7
2. SISTEM PEMBAYARAN ASURANSI JAMSOSTEK Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) sebagaimana didasarkan pada UU No 3 Tahun 1992, pada prinsipnya merupakan sistem asuransi sosial bagi pekerja (yang mempunyai hubungan industrial) beserta keluarganya. Skema Jamsostek meliputi program- program yang terkait dengan risiko, seperti jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan pemeliharaan kesehatan, dan jaminan hari tua. Cakupan jaminan kecelakaan kerja (JKK) meliputi: biaya pengangkutan, biaya pemeriksaan, pengobatan, perawatan, biaya rehabilitasi, serta santunan uang bagi pekerja yang tidak mampu bekerja, dan cacat. Apabila pekerja meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja, mereka atau keluarganya berhak atas jaminan kematian (JK) berupa biaya pemakaman dan santunan berupa uang. Apabila pekerja telah mencapai usia 55 tahun atau mengalami cacat total/seumur hidup, mereka berhak untuk memperolah jaminan hari tua (JHT) yang dibayar sekaligus atau secara berkala. Sedangkan jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) bagi tenaga kerja termasuk keluarganya, meliputi: biaya rawat jalan, rawat inap, pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan, diagnostik, serta pelayanan gawat darurat. Pada dasarnya program Jamsostek merupakan sistem asuransi sosial, karena penyelenggaraan didasarkan pada sistem pendanaan penuh (fully funded system), yang dalam hal ini menjadi beban pemberi kerja dan pekerja. Sistem tersebut secara teori merupakan mekanisme asuransi. Penyelengaraan sistem asuransi sosial biasanya didasarkan pada fully funded system, tetapi bukan harga mati. Dalam hal ini pemerintah tetap diwajibkan untuk berkontribusi terhadap penyelengaraan sistem asuransi sosial, atau paling tidak pemerintah terikat untuk menutup kerugian bagi badan penyelengara apabila mengalami defisit. Di sisi lain, apabila penyelenggara program Jamsostek dikondisikan harus dan memperoleh keuntungan, pemerintah akan memperoleh deviden karena bentuk badan hukum Persero. Kontribusi atau premi yang dibayar dalam rangka memperoleh jaminan sosial tenaga kerja adalah bergantung pada jenis jaminan tersebut. Iuran JKK adalah berkisar antara 0,24 persen - 1,742 persen dari upah per bulan dan atau per tahun, bergantung pada kelompok jenis usaha (terdapat 5 kelompok usaha), dan dibayar (ditanggung) sepenuhnya oleh pengusaha (selaku pemberi kerja). Demikian pula dengan JK, iuran sepenuhnya merupakan tanggungan pengusaha yaitu sebesar 0,30 persen dari upah per bulan. Sementara itu, iuran JPK juga merupakan tanggungan pengusaha yaitu sebesar 6 persen dari upah per bulan bagi tenaga kerja yang sudah berkeluarga, dan 3 persen dari upah per bulan bagi tenaga kerja yang belum berkeluarga, serta mempunyai batasan maksimum premi sebesar satu juta rupiah. Sedangkan iuran JHT ditanggung secara bersama yaitu sebesar 3,70 persen dari upah per bulan ditanggung oleh pengusaha, dan 2 persen dari upah per bulan ditanggung oleh pekerja. Dalam UU No. 3 Tahun 1992, dinyatakan bahwa penyelenggara perlindungan tenaga kerja swasta adalah PT Jamsostek. Setiap perusahaan swasta yang memperkerjakan sekurang-

100472544 Jenis Penyakit Akibat Kerja

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 100472544 Jenis Penyakit Akibat Kerja

2. SISTEM PEMBAYARAN ASURANSI

JAMSOSTEK

Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) sebagaimana didasarkan pada UU No 3

Tahun 1992, pada prinsipnya merupakan sistem asuransi sosial bagi pekerja (yang

mempunyai hubungan industrial) beserta keluarganya. Skema Jamsostek meliputi program-

program yang terkait dengan risiko, seperti jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian,

jaminan pemeliharaan kesehatan, dan jaminan hari tua.

Cakupan jaminan kecelakaan kerja (JKK) meliputi: biaya pengangkutan, biaya

pemeriksaan, pengobatan, perawatan, biaya rehabilitasi, serta santunan uang bagi pekerja

yang tidak mampu bekerja, dan cacat. Apabila pekerja meninggal dunia bukan akibat

kecelakaan kerja, mereka atau keluarganya berhak atas jaminan kematian (JK) berupa biaya

pemakaman dan santunan berupa uang. Apabila pekerja telah mencapai usia 55 tahun atau

mengalami cacat total/seumur hidup, mereka berhak untuk memperolah jaminan hari tua

(JHT) yang dibayar sekaligus atau secara berkala. Sedangkan jaminan pemeliharaan

kesehatan (JPK) bagi tenaga kerja termasuk keluarganya, meliputi: biaya rawat jalan, rawat

inap, pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan, diagnostik, serta pelayanan gawat

darurat.

Pada dasarnya program Jamsostek merupakan sistem asuransi sosial, karena

penyelenggaraan didasarkan pada sistem pendanaan penuh (fully funded system), yang dalam

hal ini menjadi beban pemberi kerja dan pekerja. Sistem tersebut secara teori merupakan

mekanisme asuransi. Penyelengaraan sistem asuransi sosial biasanya didasarkan pada fully

funded system, tetapi bukan harga mati. Dalam hal ini pemerintah tetap diwajibkan untuk

berkontribusi terhadap penyelengaraan sistem asuransi sosial, atau paling tidak pemerintah

terikat untuk menutup kerugian bagi badan penyelengara apabila mengalami defisit. Di sisi

lain, apabila penyelenggara program Jamsostek dikondisikan harus dan memperoleh

keuntungan, pemerintah akan memperoleh deviden karena bentuk badan hukum Persero.

Kontribusi atau premi yang dibayar dalam rangka memperoleh jaminan sosial tenaga

kerja adalah bergantung pada jenis jaminan tersebut. Iuran JKK adalah berkisar antara 0,24

persen - 1,742 persen dari upah per bulan dan atau per tahun, bergantung pada kelompok

jenis usaha (terdapat 5 kelompok usaha), dan dibayar (ditanggung) sepenuhnya oleh

pengusaha (selaku pemberi kerja). Demikian pula dengan JK, iuran sepenuhnya merupakan

tanggungan pengusaha yaitu sebesar 0,30 persen dari upah per bulan. Sementara itu, iuran

JPK juga merupakan tanggungan pengusaha yaitu sebesar 6 persen dari upah per bulan bagi

tenaga kerja yang sudah berkeluarga, dan 3 persen dari upah per bulan bagi tenaga kerja yang

belum berkeluarga, serta mempunyai batasan maksimum premi sebesar satu juta rupiah.

Sedangkan iuran JHT ditanggung secara bersama yaitu sebesar 3,70 persen dari upah per

bulan ditanggung oleh pengusaha, dan 2 persen dari upah per bulan ditanggung oleh pekerja.

Dalam UU No. 3 Tahun 1992, dinyatakan bahwa penyelenggara perlindungan tenaga

kerja swasta adalah PT Jamsostek. Setiap perusahaan swasta yang memperkerjakan sekurang-

Page 2: 100472544 Jenis Penyakit Akibat Kerja

kurangnya 10 orang atau dapat membayarkan upah sekurang-kurangnya Rp 1 juta rupiah per

bulan diwajibkan untuk mengikuti sistem jaminan sosial tenaga kerja ini. Namun demikian,

belum semua perusahaan dan tenaga kerja yang diwajibkan telah menjadi peserta Jamsostek.

Data menunjukan, bahwa sektor informal masih mendominasi komposisi ketenagakerjaan di

Indonesia, mencapai sekitar 70,5 juta, atau 75 persen dari jumlah pekerja – mereka belum

tercover dalam Jamsostek.

Sampai dengan tahun 2002, secara akumulasi JKK telah mencapai 1,07 juta klaim,

JHT mencapai 2,85 juta klaim, JK mencapai 140 ribu klaim, dan JPK mencapai 54 ribu

klaim. Secara keseluruhan, nilai klaim yang telah diterima oleh peserta Jamsostek adalah

sekitar Rp 6,2 trilyun. Namun demikian, posisi PT Jamsostek mengalami surplus sebesar Rp

530 milyar pada Juni 2002.

3. JENIS PENYAKIT AKIBAT KERJA

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER-01/MEN/1981

mencantumkan 30 jenis penyakit, sedangkan Keputusan Presiden RINo 22/1993 tentang

Penyakit yang Timbul Karena Hubungan Kerja memuat jenispenyakit yang sama, ditambah ;

‘penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.” Jenis penyakit akibat

kerja tersebut adalah

1. Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringanparut

(silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yangsilikosisnya

merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.

2. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu

logam keras.

3. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu

kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis)

4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang

dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.

5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan

debu organik

6. Penyakit yang disebabkan oleh berillium atau persenyawaannya yang beracun

7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya yang beracun.

8. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor atau persenyawaannya yang beracun.

9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.

10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yang beracun

11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang beracun

12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang beracun

13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yang beracun

14. Penyakit yang disebabkan oleh flour atau persenyawaannya yang beracun

15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida

16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik

atau aromatik yang beracun

17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.

18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau homolognya

yang beracun

19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.

20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton

Page 3: 100472544 Jenis Penyakit Akibat Kerja

21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia ataukeracunan seperti

karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida atauderivatnya yang beracun,

amoniak, seng, braso dan nikel

22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan

23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat, tulang

persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).

24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih.

25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang mengion

26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau biologik

27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen,minyak mineral,

antrasena, atau persenyawaan, produk atau residu adri zattersebut

28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes

29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang didapat dalam

suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus

30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau

kelembaban udara tinggi.

31. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan obat

7. Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) adalah peralatan keselamatan yang harus digunakan oleh

personil apabila berada pada suatu tempat kerja yang berbahaya. Semua tempat yang

dipergunakan untuk menyimpan ,memproses, dan pembuangan limbah bahan kimia dapat

dikategorikan sebagai tempat kerja yang berbahaya.

APD merupakan peralatan yang harus disediakan oleh pengusaha oleh karyawan.

Kewajiban menggunakan APD itu sendiri telah disepakati oleh pemerintah melalui

departement tenaga kerja Republik Indonesia .

Adapun bentuk APD standar untuk bahan kimia berbahaya adalah pelindung kepala

(Helm), pelindung mata, pelindung wajah, pelindung tangan, dan pelindung kaki, Pelindung

Telinga, Tali Keselamatan, Jas Laboratorium (Bagi pekerja di Industri yang banyak bekerja

di Laboratorium).

1.Pelindung kepala

Pelindung kepala dikenal sebagai safety helmet.pelindung kepala yang dikenal ada 4

jenis,yaitu Hard hat kelas A , kelas B , kelas C dan bump cap .klasifikasi masing –masing

jenis adalah sebagai berikut:

a. Kelas A

Hard hat kelas A dirancan untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh dan

melindungi dari arus listrik sampai 2.200 volt.

b. Kelas B

Page 4: 100472544 Jenis Penyakit Akibat Kerja

Hard hat kelas B dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh dan

melindungi dari arus listrik sampai 20.000 volt.

c. Kelas C

Hard hat kelas C melindungi kepala dari benda yang jatuh,tetapi tidak melindungi dari

kejutan listrik dan tidak melindungi dari bahan korosif.

d. .Bump cap

Bump cap dibuat dari plastic dengan berat yang ringan untuk melindungi kepala dari

tabrakan dengan benda yang menonjol .bump cap tidak menggunakan system

suspensi,tidak melindungi dari benda yang jatuh ,dan tidak melindungi dari kejutan

listrik.karenanya bump cap tidak boleh digunakan untuk menggantikan hard hat tipe

apapun.

2.Pelindung mata

Pelindung mata disebut dengan Safety Glasses. Safety Glasses berbeda dengan kaca

mata biasa, baik normal maupun kir (Prescription glasses), karena pada bagian atas kanan dan

kiri frame terdapat pelindung dan jenis kacanya yang dapat menahan jenis sinar UV (Ultra

Violet) sampai persentase tertentu. Sinar ultaraviolet muncul karena lapisan ozon yang

terbuka pada lapisan atmosfer bumi, UV dapat mengakibatkan pembakaran kepada kulit dan

bahkan Kanker kulit.

3. Pelindung wajah

Pelindung wajah yang dikenal adalah ;

a. Goggles.

Goggles memberikan pelindungan lebih baik dari pada safety glasses karena goggles

terpasang dekat wajah.karena goggles mengitari area mata,maka goggles melindungi lebih

baik pada situasi yang mungkin tejadi percikan cairan,uap logam,uap,serbuk,debu,dan kabut.

b. face shield.

face shield memberikan perlindungan wajah menyeluruh dan sering digunakan pada

operasi peleburan logam,percikan bahan kimia ,atau partikel yang melayang.Banyak Face

shield yang dapat digunakan bersamaan dengan pemakaian Hard Hat. Walaupun Facae Shield

melindungi wajah, tetapi Face Shield bukan pelindung mata yang memadai, sehingga

pemakaian safety glasses harus dilakukan dengan pemakaian Face Shield.

c.Welding Helmets

Jenis Pelindung Wajah yang lain adalah Welding Helmets (Topeng Las). Topeng las

memberikan perlindungan pada wajah danmata. Topeng las memakai lensa absorpsi khusus

yang menyaring cahaya yang terang dan energi radiasi yang dihasilkan selama operasi

pengelasan. Sebagaimana Face Shield, Safety Glasses atau Goggles harus dipakai saat

menggunakan Helm Las.

Page 5: 100472544 Jenis Penyakit Akibat Kerja

d.Masker wajah

Masker berfungsi untuk melindungi hidung dari zat zat berbau menyengat dan dari debu

yang merugikan.

4. Pelindung Tangan

Diperkirakan hampir 20% dari seluruh kecelakaan yang menyebabkan cacat adalah

tangan. Tanpa jari atau tangan, kemampuan bekerja akan sangat berkurang. Tangan manusia

sangat unik. Tidak ada bentuk lain di dunia yang dapat mencengkram, memegang, bergerak

dan memanipulasi benda seperti tangan manusia. Karenanya tangan harus dilindungi dan

disayangi.

Kontak dengan bahan kimia Kaustik atau beracun, bahan-bahan biologis, sumber

listrik, atau benda dengan suhu yang sangat dingin atau sangat panas dapat menyebabkan

iritasi atau membakar tangan. Bahan beracun dapat terabsorbsi melalui kulit dan masuk ke

badan.

APD tangan dikenal dengan Safety Glove dengan berbagai jenis penggunaanya.

Berikut ini adalah jenis-jenis sarung tangan dengan penggunaan yang tidak terbatas hanya

untuk melindungi dari bahan kimia.

Jenis-Jenis Safety Glove;

a. Sarung Tangan Metak Mesh

Sarung metal mesh tahan terhadap ujung yang lancip dan menjaga terpotong.

b. Sarung tangan Kulit

Sarung tangan yang terbuat dari kulit ini akan Melindungi tangan dari permukaan

kasar.

c. Sarung tangan Vinyl dan neoprene

Melindungi tangan terhadap bahan kimia beracun

d. Sarung tangan Padded Cloth

Melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan gelas, kotoran dan Vibrasi.

e. Sarung tangan Heat resistant

Mencegah terkena panas dan api

f. Sarung tangan karet

Melindungi saat bekerja disekitar arus listrik karena karet merupakan isolator

(bukan penghantar listrik)

g. Sarung tangan Latex disposable

Melindungi tangan dari Germ dan bakteri, sarung tangan ini hanya untuk sekali

pakai

h. Sarung tangan lead lined

Digunakan untuk melindungi tangan dari sumber radiasi.

Page 6: 100472544 Jenis Penyakit Akibat Kerja

5. Pelindung Kaki

Para ahli selama berabad-abad membuat rancangan dan struktur umtuk kaki manusia.

Kaki manusia sangat kokoh untuk mendukung berat seluruh badan, dan cukup Flexible untuk

memungkinkan berlari, bergerak, taupun pergi. Tanpa kaki dan jari-jari kaki, kemampuan

bekerja akan sangat berkurang.

Hal-Hal yang dapat menyebabkan kecelakan pada kaki salah satunya adalah akibat

bahan kimia. Cairan seperti asam, basa, dan logan cair dapat menetes ke kaki dan sepatu.

Bahan berbahaya tersebut dapat menyebabkan luka bakar akibat bahan kimia dan panas.

Banyak jenis jenis sepatu keselamatan dan diantaranya adalah

a. Sepatu Latex/Karet

Sepatu ini tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik extra pada permukaan licin.

b. Sepatu Buthyl

Sepatu Buthyl yang melindungi kaki terhadap ketone, aldehyde, alcohol, asam, garam, dan

basa.

c. Sepatu Vinyl

Tahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air, pelumas dan darah.

d. Sepatu Nitrile

Sepatu nitrile tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia.

6. Pelindung Telinga

Pelindung Telinga tidak boleh dianggap enteng terutama untuk pekerja yang bekerja

di tempat yang berkondisi bising baik itu dari gesekan benda-benda keras ataupun bunyi-

bunyi keras dari mesin.

APD yang digunakan untuk kondisi seperti ini adalah dengan menggunakan Ear

Phone, system kerja alat Earphone ini yaitu meredan suara yang akan masuk ke telinga

sehingga suara bising tidak mengganggu dan merusak system kerja telinga, karena manusia

mempuinyai batas pendengaran, apabila kekerasan suara yang terlalu keras maka akan

memyebabkan Kerusakan pada gendang telinga.

7. Tali Keselamatan

Tali Keselamatan Disebut Safety Belt, safety Belt diperlukan untuk perlindungan diri

pekerja yang melakukan pekerjaannya yaitu diketinggian dan agar mengurangi resiko jatuh

langsung dari ketinggian.

8. Jas Laboratorium

Jas Laboratorium sangat penting pemakaiannya terutama di Laboratorium kimia.

Karena jas ini akan melindungi tubuh dari kontak langsung dengan suatu zat kimia yang

dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh manusia

Page 7: 100472544 Jenis Penyakit Akibat Kerja

Kriteria yang baik untuk jas Laboratorium ini sendiri yaitu

1. Nyaman dipakai

2. Bahan kain yang cukup tebal

3. Berwarna Terang/putih

4. Berkancing (Non Resleting)

5. Panjang jas sampai Lutut dan dengan Lengan sampai pergelangan tangan

6. Ukurannya Tidak terlalu Kecil ataupun terlalu besar