Upload
ledat
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Penderita Diabetes Dapat Berpuasa dengan Aman
Oleh: dr. Nisa Arifani-RSUD LawangDatangnya bulan puasa tak ayal membuat para penderita diabetes (diabetesi) resah.
Meskipun terlepas dari kewajiban puasa bila kondisinya tidak memungkinkan, namun tidak
sedikit diabetesi yang ingin tetap berpuasa. Lantas bagaimana sebaiknya para diabetesi
menjalankan ibadah puasa dengan aman?
Diabetes
Sebelumnya mari kita kupas terlebih dahulu penyakit diabetes. Diabetes atau sering
disebut kencing manis adalah suatu kondisi tubuh dimana gula darah sewaktu lebih dari 200
mg/dl, atau gula darah puasa lebih dari 126 mg/dl. Penyebabnya secara umum ada dua,
pertama karena faktor keturunan, atau yang kerap disebut DM tipe I. Kedua dan yang paling
sering dijumpai adalah diabetes akibat gaya hidup yang kurang sehat, atau yang disebut DM
tipe II.
Meskipun keduanya sama-sama akibat kurangnya insulin dalam darah, namun
penyebabnya berbeda. Perlu diketahui bahwa insulin dibutuhkan tubuh untuk menyimpan gula
yang beredar dalam darah menjadi bentuk yang dapat disimpan di dalam hati dan otot. Pada
tipe I, kekurangan insulin terjadi akibat tubuh tidak dapat menghasilkan insulin sebagaimana
mestinya, sehingga kadar insulin darah kurang atau bahkan tidak ada. Sedangkan pada DM tipe
II, terjadi kekurangan insulin secara relatif akibat tingginya kadar gula dalam darah sehingga
meskipun tubuh menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup, namun tidak cukup untuk
memecah gula dalam darah yang jumlahnya terlalu banyak.
Gejala diabetes bervariasi, ada yang menunjukkan tanda-tanda yang khas, namun
banyak diantaranya tidak khas. Tanda yang khas seperti sering kencing (kencing malam hari
lebih dari dua kali), sering haus, sering merasa lapar, atau terjadi penurunan berat badan yang
tidak dapat dijelaskan sebabnya. Sedangkan keluhan yang tidak khas, seperti lemah,
kesemutan, gatal, pandangan kabur, gangguan ereksi pada pria, atau gatal-gatal di sekitar
kemaluan pada wanita.
Jika anda seorang diabetesi, maka
Anda dapat berpuasa dengan aman bila:
Anda diabetesi yang belum memiliki ketergantungan pada insulin
Anda telah meminta saran dokter sebelumnya mengenai kondisi kesehatan Anda dan
dokter menyatakan diabetes anda cukup terkontrol, serta tidak ada komplikasi serius
Anda termasuk diabetesi yang dapat mengendalikan diri untuk tidak mengkonsumsi
makanan dan minuman manis secara berlebihan pada saat berbuka dan sahur.
Anda sebaiknya tidak berpuasa bila:
Anda diabetesi yang sedang pengobatan dengan insulin
Diabetes Anda tidak terkelola dengan baik.
Anda memiliki komplikasi diabetes serius seperti penyakit jantung atau hipertensi.
Anda sedang hamil atau menyusui.
Anda memerlukan pengawasan atau perawatan harian (seperti pada lansia atau
memiliki masalah kesadaran atau pemahaman).
Anda sedang sakit dengan kondisi temporer seperti flu dan lainnya yang cukup berat.
Anda memiliki riwayat diabetik ketoasidosis (kedaruratan yang terjadi saat gula darah
tidak tersedia sebagai sumber tenaga sehingga tubuh menggunakan lemak sebagai
penggantinya) atau Anda rentan pingsan karena hipoglikemi.
Beberapa tips berpuasa bagi penderita diabetes:
1. Konsultasikan dengan dokter anda
Mintalah saran dokter sebelum dan selama berpuasa, karena mereka mungkin akan
mengubah atau mengganti obat yang harus Anda konsumsi.
Setelah Ramadhan, kunjungi dokter untuk memastikan kadar gula darah Anda terkelola
dengan baik dan untuk menyesuaikan ulang obat-obatan yang anda minum.
2. obat-obatan
Jangan menghentikan pengobatan, tetapi dosis dan waktunya harus disesuaikan dengan
waktu berpuasa.
jangan meminum obat peningkat insulin pada saat sahur (tanyakan kepada dokter
anda), karena insulin yang meningkat tidak disertai asupan makan sesudahnya, dapat
menyebabkan hipoglikemia
Obat peningkat insulin yang biasanya diminum pada pagi hari, pada saat puasa sangat
dianjurkan untuk diminum pada saat berbuka saja.
3. Persiapkan sebelumnya
Pada kondisi normal, orang akan mengalami lapar ketika waktu makan lebih dari 8 jam.
Saat itu terjadi penurunan kadar gula darah. Setelah itu, tubuh akan membentuk insulin.
Namun, karena penderita diabetes kekurangan insulin, maka tubuh secara otomatis
akan mencari bahan pembentuk gula, yang tersimpan dalam lemak dan protein dari
dalam tubuh. Ketika tubuh memecah protein di dalam tubuh, akan menghasilkan zat
buangan yang disebut badan keton. Tumpukan badan keton inilah yang akan
menimbulkan efek asam pada darah yang biasa disebut ketoasidosis. Kondisi inilah yang
berbahaya bagi tubuh. Karena itu, diabetesi harus mempersiapkan puasa dengan
matang, yaitu latihan puasa dua bulan sebelumnya. Supaya, tidak terjadi kondisi
kelaparan atau penurunan kadar gula darah yang memicu kondisi ketoasidosis.
Sebaiknya anda menyiapkan alat cek gula darah mandiri di rumah, sehingga anda dapat
memantau gula darah lebih ketat selama berpuasa.
4. pengaturan pola makan
tetap menjaga pola makan sesuai dengan saran ahli gizi anda, yang dikenal dengan 3J,
tepat Jenis, Jumlah dan Jadwal
Sebaiknya 50 persen dari total kebutuhan energi dikonsumsi saat berbuka puasa, 10
persen setelah tarawih dan 40 persen saat sahur
Usahakan untuk makan sahur sedekat mungkin dengan waktu imsak/subuh, karena
akan membuat gula darah lebih terjaga selama masa berpuasa.
Untuk pemilihan karbohidrat, pilihlah karbohidrat kompleks yang butuh pembakaran
lama saat sahur, seperti nasi merah, kentang, gandum, havermut
Membatasi konsumsi lemak
perbanyaklah serat seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian sehingga tidak
menyebabkan lonjakan gula darah segera setelah berbuka.
Minumlah banyak air tawar di malam hari, kurang lebih delapan gelas atau 1,5-2 liter.
Kurangi konsumsi teh dan kopi karena cenderung merangsang keluarnya air seni
sehingga memicu dehidrasi di siang hari.
Segeralah berbuka dengan makanan yang manis dan mengandung karbohidrat tinggi
agar dapat segera mengembalikan energi yang hilang pada saat berpuasa, seperti kurma
atau kolak. Namun tentu saja dalam jumlah yang tidak berlebihan.
Pantaulah kadar gula darah Anda secara ketat, Dianjurkan untuk mengecek gula darah
sebelum sahur, 2 jam sesudah sahur, sebelum berbuka, dan 2 jam sesudah buka. Hasil
pengukuran dapat menunjukkan bagaimana tubuh Anda beradaptasi terhadap rutinitas
baru.
5. aktivitas fisik
Selain pengaturan makanan, diabetesi diharapkan bisa tetap menjaga kondisi tubuhnya
dengan melakukan aktivitas fisik. Pasien diabetes tetap boleh berolahraga dengan intensitas
ringan. Sebab olahraga dapat membantu tubuh menangkap kelebihan gula supaya bisa
disimpan didalam otot.
6. jangan ragu membatalkan puasa bila:
Anda mengalami gejala hipoglikemia (gula darah turun menjadi 60 mg/dl) seperti
berkeringat, gelisah, gemetar, sebaiknya segera berbuka dengan minuman bergula yang
diikuti makanan kaya karbohidrat. Hipoglikemia pada saat berpuasa umumnya terjadi
pada sore hari menjelang berbuka puasa dan terutama pada penderita berusia lanjut.
Bila dengan mengkonsumsi makanan manis dan karbohidrat anda masih merasakan
gejala hipoglikemi, anda harus segera mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat.
Anda mengalami tanda-tanda hiperglikemia (gula darah naik lebih dari 300 mg/dl)
seperti lemah, bingung, sesak, atau cegukan yang tidak berhenti. Bila ini terjadi
segeralah datangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan tindakan
lebih lanjut.
Untuk mencegah kedua hal tersebut, sangat dianjurkan pasien diabetes memperketat
pemeriksaan gula.
Rubrik ini diasuh oleh:
dr. Muhammad Fauzi, M.Si
dr. Dewi Kurniawati
dr. Nisa Arifani