29
14 14 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Landasan Teori BAB II menyajikan paparan tentang landasan teoritis yang berkaitan dengan; proses transpormasi keterampilan dalam meningkatkan prilaku kewirausahaan melaui magang keluarga, serta rangkuman hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Proses Transformasi Keterampilan Dalam Meningkatkan Prilaku Kewirausahaan Melalui Magang. 1. Magang a. Pengertian Magang Magang merupakan suatu proses pembelajaran yang mengandung unsur belajar sambil bekerja. Warga belajar sebagai pemagang akan membiasakan diri mengikuti proses pekerjaan yang diikuti oleh permagang (pendidik). Sudjana,D. (2000: 16) berpendapat bahwa, magang merupakan salah satu unsur belajar tertua di dunia yang sampai era informasi ini masih tetap bertahan keberadaannya. Magang, model pembelajaran tertua, masih diperlukan keberadaannya sebagai metoda pembelajaran individual dalam penyebaran dan penerimaan informasi yang dapat dilakukan oleh semua tingkatan manusia dari tingkat kehidupan sederhana sampai dengan tingkat kehidupan modern. Pada masyarakat sederhana ,pada zaman peradaban kuno, para perajin dan petani serta penduduk pada umumnya tidak mengenal aksara

14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

14

14

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Landasan Teori

BAB II menyajikan paparan tentang landasan teoritis yang berkaitan

dengan; proses transpormasi keterampilan dalam meningkatkan prilaku

kewirausahaan melaui magang keluarga, serta rangkuman hasil penelitian

terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.

Proses Transformasi Keterampilan Dalam Meningkatkan Prilaku

Kewirausahaan Melalui Magang.

1. Magang

a. Pengertian Magang

Magang merupakan suatu proses pembelajaran yang mengandung

unsur belajar sambil bekerja. Warga belajar sebagai pemagang akan

membiasakan diri mengikuti proses pekerjaan yang diikuti oleh permagang

(pendidik).

Sudjana,D. (2000: 16) berpendapat bahwa, magang merupakan salah

satu unsur belajar tertua di dunia yang sampai era informasi ini masih tetap

bertahan keberadaannya.

Magang, model pembelajaran tertua, masih diperlukan

keberadaannya sebagai metoda pembelajaran individual dalam penyebaran

dan penerimaan informasi yang dapat dilakukan oleh semua tingkatan

manusia dari tingkat kehidupan sederhana sampai dengan tingkat kehidupan

modern. Pada masyarakat sederhana ,pada zaman peradaban kuno, para

perajin dan petani serta penduduk pada umumnya tidak mengenal aksara

Page 2: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

15

dan angka. Jaman itu informasi pengetahuan dan keterampilan, kerajinan

tangan, pertukangan dan pertanian, disebarkan oleh penduduk melalui

hubungan langsung. Hubungan langsung antara seorang dengan orang lain

dalam penyampaian dan peneriman informasi disebut dengan istilah

magang, Sudjana, D. ( 2000: 16). Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, di

dalam magang, interaksi pembelajaran terjadi melalui komunikasi antar

pesona secara langsung antara pemberi dan penerima pesan. Bagi yang

memberikan informasi adalah membelajarkan , sementara bagi yang

menerima informasi adalah belajar. Pembelajaran magang dikatakan

berhasil apabila permagang (pendidik) mampu menyadarkan pemagang

(peserta didik) mampu melakukan kegiatan belajar secara mandiri.

Sudjana, D. (2000) mengemukakan lebih lanjut bahwa melalui

magang seseorang yang memiliki pengalaman tertentu menyampaikan

pengetahuan dan keterampilan yang telah ia miliki kepada orang lain yang

belum berpengalaman dan yang lebih dahulu memiliki pengalaman dan

keahlian tertentu sehingga pemagang memiliki pengalaman atau keahlian itu

kemudian setelah terjadi penerimaan pengalaman atau keahlian , pemagang

mampu melakukannya sendiri.

Slamet Raharjo (1989:17) mengemukakan :

Unsur utama dari belajar dengan cara magang ini adalah meniru. Hasil belajar dengan bekerja itu merupakan ukuran keberhasilan magang. Magang dapat dianggap telah selesai manakala pemagang itu telah dapat menyelesaikan hasil belajar secara sendiri dengan hasil yang persis dengan yang dibuat (dihasilkan) oleh sumber belajar dalam waktu yang sama atau lebih cepat dari pada waktu yang digunakan sumber belajar .

Page 3: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

16

BPKB Jayagiri Lembang (1990:3) mengemukakan bahwa “ Magang adalah

proses belajar dimana seseorang memperoleh dan menguasai keterampilan

dengan jalan melibatkan diri dalam proses pekerjaan tanpa atau dengan

petunjuk orang yang sudah trampil dalam pekerjaan itu”. Pendapat lain

dikemukankan oleh Ranidar Darwis ,( 1993:71):

“Magang sebagai fenomena pendidikan yang berkaitan dengan pembukaan lapangan kerja, dapat diasumsikan sebagai inti dari pendidikan kewiraswastaan”.

Pengertian magang yang dikemukakan oleh Sudjana (2000), Ranidar Darwis

(1993), BPKB Jayagiri (1990), dan Raharjo (1989); menunjukan bahwa

magang merupakan proses kegiatan pembelajaran dalam mana terjadi suatu

perubahan dan pembentukan prilaku tertentu, dilakukan secara langsung

antara seorang ahli disebut permagang dengan yang belum ahli disebut

pemagang. Tujuan magang untuk memiliki pengalaman atau keahlian

bidang tertentu. Inti dari proses pembelajaran adalah adanya interaksi

edukatif . Pada pembelajaran magang interaksi ini terjadi melalui

komunikasi antar persona secara langsung. Pengalaman atau keahlian

diperoleh melalui belajar sambil bekerja atau bekerja sambil belajar, dimana

unsure peniruan memegang peranan penting, setelah ditunjukkan oleh

permagang. Kemudian pembelajaran magang dikatakan berhasil manakala

pemagang sebagai warga belajar telah menunjukan kemampuan

mengerjakan sesuatu yang relatif sama dengan permagangnya.

b. Prinsip Prinsip Magang

Prinsip magang yang dibahas dalam penelitian ini berkaitan dengan

konsep magang yang dapat menghasilkan tenaga kerja trampil, kompeten

Page 4: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

17

dan produktif., khususnya konsep magang secara tradisional (Grassroot)

yang banyak terjadi pada perusahaan industri kecil. Sebagai perbandingan

disajikan pula prinsip magang modern seperti dikemukakan oleh

Departemen Tenaga Kerja Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan

Produktivitas Tenaga Kerja (1994). Target dalam latihan pemagangan

menurut pola Depnaker adalah peserta yang telah menyelesailakn minimal

SLTP dan tidak mampu melanjutkan pendidikan formal, mereka dapat

mengikuti latihan pemagangan bidang tertentu sesuai dengan profesi yang

dikehendaki. Kemampuan yang menjadi bidikannya adalah tenaga trampil

dan kompeten, yang bisa dicapai dalam waktu sekitar 3 (tiga ) tahun. Target

yang lebih tinggi sekitar 3,5 tahun yang ditambah dengan kursus manajerial

adalah menjadi tenaga pengelola atau manajer menengah.

Prinsip pemagangan menurut Depnaker (1994) , memiliki aspek

yang menjadi cirinya yaitu pencapaian kualifikasi yang jelas, ada kriteria

latihan pemagangan, ada aturan main pelaksanaan, ada uji keterampilan dan

sertifikasi serta kontrak pemagangan. Jenjang pemagangan terdiri atas (a)

sertifikasi perusahaan untuk tingkat dasar. (b) Sertifikat Nasional tingkat III

untuk tingkat menengah. (c) Sertifikasi Nasional Tingkat II untuk tingkat

lanjutan. (d) Sertifikasi uji keterampilan tingkat I untuk tingkat pengelola.

Sudjana, D. menyatakan ( 2000) bahwa, istilah magang tertuju pada

hubungan langsung antara seorang dengan orang lain dalam penyampaian

dan penerimaan informasi. Tersirat ada dua orang atau lebih yang sedang

melakukan aktivitas proses belajar sambil bekerja dalam kegiatan

pembelajaran magang. Menurut Slamet Raharjo (1989:27), “ Kebanyakan

Page 5: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

18

magang itu merupakan kelompok produksi”. Sudjana menunjukkan lebih

lanjut bahwa komponen-komponen kegiatan belajar dalam kelompok

produksi ada tiga macam. Petama orang yang memiliki keahlian dalam

meningkatkan kualitas produksi, bahan baku dan alat-alat produksi. Kedua

anggota yang belum memiliki kemampuan peningkatan kualitas produksi,

mereka belajar dari orang kelompok pertama. Ketiga orang-orang yang telah

memiliki kemampuan dari kelompok pertama namun masih dalam tingkatan

yang lebih rendah.

Sudjana, D. (2000:16) menunjukkan arti lainnya dari istilah magang . Pada

magang yang berarti cara penyebaran informasi yang dilakukan secara

terorganisasi, yaitu yang memiliki aturan tertentu, komponen magang

mencakup ; tujuan, bahan yang disampaikan, orang yang berpengalaman,

orang yang belum berpengalaman, fasilitas dan perkakas yang digunakan

,waktu dan lingkungan. Pendapat Sudjana tersebut, menyiratkan adanya

istilah magang yang berarti cara penyebaran informasi yang dilakukan

secara tidak terorganisir dalam arti tidak tersurat namun tetap memiliki

aturan tertentu, seperti banyak terjadi dalam pembelajaran magang secara

tradisional. Penggunaan istilah magang tidak terbatas pada bidang

pertukangan dan kerajinan , namun dalam perkembangannya menyebar ke

dalam berbagai bidang kehidupan yang ada pada masyarakat.

Kamil, M. (2002:48) berpendapat bahwa proses pembelajaran magang

(learning by doing) , memiliki beberapa unsur yang perlu mendapat

perhatian, agar proses tersebut dapat meningkatkan kemandirian warga

belajar (pemagang). Unsur-unsur tersebut adalah :

Page 6: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

19

1) Pemagang (orang yang belajar bekerja), pada konteks pemagang ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan diantaranya adalah: a) bakat dan minat. Hal ini perlu diperhitungkan karena mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan magang, sebab seseorang yang mengikuti magang tetapi tidak sesuai dengan bakat yang dimilki serta minat yang dikehendaki, kemungkinan besar akan mengalami kesulitan baik dalam proses belajar bekerja maupun pencapaian tujuan. b) kebutuhan, kebutuhan ini perlu diperhitungkan baik yang berkaitan dengan kebutuhan individu pemagang (need assessment) atau kebutuhan pasar kerja, agar tidak mengalami kesulitan selesai magang. c) kemampuan dimaksudkan di sini adalah kemampuan mengikuti magang untuk menyadap pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental yang diberikan sumber magang, maupun kemampuan untuk membiayai dirinya dalam mengikuti magang. d) faktor lain yang perlu dipertimbangkan bagi pemagang adalah kesediaan untuk mandiri setelah selesai magang.

2) Sumber magang (orang yang dimagangi atau permagang) Pada

komponen ini ada tiga hal yang perlu mendapatkan perhatian di antaranya adalah : a) kesediaan, b) kemampuan , dan c) kemauan.

3) Pola magang. Proses pembelajaran dalam pendidikan luar sekolah,

baik dalam bentuk magang atau dalam bentuklainnya, harus dilakukan melalui berbagai pola yang mendukung terhadap proses dan keberhasilan dari proses tersebut.

Kamil, M (2002), mengemukakan bahwa di dalam pembelajaran magang

ada tiga unsur utama yaitu pemagang dengan karakteristiknya yang unik

memiliki minat yang tinggi dan bakat yang menunjangnya. Permagang yang

memiliki kesediaan untuk dimagangi menularkan pengetahuan sikap dan

keterampilan yang dimilikinya kepada pemagang dengan atau tanpa

imbalan. Kemampuan dalam arti terpercaya pada bidangnya dan bisa

menularkan ilmu yang dimilikinya. Kemauan dalam arti memiliki dorongan

untuk melakukan interaksi edukatif dengan pemagang dalam berbagai

pendekatan .

Pola magang yang dipergunakan dalam proses pembelajaran magang

yang terjadi secara tradisional, tersirat dari adanya program pembelajaran

Page 7: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

20

yang tidak tertulis dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan

keluarga atau permagang sesuai dengan latar pengetahuan dan pengalaman

yang dimilikinya. Implementasi program tersebut secara konvensi, berulang

dalam budaya belajar bekerja yang terjadi dalam kehidupan keseharian.

Pada dasarnya program magang secara tidak tertulis yang berkembang di

dalam magang tradisional berangkat dari identifikasi kebutuhan belajar

pemagang yang memperhatikan minat dan bakatnya. Ada tujuan yang jelas

walaupun tidak tertulis, sebagai arah untuk mengukur keberhasilan belajar.

Permagang terlibat dalam merencanakan dan melaksanakan interaksi

edukatif dalam kegiatan pembelajaran menggunakan metoda dan teknik

yang lazim ada di dalam pembelajaran, seperti diskusi, pemberian tugas,

demonstrasi, imitasi dan mengerjakan tugas. Bahan yang dipelajari

berhubungan dengan mata pencaharian yang sedang dijalani. Sarana dan

prasarana yang ada dijadikan sebagai media belajar. Evaluasi dilakukan

secara tidak formal dan fleksibel baik yang sifatnya evaluasi diri oleh dan

untuk peserta didik ( pemagang) maupun evaluasi yang dilakukan

permagang (pendidik).

Magang dikaji sebagai suatu sistem yang dapat dilihat dari

komponen – komponen yang berlaku dalam sub sistem pendidikan luar

sekolah. Sudjana, D. (2000:34) menyatakan bahwa pendidikan luar sekolah

sebagai sub sitem pendidikan nasional memiliki komponenkomponen yang

sama dengan pendidikan sekolah. Komponen tersebut satu sama lain saling

mengisi dan pengaruh mempengaruhi.

Page 8: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

21

Komponen yang dimaksud adalah masukan lingkungan, masukan

sarana, masukan mentah, proses, keluaran, masukan lain dan pengaruh atau

dampak. Sudjana lebih lanjut menjelaskan (2000: 34-38)

Gambar 1 Hubungan fungsional antara komponen – komponen

Pendidikan Luar Sekolah

Masukan Lingkungan (environmental input) terdiri atas unsur-unsur

lingkungan yang menunjang atau mendorong berjalannya program

pendidikan luar sekolah. Unsur-unsur ini meliputi lingkungan keluarga,

lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja,

kelompok social dan sebagainya, serta lingkungan alam mencakup sumber

daya hayati (biotic), sumber daya non hayati (abiotik), dengan sumber daya

buatan, sumber daya hayati yaitu flora dan fauna. Sumber daya non hayati

adalah tanah, air, udara energi, mineral. Sumber daya buatan adalah sumber

Page 9: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

22

daya alam yang telah diolah oleh sumber daya manusia untuk kepentingan

kehidupan seperti waduk/dam, kota, jalan, pasar, panti pendidikan dan

pemukiman. Kedalam masukan ini termasuk pula lingkungan daerah

(regional), lingkungan nasional, dan bahkan lingkungan internasional.

Lingkungan daerah mencakup pula kebijakan dan perkembangan

pendidikan, sosial, ekonomi dan budaya,lapangan kerja/usaha,dan potensi

alam sekitar di tingkat local. Lingkungan nasional meliputi peraturan,

kebujakan dan perkembanngan pendidikan nasional, serta aspek-aspek lain

yang terkait dengan pendidikan luar sekolah. Lingkungan internasional

mencakup hubungan antar Negara, ekonomi, teknologi dan kecenderungan

perubahan yang mungkin terjadi di tingkat dunia pada masa depan.

Masukan sarana (instrumental input) meliputi keseluruhan sumber

dan fasilitas yang memungkinkan bagi seseorang atau kelompok dapat

melakukan kegiatan belajar. Kedalam masukan ini termasuk tugas belajar,

belajar pembelajaran, metode serta evaluasi kurikulum (tujuan belajar,

bahan/materi belajar, metode dan teknik, media, dan evaluasi hasil belajar),

pendidik (tutor, pelatih, widyaswara, fasilitator, pamong belajar), tenaga

kependidikan lainnya (pengelola program, teknisi sumber belajar) fasilitas

dan alat, biaya, dan pengelolaan program.

Masukan mentah (raw input) yaitu peserta didik (warga belajar)

dengan berbagai ciri yang dimilikinya, yaitu karakteristik internal dan

karakteristik eksternalnya. Karakteristik internal meliputi atribut fisik,

psikis, dan fungsional. Atribut fisik mencakup jenis kelamin, usia, tinggi

dan berat badan, kondisi alat indera. Atribut psikis meliputi struktur

Page 10: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

23

kognitif, pengalaman, sikap, minat, keterampilan, kebutuhan belajar,

aspirasi, dan lain sebagainya. Atribut fungsional mencakup pekerjaan, status

sosial ekonomi,kesehatan. Sedangkan karakteristik eksternal berkaitan

dengan lingkungan kehidupan peserta didik seperti keadaan keluarga dalam

segi ekonomi, pendidikan, status sosial, teman bergaul dan bekerja, biaya

dan sarana belajar,serta cara dan kebiasaan belajar di masyarakat.

Proses menyangkut interaksi edukasi antara masukan sarana,

terutama pendidik, dengan masukan mentah yaitu warga belajar. Proses ini

terdiri atas kegiatan pembelajaran, bimbingan penyuluhan dan atau

pelatihan, serta evaluasi. Kegiatan pembelajaran lebih mengutamakan

peranan pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka aktif

melakukan kegiatan belajar, dan bukan menekankan peranan guru untuk

mengajar. Kegiatan belajar dilakuakan dengan memanfaatkan berbagai

sumber, termasuk perpustakaan, pengalaman manusia sumber, media

elektonika, lingkungan sosial, budaya, dan lingkungan alam. Proses belajar

dilakukan secara mandiri dan berkelompok.

Keluaran (output) merupakan tujuan antara pendidikan luar sekolah.

Keluaran mencakup kuantitas lulusan yang disertai kualitas perubahan

tingkah laku yang didapat melalui kegiatan pembelajaran. Perubahan

tingkah laku ini mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang

sesuai dengan kebutuhan belajar yang mereka perlukan. Kinsey (1977)

mengemukakan bahwa perubahan tingkah laku ini mencakup pengetahuan

(knowledge), sikap (attitude), keterampilan (skills), san aspirasi (aspiration).

Page 11: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

24

Masukan lain (other input) adalah daya dukung lainnya yang

memungkinkan warga belajar dan lulusan dapat menggunakan kemampuan

yang telah dimilikinya untuk kemajuan kehidupannya. Masukan lain ini

meliputi dana, modal, bahan baku, proses produksi, lapangan kerja/usaha,

informasi, alat dan fasilitas, pemasaran, pekerjaan, koperasi, paguyuban

warga belajar, latihan lanjutan, bantuan eksternal dan lain sebagainya.

Pengaruh (outcome atau impact) merupakan tujuan akhir program

pendidikan luar sekolah. Pengaruh ini meliputi :

a. Perubahan taraf hidup lulusan yang ditandai dengan perolehan

pekerjaan, atau berwirausaha, perolehan atau peningkatan

penmdapatan, kesehatan, dan penampilan diri

b. Membelajarkan orang lain terhadap orang lain terhadap hasil belajar

yang telah dimiliki dan dirasakan manfaatnya oleh lulusan, dan

peningkatan partisipasinya dalam kegaiatan social dan pembangunan

masyarakat, baik partisipasi buah pikiran, tenaga, harta benda, dan

dana. Intinya subsistem pendidikan luar sekolah memiliki

komponenn, proses, tujuan pendidikan yang saling berhubungan

secara fungsional, meliputi komponen (masukan sarana, masukan

mentah, masukan lingkungan, masukan lain) proses dan tujuan

(keluaran dan pengaruh).

Raharjo (1998:18) mengemukakan pendapatnya tentang factor magang yang

paling penting sebagai suatu system terbuka yaitu :

Apabila kita boleh memandang magang sebagai sistem yang terbuka,

maka ia akan menerima pengaruh baik dari dalam system itu mapun dari

Page 12: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

25

luar atau lingkungan sistem itu. Faktor-faktor itu bias bersifat psikologis,

sosiologis, fisis dan ekonomis. Faktor-faktor itu bisa berpengaruh positif

ataupun negatif terhadap komponenkomponen magang. Rincian faktor itu

tentu cukup banyak, sehingga tak mungkin dicakup semuanya. Untuk

kepentingan penelitian ini hanya akan disoroti faktor-faktor kognisi,

motivasi, interpersonal,behaviour trait, komunikasi dan efisisiensi kerja.

Enam faktor yang menjadi sorotan Raharjo dalam system magang

secara terbuka adalah faktor kognisi, motivasi, interpersonal, behaviour

traits, komunikasi dan efisiensi kerja. Raharjo (1989 32-76) mengemukakan

bahwa, kognisi adalah pengetahuan seseorang yang timbul karena adanya

stimulus yang merangsang pada diri orang itu.

Kognisi seseorang itu bersifat unik. Merujuk pada pendapat Bloom

dkk, kemampuan seseorang dapat diklasifikasikan ke dalam tiga domain

yaitu domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotor. Masing-

masing domain memiliki strukturnya. Ranah kognitif terdiri dari enam sub

ranah yang secara sekuensial dan berkaitan dengan kemampuan seseorang

mulai dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi.

Sub ranah afektif mencakup minat, sikap, nilai-nilai, penghargaan dan

penyesuaian diri. Sub ranah psikomotor terdiri dari persepsi, kesiapan,

imitasi, penyempurnaan, dan penciptaan. Kognisi merupakan tindakan

seseorang dipandu oleh kemampuan-kemampuan potensial dan aktual di

dalam apa yang dipikirkan,, dipercayai dan yang diharapkannya.

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan, kebutuhan,

keinginan dan harapan. Suryabrata dalam Kamil (2002:62) mendefinisikan

Page 13: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

26

motif sebagai keadaan dalam pribadi yang mendorong individu untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Arkinson

dalam Raharjo (1989:41) menganggap motif sebagai disposisi laten pada

diri seseorang yang berusaha dengan kuat untuk memenuhi keinginan atau

suatu tujuan tertentu dalam mendapatkan prestasi atau kekuasaan. Motivasi

menurut Arkinson adalah keadaan individu yang terangsang yang terjadi

jika suatu motif telah dihubungkan dengan suatu harapan yang sesuai. Motif

seperti yang disebut Artkinson disebut sebagai motivasi potensial dan

motivasi dinamakan sebagai motivasi aktual. Istilah motif ada yang

menyebutnya sebagai “n Ach” (Mc Clelland (1967) dalam bahasa Indonesia

disebut sebagai “dorongan hati”. N Ach singkatan dari need for achievement

yakni kebutuhan untuk meraih prestasi.

Interpersonal digambarkan sebagai tanggapan pergaulan antar

pribadi, di dalamnya ada tiga dimensi yang menggambarkan manusia

sebagai mahluk berpikir, manusia sebagai mahluk berkeinginan, dan

manusia sebagai mahluk berbuat. Setiap orang melalui berbagai kesempatan

mengembangkan seperangkat kecenderungan menanggapi orang lain dalam

cara yang berbeda dan khas. Dengan ciri-ciri tanggapan dalam pergaulan

antar persona, kita akan memperoleh bantuan dalam memberikan citra

manusia social memahami prilakunya dan memprediksi perbuatannya.

Behavioral traits oleh Raharjo (1989:43) digambarkan sebagai

kegiatan belajar sebagai proses dan sebagai hasil. Kegiatan belajar mengajar

melalui suatu interaksi edukatif antara wagra belajar di satu pihak dengan

sumber belajar di pihak lain. Kegiatan belajar dilakukan oleh warga belajar

Page 14: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

27

sementara kegiatan mengajar dilakukan oleh pendidik yang dalam PLS

diberi sebutan berbeda misalnya sumber belajar, fasilitator, instruktur,

permagang. Masing-masing pihak harus mampu menampilkan peranya

masing-masing dengan penuh kesadaran, kesungguhan dalam intensitas

yang tinggi. Aspek-aspek belajar merupakan perolehan yang diharapkan

dari kegiatan belajar, tentu saja dilalui melalui suatu proses. Komponen

belajar dalam suatu proses belajar terdiri dari tujuan, warga belajar yang

dimotivasi, hambatan, stimulus dari lingkungan, persepsi dan Respon.

Sudjana, D. (1983:40). Pemagang sebagai warga belajar, melakukan

kegiatan belajar berorientasi pada tujuan. Dia bergerak untuk mencapai

tujuan itu dengan usaha yang baik dan harus mempelajari hambatan yang

akan ditemui dalam kegiatannya itu. Dia harus mampu berupaya mengatasi

atau memecahkan masalah hambatan dan menyesuaikan tingkah laku dalam

kegiatan belajarnya sehingga tujuan bias tercapai. Tingkat kesulitan dan

peningkatan usaha mutlak perlu di dalam belajar. Manakala di dalam

mencapai tujuan itu tanpa ada kesulitan dan tanpa peningkatan usaha maka

kegiatan itu tidak dapat disebut belajar.

Komunikasi dan efisiensi kerja digambarkan oleh Raharjo (1989:71)

sebagai salah satu alat untuk mengendalikan kemajuan zaman pengetahuan

dan teknologi yang semakin canggih. Rogers (1983) mengatakan bahwa

komunikasi adalah proses dimana pesanpesan dioperkan dari sumber kepada

penerima, sedang difusi adalah suatu tipe khusus komunikasi yang

merupakan proses dimana inovasi tersebar kepada anggota suatu system

sosial. Inovasi itu sendiri bias berarti suatu pembaharuan sesuatu baik ide,

Page 15: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

28

gagasan atau benda yang kongkrit, yang dianggap baru oleh penerima.

Difusi dapat mempengaruhi perubahan sisial yang diinginkan oleh

pembangunan. Masuk dan menyebarnya inovasi ke dalam system sosial bisa

melalui anggota sistem baik secara individual maupun kolektif atau melalui

otoritas penguasa sistem. Jalan manapun yang ditempuh arus inovasi itu

harus melewati proses keputusan, apakah keputusan itu menerima atau

keputusan itu menolak inovasi.

c. Pembelajaran Magang

Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta

didik melakukan kegiatan belajar. Strategi diperlukan dalam melaksanakan

pembelajaran, dia itu merupakan suatu pola yang direncanakan dan

ditetapkan dengan sengaja untuk melakukan

kegiatan atau tindakan agar tujuan pembelajaran bisa dicapai. Sudjana

(2000:6-7). Lebih lanjut mengemukakan bahwa magang sebagai salah satu

strategi pembelajaran paling tua yang dipergunakan umat manusia untuk

menyampaikan dan menerima informasi tentang keterampilan, pengetahuan

dan nilai. Dia sudah ada sebelum system persekolahan secara formal

berkembang. Keberadaan magang sebagai strategi pembelajaran terus

berkembang seiring dengan perkembangan teknologi pendidikan.

Magang dalam arti proses dikemukakan oleh Dirjen Diklusepora

(1990:5) dalam Kamil, M. (2002:48) memiliki ciri sebagai berikut :

1. Proses magang adalah permagang dan pemagan (sumber magang

atau orang yang dimagangi) berada dalam tempat permagang

bekerja. Pemagang melihat dan mencoba menggunakan alat yang

Page 16: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

29

dipergunakan sehingga tahu, bisa dan biasa bagaimana

mempergunakannya, bagaimana memperbaikinya kalau rusak

bagaimana merawatnya, dimana disimpannya, dimana dibelinya

serta dibuatnya.

2. Proses magang adalah para pemagang sebaiknya bekerja dan belajar,

belajar bekerja sesuai dengan urutan pekerjaan yang dikerjakan

pemagang. Pemagang dapat memulai belajarbekerja dari mana saja

dari awal, di tengah atau di ujung proses pekerjaan ini.

3. Bahwa pemagang belajar-bekerja dan bekerja belajar tidak diawali

oleh teori, melainkan langsung praktek, langsung bekerja.

4. Dilihat dari sudut sumber magang (permagang), sumber magang

tidak perlu orang yang mengetahui teori. Sumber magang atau

permagang adalah orang yang pintar dan biasa melaksanakan

pekerjaan yang dimagangi.

5. Dilihat dari sudut pemagang, pemagang bukan hanya memperoleh

pengetahuan, keterampilan, kemahiran dan sikap mental saja,

melainkan dapat terampil melaksanakan pekerjaan.

Sudjana , D. (2000:22) mengatakan bahwa “Magang dapat dilakukan di

berbagai tempat dan situasi serta memanfaatkan berbagai fasilitas yang

cocok dan tersedia”. Pembelajaran magang sebagai pendekatan

pembelajaran kewirausahaan di dalam kerangka pendidikan luar sekolah,

didukung oleh ketentuan yuridis, falsafah, konsep dan teori yang relevan.

Dukungan tersebut menyebabkan pembelajaran magang ada pada posisi

Page 17: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

30

yang kokoh terlindungi oleh undang-undang dan peraturan yang berakar

pada budaya bangsa Indonesia.

2. Konsep Kewirausahaan

Definisi wirausaha (entrepreneur) atau kewirausahaan (entrepreneurship)

yang dikemukakan oleh para ahli relatif beragam. Wirausaha adalah, sifat

mental yang inovatif, antisipatif, inisiatif, pengambil resiko dan berorientasi

laba”. Sampai batas-batas tertentu keberhasilan sebagai wirausaha

tergantung pada kesediaan diri sendiri untuk bertanggung jawab atas

pekerjaan sendiri. Kekuatan faktor dari tindakan-tindakan diri sendiri bukan

dari tindakan orang lain. Resiko kegagalan selalu ada namun seorang

wirausaha mengambil resiko dengan jalan menerima tanggung-jawab atas

tindakannya sendiri.

Kegagalan diterimanya sebagai pengalaman belajar. Seorang wirausaha

bersikap pragmatis. Meredith dalam Asparsayogi (2000 : 5) mengemukakan

jiwa wirausaha , bahwa:

Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan ,bisnis; mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Para wirausahawan adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuannya. Ciri-ciri berikut memberikan sebuah profil dari wirausaha :

Ciri-Ciri Watak

Percaya Diri Keyakinan, Ketidak tergantungan,

individualitas, Optimisme

Page 18: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

31

Berorientasi Tugas dan hasil Kebutuhan akan prestasi Berorientasi

laba, ketekunan dan ketabahan, tekad

kerja keras, mempunyai dorongan

kuat, energetik, dan inisiatif.

Pengambil resiko Kemampuan

mengambil resiko, suka pada

tantangan.

Kepemimpinan Bertingkah laku sebagai pemimpin

Dapat bergaul dengan orang lain.

Menanggapi saran-saran dan kritik.

Keorisinilan Inovatif dan Kreatif Fleksibel

Punya banyak sumber Serba bisa, mengetahui banyak hal

Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depanPerspektif.

Daftar di atas meliputi watak-watak wirausaha dan tidak perlu

seluruh sifat ini secara utuh dimiliki seseorang, namun paling tidak banyak

dari sifat di atas dimilikinya dimana satu dan lainnya saling berhubungan.

Suparman (1980) dalam Siman (1997:50), mengemukakan bahwa

pengertian wiraswasta mencakup di berbagai bidang kehidupan seperti

pertanian, pendidikan, pegawai, perdagangan dan politik. Di tinjau dari sisi

psikologis, wirausaha lebih luas dari wiraswasta karena di dalam diri

wirausaha terdapat mental wiraswasta. Wirausaha khusus membicarakan

tentang kemampuan seseorang melakukan aktivitas di bidang usaha (

industri dan perdagangan). Hirrich & Peters (1992:9) dalam Siman

Page 19: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

32

(1997:51), mengemukakan bahwa: jika berbicara wirausaha berarti

berbicara tentang “perilaku” yang meliputi pengambilan inisiatif,

mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme faktor dan ekonomi

terhadap sumber dan situasi ke dalam praktek, dan penerimaan resiko atau

kegagalan. Para ahli ekonomi mengemukakan bahwa wirausaha adalah

orang yang dapat meningkatkan nilai tambah terhadap sumber, tenaga kerja,

alat, bahan, dan asset yang lainnya, dan orang yang memperkenalkan

perubahan, inovasi dan cara-cara yang baru. Berwirausaha berarti

memadukan kepribadian, peluang, keuangan dan sumber daya yang ada di

lingkungannya guna mengambil keuntungan. Kepribadian ini mencakup

pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku.

Menurut Bygrave dalam Permatasari (1996:2): “seorang

wirausahawan adalah seseorang yang memperoleh peluang dan menciptakan

organisasi untuk mengejarnya. Proses kewirausahaan menyangkut segala

fungsi, aktivitas, dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang

dan penciptaan organisasi untuk mengejarnya”.

Wirausaha yang berhasil merupakan pemimpin yang berhasil, baik

melalui dirinya maupun melalui orang lain. Seorang pemimpin yang efektif

akan selalu mencari cara-cara yang lebih baik. Para Inovasi Kejadian

Pemicu Implementasi Pertumbuhan wirausaha adalah individu-individu

yang mampu mengembangkan gaya kepemimpinannya sendiri dimana

kepribadian yang dimiliki akan mempengaruhi gaya kepemimpinannya yang

dikembangkan. Berusaha memandang suatu keadaan dari sudut pandang

orang lain akan ikut mengembangkan sebuah sikap “tepo seliro” yang akan

Page 20: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

33

membantu keberhasilan dalam memimpin. Seorang pemimpin harus

mengerti tugas keseluruhan yang harus dicapai dan mampu membuat

keputusan mengenai cara-cara baru dan inovatif untuk mencapainya.

Tindakan kepemimpinan tertuju pada kegiatan aktif yang produktif dimana

hasil-hasil kegiatannya menurut hasil yang sesungguhnya, berwujud dan

dapat diamati. Oleh karena itu dia akan mengenali betul apa yang ingin

dicapai menurut sasaran yang akan memberikan arah pada tindakan yang

dilakukan.

3. Konsep Industri Kecil

Definisi Industri Kecil menurut beberapa ahli berbeda, khususnya

untuk Industri kecil yang ada di Indonesia. Fluktuasi perbedaan yang

menyolok jika dilihat dari jumlah modal yang dimiliki masing-masing

industri. Kriteria perusahaan kecil berdasarkan mkuantitas modal lebih

dinamis jika dibandingkan dengan definisi kuantitas tenaga kerja. Jadi

berbicara tentang perusahaan atau industri kecil lebih dominan dilihat dari

sisi ekonomi atau modalnya. Martami (1993:151) dalam Siman (1997:36)

mengemukakan bahwa di Indonesia, belum ada ketentuan baku yang

mengatur batasan tentang industri kecil. Definisi yang jelas mengenai apa

itu perusahaan skala kecil masih belum seragam. Ada klasifikasi yang biasa

digunakan yaitu industri besar, industri menengah, industri kecil dan

kerajinan rumah tangga . Dawan dan Fakhri, (1992:16) dalam Siman

(1997:36).

Instilah Industri kecil yang digunakan relatif beragam seperti

industri kecil, industri rumah tangga, usaha kecil, usaha informal, usaha

Page 21: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

34

subsistem yang kesemuanya selalu dipertukarkan. Usaha kecil meliputi

kegiatan yang sangat luas , terdiri dari (1)Kegiatan Manufaktur, misalnya

logam, karet, plastik, tekstil, pakaian jadi, kulit, makanan, perabotan rumah

tangga, dan percetakan. (2) Kegiatan perdagangan misalnya warung atau

kios dan pedagang asongan. (3) Kegiatan pertanian, misalnya bersawah,

berkebun, berternak. (4) Kegiatan jasa, misalnya tukang becak, ojek, parkir,

kernet angkot, dan calo.

Kegiatan Industri kecil lebih menekankan pada pengolahan, yaitu

mengubah input menjadi output dengan menggunakan teknologi dan proses

tertentu. Industri rumah tangga juga menekankan pada kegiatan pengolahan

, tetapi dengan menggunakan teknologi sederhana. Jika dilihat dari sisi

pengolahannya , industri rumah tangga dapat dikelompokkan ke dalam

industri kecil, namun jika dilihat dari sisi omset atau jumlah tenaga kerja

yang tertampung mungkin tidak termasuk industri kecil.

Konsep Industri kecil, yang lebih fokusnya usaha kecil, relative

beragam. Ada yang mengemukakan bahwa usaha kecil itu memiliki

beberapa karakteristik, yaitu (1) relatif lebih kecil dari firma. (2) Dimiliki

secara independent. (3) Kawasan operasionalnya terbatas. (4)

Opreatornya, pemiliknya. Definisi tersebut dilihatnya dari sisi

kondisi dan proses operasi bukan melihat dari sisi ekonomi secara langsung.

Siman mengungkap definisi yang dikemukakan Vernon et al

(1994:136), yang mendefinisikan industri kecil lebih luas lagi yaitu; (1)

umumnya dikelola oleh pemiliknya sendiri. (2) Struktur organisasinya

sederhana. (3) Pemiliknya mengetahui secara dekat para karyawannya. (4)

Page 22: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

35

Persentaseu kegagalan usaha tinggi. (5) Pengelolaannya dilakukan secara

konvensional. (6) modalnya sulit didapat. Dari definisi ini diketahui bahwa

industri kecil dilihat dari berbagai sisi yaitu pengelolaan, proses produksi,

dan finansial.

Definisi lain seperti yang dikemukakan oleh biro pusat statistic yang

ditinjau dari kuantitas tenaga kerja, dikelompokkan ke dalam lima bagian

yaitu (1) kerajinan rumah tangga ( jumlah tenaga kerjanya 1 s/d 4 orang ).

(2) Industri kecil (jumlah tenaga kerjanya 1 s/d 19 orang). (3) Industri

sedang (jumlah tenaga kerjanya 20 s/d 99 orang ). (4) Industri besar jumlah

tenaga kerjanya 100 orang atau lebih.

Industri kecil merupakan bidang potensial yang banyak menyerap

tenaga kerja, karena memiliki sifat padat karya, rasio modal pertenaga kerja

relatif rendah dan dapat menjangkau daerah pedesaan, adaptabilitas dan

fleksibilitas tinggi (Tungki Ariwibowo, 1992:XI). Industri kecil relevan

dengan desentralisasi, merupakan basis kemandirian ekonomi, dapat

didirikan dengan investasi yang relative kecil, meningkatkan, memobilisasi

tabungan domestik, komplemen terhadap perusahaan besar. (Irsan Azhari,

1991:43, dalam Siman, 1977:44).

Penulis memilih definisi industri kecil dari biro pusat statistik untuk

mengkaji perusahaan tas yang ada di Kelurahan Nagarasari Kecaatan

Cipedes Kota Tasikmalaya yang dijadikan sebagai subjek penelitian,

dimana di perusahaan itu terdapat pembelajaran magang kewirausahaan.

Industri kecil pembuatan tas yang memiliki tenaga kerja antara 5 s/d 19

orang. Pemilihan definisi ini berdasarkan atas pertimbangan penulis yang

Page 23: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

36

ingin mengungkapkan tentang pengembangan sumber daya manusia

khususnya tentang proses transformasi keterampilan dalam meningkatan

prilaku kewirausahaan melalui magang keluarga pada individu pemagang

dan sikap mental kewirausahaan anggota keluarga pengusaha industri kecil

bidang produksi tas yang diperoleh melalui pembelajaran magang.

Sumber daya manusia diasumsikan sebagai faktor yang dominant

dalam menentukan dinamika kelangsungan dan perkembangan perusahaan

industri kecil tas.

4. Konsep Perilaku

Merupakan cara bertindak, ia merupakan tingkah laku seseorang.

Pola perilaku adalah model tingkah laku yang dipakai seseorang dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Perilaku merupakan perbuatan atau

tindakan seseorang individu sebagai pencerminan sikapnya. Dijelaskan

Trisnamansyah, (1984:148) bahwa perilaku (perbuatan/tindakan) seseorang

individu merupakan pencerminan dari sikapnya. Dalam hal ini perilaku

yang menyangkut tindakan fisik di sebut perilaku pada tingkat senyatanya

(overt behavior) atau perilaku yang nampak, yakni perilaku sebagai

perwujudan interaksi seseorang individu dengan lingkungannya yang dapat

diobservasi. Sedangkan perilaku yang menyangkut aktivitas mental disebut

perilaku pada tingkat pemikiran (covert behavior), yaitu proses-proses yang

tersembunyi di dalam diri seseorang individu yang sering mempengaruhi

perilaku yang nampak. Melalui tindakan dan belajar, seseorang akan

mendapatkan kepercayaan dan sikap terhadap sesuatu yang pada gilirannya

akan mempengaruhi perilakunya.

Page 24: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

37

Gambar 2 Bagan Motivasi sebagai Proses Psikologis

Sumber: Wahjosumidjo (1992:175)

Page 25: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

38

B . Tinjauan Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Anizar Ahmad (1996), Kegiatan Magang Dalam Pengembangan Kewiraswastaan Wanita Tasikmalaya, PPS UPI, Tidak Diterbitkan.

Temuan Penelitian dari Thesis yang berjudul “ Kegiatan Magang Dalam

Pengembangan Kewiraswastaan Wanita Tasikmalaya” ditemukan :

Merujuk pada data-data penelitian yang berhasil dijaring Anizar

Ahmad selama penelitian berlangsung, maka dapat dikemukakan beberapa

temuan penelitian sebagai berikut :

a) Munculnya kegiatan magang dalam pengembangan kewiraswastaan

di kalangan wanita perajin bordir, tidak hanya karena adanya

kebutuhan, tetapi juga pengaruh lingkungan dan tradisi turun

temurun dalam keluarga dan masyarakat desa Tanjung. Keadaan

tersebut tergambarkan dari hasil penelitian , dimana subjek

penelitian yang relatif mencukupi kebutuhannya ternyata ingin

berwiraswasta di bidang Bordir untuk melanjutkan usaha orang

tuanya.

b) Pola pembelajaran magang secara mikro merupakan pewarisan

keterampilan secara turun temurun. Proses pembelajaran magang

dilakukan kepada anak-anak di dalam keluarga secara intensif mulai

pada usia sepuluh tahunan.

c) Terdapat pola pembelajaran beranting yang dilakukan permagang

kepada pemagang pada perusahaan bordir.

d) Hasil belajar magang ternyata tidak hanya dapat memperoleh

keterampilan dan peningkatan pendapatan tetapi dapat

mengembangkan sikap mental kewiraswastaan. Hasil penelitian

Page 26: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

39

menunjukkan pemagang setelah selesai magang, berusaha

mengumpulkan modal yang diutamakan untuk usaha membuka

usaha bordir, dan apabila usaha itu telah terbentuk mereka berusaha

mengembangkan usaha itu dengan cara perluasan tempat usaha,

pembelian kendaraan yang digunakan untuk memasarkan hasil

usaha.

2. Ranidar Darwis. (1993). Disertasi, Transformasi Nilai-Nilai Tradisi

Kekeluargaan Dalam Pendidikan Kewiraswastaan. Bandung PPS-UPI.

Penelitian ini berangkat dari fenomena yang berkembang dalam

masyarakat yang menilai adanya kecenderungan melemahnya kualitas

pendidikan Nasional. Sedangkan dalam pembangunan ini sumber daya

manusia yang berkualitas sangat diperlukan. Sementara itu para pakar

pendidikan cenderung memperkuat fungsi pendidikan sebagai wahana

pengembangan sumber daya manusia. Di lain pihak kesenjangan antara

proses dan hasil pendidikan dengan tuntutan dan perubahan masyarakat

semakin melebar. Kecenderungan menguatnya pendekatan formalistik

dalam mengaktualisasikan sistem pendidikan nasional, memungkinkan PLS

sebagai asset pendidikan nasional, menghadapi kesulitan untuk diperankan

sebagai salah satu upaya transformasi pengembangan sumber daya manusia.

Oleh karena itu pada saat ini PLS sering dihadapkan kepada hambatan

konseptual untuk dijadikan unggulan dalam mengatasi kesenjangan

pendidikan.

Page 27: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

40

Kajian historis, empirik dan antisipatoris memunculkan masalah

yang menjadi tema sentral penelitian yang berkisar pada “ Bagaimana

transformasi nilai-nilai tradisi kekeluargaan dalam lingkup budaya

majemuk terefleksi pada pendidikan kewiraswastaan untuk pengembangan

sumber daya manusia yang terintegrasi dalam pengelolan Rumah Makan

Padang (RMP) ?”.

Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini, dengan menempatkan

lembaga RMP : Restoran Simpang Raya” sebagai pusat kajian kasus dalam

penelitiannya. Penelitian berhasil merumuskan transformasi nilai-nilai

tradisi kekeluargaan serta beberapa temuan dan saran alternatif yang

berbentuk hipotetik untuk memberikan sumbangan konseptual sebagai

transferabilitas dalam pengembangan PLS yang berakar budaya bangsa.

Penelitian menemukan prinsip-prinsip manajemen yang tumbuh dan

berkembang dalam pengelolaan RMP, yang ternyata berakar kuat pada nilai

sosial budaya tradisional dari masyarakat Minangkabau. Nilai yang merekat

pola hubungan manajerial tersebut diturunkan dari pola hubungan mamak

dan kemenakan yang teraktualisasikan dalam pengelolaan RMP sebagai

pola hubungan “Induk Semang- Anak Semang”. Ternyata keunggulannya

secara sosial budaya telah teruji dalam implementasinya pada keluarga

(kekerabatan), masyarakat dan dalam pengelolaan RMP. Pola hubungan

tersebut merupakan keunikan yang ditemukan dalam penelitian ini. Pola

tersebut kemudian dipromosikan sebagai hubungan Sistem Induk Semang-

Anak Semang (SISAS).

Page 28: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

41

Pola hubungan SISAS ini melahirkan pola hubungan pendidikan, dimana

induk semang bertindak sebagai sumber belajar, dan anak semang sebagai

warga belajar, sedangkan pengelolan RMP sebagai latar dan tempat

berlangsungnya pendidikan tersebut. Unsur-unsur tersebut terintegrasi dan

direkat dengan tradisi kekeluargaan pada budaya Minangkabau yang

sekaligus sebagai acuan nilai pendidikannya. Penelitian berhasil

merumuskan sejumlah temuan dan rekomendasi sebagai saran

implementasinya secara kontekstual dalam pengembangan PLS , berupa

prinsip-prinsip pendidikan yang berakar budaya bangsa. Prinsip-prinsip

tersebut terlembaga dalam prinsip bekerja sambil belajar, prinsip

kebersamaan, kekeluargaan, sikap rasa memiliki, senasib sepenanggungan,

keterbukaan, system bagi hasil, dan kehidupan beragama.

3. Jeanette Lesly Lomban, (2000) Sistem Magang Dalam Pengembangan

Kewirausahaan Perajin Kerawang. Tesis. Bandung: PPS UPI.

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah latar belakang proses

munculnya sistem magang dalam pengembangan kewirausahaan wanita

perajin kerawang, proses penyelenggaraan magang, hasil belajar magang,

dan wujud kewirausahaan wanita perajin kerawang.

Tujuan umum penelitian adalah mengetahui apakah melalui system magang

dapat mengubah seseorang yang semula tidak tahu menjadi mengerti, dan

tadinya belum bisa, menjadi trampil membuat kerrawang sehingga dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya dengan melibatkan orang lain dalam

Page 29: 14 LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf · lingkungan social seperti teman bergaul atau teman bekerja, lapangan kerja, ... adalah tanah, air, udara

42

pengembangan usahanya, serta bermanfaat sebagai masukan bagi pamong

belajar SKB untuk merencanakan pelatihan yang lebih efisien dan efektif.

Teori pendukung penelitian ini adalah teori motivasi.

Metode Penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif

dalam bentuk studi kasus, Teknik pengumpulan data berupa observasi,

wawancara, studi dokumentasi dan studi kepustakaan, dengan subjek yang

diteliti adalah tiga kasus yang terdiri dari dua mantan peserta magang yang

berhasil dalam berwirausaha, peserta magang yang sedang melaksanakan

magang dan mantan perserta magang yang tidak berhasil menjalankan

usahanya dengan dilengkapi oleh informan lain yang relevan sebagai

triangulasi. Wilayah penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang berada

di Kota Madya Manado.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang munculnya kegiatan

magang dalam pengembangan kewirausahaan adalah pemenuhan kebutuhan

melalui pengetahuan dan keterampilan yang mulanya diperoleh secara turun

temurun. Proses penyelenggaran magang terjadi karena antara permagang

dan pemagang saling membutuhkan.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa sistem magang pada usaha

kerajinan kerawang dalam perwujudannya merupakan suatu proses yang

mampu mengubah seseorang yang semula tidak tahu menjadi mengerti,

menjadi trampil dan mampu mengembangkan usaha secara mandiri.