Upload
buituyen
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KOMUNIKASI PERSUASIF“Struktur Bahasa dan Pengaruh Bagi Komunikasi Persuasif”
Dosen Pengampu : Rosalia Prismarini N, S.Sos., M.A.
oleh :1. FENNY (17071027)2. AHMAD ZULFIQRI (17071051)3. M. HENGETO HONGGO PRIBADI (17071101)4. DALIDYO ETNO HARTADI (17071106)5. ALFINDO TRISAMBODO (17071108)6. YUDA REZALADY (17071185)7. M. NUR SAFITRAH (18072060)8. NIMAS DITA KUSUMA (18072204)9. ADHIKA BIMA (18072212)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN MULTIMEDIAUNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA2018
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk sosial yang sangat membutuhkan bantuan dan
intereraksi kepada makhluk sosial lainnya. Oleh sebab itu peran komunikasi menjadi hal yang
sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Dengan berkomunikasi kita dapat bertukar
pikiran serta mendapatkan informasi maupun bantuan dengan sesame manusia lainnya.
Komunikasi sendiri sebagai penyampaian energi, gelombang suara dan tanda diantara
tempat sebagai proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai
paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, imbauan, dan
sebagainya, yang dilakukan seseorang kepada orang lain baik secara langsung melalui tatap
muka maupun secara tidak langsung melalui media dengan tujuan mengubah sikap,
pandangan atau perilaku. Kata komunikasi sendiri ini berasal dari bahasa Latin
communication yang berarti peran serta, dan kerjasama. Kata komunikasi bersumber dari
istilah communis yang berarti sama makna.
Pentingnya berkomunikasi didalam kehidupan seorang manusia memiliki peran
penting dikarenakan dengan berkomunikasi sendiri manusia dapat menjalin hubungan dengan
baik sesama manusia dan dapat memudahkan segala kegiatan yang ada dengan manusia
dengan cara tolong menolong sesama lain. Hal inilah mengapa komunikasi menjadi hal yang
sangat penting didalam kehidupan manusia. Bayangkan saja jika manusia tidak saling
berkomunikasi, manusia pasti tidak bisa membangung relasi dengan manusia lainnya, tidak
bisa bersosialisai, tidak bisa bekerja sama dan saling tolong menolong, dan juga tidak bisa
berkembang, sehingga menjadikan manusia itu sendiri tidak banyak pengalaman.
Komunikasi itu penting dalam kehidupan kita sehari-hari, karena komunikasi berguna
untuk penyampaian pesan kepada orang lain sehingga timbul suatu kepahaman maksud satu
sama lain. Komunikasi juga penting dalam terjalinnya sebuah relasi antar manusia,
komunikasi juga penting dalam pembentukan karakter dan pribadi seseorang, karena dengan
berkomunikasi manusia bisa membentuk pengalaman sehingga manusia bisa berkembang.
Selain itu semua ternyata komunikasi juga penting untuk kesehatan psikologis manusia.
Didalam komunikasi sendiri ada penyampaiannya dilakukan dengan komunikasi
verbal. Komunikasi verbal sendiri ialah adalah bentuk komunikasi yang disampaikan
komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi
verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih
mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik
pendengar maupun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
Bisa dikatakan bahwa dengan komunikasi verbal ini yang paling diperhatikan ialah
bahasa penyampaiannya, jika bahasa tidak diperhatikan dalam proses komunikasi verbal ini
akan membuat pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak dapat dimaknai oleh sang
komunikan. Jika bahasa dalam penyampaian pesan baik maka komunikan akan lebih mudah
memaknai apa isi pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Didalam komunikasipun kita memerlukan untuk melakukan persuasif kepada orang
lain, dimana dengan melakukan persuasif sendiri orang lain akan dapat terpengaruh oleh
pesan apa yang kita sampaikan kepada orang lain. Sama halnya dengan komunikasi verbal
tadi, dalam komunikasi persuasif pun harus memperhatikan bahasa yang akan digunakan
dalam melakukan persuasif karena dengan begitu akan memudahkan proses persuasif kepada
orang lain.
Bahasa sendiri menjadi hal yang sangat penting dalam berkomunikasi, karena jika
baik bahasa yang digunakan maka baiklah proses komunikasi itu sendiri. Didalam
pembahasan kali ini akan mencoba memaparkan struktur bahasa dan pengaruh bagi
komunikasi persuasif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bahasa
1. Definisi
Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk
mengkombinasikan simbol-simbol tersebut yang digunakan dan dipahami suatu
komunitas. Plato mendefinisikan bahasa sebagai pernyataan yang ada dalam
pikiran seseorang dengan memakai perantaraan rhemata (ucapan) serta onomata
(nama benda atau sesuatu) yang merupakan cerminan ide seseorang dalam arus
udara dengan melalui media yaitu mulut.
Merujuk definisi diatas, secara garis besar bahasa dapat diartikan sebagai
simbol dalam menyatakan serta menyampaikan suatu pesan-pesan ketika
berlangsungnya prosess komunikasi.
2. Struktur Bahasa
Bahasa tersusun atas beberapa struktur yaitu wacana, paragraf, kalimat, kata,
fomen dan morfem. Adapun penjelasan dari struktur bahasa tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Wacana
Wacana merupakan satu kesatuan mana yang tersistem antar bagian di
dalam satu Bahasa. Wacana juga dapat diartikan sebagai suatu komunikasi
kebahasaan yang umumnya terlihat sebagai pertukaran dalam interaksi
dimana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosial. Berdasarkan dua penjelasan
diatas maka wacana dapat diartikan dengan suatu rangkaian pernyataan yang
dapat dinyatakan secara lisan atau tulisan dalam konteks tertentu yang
memiliki memiliki makna dalam kesatuan bahasa.
b. Paragraf
Paragraf merupakan kumpulan dari beberapa kalimat yang tersusun
dalam satu kesatuan. Paragraf juga sering disebut dengan alinea, keduanya
memiliki arti yang sama. karena pragraf tersusun atas beberapa kalimat maka
dalam paragraf terdapat pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dibandingkan
kalimat. Susunan kalimat dalam satu paragraf saling terkait antara kalimat
yang satu dengan kalimat yang lainnya. Setiap paragraf memiliki ide
pokoknya sendiri. Panjangnya paragraf tergantung pada ide pokok yang akan
disampaikan dalam paragraf tersebut.
c. Kalimat
Kalimat tersusun dari beberapa kata dengan pola tertentu. Kalimat
merupakan satuan bahasa yang secara relative berdiri sendiri dengan pola
final dan terdiri atas klausa yang dingunakan untuk menyususun dan
menuangkan gagasan pemikiran agar dapat dikomunikasikan dengan orang
lain. Pada kalimat umumnya minimal mempunyai subjek dan predikat,
memiliki intonasi dan makna.
d. Kata
Kata merupakan kumpulan huruf yang tersusun menjadi satu kesatuan
yang mengandung makna didalamnya. Kata juga dapat dijelaskan sebagai
salah satu unsur dari kebahasaan berupa perasaan dan pemikiran yang dapat
diwuijudkan dan dipakai dalam bahasa.
e. Fonem
Fonem merupakan unsur dari bahasa yang paling kecil dan fungsional
namun dapat membedakan makna dari kata yang disampaikan. Umumnya
fonem memiliki pelafalan yang berbeda dalam beberapa pengucapannya
bergantung dimana tempatnya dalam satu kata. Misal memiliki beberapa lafal
terngantung dimana tempatnya.
f. Morfem
Morfem merupakan unsur terkecil dalam bahasa dimana bentuknya
tidak mengandung bagian-bagian yang mirip dengan bentuk lain, baik itu
dilihat dari bunyinya maupun maknanya.
B. Linguistik
1. Pengertian
Pringgodigdo dan Hasan Shadily, 1997: (633-644) menjelaskan linguistik
adalah penelaahan bahasa secara ilmu pengetahuan. Tujuan utama ialah
mempelajari suatu bahasa secara deskriptif. Mempelajari bahasa berdasarkan
sejarah atau ilmu perbandingan bahasa berarti mempelajari hubungan satu bahasa
dengan bahasa lainnya. Sedangkan A.S. Hornby, E.V. Gatenby, H. Wakefield
(1961:733) mengatakan linguistics sebagai kata sifat “of the study of language
and languages” sedangkan linguistics sebagai kata benda, “the sience of
language”, methods of learning and studying language”. jadi, dilihat dari segi
kamus kata linguistic bermakna ilmu bahasa atau metode mempelajari bahasa.
Dalam linguistik kita memberikan (mendeskripsikan) suatu bahasa menurut
tataran-tatarannya, sejarah perkembangan bahasa, dan membandingkan bahasa
yang satu dengan bahasa yang lain. Tata bahasa lebih bersifat memberikan aturan,
norma sesuatu bahasa, tentu saja seorang tata bahasawan ketika mengarang
sebuah buku tata bahasa harus membentengi dirinya dengan linguistik. Yang
dibahas dalam tata bahasa adalah segi morfologi dan sintaksis dari bahasa itu.
2. Bahasa sebagai Objek Linguistik
Ketika kita mengatakan berikanlah kepada saya sepiring nasi tak berapa
lama nasi yang ada di dapur itu akan berpindah ke atas meja. Semestinya kita
pergi ke dapur lalu membawa nasi itu. Tetapi kenyataannya kita duduk di kursi
lalu kita mengeluarkan sederetan bunyi dan nasi itu pun datang kepada kita.
Kalau demikian keadaannya, maka kita dapat mengatakan bahwa bahasa yang
berwujud bunyi itu pada hakikatnya mengganti diri kita.
Oleh karena bahasa yang kita keluarkan itu lahir dari diri pribadi seseorang,
maka dikatakan bahwa bahasa pada hakikatnya bersifat individual. Tetapi setelah
bunyi-bunyi itu dihasilkan, orang yang mendengarkannya akan ikut menaati apa
yang kita katakan. Kalau demikian, bahasa yang tadinya bersifat individual, kini
bersifat kooperatif, artinya menimbulkan kerja sama antar orang-orang. Dengan
demikian, kita melihat bahwa bahasa adalah alat yang ampuh untuk
menghubungkan dunia seseorang dengan dunia di luar diri kita, dunia seseorang
dengan lingkungannya, dunia seseorang dengan alamnya bahkan dunia seseorang
dengan Tuhannya. Jelaslah bahwa bahasa bersifat instumentalis, alat penghubung
antara diri kita dengan lingkungan kita.
Bahasa sangat penting bagi setiap individu karena tanpa bahasa kita tidak
dapat berbuat banyak. Dengan bahasa kita mengetahui apa yang terjadi di tempat
lain, dan kita mengetahui apa yang terjadi pada masa lampau. Begitu juga dengan
bahasa, orang dapat menyampaikan apa yang dirasanya kepada orang lain. Pada
umumnya perbuatan bahasa dapat dibagi atas dua kegiatan:
a. Berbicara mendengar
b. Menulis membaca
Dari kegiatan di atas dapat diartikan bahwa dengan bahasa kita dapat
berhubungan dengan orang lain seperti menanyakan, menyastakan,
mengharapkan, menyuruh, meminta, dan sebagainya. Karena kalau dilihat lebih
dalam, fungsi komunikasi yang terkandung dalam bahasa itulah yang menjadikan
sebuah bahasa penting. Selain itu, dengan bahasa kita dapat mencatat apa yang
telah terjadi dan kita dapat pula menyatakan apa yang akan terjadi. Hal tersebut
nantinya dapat mewariskan suatu kebudayaaan kita kepada generasi selanjutnya.
Dengan demikian dapat dikatakan fungsi lain dari bahasa adalah sebagai alat
kebudayaan.
Dengan kemajuan teknologi yang seiring dengan perkembangan zaman, kita
dapat menyimpan suara-suara yang telah kita ucapkan dalam pita-pita kaset yang
sewaktu-waktu dapat kita dengarkan kembali. Kita telah melihat orang dapat
menggunakan bahasa meskipun mereka tidak berhadapan (telepon, radio, dan
sebagainya). Kalau diperhatikan, apa yang dihasilkan oleh alat bicara manusia
tersebut berupa bunyi bahasa yang mana merupakan contoh fungsi bahasa yang
mengikuti perkembangan zaman. Sehingga bahasa sebagai alat kebudayaan yang
menurunkan budaya kepada genersasi selanjutnya dapat dilakukan dengan mudah
dan akurat menggunakan bantuan dari teknologi yang ada.
C. Semantik
1. Pengertian
Semantik adalah cabang lingusistik yang membahas arti atau makna. Contoh
jelas dari pengertian atau deskripsi semantik adalah leksikografi masing-masing
kajian diberi pengertian artinya atau maknanya. Semantik umum merupakan
hubungan kata dan penggunaan kata.
Di sisi lain, semantik termasuk tatabahasa juga. Contohnya adalah morfologi.
Dalam bentuk Bahasa Inggris un-comfort-able, morfem un-comfortable.
Demikian pula, bentuk Indonesia ‘mempertebal’ mengandung morfem ‘memper’
yang artinya disebut “kaukasatif” maksudnya, mempertebal artinya menyebabkan
sesuatu menjadi lebih tebal (perian makna dalam linguistik lazim dilambangkan
dengan mengapitnya antara tada dan perik tunggal).
Didalam sintaksis ada pula unsur semantik tertentu. Satu contoh saja disini
kiranya memadai. Analisis kalimat ‘saya membangun rumah’. Saya disebut subjek
dan subjek itu adalah ‘pelaku’ kegiatan tertentu yaitu membangun. Sebaliknya,
rumah dalam kalimat tadi ‘menderita’ kegiatan membangun dan boleh disebut
‘penderita’. Jadi makna tertentu pasti ada dalam sintaksis, meskipun tentunya hal
itu merupakan makna gramatikal
Pakar semantik menyebutkan beberapa karakteristik bahasa yang
menjadikannya sulit digunakan secara hati-hati. Karakteristik ini menyebabkan
kesulitan dalam encoding dan menjadikan komunikasi sulit.
2. Jenis
Semantik mempunyai beberapa jenis yang cukup banyak jika harus
disebutkan dan dijelaskan secara satu persatu. Beberapa diantaranya adalah
a. Semantik Konseptual
Semantik ini mengandung makan yang denotatif dan makna kognitif.
Menjadikan makna dan semantik faktor utama dalam penggunaan bahasa
dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena terdapat makna yang kompleks
dalam semantik.
b. Semantik Gramatikal
Salah satu jenis semantik yang berkaitan dengan afiksasi, reduplikasi, dan
kalmatasi. Mungkin istilah-istilah ini masih membingungkan. Namun berikut
adalah contoh semantik gramatikal “berbaju” dapat diartikan dengan
“menggunakan baju”. Dengan adanya afiksasi “ber” pada depan kata baju.
3. Unsur
Tentu saja dalam segala hal terdapat unsur yang menyusun hal-hal tersebut.
Terdapat tiga unsur utama yang menyusun semantik. Berikut adalah unsur-unsur
tersebut dan penjelasan singkatnya.
a. Tanda dan lambang
Kedua hal ini adalah hal-hal yang harus ada di ilmu kebahasaan. Walaupun
berakar dari ilmu lingustik namun jika tanda dikembangkan menjadi suatu
teori yang disebut semiotic akan memiliki tiga aspek yang mempunyai kaitan
dengan semantic. Tiga aspek tersebut adalah sintaksis, pragmatik, dan
sematik.
b. Hubungan Referensial dan Makna Leksikal
Unsur Leksikal adalah makna terkecil yang bisa didapat dari sebuah ilmu
bahasa. Makna leksikal ini dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Makna
leksikal adalah keseluruhan kata dan impleksi yang harus di artikan dalam
suatu konstruksi.
c. Penanaman
Proses pencarian atas lambang bahasa yang digunakan untuk
menggambarkan konsep suatu objek, proses suatu objek, dan hal-hal lain
D. Bahasa Persuasif
1. Definisi
Bahasa dan persuasif akan selalu berkaitan, dimana proses persuasif
berlangsung dengan mengandalkan kekuatan bahasa itu sendiri. Sehingga apabila
kita merujuk bagaimana hakikat dari persuasif itu sendiri yaitu membujuk atau
mengajak, maka secara garis besarnya pun bahasa yang digunakan sewaktu proses
persuasi ialah bahasa yang mengandung ajakan kepada lawan bicara kita.
Secara definitif atau menurut pakar komunikasi saat ini, tim penulis belum
dapat menemukan bagaimana pengertian secara rinci dari bahasa persuasif itu
sendiri. Namun, dapat kami simpulkan bahwa bahasa persuasif merupakan bahasa
yang bersifat ajakan serta bujukan agar mampu mempengaruhi perubahan pikiran
bahkan tindakan seseorang.
Bahasa persuasif akan mudah kita temui dalam setiap lini kehidupan di hari-
hari kita. Karena sejatinya ketika proses komunikasi berlangsung pun, setiap
pesan yang dibawa akan selalu menjurus kepada pemaknaan pesan tersebut dan
berdampak pada perubahan pola pikir atau bahkan tindakan kita.
2. Teknik Bahasa
Dalam penyusunan pesan persuasi yang ditujukan kepada lawan bicara atau
persuadee dari sang persuader, perlu memperhatikan mengenai teknik utama
dalam menyusunnya. Berikut ini terdapat lima teknik dalam pembahasaan pesan
persuasi:
a. Teknik Asosiasi
Teknik ini merupakan teknik yang menyajikan pesan dengan cara
menggabungkan pesan persuasi dengan objek atau peristiwa yang sedang
menarik perhatian komunikan atau persuadee. Persuader harus mengetahui
terlebih dahulu mengenai fenomena atau peristiwa yang sedang hangat terjadi
di kalangan masyarakat. Hal ini ditujukan agar pesan persuasif yang
disampaikan dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat karena menarik
perhatian mereka atas kejadian yang sedang hangat terjadi. Secara tidak
langsung ketika kita berhasil menarik
b. Teknik Integrasi
Teknik ini menjelaskan bagaimana persuader memposisikan diri menyatu
dengan persuadee, melalui kata-kata verbal yang bermakna menyatakan satu
bagian atau satu sisi dengan persuader itu sendiri. Secara ringkas teknik ini
lebih menekankan bahwa hubungan atau kedekatan antara persuader dan
persuadee menjadi tolak ukur kesuksesan persuasi itu sendiri. Hal ini
dikarenakan penggunaan kata verbal seperti ‘kita’ akan menimbulkan kesan
yang berbeda ketika pesan persuasi tersebut disampaikan. Sedikit banyak kata
tersebut berhasil menarik persuader untuk lebih dekat dengan kita dan menjadi
lebih terpengaruh dengan pesan yang berusaha kita sampaikan.
c. Teknik Ganjaran
Dalam teknik ganjaran ini lebih menekankan bahwa bahasa yang digunakan
akan lebih bersifat menjanjikan. Dimana melalui teknik ini, pesan persuasif
yang disampaikan akan bersifat suatu janji-janji dengan imbalan tertentu.
Dalam teknik ini dapat ditemukan bagaimana bahasa yang digunakan akan
sering terkesan propaganda, karena sebelum janji dan imbalan yang
disampaikan, sang persuader terlebih dahulu menjelaskan maksud dan
tujuannya dengan merujuk suatu fenomena atau peristiwa di kalangan
masyarakat. Penggunaan teknik ganjaran dapat ditemui di musim politik
seperti saat ini.
d. Teknik Red -Hirring
Teknik ini kerap kali digunakan oleh persuader ketika berada dalam posisi
yang terdesak sehingga harus menghindar dari pertanyaan demi pertanyaan
yang dilontarkan oleh persuadee.
e. Teknik Tataan
Teknik ini merupakan teknik bagaimana penyusunan pesan persuasif agar
dapat mudah diterima baik didengar, dibaca atau dilihat sehingga berdampak
kepada persuadee mengikuti pesan yang disampaikan tersebut.
Selain kelima teknik tersebut, bahasa persuasif yang digunakan untuk menyampaikan
pesan persuasif tentunya harus tetap berlandaskan kepada lima prinsip pendekatan AIDDA
dalam persuasif. Karena prinsip pendekatan AIDDA akan selalu menjadi landasan guna
menyukseskan proses persuasif itu sendiri. Sejalan dengan hal tersebut, bahasa persuasif
kerap kali dipergunakan dalam iklan yang dipublikasikan oleh media, sehingga harus
memperhatikan kode etik dalam penyampaiannya pula.
Beberapa contoh dari penggunaan bahasa persuasif ialah poster dan video iklan
layanan masyarakat, salah satu poster yang akan kami kaji ialan poster disamping yang
menggambarkan fenomena terkini yaitu kecanduan terhadap game online. Menurut kelompok
kami, poster ini memiliki dua penafsiran yakni pertama, poster ini menyindir fenomena saat
ini terutama dikalangan anak muda dimana sangat menggemari permainan game sehingga
terkadang hampir mengesampingkan kedekatan diri kepada Tuhan. Penafsiran kedua bahwa
agama saat ini dijadikan sebagai permainan, kami tafsrikan melalui tombol kanan yang berisi
simbol-simbol keagamaan. Multi tafsir ini menurut kami sebagai salah satu bentuk
kelemahan dari poster ini sebab multi tafsir mengakibatkan suatu pesan menjadi ambigu dan
tidak efektif. Salah satu kelebihannya adalah poster ini mengangkat isu yang sangat terkini.
Pada poster ini dapat kita lihat bagaimana bahasa akan berperan penting dalam proses
pemaknaan dari suatu simbol itu sendiri. Kekuatan bahasa yang ditampilkan dalam poster
diatas akan menimbulkan beragam perspektif atas pro dan kontra terhadap pesan yang ingin
disampaikan. Suatu bentuk sindiran atau menyinggung perasaan merupakan salah satu bentuk
dari bagaimana kita mempengaruhi orang lain, karena sekurang-kurangnya dari pesan
tersebut akan bermunculan makna di dalam benak pikiran dan berdampak kepada tindakan
yang akan dilakukan selanjutnya.
Selain dari contoh poster diatas, kami juga mengambil contoh bagaimana bahasa akan
bekerja melalui suatu video dari akun media sosial YouTube yaitu Menjadi Manusia, dengan
judul “#SuratUntuk Diri Saya di Masa Lalu, dari Pengidap HIV”. Melalui video ini, bahasa
persuasif bekerja melalui rangkaian kalimat yang ditulis oleh Sakti Ageng Wiratama lewat
surat yang dirinya kirimkan. Ketika surat tersebut dibaca, penonton
dari video tersebut tentu akan merasa tersentuh mengenai
keberanianSakti dalam mengungkapkan jati dirinya sebagai seorang
pengidap HIV dan orientasi seksualnya yaitu LGBT. Dalam video ini
bahasa persuasif juga muncul melalui kalimat atau ungkapan motivasi
yang disampaikan oleh Sakti maupun pengunggah video itu sendiri.
Salah satu kalimat di awal video tersebut mengemukakan akan pentingnya peran surat dalam
menyuarakan isi hati. Secara tidak langsung, pesan dari kalimat tersebut tentunya akan
menyentuh hati penonton yang akan mengamini pernyataan tersebut. Selain itu, melalui video
ini pula bahasa persuasif akan mendorong mengenai bagaimana Sakti mencoba untuk speak
up dalam mengubah stigma atau pandangan masyarakat mengenai penyakit HIV itu sendiri
dan juga dari video ini pula kita akan memahami akan pentingnya edukasi perilaku seks sejak
dini. Karena hal tersebut akan berdampak pada penentuan masa depan seseorang di waktu
mendatang nantinya.
BAB III
PENUTUP
Bahasa persuasif sejatinya akan selalu digunakan dalam keseharian kita. Karena
bahasa persuasif bersifat sebagai ajakan yang notabenenya akan selalu masuk dalam segala
aspek kehidupan kita. Komunikasi menggunakan bahasa persuasif merupakan komunikasi
yang bersifat mempengaruhi tindakan, perilaku, pikiran dan pendapat tanpa paksaan baik
fisik atau nonfisik..
Pikiran manusia bukanlah entitas tanpa struktur. Pikiran itu memiliki struktur, dan
struktur pikiran tersebut terartikulasi dalam tata bahasa. Pengkomunikasian pikiran hanya
mungkin dilakukan oleh yang memahami sistem tata bahasa. Hanya dengan sistem semacam
inilah, pengkomunikasian pikiran menjadi mungkin.
Dalam aktivitas berpikir, kita seringkali mengkaitkan antara satu hal dengan hal yang
lain dalam berbagai pola, diantaranya analogi dan komparasi. Dalam ujaran bahasa, pola
semacam ini dalam majas, yaitu ketika kita mengatakan satu hal dalam rangka memaksudkan
hal lain. Meskipun yang diacu adalah hal yang lain, tetapi hubungan antara yang dikatakan
(penanda) dan yang dimaksudkan (petanda) di sini bukanlah hubungan yang asal-asalan.
Untuk bisa berkomunikasi dengan bahasa sinema, kita harus tahu struktur pikiran.
Dalam upaya tersebut, teori-teori lingusitik dapat kita jadikan acuan. Jauh sebelum
ditemukannya film dan gambar, ilmu linguisitik telah lebih dulu mengkaji secara sitematis
kaitan antara bahasa dengan struktur pikiran manusia.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat pebedaan antara bahasa tutur dan
tertulis dengan bahasa visual. Oleh karenanya teori lingusitik dalam konteks ini hanya dapat
dilakukan dalam ranah struktur. Kita sama tahu bahwa wujud materi ungkap antara kedua
bahasa ini berbeda. Sebagai sebuah bahasa, film memiliki perbedaan dengan bahasa tutur dan
tertulis. Seperti dicontohkan dalam iklan atau kampanye yang dipublikasikan ke masyarakat
luas berbicara dengan serangkaian bahasa gambar, sedangkan bahasa tutur atau tertulis
menggunakan rangkaian kata-kata. Perbedaan eksistensial antara keduanya sangat jelas. Kita
tidak akan membahas perbedaannya, tetapi yang akan kita bahas adalah keserupaan struktur
pikirannya.