7

Click here to load reader

12 Penelitian Dan Pengembangan Pola Kerjasama Antar Kabupatenkota Dalam Pemanfaatan Sumber Daya A

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 12 Penelitian Dan Pengembangan Pola Kerjasama Antar Kabupatenkota Dalam Pemanfaatan Sumber Daya A

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN POLA KERJASAMA ANTAR

KABUPATEN/ KOTA DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR BERSIH

DI JAWA TENGAH

Robert J Kodoatie, dkk

Balitbang Prov. Jateng bekerjasama dengan PPSAE UNDIP

Jl. Imam Bonjol 190 Semarang

RINGKASAN

Pendahuluan

Pemanfaatan Sumberdaya alam secara optimal untuk peningkatan kesejahteraan

manusia tanpa merusak lingkungan merupakan harapan seluruh masyarakat. Untuk

mewujudkan hal tersebut maka perlu ada data yang cukup guna pengendalian dalam

eksploitasi dan pemilihan teknologi yang tepat dalam proses produksinya. Bahan galian

golongan C dan sumberdaya air merupakan salah satu kekayaan alam yang pengelolaannya

diserahkan ke daerah (Provinsi atau Kabupaten/ Kota). Sehingga diperlukan analisis tentang

potensi dan pengembangan teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya alam tersebut.

Tujuan Analisis Potensi Sumber Daya Alam dan Pengembangan Teknologi adalah: (1)

Menginventarisasi dan mengkaji potensi sumber daya alam yang meliputi air dan sumberdaya

mineral golongan C di JawaTengah; (2) Menginventarisasi dan mengkaji manfaat mineral

golongan C di JawaTengah; (3) Menginventarisasi dan mengkaji teknologi yang digunakan

oleh masyarakat dalam menanggulangi kekeringan di Jawa Tengah; (4) Menginventarisasi

dan mengkaji luas serta dampak kekeringan yang dirasakan oleh masyarakat di Jawa Tengah;

(5) Menyusun usulan alternatif penanggulangan kekeringan baik secara teknis maupun non

teknis di Jawa Tengah; (6) Menyusun usulan alternatif pengembangan pemanfaatan mineral

golongan C di Jawa Tengah; dan (7) Menyusun usulan alternatif pengembangan teknologi pra

dan proses penambangan, serta pengolahan mineral golongan C di Jawa Tengah.

Sumbangan kegiatan ini terhadap pembangunan adalah (1) memberikan masukan

kepada Pemerintah Propinsi Jawa Tengah mengenai arah kebijakan dan tindakan dalam

pemilihan teknologi (persiapan, proses produksi, dan konservasi) untuk sumberdaya alam

khususnya mineral golongan C di Jawa Tengah; (2) memberikan masukan kepada Pemerintah

1

Page 2: 12 Penelitian Dan Pengembangan Pola Kerjasama Antar Kabupatenkota Dalam Pemanfaatan Sumber Daya A

Propinsi Jawa Tengah mengenai arah kebijakan dan tindakan dalam pengembangan

pemanfaatan sumber daya alam khususnya mineral golongan C di Jawa Tengah; (3)

memberikan masukan kepada Pemerintah Propinsi Jawa Tengah mengenai beberapa alternatif

penanggulangan kekeringan, mulai dari jangka pendek, menengah dan panjang.

Sumbangan kegiatan ini terhadap inovasi IPTEK adalah: (1) dapat dikembangkannya

teknologi proses penambangan mineral golongan C yang berwawasan lingkungan; (2) dapat

dikembangkannya proses produksi (pengolahan) mineral golongan C yang optimal dan

berwawasan lingkungan; (3) dapat dikembangkannya pemanfaatan mineral golongan C

menjadi lebih berhasil guna yaitu dengan cara mengkombinasikan potensi mineral yang ada

menjadi produk turunan baru yang lebih tinggi nilai ekonomiknya; dan (4) dapat

dikembangkannya teknologi pendeteksian air tanah yang mempunyai tingkat prediksi yang

handal.

Metode Penelitian

Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan survey lapangan dan survey data

instansional baik untuk data primer maupun data sekunder pada 12 Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Tengah.

Hasil dan Pembahasan

Hasil analisis daerah rawan kekeringan di Jawa Tengah menunjukkan bahwa wilayah

yang rawan kekeringan meliputi dataran aluvial pantai bagian Utara mulai dari Kabupaten

Brebes sampai dengan Kabupaten Kendal; dataran aluvial sungai di Kabupaten Demak, Pati

dan Purwodadi; serta wilayah perbukitan denudasional di Kabupaten Grobogan dan Blora

(Bappedal Prop. Jateng, 2003). Berdasarkan laporan harian Suara Merdeka (Oktober, 2004),

bahwa di Kabupaten Blora jumlah kecamatan yang mengalami kekeringan sebanyak 15 dari

16 kecamatan yang ada; sedangkan di Kabupaten Grobogan 15 kecamatan mengalami

kekeringan, dari 21 kecamatan yang ada.

Penelitian dilakukan pada 10 kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Semarang,

Grobogan, Blora, Rembang, Jepara, Pemalang, Sukoharjo, Banjarnegara, Kebumen dan

Banyumas. Analisis yang digunakan deskriptif, yaitu menggunakan klasifikasi, tabulasi

2

Page 3: 12 Penelitian Dan Pengembangan Pola Kerjasama Antar Kabupatenkota Dalam Pemanfaatan Sumber Daya A

silang, serta pemaknaan secara kualitatif. Pemaknaan deskripsi data dikaji dari aspek hukum,

lingkungan, dan konservasi. Selanjutnya disusun konsep, strategi dan arahan pengembangan

teknologi sumber daya alamnya, yang meliputi bahan galian golongan C serta air.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan (1) bahan galian golongan C di Kabupaten

Kebumen, Banyumas, Banjarnegara, Pemalang, Jepara dan Rembang akan memberikan

gambaran tentang keberadaan, jenis komoditi mineral, sifat bahan galian C, dari kegunaan; (2)

Berdasarkan enam daerah tersebut telah diambil contoh bahan galian golongan C sebagai

unggulan untuk sumberdaya mineral antara lain: Batugamping, Batu dimensi, Feldspar, Pasir

Kwarsa: (3) Batugamping terdapat di ke-6 kabupaten, pengembangan pemanfaatannya adalah

langsung sebagai barang seni dan batu hias, agar mempunyai nilai ekonomis tinggi batu

gamping bisa dijadikan tepung kalsit yang bisa digunakan dalam berbagai industri antara lain

pertanian, kimia, makanan, metalurgi dan industri lainnya; (4) Batu dimensi, sebagai bahan

produksinya adalah granit, diorit ( ada di Banjarnegara, Banyumas,dan Pemalang); kalkarenit

ada di Kebumen; manfaat batu dimensi: untuk keperluan konstruksi bangunan dan monumen,

untuk keperluan interior dan eksterior dalam bentuk pelapis dinding dan lantai; (5) Feldspar,

terdapat di Jepara pada 4 bukit: Gunung Ragas Desa Keling, Gunung Bako, Gunung Truwili

dan Gunung Wurung, mempunyai manfaat untuk industri keramik, industri gelas dan kaca;

(6) Pasir kuarsa ada di Rembang di kecamatan Sluke, Sedan, Bulu, Sarang dan Sale, yang

manfaatnya untuk industri keramik, industri gelas, industri kaca dan gelas, pabrik semen, dan

industri kimia lainnya

Berdasarkan penelitian disimpulkan juga (1) penanggulangan kekeringan Program

jangka pendek adalah droping air bersih pada desa desa yanng mengalami kekurangan Air

Bersih; (2) penanggulangan Program jangka Menengah adalah bantuan pembangunan Sumur

Gali di wilayah desa rawan kekeringan dan Pembangunan Sumur Air Tanah Dalam (ABT) di

wilayah desa rawan kekeringan; sedangkan (3) penggulangan Program jangka panjang adalah

Reboisasi wilayah sekitar sumber mata air, Reboisasi kawasan Green Belt (Sabuk Hijau)

sekitar waduk, Pengolahan hutan bersama masyarakat setempat, Pembangunan sumur resapan

3

Page 4: 12 Penelitian Dan Pengembangan Pola Kerjasama Antar Kabupatenkota Dalam Pemanfaatan Sumber Daya A

di wilayah rawan kekeringan, Rehabilitasi lahan dan konservasi tanah tanah lahan kritis

disekitar wilayah rawan kekeringan.

Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian dapat direkomendasikan beberapa hal yaitu (1)

Untuk meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah perlu diadakan pembuatan akses jalan

yang memadai sehingga tidak terjadi ketimpangan penambangan seperti yang terjadi di

Jepara, untuk penambangan felspar, dalam hal ini perlu diadakan kebijakan bersama antara

daerah yang mempunyai sumberdaya mineral dengan daerah pemasok bahan galian felspar

tersebut. Sumber ketimpangan tersebut juga terjadi karena kekurang jelasan investor setempat

mengenai arus perdagangan bahan galian golongan C yang dimiliki masing-masing daerah,

sehingga perlu diadakan semacam penyuluhan tentang arus perdagangan macam-macam

bahan galian yang dimiliki; (2) Teknologi pengolahan sumberdaya mineral (bahan galian

golongan C) yang digunakan masyarakat perlu disempurnakan agar nilai jual hgasil galian

dapat lebih tinggi; (3) berbagai kegiatan yang ditujukan dalam penanggulangan kekeringan

hendaknya sasaran diarahkan kepada desa-desa yang berdasarkan analisis skoring termasuk

dalam kategori sangat membutuhkan program penanggulangan kekeringan dan desa-desa

yang termasuk dalam kategori membutuhkan program penanggulangan kekeringan; dan (4)

Karena kegiatan dalam rangka penanggulangan kekeringan manfaatnya benar-benar

diarahkan untuk mengurangi penderitaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka

dalam penentuan kebijakan anggaran hendaknya mendapatkan prioritas.

Hak Cipta © 2004 Balitbang Prov. Jateng

Jl. Imam Bonjol No. 190 Semarang

50132

Telp : (024) 3540025,

Fax : (024) 3560505

Email : [email protected]

4