Upload
prades-alhamdi
View
139
Download
63
Embed Size (px)
Citation preview
GEOTEKTONIK
Interaksi Antar Lempeng
Yogiasa Banusatria
Renny Sara Selviani S
Agustina M Hasibuan
Wijna Ati Sobhita
Mega
Indah Kusumaningtyas
Roby Oksuanadi
Putri Sunan H
Rifki Asrul Sani
Tika Roswina Pertiwi
Assvan Mintano
Dzaki Adhihutama
Perwita Purw
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
GEOTEKTONIK
Interaksi Antar Lempeng
Yogiasa Banusatria 140710070040
Renny Sara Selviani S 140710070010
Agustina M Hasibuan 140710070018
Wijna Ati Sobhita 140710070033
Mega Fatmasari 140710070036
Indah Kusumaningtyas 140710070044
Roby Oksuanadi 140710070067
Putri Sunan H 140710070070
Rifki Asrul Sani 140710070075
Tika Roswina Pertiwi 140710070086
Assvan Mintano 140710070105
Dzaki Adhihutama 140710070111
Perwita Purwaningtyas 140710070119
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2009
RINGKASAN
Pada makalah ini, kami akan menjelaskan tentang interaksi-interaksi antar lempeng,
proses terjadinya, pembentukannya, dan lain-lain. Berikut adalah judul yang akan dijelaskan :
1. Active and Passive Margin
2. Divergent Plate Tectonic
3. MOR (Mid Ocean Ridge)
4. Rifting
5. Strike Slip Tectonic
6. Oceanic Transform Zone
PENDAHULUAN
Tektonik adalah suatu studi tentang deformasi lithosphere bumi pada skala besar yang
hasilnya pada formasi struktur mayor yang berassosiasi dengan pegunungan.
Menurut model tektonik lempeng, bagian terluar bumi yang keras, lithosphere, hancur
menjadi beberapa bagian tersendiri yang disebut “plate” atau lempeng. Pemikiran lebih lanjut
mengenai hal ini bahwa lempeng yang keras ini bergerak lambat tetapi kontinu. Pergerakan ini
dipercaya digerakkan oleh mesin panas (thermal engine), hasil dari suatu distribusi panas yang
tidak sama di dalam bumi. Sebagai material panas yang berasal dari kedalaman di dalam bumi
dan menyebar secara lateral, lempeng tersebut terkumpul dalam suatu gerakan. Yang
terpenting, pergerakan lempeng lithosphere bumi ini menghasilkan gempa bumi, aktivitas
vulkanik, dan deformasi massa batuan yang besar menjadi pegunungan.
Karena setiap lempeng bergerak sebagai suatu unit yang berbeda, semua interaksi
diantara lempeng terjadi sepanjang batas-batasnya. Pendekatan pertama dari batas-batas
lempeng yang dibuat/dibentuk pada basis gempa bumi dan aktifitas vulkanik. Kerja terakhir
mengindikasikan eksistensi tiga tipe yang berbeda dari batas lempeng, yang dibedakan oleh
kenampakan arah pergerakannya. Ketiga tipe tersebut adalah divergent (lempeng-lempeng
bergerak saling menjauh), convergent (lempeng-lempeng bergerak saling mendekat), dan
transform fault (lempeng-lempeng bergerak saling bergesekan).
Setiap lempeng dibatasi oleh suatu kombinasi dari zona-zona ini. Pemekaran lempeng
dipercaya terjadi pada “oceanic ridge” atau punggung samudera. Seperti pemisahan lempeng,
suatu gap terbentuk dan terisi batuan secara langsung yang bergerak ke atas yang berasal dari
astenosphere yang panas. Material ini mendingin secara perlahan yang kemudian menjadi
cekungan samudera yang baru.
Penemuan saat ini menyatakan bahwa interaksi lempeng sepanjang batas-batasnya
kebanyakan ditandai dengan vulkanisme, gempa bumi, dan pembentukan gunung. Batas-batas
tersebut tidak konstan sepanjang waktu. Sepanjang kedalaman temperatur di dalam bumi
secara signifikan lebih tinggi dari pada yang dekat permukaan, material masuk ke dalam bumi
akan selalu kontinu bergerak. Aliran di dalam tersebut, berputar, akan menjaga kulit terluar
bumi yang padat selalub bergerak. Dengan demikian, sepanjang mesin yang panas di dalam
bumi bekerja, posisi dan bentuk kontinen dan cekungan samudera akan berubah dan bumi
akan menjadi suatu planet yang dinamis.
ACTIVE AND PASSIVE MARGIN
Margin aktif adalah kontinental margin yang dicirikan dengan adanya gempa, aktifitas
gunung api, dan orogenesa yang merupakan hasil dari pergerakan lempeng tektonik.
margin biasanya ditandai dengan wilayah kontinental yang berbatasan dengan samudera
pasifik dimana lempeng samudera
adalah pengunungan Andes, Amerika Selatan
Margin pasif adalah
bukan merupakan margin yang aktif.
yang mana pada jaman sekarang ditandai dengan kerak transisional
membentuk sebuah cekngan samudera yang
berubah lagi menjadi punggungan tengah samudera.
Distribus Global
Margin aktif biasanya tersebar pada daerah diamana terdapat subduksi, contoh
daerah penyebarannya adalah garis pantai selatan Afrika barat, hampir semua
samudera hindia, dan sebagian besar margin dari samudera pasifik.
Margin pasif dapat ditemukan pada semua lingkungan benua dan samudera yang
ditandai dengan sesar strike slip atau zo
samudera Atlantik, samudera Arctic, bagian barat samudera Hindia, nyaris seluruh pantai
Afrika, Greenland, India, dan Autralia, serta pada pantai timur Amerika utara dan Amerika
selatan, juga Eropa barat, Antartika, dan Asia timur.
Gambar 1 :
ACTIVE AND PASSIVE MARGIN
aktif adalah kontinental margin yang dicirikan dengan adanya gempa, aktifitas
gunung api, dan orogenesa yang merupakan hasil dari pergerakan lempeng tektonik.
margin biasanya ditandai dengan wilayah kontinental yang berbatasan dengan samudera
pasifik dimana lempeng samudera tersubduksi jauh dibawah lempeng benua, contohnya
adalah pengunungan Andes, Amerika Selatan.
Margin pasif adalah daerah transisi antara kerak benua dan kerak samudera yang
bukan merupakan margin yang aktif. Pasif margin terbentuk dari sedimentasi diatas rift purba,
yang mana pada jaman sekarang ditandai dengan kerak transisional. Kontinental rifting
membentuk sebuah cekngan samudera yang baru, yang pada perkembangannya akan
berubah lagi menjadi punggungan tengah samudera.
aktif biasanya tersebar pada daerah diamana terdapat subduksi, contoh
daerah penyebarannya adalah garis pantai selatan Afrika barat, hampir semua
samudera hindia, dan sebagian besar margin dari samudera pasifik.
dapat ditemukan pada semua lingkungan benua dan samudera yang
ditandai dengan sesar strike slip atau zona subduksi, contoh daerah penyebarannya adalah
antik, samudera Arctic, bagian barat samudera Hindia, nyaris seluruh pantai
Afrika, Greenland, India, dan Autralia, serta pada pantai timur Amerika utara dan Amerika
selatan, juga Eropa barat, Antartika, dan Asia timur.
Gambar 1 : Distribusi global pasif margin zona transisi.
ACTIVE AND PASSIVE MARGIN
aktif adalah kontinental margin yang dicirikan dengan adanya gempa, aktifitas
gunung api, dan orogenesa yang merupakan hasil dari pergerakan lempeng tektonik. Aktif
margin biasanya ditandai dengan wilayah kontinental yang berbatasan dengan samudera
tersubduksi jauh dibawah lempeng benua, contohnya
a kerak benua dan kerak samudera yang
Pasif margin terbentuk dari sedimentasi diatas rift purba,
. Kontinental rifting
baru, yang pada perkembangannya akan
aktif biasanya tersebar pada daerah diamana terdapat subduksi, contoh
daerah penyebarannya adalah garis pantai selatan Afrika barat, hampir semua bagian timur
dapat ditemukan pada semua lingkungan benua dan samudera yang
na subduksi, contoh daerah penyebarannya adalah
antik, samudera Arctic, bagian barat samudera Hindia, nyaris seluruh pantai
Afrika, Greenland, India, dan Autralia, serta pada pantai timur Amerika utara dan Amerika
Morfologi
Margin kontinental aktif dibagi menjadi dua kategori, berdasarkan kedalaman
distribusi gempa bumi dan rezim tektonik. Margin transform aktif dicirikan oleh adanya pusat
gempa bumi yang dangkal dan tergeser, yang merupakan hasil dari pergesekan horizontal
antar lempeng. Margin kompresional dicirikan oleh adanya pusat gempa bumi yang dangkal,
medium sampai sangat dalam sepanjang zona dipping, hasil dari pemekaran samudera dan
busur gunungapi benua, bergantung kepada marginnya samudera – samudera atau samudera
– benua.
Margin pasif pada samudera Hindia dan samudera Atlantik, awalnya terbentuk oleh
rifting dari kerak benua dan ditandai dengan adanya batas samudera – benua bersamaan
dengan adanya pemekaran lempeng. Margin pasif dicirikan oleh kontinental shelf, lereng, dan
naiknya fisiografi province.
Gambar 2 : Two types of continental margins exist: active margins and passive margins. Active
margins form primarily along the boundaries of plates that are actively converging. Passive
margins currently exist in the middle of plates, not at plate boundaries.
Cross Section
Kerak transisi terdiri dari kerak continental yang terlipat. Gerakan lipatan lebih ke
arah vertikal dibandingkan arah horizontalnya.
Cross-section menembus kerak transisi pada passive
kontruksi volcanic besar. Subduksi kerak benua ditandai oleh sesar normal p
dalam.
Mekanisme Subduksi
Margin pasif ditandai oleh akumulasi sedimen yang tebal. Ruang untuk sedimen ini
disebut ruang akomodasi dan
disebabkan oleh gravitasi ekuilibrium yang dibentuk antara kerak traktat
sebagai isostasy. Mengendalikan Isostasy mengangkat dari sisi keretakan dan kemudian surut
dari margin pasif dan sebagian besar tercermin oleh perubahan aliran panas. Aliran panas
pada margin pasif mengalami perubahan secara signifikan selama masa umur, yang semakin
lama akan mengalami penurunan.
Kerak transisi terdiri dari kerak continental yang terlipat. Gerakan lipatan lebih ke
arah vertikal dibandingkan arah horizontalnya.
section menembus kerak transisi pada passive margin. Kerak transisi seperti
kontruksi volcanic besar. Subduksi kerak benua ditandai oleh sesar normal p
Mekanisme Subduksi
Margin pasif ditandai oleh akumulasi sedimen yang tebal. Ruang untuk sedimen ini
disebut ruang akomodasi dan disebabkan oleh pengendapan dari kerak peralihan. Subsidence
disebabkan oleh gravitasi ekuilibrium yang dibentuk antara kerak traktat-traktat, yang dikenal
sebagai isostasy. Mengendalikan Isostasy mengangkat dari sisi keretakan dan kemudian surut
in pasif dan sebagian besar tercermin oleh perubahan aliran panas. Aliran panas
pada margin pasif mengalami perubahan secara signifikan selama masa umur, yang semakin
lama akan mengalami penurunan.
Gambar 3 : Rifted Passive Margin
Gambar 4 : Volcanic Passive Margin
Kerak transisi terdiri dari kerak continental yang terlipat. Gerakan lipatan lebih ke
margin. Kerak transisi seperti
kontruksi volcanic besar. Subduksi kerak benua ditandai oleh sesar normal pada laut yang
Margin pasif ditandai oleh akumulasi sedimen yang tebal. Ruang untuk sedimen ini
disebabkan oleh pengendapan dari kerak peralihan. Subsidence
traktat, yang dikenal
sebagai isostasy. Mengendalikan Isostasy mengangkat dari sisi keretakan dan kemudian surut
in pasif dan sebagian besar tercermin oleh perubahan aliran panas. Aliran panas
pada margin pasif mengalami perubahan secara signifikan selama masa umur, yang semakin
Klasifikasi Pasif Margin
Berdasarkan klasifikasinya, pasif
1. Tampilan peta formasi geometri
2. Kerak transisional (vulkanik and non
3. Kerak transisisonal yang berubah akibat coninental normal terhadap kerak samudra atau
terisolasi oleh blok (sederhana dan kompleks)
4. Sedimentasi (dominasi karbonat, dominasi klastik, atau
Formasi
Terdapat 3 tahapan pada formasi passive margin :
1. Pada tahap pertama kerak benua mengalami retakan akibat peregangan dan penipisan
kerak bumi dan litosfer oleh pergerakan lempeng. Ini adalah awal dari pengendapan
kerak benua.
2. Tahap kedua mengarah pada pembentukan sebuah cekungan laut, mirip dengan Laut
Merah saat ini. Kerak benua transisi yang mengalami sesar normal sehingga laut
dibentuk. Garam memiliki kerapatan yang rendah sehingga ini kemudian dapat
bermigrasi ke atas sebagai kubah garam.
litosfer masih berlangs
beku dan tanggul-tanggul selama tahap ini
Klasifikasi Pasif Margin
Berdasarkan klasifikasinya, pasif margin terbagi menjadi empat, yaitu :
Tampilan peta formasi geometri (rifted, sheared, dan transtensional)
Kerak transisional (vulkanik and non-vulkanik)
Kerak transisisonal yang berubah akibat coninental normal terhadap kerak samudra atau
eh blok (sederhana dan kompleks)
Sedimentasi (dominasi karbonat, dominasi klastik, atau sediment starved
Terdapat 3 tahapan pada formasi passive margin :
Pada tahap pertama kerak benua mengalami retakan akibat peregangan dan penipisan
kerak bumi dan litosfer oleh pergerakan lempeng. Ini adalah awal dari pengendapan
Tahap kedua mengarah pada pembentukan sebuah cekungan laut, mirip dengan Laut
erah saat ini. Kerak benua transisi yang mengalami sesar normal sehingga laut
dibentuk. Garam memiliki kerapatan yang rendah sehingga ini kemudian dapat
bermigrasi ke atas sebagai kubah garam. Peregangan dan penipisan k
litosfer masih berlangsung di tahap ini. Margin vulkanik pasif juga memiliki intrusi batuan
tanggul selama tahap ini.
Gambar 4 : Proses Volcanic Passive Margin
Kerak transisisonal yang berubah akibat coninental normal terhadap kerak samudra atau
sediment starved)
Pada tahap pertama kerak benua mengalami retakan akibat peregangan dan penipisan
kerak bumi dan litosfer oleh pergerakan lempeng. Ini adalah awal dari pengendapan
Tahap kedua mengarah pada pembentukan sebuah cekungan laut, mirip dengan Laut
erah saat ini. Kerak benua transisi yang mengalami sesar normal sehingga laut
dibentuk. Garam memiliki kerapatan yang rendah sehingga ini kemudian dapat
Peregangan dan penipisan kerak bumi dan
ung di tahap ini. Margin vulkanik pasif juga memiliki intrusi batuan
3. Tahap terakhir dalam pembentukan, terjadi ketika peregangan kerak berhenti dan
peralihan kerak bumi dan litosfer berkurang sebagai hasil dari pendinginan dan
penebalan (thermal subsidence). Drainase mulai mengalir ke arah margin pasif yang
menyebabkan sedimen menumpuk di atasnya.
DIVERGENT PLATE TECTONIC
Lempeng tectonik divergen dapat didefinisikan, bahwa sesuatu benda padat akan
pecah dan memberai manakala gaya tarikan yang dikenakan pada benda tersebut melebihi
daya dan kekuatan benda itu sendiri. Demikian juga dengan lempeng bumi (lempeng benua
atau samudera) akan pecah dan memberai bila terkena gaya tarikan melebihi daya dan
kekuatan lempeng bumi tersebut. Dalam hubungannya dengan pemberaian lempeng bumi,
masalah utama yang memerlukan penjelasan menyangkut sumber gaya tarikan yang
mengakibatkan lempeng bumi pecah, memberai dan kemudian terpisah. Pemberaian lempeng
bumi mengakibatkan terbentuknya samudera baru dan pinggiran benua baru. Pertumbuhan
dan penambahan kerak samudera akan diikuti pengendapan sedimen didasar samudera dan
geosinklin di pinggir benua.
Sumber Gaya Tarikan
Keratan-keratan lempeng bumi yang di selimuti oleh kerak benua yang lebih tebal,
padu dan kuat akan lebih stabil dan langgeng. Sedangkan keratan-keratan yang ditutupi oleh
kerak samudera yang lebih tipis, berat tapi getas atau gampang terpatahkan dan kurang stabil.
Dengan demikian, kerak samudera akan di kuasai struktur yang berkaitan dengan gaya tarikan.
Sumber dari gaya tarikan dapat diperkirakan dari hasil pengamatan pada efek-efek yang
ditimbulkannya.
Ada dua kelompok (teori) yang berkaitan dengan sumber dari gaya tarikan ini, yakni :
a) Timbulnya gaya (stress) tarikan disebabkan oleh aliran panas mantel yang memberai
(divergent mantle flows) yang bersumber dari aliran konveksi (convection currents) panas
di astenosfer.
b) Timbulnya gaya tarikan berhubungan dengan pembubungan kerucut panas mantel bumi
(mantle plumes) di astenosfer.
Pembentukan Dasar Samudera
Pemekaran kerak bumi (kerak samudera atau benua) yang mengakibatkan
pemberaian dan pemisahan keratan kerak bumi dan pembentukan kerak samudera baru di
antara kedua keratan kerak bumi tersebut. Proses pembentukan kerak samudera ini dapat
dijelaskan seperti berikut ini (Tarling & Tarling, 1974).
Sebagaimana dijelaskan, bahwa pemekaran kerak bumi dimotori oleh aliran konveksi
panas mantel yang mengakibatkan pembubungan panas mantel diikuti pembentukan kubah
kerak benua.
Pada puncak bubungan kubah kerak benua terjadi rekahan-rekahan yang membentuk
lajur lemah, yang kemudian diikuti oleh naiknya magma permukaan berupa lelehan lava dan
erupsi gunung api. Kemudian pada puncak pelelehan lava dan letusan gunung api, gaya tarikan
yang bekerja menimbulkan pensesaran normal atau bongkah mengakibatkan lajur rekahan
akan runtuh dan membentuk terban dan kerak bumi mulai terpotong atau pecah dan terberai.
Lembah East African Rift merupakan salah satu contoh aktual saat ini.
Pembentukan terban diikuti oleh genangan air yang menguap dengan cepat karena
panas dari magma yang naik ke permukaan. Mata air panas dan kegiatan gunung api terus
berlangsung, sementara material mantel bumi semakin dekat ke permukaan. Contoh aktual
saat ini terdapat di Lajur Depresi Afar, di selatan Laut Merah.
Material mantel bumi mencapai permukaan, mendingin dan membeku menjadi kerak
samudera baru. Kerak samudera ini memisahkan kedua keratan kerak bunua dan sekaligus
menandai terjadinya pemekaran kerak benua. Lajur pemekaran (rift zones) dalam bentuk
cekungan mulai digenangi air dan membentuk laut dangkal dengan endapan sedimen
umumnya karbonat dan sedikit klastik. Keadaan ini menunjukkan terbentuknya samudera
baru dengan dasar kerak samudera pula. Laut Merah merupakan contoh actual saat ini.
Pemisahan kerak benua terus berlangsung dengan pengendapan sedimen semakin
tebal di kedua pinggiran benua. Laut masih relatif dangkal dengan sirkulasi air laut yang masih
terbatas den pengendapan sedimen masih didominasi karbonat.
Gambar 5 : Proses pemekaran kerak benua menjadi kerak samudera.
Gambar 6 : Proses pemekaran kerak benua menjadi kerak samudera.
Dipusat pemekaran, magma mantel bumi terus naik ke permukaan, membeku dan
membentuk kerak samudera baru. Pertumbuhan dan pertambahan kerak samudera ini
menyebabkan kerk samudera yang lebih tua bergerak menjauhi pusat pemekaran bersamaan
dengan perubahan dari kutub medan magnet bumi dan sekaligus mendorong kedua kerak
benua semakin jauh terpisah. Keadaan ini terjadi di pusat pemekaran Samudera Atlantik
sekitar 120 juta tahun yang lalu. Memperlihatkan pemisahan berlanjut terus, sementara laut
masih relative dangkal dan pengendapan sedimen masih dikuasai oleh karbonat.
Pemberaian dan pemisahan terus berlanjut, sementara laut semakin dalam dan
sirkulasi dan aliran air laut memuncak, serta pembentukan paparan benua mendekati yang
terjadi sekarang ini. Pengendapan berbagai jenis sedimen termasuk klastik dan karbonat di
paparan dan lereng benua serta sedimen pelagos dilaut dalam. Lajur kontak antara kerak
benua dan kerak samudera yang pada dasarnya tidak padu dan amat labil mulai terganggu
yang di tandai dengan mulai menukiknya kerak samudera di bawah lempeng bumi yang lain.
Keadaan ini terjadi sejak 60 juta tahun yang lalu hingga sekarang di Samudera Atlantik.
Kerak samudera menunjam dibawah pinggiran kerak benua yang ditandai oleh
terbentuknya palung laut dalam (trench) dan cekungan pinggiran benua (geosinklin) dengan
runtunan batuan sedimen yang sangat tebal,yang kelak akan menjadi rangkaian pegunungan
lipatan dan sesar (kordilera).
Pemberaian Dan Pemisahan Kerak Bumi
Dengan bukti-bukti tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa naiknya suhu oleh
pembubungan kerucut panas mantel bumi (plumes), yang menyebabkan kerak bumi
memebubung dalam bentuk kubah (dome). Mekanisme selanjutnya, gaya tarikan yang
memuncak pada kubah menyebabkan perobekan lempeng bumi yang kemudian memberai
dan terpisah menjadi keratan-keratan lempeng bumi. Lokasi pembubungan kerucut panas
mantel dapat dideteksi dari pusat-pusat panas (hot spot) yang muncul di permukaan bumi
dalam bentuk erupsi gunung api celah (fissure eruption) dan lelehan lava kaliuman hingga ultra
potasik.
Gambar 7 : Penujaman kerak samudera terhadap kerak benua setelah proses tektonik divergen.
Ada tiga ciri khas yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi pusat-pusat panas, yakni :
i) Kawasan ini merupakan tempat apanas bumi dari mantel ke permukaan bumi menerobos
kerak bumi dengan suhu di atas rata-rata.
ii) Merupakan lokasi terjadinya kegiatan gunung api dan lava yang dikeluarkan memiliki cirri
komposisi kaliuman hingga ultra-potasik yang kaya akan logam alkali.
iii) Pusat-pusat panas dapat membentuk kubah kerak bumi berdiameter hingga 200 km.
MOR (MID-OCEAN RIDGES)
MOR (Mid-Ocean Ridge) adalah rantai gugusan gunungapi di bawah laut yang
mengelilingi bumi dimana kerak bumi baru terbentuk dari leleran magma dan aktifitas gunung
berapi, panjangnya lebih dari 40.000 mil (60.000 km). MOR terbentuk oleh aktivitas tektonik
lempeng yang bergerak secara divergen, sehingga kekosongan pada batas dua lempeng
samudera yang terpisah terisi oleh lava/magma yang menghasilkan sebuah kerak baru.
Gambar 8 : Persebaran MOR (Mid-Ocean Ridge) yang mengelilingi bumi, ditandai dengan warna merah.
Gambar 9 : Arah gaya pembentukan Mid-Ocean Ridge, ditandai dengan warna kuning
Struktur yang paling menonjol di dasar samudera adalah punggungan tengah
samudera (Mid-Ocean Ridge). Punggungan ini berupa tinggian yang memanjang di dasar
samudera dengan puncak hingga ada yang mencapai 3.000 m di atas lantai samudera. Di
bagian tengah punggungan biasanya terdapat lembah yang aktif diisi oleh lelehan magma
secara terus-menerus. Di beberapa tempat atau segmen, punggungan tengah samudera
terlihat mengalami pergeseran (offset), disebabkan terpotong oleh pensesaran yang terjadi
kemudian, yang disebut sebagai sesar alih/transform (transform faults).
Benua – benua yang ada sekarang pernah bersatu dalam super continental Pangea.
Dengan demikian dasar samudra Atlantik terbentuk sejak benua – benua tersebut memberai,
pecah dan terpisah. Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa dasar samudera dibentuk oleh
kerak samudra yang relatif muda diperlihatkan oleh batuan sedimen yang tidak lebih tua dari
200 juta tahun. Punggungan tengah samudra merupakan satu kawasan yang dibentuk oleh
kerak bumi yang baru. Dengan demikian dasar samudra secara menerus berkembang dengan
punggungan tengah samudera sebagai tempat dan pusat naiknya magma baru, yang
kemudian mendingin dan membeku membentuk kerak benua yang baru.
Teori Pendukung
• Aliran panas bumi (Geothermal heat flows)
Panas bumi secara konstan dan menerus mengalir dari perut (interior) mantel bumi
menerobos kerak bumi ke arah permukaan bumi. Di dasar samudera, panas bumi dapat
diukur dengan instrument yang disebut thermistor probe. Rekaman data panas bumi di
dasar samudera tidak jauh berbeda dengan data di daratan. Akan tetapi data panas bumi
dari MOR ternyata jauh lebih besar dari 5 Mcal/cm2/detik. Sedangkan di kawasan dasar
samudera, panas bumi sekitar 2 – 2,5 Mcal/cm2/detik. Panas di dasar samudera
bersumber dari injeksi magma yang naik dari mantel bumi menuju permukaan bumi.
• Seismik di sepanjang punggungan tengah samudera
Penelitian seismik memperlihatkan bahwa MOR juga merupakan pusat kegiatan seismik.
MOR merupakan lajur seismik dan kegiatan seismik yang merupakan fungsi dari kegiatan
bumi yang dinamis.
• Medan magnetik bumi
Pada 1960, Hess mengajukan teori tentang pemekaran dasar samudra. Dan pada
pertengahan tahun enampuluhan, didapat bukti – bukti yang menunjukkan bahwa medan
magnetic bumi telah berulangkali mengalami pembalikan kutub, kutub utara menjadi
kutub selatan dan sebaliknya. Bukti – bukti ini didapat dari hasil studi kemagnetan lava
basal, yang dilaksanakan secara luas hamper di seluruh permukaan bumi.
Kerak samudra baru yang terbentuk di punggungan tengah samudra mengakibatkan
berkembang dan bertambah besar (luas)-nya dasar samudra secara terus – menerus. Hal
ini menyebabkan fosil magnetic, yang memperlihatkan, bahwa di kedua sisi lereng MOR
terdapat pasangan–pasangan batuan yang sama, baik yang normal (seperti saat sekarang
ini) ataupun yang terbalik kemagnetannya.
Hasil survey magnetic memperlihatkan pola pasangan lajur magnetic yang sama di
berbagai punggungan tengah samudra di bumi ini. Lajur magnetic ini juga dapat diketahui
umurnya, sehingga lajur pemekaran kerak samudra dapat dihitung serta perkembangan
dan pertumbuhan dasar samudra dapat ditelusuri.
• Gunungapi di dasar samudera
Umur kegiatan gunungapi di dasar samudra memberi bukti yang menguatkan terjadinya
pemekaran dasar samudra. Di kawasan Iceland, ke arah utara Punggungan Reykjanes
terdapat satu–satunya puncak punggungan tengah samudra yang tersembul di atas
permukaan laut. Di kawasan ini terlihat hasil kegiatan gunungapi resen di bagian tengah,
sedangkan kearah barat dan timur batuan gunungapi semakin tua bila semakin jauh dari
pusat pemekaran. Demikian juga halnya di bagian utara Samudra Atlantik, busur
kepulauan bergunungapi semakin tua bilamana semakin menjauh dari punggungan
tengah samudra.
• Sedimentasi di dasar samudera
Proses pengendapan sedimen di dasar samudra juga memperlihatkan bukti – bukti
adanya pemekaran dasar samudra. Pada kerak samudra yang baru terbentuk, di lereng
punggungan tengah samudra terdapat hampir tidak ada dan kalaupun ada, sedimen
sangat sedikit. Sedangkan pada kawasan semakin jauh dari punggungan tengah samudra
terdapat batuan sedimen yang semakin tebal. Kerak samudra pada umumnya berumur
sama atau relative lebih tua dari batuan sedimen di atasnya.
Pada 1968, projek pemboran laut dalam membuat program khusus dengan menggunakan
kapal bor Glomar Challenger. Dengan kapal ini, pemboran dapat dilakukan langsung di
tengah samudra dan menghasilkan bukti – bukti kuat tentang proses dan pola
pengendapan batuan sedimen di dasar samudra. Bukti – bukti tersebut memperlihatkan,
bahwa kedalaman lingkungan pengendapan batuan sedimen sangat berkait dengan jarak
dari punggungan tengah samudra. Batuan sedimen yang langsung diendapkan di atas
kerak samudra merupakan batuan sedimen tertua. Batuan ini sama dengan umur yang
diperoleh dari lajur magnetic di kawasan tersebut.
Karakteristik Ridge
MOR memiliki morfologi yang berbeda-beda, tergantung pada seberapa cepat kedua
lempeng samudera yang terpisah tersebut saling menjauh, seberapa aktif proses magmatis
dan vukaniknya, dan berapa banayak tektonik streching dan faulting berlangsung. Ilmuwan
meyakini bahwa alasan yang paling mungkin untuk perbedaan morfologi ini disebabkan oleh
kekuatan dari kerak samudera yang berbeda, serta bagaimana dingin dan brittle-nya pada
bagian atas lempeng tektonik.
Jenis-Jenis Ridge
Mid-Ocean Ridge terbagi menjadi dua jenis, yang pertama fast-spreading dan yang
kedua slow-spreading. Fast-spreading ridge seperti pada East Pasific Rise adalah “lebih panas”,
yang berarti lebih banyak magma yang hadir dibawah ridge axis dan lebih banyak erupsi
vulkanik yang terjadi. Karena lempeng di bawah kerak ridge lebih panas ilmuwan berpendapat
bahwa reaksi lempeng terhadap proses perekahan divergen lebih mulus mengalir.
Sedangkan pada slow-spreading ridge seperti pada Mid-Atlantic Ridges, ketika cukup
tertarik seafloor retak dan terpecah. Kerak samudera pada slow-spreading ridge pecah
menjadi ridges (pegunungan) dan valleys (lembah-lembah) ketika seafloor tertarik terpisah.
Gambar 10 : Skema proses terjadinya pembentukan MOR (Mid-Ocean Ridge)
Pengaruh Dari Mid-Ocean Ridge
1. Memisahkan suatu benua & menciptakan samudera baru: Mid-Atlantic Ridge
Sekitar 165 juta tahun yang lalu, Benua Amerika menyatu dengan Benua Afrika dan
Eropa sebagai satu lempeng, yaitu lempeng Laurasia. Kemudian, terpisah karena proses
tektonik lempeng divergen dan membentuk Mid-Atlantic Ridge secara slow-spreading,
upwelling magma pada Mid-Atlantic Ridge mulai menghasilkan kerak samudra,
terpisahnya benua-benua tersebut membentuk Samudera Atlantik. Sekarang Mid-
Atlantik Ridge Snake yang ada di tengah-tengah Samudera Atlantik, yaitu disepanjang
perjalanan dari Islandia ke lempeng Antartika tetap menjadi situs aktif pemekaran dasar
laut dengan kecepatan 2,5 cm/tahun atau 25 km/juta tahun.
Gambar 11 : Morfologi pada jenis-jenis ridge, fast-spreading ridges dan slow-spreading ridge.
Gambar 12 : Kenampakan Mid-Atlantic Ridge secara 2 Dimensi dan 1 Dimensi.
2. Pembentukan pulau baru : Pulau Surtsey dan Islandia
Kadang-kadang Mid-Ocean Ridge menunjukkan diri di atas permukaan laut. Pada 14
November 1963, sesuatu yang menakjubkan terjadi. Pagi-pagi, beberapa mil di lepas
pantai selatan Islandia, nelayan melihat asap hitam dari laut. Beberapa orang mengira itu
kapal terbakar. Yang lain percaya itu mungkin letusan gunung berapi di bawah laut. Tetapi
pada malam hari, sebuah bubungan pengerasan lava itu terlihat tepat di bawah ombak.
Dan keesokan paginya, sebuah pulau kecil telah muncul di atas permukaan.
Pulau itu diberi nama Surtsey (dewa api). Surtsey terus meledak dan selama tiga
setengah tahun dan akhirnya berkembang menjadi area dengan luas sekitar 1 mil persegi.
Surtsey dan Islandia sebenarnya merupakan bagian dari Mid-Atlantic Ridge. Surtsey
dan Islandia terbentuk dari pembekuan magma yang menyebar melalui rekahan di
sepanjang punggung bukit Mid-Atlantic Ridge. Ilmuawan percaya bahwa pembentukan
Pulau Surtsey dan Islandia terjadi dengan cara yang sama. Pemekaran yang terus
berlangsung dan letusan di sepanjang pegunungan api Islandia memeperluas negara
tersebut sekitar satu inci setiap tahun.
Gambar 13 : Kenampakan Mid-Atlantic Ridge secara 2 Dimensi dan 1 Dimensi.
RIFTING (CONTINENTAL)
Rifting adalah proses di mana kerak benua diperpanjang atau mengalami pemekaran
dan menipis, membentuk cekungan sedimen perpanjangan dan / atau mafic tanggul-kawanan.
Wilson Cycle Dan Pembentukan Ocean Basin
Sesuai dengan konsep Pemekaran dasar samudera yang muncul pada akhir tahun 60-
an, maka akibat untuk geologi muncul secara bertahap. Yang pertama kali menyadari
bagaimana lempeng tektonik dapat diaplikasikan dalam rekaman geologi ialah J. Tuza Wilson.
Jika lempeng benua mengelami keretakan untuk membentuk Ocean Basin, maka lempeng
samudera lainnya harus tertutup. Hal ini dapat terulang beberapa kali dalam sejarah bumi.
Contohnya ialah di Lapetus laut antara Inggris dan Skotlandia di bawah Paleozoik tertutup
pada Calcedonia dan kemudian mengalami pembukaan Atlantik hampir pada tempat yang
sama. Siklus ini dikenal sebagai Wilson Cycle :
1. Rifting Benua oleh Mantel Diaprism
2. Continental Drift, Penyebaran dan Pembentukan dasar laut samudera.
3. Continental Collision dan penutupan terakhir ocean basin.
Diagram di bawah ini menggambarkan beberapa konsep sederhana continental rifting
pada awal Wilson Cycle. Plume yang naik menyebabkan doming kerak dengan pembentukan
di dalam dapur magma. Ketika perpanjangan berlanjut, terbentuk sebuah ocean basin dan
sequence sedimen yang tebal di continental margin saat sungai mentransportasikan sedimen
di air yang lebih dalam. Namun, pada kenyataannya mungkin sedikit lebih rumit.
Gambar 14 : Continental Rifting : rrr dan RRR Tripple Junction
• Empat tahapan yang ada dalam pembentukan tektonik khas Rifted Passive Margin :
1. Rift Valley
Tahapan ini melibatkan pembentukan Graben awal sebelum benua terpecahkan.
Tahapan ini dapat berasosiasi dnegan pengangkatan Domal yang disebabkanoleh
peningkatan material hot upper mantle. Contohnya adalah African Rift Valley.
2. Youthful
Tahapan ini dikarakteristikan oleh regional subsidence yang cepat dari outer shelf
dan slope, namun beberapa pembentukan Graben dapat bertahan. Contoh : Laut
Merah.
3. Mature
Tahapan ini berlangsung selama daerah tersebut terjadi pengendapan . contohnya
ialah kebanyakan dari Continental Atlantic Margin.
4. Fracture
Tahapan ini terjadi ketika sejarah continental margin mulai dan berakhir.
Burke & Whiteman (1973), mengikuti doming hipotesis, menyatakan bahwa di daerah
domal ini, akan berkembang tiga pemekaran, membentuk sebuah 'RRR' triple junction.
Meskipun ada kemungkinan bahwa ketiga pemekaran itu bisa berkembang menjadi lautan
('RRR'), lebih mungkin bahwa dua dari pemekaran ini akan berkembang menjadi sebuah
samudera ('RRR'), meninggalkan celah ketiga sebagai 'failed arm'. Mereka berspekulasi bahwa
di berbagai benua itu adalah mungkin untuk mengenali sambungan RRR ini. Pemekaran 'failed
arm’ pada akhirnya akan mereda sebagai anomali termal dan menjadi lokasi utama
depositional basin, atau aliran sungai besar dan delta. The Benue Trough di Nigeria dianggap
sebagai contoh ‘failed arm’ mengikuti pembukaan Samudera Atlantik.
Gambar 15 : Benua Afrika diperkirakan telah
terbelah oleh serangkaian keretakan lembah di
berbagai negara pembangunan. Afrika Timur masih
dalam kerak tebal. Afrika Barat berhubungan
dengan oil-bearing sediments yang tebal. Di Laut
Merah area rifting telah pergi sejauh untuk
membentuk laut yang sempit. Di selatan-timur
Madagaskar telah sepenuhnya dipisahkan dari
Afrika oleh rifting.
“When oceans eventually close it is possible to recognise these failed arms as
depositional basins oriented perpendicular to the collision mountain belt (most basins tend to
be aligned parallel to mountain belts)”. Ketika samudera akhirnya mendekat, hal ini
memungkinkan untuk mengenali failed arm ini sebagai depositional basins yang berorientasi
tegak lurus terhadap collision mountain belt yang disebut 'aulacogens'.
Pengembangan Continental Rifting
Ide awal pada perkembangan retakan yang dikonseptualisasikan dalam diagram
ditunjukkan pada Gambar 16. Hal ini didasarkan pada sistem keretakan Afrika, di mana ada
keretakan magmatism signifikan. Ada perpanjangan yang ditunjukkan oleh diagram pelebaran
blok oleh sekurang-kurangnya 50 km. “At the same time there is uplift or ascent of the more
ductile mantle, especially the asthenosphere”. Pada saat yang sama ada uplift atau kenaikan
mantel yang lebih kenyal, terutama astenosfer. “The crust, and particularly the upper crust, is
assumed to act in a brittle fashion”. Kerak bumi, dan khususnya kerak bagian paling atas,
diasumsikan bertindak dalam mode rapuh.
Gambar 16. a : Progresif
pembentukan retakan lembah
melalui perpanjangan litosfer dan
kerak benua (dengan sekitar 50 km).
Perhatikan bahwa uprise dan
dekompresi astenosfer yang
mendasari hasil dalam
pembentukan magma. Kerak
merespons dengan getas fraktur.
Sedimen adalah awal keretakan
downfaulted ke keretakan
berkembang (GrabenErosi terjadi
pada keretakan sisi lembah).
Tahap pertama mengasumsikan bahwa Graben, seperti sesar, mulai terbentuk dalam
kerak yang rapuh.
Tahap kedua menunjukkan penciutan simultan dari litosfer dengan uprise dari
astenosfer diapir. Decompression terkait dengan kedua penyebab pencairan dari mantel
untuk memberikan magma basaltik alkalin. Pra-sedimen yang ada adalah downfaulted dalam
Graben.
Tahap ketiga disertai dengan ekstensi signifikan dan oleh uprise lebih dari astenosfer.
Yang terakhir menyebabkan doming dari kerak (yang jelas sepanjang sistem keretakan Afrika
Timur, tetapi perkembangannya bervariasi. Sedimen yang baru diendapkan dalam Graben
sebagai akibat dari erosi uplift di sisi Graben. Jadi ada dua pra - keretakan dan sedimen syn-
keretakan dalam perkembangan rekahan lembah, tapi sedimen di panggul yang progresif
hilang tererosi.
Tahap keempat (Gambar 16. b) menunjukkan rifting dari benua yang benar-benar
terpisah, sehingga astenosfer naik menuju permukaan, menyebabkan dekompresi dan
extensice melting. Kerak kelautan basaltik baru terbentuk.
Akhirnya, pemekaran dasar laut membentuk sebagai cekungan samudra melebar.
Urutan keretakan sedimen diendapkan di bawah sedimen laut yang lebih muda.
Catatan: pada diagram ini endapan di kontinental margin akan terlihat tidak terlalu
tebal. Hal ini karena model ini didasarkan pada Sistem Rift Afrika Timur, yang tidak memiliki
banyak pengendapan yang berkaitan dengan rifting. Namun, urutan margin kontinental rifted
lain sangat berbeda, dengan urutan sedimen tebal
Gambar 16. b : Continental Rifting : rrr dan RRR Tripple Junction
STRIKE-SLIP TECTONIC
Strike-slip tektonik berkaitan dengan struktur yang dibentuk oleh, dan proses-proses
tektonik yang terkait dengan, zona perpindahan lateral dalam kerak bumi atau litosfer.
Tektonik ini dipengaruhi oleh arah gaya yang berlawanan pada bidang horizontal. Hal
ini terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu
bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling
menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).
Strike-slip tektonik diklasifikasikan sebagai retakan yang mengubah memotong sebagai batas
lempeng litosfer, atau sebagai patahan-patahan yang transcurrent terbatas pada kerak bumi.
Set konjugat strike slip tektonik biasanya berada di strike konvergen sabuk orogenic.
Panjang patahan umumnya kurang dari 100 km, dan perpindahan panjangnya dapat diukur
hingga puluhan kilometer. Patahan strike-slip tektonik di daerah sabuk strike sederhana
biasanya sejajar dengan sabuk orogenic. Posisi yang berorientasi dan berkaitan dengan
lipatan, berkaitan dengan patahan dan kerusakan bergantung pada pembengkokan zona
strike-slip. Bentuk cekungan memanjang akibat perluasan di wilayah yang berbeda strike-slip.
Susunan strike slip yang mengikat adalah cekungan berbentuk tulip. Uplifts memanjang mulai
dari punggungan, bukit rendah, atau pegunungan kecil bentuk sebagai hasil dari pemendekan
kerak di zona konvergen strike slip. Penyelidikan Paleoseismic menyiratkan bahwa gempa
bumi terjadi lebih sering pada zona strike-slip tektonik. Strike-slip aktif berbeda dari jenis
lainnya dan menunjukkan dengan jelas strike-slip tersebut merayap yang sebagian besar
merupakan fenomena surficial yang didorong oleh pemuatan elastis kerak bumi pada
kedalaman seismogenic. Tektonik ini dapat dipengaruhi oleh kegempaan.
Karakteristik Umum Strike-Slip Tektonik
a) Pembengkokan di permukaan patahan yang menghasilkan zona extensional lokal dan
subsidence, sedangkan pembengkokan menahan zona-zona lokal dari kontraksi dan
uplift.
b) Stepovers diantara dua sistem patahan offset menghasilkan baik pull-apart basin ataupun
pop-ups dan uplifts untuk menahan stepovers.
Gaya Deformasi
Riedel Shear Structures
Pada tahap awal perpindahan strike-slip formasi basement rock dalam menghasilkan
karakteristik struktur patahan dalam penutup di atasnya. Ini juga akan menjadi kasus di mana
strike-slip zone aktif terletak di dalam area sedimentasi yang terus berlanjut. Pada tingkat
rendah, simple shear menyebabkan terbentuknya serangkaian patahan kecil. Rangkaian yang
dominan, diketahui sebagai R' shears, yang terbentuk di sekitar 15° terhadap patahan dengan
shear yang sama. R shears tersebut kemudian dihubungkan oleh sebuah set kedua, R' shears
yang terbentuk pada sekitar 75° ke patahan utama. Kedua orientasi patahan ini dapat
dipahami sebagai patahan konjugasi set pada 30° terhadap sumbu pendek strain elips yang
terkait dengan medan shear strain sederhana yang disebabkan oleh perpindahan applied di
dasar urutan penutup. Dengan perpindahan lebih lanjut patahan segmen Riedel akan
cenderung menjadi sepenuhnya terhubung, sampai throughgoing fault terbentuk. Segmen
yang agak obligue akan terhubung ke bawah ke dalam patahan di lapisan dasar penutup
dengan suatu helicoidal geometri.
Gambar 17 : Karakteristik strike-slip tectonic. (a) Geometri strike-slip
bengok, (b) Geometri strike-slip stepover
Flower Structures
Dalam banyak penjelasan, patahan strike
echelon dan/atau braided dalam banyak kasus mungkin warisan dari terbentuknya riedel
shears sebelumnya. Di cross
pada keseluruhan geometri patahan yang transpressional atau transtensional. Patahan
cenderung untuk bergabung ke bawah kedalam suatu
membimbing untuk menjadi is
Gambar 17
Dalam banyak penjelasan, patahan strike-slip di permukaan terdiri dari segmen en
echelon dan/atau braided dalam banyak kasus mungkin warisan dari terbentuknya riedel
cross-section perpindahan didominasi tipe naik atau normal tergantung
pada keseluruhan geometri patahan yang transpressional atau transtensional. Patahan
cenderung untuk bergabung ke bawah kedalam suatu untaian di basement
membimbing untuk menjadi istilah ini flower structure.
17 : Pengembangan Riedel Shear dalam zona geser dextral
slip di permukaan terdiri dari segmen en
echelon dan/atau braided dalam banyak kasus mungkin warisan dari terbentuknya riedel
perpindahan didominasi tipe naik atau normal tergantung
pada keseluruhan geometri patahan yang transpressional atau transtensional. Patahan
basement, geometrinya telah
dalam zona geser dextral
OCEANIC TRANSFORM ZONE
Oceanic transform zone atau lebih dikenal dengan zona patahan transform di
daerah samudera atau lautan, merupakan zona-zona dimana adanya interaksi antara dua
lempeng samudera yang bergerak secara mendatar. Sesar mendatar ini memotong
punggungan tengah samudera dan mengakibatkan pergeseran secara transversal.
Keratan-keratan lempeng bumi bergerak dan saling menjauh antara satu dengan
lainnya, saling melewati dengan arah pergerakan yang saling berlawanan. Sesar ini
mentransformasikan sejenis pergerakan relatif di kawasan punggungan tengah
samudera, namun hal tersebut dicatat sebagai jenis tunggal dari batas pinggiran
lempeng bumi (divergent boundary), yang bergerak memberai, memisah dan saling
menjauhi.
Dari gambar diatas nampak jelas bahwasanya transform fault berada dekat
dengan zona pemekaran samudera, terutama pada area hot spot. Konsep asli mengenai
transform faults dikemukakan oleh geologis Canada, J. Tuzo Wilson yang
mengusulkan bahwa patahan besar atau fracture zone menghubungkan dua pusat
sebaran (divergent plate boundaries) atau sekurangnya trench (convergent plate
boundaries).
Gambar 1 : Jenis pergerakan lempeng-lempeng di bumi berikut posisi terjadinya tumbukan antar lempeng
Kebanyakan transform fault ditemukan di dasar samudera, umumnya mengganti
penyebaran lereng aktif, menghasilkan plate margin zig-zag dan biasanya dicirikan
dengan gempa bumi dangkal. Bagaimanapun beberapa terjadi di daratan, sebagai
contoh patahan San Andreas di California.
Gambar 2 : Patahan San Andreas, California. Amerika Serikat.
Gambar 1 : Lempeng zona patahan transform
San Andreas faults
terjadi di sepanjang lempeng samudera pasifik, terutama
Morfologi Mid-ocean ridge dan kerak akresi diketahui tergantung pad
penyebaran punggungan, dan
penipisan kerak transform dan non
apung proses upwelling mantel dan meleleh serta mengalami migrasi dan terfokus di bawah
pusat punggungan. Sebaliknya, menyebarnya mid
segmen variasi ketebalan kerak, yang mencerminkan mantel upwelling lebih seragam di
bawah punggungan. Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa
ditandai oleh anomali gravitasi lebih positif daripada
analisis kami menunjukkan bahwa intermediate dan
menunjukkan kesalahan anomali gravitasi lebih negatif daripada yang berdekatan pada
punggungan segmen.
Temuan ini menunjukkan bahwa ada di
transform, yang dapat mencerminkan peningkatan porositas batuan, serpentinization dari
mantel peridotite, atau penebalan kerak. Anomali negatif yang paling sesuai dengan topografi
Gambar 3 : Lempeng tektonik. Ket : 1. Divergen, 2. Transform fault, 3. Konvergen, 4.
faults ternyata berhubungan dengan sesar mendatar lainnya yang
terjadi di sepanjang lempeng samudera pasifik, terutama Mendocino fracture zone
ocean ridge dan kerak akresi diketahui tergantung pad
penyebaran punggungan, dan menyebabkan show-mid-ocean-ridge yang signifikan terhadap
penipisan kerak transform dan non-transform yang diduga muncul dari sebuah tiga dimensi
mantel dan meleleh serta mengalami migrasi dan terfokus di bawah
Sebaliknya, menyebarnya mid-ocean ridges dicirikan lebih kecil, skala
segmen variasi ketebalan kerak, yang mencerminkan mantel upwelling lebih seragam di
bawah punggungan. Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa slow
ditandai oleh anomali gravitasi lebih positif daripada yang berdekatan pada punggungan, tapi
analisis kami menunjukkan bahwa intermediate dan fast-slipping transform faults
menunjukkan kesalahan anomali gravitasi lebih negatif daripada yang berdekatan pada
Temuan ini menunjukkan bahwa ada di antara intermediet dan fast
transform, yang dapat mencerminkan peningkatan porositas batuan, serpentinization dari
mantel peridotite, atau penebalan kerak. Anomali negatif yang paling sesuai dengan topografi
Lempeng tektonik. Ket : 1. Divergen, 2. Transform fault, 3. Konvergen, 4.
Boundary zones, 5. Hotspot
ternyata berhubungan dengan sesar mendatar lainnya yang
Mendocino fracture zone.
ocean ridge dan kerak akresi diketahui tergantung pada tingkat
yang signifikan terhadap
transform yang diduga muncul dari sebuah tiga dimensi
mantel dan meleleh serta mengalami migrasi dan terfokus di bawah
dges dicirikan lebih kecil, skala
segmen variasi ketebalan kerak, yang mencerminkan mantel upwelling lebih seragam di
slow-slipping transform
yang berdekatan pada punggungan, tapi
slipping transform faults
menunjukkan kesalahan anomali gravitasi lebih negatif daripada yang berdekatan pada
antara intermediet dan fast-slipping
transform, yang dapat mencerminkan peningkatan porositas batuan, serpentinization dari
mantel peridotite, atau penebalan kerak. Anomali negatif yang paling sesuai dengan topografi
Lempeng tektonik. Ket : 1. Divergen, 2. Transform fault, 3. Konvergen, 4. Plate
tertinggi mengapit transform fault, bukan untuk mengubah palung (di mana mungkin terfokus
deformasi dan porositas dan perubahan diharapkan terbesar), yang menunjukkan bahwa
penebalan kerak dapat menjadi kontributor penting bagi anomali gravitasi negatif yang
diamati . Temuan ini pada gilirannya menunjukkan bahwa tiga dimensi magma akresi dapat
terjadi dekat intermediete dan fast-slipping fault.
DAFTAR PUSTAKA
Department of Geology and Geophysics, 2002. Woods Hole Oceanographic Institution, Woods
Hole, Massachusetts 02543, US
Geology and rock. 2000. Tectonic analysis of an oceanic transform fault zone based on fault-
slip data and earthquake focal mechanisms: the Húsavík–Flatey Fault zone, Iceland
Simandjuntak, TO., 2004. Tektonika. Puslitbang Geologi. Bandung
------------------------------------------
http://www.waterencyclopedia.com/Mi-Oc/Mid-Ocean-Ridges.html
http://www.enotes.com/earth-science/mid-ocean-ridges-rifts
http://www.platetectonics.com/book/page_8.asp
http://hitamputih9.blogspot.com/2009/08/tektonik-lempeng.html
http://www.scienceclarified.com/landforms/Basins-to-Dunes/Continental-Margin.html