33
 MelaluiP endekatanSaintifik  DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014 Pembelajaran MATEMATIKA  

04. MATEMATIKA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 1/33

 MelaluiPendekatanSaintifik 

 

DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2014

Pembelajaran

MATEMATIKA 

Page 2: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 2/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

ii

KATA PENGANTAR

Page 3: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 3/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

 A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Tujuan ...................................................................................................... 2

C. Ruang Lingkup ........................................................................................... 3

D. Landasan Hukum ....................................................................................... 3

BAB II PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK .......................................... 4

 A. Prinsip Pembelajaran .................................................................................. 4

B. Pendekatan Pembelajaran saintifik............................................................... 6

C. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Matematika ..................................... 10

BAB III  ANALISIS KOMPETENSI ................................................................................... 21

 A. Kompetensi .............................................................................................. 21

B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus dan buku (buku guru dan

buku siswa) .............................................................................................. 22

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................ 28

DATAR PUSTAKA ......................................................................................................... 30

Page 4: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 4/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

1

BAB I

PENDAHULUAN

 A.  Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka

mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional terdiri atas: standar

kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan

standar penilaian.

Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran

berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan

pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh

kompetensi yang dimuat dalam kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang

seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara

bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan

pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik

secara individual maupun kelompok yang mengacu pada silabus.

Karakteristik pembelajaran masing-masing mata pelajaran memiliki karakteristik yang

berbeda. Pembelajaran Matematika memiliki ciri-ciri khas, yang berbeda dengan

pembelajaran lainnya, antara lain pembelajaran matematika dapat dilaksanakan

Page 5: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 5/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 2 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

dengan pembelajaran langsung dengan mengikuti metode spiral, pola pikir deduktif,

dan konsistensi kebenaran.

Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkanpendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan

autentik.Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program

remedial bagi peserta didik yang tergolong pembelajar lambat dan program

pengayaan bagi peserta didik yang tergolong pembelajar cepat.

Pemerintah mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan dimulainya penerapan

kurikulum 2013 pada satuan pendidikan dasar dan menengah termasuk SMA secara

bertahap melalui sekolah sasaran. Selanjutnya kebijakan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan bahwa pada Tahun Pelajaran 2014/2015 semua SMA kelas X dan XI di

seluruh Indonesia wajib melaksanakan kurikulum 2013.

Selain itu Direktorat Pembinaan SMA menyiapkan kemampuan guru melalui workshop

dan bimbingan teknis terutama dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran

saintifik serta merancang dan melakukan penilaian autentik, mengembangkan materi

pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan

melaksanakan penilaian autentik berdasarkan silabus dan buku. Selanjutnya untuk

memfasiltasi guru Bahasa Inggris secara individual dan kelompok dalam

mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,

dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya Direktorat PSMA

menyusun naskah model pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan

menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik masing-

masing mata pelajaran.

B.  Tujuan

Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran

dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memanfaatkan buku sumber

yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan untuk memberikan rambu-rambu bagi

guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar, sehingga dapat:

1.  mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus

mata pelajaran

2.  mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Page 6: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 6/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 3 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

3.  mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian

4.  merancang penilaian autentik

C.  Ruang Lingkup

Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:

1.  Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik;

2.  Langkah-langkah analisis kompetensi;

3.  Penilaian autentik; dan

4. 

Hasil analisis kompetensi untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP).

D.  Landasan Hukum

1.  Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2.  Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3.  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang

Standar Kompetensi Lulusan

4.  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang

Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

5.  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang

Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

6.  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang

Standar Penilaian Pendidikan

7.  Peraturan lain yang berlaku

Page 7: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 7/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

4

BAB II

PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK

 A.  Prinsip Pembelajaran

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat

proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,

pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui

pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong peserta didik lebih mampu

dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar,

dan mengomunikasikan.

Keberhasilan pembelajaran juga sangat dipengaruhi oleh

model,penedekatan,strategi,metode, dan teknik pembelajaran yang dipilih, namun

demikian tidak ada sebuah model,pendekatan,strategi,metode, ataupun teknik

pembelajaran yang paling mujarab/ampuh dalam menentukan keberhasilan sebuah

proses pembelajaran. Hal ini semua tergantung pada karakteristik materi masing-

masing mata pelajaran.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat padaStandar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan

memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus

dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan

pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup

pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi

untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memilikilintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui

aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.

Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas

mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik

kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi

karakteristik standar proses. Sebagai penguatan pendekatan saintifik maka perlu

diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry

Page 8: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 8/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 5 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

learning ). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya

kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan

menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis

pemecahan masalah (project based learning ).

Prinsip pembelajaran pada  kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1)

peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-

satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3)

pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan

pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran

berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6)

pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan

 jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi

keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal

(hardskills ) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang

mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar

sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi

keteladanan (ing ngarso sung tulodo ), membangun kemauan (ing madyo mangun

karso ), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran(tut wuri handayani ); (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah,

dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja

adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; (13)

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar

belakang budaya peserta didik.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk

menilai mulai dari masukan (input ) , proses , dan keluaran (output ) pembelajaran, yang

meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai

kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan

penilaian ketiga komponen (input  – proses  – output) tersebut akan menggambarkan

kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak

instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari

pembelajaran.

Page 9: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 9/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 6 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

B.  Pendekatan Pembelajaran saintifik

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah

saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran

yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir

sains, terkembangkannya “sense of inquiry ” dan kemampuan berpikir kreatif peserta

didik (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang

mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja

diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih

penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta

didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,

namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran

saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis

peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang

mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara

terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan

dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang

perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorangfasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model

ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan

dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana

dilakukan oleh para ilmuwan (scientist ) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur:

1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai

fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya.

Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan peserta didik

dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta,

konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).

Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari

ide atau gagasan, sehingga secara bertahap peserta didik belajar bagaimana

mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan

proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri

(discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum,

prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi

Page 10: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 10/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 7 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan

demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan

aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan

sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun

kompetensi dasar hidup peserta didik melalui pengembangan keterampilan proses

sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan

proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning

tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap

individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).

Karakteristik pembelajaran matematika memiliki ciri-ciri khas, yang berbeda dengan

pembelajaran lainnya. Menurut Suherman (2003) karaktersitik pembelajaran

matematika di sekolah yaitu sebagai berikut:

1.  Pembelajaran matematika langsung (bertahap)

Materi pembelajaran diajarkan secara berjenjang atau bertarap yaitu dari hal

konkrit ke abstrak, hal yang sederhana ke kompleks atau konsep mudah ke

konsep yang lebih sukar.

2.  Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral.

Setiap mempelajari konsep baru perlu memperhatikan konsep ataubahan yang

telah dipelajari sebelumnya. Bahan yang baru selaludikaitkan dengan bahan yang

telah dipelajari. Pengulangan konsep dalam bahan ajar dengan cara memperluas

dan memperdalam adalah perlu dalam pembelajaran matematika (spiral melebar

dan naik).

3. 

Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif

Matematika adalah deduktif, matematika tersusun secara deduktif dan aksiomatik.

Namun demikian harus dapat dipilihkan pendekatan yang cocok dengan kondisi

peserta didik. Dalam pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan pendekatan

tetapi masih campur dengan deduktif. Dengan kata lain bahwa pembelajan

matematika dapat pula didekati dengan cara d induktif, walaupun tidak

semuanyadapat didekati secara induktif.

4. 

Pembelajaran matematika mengganti kebenaran konsistensi

Page 11: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 11/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 8 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan kebenaran

konsistensi, tidak bertentangan antara kebenaran suatu konsep dengan yang

lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar bila didasarkan atas pernyataan-

pernyataan yang terdahulu yang telah diterima kebenarannya.

Penguatan proses pembelajaran Matematika melalui pendekatan saintifik, mendorong

peserta didik lebih mampu dalam mengamati, menanya, mengeksplorasi/mencoba,

mengasosiasi, dan mengomunikasikan atau mempresentasikan.

Kelima pengalaman belajar mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi

dan mengomunikasikan tersebut harus dibelajarkan kepada peserta didik melalui

model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi Matematika.

Dibawah ini adalah diagram Venn dari model, pendekatan, strategi, metode, dan

teknik pembelajaran yang memberikan gambaran posisi masing-masing dalam proses

pembelajaran.

DI G R M VENN PEMBEL J R N

MODEL PEMBEL J R N

PENDEKATAN

Pendekatan

Strategi

Metode

Teknik

 

Gambar 1

Keterangan:

1.  Pendekatan adalah cara pandang yang digunakan atau sistem yang disusun

secara terencana untuk mendekati tujuan yang akan dicapai agar memberikan

pengalaman belajar peserta didik pada kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan;

2.  Strategi adalah pendekatan menyeluruh yang berupa pedoman umum dan

kerangka kegiatan untuk mencapau suatu tujuan dan biasanya dijabarkan dari

Page 12: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 12/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 9 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

pandangan falsafah atau teori tertentu.(Permen Nomor 41 Tahun 2007). Strategi

pembelajaran merupakan prosedur yang sistematik dalam mengomunikasikan isi

pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dalam

strategi pembelajaran ada 4 komponen yang saling berkaitan ( langkah/ urutan

kegiatan penyampaian muatan materi, metode, media dan waktu );

3.  Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru dalam mengorganisasikan

materi pelajaran dan siswa yang memungkinkan terjadinya suatu proses belajar

secara kondusif;

4.  Teknik pembelajaran adalah cara-cara tertentu yang dipilih guru agar proses

pembelajaran tepat sasaran dalam mencapai tujuan yang ditetapkan;

5.  Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal

sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas.

Dengan demikian model pembelajaran membungkus semua kegiatan pembelajaran

berlangsung dalam pencapaian kompetensi peserta didik.Model-model yang biasa

digunakan dalam pembelajaran Matematika, antara lain, Inquiry Based Learning ,

Discovery Based Learning, Problem Based Learning , dan Project Based Learning. 

Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai pelaksanaan pendekatan

saintifik dalam pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan

karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Pemilihan model

pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut;

1.  Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori pengetahuan

faktual, konseptual, dan prosedural. Untuk pengetahuan faktual dan konsepetual,

guru dapat memilih Inquiry Learning   dan Discovery Learning , sedangkan untuk

pengetahuan prosedural dapat menggunakan Project Based Learning  dan ProblemBased Learning. 

2.  Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari KI-

4. Untuk keterampilan abstrak, guru dapat memilih Discovery Learning   dan

Problem Based Learning , sedangkan untuk keterampilan konkrit menggunakan

Project Based Learning .

3.  Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap religious   (KI-1) maupun sikap

sosial (KI-2)

Page 13: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 13/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 10 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

C.  Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Matematika

Penilaian autentik (authentic assessment) dalam Implementasi Kurikulum 2013 adalah

sebagai berikut: (1)  American Library Association mendefinisikan sebagai proses

evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik

pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School ,

mengartikan penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang

berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins

mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta

didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-

aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel,

memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama

melalui debat, dan sebagainya.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk

menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Penilaian sikap dilakukan melalui

observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar

teman.Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau

penugasan.Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaianportofolio.

Menurut Grant (1990), suatu penilaian dikatakan autentik jika penilaian itu

memeriksa/menguji secara langsung perbuatan atau prestasi peserta didik berkaitan

dengan tugas intelektual yang layak. Sejalan dengan pendapat tersebut, suatu

penilaian dinyatakan autentik apabila penilaian itu melibatkan peserta didik pada

tugas-tugas yang bermanfaat, penting, serta bermakna (Hart, 1994).Penilaian seperti

ini terlihat sebagai aktivitas pembelajaran, yang melibatkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi serta koordinasi tentang pengetahuan yang luas.

Penilaian autentik menyerukan peserta ujian untuk mempertunjukkan kemampuan dan

keterampilan spesifik, dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang

mereka sudah kuasai (Stiggins, 1987).

Dalam Kurikulum 2013 pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan saintifik dan

penilaian autentik yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampiln.

Page 14: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 14/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 11 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

1.  Penilaian Sikap

Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan, jurnal, penilaian diri, dan penilaian

antar teman. Pengamatan  dapat menggunakan lembar pengamatan dalam

bentuk ceklis atau skala likert, dilakukan selama aktivitas pembelajaran

berlangsung(dimulai pada kegiatan pendahuluan sampai kegiatan penutup).

Pengamatan sikap seperti kerjasama, peduli, dan kesantunan dapat dilakukan

pada kegiatan kerja kelompok. Sedangkan pengamatan sikap jujur dan teliti dapat

dilakukan saat kegiatan eksperimen (mencoba). Pengamatan sikap melatih

ketrampilan peserta didik untuk mempunyai sikap ilmiah. Selama proses

pembelajaran, setiap ketrampilan yang muncul dalam diri peserta didik dilakukan

penilaian. Keterampilan yang dimaksud adalah, ketrampilan mengamati, menanya,

mendapatkan informasi, mengolah informasi dan mengomunikasikan.

Penilaian sikap dapat berupa jurnal, penilaian diri, penilaian antar teman, dan

observasi.

Jurnal adalah catatan guru yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi

informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik

berkaitan dengan sikap dan perilaku.

Penilaian-diri (self-assessment ) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja.

Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta

untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat

pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik

penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan

psikomotor. Penilaian ranah sikap misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan

curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau

acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan misalnya, peserta didik

diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh

dirinya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah

pengetahuan misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan

pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu mata

pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.

Penilaian diri dilakukan sebelum dilaksanakan ulangan harian.

Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang

peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas

Page 15: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 15/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 12 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

atau rombongan belajar.Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih

peserta didik penilai menjadi pembelajaryang baik.Instrumen sesuai dengan

kompetensi dan indikator yang akan diukur.

2. 

Penilaian Pengetahuan

Kompetensi siswa pada aspek pengetahuan dapat diukur melalui tes dan nontes.

Bentuk tes yang digunakan antara lain adalah tes tertulis (paper and pencil test )

dan tes lisan. Sedangkan, bentuk nontes dapat dilakukan melalui tugas-tugas yang

diberikan, baik tugas menjawab soal, atau tugas membuat laporan tertulis

(penugasan / project assememnet ).

Tes tertulis merupakan bentuk penilaian yang digunakan dengan menyajikan

sejumlah pertanyaan dan menggunakan jawaban tertulis sebagai bukti tingkat

pencapaian pengetahuan, kompetensi, pemahaman dan sikap peserta didik secara

perorangan.

Pertanyaan yang dikembangkan sebagai bukti pencapaian kompetensi dan sikap

yang berbentuk pertanyaan dengan jawaban singkat atau panjang, betul – salah,

menjodohkan, pilihan ganda, skala likert, kuisioner, dan refleksi diri. Begitu pulabentuk jawaban peserta didik, tidaklah selalu harus menulis jawabannya, kadang-

kadang peserta didik menanggapi dengan centang, garis, gambar, diagram dan

coretan lain di atas bahan cetakan. Alat tulisnya pun tidak terbatas pada pensil,

dan kertas, melainkan bisa pula menggunakan crayon atau kapur di papan tulis.

Bahkan seiring dengan kemajuan teknologi, peserta didik dapat memberikan

responnya melalui keyboard komputer atau format input berbasis teknologi yang

lain.

Format pertanyaan yang dikembangkan dapat berbentuk:

a.  Essai

b.  Jawaban singkat

c.  Pilihan Ganda

d.  Kuesioner

e. 

Skala Likert, Skala Thurstone, dan Differential Semantik

Page 16: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 16/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 13 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Contoh indikator dan format pertanyaan:

Mata Pelajaran Indikator Format Pertanyaan

Matematika Menafsirkan dan membandingkaninformasi yang disajikan

Jawaban singkat

Tabel 1. Contoh indikator dan format pertanyaan

Jenis Format Jawaban Peserta didik  dapat berupa:

a.  Close procedure

b.  Peta konsep

c.  Essai

d.  Jawaban singkat

e.  Tulisan pengungkapan kembali

f.  Penyelidikan (investigation)  

g.  Menjodohkan

h.  Pilihan Ganda

i. 

Skala Sikap

 j.  Kuesioner

k.  Refleksi diri

Memilih format jawaban peserta didik  dapat dilakukan dengan memusatkan

perhatian pada jenis kata kerja yang digunakan dalam indikator

(outcomes ). Contoh kemampuan yang dibutuhkan peserta didik dan format

 jawaban yang mungkin, tampak pada tabel sebagai berikut :

Kemampuan yang dibutuhkan peserta didik Format Jawaban yang mungkin

Menghitung, mengingat, memilih,mendefinisikan, mengidentifikasikan.

Pilihan ganda

Menyatakan, mendefinisikan, menentukan,mengklasifikasikan, mengidentifikasikan,menguraikan, menghitung, mendeskripsikan.

Jawaban singkat

Membandingkan, mengevaluasi,

mengkontraskan, menerjemahkan,mengembangkan, menganalisis,

Essai, investigasi

Page 17: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 17/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 14 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Kemampuan yang dibutuhkan peserta didik Format Jawaban yang mungkin

menginterpretasikan, mendiskusikan,merencanakan.

Tabel 2. Jenis kata kerja yang digunakan dalam indikator dan format jawaban

Contoh-contoh soal penilaian tertulis beserta kemampuan matematik yang diukur:

a.  Contoh soal Penilaian tertulis - Kemampuan penalaran

Bila temanmu menyelesaikan beberapa soal seperti berikut ini,

1. 12x + x = 12x2 

2. (10x) (2x) = 20x

di manakah letak kesalahannya? Bagaimanakah seharusnya?

Sifat apakah yang diterapkan setiap langkah penyelesaian soal berikut ini?

  12m2  ( 5b + c2 )

  12m2 (5b) + (12m2) (c2) (sifat .... )

  (12)(5) (m2 b) + 12m2 c2  (sifat .... )

  (12)(5) (bm2) + 12c2 m2  (sifat .... )

  60bm2 + 12c2 m2 

b.  Contoh Penilaian Tertulis  –  Kemampuan koneksi

1)  Bu Anis memiliki sejumlah usaha industri rumah tangga, yaitu produksi

makanan ringan. Pemasaran semua produksinya itu dipercayakan kepada

ketiga anaknya, yaitu Irma, Cindy, dan Erna.Irma bertugas memasarkan

kue lapis, donat, dan kue molen.Cindy bertugas memasarkan kue molen

dan dadar gulung. Erna bertugas memasarkan donat dan kue putu.

a)  Jika karyawan Bu Anis yang bertugas memproduksi donat selesai

membuat donat, kepada siapa ia harus memberikan kuenya itu untuk

dipasarkan?

b)   Apakah Cindy dan Erna memasarkan kue yang sama?

2)  Dalam suatu kompetisi sepak bola, setiap kesebelasan yang menang (m)

diberi skor 3, seri (s) diberi skor 1, dan kalah (k) skornya 0. Bila suatu

Page 18: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 18/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 15 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

kesebelasan telah melakukan 18 kali pertandingan dan mengumpulkan

skor 29.

a)  Mungkinkah data skor kesebelasan tersebut adalah m=9, s=5, k=15?

Mengapa?

b)  Tentukan kemungkinan yang benar bahwa kesebelasan tersebut

menang(m), seri(s), dan kalah(k)!

Tes Lisan.

Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara

lisan.Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara

langsung antara pendidik dan peserta didik.

Penugasan.

Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang harus

dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan

karakteristik tugas.

3. 

Penilaian Aspek Pengetahuan

 Ada dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi

lulusan tingkat SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkret.

Pada ranah abstrak cenderung pada keterampilan seperti menyaji, mengolah,

menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental (berpikir) tanpa

bantuan alat. Sedangkan untuk ranah konkret cenderung pada kemampuan fisik

seperti menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta

dengan bantuan alat. Penilaian Keterampilan dapat dilakukan dengan kinerja

(performance assessment ), hasil karya (product assessment ), pengumpulan kerja

peserta didik (portofolio).

Penilaian kinerja (Unjuk Kerja)  

Penilaian kinerja merupakan bentuk pengamatan dan penilaian secara langsung

dan sistematis dari kinerja para peserta didik dengan mengacu pada kriteria

kinerja yang telah ditetapkan.Hal ini berarti penilaian kinerja merupakan bentuk

penilaian hasil belajar  yang berorientasi pada proses.  Penilaian kinerja bertujuan

agar guru dapat melihat bagaimana peserta didik merencanakan pemecahan

Page 19: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 19/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 16 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

masalah, melihat dan mengamati bagaimana peserta didik menunjukkan

pengetahuan dan keterampilannya. Dalam penilaian kinerja pada umumnya

dilengkapi dengan rubrik, kartu evaluasi, dan kartu standar  sebagai kriteria

penilaiannya.

Berikut adalah contoh rubrik penskoran untuk penilaian kinerja.

Level Kriteria Khusus

Superior

-  Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap suatu konsep

-  Menggunakan strategi yang sesuai

-  Perhitungannya benar

Penjelasannya tertulis sangat jelas-  Diagram/tabel/gambar tepat

-  Melebihi semua permasalahan yang diinginkan

Memuaskan

-  Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap suatu konsep

-  Menggunakan strategi yang sesuai

-  Perhitungannya pada umumnya benar

-  Penjelasannya tertulis jelas

-  Diagram/tabel/gambar pada umumnya benar

Memenuhi semua permasalahan yang diinginkan

Cukup

Memuaskan

-  Menunjukkan pemahaman terhadap sebagian konsep

-  Pada umumnya strategi yang digunakan sesuai

-  Perhitungannya pada umumnya benar

-  Penjelasannya tertulis cukup jelas

-  Diagram/tabel/gambar pada umumnya benar

-  Memenuhi sebagian permasalahan yang diinginkan

Tidak

Memuaskan

Menunjukkan sedikit atau tidak ada pemahamanterhadap suatu konsep

-  Tidak menggunakan strategi yang sesuai

-  Perhitungannya tidak benar

-  Penjelasan tertulisnya tidak jelas

-  Diagram/tabel/gambar tidak benar atau tidak cocok

-  Tidak memenuhi permintaan permasalahan yang diinginkan

Tabel 3. Rubrik  penskoran untuk Penilaian kinerja

Page 20: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 20/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 17 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Penilaian hasil karya (produk)  

Contoh model masalah penilaian hasil karya

a. 

Buatlah sebuah denah rumah dengan ukuran setiap ruangan berskala 1: 100

b.  Denah rumah tersebut memuat : teras rumah, ruang tamu, ruang keluarga,

kamar tidur, garasi , dan kamar mandi

c.  Warnai dan buat sebagus mungkin sehingga orang tertarik.

Penilaian tugas (proyek)  

Penilaian tugas (proyek) adalah penilaian yang diberikan kepada peserta didik

untuk tugas yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu yang melibatkan

kegiatan mengumpulkan, mengorganisasikan, mengevaluasi, dan menyajikan

bahan, atau dana.

Permasalahan yang dijadikan proyek tidaklah hanya satu topik saja atau satu mata

pelajaran saja, tetapi kompleks, menyangkut seluruh mata pelajaran yang terkait

dengan permasalahan yang diajukan.

Contoh Penilaian tugas (proyek) untuk peserta didik kelas X

Berpencarlah setiap anggota dalam kelompokmu untuk melakukan beberapa

kegiatan berikut ini

a.  Mendata kumpulan peserta didik yang berpenampilan rapi di sekolahmu

b.  Mendata kumpulan peserta didik yang tinggi badannya diatas 165 cm

c.  Menyebutkan kumpulan bunga indah di sekolahmu

d. 

Tulislah setiap hasil pendataanmu dengan cara menuliskannya pada tabel

berikut:

Kumpulan peserta didikberpenampilan rapi

Kumpulan peserta didikberbadan tinggi

Kumpulan bunga indah

….  ….  …. 

e. 

 Adakah teman dari kelompokmu yang membuat susunan suatu jeniskumpulan yang berbeda dengan yang kamu buat?

Page 21: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 21/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 18 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

f.  Setujukah kamu dengan susunan suatu kumpulan yang dibuat temanmu itu?

g.   Apa perbedaan karakteristik dari data yang tertulis pada a) , b) dan c)

Pengumpulan kerja peserta didik (Portofolio)  

Portofolio merupakan sajian informasi atau data yang berupa kumpulan pekerjaan

peserta didik sebagai bukti usaha, perkembangan, dan kecakapan peserta didik

dalam satu bidang atau lebih selama periode tertentu yang disusun secara

sistematik (Paulson dalam Masdjudi, 2002).

Portofolio memuat dan mengembangkan lima dimensi yang mencerminkan profil

seorang peserta didik, yaitu (1) pemahaman fakta, (2) refleksi, (3) kemampuan

berkomunikasi, (4) keterampilan dan konsep, dan (5) kualitas kerja. Kelima

dimensi itu diperlihatkan oleh hasil-hasil proyek peserta didik seperti karangan

argumentasi tentang sesuatu konsep, jurnal peserta didik, tulisan hasil presentasi

peserta didik, gambar, hasta karya, dan penyajian data. Melalui penilaian

portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta

didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan,

puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur,

laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau

peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

Khusus dalam matematika, fokus portofolio pada pemecahan masalah, berpikir

dan pemahaman, menulis, komunikasi, hubungan matematika dan pandangan

peserta didik sendiri terhadap dirinya sebagai pembelajar matematika. Dalam

portofolio harus menunjukkan rentangan tujuan pengajaran dan tugas-tugas yang

berhubungan. Penilaian portofolio dapat dilakukan peserta didik dan guru secara

bekerja sama. Caranya peserta didik mengumpulkan semua pekerjaannya selama

rentang waktu tertentu.

Jenis portofolio dapat dibedakan menjadi:

a.  Portofolio kerja (working portfolios)  

b.  Portofolio dokumen (document portfolios )

c.  Portofolio penampilan (show portfolios) .

Page 22: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 22/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 19 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Portofolio kerja digunakan untuk memantau kemajuan dan meng-ases  peserta

didik dalam mengelola belajar mereka sendiri. Peserta didik mengumpulkan

semua hasil kerja termasuk coret-coretan (sketches) , buram, catatan, kumpulan

untuk stimulasi, buram setengah jadi atau pekerjaan yang sudah selesai.

Portofolio kerja bermanfaat untuk memberikan informasi tentang bagaimana

peserta didik mengorganisasikan dan mengelola kerja (belajar) serta merefleksi

pekerjaan dan hasilnya.

Portofolio dokumen menyediakan informasi baik proses maupun produk yang

dihasilkan peserta didik. Jenis portofolio ini bermanfaat bagi peserta didik dan

orang tuanya untuk mengetahui kemajuan hasil belajar, untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangan dalam belajar secara individual, untuk menunjukkan

bahwa peserta didik telah mengikuti proses tertentu dan telah mencapai standar

tertentu.

Portofolio penampilan merupakan portofolio yang menyediakan informasi

terbaik dari hasil kerja (artefak) peserta didik.Biasanya digunakan untuk tujuan

pertanggungjawaban (akuntabilitas), pameran, atau kepentingan

mempertunjukkan lainnya.

Rubrik Penskoran Portofolio

Level Kriteria Khusus

Superior

  Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yangmenonjol

  Menunjukkan keterampilan berbahasa yang menonjol

  Menunjukkan kemampuan memberi alasan yang menonjol

  Menunjukkan kemampuan membuat hubungan yang

menonjol  Pengorganisasian yang sangat baik (rapi) dan bersih

  Sesuai dengan permintaan dan persyaratan

Memuaskan

  Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang baik

  Menunjukkan keterampilan berbahasa yang baik

  Menunjukkan kemampuan memberi alasan yang baik

  Pengorganisasian yang baik (rapi) dan bersih

  Memuaskan dalam semua permintaan dan persyaratan

Page 23: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 23/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 20 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Level Kriteria Khusus

Cukup

Memuaskan

  Kadang-kadang menunjukkan keterampilan pemecahanmasalah yang baik

  Kadang-kadang menunjukkan keterampilan berbahasa yangbaik

  Kadang-kadang menunjukkan kemampuan memberi alasanyang baik

  Pengorganisasian yang dapat diterima dan bersih

  Memuaskan dalam sebagian besar permintaan danpersyaratan

Tidak

Memuaskan

  Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang sangat

rendah  menunjukkan keterampilan berbahasa yang sangat rendah

  Kemampuan memberi alasan yang sangat rendah

  Pengorganisasian dan kebersihan yang rendah

  Tidak sesuai dengan permintaan dan persyaratan

Tabel 5. Rubrik penskoran pada portofolio 

Page 24: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 24/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

21

BAB III

 ANALISIS KOMPETENSI

 A.  Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang

dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, kompetensi inti dan kompetensi

dasar.Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan

pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis

itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan

penilaian yang diperlukan.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata

pelajaran pada jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama

pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi

tertentu.Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan

kompetensi dasar.

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagaiberikut.

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungansosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagaicerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, danmetakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, danbudaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampakfenomena dan kejadian.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatifdalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dariyang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Page 25: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 25/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 22 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke

lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk

kelas XII. Rumusan kompetensi yang relevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai

berikut.

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yangdianutnya

Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,

toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif danmenunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagaipermasalahan dalam berinteraksi secara efektif denganlingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan dirisebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitifberdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmupengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humanioradengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidangkajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnyauntuk memecahkan masalah

Keterampilan4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yangdipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secaraefektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metodasesuai dengan kaidah keilmuan

B.  Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus dan buku (buku guru dan

buku siswa)

Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku secara umum dapat

digambarkn dengan bagan 1 sebagai berikut;

Page 26: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 26/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 23 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Penjelasan Bagan 1;

1.  Kegiatan diawali dengan analisis keterkaitan antar KI dan KD sebagai berikut;

a.  KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang

harus dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran (though

curriculum ) yang akan memberikan pengalaman belajar secara langsung

(direct teaching ) kepada peserta didik.

b. 

KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religious dan sikap social yangharus dicapai peserta didik sebagai dampak pengiring (nurturant effects) yang

merupakan pengalaman belajar tidak langsung (indirect teaching)

c.  Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil pembelajaran secara

utuh atau teerpadu.

Untuk mencapai ke-empat kompetensi tersebut, dalam setiap kegiatan

pembelajaran dikembangkan indikator pencapain kompetensi (IPK) yang

menggambarkan karakteristik, ciri-ciri, perbuatan, atau respon yang harus

ditunjukkan atau dilakukan oleh peserta didik dan digunakan sebagai

penanda/indikasi pencapaian kompetensi dasar. Indikator Pencapaian Kompetensi

(IPK) adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan

ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata

pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dapat dirumuskan dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Page 27: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 27/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 24 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Kompetensi DasarIPK Sikap IPK Pengetahuan IPK Keterampilan

3.1 Mendeskrip-sikan dan

menganalisisberbagaikonsep danprinsip fungsieksponensialdan logaritmasertamenggunakan-nya dalammenyelesaikan masalah

 Menunjuk kansikap positip

(individu dansosial) dalamdiskusikelompok

 Menunjukkanperilaku dansikapmenerima,menghargai,dan melaksanakan kejujuran,ketelitian,disiplin,kemandirian,dan tanggung jawab 

 Menjelaskanpengertian fungsi

eksponensial

 Membedakanfungsieksponensial danbukan fungsieksponensial

 Menggambargrafik fungsi

eksponensial

 Menggambargrafik fungsilogaritma

 Memecahkanmasalah nyataterkaitpertumbuhan danpeluruhan

2.   Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media

a.   Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan silabus atau buku dengan

mempertimbangkan keluasan dan/atau kedalaman materi pembelajaran.

b.  Sumber/Alat/media; jika hasil kajian analisis memiliki perbedaan dengan yang

tercangtum di salabus, maka dilakukn peneyesuain dengn hasil kajian (sesuai

karakteristik materi pemebelajaran)

3.  Mengembangkan Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD-3. Guru dapat

mengembangkan materi pembelajaran yang sudah tercntum di silabus atau buku

sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pengembangan materi pembelajaran

merujuk pada materi pokok dalam silabus atau buku, serta kompetensi dasar yang

termuat dalam kompetensi inti ketiga (pengetahuan).

Guru juga harus dapat mengembangkan materi yang kontekstual, baik materi yang

sudah tercantum dalam buku maupun pengembangan dengan menggunakan

sumber lain. Materi yang kontekstual dapat mengintegrasikan muatan local yang

mencakup keunggulan lingkungan setempat atau materi kekinian yang sedang

menjadi pembicaraan.

Page 28: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 28/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 25 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Selanjutnya guru juga harus mencari materi dari buku atau mengembangkannya

dari sumber lain yang dapat diaktualisasikan dalam kegiatan kepramukaan. Dari

materi tersebut dibuat suatu kegiatan yang berisi nilai-nilai kepramukaan untuk

diserahkan dan dilaksanakan kepada dan oleh Pembina Pramuka pada saat

kegaiatan kepramukaan yang terjadwal.

Contoh aktualisasi Matematika dalam kegiatan kepramukaan;

Kegiatan pengukuran dan penaksiran, misalnya menaksir lebar sungai pada

kegiatan penjelajahan dalam kegiatan kepramukaan. Kegiatan ini akan melatih

peserta didik dalam penanaman nilai-nilai disiplin, kerja keras, gotong-royang, dan

cerdas dan terampil.

Selain itu juga materi dikembangkan agar siswa memiliki Lower Order Thinking

Skills (LOTS) dan Higher Order Thinking Skills (HOTS).

Contoh sederhana misalnya ;

a.  Menyelesaikan sistem persamaan linier; 2x + 3y = 13 dan 3x –   5y = 10

( LOTS  )

b.  Menyelesaikan sistem persamaan linier ; 0,5x –  0.1 y = 1,5 dan 0,2x + 0,7y

= 8 ( HOTS  )

4.  Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup.

a.  Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

1) 

Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran;

2)  Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari

dan terkait dengan materi yang akan dipelajari;

3)  Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang

akan dilakukan untu mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan

pembelajaran atau KD yang akan dicapai; dan

Page 29: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 29/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 26 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

4)  Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang

kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan

permasalahan atau tugas.

b.  Kegiatan Inti

Kegiatan inti menggunakan model dan/atau metode yang disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Kegiatan inti dikembangkan

dengan menggunakan pendekatan saintifik yang meliputi proses mengamati,

menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

1)  Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan

pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau

menyimak. Dalam pembelajaran Matematika dapat dilakukan dengan

mengamati grafik, simbol-simbol, gambar, peristiwa misalnya pelampungan

dadu.

2)  Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep,

prinsip dan prosedur hingga berpikir metakognitif melalui diskusi kelompok

atau diskusi kelas. Kegiatan ini dapat dilakukan dalam diskusi kelompok

atau klasikal dengan motivasi dari guru.

3)  Mengumpulkan informasi adalah kegiatan untuk meningkatkan

keingintahuan siswa, mengembangkan kreativitas, dan keterampilan kerja

ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan

melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah

data. Dalam pembelajaran Matematika, pemanfaatan sumber belajar

termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan.

4)  Mengasosiasi adalah kegiatan dengan tujuan untuk membangun

kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh

guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga

siswa melakukan aktivitas antara lain menganalisis data, mengelompokkan,

membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan

memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik.

5)  Mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil

konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau

grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan

pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui

presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.

Page 30: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 30/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 27 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Kelima kegiatan tersebut di atas, tidak harus terjadi dalam satu kali pertemuan,

tetapi setiap pertemuan fokus kepada kegiatan mana yang akan dilakukan

disesuaikan dengan karakteristik materi atau IPK.

Contoh;

Jika dalam satu RPP terdapat 3 (tiga) kali pertemuan, maka ada kemungkinan

sebagai berikut;

1)  pertemuan pertama fokus kepada kegiatan mengamati dan menanya,

2)  pertemuan kedua fokus kepada menanya, mengumpulkan informasi, dan

mengasosiasi

3) 

pertemuan ketiga fokus kepada kegiatan mengomunikasikan.

c.  Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama peserta didik dan/atau sendiri

membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau

refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan

terporgram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,

merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedy,

program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik

individual maupun kelompok.

5.  Merencanakan dan melaksanakan Penilaian Autentik

a.  Aspek pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan penugasan

b. 

 Aspek keterampilan melalui praktik, proyek dan portofolio produk

c.  Aspek sikap melalui melalui observasi, penilaian diri, penilaian sejawat,

dan jurnal

Page 31: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 31/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

28

BAB IV

PENUTUP

Efektifitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa semakin

efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin berkualitas

dan sebaliknya semakin tidak efektifnya pembelajaran maka berdampak hasil belajar yang

tidak optimal.

Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses

pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran

langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,

kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan

sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan

pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar

dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

mengasosiasi atau menganalisis, dan mengomunikasikan apa yang sudah ditemukannya.

Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses

pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidaklangsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.Baik pembelajaran langsung

maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak

terpisah.Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD

yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam

suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan

KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD

yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang

mengacu pada Silabus dan buku (buku guru dan/atau buku siswa).

Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya

seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4

dapat tercapai secara terintegrasi.

Page 32: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 32/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA 29 

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran

saintifik serta melakukan penilaian autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu

penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang

memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah

alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik.

Page 33: 04. MATEMATIKA

7/26/2019 04. MATEMATIKA

http://slidepdf.com/reader/full/04-matematika 33/33

Naskah Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMA

DATAR PUSTAKA

 Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001).  A Taxonomy For Learning, Teaching, And

 Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives . New York.Longman.

Bruner, J. (1996). The Culture of Education . Cambridge, MA: Harvard University Press.

Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, andEpistemologies. Bloomington: Indiana University Press.

Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty.Educational Policy , 12, 525-541.

http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education

Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71,Tambahan Lembar Negara)

Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasardan Menengah;

Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah.

Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar danMenengah.

Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SekolahMenengah Atas/Madrasah Aliyah.

UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),

 Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a BriefHistorical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. TheUniversity of Western Australia.