1
Angka-angka tersebut diumumkan lembaga berbasis di Inggris Oxfam, satu hari sebelum pembukaan acara, yang dijadwalkan berlangsung 21-24 Januari 2020. “Sistem ekonomi kita yang rusak terus-terusan memenuhi saku-saku para miliarder dan perusahaan besar. Para pria dan perempuan biasa yang jadi korbannya. Tidak heran bila orang-orang mulai mempertanyakan untuk apa ada miliarder. Perempuan dan para gadis termasuk yang paling dirugikan oleh sistem ekonomi hari ini,” ujar Amitabh Behar, kepala Oxfam India, saat merilis laporan tersebut. Menurut Bloomberg, sekurangnya ada 119 miliarder yang menghadiri Da- vos tahun ini. Nilai kekayaan mereka itu mencapai sekitar US$ 500 miliar. Kontingen miliarder terbanyak di- laporkan datang dari Amerika Serikat (AS), India, dan Rusia. “Di pucuk piramida ekonomi ada triliunan dolar kekayaan yang dikuasai hanya oleh segelintir orang, kebanya- kan pria. Kekayaan mereka sudah eks- trem dan ekonomi kita yang rusak se- makin mengonsentrasikan kekayaan itu ke segelintir tangan tersebut,” kata Oxfam dalam laporannya. Sementara perempuan dan gadis- gadis miskin ada di dasar piramida. Sedangkan mereka menghabiskan total 12,5 miliar jam kerja sebagai pembantu dan tidak dibayar. Padahal nilainya seta- ra setidaknya US$ 10,8 triliun per tahun. “Kesenjangan antara kaya dan miskin tidak dapat diatasi tanpa ada kebijakan-kebijakan pengentasan kesenjangan. Duapuluh dua orang terkaya di dunia memiliki kekayaan lebih banyak dibandingkan seluruh perempuan di Afrika,” tandas Behar. Oxfam menyatakan, jika golongan 1% orang terkaya dunia itu menambah pajak kekayaannya 0,5% saja selama 10 tahun, bakal menutupi kebutuhan investasi yang dapat menciptakan 117 juta lapangan kerja baru di sektor pengasuh dan perawat orang tua serta anak-anak, pendidikan, dan kesehatan. Angka-angka itu didasarkan data dari majalah Forbes dan bank Swiss Credit Suisse. Tapi, sebagian ekonom mempertanyakannya. Terjebak di Dasar Behar juga mengatakan, perempuan dan para gadis sangat terbebani kare- na sebagian besar dari mereka adalah perawat yang menjaga roda pereko- nomian, bisnis, bahkan masyarakat terus berputar. Mereka kerap tidak memiliki kes- empatan untuk mendapatkan pendidi- kan. Meraih penghasilan yang layak, atau pun pengaruh di masyarakat. Alhasil, mereka terjebak di dasar perekonomian. “Di seluruh dunia, 42% perempuan tidak bisa mendapatkan pekerjaan ka- rena mereka bertanggung jawab atas seluruh urusan rumah tangga, diband- ingkan pria yang hanya 6%,” kata Oxfam. Tidak Sekaya Pendiri Amazon Jeff Bezos saat ini adalah orang terkaya di dunia. Menurut Forbes, kekayaan bersihnya mencapai US$ 116,4 miliar. Orang terkaya kedua di planet ini adalah Bernard Arnault, miliarder asal Prancis pemilik grup usaha barang mewah LVMH dengan kekayaan ber- sih US$ 116 miliar. Laporan Oxfam menyebutkan, jika ada orang yang menabung US$ 10.000 per hari sejak dibangunnya piramida- piramid di Mesir, kekayaannya hanya 20% dari kekayaan lima miliarder pal- ing kaya di dunia. Oxfam mendesak para pemerintah menaikkan pajak atas orang-orang terkaya dunia sebesar 0,5% selama 10 tahun ke depan untuk mengurangi kesenjangan kekayaan. Juga mitigasi kesenjangan dengan investasi di sis- tem perawatan nasional, menghapus kesenjangan gender, mengeluarkan undang-undang perlindungan para perawat, dan mengakhiri penumpukan kekayaan ekstrem. “Kekayaan ekstrem itu pertanda sistem ekonomi gagal. Pemerintah harus mengambil langkah-langkah untuk memangkas habis kesenjangan antara si kaya dan masyarakat biasa serta memprioritaskan kesejahteraan bagi seluruh warga, di atas pertumbu- han dan laba berkelanjutan,” tandas Oxfam. (afp/sumber lain) Oleh Iwan Subarkah Nurdiawan DAVOS – Jumlah miliarder di seluruh dunia bertambah dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Mereka semakin kaya dan lebih kaya dibandingkan 60% populasi dunia. Kekayaan 2.153 miliarder ini lebih banyak dibandingkan 4,6 miliar orang di seluruh dunia. Sebanyak 22 orang pria terkaya dunia memiliki kekayaan lebih banyak dibandingkan seluruh perempuan di Afrika. Berkaitan dengan gelaran tahunan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, para elite Davos itu diminta serius mengatasi kesenjangan. SELASA 21 JANUARI 2020 3 INTERNATIONAL BUSINESS Ben STANSALL / POOL / AFP PARIS – Pemerintah Prancis mengumumkan hampir empat miliar euro atau setara US$ 4,4 miliar investasi asing yang akan masuk ke negara itu. Pengumuman dilakukan jelang Presiden Emma- nuel Macron menjadi tuan rumah sebuah forum bisnis besar. Sejumlah perusahaan besar membuat pengumuman menjelang acara Choose France. Acara terse- but dirancang untuk menarik lebih banyak pebisnis asing, terlepas dari aksi mogok dan protes mingguan anti-pemerintah. Perusahaan raksasa asal Ameri- ka Serikat (AS) Coca-Cola dan lini pembotolannya mengumumkan rencana berinvestasi hingga satu miliar euro di Prancis selama lima tahun. Macron dan CEO Coca-Cola James Quincey membahas rencana itu Senin (20/1) waktu setempat di forum Choose France. Sementara perusahaan kapal Italia-Swiss MSC memesan dua kapal pesiar baru senilai dua miliar euro dari galangan kapal Chantiers de l’Atlantique. Menurut pemerintah Prancis, kapal-kapal itu akan dikirimkan pada 2025 dan 2027. Pembuatan- nya akan membuka 2.400 lapangan kerja selama tiga setengah tahun. Selain investasi itu, MSC juga telah menandatangani nota kesepaha- man untuk investasi lebih lanjut yang bisa bernilai empat miliar euro. Sementara itu, raksasa farmasi AstraZeneca menyatakan pada Minggu (19/1) akan menginves- tasikan lebih dari 450 juta euro selama lima tahun di Prancis. Sebagian besar dikucurkan ke pabriknya di Dunkirk. Perusahaan Anglo-Swedia ini sudah mem- pekerjakan sekitar seribu orang di Prancis dan akan merekrut sekitar seratus orang lagi. Macron akan menyambut lebih dari 200 pemimpin bisnis dari Prancis dan dari luar negeri. Acara dilakukan di lingkungan sekitar Chateau of Versailles dekat Paris, untuk memfasilitasi lebih banyak kesepakatan dan membicarakan Prancis sebagai tempat berbisnis. Menjelang World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, hal ini memaksimalkan peluang para pemain utama akan hadir. “Kesehatan, transportasi, per- bankan, pangan dan pertanian, tel- ekomunikasi, digital akan ada iklan di seluruh negeri, di setiap sektor, untuk setiap jenis pekerjaan. Bagi kami, ini adalah elemen perenca- naan regional,” kata Macron dalam sebuah pernyataan menjelang per- temuan, Minggu (19/1). (afp/eld) LONDON - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson men- gatakan kepada para pemimpin Af- rika, negaranya akan lebih terbuka untuk para imigran dari Afrika sete- lah Brexit. Ia menyampaikan hal ini saat menjadi tuan rumah perte- muan puncak yang dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan perdagangan. Dia juga berjanji mengakhiri inv- estasi langsung pemerintah Inggris di pertambangan batubara termal atau pembangkit listrik tenaga batubara di luar negeri. Johnson mengatakan, pemerintahannya akan fokus mendukung peralihan ke sumber energi rendah karbon. Johnson berbicara pada awal Pertemuan Puncak Investasi Ing- gris-Afrika pertama di London. Acara dilaksanakan kurang dari dua minggu sebelum Inggris men- inggalkan Uni Eropa. Dia mengatakan kepada para pemimpin termasuk Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi dan Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, Inggris akan menjadi mitra inv- estasi pilihan bagi negara-negara Afrika. Setelah menyoroti semua yang ditawarkan pemerintah Inggris, ia mengatakan, Brexit akan berarti mengakhiri perlakuan istimewa untuk imigran Uni Eropa. “Sistem (imigrasi) kami menjadi lebih adil dan lebih adil antara semua teman dan mitra global kami, memper- lakukan orang dengan sama, dari mana pun mereka berasal,” ka- tanya, Senin (20/1). Dengan demikian, tambah John- son, Inggris akan dapat menarik talenta terbaik dari seluruh dunia, di mana pun mereka berada. Presiden Nigeria Muhammadu Buhari yang juga menghadiri pertemuan itu mengatakan, Brexit menawarkan kesempatan men- ingkatkan perdagangan bebas di Persemakmuran. Menurutnya, visa adalah masalah utama. “Sementara banyak di diaspora Afrika menikmati banyak manfaat dari kehidupan di Barat, mereka tidak selalu merasakan jantung komunitas,” tulisnya dalam sebuah artikel untuk The Times, Senin. Ia menambahkan, ada ikatan yang menguatkan negaranya den- gan Inggris melalui Persemak- muran. Upaya bersama untuk menumbuhkan hubungan itu melalui perdagangan, kata Buhari, bisa bertindak sebagai pendorong kebersamaan dan kepastian. Johnson juga mengumumkan perubahan strategi investasi untuk membantu memerangi pemanasan global. Negaranya akan men- jadi tuan rumah KTT perubahan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berikutnya di Glasgow, akhir tahun ini, Adapun Afrika Sub-Sahara meng- hadapi sejumlah tantangan ling- kungan, terutama dampak peruba- han iklim, air, polusi udara, peng- gurunan, penggundulan hutan, dan penangkapan ikan berlebih. “Tidak ada gunanya di Inggris mengurangi jumlah batu bara yang kita bakar, jika kita kemudian pergi ke Afrika, dan melapisi kantong kita dengan mendorong negara- negara Afrika untuk menggunakan lebih banyak, bukan?” ungkapnya, mengomentari penggunaan bahan bakar fosil. Investasi Bersih Johnson mengatakan, semua orang menghirup udara yang sama dan hidup di bawah langit yang sama. Semua menderita ketika emisi karbon meningkat. “Tidak ada satu sen pun uang pembayar pajak Inggris akan secara langsung diinvestasikan untuk menggali batubara atau membakarnya untuk listrik. Seba- liknya, kita akan fokus mendukung transisi ke alternatif rendah dan nol karbon,” paparnya. Badan ekspor pemerintah Ing- gris melaporkan, pemerintah mem- berikan dua miliar poundsterling atau setara US$ 2,6 miliar dalam pembiayaan untuk ekspor peru- sahaan Inggris ke Afrika dalam dua tahun terakhir. Badan itu mengatakan, pihaknya sekarang ingin meningkatkan selera risiko di Mesir dan negara berkembang Nigeria dan Rwanda. (afp/eld) PARIS World Economic Forum (WEF) tahun ini memasuki usia ke- 50. Untuk manusia pada umumnya, umur tersebut sudah masuk kate- gori usia paruh baya dan umumnya memiliki penghidupan yang sudah tenang serta mapan. Berkaca pada hal itu, pelaksanaan WEF 2020 yang berlangsung mulai 21-24 Januari di Davos, Swiss, diharapkan membuahkan hasil yang bermakna bagi seluruh penduduk Bumi. Pihak penyelenggara menegas- kan, bahwa ibarat usia 50 tahun, WEF pun ingin memfokuskan pertemuan tahunan pekan ini di Davos, Swiss untuk lebih sering mendengar masukan dari para aktivis perubahan iklim. Tercatat, tokoh-tokoh yang hadir di antaranya termasuk remaja ak- tivis iklim Swedia Greta Thunberg dan Micah White – pencipta gerakan anti-keuangan Occupy Wall Street, serta jajaran CEO, selebritas dan politikus seperti Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. “Hadir di Davos kemungkinan besar akan menjadi tindakan bunuh diri bereputasi. Tapi ada aliansi yang sulit di antara aktivis, dan anggota elit ekonomi dan sosial,” kata White. Tetapi sebanyak itulah yang dibu- tuhkan jika WEF ingin hidup den- gan slogan memperbaiki keadaan dunia. Slogan tersebut merupakan kemajuan luhur yang dimulai sejak 1971, yang berawal sebagai ajang kumpul-kumpul santai para pen- gusaha Eropa di bawah bimbingan ekonom Jerman Klaus Schwab. Schwab yang sekarang berusia 81 tahun pun masih memikul tanggung jawab atas jalannya organisasi yang terbilang mahal ini, mengingat biaya yang dikeluarkan untuk bergabung atau bermitra dengan WEF berkisar dari 60.000 hingga 600.000 franc Swiss (US$ 62.000- US$ 620.000). “Dari simposium pertama yang ditujukan membawa praktik terbaik a la AS ke Eropa, forum tersebut kini telah berkembang menjadi semacam pertemuan kilat bagi para pemimpin ekonomi dan politik. Upaya-upaya Schwab untuk memperluas agenda dengan memasukkan isu-isu seperti perubahan iklim, dan ketidakseta- raan pendapatan adalah upaya ‘tulus’ untuk meningkatkan dialog,” ujar mantan komisioner Eropa Pierre Moscovici kepada AFP, pada Senin (20/1). (afp/pya) KTT Investasi Inggris-Afrika (Kiri-kanan atas) Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmend, Presiden Angola Joao Lourenco, Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune, Presiden Bank Dunia David Malpass, sekretaris eksekutif PBB untuk Komisi Ekonomi Afrika Vera Songwe, dan Direktur IMF untuk Afrika Abebe Aemro Selassie.(Kiri- kanan tengah) Presiden Malawi Peter Mutharika, Sekretaris Bisnis Inggris Andrea Leadsom, Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, Presiden Guinea Alpha Conde, Sekretaris Perdagangan Internasional Inggris Liz Truss, Presiden Ghana Nana Akufo-Addo, dan Presiden Republik Demokratik Kongo Felix Tshisekedi.(Kiri-kanan bawah) Presiden Senegal Macky Sall, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden Rwanda Paul Kagame, dan Presiden Nigeria Muhammadu Buhari berpose dalam foto keluarga saat dimulainya KTT Investasi Inggris-Afrika di London, Inggris, Senin (20/1/2020).

10 | INVESTOR DAILY KAmIS 9 jANuARI 2020 …...itu ke segelintir tangan tersebut,” kata Oxfam dalam laporannya. Sementara perempuan dan gadis-gadis miskin ada di dasar piramida

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 10 | INVESTOR DAILY KAmIS 9 jANuARI 2020 …...itu ke segelintir tangan tersebut,” kata Oxfam dalam laporannya. Sementara perempuan dan gadis-gadis miskin ada di dasar piramida

Angka-angka tersebut diumumkan lembaga berbasis di Inggris Oxfam, satu hari sebelum pembukaan acara, yang dijadwalkan berlangsung 21-24 Januari 2020.

“Sistem ekonomi kita yang rusak terus-terusan memenuhi saku-saku para miliarder dan perusahaan besar. Para pria dan perempuan biasa yang jadi korbannya. Tidak heran bila orang-orang mulai mempertanyakan untuk apa ada miliarder. Perempuan dan para gadis termasuk yang paling dirugikan oleh sistem ekonomi hari ini,” ujar Amitabh Behar, kepala Oxfam India, saat merilis laporan tersebut.

Menurut Bloomberg, sekurangnya ada 119 miliarder yang menghadiri Da-vos tahun ini. Nilai kekayaan mereka itu mencapai sekitar US$ 500 miliar. Kontingen miliarder terbanyak di-laporkan datang dari Amerika Serikat (AS), India, dan Rusia.

“Di pucuk piramida ekonomi ada triliunan dolar kekayaan yang dikuasai hanya oleh segelintir orang, kebanya-kan pria. Kekayaan mereka sudah eks-trem dan ekonomi kita yang rusak se-makin mengonsentrasikan kekayaan itu ke segelintir tangan tersebut,” kata Oxfam dalam laporannya.

Sementara perempuan dan gadis-

gadis miskin ada di dasar piramida. Sedangkan mereka menghabiskan total 12,5 miliar jam kerja sebagai pembantu dan tidak dibayar. Padahal nilainya seta-ra setidaknya US$ 10,8 triliun per tahun.

“Kesenjangan antara kaya dan miskin tidak dapat diatasi tanpa ada kebijakan-kebijakan pengentasan kesenjangan. Duapuluh dua orang terkaya di dunia memiliki kekayaan lebih banyak dibandingkan seluruh perempuan di Afrika,” tandas Behar.

Oxfam menyatakan, jika golongan 1% orang terkaya dunia itu menambah pajak kekayaannya 0,5% saja selama 10 tahun, bakal menutupi kebutuhan investasi yang dapat menciptakan 117 juta lapangan kerja baru di sektor pengasuh dan perawat orang tua serta anak-anak, pendidikan, dan kesehatan.

Angka-angka itu didasarkan data dari majalah Forbes dan bank Swiss Credit Suisse. Tapi, sebagian ekonom mempertanyakannya.

Terjebak di DasarBehar juga mengatakan, perempuan

dan para gadis sangat terbebani kare-na sebagian besar dari mereka adalah perawat yang menjaga roda pereko-nomian, bisnis, bahkan masyarakat terus berputar.

Mereka kerap tidak memiliki kes-empatan untuk mendapatkan pendidi-kan. Meraih penghasilan yang layak, atau pun pengaruh di masyarakat. Alhasil, mereka terjebak di dasar perekonomian.

“Di seluruh dunia, 42% perempuan tidak bisa mendapatkan pekerjaan ka-

rena mereka bertanggung jawab atas seluruh urusan rumah tangga, diband-ingkan pria yang hanya 6%,” kata Oxfam.

Tidak Sekaya Pendiri Amazon Jef f Bezos saat

ini adalah orang terkaya di dunia. Menurut Forbes, kekayaan bersihnya mencapai US$ 116,4 miliar.

Orang terkaya kedua di planet ini adalah Bernard Arnault, miliarder asal Prancis pemilik grup usaha barang mewah LVMH dengan kekayaan ber-sih US$ 116 miliar.

Laporan Oxfam menyebutkan, jika ada orang yang menabung US$ 10.000 per hari sejak dibangunnya piramida-piramid di Mesir, kekayaannya hanya 20% dari kekayaan lima miliarder pal-ing kaya di dunia.

Oxfam mendesak para pemerintah menaikkan pajak atas orang-orang terkaya dunia sebesar 0,5% selama 10 tahun ke depan untuk mengurangi kesenjangan kekayaan. Juga mitigasi kesenjangan dengan investasi di sis-tem perawatan nasional, menghapus kesenjangan gender, mengeluarkan undang-undang perlindungan para perawat, dan mengakhiri penumpukan kekayaan ekstrem.

“Kekayaan ekstrem itu pertanda sistem ekonomi gagal. Pemerintah harus mengambil langkah-langkah untuk memangkas habis kesenjangan antara si kaya dan masyarakat biasa serta memprioritaskan kesejahteraan bagi seluruh warga, di atas pertumbu-han dan laba berkelanjutan,” tandas Oxfam. (afp/sumber lain)

Oleh Iwan Subarkah Nurdiawan

DAVOS – Jumlah miliarder di seluruh dunia bertambah dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Mereka semakin kaya dan lebih kaya dibandingkan 60% populasi dunia. Kekayaan 2.153 miliarder ini lebih banyak dibandingkan 4,6 miliar orang di seluruh dunia. Sebanyak 22 orang pria terkaya dunia memiliki kekayaan lebih banyak dibandingkan seluruh perempuan di Afrika. Berkaitan dengan gelaran tahunan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, para elite Davos itu diminta serius mengatasi kesenjangan.

SELASA 21 JANUARI 2020

3 INTERNATIONAL BUSINESSBen STANSALL / POOL / AFP

PARIS – Pemerintah Prancis mengumumkan hampir empat miliar euro atau setara US$ 4,4 miliar investasi asing yang akan masuk ke negara itu. Pengumuman dilakukan jelang Presiden Emma-nuel Macron menjadi tuan rumah sebuah forum bisnis besar.

Sejumlah perusahaan besar membuat pengumuman menjelang acara Choose France. Acara terse-but dirancang untuk menarik lebih banyak pebisnis asing, terlepas dari aksi mogok dan protes mingguan anti-pemerintah.

Perusahaan raksasa asal Ameri-ka Serikat (AS) Coca-Cola dan lini pembotolannya mengumumkan rencana berinvestasi hingga satu miliar euro di Prancis selama lima tahun. Macron dan CEO Coca-Cola James Quincey membahas rencana itu Senin (20/1) waktu setempat di forum Choose France.

Sementara perusahaan kapal Italia-Swiss MSC memesan dua kapal pesiar baru senilai dua miliar euro dari galangan kapal Chantiers de l’Atlantique.

Menurut pemerintah Prancis, kapal-kapal itu akan dikirimkan pada 2025 dan 2027. Pembuatan-nya akan membuka 2.400 lapangan kerja selama tiga setengah tahun. Selain investasi itu, MSC juga telah menandatangani nota kesepaha-

man untuk investasi lebih lanjut yang bisa bernilai empat miliar euro.

Sementara itu, raksasa farmasi AstraZeneca menyatakan pada Minggu (19/1) akan menginves-tasikan lebih dari 450 juta euro selama lima tahun di Prancis. Sebagian besar dikucurkan ke pabriknya di Dunkirk. Perusahaan Anglo-Swedia ini sudah mem-pekerjakan sekitar seribu orang di Prancis dan akan merekrut sekitar seratus orang lagi.

Macron akan menyambut lebih dari 200 pemimpin bisnis dari Prancis dan dari luar negeri. Acara dilakukan di lingkungan sekitar Chateau of Versailles dekat Paris, untuk memfasilitasi lebih banyak kesepakatan dan membicarakan Prancis sebagai tempat berbisnis.

Menjelang World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, hal ini memaksimalkan peluang para pemain utama akan hadir.

“Kesehatan, transportasi, per-bankan, pangan dan pertanian, tel-ekomunikasi, digital akan ada iklan di seluruh negeri, di setiap sektor, untuk setiap jenis pekerjaan. Bagi kami, ini adalah elemen perenca-naan regional,” kata Macron dalam sebuah pernyataan menjelang per-temuan, Minggu (19/1). (afp/eld)

LONDON - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson men-gatakan kepada para pemimpin Af-rika, negaranya akan lebih terbuka untuk para imigran dari Afrika sete-lah Brexit. Ia menyampaikan hal ini saat menjadi tuan rumah perte-muan puncak yang dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan perdagangan.

Dia juga berjanji mengakhiri inv-estasi langsung pemerintah Inggris di pertambangan batubara termal atau pembangkit listrik tenaga batubara di luar negeri. Johnson mengatakan, pemerintahannya akan fokus mendukung peralihan ke sumber energi rendah karbon.

Johnson berbicara pada awal Pertemuan Puncak Investasi Ing-gris-Afrika pertama di London. Acara dilaksanakan kurang dari dua minggu sebelum Inggris men-inggalkan Uni Eropa.

Dia mengatakan kepada para pemimpin termasuk Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi dan Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, Inggris akan menjadi mitra inv-estasi pilihan bagi negara-negara Afrika.

Setelah menyoroti semua yang ditawarkan pemerintah Inggris, ia mengatakan, Brexit akan berarti mengakhiri perlakuan istimewa untuk imigran Uni Eropa. “Sistem (imigrasi) kami menjadi lebih adil dan lebih adil antara semua teman dan mitra global kami, memper-lakukan orang dengan sama, dari mana pun mereka berasal,” ka-tanya, Senin (20/1).

Dengan demikian, tambah John-son, Inggris akan dapat menarik talenta terbaik dari seluruh dunia, di mana pun mereka berada.

Presiden Nigeria Muhammadu Buhari yang juga menghadiri pertemuan itu mengatakan, Brexit menawarkan kesempatan men-ingkatkan perdagangan bebas di Persemakmuran. Menurutnya, visa adalah masalah utama.

“Sementara banyak di diaspora Afrika menikmati banyak manfaat dari kehidupan di Barat, mereka tidak selalu merasakan jantung komunitas,” tulisnya dalam sebuah

artikel untuk The Times, Senin.Ia menambahkan, ada ikatan

yang menguatkan negaranya den-gan Inggris melalui Persemak-muran. Upaya bersama untuk menumbuhkan hubungan itu melalui perdagangan, kata Buhari, bisa bertindak sebagai pendorong kebersamaan dan kepastian.

Johnson juga mengumumkan perubahan strategi investasi untuk membantu memerangi pemanasan global. Negaranya akan men-jadi tuan rumah KTT perubahan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berikutnya di Glasgow, akhir tahun ini,

Adapun Afrika Sub-Sahara meng-hadapi sejumlah tantangan ling-kungan, terutama dampak peruba-han iklim, air, polusi udara, peng-gurunan, penggundulan hutan, dan penangkapan ikan berlebih.

“Tidak ada gunanya di Inggris mengurangi jumlah batu bara yang kita bakar, jika kita kemudian pergi ke Afrika, dan melapisi kantong kita dengan mendorong negara-negara Afrika untuk menggunakan lebih banyak, bukan?” ungkapnya, mengomentari penggunaan bahan bakar fosil.

Investasi BersihJohnson mengatakan, semua

orang menghirup udara yang sama dan hidup di bawah langit yang sama. Semua menderita ketika emisi karbon meningkat.

“Tidak ada satu sen pun uang pembayar pajak Inggris akan secara langsung diinvestasikan untuk menggali batubara atau membakarnya untuk listrik. Seba-liknya, kita akan fokus mendukung transisi ke alternatif rendah dan nol karbon,” paparnya.

Badan ekspor pemerintah Ing-gris melaporkan, pemerintah mem-berikan dua miliar poundsterling atau setara US$ 2,6 miliar dalam pembiayaan untuk ekspor peru-sahaan Inggris ke Afrika dalam dua tahun terakhir. Badan itu mengatakan, pihaknya sekarang ingin meningkatkan selera risiko di Mesir dan negara berkembang Nigeria dan Rwanda. (afp/eld)

PARIS – World Economic Forum (WEF) tahun ini memasuki usia ke-50. Untuk manusia pada umumnya, umur tersebut sudah masuk kate-gori usia paruh baya dan umumnya memiliki penghidupan yang sudah tenang serta mapan. Berkaca pada hal itu, pelaksanaan WEF 2020 yang berlangsung mulai 21-24 Januari di Davos, Swiss, diharapkan membuahkan hasil yang bermakna bagi seluruh penduduk Bumi.

Pihak penyelenggara menegas-kan, bahwa ibarat usia 50 tahun, WEF pun ingin memfokuskan pertemuan tahunan pekan ini di Davos, Swiss untuk lebih sering mendengar masukan dari para aktivis perubahan iklim.

Tercatat, tokoh-tokoh yang hadir di antaranya termasuk remaja ak-

tivis iklim Swedia Greta Thunberg dan Micah White – pencipta gerakan anti-keuangan Occupy Wall Street, serta jajaran CEO, selebritas dan politikus seperti Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

“Hadir di Davos kemungkinan besar akan menjadi tindakan bunuh diri bereputasi. Tapi ada aliansi yang sulit di antara aktivis, dan anggota elit ekonomi dan sosial,” kata White.

Tetapi sebanyak itulah yang dibu-tuhkan jika WEF ingin hidup den-gan slogan memperbaiki keadaan dunia. Slogan tersebut merupakan kemajuan luhur yang dimulai sejak 1971, yang berawal sebagai ajang kumpul-kumpul santai para pen-gusaha Eropa di bawah bimbingan ekonom Jerman Klaus Schwab.

Schwab yang sekarang berusia 81

tahun pun masih memikul tanggung jawab atas jalannya organisasi yang terbilang mahal ini, mengingat biaya yang dikeluarkan untuk bergabung atau bermitra dengan WEF berkisar dari 60.000 hingga 600.000 franc Swiss (US$ 62.000- US$ 620.000).

“Dari simposium pertama yang ditujukan membawa praktik terbaik a la AS ke Eropa, forum tersebut kini telah berkembang menjadi semacam pertemuan kilat bagi para pemimpin ekonomi dan politik. Upaya-upaya Schwab untuk memperluas agenda dengan memasukkan isu-isu seperti perubahan iklim, dan ketidakseta-raan pendapatan adalah upaya ‘tulus’ untuk meningkatkan dialog,” ujar mantan komisioner Eropa Pierre Moscovici kepada AFP, pada Senin (20/1). (afp/pya)

KTT Investasi Inggris-Afrika (Kiri-kanan atas) Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmend, Presiden Angola Joao Lourenco, Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune, Presiden Bank Dunia David Malpass, sekretaris eksekutif PBB untuk Komisi Ekonomi Afrika Vera Songwe, dan Direktur IMF untuk Afrika Abebe Aemro Selassie.(Kiri- kanan tengah) Presiden Malawi Peter Mutharika, Sekretaris Bisnis Inggris Andrea Leadsom, Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, Presiden Guinea Alpha Conde, Sekretaris Perdagangan Internasional Inggris Liz Truss, Presiden Ghana Nana Akufo-Addo, dan Presiden Republik Demokratik Kongo Felix Tshisekedi.(Kiri-kanan bawah) Presiden Senegal Macky Sall, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden Rwanda Paul Kagame, dan Presiden Nigeria Muhammadu Buhari berpose dalam foto keluarga saat dimulainya KTT Investasi Inggris-Afrika di London, Inggris, Senin (20/1/2020).

INVESTOR DAILY jumAT 17 jANuARI 2020 | 7

10 | INVESTOR DAILY KAmIS 9 jANuARI 2020

Dua materi iklan ini mohon diterbitkan pada:

Hari, Tanggal: Selasa, 21 Januari 2020

Surat Kabar: Investor Daily

Lebar Iklan: 37 mm (1 kolom)

Catatan: mohon dua iklan ini diterbitkan di halaman yang terpisah (jangan dijadikan 1 halaman)