan baik bagi guru maupun siswa.
D. Teori Pembelajaran Berbasis Tingkah Laku
1. Pengertian Teori Belajar Berbasis Tingkah Laku
Penganut psikologi tingkah laku (behaviourist ) memandang belajar
sebagai hasil dari pembentukan hubungan antara rangsangan dari luar
( stimulus) dan tanggapan dari dalam yang bisa diamati. Teori belajar berbasis
tingkah laku atau teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetus oleh
Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar.9
7 Belajar Psikologi.com, Macam-macam Teori Belajar , http://belajarpsikologi.com/macam-
macam-teori-belajar/, diakses tanggal 05 September 2015.8
Sugiyanto, Op.Cit , h.14.9 Belajar Psikologi.com, Op.Cit .
http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/
8/17/2019 15205061 (KLP 2)
6/10
5
2. Teori Belajar Thorndike
Thorndike & Skiner dalam Bell berpendapat bahwa semakin sering
hubungan antara rangsangan dan tanggapan terjadi, akan semakin kuatlah
hubungan keduanya (law of exercise) dan kuatnya hubungan ditentukan oleh
kepuasan atau ketidak puasan yang menyertainya (law of effect ). Menurut
Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara
peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus dengan respon.10 Stimulus adalah
suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk
mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat. Respon adalah sembarang
tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang.
Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering
disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi. Adanya
pandangan-pandangan Thorndike yang memberi sumbangan yang cukup besar
di dunia pendidikan tersebut maka ia dinobatkan sebagai salah satu tokoh
pelopor dalam psikologi pendidikan. Implikasi dari aliran pengaitan ini dalam
kegiatan belajar mengajar sehari-hari adalah bahwa:11
a. Dalam menjelaskan suatu konsep hendaknya guru mengambil contoh yang
sudah sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
b. Metode pemberian tugas, metode latihan (drill dan practic) akan lebih
cocok agar respons yang diberikan pun akan lebih banyak.
c. Dalam kurikulum, materi disusun dari materi yang mudah, sedang, dan
sukar sesuai dengan tingkat kelas dan tingkat sekolah.
3. Teori Belajar Gagne
Menurut Gagne dalam belajar matematika ada dua objek yang dapat
diperoleh langsung oleh siswa, yaitu objek langsung dan objek tidak langsung.Objek tak langsung antara lain kemampuan menyelidiki dan memecahkan
masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika dan tahu
bagaimana semestinya belajar. Sedangkan objek langsung berupa fakta,
keterampilan, konsep, dan aturan.12
10 Sugiyanto, Op.Cit , h.16.
11
M. Jainuri, Teori-teori Belajar Berbasis Psikologi Tingkah Laku , h.2.12 Ibid., h.6.
8/17/2019 15205061 (KLP 2)
7/10
6
Fakta adalah objek matematika yang tinggal menerimanya, seperti
lambang bilangan, sudut dan notasi-notasi matematika. Konsep adalah ilmu
abstrak yang memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek ke dalam
contoh dan noncontoh. Aturan adalah objek yang paling abstrak yang berupa
sifat dan teorema.
Menurut Gagne, belajar dapat dikelompokkan menjadi delapan titik
belajar yaitu: belajar isyarat, stimulus respon, rangkaian gerak, rangkaian
verbal, membedakan, pembentukan konsep, pembentukan aturan, dan
pemecahan masalah.
4. Teori Belajar Skinner: Operant Conditioning
Burhus Frederic Skinner menyatakan bahwa ganjaran (reward ) atau
penguatan (reinforcement ) mempunyai peranan yang amat penting dalam
proses belajar. Untuk mengubah tingkah laku anak dari negatif menjadi positif,
guru perlu mengetahui psikologi yang dapat digunakan untuk memperkirakan
dan mengendalikan tingkah laku anak.
Skinner menambahkan bahwa jika respon siswa baik (menunjang
efektivitas pencapaian tujuan) harus segera diberikan penguatan positif agar
respon tersebut lebih baik lagi atau minimal perbuatan baik itu dipertahankan.
Penemuan skinner memusatkan hubungan antara tingkah laku dan
konsekuen.13
E. Teori Belajar Berbasis Psikologi Kognitif
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes
terhadap teori perilaku yang telah berkembang sebelumnya. Pendekatan psikologi
kognitif menekankan arti penting proses internal mental manusia. Sebab tingkah
laku manusia, tidak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mentalmisalnya motivasi, kesengajaan dan keyakinan.
1. Pengertian Teori Belajar Berbasis Psikologi Kognitif
Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para siswa memproses
informasi dan pembelajaran melalui upaya mengorganisir, menyimpan dan
kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan
yang telah ada. Menurut teori ini, proses belajar akan berjalan dengan baik bila
13 Ibid., h.3.
8/17/2019 15205061 (KLP 2)
8/10
7
materi pelajaran yang baru beradaptasi (bersinambung) secara tepat dan serasi
dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Jadi, ilmu pengetahuan
dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang
berkesinambungan dengan lingkungan. Selain itu model ini menekankan pada
bagaimana informasi diproses.
Penganut psikologi kognitif meyakini bahwa belajar dihasilkan dari
proses mengorganisasi kembali persepsi dan membentuk keterhubungan antara
pengalaman yang baru dialami seseorang dengan apa yang dipikirannya.
Berdasarkan psikologi kognitif, manusia melakukan pengamatan secara
keseluruhan terlebih dahulu, menganalisisnya, lalu mensintesakannya kembali.
2.
Teori Belajar Piaget
Menurut Jean Piaget, proses belajar sesungguhnya terdiri dari tiga
tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi (penyeimbangan). Proses
asimilasi adalah proses penyatuan atau pengintegrasian informasi baru ke
struktur kognitif yang telah ada ke dalam pikiran siswa. Akomodasi adalah
penyesuaian struktur kognitif pada situasi yang baru. Equilibrasi adalah
penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.14
Piaget berpandangan bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan
tahap perkembangan kognitif siswa. Dalam hal ini Piaget membagi menjadi
empat tahap, yaitu tahap sensori motor (0 tahun sampai 1,5 tahun atau 2 tahun),
tahap praoperasional (2 atau 3 tahun sampai 7 atau 8 tahun), stadium
operasional kongkrit (7 atau 8 tahun sampai 12 atau 14 tahun) dan stadium
operasional formal (cara berfikir seseorang tidak terikat).
Implikasi pandangan Piaget dalam praktek pembelajaran adalah bahwa
guru hendaknya menyesuaikan proses pembelajaran yang dilakukan dengantahapan-tahapan kognitif yang dimiliki anak didik. Karena tanpa penyesuaian
proses pembelajaran dengan perkembangan kognitifnya, guru maupun siswa
akan mendapatkan kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan.
Secara umum, pengaplikasian teori Piaget biasanya mengikuti pola yaitu:
a. Menentukan tujuan-tujuan instruksional.
14 Ibid., h.10.
8/17/2019 15205061 (KLP 2)
9/10
8
b. Memilih materi pelajaran.
c. Menentukan topik-topik yang mungkin dipelajari secara aktif oleh siswa.
d.
Menentukan dan merancang kegiatan kegiatan belajar yang cocok untuk
topik-topik yang akan dipelajari siswa.
e. Mempersiapkan berbagai pertanyaan yang dapat memacu kreativitas siswa
untuk berdiskusi maupun bertanya.
f. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.
3. Teori Belajar Bruner
Menurut Bruner proses belajar lebih ditentukan oleh cara kita mengatur
materi pelajaran dan bukan ditentukan oleh umur seseorang seperti yang telah
dikemukakan oleh Piaget. Dalam aplikasi praktisnya teori belajar ini sangat
membebaskan siswa untuk belajar sendiri. Oleh karena itu teori belajar ini
sering dianggap bersifat discovery (belajar dengan cara menemukan).
Adapun proses belajar terjadi melalui tahap-tahap yaitu enaktif , berupa
aktivitas siswa untuk memahami lingkungan melalui pengalaman langsung
suatu realitas. ikonik , berupa upaya siswa melihat dunia melalui gambar-
gambar dan visualisasi verbal. Kemudian simbolik , berupa pemahaman siswa
terhadap gagasan-agasan abstrak berupa teori-teori, penafsiran, analisis, dan
sebagainya terhadap realitas yang telah diamati atau dialami.
Prinsip tentang cara belajar dan mengajar matematika menurut teori
belajar Bruner terbagi atas empat tahapan yaitu prinsip kontruksi, prinsip nitasi,
prinsip kekontrasan dan variasi, serta prinsip konektivitas.
4. Teori Belajar Gestalt
Penelitian-penelitian ini menumbuhkan psikologi gestalt yang
menekankan bahasan pada masalah konfigurasi, struktur dan pemetaan dalam pengalaman. Esensi dari teori psikologi gestalt adalah bahwa pikiran (mind )
adalah usaha-usaha untuk menginterpretasikan sensasi dan pengalaman-
pengalaman yang masuk sebagai keseluruhan yang terorganisir berdasarkan
sifat-sifat tertentu, tetapi bukan sebagai kumpulan unit data yang terpisah-
pisah.
Para pengikut gestalt berpendapat bahwa sensasi atau informasi harus
dipandang secara menyeluruh, karena bila dipersepsi secara terpisah atau
8/17/2019 15205061 (KLP 2)
10/10
9
bagian demi bagian maka strukturnya tidak jelas. Penemuan struktur terhadap
sensasi atau informasi diperlukan untuk dapat memahaminya dengan tepat
kemudian menyusun kembali informasi sehingga membentuk struktur baru
menjadi lebih sederhana .
Tokoh aliran ini adalah John Dewey, ia mengemukakan bahwa kegiatan
belajar mengajar yang diselenggarakan oleh guru harus memperhatikan hal-hal
berikut:
a. Penyajian konsep harus lebih mengutamakan pengertian.
b. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan kesiapan
intelektual peserta didik.
c.
Mengatur suasana kelas agar peserta didik siap belajar.
Jadi, menurut pandangan psikologi gestalt dapat disimpulkan bahwa
seseorang memperoleh pengetahuan melalui sensasi atau informasi dengan
melihat strukturnya secara menyeluruh kemudian menyusunnya kembali dalam
struktur yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami.
Referensi
Belajar Psikologi.com. Macam-macam Teori Belajar .
http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/. diakses tanggal 05
September 2015.
Erman Suherman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer .
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar . Bandung: CV. Pustaka Setia.
M. Jainuri. Teori-teori Belajar Berbasis Psikologi Tingkah Laku.Visi Universal Pendidikan. Pengertian Belajar dan Macam-macam Teori Belajar.
http://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-belajar-dan-macam-
macam.html. diakses tanggal 05 September 2015.
http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/http://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-belajar-dan-macam-macam.htmlhttp://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-belajar-dan-macam-macam.htmlhttp://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-belajar-dan-macam-macam.htmlhttp://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-belajar-dan-macam-macam.htmlhttp://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/