Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1 / 5
Table of Contents
No. Title Page
1 PERSONAL INFORMATION MANAGEMENT ( PIM ) PADA DOSEN PENELITIDESENTRALISASI TAHUN 2013 UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
13 - 35
2 TANGGAPAN TERHADAP KEGIATAN KOMUNIKASI PEMASARAN C2OLIBRARY & COLLABTIVE
36 - 51
3 PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP KUALITAS LAYANAN DI BADANPERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI JAWA TIMUR
52 - 64
4 EVALUASI KETERPAKAIAN KOLEKSI (Studi Evaluatif tentang KeterpakaianKoleksi Buku pada Perpustakaan Akademi Angkatan Laut Surabaya)
65 - 74
5 ANALISIS USABILITY WEBSITE REPOSITORY PERPUSTAKAAN INSTITUTTEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA (Studi deskriptif tentangusability website repository Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya berdasarkan evaluasi heuristik)
75 - 83
6 Kebutuhan Informasi Anak Jalanan di Rumah Kampung Anak Negeri (Liponsos)Surabaya
84 - 92
7 ANALISIS MARKETING MIX PADA PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MALANG (Studi Deskriptif tentang Variabel-variabel Product,Price, promotion, place, people, process, dan physical evidence dilihat dari sudutpandang pengguna Perpustakaan Pusat Universitas Muhammadiyah Malang)
93 - 105
8 KEMELEKAN INFORMASI MASYARAKAT TERHADAP POTENSI DAERAH (Studi Deskriptif Tentang Kemelekan Informasi Masyarakat Terhadap Potensi Lokaldi Kabupaten Ponorogo
106 - 121
9 Hijabers di Era Informasi (Studi Information Sharing dan Gaya Hidup Hijabers diKomunitas Hijabers Surabaya)
122 - 149
10 PENERIMAAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS AIRLANGGACYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA
150 - 171
11 Persepsi Pengelola Arsip Terhadap Jabatan Fungsional Arsiparis (Studi DeskriptifTentang Persepsi Pengelola Arsip Terhadap Jabatan Fungsional Arsiparis diBadan Perpustakaan dan Kearsipan Jawa Timur di Bidang Kearsipan)
172 - 188
12 Pengaruh Desain Interior terhadap Produktivitas Kerja Pustakawan diPerpustakaan Perguruan Tinggi Negeri Surabaya
189 - 209
13 PERSEPSI PEMUSTAKA TENTANG KUALITAS RUANG LAYANAN PADAPERPUSTAKAAN STIE PERBANAS SURABAYA ( Studi deskriptif mengenaipersepsi pemustaka tentang 10 dimensi kualitas ruang yang meliputi aspek :Fungsional, Adabtable, Accessible, Varied, Interactive, Conducive,Environmentally Suitable, Safe and Secure, Efficient, Suitable for InformationTechnologi )
210 - 223
14 PERILAKU PENEMUAN INFORMASI PENELITI UNIVERSITAS AIRLANGGAMELALUI E-JOURNAL
224 - 235
15 PEMANFAATAN TWITTER SEBAGAI MEDIA INFORMATION SHARING DIPERPUSTAKAAN
236 - 244
16 PERANAN MODAL SOSIAL PADA PERILAKU BERBAGI INFORMASI DI DALAMFORUM SPORT: FUTSAL KASKUS REGIONAL SURABAYA
245 - 259
17 REALITAS KAMPUNG CYBER (Studi Fenomenologi Terhadap MasyarakatKampung RT 36, Taman, Patehan, Yogyakarta)
260 - 276
18 Studi Mengenai Implementasi Kebijakan Program Layanan Referensi di 277 - 291
2 / 5
No. Title Page
Perpustakaan Universitas Surabaya
19 Pengaruh Pendidikan Pengguna (User Education) Terhadap PemanfaatanLayanan Perpustakaan Di UPT Perpustakaan Universitas MuhammadiyahSuakarta
292 - 304
20 “PEMANFAATAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN PADA MAHASISWA DIPERPUSTAKAAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA―(Studi Deskriptif Terhadap Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan pada Mahasiswa diPerpustakaan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya)
305 - 319
21 PEMANFAATAN SALURAN INFORMASI DALAM MEMENUHI KEBUTUHANINFORMASI SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURABAYA
320 - 330
22 Kondisi Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Jember oleh Pelajar berdasarkanStandar Nasional Perpustakaan (Studi Deskriptif Tentang Kondisi Perpustakaanoleh Pelajar berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan)
331 - 341
23 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN CONSIDERATION DAN INITIANINGSTRUCTURE TERHADAP KINERJA DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAIVARIABEL INTERVENING : Studi pada Perpustakaan Institut Teknologi SepuluhNovember Surabaya
342 - 368
24 POLA PERILAKU PENEMUAN INFORMASI (INFORMATION SEEKINGBEHAVIOR) DI KALANGAN MAHASISWA SKRIPSI (Studi Deskriptif TentangPerilaku Penemuan Informasi Mahasiswa FIP Jurusan KSDP Program StudiPendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Malang dalam Penulisan Skripsi)
369 - 385
25 PERILAKU PENCARIAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIAINTERNET PADA REMAJA AWAL (Studi Deskriptif Perilaku Pencarian InformasiDengan Menggunakan Media Internet Pada SMPN 32 Surabaya)
386 - 401
26 PERILAKU PENEMUAN INFORMASI (INFORMATION SEEKING BEHAVIOUR)PADA PROFESI PERAWAT (Studi Deskriptif Perilaku Penemuan Informasi PadaPerawat Bagian Irna Bedah dan Irna Medik Rumah Sakit Dr. Soetomo SurabayaDengan Mengadopsi Model Bystrom & Jarvelin)
402 - 414
27 PERILAKU PENEMUAN INFORMASI DI KALANGAN PROFESIONAL GURUSEKOLAH DASAR NEGERI DI SURABAYA
415 - 437
28 Kualitas Layanan Digital Library UIN Maliki (Studi Deskriptif Tentang KualitasLayanan Digital Library pada Perpustakaan Universitas Islam Negeri MaulanaMalik Ibrahim Malang)
438 - 453
29 Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Motivasi Evaluasi Kognitif Untuk BerkunjungPada Ex. Dejavasche Bank ( Museum Bank Indonesia Surabaya )
454 - 470
30 PERILAKU PENEMUAN INFORMASI ( INFORMATION SEEKING BEHAVIOR )MUBALIG MUHAMMADIYAH ( Studi Deskriptif Mengenai Perilaku PenemuanInformasi di
471 - 485
31 KETERPAKAIAN KOLEKSI FIKSI DAN MOTIVASI KUNJUNGAN SISWA DIPERPUSTAKAAN SMP KHADIJAH SURABAYA (Studi Deskriptif KeterpakaianKoleksi Fiksi dan Motivasi Kunjungan di Perpustakaan SMP Khadijah Surabaya)
486 - 496
32 “Persepsi Pengguna Terhadap Kualitas Koleksi Di Perpustakaan Umum KotaSurabaya―
497 - 511
33 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja StafPerpustakaan pada Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
512 - 520
34 Motivasi Kerja Pengelola Arsip SKPD Di Kabupaten Sidoarjo 521 - 533
35 HUBUNGAN KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN DENGANPRESTASI KERJA PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI DIKOTA SURABAYA ( Study Eksplanatif Tentang Kompetensi ProfesionalPustakawan Dengan Prestasi Kerja Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri
534 - 544
3 / 5
No. Title Page
Kota Surabaya)
36 Motivasi dan Perilaku Plagiat di Kalangan Siswa SMA : Persepsi siswa terhadapperilaku plagiat dan motivasi siswa dalam melakukan tindak plagiat di kalangansiswa SMA Cita Hati Surabaya
569 - 587
37 Perilaku Pemanfaatan Akun Twitter (Studi Deskriptif Tentang PerilakuPemanfaatan Akun Twitter @e100ss Sebagai Media Pemenuhan KebutuhanInformasi Pengguna Jalan Raya di Kota Surabaya)
588 - 605
38 KUALITAS LAYANAN (SERVICE QUALITY) PADA KANTOR PERTANAHANKOTA SURABAYA I
606 - 614
39 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEGAWAIPERPUSTAKAAN ITS
615 - 633
40 Pengaruh Self Efficacy Terhadap Perilaku Penemuan Informasi Siswa SMA DalamMenghadapi Ujian Nasional
634 - 648
41 KONDISI KINERJA PNS DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTASURABAYA (Studi Deskriptif pada Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabayayang mengamati tentang Kondisi Kinerja PNS)
648 - 659
42 PERAN KOMUNITAS ONLINE FANFICTION DALAM MENGEMBANGKANLITERASI MEDIA SEBAGAI PRAKTIK REPRODUKSI KULTURAL
660 - 671
43 KARAKTERISTIK KOLEKTOR BARANG ANTIK : Suatu Kajian Leisure Studiestentang Empat Elemen yang Mempengaruhi Karakter Kolektor
672 - 687
44 Persepsi Para Pengambil Kebijakan Terhadap Implementasi Undang – UndangRI No 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan pada Badan Perpustakaan DanKearsipan Propinsi Jawa Timur
688 - 700
45 PENJIWAAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN 701 - 718
46 MARKETING MIX PADA PERPUSTAKAAN BANK INDONESIA SURABAYA 719 - 746
4 / 5
Vol. 3 - No. 2 / 2014-01TOC : 18, and page : 260 - 276
REALITAS KAMPUNG CYBER (Studi Fenomenologi Terhadap Masyarakat Kampung RT 36, Taman, Patehan,Yogyakarta)
REALITAS KAMPUNG CYBER (Studi Fenomenologi Terhadap Masyarakat Kampung RT 36, Taman, Patehan,Yogyakarta)
Author :Natalia IndahHandayani | [email protected] Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Abstract
Maraknya penggunaan akses media internet di kalangan masyarakat modern menjadikan masyarakat merasa lebihintens terhadap aktivitas manusia yang termediasi oleh perkembangan teknologi informasi dalam memajukan danmengembangkan potensi masyarakat. Hal ini mendorong warga untuk menciptakan sebuah proses kesadaran akanpentingnya media internet di era informasi ini. Kini kesadaran akan pentingnya berinternet itu mampu menjalar keberbagai kalangan masyarakat, seperti halnya sudah mulai berkembang pembangunan kampung cyber untuk melek ITyang kini telah hadir dengan eksis di masyarakat luas, terkait dengan lokasi penelitian ini adalah Kampung Cyber yangberada di Kampung RT 36, Taman, Patehan, Kraton, Yogyakarta.Perkembangan teknologi informasi yang terus menawarkan berbagai kepraktisan untuk beraktivitas dalam kehidupansehari-hari akan merubah cara pandangan dan gaya hidup masyarakat di zaman yang serba modern ini. Berdasarkankemunculan fenomena yang telah dipaparkan di atas, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul“Realitas Masyarakat Cyber” dengan menggunakan studi fenomenologi terhadap realitas masyarakatKampung RT 36, Taman, Patehan, Kraton, Yogyakarta. Penelitian ini ingin mengetahui realitas yang ada melaluiexperience story yang terjalin antara user dan teknologi sehingga dapat terlibat bagaimana keterlibatan hubungan dankesadaran masyarakat yang menghasilkan proses kontruksi sosial dalam realitas masyarakat cyber. Aktivitas masyarakatkampung cyber dalam kesehariannya menggunakan akses media internet yang melahirkan dua tipe masyarakatkampung cyber yaitu Open-IT-Minded Person dan Orientation IT-Minded Person.
Keyword : Konstruksi, sosial, Masyarakat, Cyber, Hubungan, pengguna, dan, teknologi, -,
Daftar Pustaka :1. Abdulsyahani, (2007). Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta : PT. Bumi Aksara2. Berger dan Luckman, (1990). Tafsir Sosial Atas Kenyataan:Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan (terj). Jakarta :LP3ES3. Djojonegoro, (1996). Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia. Indonesia : Depdikbud
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
5 / 5
REALITAS KAMPUNG CYBER
(Studi Fenomenologi Terhadap Masyarakat
Kampung RT 36, Taman, Patehan, Yogyakarta)
Natalia IndahHandayani*
Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan, FISIP Universitas Airlangga,Indonesia
Email: [email protected]
ABSTRAK
Maraknya penggunaan akses media internet di kalangan masyarakat modern
menjadikan masyarakat merasa lebih intens terhadap aktivitas manusia yang
termediasi oleh perkembangan teknologi informasi dalam memajukan dan
mengembangkan potensi masyarakat. Hal ini mendorong warga untuk menciptakan
sebuah proses kesadaran akan pentingnya media internet di era informasi ini. Kini
kesadaran akan pentingnya berinternet itu mampu menjalar ke berbagai kalangan
masyarakat, seperti halnya sudah mulai berkembang pembangunan kampung cyber
untuk melek IT yang kini telah hadir dengan eksis di masyarakat luas, terkait dengan
lokasi penelitian ini adalah Kampung Cyber yang berada di Kampung RT 36, Taman,
Patehan, Kraton, Yogyakarta.
Perkembangan teknologi informasi yang terus menawarkan berbagai
kepraktisan untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari akan merubah cara
pandangan dan gaya hidup masyarakat di zaman yang serba modern ini. Berdasarkan
kemunculan fenomena yang telah dipaparkan di atas, sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Realitas Masyarakat Cyber” dengan
menggunakan studi fenomenologi terhadap realitas masyarakat Kampung RT 36,
Taman, Patehan, Kraton, Yogyakarta. Penelitian ini ingin mengetahui realitas yang
ada melalui experience story yang terjalin antara user dan teknologi sehingga dapat
terlibat bagaimana keterlibatan hubungan dan kesadaran masyarakat yang
menghasilkan proses kontruksi sosial dalam realitas masyarakat cyber. Aktivitas
masyarakat kampung cyber dalam kesehariannya menggunakan akses media internet
yang melahirkan dua tipe masyarakat kampung cyber yaitu Open-IT-Minded Person
dan Orientation IT-Minded Person.
Kata Kunci : Konstruksi sosial, Masyarakat Cyber, Hubungan pengguna dan
teknologi
Latar Belakang
Memasuki era informasi dimana
individu semakin dimudahkan untuk
beraktivitas dengan menggunakan
akses teknologi informasi dan media
internet. Segala aktivitas dan
kebutuhan individu kini beralih dengan
penggunaan media yang termediasi
oleh kecanggihan internet sehingga
dalam keseharian individu terlibat
dalam aktivitas melalui face to screen.
Hal ini yang menjadi sorotan bahwa
individu terus meningkatkan
kemampuan dan kebutuhannya untuk
mengikuti perkembangan zaman
dengan hadirnya teknologi informasi
dan media internet secara up to date.
Produsen produksi budaya terkait
dengan perkembangan ICT berlomba-
lomba untuk memberikan penawaran
dari berbagai spekulasi gadget secara
variatif dari harga yang relatif murah
sampai ke tingkat harga yang
membutuhkan budget tinggi. Hal ini
mendorong individu untuk mempu
berselancar di media digital dan
“berbelanja” segala informasi yang
termuat di media internet. Kemudahan
dan kepraktisan pengaksesan media
internet kini dapat dirasakan oleh
berbagai kalangan masyarakat baik
dari kepentingan individu maupun dari
sosial-biografi dimana individu berada.
Meluasnya pengguna internet
di zaman ini mendorong warga untuk
melahirkan proses kesadaran akan
pentingnya menggunakan akses media
internet, hingga kini telah muncul
kampung cyber dimana masyarakat
dalam kampung ini sudah mulai
digalakkan untuk terus mengikuti arus
informasi global dengan dibantu
kehadiran ICT, sehingga masyarakat
yang dalam background kehidupannya
masih mengalami ketertinggalan
kecanggihan teknologi informasi kini
dengan adanya media internet,
masyarakat kampung RT 36, Taman,
Patehan, Kraton, Yogyakarta mampu
eksis berdiri sebagai masyarakat yang
melek IT. Masyarakat kampung cyber
ini mayoritas telah memiliki akses
media internet secara pribadi yang
diletakkan di rumah masing-masing,
sehingga individu merasa freedom
dalam menjalin dan beraktivitas
menggunakan media internet. Upaya
ini dalam membangun mindset warga
untuk melek IT didominasi oleh
adanya kesadaran yang muncul secara
subyektif, dimana dalam pembangunan
kampung cyber ini dilakukan secara
swadaya oleh warga kampung
setempat.
Fokus Permasalahan
Berdasarkan uraian fenomena di
atasmaka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul
“Realitas Kampung Cyber” dimana
fokus permasalahan dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana konstruksi sosial
warga Kampung RT 36,
Taman, Patehan, Kraton,
Yogyakarta melalui proses
eksternalisasi yang melibatkan
diri dalam masyarakat
kampung cyber?
2. Bagaimana konstruksi sosial
warga Kampung RT 36,
Taman, Patehan, Kraton,
Yogyakarta melalui proses
obyektivasi yang melibatkan
diri dalam masyarakat
kampung cyber?
3. Bagaimana konstruksi sosial
warga Kampung RT 36,
Taman, Patehan, Kraton,
Yogyakarta melalui proses
internalisasi yang melibatkan
diri dalam masyarakat
kampung cyber?
Konstruksi Sosial Peter L. Berger
dan Thomas Luckman
Melalui penelitian ini
menggunakan teori konstruksi sosial
yang dipelopori oleh Peter L. Berger
dan Thomas Luckman dalam bukunya
“Tafsir Sosial Kenyataan”. Seperti
halnya sama yang dikenalkan dalam
bukunya yang berjudul The Social
Contruction of reality: a tretise in the
sosioliogy of knowledge (1966) dimana
teoritisi menggambarkan proses sosial
yang tercipta didasarkan atas tindakan
dan interaksinya antar individu untuk
menciptakan secara continous reality
yang dialami secara subyektif. Berger
dan Luckman (1990:1) menjelaskan
realitas sosial dengan memisahkan
pemahaman antara ’kenyataan’ dan
‘pengetahuan’. Sebagaimana
kenyataan diartikan sebagai kualitas
realitas akan fenomena yang dapat
diakui keberadaannya, yang tidak
tergantung pada kehendak kita sendiri.
Sedangkan pengetahuan didefinisikan
sebagai nilai kepastian yang
menunjukkan bahwa realitas itu benar-
benar nyata dan memeiliki
karakteristik yang spesifik.
Berger dan Luckman lebih
mengedepankan pandangan dialektika
untuk melihat hubungan individu
dengan masyarakat dalam struktur
realitas sosial seperti yang dikatakan
Berger dan Luckman (Bungin,
2008:15) mengatakan bahwa individu
dalam interaksinya dengan meninjau
proses dialektika yang menciptakan
tiga dimensi sosial untuk membentuk
sebuah citra pada realitas kehidupan,
diantaranya yaitu eksternalisasi,
objektivasi, dan internalisasi. Sebagai
makhluk sosial, dalam kesehariannya
individu berinteraksi dan
berkomunikasi dengan individu lain,
sehingga dalam tindakan objektif yang
terbentuk atas kontruksi sosial yang
terus menerus mampu membangun
dirinya dalam dimensi subjektifitas.
Individu mampu memberikan makna
terhadap apa yang dilakukan ketika
individu tersebut dikontruksi secara
subjektif, sehingga terbentuk realitas
dalam dimensi objektif dimana
individu mampu memahami dunianya
yang terlibat langsung di dalam
interaksi tersebut. Kampung cyber
dimana masyarakat di dalamnya sudah
melek teknologi merupakan realitas
yang ada pada Kampung RT 36,
Taman, Patehan, Yogyakarta. Sebagai
suatu fenomena di dunia cyber,
masyarakat kampung tersebut
memiliki dorongan yang berbeda-beda
untuk mewujudkan masyarakat yang
melek teknologi.
Proses eksternalisasi dialami ketika
produk sosial yang tercipta pada
kehidupan masyarakat, kemudian
individu beradaptasi dengan kondisi
sosialnya agar menjadi bagian dari
produk masyarakat tersebut. Proses
dinamika sosial masyarakat
merupakan produk manusia yang
terus-menerus diproduksi selama
proses eksternalisasi yang diciptakan
melalui tindakan untuk kehidupan
sehari-hari. Obyektivasi merupakan
proses-proses dan makna-makna
subyektif dengan mana dunia akal
sehat intersubyektif terbentuk.
Munculnya kesadaran atas kenyataan
obyektif hadir secara terus menerus
(intensional), dan mengarah kepada
suatu obyek sehingga terjadi
penyesuaian makna melalui
pengetahuan akal sehat (common sense
knowledge) yang merupakan
pengetahuan yang dimiliki bersama
dengan individu lain dalam kegiatan
rutin yang normal sudah jelas dalam
sendirinya dalam kehidupan sehari-
hari (Berger dan Luckman, 1990:34).
Proses obyektivasi ini melahirkan
sebuah proses pemahaman individu
terhadap tatanan kelembagaan yang
diobyektivasikan, sehingga hal inilah
yang dapat disebut reifikasi kenyataan
sosial yang menjadi bagian dari
dirinya (Berger dan Luckman,
1990:121). Ketiga, internalisasi
dimana pengetahuan dan pemahaman
masyarakat terhadap akses internet
yang menerpa ke berbagai sektor
bidang kehidupan menjadikan individu
telah melalui proses internalisasi.
Proses internalisasi ini merupakan
proses pemahaman atau penafsiran
yang langsung dari suatu peristiwa
obyektif sebagai pengungkapan suatu
makna (Berger dan Luckman,
1990:177). Lahirnya pemahaman baru
ini muncul dikarenakan adanya proses
pengambil-alihan dunia yang telah
tercipta sebagai produk manusia,
kemudian individu memodifikasi
kembali dunia tersebut dengan
menciptakan ulang realitas dunianya
secara kreatif (Bungin, 2008:19).
Proses internalisasi ini dimana
individu tidak sekedar untuk
memahami proses subyektif yang
diciptakan orang lain, akan tetapi
individu juga memahami bentuk
realitas atas dunianya sendiri yang
diciptakan, sehingga munculnya
kombinasi makna tentang kenyataan
sosial yang dialaminya secara timbal
balik.
The Internet in Everyday Life
Selanjutnya dalam penelitian ini
didukung dengan teori “Internet
Society” yang ditulis oleh Bakardjieva
untuk melihat penggunaan internet di
dalam kehidupan masyarakat sehari-
hari. Melalui teori Internet Society
dapat didukungnya penelitian ini untuk
melihat realitas yang ada bagaimana
individu berproses dan beraktivitas
melalui experience story seperti yang
terungkap pada buku Bakardjieva
(2005) tentang Internet Society dimana
teknologi tidak hanya digunakan
sebagai proses konsumsi, tetapi juga
dapat digunakan untuk proses produksi
dan reproduksi. Hal ini menjadikan
masyarakat untuk terlibat aktif dalam
memerankan fungsinya dalam proses
sosial untuk menciptakan hubungan
timbal balik yang berhubungan dengan
pengetahuan dan kehidupannya.
Menurut Bakardjieva (2005:103)
kegiatan praktek dalam beraktivitas
menggunakan teknologi langsung
merupakan sumber penting dari
tindakan pengguna dalam proses
generative teknologi. Pengguna
teknologi yang expert adalah
seseorang yang mampu menggunakan
teknologi berdasarkan pada
pengetahuan dan keprofessionalannya
dibandingkan dengan bidang ilmu lain.
Adapun dua fitur karakteristik dari
pengguna teknologi yang expert adalah
seseorang yang memiliki kemampuan
dan keterampilan yang diperoleh
dalam sistem dunia teknologi dan
mampu beroperasi di dunia lain.
Masyarakat membeli komputer karena
memiliki instrument tujuan yang jelas,
karena mereka ingin hidup lebih dekat
dengan teknologi. Adapun menurut
Turkle dalam Bakardjieva (2005:104),
tidak seberapa penting apa yang bisa
dibuat dari adanya teknologi,
melainkan bagaimana individu
membuat bisa merasa intens dari
pengalaman pengguna dengan
komputer yang terkait dengan diri
mereka. Menurut Harkam (1998)
dalam Bakardjieva (2005:104)
membedakan tiga jenis pengalaman
pengguna teknologi: internet sebagai
alat, internet sebagai tempat, dan
sebagai menjadi perjalanan diri.
Pendekatan Studi
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi yang
berlandaskan terhadap pemikiran
Husserl, dimana dalam metodologinya
menjelaskan adanya tiga tahap dalam
pengukuran realitas suatu fenomena,
diantaranya yaitu menitikberatkan
pada aksi intensi (intensionality),
kesadaran (consciousness), dan
pengalaman dalam dunia kehidupan
manusia (experience life). Penelitian
ini ditujukan kepada masyarakat
kampung cyber Kampung RT 36,
Taman, Patehan, Kraton, Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan
pendekatan fenomenologi dikarenakan
untuk menguak atau membongkar
realitas yang ada terhadap masyarakat
kampung cyber. Terlebih peneliti juga
ingin mengetahui bagaimana intensitas
dan hubungan yang terjalin antara user
dan teknologi dalam aktivitasnya
menggunakan media internet dalam
kehidupan sehari-hari.
Penentuan Lokasi Penelitian
Penelitian ini ditujukan kepada
warga masyarakat kampung cyber
yang berlokasi di Taman, Patehan,
Kraton, Yogyakarta, dikarenakan pada
kampung ini sangat antusias dalam
menerima media internet masuk ke
dalam sektor kehidupan sehari-hari
dan sampai sekarang warga kampung
cyber masih aktif dalam pemanfaatan
internet.
Penentuan Subyek Informan
Penelitian ini berfokus kepada
pengambilan subyek informan
menggunakan tipe purposive-
sampling. Adapun kriteria informan
dalam penelitian adalah warga
kampung RT 36, Taman, Patehan,
Kraton, Yogyakarta yang memasang
akses internet di rumah.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini juga menggunakan
teknik pengumpulan data yang
dilandaskan dari tiga proses yaitu
wawancara mendalam, dimana dalam
tahap wawancara ini peneliti
melakukan proses interaksi secara face
to face, akan tetapi selain itu peneliti
juga menjalin interaksi untuk
melakukan proses wawancara melalui
media sebagai perantara. Hal ini
digunakan untuk mendukung fakta
yang ada sebagaimana informan
mampu menggunakan media sebagai
media komunikasi dengan peneliti.
Teknik kedua yang dilakukan adalah
observasi, dimana peneliti melakukan
pengamatan dalam aktivitas informan
dalam kesehariannya dalam
beraktivitas apapun dan berinteraksi
dengan media internet, selain itu
peneliti juga mengamati proses
interaksi melalui sosial media baik
yang dimiliki secara pribadi atau
keterlibatannya di group komunitas
kampung cyber yang ada di akun
facebook.
Pembahasan
Hasil penelitian ini melahirkan sebuah
tiga moment dialektika yang terjadi di
dalam aktivitas individu dalam realitas
yang telah tercipta di Kampung cyber
RT 36, Taman, Patehan, Yogyakarta,
diantaranya yaitu eksternalisasi,
obyektivasi, dan internalisasi.
1. Proses Eksternalisasi Warga
Kampung RT 36, Taman,
Patehan, Kraton, Yogyakarta
yang melibatkan dirinya
dalam Masyarakat Kampung
Cyber
Charles dalam Abdulsyahani
(2007) menyebutkan proses
kesadaran melalui cerminan dari
pandangan orang lain dapat
didefinisikan sebagai “the looking
glass self”, dimana adanya
kesadaran diri yang timbul karena
proses cerminan melalui interaksi
sosial yang terjalin dengan individu
lain yang mampu memberikan
pengaruh bagi diri kita untuk serupa
dengan dirinya (individu lain).
Melalui proses interaksi ini yang
mampu mendorong individu untuk
ikut serta melampaui realitas yang
telah tercipta di lingkungan
sosialnya, sehingga individu
tergerak untuk bisa melakukan
penyesuaian diri terhadap
lingkungannya. Seperti yang
diungkapkan oleh HL, HR, ID, KK
dan NN yang dalam lingkungan
sosialnya sudah mulai mengenal
dan menggunakan akses internet
terlebih dahulu. Mayoritas informan
yang terkait dalam penelitian ini
sudah mulai mengenal media
internet walaupun belum memiliki
akses internet pribadi.
Intelektual individu yang
diwujudkan melalui lembaga
pendidikan bukan lagi menjadi
suatu modal besar, akan tetapi
fasilitas yang memadai untuk
kehidupan menuju masyarakat
modern merupakan point tingkat
kehidupan (Inkeles dalam Weiner
1976). Seperti dalam hasil
penelitian ini bahwa ID
memberikan fasilitas laptop kepada
masing-masing anaknya, hal ini
dikarenakan ID menyadari bahwa
memasuki zaman era informasi
selalu diunggulkan dengan dunia IT
dan media internet. Dalam dunia
pendidikan pun, kedua anak ID
sudah mulai menyadari akan
kebutuhan hadirnya media internet
untuk membantu dalam proses
pembelajaran di kelas. Hal ini
sesuai dengan teori yang disebutkan
oleh Inkeles dalam Weiner (1976)
sebagaimana kemampuan individu
untuk hidup lebih maju tidak hanya
ditentukan dari tingkat
pengetahuan, tetapi fasilitas yang
memadai untuk dapat
mengembangkan secara pribadi
keterampilan dalam beraktivitas
menggunakan IT dan media
internet.
Pandangan dari ilmuwan
psikologi yaitu Geert Hofstede
(1984) dalam Nasrullah (2012: 16)
yang menyebutkan budaya diartikan
tidak sekedar sebagai respon yang
sudah memasuki ke pemikiran
manusia, melainkan juga sebagai
jawaban atas respon tersebut dari
proses interaksi manusia yang
melibatkan pola manusia untuk
merespon lingkungan dimana
manusia itu berada. Berkaitan
dengan hasil penelitian ini dimana
informan yang dimaksud adalah RJ
dan BS yang notabenenya belum
mengenal bagaimana IT dan media
internet itu sendiri sehingga di saat
adanya perubahan sosial dan
budaya di dalam lingkup tempat
beliau tinggal, melalui proses
interaksi dan komunikasi inilah
yang mendorong beliau untuk ikut
serta mengikuti perubahan
kehidupan tersebut. Nasrullah
(2012) bahwa sifat dasar manusia
merupakan sesuatu yang tidak
statis, yang mengalami proses
perubahan tersebut sehingga
terbentuk melalui latar belakang
dan relasi sosial yang terjalin
dengan individu lain.
De Certeau (1984) dalam
Bakarjieva (2005) kekuatan
pengetahuan subyektif antar
individu dapat berbeda sesuai
dengan situasi biografi sosial untuk
melakukan praktek langsung
sebagai sumber penting dari
aktivitas pengguna dalam proses
generative teknologi informasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan
perolehan pengetahuan tidak hanya
sekedar didapatkan secara lisan
melainkan pentingnya melakukan
praktek melalui kegiatan pelatihan
tentang pengenalan dan pemahaman
bagaimana beraktivitas
menggunakan media internet,
sehingga pengguna akan
melahirkan budaya baru melalui
pemahaman dan pemikiran yang
ideal.
2. Proses Obyektivasi Warga
Kampung RT 36, Taman,
Patehan, Kraton, Yogyakarta
yang melibatkan dirinya
dalam Masyarakat Kampung
Cyber
Berger dan Luckman (1990)
dalam Bungin, Burhan (2008:16)
menjelaskan bahwa obyektivasi
merupakan produk sosial yang
terjadi dalam realitas intersubyektif
masyarakat yang dilembagakan,
individu untuk memanifestasikan
dirinya ke dalam produk sosial yang
telah diciptakan masyarakat dalam
unsur dunia bersama. Objektivikasi
inilah yang mengantarkan individu
dalam mewujudkan realitas melalui
pemikiran yang terekam
didalamnya. Hal ini seperti yang
dipaparkan oleh Martin dan
Nakayama(1997) dalam Nasrullah
(2012:31) yang menyimpulkan
bahwa dimana persepsi
interpersonal dan konsep diri
tersebut memberikan makna baru
dimana manusia sebagai individu
memiliki pemilihan secara sadar
untuk menilai realitas yang
dihadapinya saat melakukan proses
interaksi dengan individu atau
kelompok masyarakat lain. Melalui
proses interaksi dan ketanggapan
dalam melihat realitas yang tercipta
di lingkungan kampung cyber RT
36, Taman, Patehan, Kraton,
Yogyakarta dimana beliau berada,
BS memandang bahwa kebutuhan
akan pemahaman terhadap media
internet itu sangat penting terlebih
untuk kebutuhan anaknya yang
masih menimba ilmu di sekolah
pendidikan.
Tredinnick, Luke (2008:124)
dalam buku digital information
culture bahwa hal yang mendasari
untuk menyeimbangi kesenjangan
digital meliput tiga unit partisipan
dalam budaya yaitu uang, waktu,
dan pendidikan. Keluaran gadget-
gadget yang selalu tampil dengan
versi dan spesification terbarunya
sudah menjadi nilai konsumtif yang
tinggi, seperti yang diungkapkan
oleh KK saat memasang akses
internet di rumah yang tidak
memiliki kendala di bagian
financial.
Poindexter (1999) dalam
Sugihartati (2014:101) dimana
menyatakan bahwa anggota
generasi X sangat mirip dengan
baby boomer, dimana generasi X
ini termasuk ke dalam generasi
baby bust (dalam umur 1965-1976)
dalam penggunaan internet untuk
kebutuhan hiburan atau
entertainment, sehingga aktivitas
yang dilakukan menggunakan
media internet sekedar hanya untuk
menemukan informasi yang
berkaitan dengan entertainment
atau untuk memenuhi kebutuhan
pribadinya yang mengandung
kegiatan untuk bersenang-senang
atau untuk mendapatkan hiburan
semata. Hal ini didukung dengan
TT dimana beliau memasuki
generasi Baby Bust yang dalam
aktivitasnya menggunakan media
internet sekedar sebagai aktivitas
leisure untuk mendapatkan
kesenangan
Howard Rheingold (dalam
Porter, David. 1997:24)
mendefinisikan komunitas-
komunitas maya sebagai "agregasi
sosial yang muncul dari net ketika
cukup banyak orang melakukan
diskusi-diskusi publik cukup lama,
dengan perasaan manusia yang
memadai, untuk membentuk
jaringan hubungan pribadi di dunia
maya”. Seperti yang dikutip oleh
Dresang dan Kyungwon (2009)
dalam Sugihartati (2014: 120)
menjelaskan terdapat dua tipe
partisipan online pada kaum muda
yang dikendalikan oleh hubungan
pertemanan dan partisipasi yang
didorong oleh minat. Hal ini
didukung oleh NN yang mulai
menjalin komunitas virtual dengan
termediasi jaringan internet
memberikannya banyak
pengetahuan dan informasi
sehingga juga dapat memperluas
hubungan dengan individu lain
yang memiliki ketertarikan yang
sama. Seperti halnya yang
disampaikan oleh David Holmes
dalam Nasrullah (2012: 60) bahwa
setiap hari manusia selalu
bersentuhan dengan teknologi dan
pada kenyataannya saat ini kita
hidup di dalam masyarakat
informasi, dimana dalam keseharian
individu membutuhkan informasi
dari berbagai kebutuhannya.
Kebebasan informan untuk
memilih informasi dari berbagai
sumber informasi yang tersedia di
alamat website/link-link yang
ditawarkan dalam media internet
untuk menjadikan pengetahuan
yang dapat mendominasinya.
Kebebasan ini merupakan salah
satu karakteristik pengguna net
generation seperti penjabaran
dalam Tapscott (2009) dalam
Sugihartati (2014) yang
menyatakan bahwa karakteristik
pertama dalam net generation
adalah freedom dan scrutiny. Sama
halnya dengan yang dipaparkan
oleh Bakardjieva (2005: 25) yang
menyebutkan bahwa konsumer
kreatif dalam penggunaan media
internet adalah konsumer (klient
internet) yang selalu
mempertimbangkan penggunaan
media internet untuk memberikan
keuntungan yang maksimal.
Masyarakat muda cenderung untuk
memperlihatkan identitias dengan
cara menciptakan informasi di
dalam dunia virtual menggunakan
wiki, blog, situs jejaring sosial
dalam upaya pembentukan identitas
mereka. Dalam bermedia internet,
pengguna sering menjadi penyedia
konten, tidak hanya untuk keteman-
temannya, tetapi juga untuk
masyarakat luas, seperti yang
dilakukan oleh HL dan NN saat
beraktivitas menggunakan media
internet juga untuk mempublis dan
menyebarkan informasi untuk
menjadi landasan masyarakat luas.
3. Proses Internalisasi Warga
Kampung RT 36, Taman,
Patehan, Kraton, Yogyakarta
yang melibatkan dirinya
dalam Masyarakat Kampung
Cyber
George Hebert Mest dalam
Santoso (2010:135) yang
menyebutkan peran tersebut sebagai
proses internalisasi, yang
menghasilkan tindakan sosialisasi
untuk memiliki kepribadian dinamis
karena kepribadian individu akan
dibentuk oleh yang bersangkutan
sepanjang hidupnya hingga
diekspresikan oleh individu tersebut
di dalam bentuk tingkah laku
individu sehari-hari.
Tranformasi pembangunan
adalah adanya keberlanjutan
(continuity) dan perubahan
(change), sehingga kedua konsep
ini akan melahirkan dinamika baru
dalam perkembangan masyarakat
(Djojonegoro, 1996:7). Pernyataan
KK dalam menyikapi
perkembangan teknologi dapat
membantu kampung RT 36, Taman,
Patehan, Yogyakarta ingin
mendapatkan identitas sehingga
dapat unggul seperti kampung-
kampung yang lain, seperti yang
suda dijelaskan oleh KC selaku
Ketua RT setempat bahwa di
sekeliling kampung RT 36, terdapat
kampung yang unggul, yang selalu
mendapatkan reward dari
Pemerintah Yogyakarta atas
kemampuan dan keunggulannya
untuk memajukan nilai dan citra
kampung tersebut, seperti kampung
batik, kampung lingkungan, dll.
Sehingga di sini KK juga sebagai
salah satu penggerak pembangunan
Kampung cyber untuk mewujudkan
masyarakat yang melek IT dan
media internet agar kampung cyber
dapat maju lebih unggul dan setara
demi memajukan kesejahteran
warga.
Alch (2000) dalam Sugihartati
(2014:101) yang mengkaji net
generation dimana dalam kajian
tersebut menyimpulkan bahwa
kebutuhan dari net generation ini
untuk mengatur lingkungan mereka,
mendapatkan informasi dengan
instan cepat dan mudah serta
meluangkan waktu untuk diri
mereka sendiri. Seperti yang
diungkapkan melalui hasil
wawancara HL dimana untuk
kebutuhan pembelajaran di kelas
pun HL membutuhkan akses
internet pribadi karena dalam
lingkungan belajar di sekolahpun
sudah berorientasi menuju ke global
media internet.
Bakarjieva (2005:131) yang
menjelaskan bahwa ketidakpastian
atau ketidakpuasan pekerjaan
mendorong aspek individu untuk
mempunyai motivasi menggunakan
media internet, untuk menghadapi
tantangan intelektual dan melalui
beraktivitas dengan media internet
merupakan cara pintas untuk
mendapatkan informasi pekerjaan
dan melakukan bisnis potensial.
Seperti yang dilakukan oleh BS
bahwa pekerjaannya yang sering
berjualan burung di pasar dirasa
kurang maksimal penghasilannya
karena jaringan konsumen yang
hanya terbatas, berbeda dengan
apabila berinteraksi melalui media
online jaringan konsumen yang
didapat lebih luas.
Sugihartati (2014) menyebutkan
bahwa di era post-industrial dimana
masyarakat tidak pernah akan lepas
dengan kehadiran teknologi
informasi dalam setiap aspek
kehidupan yang dapat mengubah
pola kehidupan dan gaya hidup
masyarakat melalui media internet.
Seperti yang diungkapkan oleh KK
bahwa dengan kecanggihan
teknologi informasi dan jaringan
internet dapat mengubah style dan
gaya hidup KK dalam
menggunakan akses e-banking
sehingga dapat digunakan untuk
segala macam pembayaran berbasis
online di setiap kebutuhan apapun
yang menghendaki untuk menjalin
hubungan dengan IT, seperti
pembayaran listrik, telepon, beli
pulsa, online shop, transfer saldo,
dll. Seperti halnya didukung dengan
pernyataan oleh Tredinnick, Luke
(2008:30) yang menyebutkan
bahwa kini perubahan pengalaman
masa kanak-kanak dipengaruhi oleh
efek akan adanya perkembangan
teknologi media baru. Seperti
halnya yang dialami oleh HR dan
KK atas kesadarannya untuk
mengenalkan anaknya dengan
media baru yaitu ICT dengan
memutarkan video melalui youtube
dan download musik atau film
dengan bantuan media internet.
Melalui pengamatan Cowan
(1983) dalam Bakarjieva
(2005:156) bahwa teknologi
domestik menambahkan satu
bidang pekerjaan baru bagi seorang
ibu untuk menjaga dan mengontrol
mereka melalui perkembangan
anak-anak saat beraktivitas
menggunakan media internet. Sama
halnya yang dilakukan oleh ID saat
memberikan kontrol akses terhadap
anaknya agar dapat terhindar dari
pengaruh negative dalam bermedia
internet dengan cara melakukan
komunikasi untuk memberikan
pengarahan bagaimana beraktivitas
menggunakan media internet secara
kritis dan bijak.
4. Penggolongan Konstruksi
Sosial terhadap Realitas
Masyarakat Cyber
Dari hasil lapangan yang
dilakukan peneliti untuk
mengetahui bagaimana hubungan
yang terjalin antara user dan
teknologi terhadap informan di
Kampung RT 36, Taman, Patehan,
Yogyakarta untuk membangun
kesadarannya dengan beraktivitas
menggunakan media internet dapat
menghasilkan tipikasi atas dua
model yang membedakan individu
dalam pengalamannya dengan
media internet, yang dibedakan
menjadi dua model yang
membedakan individu dalam
pengalamannya beraktivitas
menggunakan media internet, yaitu
open IT-minded dan orientation IT-
minded. Adapun matriks hasil
tipikasi ini dapat dijabarkan pada
tabel berikut ini:
Tabel 1
Tipologi tabel matriks konstruksi sosial masyarakat kampung cyber RT 36,
Taman, Patehan, Kraton, Yogyakarta terhadap akses media internet
Proses Dialektika Aspek Analisis Open-IT-Minded Person Orientation IT-Minded
Person
EKSTERNALISASI Pengetahuan dasar Individu cenderung pasif
dalam pengenalan media
ICT dan tidak
mempunyai passion
Individu cenderung
memiliki passion di
bidang IT sehingga skill
tentang penggunaan IT
sudah mulai tertanam
dalam dirinya
Preferensi dalam
penggunaan media
internet
Cenderung melakukan
penyesuaian diri dengan
lingkungan sosialnya di
kampung cyber, sehingga
cenderung untuk
menampilkan dirinya
untuk menunjukkan
individu yang melek IT
Cenderung meninjau dari
kepentingan di bidang
pekerjaan maupun bidang
pendidikan yang mampu
menuntun dan
memberikan akses
kemudahan di era
informasi, dengan
meninjau segala dimensi
kepentingan selalu
mengarah ke dunia IT. Hal
yang membangun untuk
menggunakan akses
internet:
Lingkungan sosial
Bidang pendidikan
Bidang
pekerjaan/bisnis
Dunia hiburan
Cara pandang
dirinya dalam
menilai media
internet
Cenderung mengikuti
perkembangan zaman
untuk menuju masyarakat
modern tanpa
mempertimbangkan
kebutuhannya, sekedar
ingin melepaskan
identitas bahwa dirinya
sudah melek IT
Cenderung
mempertimbangkan dunia
pendidikan dan karier di
pekerjaan atau bisnisnya
yang dapat dikembangkan
dengan media internet
sehingga dapat
mempermudahkannya
dalam beraktivitas.
Mengetahui peluang dan
pentingnya bidang yang
selalu mengarah ke dunia
IT dan internet. Tidak
hanya sekedar mengenal
tetapi harus mampu
mempraktekan aktivitas
dan kebutuhannya dengan
media internet
OBYEKTIVASI Implikasinya
terhadap
pengetahuan yang
diperoleh saat
berpengalaman
menggunakan
akses internet
Memandang media
internet sebagai media
yang dapat
memberikan
kemudahan dan dapat
mengangkat
identitas/untuk
pencitraan dirinya.
Memandang media
internet sebagai media
yang dapat memberikan
pengaruh positif dan
negative, sehingga
pemikiran sudah
terbentuk dengan kritis
menghadapi berbagai
fenomena atau
informasi yang
ditemuinya di media
internet. Individu cukup
selective menerima
segala bentuk informasi
dan hal-hal yang lain.
Interaksi dengan
individu lain Menambah jaringan
hanya sekedar untuk
memperluas
pertemanan,
berkomunikasi dan
beradaptasi
Jaringan semakin
meluas melalui
beraktivitas dengan
dunia internet, yang
tidak hanya sekedar
menjadi media
penggunaan dengan
media baru.
komunikasi tetapi
didominasi untuk
melakukan proses
sharing informasi terkait
passion/minatnya yang
sama dengan individu
lain. Sehingga
berkomunikasi dengan
menambah jaringan
untuk menambah
pengetahuan, ilmu dan
pengalaman yang
bernilai positif.
Pengalaman yang
diperoleh Tidak banyak
mendapatkan manfaat
yang besar selama
pengalamannya
menggunakan internet.
Penggunaannya
dengan media internet
hanya secara fisiknya,
tetapi kebutuhan dan
pengetahuannya tidak
mampu diekplor lebih
melalui media
internet. Mengikuti
trend baru tetapi tidak
mampu
mempraktekkannya.
Mendapatkan
pengalaman yang
bermanfaat dalam
menggunakan akses
internet. Melalui
pengetahuan dan
kemampuannya mampu
berjelajah di media
internet sesuai dengan
kebutuhannya
INTERNALISASI Kemampuan
untuk menghadapi
perkembangan
zaman
Menggunakan akses
internet hanya untuk
kepentingan pribadi,
tidak mampu
membangun kesadaran
atau mempengaruhi
orang lain untuk
menuju melek IT.
Membangun
pengetahuan dan
keterampilan kepada
generasi berikutnya atau
pihak lain untuk ikut
serta mampu melek IT
dengan memberikan
pengarahan yang positif
dan pengontrolan yang
baik.(Mengkontruksikan
kembali pemahaman,
pengetahuan, dan
kemampuan dalam
bermedia internet
kepada lingkungan
sosialnya untuk melek
IT) .
Kontrol akses Perangkat komputer
diletakkan di ruang
tengah agar mudah di
control
Bersembunyi untuk
melakukan pengecekan
historis dalam
penggunaan media
internet untuk
menghindari pengaruh
negative
Dedikasi dalam
kehidupan sehari-
hari
Consumer no
creativity, dimana
individu hanya
merasakan apa yang
dikonsumsinya
melalui media
internet.
Consumer creativity,
dimana individu sebagai
klient media internet
tidak hanya
memanfaatkannya
sebagai media
konsumsi, melainkan
melalui media internet
dirinya mampu
menciptakan produksi.
Oleh karena itu hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa dalam upaya
pembangunan warga Kampung RT 36,
Taman, Patehan, Yogyakarta dalam
menunjang perkembangan IT dan
media internet membentuk sebuah
kampung cyber dimana warga diajak
untuk ikut menuju masyarakat cyber
dalam beraktivitas di kehidupan
sehari-hari. Terlihat bahwa realitas
Kampung Cyber melahirkan dua tipe
masyarakat yaitu masyarakat open-IT-
minded dan masyarakat oriented-IT-
minded. Masyarakat open-IT-minded
telah membangun dirinya untuk sudah
mendekatkan dirinya dengan
kecanggihan ICT. Pemikirannya sudah
mulai terbuka untuk menggunakan
media internet, akan tetapi terdapat
juga masyarakat yang dalam
kesehariannya telah terpacu dan
berorientasi dengan menggunakan
media internet untuk memudahkan
segala aktivitasnya. Dalam
kesehariannya penggunaan media
internet tidak akan pernah lepas. Tidak
hanya cukup untuk mengenal
perkembangan ICT, akan tetapi dapat
diimplementasikan di dalam aktivitas
keseharianya. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa pembangunan
kampung cyber ini dapat menjadi pilot
project bagi seluruh kampung atau
desa di berbagai wilayah yang ingin
mengembangkan kemampuan
masyarakat untuk melek IT dan media
internet, dengan melihat berbagai
sosio-biografi dari masing-masing
karakter masyarakat.
Temuan dari penelitian ini
didukung dengan jurnal yang erat
kaitannya dengan proyek
pembangunan desa cyber di
Madagaskar yang juga memberikan
dorongan baru untuk mengajak
masyarakat melek IT dan menerima
keterbukaan media baru. Seperti yang
terungkap bahwa proyek
pembangunan Madagaskar's ICT
Village adalah model terpadu yang
dirancang dan didukung oleh
organisasi internasional yang penting
(termasuk FAO, IFA, ITU, UNDESA,
UNDP, UNESCO, Bank Dunia) yang
merupakan bagian dari proyek Dewan
Penasihat. Proyek ini bertujuan untuk
menciptakan model pembangunan
berkelanjutan yang melawan
kemiskinan di tingkat masyarakat
melalui penggunaan yang bijaksana
dari teknologi informasi komputer dan
semua teknologi baru. Penerapan
Madagaskar's ICT Village ini meliputi
beberapa tahapan yang harus dicapai
agar desa ini menjadi desa yang
mandiri dan maju, tahapan tersebut
dimulai dari penyediaan peralatan ICT
dasar berupa PC dan konektivitas yang
berupa teleport, WIFI untuk seluruh
wilayah, dan peralatan teleconference.
Melaksanakan pelatihan sumber daya
manusia, pemberian pelayanan
broadband di berbagai sektor
(telemedicine, e-learning, e-work, e-
commerce, e-government, dll), sampai
pada tahap start up yaitu desa sudah
terbuka terhadap pengalaman baru,
kaya akan pengetahuan, sadar identitas
budaya dan sosial, dan dirangsang
untuk memberikan nilai nyata bagi
perusahaan pertanian dan produk
kerajinan.
Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya
dapat diteliti kembali dengan
menggunakan pendekatan krits
dan menitikberatkan kepada
perilaku dan pengembangan
IT-minded terhadap digital
native di Kampung RT 36,
Taman, Patehan, Yogyakarta.
2. Dapat menjadi wacana baru
dalam mepertimbangkan untuk
mengembangkan layanan
perpustakaan yang berbasiskan
karakteristik masyarakat.
3. Saran selanjutnya adalah warga
kampung cyber harus terus
meningkatkan kemampuan dan
keahliannya dalam bermedia
internet menuju masyarakat
untuk berorientasi terhadap IT-
minded, dengan
berkembangnya ICT dapat
merubah sistem tata kelola di
tingkat RT (e-RT/RW) secara
online untuk semakin
menjadikan kampung RT 36,
Taman, Patehan, Yogyakarta
menuju kampung cyber baik
dari tingkat SDM maupun
dalam sistem tata kelolan
segala bidang di RT setempat.
Daftar Pustaka
BUKU
Abdulsyahani.2007.Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan.Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Adler, Patricia A dan Adler, Peter. 2009.Teknik-teknik Observasi, Handbook of
Qualitative Research. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar
Bakardjieva, Maria. 2005. Internet Society. London: SAGE publication
Berger dan Luckman. 1990.Tafsir Sosial Atas Kenyataan:Risalah tentang
Sosiologi Pengetahuan (terj).Jakarta.LP3ES
Bungin, Burhan.2008. Konstruksi Sosial Media Massa.Jakarta:Kencana
Dewi dan Kuncoro.2011. Kebutuhan Berafiliasi, Introversi Kepribadian Serta
Ketergantungan Pada Facebook Pada Mahasiswa.
Semarang:UNISULLA
Djojonegoro.1996. Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia.
Indonesia: Depdikbud
Djunaedi, Achmad. 2008. Implementasi Jogja Cyber Provience. Yogyakarta:
Badan Informasi Daerah DIY
Faoziyah. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Teknologi Informasi.
Yogyakarta: UIN Sunan kalijaga
Hikmasari, Inoko. 2010. Pemahaman belajar bahasa Inggris pada siswa
Kampung Inggris. Surabaya: Universitas Airlangga
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial.Yogyakarta: Erlangga
Jalusamya, Djatmiko Ellinas. 2013. Community Response Against Cyber
Village Program. Surabaya: Universitas Airlangga
Kuswarno, Engkus. 2009. Metode Penelitian Komunikasi Fenomenologi:
Konsepsi, Pedoman, , dan Contoh Penelitian . Bandung: Widya
Padjajaran
Miles, Matthew B. dan Huberman, A. Michael. 1992.Analisis Data Kualitatif.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Mufida, Ningrum Ima.2011. Partisipasi Masyarakat Dalam Program
Elektronik Rukun Tetangga Rukun Warga (e-RT/e-RW) di Kelurahan
Rungkut Menanggal Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya.
Surabaya: Universitas Airlangga
Nasrullah, Rulli. 2012. Komunikasi Antar Budaya. Jakarta: Kencana Perdana
Media Group
Pendit, Putu Laxman: 2003. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Jakarta: Cv.Kumandang
Porter, David.1997.Internet Culture.New York and London: Routledge
Ristiana, Yeni. 2012. Pola Interaksi Masyarakat di Kampung Cyber RT 36 RW
09 Taman, Kelurahan Patehan. Kecamatan Krato, Jogyakarta:
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Santoso, Slamet. 2010.Teori-teori Psikologi sosial. Bandung:Refika Aditama
Sugihartati, Rahma.2014.Perkembangan Masyarakat Informasi dan Teori
Sosial Kontemporer.Jakarta:Kencana
Sugiyono. 2009.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta
Suwarsono dan Alvin y. so. 2006. Perubahan Sosial dan Pembangunan.
Jakarta: LP3ES
Tredinnick, Luke.2008.Digital Information Culture:The Individual and Society
In The Digital Age.New Delhi:Oxford
Unesco.1997. ICT Village Project in Madagascar. USA: The University of
Oklahoma
Weiner, Myron.Ed (1994). Modernisasi Dinamika Pertumbuhan (terj).
Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Woodruff, Smith David . 2007. Husserl. Canada: The Taylor and Francis e-
library
Yudaninggar, Kartikasari. 2013. Internet dan Perubahan Sosial. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret
WEBSITE:
http://edukasi.kompasiana.com/2011/12/28/desa-cyber-selangkah-lebih-maju-
425310.html
website Sekretariat Kabinet Republik Indonesia
(http://www.setkab.go.id/berita-20-pemerintah-targetkan-2010-internet-
masuk-desa-tuntas.html)
http://fpsi.unissula.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=126
&Itemid=118
http://media.kompasiana.com/new-media/2013/03/18/e-gov-kampung-cyber-
kota-probolinggo-vs-keparakan-kidul-543760.html
http://www.tribunnews.com/iptek/2010/08/19/warga-kampung-cyber-
yogyakarta-melek-internet
http://www.ugm.ac.id/koran/files/12265/KR%2016-09-2010%20hal%2014.jpg
http://www.apjii.or.id/v2/index.php/read/page/halaman-data/9/statistik.html
http://tekno.kompas.com/read/2012/12/13/10103065/2013
www.internetworldstats.com
http://www.ugm.ac.id/koran/files/12265/KR%2016-09-2010%20hal%2014.jpg