39
PROSES ENCODING MAKALAH Untuk memenuhi tugas matakuliah Landasan Pendidikan dan Pembelajaran Yang dibina oleh Bapak Akbar Sutawidjaja Oleh : Ratih Kusumawati 130311810695 Senja Putri Merona 130311810678 Siti Suaibah 130311810694 Yulia Izza El Milla 130311810681

thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

  • Upload
    vankiet

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

PROSES ENCODING

MAKALAHUntuk memenuhi tugas matakuliah

Landasan Pendidikan dan PembelajaranYang dibina oleh Bapak Akbar Sutawidjaja

Oleh :Ratih Kusumawati 130311810695Senja Putri Merona 130311810678Siti Suaibah 130311810694Yulia Izza El Milla 130311810681

UNIVERSITAS NEGERI MALANGPASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKASeptember 2013

Page 2: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persepsi dan perhatian sangat dipengaruhi oleh pengetahuan orang di

dunia. Pengetahuan-pengetahuan tersebut disimpan dalam memori baik jangka

pendek maupun jangka panjang. Bagaimana pengetahuan-pengetahuan atau

informasi-informasi itu dapat sampai ke memori manusia inilah yang disebut

proses encoding. Encoding mempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses

kognitif lainnya, seperti storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori,

dan retrieval, yaitu bagaimana informasi diambil dari memori.

Tidak semua informasi yang ingin kita pelajari adalah sama. Beberapa

merupakan informasi factual, berdasarkan fakta-fakta, namun sebagian

merupakan informasi kompleks. Mempelajari fakta dan mempelajari informasi

kompleks merupakan hal yang sangat berbeda. Psikolog pendidikan telah

memperkenalkan banyak cara yang digunakan pelajar untuk mempelajari tipe-tipe

informasi yang berbeda.

Banyak pelajar menggunakan taktik/strategi untuk mempelajari sesuatu.

Sebagian taktik/ strategi ini sangat mudah untuk digunakan walaupun pada

kenyataannya hanya beberapa siswa yang mampu menggunakan taktik yang lebih

luas. Mengatur strategi-strategi tersebut dalam suatu barisan yang terencana

dengan tingkat kesadaran atau dengan kata lain kemauan/ kesadaran seseorang

dalam mempelajari suatu informasi disebut metakognisi (metakognisi). Strategi

yang tepat dalam membangun informasi mengantarkan siswa kepada pemahaman

dan mengingat informasi tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

makalah ini adalah

1. Apa yang dimaksud dengan proses encoding?

2. Apa sajakah macam-macam encoding ditinjau dari segi informasinya serta

teori-teori apa yang mendukung?

Page 3: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

3. Apa yang dimaksud dengan proses metakognisi?

4. Bagaimana implikasi dari penerapan strategi-strategi proses encoding

dalam proses pembelajaran?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam

makalah ini adalah

1. Mengetahui maksud dari proses encoding

2. Mengetahui macam-macam encoding ditinjau dari segi informasinya serta

teori-teori yang mendukung.

3. Mengetahui maksud dari proses metakognisi

4. Mengetahui implikasi dari penerapan strategi-strategi proses encoding

dalam proses pembelajaran

Page 4: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Encoding

Encoding adalah proses yang dilibatkan dalam meletakkan informasi ke

dalam memori. Encoding memberi pengaruh pada proses kognitif lainnya, seperti

storage dan retrieval. Storage adalah proses bagaimana informasi tersebut

disimpan dalam memori, sedangkan retrieval adalah proses bagaimana informasi

tersebut diperoleh kembali dari memori.

Informasi itu sendiri terbagi menjadi dua macam, yaitu: informasi faktual

dan informasi kompleks. Dalam pembelajarannya pun tentu saja berbeda,

dibutuhkan strategi yang berbeda dalam menempatkan informasi-informasi

tersebut dalam memori. Mengatur strategi-strategi tersebut dalam suatu barisan

yang terencana dengan tingkat kesadaran atau dengan kata lain

kemauan/kesadaran seseorang dalam mempelajari suatu informasi disebut

metakognisi (metakognisi). Strategi yang tepat dalam membangun informasi

mengantarkan siswa kepada pemahaman dan mengingat informasi tersebut.

B. Macam-macam Encoding dan Teori yang Mendukung

1. Encoding Informasi Faktual

Proses menempatkan informasi ke dalam memori mempengaruhi

bagaimana informasi itu diingat oleh seseorang, sehingga cara seseorang melatih

informasi berpengaruh pada kualitas memorinya. Cara melatih informasi sendiri

dibagi menjadi dua, yaitu: maintenance rehearsal dan elaborative rehearsal.

Maintenance rehearsal berhubungan dengan mengulang-ulang kembali

informasi yang didapatkan secara langsung dengan tujuan membuat informasi

tersebut aktif dalam memori jangka pendek. Secara umum, maintenance rehearsal

sangat efektif untuk menahan informasi jangka pendek tanpa membebani kognitif

seseorang. Terkadang hasil dari maintenance rehearsal ini dapat berupa memori

jangka panjang, namun hal tersebut butuh usaha yang lebih dan tidak efektif.

Berlawanan dengan maintenance rehearsal adalah elaborative rehearsal.

Elaborative rehearsal adalah bentuk rehearsal dimana informasi yang akan

ditempatkan ke dalam memori dihubungkan dengan informasi lain. Berdasarkan

Page 5: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

level proses, elaborative rehearsal dipandang sebagai encoding yang dalam,

sedangkan maintenance rehearsal dipandang sebagai encoding yang dangkal.

Sehingga aktivitas encoding dengan cara elaborative rehearsal membawa pada

proses mengingat kembali pada level yang tinggi.

Para peneliti berpendapat bahwa elaborative rehearsal jauh lebih baik

disbanding maintenance rehearsal dalam memproses informasi untuk memori

jangka panjang, namun beban yang diberikan pada kognitif seseorang lebih

banyak daripada maintenance rehearsal. Sehingga disarankan untuk memandang

kedua bentuk rehearsal ini sebagai suatu rangkaian kesatuan yang digunakan

sesuai kebutuhan.

Ada banyak strategi dalam melakukan elaborative rehearsal, antara lain

adalah sebagai berikut.

1. Mediation (perantara)

Strategi encoding secara elaborasi yang paling sederhana adalah mediation

(perantara). Mediation melibatkan hal-hal yang sulit untuk diingat kepada sesuatu

yang lebih berarti. Sebagai contoh dalam menghafal kata yang tidak memiliki arti

seperti ris-kir, dihubungkan dengan kata yang memiliki arti seperti race car,

sehingga kata yang tidak memiliki arti dapat dihafal oleh memori dengan lebih

mudah. Mediation memberikan hasil lebih dalam daripada pengulangan sederhana

dari suatu hal yang baru.

2. Imagery (perumpamaan)

Pada umumnya, imagery membawa pada penggunaan memori yang lebih

baik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan imagery. Yang

pertama adalah perumpamaan yang digunakan pada materi yang akan dipelajari,

dimana materi tersebut bermacam-macam. Sebagai contoh, mempelajari kata yang

dapat dihubungkan dengan suatu gambar akan lebih mudah daripada mempelajari

kata yang tidak dapat dihubungkan dengan gambar meskipun pada instruksinya,

guru tidak meminta siswa untuk menggunakan imagery dalam mempelajari kata

tersebut. Namun, meskipun sulit, penggunaan imagery dalam mempelajari kata

yang sulit untuk dihubungkan dengan gambar dapat membantu dalam menambah

pengetahuan.

Page 6: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

Penggunaan imagery tidak hanya terbatas pada kosakata saja, namun juga

dapat diperluas pada gambaran dari suatu konsep, tokoh, dan keseluruhan

informasi. Secara sederhana, beberapa informasi lebih mudah digambarkan

daripada yang lainnya.

Hal kedua yang perlu diperhatikan dalam penggunaan imagery adalah

kemungkinan dimana penggambaran yang dilakukan oleh setiap individu berbeda-

beda bergantung pada kemampuan setiap individu dalam menggambarkan

informasi yang mereka dapatkan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,

didapat bahwa siswa yang mempunyai kemampuan baik dalam menggambarkan

suatu informasi dapat memperoleh kembali informasi yang ada dalam memorinya

dengan lebih baik. Akan tetapi, belum ada penelitian yang mendukung bahwa

kemampuan untuk menggambarkan informasi dapat diperoleh atau dapat

ditingkatkan dengan latihan. Bagi siswa yang mempunyai kemampuan

menggambarkan informasi kurang baik juga tetap mengalami peningkatan dalam

memperoleh kembali informasi yang ada dalam memorinya saat mereka

menggunakan imagery.

Hal ketiga yang perlu diperhatikan dalam penggunaan imagery adalah sifat

gambar yang muncul dalam pikiran. Para ahli menyatakan bahwa gambaran yang

paling baik adalah gambar yang aneh, berwarna-warni, dan asing. Namun

penelitian mengenai gambar yang aneh tersebut tidak membawa pada kejelasan.

Berdasarkan penelitian dan kajian yang telah dilakukan, terkadang penggunaan

gambar yang aneh tidak terlalu bermanfaat dibandingkan menggunakan gambar

yang biasa, dan terkadang penggunaan gambar biasa juga bisa lebih bermakna.

Imagery adalah komponen yang penting dari berbagai strategi mnemonic

dalam memperoleh kembali informasi yang ada dalam memori. Imagery juga

merupakan hal yang penting dalam menambah pengetahuan. Dalam hubungan

dengan beberapa teknik mnemonic, imagery dapat menjadi alat yang sangat

berguna untuk meningkatkan penggunaan memori.

3. Mnemonics (membantu ingatan/menghafal)

Mnemonics adalah strategi yang membantu seseorang dalam mengingat

atau menghafal informasi. Cirinya, mnemonics melibatkan informasi yang akan

dipelajari dengan informasi yang telah dipelajari dengan baik dengan tujuan

Page 7: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

menjadikan informasi yang akan dipelajari menjadi bermakna sehingga tidak

terlupakan. Mnemonics membantu seseorang dalam mempelajari informasi

dengan membuatnya menjadi lebih mudah untuk dikaji atau diperoleh kembali

dari memori (retrieval).

Teknik mnemonic melibatkan penggunaan rima, isyarat gerak (gesture),

dan imagery. Guru seringkali menggunakan mnemonics sebagai bagian dari

instruksinya. Siswa juga banyak yang sering menggunakan mnemonics tanpa

diminta untuk menggunakannya. Seperti yang diharapkan, beberapa mnemonics

lebih efektif dari yang lainnya, dan tiap mnemonics hanya cocok jika digunakan

pada suatu bentuk pembelajaran tertentu.

Ada beberapa teknik mnemonic yang akan dibahas dalam makalah ini.

Antara lain adalah sebagai berikut.

a. The Peg Method (Metode Pasak)

Dalam metode peg, siswa mengingat rangkaian “pasak” dimana informasi

yang akan dipelajari dapat di”gantung”kan. “Pasak” tersebut dapat berupa apapun

yang telah dipelajari dengan baik dari suatu kumpulan sesuatu, namun yang paling

populer adalah melibatkan penggunaan rima yang sederhana. Dalam penggunaan

rima tersebut digunakan penggambaran dari informasi yang akan dipelajari. Pada

saat proses memperoleh kembali informasi yang ada pada memori (retrieval),

siswa cukup membawakan rima tersebut yang telah dihubungkan dengan

informasi baru yang dipelajari.

Metode peg lebih efektif jika dipelajari dengan baik. Menariknya, metode

peg dapat digunakan berulang kali tanpa kehilangan keefektifannya. Metode peg

efektif dalam pembelajaran secara tertulis, pembelajaran secara lisan, dan

pembelajaran langkah-langkah dengan prosedur yang kompleks.

b. The Method of Loci (Metode Tempat)

Salah satu prosedur mnemonic yang paling terkenal berasal dari jaman

Yunani kuno. Menurut Bower dan Yates, metode loci berasal dari nama suatu

peristiwa dimana seorang penyair bernama Simonides menghadiri suatu

perjamuan kemudian dipanggil keluar. Saat Simonides berada di luar, atap dari

tempat perjamuan tersebut roboh, membunuh setiap orang yang berada di

dalamnya. Bencana tersebut sangat sadis karena setiap tubuh korban terkoyak-

Page 8: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

koyak sehingga korban tidak dapat dikenali. Namun, Simonides dapat mengingat

setiap korban berdasarkan lokasi duduk dalam perjamuan mereka. Oleh karena

itu, nama “metode loci” muncul berdasarkan penggunaan lokasi yang digunakan

oleh Simonides untuk mengingat kembali informasi.

Meskipun metode loci ini sudah lama ditemukan, namun penelitian

mengenai metode ini masih sedikit dilakukan. Neisser mengatakan bahwa metode

ini masih banyak digunakan oleh para ahli memori. Dalam menggunakan metode

loci ini, seseorang harus menguasai dengan baik setting tempat yang akan

digunakan. Kemudian pada setting tersebut akan disisipkan hal-hal yang nantinya

akan dikaitkan dengan hal-hal yang akan dipelajari.

Pada saat proses retrieval, maka pikiran dibawa kembali melewati lokasi,

dan setiap hal yang disisipkan dalam lokasi akan membawa kepada gambaran

tentang hal-hal yang akan dipelajari. Sama halnya dengan metode peg, metode

loci juga dapat digunakan secara berulang-ulang tanpa kehilangan keefektifannya.

Sebagai tambahan, metode loci dapat digunakan untuk membantu siswa dalam

mengingat bermacam-macam informasi yang luas.

Metode loci memiliki kemiripan dengan metode peg. Yang pertama, rima

dan lokasi harus dikuasai terlebih dahulu hingga sempurna. Penggunaan kedua

teknik mnemonic ini memerlukan dasar yang sempurna agar efektif. Yang kedua,

setiap hal yang akan dipelajari harus digambarkan secara jelas berhubungan

dengan “pasangan” yang sesuai, baik dalam rima maupun lokasi. Untuk beberapa

macam informasi, kedua metode tersebut dapat bekerja dengan baik; metode-

metode tersebut dapat menambah pengetahuan dengan sangat baik dan dapat

mengurangi upaya yang dibutuhkan dalam menambah informasi ke memori

seseorang. Sebagai tambahan, kedua metode tersebut dapat digunakan berulang

kali dengan materi yang luas. Bagaimanapun juga, upaya yang dibutuhkan kedua

metode tersebut hampir sama, yaitu upaya untuk mempelajari dasar (rima atau

lokasi) dimana informasi baru yang akan dipelajari “bergantung”. Kilpatrick

menyatakan bahwa kadang siswa menolak untuk berusaha menggunakan

mnemonics ini, tetapi setelah mereka mencoba menggunakannya, mereka hampir

selalu melaporkan bahwa mnemonic ini efektif.

Page 9: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

c. The Link Method (Metode Hubungan)

Berdasarkan Bellezza, masih sedikit penelitian yang dilakukan pada

metode link. Bagaimana pun juga, metode link dilaporkan banyak digunakan oleh

para ahli, dan metode link memiliki kelebihan dibanding metode peg maupun

metode loci karena metode link tidak memerlukan sistem dari luar atau materi

yang sebelumnya telah dipelajari.

Metode link paling cocok digunakan untuk mempelajari suatu daftar

benda. Dalam metode ini, siswa diminta untuk menyusun gambaran untuk setiap

benda yang ada dalam daftar yang akan dipelajari. Setiap gambaran digambarkan

saling berkaitan dengan benda yang selanjutnya, sehingga seluruh benda yang ada

di dalam daftar tersebut terhubung dalam suatu imajinasi. Pada saat proses

retrieval, gambaran yang interaktif tersebut dibayangkan kembali sehingga siswa

dapat mengingat benda-benda yang ada dalam daftar. Gambaran secara interaktif

ini membuat siswa mungkin untuk mengingat kembali informasi yang ada dalam

memori mereka.

d. Stories (Cerita)

Teknik mnemonic lain yang sederhana adalah penggunaan cerita yang

disusun dari hal-hal yang akan dipelajari. Untuk menggunakan metode ini, hal-hal

yang akan dipelajari diletakkan dalam suatu cerita yang mana hal-hal yang akan

dipelajari tersebut disorot dalam cerita tersebut. Sehingga pada saat proses

retrieval, cerita yang telah disusun tersebut diingat dan hal-hal yang dipelajari

dapat diperoleh kembali dari cerita tersebut.

Metode story adalah metode yang sederhana, namun efektif. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan oleh Bower dan Clark pada tahun 1969 membawa

pada kesimpulan bahwa teknik mnemonic dengan metode story ini sangat

memfasilitasi siswa dalam mengingat kembali informasi yang dipelajarinya.

e. First-Letter Method (Metode Huruf Pertama)

Menurut Boltwood dan Blick, di antara semua teknik mnemonic, metode

yang dilaporkan paling sering digunakan oleh siswa secara spontan adalah metode

first-letter. Metode first-letter melibatkan penggunaan huruf pertama dari hal-hal

yang akan dipelajari untuk membentuk suatu singkatan atau kata. Singkatan atau

Page 10: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

kata inilah yang nantinya akan membantu seseorang untuk mengingat atau

menghafal informasi yang baru.

Hasil penelitian pada metode first-letter masih kurang jelas. Namun, siswa

yang sudah familiar dengan penggunaan metode first-letter memperoleh

keuntungan dari metode ini, sedangkan siswa yang belum pernah menggunakan

metode ini hanya memperoleh sedikit keuntungan. Karena penelitian yang terus

berkembang pada metode ini, sehingga masih sulit untuk menarik kesimpulan dari

metode ini. Siswa yang menggunakan prosedur metode first-letter dianjurkan

untuk tetap melanjutkan penggunaannya, namun guru tidak dipaksa untuk

mengajarkannya.

f. The Keyword Method (Metode Kata Kunci)

Diantara teknik mnemonic yang ada, mungkin yang paling fleksibel dan

paling kuat adalah metode keyword. Seperti pada metode-metode sebelumnya,

imagery menjadi hal yang penting yang mempengaruhi keefektifan metode ini.

Metode keyword terdiri dari dua tahap: yaitu acoustic link dan imagery

link. Pada tahap pertama, dibutuhkan pengidentifikasian “kata kunci (keyword)”.

Kata kunci yang diambil adalah yang mirip dengan hal yang akan dipelajari.

Kemudian masuk pada tahap kedua, yaitu imagery link. Pada tahap ini,

dibutuhkan gambaran atau imajinasi dari kata kunci yang telah ditentukan yang

berinteraksi dengan hal yang akan dipelajari. Pada proses retrieval, hal yang akan

diperoleh kembali dari ingatan dipanggil kembali melalui gambar yang telah

dibuat secara interaktif sebelumnya, yang kemudian memungkinkan untuk

mengingat kembali maksud dari hal tersebut. Pada dasarnya, metode keyword

dikembangkan untuk mempelajari kosakata bahasa asing.

Sejak tahun 1975, banyak penelitian dilakukan pada metode ini. Hasilnya,

penggunaan metode keyword memberi dampak positif pada siswa di segala umur,

dalam berbagai bahasa, dan sangat efektif dalam meningkatkan pembelajaran bagi

siswa yang cukup lambat dan siswa yang memiliki ketidakmampuan belajar.

Selain untuk mempelajari kosakata dan fakta, metode keyword juga berguna untuk

meningkatkan pembelajaran dari teks.

Meskipun menurut penelitian yang telah dilakukan metode ini memberi

banyak kegunaan, namun belum ada rekomendasi untuk menggunakan metode ini

Page 11: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

dalam pembelajaran. Metode ini mudah untuk diajarkan dan siap untuk dipelajari

baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Karena siswa membangun sendiri

kata kunci dan imajinasinya sendiri, sehingga usaha yang dibutuhkan guru sedikit,

kecuali usaha untuk mengajarkan bagaimana menggunakan metode keyword dan

bagaimana mengingatkan siswa untuk menggunakannya. Menurut J. R. Levin,

Pressley, et al, kata kunci dan imajinasi dapat dibuat oleh guru, namun terdapat

pendekatan yang lebih efektif jika siswa membentuk kata kunci dan gambarannya

sendiri.

g. Yodai Mnemonic

Metode ini dikembangkan oleh Masachika Nakane pada tahun 1920-an

dan baru diperhatikan oleh para psikolog barat pada tahun 1980-an. Namun

penelitian akhir-akhir ini masih kurang di negara-negara barat, padahal di Jepang

metode ini sudah digunakan secara luas.

Menurut Higbee dan Kunihira, istilah yodai berarti “intisari dari struktur”

dan dinamakan yodai mnemonic karena didesain sebagai mediator verbal yang

mencoba menerangkan intisari dari aturan untuk menyelesaikan masalah.

Pengunaan yodai mnemonic melibatkan metafora yang familiar dengan

siswa. Salah satu contohnya dijelaskan oleh Higbee dan Kunihira, yaitu pada

operasi pecahan yang diajarkan pada siswa taman kanak-kanak. Digunakan

binatang kecil yang mempunyai kepala dan sayap. Kepala melambangkan

pembilang dan sayap melambangkan penyebut. Namun istilah pecahan,

pembilang, dan penyebut tidak dikenalkan. Sehingga hal utama yang dikritisi dari

teknik yodai yang telah dikemukakan oleh Higbee dan Kunihira adalah siswa

memperoleh kemampuan untuk menghitung, namun tidak mengerti apa yang

mereka kerjakan karena pembelajaran konsep diabaikan. Di satu sisi, tidak ada

gunanya mengajarkan keterampilan tanpa pemahaman. Di sisi lain, yodai

mnemonic dapat digabungkan dengan metode lain sebagai tambahan untuk

pendekatan tradisional. Penelitian masih banyak dibutuhkan untuk menunjukkan

nilai-nilai dari teknik yodai pada setting kultur yang berbeda jika digabungkan

dengan metode pengajaran yang lain.

Page 12: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

2. Encoding Informasi Kompleks

Meskipun mnemonic mempunyai cakupan aplikasi yang luas, tetapi

mnemonic ini terbatas pada sekumpulan fakta, daftar kata, ide-ide, atau langkah-

langkah suatu keahlian. Untuk informasi-informasi yang lebih kompleks, seperti

hukum newton dalam fisika atau kebijakan-kebijakan politik Amerika di tahun

1970-an, diperlukan metode yang lebih luas cakupannya. Mempelajari informasi

yang kompleks merupakan proses konstruktif yang membutuhkan fokus terhadap

hal yang paling penting untuk dapat membuat kesimpulan dari ide-ide pokok dan

merepresentasikan informasi tersebut dalam memori jangka panjang.

Berikut empat pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan

pembelajaran yang aktif: advance organizers, schema activation, answering

question and selective attention, dan level of processing.

a. Advance Organizers

Advance organizer merupakan gambaran umum dari informasi baru yang

diberikan pada pelajar sebelum mereka benar-benar diarahkan ke informasi

tersebut. Ausubel (1960, 1968), orang yang pertama kali menemukan advance

organizers, berargumentasi bahwa cara mempelajari informasi baru yang paling

mudah adalah dengan menghubungkannya dengan informasi yang sudah ada di

memori. Dengan advance organizer, materi-materi yang lebih detail dapat

dihubungkan.

Namun konsep ini telah dikritik, terutama dalam hal dasar teori advance

organizer (Derry, 1984) dan kesulitan alam menetapkan advance organizer. Para

teoritikus memberikan saran untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan

menyatakan bahwa fungsi advance organizer adalah: (1) mengaktifkan skema

yang sesuai untuk materi yang akan dipelajari, (2) mengoreksi skema yang telah

dibuat sehingga materi baru dapat dimasukkan ke dalam skema tersebut.

Secara umum, organizer menggunakan contoh-contoh, terutama contoh

konkret dari benda yang akan dihadapi siswa kemudian, akan lebih efektif

daripada organizer yang abstrak. Organizer seharusnya terpelajar dan familiar

bagi pelajar. Di samping itu advance organizer dapat berbentuk diskusi, teks

singkat, diagram skematik, gambar-gambar, dan sebagainya.

Page 13: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

b. Schema Activation

Schema activation berkenaan dengan bermacam-macam metode yang

dirancang untuk mengaktifkan skema yang berkaitan sebelum kegiatan

pembelajaran. Contohnya, sebelum belajar tentang pembakaran internal mesin,

siswa kelas tujuh dapat diminta untuk menjelaskan bagaimana sifat dari mesin

pemotong rumput atau mobil orang tua mereka, model pesawat terbang, atau bus

kota untuk membangun skema yang relevan.

Perlu digarisbawahi bahwa siswa pada semua usia akan memiliki

pengetahuan yang relevan dimana informasi baru dapat dikaitkan. Sebagai contoh,

untuk mengajarkan tentang konduksi panas dan hubungannya dengan berat jenis

zat kepada siswa kelas empat dapat dimulai dengan memikirkan benda yang

menghantarkan panas (pegangan penggorengan baja, permukaan luar dinding saat

cuaca dingin, ujung korek api yang dibakar). Siswa kemudian melakukan

percobaan yang diawasi dengan hati-hati dengan menggunakan benda yang

berbeda-beda (besi, kaca, kayu) tapi dengan ukuran yang sama. Setelah itu, siswa

berdiskusi, mengapa ada benda yang menjadi panas secara cepat dan ada benda

yang tetap dingin. Dengan begitu skema mereka tentang konduksi panas telah

dibangun. Guru kemudian memberi penjelasan singkat mengenai berat jenis,

konduksi panas, dan hubungan keduanya.

Pengaktifan skema merupakan prosedur umum untuk meningkatkan

encoding siswa. Dengan prosedur ini, siswa diminta membuat contoh dari

pengalaman mereka, melakukan percobaan, me-review pelajaran sebelumnya,

atau menggunakan konteks materi baru yang akan dipelajari (Pearson, 1984).

Secara keseluruhan, semua prosedur mengajar yang membantu siswa membangun

jembatan konsep antara materi yang sudah mereka ketahui dengan materi yang

akan mereka pelajari dapat dipandang sebagai schema activation.

c. Answering Question and Selective Attention

Menjawab pertanyaan tentang suatu teks sebelum, selama, dan setelah

membaca dapat meningkatkan pemahaman untuk informasi yang relevan dengan

pertanyaan. Pemahaman meningkat dengan pesat karena pembaca memfokuskan

perhatian mereka secara selektif hanya pada informasi yang relevan dengan

Page 14: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

pertanyaan. Konsekuensi yang menarik dari strategi ini adalah bahwa siswa

belajar dengan waktu yang lebih sedikit. Hal ini dikarenakan siswa sering

meningkatkan intensitas perhatian mereka ketika membaca informasi yang

relevan dengan pertanyaan, sehingga konsentrasi mereka juga meningkat.

Beberapa penelitian melaporkan bahwa terjadi peningkatan yang

menguntungkan ketika siswa dapat membangun sendiri pertanyaan mereka

sebelum atau sesudah membaca. Akan lebih baik jika siswa dapat membuat

pertanyaan yang dapat dijawab hanya dengan menarik kesimpulan dari teks atau

menggunakan pengetahuan sebelumnya. Pertanyaan teks-eksplisit dapat dijawab

dari informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam satu kalimat pada teks.

Pertanyaan teks-implisit dapat dijawab dari informasi pada teks yang terletak pada

dua kalimat atau lebih, dengan kata lain, dibutuhkan penarikan kesimpulan dari

dua kalimat atau lebih. Sedangkan pertanyaan naskah-implisit membutuhkan

jawaban dari teks secara implisit ditambah dengan informasi sebelumnya yang

tidak tercakup dalam teks. Membuat dan menjawab pertanyaan implisit dan

naskah dapat memudahkan dalam memahami materi secara signifikan.

Bertanya dan menjawab pertanyaan saat belajar dapat meningkatkan

pembelajaran karena hal tersebut dapat membantu siswa untuk memusatkan

perhatian. Keuntungan lainnya adalah pertanyaan membantu dalam pengambilan

kesimpulan. Yang terakhir, membuat pertanyaan dapat meningkatkan kegiatan

pembelajaran dari konstruktivis menuju elaborasi dan dapat meningkatkan

ketertarikan siswa.

d. Levels of Processing

Craik dan Lockhart (1972) mengembangkan kerangka berfikir tentang

bagaimana jenis kegiatan encoding yang berbeda dapat mempengaruhi memori.

Berdasarkan memori manusia yang dimodelkan dari sifat mekanik komputer,

Craik dan Lockhart berpendapat bahwa memori itu tergantung pada apa yang

dilakukan pelajar selama encoding.

Dalam sudut pandang levels of processing, memori untuk informasi-

informasi baru dipandang sebagai hasil dari analisis kognitif dan persepsi yang

dilakukan dalam menerima informasi. Jika suatu informasi baru itu memfokuskan

Page 15: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

kepada proses, maka informasi tersebut akan disimpan dalam kode memori

semantik dan akan diingat dengan baik. Sedangkan jika informasi baru itu hanya

menganalisa permukaan luar atau aspek-aspek luar saja, informasi tersebut akan

kurang diingat. Menurut Craik dan Lockhart, memori tergantung pada kedalaman

proses, dibagi menjadi dua, deep processing dan shallow processing. Disebut

deep processing jika proses lebih menekankan pada pengertian/makna. Shallow

processing hanya membahas suatu materi baru dari aspek-aspek luaran saja.

Levels of processing ini secara intuitif sangat menarik dan membawa ke

penelitian-penelitian yang menekankan aplikasi yang relevan secara edukasi.

Meskipun demikian, posisi level telah dikritisi secara ekstensif. Kritik ini berpusat

pada tidak adanya pengukuran yang independen terhadap “kedalaman” proses.

Suatu informasi yang diingat dengan baik tidak bisa begitu saja dikatakan bahwa

informasi itu telah diproses secara mendalam. Dengan kata lain, tidak ada yang

dapat menjamin bahwa siswa telah melakukan proses secara mendalam.

Menanggapi kritik ini, Craik mengembangkan dua jenis perspektif level:

distinctiveness of encoding dan elaboration of encoding. Bransford menawarkan

satu alternatif lagi yaitu transfer appropriate processing.

Distinctiveness of Encoding

Distinctiveness of encoding menyatakan bahwa memorabilitas suatu

informasi ditentukan dari kekhususannya (Jacoby & Craik, 1979; Jacoby et al.,

1979). Dalam rangkaian percobaan dimana kekhususan didefinisikan sebagai

kesulitan keputusan, yang diminta dari siswa dari bermacam-macam episode

pembelajaran, Jacoby et al (1979) menemukan bahwa materi yang membutuhkan

keputusan yang lebih sulit saat encoding akan diingat lebih baik daripada lainnya.

Secara umum, meminta siswa untuk membuat keputusan tentang apa yang mereka

baca membuat mereka mengingat dengan lebih baik. Sebagai tambahan, ketika

Taksonomi Bloom digunakan sebagai alat untuk menyesuaikan tingkat-tingkat

kesulitan yang berbeda (karena kekhususan), hasilnya menunjukkan peningkatan

mengingat karena siswa berpindah dari tingkat terendah ke tingkat yang tinggi

dari taksonomi tersebut.

Dengan kata lain, semakin kompleks, semakin sulit, keputusan selama

encoding, semakin baik siswa dalam mengingat isinya. Dalam Taksonomi Bloom,

Page 16: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

materi yang membutuhkan sintesis dan analisis diingat dengan lebih baik daripada

materi yang diproses di tingkat pengetahuan atau pemahaman.

Elaboration of Encoding

Andersen dan Reder (h. 388) menyatakan:

The basic idea is that memory episode is encoded as a set of proposition. This set can vary in its richness and redundancy. At the time of recall, only subset of these propositions will be activated. The richer the original set, the richer will be the subset. Memory for any particular proposition will depend on the subjects’ ability to reconstruct it from those propositions that are active. This ability will in turn depend on the richness of the original set and hence the amount of elaboration made at study.

Beberapa penelitian pada materi-materi tambahan yang relevan telah

dilakukan (McDaniel, Einstein, Dunay, & Cobb, 1986; Palmere et al., 1983;

Phifer et al.,1983). Secara umum, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kemampuan encoding elaborasi siswa meningkat dan ingatan siswa tentang isi

materi juga meningkat. Proses elaborasi tidak hanya memproses kembali

informasi yang sama, tetapi lebih kepada men-encoding isi yang sama dengan

cara yang berbeda tetapi berhubungan. Sebagai contoh, dalam penjelasan tentang

bagaimana menyelesaikan suatu masalah tipe khusus, siswa kemungkinan besar

akan mengingat jika diberikan contoh yang berbeda, daripada diberikan contoh

yang sama.

Transfer Appropriate Processing

Morris, Bransford, dan Franks (1977) memberikan alternatif tentang

perspektif level. Menurut mereka, perbedaan memori adalah hasil dari apa yang

terkandung dalam kode-kode memori semantik. Menurut Morris et al, hal utama

yang membedakan deep processing dengan shallow processing adalah karena

memori semantik yang terbentuk pada deep processing memuat pengertian/makna

dari isi yang ditemukan oleh siswa.

C. Metakognisi: Berpikir Tentang Pemikiran

Metakognisi merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tentang

proses berpikir mereka sendiri. Metamemory merupakan pengetahuan yang

dimiliki oleh seseorang tentang memori mereka sendiri (Brown, Bransford,

Page 17: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

Ferraa, & Campione 1983). Contoh metamemory dapat dilihat pada guru tahu

bahwa dia tidak dapat mengingat nama-nama dengan baik, sehingga siswa baru

diminta untuk menggunakan name tag selam beberapa hari.

Menurut Brown(1980,1987), metakognisi melibatkan 2 dimensi yang

saling berkaitan yaitu knowledge cognition dan regulation cognition. Knowledge

cognition menyatakan apa yang kita ketahui tentang kognisi sedangkan regulation

cognition menyatakan bagaimana kita mengatur kognisi. Knowledge cognition

memuat 3 komponen yaitu (1) Declarative knowledge yang merupakan

pengetahuan tentang diri kita sendiri sebagai pelajar dan faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi performa kita, contohnya orang dewasa mengetahui batasan

dari sistem memori mereka dan dapat menyusun tugas berdasarkan pengetahuan

ini. (2) Procedural knowledge merupakan pengetahuan tentang strategi, contoh

sebagian besar siswa menggunakan strategi dalam mengingat diantaranya dengan

membuat catatan, menekankan pada informasi yang penting dan membaca sekilas

informasi yang kurang penting, hafalan, meringkas ide pokok, dan self-testing

secara berkala. (3) Conditional knowledge mengarah pada kapan atau bagaimana

seseorang menggunakan strategi tertentu, contohnya kita akan menggunakan

strategi yang berbeda ketika kita akan mengikuti tes dalam bentuk essay atau

pilihan ganda.

Regulation cognition memiliki 3 komponen yaitu (1) Planning

(perencanaan), melibatkan pemilihan strategi yang tepat dan sumber-sumber yang

digunakan, (2) Regulation (pengaturan), melibatkan pemantauan dan keterampilan

self-testing yang diperlukan untuk mengontrol pembelajaran, (3) Evaluation,

melibatkan penilaian hasil dan proses pengaturan terhadap pembelajaran

seseorang.

Penelitian pada Proses Metakognitif

Penelitian yang menyelidiki tentang metakognisi baru terjadi akhir-akhir

ini, meskipun begitu banyak penemuan-penemuan yang penting yang muncul. Di

berbagai penelitian, anak-anak usia TK sampai kelas enam menunjukkan

ketidakmampuan untuk memantau pemahaman secara akurat dan konsisten yang

berperan penting dalam menggambarkan kognisi mereka (Baker 1989). Pada

Page 18: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

penelitian yang lain, Markman (1979) menemukan bahwa pembaca yang terampil

pun tidak dapat mengidentifikasi informasi yang tidak konsisten dengan makna

bacaan. Bagaimanapun juga siswa tingkat atas dan orang dewasa lebih baik dalam

menggambarkan proses kognitif mereka sendiri.

Pengenalan kebutuhan mengingat berkembang dengan lambat pada masa

kanak-kanak (Johnson& Wellman, 1984). Padahal anak-anak usia dini

memerlukan petunjuk untuk mengingat hal-hal tertentu, pada anak-anak usia

selanjutnya telah mempelajari bahwa beberapa informasi perlu untuk diingat

(contoh, dimana mereka bertemu dengan temannya, tips dalam merakit

bersepeda). Pada anak–anak SMA mereka mengetahui informasi mana yang perlu

diingat dan mana yang tidak perlu diingat.

Anak-anak hanya mempunyai pengetahuan sangat sederhana, menjadi

faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan tugas. Kemampuannya dalam

mendiagnosa sesuatu masih sangat kurang dan berkembang lambat (Brained&

Prssley, 1985; Flavell, Friedrichs& Hoyt, 1970; kail, 1984 Yussen & Levy, 1975)

guru dapat membuat perbedaan yang penting pada kemampuan diagnostik anak

dengan menyediakan petunjuk bagaimana membuat perkiraan tingkat kesulitan

tugas, mendorong anak untuk membuat suatu perkiraan, dan menyediakan latihan

dalam membuat diagnosis.

Beberapa penelitian pembelajaran menyarankan bahwa metakognisi dapat

ditingkatkan dengan petunjuk langsung dan aktivitas pemodelan metakognitif.

Sebagai contoh, Paris and colleagues Informal Strategies For Learning Programe

(ISLP) (Paris et al, 1984) melatih siswa untuk mengetahui kegunaan strategi

membaca metakognitif dengan beberapa cara. Delclos dan Harrington (1991)

menguji kemampuan siswa kelas 5 dan 6 untuk menyelesaikan masalah komputer

setelah penugasan pada salah satu dari tiga kondisi. Kelompok pertama menerima

pelatihan problem solving yang khusus, kelompok kedua menerima pelatihan

problem solving dan self monitoring, kelompok ketiga tidak diberi pelatihan

apapun. Kelompok kedua dapat menyelesaikan masalah yang lebih sulit dari pada

kelompok yang lain dengan waktu yang lebih cepat.

Page 19: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

Menjadi Pengguna Strategi yang Baik

Ketertarikan pada strategi dan metakognisi telah menciptakan suatu

konsep a good strategy user. Seperti apa seharusnya siswa itu? Pressley,

Borkowski, and Schneider (1987) mempunyai lima strategi: (1) a broad repertoir

strategies, (2) pengetahuan metacognitif tentang mengapa, kapan, dan dimana kita

menggunakan strategi tertentu, (3) kemampuan dasar, (4) kemampuan untuk

mengabaikan gangguan, dan (5) automatisasi pada keempat komponen yang telah

dijelaskan sebelumnya.

Berdasarkan kriteria yang pertama, Pressley et al. (1987) membedakan dua

tipe strategi. Yang pertama adalah a domain-specific strategy (contoh: penerapan

rumus kuadrat) yang tidak dapat digunakan di luar domain tersebut. Strategi yang

kedua adalah Higher-order strategy yang digunakan untuk mengontrol strategi

yang lain. Sebagai contoh bagaimana pembaca yang telah terampil mengurutkan

beberapa strategi ketika mereka membaca – kemungkinan melakukan skimming

(membaca cepat/sekilas) sebelum dia mulai membaca, maka secara selektif

memperhatikan informasi yang penting, kemudian memantau dan yang terakhir

memeriksa. Memiliki kemampuan tentang bagaimana untuk mengatur beberapa

strategi yang saling berkaitan memungkinkan good strategy user untuk mengatur

pembelajaran mereka secara efisien.

Kriteria kedua yang digambarkan oleh Pressley et al (1987) yang disebut

dengan Conditional knowledge ini penting karena dengan mengetahui bagaimana

melakukan sesuatu dengan sedikit pelaksanaan yang baik tetapi kita tidak

mengetahui kapan atau dimana strategi tersebut digunakan. Contohnya ketika

siswa belajar selama tiga jam untuk persiapan tes ada kemungkinan untuk gagal

jika mereka tidak fokus pada hal-hal yang penting yang akan muncul pada tes.

Kriteria yang ketiga a board knowledge base merupakan salah satu

komponen yang penting dalam pembelajaran. Pressley et al (1987) berpendapat

bahwa memasukkan dan merepresentasikan informasi baru dalam memori tanpa

adanya pengetahuan dasar yang berkaitan dengan informasi tersebut

mengakibatkan pembelajaran yang efektif sulit terwujud.

Kriteria yang keempat dari good strategy user adalah action control yang

berarti bahwa siswa dapat memotivasi dirinya sendiri, mengabaikan gangguan,

Page 20: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

dan dapat menghubungkan peningkatan yang ia capai dengan usaha yang ia

lakukan daripada menghubungkannya dengan kemampuan yang ia miliki.

Kriteria kelima, bahwa a good strategy user menggunakan keempat

kriteria di atas secara otomatis. Otomatisasi adalah kemampuan untuk

mengaktifkan pengetahuan atau menjalankan tugas dengan memanfaatkan secara

maksimal sumber terbatas.

Implikasi dalam Pembelajaran

1. Menyesuaikan strategi encoding dengan materi yang akan dipelajari

Bab ini menggambarkan berbagai macam strategi untuk encoding informasi

faktual dan kompleks. Siswa sebaiknya menyesuaikan strategi yang digunakan

dengan materi, tujuan pembelajaran dan jenis evaluasi yang akan

dilaksanakan.

2. Mendorong siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran

Salah satu penelitian menemukan bahwa semakin dalam proses pembelajaran

yang dilaksanakan maka semakin baik ingatan siswa terhadap materi yang

dipelajari. Salah satu cara agar siswa dapat menyerap informasi lebih dalam

adalah dengan menghubungkan materi tersebut dengan pengetahuan yang

telah mereka ketahui sebelumnya.

3. Menggunakan strategi pembelajaran yang meningkatkan elaborasi

Guru dapat melakukan banyak hal di kelas untuk mengenalkan elaborative

encoding. Yang terpenting adalah guru harus mendorong siswa untuk

membangun pemahaman berdasarkan pengetahuan mereka sendiri, tujuan, dan

informasi yang digunakan. Membuat siswa lebih aktif dan membantu mereka

untuk berlatih bertanggungjawab terhadap pembelajaran mereka akan

meningkatkan ingatan mereka terhadap materi tersebut lebih baik dari metode

yang lain.

4. Membantu siswa menjadi lebih sadar akan pentingnya kesadaran

metakognitif.

Psikolog pendidikan tertarik pada metakognisi karena membuat pembelajar

mengetahui secara detail tentang bagaimana pikiran dan ingatan mereka dan

menggunakan informasi ini untuk mengatur pembelajaran. Langkah pertama

Page 21: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

untuk membuat siswa menyadari bahwa metakognisi sangat penting dalam

pembelajaran, metacognitive skill sebaiknya diajarkan dan didiskusikan di

setiap kelas. Diskusi ini dilakukan oleh satu siswa dengan siswa yang lain,

begitu pula guru. Tutor sebaya atau kelompok kecil belajar kooperatif adalah

salah satu cara khusus untuk melatih siswa tentang metacognitive knowledge

dan strateginya.

5. Membuat strategi pembelajaran sebagai suatu prioritas

Strategi pembelajaran merupakan bagian yang utuh di setiap kelas. Mengajari

siswa tentang strategi pembelajaran tidak hanya meningkatkan hasil belajar

tetapi juga memberikan kekuatan kepada siswa secara psikologis.

Guru harus mempertimbangkan bagaimana cara untuk mengurutkan petunjuk

untuk sebuah strategi dengan baik. Berikut adalah urutan langkah-langkahnya.

Langkah 1: Mendiskusikan dan menjelaskan strategi pembelajaran.

Mendiskusikan dan menerangkan nilai dari strategi-strategi, mengapa mereka

mempelajari strategi tersebut.

Langkah 2. Mengenalkan sedikit strategi pada satu waktu.

Langkah 3. Mempraktekkan strategi tersebut secara terus-menerus

Langkah 4. Memodelkan strategi secara luas.

Pemodelan harus mencakup dua komponen: (1). Bagaimana strategi tersebut

digunakan dalam berbagai objek pembelajaran yang berbeda, (2). Mengapa

guru menggunakan strategi tersebut.

Langkah 5. Menyediakan umpan balik bagi siswa tentang strategi tersebut.

6. Mencari kesempatan untuk menyalurkan strategi

Banyak guru mengeluhkan bahwa siswa tidak menggunakan strategi yang

telah dipelajari untuk keadaan yang baru. Salah satu cara untuk mengatasi

masalah tersebut adalah mengadakan praktek lintas kurikulum untuk masing-

masing strategi.

7. Mendorong adanya refleksi dari setiap penggunaan strategi

Salah satu cara agar siswa sadar tentang pentingnya metakognisi dalam hal

pengaturan diri sendiri adalah dengan berfikir dan berbicara tentang

pembelajaran mereka.

Page 22: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan
Page 23: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

Ringkasan

Pada bab ini berfokus pada strategi encoding dan bagaimana pembelajar

dapat menyerap strategi-strategi yang berhubungan dengan informasi yang sedang

mereka pelajari secara efektif. Perbedaan yang telah dibuat antara strategi

encoding yang paling sesuai dengan informasi faktual dan informasi kompleks.

Rehearsal, mediation, mnemonics, dan imaginery sangat membantu dalam belajar

tentang informasi faktual.

Sebuah perbedaan telah dibuat antara maintenance rehearsal dan

elaborative rehearsal. Maintenance rehearsal merupakan latihan mengingat

kembali informasi untuk waktu yang singkat untuk mejaga agar selalu siap untuk

digunakan. Seperti contoh seseorang mengulangi nomor telepon berkali-kali

ketika menekan digi-digit telepon saat melakukan panggilan. Elaborative

rehearsal adalah mengingat kembali informasi dengan cara mengaitkan/

menghubungkannya dengan informasi/pengetahuan yang telah diketahui

sebelumnya. Kedua tipe ini memiliki manfaat yang berbeda. Salah satu bentuk

dari elaborative reherasal adalah mediation, yang mana hal-hal yang sulit diingat

akan di ubah menjadi sesuatu yang lebih berarti dan dapat diingat dengan mudah.

Mnemonics adalah alat bantu memori yang dirancang untuk membantu

orang mengingat informasi. Yang termasuk dalam mnemonics adalah : the peg

method, the method of loci, metode keterkaitan, penggunaan cerita, hafalan huruf

pertama, metode kata kunci, dan hafalan yodai. Jenis-jenis Mnemonics memang

berbeda, namun semuanya menghubungkan informasi yang umum untuk

membantu mengingat unformasi yang khusus. Siswa suka menggunakan hafalan,

dan hafalan pada umumnya mudah untuk diajarkan. Dalam pandangan kami,

hafalan adalah cara terbaik sebagai sarana penyaluran informasi pada metode

kelas reguler.

Kami memperkenalkan kerangka umum untun pengertian tentang

informasi kompleks - tingkatan dalan proses berpendapat. Perspektif ini

berpegang pada apa yang siswa lakukan ketika proses encoding akan menentukan

kualitas daya ingat mereka terhadap informasi yang sedang mereka serap. Pada

umumnya, kegiatan yang mendorong siswa untuk lebih memfokuskan pada arti

dari informasi yang akan dipelajari akan mengahasilkan ingatan yang lebih baik

Page 24: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

daripada kegiatan yang terpusat pada permukaan/awal dari materi yang akan

dipelajari.

Sumber materi yang digunakan siswa juga mempengaruhi daya ingat

siswa terhadap materi tersebut. Materi yang sudah dirancang secara baik dan

teratur akan lebih mudah diingat daripada materi yang kurang siap untuk

disampaikan ke siswa. Cara terbaik untuk mengingat materi kompleks adalah

dengan memasukkan materi itu ke dalam memori melalui petunjuk-petunjuk yang

membantu siswa menghubungkan informasi baru dengan apa yang telah mereka

ketahui. Dua pendekatan umum untuk memfasilitasi proses encoding pada

informasi kompleks adalah pengaturan yang baik, dan penggunaan skema.

Kami juga mempertimbangkan aturan metakognisi pada proses

pembelajaran dan melihat bahwa siswa yang terampil dapat memahami

pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengatur pembelajaran mereka sendiri.

Pengetahuan metakognitif dapat membantu siswa untuk mengganti pengetahuan

yang lemah dan strategi pengulangan yang terbatas. Metakognisi muncul untuk

meningkatkan daya ingat siswa pada pembelajaran.

Yang terakhir, kami mengeksplorasi apa arti dari menjadi good strategy

user dan bagaimana strategi pembelajaran dapat ditingkatkan. Kami mengamati

bahwa pembelajar yang baik dapat memahami materi dengan strategi yang lebih

bervariasi. Dapat menggunakan strategi itu dengan lebih fleksibel, secara

otomatis dapat menyesuaikan diri terhadap strategi pembelajaran yang sedang

diterapkan dan dapat mengatur motivasi mereka untuk belajar. Karena semua

keterampilan ini dapat diajarkan dan ditingkatkan dengan praktik/latihan, maka

semua siswa sesungguhnya memiliki potensi untuk menjadi good strategy user.

Page 25: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Encoding adalah proses penyampaian informasi ke dalam memori.

2. Macam-macam encoding berdasarkan jenis informasi dan teori

pendukung:

3. Metakognisi merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tentang

proses berpikir mereka.

4. Implikasi dari penerapan strategi-strategi dari proses encoding :

a. Menyesuaikan strategi encoding dengan materi yang akan dipelajari

b. Mendorong siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran

c. Menggunakan strategi pembelajaran yang meningkatkan elaborasi

d. Membantu siswa menjadi lebh sadar akan pentingnya metacognitive.

e. Membuat strategi pembelajaran sebagai suatu prioritas

f. Mencari kesempatan untuk menyalurkan strategi

g. Mendorong adanya refleksi dari setiap penggunaan strategi

Encoding

Informasi faktual

Maintenance rehearsal

Elaborative rehearsal

mediation

imagery

mnemonics

peg method

The method of Loci

The Link Method

Stories

First-Letter Method

Keyword Method

Yodai Mnemonics

informasi kompleks

Advance Organizer

Schema Activation

Answering Question and Selective Attention

Levels of Procession

Page 26: thebeautyofmath.files.wordpress.com  · Web viewmempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses kognitif lainnya, seperti . storage, yaitu bagaimana informasi disimpan di memori, dan

B. Saran

1. Pembaca yang akan menggunakan strategi encoding sebaiknya

memperhatikan hal-hal berikut:

a. Kemampuan masing-masing individu,

b. Kesesuaian strategi dengan materi yang akan dipelajari,

c. Kesesuaian antara strategi dengan kultur budaya di wilayah tertentu.

2. Setiap individu sebaiknya mengembangkan kemampuan metakognisi

untuk mendukung pembelajaran yang efektif.