24
PENGENALAN DASAR GEOMORFOLOGI DAN PENGINDERAAN JAUH Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah geomorfologi dan pengindraan jauh AnugrahWidiana 270110140001 SatrioWibowo 270110140121 LuthfiZulkifli 270110140161 Mira Widyariestha 270110140163

karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

PENGENALAN DASAR GEOMORFOLOGI

DAN PENGINDERAAN JAUHTugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah geomorfologi dan pengindraan jauh

AnugrahWidiana 270110140001

SatrioWibowo 270110140121

LuthfiZulkifli 270110140161

Mira Widyariestha 270110140163

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

Page 2: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Puji dan syukur kita panjatkankehadirat Allah SWTkarenaberkatrahmatdanhidayahnya kami

dapatmenyelesaikankaryatulisini.TaklupaSholawatsertasalam kami junjungkankepadaNabiBesar

Muhammad SAW

besertakeluargadansahabatnyakarenaberkatusahabeliaukitadapatkeluardarizamankebodohan

Terimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan

jauh yang telah memberikan arahan agar karya tulis yang berjudul “PENGENALAN DASAR

GEOMORFOLOGI DAN PENGINDERAAN JAUH” bias dibuat dengan sebaik-baiknya dan

diselesaikan tepat waktu.

Penulis berharap dengan karya tulis ini dapat menambah ilmu teman-teman dan penulis.

Penulis juga berharap karya tulis ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya demi memajukan ilmu

pendidikan di Indonesia.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Penulis mohon maaf bila ada kesalahan pemilihan

kata dan tulisan yang ada dalam karya tulis ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sumedang, September 2014

Penulis

Page 3: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam mendalami geologi, diperlukan pemahaman yang baik dalam beberapa bidang

matakuliah. Ada banyak mata kuliah yang harus didalami oleh seseorang yang ingin menjadi seorang

ahli geologi, salah satunya mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh.

Dalam karya tulis ini, kami ingin mengangkat tema tentang deskripsi geomorfologi dan penginderaan

jauh. Geomorfologi dan penginderaan jauh merupakan salah satu matakuliah wajib di semester satu

bagi seseorang yang mengambil program studi Teknik Geologi Universitas Padjadjaran. Kami ingin

dalam karya tulis ini teman-teman dan kelompok kami dapat mengerti matakuliah geomorfologi dan

penginderaan jauh secara umum, sebelum kita masuk lebih jauh dalam program studi Teknik Geologi

Universitas Padjadjaran.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang tersebut ada beberapa rumusan masalah yang muncul

untuk dikaji, antara lain:

Apa yang dimaksud dengan geomorfologi?

Apa yang dimaksud dengan penginderaan jauh?

Apa hubungan geomorfologi dan pengindraan jauh?

1.3 Tujuan

Tujuan karya tulis ini adalah untuk mengenal mata kuliah geomorfologi dan

penginderaan jauh. Jika sudah mengenal definisi umumnya maka akan mempermudah dalam

proses memperdalam materi geomorfologi dan penginderaan jauh.

Page 4: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 GEOMORFOLOGI

2.1.1 Pengertian Geomorfologi

Geomorfologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari Bentangalam, bentuk alam

dan proses yang membentuknya (wikipedia). Bentuk alam atau landform adalah suatu

individual corak permukaan bumi seperti lereng, bukit dan lembah. Bentangalam atau

Landscape ialah gabungan dari beberapa bentuk alam, contohnya seperti gunung atau padang

pasir.

Worcester (1939) menjelaskan dan mentafsirkan bentuk permukaan bumi, namun

bukan hanya ilmu tentang bentang alam (science of landscape) melainkan menjelaskan pula

pembentukan cekungan lautan, paparan benua serta struktur yang lebih kecil seperti dataran

rendah. dataran tinggi, gunung dan sebagainya.

Lobeck (1939) dalam bukunya “Geomorphology: An Introduction to the study of

landscapes”. Landscapes yang dimaksudkan adalah bentangalam alamiah (natural

landscapes). Untukmendeskripsikan bentuk permukaan bumi, ada tiga faktor utama

yangharus diperhatikan yaitu struktur, proses dan stadia. Ketiga faktor menjadi satu dalam

ilmu geomorfologi.

William Morris Davis (1884–1899) pertama kalinya Mengembangkan model tentang

siklus geomorfik yang terinspirasi dari teori “uniformitarianisme” yang pertama kalinya

dikenalkan oleh James Hutton (1726-1797). Siklus geomorfik mampu menjelaskan

bagaimana urutan sungai yang mengikis lembah dan membuatnya menjadi semakin dalam,

erosi pada dinding lembah yang membuat menjadi landai dan luas. Siklus ini akan terus

berlangsung, dan akhirnya terjadi pengangkatan daratan.

Page 5: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

2.2.2    Konsep dasar Geomorfologi

10 Konsep dasar geomorfologi yang berada dalam buku Principles of Geomorphology

adalah:

1. Proses-proses fisik dan hukumnya yang terjadi saat ini berlangsung selama waktu

geologi,

2. Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam evolusi bentuk

lahan,

3. Tingkat perkembangan relief permukaan bumi tergantung pada proses-proses

geomorfologi yang berlangsung,

4. Proses-proses geomorfik terekam pada land forms yang menunjukan karakteristik

proses yang berlangsung,

5. Keragaman erosional agents tercermin pada produk dan urutan land forms yang

terbentuk,

6. Evolusi geomorfologi bersifat kompleks,

7. Obyek alam di permukaan bumi umumnya berumur lebih muda dari Pleistosen,

8. Interpretasi yang sempurna mengenai landscapes melibatkan beragam faktor geologi

dan perubahan iklim selama Pleistosen,

9. Apresiasi iklim global diperlukan dalam memahami proses-proses geomorfik yang

beragam, dan

10. Geomorfologi, umumnya mempelajari land forms / landscapes yang terjadi saat ini

dan sejarah pembentukannya.

Page 6: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

Seorang geomorfologis pun harus memahami fungsi dari bentuk alam, bagaimana bentuk

alam ini dapat memberikan efek terhadap perubahan energi contoh nyaseperti proses yang

menyebabkan pembentukan topografi diantaranya disebabkan oleh angin, ombak, cuaca,

pergerakan tanah, aliran air, gletser, tektonik, dan vulkanik.

2.3.3 Relief

Relief yang dimaksud mencakup daratan benua maupun daratan lautan. Berdasarkan luas

nya Relef dikelompokan dalam 3 jenis orde yaitu

1. Relief Orde I (Relief of the first order)

2. Relief Orde II (Relief of the second order)

3. Relief Orde III (Relief of the third order)

2.3.3.1 Relief Orde Pertama

Bentuk bentuk dalam orde ini sangat luas, termasuk dalam paparan benua dan cekungan

lautan. Relief orde pertama berkaitan dengan proses pembentukan bumi.

Gambar 1-1 Relief Order I : Benua dan Cekungan Samudra

2.3.3.2 Relief Orde Kedua

Page 7: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

Relief orde kedua bisa disebut dengan fase pembangunan (fase konstruktif). Hal ini

disebabkan oleh gaya yang diakibatkan dari dalam bumi yang bersifat membangun (gaya

endogen). Kawasan Benua dan dataran lautan pada relief orde pertama yang menjadi tempat

terbentuk nya satuan relief yang dibentuk oleh orde kedua seperti dataran tinggi, gunung dan

sebagainya. Gaya Endogen merupakan gaya yang berasal dari dalam bumi yang

mengakibatkan perubahan bentuk pada permuka an bumi. Gaya Endogen terdiri dari dua

jenis yaitu:

Epirogenesa,Jika terjadi Proses Epirogenesa pada tempat yang luas maka akan

terbentuk Benua

Orogenesa, Jika terjadi Proses Orogenesa pada tempat yang luas maka akan terbentuk

Pegunungan

Kedua Gaya Endogen diatas dapat menyebabkan bentangalam yang membangun. Apabila

suatu daerah yang tersusun dari batuan dan mengalami gaya Endogen yang perlapisanya

secara Horizontal maka akan terbentuk dataran. Gaya Endogen pun dapat terjadi pada

lapisan batu sedimen yang perlapisan terus menerus dan akhirnya membentuk kubah (dome

mountain). Apabila gaya endogen mengakibatkan batuan sedimen terlipat kuat menghasilkan

perlipatan sinklin dan antiklin maka akan menghasilkan pegunungan lipatan (folded

mountains). Sedangkan apabila dipengaruhi oleh lipatan dan patahan akan menghasilkan

pegunungan lipat pathan (complex mountains).

Page 8: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

Gambar 1-2 Citra pegunungan “Himalaya” yang terdapat di Nepal yang masuk kedalam relief orde kedua.

2.3.3.3 Relief Orde Ketiga

Fase Orde Ketiga bisa disebut dengan fase penghancuran yang disebkan oleh gaya

eksergonik. Gaya Eksergonik merupakan gaya yang berasal dari Luar Bumi yang

memperindah dan menghiasi bentuk bentuk yang terbentuk pada fase orde dua. Gaya

Eksergonik akan meninggalkanbentuk lahan akibat erosi seperti, Valley dan Canyons.

Terdapat 4 Energi utama dalam proses ini, yaitu:

1. Bentuk-bentangalam yang dihasilkan oleh aktivitas sungai (fluvial), yaitu :

a. Bentuk bentangalam hasil erosi (Erosional forms), seperti: gallies, valleys, gorges dan

canyons.

b. Bentuk bentangalam hasil residu (Residual forms), seperti: peaks, ronadrocks, summits

areas.

c. Bentuk bentangalam hasil pengendapan (Depositional forms) seperti: alluvial fans, flood

plains and deltas.

2. Bentuk-bentangalam yang dihasilkan oleh energi dari luncuran es (gletser) yaitu :

a. Bentuk bentangalam hasil erosi (Erosional forms), seperti: cirques, glacial trought

Page 9: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

b. Bentuk bentangalam hasil residu (Residual forms), seperti: patterhorn-peaks, aretes, roche

eontounees

c. Bentuk bentangalam hasil pengendapan (Depositional forms), seperti: deraine, drumlins,

kame dan esker.

3. Bentuk bentangalam yang dihasilkan oleh energi gelombang laut, yaitu :

a. Bentuk bentangalam hasil erosi (Erosional forms), seperti: erode sea caves

b. Bentuk bentangalam hasil residu (Residual forms), seperti: stacks & Arches

c. Bentuk bentangalam hasil pengendapan (Depositional forms) seperti: beaches, bars & spits

4. Bentuk bentangalam yang diciptakan oleh energi angin, yaitu :

a. Bentuk bentangalam hasil erosi (Erosional forms), seperti: blow holes pada daerah-daerah

yang berpasir

b. Bentuk bentangalam hasil residu (Residual forms), seperti: pedestal dan mushroom rocks.

c. Bentuk bentangalam hasil pengendapan (Depositional forms) seperti: endapan pasir atau

lempung dalam bentuk dunes atau loess.

Relief order 3 yang dihasilkan oleh aktivitas sungai (fluvial): Gullies (kiri) dan Kipas Aluvial (kanan)

Page 10: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

Relief order 3 yang dihasilkan oleh energi dari luncuran es: : glacial trought (kiri) dan cirques glacial (kanan)

Relief order 3 yang dihasilkan oleh energi gelombang laut: erode sea caves (kiri) dan stacks & Arches (kanan)

Relief order 3 yang dihasilkan oleh energi angin: Sandunes (kiri) dan pedestal (kanan)

Siklus Geomorfik adalah Peristiwa yang terjadi mempunyai gejala gejala terus

menerus dari suatu stadia awal sampai stadia akhir dan kembali pada stadia awal. Siklus

geomorfologi bisa diartikan sebagai rangkaian gejala geomorfologi yang sifatnya menerus.

Suatu bentangalam dikatakan telah mengalami satu siklus geomorfologi apabila telah melalui

tahapan perkembangan mulai tahap muda, dewasa dan tua.

Page 11: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

Stadia Muda: Dicirikan oleh lembah berbentuk “V”, tidak dijumpai dataran banjir, banyak dijumpai air terjun, aliran air deras, erosi vertikal lebih dominan dibandingkan erosi lateral.

Stadia Dewasa: Dicirikan oleh relief yang maksimal, dengan bentuk lembah sudah mulai cenderung berbentuk “U” dimana erosi vertikal sudang seimbang dengan erosi lateral, cabang-cabang sungai sudah memperlihatkan bentuk meandering.

Stadia Tua: Dicirikan oleh lembah dan sungai meander yang lebar, erosi lateral lebih dominan dibandingkan erosi vertikal karena permukaan erosi sudah mendekati ketingkat dasar muka air.

2.2 PENGINDRAAN JAUH

2. 2.1 Pengertian Pengindraan jauh

Pengindraan jauh atau indareja adalah metode pengambilan informasi objek dengan

tidak melakukan interaksi langsung dengan objek tersebut. Indrareja mengumpulkan

informasi dari jarak yang sangat jauh dari objek. Seperti dikutip dari wikipedia, istilah

inderaja sendiri berasal dari bahasa Inggris remote sensing, bahasa Perancis télédétection,

bahasa Jerman fernerkundung, bahasa Portugis sensoriamento remota, bahasa Spanyol

percepcion remote dan bahasa Rusia distangtionaya.

2.2.2 Sejarah

Pengaplikasian indrareja paling sederhana yaitu pada akhir tahun 1800an di mana

kamera diposisikan di jauh dari permukaan tanah dengan balon atau layang-layang. Kamera

ini akan mengambil fotografi kenampakan bumi. Kemudian pada Perang Dunia I, fotografi

Page 12: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

aerial seperti ini berperan sangat penting dalam pengumpulan informasi mengenai pergerakan

dan posisi pasukan musuh. Fotografi aerial pada masa itu diambil dari pesawat terbang. Pada

Perang Dunia II, fotografi aerial mengalami kemajuan pesat karena gambar yang diambil

tidak lagi hanya berupa hitam-putih melainkan berwarna. Informasi yang didapatkan dari

fotografi aerial saat itu jauh lebih banyak daripada masa-masa sebelumnya. Di tahun 1942,

Kodak mulai mengembangkan film dengan warna inframerah yang merekam gelombang

dengan spektrum mendekati bagian spektrum inframerah. Tipe ini memiliki kemampuan

indentifikasi tipe dan kesehatan vegetasi yang lebih detail.

Pyramid gyza yang dipublikasikan pada tahun 1978 (kiri), Pesawat yang digunakan untuk fotografi aerial saat Perang Dunia I (kanan) (sumber: http://en.wikipedia.org)

Revolusi pengindraan jauh dimulai pada tahun 1960an, di mana manusia mulai

menggunakan satelit luar angkasa untuk teknologi pengindraan jauh. Karena gambar diambil

dari posisi yang sangat jauh dari permukaan bumi, cakupan pantau menjadi jauh lebih luas.

Satelit meteorologi yang pertama diluncurkan adalh TIROS-1, satelit milik Amerika Serikat

yang menggunakan teknologi roket atlas. Satelit-satelit pertama pada saat itu menggunakan

alat yang mirip dengan kamera televisi untuk menangkap gambar secara digital. Data yang

didapatkan kemudian ditransmisi ke stasion penerima yang terdapat di permukaan bumi.

Page 13: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

Pada tahun 1970an, revolusi kedua pengindraan jauh dimuai dengan peluncuran

satelit Landsat. Sejak 1972, beberapa generasi satelit Landsat telah menyediakan berbagai

data mengenai permukaan bumi. Saat ini, Landsat mengorbit bumi pada ketinggian sekitar

700 kilometer. Pengambilan gambar komplit seluruh permukaan bumi memakan waktu 233

kali pengorbitan yang diambil setiap 16 hari sekali. Teknologi sensor yang pertama kali

digunakan Landsat adalah multispectral scanner, yang dapat merekam 4 spektrum

gelombang. Sedangkan setelah 1982 teknologi pengambilan gambar yang digunakah adalah

thematic mapper yang dapat merekam tujuh spektrum gelombang mulai dari yang terlihat

hingga yang tak terlihat seperti inframerah. Setelah kegunaan Landsat terbukti sangat besar,

negara-negara lain mulai meluncurkan satelit pengindraan jauh masing-masing. Prancis

mengeluarkan SPOT, Kanada mengeluarkan Radarsat-1, dan lain sebagainya.

Citra kota Newyork hasil interpretasi SPOT(sumber: http://www.physicalgeography.net)

2.2.3 Metode kerja

Indareja memanfaatkan interaksi energi radiasi untuk mendeteksi objek. Salah satunya

menggunakan transmisi gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik yang

direfleksikan maupun dipancarkan dari objek akan ditangkap oleh alat pemantau untuk

nantinya diintrepretasi. Citra hasil intrepretasi kemudian akan digunakan untuk dianalisis.

Metode ini dapat diterapkan di berbagai bidang, seperti medis, astronomi, dan geologi.

Pada bidang pada bidang ilmu geologi, penggunaaan indareja adalah untuk

pengambilan informasi mengenai fenomena-fenomena pada litosfer, biosfer, hidrosfer dan

atmosfer. Indrareja dapat digunakan untuk mengukur dan mencari informasi mengenai

bentuk permukaan bumi, berbagai gejala alam, dan kondisi cuaca pada atmosfer. Metode

Page 14: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

indrareja diaplikasikan memakai alat sensor khusus. Alat sensor ini dibawa mengudara

menggunakan helikopter, pesawat, atau satelit agar jangkauan pantaunya lebih luas.

Mata manusia hanya dapat membedakan objek yang kasat mata, yaitu objek yang

dapat memantulkan spektrum warna yang terlihat. Sedangkan sensor dapat mendeteksi area

yang kasat mata dan yang tidak tampak pada spektrum gelombang.

Berdasarkan sumber energi untuk pengaplikasian indrareja, terdapat dua jenis sensor

pada pengindraaan jauh. Sensor-sensor tersebut adalah sensor yang memakai energi pasif dan

sensor yang memakai energi aktif. Sensor dengan energi pasif membutuhkan sumber energi

eksternal untuk pengoperasiannya. Sumber energi eksternal pada umumnya adalah matahari.

Sensor pasif menangkap dan mengukur panjang gelombang yang direfleksikan dan

dipancarkan oleh objek pantau. Berbeda dengan sensor pasif, sensor aktif menyediakan

sendiri sumber energinya. Radar sensor aktif akan memancarkan energi pada objek dan

mengukur pantulan energi yang dihasilkan. Sensor yang umum digunakan adalah sensor

dengan energi pasif.

Cara kerja sensor pasif(sumber: http://www.oneonta.edu)

Metode pengindraan jauh mengindentifikasi berbagai kenampakan alam melalui

perbedaan rona warna dan pola. Karena permukaan bumi memiliki bentuk yang berbeda-

beda, maka warna-warna yang dihasilkan tentu akan berbeda pula. Setiap ketinggian dan

tekstur permukaan bumi memiliki karakteristik warna tersendiri pada hasil citraan indrareja.

Ini disebabkan oleh tingkat kemampuan pantul dan pancar yang dimiliki oleh masing-masing

permukaan bumi. Energi yang direfleksikan lautan tentunya tidak akan sama dengan pantulan

Page 15: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

yang dihasilkan oleh daerah-daerah di daratan. Karakteristik yang bervariasi inilah yang

menyebabkan berbagai perbedaan rona warna pada hasil citraan indrareja.

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi jumlah energi yang diterima masing-masing

objek. Faktor tersebut antara lain waktu penyinaran, bentuk permukaan bumi, dan keadaan

cuaca.

Keuntungan terbesar penggunaan indrareja adalah kemampuannya menggambarkan

objek di permukaan bumi dengan wujud serta bentuk yang mirip dengan aslinya dan area

yang diliput relatif luas. Pengindraan jauh juga dapat menggambarkan benda yang tidak

tampak sehingga sangat diperlukan untuk mengecek objek-objek di bawah permukaan bumi,

seperti untuk mengetahui adanya kebocoran pipa dalam tanah. Hasil pengindraan jauh pun

relatif cepat dan mudah didapatkan, sehingga area objek yang sulit ditempuh tidak lagi

menjadi penghalang untuk memperoleh informasi. Selain itu pengindraan jauh juga

merupakan satu-satunya cara untuk memetakan daerah rawan bencana.

2.2.4 Hubungan Remote Sensing dan Geomorfologi

Ilmu pengetahuan yang mempelajari geologi dengan menggunakan citra pengindraan

jauh disebut Geologi Citra Pengindraan Jauh. Foto udara merupakan salah satu macam citra

pengindraan jauh yang sudah lama dipergunakan orang untuk mempelajari Geologi. Foto

udara adalah foto permukaan bumi yang diambil dari pesawat udara atau satelit dengan

menggunakan kamera udara (Bates dan Jackson, 1987). Dalam Geologi citra pengindraan

jauh dikenal 2 faktor interprestasi citra yaitu :

2.2.4.1      Unsur dasar interpretasi Pengenalan Citra

2.2.4.2      Unsur dasar interpretasi Geologi

Dengan melihat kedua citra tersebut, kita dapat mengetahui persebaran batuan dan

geomorfologi secara garis besar. Untuk melihat keadaan secara detail, perlu mendatangi

daerah tersebut.

2.2.4.1     Unsur dasar interpretasi Pengenalan Citra

Citraan hasil indrareja akan diinterpretasi menggunakan alat bantu. Alat bantu

tersebut bernama stereoskop. Unsur-unsur dasar interpretasi citra indrareja yaitu, rona warna,

bentuk, ukuran, tekstur, pola, bayangan, dan situs.

Page 16: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

Stadion Nelson Mandela, Afrika Selatan dapat di identifikasi dengan melihat bentuk hasil interpretasi satelit

2.2.4.2 Unsur dasar interpretasi geologi

Unsur dasar interpretasi geologi terdiri dari Relief, Pola Penyaluran, Kebudayaan dan

Tumbuh-tumbuhan Penutup

a. Relief

Relief yaitu beda tinggi rendah dari suatu tempat dengan tempat lainnya pada suatu daerah

dan juga curam landainya lereng-lereng yang ada. Contohnya seperti bentuk-bentuk bukit,

lembah, dataran, gunung dan sebagainya.

b.      Pola Penyaluran (drainage pattern)

Pola penyaluran adalah kenampakan pola sungai pada foto udara

c.      Kebudayaan (culture)

Kebudayaan kerapkali dapat dipergunakan untuk interprestasi geologi Sawah biasanya diolah

oleh manusia didataran alluvial atau tanah residual hasil pelaukan batuan, biasanya dikaki

gunung api.

d.      Tumbuh-tumbuhan Penutup (vegetation)

Tumbuah-tumbuhan penutup kerapkali dapat memberi keterangan tentang geologi suatu

daerah. Hampir seluruh wilayah Indonesia tertutup oleh tumbuh-tumbuhan, baik hutan tropis,

lembab, savanna, ataupun tumbuhan hasil kebudayaan manusia.

Page 17: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

Informasi tumbuhan penutup di lahan Limboto,Gorontalo(sumber: http://inderaja.lapan.go.id)

Informasi relief citra Landsat non foto di daerah Philadelphia, Pennsylvania(sumber: www.satimagingcorp.com)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Geomorfologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari Bentang alam, bentuk alam

dan proses yang membentuknya seperti pembentukan cekungan lautan, paparan benua serta

struktur yang lebih kecil seperti dataran rendah. dataran tinggi, gunung dan sebagainya.

Page 18: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/Tugas1... · Web viewTerimakasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah geomorfologi dan penginderaan jauh

Untuk mendeskripsikan bentuk permukaan bumi, ada tiga faktor utama yang harus

diperhatikan yaitu struktur, proses dan stadia. Perubahan bentuk permukaan bumi permukaan

bumi dapat disebabkan oleh energi seperti angin, ombak, gelombang,dll.

Pengindraan jauh atau indareja adalah metode pengambilan informasi objek dengan

tidak melakukan interaksi langsung dengan objek tersebut dengan mengumpulkan informasi

dari jarak yang sangat jauh. Indareja berkembang cepat dimulai dari yang sederhana

menggunakan kamera yang diterbangkan layangan sampai paling modern sekarang

menggunakan data dari satelit. Indareja juga dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang

seperti bidang kesehatan dan pertanian. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi indareja

diantaranya waktu penyinaran, permukaan benda, dan cuaca.

Pengindraan jauh dapat diaplikasikan di mana saja, seperti kartografi, penggunaan

lahan, pemetaan tanah, perhutanan, arkeologi, observasi militer, meteorologi, geomorfologi

dan lain sebagainya. Didalam ilmu Kebumian, kita hanya dapat mengetahui Geomorfologi

secara garis besar. Jika ingin mengetahui suatu daerah secara detail, diperlukan terjun

langsung ke lapangan.

3.2 Saran

Kami menyarankan untuk teman-teman sekalian untuk mempelajari lebih lanjut

mengenai ilmu geomorfologi dan penginderaan jauh dari sumber-sumber lain. Karena apa

yang kami presentasikan pada kali ini hanya gambaran luar saja dari ilmu geomorfologi dan

penginderaan jauh. Masih banyak hal lain yang dapat dipelajari lebih lanjut dalam ilmu ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Ratu. “Cara Beternak Itik Lampung”. 15 Januari 2001. http://ternakindo.com/2008/12/literasi-informasi-ternak-itik-nasional.html.