20
LAPORAN PENDAHULUAN K E C E M A S A N OLEH Hamzal Karam CI Lahan CI Institusi (…………………………...) (……………………………) PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

112521965-LAPORAN-PENDAHULUAN-Cemas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 112521965-LAPORAN-PENDAHULUAN-Cemas

LAPORAN PENDAHULUAN

K E C E M A S A N

OLEH

Hamzal Karam

CI Lahan CI Institusi

(…………………………...) (……………………………)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES MANDALA-WALUYA

KENDARI

2012

Page 2: 112521965-LAPORAN-PENDAHULUAN-Cemas

LAPORAN PENDAHULUAN

K E C E M A S A N

A. Pengertian

Cemas atau ansietas merupakan suatu perasaan khawatir yang samar-

samar sumbernya, seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu

tersebut.

Ansietas adalah perasaan/respon emosional terhadap penilaian, perasaan

tidak pasti dan tidak berdaya (Stuart dan Sundeen, 1988). Keadaan emosi dialami

secara objektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas

adalah respon emosional terhadap penilaian dalam kehidupan sehari-hari.

Ansietas menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai

berbagai keluhan fisik.

Ansietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu

kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Teori ini meyakini bahwa manusia yang pada awal kehidupannya dihadapkan

pada rasa takut yang berlebihan akan menunjukkan kemungkinan ansietas yang

berat pada kehidupan pada masa dewasanya.

Tingkat ansietas sebagai berikut:

1. Ansietas ringan, berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-

hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan menghasilkan lahan

persepsinya. Ansietas dapat memotivasi bekpar dan menghasilkan

pertumbuhan dan kreatifitas.

2. Ansietas sedang, memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang

penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami

perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

3. Ansietas berat, sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang

cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak

dapat berfikir pada hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi

Page 3: 112521965-LAPORAN-PENDAHULUAN-Cemas

ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat

memusatkan pada satu area lain.

4. Tingkat panik dari ansietas, berhubungan dengan terperangah, ketakutan dari

orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun

dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan

panik, terjadi peningkatan aktifitas motorik, menurunnya kemampuan untuk

berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan

pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan,

dan juga berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan

yang sangat, bahkan kematian.

B. Stressor Pencetus

Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor

pencetus dapat dikelompokkan dalam dua kategori :

1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidak mampuan fisiologis

yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktifitas hidup

sehari – hari

2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga

diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

(Stuart dan Sundeen)

C. Faktor Predisposisi

Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas :

1. Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional yang

terjadi antara dua elemen kepribadian, id dan superego. Id mewakili dorongan

insting dan impuls primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati

nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma- norma budaya seseorang. Ego

atau Aku, berfungsi menengahi hambatan dari dua elemen yang bertentangan

dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

Page 4: 112521965-LAPORAN-PENDAHULUAN-Cemas

2. Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut

terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan interpersonal. Ansietas juga

berhubungan dengan perkembangan, trauma seperti perpisahan dan

kehilangan sehingga menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga

diri rendah mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.

3. Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala

sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Daftar tentang pembelajaran meyakini bahwa individu yang

terbiasa dalam kehidupan dininya dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan

lebih sering menunjukkan ansietas pada kehidupan selanjutnya.

4. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang

biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan

ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.

5. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus

benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas

penghambat dalam aminobutirik. Gamma neuroregulator (GABA) juga

mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan

dengan ansietas sebagaimana halnya endorfin. Selain itu telah dibuktikan

kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi

terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan

selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.

D. Faktor Presipitasi

Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal.

Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori :

1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis

yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktifitas hidup

sehari- hari.

Page 5: 112521965-LAPORAN-PENDAHULUAN-Cemas

2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga

diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

E. Sumber Koping

Individu dapat mengalami stress dan ansietas dengan menggerakkan

sumber koping tersebut di lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal

ekonomok, kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan

budaya dapat membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang

menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.

F. Mekanisme Koping

Ketika mengalami ansietas individu menggunakan berbagai mekanisme

koping untuk mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan mengatasi ansietas

secara konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku patologis.

Ansietas tingkat ringan sering ditanggulang tanpa yang serius.

Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan 2 jenis mekanisme koping :

1. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan

berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realitis tuntutan situasi

stress.

2. Mekanisme pertahanan ego, membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang,

tetapi jika berlangsung pada tingkat sadar dan melibatkan penipuan diri dan

distorsi realitas, maka mekanisme ini dapat merupakan respon maladaptif

terhadap stress.

Page 6: 112521965-LAPORAN-PENDAHULUAN-Cemas

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis

dan perilaku. Secara tidaklangsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme

koping sebagai upaya untuk melawan ansietas, intensitas perilaku akan meningkat

sejalan dengan peningkatan tingkat ansietas.

Pohon Masalah :

Isolasi Sosial

Gangguan Konsep Diri

Koping Individu tidak EfektifGangguan Persepsi Sensori

Ansietas

Stressor

2. DiagnosaMasalah yang sering muncul pada gangguan ansietas adalah sebagai

berikut :

1. Ansietas

2. Koping individu tidak efektif

3. Gangguan konsep diri

4. Isolasi sosial

5. Gangguan persepsi sensori

Page 7: 112521965-LAPORAN-PENDAHULUAN-Cemas

3. Intervensi

1. Isolasi sosial : Menarik diri Berhubungan dengan konsep diri harga diri

rendah

Tujuan Umum

Klien dapat Berhubungan dengan orang lain secara optimal

Tujuan khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dari aspek positif yang dimiliki

c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

d. Klien merencanakan dan melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki

e. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Intervensi

1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi

Therapeutic

2. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

3. Utamakan memberi pujian yang realistik

4. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama

sakit

5. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat digunakan / dilakukan

setiap hari sesuai kemampuan

6. Beri kesempatan kepada klien untuk mencoba kegiatan yang telah

direncanakan

7. Beri pujian atas keberhasilan klien

8. Beri pendidikan kesehatan dan bantu keluarga memberikan dukungan

pada klien

Page 8: 112521965-LAPORAN-PENDAHULUAN-Cemas

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah Berhubungan dengan koping

individu tidak efektif

Tujuan umum

Klien dapat memperlihatkan peningkatan harga diri yang dibuktikan dengan

mengekspresikan secara verbal aspek – apek positif dirinya. Presisi dimasa

lalu dan prospek dimasa yang akan datang.

Tujuan Khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat meyakini tentang manfaat mekanisme koping yang adaptif

Intervensi

1. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi therapeutic

2. Gali mekanisme koping yang digunakan klien dimasa lalu

3. Tunjukkan akibat maladaptif dari koping yang digunakan

4. Dorong klien untuk menggunakan respon koping yang adaptif

5. Tawarkan beberapa alternatif koping yang dapat dilakukan

6. Bantu klien untuk memilih koping adaptif

7. Bantu klien dalam menggunakan koping yang adaptif

3. Koping individu tidak efektif Berhubungan dengan Ansietas (Lagerquis,

1992, hal 3)

Tujuan Umum

Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif secara optimal

Tujuan Khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat mengidentifikasikan penyebab ansietas

c. Klien dapat menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi ansietas

d. Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol cemas/ ansietas

e. Klien dapat menggunakan obat dengan benar.

Page 9: 112521965-LAPORAN-PENDAHULUAN-Cemas

Intervensi

1. Jalin hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi

terapeutik

a. Gali penyebab ansietas

b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan

c. Terima perasaan positif maupun negatif termasuk perkembangan

ansietasnya

d. Bersikap terbuka dan tenang

e. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab ansietasnya

f. Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif

g. Gali caara klien mengurangi ansietas dimasa lalu

h. Tunjukkan akibat maladaptif dan destruktif dari respon koping yang

digunakan

i. Dorong klien untuk menggunakan respon komunikasi adaptif yang

dimilikinya

j. Bantu klien untuk menyusun kembali tujuan hidup, memodifikasi

tujuan menggunakan sumber dan mencoba hal baru

k. Latih klien dengan menghadapi ansietas ringan

l. Beri aktifitas fisik untuk menyalurkan energi

m. Libatkan keluarga untuk membantu klien menggunakan koping

adaptif baru

2. Ajarkan klien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri

3. Dorong klien untuk menggunakan teknik relaksasi dalam menurunkan

tingkat ansietas.

4. Identifikasi kemampuan keluarga merawat klien dan sikap apa yang telah

dilakukan keluarga selama ini

5. Jelaskan cara – cara merawat klien

Page 10: 112521965-LAPORAN-PENDAHULUAN-Cemas

6. Bantu keluarga untuk mempraktikkan merawat klien

7. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum obat tanpa

seizin dokter

8. Jelaskan prinsip benar minum obat

9. Anjurkan klien minta obat dan minum obat secara teratur

10.Beri pujian jika klien minum obat dengan benar

11.Anjurkan klien melaporkan pada perawat / dokter / orang terdekat jika

merasa afek yang tidak menyenangkan.

4. Gangguan pola tidur Berhubungan dengan ansietas ( Town Send 1995 –

228 )

Tujuan umum

Klien mampu tidur 6 – 8 jam tanpa terputus tanpa bantuan obat

Tujuan khusus

a. klien dapat mengidentifikasikan penyebab ansietas

b. klien mampu untuk jatuh tidur dalam waktu 30 menit

Intervensi

1. Gali penyebab ansietas

2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya

3. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab ansietasnya

4. Pantau pola tidur klien

5. Kaji tingkat aktifitas klien

6. Kaji gangguan pola tidur yang langsung Berhubungan dengan rasa takut

dan ansietas tertentu

7. Berikan lingkungan yang tenang dengan tingkat stimulus yang rendah

8. Sebelum tidur berikan tindakan keperawatan yang mendukung tidur

seperti minum hangat dan latihan relaksasi

9. Cegah minuman yang mengandung kafein seperti the, kopi dan cola

10. Berikan obat – obatan penenang sesuai yang diprogramkan

Page 11: 112521965-LAPORAN-PENDAHULUAN-Cemas

4. Implementasi

Yang di implementasi adalah semua tindakan keperawatan yang sudah

direncanakan dalam tindakan keperawatan

5. Evaluasi Keperawatan

Yang melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana

keperawatan tercapai atau tidak, jika tidak tercapai, maka perlu ditindak lanjuti

dengan penerapan berbagai intervensi lama yang belum tercapai, atau

memikirkan intervensi terbaru

Page 12: 112521965-LAPORAN-PENDAHULUAN-Cemas

DAFTAR PUSTAKA