50

118

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MPKTB bahan ajar

Citation preview

Page 1: 118

0 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

Page 2: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 1

Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

Primer 1: Pengantar

TIK untuk Pembangunan

Sumber pembelajaran TIK untuk pembangunan bagi institusi pendidikan tinggi

Penulis Utama:

Professor Usha Rani Vyasulu Reddi

Konsultan TIK untuk Pembangunan, India

ASIAN AND PACIFIC TRAINING CENTRE FOR INFORMATION

AND COMMUNICATION TECHNOLOGY FOR DEVELOPMENT

Page 3: 118

2 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

Seri Utama: TIK untuk Pembangunan

Isu 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan Sumber pembelajaran TIK untuk pembangunan bagi insitusi pendidikan tinggi

Buku ini dirilis dibawah Lisensi Creative Commons Attribution 3.0. Salinan lisensi ini dapat diakses pada http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/. Semua opini, angka, dan perhitungan yang ditetapkan dalam buku ini adalah tanggung jawab penulis dan tidak memiliki kaitan apapun dengan PBB.

Sebutan dan penyajian dari materi pada buku ini tidak mengekspresikan apapun mengenai status hukum suatu Negara, batasan-batasan negaranya, atau otoritas Negara tesebut sebagai bagian dari opini sekretariat PBB. Penyebutan nama perusahaan dan produk komersial pada buku ini tidak menyiratkan dukungan dari PBB.

Kontak: United Nations Asian and Pacific Training Centre for Information and Communication Technology for Development (UN-APCICT/ESCAP) Bonbudong, 3rd Floor Songdo Techno Park 7-50 Songdo-dong, Yeonsu-gu, Incheon City Republic of Korea

Telepon: 82 32 245 1700-02 Fax: 82 32 245 7712 E-mail: [email protected] http://www.unapcict.org

Copyright © UN-APCICT/ESCAP 2011

ISBN: (ditambahkan kemudian)

Desain and Tata Letak: Scand-Media Corp., Ltd. Dicetak di: Republic of Korea

Page 4: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 3

PENDAHULUAN

Pentingnya peranan pemuda dalam membantu membangun masyarakat di masa depan tidak dapat dikatakan sederhana. Setiap generasi memiliki tanggungjawab untuk memberikan pemuda yang dapat memimpin masyarakat menuju masa depan. PBB memahami bahwa hanya dengan semangat dan antusiasme yang tinggi dari para pemuda inilah pencapaian generasi kita dapat dipertahankan dan dilanjutkan untuk kedepannya.

Melalui komitmen bersama untuk menciptakan pembangunan berkelanjutan, komunitas global telah melakukan pencapaian yang dapat dikatakan lebih dari cukup selama beberapa dekade terakhir. Meski masih banyak yang harus dilakukan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (TPM) sebelum tahun 2015, banyak juga pencapaian yang harus diakui telah berhasil dicapai untuk tujuan tersebut.

Dunia kini digerakkan oleh pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Teknologi atau yang lebih dikenal sebagai majunya dunia komunikasi dan pertukaran informasi, kini sangat memberi dampak pada setiap aspek kehidupan, terlihat dari cara kita saling berkomunikasi satu sama lain, bagaimana memahami lingkungan kita, dan cara berinteraksi dengan pemerintah.

TIK memiliki peran yang sangat besar dalam membantu pengembangan peningkatan kualitas konektivitas dan pengembangan sosial ekonomi di seluruh bagian dunia, termasuk Asia-Pasifik. TIK membuka peluang dan sumber daya bagi masyarakat suatu daerah untuk dapat berinteraksi lebih intensif dengan dunia luar, seperti e-Government (pemerintahan elektronik) untuk memperluas layanan publik, sosial media untuk menyuarakan masyarakat yang termajinalisasi, e-Health untuk penyediaan pelayanan medis, dan media pembelajaran dalam jaringan (online) yang menyediakan akses pendidikan kepada mereka yang tidak terjangkau oleh fasilitas pendidikan.

Saat ini ketidakseimbangan infrastruktur, konektivitas, dan keterampilan TIK masih banyak ditemukan dan menghambat terasanya potensi manfaat yang dimiliki TIK. Adanya perbedaan signifikan antar daerah yang saling bertetangga dan kelompok sosial di dalamnya, menyebabkan akses TIK antar daerah, negara, dan masyarakat tidaklah sama. Kesenjangan digital di Asia-Pasifik memang masih terlihat sebagai salah satu yang terluas di dunia. Hal ini terbukti dengan fakta bahwa Negara-negara di Asia-Pasifik menempati seluruh spektrum peringkat indeks Pembangunan TIK secara global. Meskipun banyak terobosan teknologi yang mengesankan dan banyak pemeran kunci di Asia-Pasifik, namun akses komunikasi dasar masih belum terjamin untuk semua kalangan.

Dalam menjembatani kesenjangan digital dan menyadari potensi TIK yang ada, hal yang paling utama dibutuhkan adalah kemampuan sumber daya manusia dan institusional. Inilah yang melandasi didirikannya Asia dan Pacific Training Centre for Information dan Communication Technology for Development (APCICT) sebagai institusi daerah dari United Nations Economic dan Social Commission for Asia dan the Pacific (UN/ESCAP) pada 16 Juni 2006. Tujuan utamanya adalah memperkuat usaha penggunaan TIK yang telah dilakukan ke-62 negara anggota ESCAP beserta asosiasi negara-negara anggota dalam pembangunan sosial-ekonomi melalui pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan institusional. Mandat APCICT ini merupakan respon terhadap Deklarasi Prinsip dan Rencana Aksi pada World Summit in the Information Society (WSIS) atau Konferensi Tingkat Dunia dalam Masyarakat Informasi yang menyatakan: “Setiap individu harus memiliki kesempatan untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memahami, berpartisipasi, dan memperoleh manfaat dari masyarakat informasi dan ekonomi pengetahuan.

Sejak awal, APCICT telah semaksimal mungkin mengembangkan kumpulan pengetahuan dan keterampilan di kalangan pejabat pemerintah dan pemangku kepentingan senior dalam lingkungan pembangunan melalui sejumlah program inisiatif. APCICT juga telah mengidentifikasi kebutuhan akan pengembangan kemampuan TIK di kalangan generasi muda pejabat pemerintah dan pemangku kepentingan pembangunan untuk menjamin tercapainya keberlanjutan pembangunan daerah.

Page 5: 118

4 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

Bagaimanapun, kesenjangan yang ada saat ini merupakan suara-suara instruksi untuk menyiapkan kemampuan pemuda sebagai pemimpin masyarakat di masa mendatang. Dengan memahami pentingnya menjembatani kesenjangan ini, APCICT mengembangkan program “Pembentukan Pemuda Masa Kini sebagai Pemimpin Masa Depan” dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan TIK yang dibutuhkan di kalangan para pemimpin dan tenaga kerja pada generasi mendatang.

ESCAP sangat mendukung usaha APCICT dalam memberdayakan generasi muda Asia-Pasifik dan mengembangkan kemampuan TIK mereka melalui beberapa program, termasuk “Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda”, sebuah kurikulum inti untuk mahasiswa yang menyediakan keterampilan abad ke-21 sebagai pengetahuan masyarakat dimana TIK sudah menjadi bagian mendasar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan lebih dari 56 juta mahasiswa yang terdaftar dalam pendidikan tinggi di Asia-Pasifik, buku Seri Primer ini dapat dijadikan sebagai sumber acuan yang mendukung semangat Deklarasi Prinsip WSIS bahwa “generasi muda adalah pekerja, pemimpin, dan pengadopsi awal TIK. Oleh karena itu mereka harus diberdayakan sebagai pelajar, pengembang, kontributor, pengusaha, dan pengambil keputusan”.

Noeleen Heyzer, Ph.D. Di bawah Sekretaris Umum PBB dan Sekretaris Eksekutif ESCAP

Page 6: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 5

KATA PENGANTAR Pada abad ke-21, teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi perangkat penting dalam pengembangan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan dalam pembangunan. Agar pembangunan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas, sangat penting bagi setiap individu untuk memahami cara memanfaatkan TIK dan bagaimana TIK dapat bermanfaat bagi negara dan daerah mereka.

Generasi muda berperan dalam kepemimpinan masyarakat di masa mendatang sebagai pembuat kebijakan, pengambil keputusan dalam pemerintahan, dunia akademis, sektor swasta dan masyarakat sipil. Oleh karena itu penting bagi mereka untuk mampu memahami dan memaksimalkan TIK dalam rangka mencapai tujuan pembangunan. Berdasarkan perspektif ini terlihat bahwa menciptakan generasi muda yang dan memiliki keterampilan TIK dan memahami potensinya dalam Pembangunan merupakan kebutuhan yang sangat penting. Namun penelitian dan penilaian APCICT menunjukkan adanya kesenjangan antara kebutuhan dan tersedianya kesempatan bagi generasi muda untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang TIK untuk Pembangunan. Guna mengisi kekosongan tersebut, buku “Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda” ini dibuat. Buku ini ditujukan untuk memberi pemahaman bagi mahasiswa mengenai teknik pemanfaatan TIK secara efektif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah Asia-Pasifik Buku Seri Primer ini merupakan perluasan dari program “Pembentukan Generasi Muda Masa Kini sebagai Pemimpin Masa Depan” yang fokus pada pengembangan kemampuan TIKP bagi generasi pemimpin di masa mendatang. Program ini mendapat dukungan penuh dari negara-negara anggota United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN/ESCAP). Untuk memperlengkapi negara-negara anggota dengan peralatan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memanfaatkan teknologi dalam pembangunan sosial-ekonomi, saat ini APCICT telah mengimplementasikan program unggulannya, yaitu Academy of ICT Essentials for Government Leaders (Academy). Program Akademi ini diluncurkan pada 16 Juni 2008 dalam pertemuan menteri OECD di Seoul. Akademi ini terdiri dari 10 modul yang meliputi berbagai topik dalam TIKP. Masing-masing modul telah dikonseptualisasikan, dikembangkan, dan diimplementasikan dengan pendekatan yang melibatkan partisipan secara inklusif. Melalui program Academy ini, pejabat pemerintah dan pengambil keputusan dapat mempelajari bagaimana negara mereka dapat memaksimalkan pemanfaatan TIK untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Bersama dengan buku Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda, program Academy bertujuan untuk meningkatkan kecakapan dan mengembangkan pemahaman umum pada generasi muda sebagai pembawa perubahan agar dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan tangguh. APCICT fokus pada pemberdayaan generasi muda karena mereka adalah aset paling berharga yang dapat berkontribusi besar dalam pembangunan. Selain itu, TIK juga memberikan kesempatan yang belum pernah ada sebelumnya untuk melakukan perubahan positif untuk lingkungan masyarakat. Sebagai “Netizen” atau masyarakat dengan koneksi Internet, mereka kini memiliki kemampuan untuk berhubungan, berinovasi, dan berpartisipasi dengan lebih efektif dalam proses pengambilan keputusan. Dengan menggunakan buku Seri Primer sebagai sumber pembelajaran, mahasiswa diharapkan tidak hanya memperoleh ilmu dan wawasan yang berharga, tetapi juga terinspirasi untuk memanfaatkan kreativitas dan energi yang mereka miliki untuk melakukan perubahan demi dunia kehidupan yang lebih baik dengan memaksimalkan penggunaan TIK.

Proses pengembangan buku Seri Primer ini melibatkan pendekatan sesuai permintaan yang

Page 7: 118

6 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

komprehensif guna mendapatkan pemahaman dan memberikan respon yang sesuai dengan kebutuhan generasi muda terhadap pendidikan TIKP. Pendekatan yang digunakan juga meliputi penelitian terhadap status terkini pendidikan TIKP di universitas-universitas dan pendidikan tinggi lainnya di Asia-Pasifik untuk mengetahui sejauh mana lingkup TIKP pada setiap program dan jurusan. Selain itu pendekatan yang dilakukan juga melibatkan serangkaian konsultasi, rapat, dan pelatihan dengan pemangku kepentingan terkait untuk merancang konsep dan menciptakan kerangka kerja buku Seri Primer ini. Melalui proses pengembangan buku Seri Primer ini, APCICT menerima dukungan yang begitu banyak dari sejumlah pemangku kepentingan dari berbagai daerah dan negara. Untuk itu APCICT mengucapkan terima kasih kepada semua partisipan rapat dan pertemuan yang dilakukan sebagai bagian dari proses penyusunan buku ini, juga bagi semua orang yang telah memberikan respon, kritik, dan saran yang sangat bernilai guna memperkuat pendidikan TIKP di Asia-Pasifik.

Tidak lupa juga, ACPICT mengucapkan terima kasih kepada setiap individu maupun organisasi yang telah berkontribusi dalam mengembangkan dan mengulas Isu 1 dari buku ini: “Pengantar TIK untuk Pembangunan”. Lebih dari 100 profesor dari berbagai universitas dan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, pembangunan, dan TIK yang telah memberikan inspirasi dan pengalaman berharga mereka untuk buku ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada mahasiswa dan peserta magang yang telah memberikan saran yang telah membantu membentuk dan memperhalus cakupan dan desain dari buku ini. Dan secara khusus APCICT mengucapkan terima kasih kepada Usha Reddi, sebagai penulis utama Isu 1 dari buku ini, untuk dedikasinya berusaha keras menciptakan terobosan berupa sumber pembelajaran utama bagi pelajar di Asia-Pasifik. APCICT juga menyampaikan rasa terima kasih atas kontribusi dari Asian Disaster Preparedness Center, Shahid Akhtar, Christine Apikul, Richard Labelle, Maria Juanita R. Macapagal, dan seluruh orang yang telah memberikan banyak keahlian dan dukungannya guna memperkuat isi buku ini. Terakhir, APCICT menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Republik Korea untuk dukungan finansial yang diberikan dalam pengembangan buku ini.

Hyeun-Suk Rhee, Ph.D. Direktur

UN-APCICT/ESCAP

Page 8: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 7

TENTANG ISU 1 PADA SERI PRIMER Pembangunan adalah perubahan. Perubahan untuk sesuatu yang lebih baik. Semua lapisan pemerintah, terlepas dari ideologi politik yang ada di dalamnya, diharuskan membawa perubahan ke dalam sistem sosial dan politik. Hal ini dapat berarti perubahan dalam sistem pelayanan kesehatan guna membantu masyarakat miskin dan lanjut usia; atau penyediaan akses terhadap pendidikan dasar untuk seluruh kalangan masyarakat. Dalam hal ini, negara harus menggunakan segala macam strategi dan kekuatan untuk melakukan percepatan dalam proses perubahan ini. Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah salah satu strategi yang harus diimplementasikan oleh suatu negara.

Terkadang, kaitan antara TIK dengan tujuan pembangunan terlihat sangat jelas, tapi di lain waktu terlihat sangat tidak jelas. Walaupun demikian, miliaran dolar dihabiskan setiap tahunnya oleh organisasi pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta untuk proyek TIK. Tentunya dengan harapan besar agar proyek tersebut berhasil. Sayangnya sebagian proyek tersebut berhasil, dan sebagian lainnya gagal. Untuk mengetahui alasan dibalik kesuksesan dan kegagalan tersebut dibutuhkan pemahaman mengenai TIK dan pembangunan itu sendiri. Buku ini berusaha memberikan pengantar dan pendahuluan mengenai keterkaitan antara TIK dan pencapaian tujuan pembangunan manusia dalam masyarakat. Saat ini muncul sebuah disiplin ilmu baru yang disebut Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembangunan (TIKP). Istilah TIKP akan digunakan dalam pembahasan pada buku ini. Seri primer ini dirancang untuk memberikan pengetahuan dasar bagi mahasiswa sarjana maupun pasca sarjana sebagai titik awal eksplorasi akan dimensi yang berbeda yang terhubung melalui berbagai studi kasus penerapan TIK dalam sektor-sektor utama pembangunan di negara-negara Asia-Pasifik. Tujuannya adalah memberikan pemahaman multidisiplin yang lebih mendalam tentang bagaimana TIK dapat digunakan untuk pembangunan sosial ekonomi dan untuk membekali mahasiswa dari berbagai bidang, mulai dari hal teknis hingga ilmu sosial, dengan pemahaman yang dibutuhkan untuk menggunakan TIK guna mencapai tujuan pembangunan nasional. Buku ini dapat digunakan oleh semua mahasiswa karena tidak secara detail terfokus pada suatu aspek tertentu, dan buku ini juga menghindari penggunaan istilah teknis bidang studi tertentu yang terkait dengan TIKP.

Page 9: 118

8 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

TUJUAN PEMBELAJARAN Buku ini bertujuan untuk: • Memperkenalkan mahasiswa kepada konsep dasar TIK dan peranannya dalam

pengetahuan masyarakat dan pencapaian tujuan pembangunan dalam suatu masyarakat.

• Memberi pemahaman yang lebih mendalam mengenai bagaimana TIK dapat digunakan

untuk mencapai tujuan pembangunan sosial dan ekonomi di berbagai sektor pembangunan, dan memberikan studi kasus, baik yang berhasil maupun yang gagal.

• Menyediakan kerangka berorientasi pembangunan untuk mengelola dan mengevaluasi

proyek berbasis TIK atau proyek yang didukung TIK serta pengaruhnya pada sektor sosial.

HASIL PEMBELAJARAN Setelah membaca buku ini, mahasiswa diharapkan memahami pengetahuan dasar dan peka akan potensi yang dimiliki TIK dalam mendukung pembangunan sosial ekonomi, serta dapat meningkatkan potensi ini di bidang kerja mereka nantinya.

Secara spesifik, buku ini membekali mahasiswa dengan: • Kerangka konseptual untuk memahami proses pembangunan sosial ekonomi, dan peranan

dari informasi dan TIK dalam proses pembangunan.

• Pengetahuan dan keterampilan baru untuk membantu langkah perencanaan,

pengembangan, implementasi, dan pengelolaan TIKP agar efektif.

Page 10: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 9

BAGAIMANA MENGGUNAKAN BUKU INI Dalam rangka menyajikan logika dan urutan agar dapat bermanfaat bagi mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, buku ini telah disusun sedemikian rupa sebagai bahan bacaan untuk tiga kredit mata kuliah dengan durasi empat belas minggu dalam satu semester. Meskipun urutan yang telah disusun untuk setiap bagian akan mengacu pada bagian lain, masing-masing bagian juga tetap dapat digunakan sebagai suatu bagian tersendiri. Pengajar atau Institusi terkait dapat menjadikan buku ini sebagai bahan bacaan utama atau hanya sebagai bahan pengayaan, baik dari sebagian isi buku maupun keseluruhannya sesuai dengan persyaratan individu atau kebutuhan mahasiswa.

Buku ini menyediakan dasar-dasar pemahaman dan sebagai pengantar, bukan teks definitif dari suatu mata kuliah. Buku ini juga dapat digunakan bersama dengan serial modul Akademi Esensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pimpinan Pemerintahan dari APCICT untuk mendapatkan perspektif yang komprehensif tentang permanfaatkan TIK untuk pembangunan. Selain itu buku ini juga dapat digunakan sebagai bacaan pendukung dari buku teks utama yang digunakan oleh pengajar. Bacaan tambahan yang dibutuhkan dapat dilihat di akhir setiap bagian sebagai nilai tambah dan perspektif global yang disediakan oleh bacaan ini Buku ini terbagi atas tiga bagian dan 12 bab. Masing-masing bagian diawali dengan tujuan pembelajaran dan hasil yang diharapkan sebagai bahan evaluasi kemajuan pembaca. Setiap bab pada buku ini memiliki soal-soal latihan untuk membantu pembaca mengecek pemahaman mereka terhadap isi pembahasan. Soal-soal latihan dimaksudkan untuk meningkatkan interaksi proses belajar antara mahasiswa dengan pengajar dan mendorong mahasiswa untuk berfikir sesuai dengan isu yang diberikan.

Pada buku ini juga tersedia studi kasus untuk pembahasan dan analisis, khususnya untuk memperdalam pemahaman terhadap konsep utama dan prinsip-prinsip yang diterapkan pada proyek dan program di dunia nyata. Tugas dan analisis studi kasus merupakan dasar proses pembelajaran yang harus dilakukan dengan serius. Sebagai tambahan, buku ini memuat sinopsis pendek berjudul “Aksi Pemuda” tentang apa yang telah dilakukan dan dapat dilakukan pemuda di bidang TIKP. Sinopsis tersebut memasukkan inovasi dan proyek teknologi yang diinisiasi oleh pemuda dari seluruh dunia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dari kemiskinan dan marjinalisasi di dalamnya. Pada sinopsis ini juga terdapat saran-saran bagaimana pemuda dapat menilai dan mengembangkan kemampuan mereka di bidang TIKP. Sinopsis ini bertujuan untuk menginspirasi mahasiswa agar segera memulai aksi secara nyata, diluar sekedar pembelajaran di kelas.

Mempelajari TIK dan peranannya dalam pembangunan merupakan proses yang sedang berlangsung. Studi kasus dapat berubah dari satu daerah ke daerah lain dan dari satu negara ke negara lain, sehingga seri primer perlu disesuaikan dengan kondisi daerah setempat. Terakhir, buku ini tidak hanya ditujukan untuk mahasiswa yang akan bekerja di bidang yang berkaitan dengan TIKP. Tujuan dari buku ini adalah agar semua dapat mempelajari dan menyadari pentingnya potensi TIKP, dan dapat meningkatkan kesadaran tersebut meskipun tidak secara khusus bergelut di dunia TIKP. Pekerjaan apapun yang mereka pilih nantinya, baik itu pegawai negeri, pengacara, dokter, atau pekerja swasta, pengetahuan mengenai TIKP yang didapatkan dari buku ini akan sangat bermanfaat.

Buku ini dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai untuk memahami berbagai aspek dan isu dasar dalam TIKP. Pengajar dapat menggunakan buku ini sebagai materi tambahan dalam mengajar dan sebagai sumber materi yang tidak selalu dapat ditemukan di Asia-Pasifik. Buku ini paling baik digunakan oleh pengajar dengan tambahan ide, pengayaan, dan studi kasus dengan latar belakang lokal sesuai dengan negara masing-masing.

Page 11: 118

10 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

Pengajar tamu diundang untuk memperkaya dan memodifikasi studi kasus yang ada, dan/atau melengkapi seri ini dengan studi kasus, tugas, dan pertanyan yang menurut mereka akan lebih bermanfaat dan efektif untuk mahasiswa.

Jika soal-soal latihan dan tugas kelompok dapat memacu kemampuan kerjasama dan kolaborasi tim dapat diberikan, hal ini akan sangat membantu karena TIK untuk Pembangunan sangat mementingkan kerjasama dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki masing-masing individu untuk mencapai keberhasilan dalam proyek yang dikerjakan.

Pengajar dapat menggunakan contoh pengembangan dan analisis studi kasus yang disediakan dari negara masing-masing sesuai konteks. Pengajar diharapkan dapat mengembangkan dan mengolah kembali contoh yang ada sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Panduan yang Disarankan untuk Studi Kasus TIKP (maksimum 2000 kata)

Judul studi kasus

Mitra utama

Tanggal dimulainya proyek dan durasi proyek

Status proyek (sedang berlangsung, selesai, dll)

Pendahuluan singkat

Deskripsi kasus, termasuk kondisi dan konteks, dan dimana serta bagaimana kasus ini berkaitan dengan konteks TIKP

• Latar belakang proyek? • Siapa yang memulai proyek? • Siapa target yang merasakan manfaatnya? • Siapa yang menjadi penyedia layanan? • Bagaimana langkah awal pengerjaannya? • Apakah ada pemenang utamanya? • Apakah melibatkan kemitraan dengan pihak lain?

Pengelolaan proyek dan evaluasinya

• Bagaimana proyek ini dikelola? Oleh siapa? • Apakah ada evalusasi independen terhadap proyek? • Apa temuan utama dari evaluasi yang dilakukan?

Identifikasi kelebihan dan kekurangan

• Bagaimana kelebihan dan kekurangan tersebut mempengaruhi hasil dari langkah awal yang dilakukan?

Permasalahan yang dicerminkan

Pertanyaan dan soal-soal latihan

Komentar dan tambahan

Sumber dan referensi

Buku ini bukan satu-satunya sumber terlengkap dan juga bukan buku yang dapat digunakan hanya untuk konteks pembangunan ataupun TIKP. Referensi yang digunakan adalah materi yang yang diberikan sukarela atau tersedia secara bebas pada domain publik di Internet.

Dengan perubahan yang terjadi di dunia TIK dan berkembangnya pengalaman di bidang TIKP, perbaikan dan penambahan pembahasan oleh pengajar berdasarkan pemahaman dan pengalaman pribadi sangat diharapkan guna meningkatkan hasil pembelajaran dan kualitas isi buku ini sendiri. Selain itu, juga sangat diharapkan agar buku ini dapat berguna sebagai buku teks yang dapat dimanfaatkan untuk menggambarkan berbagai ragam pengalaman di Asia-Pasifik. Buku ini bukanlah sebuah akhir, namun sebuah langkah awal dari petualangan pembelajaran dan eksplorasi.

Page 12: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 11

DAFTAR ISI

Pendahuluan 3 Kata Pengantar 5 Tentang Isu 1 pada Seri Utama 7 Tujuan Pembelajaran 8 Hasil Pembelajaran 8 Bagaimana Menggunakan Buku Ini 9 Daftar Studi Kasus 13 Daftar Catatan Aksi Generasi Muda 13 Daftar Kotak 13 Daftar Gambar 14 Daftar Tabel 15 Daftar Akronim 16 Daftar Ikon 18

Bagian I – Konsep 19 Pengantar Bagian I

Bab 1: Memahami Makna Pembangunan 21

1.1 Memahami Pembangunan Manusia 21 1.2 Framework Pembangunan Manusia dan Tujuan Pembangunan Global 23 1.3 The Millennium Development Goals 25 1.4 Mengelola Pembangunan Manusia 28 1.5 Komunikasi dan Pembangunan 31 1.6 Mengaitkan TIK dengan Tujuan Pembangunan Global 34 1.7 Tren terkini dalam TIKP 35 1.8 Dari Pengetahuan Ekonomi ke Pengetahuan Masyarakat 37 1.9 Menjembatani Kesenjangan Digital 40 1.10 Peranan Framework dan Organisasi Pembangunan Internasional 42

Bab 2: Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembangunan 51 2.1 TIK dalam Kehidupan 51 2.2 Memahami TIK: Lingkup dan Definisi 52 2.3 Membongkar Teknologi 54 2.4 Karakteristik TIK 59 2.5 Tren dalam Evolusi dan Perkembangan TIKP 62

Bagian II – Penerapan 71 Pengantar Bagian II

Bab 3:

Penerapan TIKP pada Sektor Utama Pembangunan

75

3.1 TIK dalam Pertanian dan Pengentasan Kemiskinan 75 3.2 TIK dalam Pendidikan 82 3.3 TIK dalam Gender 91 3.4 TIK dalam Bidang Kesehatan 97

Bab 4:

Penerapan TIKP dalam Pembangunan Berkelanjutan

105 4.1 TIK dalam Isu Lingkungan dan Perubahan Iklim 106 4.2 TIK dalam manajemen Risiko Bencana 110

Bab 5: Penerapan TIKP dalam Tata Kelola dan Perdamaian 117 5.1 e-Government dan e-Governance 117

Page 13: 118

12 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

5.2 TIK, Keterikatan Warga Negara, dan Akuntabilitas Sosial 121 5.3 TIK dan Perdamaian 123

Bab 6:

Penerapan TIKP dalam Kebudayaan dan Pariwisata

127 6.1 TIK dan Pelestarian Keragaman Budaya 127 6.2 TIK dan Pariwisata Daerah 129

Bagian III – Manajemen 135 Pengantar Bagian III

Bab 7:

Masalah dalam Manajemen Proyek

139

7.1 Kebijakan dan Pemerintahan 140 7.2 Siklus Proyek TIKP 142 7.3 Manajemen Perubahan 154 7.4 Membangun Kemitraan untuk TIKP 157

Bab 8:

Manajemen Konten

165 8.1 Isu Konten dan Pengembangan Konten 165 8.2 Etika, Hak Cipta, dan IPR 168

Bab 9:

Manajemen Teknologi

173 9.1 Akses Teknologi 173 9.2 Pilihan Teknologi 175 9.3 Biaya Teknologi 176

Bab 10:

Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia TIKP

179 10.1 Pemerintah dan Pejabat Publik 180 10.2 Pengembangan Kapasitas di Masa Depan 181

Bab 11:

Evaluasi Proyek TIKP

185 11.1 Konsep dalam Evaluasi 185 11.2 Tahapan Evaluasi 186 11.3 Pendekatan, Metodologi, dan Perangkat 187 11.4 Motodologi Evaluasi 188 11.5 Mengevaluasi Intervensi pada TIKP 190

Bab 12: Kesimpulan 197

Tambahan 199 Direktori Organisasi, Institusi, dan Badan-Badan Internasional dan Regional 205 Bacaan yang Dianjurkan 211 Kunci Jawaban untuk Pertanyaan Uji Kemampuan 217

Page 14: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 13

Daftar Studi Kasus

Kasus 1. Bhutan dan Tingkat Kebahagiaan Nasional 29 Kasus 2. Menghubungkan Nangi 47 Kasus 3. Reuter Market Light, India 76 Kasus 4. Undang-undang Jaminan Ketenagakerjaan Nasional Daerah Mahatma Gandhi, India 77 Kasus 5. Proyek TIK Ningxia di Cina, 2007-2008 79 Kasus 6. Jejaring Pengetahuan untuk Pembangunan Pedesaan di Kawasan Asia-Pasifik 80 Kasus 7. eSkwela, Philippines 85 Kasus 8. TIK Pada Langkah Awal Pendidikan Sekolah Daerah di Mongolia. 86 Kasus 9. University of the South Pacific dan USPNet 87 Kasus 10.Pendidikan Guru di Thailand 90 Kasus11.Info Lady di Bangladesh 94 Kasus 12.Salaam Wanita 95 Kasus 13.Telemedicine di Afghanistan 98 Kasus 14.Akses antar Jaringan Kesehatan Sebagai Langkah Awal Penelitian 100 Kasus 15.Tikiwiki 107 Kasus 16.Sistem Peringatan Dini Tsunami 111 Kasus 17.Kewenangan Pajak di Mongolia 120

Kasus 18.Sorotan Berbagai Negara atas Keluhan terhadap Penerapan

Teknologi di Gujarat, India 121 Kasus 19.centerNet 128 Kasus 20.Proyek Bank Data Nasional: Pelajaran Berharga bagi Bangladesh 136 Kasus 21.Pusat Multimedia bagi Petani dan Pekerja Medis di Ghana 146 Kasus 22.Sistem e-Procurement di Filipina 156 Kasus 23.Teknologi Jaringan Komunikasi dan Irigasi di Peru 159 Kasus 24.Kesehatan Kemitraan Proyek TIK di Negara-Negara Berkembang 161 Kasus 25.MMS dan Kaum Perempuan di Theni: Menciptakan Konten Lokal 167 untuk Penggunaan Lokal Kasus 26.Mengevaluasi Proyek TIK Ningxia di Cina 191 Daftar Catatan Aksi Pemuda

Aksi Pemuda 1. Kopo Kopo 70 Aksi Pemuda 2. Radio Pedesaan untuk Petani 81 Aksi Pemuda 3. Nahrani.com 81 Aksi Pemuda 4. AIESEC Switch Project 91 Aksi Pemuda 5. HARASSmap 97 Aksi Pemuda 6. NextDrop 97 Aksi Pemuda 7. Sistem Pengawasan Pasien Jarak Jauh 101 Aksi Pemuda 8. Buat Suaramu Didengar di Rio+20 dan Forum pembangunan Internasional Lainnya 105 Aksi Pemuda 9. Apa yang Dapat Dilakukan dengan Limbah Elektronik 109 Aksi Pemuda 10. Ushahidi 113 Aksi Pemuda 11. Permainan Stop Disasters! 114 Aksi Pemuda 12. Harian yang Terlupakan 125 Aksi Pemuda 13. Ceritakan Kisahmu 130 Aksi Pemuda 14. Apakah Anda Manajer Proyek yang Baik? 154 Aksi Pemuda 15. Mendaftar di Akademi Virtual APCICT 181

Daftar Kotak

Kotak 1. Tujuan Pembangunan Milenium dan Targetnya 26 Kotak 2. Kisah Manju 39

Kotak 3. Kesenjangan Digital 40

Page 15: 118

14 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

Kotak 4. Memenuhi Kewajiban Layanan Pendanaan Universal 41 Kotak 5. Bagaimana TIK Mengubah Hidup Kita 51 Kotak 6. Revolusi TI India dan Peran Kerangka Kebijakan 68 Kotak 7. Teleponku Komputerku 63 Kotak 8. Perangkat Lunak Bebas dan Sumber Terbuka 65 Kotak 9. Internetisasi Segala Hal 67 Kotak 10. Beberapa Jenis Konten yang Dibuat Pengguna 68 Kotak11. Panduan metode untuk perancangan proyek yang berbasis TIK 137 dalam negara berkembang Kotak 12. Langkah-langkah dalam merumuskan kebijakan dan strategi TIKP 140

Daftar Gambar Gambar 1.

Jumlah Persentasi Pengguna Saluran Telepon Tetap, Langganan Telepon

Selular, dan Internet di Dunia, 1990-2009 35

Gambar 2. TIK dan efeknya pada Pertumbuhan Ekonomi 38

Gambar 3. Distribusi Global dari Layanan TI dan ITES 38

Gambar 4. Pengguna Internet per 100 Populasi Penduduk Berdasarkan Kelompok Negara,2000-2009

40

Gambar 5. Target WSIS 43

Gambar 6. Sekolah Menengah Himanchal, Desa Nangi 51 Gambar 7. Topologi TIK 53

Gambar 8. Dunia Tempat Semua Hal dan Layanan yang Terhubung: Internetisasi

Segala Hal dan Komunikasi Antar Mesin 66

Gambar 9. Pemangku Kepentingan dalam TIKP 72

Gambar 10. e-Choupal, Inisiatif Bagi Petani untuk Memeriksa Harga Komoditas di India 76 Gambar 11. Petani menggunakan telepon genggam untuk menerima informasi dari RML 76

Gambar 12. Tampilan Situs MGNREGA 77 Gambar 13. Penggunaan TIK di Singapura 82

Gambar 14. Kesempatan dan Manfaat dari Penggunaan TIK dalam Pendidikan 83

Gambar 15. Negara Prioritas Tinggi ESCAP 84 Gambar 16. Pelatihan Komputer di Laos 88

Gambar 17. Keranjang Hasil Karya Salaam Wanita Homemakers 95 Gambar 18. Wanita Pemimpin Organisasi Masyarakat Adat di Bolivia 96

Gambar 19. Institusi Terdaftar dalam HINARI 100

Gambar 20. Panel Surya di Bhutan 106

Gambar 21. Sistem Peringatan Dini Kelapara United StatesAgency for

International Development 108 Gambar 22. Tampilan dari halaman web Stop Disasters! 114

Gambar 23. Single-window e-Government 118 Gambar 24. Warung Internet di Sebuah Desa di Afrika 119

Gambar 25. Tampilan Halaman Muka Web Otoritas Pajak Mongolia 120

Gambar 26. Tampilan Website SWAGAT 122 Gambar 27. Tampilan Halaman Muka Situs ReliefWeb 124

Gambar 28. Tampilan Halaman Muka centerNet 128 Gambar 29. Tampilah Halaman Muka situs Dharma Drum Buddhist College 129

Gambar 30. Pusat Kota yang Dilestarikan di Cina 130

Gambar 31. Siklus Manajemen Proyek 143

Gambar 32. Contoh template analisis pemangku kepentingan 145

Gambar 33. WBS dan Gantt Chart: contoh aplikasi PLBST untuk manajemen 148 Gambar 34. Risk profile 150

Gambar 35. Social accountability and ICTs in the MGNREGAprogramme 160 Gambar 36. PLBST dan aplikasi Web 2.0 memberi ksempatan bagi pengguna untuk membuat

konten mereka sendiri 166

Page 16: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 15

Gambar 37. Wanita Theni menggunakan telepon genggam untuk berkomunikasi 167 Gambar 38. Akses kepada hirarki TIK 174 Gambar 39. Lansekap yang berubah: Kecakapan baru 179 Gambar 40. Fase evaluasi TIK dalam bisnis dan TIKP 189

Daftar Tabel

Tabel 1. Tren dalam Indeks Pembangunan Manusia, 1970-2012 24

Tabel 2. Peringkat dan nilai ekonomi digital pada tahun 2010 37

Tabel 3. Daftar yang menunjukkan penerapan TIK di negara berkembang dan organisasi 44

Internasional yang terlibat di Asia Pasifik

Tabel 4. Karakteristik dan Keterbatasan dari TIK yang Berbeda 64

Page 17: 118

16 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

AKRONIM ABIA Annual Bibliography of IndianArchaeology ABU Asia-Pacific Broadcasting Union ACDEP Association of Church Development Projects ADB Asian Development Bank AIBD Asia-Pacific Institute for Broadcast Development AIDS Acquired Immunodeficiency Syndrome AIESEC Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales (International Association of Students in Economics and Management) AKUH Aga Khan University Hospital (Pakistan) APCICT Asian and Pacific Training Centre for Information and Communication Technology for Development APDIP Asia-Pacific Development Information Programme (United Nations Development Programme) ASEAN Association of South East Asian Nations B2B Business-to-Business B2C Business-to-Citizen CARD Computer-Aided Administration of Registration Department (India) CD Compact Disc CEC Commission for Environmental Cooperation CGIAR Consultative Group on International Agriculture Research CIDA Canadian International Development Agency COL Commonwealth of Learning DESA Department of Economic and Social Affairs (United Nations) DFID Department for International Development (United Kingdom) DVD Digital Video Disc EEA European Environmental Agency ENRAP Knowledge Networking for Rural Development in the Asia-Pacific Region ESCAP Economic and Social Commision for Asia and the Pacific (United Nations) FAO Food and Agriculture Organization (United Nations) FMIC French Medical Institute for Children (France, Afghanistan) FOSS Free and Open Source Software FTP File Transfer Protocol G2B Government-to-Business G2C Government-to-Citizen G2G Government-to-Government G8 Group of Eight GAID Global Alliance for ICT’s in Development GDP Gross Domestic Product GIS Geographic Information Systems GNH Gross National Happiness (Bhutan) GNP Gross Natonal Product GPS Global Positioning Systems HDI Human Development Index HDR Human Development Report HINARI Health Inter-Network Access to Research Initiative HIV Human Immunodeficiency Virus HKI Hak Kekayaan Intelektual HPI Human Poverty Index ICT Information and Communication Technology ICTD Information and Communication Technology for Development IDRC International Development Research Centre (Canada) IFAD International Fund for Agricultural Development

Page 18: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 17

IICD International Institute for Communication and Development IKM Indeks Kemiskinan Manusia IP Internet Protocol IPCC International Panel on Climate Change IPG Indeks Pembangunan Gender IPM Indeks Pembangunan Manusia IPR Intellectual Property Rights IPST Institute for the Promotion of Teaching Science and Technology (Thailand) IPTG Indeks Pembangunan Terkait Gender IRIN Integrated Regional Informaton Network ISP Internet Service Provider IT Infromation Technology ITES Information Technology Enabled Service ITU International Telecommunicaton Union KTT Konferensi Tngkat Tinggi LCD Liquid Crystal Display LPM Laporan Pembangunan Manusia MDGS Milennium Development Goal MGNREGA Mahatma Gandhi National Rural Employment Guarantee Act (India) MIGIS Mobile Interactive Geographic Information System (China) MIS Management Information System MMS Multimedia Message Service NGO Non-governmental Organization OCHA Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (United Nations) OECD Organisation for Economic Co-operation and Development OS Operating System PC Personal Computer PDF Portable Document Format PFnet People First Network (Solomon Islands) PGP Pengembangan Guru Profesional PhilGEPS Philippine Government Electronic Procurement System PLBST Perangkat Lunak Bebas dan Sumber Terbuka PRSP Poverty ReductionStrategy Paper RML Reuters Market Light RSS Really Simple Syndication SIDA Swedish International Development Agency SIG Sistem Informasi Geografis SIGIM Sistem Informasi Geografis Interaktif Mobile SITE Satellite Instructional Television Experiment (India) SMS Short Message Service SOPAC SPC Applied Geoscience and Technology Division SPC Secretariat of the Pacific Community SWAGAT State Wide Attention Grievances by Application of Technology (India) TEWS Tsunami Early Warning System TI Teknologi Informasi TIK Teknologi Informasi dan Komunikasi TIKP Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembangunan TPD Teacher Professional Development (Thailand) TPM Tujuan Pembangunan Milenium TV Television UN (United Nations) UNAIDS United Nations Programme on HIV/AIDS UNCTAD United Nations Conference on Trade and Development UNDP United Nations Development Programme UNEP United Nations Environment Programme UNESCO United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization UNFCCC United Nations Framework Convention on Climate Change UN-HABITAT United Nations Human Settlements Programme UNICEF United Nations Children’s Fund (formerly United Nations International Children’s Emergency Fund) UNISDR United Nations International Strategy for Disaster Reduction UNTPDC United Nations Trade Point Development Centre USAID United States Agency for International Development

Page 19: 118

18 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

USB Universal Serial Bus USP University of the South Pacific USPNet University of the South Pacific Network VoIP Voice over Internet Protocol VP Village Phone (Bangladesh) VSAT Very SmallApertureTerminal WBS Work Breakdown Structure WFP World Food Programme WHO World Health Organization

WiFi Wireless Fidelity WiMax Worldwide Interoperability for Microwave Access WIPO World Intellectual Property Organization WSIS World Summit on the Information Society WTO WorldTrade Organization WYSIWYG WhatYou See is WhatYou Get

Daftar Ikon

Kasus

Poin Penting

Latihan Praktis

Pertanyaan

Uji Kemampuan

Catatan Aksi Pemuda

Page 20: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 19

BAGIAN I – KONSEP Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran pada Bagian ini adalah untuk memperkenalkan mahasiswa kepada:

• Konsep dasar Pembangunan Manusia

• Kaitan antara komunikasi dan pembangunan

• Konsep “Kesenjangan Digital”

• Definisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

• Kelebihan dan Kekurangan TIK

Hasil Pembelajaran

Setelah menyelesaikan bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami:

• Konsep dari Pembangunan Manusia

• Elemen dasar dalam menggunakan komunikasi untuk Pembangunan

• Cara untuk menjembatani kesenjangan digital

• TIK beserta kelebihan dan kekurangnnya

• Konsep utama dan tren dalam TIK untuk Pembangunan (TIKP)

Pengantar

Dari seluruh negara di dunia, realita ketidakseimbangan pembangunan ekonomi dan sosial terlihat sangat kontras. Di beberapa negara masih dapat kita temui anak jalanan bertelanjang kaki dengan pakaian compang camping mengecat mobil. Wanita dari berbagai usia terlihat membawa beban berat di atas kepala sebagai kuli bangunan bisnis perumahan dan pusat perbelanjaan.

Apa yang membedakan negara maju dengan negara miskin secara ekonomi? Beberapa pendapat menyatakan bahwa salah satunya adalah kemiskinan, yaitu tidak memiliki pemasukan ekonomi yang cukup untuk mendapatkan apa yang bisa didapatkan dan dimiliki oleh kalangan yang sejahtera. Pendapat lain menyatakan bahwa sejarah eksploitasi ekonomi menjadi salah satu penyebab meluasnya kemiskinan. Selain itu juga realitas sejarah mengenai keatidaksetaraan gender menjadi salah satu penyebab depresinya wanita di suatu negara. Berdasarkan disiplin ilmu individu dan kelompok, kalangan terpelajar dan pembuat kebijakan berkontribusi untuk membahas secara luas tentang pembangunan, sejarahnya, proses, permasalahan dan penyelesaiannya untuk menggambarkan jalan keluar yang dapat ditempuh guna mengurangi ketidaksetaraan antara negara maju dan negara miskin.

Tujuan diskusi bukanlah untuk memperdebatkan pembangunan. Pengantar ini dimaksudkan untuk menggambarkan perhatian terhadap konsep pembangunan terkini, dimana TIK menawarkan masyarakat global sebuah kesempatan untuk merasakan manfaat pembangunan dengan menyediakan akses pendidikan dan layanan yang sebelumnya hanya terbatas untuk kalangan berada.

Salah satu topik yang kembali muncul dalam diskusi terakhir pada pusat pembangunan adalah komunikasi serta perananan informasi dan pengetahuan sebagai pembeda dari yang kaya dan yang miskin. Dengan kata lain, jika negara miskin memiliki kecakapan informasi 1 , mereka dapat

1 Untuk dapat dikatakan memiliki kecakapan informasi, seseorang harus mampu mengenali kapan suatu informasi dibutuhkan dan mampu

melokasikan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi tersebut secara efektif. Definisi dari American Library Association, American Library Association Presidential Committee on Information Literacy: Final Report (Chicago, 1989).

Page 21: 118

20 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

memanfaatkan informasi tersebut untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Untuk dapat dikatakan memiliki kecakapan informasi, negara miskin harus memenuhi kondisi dimana mereka dapat memiki akses terhadap informasi dan pengetahuan serta layanan yang dimiliki oleh negara maju, dengan demikian negara miskin akan merasakan manfaat yang lebih besar melebihi manfaat yang dirasakan negara maju.

Untuk memahami peranan TIK dalam proses pembangunan yang sedang berlangsung di seluruh negara, adalah satu hal yang penting untuk menggali konsep terkini mengenai pembangunan, mempelajari sejarah peranan TIK dalam proses pembangunan, dan mengaitkannya dengan tujuan pembangunan. Selain itu sangat penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan TIK beserta komponen dan elemennya, karakteristik dan keterbatasan serta bagaimana TIK berinteraksi dengan lingkungan sosial, politik, hukum, dan teknologi. Pemahaman mengenai tren pemikiran global yang muncul dalam pembangunan dan dan peranan institusi internasional di Asia-Pasifik untuk meningkatkan penggunaan TIK dalam proses pembangunan, juga penting untuk didalami.

Hal-hal tersebut merupakan inti dari pembahasan pada bagian ini.

Page 22: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 21

BAB 1. MEMAHAMI MAKNA PEMBANGUNAN

Pembangunan adalah perubahan. Perubahan untuk sesuatu yang lebih baik. Pembangunan adalah perubahan demi kehidupan yang lebih baik untuk semua. “Kehidupan yang lebih baik untuk semua” dapat memiliki makna yang berbeda tergantung negara dan konteks, konsepnya juga tidak terbatas hanya untuk membangun dunia. Di dunia yang penuh dengan ketidaksetaraan seperti ini, kehidupan yang lebih baik dapat berarti terpenuhinya kebutuhan pangan, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan dan keamanan lingkungan, dan seluruh aspek dimana manusia dapat hidup dengan martabat dan rasa saling menghargai. Pembangunan untuk kehidupan yang lebih baik tidak selalu mengenai uang dan kesejahteraan, kehidupan yang lebih baik juga berarti etika dan nilai-nilai yang dijunjung dalam masyarakat.

1.1 Memahami Pembangunan Manusia

Apa yang dimaksud dengan pembangunan? Istilah tersebut bukan istilah baru, istilah ini sangat kompleks, kontradiktif, dan penuh perdebatan serta wacana. Istilah ini memiliki makna yang berbeda bagi setiap orang tergantung pada konteks ekonomi, geografis, politik, sosial, budaya, agama, dan etnik. Pembangunan juga dapat dipandang sebagai perspektif dari sejumlah disiplin ilmu. Karena maknanya yang berbeda-beda ini, istilah pembangunan menjadi sangat sulit untuk didefinisikan dan dipahami.

Pembangunan telah menjadi bidang studi yang dikaji secara luas dari berbagai perspektif, khususnya pada setengah abad terakhir dari abad ke-20 ini. Untuk melihat keterkaitan perspektif pembangunan masa kini dengan pemanfaatan TIK dalam pembangunan, pemahaman mengenai bagaimana pembahasan pembangunan digabungkan ke dalam kerangka pembangunan manusia sangatlah dibutuhkan.

Perspektif pembangunan yang ada saat ini bermula dari catatan pada Perang Dunia II, dimana istilah “pembangunan” digunakan sebagai bagian dari alasan dilakukannya rekonstruksi pasca perang di Eropa dan daerah terbelakang di dunia. Perspektif ini kemudian digabungkan dengan pengalaman pasca penjajahan dimana kebanyakan negara-negara yang baru merdeka di wilayah Asia dan Afrika tertinggal jauh, dalam arti belum maju, bila menggunakan nilai-nilai Barat sebagai acuan perbandingan. Mowlana dan Wilson2 berpendapat bahwa “pembangunan” sebagai kerangka konseptual bagi perubahan sejumlah individu, institusi, nasional, dan internasional merupakan fenomena penting setelah Perang Dunia II. Istilah ini berkembang menjadi banyak makna seiring dengan pertumbuhan, modernisasi, perubahan, dan demokrasi dari nilai-nilai Barat lainnya, dimana awalnya hanya berfokus pada pembangungan ekonomi.

Terdapat tiga perspektif politik yang paling dominan untuk mempelajari pembangunan ekonomi yang tergantung pada besarnya perluasan makna asal. Dalam ekonomi neoliberal barat, intervensi negara, dalam perspektif ekonomi pasar bebas, sedikit banyak ikut terlibat. Pada golongan sayap kiri, sistem politik didominasi oleh sosialis, ekonomi direncanakan dengan intervensi negara yang luas dalam perencanaan dan pengelolaan proses ekonomi yang berlaku. Di beberapa negara berkembang, model ekonomi gabungan diberlakukan, yaitu dimana pasar sektor swasta bersama dengan pemerintah turut campur mengatur dan berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi di negara tersebut.

Pembangunan Ekonomi

Sejak konsep pembangunan ekonomi dan perencanaan sosial digabungkan setelah Perang Dunia II, banyak pembahasan yang muncul mengenai pertumbuhan ekonomi. Anggapan bahwa pembangunan

2 Hamid Mowlana dan Laurie J. Wilson, Communication Technology and Development (Paris, UNESCO, 1988).

Page 23: 118

22 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

ekonomi masa kini berbasis sifat natural manusia, yaitu individu dapat secara bebas beroperasi pada pasar bebas dan berkompetisi di dalamnya.

Tidak ada atau sedikit, intervensi negara dalam kegiatan ekonomi. Indikator ekonomi seperti Produk Nasional Bruto atau Gross National Product (GNP)3 dan GNP per kapita,4 Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP)5 dan GDP perkapita,6 serta pendapatan per kapita membentuk indikator dari pembangunan yang dipelajari oleh negara. Oleh karena itu, dengan tumbuhnya GNP dan GDP serta seiring dengan meningkatnya pendapatan per kapita, pembangunan akan secara bertahap merambah dan merambat ke bawah,7 sehingga dapat menggapai lebih banyak populasi, termasuk kalangan miskin.

Banyak kebijakan dan advokasi dari institusi Kelompok Bank Dunia, termasuk International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional, telah menggunakan teori ekonomi ini sejak pembetukannya pasca Perang Dunia Dunia II. Setelah itu, paradigma baru seperti Konsensus Washington, 8 penyesuaian struktural, dan pandangan bahwa kemiskinan dapat dientaskan melalui meningkatan pertumbuhan sektor swasta kemudian digabungkan dengan teori sebelumnya. Banyak negara mengadopsi reformasi ekonomi seperti yang diusulkan dalam Washington Consensus dengan hasil yang bervariasi, namun terdapat kritik tajam dari konsekuensi sosial dan politik dari reformasi tersebut, khususnya dalam konteks pertumbuhan global. Krisis keuangan Asia pada tahun 1990-an hingga waktu dekat ini, atau krisis keuangan global, mengakhiri era keyakinan bahwa perubahan ekonomi dengan hanya mengandalkan sektor swasta dapat memicu pembangunan.

Prespektif utama kedua mengenai pembangunan ekonomi datang dari ekonomi terencana Uni Soviet (dulu), Eropa Timur, dan Cina. Dalam perspektif ini, negara menjadi pemeran utama, dan sering kali menjadi satu-satunya pemain dalam ekonomi dan pembangunan, dan menggunakan pendekatan Marxist-Leninist 9 untuk pembangunan ekonomi. Negara lain seperti India mengambil jalan tengah dengan merencakan pembangunan ekonomi melalui intervensi negara yang luas dalam operasi ekonomi bersamaan dengan pertumbuhan sektor swasta.

Teori Pembangunan Sosial, Psikologi, dan Kebudayaan

Dari hasil studi sosial filosofi dan politik di Sekolah Barat, sejumlah kelompok kalangan terpelajar fokus pada modernisasi individual dan kelompok untuk memahami usaha yang dapat dilakukan untuk membawa perubahan dan pembangunan, baik pada tingkat individu maupun masyarakat. Kelompok ahli politik, sosiologi, dan psikologi dari berbagai institusi elit di Barat mencoba menggambarkan kontrasnya tradisi dan kepribadian individu dan masyarakat tradisional dengan individu dan masyarakat modern. 10 Modernisasi dan pembangunan oleh kalangan terpelajar ini dimaksudkan untuk menggerakkan masyarakat berbasis tradisional ke masyarakat feodal yang menekankan inovasi dalam pendidikan, akses dan keterbukaan terhadap informasi politik, serta perubahan cara berpikir.

Perspektif yang didefinisikan dalam seri ini bukanlah deskripsi yang independen ataupun terlengkap. Tidak ada yang dapat menjelaskan fenomena pembangunan secara utuh, masing-masing memberikan nilai tambah pada setiap pembahasan yang ada sebelumnya. Setiap perspektif tersebut bisa saling

3 GNP adalah total nilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi secara nasional dalam satu tahun tertentu. 4 GNP per kapita menunjukkan rata-rata nilai barang dan jasa yang diproduksi per-orang dalam satu tahun. 5 GDP adalah total nilai pasar dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara.

6 GDP per kapita adalah perkiraan nilai dari barang dan jasa yang diproduksi per-orang dalam satu negara. 7 Para pendukung pendekatan “trickle down” atau mengalir ke bawah, berpendapat bahwa kekayaan yang dihasilkan dari industri dan sektor sukses lainnya di bidang ekonomi akan secara bertahap memberi manfaat bagi seluruh kalangan masyarakat. Lihat http://web.mit.edu/sanyal/www/articles/Myth%20of%20Dev.pdf; dan http://www.investorwords.com/5075/trickle_down_theory.html. 8 Istilah Konsensus Washington pada umumnya merujuk pada orientasi kebijakan pasar bebas, mulai tahun 1980 hingga 2008, yang sangat berpengaruh pada ekonom, politikus, jurnalis, dan institusi global seperti IMF dan Bank Dunia. Istilah ini merujuk pada kebijakan yang menguntungkan pasar yang secara umum menganjurkan dan mengimplementasikan ekonomi gabungan dan lanjutan. Lihat http://en.wikipedia.org/wiki/Washington_Consensus. 9 Teori Marxist-Leninist merupakan teori yang menganalisis sistem ekonomi dan politik secara keseluruhan. Teori ini disajikan sebagai pengiring ekonomi liberal dan individualis pada masyarakat industri pada abad ke-19. Sementara banyak pendapat yang memperdebatkan apakah sistem ekonomi terdahulu di Uni Soviet mencerminkan pemikiran Marxist, teori ini sering kali diinterpretasikan sebagai sistem ekonomi dimana negara adalah pemain utama dalam pembangunan ekonomi masyarakat. 10 Kelompok yang merupakan bagian dari kalangan terpelajar ini diantaranya adalah Everett Hagen dengan bukunya On the Theory of Social Change (1962); Samuel Huntington, Political Order in Changing Societies (1968); S.N. Eisenstadt, Tradition, Change, and Modernity (1973); sosiolog pedesaan David Lerner, The Passing of Traditional Society: Modernizing the Middle East (1958); cendikiawan komunikasi Everett Rogers, ModernizationAmong Peasants (1969); dan Wilbur Schramm, Mass Media and National Development (1964).

Page 24: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 23

beririsan ataupun saling tumpang tindih, seperti dalam teori kebutuhan dasar. Perspektif pembangunan berkelanjutan dan perpektif pembangunan wanita telah diperkenalkan sejak tahun 1970-an

Kritik mengenai pendekatan awal ini kemudian banyak bermunculan. Statistik makro yang dikumpulan dari berbagai negara sering kali menyembunyikan kenyataan yang sebenarnya dari permukaan. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat terkadang tidak dapat diandalkan untuk memberantas kemiskinan, namun justru semakin memperkuat ketidakmerataan distribusi pendapatan di kalangan masyarakat. Bukti empiris terus menunjukkan banyaknya kegagalan teori pembangunan dalam pengentasan kemiskinan. Ketidakpuasan negara-negara dengan teori pembangunan yang ada muncul dari kesadaran akan tidak tercapainya tujuan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Kelompok hak asasi manusia dan pergerakan grass-root terus mencoba menggambarkan kegagalan model ekonomi dalam mencapai permasalah utama masyarakat di seluruh dunia, terutama masyarakat miskin dan negara bekembang.

1.2 Kerangka Kerja Pembangunan Manusia dan Tujuan Pembangunan Global

Bersamaan dengan semua aktivitas dalam wacana dan praktik pembangunan yang terjadi pada tahun1970-an, 1980-an dan 1990-an, dari hasil kerja para ekonom dan pemikir terkemuka, Mahbubul Haq 11 dan Amartya Sen, 12 sebuah paradigma baru muncul, yang melihat pembangunan melalui pendekatan yang lebih berfokus pada masyarakat dan nilai kemanusiaan. Mahbub ul Haq dalam bukunya yang berjudul Reflections on Human Development 13 berpendapat bahwa peningkatan pendapatan merupakan suatu hal yang penting, namun bukan tujuan akhir dari pembangunan dan tentunya bukan merupakan tujuan hidup manusia. Haq menawarkan sebuah visi baru mengenai keamanan masyarakat untuk abad ke-21 dimana keamanan berarti aman di rumah, pekerjaan, kehidupan bermasyarakat, juga lingkungan.

Dengan menggabungkan hal ini dengan hasil kerja Amartya Sen, muncullah sebuah paradigma pembangunan baru. Dalam bukunya yang berjudul Development as Freedom, 14 Amartya Sen berpendapat bahwa kebebasan individu terletak pada kemampuan seseorang berpartisipasi dalam politik, pembangunan ekonomi, dan perkembangan sosial. Tujuan dari semua pembangunan adalah untuk melatih kebebasan membuat pilihan dalam memberdayakan kemampuan individu sehingga mereka mampu membuat keputusan yang akan mentukan kualitas hidupnya. Teori yang dihasilkan Haq dan Sen berpengaruh kuat dalam memperluas pembahasan pembangunan untuk melibatkan indikator baru yang berfokus pada pembangunan sosial dan kebebasan, dan memberikan kepentingan lebih pada pendekatan pembangunan yang fokus pada masyarakat. Untuk kalangan miskin, kebebasan memilih dibatasi oleh kemiskinan dari sisi pendapatan, pendidikan, layanan kesehatan, dan kesetaraan di masyarakat. Terkadang keterbatasan ini merupakan hasil diskriminasi terhadap status sosial ekonomi, jenis kelamin, agama, dan etnik.

Kegagalan model ekonomi dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pembangunan mengarah pada pencarian pendekatan baru, dimana masyarakat menjadi pusat dari proses pembangunan. Dipelopori oleh Haq dan Sen, pendekatan Pembangunan Manusia diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan kemudian mendapat dukungan dari organisasi internasional lainnya. Pendekatan ini sangat menarik dan bermanfaat karena menekankan pada kesejahteraan manusia sebagai pencapaian akhir dari proses pembangunan ekonomi dan sosial. Pada pendekatan ini, pandangan yang berfokus pada kemajuan materi tidak lagi digunakan. Sebagai gantinya digunakan sebuah pendekatan baru, dimana kesejahteraan individu dijadikan sebagai target utama.

Saat ini Laporan Pembangunan Manusia atau Human Development Report (HDR) yang dikembangkan oleh UNDP merupakan dokumen penting, dimana diskusi mengenai pembangunan manusia dapat pahami. HDR tahunan ini dimaksudkan untuk membuka diskusi pembangunan melalui penelitian ilmiah dan analisis kebijakan yang disertai dengan rekomendasi tindakan nyata yang dapat dilakukan. HDR menggabungkan sajian tematik tahunan yang diawali dengan definisi, dan indikator pengukuran dan

11 Seorang ekonom terkemuka dari Pakistan yang fokus bergelut di bidang realitas sosial dan diakui sebagai pemilik asli dari HDI, sebuah statistik gabungan yang digunakan untuk mengurutkan negara berdasarkan tingkat “Pembangunan Manusia”. 12 Amartya Sen adalah seorang pemenang Nobel dari India yang memiliki perspektif pembangunan sebagai kebebasan, yang merupakan teori dan pendekatan pembangunan yang kini digunakan dalam TPM. 13 Mahbub ul Haq, Reflections in Human Development (Oxford University Press, 1995). 14 Amartya Sen, Development as Freedom (NewYork,AlfredA. Knopf, 1999).

Page 25: 118

24 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

analisis pendidikan, kesehatan, dan pendapatan yang mencukupi untuk memastikan standar hidup yang memadai guna meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

HDR adalah dokumen yang berbasis pada lima indeks pembangunan, yaitu IPM, Indeks Kemiskinan Manusia 1 (IKM 1) untuk negara berkembang, dan Indeks Kemiskinan Manusia 2 (IKM 2) untuk beberapa negara anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) terpilih; Indeks Pembangunan Terkait Gender, dan Indeks Pemberdayaan Gender. Masing-masing indeks tersebut dikembangkan menggunakan dimensi dan indikator yang berbeda.15

IPM adalah rata-rata nilai dari tiga indeks: harapan hidup, pendidikan, dan standar hidup. Hal ini ditujukan sebagai salah satu cara untuk membandingkan tingkat pembangunan dari kelompok masyarakat tertentu (seperti masyarakat terbelakang, berkembang, dan maju) berdasarkan ketersediaan pilihan yang ada. Logikanya, semakin maju suatu kelompok masyarakat, semakin banyak pilihan yang tersedia bagi mereka.

Untuk mempelajari perubahan dan kemajuan di beberapa negara berbeda, tidak cukup hanya dengan melihat laporan dalam satu tahun tertentu saja. Itulah sebabnya mengapa melihat tren komposit dari tahun 1970 hingga 2010, seperti dianalisa dalam HDR 2010, sangat berguna dan memperjelas tren yang penting. Tabel 1 menunjukkan gabungan tren dalam IPM dari tahun 1970 hingga 2010.16

Tabel 1. Tren dalam Indeks Pembangunan Manusia, 1970-2010 Nilai %perubahan Nilai %perubahan Nilai %perubahan Nilai %perubahan Nilai %perubahan

2010 1970–20101990-2010

Kelompok Regional

Negara Berkembang 0.64 57 23 68 21 8 81 61 21 66 28 24 5,873 184 89 Serikat Arab 0.66 65 20 70 37 10 74 149 41 64 89 22 8,603 66 44 Asia Timur dan Pasifik 0.71 96 35 73 23 9 94 76 18 69 7 31 6,504 1,183 352 Eropa dan Asia Tengah 0.75 13 4 69 3 2 97 7 2 82 17 7 11,866 120 20 Amerika Latin dan Karibia 0.77 32 12 74 24 9 92 27 10 83 59 16 11,092 88 42 Asia Selatan 0.57 72 31 65 33 12 66 113 46 59 64 29 3,398 162 119 Afrika Sub-Sahara 0.43 53 21 52 19 7 65 183 43 54 109 42 1,466 20 28

Negara Maju 0.89 18 7 80 13 6 99 2 1 92 33 14 37,185 126 38 OECD 0.89 18 7 80 13 6 99 2 1 93 33 14 37,105 125 38 Non-OECD 0.86 24 9 80 14 7 96 13 6 79 29 10 40,043 263 58

Kelompok IPM Rendah 0.44 61 27 55 27 11 63 180 48 52 98 43 1,434 33 44 Menengah 0.65 83 31 69 25 9 82 79 24 65 21 28 5,010 606 237 Tinggi 0.77 24 9 73 15 7 93 20 8 82 38 13 12,610 94 35 Sangat Tinggi 0.89 18 7 80 13 6 99 2 1 92 33 14 37,185 126 38

Kuartil IPM gabungan 1970 1(terendah) 0.60 82 32 66 22 8 76 96 29 61 23 33 4,323 560 250 2 0.69 51 16 71 34 11 88 53 15 74 55 16 7,334 110 53 3 0.79 24 9 75 15 6 96 11 4 85 36 16 14,486 152 54 4(tertinggi) 0.88 16 6 79 11 5 99 1 0 91 29 11 34,585 122 36

Rata-rata dunia

0.68 41 18 70 18 7 83 39 15 70 26 20 10,645 107 47

Catatan: Semua nilai dalah bobot dari populasi. Harapan hidup dalam satu tahun, pendidikan dan jumlah pelajar yang terdaftar dihitung dalam persentase, dan pendapatan adalah kemampuan belanja dalam hitungan DOlar Amerika pada tahun 2008. Lihat definisi istilah statistic untuk dekripsi lebih detil. Sampel tersebut meliputi 135 negara, sehingga kelompok gabungan yang disajikan pada tabel statistik 1-17 bisa saja saling berbeda. Hasil HDI gabungan berbeda pada tahun 2010. IPM yang ditunjukkan pada tabel statistik 1 dan 2 menggunakan formulir yang sama dengan indicator yang berbeda yang tersedia pada periode waktu yang lebih lama (Lihat kotak 2.1). Kelompok HDI berdasarkan HDI 2010. Sumber: perhitungan HDRO menggunakan data dari basis data HDRO.

15 Untuk penjelasan detil bagaimana perhitungan dilakukan, lihat UNDP, “Technical Note 1: Calculating the human development indices”, dalam Human Development Report 2007/2008 (NewYork, 2007), http://hdr.undp.org/en/media/HDR_20072008_Tech_ Note_1.pdf. 16 UNDP, Human Development Report 2010 – 20th Anniversary Edition: The Real Wealth of Nations – Pathways to Human Development (NewYork, 2010), http://hdr.undp.org/en/reports/global/hdr2010.

Nilai % perubahan Nilai % perubahan Nilai % perubahan Nilai % perubahan Nilai % perubahan

2010 1970-20101990-2010 2010 1970-20101990-2010 2010 1970-20101990-2010 2010 1970-20101990-2010 2010 1970-20101990-2010

Page 26: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 25

Sumber: UNDP, Human Development Report 2010–20th Anniversary Edition: The Real Wealth of Nations – Pathways to Human Development (New York, 2010), p. 28, http://hdr.undp.org/en/reports/global/hdr2010.

Melihat sekilas perubahan persentase yang terjadi antara tahun 1970 dan 2010 di Asia-Pasifik, (baris3, 4, dan 6 pada Table 1), terlihat bahwa terjadi peningkatan dari semua dimensi pembangunan manusia dalam ekspektasi hidup, pendidikan, dan tingkat pendapatan. Bagaimanapun juga, jarak antara negara berkembang dan negara maju tetap terlihat tinggi. Untuk meringkas indeks ini, Laporan Pembangunan Manusia 2010 menyatakan bahwa:

Pada 20 tahun terakhir, terjadi kemajuan berarti dalam berbagai aspek pembangunan manusia. Masyarakat secara umum kini hidup lebih sehat, berumur panjang, lebih terdidik, dan memiliki askses terhadap barang dan jasa yang dbutuhkan. Meskipun negara menghadapi keadaan ekonomi yang tidak baik, tingkat kesehatan dan pendidikan masyarakat telah meningkat dibandingkan sebelumnya. Peningkatan tersebut tidak hanya di bidang kesehatan, pendidikan, dan pendapatan masyarakat, namun juga meningkatkan kesempatan masyarakat untuk memilih pemimpin, mempengaruhi keputusan publik, dan saling berbagi informasi dan pengetahuan.17

Sebagai tambahan, Laporan Pembangunan Manusia 2010 juga menyatakan bahwa:

Tidak semua pembahasan merupakan hal yang positif. Beberapa tahun terakhir ini juga terlihat peningkatan ketidaksetaraan baik dalam satu negara maupun antar negara, sebagaimana pola konsumsi tidak dapat dinyatakan sebagai sesuatu yang berkelanjutan. Kemajuan yang terasa sangat bervariasi, masyarakat di beberapa wilayah seperti Afrika bagian Selatan dan Uni Soviet, telah mengalami masa-masa regresi, khususnya di bidang kesehatan. Hal-hal rentan seperti ini sangat membutuhkan kebijakan publik untuk menghadapi risiko dan ketidaksetaraan yang memanfaatkan kekuatan pasar dinamis agar memberikan manfaat bagi semua kalangan.18

Sejak tahun 1990-an, intitusi internasional dan multilateral juga telah mengeluarkan laporan mengenai berbagai pembangunan berdasarkan area kerja dan operasinya.19

Pendekatan pembangunan manusia telah mengubah cara pandang dunia terhadap pembangunan. Pandangan ini mencerminkan diskusi internasional dan penekanan komitmen yang diberikan masyarakat global untuk secara aktif meneruskan pembangunan. Dalam skenario global terkini, konstitusi nasional yang tidak menjamin persamaan hak untuk semua warna negara terlepas dari etnik, jenis kelamin, warna kulit, agama, pandangan politik, status sosial, dan ekonomi sudah hampir tidak ada. Dan jika memang pemerintah telah berhasil mencapai tujuan mulia ini, tidak perlu lagi ada diskusi mengenai pembangunan global.

1.3 Tujuan Pembangunan Milenium20

Pada tahun 2000, para pemimpin dunia bertemu di kantor pusat PBB untuk mendiskusikan peranan PBB di abad ke-21. Pada pertemuan ini, para pemimpin dunia tersebut meratifikasi Deklarasi Milenium. Pada Konferensi Tingkat Tinggi Milenium, 189 anggota PBB setuju untuk membantu para warga di negara-negara miskin di seluruh dunia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik sebelum tahun 2015 melalui program Tujuan Pembangunan Milenium (TPM).

Adopsi Deklarasi Milenium dan TPM oleh 189 negara anggota PBB pada tahun 2000 tersebut merupakan sebuah terobosan dalam kerjasama internasional. Deklarasi Milenium menjalin kemitraan antara negara miskin dengan negara maju untuk menyukseskan PBB mencapai usahanya dalam kebaikan. Sementara pentingnya pembangunan manusia telah ditegaskan untuk beberapa dekade melalui berbagai latar dan konferensi global selama tahun 1980-an dan 1990-an, namun acara ini merupakan pertama kalinya seluruh pemangku kepentingan, negara dan pemerintah, para dermawan dan institusi pembangunan, organisasi masyarakat sipil dan non-pemerintah, menyadari dan mengakui

17 UNDP, Laporan Pembangunan Manusia 2010, p.1. 18 Ibid 19 Hampir seluruh intistusi PBB dan kelompok Bank Dunia mengeluarkan laporan tahunan berdasarkan topik pembangunan yang bervariasi. Sebagai contoh, UNICEF mengeluarkan laporan tentang anak-anak dari seluruh negara di dunia, UNESCO mengeluarkan laporan mengenai pendidikan, dan ITU mengeluarkan laporan tahunan mengenai Perkembangan TIK. Tautan untuk laporan-laporan ini tersedia pada masing-masing website organisasi terkait. 20 Untuk detil analisis, lihat Usha Rani Vyasulu Reddi, Modul 1: The Linkage between ICTApplications and Meaningful Development, 2nd

edition, Academy of ICT Essentials for Government Leaders module series, (Incheon, UN-APCICT/ESCAP, 2011), http://www.unapcict.org/academy.

Page 27: 118

26 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

bahwa tanpa pemahaman dan komitmen bersama, tujuan pembangunan bersama tidak akan pernah tercapai. Pada akhir Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tersebut, Deklarasi Milenium sebanyak delapan bab berhasil dikonsepkan, dimana depalan tujuan utama dari TPM dikembangkan dan dipromosikan pada setahun setelah KTT dilangsungkan.

TPM merupakan strategi pengentasan kemiskinan yang mendapat dukungan paling luas dan telah menjadi komitmen dunia. Dukungan ini berasal dari negara-negara, terlepas dari ideologi, politik, atau keterkaitan kebudayaan yang dijunjung. Setiap pemangku kepentingan dalam masyarakat global menerima tujuan, target, dan strategi bersama untuk mencapai TPM tersebut. Untuk sistem internasional yang terdiri dari para dermawan dan institusi bantuan teknis untuk membuat tujuan dan target yang dapat terukur sehingga kemajuan dapat terukur, diikuti, dimonitor, dan dievaluasi. Jika tujuan-tujuan tersebut tercapai, artinya lebih dari 1 miliar orang miskit dapat memiliki kesempatan untuk terbebas dari kemiskinan mereka dan dapat lebih produktif dalam hidupnya.

Kedelapan TPM tersebut dapat dilhat pada Kotak 1 berikut:

Kotak 1. Tujuan Pembangunan Milenium dan Targetnya

Sumber: UNDP, Regional Human Development Report–Promoting ICT for Human Development in Asia: Realising the Millennium

Tujuan 1: Target 1:

Target 2:

Tujuan 2: Target 3:

Tujuan 3: Target 4:

Tujuan 4: Target 5:

Tujuan 5: Target 6:

Tujuan 6: Target 7: Target 8: Tujuan 7: Target 9:

Target 10:

Target 11:

Tujuan 8: Target 12:

Target 13: Target 14:

Target 15:

Target 16:

Target 17:

Target 18:

Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan

Separuh total masyarakat miskin antara tahun 1990 dan 2015 dengan pendapatan kurang dari 1 USD dalam sehari Separuh total masyarakat antara tahun 1990-2015 yang menderita kelaparan Mencapai Pendidikan Dasar yang Menyeluruh Memastikan bahwa sebelum tahun 2015, semua anak, dimanapun mereka berada, laki-laki atau perempuan, dapat menyelesaikan pendidikan dasar Menggalakkan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Wanita Menghapus pembedaan gender dalam pendidikan dasar dan lanjut sebelum tahun 2005 dan pada seluruh tingkat pendidikan sebelum tahun 2015 Mengurangi Tingkat Kematian Bayi dan Balita Mengurangi dua per tiga tingkat kematian bayi dan balita antara tahun 1990 hingga 2015 Meningkatkan Kesehatan Ibu-Anak Mengurangi tiga per empat tingkat kematian ibu dan anak antara tahun 1990 hingga 2015. Pemberantasan HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Lainnya Menghentikan dan mencegah penyebaran HIV/AIDS sebelum tahun 2015 Menghentikan dan mencegah kemunculan malaria dan penyakit mematikan lainnya sebelum tahun 2015 Menjamin Keberlanjutan Lingkungan Mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam kebijakan dan program negara untuk mencegah kehilangan sumber daya alam Separuh masyarakat yang tidak mendapatkan akses air bersih sebelum 2015 Mencapai peningkatan taraf hidup yang signifikan bagi minimal 100 juta masyarakat yang hidup di daerah kumuh sebelum tahun 2020. Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan Mengembangkan sistem keuangan dan perdagangan yang bersifat terbuka, terprediksi, dan tidak mendiskriminasi Memenuhi kebutuhan khusus negara-negara maju Memenuhi kebutuhan khusus negara-negara yang terisolasi dan negara pulau berkembang (melalui program Aksi untuk Pembangunan Berkelanjutan bagi Negara Pulau Kecil yang menghasilkan Sesi Khusus ke-22 dari Majelis Umum) Sepakat secara komprehensif pada permasalahan utang bagi negara berkembang melalui penilaian nasional dan internasional agar utang dapat berlanjut dalam jangka panjang Bekerjasama dengan negara berkembang, mengembangkan dan menerapkan strategi untuk penyediaan pekerjaan yang layak dan produktif bagi generasi mudanya Bekerjasama dengan perusahaan farmasi untuk menyediakan obat-obatan penting agar terjangkau oleh negara-negara berkembang Bekerjasama dengan sektor swasta untuk menyediakan teknologi yang bermanfaat, khususnya teknologi informasi dan komunikasi

Page 28: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 27

Development Goals (New Delhi, UNDP, Elsevier, 2005), http://www.apdip.net/elibrary#rhdr.

Masing-masing dari delapan tujuan tersebut memiliki target tertentu yang harus dipenuhi oleh setiap negara sebagai bagian dari proses pencapaian tujuan sebelum tahun 2015. Dalam TPM tersebut terdapat 18 target dan 48 indikator yang dapat dilacak sebagai gerakan masyarakat global yang harus dicapai. Hal tersebut berada dalam konteks pembangunan yang kita diskusikan kini. Meskipun pemerintah mengakui bahwa proses perubahan evolusioner berjalan sangat lambat, namun mereka semua berkomitmen untuk melakukan perubahan teleskopis yang seharusnya membutuhkan waktu berabad-abad menjadi bisa terwujud hanya dalam satu periode 15 tahun (sejak 2000 hingga 2015).

Selain itu, bagian dari komitmen bersama ini adalah strategi dan rencana kegiatan untuk memenuhi setiap tujuan dan target yang membutuhkan aksi baik pada tingkat nasional maupun global, dan didukung oleh pemerintah di tingkat daerah. Pada tingkat global, PBB akan melakukan seluruh kegiatan inti seperti memonitor, menganalisis, mengampanyekan dan menggerakan semua kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Pada tingkat nasional, hal yang penting adalah adanya kerangka kebijakan, kemitraan, aktivitas dan studi kenegaraan yang diperoleh melalui dialog mengenai kebijakan dan strategi yang digerakkan oleh negara dalam Poverty Reduction Strategy Papers (PRSPs) (Makalah Strategi Pengentasan Kemiskinan) atau rencana dan strategi nasional sejenis lainnya. Dengan dukungan dari institusi Kelompok Bank Dunia, PRSPs adalah kebijakan dan dokumen dengan peranan penting yang mendeskripsikan keadaan ekonomi makro, struktural, dan kebijakan sosial suatu negara dalam suatu periode, minimal dalam 3 tahun. PRSPs dipersiapkan oleh negara anggota yang melibatkan partisipasi pemangku kepentingan domestik dan instansi-intansi terkait dengan dukungan dari mitra pembangunan internasional.21 Salah satu kegiatan yang dapat dijadikan contoh adalah Rencana Lima Tahun India dan Makalah Pendekatan yang digunakan untuk Rencana Lima Tahun tersebut (dipersiapkan sejak tahun 1952).22

Mulai tahun 2004 terdapat beberapa peninjauan tengah periode terhadap kemajuan global dan regional dalam memenuhi target pembangunan di berbagai belahan dunia. Pada tahun 2007, setengah jalan dari keseluruhan periode 15 tahun, semua kembali mengingat bahwa meskipun banyak kemajuan yang telah dirasakan, namun tetap saja hal itu semua masih jauh dari cukup. Laporan Tujuan Pembangunan Milenium 200723 menunjukkan bahwa kemajuan global masih belum merata. Begitu pula dengan hasil yang ditunjukkan pada laporan di tahun 201124 menunjukkan banyaknya kemajuan yang terjadi, terlihat jelas dari angka kemiskinan terus menurun dan setiap wilayah berhasil meningkatkan akses air bersih bagi masyarakatnya. Meskipun demikian, hal yang paling rentan untuk gagal dicapai adalah terselesaikannya masalah kesenjangan kemajuan daerah perkotaan dan pedesaan. Lebih lanjut, laporan Bank Dunia menyatakan bahwa krisis ekonomi pada tahun 2008 memberi dampak yang merugikan bagi kemajuan tercapainya TPM di berbagai aspek.25 Perbaikan untuk bangkit dari krisis berjalan sangat lambat dan menyebabkan pencapaian dari tujuan pembangunan di negara berkembang menjadi hal yang harus dipikirkan secara serius. Banyak negara yang mungkin tidak bisa mencapai target sebelum 2015. Meskipun demikian, dalam waktu yang bersamaan terdapat pula optimisme yang muncul disebabkan cepatnya laju kemajuan di beberapa sektor dasar, seperti pendidikan dan kesetaraan gender.

Namun yang terpenting adalah TPM, dan tahun 2015, kini harus dilihat sebagai tonggak prestasi alih-alih sebagai tujuan akhir bagi diri mereka sendiri. Tujuan-tujuan tersebut boleh saja tercapai atau tidak sebelum tahun 2015, dan tujuan-tujuan yang nantinya masih belum tercapai dapat dijadikan arahan dalam pembangunan selanjutnya. Pencapaian yang melebihi target tahun 2015 tidak memperkecil pentingnya target tersebut sebagai komitmen bersama masyarakat global.

21 PRSP dari beberapa negara lain dapat diakses di http://www.imf.org/external/np/prsp/prsp.aspx. 22 PRSP India dapat diakses di http://eeas.europa.eu/india/csp/07_13_en.pdf. 23 DESA, The Millennium Development Goals Report 2007 (NewYork, 2007), http://www.un.org/millenniumgoals/pdf/MDGs2007.pdf. 24

United Nations, The Millennium Development Goals Report 2011 (NewYork, 2011), http://www.un.org/millenniumgoals/pdf/MDGS%20Report%202010%20En%20r15%20-low%20res%2020100615%20-.pdf. 25 World Bank, The Global Monitoring Report: The MDGS after the Crisis. 2010 (Washington, D. C., 2010), http://issuu.com/world.bank.publications/docs/9780821383162.

Page 29: 118

28 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

1.4 Manajemen Pembangunan Manusia

Manajemen pembangunan dalam negara berkembang adalah sebuah proses politik dan etis, yaitu mengenai bagaimana menggunakan kekuasaan dan tata kelola yang baik untuk tujuan yang ingin dicapai dalam konteks yang dicirikan oleh konflik kepentingan, nilai dan agenda, serta penyusutan sumber daya. Manajemen pembangunan terdiri dari pembuatan kebijakan dan menentukan tujuan pembangunan, mengidentifikasikan prioritas, mengembangkan dan menetapkan praktik regulasi dan legislasi, bekerja dengan organisasi pemerintahan dan organisasi non-pemerintah yang berbeda, keterikatan dengan warga negara untuk menyediakan akses terhadap layanan untuk meningkatkan akuntabilitas sosial, serta memonitor dan mengevaluasi untuk memastikan terdapat kemajuan dalam hal-hal tersebut.

Pembangunan sedikit banyak adalah mengenai pertumbuhan ekonomi, yaitu mengenai nilai, dimana dasar-dasar mengenai pembahasan pembangunan manusia dikembangkan. Nilai-nilai tersebut termasuk:

• Inklusivitas: Sebuah pola pertumbuhan yang memungkinakan masyarakat untuk berkontribusi dan merasakan manfaat dari proses pembangunan.

• Kesetaraan: Sebuah kondisi untuk menjadi sama, khususnya dalam hal status, hak, dan kesempatan. Namun dalam masyarakat sangat melekat ketidaksetaraan. Untuk itu, kebijakan yang dapat merangkul kelompok yang dirugikan dan rentan dalam pembangunan positif sangatlah diperlukan.

• Kualitas: Keunggulan secara umum terhadap layanan yang disediakan, dan memastikan layanan tersebut memiliki kualitas yang baik bagi masyarakat.

• Akuntabilitas: Suatu kondisi yang dapat dipertanggungjawabkan kepada warga negara, mitra, pemangku kepentingan, dan lain-lain dalam rangka meningkatkan dan menjaga keterbukaan, responsivitas, keadilan, dan kepercayaan. Termasuk juga keterikatan kegiatan pemerintah dengan warga negara dan pemangku kepentingan lainnya.

Nilai-nilai tersebut muncul dari pemikiran politik dan filosofi selama beberapa abad, dan pengelola proses pengembangan di negara manapun perlu menggabungkan nilai-nilai ini dalam prinsip manajemen mereka.

Proses pembangunan menjadi lebih kompleks dalam dunia yang saling terhubung oleh inovasi teknologi, yaitu jaringan yang menghubungkan setiap orang dan wilayah dari sumber daya, perhatian, dan tingkat pembangunan yang berbeda ke dalam satu ruang pembangunan yang sama.

Sebuah acara di Brazil dapat memicu respon di Asia, dan krisis di suatu negara di Afrika dapat menyebabkan munculnya tanggapan dari negara Pasifik yang jauh. Krisis ekonomi tahun 2008 di Amerika Serikat dan Eropa dan dampak kelanjutannya pada negara-negara kecil di Asia, Afrika, dan Amerika Latin merupakan salah satu contoh saling ketergantungan dan terglobalisasinya dunia sekarang ini. Untuk beberapa hal, arus barang dan jasa lintas perbatasan sangat terbantu dan terfasilitasi dengan adanya inovasi TIK yang menciptakan dunia yang saling tehubung.

Poin Penting

• Pendekatan pembangunan manusia adalah sebuah paradigma pembangunan baru yang menjadikan masyarakat sebagai pusat proses pembangunan yang dilakukan.

• Contoh terbaik pendekatan ini adalah dengan IPM dan Laporan Pembangunan Manusia (HDR).

• Tujuan pembangunan global saat ini berbasis pada pendekatan Pembangunan Manusia.

• Walau melewati tahun 2015, TPM tetap harus dipandang sebagai arahan dan acuan kemajuan alih-alih hanya sebagai tujuan akhir.

Page 30: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 29

Kasus 1. Bhutan dan Tingkat Kebahagiaan Nasional

Bhutan, sebuah negara seukuran Swis, terletak di bagian timur pegunungan Himalaya antara India dan Tibet. Bhutan memiliki posisi geopolitik yang penting sebagai perbatasan antara dua bagian besar benua Asia. Bhutan memiliki populasi sekitar 682,000 jiwa dan pada tahun 2008 berubah dari sistem pemerintahan monarki absolut menjadi negara demokrasi parlemen multipartai. Tujuh puluh persen populasi masyarakat Bhutan hidup di daerah pedesaan dan kebanyakan dari mereka hidup dengan bercocok tanam, walaupun, seperti di kebanyakan negara, migrasi dari daerah desa ke perkotaan sedang menjadi tren yang berkembang di Bhutan.

Konsep Tingkat Kebahagiaan Nasional atau Gross National Happiness (GNH) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Raja ke-4 Bhutan, H.M. Jigme Singye Wangchuck. Beberapa tahun setelah konsep tersebut diperkenalkan, GNH dijadikan sebagai filosofi yang menjadi panduan sistem pemerintahan monarki absolut yang berdasar pada empat pilar utama, yaitu Pembangunan Ekonomi yang Merata, Kelestarian Lingkungan, Ketahanan Kelestarian Budaya, dan Tata Kelola yang Baik.

Dengan memanfaatkan kekuasan yang absolutnya, Raja Bhutan menggunakan empat pilar GNH tersebut untuk memandu rekonstruksi dan implementasi pembangunan di Bhutan. Dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak pelajar Bhutan meneruskan studinya di India, Amerika Serikat, dan negara lain. Dengan terbukanya Bhutan secara perlahan-lahan terhadap dunia luar, konsep GNH kemudian diteliti dan terkadang mendapat kritik karena tidak memiliki ukuran dan fakta statistik. GNH pertama kali menjadi perhatian publik pada tahun 1986, ketika H.M. Jigme Singye Wangchuck dalam sebuah wawancara di London menyatakan bahwa “Gross National Happiness lebih penting dari Gross National Product”.

Bhutan merupakan contoh negara dengan kehidupan masyarakat yang sangat terbuka terhadap diskusi untuk membahas pertanyaan-pertanyaan seperti: Apa itu kemajuan? Apa masalah utama yang kita hadapi sebagai masyarakat? Bagaimana kita mengukurnya? Bagaimana kita menggunakan statistik untuk untuk membentuk institusi dan kebijakan? Seperti kebanyakan negara di Asia Selatan dan daerah berkembang lainnya, Bhutan menghadapi banyak tantangan sosial, ekonomi, dan politik. Namun apa yang membedakan Bhutan dengan negara lainnya adalah Bhutan memegang teguh solusi alternatif, lebih menyuluruh, dan menggunakan pendekatan yang lebih kuat untuk membangun dengan menggunakan GNH sebagai matriks indikator kemajuan dan sebagai pengarah dalam kebijakan negara. Bagaimanapun juga, GNH tetap saja memiliki potensi jika dilihat dari berbagai dimensi.

Sumber: Diadaptasi dari tulisan Alejandro Adler Braun, “Gross National Happiness in Bhutan:ALiving Example of an AlternativeApproach to Progress”, Wharton International Research Experience, 24 September 2009, http://www.grossnationalhappiness.com/OtherArticles/GNHPaperbyAlejandro.pdf.

Page 31: 118

30 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

Uji Kemampuan

1. Pendekatan pembangunan manusia yang diperkenalkan oleh UNDP pda tahun 1990 fokus pada:

a. Kemajuan secara materi b. Kesejahteraan materi di seluruh negara c. Kesejahteraan Individu d. Semua benar

2. Manakah diantara jawaban berikut yang bukan merupakan indeks pada Laporan Pembangunan Manusia yang dikembangkan?

a. Indeks Pembangunan Manusia b. Indeks Pemberdayaan Gender c. Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) d. Indeks Kemiskinan Berkelanjutan

3. TPM mencerminkan komitmen masyarakat global untuk:

a. Pembangunan ekonomi di negara berkembang b. Strategi pemberantasan kemiskinan di seluruh dunia c. Mengurangi kesenjangan antara sistem politik yang berbeda d. Perubahan Iklim

4. Poverty Reduction Strategy Papers suatu negara pada umumnya mencerminkan:

a. Ekonomi negara secara individu dan kebijakan sosial dalam periode tiga tahun b. Kebijakan perbankan dalam sebuah negara c. Rencana pendidikan dan kesehatan nasional suatu negara d. Semuanya salah

Latihan Praktis

1. Bacalah artikel berikut:

Alejandro Adler Braun, “Gross National Happiness in Bhutan: A Living Example of an Alternative Approach to Progress”, Wharton International Research Experience, 24 September 2009.

http://www.grossnationalhappiness.com/ OtherArticles/GNHPaperbyAlejandro.pdf.

2. Ulas kembali materi yang disampaikan dalam artikel tersebut dalam konteks pendekatan terkini terhadap pembangunan manusia.

3. Buatlah daftar nilai dan manfaat yang Anda anggap sangat penting dan ingin Anda lihat di negara Anda. Susun berdasarkan prioritas paling tinggi, kemudian bandingkan dengan daftar yang dibuat oleh teman di samping kiri dan kanan Anda.

4. Apa yang dimaksud dengan tiga daftar? Apa yang terdapat di dalamnya? Apa perbedaannya? Secara berkelompok, buatlah sebuah daftar nilai dan manfaat dari pembangunan yang sangat ingin Anda lihat di negara Anda, urutkan berdasarkan prioritas paling utama, lalu presentasikan kepada teman-teman sekelas Anda bagaimana Anda mendiskusikannnya hingga memperoleh daftar tersebut dan bagaimana Anda membandingkan “kebahagiaan” dengan peningkatan kesejahteraan ekonomi.

Page 32: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 31

5. Manajemen Pembangunan adalah:

a. Menyeimbangkan ekonomi, politik, dan sosial b. Mengurangi kemiskinan di negara-negara c. Menggunakan kekuasaan politik untuk mencapai tujuan ekonomi d. Memperjuangkan kesamaan dan hak asasi manusia

1.5 Komunikasi dan Pembangunan

Pentingnya penggunaan TIK banyak tergambar dalam berbagai dokumen. Banyak bukti yang menunjukkan perubahan transformasional dalam masyarakat sebagai hasil penggunaan teknologi, potensi yang dimiliki oleh teknologi dalam memenuhi kebutuhan sumber daya pembangunan dalam masyarakat, dan peran teknologi sebagai katalis dalam mendorong dan mempercepat perubahan. Kita sebelumnya telah mendiskusikan konsep pembangunan. Pemahaman mengenai komunikasi merupakan keharusan sebelum masuk ke proses yang lebih jauh dalam pembangunan. Komunikasi adalah sebuah proses yang sama usianya dengan usia masyarakat, artinya komunikasi sudah ada sejak pertama kali masyarakat terbentuk. Proses komunikasi adalah proses yang telah menyatu dan melekat dalam masyarakat, sejak bangun dari tidur hingga tidur kembali di malam hari, baik dengan cara berbicara, membaca atau menulis, menonton, mendengarkan radio atau Televisi, berinteraksi melalui pos elektronik, ataupun berinteraksi secara langsung melalui Internet. Kita akan terus menerus mengirimkan dan menerima pesan baik secara non-verbal (tanpa suara) ataupun secara verbal (melalui sinyal suara). Komunikasi secara mendasar dapat dideskripsikan sebagai proses dimana seseorang mengirimkan pesan kepada orang lain melalui suatu media dan mendapatkan tanggapan atas pesan tersebut. Selama proses ini berlangsung, gangguan yang dapat menghambat proses komunikasi (fisik, psikologi, atau lingkungan) bisa saja muncul. Gangguan ini disebut juga dengan noise. Bagaimanapun, komunikasi sangat berperan dalam konteks sosial dan budaya, yang menyebarkan pesan secara umum dalam proses komunikasi. Karena itu perlu dicatat bahwa komunikasi tidaklah sesederhana seperti proses pengiriman pesan. Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari institusi komunikasi, budaya, dan pembangunan. Komunikasi dapat berupa interkasi antar pribadi secara tatap muka untuk menyampaikan pesan dari satu orang ke orang atau kelompok lain secara langsung, dimana tanggapan langsung dapat diterima saat itu juga. Dalam situasi seperti itu, proses komunikasi yang terjadi adalah setara dan interaktif. Terkadang ketika berkomunikasi menggunakan media massa, kemampuan komunikasi menjadi suatu beban tersendiri bagi pengirim pesan, proses komunikasi menjadi tidak lagi bersifat personal, komunikasi satu arah. Dalam hal ini, media massa seperti Koran, majalah, radio, teleivisi, dan film merupakan contoh media yang dapat digunakan untuk menyebarkan pesan. Pada awal munculnya Internet dan website, keduanya menawarkan fungsi yang sama seperti halnya media massa. Tanggapan dari proses yang tidak personal, seperti komunikasi satu arah, sangatlah sedikit. Akan tetap jika dilihat dari besar cakupannya, Internet dapat menjangkau jumlah dan geografis yang lebih luas secara cepat di seluruh dunia. Teori-teori terdahulu dalam komunikasi menyatakan bahwa media masa sedikit banyak memiliki kekuatan untuk menyebarkan informasi, pendidikan, serta hiburan, dan dalam proses tersebut, mempengaruhi perilaku dan mengubah tindakan individu dan masyarakat. Proses komunikasi harus dibedakan dari teknologi komunikasi. Komunikasi adalah proses, sedangkan teknologi adalah perangkat atau media yang terlibat dalam sebuah proses. Bukti empiris dari berbagai upaya selama rentang waktu kurang lebih enam dekade dalam mengaplikasikan media komunikasi untuk berbagai tujuan dalam masyarakat adalah munculnya kompleksitas dalam proses pelaksanaannya. Hasil dari penerapan dan penelitian terhadap hal-hal tersebut antara lain: • Terdapat beberapa dampak yang berbeda dari media atau konten yang sama tergantung pada

faktor jenis kelamin, usia, kecenderungan, cara pandang, lingkungan sosial, dan pengalaman seseorang.

• Tidak ada kaitan langsung antara media, konten media, dan pengguna. Perangkat komunikasi seperti media massa adalah satu dari dari beberapa variabel yang mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku seseorang. Hubungan antar pribadi, akses dan keterpaparan, karakteristik saluran, konten, dan kecenderungan psikologi sosial merupakan variabel yang mempengaruhi. Komunikasi personal, antar pribadi, sangat diperlukan mempengaruhi dan mengubah sikap dan perilaku seseorang.

Page 33: 118

32 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

• Pengguna perangkat komunikasi tidak hanya pasif menerima apa yang terpapar pada mereka. Mereka berperan aktif dalam proses komunikasi dan penggunaan perangkat komunikasi serta kontennya sangat tergantung oleh preferensi mereka. Kedekatan dengan hal lain yang sama, lebih menarik, alternatif yang lebih sederhana, dan kepuasan yang mereka rasakan adalah hasil dari peran aktif mereka sendiri.

• Tujuan yang akan diperoleh oleh pengguna suatu perangkat komunikasi atau konten tertentu akan bergantung pada luasnya jangkauan faktor dimana perangkat tersebut dapat memenuhi kebutuhan informasi, sosial, psikologi, dan ekonomi penggunanya.

Kini pemahaman yang lebih mendalam mengenai hubungan antara proses komunikasi, perangkat, konten, dan pengguna telah dijelaskan. Pemahaman yang lebih mendalam mengenai kebutuhan untuk terlibat dalam konteks dan kondisi kebudayaan yang berbeda, sejarah dan geografis, persebaran karakteristik, pengguna dan demografinya, serta profil psiko-sosial yang bervariasi dari berbagai kelompok orang khususnya antar kalangan yang termaginalisasi, juga diperlukan. Kini kita lebih memahami bagaimana pesan dibuat dan dikemas, kapan dan bagaimana menyampaikannya, media komunikasi apa yang dapat digunakan, kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki, dan apa pentingnya untuk melibatkan orang lain dalam proses komunikasi.

Kemajuan di bidang TIK juga telah menunjukkan kekuatan dan kekurangannya; dan bagaimana TIK dibutuhkan untuk menggabungkan dan mencocokkan konten, teknologi, dan masyarakat untuk hasil yang lebih baik. Kini terdapat pemahaman yang lebih baik mengenai kekuatan media komunikasi, sebagai contoh dalam pengaturan agenda diskusi, mempengaruhi opini publik, mengubah sikap dan mempengaruhi perilaku seseorang, dan memenuhi berbagai kebutuhan dan kecenderungan seseorang dalam kelompok masyarakat. Kini bidang komunikasi telah menyatu sebagai disiplin independen yang tergambar dari berbagai ilmu sosial seperti psikologi, ilmu politik, sosiologi, serta ekonomi dan pembangunan. Komunikasi sebagai suatu bidang ilmu kini meliputi beberapa sub-disiplin, seperti periklanan, penelitian sosial, produksi dan distibusi media, hubungan publik dan advokasi, serta pembangunan komunikasi yang menjadi fokus utama dalam buku ini Kalangan terpelajar dan praktisi “Pembangunan Komunikasi” memandang kaitan antara komunikasi dan pembangunan dari dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang pertama lebih mengacu pada kaitan umum antara komunikasi dan pembangunan. Sudut pandang kedua lebih mengacu pada pengaturan penggunaan komunikasi untuk memenuhi tujuan dan pembangunan pendukung komunikasi.

Hubungan Secara Umum

Dasar teori untuk menggunakan potensi komunikasi dalam memenuhi tantangan pembangunan dimulai dengan studi perintisan pada tahun 1950-an dan awal tahun 1960. Lerner’s 26 merintis studi yang menunjukkan kaitan antara komunikasi dan modernisasi individu di Turki. Studi ini kemudian diikuti dengan sejumlah besar studi pada awal tahun 1960 dan sejumlah proyek untuk menguji peranan komunikasi dalam pembangunan. Radio Rural Forums (Forum Radio Pedesaan) pada tahun 1950-an dan studi klasik oleh Rogers dan Shoemaker27 menetapkan tahap awal dimana kerjasama komunikasi merupakan elemen penting dari rograman pengembangan. Pada waktu yang bersamaan, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan Schramm 28 berinisiatif menggabungkan bagian yang berbeda dari negara-negara di dunia ketika Brazil, Cina, India, dan Meksiko, telah berinvestasi dalam penggunaan media untuk tujuan pendidikan dan pembangunan. Banyak percobaan dalam dua dekade pertama pembangunan (1950-an hingga1960-an) berfokus untuk memahami kerkaitan antar dua aspek. Hasil dari percobaan-percobaan tersebut kebanyakan saling bertolak belakang dengan ekspektasi yang direncanakan sehingga keefektifannya diperdebatan. Hasil yang bertentangan ini tidak berpengaruh besar terhadap kaitan antara komunikasi dengan pembangunan secara umum, namun hasil tersebut memunculkan perspektif yang berorientasi menjadikan komunikasi sebagai pendukung pembangunan.

26 Daniel Lerner, The Passing of Traditional Society: Modernizing the Middle East (NewYork,The Free Press, 1958). 27 Everett M. Rogers, et. al., Communication of Innovations:ACross CulturalApproach (NewYork,The Free Press, 1971). 28 Wilbur Schramm, Mass Media and National Development (Stanford, Stanford University Press, 1964).

Page 34: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 33

Komunikasi sebagai Pendukung Pembangunan

Komunikasi sebagai pendukung pembangunan pada dasarnya merujuk pada organisasi dan penggunaan komunikasi secara sistematis untuk mendukung proses pembangunan, baik untuk proyek tertentu, maupun di tingkat nasional. Secara spesifik, manfaat TIK sebagai bagian dari perencaan, desain, pembangunan, distribusi, dan evaluasi proyek pembangunan adalah untuk mengintegrasikan komunikasi dengan kecakapan TIK yang dimiliki dalam pembangunan. Hal ini dapat berarti percobaan skala besar, seperti yang dilakukan dalam Mexico’s Telesecundaria29 dan Brazil’s Telecurso.30 Hal ini juga dapat berarti percobaan skala kecil, seperti inisiatif masyarakat radio secara global ataupun penggunaan terkini dari telecentre multi fungsi yang ditempatkan di desa terpencil.31 Adopsi dan penggunaan TIK dalam praktik pembangunan bukanlah sesuatu yang baru. Hal ini telah berjalan selama beberapa dekade yang dimulai dengan penggunaan radio di pertengahan abad ke-20, dan kemudian bergerak ke penggunaan TV. Pada dekade awal, penggunaan teknologi seperti radio dan TV untuk mendukung pembangunan sangatlah luas. Potensi jangkauan dan akses ke dua media ini merupakan alasan utama dari penggunaan radio dan TV. Selain itu, juga ada dukungan dan bantuan teknis yang datang secara bersamaan dari para dermawan dalam rangka memanfaatkan tekonologi tersebut. Salah satu contoh aplikasi tertua yang sukses di Asia-Pasifik adalah penggunaan radio dan TV pendidikan berbasis satelit di Universitas Pasifik Selatan atau University of the South Pacific (USP). Contoh lainnya yang sering dijadikan rujukan adalah China’s Radio and Television University,32 dan India’s Satellite Instructional Television Experiment (SITE) pada tahun 1975-1976, dan percobaan pasca SITE.

Ada dua faktor yang meningkatkan ketertarikan penggunaan TIK untuk pembangunan di akhir tahun 190-an dan awal dekade abad ke-21, yaitu munculnya Internet secara global dan konvergensi teknologi yang berbaur dengan agenda pembangunan global seperti yang digambarkan pada TPM. Berikut ini adalah inisiatif kunci yang meningkatkan investasi infrastruktur dan proyek TIK:

• Laporan Pembangunan Dunia oleh Bank Dunia pada tahun 1998/9933 yang menyadari bahwa pengetahuan dapat menimbulkan perbedaan antara kalangan miskin dan kalangan berada

• Pendirian Digital Opportunities Task Force34 oleh negara-negara G835 untuk mengembangkan agenda TIKP

• World Summits in Information Society (WSIS) di Geneva pada tahun 2003 dan Tunisia pada tahun 200536

Dengan aplikasi dan intervensi yang sangat praktikal, proyek yang dikerjakan pada umumnya dilakukan sesuai dengan bidang yang telah disebutkan dalam TPM, termasuk pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan untuk masyarakat miskin. Dengan masih tingginya harga perangkat dan aplikasi TIK beberapa dekade lalu dan fakta bahwa hal tersebut menghambat seseorang untuk memiliki perangkat TIK, banyak dermawan dan pemerintah yang membuat program untuk memberikan dana guna memperluas penyebaran perangkat TIK agar dapat dimiliki oleh seluruh kalangan masyarakat.

29 Telesecundaria adalah program sistem pendidikan jarak jauh untuk pelajar sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas yang dirintis oleh Pemerintahan Meksiko dan tersedia di daerah pedesaan suatu negara yang telah berjalan dengan sangat sukses sejak tahun 1968. Lihat http://www.unesco. org/education/educprog/lwf/doc/portfolio/abstract8.htm. Lihat juga Jose Calderoni, “Telesecundaria: Using TV to Bring Education to Rural Mexico”, Education and Technology Notes Series, Vol. 3, No. 2 (1998), pp. 1-10, http://go.worldbank.org/18DR286ON0. 30 Claudio de Moura Castro, “Is Education byTelevision Just an OldTechnology”, Catatan dari Unit Pendidikan, Bank Pembangunan Inter-American , Januari 2000, http://idbdocs.iadb.org/wsdocs/getdocument.aspx?docnum=1481484. 31 Munculnya telecentre merupakan salah satu fasilitas yang sedang berkembang di daerah pedesaan dan masyarakat terbelakang untuk menyediakan akses TIK guna memenuhi kebutuhan informasi masyarakat lokal. Detil mengenai telecentre dan pergerakan telecentre dapat dilihat di http://www.telecentre.org. 32 China’s Radio dan Television University, kini dikenal dengan China’s Open University, merupakan institusi pendidikan tinggi yang didedikasikan untuk teknologi dan didirikan sejak tahun 1979. Detil lebih lanjut lihat: http://www.edu.cn/20010101/21803.shtml.

33 The World Bank, World Development Report 1998/99: Knowledge for Development (Washington, D.C., 1998), http://go.worldbank.org/UF2JZG2IN0. 34 Jeffrey A. Hart, “The Digital OpportunitiesTask Force:The G8’s Efforts to Bridge the Global Digital Divide”, makalah yang awalanya diperuntukkan untuk Rapat Tahunan Asosiasi Studi Internasional di Montreal, Kanada, 17-20 Maret 2004, dan direvisi untuk konferensi Keamanan, Kesejahteraan, dan Kebebasan: Mengapa Amerika Membutuhkan G8, di Indiana, USA, 3-4 Juni 2004, http://www.g8.utoronto.ca/conferences/2004/indiana/papers2004/hart.pdf. 35 G8 atau Group of Eight (kelompok Delapan) adalah forum untuk membahas delapan masalah utama ekonomi, dibentuk sebagai dewan ekonomi pada tahun 1975 (saat itu masih berupa G6) dan melakukan pertemuan setiap tahun. Setelah krisis ekononomi tahun 2008, G8 digantikan oleh G20 sebagai dewan ekonomi utama dari kesejahteraan nasional. 36 Lihat ITU, “World Summit on the Information Society”, http://www.itu.int/wsis/index.html.

Page 35: 118

34 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

Selama periode ini, pengetahuan tentang TIKP diperoleh dari penelitian tentang proyek TIK di negara-negara berkembang. Hasil penelitian tersebut digabungkan sehingga membentuk pemahaman yang lebih mendalam mengenai teknik yang bisa digunakan dan yang tidak bisa, dan juga isu-isu penting terkait keberlangsungan pendaanan dan sosial proyek TIK.

1.6 Mengaitkan TIKP dengan Tujuan Pembangunan Global

Fokus agenda pembangunan global terdiri dari dua pokok permasalah utama. Pentingnya TPM dan pencapaiannya sebelum tahun 2015 merupakan pokok pertama. Pokok permasalahan lainnya berkaitan dengan pentingnya penggunaan TIK dalam mempercepat proses pembangunan. Penggunaan TIK untuk mencapai pembangunan global, sebagaimana telah disebutkan dalam delapan tujuan TPM untuk membangun kemitraan global untuk pembangunan, butuh lakukan dengan melibatkan organisasi pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan instansi media. Pemerintah tetap menjadi pembangkit utama kebijakan TIK untuk pengadaan infrastruktur dan perangkat keras telekomunikasi yang merupakan hal penting yang mendasari pemanfaatan TIK secara efektif. Hal ini penting karena tanpa infrastruktur dan perangkat keras telekomunikasi, akses dan ketersediaan untuk memanfaatkan TIK menjadi suatu hal yang tidak mungkin. Industri swasta memiliki peran penting sebagai pemain yang dapat mengembangkan infrastruktur, dalam konteks menciptakan jembatan informasi berupa penyediaan Internet dan layanan bergerak. Pemerintah, industri, masyarakat sipil, dan media adalah penyedia utama layanan yang terdapat pada jembatan informasi. Warga negara adalah pengguna dan sasaran utama yang harus merasakan manfaat dari diimplementasikannya TIK.

Salah satu poin penting bagi buku ini adalah Target ke-18 TPM yang secara khusus menyatakan bahwa:

Kerjasama dengan sektor swasta untuk menyediakan manfaat dari teknologi terbaru, khususnya teknologi informasi dan komunikasi.37

Dalam sepuluh tahun terakhir, kemampuan untuk menggunakan komputer dan Internet secara efektif menjadi kunci pesatnya pembangunan di suatu negara. Disinilah peran TIK menjadi sangat penting, yaitu sebagai perangkat bagi pemerintah yang bisa diimplementasikan untuk mewujudkan program pengentasan kemiskinan demi percepatan pertumbuhan negara. Selain itu TIK juga dapat digunakan untuk: • Meningkatkan ketersediaan layanan secara merata. • Memfasilitasi dan membantu koordinasi proses perencanaan yang kompleks antar sektor. • Meningkatkan usaha kunci agar seluruh kalangan dapat menjangkau dan berbagi

informasi. Pengimplementasian TIK telah diusahakan secara mantap pada sektor-sektor kunci sosial di banyak negara berkembang. Namun ketika TIK digunakan untuk memfasilitasi pendekatan terintegrasi dan solusi dengan biaya efektif yang terukur, total dari biaya implementasi dan operasional menjadi menurun. Pemerintah yang menggunakan TIK sebagai bagian dari fungsi administrasi dan tata kelola secara keseluruhan menemukan bahwa TIK dapat membantu:

• Memfasilitasi proses perencanaan yang kompleks • Meningkatkan koordinasi antar sektor • Meningkatkan kegiatan saling berbagi informasi • Meningkatkan pemantauan dan jangkauan layanan • Meningkatkan akses terhadap pendidikan • Menguhubungkan masyarakat dengan pasar • Menciptakan sistem peringatan bencana dan pengambilan keputusan • Menyediakan tautan langsung bagi masyarakat untuk memastikan peningkatan akuntabilitas dan tata kelola yang baik

37 Proyek Milenium PBB, “Goals, targets and indicators”, http://www.unmillenniumproject.org/goals/gti.htm.

Page 36: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 35

Gambar 1. Jumlah Presentase Pengguna Saluran Telepon Tetap, Langganan Telepon Selular dan Internet di Dunia, 1990-2009

Sumber: DESA, Millennium Development Goals Report 2010 (New York, 2010), p.71, http://www.un.org/millenniumgoals/pdf/MDGS%20Report%202010%20En%20r15%20-low%20res%2020100615%20-.pdf.

Tata kelola yang baik berarti hasil pembangunan yang lebih baik, baik di tingkat individual maupun makro. Kaitan antara TIK dengan pembangunan terletak pada kekuatan TIK untuk membuat informasi lebih dapat diandalkan, cepat, dan akurat bagi masyarakat dan bagi pemerintah sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan keputusan dan pilihan yang tepat dalam pengambilan keputusan.

Menyadari hal itu, negara-negara di Asia-Pasifik kemudian kemudian menyatakan ketertarikan mereka untuk memanfaakan TIK dalam pembangunan. Beberapa bidang yang menjanjikan untuk integrasi TIK antara lain pendistribusian obat-obatan, peningkatan akses terhadap pendidikan dan peningkatan keahlian pengajar, memperluas dukungan terhadap daerah pedesaan dengan berhubungan langsung terhadap masyarakat pertanian, dan menciptakan sistem mitigasi peringatan dini terhadap bencana untuk lokasi bergeografis rentan bencana. Melihat kondisi ini, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa pencapaian tujuan pembangunan secara umum dan tujuan TPM secara khusus sangat berkaitan erat dengan penggunaan TIK.

1.7 Tren Terkini dalam TIKP

Eksperimen-ekperimen yang dilakukan selama dua dekade pada awal revolusi TIK telah memberi pemahaman yang mendalam mengenai TIKP, baik konteks, kondisi penerapan, dan suksesnya TIKP. Kini semakin jelas bahwa TIKP bukan hanya semata-mata tentang teknologi, namun mengenai cara meningkatkan pengaruh dari penggunaan TIK terhadap kemajuan ekonomi dan sosial, sehingga dapat membuat perbedaan dalam perpindahan dari ekonomi agraria dan industri ke suatu sistem yang dibangun atas pengetahuan sebagai faktor kunci pertumbuhan dan kemajuan. Mulai dari bagaimana cara suatu masyarakat mengakses, berbagi, dan berpartisipasi dalam menciptakan dan menggunakan ilmu dan pengetahuan untuk kemajuan ekonomi dan sosial. Sekarang ini, melalui hal tersebutlah kita dapat degnan mudah membedakan negara yang telah maju dengan negara yang sedang berkembang. Sebagai hasilnya, terdapat beberapa perubahan yang ditemui dalam laporan mengenai TIKP. Survei pemerintah dan indeks awal dari e-Readiness yang dilakukan mulai tahun 200338 membandingkan infrastruktur, sumber daya manusia, e-Connectivity, dan peringkat e-Readiness lintas negara berdasarkan enam pilar e-Readiness berikut:

1. Infrastruktur konektivitas dan teknologi

2. Lingkungan bisnis

3. Lingkungan sosial budaya

38 United Nations Public Administration Network, “UN e-Government Surveys”, http://www.unpan.org/egovkb/global_reports/08report.htm.

Page 37: 118

36 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

4. Lingkungan hukum

5. Visi dan kebijakan pemerintah

6. Adopsi konsumen dan bisnis

Survei terakhir terhadap e-Government oleh PBB yang dilakukan dalam United Nations e-Government Survey pada tahun 2010 menunjukkan bahwa pemerintah sekarang siap untuk menerapkan e-Government, dan indeks e-Readiness kemudian digantikan dengan indeks pembangunan e-Government. Survei tersebut menyatakan bahwa: “Kini semakin banyak negara yang mengadopsi strategi e-Government nasional dan rencana kegiatan untuk beberapa tahun ke depan. Dari negara yang paling maju sampai negara yang paling terbelakang, semuanya memiliki ekspektasi bahwa pemerintah dapat berpartisipasi dan menciptakan masyarakat informasi dengan berkomunikasi dan berinteraksi secara lebih intensif seiring meningkatnya masyarakat yang mengerti teknologi. Negara-negara tersebut telah siap dan tingkatan pembangunan menjadi sebuah hal yang harus dinilai.”39 Selain itu, Unit Intelijen Ekonom sebagai bagian dari Kelompok Ekonom mengeluarkan laporan penilaian tahunan mengenai ekonomi dunia dalam konteks penggunaan TIK sejak tahun 2010, dimana e-Readiness digantikan oleh “peringkat ekonomi digital”, sebagaimana mereka menilai kualitas infrastruktur TIK suatu negara dan kemampuan konsumen, bisnis, dan pemerintahnya dalam menggunakan dan mengambil manfaat dari TIK.40 Pada dasarnya, terdapat pergeseran dari perspektif awal dimana pemerintah dan sektor swasta terikat secara langsung untuk penyediaan layanan TIK bagi masyarakat. Penekanannya terletak pada bagaimana infratruktur dan kapabilitas TIK dapat disatukan ke dalam sistem ekonomi dan sosial sehingga dapat digunakan untuk mengubah masyarakat agraria dan industri ke bentuk masyarakat yang berdasar pada pengembangan dan pemanfaatan pengetahuan dan produk-produk ilmiah. Data ini secara jelas memperlihatkan bahwa negara-negara di Asia-Pasifik yang menginvestasikan infrastruktur Internet untuk generasi selanjutnya seperti Cina, India, Jepang, Korea, Singapura, dan Taiwan telah membantu banyak negara di Eropa Barat dan Amerika Utara untuk menjadi negara pemuka dalam ekonomi pengetahuan.

Secara khusus, dampak perubahan pada TIK sangat terlihat jelas pada perusahaan kecil, menengah, dan mikro dimana mereka dapat mengembangkan bisnis mereka dengan: • Meningkatkan efisiensi operasi internal bisnis, seperti mengurangi biaya yang berkaitan dengan

komunikasi dan sumber daya manusia.

• Meningkatkan komunikasi internal (antar departemen dalam perusahaan).

• Menjaga inventaris dengan lebih baik untuk mengurangi ruang penyimpanan dan menggunakan jasa pengiriman barang pada saat yang dibutuhkan untuk mengurangi pemborosan dan meningkatkan laba.

• Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses akuntansi dan keuangan.

• Meningkatkan komunikasi eksternal dengan klien untuk menjelajah pasar baru, mengembangkan pasar global yang berbasis klien, dan meningkatkan jumlah permintaan pasar.

Penggunaan TIK sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi berdampak pada meningkatnya kemampuan dan kompetensi individu dan kelompok, yang manfaatnya dapat langsung dirasakan segera setelah menggunakan perangkat TIK tersebut. Intinya, penggunaan TIK dalam ekonomi pengetahuan yang difokuskan pada produk ilmiah berdampak pada meluasnya kapabilitas individu dan institusi yang tidak hanya akan membangun sektor ekonomi, namun juga juga sumber daya sosial dan intelektual. Sumber daya intelektual merupakan kunci baru bagi kemakmuran dan kesejahteraan sebuah negara.

39 DESA, United Nations e-Government Survey 2010: Leveraging e-Government at a Time of Financial and Economic Crisis (New York, 2010), p. 3, http://www2.unpan.org/egovkb/documents/2010/E_Gov_2010_Complete.pdf. 40 Economist Intelligence Unit, Digital Economy Rankings 2010: Beyond e-Readiness (2010), http://graphics.eiu.com/upload/ EIU_Digital_economy_rankings_2010_FINAL_WEB.pdf.

Page 38: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 37

Tabel 2. Peringkat dan Nilai Ekonomi Digital pada Tahun 2010

Peringkat

2010 (dari 70)

Peringkat 2009 Negara

Nilai 2010 2009

Peringkat 2010

(dari 70) Peringkat

2009 Negara Nilai 2010 2009

1 2 Swedia 8.49 8.67 36 38 Malaysia 5.93 5.87

2 1 Denmark 8.41 8.87 37 37 Latvia 5.79 5.97

3 5 United States 8.41 8.60 38 36 Slovakia 5.78 6.02

4 10 Finlandia 8.36 8.30 39 39 Polandia 5.70 5.80

5 3 Belanda 8.36 8.64 40 41 Afrika Selatan 5.61 5.68

6 4 Norwegia 8.24 8.62 41 40 Meksiko 5.53 5.73

7 8 Hongkong 8.22 8.33 42 42 Brazil 5.27 5.42

8 7 Singapura 8.22 8.35 43 43 Turki 5.24 5.34

9 6 Australia 8.21 8.45 44 44 Jamaika 5.21 5.33

10 11 Selandia Baru 8.07 8.21 45 47 Bulgaria 5.05 5.11

11 9 Kanada 8.05 8.33 46 45 Argentina 5.04 5.25

12 16 Taiwan 7.99 7.86 47 48 Romania 5.04 5.07

13 19 Korea Selatan 7.94 7.81 48 46 Trinidad & Tobago 4.98 5.14

14 13 Inggris 7.89 8.14 49 49 Thailand 4.86 5.00

15 14 Austria 7.88 8.02 50 52 Kolumbia 4.81 4.84

16 22 Jepang 7.85 7.69 51 50 Yordania 4.76 4.92

17 18 Irlandia 7.82 7.84 52 51 Arab Saudi 4.75 4.88

18 17 Jerman 7.80 7.85 53 53 Peru 4.66 4.75

19 12 Swiss 7.72 8.15 54 54 Filipina 4.47 4.58

20 15 Perancis 7.67 7.89 55 55 Venezuela 4.34 4.40

21 20 Belgia 7.52 7.71 56 56 Cina 4.28 4.33

22 21 Bermuda 7.47 7.71 57 57 Mesir 4.21 4.33

23 23 Malta 7.32 7.46 58 58 India 4.11 4.17

24 25 Spanyol 7.31 7.24 59 59 Rusia 3.97 3.98

25 24 Estonia 7.06 7.28 60 60 Ekuador 3.90 3.97

26 27 Israel 6.96 7.09 61 61 Nigeria 3.88 3.89

27 26 Italia 6.92 7.09 62 64 Vietnam 3.87 3.80

28 28 Portugal 6.90 6.86 63 63 Sri Lanka 3.81 3.85

29 29 Slovenia 6.81 6.63 64 62 Ukraina 3.66 3.85

30 30 Chili 6.39 6.49 65 65 Indonesia 3.60 3.51

31 31 Republik Ceko 6.29 6.46 66 66 Pakistan 3.55 3.50

32 34 Uni Emirat Arab 6.25 6.12 67 69 Kazakhstan 3.44 3.31

33 33 Yunani 6.20 6.33 68 67 Algeria 3.31 3.46

34 32 Lithuania 6.14 6.34 69 68 Iran 3.24 3.43

35 35 Hungara 6.06 6.04 70 70 Azerbaijan 3.00 2.97

Catatan: Penentuan peringkat negara menggunakan skor desimal empat angka.

Sumber: Economist Intelligence Unit, Digital Economy Rankings 2010: Beyond e-Readiness (2010), p.4, http://graphics.eiu.com/upload/ EIU_Digital_economy_rankings_2010_FINAL_WEB.pdf.

1.8 Dari Ekonomi Pengetahuan ke Masyarakat Pengetahuan

Terdapat bukti global yang cukup untuk menunjukkan kaitan antara TIK dan pertumbuhan ekonomi. Negara yang memiliki tingkat pembangunan yang lebih tinggi juga memiliki tingkat penetrasi yang tinggi. Selain itu, fakta menunjukkan bahwa praktik bisnis dan industri sektor swasta juga banyak diuntungkan dari revolusi informasi. Fakta juga menunjukkan bahwa pertumbuhan infrastruktur TIK dan sumber daya manusia telah melambungkan negara seperti India ke tingkat pertumbuhan yang menjadikannya sebagai negara berekonomi kuat dalam era masyarakat informasi seperti sekarang ini.. Pada Laporan Pembangunan Informasi dan Komunikasi 2009 oleh Bank Dunia, dilaporkan bahwa dalam setiap kenaikan 10 persen penetrasi layanan jalur lebar, terdapat peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 1.3 persen.41Hasil yang serupa juga ditemukan pada studi lainnya yang menunjukkan

41 Christine Zhen-Wei Qiang dan Carlo M. Rossotto, “Economic Impacts of Broadband”, dalam Information and Communications for Development 2009: Extending Reach and Increasing Impact (Washington, D.C., World Bank, 2009), pp. 35-50, http://go.worldbank.org/NATLOH7HV0.

Page 39: 118

38 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

bahwa peningkatan penetrasi Internet sebesar 10 persen yang muncul dalam ekonomi berbanding lurus dengan peningkatan GDP sebesar 1-2 persen42 Efek pertumbuhan jalur lebar terlihat signifikan dan semakin kuat di negara berkembang dibandingkan di negara dengan ekonomi yang lebih maju, dan lebih tinggi dari pertumbuhan telepon dan Internet. Dampaknya bahkan bisa lebih kuat ketika penetrasi telah mencapai titik kritisnya.

Gambar 2. TIK dan Efeknya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Catatan: Sumbu x merepresentasikan persentase poin peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi per 10 persentase peningkatan dalam penetrasi telekomunikasi. Semua hasil secara statistik signifikan pada level 1 persen kecuali untuk jalur lebar pada negara berkembang yang signifikan pada level 10 persen. Sumber: Mohsen Khalil, Philippe Dongier, dan Christine Zhen-Wei Qiang, “Overview”, dalam Information and Communications for Development 2009: Extending Reach and Increasing Impact (Washington, D.C.,The World Bank, 2009), p. 6, http://go.worldbank. org/NATLOH7HV0.

Cara lain dimana TIK memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi adalah dalam sektor Teknologi Informasi (TI) dan layanan berbasis teknologi informasi atau information technology enabled services (ITES). ITES adalah layanan (seperti call centre dan back office) yang dapat diberikan dari jarak jauh menggunakan teknologi komunikasi. Pasar untuk layanan ini sangat besar dan terus berkembang. Beberapa Negara berkembang, dipimpin oleh India, telah sukses menjadi pemain dalam sektor ITES.

Gambar 3. Distribusi Global dari Layanan TI dan ITES

Sumber: Christine Zhen-Wei Qiang dan Carlo M. Rossotto ,“Economic Impacts of Broadband”, dalam Information and Communications for Development 2009: Extending Reach and Increasing Impact (Washington, D.C., World Bank, 2009), pp. 35-50, http://go.worldbank.org/NATLOH7HV0.

42 Boston Consulting Group yang dilaksanakan oleh Telenor, “Socio-economic Impact of Internet in Emerging and Developing Economies”, dalam ICT for Economic Growth:ADynamic Ecosystem Driving the Global Recovery (Cologny/Geneva, World Economic Forum, 2009), p. 3, http://www.weforum.org/pdf/ict/ICT%20for%20Growth.pdf.

Page 40: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 39

Kotak 2. Kisah Manju

Kisah manju adalah kisah nyata yang menceritakan salah satu dari pengalaman banyak orang yang berhasil meningkatkan kualitas hidup mereka dan ikut serta dalam pertumbuhan ekonomi yang berbasis pekerja berpendidikan dan produk-produk ilmiah. Pada tingkat idividu, kisah seperti ini dialami oleh banyak generasi muda, terutama wanita. Jika digabungkan menjadi tingkat ekonomi nasional, hal ini memperlihatkan bagaimana TIK dan ITES telah mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan jumlah masyarakat yang berhasil keluar dari kemiskinan. Masyarakat pengetahuan berbeda dengan ekonomi pengetahuan. Ekonomi pengetahuan berbasis pada pengembangan dan perdangan produk dan jasa ilmiah, tergantung pada luasnya inovasi TIK yang diciptakan oleh pihak lain. Definisi masyarakat pengetahuan adalah kemampuan masyarakat untuk mengidentifikasi, memproduksi, memproses, mengubah, menyebarkan, dan menggunakan informasi guna membangun dan mengaplikasikan pengetahuan untuk pembangunan manusia.43 Kaitan antara pengetahuan dengan pembangunan adalah pengetahuan merupakan hal pokok yang mutlak diperlukan untuk membangun masyarakat berbasis pengetahuan, dimana pengetahuan sangat bermanfaat untuk mencapai tujuan ekonomi dan mengaktifkan pembangunan manusia. Dalam konteks ini, akses terhadap pendidikan merupakan bagian mendasar dari pembangunan, yaitu inti dari kebebasan bersuara, kebebasan memilih, dan kebebasan dalam pemberdayaan. Selain terdapat bukti yang kuat mengenai kaitan antara TIK dengan pertumbuhan ekonomi dan TIK dengan pembangunan, juga muncul perdebatan berkelanjutan antara ekonom mengenai “Apakah fokus pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan sebenarnya cukup untuk mengurangi kemiskinan atau tidak?”. Dalam beberapa kasus, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dapat mengarah pada pengurangan tingkat kemiskinan, 44 namun di negara yang masih kurang maju, pemerintah perlu melakukan pendekatan secara aktif dan langsung terhadap kemiskinan, tidak hanya melalui intervensi ekonomi untuk mendorong pembangunan, dengan harapan manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh kalangan masyarakat miskin. Secara implisit, sementara tujuan jangka panjang dapat dicapai dengan melalui masyarakat berbasis pengetahuan, intervensi secara langsung dan fungsional sangat dibutuhkan untuk mengatasi kesenjangan digital, yaitu salah satu penyebab yang mendasari tidak meratanya pembangunan.

43 UNESCO, Toward Knowledge Societies (Paris, 2005), http://unesdoc.unesco.org/images/0014/001418/141843e.pdf. 44 OECD, “Good Practice Paper on ICTs for Economic Growth and Poverty Reduction”, sebuah artikel yang diperuntukkan bagi Jurnal DAC, Volume 6, No. 3 (2005), http://www.oecd.org/dataoecd/2/46/35284979.pdf.

Manju adalah seorang wanita Nepal berusia 23 tahun yang tinggal di Hyderabad, India. Keluarganya bermigrasi sebagai pekerja tidak tetap dari Nepal ke India. Manju adalah anak pertama yang bisa membaca dan terpelajar dalam keluarganya. Orang tua dan kakek nenek Manju buta huruf dan hidup dengan pendapatan sekitar 50 Dollar Amerika dalam sebulan. Manju belajar bahasa inggris di sekolah negeri dan mendapatkan gelar di bidang perdagangan dan komputer dari perguruan tinggi pemerintah daerah. Manju memiliki sedikit keahlian dalam Teknologi Informasi dan melamar pekerjaan sebagai operator call centre. Dari semula bekerja di call centre lokal, kini Manju bekerja di call centre multinasional dengan pendapatan sebesar 300 Dollar Amerika sebulan, 6 kali pendapatan orang tuanya. Jam kerja dan jadwal kerja yang dimilikinya sangatlah padat. Meskipun demikian, Manju tetap bertahan karena dengan pekerjaannya tersebut Manju dapat mengangkat dirinya dan keluarganya dari kemiskinan. Dengan pekerjaannya tersebut Manju dapat membiayai pendidikan adik-adiknya dan bisa mampu memiliki kemewahan kecil. Manju adalah anak yang memiliki keyakinan dan percaya diri, dan dia kini masih mencari peluang yang untuk mendaftar kuliah dalam jaringan (online) untuk mendapatkan gelar yang lebih tinggi dan pekerjaan yang lebih baik. Sumber: Profil yang dinarasikan oleh penulis berdasarkan wawancara dengan Manju, seorang wanita muda yang bekerja di call centre multinasional di Hyderabad.

Page 41: 118

40 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

1.9 Menjembatani Kesenjangan Digital

Kesenjangan Digital merupakan hal yang sangat menarik perhatian karena di dalamnya terdapat signifikansi khusus dalam pembahasan TIKP. Salah satu aspek yang didefinisikan dari proses pembangunan adalah adanya jarak pemisah antara negara miskin dengan negara maju, dan masyarakat miskin dengan kalangan berada. Jarak pemisah ini memiliki definisi beragam dari berbagai literatur mengenai pembangunan. Dalam istilah komunikasi, jarak pemisah ini dikenal dengan “kesenjangan pengetahuan”45 dan dalam konteks TIK, jarak pemisah ini disebut dengan “kesenjangan digital”.

Kotak 3. Kesenjangan Digital

Gambar 4. Pengguna Internet per 100 Populasi Penduduk Berdasarkan Kelompok Negara, 2000-2009

Sumber: UNCTAD, Information Economy Report 2010: ICTs, Enterprises and Poverty Alleviation, (New York dan Geneva, United Nations, 2010), p. 22, http://www.unctad.org/en/docs/ier2010_embargo2010_en.pdf.

Istilah kesenjangan digital digunakan untuk mendeskripsikan jarak pemisah antara individu dan masyarakat yang memiliki kesempatan dengan yang tidak memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari dalam ekonomi pengetahuan dan masyarakat berbasis pengetahuan. Pada dasarnya hal ini merupakan gejala dari ketidaksetaraan gender, pendapatan, pembangunan, dan kecakapan yang mendalam. Seperti yang dinyatakan oleh ekonom, “Masyarakat yang memiliki komputer ataupun akses Internet di negara miskin lebih sedikit dibandingkan di negara maju dikarenakan mereka terlalu miskin, buta huruf, atau memiliki pertimbangan-pertimbangan lain seperti masalah makanan, layanan kesehatan, dan keamanan.”46 Pada waktu yang bersamaan, kesenjangan digital memberikan dampak pada semakin kuatnya ketidaksetaraan sosial.

45 P. J. Tichenor, G.A. Donohue dan C.N. Olien, “Mass Media Flow and the Differential Growth of Knowledge”, Public Opinion Quarterly, Vol.34 (1970), pp. 159-170. 46 Para Ekonom, “The Real Digital Divide”, 10 Maret 2005.

Istilah kesenjangan dijital sebenarnya meliputi beberapa kesenjangan. Salah satunya adalah kesenjangan teknologi, dimana terdapat pemisah dalam hal infrastruktur. Kesenjangan lainnya adalah kesenjangan konten, dimana banyaknya informasi berbasis web tidak berkaitan dengan yang dibutuhkan masyarakat. Selain itu, sekitar 70 persen website menggunakan bahasa Inggris sementara pengunjungnya menggunakan bahasa lokal. Terdapat juga kesenjangan gender, dimana kaum wanita yang menggunakan teknologi informasi lebih sedikit dari pria. Hal ini benar-benar terjadi, baik di negara miskin maupun negara maju.

Sekretaris Umum PBB, Kofi Annan

Pernyataan untuk World Summit pada Information Society, Geneva, 10 Desember 2003

Page 42: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 41

Menurut pendapat Chen dan Wellman: “Masyarakat, kelompok sosial, dan negara di sisi yang salah pada kesenjangan digital mendapat pengecualian dalam ekonomi pengetahuan. Jika ketidaksetaraan yang ada sebelumnya menghalangi seseorang menggunakan komputer dan Internet, ketidaksetaraan ini bisa saja terus meningkat seiring semakin pentingnya Internet untuk mencari pekerjaan, mencari informasi, dan mengikutsertakan masyarakat sipil dalam kegiatan kewirausahaan.” 47 Untuk itu, mengatasi kesenjangan digital lebih dari sekedar menyediakan TIK bagi masyarakat. Namun usaha untuk menggunakan TIK untuk mengatasi dan memperkecil kesenjangan di berbagai sektor guna mencapai tujuan pembangunan dan menjamin objektif tetap dilajalankan. Kesenjangan digital tidak dapat selesai begitu saja, dan tidak dapat pula ditinggalkan sebagai evolusi teknologi yang berjalan sendiri. Harus ada kebijakan pembangunan yang menyeluruh yang berkonsentrasi pada strategi untuk mengurangi tingkat kemiskinan dengan membuat kebijakan TIKP nasional yang jelas sebagai kondisi awal untuk mempersiapkan pengembangan infrastruktur, serta institusi dan perangkat yang dapat memperkecil kesenjangan digital untuk mendukung akses yang bersifat universal. Strategi yang hanya memprioritaskan infrastruktur TIK dan mengabaikan pebangunan penting lainnya merupakan strategi yang kontraproduktif. Banyak negara perlu mencari solusi terhadap keterbatasan mendasar mereka guna mencapai tujuan pembangunan ekonomi, seperti peningkatan infrastruktur dasar, pembukaan pasar, memecah monopoli telekomunikasi, membuat sistem hukum dan regulasi yang efektif, serta menyediakan pendidikan untuk semua kalangan masyarakat. Negara yang mengabaikan permasalahan ini untuk komputerisasi dan akses Internet akan berujung pada pemborosan sumber daya langka, dan penggunaan TIK tidak akan memberi manfaat secara signifikan. Dalam kata lain, usaha untuk menjembatani kesenjangan digital butuh untuk diarahkan, guna mendukung akses universal, selama mencoba peluang untuk menggunakan TIK pada tingkat masyarakat. Memahami konsep kesenjangan digital merupakan salah satu hal yang penting untuk pembahasan TIKP akhir-akhir ini, selain itu juga karena institusi nasional seperti pemerintahan nasional membuat persetujuan untuk memperkecil kesenjangan melalui kebijakan, mekanisme pendanaan, dan penerapan program dan proyek dalam pembangunan.

Kotak 4. Memenuhi Kewajiban Layanan Pendanaan Universal

Selain itu terdapat cara-cara tertentu yang dapat diterapkan agar TIK dapat digunakan untuk menjembatani kesenjangan digital dan usaha-usaha yang perlu diarahkan untuk mendukung akses universal dengan kebijakan dan aksi pada tingkat nasional, dan secara bersamaan menciptakan peluang agar akses tersebut dapat memfasilitasi seluruh tingkat masyarakat. Cara-cara tertentu tersebut antara lain: • Dengan cepatnya TIK diterapkan, dikonvergensikan, dan diubah, pemerintah negara miskin dapat

lebih fokus menyalurkan keuangan dan sumber daya politiknya yang terbatas untuk pembangunan sosial dan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur dasar, dan menciptakan lapangan untuk sektor swasta. Dengan mendukung sektor swasta, beban yang

47 Wenhong Chen dan Barry Wellman, “Charting and Bridging Digital Divides: Comparing Socioeconomic, Gender, Life Stage, and Rural-Urban Internet Access and Use in Eight Countries”, 31 October 2003, p. 23, http://homes.chass.utoronto.ca/~wellman/ publications/amd_ses/charting-divides_long.pdf.

Banyak negara memiliki ruang dalam legislasinya untuk menyediakan pendanaan guna mendukung akses dan layanan universal di sektor telekomunikasi. Sebagai contoh, di Chili terdapat pendanaan yang disebut “Pendanaan untuk Pembangunan Telekomunikasi” dan di India disebut dengan “Pendanaan Wajib untuk Pelayanan Universal”. Tujuan utama dari pendanaan ini adalah untuk:

• Meningkatkan ketersediaan pelayanan yang berkualitas dengan biaya yang masuk akal dan terjangkau

• Meningkatkan akses terhadap layanan telekomunikasi yang maju ke seluruh penjuru negara • Meningkatkan ketersediaan layanan telekomunikasi ke semua konsumen, termasuk mereka

yang memiliki pendapatan rendah, berada di daerah pedesaan dan area yang tidak terjangkau, dengan biaya yang masuk akal jika dibandingkan dengan yang diterapkan di daerah perkotaan.

Pendapatan untuk pendanaan ini diperoleh dengan meminta penyedia layanan telekomunikasi untuk memberikan hasil bagi pendapatan sebagai dana untuk menanggung biaya akses universal. Hal ini merupakan salah satu usaha yang dilakukan dalam mengurangi kesenjangan dijital melalui ketentuan yang diberlakukan untuk akses terhadap layanan dasar telekomunikasi.

Page 43: 118

42 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

ditanggung oleh anggaran pemerintah dapat berkurang, dan secara bersamaan dapat mempercepat pembangunan infrastruktur, mengurangi biaya, dan membantu pemerintah untuk dapat berkonsentrasi pada bidang sosial dan geografis yang paling membutuhkan investasi publik. Dengan kata lain, peran dari pemerintah sangat dibutuhkan sebagai syarat untuk mengembangkan bidang TIK.

• Diawali dengan hal sederhana dari bidang seperti teleworking dan pemrosesan data, negara miskin dapat secara bertahap bergerak pada pekerjaan, pengembangan perangkat lunak, dan inovasi perangkat keras yang lebih mutakhir. Meskipun terdapat kekhawatiran akan tertinggal di era digital ini, negara berkembang harus secara matang menyeimbangkan kebutuhan yang saling bertolak belakang, seperti mengadopsi teknologi modern dan mempersiapkan dasar untuk pembangunan ekonomi.

• Investasi di bidang pendidikan, baik formal maupun non-formal merupakan salah satu prioritas lainnya. Untuk mencapai tujuan TPM ataupun untuk menjembatani kesenjangan digital, pendidikan sangat penting, karena pendidikan dapat memberikan keterampilan yang dibutuhkan untuk menciptakan, mengadaptasi, dan menggunakan teknologi. Meskipun tidak dapat disangkal bahwa kalangan buta huruf tetap dapat merasakan manfaat dari penerapan beberapa teknologi, pendidikan tetaplah penting agar manfaat TIK yang dirasakan lebih dari sekedar penerapan dasar. Fakta internasional memang menganjurkan agar pendidikan menjadi pelengkap yang kuat untuk mencapai tujuan lain dari target TPM. Akses terhadap pendidikan menengah dan pendidikan tinggi akan menciptakan sumber daya manusia yang produktif dalam mendukung perkembangan inovasi dengan skala besar.

• Dalam membangun infrastruktur fisik dan sambungan telekomunikasi, investasi pemerintah sangat dibutuhkan, karena untuk memberikan layanan bagi kalangan miskin bukanlah hal yang menarik bagi sektor swasta yang menjadikan permintaan pasar sebagai motivasi kunci pada bisnisnya. Artinya, pembangunan infrastruktur di daerah pedesaan membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah. Dengan mengasumsikan bahwa sektor swasta tidak keberatan untuk melakukan pembangunan infrastruktur di daerah pedesaan, pemerintah harus berperan sebagai aparat pengatur dengan menetapkan standar dan menciptakan lapangan dimana mereka bisa berperan serta mendukung pembangunan melalui deregulasi. Somalia adalah salah satu contoh dimana pemerintah tidak ikut serta dalam membuat kebijakan di bidang telekomunikasi sehingga muncul bermacam jaringan bergerak secara bebas, menimbulkan kekacauan bagi pemerintah lainnya untuk mencarikan solusi kebijakan untuk mengatasinya.

• Pada tingkatan masyarakat, pemerintah dapat melihat peluang untuk menciptakan fasilitas umum yang dapat memperluas jangakauan dan penyediaan akses lokal. Ada dua langkah yang harus dipenuhi secara bersamaan dalam mengembangkan fasilitas layanan umum. Di sisi penyedia, dibutuhkan portal sebagai repositori dinamis dimana pengetahuan tentang pembangunan secara spesifik disimpan dan diperbarui. Di sisi pengguna, menciptakan masyarakat telecentre dapat mempermudah akses terhadap pengetahuan yang tersimpan dalam portal tersebut.

• Istilah dalam konten dan layanan, teknologi yang saling tumpang tindih sangat penting untuk membuat akses dan penggunaannya dapat dirasakan secara aktif. Salah satu contohnya adalah konten untuk website dan telepon genggam sehingga penguna dapat mengakses konten yang sama dengan cara yang berbeda, dan keduanya merupakan cara yang mudah dan nyaman untuk dilakukan.

1.10 Peran Organisasi dan Kerangka Pembangunan Internasional

Sejak era pasca Perang Dunia II dan meningkatnya proses dekolonialisasi, para dermawan internasional, banyak bantuan teknis dan NGO yang membawa negara-negara pada praktik pembangunan dan penggunaan komunikasi untuk pembangunan. Dalam jangka waktu yang panjang, negara-negara barat kemudian memperkenalkan inovasi (yang berfungsi disana) ke negara-negara berkembang. Kini, beberapa organisasi internasional utama juga banyak telah mengadopsi berbagai pendekatan tersebut, termasuk UNESCO, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), Rockefeller Foundation, Department for International Development (DFID) di Inggris, dan Ford Foundation. Dengan pengembangan teknologi yang mengarah pada perubahan, organisasi mulai mencari cara yang berbeda untuk menjawab permasalahan dalam TIKP. Mengikuti laporan Bank Dunia pada World Development Report 1998/99 yang dikutip sebelumnya pada kesertaan TIK dalam mencapai target TPM, pendekatan terhadap TIKP mulai digunakan untuk berbagai peluang. Pada satu sisi, organisasi tersebut dibentuk secara khusus dengan tujuan agar terikat dalam aktivitas TIKP, dan, disisi lain,

Page 44: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 43

perusahaan komersial bereksperimen dengan kegiatan TIKP sebagai bagian dari tanggungjawab sosial dan kegiatan bisnis. Segera setelah adopsi TPM pada tahun 2001, PBB membentuk satuan kerja TIK untuk beberapa topik dalam TIKP. Mandat dari TIKP tersebut berakhir pada Desember 2005 dan kelompok baru, yang diberi nama “Global Alliance for ICT and Development” (GAID),48 dibentuk untuk meneruskan tugas satuan kerja sebelumnya sebagai forum dari berbagai pemangku kepentingan forum lintas sektor yang akan memberikan representasi konstitusi untuk semua pemangku kepentingan. GAID melibatkan sejumlah besar pemangku kepentingan dari pemerintah, kerjasama pembangunan, kebijakan asing, keuangan, dan sektor sosial (kesehatan dan pendidikan), aparat hukum, asosiasi industri dan pekerja, produsen dan konsumen dalam TIK, media, NGO, organisasi berbasis komunitas, yayasan, ilmuwan, akademisi, ahli TIK, dan semua yang memberikan advokasi dan pengawasan dalam permasalahan masyarakat informasi dan implementasi program untuk TPM. GAID dipimpin oleh panitia, dewan strategi, penasihat tinggi, dan seorang ahli jaringan. GAID telah mengadakan beberapa pertemuan untuk menjalin kemitraan antar pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan organisasi internasional. Pada November 2002, Sekretaris umum PBB, Kofi Annan, mengeluarkan perintah bagi Sillicon Valley untuk menciptakan sistem komputer dan komunikasi yang dapat memungkinkan desa-desa melakukan lompatan beberapa generasi teknologi dan langsung memasuki Era Informasi.49 Perintah ini menjadi landasan teknis diskusi pada World Summit on the Information Society (WSIS) di Geneva tahun 2003 dan Tunisia tahun 2005. WSIS merupakan dua buah konferensi yang disponsori PBB untuk membahas informasi, komunikasi, dan istilah luas dari masyarakat informasi. Konferensi ini dilakukan pada tahun 2003 di Geneva dan pada tahun 2005 di Tunisia. Salah satu dari tujuan utamanya adalah untuk menjembatani kesenjangan digital global yang memisahkan negara miskin dengan memperluas akses Internet di negara berkembang. Di akhir Konferensi Geneva, delegasi dari 175 negara mengadopsi Deklarasi Prinsip dan Renca Kegiatan yang dihasilkan, meskipun tidak ada kesepakatan khusus bagaimana rencana kegiatan ini dapat dicapai. Pada konferensi kedua di Tunisia dihasilkan kesepakatan dalam Komitmen Tunisia dan Agenda Tunisia untuk masyarakat informasi dan pembentukan Forum Tata Kelola Internet.50

Gambar 5. Target WSIS

Target

1. Menghubungkan desa-desa dengan TIK dan menyediakan titik akses bagi masyarakat

2. Menguhungkan universitas, sekolah tinggi, sekolah dasar , dan sekolah menengah dengan TIK

3. Menghubungkan pusat ilmiah dan penelitian dengan TIK

4. Menghubungkan perpusatakaan umum, pusat kebudayaan, museum, kantor pos dengan TIK

5. Menghubungkan pusat kesehatan dengan TIK

6. Menghubungkan dan membuat website dan alamat surat elektronik bagi semua departemen pemerintahan pusat

dan lokal

7. Mengadaptasi kurikulum semua sekolah dasar dan menengah untuk memenuhi tantangan masyarakat informasi untuk berkontribusi di tingkat nasional

8. Memastikan semua populasi memiliki akses terhadap layanan televisi dan radio

9. Mendorong pengembangan konten dan meletakkannya dalam kondisi teknis untuk memfasilitasi pengadaan dan

penggunaan bahasa dari seluruh negara di Internet

10. Memastikan bahwa lebih dari separuh penduduk dunia memiliki akses terhadap TIK yang terjangkau

Sumber: ITU, “Measuring Information and Communication Technology Availability in Villages and Rural Areas”, Mei 2008. Pada WSIS I dan II tersebut, Persatuan Telekomunikasi Internasional atau International Telecommunication Union (ITU) telah sepakat untuk terikat dalam proses penilaian dengan menyediakan daftar aktivitas yang diusahakan pemerintah, organisasi internasional, sektor bisnis,

48 United Nations Global Alliance for ICT and Development, http://www.un-gaid.org. 49 Kofi Annan, “Perspective: Kofi Annan’s IT challenge to Silicon Valley”, CNET News, 5 November 2002, http://news.cnet. com/2010-1069-964507.html?tag=lh. 50 Forum Tata Kelola Internet adalah forum bagi pemangku kepentingan untuk isu kebijakan dalam tata kelola Internet. Lihat website forum di: http://www.intgovforum.org. Lihat juga Modul 5 dari seri modul Academy of ICT Essentials for Government Leaders yang menyediakan pemahaman yang luas mengenai kerangka dan konsep tata kelola Internet.

Page 45: 118

44 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

masyarakat sosial, dan kelompok lain untuk menandakan progress dengan 11 Baris Aksi WSIS sebagai referensi secara publik.51 Institusi internasional lainnya juga aktif terlibat dalam TIKP.52 UNDP adalah jaringan pembangunan global PBB yang bekerja di 165 negara yang mendukung perubahan dan keterhubungan negara dengan dunia pengetahuan. UNDP telah bergelut dalam TIKP sejak tahun 1992. Strategi TIKP UNDP fokus pada saran kebijakan untuk membantu negara mendesain pendekatan strategis terhadap TIK sebagai pengaktif pembangunan dan untuk mengaitkannya dengan PRSP dan proses pembangunan lainnya. Hal ini juga dilengkapi oleh dukungan terhadap implementasi program prioritas TIKP yang berbasis pada pendekatan pemangku kebijakaan yang beragam, dan inovasi kemitraan nasional dan global untuk melindungi keahlian dan sumber daya tambahan yang dimiliki.

Tabel 3. Daftar yang Menunjukkan Penerapan TIK di Negara Berkembang dan Organisasi Internasional yang Terlibat di Asia-Pasifik*

Sektor Penerapan Organisasi

Pertanian dan mata Pencaharian

• Telecentre • Informasi harga dan cuaca bagi

petani • Mata pencaharian yang berkelanjutan • Peningkatan pendapatan

ADB, CGIAR, DFID, ESCAP, FAO, IDRC, IFAD, ITU, SOPAC, UNDP, WFP, Kelompok Bank Dunia

Pendidikan • Pendidikan jarak jauh • Pelatihan Guru • Pembangunan

• Kapabiitas Sumber Daya Manusia TIK

ADB, APCICT, ASEAN, COL, DFID, ESCAP, IDRC, SOPAC, UNDP, UNESCO, UNICEF, Kelompok Bank Dunia

Kesehatan • Telemedicine • Publikasi digital dan rujukan dalam

jaringan • Pendidikan Medis Lanjutan

ADB, DFID, IDRC, SOPAC, UNAIDS, UNDP, UNICEF, WHO, Kelompok Bank Dunia

Ekonomi dan Bisnis • e-Banking • Perdagangan internasional • Globalisasi

ADB, ESCAP, OECD, SOPAC, UNCTAD, UNTPDC, WIPO, WTO

Media, Kebudayaan, dan Pariwisata

• Ruang berita digital • Budaya dan produk kebudayaan • Teknologi pengarsipan • Bentuk media baru

ABU, AIBD, SOPAC, UNESCO, Organisasi Kepariwisataan Dunia

Lingkungan • Pemetaan GIS

• Jaringan antar aktivis lingkungan

• Perlindungan Lingkungan

• Perubahan Iklim

ADB, CEC, EEA, ESCAP, IPCC, SOPAC, UNDP, UNEP, Kelompok Bank Dunia

Tata Kelola • Layanan dalam jaringan bagi

masyarakat

• Akuntabilitas Sosial

• Pembangunan NGO

ADB, ESCAP, SOPAC, UNDP, Kelompok Bank Dunia

Pembangunan Kota • Perencanaan Kota

• Pengantaran layanan

• Telecentre kota

ADB, ESCAP, UN-HABITAT, UNDP, Kelompok Bank Dunia

Pembangunan Daerah

• Jaringan masyarakat daerah

• Pariwisata daerah

• Pelayanan Kesehatan

CGIAR, ESCAP, FAO, IDRC, IFAD, ITU, SOPAC, UNDP, Kelompok Bank Dunia

*Semua organisasi memiliki fokus yang kuat terhadap isu yang berkaitan atau tidak berkaitan dengan gender Kredit: Usha Rani Vyasulu Reddi, Juni 2011.

51 Penilaian WSIS, http://www.itu.int/wsis/stocktaking/help-action-lines.html.

52 Lihat daftar organisasi

Page 46: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 45

United Nations Children’s Fund (UNICEF) telah aktif sebagai pengguna TIK untuk menjalankan kewajiban memenuhi kebutuhan anak dan wanita di negara berkembang. UNICEF memiliki sejarah penggunaan TIK yang panjang, bekerja dengan media seperti TV dan film dalam Inisiatif Komunikasi Meena yang memiliki tingkat kesuksesan yang tinggi.53 UNESCO54 adalah pemain aktif dalam bidang TIKP dengan mendukung kegiatan yang didesain untuk memberdayakan masyarakat sehingga mereka dapat mengakses dan berkontribusi pada arus informasi dan pengetahuan dalam inisiatif Biro Masyarakat Pengetahuan dan Program Internasional untuk Pembangunan Komunikasi yang dimilikinya. 55 Area kerja tematik ini dapat meliputi akses terhadap informasi, pengembangan kapasitas, pengembangan konten, kebebasan berekspresi, dan kebebasan media. Pada Biro Regional Asia-Pasifik untuk Pendidikan, UNESCO mengelola Program Pendidikan TIK yang berfokus pada aspek TIKP, termasuk memanfaatkan potensi TIK dalam mencapai pendidikan berkualitas untuk semua kalangan dan menyelesaikan masalah kesenjangan digital. Proyek ini meliputi “Menjembatani Kesenjangan Digital Dalam Negeri dalam Pendidikan: Meningkatkan Pendidikan di Cina Barat melalui inovasi penggunaan TIK” dan “Menetapkan Penggunaan TIK yang Efektif untuk Pendidikan bagi Semua Kalangan di Kamboja”.56 ITU merintis Laporan Pembangunan Telekomunikasi/TIK Dunia dan secara aktif terikat dalam pelatihan penilaian WSIS. Laporan Pembangunan Telekomunikasi/TIK Dunia 2010 fokus pada pengawasan target WSIS.57 Bersama dengan daerah-daerah di Asia-Pasifik, Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP) terlibat secara luas melalui Bagian TIK dan Pembangunan 58 dalam membantu anggota ESCAP dan anggota asosiasi memenuhi tantangan ekonomi dan sosial yang dihasilkan oleh bencana alam dan risiko terkait lainnya melalui mekanisme kooperatif regional, pengembangan kapasitas, berbagi pengetahuan, konektivitas yang lebih baik, dan peningkatan akses TIK. Kegiatan bagian dari TIK dan Pembangunan ini dikelola berdasarkan tiga pilar dasar, yaitu konektivitas ekonomi, konektivitas sosial, dan TIK untuk mengurangi risiko bencana.

Mengikuti WSIS, ESCAP kemudian mendirikan Pusat Pelatihan Asia-Pasifik untuk Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembangunan atau Asian and Pacific Training Centre for Information and Communication Technology for Development (APCICT)59 yang memiliki misi untuk memperkuat usaha negara anggota ESCAP untuk menggunakan TIK dalam pembangunan sosial ekonomi mereka melalui pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan institusi. Untuk memenuhi objektif ini, kegiatan yang dilakukan APCICT fokus pada tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu pelatihan, penelitian, dan layanan penasihat. Kesemuanya membentuk sebuah pendekatan yang terintegrasi untuk pengembangan kapasitas sumber daya manusia TIK. Ada banyak organisasi internasional yang bekerja di bidang TIKP. Beberapa organisasi pendanaan dan dermawan seperti Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB); Commonwealth of Learning (COL)60 memberikan bantuan teknis, sedangkan organisasi lain mendukung penelitian baris depan dalam disiplin yang tergabung seperti Pusat Penelitian Pembangunan Internasional Kanada atau Canada’s International Development Research Centre (IDRC).61

53 UNICEFmengembangkan Inisiatif Komunikasi Meena sebagai proyek media masa yang bertujuan mengubah persepsi dan perilaku yang menghambat kelangsungan hidup, perlindungan, dan pembangunan wanita di Asia Selatan.Lihat: http://www.unicef.org/rosa/ media_2479.htm. 54 UNESCO, “UNESCO’s activities in communication and information by themes”, http://portal.unesco.org/ci/en/ev.php-URL_ ID=1645&URL_DO=DO_TOPIC&URL_SECTION=201.html. 55 UNESCO, “International Programme for the Development of Communication”, http://www.unesco.org/new/en/communication- and-information/intergovernmental-programmes/ipdc/. 56 UNESCO Bangkok, “ICTin Education”, http://www.unescobkk.org/education/ict/. 57 Laporan dapat diunduh di: http://www.itu.int/ITU-D/ict/publications/wtdr_10/index.html. 58 ESCAP, “ICTand Development Section”, http://www.unescap.org/idd/ids.asp. 59 APCICT, “About Us”, http://www.unapcict.org/aboutus.

60 Commonwealth of Learning, http://www.col.org. 61 International Development Research Centre, http://publicwebsite.idrc.ca/EN/Pages/default.aspx.

Page 47: 118

46 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

Rangkuman

Sebagai rangkuman, terdapat komitmen yang kuat antara semua pemangku kepentingan, baik nasional maupun internasional, dan kegiatan yang intens dalam menggunakan TIK untuk pembangunan. Miliaran dolar dihabiskan setiap tahun untuk menggali dan mengaplikasikan manfaat bidang ini. Komitmen tersebut merupakan wujud nyata dari berbagai kesepakatan internasional, termasuk TPM, diikuti oleh pertemuan WSIS di Geneva dan Tunisia, masing-masing pada tahun 2003 dan 2005. Pemerintah kini lebih tekun dalam menggali teknologi terbaru untuk memperluas dan meningkatkan kualitas aktivitas pembangunan. Sebagai hasilnya, kini terdapat sejumlah aktivitas berbasis TIK di seluruh dunia secara sektoral dan berbasis pada agenda kegiatan WSIS. Aktivitas-aktivitas tersebut termasuk kegiatan kebijakan, pembangunan kapasitas manusia, pembangunan infrastruktur, dan layanan masyarakat.

Poin Penting • Penggunaan TIK untuk mencapai tujuan yang ditanamkan dalam delapan tujuan TPM, telah disetujui oleh pemerintah dalam kerjasama dengan sektor swasta, memunculkan manfaat dari teknologi baru, khususnya teknologi komunikasi dan informasi.

• TIK dapat digunakan untuk meningkatkan kesetaraan pelayanan bagi masyarakat, memfasilitasi proses perencanaan yang kompleks dan koordinasi lintas sektor, serta berbagi informasi, memperluas jangkauan, dan pengawasan usaha kunci.

• Keterlibatan organisasi internasional secara aktif dalam penggunaan TIK untuk pembangunan kini disebut dengan TIKP. TIKP dimulai dengan pembentukan Satuan Tugas TIK oleh PBB yang kemudian menjadi Aliansi Global untuk TIK dan Pembangunan PBB.

• Dalam menjalankan rencana aksi untuk menggunakan TIK dalam pembangunan, dua konferensi utama yaitu WSIS I dan II diadakan pada tahun 2003 dan 2005.

• Setelah WSIS II pada tahun 2005, kebanyakan organisasi internasional terikat dengan TIK untuk pembangunan dengan kewajiban area operasi masing-masing.

Page 48: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 47

Kasus 2. Menghubungkan Nangi Nangi adalah sebuah desa pegunungan dengan 800 penduduk di bukit tengah Nepal Barat pada ketinggian 7300 kaki di atas permukaan laut dekat bentangan Annapurna dan Dhaulagiri Himalaya. Pendakian menuju Nangi menghabiskan waktu enam hingga sembilan jam dari kota besar terdekat, Beni, itu sudah termasuk pendakian melewati bukit-bukit, pedesaan dan hutan. Nangi tidak memiliki pabrik industri. Semua penduduknya adalah petani dengan pembajak kayu, sekop, kapak, sabit, pengukit, dan palu metal. Tidak ada mesin otomatis yang tersedia. Tenaga sapi dan keledai, bukan traktor, digunakan untuk membajak sawah. Penduduknya terbiasa membawa beban di punggung, sebagaimana telah dilakukan selama berabad-abad. Hidup di Nangi sangatlah sulit.

Gambar 6. Sekolah menengah Himanchal, desa Nangi Sumber: Yayasan Pendidikan Himanchal, http://www.himanchal.org. Dipimpin oleh Mahabir Pun, seorang guru di sebuah desa, sekitar 10 tahun yang lalu, Nangi memulai usaha panjang untuk merasakan manfaat Internet. Awalnya komputer dibuat dengan kotak kayu menggunakan tenaga baterai kecil yang dikembangkan dan dihubungkan dengan jaringan WiFi yang menghubungkan empat desa lain dan Internet hub di Pokhara, sebuah kota besar sekitar 22 mil jauhnya dari stasiun pemancar terdekat. Lusinan akses poin dihubungkan ke penyedia layanan Internet (ISP) di Pokhara melalui dial-up menggunakan peralatan yang disuplai dengan harga sangat murah. Sebelas tahun belakangan ini, Pun dan para penduduk desa membangun sekolah menengah (dengan perpustakaan), kebun, klinik kesehatan dengan telemedicine yang terhubung ke Pokhara, fasilitas tukang kayu, pelatihan pembuatan kertas dan mesin jahit, tempat berkemah, tambak ikan, dan peternakan keledai. Selain itu juga dibangun laboratorium komputer berupa sebuah peralatan campuran yang didonasi dari berbagai sumber dengan penggunaan beberapa perangkat lunak berbayar dan sisanya tidak berbayar, dan hal ini sangat menghemat pengeluaran. Kini Mahabir Pun bekerja dengan Bursa Pembelajaran Terbuka, sebuah NGO untuk mengembangkan konten pendidikan edukasional menggunakan aplikasi berbasis sumber terbuka yang mengikuti kurikulum pemerintah untuk pelajar. Ketersediaan tautan dengan dunia luar telah membuat Nangi memiliki sistem telemedicine dasar, berinteraksi dengan penduduk desa lain, meningkatkan pertanian, dan mengajarkan anak-anak menggunakan komputer. Banyak proyek pembangunan, bahkan di negara miskin, yang mencoba menggunakan peralatan terbaru atau tersulit dengan harapan akan membantu proyek tersebut mengalami loncatan kemajuan. Namun di Nangi tidak demikian, Nangi tidak memiliki dana yang cukup ketika proyek nirkabel tahun 2002 dimulai. Karena itu, penekanan menggunakan peralatan sederhana, murah, dan bekas, dan memanfaatkannya secara maksimum telah sukses, sementara inisiatif yang didanai pemerintah tidak digunakan.

Page 49: 118

48 Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda

Latihan Praktis Bukalah Website Yayasan Edukasi Himanchal (http://www.himanchal.org) dan ulas kembali secara seksama. Kemudian jawablah pertanyaan ber ikut: 1. Apakah kunci tujuan pembangunan dan tujuan yang ingin dicapai dari

proyek di Nepal ini? Buatlah daftar tujuannya dan urutkan sesuai prioritas. Bandingkan daftar yang Anda buat dengan teman sekelas Anda. Presentasikan secara singkat di depan kelas mengenai sudut pandang Anda dan teman Anda dalam membuat daftar tersebut.

2. Bagaimanakan TIK digunakan untuk memenuhi tujuan pembangunan tersebut? Buatlah daftar penggunaan TIK dalam proyek tersebut beserta keuntungan dan keterbatasannya. Susun daftar tersebut dalam prioritas yang menunjukkan tingkat kepentingan dan masukkan daftar tersebut sebagai bahan presentasi pada pertanyaan nomor 1. Rangkum kaitan antara tujuan pembangunan dan TIK dalam proyek ini.

Uji Kemampuan 1. Kaitan antara tujuan pembangunan dan TIK:

a. Terletak pada kekuatan untuk menyediakan informasi secara cepat dan akurat untuk proses pengambilan keputusan.

b. Meningkatkan koordinasi proses perencanaan antar sektor yang berbeda c. Membantu tata kelola yang baik untuk hail pembangunan yang baik d. Semua benar

2. Peringkat ekonomi digital yang menggantikan indeks e-Readiness sebelumnya:

a. Membandingkan perluasan pengembangan keterampilan TIK dalam suatu negara b. Membandingkan kualitas penggunaan TIK untuk aktivitas sosial dan ekonomi suatu negara c. Per ingkat negara berdasarkan produk i lmiah yang dihasi lkan d. Peringkat negara berdasarkan teledensitasnya

3. Perbedaan antara “ekonomi pengetahuan” dan “ekonomi masyarakat”:

a. Perbedaan antara “barang dan jasa” dalam TIK dan “kapasitas penggunaan TIK” b. Akses terhadap informasi dan pengetahuan bagi masyarakat miskin c. Memperkecil kesenjangan dig ita l d. Kemampuan suatu negara untuk membangun operasi back office bagi negara berkembang

4. Manakah di antara jawaban berikut yang merupakan cara terbaik untuk memperkecil

kesenjangan digital?

a. Dengan membangun Infrastruktur TI b. Menyediakan akses yang universal c. Memperbaiki s istem ekonomi, pendid ikan, dan telekomunikasi d. Ketiga tiga alternatif tersebut semuanya penting

5. Manakah di antara jawaban berikut yang bukan merupakan organisasi yang bekerja dalam

TIKP di Asia-Pasifik?

a. ADB b. ESCAP c. UNESCO d. ECLAC

Page 50: 118

PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan 49

Referensi dan Bacaan Lebih Lanjut Economic Intelligence Unit. Digital Economy Rankings 2010: Beyond e-Readiness. The Economist, 2010. http://graphics.eiu.com/upload/EIU_Digital_economy_rankings_2010_FINAL_ WEB.pdf.

Eisenstadt, Samuel N. Tradition, Change, and Modernity. New York: John Wiley & Sons,1973. Hagen, Everett. On the Theory of Social Change. Homewood, Illinois: Dorsey Press, 1962.

Haq, Mahbub ul. Reflections in Human Development. Oxford University Press, 1995.

Heeks, Richard. ICT4D 2.0: The Next Phase of Applying ICT for International Development. Computer. IEEE Computer Society, 2008. http://research.microsoft.com/en-us/um/people/ cutrell/ heeks-ICTD%20two-point-zero.pdf.

Huntington, Samuel P. Political Orderin Changing Societies. The Henry L. Stimson Lectures Series. New Haven: Yale University Press, 1968.

Lerner, David. The Passing of Traditional Society: Modernizing the Middle East. New York: The Free Press, 1958.

Madon, Shirin. e-Governance for Development. London: Palmgrove Macmillan, 2009. Melkote, SrinivasR., dan H. Leslie Steeves.Communication for Development in the Third World. Sage Publications, 2008.

Mowlana, Hamid, dan Laurie J. Wilson. Communication Technology and Development. Paris: UNESCO, 1988.

Peet, Richard, dan Elaine Hartwick. Theories of Development: Contentions, Arguments, Alternatives. London: Guildford Press, 2009.

Roberts, J. Timmons, dan Amy B. Hite, eds. The Globalization and Development Reader: Perspectives on Development and Global Change. John Wiley Publishers, 2007.

Rogers, Everett. Modernization Among Peasants. New York: Holt, Rinehart, and Winston, 1969. Schramm, Wilbur. Mass Media and National Development. Stanford: Stanford University Press,1964.

Sen, Amartya. Development as Freedom. New York: Alfred A. Knopf, 1999.

Servaes, Jan, ed. Communication for Development and Social Change. Sage Publications, 2008. Singh, Rajnesh. Module 4: ICT Trends for Government Leaders. 2nd edition. Academy of ICT Essentials for Government Leaders module series. Incheon: UN-APCICT/ESCAP, 2011. http://www.unapcict.org/academy/.

UNDP. Human Development Report 2010–20th Anniversary Edition: The Real Wealth of Nations–Pathways to Human Development. New York: 2010. http://hdr.undp.org/en/reports/ global/hdr2010/chapters/en/.

Online orientation to the human development process is available free to use and learn from di http://hdr.undp.org/external/flash/hd_journey/en/.

UNESCO. Toward Knowledge Societies. Paris: 2005. http://unesdoc.unesco.org/images/0014/001418/141843e.pdf.

Unwin, Tim. ICTD Information and Communication Technologies for Development. Cambridge University Press, 2009. Lihat blog Tim Unwin’s di http://unwin.wordpress.com/.

World Bank. Information and Communications for Development 2009: Extending Reach and Increasing Impact. Washington, D.C.: 2009. http://go.worldbank.org/NATLOH7HV0.