1
Pergerakan harga akan dipen- garuhi berita hasil pertemuan Federal Open Market Commit- tee (FOMC) dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI). Kepala Riset Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yuni- anto mengatakan, harga obligasi mengalami penguatan sepekan ini didukung peningkatan per- ingkat Indonesia oleh Standar & Poor’s (S&P). Sentimen ini juga ditambah dengan data ekonomi makro Amerika Serikat yang kurang bagus, sehingga mening- katkan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. “Kalau hasil dari FOMC akan dovish dan mengindikasi- kan turun bunga, lalu BI juga responnya lebih dovish. Maka potensi rally di pasar obligasi akan berlanjut,” jelas dia ke- padaInvestor Daily di Jakarta, Minggu (16/6). Handy menjelaskan, pihaknya masih melihat secara bottom line ada ruang untuk yield SUN seri-seri benchmark mengalami potensi turun. Di sisi lain, apabila The Fed atau BI sama-sama me- mutuskan mempertahankan suku bunganya masing-masing,  in- vestor tetap cenderung melihat rencana atau outlook ke depan. “Yang penting itu sebernanya ada jaminan dari The Fed atau BI di beberapa bulan ke depan akan ada pemangkasan bunga atau tidak,” kata dia. Potensi penguatan, lanjut Handy, juga bakal ditopang oleh lelang SUN yang bakal digelar pemerintah pada 18 Juni 2019. Sesuai rencana, kali ini pemerintah mematok target indikatif lelang SUN senilai Rp 15 triliun dengan target maksimal Rp 30 triliun. Secara terpisah, Associate Director Fixed Income PT Anuge- rah Sekuritas Indonesia Ramd- han Ario Maruto mengatakan, setelah pekan panjang liburan Lebaran dan tak adanya lelang di pekan lalu, maka lelang kali ini diprediksi akan dibanjiri pemi- nat. “Potensi masuk investor ke pasar lelang akan besar. Bahkan di  secondary market yang saat ini juga atraktif. Perkiraan saya penawaran yang masuk saat lelang mampu mencapai Rp 50 triliun. Karena pemerintah pu- nya posisi tawar yang kuat dalam menampung permintaan yield,” kata dia. Ramdhan juga memperkira- kan harga SUN memiliki potensi menguat pekan ini. Selain The Fed dan BI, para investor bakal mencermati data neraca perda- gangan untuk Mei 2019. Pelaku pasar berharap meskipun terjadi defisit, setidaknya porsi defisit tersebut mengecil. Sementara itu, Associate Direc- tor Head of Research and Invest- ment PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, hasil RDG BI sebenarnya memberikan penantian tersendiri bagi para pelaku pasar dan investor untuk dapat melihat pandangan BI  ter- hadap situasi dan kondisi global. Salah satunya adalah perang dagang AS-Tiongkok yang tak kunjung usai Meskipun Bank Indonesia secara eksplisit menyampaikan bahwa mereka akan menunggu saat yang tepat untuk meman- gkas tingkat suku bunga, namun Nico melihat bulan ini masih belum cukup tepat bagi BI un- tuk menurunkan tingkat suku bunganya. “Tapi ada sinyal Bank Indo- nesia akan menurunkan tingkat suku bunganya pada semester II sebesar 25 basis poin. Apabila memang benar, tingkat suku bunga akan diturunkan, tentu hal ini akan menjadi booster kem- bali bagai pasar modal dalam negeri,” jelas dia. Sedangkan dari global, lanjut Nico, The Fed telah menyatakan akan mulai memikirkan peman- gkasan tingkat suku bunga terkait dengan dampak perang dagang. Namun pihaknya meli- hat data Amerika yang telah di- rilis  belum terlalu buruk untuk The Fed memangkas tingkat suku bunga bulan ini. Sehingga besar kemungkinan akan di- pangkas pada bulan Juli atau September 2019. Lebih lanjut, kata Nico, sidang Mahkamah Konstitusi terkait sengketa pemiliham presiden 2019 yang berlanjut pekan ini justru berpotensi membuat inves- tor melakukan aksi wait and see. “Meski banyak yang mengatakan bahwa sidang MK akan aman, damai, tenteram, namun per- masalahan dari sidang MK cuma 1. Hasil dari MK apakah dapat diterima semua pihak? Karena kalau hasil MK tidak dapat dit- erima oleh pihak pihak tertentu, tentu stabilitas politik akan kem- bali memanas,” kata dia. Oleh Farid Firdaus JAKARTA – Harga surat utang negara (SUN) berpotensi lanjutkan penguatan pekan ini. Sedangkan imbal hasil ( yield) seri 10 tahun diproyeksikan bergerak dalam kisaran 7,5%-7,7%. SENIN 17 JUNI 2019 14 MARKETS & CORPORATE Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Aneka Gas Industri Tbk (“Perseroan”) tanggal 12 Juni 2019, dengan ini diberitahukan kepada para pemegang saham Perseroan bahwa akan dibagikan dividen tunai untuk tahun buku 2018 sebesar Rp 3,25 (tiga koma dua puluh lima Rupiah) per saham. Adapun jadwal dan tata cara pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2018 adalah sebagai berikut : PENGUMUMAN JADWAL DAN TATA CARA PEMBAGIAN DIVIDEN TUNAI TAHUN BUKU 2018 No. Kegiatan Tanggal 1 Pengumuman di Bursa Efek Indonesia dan Surat Kabar 17 Juni 2019 2 Akhir Periode Perdagangan Saham Dengan Hak Dividen (Cum Dividen) l Pasar Reguler dan Negosiasi l Pasar Tunai 20 Juni 2019 24 Juni 2019 3 Awal Periode Perdagangan Saham Tanpa Hak Dividen (Ex Dividen) l Pasar Reguler dan Negosiasi l Pasar Tunai 21 Juni 2019 25 Juni 2019 4 Tanggal Daftar Pemegang Saham yang berhak atas Dividen (Record Date) 24 Juni 2019 5 Tanggal Pembayaran Dividen Tunai Tahun Buku 2018 11 Juli 2019 A. JADWAL B. TATACARA PEMBAGIAN DIVIDEN TUNAI 1. Dividen tunai akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan tanggal 24 Juni 2019 pukul 16.15 WIB (record date). 2. Bagi pemegang saham yang sahamnya disimpan dalam penitipan kolektif PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”), pembagian dividen tunai akan didistribusikan oleh KSEI pada tanggal 11 Juli 2019 melalui Perusahaan Efek dan/atau Bank Kustodian di mana pemegang saham membuka rekening efek. Konfirmasi hasil pendistribusian dividen tunai akan disampaikan oleh KSEI kepada Perusahaan Efek dan/atau Bank Kustodian di mana pemegang saham membuka rekening efek. Selanjutnya pemegang saham akan menerima informasi mengenai pembagian dividen tunai dari Perusahaan Efek dan/atau Bank Kustodian di mana pemegang saham membuka rekening efek. Sedangkan bagi pemegang saham yang sahamnya tidak disimpan dalam penitipan kolektif KSEI (pemegang saham warkat/script), pembagian dividen tunai akan ditransfer langsung ke rekening Bank milik pemegang saham yang bersangkutan. 3. Pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham akan dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. 4. Bagi pemegang saham yang merupakan Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN) berbentuk badan hokum, yang belum menyerahkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) kepada Perusahaan Efek dan/atau Bank Kustodian di mana pemegang saham membuka rekening efek, diharuskan menyampaikan NPWP kepada KSEI melalui Perusahaan Efek dan/atau Bank Kustodian di mana pemegang saham membuka rekening efek, paling lambat tanggal 24 Juni 2019 pukul 16.15 WIB. Apabila sampai dengan batas waktu tersebut belum menyerahkan NPWP, maka atas pembayaran dividen tunai akan dipotong PPh pasal 23 dengan tarif sebesar 30%. 5. Bagi pemegang saham yang merupakan Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN) yang negaranya mempunyai Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) atau Tax Treaty dengan Republik Indonesia, dapat memanfaatkan tarif pemotongan pajak yang lebih rendah (tarif sesuai P3B) dari tarif normal pemotongan PPh sebesar 20% jika dapat memenuhi persyaratan yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-25/PJ/2018 tanggal 21 November 2018 tentang Tata Cara Penerapan P3B yaitu dengan menyampaikan Surat Keterangan Domisili (SKD) WPLN berupa form DGT asli (dapat berupa fotocopy jika dilengkapi dengan copy The Certificate of Domicile of Non-Resident Taxpayer receipt) yang diisi dengan benar, lengkap, jelas, ditandatangani, dan telah mendapatkan pengesahan dari pejabat yang berwenang Negara mitra (jika tidak ada dapat digantikan dengan Certificate of Residence (COR) dalam bahasa Inggris), kepada KSEI sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh KSEI. Apabila sampai dengan batas waktu yang ditetapkan oleh KSEI, belum menyerahkan dokumen dimaksud, maka atas pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham WPLN tersebut akan dikenakan pemotongan PPh Pasal 26 dengan tarif tertinggi yaitu sebesar 20%. 6. Bagi pemegang saham yang sahamnya disimpan dalam penitipan kolektif KSEI, bukti pemotongan pajak dividen tunai dapat diambil di Perusahaan Efek dan/atau Bank Kustodian di mana pemegang saham membuka rekening efek. Bagi pemegang saham warkat/script, bukti pemotongan pajak dividen tunai diambil di Biro Administrasi Efek Perseroan, yaitu PT Datindo Entrycom, Jl. Hayam Wuruk No. 28, Jakarta 10120, telp. (021) 3508077. 7. Bagi Perusahaan Efek dan/atau Bank Kustodian yang memiliki catatan elektronik untuk saham Perseroan dalam penitipan kolektif KSEI, diminta untuk menyerahkan data pemegang saham dan dokumen status pajaknya kepada KSEI dalam jangka waktu 1 (satu) hari setelah tanggal pencatatan Daftar Pemegang Saham atau sesuai dengan ketentuan KSEI. 8. Apabila terdapat masalah perpajakan di kemudian hari atau klaim atas dividen tunai yang telah diterima maka pemegang saham yang sahamnya disimpan dalam penitipan kolektif KSEI diminta untuk menyelesaikannya dengan Perusahaan Efek dan/atau Bank Kustodian di mana pemegang saham membuka rekening efek. Pengumuman ini merupakan pemberitahuan resmi dari Perseroan. Perseroan tidak mengeluarkan surat pemberitahuan secara khusus kepada pemegang saham. Jakarta, 17 Juni 2019 PT ANEKA GAS INDUSTRI Tbk. DIREKSI CIMB Niaga Raih Penghargaan Direktur Risk Management PT Bank CIMB Niaga Tbk Vera Handajani (keempat kiri) didampingi Head of Risk Analytics and Infrastructure CIMB Niaga Yulius Setiawan (ketiga kiri) dan para pimpinan SAS Institute menerima plakat penghargaan The Credit Risk Technology Implementation of the Yeardari International Resources Director The Asian Banker Rona Morgan (keempat kanan) pada ajang The Asian Banker Risk Management Awards 2019 yang diselenggarakan oleh The Asian Banker di Bangkok, Thailand, beberapa waktu lalu. Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan dari lembaga bereputasi internasional atas keberhasi- lan CIMB Niaga dalam mengimplementasikan manajemen risiko kredit berbasis teknologi informasi melalui sistem aplikasi Credit Risk Parameters System - Risk Weighted Assets (CRIPA-S RWA). Investor Daily/IST JAKARTA – PT PP Tbk (PTPP) memulai memban- gun pabrik peleburan (smelt- er) feronikel berteknologi rotary kil electric furnance (RKREF) milik PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Peletakan batu pertama (groundbreaking) dilaksana- kan di lokasi proyek pada Sabtu (15/6) dengan dihadiri Direktur Operasi 3 Perseroan Abdul Haris Tatang, Direk- tur Utama PT CNI Derian Sakmiwata, Menteri PANRB Syafruddin, Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi dan Bupati Kolaka Ahmad Safei. “Perseroan optimistis da- pat menyelesaikan proyek tersebut selama 24 bulan. Dengan keberhasilan pers- eroan sebagai kontraktor EPC yang telah memiliki berbagai pengalaman dalam mengerjakan proyek-proyek pembangkit serta minyak dan gas, maka perseroan mulai terjun ke area industri proses pengolahan mineral,” ujar Tatang melalui penjela- san resmi diterima Investor Daily di Jakarta, Minggu (16/6). Perseroan sebelumnya telah menandatangani kon- trak pembangunan smelter berteknologi RKEF dengan CNI pada April 2019. Dalam pembangunan proyek smelt- er ini, dia menjelaskan, PP berperan sebagai kontrak- tor yang akan bertanggung jawab dalam penyelesaian proyek yang bekerjasama dengan mitra konsorsium ENFI, yaitu BUMN asal Tiongkok. Proyek pembangunan smelter fernonikel tersebut berlokasi di kecamatan Wolo, Kolaka-Sulawesi Tenggara. Pembangunan tahap per- tama menelan investasi Rp 4 triliun dan dilanjutkan tahap berikutnya dengan total men- capai Rp 14,5 triliun. Smelter berkapasitas 4x72 MVA ini ditargetkan beroperasi pada 2021 dengan produksi sekitar 229.000 ton feronikel (FeNi) per tahun. Feronikel yang dihasilkan memiliki kadar nikel 22-24%. Pabrik smelter ini menggunakan teknologi RKEF yang terdiri dari atas empat tanur listrik jenis rec- tangular dimana teknologi ini merupakan yang pertama di Indonesia. Dia menambahkan, pem- bangunan smelter Feronikel ini merupakan upaya CNI selaku perusahaan dalam negeri untuk dapat mem- bantu meningkatkan devisa negara di sektor minerba. Selain itu, dengan berop- erasinya pabrik smelter ini, penyerapan tenaga kerja di masyarakat sekitar dipastikan dapat membantu meningkat- kan perekonomian. Kontrak Baru Sementara itu Dirut PP Lukman Hidayat mengatakan, perseroan telah membukukan kontrak baru sebesar Rp 10,57 triliun hingga akhir April 2019. Angka tersebut setara atau sebesar 21% dari total target yang ditetapkan oleh manaje- men perseroan, yaitu sebesar Rp 50,30 triliun sepanjang tahun 2019. Kontrak baru tersebut berasal dari kontrak baru induk perseroan sebesar Rp 9,23 triliun dan anak usaha perseroan sebesar Rp 1,34 triliun. Sedangkan beberapa proyek yang berhasil diraih, yaitu RDMP RU V Balikpapan Tahap II sebesar Rp 3,38 triliun, jalan tol Indrapura- Kisaran (lanjutan) sebesar Rp 3 triliun, pembangunan pesantren Mualimin Yogya- karta sebesar Rp 470 mil- iar, runway Soetta Section 1 (pekerjaan tambah) sebesar Rp 455 miliar, Kereta Api Makassar Pare-Pare sebesar Rp450 miliar, Sapras SPBU Rest Area sebesar Rp 334 miliar, dan RSUD Soreang sebesar Rp 269 miliar. Manajemen PP menam- bahkan bahwa perolehan kontrak baru dari BUMN mendominasi perolehan kon- trak baru perseroan dengan kontribusi sebesar 65,88%, disusul oleh swasta sebe- sar 25,04%, dan pemerintah (APBN) sebesar 9,08%. (hut) JAKARTA – PT Urban Jakar- ta Propertindo Tbk (URBN), pengembang properti yang me- nyediakan produk-produk hunian terintegrasi dengan transportasi massal, membukukan pendapa- tan sebesar Rp 117,9 miliar pada kuartal I-2019. Pendapatan terse- but melonjak 195% dibandingkan periode sama 2018 yang sebesar Rp 39,9 miliar. Direktur Urban Jakarta Prop- ertindo Tri Rachman Batara menyatakan, seluruh pendapatan perseroan pada kuartal I-2019 di- topang oleh penjualan apartemen yang melesat 655% atau hampir tujuh kali lipat menjadi Rp 117,9 miliar, dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 15,6 miliar. Selama Januari hingga Maret tahun ini, perseroan tidak menjual tanah. Berbeda dengan periode sama tahun lalu yang menjual tanah senilai Rp 24,3 miliar. Adapun pendapatan terbesar diperoleh dari pengakuan penjua- lan apartemen Urban Sky senilai Rp 104,1 miliar yang menyum- bang 88% terhadap total pendapa- tan perseroan pada kuartal I-2019. “Dengan pencapaian kinerja keuangan tersebut, kami optimis- tis bisa mencapai target pertum- buhan bisnis hingga akhir 2019 dan tahun-tahun selanjutnya,” ungkap Batara dalam keterangan resmi, Minggu (16/6). Seiring kenaikan pendapatan, perseroan juga mencatatkan kenaikan beban pokok dari sebe- lumnya Rp 17,1 miliar pada kuar- tal I-2018 menjadi Rp 85,8 miliar pada kuartal I-2019. Sementara itu, perseroan membukukan laba bruto Rp 32,1 miliar pada kuar- tal I-2019 dan laba bersih Rp 30,1 miliar atau meningkat 81% dibandingkan periode sama tahun lalu. Pada perdagangan Jumat (14/6), saham URBN ditutup pada harga Rp 2.360, dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 7,6 triliun. Secara year to date, URBN naik 16,2% dibandingkan per 31 Desember 2018 di posisi Rp 2.030. Sejak IPO pada 10 De- sember 2018, harga URBN telah meningkat 96%. Menurut Batara, nilai aset perusahaan pada kuartal I-2019 meningkat 9% menjadi Rp 1,8 trili- un dibandingkan per Desember 2018 yang sebesar Rp 1,6 triliun. Nilai liabilitas atau kewajiban perusahaan naik 19% menjadi Rp 649,3 miliar dibandingkan per Desember 2018 senilai Rp 541,3 miliar. Urban Jakarta resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 10 Desember 2018 dan menjadi perusahaan ke-54 yang resmi mencatatkan sahamnya di BEI pada 2018. Urban Jakarta melepas 360 juta saham dengan harga Rp 1.200 per saham. Saat ini, Urban Jakarta memiliki empat proyek properti berkonsep Transit Oriented Development (TOD) yang terintegrasi dengan stasiun-stasiun light rail transit (LRT). Dua di antaranya yaitu Gateway Park di Bekasi dan Ur- ban Signature di Ciracas yang merupakan KSO dengan ACP. Se- dangkan dua lainnya yaitu Urban Sky dan Urban Suites, keduanya di Bekasi, merupakan milik dan dikembangkan sendiri oleh Ur- ban Jakarta. Kawasan properti dengan kon- sep TOD merupakan pilihan so- lusi bagi masyarakat urban yang bermobilitas tinggi, bertempat tinggal di luar Jakarta, namun aktivitas sehari-hari di Jakarta. Problem yang dihadapi adalah kemacetan lalu lintas dan keter- jangkauan hunian yang baik dan nyaman. Urban Jakarta menghadirkan kawasan hunian dan komersial yang multi-guna ( mixed use ), lengkap, saling terhubung den- gan jalur pejalan kaki dan sepeda yang nyaman dan aman di dalam kawasan, serta terintegrasi lang- sung dengan transportasi mas- sal, dalam hal ini LRT. Tinggal di kawasan ini berarti hanya membutuhkan waktu perjalanan sekitar 30 menit ke pusat bisnis di Jakarta. Selain proyek-proyek yang saat ini sudah berjalan, beberapa proyek lain tengah direncanakan dan dikembangkan, termasuk menjalin kerja sama sinergis den- gan investor maupun institusi lain dari dalam maupun luar negeri. Urban Jakarta terus berinovasi dan mengembangkan diri agar mampu menghadirkan solusi bagi masyarakat urban, khususnya di Jakarta dan sekitarnya. (jm) JAKARTA - PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex (SRIL) membidik kenaikan penjualan berkisar 15% sepanjang tahun ini. Pertumbuhan tersebut diharapkan menopang peningkatan laba bersih perseroan berkisar 5%. Tahun lalu, perseroan mem- bukukan kenaikan pendapatan dari US$ 759 juta menjadi US$ 1,03 miliar. Peningkatan tersebut men- dorong laba bersih perseroan naik sekitar 9% dari US$ 68 juta menjadi US$ 84 juta tahun lalu. Sedangkan hingga kuartal I-2019, pendapatan dan laba bersih masing-masing US$ 317 juta dan US$ 28 juta. Manajemen Sritex dalam materi public exspose yang disampai- kan kepada Bursa Efek Indone- sia (BEI) menyebutkan bahwa perseroan menyiapkan sejumlah strageti untuk menopang pertum- buhan kinerja keuangan tahun ini. Di antaranya optimalisasi kapa- sitas produksi, efisiensi produksi maupun operasional, dan ino- vasi pengembangan produk yang bernilai tambah tinggi. “Perseroan juga akan meningkatkan pangsa pasar ekpor. Pengembangan dan peningkatan sumber daya manu- sia,” tulis manajemen perseroan dalam laporannya kepada BEI, baru-baru ini. Sebelumnya, Sritex melalui anak usahanya, Golden Legacy Pte Ltd, menyelesaikan penawaran tender tunai untuk membeli kembali surat utang senior yang senilai US$ 350 juta. Adapun total pembelian surat utang berkupon 8,25% tersebut mencapai US$ 175,48 juta. Surat utang itu sebetulnya baru akan jatuh tempo pada 2021. Direktur Utama Sritex Iwan Setiawan mengatakan, penawaran tender dilakukan oleh penerbit dan dibiayai oleh perseroan mela- lui pembayaran kembali utang perseroan senilai US$ 175,48 juta. Hal ini sesuai dengan Intercom- pany Loan Agreement pada Juni 2016. Dengan begitu, perseroan bisa mengurangi beban keuangan hingga 2%. Penyelesaian awal atas pena- waran tender pada 28 Januari 2019 dan penyelesaiannya 19 Februari 2019. Setelah penawaran tender ini diselesaikan, maka total kewajiban perseroan berdasarkan surat utang lama sebesar US$ 174,51 juta. Sementara itu, Corporate Com- munications Sritex Joy Citra Dewi pernah mengatakan, pihaknya ingin mempercepat pelunasan obligasi untuk menurunkan cost of fund atau beban keuangan dan di- versifikasi pendanaan. Perseroan, menurut dia, selalu mencari opsi untuk mendapatkan pendanaan yang lebih murah. Buyback dilakukan melalui ten- der dengan harga pembelian kem- bali obligasi yang ditawarkan US$ 1.012,5 atau lebih tinggi US$ 12,5 dari harga pokok obligasi yang sebesar US$ 1.000. Sementara itu, mengenai bisnis perusahaan, Iwan pernah menga- takan bahwa terdapat beberapa calon perusahaan yang berpo- tensi diakuisisi oleh perseroan. Karakteristik yang diincar adalah perusahaan tekstil dengan porsi bisnis ekspor sebesar 70% dari total penjualan. (hut)

14 MARKETS & CORPORATE€¦ · Rp 455 miliar, Kereta Api Makassar Pare-Pare sebesar Rp450 miliar, Sapras SPBU Rest Area sebesar Rp 334 miliar, dan RSUD Soreang sebesar Rp 269 miliar

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 14 MARKETS & CORPORATE€¦ · Rp 455 miliar, Kereta Api Makassar Pare-Pare sebesar Rp450 miliar, Sapras SPBU Rest Area sebesar Rp 334 miliar, dan RSUD Soreang sebesar Rp 269 miliar

Pergerakan harga akan dipen-garuhi berita hasil pertemuan Federal Open Market Commit-tee (FOMC) dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI).

Kepala Riset Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yuni-anto mengatakan, harga obligasi mengalami penguatan sepekan ini didukung peningkatan per-

ingkat Indonesia oleh Standar & Poor’s (S&P). Sentimen ini juga ditambah dengan data ekonomi makro Amerika Serikat yang kurang bagus, sehingga mening-katkan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.

“Kalau hasil dari FOMC akan dovish  dan mengindikasi-kan turun bunga, lalu BI juga

responnya lebih  dovish. Maka potensi  rally  di pasar obligasi akan berlanjut,” jelas dia ke-padaInvestor Daily  di Jakarta, Minggu (16/6).

Handy menjelaskan, pihaknya masih melihat secara  bottom line ada ruang untuk yield SUN seri-seri benchmark mengalami potensi turun. Di sisi lain, apabila The Fed atau BI sama-sama me-mutuskan mempertahankan suku bunganya masing-masing,   in-vestor tetap cenderung melihat rencana atau outlook ke depan.

“Yang penting itu sebernanya ada jaminan dari The Fed atau BI di beberapa bulan ke depan akan ada pemangkasan bunga atau tidak,” kata dia.

Potensi penguatan, lanjut Handy, juga bakal ditopang oleh lelang SUN yang bakal digelar

pemerintah pada 18 Juni 2019. Sesuai rencana, kali ini pemerintah mematok target indikatif lelang SUN senilai Rp 15 triliun dengan target maksimal Rp 30 triliun.

Secara terpisah,  Associate Director Fixed Income PT Anuge-rah Sekuritas Indonesia Ramd-han  Ario Maruto  mengatakan, setelah pekan panjang liburan Lebaran dan tak adanya lelang di pekan lalu, maka lelang kali ini diprediksi akan dibanjiri pemi-nat. “Potensi masuk investor ke pasar lelang akan besar. Bahkan di   secondary market  yang saat ini juga atraktif. Perkiraan saya penawaran yang masuk saat lelang mampu mencapai Rp 50 triliun. Karena pemerintah pu-nya posisi tawar yang kuat dalam menampung permintaan yield,” kata dia.

Ramdhan juga memperkira-kan harga SUN memiliki potensi menguat pekan ini. Selain The Fed dan BI, para investor bakal mencermati data neraca perda-gangan untuk Mei 2019. Pelaku pasar berharap meskipun terjadi defisit, setidaknya porsi defisit tersebut mengecil.

Sementara itu, Associate Direc-tor Head of Research and Invest-ment  PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, hasil RDG BI sebenarnya  memberikan penantian tersendiri bagi para pelaku pasar dan investor untuk dapat melihat pandangan BI  ter-hadap situasi dan kondisi global. Salah satunya adalah perang dagang AS-Tiongkok yang tak kunjung usai

Meskipun Bank Indonesia

secara eksplisit menyampaikan bahwa mereka akan menunggu saat yang tepat untuk meman-gkas tingkat suku bunga, namun Nico melihat bulan ini masih belum cukup tepat bagi BI un-tuk menurunkan tingkat suku bunganya.

“Tapi ada sinyal Bank Indo-nesia akan menurunkan tingkat suku bunganya pada semester II sebesar 25 basis poin. Apabila memang benar, tingkat suku bunga akan diturunkan, tentu hal ini akan menjadi booster kem-bali bagai pasar modal dalam negeri,” jelas dia.

Sedangkan dari global, lanjut Nico, The Fed telah menyatakan akan mulai memikirkan peman-gkasan tingkat suku bunga terkait dengan dampak perang dagang. Namun pihaknya meli-

hat data Amerika yang telah di-rilis  belum terlalu buruk untuk The Fed memangkas tingkat suku bunga bulan ini. Sehingga besar kemungkinan akan di-pangkas pada bulan Juli atau September 2019.

Lebih lanjut, kata Nico, sidang Mahkamah Konstitusi terkait sengketa pemiliham presiden 2019 yang berlanjut pekan ini justru berpotensi membuat inves-tor melakukan aksi wait and see. “Meski banyak yang mengatakan bahwa sidang MK akan aman, damai, tenteram, namun per-masalahan dari sidang MK cuma 1. Hasil dari MK apakah dapat diterima semua pihak? Karena kalau hasil MK tidak dapat dit-erima oleh pihak pihak tertentu, tentu stabilitas politik akan kem-bali memanas,” kata dia.

Oleh Farid Firdaus

JAKARTA – Harga surat utang negara (SUN) berpotensi lanjutkan penguatan pekan ini. Sedangkan imbal hasil (yield) seri 10 tahun diproyeksikan bergerak dalam kisaran 7,5%-7,7%.

senin 17 JUni 2019

14 MARKETS & CORPORATE

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Aneka Gas Industri Tbk (“Perseroan”) tanggal 12 Juni 2019, dengan ini diberitahukan kepada para pemegang saham Perseroan bahwa akan dibagikan dividen tunai untuk tahun buku 2018 sebesar Rp 3,25 (tiga koma dua puluh lima Rupiah) per saham. Adapun jadwal dan tata cara pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2018 adalah sebagai berikut :

PENGUMUMAN JADWAL DAN TATA CARAPEMBAGIAN DIVIDEN TUNAI TAHUN BUKU 2018

No. Kegiatan Tanggal1 Pengumuman di Bursa Efek Indonesia dan Surat Kabar 17 Juni 20192 Akhir Periode Perdagangan Saham Dengan Hak Dividen (Cum Dividen)

l Pasar Reguler dan Negosiasil Pasar Tunai

20 Juni 201924 Juni 2019

3 Awal Periode Perdagangan Saham Tanpa Hak Dividen (Ex Dividen) l Pasar Reguler dan Negosiasil Pasar Tunai

21 Juni 201925 Juni 2019

4 Tanggal Daftar Pemegang Saham yang berhak atas Dividen (Record Date) 24 Juni 20195 Tanggal Pembayaran Dividen Tunai Tahun Buku 2018 11 Juli 2019

A. JADWAL

B. TATACARA PEMBAGIAN DIVIDEN TUNAI1. Dividen tunai akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham

Perseroan tanggal 24 Juni 2019 pukul 16.15 WIB (record date).2. Bagi pemegang saham yang sahamnya disimpan dalam penitipan kolektif PT Kustodian Sentral Efek Indonesia

(“KSEI”), pembagian dividen tunai akan didistribusikan oleh KSEI pada tanggal 11 Juli 2019 melalui Perusahaan Efek dan/atau Bank Kustodian di mana pemegang saham membuka rekening efek. Konfirmasi hasil pendistribusian dividen tunai akan disampaikan oleh KSEI kepada Perusahaan Efek dan/atau Bank Kustodian di mana pemegang saham membuka rekening efek. Selanjutnya pemegang saham akan menerima informasi mengenai pembagian dividen tunai dari Perusahaan Efek dan/atau Bank Kustodian di mana pemegang saham membuka rekening efek.

Sedangkan bagi pemegang saham yang sahamnya tidak disimpan dalam penitipan kolektif KSEI (pemegang saham warkat/script), pembagian dividen tunai akan ditransfer langsung ke rekening Bank milik pemegang saham yang bersangkutan.

3. Pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham akan dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

4. Bagi pemegang saham yang merupakan Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN) berbentuk badan hokum, yang belum menyerahkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) kepada Perusahaan Efek dan/atau Bank Kustodian di mana pemegang saham membuka rekening efek, diharuskan menyampaikan NPWP kepada KSEI melalui Perusahaan Efek dan/atau Bank Kustodian di mana pemegang saham membuka rekening efek, paling lambat tanggal 24 Juni 2019 pukul 16.15 WIB. Apabila sampai dengan batas waktu tersebut belum menyerahkan NPWP, maka atas pembayaran dividen tunai akan dipotong PPh pasal 23 dengan tarif sebesar 30%.

5. Bagi pemegang saham yang merupakan Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN) yang negaranya mempunyai Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) atau Tax Treaty dengan Republik Indonesia, dapat memanfaatkan tarif pemotongan pajak yang lebih rendah (tarif sesuai P3B) dari tarif normal pemotongan PPh sebesar 20% jika dapat memenuhi persyaratan yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-25/PJ/2018 tanggal 21 November 2018 tentang Tata Cara Penerapan P3B yaitu dengan menyampaikan Surat Keterangan Domisili (SKD) WPLN berupa form DGT asli (dapat berupa fotocopy jika dilengkapi dengan copy The Certificate of Domicile of Non-Resident Taxpayer receipt) yang diisi dengan benar, lengkap, jelas, ditandatangani, dan telah mendapatkan pengesahan dari pejabat yang berwenang Negara mitra (jika tidak ada dapat digantikan dengan Certificate of Residence (COR) dalam bahasa Inggris), kepada KSEI sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh KSEI. Apabila sampai dengan batas waktu yang ditetapkan oleh KSEI, belum menyerahkan dokumen dimaksud, maka atas pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham WPLN tersebut akan dikenakan pemotongan PPh Pasal 26 dengan tarif tertinggi yaitu sebesar 20%.

6. Bagi pemegang saham yang sahamnya disimpan dalam penitipan kolektif KSEI, bukti pemotongan pajak dividen tunai dapat diambil di Perusahaan Efek dan/atau Bank Kustodian di mana pemegang saham membuka rekening efek. Bagi pemegang saham warkat/script, bukti pemotongan pajak dividen tunai diambil di Biro Administrasi Efek Perseroan, yaitu PT Datindo Entrycom, Jl. Hayam Wuruk No. 28, Jakarta 10120, telp. (021) 3508077.

7. Bagi Perusahaan Efek dan/atau Bank Kustodian yang memiliki catatan elektronik untuk saham Perseroan dalam penitipan kolektif KSEI, diminta untuk menyerahkan data pemegang saham dan dokumen status pajaknya kepada KSEI dalam jangka waktu 1 (satu) hari setelah tanggal pencatatan Daftar Pemegang Saham atau sesuai dengan ketentuan KSEI.

8. Apabila terdapat masalah perpajakan di kemudian hari atau klaim atas dividen tunai yang telah diterima maka pemegang saham yang sahamnya disimpan dalam penitipan kolektif KSEI diminta untuk menyelesaikannya dengan Perusahaan Efek dan/atau Bank Kustodian di mana pemegang saham membuka rekening efek.

Pengumuman ini merupakan pemberitahuan resmi dari Perseroan. Perseroan tidak mengeluarkan surat pemberitahuan secara khusus kepada pemegang saham.

Jakarta, 17 Juni 2019PT ANEKA GAS INDUSTRI Tbk.

DIREKSI

INVESTOR DAILY 3 X 200 MMKPUBLISH 17 JUNI 2019

CIMB Niaga Raih Penghargaan Direktur Risk Management PT Bank CIMB Niaga Tbk Vera Handajani (keempat kiri) didampingi Head of Risk Analytics and Infrastructure CIMB Niaga Yulius Setiawan (ketiga kiri) dan para pimpinan SAS Institute menerima plakat penghargaan The Credit Risk Technology Implementation of the Yeardari International Resources Director The Asian Banker Rona Morgan (keempat kanan) pada ajang The Asian Banker Risk Management Awards 2019 yang diselenggarakan oleh The Asian Banker di Bangkok, Thailand, beberapa waktu lalu. Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan dari lembaga bereputasi internasional atas keberhasi-lan CIMB Niaga dalam mengimplementasikan manajemen risiko kredit berbasis teknologi informasi melalui sistem aplikasi Credit Risk Parameters System - Risk Weighted Assets (CRIPA-S RWA).

Investor Daily/IST

JAKARTA – PT PP Tbk (PTPP) memulai memban-gun pabrik peleburan (smelt-er) feronikel berteknologi rotary kil electric furnance (RKREF) milik PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) di Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Peletakan batu pertama (groundbreaking) dilaksana-kan di lokasi proyek pada Sabtu (15/6) dengan dihadiri Direktur Operasi 3 Perseroan Abdul Haris Tatang, Direk-tur Utama PT CNI Derian Sakmiwata, Menteri PANRB Syafruddin, Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi dan Bupati Kolaka Ahmad Safei.

“Perseroan optimistis da-pat menyelesaikan proyek tersebut selama 24 bulan. Dengan keberhasilan pers-eroan sebagai kontraktor EPC yang telah memiliki berbagai pengalaman dalam mengerjakan proyek-proyek pembangkit ser ta minyak dan gas, maka perseroan mulai terjun ke area industri proses pengolahan mineral,” ujar Tatang melalui penjela-san resmi diterima Investor Daily di Jakar ta, Minggu (16/6).

Perseroan sebelumnya telah menandatangani kon-trak pembangunan smelter berteknologi RKEF dengan CNI pada April 2019. Dalam pembangunan proyek smelt-

er ini, dia menjelaskan, PP berperan sebagai kontrak-tor yang akan bertanggung jawab dalam penyelesaian proyek yang bekerjasama dengan mitra konsorsium ENFI, yaitu BUMN asal Tiongkok.

Proyek pembangunan smelter fernonikel tersebut berlokasi di kecamatan Wolo, Kolaka-Sulawesi Tenggara. Pembangunan tahap per-tama menelan investasi Rp 4 triliun dan dilanjutkan tahap berikutnya dengan total men-capai Rp 14,5 triliun. Smelter berkapasitas 4x72 MVA ini ditargetkan beroperasi pada 2021 dengan produksi sekitar 229.000 ton feronikel (FeNi) per tahun. Feronikel yang dihasilkan memiliki kadar nikel 22-24%. Pabrik smelter ini menggunakan teknologi RKEF yang terdiri dari atas empat tanur listrik jenis rec-tangular dimana teknologi ini merupakan yang pertama di Indonesia.

Dia menambahkan, pem-bangunan smelter Feronikel ini merupakan upaya CNI selaku perusahaan dalam negeri untuk dapat mem-bantu meningkatkan devisa negara di sektor minerba. Selain itu, dengan berop-erasinya pabrik smelter ini, penyerapan tenaga kerja di masyarakat sekitar dipastikan dapat membantu meningkat-kan perekonomian.

Kontrak BaruSementara itu Dirut PP

Lukman Hidayat mengatakan, perseroan telah membukukan kontrak baru sebesar Rp 10,57 triliun hingga akhir April 2019. Angka tersebut setara atau sebesar 21% dari total target yang ditetapkan oleh manaje-men perseroan, yaitu sebesar Rp 50,30 triliun sepanjang tahun 2019.

Kontrak bar u tersebut berasal dari kontrak baru induk perseroan sebesar Rp 9,23 triliun dan anak usaha perseroan sebesar Rp 1,34 triliun. Sedangkan beberapa proyek yang berhasil diraih, yaitu RDMP RU V Balikpapan Tahap II sebesar Rp 3,38 triliun, jalan tol Indrapura-Kisaran (lanjutan) sebesar Rp 3 triliun, pembangunan pesantren Mualimin Yogya-karta sebesar Rp 470 mil-iar, runway Soetta Section 1 (pekerjaan tambah) sebesar Rp 455 miliar, Kereta Api Makassar Pare-Pare sebesar Rp450 miliar, Sapras SPBU Rest Area sebesar Rp 334 miliar, dan RSUD Soreang sebesar Rp 269 miliar.

Manajemen PP menam-bahkan bahwa perolehan kontrak baru dari BUMN mendominasi perolehan kon-trak baru perseroan dengan kontribusi sebesar 65,88%, disusul oleh swasta sebe-sar 25,04%, dan pemerintah (APBN) sebesar 9,08%. (hut) JAKARTA – PT Urban Jakar-

ta Proper tindo Tbk (URBN), pengembang properti yang me-nyediakan produk-produk hunian terintegrasi dengan transportasi massal, membukukan pendapa-tan sebesar Rp 117,9 miliar pada kuartal I-2019. Pendapatan terse-but melonjak 195% dibandingkan periode sama 2018 yang sebesar Rp 39,9 miliar.

Direktur Urban Jakarta Prop-er tindo Tri Rachman Batara menyatakan, seluruh pendapatan perseroan pada kuartal I-2019 di-topang oleh penjualan apartemen yang melesat 655% atau hampir tujuh kali lipat menjadi Rp 117,9 miliar, dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 15,6 miliar. Selama Januari hingga Maret tahun ini, perseroan tidak menjual tanah. Berbeda dengan periode sama tahun lalu yang menjual tanah senilai Rp 24,3 miliar.

Adapun pendapatan terbesar diperoleh dari pengakuan penjua-lan apartemen Urban Sky senilai Rp 104,1 miliar yang menyum-bang 88% terhadap total pendapa-tan perseroan pada kuartal I-2019.

“Dengan pencapaian kinerja keuangan tersebut, kami optimis-tis bisa mencapai target pertum-buhan bisnis hingga akhir 2019 dan tahun-tahun selanjutnya,” ungkap Batara dalam keterangan resmi, Minggu (16/6).

Seiring kenaikan pendapatan, perseroan juga mencatatkan kenaikan beban pokok dari sebe-lumnya Rp 17,1 miliar pada kuar-tal I-2018 menjadi Rp 85,8 miliar pada kuartal I-2019. Sementara itu, perseroan membukukan laba bruto Rp 32,1 miliar pada kuar-tal I-2019 dan laba bersih Rp 30,1 miliar atau meningkat 81% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Pada perdagangan Jumat (14/6), saham URBN ditutup pada harga Rp 2.360, dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 7,6 triliun. Secara year to date, URBN naik 16,2% dibandingkan per 31 Desember 2018 di posisi Rp 2.030. Sejak IPO pada 10 De-sember 2018, harga URBN telah meningkat 96%.

Menur ut Batara, nilai aset perusahaan pada kuartal I-2019 meningkat 9% menjadi Rp 1,8 trili-

un dibandingkan per Desember 2018 yang sebesar Rp 1,6 triliun. Nilai liabilitas atau kewajiban perusahaan naik 19% menjadi Rp 649,3 miliar dibandingkan per Desember 2018 senilai Rp 541,3 miliar.

Urban Jakarta resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 10 Desember 2018 dan menjadi perusahaan ke-54 yang resmi mencatatkan sahamnya di BEI pada 2018. Urban Jakarta melepas 360 juta saham dengan harga Rp 1.200 per saham.

Saat ini, Urban Jakarta memiliki empat proyek properti berkonsep Transit Oriented Development (TOD) yang terintegrasi dengan stasiun-stasiun light rail transit (LRT). Dua di antaranya yaitu Gateway Park di Bekasi dan Ur-ban Signature di Ciracas yang merupakan KSO dengan ACP. Se-dangkan dua lainnya yaitu Urban Sky dan Urban Suites, keduanya di Bekasi, merupakan milik dan dikembangkan sendiri oleh Ur-ban Jakarta.

Kawasan properti dengan kon-sep TOD merupakan pilihan so-lusi bagi masyarakat urban yang

bermobilitas tinggi, bertempat tinggal di luar Jakarta, namun aktivitas sehari-hari di Jakarta. Problem yang dihadapi adalah kemacetan lalu lintas dan keter-jangkauan hunian yang baik dan nyaman.

Urban Jakarta menghadirkan kawasan hunian dan komersial yang multi-guna (mixed use), lengkap, saling terhubung den-gan jalur pejalan kaki dan sepeda yang nyaman dan aman di dalam kawasan, serta terintegrasi lang-sung dengan transportasi mas-sal, dalam hal ini LRT. Tinggal di kawasan ini berar ti hanya membutuhkan waktu perjalanan sekitar 30 menit ke pusat bisnis di Jakarta.

Selain proyek-proyek yang saat ini sudah berjalan, beberapa proyek lain tengah direncanakan dan dikembangkan, termasuk menjalin kerja sama sinergis den-gan investor maupun institusi lain dari dalam maupun luar negeri. Urban Jakarta terus berinovasi dan mengembangkan diri agar mampu menghadirkan solusi bagi masyarakat urban, khususnya di Jakarta dan sekitarnya. (jm)

JAKARTA - PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex (SRIL) membidik kenaikan penjualan berkisar 15% sepanjang tahun ini. Pertumbuhan tersebut diharapkan menopang peningkatan laba bersih perseroan berkisar 5%.

Tahun lalu, perseroan mem-bukukan kenaikan pendapatan dari US$ 759 juta menjadi US$ 1,03 miliar. Peningkatan tersebut men-dorong laba bersih perseroan naik sekitar 9% dari US$ 68 juta menjadi US$ 84 juta tahun lalu. Sedangkan hingga kuartal I-2019, pendapatan dan laba bersih masing-masing US$ 317 juta dan US$ 28 juta.

Manajemen Sritex dalam materi public exspose yang disampai-kan kepada Bursa Efek Indone-sia (BEI) menyebutkan bahwa perseroan menyiapkan sejumlah

strageti untuk menopang pertum-buhan kinerja keuangan tahun ini.

Di antaranya optimalisasi kapa-sitas produksi, efisiensi produksi maupun operasional, dan ino-vasi pengembangan produk yang bernilai tambah tinggi. “Perseroan juga akan meningkatkan pangsa pasar ekpor. Pengembangan dan peningkatan sumber daya manu-sia,” tulis manajemen perseroan dalam laporannya kepada BEI, baru-baru ini.

Sebelumnya, Sritex melalui anak usahanya, Golden Legacy Pte Ltd, menyelesaikan penawaran tender tunai untuk membeli kembali surat utang senior yang senilai US$ 350 juta. Adapun total pembelian surat utang berkupon 8,25% tersebut mencapai US$ 175,48 juta. Surat utang itu sebetulnya baru akan

jatuh tempo pada 2021.Direktur Utama Sritex Iwan

Setiawan mengatakan, penawaran tender dilakukan oleh penerbit dan dibiayai oleh perseroan mela-lui pembayaran kembali utang perseroan senilai US$ 175,48 juta. Hal ini sesuai dengan Intercom-pany Loan Agreement pada Juni 2016. Dengan begitu, perseroan bisa mengurangi beban keuangan hingga 2%.

Penyelesaian awal atas pena-waran tender pada 28 Januari 2019 dan penyelesaiannya 19 Februari 2019. Setelah penawaran tender ini diselesaikan, maka total kewajiban perseroan berdasarkan surat utang lama sebesar US$ 174,51 juta.

Sementara itu, Corporate Com-munications Sritex Joy Citra Dewi pernah mengatakan, pihaknya

ingin mempercepat pelunasan obligasi untuk menurunkan cost of fund atau beban keuangan dan di-versifikasi pendanaan. Perseroan, menurut dia, selalu mencari opsi untuk mendapatkan pendanaan yang lebih murah.

Buyback dilakukan melalui ten-der dengan harga pembelian kem-bali obligasi yang ditawarkan US$ 1.012,5 atau lebih tinggi US$ 12,5 dari harga pokok obligasi yang sebesar US$ 1.000.

Sementara itu, mengenai bisnis perusahaan, Iwan pernah menga-takan bahwa terdapat beberapa calon perusahaan yang berpo-tensi diakuisisi oleh perseroan. Karakteristik yang diincar adalah perusahaan tekstil dengan porsi bisnis ekspor sebesar 70% dari total penjualan. (hut)