Upload
dangque
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA MELALUI KELOMPOK
PEMBUATAN ASSESORIS DI KELURAHAN SUDIMARA JAYA
CILEDUG KOTA TENGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Disusun oleh
ANFAL
1110054000031
PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
i
PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA MELALUI KELOMPOK
PEMBUATAN ASSESORIS DI KELURAHAN SUDIMARA JAYA
CILEDUG KOTA TANGERANG
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh:
Anfal
NIM. 1110054000031
Di bawah Bimbingan
Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.A.
NIP.19740519 19803 1 004
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan dalam memenuhi
salah satu persayaratan untuk memperoleh gelar Strata (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan pada penulisan ini dicantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa penulisan ini bukan hasil karya asli
Saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka Saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 Oktober 2015
Anfal
iv
ABSTRAK
Anfal, Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Kelompok Pembuatan
Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya Ciledug Kota Tengerang. Program
Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Di bawah Bimbingan Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.A
Salah satu persoalan yang ada di dalam masyarakat adalah tingkat
kesenjangan ekonomi yang terlampau lebar, serta tingkat kemiskinan yang
terlampau menakutkan. Untuk itu, upaya-upaya pengembangan dan
pemberdayaan ekonomi menjadi hal yang mendesak dan tidak bisa ditunda-
tundalagi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada
September 2014 mencapai 27,73 juta orang atau 10,96 persen, relatif menurun
dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat 28,6 juta orang atau 11,46 persen.
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Kelompok Pembuatan Assesoris
Di Kelurahan Sudimara Jaya Ciledug Kota Tengerang. Permasalahan yang
diangkat dalam skripsi ini adalah. “Bagaimana dampak pemberdayaan ekonomi
keluarga terhadap kelompok pembuat assesoris?
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis serta untuk mengetahui dampak
ekonomi dari kegiatan pembuatan assesoris yang dilakukan oleh kelompok ibu-
ibu rumah tangga yang ada di wilayah Kelurahan Sudimara Jaya Ciledug
Tangerang, dalam rangka pemberdayaan ekonomi keluarga sehingga menjadi
berdaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dan jenis
penelitiannya adalah deskriptif. Subyek penelitiannya adalah kelompok pembuat
assesoris. Adapun pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan
wawancara. Temuan dari hasil penelitian di lapangan menunjukan bahwa
pemberdayaan ekonomi yang ada di kelompok pembuat assesoris berdampak
hanya bagi pemenuhan kebutuhan pokok.
v
KATA PENGANTAR
بسماللهالرحمنالرحيم
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan
segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw., yang
telah memberi petunjuk kepada umatnya menuju kehidupan yang bahagia fiddun
yaa wal aakhirat.
Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulisan skripsi ini tidak
akan terselesaikan bila tanpa bantuan serta dan dukungan dari berbagai pihak,
baik secara moril maupun materil. Sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungannya, sehingga
penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Wati Nilam Sari, M.Si., Selaku Ketua Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Konomunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak M. Hudri M.Ag., Selaku Sekretaris Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam (PMI)
4. Bapak Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.A., Selaku pembimbing skripsi
yang bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing,
vi
memberi motivasi, semangat, arahan serta kritikan dan saran bagi penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis di
bangku kuliah.
6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang telah memberikan pinjaman buku kepada penulis, sehingga dapat
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
7. Anggota kelompok pembuat assesoris di wilayah Kelurahan Sudimara Jaya
yang telah bersedia di wawancarai. Khususnya ibu Suanah ketua pembuat
assesoris yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan
penelitian dan telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Orang Tua penulis yaitu Ayahanda Abdul Mukti dan Ibunda Ida serta
keluarga tercinta yang senantiasa memberi semangat, do’a, cinta dan kasih
sayang serta berbagai dorongan yang tak terhingga baik moril maupun
materil.
9. Sahabat dekat Penulis sekaligus teman seperjuangan, Septiawan Badawi,
Ade Ramdan Maghfiroh, Muhammad Iqbal Abdul Gofur, Ujang Kosasih
serta teman PMI angkatan 2010/2011 yang selalu memberikan semangat,
do’a, keceriaan dan bantuan dalam penyelesaian skripsi penulis.
vii
10. Dan kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungan
kepada penulis baik secara moril maupun materil, penulis ucapkan terima
kasih yang sebesar besarnya, semoga kebaikan kalian semua menjadi jalan
menuju kebaikan fiddun yaa wal aakhirat.
Jakarta, 13 Oktober 2015
Anfal
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ....................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Pembatas dan Rumusan Masalah .......................................... 6
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................ 6
D. Metodologi Penelitian .......................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka .................................................................. 12
F. Sistematika Penulisan .......................................................... 13
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Keluarga ............................................................................... 16
1. Pengertian Keluarga ........................................................ 16
2. Pengertian Ekonomi Keluarga ......................................... 18
3. Sumber-Sumber Ekonomi Keluarga ................................ 20
4. Kemandirian Ekonomi Keluarga ..................................... 24
B. Pemberdayan Ekonomi Keluarga .......................................... 27
1. Pengertian Pemberdayaan ............................................... 27
2. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Keluarga ................. 29
3. Strategi Pemberdayaan Ekonomi Keluarga ...................... 32
4. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga ....................... 36
ix
BAB III GAMBARAN UMUM KELOMPOK PEMBUAT ASSESORIS
DI KELURAHAN SUDIMARA JAYA
A. Latar Belakang Berdiri Kelompok Pembuat Assesoris Di
Kelurahan Sudimara Jaya ...................................................... 37
B. Tata Kerja Kelompok Pembuat Assesoris Di Kelurahan
Sudimara Jaya. ...................................................................... 39
C. Gambaran Wilayah Kelurahan Sudimara Jaya ....................... 41
D. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga......................................... 42
1. Perencanaan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Pada
Kelompok Pembuatan Assesoris ...................................... 42
2. Pengorganisasian Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Pada
Kelompok Pembuatan Assesoris ...................................... 43
3. Pelaksanaan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Pada
Kelompok Pembuatan Assesoris ...................................... 44
BAB IV ANALISIS DAMPAK PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA
TERHADAP KELOMPOK PEMBUAT ASSESORIS
A. Analisis Perencanaan Kelompok Keterampilan Pembuatan
Assesoris ............................................................................. 46
B. Analisis Pelaksanaan Kelompok Keterampilan Pembuatan
Assesoris ............................................................................. 47
C. Analisis Produktivitas Kelompok Keterampilan Pembuatan
Assesoris ............................................................................. 50
D. Analisis Dampak Keterampilan Pembuatan Assesoris
Bagi Pemberdayaan Ekonomi .............................................. 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 55
B. Saran .................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 58
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nama Pembuat Aksesories .......................................................... 43
Tabel 2. Keterangan Jawaban Informan .................................................... 52
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara 1 ................................................................ 61
Lampiran 2 Hasil Wawancara 2 ................................................................ 63
Lampiran 3 Hasil Wawancara 3 ................................................................ 64
Lampiran 4 Hasil Wawancara 4 ................................................................ 65
Lampiran 5 Hasil Wawancara 5 ................................................................ 66
Lampiran 6 Hasil Wawancara 6 ................................................................ 67
Lampiran 7 Hasil Wawancara 7 ................................................................ 68
Lampiran 8 Hasil Wawancara 8 ................................................................ 69
Lampiran 9 Hasil Wawancara 9 ................................................................ 70
Lampiran 10 Hasil Wawancara 10 .............................................................. 71
Lampiran 11 Hasil Wawancara 11 .............................................................. 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga merupakan suatu kesatuan ekonomis, dimana fungsi keluarga
di sini meliputi pencari nafkah, perencanaan, pembelanjaan dan
pemanfaatannya. Sebagai suatu organisasi terkecil dalam masyarakat, keluarga
harus digerakan dengan kecukupan dalam aspek ekonomi.1 Sebagai faktor
pendukung, lingkungan sosial keluarga juga merupakan poin penting bagi
terbangunnya proses sosial bagi anggota keluarga dalam menjalankan fungsi
dan peran dalam masyarakat.2
Salah satu persoalan yang ada di dalam masyarakat adalah tingkat
kesenjangan ekonomi yang terlampau lebar, serta tingkat kemiskinan yang
terlampau menakutkan untuk itu, upaya-upaya pengembangan dan
pemberdayaan ekonomi menjadi hal yang mendesak dan tidak bisa ditunda
tunda lagi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin
pada September 2014 mencapai 27,73 juta orang atau 10,96 persen, relatif
menurun dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat 28,6 juta orang atau
11,46 persen.
Seperti dirilis Berita Resmi Statistik BPS No.06/01/Th.XVIII, tanggal 2
Januari 2015 dalam portal www.bps.go.id yang bertajuk Profil Kemiskinan Di
Indonesia September 2014, menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin
1Ulfatmi, Keluarga Sakinah Dalam Persfektif Islam. (Jakarta: Kementrian Agama, 2012)
Cetakan Pertama. Hal 205 2Djuju Sudjana, Dalam Jalaludin Rahmat, (Ed), Keluarga Muslim Dalam Masyarakat
Modern, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990). H 26.
2
September 2014 mencapai 27,73 juta orang atau 10,96 persen dan berkurang
sebesar 0,55 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret
2014 yang sebesar 28,28 juta orang (11,25 persen), dan berkurang sebesar
0,87 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Sepetember 2013
yang sebesar 28,60 juta orang (11,46 persen).3
Dari data yang saya peroleh mengenai kemiskinan penduduk khususnya
di Kelurahan Sudimara Jaya selama tahun 2014-2015 terdapat 413 keluarga
miskin dari 5.088 kepala keluarga (KK) dari total keseluruhan penduduk
23.497 jiwa yang ada di kelurahan tersebut.4
Menurut Goenawan Sumodiningrat (membangun perekonomian rakyat,
1998), kalau dilihat dari segi penyebabnya, kesenjangan dan kemiskinan dapat
dibedakan menjadi kesenjangan dan kemiskinan natural, kesenjangan dan
kemiskinan kultural, serta kesenjangan dan kemiskinan kultural.
Kesenjangan dan kemiskinan natural adalah kesenjangan dan
kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah, seperti perbedaan
usia, perbedaan kesehatan, perbedaan geografis tempat tinggal, dan
sebagainya. Kesenjangan dan kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang
disebabkan oleh perbedaan adat istiadat, perbedaan etika kerja, dan
sebagainya. Adapun kesenjangan dan kemiskinan struktural adalah
kesenjangan dan kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor buatan
manusia, seperti distribusi aset ekonomi yang timpang, kebijakan ekonomi
3
DiaksesPada 9 Maret 20015 Jam 13:45 Wib Dari Http: //Www.
Kemenkopmk.Go.Id/Artikel/Jumlah-Penduduk-Miskin-Indonesia-277-Juta-Orang 4Wawancara Bapak Tatang Rustandi, Sekel Sudimara Jaya Pada Tanggal 10 Agustus
2015, Jam 14:00 Wib.
3
yang diskriminatif, koruptif, dan kolutif, serta tatanan ekonomi dunia yang
cenderung tidak menguntungkan kelompok masyarakat atau golongan
tertentu.5
Salah satu upaya untuk memberdayakan potensi ekonomi keluarga serta
membangun sebuah masyarakat yang mandiri adalah melahirkan sebanyak-
banyaknya wirausahawan baru. Asumsinya sederhana, kewirausahaan pada
dasarnya adalah kemandirian, terutama kemandirian ekonomis dan
kemandirian adalah keberdayaan.6
Untuk menangani persoalan kemiskinan keluarga di Indonesia
pemerintah telah merancang suatu proyek yang diharapkan dapat lebih
terjamin keberlanjutan yaitu berupa program-program pemberdayaan
masyarakat, selain itu pula banyak Lembaga Swadaya Masyarakat yang
bermunculan guna mensejahterakan masyarakat agar lebih mandiri salah
satunya adanya wirausaha pembuatan assesoris yang dikerjakan oleh ibu-ibu
rumah tangga, yaitu pemberdayaan masyarakat melalui pembuatan assesoris.
Sebagai seorang muslim, sudah saatnya kita menelaah kembali ajaran islam di
bidang sosial-ekonomi. Islam adalah agama pemberdayaan yang menjunjung
tinggi etos kerja dan kemandirian usaha.
5
Nanih Dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam Dari Ideologi,
Strategi Sampai Tradisi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001) cet. 1 hal 69-70 6
Nanih Dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam Dari Ideologi,
Strategi Sampai Tradis,........ 47
4
Salah satunya tercermin dalam Qs. Al-Jumuah ayat 10.
Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-
banyak supaya kamu beruntung.”7
Ayat tersebut menjelaskan kepada kita bahwa situasi ekonomi sekarang
ini bukanlah sesuatu yang harus diratapi, melainkan sesuatu yang harus
dicarikan jalan keluarnya. Setiap pribadi muslim ditantang untuk giat bekerja,
kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan dan persaingan hidup tanpa
melupakan ibadah kepada Allah SWT. Salah satu alternatif adalah mempunyai
kreatifitas. Karena itu pemberdayaan masyarakat melalui keterampilan perlu
untuk dibudayakan di negeri yang mayoritas penduduknya muslim ini.
Dalam hal di atas bahwa konsep Community Economi Development
yang kini banyak dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat melalui
berbagai program-program terbukti mampu mengurangi angka pengangguran
serta berpeluang untuk menciptakan skill yang lebih baik menuju kemandirian
usaha. Jika konsep tersebut diterapkan secara konsisten, maka pada tataran
output-nya akan menghasilkan sisi yang positif seperti terbukanya lapangan
kerja baru yang berakibat pada berkurangnya angka pengangguran. Serta
menghasilkan tenaga kerja yang berjiwa entrepreneurhip sejati yang mampu
membaca peluang usaha yang secara tidak langsung meningkatkan
7Departemen Agama, Al- Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV. Penerbit Diponogoro,
2005) , hal 442.
5
perekonomian nasional.8
Sudimara Jaya, sebagai salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan
Ciledug Kota Tangerang (Data Kelurahan) juga memiliki kompleksitas
permasalahan ekonomi keluarga. Penanganan permasalahan perekonomian
keluarga perlu dilakukan sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok
pembuatan assesoris sebagai kelompok usaha yang ada di wilayah kelurahan
tersebut, walaupun pembuatannya tidak banyak tetapi setidaknya dapat
membantu perekonomian anggota pembuat assesoris dalam membantu
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka.
Salah satu fungsi kelompok pembuatan assesoris di wilayah Kelurahan
Sudimara Jaya adalah menciptakan kesejahteraan keluarga terutama bagi
anggota kelompok atau ibu-ibu rumah tangga. Kelompok pembuatan assesoris
sebagai pemberdayaan ekonomi keluarga, telah membantu menciptakan
lapangan pekerjaan bagi anggota keluarga terutama ibu-ibu rumah tangga
yang ada di Kelurahan Sudimara Jaya Kecamatan Ciledug Kota Tangerang.
Pemberdayaan ekonomi bagi keluarga mempunyai tujuan. Salah satunya
adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga.
8Skripsi Amelia, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi
Handphone Di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa, jurusan PMI tahun 2009.
6
Mengingat pentingnya penelitian mengenai pemberdayaan ekonomi
keluarga, maka peneliti bermaksud mengangkat sebuah judul skripsi dengan
judul “PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA MELALUI
KELOMPOK PEMBUATAN ASSESORIS DI KELURAHAN
SUDIMARA JAYA CILEDUG KOTA TANGERANG”.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membatasi pada masalah
pemberdayaan ekonomi keluarga melalui kelompok keterampilan
pembuatan assesoris yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga di
Kelurahan Sudimara Jaya Ciledug Kota Tangerang.
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
“Bagaimana dampak pemberdayaan ekonomi keluarga bagi kelompok
pembuat assesoris?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis serta untuk mengetahui
dampak ekonomi dari kegiatan pembuatan assesoris yang dilakukan oleh
kelompok ibu-ibu rumah tangga yang ada di wilayah Kelurahan Sudimara
Jaya Ciledug Kota Tangerang, dalam rangka pemberdayaan ekonomi
7
keluarga sehingga menjadi berdaya.
2. Manfaat Penelitian
a. Segi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan bagi Pemberdayaan Ilmu Sosial terutama pada Jurusan
Pemberdayaan Masyarakat Islam (PMI), tentang dampak pembuatan
assesoris terhadap perekonomian keluarga terutama ibu-ibu rumah
tangga sebagai salah satu cara memberdayakan keluarga atau
kelompok.
b. Segi Praktis
1) Sebagai bahan evaluasi bagi kelompok pembuat assesoris dalam
melaksanakan program selanjutnya.
2) Bagi keluarga atau masyarakat penelitian ini memberikan
sumbangan pengetahuan tentang dampak, baik yang bersifat
positif atau negatif dari kegiatan pembuatan assesoris, terhadap
perekonomian maupun ditinjau dari segi sosial yang dilakukan
oleh ibu-ibu rumah tangga di Wilayah Kelurahan Sudimara Jaya
khususnya di RW 03.
D. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan
pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu
fenomena sosial dan masalah manusia. Creswell (1998) menyatakan
8
penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-
kata, laporan terinci dan pandangan informan, dan melakukan studi pada
situasi yang alami.9 Dapat diartikan juga tentang metode kulitatif, yaitu
metode yang berpangkal dari peristiwa-peristiwa sosial, yang pada
hakekatnya tidak bersifat eksak.10
2. Jenis Penelitian
Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-katatertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat
diamat.11
Metode penelitian deskriptif, yaitu bertujuan untuk
menggambarkan fenonema sosial dan setting sosial secara lengkap.
Dengan itu, penelitian ini telah memiliki definisi yang jelas mengenai
subjek penelitian (lebih akurat jika dibandingkan dengan penelitian
eksploratif).
Deskriptif juga dimaksudkan untuk menggali data dan informasi
baik tentang proses atau mekanisme hubungan subjek penelitian,
penyajian informasi dasar, menciptakan kategori dan pengklasifikasian
baru, menjelaskan perangkat tatanan ataupun menguji informasi-
informasi yang sifatnya “terlihat“ kontradiktif.12
9Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian. (Jakarta : Kencana Pernada Media Group,
2011) Hlm 33-34. 10
Arief Subyantoro & FX. Suwarto ,Metode Dan Teknik Penelitian Sosial. (Yogyakarta :
Andi Yogyakarta, 2007 ) hlm 78 11
Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif,
(Jakarta: LP UIN Jakarta Press, 2006) hal 8 12
Ipah Parihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Jakarta :
Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2006) Cetakan 1. hlm 35
9
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhitung mulai 23 Februari 2015 sampai
dengan 11 Juni 2015. Lokasi penelitian ini berada di RT 01 RW 03
Kelurahan Sudimara Jaya Ciledung Kota Tangerang.
4. Sumber Data
Mengutip pendapat Mc. Leod (1995), pengertian data dari sudut
ilmu sistem informasi sebagai fakta-fakta maupun angka-angka yang
secara relatif tidak berarti bagi pemakai13
. Penelitian ini memakai dua
sumber data yaitu:
a. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama
baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau
hasil pengisian kuesioner, namun pada data primer ini peneliti
hanya melakukan observasi dan wawancara.
b. Data sekunder didapat dari buku yang berhubungan dengan
penelitian, arsip, catatan serta dokumen yang juga terkait dengan
penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data ini, peneliti mengadakan penelitian
dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai
berikut :
a. Observasi
Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik
13
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2011) Cetakan ke 11. hlm 41
10
pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan
mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku,
kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa tujuan dan perasaan.
Metode observasi merupakan cara yang sangat baik untuk
mengawasi perilaku subjek penelitian seperti perilaku dalam
lingkungan atau ruang, waktu dan keadaan tertentu. Tetapi tidak
semua perlu diamati oleh peneliti, hanya hal-hal yang terkait atau
yang sangat relavan dengan data yang dibutuhkan.14
Dalam
penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan cara mengamati
tempat, cara membuat assesorosis, kemudian mewawancarai para
anggota pembuat assesoris berdasarkan waktu yang sudah di
tentukan.
b. Wawancara
Wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak
digunakan untuk mengumpulkan data penelitian kualitatif.
Wawancara mementingkan peneliti mengumpulkan data yang
beragam dari para informan dalam berbagai situasi dan konteks.
Meskipun demikian, wawancara perlu digunakan dengan berhati-
hati karena perlu di triangulasi dengan data lain. Wawancara di
definisikan sebagai diskusi antara dua orang atau lebih dengan
tujuan tertentu (Khan & Cannel). Wawancara yang dilakukan
14
M Djunaedi Ghony & Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogjakarta:
Ar-Ruz Media, 2012) Hlm 165
11
dengan lebih dari satu partisipan disebut sebagai focus group.15
Pada penelitian ini saya bertanya kepada informan terkait hal-hal
mengenai dampak ekonomi yang mereka rasakan dari membuat
assesoris, dengan menggunakan pedoman wawancara yang
sebelumnya saya buat.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen.16
Alat pengumpulan datanya disebut
form pencatatan dokumen, dan sumber datanya berupa catatan atau
dokumen yang tersedia. Seperti biografi, autobiografi, surat-surat
serta laporan media massa melalui surat kabar.17
yang menyangkut
tentang tempat penelitian ini. Tetapi dalam penelitian ini, peneliti
hanya memporoleh data yang kemudian di catat, diantaranya
meliputi profil serta sejarah berdiri kelompok pembuat assesoris,
tujuan serta visi misi dan gambaran wilayah kelurahan Sudimara
Jaya.
d. Analisa Data
Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan melalui
pengaturan data secara logis dan sistematis, dan analisis data itu
dilakukan sejak awal peneliti terjun ke lokasi penelitian hingga
15
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. ( Jakarta : Pt Indeks, 2012 ) Hlm 45 16
Skripsi Muahammad Syakur. “Program Daur Ulang Sampah Kertas Sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat ( Studi Kasus Corporate Sosial Responsibility Pt Pembangunan Jaya
Ancol Tbk )”FDK 2009, Hlm 14. 17
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial. ( Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada,
2013) Hal 53
12
pada akhir penelitian (pengumpulan data). Pada penelitian kualitatif
yang melakukan analisis data adalah peneliti yang sejak awal terjun
ke lokasi penelitian berinteraksi dengan latar dan subjek penelitian
dalam rangka pengumpulan data. Secara umum dinyatakan bahwa
analisis data merupakan suatu pencarian, pola-pola dalam data
perilaku yang muncul, objek-objek terkait dengan fokus
penelitian.18
Dalam penelitian ini peneliti mengunakan analisis
komparasi konstan, yaitu dengan mengkonsentrasikan pada
deskripsi yang rinci tentang sifat /ciri dari data yang dikumpulkan.
e. Teknik Penulisan
Adapun penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku
“ Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)”
yang diterbitkan oleh CeQDA UIN Jakarta tahun 2007.
f. Keabsahan Data
Dengan mengacu pada Moleong (1994) untuk membuktikan
validitas data penelitian ini ditentukan oleh kredibilitas temuan dan
interprestasinya dengan mengupayakan temuan dan penafsiran
yang dilakukan sesuai dengan kondisi yang senyatanya dan
disetujui oleh subjek penelitian.19
Keabsahan data dari data hasil penelitian kualitatif, harus
memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
1) Menunjukan atau mendemonstrasikan nilai yang benar
2) Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan
18
M Djunaedi Ghony & Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif.
(Jogjakarta : Ar-Ruz Media, 2012 ), Hlm 146 19
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial. ( Jakarta : Erlangga , 2009 ) Hlm 248
13
3) Memperoleh keputusan luar yang dapat dibuat tentang
konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan
keputusan-keputusannya isu dasar dari hubungan keabsahan
data pada dasarnya adalah sederhana.20
Dengan menggunakan metode purposive sampling
peneliti membuktikan validitas data dengan mengambil 10
orang sampel dari 18 informan yang ada untuk diwawancarai
mengenai dampak ekonomi yang mereka rasakan dari ikut
membuat assesoris, kemudian dari hasil wawancara peneliti
menganalisis jawaban dari para informan.
E. Tinjauan pustaka
Pada penelitian ini, penulis melakukan kajian kepustakaan dengan
tujuan untuk memperoleh data dari beberapa sumber tertulis baik berupa
buku-buku bacaan ataupun mengutip dari beberapa karya ilmiah pada
penelitian sebelumnya yang serupa dengan penelitian yang sedang penulis
teliti yaitu mengenai Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Keterampilan
Pembuatan Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya.
Maka setelah peneliti berusaha membaca, mempelajari dan mengkaji
tentang hasil karya ilmiah yang ditulis oleh :
1. Amelia, dengan judul : “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan
Keterampilan Teknisi Handphone Di Institut Kemandirian Dompet
Dhuafa.” Skripsi Mahasiwa Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam (2009).
20
Ibid H. 315
14
2. Wawan Kurnia, dengan judul : “Evektivitas Program Pendidikan Dan
Keterampilan Dalam Pemberdayaan Anak Pemulung di Bengkel
Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara Ciputat.” Skripsi
Mahasiswa Fakultas Dakwah, Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam (2009).
Dari (kedua) karya ilmiah tersebut penulis mencoba menjadikan sebuah
proses pembelajaran yang bisa dijadikan acuan dalam perbandingan karya
ilmiah yang sedang penulis lakukan. Dimana letak perbedaan karya ilmiah
yang sedang penulis lakukan bertumpu pada pemberdayaan ekonomi keluarga,
sedangkan karya ilmiah Amelia dan Wawan Kurnia terletak pada pelatihan
keterampilan teknisi handphone dan pelatihan kreativitas dalam pendidikan.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan masalah dalam penelitian ini, peneliti
membagi sistematika penulisan ke dalam lima bab yang mana perinciannya
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatas dan Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian, Metodologi
Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Terdiri dari Pengertian Keluarga, Pengertian Ekonomi Keluarga,
Sumber-Sumber Ekonomi Keluarga, Kemandirian Ekonomi
Keluarga, Pemberdayan Ekonomi Keluarga, Pengertian
Pemberdayaan, Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Keluarga,
15
Strategi Pemberdayaan Ekonomi Keluarga, Tujuan Pemberdayaan
Ekonomi Keluarga.
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PEMBERDAYAAN
EKONOMI KELUARGA SUDIMARA JAYA
Terdiri dari Latar Belakang Berdirinya Kelompok Pengrajin
assesorisdi Kelurahan Sudimara Jaya, Tata Kerja Kelompok
Pengrajin Assesoris di Kelurahan Sudimara Jaya, Gambaran
Wilayah Kelurahan Sudimara Jaya, Pemberdayaan Ekonomi
Keluarga
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS
Berisi Tentang Analisis Perencanaan Kelompok Keterampilan
Pembuatan Assesoris, Analisis Pelaksanaan Kelompok
Keterampilan Pembuatan Assesoris, Analisis Produktivitas
Kelompok Keterampilan Pembuatan Assesoris, Analisis Dampak
Keterampilan Pembuatan Assesoris Bagi Pemberdayaan Ekonomi
BAB V PENUTUP
Merupakan bab penutup yang berisi Saran dan Kesimpulan.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat, atau suatu
ikatan khusus untuk hidup bersama dalam ikatan perkawinan dan bukan
ikatan yang sifatnya statis dan membelenggu dengan saling menjaga
keharmonisan hubungan satu dengan yang lain atau hubungan
silahturahim.21
Keluarga juga dapat dikatakan sebagai unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami istri dan anaknya, atau
ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, demikiatan yang dinyatakan
dalam UU No. 10 tahun 1992 Pasal 1 Ayat 10.22
Dengan saling menjaga
keharmonisan hubungan antara suami-istri, atau suami istri dan anaknya,
atau ibu dan anaknya maka akan menciptakan kasih sayang dalam sebuah
keluarga yang pada intinya akan menjadi contoh di masyarakat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan “Keluarga” ibu
bapak dengan anak-anaknya, satuan kekerabatan yang sangat mendasar di
masyarakat.23
Sebagai kelompok social, keluarga terdiri dari sejumlah
individu yang memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan,
kewajiban tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluarga
21
J. Goode, William, Sosiologi Keluarga, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.39 22
Marjuki Dan Umi Ratih Santoso, Indikator Ketahanan Sosial Keluarga, (Jakarta:
Departemen Sosial RI, 2006), h.12 23
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h.471
17
merupakan sebuah institusi terkecil di dalam masyarakat yang berfungsi
sebagai wahana untuk mewujudkan kehidupan yang tentram, aman, damai,
dan sejahtera dalam suasana cinta dan kasih sayang diantara anggotanya.24
Anggota keluarga saling peduli satu sama lain dengan saling mendukung
dan penuh kasih sayang.
Menurut Psikologi, keluarga bisa diartikan sebagai dua orang yang
berjanji hidup bersama yang memiliki komitmen atas dasar cinta,
menjalankan tugas dan fungsi yang saling terkait karena sebuah ikatan
batin atau hubungan perkawinan yang kemudian melahirkan ikatan
sedarah, terdapat pula nilai kesepahaman, watak, kepribadian yang satu
sama lain saling mempengaruhi walaupun terdapat keragaman, menganut
ketentuan norma, adat, nilai yang diyakini dalam membatasi keluarga dan
yang bukan keluarga.25
Dengan adanya komitmen atas dasar cinta,
sehingga sebuah keluarga dapat saling memberikan kasih sayang,
perhatian, dan rasa aman di antara keluarga serta membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga.
Dalam buku Setiadi, WHO menambahkan keluarga adalah anggota
rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adosi atau
perkawinan.26
Anggota-anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama
dibawah satu atap dan merupakan susunan satu rumah tangga. Sekarang
rumah tangga semakin kecil ukurannya, umumnya dibatasi oleh suami istri
anak atau dengan satu anak, dua atau tiga anak.27
Maksud dari semakin
24
Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, h.37 25
Ibid, H.38 26
Ibid H.2 27
Z. Ali. Pengantar Keperawatan Keluarga. (Jakarta: Egc, 2006), h.43
18
kecilnya ukuran sebuah keluarga adalah jumlah dari anggota kelaurga di
sini, yang memang terbatas hanya pada ayah, ibu dan anak yang hidup
bersama di bawah satu atap.
Menurut Ali ciri-ciri keluarga di Indonesia adalah:
a. Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi oleh
semangat kegotong- royongan.
b. Merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya
ketimuran yang kental yang mempunyai tanggung jawab besar.
c. Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang
dominan dalam mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui
musyawarah dan mufakat.
d. Sedikit berbeda antara yang tinggal di pedesaan dan di perkotaan,
keluarga di pedesaan masih bersifat tradisional, sederhana, saling
menghormati satu sama lain dan sedikit sulit menerima inovasi baru.
Berdasarkan beragam definisi diatas maka keluarga dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu keluarga secara biologis dan secara psikologis.
Keluarga secara biologis menunjukkan ikatan keluarga antara ayah, ibu
dan anak yang berlangsung secara terus menerus karena adanya hubungan
darah yang tidak dapat dihapuskan. Sedangkan secara psikologis, keluarga
dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang hidup dan tinggal bersama
di bawah satu atap dan masing-masing anggota merasakan adanya
pertautan batin sehingga saling mempengaruhi dan memperhatikan.28
Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya hubungan darah sekaligus
tinggal bersama di bawah satu atap, maka akan saling mempengaruhi dan
memperhatikan sehingga terjalin kasih sayang antara angkota keluarga.
28
Catur Wahyudi Dan Umi Chayatin. Motivasi Menjadi Orang Tua Tunggal (Single
Parenthood) Diperkotaan Dan Pola Pengaturan Peran Dalam Keluarga. Laporan Penelitian Judul
Studi Kajian Wanita Tahun Anggaran (1998/1999).Universitas Merdeka Malang.
19
2. Pengertian Ekonomi Keluarga
Untuk dapat pemahaman yang baik dan mendasar tentang ekonomi
keluarga maka penulis memisahkan dua kata tersebut untuk kemudian
menguraikannya dengan terperinci.
Secara etimologi ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu
oikonomia. Kata oikonomia itu sendiri terdiri atas dua kata, yakni oikos
yang artinya rumah tangga dan nomos yang artinya aturan. Dengan
demikian, ekonomi memiliki arti mengatur rumah tangga. Dalam bahasa
inggris ia disebut economic.29
Maksudnya adalah suatu aturan yang
mengatur kehidupan rumah tangga untuk mencapai kesejahteraan.
Pengertian secara terminologi dikatakan bahwa ekonomi adalah
pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan yang berkaitan dengan upaya
manusia secara perseorangan dan kelompok dalam memenuhi kebutuhan
yang tidak terbatas yang dihadapkan pada sumber yang terbatas.30
Pengertian lain dikemukakan oleh Anshori. Dimana ia mengartikan
ekonomi adalah kegiatan manusia dan kegiatan masyarakat untuk
mempergunakan unsur-unsur produksi seperti kekayaan alam, modal,
tenaga kerja dan skill dengan sebaik-baiknya guna memenuhi berbagai
macam kebutuhan.31
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegiatan
ekonomi yang dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhan dapat
mempergunakan unsur-unsur produksi.
29
Murasa Sarkaniputra, Pengantar Ekonomi Islam,Bahan Pengajaran Ekonomi Dan
Perbankan Syariah di IAIN Syahid Jakarta, 1999, h. 5 30
Ahmad Muhammad Al-Assal Dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem Prinsip Dan
Tujuan Ekonomi Islam, (Bandung: Cv Pustaka Setia, 1999), Cet. Ke 1, h.143. 31
Endang Syarifudin Anshori, Wawasan Islam, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam Dan
Umatnya (Bandung: CV. Pustaka Perpustakaan Salman Itb, 1983), h. 145.
20
Sedangkan para ahli ekonomi islam mendefinisikan ekonomi sebagai
sesuatu yang berkenaan dengan perilaku manusia yang berhubungan
dengan kegiatan mendapatkan uang dan membelanjakannya,32
sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan.33
Dalam hal ini, kesejahteraan yang
dimaksud adalah terpenuhinya kebutuhan dari hasil kegiatan manusia
seperti bekerja sehingga menghasilkan uang.
Ekonomi menerangkan bagaimana individu dan masyarakat memilih
untuk menggunakan sumber daya yang langka dan barang-barang material
dengan sebaik-baiknya untuk memuaskan keinginan mereka.34
Dalam hal
ini pemenuhan kebutuhan sumberdaya bukan hanya berdasarkan keinginan,
tetapi didasari juga oleh kemampuan ekonomi setiap individu atau
masyarakat.
Dari berbagai pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
ekonomi adalah pengetahuan tentang upaya manusia baik secara individu
maupun kelompok dalam rangka memenuhi kebutuhan dan membangun
tingkat kesejahteraan kehidupan mereka melalui pembuatan berbagai
aturan rumah tangga yang baik melalui pemaksimalan penggunaan
berbagai sumber daya yang ada.
Sedangkan pengertian keluarga adalah kumpulan dari individu-
individu yang satu sama lain terikat oleh sistem kekeluargaan. Dimana
pilar utama keluarga adalah suami istri atau ayah dan ibu dan berkembang
menjadi sebuah keluarga besar yang memiliki ikatan emosional yang alami,
32
Fuad Muhammad Fachrudin, Ekonomi Islam (Jakarta:Penerbit Mutiara, 1982), h.75. 33
M. Abdul Mannan, Teori Dan Praktek Ekonomi Islam (Yogyakarta: Dana Bhakti
Wakaf, 1995), h. 23 34
Maskur Wiratmo, Pengantar Ekonomi Makro, Seri Diklat Guna Darma (Jakarta:
Gunadarma, 1994), h. 1
21
saling ketergantungan dan saling membutuhkan satu sama lain di dalam
keluarga yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat.35
Jika demikian, yang dimaksud ekonomi keluarga adalah upaya
sebuah keluarga (unit terkecil masyarakat) yang saling ketergantungan dan
saling membutuhkan satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan dasar
mereka sekaligus upaya dalam rangka membangun tingkat kesejahteraan
kehidupan mereka melalui pembuatan berbagai aturan rumah tangga yang
baik dengan memaksimalkan penggunaan berbagai sumber daya yang
mereka miliki.
3. Sumber-Sumber Ekonomi Keluarga
a. Rumah Tangga Keluarga Sebagai Produsen
Untuk dapat melakukan kegiatan ekonomi dalam rumah tangga
keluarga harus memiliki penghasilan atau pendapatan yang dapat
dipergunakan untuk melakukan kegiatan ekonomi lainnya. Rumah
tangga keluarga dalam kegiatan ekonomi merupakan pemilik faktor
produksi. Faktor produksi tersebut antara lain :
1) Tanah, bagi masyarakat pedesaan khususnya petani, tanah
merupakan aset produksi yang utama. Dari tanah inilah dapat
difungsikan sebagai penghasil pendapatan. Misalnya disewakan
atau ditanami sebagai sumber penghidupan keluarga.
2) Tenaga kerja, keluarga merupakan penyedia tenaga kerja bagi
kegiatan produksi, baik produksi dalam keluarga tersebut
ataupun kemungkinan dimanfaatkan oleh pihak lain.
35
Ahmad Mubarok, Psikologi Keluarga Dari Keluarga Sakinah Hingga Keluarga Bangsa
(Jakarta: Bina Rena Pariwara, 2005), Cet Ke-1. h 2.
22
3) Keahlian, sumber penghasilan keluarga adalah dari keahlian
yang dimiliki oleh kepala keluarga (bisa ayah, ibu atau
keduanya). Keluarga juga menjadi sumber daya berupa keahlian
yang dimiliki oleh anggota keluarga itu.
4) Modal, keluarga merupakan modal produksi. Di mana masing-
masing anggota keluarga memiliki keahlian masing-masing dan
berpotensi menjadi tenaga kerja untuk menghasilkan suatu
barang.
Kegiatan produksi yang dilakukan dalam rumah tangga keluarga
adalah menyediakan faktor produksi yang dibutuhkan pelaku ekonomi
lainnya. Dalam kegiatan produksi inilah rumah tangga keluarga
memperoleh penghasilan atau pendapatan dalam bentuk uang.
b. Rumah Tangga Keluarga Sebagai Distributor
Kegiatan distribusi adalah kegiatan menyampaikan barang dan
jasa dari produsen ke konsumen. Kegiatan distribusi dapat dilakukan
oleh rumah tangga dengan membuka toko atau warung yang
digunakan untuk mendistribusikan barang-barang kebutuhan
masyarakat.
Selain membuka toko atau warung, rumah tangga juga dapat
melakukan distribusi dengan menjadi pedagang keliling, pedagang
asongan, pedagang perantara, dan lain-lain. Kegiatan distribusi yang
dilakukan oleh rumah tangga ini bertujuan untuk mendapatkan
penghasilan atau menambah penghasilan keluarga.
23
c. Rumah Tangga Keluarga Sebagai Konsumen
Konsumsi dalam pengertian ekonomi adalah kegiatan
mengurangi atau menghabiskan nilai guna barang/jasa. Pengertian
mengurangi atau menghabiskan di sini dapat secara berangsur-angsur
atau sekaligus. Barang yang digunakan langsung untuk pemenuhan
kebutuhan disebut barang konsumsi, misalnya makanan dan
minuman. Adapun barang yang tujuannya untuk menghasilkan barang
disebut barang produksi, misalnya kendaraan, komputer, dan lain-
lain.
Rumah tangga keluarga merupakan kelompok yang paling
sering melakukan kegiatan konsumsi. Sesuai perannya masing-masing
anggota keluarga memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, baik dilihat
dari jumlah maupun macamnya. Perbedaan kegiatan konsumsi
tersebut disebabkan adanya perbedaan jenis kelamin, usia, latar
belakang pendidikan, cara dan kebiasaan hidup. Misalnya ayah
sebagai kepala keluarga yang bekerja sebagai karyawan sebuah
perusahaan membutuhkan dasi, sepatu, tas kantor, dan lain-lain. Ibu
sebagai ibu rumah tangga membutuhkan kompor, sayur-sayuran,
buah-buahan, dan lain-lain. Adapun kebutuhan anak lain lagi,
misalnya sebagai pelajar, ia membutuhkan buku tulis, pena, pensil, tas
sekolah, dan lain-lain.
Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh setiap rumah tangga
keluarga pun berbeda beda. Adapun faktor yang mempengaruhi
24
perbedaan kegiatan konsumsi yang terjadi dalam masing-masing
rumah tangga adalah:
1) Jumlah pendapatan keluarga, semakin besar pendapatan
keluarga, semakin besar pula dana yang dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi.
2) Jumlah anggota keluarga, semakin banyak anggota keluarga,
semakin banyak pula barang/jasa yang diperlukan.
3) Tingkat harga barang atau jasa, semakin tinggi harga
barang/jasa, makin banyak pula dana yang diperlukan untuk
membeli barang/jasa yang diperlukan keluarga tersebut.
4) Status sosial ekonomi keluarga, semakin tinggi status sosial
keluarga, semakin tinggi pula selera konsumsinya. Tingkat
selera konsumsi seseorang akan nampak pada tingkat kualitas
barang atau jasa yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan
keluarga tersebut.36
4. Kemandirian ekonomi keluarga
a. Wirausaha
Wirausaha memiliki dua kata yaitu “wira” dan “usaha”, dimana
wira berarti laki-laki, pahlawan. Sedangkan ‘usaha’ berarti suatu
36
Http://Www.Galeripustaka.Com/2013/03/Rumah-Tangga-Keluarga-Sebagai-
Pelaku.Html. Diakses Pada Tanggal 21 April 2015, Pukul 12.50 Wib
25
kegiatan yang mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk
mencapai suatu maksud.37
Jadi bila kita satukan kata tersebut menjadi kata wirausaha maka
artinya pun akan menjadi suatu kegiatan yang pada umumnya
dilakukan oleh kebanyakan kaum adam atau laki-laki dalam
mengerahkan tenaga, pikiran dan lain-lainnya dengan tujuan untuk
mencapai suatu maksud tertentu.
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa istilah wirausaha
berasal dari bahasa perancis yaitu entepreneur, dimana jika dalam
bahasa inggris diartikan sebagai between taker atau go-between. Di
bawah ini merupakan beberapa pendapat mengenai wirausaha yang
ditinjau dari beberapa segi ekonomi, psycologist, businessman dan
pemodal yaitu :
1) Bagi ahli ekonomi seorang enterpreneur adalah orang yang
mengombinasikan resources, tenaga kerja, material dan
peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi
dari sebelumnya. Dan juga orang yang memperkenalkan
perubahan-perubahan dan perbaikan produksi lainnya. Dengan
kata lain wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang
yang mengorganisir faktor-faktor produksi, alam, tenaga dan
skill untuk tujuan berproduksi.
37
Soetomo, Kamus Bahasa Indonesia Menunjang Persatuan Dan Kesatuan (Bandung: Pt
Refika Aditama, 2005)
26
2) Bagi seorang psycologist wirausaha adalah seorang yang
memiliki dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh
suatu tujuan. Suka mengadakan eksperimen atau untuk
menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.
3) Bagi seorang businessman wirausaha merupakan ancaman,
pesaing baru atau bisa jadi sebagai patner, pemasok atau
konsumen.
4) Bagi seorang pemodal wirausaha merupakan seseorang yang
dapat menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, yang
menemukan cara-cara baru untuk menggunakan resoures,
mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang
disenangi oleh masyarakat.38
b. Keterampilan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata keterampilan
berasal dari kata terampil yang mengandung arti cakap dalam
menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan itu sendiri
mengandung arti kecakapan untuk menyelesaikan tugas.39
Keterampilan sangat erat kaitannya dengan sumber daya
manusia. The liang gie mengemukakan pengertian keterampilan
sebagai berikut :
38
Alma , Kewirausahaan ( Bandung: ALFABETA, 2005), Cet. 9, h.31 39
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1998), h. 935.
27
Keterampilan adalah kegiatan mengusai sesuatu keterampilan
dengan tambahan bahwa mempelajari keterampilan harus
dibarengi dengan kegiatan praktik, berlatih, dan megulang-ulang
suatu kerja. Seseorang yang memahami semua asas, metode,
pengetahuan dan teori dan mampu melaksanakan secara praktis
adalah orang yang memiliki keterampilan.40
Dengan demikian konsep keterampilan menurut The liang gie di
atas dapat dikemukakan bahwa keterampilan merupakan suatu
pemahaman seseorang akan suatu metode, cara, dan teknik serta
pengetahuan dan teori dan seseorang tersebut dapat mempraktikannya
dalam kehidupan sehari-hari atau dalam organisasi atau lembaga
tertentu yang dapat menunjukan kalau seseorang itu mempunyai
keterampilan.
Menurut Littre di dalam buku Maurice Duvenger, bahwa
pengertian keterampilan adalah sebagai proses kolektif dari suatu
kemahiran atau manufaktur khusus. Maksudnya keterampilan dengan
berbagai penemuan yang direncanakan manusia dengan menggunakan
alat-alat, mesin dan sebagainya yang memberikan peserta penguasaan
terhadap materi yang diberikan.
Menurut Syamsuar Mocthar, keterampilan adalah cara
memandang siswa serta kegiatannya sebagai manusia seutuhnya, yang
diterjemahkan dalam kegiatan belajar-mengajar yang memperhatikan
perkembangan pengetahuan, nilai hidup serta sikap, perasaan, dan
keterampilan sebagai satu kesatuan baik berupa tujuan maupun
40
Syarif Makmur, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Dan Efektivitas Organisasi:
Kajian Penyelenggaraan Pemerintah Desa (Jakarta: Pt Raja Grafindo. 2008), h.70.
28
sekaligus bentuk pelatihannya, yang akhirnya semua kegiatan belajar
dan hasilnya tersebut tampak dalam bentuk kreatvitas.41
B. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
1. Pengertian Pemberdayaan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia “kontemporer” karya: M.
Dahlan yacub al barry. Pen: ARKOLA-Surabaya. Hal 92. Bahwa
“pemberdayaan” berasal dari suku kata “daya” yang berarti kemampuan
untuk melakukan usaha.42
Dengan demikian definisi pemberdayaan
adalah suatu kemampuan seseorang dalam melakukan berbagai usaha.
Namun menurut Diana pemberdayaan dapat diartikan sebagai
perubahan kepada arah yang lebih baik. Dari tidak berdaya menjadi
berdaya. Pemberdayaan terkait dengan upaya meningkatkan taraf hidup
ke tingkat yang lebih baik. Pemberdayaan adalah meningkatkan
kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang
dimiliki, tentunya dalam meningkatkan tindakan kearah yang lebih baik
lagi.43
Isbandi Rukminto Adi juga mengemukakan bahwa pemberdayaan
adalah mengembangkan dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi
mempunyai daya guna mencapai kehidupan yang baik. Pemberdayaan
pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok atau pun
41
A.Samana, Sistem Pengejaran Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional (Ppsi) Dan
Pertimbangan Metodologisnya ( Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1992), H. 111. 42
Kar :M. Dahlan Yacub Al Barry. Pen : Arkola-Surabaya H. 92 43
Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, (Yogyakarta,Gajah Mada University
Press: 1991), H.15
29
komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan
mereka. Pemberdayaan bisa diartikan juga suatu proses yang relatif terus
berjalan untuk meningkatkan kepada perubahan.44
Pemberdayaan yang digunakan oleh Nanih Machendrawati
menggunakan istilah “pengembangan” yang berarti membina, dan
meningkatkan kualitas. Untuk menyebut pemberdayaan, T.Hani Handoko
menggunakan istilah pengembangan yang diartikan sebagai suatu usaha
jangka panjang untuk memperbaiki proses pemecahan masalah dan
melakukan pembaharuan.45
Sedangkan menurut Edi Suharto pemberdayaan adalah sebuah
proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian
kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok
lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami
masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk
kepada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan
sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau
mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti
44
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat Dan Investasi
Komunitas, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Ui, 2001) Cet. Ke-1, h. 32 45
T. Hani Handoko, Menajemen, ( Yogyakarta: Bpfe. 1997) Edisi Ii, Cet Ke Ii h. 337
30
memiliki keprecayaan diri, mampu menyampaikan inspirasi, mempunyai
mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri.46
Pemberdayaan baik dari segi proses maupun tujuan, pemberdayaan
mencakup tidak hanya peningkatan kemampuan seseorang atau
sekelompok orang melainkan pola perubahan sistem dan struktur
sosoial.47
Berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih
sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat
yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan
untuk mendapatkan pilihan-pilihan.
Selain itu pemberdayaan juga berarti menciptakan kondisi hingga
semua orang dapat menumbang kemampuannya secara maksimal untuk
mencapai tujuannya, dimana pemberdayaan dalam konteks masyarakat
adalah kemampuan individu dalam masyarakat dalam membangun
keberdayaan masyarakat yang bersangkutan.48
2. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
Masalah kemiskinan menjadi identik dengan masyarakat indonesia,
situasi ekonomi masyarakat Indonesia sekarang ini bukan untuk diratapi,
melainkan untuk dicarikan jalan pemecahannya. Untuk dari himpitan
ekonomi ini diperlukan perjuangan besar dan gigih dari semua komponen
46
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung: Pt. Refika Aditama, 2005), h.
59-60. 47
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri: Memperkuat Tanggung Jawabsosial
Perusahaan, (Bandung: Pt Refika Aditama, 2007), h. 144 48
Pusat Pengkajian Dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3ei), Ekonomi Islam,
(Jakarta:Pt Raja Grafindo Persada,2008), h.14
31
masyarakat. Setiap pribadi masyarakat ditantang untuk lebih keras dalam
berinteraksi lebih skill full dalam memfasilitas jaringan kerja dan lebih
professional dalam mengelola potensi-potensi dan kekuatan-kekuatan ril
ekonomi rakyat.
Untuk bisa keluar dari himpitan situasi ekonomi seperti sekarang
ini, salah satunya diperlukan penguasaan terhadap life skill (keahlian
hidup). Masalah berikutnya adalah mengapa harus keahlian hidup, karena
berbagai bidang kehidupan modern menuntut keahlian-keahlian. Tanpa
keahlian akan sulit bagi seseorang untuk survive tanpa keahlian
seseorang tidak mungkin mendapatkan peluang untuk memenangkan
kompetisi hidup yang kian keras.
Dunia modern menuntuk sikap antisipatif dalam menyongsong
masa depan dengan pembekalan berbagai pendidikan keahian.
Pendidikan dan keahlian inilah yang dapat mengantisipasi perubahan
zaman yang amat cepat.
Untuk keluar dari himpitan ekonomi sekarang ini di samping
menuntut penguasaan terhadap life skill atau keahlian hidup juga
dibutuhkannya pengembangan dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan untuk
memberdayakan ekonomi rakyat yaitu :
a. Pemberian peluang atau akses produksi. Di antara akses produksi
yang paling mendasar adalah akses kepada dana. Tersedianya dana
yang memadai dapat menciptakan pembentukan modal bagi yang
32
kecil, sehingga dapat digunakan untuk pemupukan modal secara
berkesinambungan.
b. Memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat.
Kesetiakawanan, akan timbul rasa percaya diri dan bangga diri
dalam mengahadapi era kesibukan ekonomi.
c. Meningkatkan upaya pendidikan dan kesehatan dalam upaya
menciptakan sumber daya manusia yang kuat dan tangguh. Upaya-
upaya perbaikan kesehatan dan pelayanan pendidikan harus
dilakukan tanpa henti dengan memperhatikan kualitas yang
semakin baik. Hal itu biasa dilakukan melalui berbagai upaya,
misalnya pendidikan formal biasa, pelatihan-pelatihan, eksperimen
dilapangan dan sebagainya.
d. Kebijakan ketenaga kerjaan yang mendorong munculnya tenaga
kerja yang terampil, menguasai keterampilan dan keahlian hidup
serta tenaga kerja mandiri dengan bekal keahlian berwirausaha.
e. Pemerataan pembangunan antar daerah. Untuk itu, pemerintah
harus secara produktif memberikan kemudahan. Seperti bantuan
kredit lunak untuk pengusaha kecil,
f. Mengadakan penyuluhan dan pelatihan.
Dengan demikian inti pembangunan ekonomi kerakyatan tidak lain
adalah mensejahterakan masyarakat dalam dimensi lahir dan batin.49
49
Muhammad Nurseha, Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Komunitas
Proklamasi Yayasan Nuraini Dunia Di Kelurahan Pengangsaan Menteng Jakarta Pusat (Jakarta
:2009)
33
3. Strategi Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan
melalui tiga ras atau matra pemberdayaan (empowerment setting): mikro,
mezzo, dan makro.
a. Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara
individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis
intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih
klient menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering
disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tingkat (task
centered approach).
b. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.
Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai
media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok,
biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan
kesadaran pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klient agar
memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang
dihadapinya.
c. Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem
besar (large-system strategy), karena sasaran perubahan diarahkan
pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan,
perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying,
pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa
34
strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar memandang
klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami
situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk menentukan strategi yang
tepat untuk bertindak.50
Selain menggunakan tiga ras atau matra pemberdayaan
(empowerment setting): mikro, mezzo, dan makro. Dalam pemberdayaan
ekonomi masyarakat,ada beberapa tahapan-tahapan, menurut Isbandi
Rukminto Adi (2002:182) antara lain sebagai berikut:
1) Tahap persiapan (engagement)
Pada tahap persiapan ini meliputi sekurangnya dua tahapan
yang harus dikerjakan, yaitu: tahap penyiapan petugas (community
worker) untuk menyamakan persepsi antar anggota tim agen
perubahan (change agent) mengenai pendekatan apa yang akan
dipilih dalam melakukan pemberdayaan masyarakat. Tahap
penyiapan lapangan dimana petugas (community worker) pada
awalnya melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan
dijadikan sasaran, baik dilakukan secara formal maupun informal.51
2) Tahap pengkajian (asessment)
Proses asessment yang dilakukan di sini dapat dilakukan
secara individual melalui tokoh-tokoh masyarakat. Tetapi dapat
50
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, h 66. 51
Isbandi Rukminto Adi, Pemkiran-Pemikiran Pembangunan Kesejahteraan Sosial,
(Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia, 2002), h. 182.
35
juga melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Pada tahap
ini, petugas sebagai agen perubahan berusaha mengidentifikasi
masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan juga sumber daya yang
dimiliki klient.52
3) Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan (designing)
secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir
tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara
mengatasinya. Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ada
pada masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif
program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan.53
4) Tahap pemformulasian rencana aksi (designing)
Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok
masyarakat untuk memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk
tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal
kepada pihak penyandang dana, dimana bantuan dari pihak petugas
ini biasanya amat diperlukan pada kelompok yang belum pernah
mengajukan proposal kepada penyandang dana.54
5) Tahap pelaksanaan program atau kegiatan (implementation)
Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang
paling penting dalam program pemberdayaan masyarakat, karena
sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan dapat
52
Ibid, h. 186. 53
Ibid, h. 188.
54Ibid, h. 189.
36
melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerja
sama antara petugas dan warga masyarakat, maupun kerjasama
antar warga.55
6) Tahap evaluasi (evsaluation)
Evaluasi sebagai pengawasan dari warga dan petugas
terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan
sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan
keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan akan terbentuk suatu
sisitem dalam komunitas untuk melakukan pengawasan secara
internal. Sehingga dalam jangka panjang diharapkan akan dapat
membentuk suatu sistem dalam masyarakat yang lebih mandiri
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.56
7) Tahap terminasi (disengagenent )
Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara
formal dengan komunitas sasaran. Terminasi dalam suatu program
pemberdayaan masyarakat, tidak jarang dilakukan bukan kerena
masyarakat sudah dianggp mandiri, tetapi lebih karena proyek
sudah dihentikan karena sudah melebihi jangka waktu yang
ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah selesai dan
tidak ada penyandang dana yang dapat dan mau meneruskan.57
55
Ibid, H 190. 56
Ibid H. 193. 57
Ibid, H 195.
37
4. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
Tujuan dari pemberdayaan ekonomi adalah:
a. Mendorong, memotivasi, meningkatkan kesadaran akan potensinya,
dan menciptakan iklim/suasana untuk berkembang.
b. Memperkuat daya, potensi yang dimiliki dengan langkah-langkah
positif memperkembangkannya.
Pemberdayaan bertujuan juga untuk meningkatkan kekuasaan
orang-orang yang lemah atau tidak beruntung (Ife, 1995). Pemberdayaan
masyarakat disebut sebagai tujuan, yakni pemberdayaan menunjuk pada
keadaan yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunya pengetahuan
dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik berupa fisik,
ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi
dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas
kehidupannya.58
58
Edi Suharto, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat, h, 58.
38
BAB III
GAMBARAN UMUM KELOMPOK PEMBUAT ASSESORIS DI
KELURAHAN SUDIMARA JAYA CILEDUG KOTA TANGERANG
A. Latar Belakang Berdiri Kelompok Pembuat Assesoris Di Kelurahan
Sudimara Jaya
1. Profil Serta Sejarah Berdiri Kelompok Pembuat Assesoris
Kelompok pembuatan assesoris berdiri pada tahun 1995 di wilayah
Kebon Jeruk Jakarta Barat. Kemudian pada tahun 1998 pindah ke
Sudimara Jaya di RT. 01 RW. 03. Sama ketika masih berada di daerah
Kebon Jeruk, ibu-ibu yang berada di sekitar tempat tinggal Bapak Surya
yang sekarang ini juga di ajak untuk membuat assesoris sebagai tambahan
penghasilan rumah tangga mereka. Kelebihan letak dari tempat pengrajin
ini strategis karena berada di lingkungan yang tidak jauh dari pemukiman
masyararakat.sebagian besar pekerjaan ibu-ibunya adalah sebagai pekerja
rumah tangga sehingga lebih banyak memiliki waktu luang.59
Jika dilihat secara seksama wilayah RW.03 ini dapat dikatakan
pemukiman padat penduduk, hal ini dapat terlihat dengan banyaknya
warga yang tinggal di wilayah tersebut yang mencakup 56 rukun tetangga
(RT.) dengan kepadatan penduduk sekitar 23.497 jiwa.60
Padatnya penduduk yang berada di wilayah tersebut mempunyai
dampak secara tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, karena
59
Wawancara Bapak Surya, Pemilik Pembuatan Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya,
24 April 2015 60
Wawancara Pribadi Dengan Bapak Tatang Rustandi Sekertaris Kelurahan Sudimara
Jaya, 26 April 2015
39
semakin banyaknya penduduk yang tingal di suatu daerah tertentu maka
perekonomian yang dihasilkan pun akan bertambah, baik secara langsung
maupun tidak langsung.61
Karena dirasakan cukup membantu dalam menambah penghasilan
rumah tangga, dengan alasan bahwa yang tergabung dalam kegiatan
tersebut mencakup para ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan
selain mengurus rumah tangga saja, sampai mereka rutin mengerjakan
assesoris tersebut.
Dari awalnya kegiatan pembuatan assesoris memang bertujuan untuk
meningkatkan ekonomi keluarga. Seiring dengan berjalannya waktu hasil
produksinya pun mulai merembah ke sejumlah kota di nusantara seperti
Jakarta, Bogor, Padang dan Medan. Sehingga untuk memenuhi permintaan
pasar maka dibutuhkan waktu yang ekstra bagi para ibu-ibu untuk
memenuhi pesanan bagi para pelanggannya.
Dengan melihat kondisi diatas maka pemilik assesoris dibantu oleh
ketua dari kelompok ini merekrut ibu-ibu rumah tangga untuk membantu
dalam mengerjakan assesoris tersebut dan sekarang telah memiliki 18
(delapan belas) pekerja yang berasal dari Kelurahan Sudimara Jaya dan
luar kelurahan .
2. Tujuan Serta Visi Dan Misi
Tujuan dan visi misi dari kelompok pembuat assesoris yang berada
di Kelurahan Sudimara Jaya yaitu:
61
Wawancara Bapak Surya, Pemilik Pembuatan Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya,
24 April 2015
40
Tujuan
Untuk Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Keluarga.
Visi
Untuk dapat mengembangkan usaha agar dapat berkembang
sehingga meningkatkan penghasilan bagi keluarga dan juga dapat
membuka lapangan pekerjaan.
Misi
a. Meningkatkan jumlah modal usaha dalam pembuatan assesoris
b. Meningkatkan kualitas usaha
c. Meningkatkan kesejahteraan dalam menambah penghasilan
keluarga.62
B. Tata Kerja Kelompok Pembuat Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya
1. Tata kerja kelompok pembuat assesoris terbagi menjadi 3 proses yaitu:
a. Proses Produksi Assesoris
Proses produksi assesoris dilakukan dengan menggunakan
bahan-bahan yang sudah dibeli dari pasar baru, setelah bahan-bahan
tersedia kemudian dipilih-pilih berdasarkan assesoris yang akan di
buat, pada proses pembuatan ini dilakukan oleh ibu-ibu yang sudah
diberi kepercayaan untuk mengerjakannya hingga selesai, setelah
selesai barulah kemudian assesoris ini ditampung di tempat bapak
Surya untuk kemudian di distribusikan ke tempat-tempat yang telah
menjadi relasinya.
62
Wawancara Bapak Surya, Pemilik Pembuatan Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya,
24 April 2015
41
b. Proses Distribusi Assesoris
Proses distribusi assesoris yang sudah jadi dikirim ke pasar
Asemka Kota untuk dijual, pasar malam dan juga dikirim ke
beberapa kota seperti Tangerang, Bogor, Medan dan juga Padang.
Pada proses distribusi, pengiriman dilakukan sendiri oleh bapak
Surya dan keluarganya, dan tidak melibatkan ibu-ibu/pekerjanya.
c. Pendanaan Dari Pembuatan Assesoris.
Adapun Dana yang didapat untuk pembuatan assesoris
diperoleh dari dana perseorangan yakni Bapak Surya sebagai pemilik
dari awal berdirinya sampai sekarang berasal dari dana pribadinya.
2. Penguatan Kapasitas Lembaga Lokal
a. Kualitas Sumberdaya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia (SDM) yang ada di tempat penelitian
saya meliputi karyawan sebanyak 18 0rang pembuat tetap yang
terdiri dari ibu-ibu rumah tangga sebagai pengrajin, yang mana
mereka adalah warga yang tinggal di Kelurahan Sudimara Jaya dan
ada juga yang tinggal di luar Kelurahan Sudimara Jaya yang di
dominasi oleh ibu-ibu.
Kualitas SDM yang ada di sana lumayan baik. Hal ini dapat
terlihat dari kerja merka yang rajin dalam membuat assesoris.
Walaupun para pembuat assesoris bukanlah orang yang
berpendidikan tinggi, tetapi mereka juga memiliki keterampilan yang
cukup mengenai cara pembuatan assesoris.
42
b. Penguatan Jaringan (Multistakeholder)
Jaringan merupakan salah satu alat untuk berkembangnya
informasi yang kita miliki untuk mengembangkan usaha seseorang,
karena jaringan pula usaha yang kita miliki akan memperoleh
pengakuan dari luar seperti perusahaan baik negeri ataupun swasta
bahkan bisa jadi dalam masyarakat di lingkungan kita pun akan
mengakui keberadaan usaha yang kita tekuni.
C. Gambaran Wilayah Kelurahan Sudimara Jaya
1. Letak dan Batasan Wilayah
Kelurahan Sudimara Jaya merupakan salah satu Kelurahan yang
berada Provinsi Banten, khususnya di wilayah Kota Tangerang. Luas
wilayah Sudimara Jaya sekitar 79,55 Ha, luas daerah tersebut terdiri atas
daratan, sebagian besar pemukiman penduduk dan selebihnya adalah
pertokoan dan sekolah. Bentuk wilayah kelurahan ini adalah datar
berombak dengan ketinggian 18 mdpl dari permukaan laut, sedangkan
curah hujannya mencapai 1858 mm/tahun.
Wilayah Sudimara Jaya dilalui oleh Jl. Protokol yaitu Jl. Hos..
Cokro Aminoto, dikarenakan letaknya di dekat pusat perekonomian Kota
Tangerang maka kelurahan ini mempunyai iklim yang panas dengan suhu
rata-rata 270C. Mengenai orbitrasi atau jarak yang ditempuh dari
kecamatan adalah 1,5 km. Jarak ke Ibu Kota Daerah 11 km, jarak ke Ibu
Kota Provinsi 60 km dan jarak ke Ibu Kota Negara adalah 20 km.
43
Kantor Kelurahan Sudimara Jaya saat ini berada di Jalan Winong
No. 1 RT. 2 RW.04 Kota Tangerang jumlah aparat pada kelurahan ini
terdiri dari beberapa golongan yaitu golongan (PNS) dan golongan
tenaga harian lepas (THL). Untuk kategori binaan maka Kelurahan
Sudimara Jaya ini memiliki 12 Rukun Warga (RW) dan 56 Rukun
Tetangga (RT) sehingga kelurahan ini memiliki 5.088 Kepala Keluarga
(KK).
Selain itu, luas wilayah kelurahan ini menurut data monografi
kelurahan adalah 79,55 Ha. Dengan kepadatan penduduk mencapai
23.497 jiwa. Sedangkan batasan wilayahnya meliputi :
a. Sebelah Utara : Kel. Karang Timur Kec. Karang Tengah
b. Sebelah Selatan : Kel. Peninggilan Utara Kec. Ciledug
c. Sebelah Barat : Kel. Sudimara Timur Kec. Ciledug
d. Sebelah Timur : Kel. Sudimara Barat Kec. Ciledug63
D. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
1. Perencanaan dalam pemberdayaan ekonomi keluarga yang dilakukan
oleh kelompok pengrajin assesoris.
Perencanaan yang ada di tempat penbuatan assesoris tidak
melibatkan anggota kelompok, hanya pemiliknya saja yang
merencanakan segala sesuatu seperti menyediakan bahan dan permodalan,
mereka tidak diikut sertakan karena tugas mereka hanya sebagai anggota
pembuat assesoris saja.
63
Data Monografi Kelurahan Sudimara Jaya
44
Adapun peran ketua di sini adalah mengumpulkan warga
masyarakat dan memberikan pelatihan terutama ibu-ibu rumah tangga
untuk ikut dalam membuat assesoris. Pendekatan dilakukan kepada ketua
agar dapat mudah dalam proses perekrutan anggota pembuat assesoris.
Setelah menemukan anggota yang berminat untuk ikut membuat
assesoris maka masing-masing anggota mencari waktu yang tepat untuk
mengerjakan assesoris, karena pekerja pembuat assesoris adalah para ibu
rumah tangga maka dalam waktu tidak menjadi persoalan karena
memang waktu yang mereka punya cukup banyak.
2. Pengorganisasian dalam pemberdayaan ekonomi keluarga yang
dilakukan ibu-ibu kelompok pembuat assesoris.
Pengurusan kelompok di sini terbatas pada ketua dan pembuat
assesoris, dimana ketua dalam kelompok ini bertugas mengkordinir,
memberikan pelatihan serta merekrut para ibu-ibu yang ingin ikut
membuat assesoris, membagikan bahan-bahan untuk pembuatan assesoris,
mengambil assesoris yang sudah selesai dibuat, kemudian menghitung
hasil assesoris yang telah selesai dibuat untuk kemudian diserahkan ke
pemilik assesoris.
45
Tabel 1.
Nama Pembuat Assesoris
No Nama Status Usia Pekerjaan
1 Suanah Istri 45 tahun Ketua pembuat assesoris/aktif
2 Eka Istri 30 tahun Pembuat assesoris/aktif
3 Mada Istri 45 tahun Pembuat assesoris/aktif
4 Eka Istri 30 tahun Pembuat assesoris/aktif
5 Mada Janda 45 tahun Pembuat assesoris/aktif
6 Yayah Istri 39 tahun Pembuat assesoris/aktif
7 Irma Istri 34 tahun Pembuat assesoris/aktif
8 Chika Febriani Istri 30 tahun Pembuat assesorisaktif
9 Painem Istri 37 tahun Pembuat assesorisaktif
10 Rita Istri 37 tahun Pembuat assesoris/aktif
11 Nining Istri 34 tahun Pembuat assesoris/aktif
12 Dina Istri 26 tahun Pembuat assesoris/aktif
13 Tri Istri 30 tahun Pembuat assesoris/aktif
14 Sapira Istri 27 tahun Pembuat assesoris/aktif
15 Salpa Istri 25 tahun Pembuat assesoris/aktif
16 Siti Istri 40 tahun Pembuat assesoris/aktif
17 Rasmini Istri 43 tahun Pembuat assesoris
18 Intan Istri 25 tahun Pembuat assesoris
Sumber : Ibu Suanah Ketua Pembuat Aksesories
3. Pelaksanaan Dalam Pembuatan Assesoris
Pelaksanaan pembuatan assesoris dalam menambah ekonomi
keluarga yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan
Sudimara Jaya merupakan wadah pembelajaran usaha bagi wahana
terjadinya perubahan perilaku keluarga untuk mengenal usaha ekonomi
skala rumah tangga dengan kegiatan usaha kecil. Kegiatan produksinya
menggunakan peralatan yang dapat terjangkau untuk menghasilkan
produksi usaha kecil, seperti membuat kerajinan tangan.
Pelaksanaan kegiatan usaha kecil dilakukan di rumah masing-
masing anggota. Namun ketika sudah selesai barulah hasil yang telah
dibuat dikumpulkan ke ketua yang kemudian disetorkan. Kerajinan
46
tangan merupakan salah satu usaha yang bermodal pokok pada
keterampilan dan adanya jiwa yang kreatif dan inovatif dalam
melaksanakan kegiatannya, dimana manusia itu yang menggali bakat
yang ada pada dirinya dan mengembangkannya agar dapat menjadi
keterampilan yang khusus dan menjanjikan.
Dalam melakukan kegiatan pembuatan assesoris dilakukan di
rumah masing-masing. Karena kerajinan tangan ini dapat dilakukan
dirumah, sehingga banyak ibu rumah tangga yang memilih usaha ini.
Dimana usaha pembatan assesoris ini tidak mengganggu aktivitas sebagai
ibu rumah tangga. Usaha pembuatan assesoris tidak terkait kontrak
kepada seseorang dikarenakan usaha ini dilakukan selain untuk mencari
penghasilan tambahan, melainkan sebagai penyalur hobi di waktu luang.
Pembuatan assesoris ada beberapa macam antara lain sebagai berkut:
Pembuatan Gelang, Pembuatan Kalung, Pembuatan Bros.64
64
Wawancara Bapak Surya, Pemilik Pembuatan Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya,
24 April 2015
47
BAB IV
ANALISIS DAMPAK PEMBERDAYAAN EKONOMI
KELUARGA TERHADAP KELOMPOK PEMBUAT
ASSESORIS
A. Analisis Perencanaan Kelompok Keterampilan Pembuatan Assesoris
Perencanaan yang ada di tempat pembuatan assesoris tidak melibatkan
anggota kelompok, hanya pemiliknya saja yang merencanakan segala sesuatu
seperti menyediakan bahan dan permodalan, mereka tidak di ikut sertakan
karena tugas mereka hanya sebagai anggota pembuat assesoris saja.65
Seperti yang dikatakan oleh bapak Surya, bahwa segala sesuatu yang
berkaitan dengan perencanaan tidak melibatkan ibu-ibu pembuat assesoris,
mereka hanya dilibatkan dalam proses pembuatan, dimana dalam
perencanaannya dilakukan bersama kelurga bapak Surya .
Perencanaan dalam pemberdayaan ekonomi keluarga yang ada di
kelompok pembuat assesoris tidak terlepas peran ketua pembuat sebagai
perekrut, mengajari para pembuat assesoris yang mensosialisasikan mengenai
pembuatan assesoris di masyarakat. Peran ketua adalah mengumpulkan warga
masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga untuk ikut dalam membuat
kerajinan assesoris. Pendekatan dilakukan kepada ketua agar dapat
mempermudah dalam proses perekrutan pembuat assesoris. Tetapi ada juga
anggota yang ikut bukan dari perekrutan ketua, mereka ikut karena
65
Wawancara pribadi dengan Bapak Surya, 2 September 2015 pukul 19: 00 wib
48
mengetahui dari ibu-ibu yang sebelumnya diajak oleh ketua pembuat
assesoris. Namun peneliti hanya mencatat anggota yang tetap saja.
Setelah menemukan anggota yang berminat untuk ikut membuat
assesoris maka masing-masing anggota mencari waktu yang tepat untuk
mengerjakan pembuatan assesoris, karena pekerja pembuat assesoriss rata-
rata mereka adalah ibu rumah tangga maka dalam masalah waktu tidak terlalu
menjadi persoalan karena memang waktu yang mereka punya cukup banyak.
Walaupun pelatihan dalam pembuatan assesoris tidak terlalu di tekankan
mereka tetap bisa membuat assesoris hanya dengan melihat temannya atau
anggota lain karena memang sebelumnya sudah dijelaskan cara
pembuatannya .
Keterlibatan ibu-ibu pembuat assesoris sebagai pembuat/pelaksana,
sehingga jaminan untuk kedepannya tidak terlalu besar. Karena memang
tujuan mereka ikut membuat assesoris untuk mengisi waktu luang dan hasil
pembuatan assesoris sebagai tambahan.
B. Analisis Pelaksanaan Kelompok Keterampilan Pembuatan Assesoris
Betapapun baiknya suatu rencana kegiatan, rencana itu baru akan
bermakna jika sungguh-sungguh dilakukan. Untuk melaksanakan kegiatan,
perlu diatur penjadwalan kegiatan, termasuk pembagian kelompok dan tugas-
tugas.
Pada kelompok pembuat assesoris di wilayah Kelurahan Sudimara Jaya
ini, mereka mengerjakan assesoris tidak berdasarkan jadwal. Pelaksanaan
pembuatannya hanya berdasarkan waktu luang. Bisanya mereka membuat
49
assesoris sesudah selesai mengerjakan pekerjaan rumah. Di tempat
pembuatan assesoris ini mereka tidak ada pembagian kelompok. Karena
Pekerjaan membuat assesoris dilakukan di rumah masing-masing.
Setiap anggota kelompok di beritahu cara membuat assesoris kemudian
diberikan bahan-bahan untuk membuat assesoris, kemudian setelah selesai di
kerjakan barulah ke tahap pengumpulan, assesoris yang sudah selesai dibuat
kemudian dikumpulkan pada ketua.
Pelaksanaan dalam pemberdayaan ekonomi keluarga merupakan
kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan pendapatan ekonomii
kelurga, terutama pendapatan ibu-ibu rumah tangga. Dengan adanya usaha
pembuatan assesoris ini, yang pekerjanya adalah ibu-ibu rumah tangga
diharapkan dapat memberikan manfaat serta membantu perekonomian dalam
keluarga.
Adanya tahap pelaksanaan merupakan salah satu bagian yang sangat
penting dalam pemberdayaan ekonomi keluarga. Dimana pelaksanaan
kegiatan dari pemberdayaan ekonomi keluarga di wilayah Kelurahan
Sudimara Jaya ini berupa produksi kerajinan tangan.
Dari Pengamatan yang telah peneliti lakukan, di dapati adanya anggota
pengrajin assesoris yang merasa sedikit terbantu dengan ikut membuat
assesoris, sebagai contoh adalah ibu Sri:
Ibu Sri adalah seorang buruh cuci. Dengan penghasilan tujuh ratus
sampai dengan delapan ratus ribu per bulan, Setelah berhenti karena sakit ia
hanya menjadi ibu rumah tangga saja dan hanya mengurusi pekerjaan rumah
50
sebagai ibu rumah tangga.
Adanya pembuatan assesoris di daerah tempat tinggalnya, maka ibu Sri
mengikuti kegiatan tersebut dan bergabung menjadi anggota pembuat
assesoris. Setelah bergabung menjadi anggota maka kerajinan tangan
pembuatan assesoris yang dilakukan mulai menjadi pekerjaan tambahannya.
Dalam menjual produk, semua diserahkan kepada pemilik, ibu Sri
hanya membuat saja. Hasil karya kerajinan tangan ibu Sri antara lain : kalung,
gelang dan jepitan rambut. Lama pembuatan tergantung dari banyaknya
bahan yang harus dikerjakan, pengerjaan dilakukan dengan menggunakan
tangan tanpa menggunakan mesin.
Pembuatan assesoris yang dikerjakan ibu Sri adalah yang paling banyak
di antara para ibu-ibu pembuat assesoris yang lain, ketika saya
tanya ”Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut mengarjakan
assesoris ini ? Jawab: “tergantung dari hasil pekerjaanya, misalkan 1 gros
15000. Kadang kalo udah 18 gros baru duitnya saya ambil, kalo tiap hari mah
kecil duitnya, mending kumpulin dulu kadang 70 seminggu, ya kalo sebulan
280 ribuan dah. Itu juga kalo lagi ngerjain banyak.”66
Namun membuat assesoris ini hanya sekedar tambahan dan sebagai
pengisi waktu luang dan hanya dapat memberikan sedikit masukan
penghasilan di dalam keluarga. Pendapatan utama ibu Sri berasal dari suami
yang bekerja, selain itu ibu Sri hanya mengurus rumah tangga saja. Namun
dengan adanya pembuatan assesoris yang dikerjakan oleh ibu Sri hanya
66
Wawancara pribadi dengan Ibu Sri 20 Mei 2015
51
sebagai tambahan penghasilan bukan sebagai penghasilan utama.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Sri, bahwa diatara
para anggota pembuat assesoris, ibu Sri mendapatkan hasil yang paling besar
diantara anggota pembuat assesoris lainnya, namun tidak dapat dikatakan
dengan penghasilan tersebut, dapat meningkatkan taraf ekonomi dalam
keluarganya, karena menurut peneliti penghasilan tersebut tentunnya kalau
untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarganya tentu tidak akan cukup,
apalagi di jaman sekarang semuanya serba mahal.
Selain ibu Sri Terdapat anggota kelompok pembuat assesoris yang tidak
mengalami perubahan. Contohnya ibu Suanah. Dia mendapat tugas sebagai
ketua pembuat assesoris, yang tugasnya mengkordinir ibu-ibu rumah tangga
membagikan bahan-bahan, serta menganbil assesoris yang sudah selesai di
kerjakan untuk di kumpulkan ke pemilik assesoris. Menurutnya ini hanya
pekerjaan tambahannya, pekerjaannya adalah sebagai penjual celana, menurut
dia penghasilan yang di dapat lebih besar menjual celana dari pada menjadi
ketua pembuatan assesoris.
C. Analisis Produktivitas Kelompok Keterampilan Pembuatan Assesoris
Kebutuhan yang telah terpenuhi sebagai akibat dari pembuatan
assesoris ini adalah ekonomi dan kreatifitas. Bukan berarti terpenuhi secara
maksimal tetapi terpenuhi secara berkala dan bertingkat. Antara pembuat
assesoris satu dengan pembuat assesoris lainnya karena memang berbeda
tingkat kebutuhannya.
52
Berdasarkan penelitian yang peneliti sudah lakukan di lapangan dapat
diketahui bahwa pembuat assesoris ini tingkat ekonominya lumayan
walaupun belum dilkatakan dapat memenuhi seluruh kebutuhan yang bersifat
tersier. Suami mereka rata-rata bekerja. Kelompok pembuat assesoris
umumnya aadalah ibu-ibu rumah tangga.keterangan ini sesuai dengan
pengakuan mereka ketika diwawancarai. Berdasarkan observasi di lapangan,
menurut saya para anggota pembuat assesoris bukan tergolong orang-orang
yang miskin karena kalau untuk kebutuhan sehari-hari mereka masih bisa
mencukupinya dengan hasil dari gaji suami.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembuatan assesoris ini untuk mengisi
waktu luang serta hanya sebagai tambahan penghasilan dalam kelurga dan
bukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarga, karena mereka memang
sudah berdaya dalam segi ekonominya berdasarkan kenyataan di lapangan
peneliti simpulkan mereka atau pembuat assesoris sudah cukup berdaya.
Mereka bukan oarng miskin tapi orang yang memang berkecukupan dan tidak
ada salahnya juga kalau mereka ingin menambah penghasilannya dengan ikut
membuat assesoris sebagai pengisi waktu luang serta untuk menambah
penghasilan keluarga.
Dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonomi, pembuat assesoris
mengatakan bahwa mereka merasa senang karena bisa mendapat tambahan
uang dengan adanya pembuatan assesoris ini, misalnya untuk belanja sayuran
serta rata-rata dari mereka mengatakan lumaya untuk tambahan jajan anak
walaupun tidak banyak, dengan ikut membuat assesoris ini cukup membantu.
53
Dengan ikut membuat assesoris dapat juga untuk mengisi waktu luang,
karena memang waktu yang mereka punya cukup banyak dan sayang-sayang
apa bila tidak dimanfaatkan sebagai sarana mereka untuk berkreatifitas
dengan membuat assesoris.
D. Analisis Dampak Keterampilan Pembuatan Assesoris Bagi
Pemberdayaan Ekonomi
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, menurut peneliti dampak
ekonomi yang dirasakah oleh ibu-ibu pembuat assesoris tidak mempunyai
dampak yang begitu besar bagi peningkatan ekonomi keluarga mereka, karena
rata-rata dari mereka ketika peneliti tanya adakah peningkatan taraf
kehidupan ibu setelah mengikuti pembuatan kerajinan assesoris ? misalnya
ketika peneliti bertanya kepada ibu sri, dia merasa cukup terbantu, ada yang
menjawab tidak ada, ada dan biasa biasa saja, karena membuat assesoris
memang bukan penghasilan utama mereka, mereka hanya iseng demi mengisi
waktu luang.
Walaupun mereka giat dalam membuat tetapi dampak yang dirasakan
hanya sangat terbatas dan mempunyai sedikit dampak bagi peningkatan
ekonomi keluarga mereka.
Berdasarkan hasil observasi peneliti mengatakan bahwa dari 10 orang
anggota pembuat assesoris yang sudah di wawancarai, mereka ada yang
mengatakan ekonomi keluarga mereka kurang terbantu, tidak terbantu dan
cukup terbantu hanya dalam kebutuhan tambahan serta jajan anak saja, tidak
mencakup seluruh kebutuhan ekonominya karma memang ini bukan
pekerjaan utama mereka.
54
Jika dari semua pembuat assesoris yang sudah saya wawancarai
menyatakan bahwa ekonomi keluarganya tidak ada perubahan, ada dan biasa-
biasa saja setelah ikut membuat assesoris, hanya sekedar untuk tambahan saja
maka menurut saya ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenapa hal ini
bisa terjadi. Ada banyak faktor yang mempeneruhi ekonomi keluarga. Tatapi
dalam skripsi ini peneliti hanya melihat faktor yang terkait dengan pembuatan
assesoris ini
Dari hasil analisis penelitian ini, dan dari total 18 orang anggota tetap ,
dengan menggunakan metode purposive sampling peneliti mengambil sampel
sebanyak 10 orang anggota pembuat assesoris. 30 % menjawab cukup
terbantu, 40% menjawab kurang terbantu, dan 30% menjawab tidak terbantu,
berikut keterangan tabel :
Tabel 2.
Keterangaaan Jawaban Informan
No Jawaban Informan F %
1. Cukup terbantu 3 30%
2. Kurang terbantu 4 40%
3. Tidak terbantu 3 30%
Sumber : Anggota Kelompok
Adanya pengaruh bagi peningkatan ekonomi keluarga mereka dapat
dikatakan hanya sebagai tambahan pada kebutuhan dasar misalnya, belanja
serta untuk jajan anak, bukan untuk memenuhi keseluruhan kebutuhan bagi
keluarga mereka. Para ibu-ibu pembuat assesoris yang ekonominya tidak
berpengaruh dan hanya biasa-biasa saja karena mereka yang ikut membuat
kerajinan assesoris hanya sebagai pengisi waktu luang dan mereka hanya
sebagai pembuat dan bukan milik sendiri sehingga pendapatan meraka dapat
55
dikatan kecil dan tidak ada peningkatan, kalaupun ada hanyalah jika harga
assesoris naik sehingga dari assesoris yang mereka buat akan diberikan
tambahan uang.
Dapat diketahui dari keterangan tabel diatas, pembuat assesoris yang
saya telah wawancarai mengatakan bahwa setelah ikut membuat assesoris,
mereka ada yang cukup terbantu, kurang terbantu dan tidak terbantu terhadap
peningkatan ekonomi keluarga meraka dengan kata lain terpengaruh atau
tidaknya kondisi perekonomianya tergantung dari tingkat kebutuhan keluarga
mereka dan beberapa faktor .
Faktor pertama jelas modal karena mereka hanya membuat bukan
dengan modal sendiri, Membuat assesoris perlu modal. Walaupun harga
assesoris murah tapi kalau untuk memproduksi dalam jumlah besar tentu
memerlukan modal besar pula. Sehingga mereka hanya tertarik untu kembuat.
Faktor kedua, mereka tidak memiliki jaringan untuk memasarkan hasil-hasil
produksi assesoris tersebut. Faktor ketiga karena niat mereka yang memang
sekedar iseng dalam ikut membut assesoris ini. Jadi, setelah selesai ikut
mereka hanya sebagai pembuat assesoris saja. Dan bukan sebagai produsen.
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan cara
pengumpulkan data melalui observasi dan wawancara kepada anggota
pembuat assesoris di wilayah kelurahan Sudimara Jaya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberdayaan ekonomi keluarga di Kelurahan Sudimara Jaya.
berdampak bagi sebagaian anggotanya, namun dampak dari
pemberdayaan di sini bukan diartikan berdampak bagi seluruh
kebutuhan ekonomi keluarga mereka, tatapi hanya berdampak pada
kebutuhan dasar seperti belanja dan jajan anak.
2. Ada faktor yang dapat berpengaruh bagi berdaya atau tidaknya para
anggota pembuat assesoris, faktor pertama jelas modal karena mereka
hanya membuat bukan dengan modal sendiri, Membuat assesoris perlu
modal. Faktor kedua, mereka tidak memiliki jaringan untuk
memasarkan hasil-hasil produksi assesoris tersebut. Faktor ketiga
karena niat mereka yang memang sekedar ingin mengisi waktu luang
dengan ikut membuat assesoris ini
57
B. Saran
Hendaknya para anggota pembuat assesoris tidak hanya sebagai
pembuat assesoris, tetapi juga ikut memproduksi karena mereka sebenarnya
bukan orang yang benar-benar miskin, apa salahnya kalau mereka mencoba
untuk memproduksi walaupun hanya dalam jumlah produksi yang tidak besar,
sehingga mereka juga mampu untuk membuka lapangan kerja baru.
Belajar dari pengalaman membuat assesoris, bukan tidak mungkin
jikalau mereka bisa membuat dan memproduksi sendiri hasil buatan mereka,
sehingga kedepanya yang tadinya hanya sebagai tambahan kemudian menjadi
sumber ekonomi utama bagi keluarga mereka serta dapat membantu dalam
menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat di sekitar mereka.
58
DAFTAR PUSTAKA
A.Samana, Sistem Pengejaran Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional
(PPSI) Dan Pertimbangan Metodologisnya (Yogyakarta: Penerbit
Kanisius, 1992)
Ahmad Mubarok, Psikologi Keluarga Dari Keluarga Sakinah Hingga Keluarga
Bangsa (Jakarta: Bina Rena Pariwara, 2005).
Ahmad Muhammad Al-Assal Dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem Prinsip dan
Tujuan Ekonomi Islam, (Bandung: Cv Pustaka Setia, 1999)
Alma, Kewirausahaan ( Bandung: ALFABETA, 2005)
Arief Subyantoro & FX. Suwarto, Metode Dan Teknik Penelitian Sosial.
(Yogyakarta : Andi Yogyakarta, 2007)
Catur Wahyudi Dan Umi Chayatin. Motivasi Menjadi Orang Tua Tunggal (Single
Parenthood) Diperkotaan Dan Pola Pengaturan Peran Dalam Keluarga.
Laporan Penelitian Judul Studi Kajian Wanita Tahun Anggaran
(1998/1999). Universitas Merdeka Malang
Departemen Agama, Al- Qur’an Dan Terjemahnya (Bandung: Cv Penerbit
Diponogoro, 2005)
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996)
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 1998)
Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, (Yogyakarta, Gajah Mada
University Press: 1991)
Djuju Sudjana, dalam Jalaludin Rahmat, (ed), Keluarga Muslim Dalam
Masyarakat Modern, (Bandung: Remaja Rosdakarya 1990).
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005)
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri: Memperkuat Tanggung Jawab
sosial Perusahaan, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2007)
Endang Syarifudin Anshori, Wawasan Islam, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam
Dan Umatnya, (Bandung: CV. Pustaka Perpustakaan Salman Itb, 1983)
59
Fuad Muhammad Fachrudin, Ekonomi Islam, (Jakarta: Penerbit Mutiara, 1982)
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2011)
Ipah Parihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta Dan UIN Jakarta Press, 2006 )
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat Dan Investasi
Komunitas, (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2001)
Isbandi Rukminto Adi, Pemkiran-Pemikiran Pembangunan Kesejahteraan Sosial,
(Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia,
2002)
J. Goode, William, Sosiologi Keluarga, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Pernada Media Group,
2011)
Kar : M. Dahlan Yacub Al Barry. Pen: Arkola-Surabaya
M Djunaedi Ghony & Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Yogjakarta: Ar-Ruz Media, 2012)
M. Abdul Mannan, Teori Dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Dana Bhakti
Wakaf, 1995)
Marjuki dan Umi Ratih Santoso, Indikator Ketahanan Sosial Keluarga, (Jakarta:
Departemen Sosial RI, 2006),
Maskur Wiratmo, Pengantar Ekonomi Makro, Seri Diklat Guna Darma, (Jakarta:
Gunadarma, 1994)
Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender,
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial. (Jakarta: Erlangga , 2009 )
Muhammad Nurseha. Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Komunitas
Proklamasi Yayasan Nuraini Dunia Di Kelurahan Pengangsaan
Menteng Jakarta Pusat, (Jakarta: 2009)
Murasa Sarkaniputra, Pengantar Ekonomi Islam, Bahan Pengajaran Ekonomi dan
Perbankan Syariah di IAIN Syahid Jakarta, 1999.
Nanih dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam Dari Ideologi,
Strategi Sampai Tradis,i (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001)
60
Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif,
(Jakarta: LP UIN Jakarta Press, 2006)
Pusat Pengkajian Dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3ei), Ekonomi Islam,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2008)
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta : PT. Indeks, 2012)
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2013)
Skipsi, Muhammad Syakur. “Program Daur Ulang Sampah Kertas Sebagai
Upaya Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Corporate Sosial
Responsibility PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk ) ”FDK 2009.
Skripsi, Amelia, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan
Teknisi Handphone Di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa Jurusan
PMI Tahun 2009.
Soetomo, Kamus Bahasa Indonesia Menunjang Persatuan Dan Kesatuan,
(Bandung: PT. Refika Aditama, 2005)
Syarif Makmur, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Dan Efektivitas
Organisasi: Kajian Penyelenggaraan Pemerimtah Desa (Jakarta: PT.
Raja Grafindo, 2008)
T. Hani Handoko, Menajemen, (Yogyakarta: Bpfe. 1997)
Z. Ali. Pengantar Keperawatan Keluarga, (Jakarta: Egc, 2006)
INTERNET
http://www.kemenkopmk.go.id/artikel/jumlah-penduduk-miskin-indonesia-277-
juta-orang Di akses pada tanggal 9 Mei 2015 Pukul 13:45 wib
Http://Www.Galeripustaka.Com/2013/03/Rumah-Tangga-Keluarga-Sebagai-Pelaku.Html Diakses
Pada Tanggal 21 April 2015, Pukul 12.50 Wib
61
Lampiran 1 :Hasil Wawancara 1
Nama : Surya Dharma
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Pemilik usaha assosoris
Tingkat penddidikan : SMA
Alamat : JL. Tanah Seratus. No 7. RT 01/03 Kel.
Sudimara Jaya. Kecamatan Ciledug
Tempat : rumahnya
1. Apa yang melatar belakangi di buatnya usaha kerajinan assesoris ?
Jawab: dari keluarga, ade ipar sama abang sepupu. Karena penjualannya
cukup menguntungkan dan pemasaranya mudah serta yang membuat
bisa dari tetangga sekitar.
2. Berapa rupiah modal yang dikeluarkan untuk membuat kerajinan assesoris
ini?
Jawab : untuk gelang modal 3 juta, mute sekitar jepitan dan mute-mute 5 juta,
kalung 5 juta,
3. Apakah bapak melibatkan ibu-ibu dalam merencanakan hal yang berkaitan
dengan pembuatan asssoris di tempat ini ?
Jawab: kalo perencanaan ngga, tapi kalo pembuatan pasti, kalo bukan
mereka siapa dong yang bikin-bikin.
4. Dari mana bapa mendapatkajan modal untuk pembuatan assesoris ini?
Jawab: Saya pake modal sendiri
5. Apa sajakah bahan yang bapa pakai untuk membuat assesoris ?
Jawab : untuk gelang bahan-bahannya : tali sepatu, piber, cantelan, paku,
mute-mute : mutiara, tali, kembang mute. Kalung : mute kayu,
bandulan,tali kulit.
6. Sudah berapa banyak anggota pembuat assesoris yang ikut membuat assesoris
di tempat bapak,?
Jawab: kalo untuk pembuat coba di tannya sama ibu suanah, di yang
ngordinir ibu-ibu di sini, soalnya saya serahin ke dia baha-bahannya,
nanti kalo udah jadi baru di kumpul ke sini lagi.
62
7. Bagaimana bapa memberikan keutungan untuk yang membuat assesoris di
tempat bapa ?
Jawab : tergantung assesoris yang di buat,
8. berapa rupiah keuntungan yang bapa berikan kapada pembuat assesoris setiap
bulannya ?
jawab : di sini ibu-ibu ngga di gaji perbulan, tapi se rapihnya aja,
9. berapakah keuntungan yang bapa dapatkan dari setiap penjualan assesoris
yang telah dibuat oleh ibu-ibu ini?
Jawab : keuntungannya 30 rebu per gros, pengeluaranya itu 10 gros per hari,
sehari bisa dapat 300 rebu untuk semua assesoris, tetapi tidak tentu
juga,
10. Perelatan yang bapa gunakan apakah milik sendiri atau swadaya kelompok ?
Jawab : milik sendiri
11. Apakah pihak pemerintah dalam hal ini pihak kelurahan yang memberikan
dukungan terhadap pembuatan assesoris di tempat ini?
Jawab: kayanya biasa aja,
12. Apa yang menjadi harapan bapa dengan adanya usaha pembuatan assesoris ini
untuk kedepannya ?
Jawab : kedepanya pengan lebih maju lagi dan dapet keuntungan yang lebih
banyak.
63
Lampiran 2 :Hasil Wawancara 2
Nama : Irma
Pekerjaan : Pengrajin Assesoris
Jenis Kelamin : Perempuan
Tingkat pendidikan : SMK
Tempat : Jl. H Yusuf Rt 1/10 No 18. Kel. Peninggilan
Selatan. Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang
1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris ?
Jawab: udah ada kali empat tahunan,
2. Apakah hasil dari membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama
keluarga?
Jawab: bukan ini Cuma buat tambahan aja
3. Trus Kira-kira pekerjaan suami ibu apa dan penghasilannya berapa?
Jawab: Suami saya bekrja sebagai buruh,
4. Apa yang menjadi motivasi ibu untuk ikut membuat assesoris ?
jawab: Cuma iseng, ya lumayan si buat tambahan aja.
5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut membuat assesoris
ini ?
Jawab : untungnya bisa seratus sampe dua ratusan doang
6. Adakah peningkatan ekonomi keluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan
assesoris ini ?
Jawab : ada walaupun Cuma buat jajan-janan doang.
7. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang
selama ini ibu kerjakan ?
Jawab: mudah-mudahan berlanjut dan harganya bisa lebih mahal.
64
Lampiran 3 :Hasil Wawancara 3
Nama : Eka Risnawati
Pekerjaan : Pembuat Assesoris
Jenis Kelamin : Perempuan
Tingkat Pendidikan : SLTP
Tempat : Di , Jl Cipto Mangun Kusumo , RT 01/10 Kel.
Peninggilan Selatan, Kecamatan Ciledug
Waktu : sore hari
1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris ?
Jawab :ada setahunan
2. Apakah hasil dari membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama
keluarga ?
Jawab: bukan
3. Trus Kira-kira pekerjaan suami ibu apa, dan penghasilannya berapa?
Jawab: Pedagang stiker, 5 juta an.
4. Apa yang menjadi motivasi ibu untuk ikut membuatan assesoris ini ?
Jawab : iseng aja, dari pada bengong aja ga ada kerjaan mendingan ngejain
ginian aja
5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut membuat assesoris
ini ?
Jawab : paling Cuma dua ratusan sebulan
6. Adakah peningkatanekonomi keluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan
assesoris ini ?
Jawab : ada hanya sedikit
7. Dalam setiap membuat assesoris biasanya ibu diberi kan berapa rupiah ?
Jawab : dari gelang sehari paling dapet 1 gros/ 10 rebu, kalung mah lama
pergrosnya, sekitar seminggu selesainya.
8. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang
selama ini ibu kerjakan ?
Jawab: pengennya lanjut terus.
65
Lampiran 4 :Hasil Wawancara 4
Nama : Mada
Pekerjaan : Pembuat Assesoris
Jenis kelamin : Perempuan
Tingkat Pendidikan : Tidak pernah Sekolah
Tempat : Di , Gang Haji Yusuf, RT 01/10 Kel.
Peninggilan Selatan, Kecamatan Ciledug
1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris ?
Jawab : ada 2 tahun
2. Apakah hasil dari membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama
keluarga?
Jawab: bukan, pendapatan dari anak saya.
3. Trus Kira-kira pekerjaan anak ibu apa, dan penghasilannya berapa?
Jawab: dia jadi office boy gajinya 2,5 juta sebulan.
4. Apa yang menjadi motivasi ibu untuk ikut membuat assesoris ini?
Jawab : karena iseng aja dari pada bengong
5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut membuat assesoris
ini ?
Jawab : dapet seratus, kadang delapan puluh tergantung kerjaannya, tapi kalo
lagi banyak bisa dapet 200, perbulan
6. Adakah peningkatan ekonomi keluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan
assesoris ini ?
Jawab : tidak ada, tapi kalo sekedar buat tambahan belanja ada.
7. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang
selama ini ibu kerjakan ?
Jawab : pengen terus, biar ga nganggur aja soalnya ngerepin dari anak mulu
66
Lampiran 5 :Hasil Wawancara 5
Nama : Yayah
Pekerjaan : Pengrajin Assesoris
Jenis Kelamin : Perempuan
Tingkat Pendidikan : SMA
Tempat : Di , Gang Haji Yusuf, RT 01/10 15 kel.
Peninggilan selatan, kecamatan ciledug
1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris ?
Jawab : kayanya udah 2 tahunan
2. Apakah hasil dari membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama
keluarga?
Jawab :bukan, pendapatan utama dari suami saya.
3. Trus Kira-kira pekerjaan suami ibu apa dan penghasilannya berapa?
Suami saya kerjanya jadi sopir, gajinya 2 juta doang..
4. Apa yang menjadi motivasi ibu untuk ikut membuat assesoris?
Jawab : ngisi watu luang aja iiseng, iseng gitu sembari nunggu anak sekolah
dari pada ngantuk mendinngan ngerjain assesoris.
5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut mengarjakan
assesoris ini ?
Jawab : palingan sebulan 200sebulan
6. Adakah peningkatan ekonomi keluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan
assesoris ini ?
Jawab : tidak ada .
7. Dalam setiap membuat assesoris biasanya ibu diberi kan berapa rupiah ?
Jawab : per empat hari satu gros dapt 10, kalo gelang kalo kalung 15 rebu,
tergantung apa yang kita bikin.
8. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang
selama ini ibu kerjakan ?
Jawab: pengennya usaha sendiri, kita jual sendiri biar untungnya lebih
banyak gitu
67
Lampiran 6 :Hasil Wawancara 6
Nama : Suanah/46
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tingkat Penddidikan : SMP
Alamat : JL. Tanah seratus. No 63. RT 01/03 kel.
Sudimara jaya. Kecamatan Ciledug
Tempat : rumahnya
1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris?
Jawab: Udah tiga tahun empat tahunan,
2. Apakah hasil dari membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama
keluarga?
Jawab:Bukan,
3. Trus Kira-kira pekerjaan suami ibu apa dan trus penghasilannya berapa?
Jawab: Buka warung, paling 3 jutaan.
4. Apa yang menjadi motivasi ibu untuk ikut membuat assesoris?
Jawab: motivasi saya hanya buat ngisi waktu luang
5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut mengarjakan
assesoris ini ?
Jawab: 200 rebu sebulan...soalnya sekarang tidak negerjain , hanya di upah
dari membagi-bagikan bahan.
6. Adakah peningkatan ekonomi keluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan
assesoris ini ?
Jawab: biasa-biasa aja
7. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang
selama ini ibu kerjakan ?
Jawab: pengen terus dapet duit.
68
Lampiran 7 :Hasil Wawancara 7
Nama : Ibu Sri/33 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan : pengrajin assesoris
Tingkat penddidikan : SD
Alamat : JL. Tanah seratus. No 9. RT 01/03 kel.
Sudimara Jaya. Kecamatan Ciledug
1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris?
Jawab: Sekitar 3 tahun
2. Apakah hasil dari membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama
keluarga?
Jawab: Bukan,
3. Trus Kira-kira pekerjaan suami ibu apa dan penghasilannya berapa?
Jawab: Cuma wiraswasta, 2 jutaan..
4. Apa yang menjadi motivasi ibu untuk ikut membuat assesoris ?
Jawab: buat ngisi waktu luang aja, dari pada ngerumpi
5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut mengarjakan assesoris
ini ?
Jawab: tergantung dari hasil pekerjaanya, misalkan 1 gros 15000. Kadang
kalo udah 18 gros baru duitnya saya ambil, kalo tiap hari mah kecil
duitnya, mending kumpulin dulu
6. Adakah peningkatan ekonomi keluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan
assesoris ini ?
Jawab: ada buat tambahan belanja
7. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang
selama ini ibu kerjakan ?
Jawab: pengennya lancar terus.
69
Lampiran 8 :Hasil wawancara 8
Nama : Painem/ 37 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pengerajin Assesoris
Tingkat Penddidikan : SMP
Alamat : JL. Tanah seratus. No 122. RT 01/03 kel.
Sudimara Jaya. Kecamatan Ciledug
1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris /?
Jawab: Baru sebulan an, di sini baru pindah
2. Apakah hasil membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama keluarga?
Jawab: bukan, membuat assesoris Hanya sambilan dan jajan anak,
pendapatan utama oleh suami
3. Trus Kira-kira pekerjaan suami ibu apa dan penghasilannya berapa?
Jawab: Suami saya jadi menejemen artis, 4 jutaan..
4. Apa yang menjadi motivasi ibu untuk ikut membuatan assesoris ?
Jawab: karena ingin mendapat uang tambahan,
5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut membuat assesoris?
Jawab: paling 200 rebu an..
6. Adakah peningkatan ekonomi keluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan
assesoris ini ?
Jawab: biasa aja
7. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang
selama ini ibu kerjakan ?
Jawab: meningkat upahnya.
70
Lampiran 9 :Hasil wawancara 9
Nama : Chika Febriani
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Tingkat Penddidikan : SMA
Alamat : JL. Tanah seratus. No 79. RT 01/03 Kel.
Sudimara Jaya. Kecamatan Ciledug
Tempat : rumahnya
1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris?
Jawab: Sudah setahun.
2. Apakah hasil dari membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama
keluarga?
Jawab: bukan
3. Trus Kira-kira pekerjaan suami ibu apa dan penghasilannya berapa?
Jawab: Karyawan swasta, gajinya 2,8 juta..
4. Apa yang menjadi motivasi ibu untuk ikut membuat assesoris ?
Jawab: buat tambahan aja
5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut membuat assesoris
ini ?
Jawab: tergantung pengerjaanya, paling terkadang bisa sampe dua ratusan
lebih.
6. Adakah peningkatan ekonomi keluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan
assesoris ini ?
Jawab: biasa aja
7. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang
selama ini ibu kerjakan ?
Jawab: pengen maju.
71
Lampiran 10 :Hasil wawancara 10
Nama : Siti Pujiati
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Tingkat Penddidikan : SMA
Alamat : JL. H Gedad.RT 02/ 02 No 18 A. Kel. Sudimara
Jaya. Kecamatan Ciledug
Tempat : rumahnya
1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris?
Jawab: dua tahunan
2. Apakah hasil dari membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama
keluarga?
Jawab: bukan,
3. Trus Kira-kira pekerjaan suami ibu apa dan penghasilannya berapa? Suami
saya kerja di bengkel, penghasilannya 2 juta lima ratus...
4. Apa yang menjadi motivasi ibu untuk ikut membuat assesoris?
Jawab: buat tambahan belanja sama buat jajanan anak saya
5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut mengarjakan assesoris
ini ?
Jawab: kadang 70 seminggu, kadang lagi males 40 rebu gitu
6. Adakah peningkatan ekonomi keluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan
assesoris ini ?
Jawab: ngga ada, kan Cuma buat iseng-iseng aja.(tidak terbantu)
7. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang
selama ini ibu kerjakan ?
Jawab: pengen lebih.
72
Lampiran 11 :Hasil wawancara 11
Nama : Rasmini
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Tingkat Penddidikan : SMA
Alamat : JL. H gedad . No 18 B. RT 02/02 Kel. Sudimara
Jaya. Kecamatan Ciledug
1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris?
Jawab: dua tahunan
2. Apakah hasil dari membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama
keluarga?
Jawab: bukan,
3. Trus Kira-kira pekerjaan suami ibu apa dan penghasilannya berapa?
Jawab: suamu saya buruh bangunan, penghasilannya 100 rebu per hari kerja.
4. Apa yang menjadi motivasi ibu untukikutmembuat assesoris ini ?
Jawab: Cuma buat iseng, kalo siang kan ga ngapa-ngapain jadi ikut negrjain
5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut mengarjakan
assesoris ini ?
Jawab: 180 doang
6. Adakah peningkatan ekonomikeluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan
assesoris ini ?
Jawab: ngga ada
7. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang
selama ini ibu kerjakan ?
Jawab: pengen terus ikut si