8

Click here to load reader

1196-2475-1-SM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

oh aja sih

Citation preview

Page 1: 1196-2475-1-SM

Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. V, No. 1, April 2008, 47 - 54ISSN : 1693-9883

PEMBUATAN TEH HERBALCAMPURAN KELOPAK BUNGA ROSELLA(HIBISCUS SABDARIFFA) DAN HERBASELEDRI (APIUM GRAVEOLENS)Abdul Mun’im, Endang Hanani, Andita MandasariDepartemen Farmasi FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424

ABSTRACTRosella calyx (Hibiscus sabdariffa) has been reported exhibited on decreasing highblood pressure activity. Celery herb (Apium graveolens) has been acknowledged asan antihypertension herb with vasodilator and diuretic effect. Combination of theextracts was expected to provide synergism effect on decreasing high blood pressure.This study was intended to prepare the combination of herbal tea from standardizedextracts of rosella calyx and celery herb. Standardization of rosella calyx and celeryherb included determination of several specific and non-specific parameters. Threedifferent formulas of herbal tea were prepared that would be hedonically tested toobtain the most favorable herbal tea formula from the 30 panelists. The most favorableformula was formula C which contained rosella calyx (2 gram) and celery herb (0.5gram).

Key words : Apium graveolens, hedonist test, herbal tea, Hibiscus sabdariffa.

ABSTRAK

Kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa) dilaporkan memiliki khasiat dalammenurunkan tekanan darah tinggi. Herba seledri (Apium graveolens) juga telahdikenal sebagai herbal antihipertensi dengan efek diuretik dan vasodilator. Karenakesamaan khasiat dalam menurunkan tekanan darah, kombinasi keduanya diharap-kan memiliki efek sinergis. Penelitian ini bertujuan membuat kombinasi teh herbaldari kelopak bunga rosella dan herba seledri yang distandardisasi. Standardisasiditetapkan terhadap simplisia kelopak bunga rosella dan herba seledri meliputi beberapaparameter spesifik dan non-spesifik. Tiga formula teh herbal yang dibuat kemudiandiuji kesukaan untuk mengetahui formula yang paling disukai dari 30 panelis. For-mula yang paling disukai adalah formula C yang terdiri atas 2 gram kelopak bungarosella dan 0,5 gram herba seledri.

Kata kunci : Apium graveolens, uji kesukaan, teh herbal, Hibiscus sabdariffa.

Corresponding author : E-mail : [email protected]

47

Page 2: 1196-2475-1-SM

MAJALAH ILMU KEFARMASIAN

PENDAHULUAN

Penggunaan tanaman obat tra-disional saat ini makin meningkat,seiring dengan meningkatnya hargaobat dan efek samping penggunaanobat modern. Kepercayaan akanmanfaat tanaman obat tersebut harusdidukung data ilmiah. Bagian kelopakbunga Hibiscus sabdariffa, familiMalvaceae, merupakan salah satutanaman yang saat ini populer di-gunakan masyarakat. Teh merahrosella telah terbukti memiliki kha-siat untuk pengobatan berbagai jenispenyakit, salah satunya hipertensiatau tekanan darah tinggi. Pemberianekstrak kelopak bunga rosella yangtelah distandardisasi sehingga me-ngandung 9,6 mg antosianin mampumenurunkan tekanan darah tinggiyang tidak berbeda nyata denganpemberian captopril 50 mg/hari (1,2,3).

Dalam pengobatan hipertensiringan selain rosella digunakan jugaHerba seledri dari tanaman Apiumgraveolens. Aktivitas apigenin dalamherba seledri telah dilaporkan se-bagai penurun tekanan darah padahewan uji dengan hipertensi esensial.Percobaan perfusi pembuluh darahmeyakinkan bahwa apigenin jugamempunyai efek sebagai vasodilatorperifer yang berhubungan denganefek hipotensifnya. Herba seledrijuga bekerja sebagai diuretik (4).

Berdasarkan kesamaan khasiatantara rosella dengan herba seledridalam menurunkan tekanan darahtinggi, peneliti akan membuat for-

mula campuran dari kedua bahantersebut untuk dijadikan teh herbal.Teh herbal dapat dikonsumsi sebagaiminuman sehat yang praktis tanpamengganggu rutinitas sehari-haridan tetap menjaga kesehatan tubuh.Teh herbal yang dibuat diharapkandapat meningkatkan cita rasa dari tiapbahan yang digunakan tanpa mengu-rangi khasiatnya Pada penelitian iniakan dibuat tiga formula teh herbal.Bahan-bahan yang digunakan harusmemiliki nilai mutu tertentu sehinggaperlu dilakukan standardisasi (5, 6).Tiap formula teh herbal yang dibuatakan diuji kesukaan kepada beberapapanelis (7). Panelis memberikan nilaiterhadap kesukaan warna, aroma,dan rasa dari tiap formula sesuai skalatingkat kesukaan pada angket yangdisediakan.

METODE

BahanSimplisia yang digunakan dalam

penelitian ini adalah simplisia kelo-pak bunga rosella (Hibiscus sabdariffaL.) dari Bogor (Jawa Barat) dan sim-plisia herba seledri (Apium graveolensCham.) yang berasal dari Solo (JawaTengah), serta ekstrak stevia (Man-dala Mayang).

AlatAlat yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain rotary va-cuum evaporator (Butchi), pH-meter(Eutech Instrument), timbangananalitik (Acculab dan Sartorius BP221), pipet Ependorf (Socorex), alat

48

Page 3: 1196-2475-1-SM

Vol. V, No.1, April 2008

vorteks (Health H-VM-300 Touch),penangas air (Lab-Line), tanur (Ther-molyne), oven (Jumo), bejana kroma-tografi (Camag), alat Spektrofoto-meter UV-Vis (Jasco V-530).

ProsedurSimplisia kering diserbuk. Ter-

hadap masing-masing simplisiadilakukan beberapa penetapan pa-rameter simplisia sesuai denganmonografi Materia Medika Indone-sia (MMI) dan uji kandungan kimiaekstrak sebagai tambahan parameterekstrak yang mengacu pada prose-dur Parameter Standar Umum Ek-strak Tumbuhan Obat dari Depar-temen Kesehatan (6, 7).

Penetapan parameter non spe-sifik meliputi : kadar air, kadar abutotal, dan kadar abu tidak larutdalam asam. Sedangkan parameterspesifik meliputi : Identitas, orga-noleptik, senyawa terlarut dalampelarut tertentu antara lain Kadarsenyawa larut dalam air, kadar se-nyawa larut dalam etanol, uji kan-dungan kimia. Untuk herba seledridilakukan penetapan kadar flavonoidtotal menurut Metode Chang (8),sedangkan kelopak bunga roselladilakukan penetapan kadar anto-sianin.

Penetapan kadar flavonoid totalTimbang seksama lebih kurang

1 gram ekstrak, lalu dihidrolisisdengan HCl 4N selama 30 menit,larutan disaring dan dipekatkan.Ekstrak kemudian disari dengan15 ml etil asetat sebanyak 3 kali,

fraksi etil asetat dikumpulkan dandipekatkan. Hasil ekstrak etil asetatdimasukkan ke dalam labu ber-sumbat 25 ml dan dilarutkan denganmetanol dan tambahkan hingga garisbatas. Larutan tersebut sebagailarutan uji. Larutan uji dipipet 0,5 mllalu dilarutkan dengan metanol 1,5ml pada tabung reaksi, kemudianditambahkan pereaksi yang terdiridari 0,1 ml AlCl3 10%, 0,1 ml Na-asetat, 2,8 ml air suling, larutan di-campur hingga homogen dan di-inkubasi pada suhu kamar selama 30menit. Selanjutnya larutan diukurserapannya pada alat spektrofoto-meter UV-Vis 415 nm dengan meng-gunakan larutan blanko tanpa pe-nambahan AlCl3, digantikan denganair suling. Pengukuran dilakukan tigakali, kadar dihitung sebagai rata-rata.Kandungan flavonoid total dinyata-kan dengan kesetaraan pembandingkuersetin (31, 32). Pembuatan kurvakalibrasi dilakukan menggunakanpembanding kuersetin. Kuersetinbaku ditimbang seksama 25 mg dandilarutkan dengan metanol dalamlabu labu bersumbat 25 ml dandiencerkan hingga garis batas.Larutan tersebut digunakan sebagailarutan induk yang selanjutnya di-pipet dan diencerkan dengan meta-nol sehingga diperoleh minimal 6konsentrasi yang berbeda. Tiap-tiapkonsentrasi dipipet 2 ml, kemudianditambahkan pereaksi 0,1 ml AlCl310%, 0,1 ml Na-asetat, 2,8 ml airsuling, larutan dicampur hinggahomogen dan diinkubasi pada suhukamar selama 30 menit. Selanjutnya

49

Page 4: 1196-2475-1-SM

MAJALAH ILMU KEFARMASIAN

larutan diukur serapannya pada alatspektrofotometer UV-Vis 415 nmdengan menggunakan larutan blankotanpa kuersetin dan AlCl3 (31, 32).

Penetapan kadar antosianin kelo-pak bunga rosella (9, 10)

Penetapan kadar antosianindilakukan dengan cara spektrofoto-metri UV-Vis. Larutan uji dibuat dari5 gram kelopak bunga kering H.sabdariffa yang diekstraksi dengan 250ml air selama 5 menit dan 10 menit.Larutan uji diambil 1 ml, lalu duasampel diukur terhadap 5 ml larutanpada pH 1,0 (larutan dapar kaliumklorida) dan 4,5 (larutan daparnatrium asetat). Selanjutnya dianalisisdengan spektrofotometer UV-Vispada panjang gelombang 520-700 nm.

Pembuatan formulaDalam upaya pembuatan teh

celup campuran kelopak bungarosella dan herba seledri akan dibuattiga formula yang berbeda. Tiap for-mula memiliki berat 2,5 gram, laludimasukkan dalam wadah kantungteh. Formula selengkapnya dapatdilihat pada Tabel 1 di atas.

Uji kesukaanTiap formula teh herbal diseduh

dengan 150 ml air panas dan didiam-

kan selama 5 menit, kemudian tehcelup diangkat dan ditambahkanstevia sesuai formula masing-masingdan dibiarkan hingga dingin. Selan-jutnya dicobakan terhadap 30 orangpanelis untuk memberikan penilaianterhadap organoleptik, yaitu meliputiwarna, aroma, dan rasa. Panelis yangdigunakan termasuk dalam panel takterlatih atau semi terlatih dan diambilsecara acak dengan kriteria panel ada-lah pria atau wanita yang berumur17-55 tahun dan bersedia melakukanuji kesukaan terhadap organoleptikdengan ketentuan yang diberikan.Penilaian menngunakan pancaindradan hasil berupa skala tingkat kesu-kaan dari angka 1-5, yaitu : 1= tidaksuka; 2= netral; 3= agak suka; 4= sukadan 5= sangat suka

Data angket hasil penilaianpanelis kemudian dianalisis secarastatistik dengan uji Saphiro-Wilk, ujiKruskal-Wallis dan uji Mann-Whit-ney menggunakan program SPSS 16.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter Non spesifikBerdasarkan hasil percobaan

terhadap simplisia kelopak bungarosella dan herba seledri, diperolehkadar air masing-masing simplisiasecara berurutan pada kisaran 18,12-

Tabel 1. Formula teh herbal campuran rosella dan herba seledri

Bahan Formula A Formula B Formula C(gram) (gram) (gram)

Serbuk Kelopak Bunga Rosella 1,5 1,25 2Serbuk Herba Seledri 1 1,25 0,5Stevia 0.08 80 100

50

Page 5: 1196-2475-1-SM

Vol. V, No.1, April 2008

18,29% dan 15,22-15,66%. Sedangkankadar abu total masing-masing sim-plisia secara berurutan pada kisaran5,55-5,60% dan 12,62-13,10%. Kadarabu yidak larut dalam asam diperolehmasing-masing simplisia secaraberurutan pada kisaran 1,81–2,33%dan 4,82–5,55%.

Parameter SpesifikIdentitas bahan yang digunakan

ditegaskan berdasarkan hasil deter-minasi Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor. Hasil organolep-

tik dengan pancaindra dari simplisiakelopak bunga rosella adalah warnamerah, berbau khas, dan rasanyaasam khas, sedangkan simplisiaherba seledri berwarna hijau kecok-latan, berbau khas aromatis, danrasanya pedas khas

Pada penentuan senyawa larutair yang dilakukan terhadap simplisiakelopak bunga rosella dan herbaseledri, diperoleh kadar senyawalarut air masing-masing simplisiasecara berurutan pada kisaran 36,95-37,45% dan 23,20–23,50%. Pengujian

Gambar 1. a. Pola kromatogram menggunakan fase gerak kloroform-metanol(9:1) pada sinar tampak; b. Pola kromatogram menggunakan fase gerak

kloroform-metanol (9:1) pada sinar ultraviolet λ 254 nm; c. Pola kromatogrammenggunakan fase gerak kloroform-metanol (9:1) pada sinar ultraniolet λ 366 nm;

A: ekstrak metanol H. sabdariffa, B: ekstrak metanol campuran H. sabdariffadan A. graveolens, C: ekstrak etanol A. graveolens, D: standar kuersetin

51

Page 6: 1196-2475-1-SM

MAJALAH ILMU KEFARMASIAN

senyawa larut etanol yang dilakukanterhadap simplisia kelopak bungarosella dan herba seledri, diperolehkadar senyawa larut etanol masing-masing simplisia secara berurutanpada kisaran 25,45-25,60% dan 11,70–12,10%.

Penentuan pola kromatogramdengan menggunakan kromatografilapis tipis dengan berbagai kondisidiperoleh kondisi optimum sepertiterlihat pada Gambar 1.

Penetepan Kadar Flavonoid Totaldan Antosianin

Penetapan kadar flavonoidmenggunakan Metode Chang diper-oleh kadar flavonoid total dalamekstrak metanol kelopak bungarosella sebesar 0,25 % dan kadar fla-vonoid total dalam ekstrak etanolherba seledri.sebesar 1,70 %.

Penetapan kadar antosianin to-tal dilakukan dengan cara spektro-fotometri UV-Vis diperoleh kadarantosianin dalam ekstrak air kelopakbunga rosella sebesar 4,22 mg/mLpada seduhan selama 5 menit dan4,17 mg/mL pada seduhan 10 menit.

Uji HedonisHasil data angket dianalisis

menggunakan program SPSS 16.0dengan uji Saphiro-Wilk denganbatas signifikansi (α) 0,05 karena me-makai 2-tailed maka α = 0,025. Nilaisignifikansi yang diperoleh untukdata warna sebesar 0,000, data aroma0,001, dan data rasa 0,021. Selanjut-nya untuk mengetahui perbedaanbermakna terhadap kesukaan warna,

aroma, dan rasa digunakan ujiKruskal Wallis dan Mann-Whitneydengan α 0,05 karena memakai 2-tailed sehingga nilai α menjadi 0,025.Hasil data angket untuk kesukaanterhadap warna dalam kategori sukahingga sangat suka adalah 56,67%panelis untuk formula A, 23,33% pa-nelis untuk formula B, dan 80% pane-lis untuk formula C. Analisis datakesukaan terhadap warna dengan ujiKruskal Wallis diperoleh nilai signi-fikansi 0,000 < 0,025, artinya Hoditolak, maka ada perbedaan ber-makna kesukaan terhadap warnaantara formula A, B, dan C. Selan-jutnya dilakukan uji Mann-Whitneyuntuk mengetahui perbedaan antaradua formula teh herbal. Analisis datakesukaan terhadap warna dengan ujiMann-Whitney antara formula A danB diperoleh nilai signifikansi 0,001,sedangkan antara formula B dan Cdiperoleh nilai signifikansi 0,000, danantara formula A dan C diperolehnilai signifikansi 0,001. Hasil dataangket untuk kesukaan terhadaparoma dalam kategori suka hinggasangat suka adalah 30% panelis untukformula A, 16,67% panelis untuk for-mula B, dan 36,66% panelis untukformula C. Analisis data kesukaanterhadap aroma dengan uji KruskalWallis diperoleh nilai signifikansi0,401 > 0,025.

Hasil data angket untuk kesuka-an terhadap rasa dalam kategorisuka hingga sangat suka adalah 20%panelis untuk formula A, 16,66%panelis untuk formula B, dan 70%panelis untuk formula C. Analisis

52

Page 7: 1196-2475-1-SM

Vol. V, No.1, April 2008

data kesukaan terhadap rasa denganuji Kruskal Wallis diperoleh nilaisignifikansi 0,000. Selanjutnyadilakukan uji Mann-Whitney untukmengetahui perbedaan antara duaformula teh herbal. Analisis datakesukaan terhadap rasa dengan ujiMann-Whitney antara formula A danB diperoleh nilai signifikansi 0,176,sedangkan antara formula B dan Cdiperoleh nilai signifikansi 0,000, danantara formula A dan C diperolehnilai signifikansi 0,001.

Hasil data angket untuk kesu-kaan secara total terhadap warna,aroma, dan rasa menggunakan ujiKruskal Waliis diperoleh nilai signi-fikansi 0,000. Selanjutnya dilakukanuji Mann-Whitney untuk mengetahuiperbedaan bermakana secara totalantara dua formula. Analisis datakesukaan secara total dengan ujiMann-Whitney antara formula A danB diperoleh nilai signifikansi 0,001,antara formula B dan C diperolehnilai signifikansi 0,000, dan antaraformula A dan C diperoleh nilaisignifikansi 0,000.

KESIMPULAN

Formula teh herbal campurankelopak bunga rosella dan herbaseledri dibuat dari bahan yang di-standardisasi dengan formula yangpaling banyak disukai adalah formulaC. Formula A, B, dan C memiliki per-bedaan bermakna terhadap kesukaanwarna dan rasa, tetapi tidak ada per-bedaan bermakna terhadap kesukaanaroma.

DAFTAR PUSTAKA

1. Haji FM, Tarkhani, AH Haji.1999. The effect of sour tea (Hi-biscus sabdariffa) on essential hy-pertension. J Ethnopharmacol, 65(3), 231-236.

2. Kirdpon S, S Nakorn, and WKirdpon. 2008. Changes in uri-nary chemical composition inhealthy volunteers after consum-ing roselle (Hibiscus sabdariffaLinn.) juice. J Med Assoc Thai, 77(6), 314-321.

3. Odigie IP, RR Ettarh, and SAAdigun. 2003. Chronic adminis-tration of aqueous extract of Hi-biscus sabdariffa attenuates hyper-tension and reverses cardiac hy-pertrophy in 2K-1C hypertensiverats. J Ethnopharmacol, 86 (2-3),181-185.

4. Ditjen POM. 2001. Acuan SediaanHerbal. Departemen KesehatanRepublik Indonesia, Jakarta, 1-5,89-92.

5. Anonim. 1995. Materia Medika In-donesia. Jilid VI. DepartemenKesehatan Republik Indonesia,Jakarta, 29-34.

6. Anonim. 2000. Parameter StandarUmum Ekstrak Tumbuhan Obat,Ditjen POM RI, Jakarta, Depar-temen Kesehatan Republik Indo-nesia, 13-36.

7. Wagiyono. 2003. Menguji kesuka-an secara organoleptik. Bagian Pro-yek Pengembangan KurikulumDirektorat Menengah Kejuruan,Direktorat Jenderal PendidikanDasar dan Menengah, Depar-

53

Page 8: 1196-2475-1-SM

MAJALAH ILMU KEFARMASIAN

temen Pendidikan Nasional, 14-60.

8. Chang CC, MH Yang, HM Wen,and JC Chern. 2002. Estimationof total flavonoid content in pro-polis by two complementerycolorimetric methods. J FoodDrug Anal., 10 (3), 178-182.

9. Humadi SS, V Istudor 2008.Quantitative analysis of bio-ac-tive compound in Hibiscus sabda-

riffa L. extracts. Note I Quantita-tive analysis of flavonoids. Farma-cia, LVI (6), 699-707.

10. Tasamaporn S, B Jankana, and SUthai. 2007. Spectrophotometricmethod for quantitative determi-nation of total anthocyanins andquality characteristics of roselle(Hibiscus sabdariffa). Planta med, 73(14), 1517.

54