repository.stikeselisabethmedan.ac.id...Perguruan tinggi yang memiliki fasilitas asrama juga memiliki aktivitas yang harus rutin di lakukan setiap hari, Seperti harus bangun pagi,

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • ABSTRAK

    Christina Sembiring, 032015007

    Hubungan Activity of Daily Living di Asrama dengan Tingkat Stres Mahasiswa

    Tingkat II Di Akper Arjuna Laguboti

    Program Study Ners 2019

    Kata kunci: Activity Of Daily Living, Tingkat stres

    (ix+54+Lampiran)

    Aktivitas merupakan faktor penting dalam kehidupan sehari-hari Berdasarkan

    hasil temuan dilapangan diketahui bahwa banyak, Mahasiswa di Asrama yang

    tidak melakukan rutinitas nya dengan baik di karenakan aktivitas tersebut bukan

    hal yang mereka inginkan. Pada saat ada waktu senggang mahasiswa lebih banyak

    menggunakan waktu untuk duduk, tidur dan melewatkan waktu begitu saja.

    Menjalani aktivitas setiap hari akan meningkatkan rasa nyaman, baik secara fisik,

    psikis maupun sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

    Activity Of Daily Living Dengan Tingkat Stres Mahasiswa di Akper Arjuna

    Laguboti Tahun 2019. Jenis penelitian analitik dengan desain cross sectional,

    sampel dalam penelitian berjumlah 33 orang dengan teknik pengambilan sampel

    total sampling. Alat ukur yang di gunakan berupa kuesioner. Analisa dengan uji

    Chi square, hasil penelitian di peroleh ada hubungan Activity Of Daily Living

    dengan tingkat stres mahasiswa di asrama Akper Arjuna Laguboti dengan nilai

    p= 0,013 < 0,05. Disarankan agar mahasiswa dapat mengatur segala rutinitas di

    asrama sehingga tidak menimbulkan stres bagi mahasiswa.

    Daftar Pustaka (2008-2019)

  • ABSTRACT

    Christina Sembiring 032015007

    Relationship between Activity Of Daily Living in Dormitory and Level II Student

    Stress Level at Akper Arjuna Laguboti Akper

    2019 Ners Program

    Keywords: ADL, Stress level

    (IX + 52 = Attachment)

    Activity is an important factor in daily life Based on the findings in the field it is

    known that many Dormitory Students do not do their routines well because these

    activities are not the things they want and during leisure time they are more used

    to sitting, sleeping and spending time . Having activities every day will increase

    your sense of comfort, both physically, psychologically and socially and look

    healthy.

    This study uses a cross sectional design, sampling techniques using purposive

    sample with a total sample of 33 respondents. The measuring instrument used is

    in the form of a questionnaire. Based on the results of research in Arjuna

    Laguboti Akper in 2019, it was found that there was a relationship of activity of

    daily living with student stress levels in Arjuna Laguboti Akper in 2019. The

    results of the chi square statistical test showed a value of p = 0.013. Thus Ha

    accepted means that there is a significant relationship between activity of daily

    living and student stress level in Arjuna Laguboti Akper in 2019.

    References (2008-2019)

  • KATA PENGAN TAR

    Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

    berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi penelitian ini.

    Adapun judul proposal ini adalah Activity of Daily Living Di

    Asrama Dengan Tingkat Stres

    Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

    Program Studi Ners Tahap Akademik di STIKes Santa Elisabeth Medan. Dalam

    penyusunan dan penulisan Skripsi ini penulis banyak menemui hambatan, namun

    berkat bimbingan, perhatian, kerja sama dan dukungan serta bantuan dari berbagai

    pihak akhirnya Skripsi ini di selesaikan.

    Pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terimakasih kepada:

    1. Mestiana Br. Karo, M.Kep., DNSc selaku Ketua STIKes Santa Elisabeth Medan,

    yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti menyelesaikan penyusunan

    Skripsi ini.

    2. Melva Manurung, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Direktur Akademi Keperawatan

    Arjuna Laguboti yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk pengambilan

    data awal di kampus Akademi keperawatan Arjuna Laguboti.

    3. Samfiati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN selaku Ketua Program Studi Ners sekaligus

    penguji yang telah mengizinkan penulis untuk mengikuti penyusunan proposal ini

    dan yang telah sabar dan banyak memberikan waktu, dalam bimbingan dan

    memberikan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan

    baik.

  • 4. Maria Pujiastuti, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing I yang membantu,

    membimbing serta mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran dan

    memberikan ilmu yang bermanfaat dalam penyelesain Skripsi proposal ini.

    5. Pomarida Simbolon S.KM., M.Kes selaku dosen pembimbing II yang membantu,

    membimbing serta mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran dan

    memberikan ilmu yang bermanfaat dalam penyelesaian Skripsi ini.

    6. Seri Rayani Bangun S.Kp., M.Biomed selaku pembimbing akademik yang

    mendukung dan membimbing serta mengarahkan selama proses penyelesaian

    Skripsi ini.

    7. Mahasiswa di Akper Arjuna Laguboti selaku responden yang telah membantu

    saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

    8. Seluruh dosen serta tenaga pendidikan STIKes Santa Elisabeth Medan yang telah

    membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Skripsi ini dan

    selama menjalani pendidkan di STIKes Santa Elisabeth Medan.

    9. Teristimewa kepada keluarga, orang tua tercinta Ayah A.Sembiring Ibu

    N.Hutajulu yang selalu memberi dukungan baik materi, doa dan motivasi serta

    adik-adik saya Rosa Sembiring, Irene Sembiring, Pandi Sembiring yang selalu

    memberi dukungan dan semangat serta kasih sayang yang luar biasa yang

    diberikan selama penyelesaian Skripsi ini.

    10. Teman-teman mahasiswa Program Studi Ners Tahap Akademik, angkatan ke IX

    stambuk 2015 serta semua orang yang penulis sayangi.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik

    isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

  • penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi

    ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa mencurahkan berkat dan karunia-Nya

    kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

    Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga Tuhan

    memberkati.

    Penulis

    Christina Sembiring

  • DAFTAR ISI

    Sampul Depan.............................................................................................. i

    Sampul Dalam.............................................................................................. ii

    Halaman Persyaratan Gelar....................................................................... iii

    Lembar Pernyataan..................................................................................... iv

    Lembar Persetujuan.................................................................................... v

    Lembar penetapan Panitia Penguji.. .......................................................... vi

    Lembar Pengesahan.. ................................................................................... vii

    Surat Pernyataan Publikasi......................................................................... viii

    Kata Pengantar.. .......................................................................................... ix

    Abstrak.. ........................................................................................................ x

    Abstract .......................................................................................................... xi

    Daftar Isi ....................................................................................................... xii

    Daftar Tabel .................................................................................................. xiii

    Daftar Bagan................................................................................................. xiv

    Daftar Bagan................................................................................................. xiv

    BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1

    1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

    1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 4

    1.3. Tujuan .................................................................................................... 4

    1.3.1 Tujuan umum ....................................................................................... 4

    1.3.2 Tujuan khusus ...................................................................................... 4

    1.4. Manfaat penelitian ................................................................................... 5

    1.4.1 Manfaat teoritis ..................................................................................... 5

    1.4.2 Manfaat praktis...................................................................................... 5

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6

    2.1. Activity of daily living di asrama ............................................................ 6

    2.1.1 Definisi .................................................................................................. 6

    2.1.2 klasifikasi Activity of Daily Living.................................... .................. 7

    2.1.3 Cara mengukur Activity of daily living ................................................ 7

    2.1.4 Aktivitas hidup sehat ............................................................................. 11

    2.2. Stres ......................................................................................................... 12

    2.2.1 Definisi ................................................................................................. 12

    2.2.2 Gejala stres ........................................................................................... 12

    2.2.3 Tipe kepribadian.................................................................................... 14

    2.2.4 Sifat stressor ......................................................................................... 15

    2.2.5 Sumber stres .......................................................................................... 16

    2.2.6 Tahapan stres ........................................................................................ 17

  • 2.2.7 Cara mengatasi stres.......................................................... .................... 21

    2.2.8 Cara mencegah stres.......................................................... .................... 22

    2.2.9 Karakter stres ........................................................................................ 23

    BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ...................................................... 27

    3.1. Kerangka Konsep Penelitian ................................................................... 27

    3.2. Hipotesa Penelitian.................................................................................. 28

    BAB 4 METODE PENELITIAN ................................................................ 29

    4.1. Jenis Penelitian ........................................................................................ 29

    4.2. Populasi dan Sampel ............................................................................... 30

    4.2.1 Populasi ................................................................................................. 30

    4.2.2 Sampel ................................................................................................... 30

    4.3. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ........................................ 31

    4.3.1 Variabel Independen ....................................................................... 31

    4.3.2 Variabel Dependen.......................................................................... 31

    4.3.3 Defenisi Operasional ....................................................................... 33

    4.4. Instrumen Penelitian................................................................................ 33

    4.5. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 34

    4.5.1 Lokasi penelitian ................................................................................... 34

    4.5.2 Waktu Penelitian ................................................................................... 35

    4.6. Prosedur Pengambilan Dan Pengumpulan Data ..................................... 35

    4.6.1 Pengambilan data ................................................................................. 35

    4.6.2 Teknik pengumpulan data ..................................................................... 36

    4.6.3 Uji validitas dan reliabilitas .................................................................. 37

    4.7. Kerangka Operasional ............................................................................. 38

    4.8. Pengolahan Data...................................................................................... 39

    4.9. Analisa Data ............................................................................................ 39

    4.10.Etika Penelitian ...................................................................................... 39

    BAB 5 PEMBAHASAN .............................................................................. 43

    5.1. pembahasan ............................................................................................ 43

    5.2. Analisa hasil penelitian ........................................................................... 46

    5.2.1.Activity of daily living ........................................................................... 47

    5.2.2.Tingkat stres .......................................................................................... 47

    5.2.3 Hubungan Activity of daily living dengan tingkat stres ......................... 48

    5.3. Pembahasan ............................................................................................ 49

    BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 5

    DAFTAR PUSTAKA

  • DAFTAR LAM PIRAN

    1. Jadwal Penelitian

    2. Surat izin pengajuan proposal

    3. Surat permohonan izin pengambilan Data Awal

    4. Surat persetujuan izin pengambilan Data Awal

    5. Surat persetujuan izin uji Validitas

    6. Surat permohonan izin validitas

    7. Surat permohonan izin penelitian

    8. Surat selesai meneliti

    9. Daftar hadir responden

    10. Informed consent

    11. Lembar kuesioner

    12. RAW Data

    13. Kartu bimbing

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    Bagan 3.1 Defenisi operasional hubungan Activity of daily

    living dengan Tingat stres mahasiswa di Akper

    Arjuna Laguboti Tahun

    2019........................................................

    27

    Bagan 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden

    berdasarkan Data Demografi di Akper Arjuna

    Laguboti Tahun

    2019........................................................

    46

    Bagan 5.4

    Distribusi Frekuensi karakteristik Responden

    Activity of daily living di Akper Arjuna Laguboti

    Tahun 2019........................................................

    47

    Bagan 5.5

    Distribusi Frekuensi karakteristik Responden

    berdasarkan tingkat stres di Akper Arjuna

    Laguboti Tahun

    2019........................................................

    48

    Bagan 5.6

    Distribusi Frekuensi hubungan Activity Of daily

    living dengan tingkat stres di Akper Arjuna

    Laguboti Tahun

    2019........................................................

    48

  • DAFTAR BAGAN

    Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Activity of Daily living

    di asrama dengan tingkat stres mahasiswa di Akper Arjuna. ................ ...... 27

    Tabel 4.1 Defenisi Operasional Hubungan Activity of daily living di asrama

    dengan tingkat stres mahasiswa di Akper Arjuna Laguboti.......... 32

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Asrama merupakan lembaga pendidikan yang memiliki fokus utama pada

    pembentukan karakter mahasiswa, dimana mahasiswa beserta kordinator asrama

    berada dalam satu lingkungan asrama. Lingkungan asrama yang asing bagi

    mahasiswa dengan, berbagai aturan asrama yang akan membatasi perilaku

    masiswa dan berbagai pekerjaan yang harus diselesaikan sendiri dapat

    menjaditekanan tersendiri bagi mahasiswa (Wulandari, 2016).

    Perguruan tinggi harus tinggal di asrama merupakan model perguruan

    tinggi yang memiliki tuntutan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perguruan

    tinggi reguler. Tuntutan lain yang dialami oleh mahasiswa yaitu ekspektasi yang

    tinggi dari orangtua, mampu disiplin dan mandiri dalam menjalani pendidikan dan

    kehidupan di asrama. Sistem asrama berperan dalam pembentukan karakter

    pengembangan intelektual, keterampilan, dan pembentukan sikap. Adanya

    tuntutan dan rutinitas yang akan di jalankan mahasiswa. Menjadi sangat berbeda

    bila di bandingkan dengan rutinitas yang di jalankan mahasiswa mahasiswa pada

    umumnya oleh karena itu kebanyakan mahasiswa yang tinggal di asrama akan

    mengalami stres (Ramadhani, 2018).

    Stres merupakan keadaan tidak menyenangkan yang di alami mahasiswa

    stres di sebabkan oleh berbagai macam faktor. Faktor faktor penyebab stres

    berupa rutinitas sehari-hari, konflik, tekanan, perubahan, dan pembebanan

    terhadap diri sendiri sehingga menimbulkan berbagai reaksi yaitu reaksi fisiologis,

  • reaksi emosi, reaksi perilaku, serta penilaian kognitif terhadap stres yang dialami

    (Septiani, 2016).

    Wulandari (2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa hasil penelitian

    yang dilakukan pada 350 mahasiswa sekolah asrama di Kuala Lumpur, Malaysia

    terdapat 39,75% mahasiswa mengalami depresi, 67,1% mahasiswa mengalami

    kecemasan dan 44,9% mahasiswa mengalami stresdi karenakan banyak nya

    tuntutan aktivitas yang harus mereka lakukan di asrama, begitu juga dengan

    penelitian yang dilakukan oleh Kim (2016), dalam penelitian menyatakan bahwa

    hasil penelitian yang di lakukan kepada 95 mahasiswa bahwa hasil penelitian

    terdaftar 45,9% mahasiswa mengalami depresi ringan. Mahasiswa perempuan

    memiliki tingkat depresi lebih lazim (perempuan: 54%, laki-laki: 41%).

    Mahasiswa di perguruan tinggi yang tinggal di asrama mengalami banyak

    rutinitas dan aktivitas. Permasalahan yang terjadi pada mahasiswa dapat menjadi

    stressor bagi diri mereka. Shelma (2018) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

    -Furqan Islamic

    Boarding School ang di

    sebabkan kerena peraturan-peraturan aktivitas yang harus mereka jalankan di

    asrama.

    Septiani (2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada lima kategori

    stressor yang di alami mahasiswa yaitu frustasi, konflik, tekanan, perubahan-

    perubahan, ketidak mampuan dalam menjalankan segala rutinitas dan aktivitas

    yang di hadapi asrama. Konflik berupa peniaian terhadap suatu pilihan yang

    antara dua atau beberapa alternatif yang sama-sama di inginkan. Tekanan berupa

  • penilaian akan adanya persaingan batas waktu penyelesaian tugas, dan hubungan

    interpersonal. Sejumlah perubahan dalam satu waktu, keinginan diri seperti

    keinginan khawatir mengenai banyak hal, keinginan untuk menunda-nunda

    pekerjaan, kecemasan dalam menghadapi ujian danperasaan berat dalam

    menjalankan segala rutinitas dan aktivitas sehari-hari seperti (activity 0f daily

    living).

    Activity of daily living adalah salah satu kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi dan

    harus dilakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari

    hari (Rahmat, 2016).

    Perguruan tinggi yang memiliki fasilitas asrama juga memiliki aktivitas

    yang harus rutin di lakukan setiap hari, Seperti harus bangun pagi,

    makan,beribadah, bertamu dan belajar harus di lalui sesuai dengan aturan yang

    berlaku, mahasiswa yang tinggal di asrama juga akan berpisah dari rumah dan

    hidup mandiri di asrama sehingga dalam jangka waktu yang lama menjalankan

    rutinitas tersebut akan mengakibatkan stres (Akbar, 2016).

    Stres yang di rasakan mahasiswa akan berkurang bila mereka

    meninggalkan segala rutinitas di asrama dan pergi berkumpul dengan keluarga,

    bermain, berekreasi, dan berkumpul dengan teman sebaya yang membuat dirinya

    selalu aman, tenang, senang, dan merasa berharga (Ramadani, 2018).

    Seseorang akan mampu mengatasi stres tergantung bagaimana mekanisme

    koping dalam menghadapi stres. Mahasiswa harus mengatur aktivitas dan belajar

    agar dapat menikmati segala kegiatan yang akan di jalankan (Shelma, 2018).

  • Salah satu Perguruan Tinggi Swasta yang memiliki fasilitas asrama di

    sumatera utara yaitu Akademi Keperawatan Arjuna Laguboti, telah berdiri sejak

    tanggal 18 Maret 2003 dengan memiliki peraturan harus tinggal di asrama seluruh

    mahasiswa yang melanjutkan pendidikan di Akper Arjuna harus mengikuti segala

    kegiatan dan aktivitas di asrama. Survei data awal yang dilakukan pada tanggal 9

    Januari 2019 dengan beberapa mahasiswa Akper Arjuna Laguboti dari 20

    mahasiswa terdapat 15 orang diantara nya mengalami stres di karenakan harus

    menjalankan segala aktivitas sesuai dengan tata tertib dan peraturan yang berlaku

    diasrama.Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti berminat untuk

    melakukan penelitian hubungan Activity of Daily living di asrama dengan tingkat

    stres mahasiswa di Akper Arjuna Laguboti.

    1.2. Rumusan masalah

    Bagaimana kah hubungan Activity of Daily living di asrama dengan tingkat

    stres mahasiswa di Akper Arjuna Laguboti tahun 2019?

    1.3. Tujuan penelitian

    1.3.1 Tujuan Umum

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Activity of daily living

    di asrama dengan tingkat stres mahasiswa di Akper Arjuna Laguboti Tahun

    2019.

    1.3.2 Tujuan khusus

    1. Mengidentifikasi Activity of daily living di asrama Akper Arjuna

    Laguboti Tahun 2019.

  • 2. Mengidentifikasi tingkat Stres mahasiswa yang tinggal di asrama Akper

    Arjuna Laguboti Tahun 2019.

    3. Menganalisa Hubungan Activity of Daily living di asrama dengan tingkat

    Stres mahasiswa Akper Arjuna Laguboti Tahun 2019.

    1.4. Manfaat Penelitian

    1.4.1. Manfaat teoritis

    Hasil penelitian ini di harapkan dapat di jadikan sebagai informasi dan

    pengetahuan untuk mengidentifikasi hubungan Activity of Daily Living dengan

    Tingkat Stres Mahasiswa yang tinggal di Akper Arjuna Laguboti Tahun 2019.

    Manfaat Praktis

    1. Bagi Mahasiswa

    Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai informasi untuk

    memperbaiki Activity of daily Living untuk mengurangi tingkat stres

    mahasiswa di asrama.

    2. Bagi institusi

    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan dan

    sumber belajar untuk mengetahui Activity Of Daily living dan tingkat stres

    mahasiswa di asrama.

    3. Bagi peneliti selanjutnya

    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan untuk peneliti

    selanjutnya terutama yang berhubungan dengan Activity Of Daily living

    dengan tingkat stres mahasiswa di asrama dan mengembangkan untuk

    penelitian selanjutnya.

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Activity Of Daily Living (Aktivitas)

    2.1.1 Definisi

    Aktivitas kehidupan harian yang dalam istilah bahasa ingris di singkat ADL

    (activity of daily living) adalah merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri

    sendiri. Aktivitas meliputi antara lain: mulai dari pergi ke kampus, penggunaan

    perpustakaan, bangun pagi, beribadah, makan, menerima tamu, jam bepergian izin

    keluar asrama, studi malam, menggunakan handphone, berpakaian hingga tidur

    kembali. Pengkajian aktivitas dapat mengetahui tingkat ketergantungan. Dengan

    kata lain besarya bantuan yang di perlukan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari

    Serta untuk menyusun rencana tindakan atau kegiatan selanjutnya dalam jangka

    panjang (Norkasiani, 2008).

    Istilah ADL mencakup perawatan diri (seperti berpakaian, makan dan

    minum, toileting, mandi, berhias, juga menyiapkan makanan, memakai telephone,

    menulis, mengelola uang dan sebagainya) dan mobilitas (seperti berguling di

    tempat tidur, bangun dan duduk, transfer atau bergeser dari tempat tidur ke kursi

    atau dari satu tempat ke tempat lain) (Sugiarto, 2005).

    2.1.2 Klasifikasi Activity of Daily living (ADL)

    1. ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus

    dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan dan

    minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi

    buang air bedan buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini. Dalam

    kepustakaan lain juga disertakan kemampuan mobilitas.

  • 2. ADL instrumental, yaitu ADL yang berhubungan dengan penggunaan alat

    atau benda penunjang kehidupan sehari-hari seperti menyiapkan makanan,

    menggunakan telepon, menulis, mengetik, mengelola uang.

    3. ADL vokasional, yaitu ADL yang berhubungan dengan pekerjaan kegiatan

    sekolah.

    4. ADL non vokasional, yaitu ADL yang bersifatrekreasional, hobi, dan

    mengisi waktu luang (Noorkasiani, 2009).

    2.1.3 Cara pengukuran ADL

    ADL mencakup kategori yang sangat luas dan dibagi-bagi menjadi sub

    kategori atau domain seperti berpakaian, makan minum, belajar atau higieni

    pribadi, mandi, berpakaian, transfer, mobilitas, komunikasi, vokasional, rekreasi,

    instrumental ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang

    harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan dan

    minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang

    air besar dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini. Dalam kepustakaan

    lain juga disertakan kemampuan mobilitas (Sugiarto, 2005).

    Pengkajian ADL penting untuk mengetahui tingkat ketergantungan atau

    besarnya bantuan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pengukuran

    kemandirian ADL akan lebih mudah dinilai dan dievaluasi secara kuantitatif degan

    sistem skor yang sudah banyak dikemukakan oleh berbagai penulis ADL dasar,

    sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang

    untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan dan minum, belajar, mandi,

  • berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air

    kecil dalam kategori ADL dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan

    kemampuan mobilitas (Sugiarto, 2005).

    Dalam literatur terdapat pula istilah aktivitas instrumen, merupakan

    aktivitas yang lebih kompleks namun mendasar bagi situasi kehidupan mahasiswa

    yang tinggal di asrama Dalam bersosialisasi. termasuk disini kegiatan mulai dari

    pergi ke kampus, penggunaan perpustakaan, bangun pagi, beribadah, makan,

    menerima tamu, jam bepergian izin keluar asrama, studi malam, menggunakan

    handphone, berpakaian hingga tidur kembali. Penilaian aktivitas instrumen

    penting dalam rangka menetapkan level bantuan bagi mahasiswa di asrama

    dengan tingkat ketergantungan penuh atau sedang, tetapi ini kurang penting bagi

    mahasiswa yang tinggal dengan orang tua nya di banding mahasiswa yang tinggal

    di asrama, kecuali (bagi mereka yang berdiam diri di fasilitas keperawatan) yang

    hendak di rencanakan pulang (Norkasiani, 2008).

    Ada pun salah satu perguruan tinggi memiliki fasilitas asrama memiliki

    berbagai peraturan di antara nya yaitu:

    1. Penggunaa perpustakaan, dinilai dari kemampuan mahaiswa mampu

    mengikuti peraturan yang ada di perpustakaan yaitu yang di perkenankan

    meminjam buku adalah mahasiswa Stikes Santa Elisabeth Medan.

    2. Bangun pagi, mahasiswa harus bangun jam 04.30 dan di wajibkan

    memberekan tempat tidur/kamar jam 04.30-05.15 WIB.

    3. Beribadah/gereja,pukul 05.30 wib ibadah pagi di kapel, pukul 17.00

    rosario dan missa (hari rabu, dan sabtu), pukul 17.30 doa rosario (pada

  • bulan rosario dan bulan maria), pada pukul 07.00 missa bahasa ingris (hari

    rabu).

    4. Makan, jam 06.00-06.30 WIB makan pagi, jam 11.30-12.30 WIB makan

    siang, jam 17.50-18.20 makan malam.

    5. Bertamu, yaitu hari minggu/hari merah. Di mulai dari pukul 08.30-15.00

    WIB.

    6. Izin keluar asrama, yaitu hari minggu dan memiliki giliran masing-masing

    sesuai tingkatan.

    7. Study malam, yaitu setiap hari senin-jumat pukul 19.00-21.00 WIB.

    8. Menggunakan handphone, yaitu setelah melakukan perkuliahan 1 semester

    (setelah caping day) dengan kriteria hp tidak berkamera/android. Waktu

    nya yaitu jam 15.00 s/d 18.00 wib dan jam 21.00 s/d 22.00 WIB dengan

    nada silent (getar).

    9. Berpakaian sopan, Tidak di perbolehkan menggunakan sarung ke

    piket,ruang makan, minimarket, menerima tamu, ke gerbang dan lapangan.

    Menggunakan seragam pendidikan bila apabila ada urusan ke biro

    administrasi,kantor dosen atau apabila ada urusan perkuliahan (Peraturan

    Asrama, 2018).

    Bila mahasiswa tidak dapat melakukan ADL instrumen secara mandiri di

    perlukan peran teman yang mau bersedia membantu (care giver). Dengan

    demikian mahasiswa dapat selalu bersosialisasi. Pada lampiran, di sajikan ADL

    instrumen yang meluputi kemampuan: bangun tidur, ibadah, mandi, makan,

    berpakaian,mencuci, cara berjalan. Pengkajian ADL umumnya mengikuti indeks

  • pengukuran yang di kembangkan oleh Barthel dan Kats. Indeks ini di dasarkan

    pada hasil evaluasi terhadap tingkat kemandirian atau keadaan sebaliknya, yaitu

    tingkat ketergantungan secara fungsional. Indeks terdiri dari 7 tingkat sebagai

    hasil penilaian terhadap perihal melakukan kegiatan mulai dari pergi ke kampus,

    penggunaan perpustakaan, bangun pagi, beribadah, makan, menerima tamu, jam

    bepergian izin keluar asrama, studi malam, menggunakan handphone, berpakaian

    hingga tidur kembali.

    Adapun kemandirian di sini di hubungkan dengan kemampuan mahasiswa

    dalam melakukan fungsi tanpa memerlukan petunjuk, arahan, maupun bantuan

    aktif dengan pengecualian di dasarkan pada status sebenarnya. misalnya bagi

    mahasiswa yang menolak untuk melaksanakan rutinitas dengan suatu fungsi

    tertertu (padahal mungkin ia masih mampu) Dianggap tidak dapat melakukannya.

    Untuk menetapkan apakah apakah salah satu fungsi tersebut mandiri atau

    dependen (yaitu memperlihatkan tingkat kemampuan).

    2.1.4 Aktivitas atau rutinitas hidup sehat

    Pekerjaan rumah dan berkebun. Pekerjaan rumah dan berkebun

    merupakanlatihan untuk menjaga kesegaran dan daya tahan tubuh. Berjalan-jalan

    terutama pada pagi hari ketika udara masih segar. Bila kegiatan ini di lakukan

    secara rutin (kurang lebih dari 15 menit setiap hari). Akan sangat berguna untuk

    meregangkan kaki dan menjaga daya tahan tubuh. Akan lebih sempurna jika

    berjalan kaki di lakukan semakin lama semakin cepat. (Noorkasiani, 2008).

  • 1. Senam pernafasan (meditasi) dan yoga, Aktivitas sehat ini bisa

    memberikan nilai tambah dalam mempertahankan bentuk fisikdan psikis.

    2. Joging, joging atau berlari kecil dapat di lakukan sesuai dengan

    kemampuan dan ritme langkah tidak terlalu cepat. Aktivitas ini berguna

    jantung, paru-paru, dan peredaran darah di kaki.

    3. Bersepeda atau berenang, Aktifitas ini dapat dilakukan bila

    memungkinkan apalagi pada penderita artritis karena dapat meningkatkan

    perengangan dan daya tahan tubuh, tetapi tidak menambah kelenturan pada

    tingkat yang lebih tinggi.

    4. Bersosialisasi, menjaga hubungan dalam kelompok maupun lingkungan

    dapat membantu mempertahankan fungsi otak dan sosial, guna menambah

    wawasan serta menjaga gairah hidup.

    5. Mengerjakan hobby dan berwisata, dapat membantu menjaga fungsi otak

    karena dengan berekreasi dan berwisata akan membuat perasaan

    bertambah lapang dan nyaman, terlebih di lakukn dengan orang tua atau

    pasangan (Suarsa, 2006).

  • 2.2 Stres

    2.2.1 Definisi

    Istilah stres secara histories telah lama di gunakan untuk menjelaskan

    suatu tuntutan untuk beradaptasi dari seseorang, ataupun reaksi seseorang

    terhadap tuntutan tersebut. stres adalah suatu kondisi ketegangan yang

    mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan kondisi seseorang. Sedangkan

    berdasarkan defenisi kerjanya, pengertian dari stres adalah:

    1. Suatu taggapan adaptatif, di tengahi oleh perbedaan individual dan atau

    proses psikologi, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan. (lingkungan),

    situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntutan psikologis atau

    fisik yang berlebihan terhadap seseorang.

    2. Sebagai suatu tanggapan penyesuaian, di pengaruhi oleh perbedaan individu

    dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap

    tindakan dari luar (ligkungan) situasi atau peristiwa yang menetapkan

    permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan pada seseorang.

    Menggambarkan bahwa stres adalah suatu sindrom biologic atau badaniah.

    (Lukaningsi, 2011).

    2.2.2. Gejala stres

    Stres memiliki dua gejala, yaitu gejala fisik dan psikis

    1. Gejala stres secara fisikdaoat berupa jantung berdebar, nafas cepat dan

    memburu/terengah-engah, mulut, mulut kering, lutut gemetaran, suara

    menjadi serak, perut melilit, nyeri kepala seperti di ikat, berkeringat

  • banyak tangan lembab, letih yang tak beralasan, merasa gerah, panas, otot

    tegang.

    2. Keadaan stres membuat orang-orang yang mengalami gejala gejala

    psikoneurosa seperti cemas, resah depresi, curiga, jengkel, marah, lekas

    panik cemas secara berlebihan. Reaksi tubuh terhadap stres: sebagaimana

    telah disebutkan di mukabahwa yang di maksud dengan stress adalah

    reaksi atau respon tubuh terhadap stressor psikososial (Tekanan mental

    atau beban kehidupan). Maka seseorang yang mengalami stress dapat di

    lihat maupun di rasakan dari perubahan-perubahan yang terjadi pada

    tubuhnya. Misalnya antara lain:

    a. Rambut, Warna rambut yang semula hitam pekat, lambat laun

    mengalami perubahan warna menjadi kecoklatan-kecolatan serta

    kusam. Ubanan (rambut memutih) terjadi sebelum waktunya,

    demikian pula dengan kerontokan rambut.

    b. Mata, Ketajaman mata seringkali terganggu misalnya kalau

    membaca tidak jelas karena kabur. Hal ini di sebabkan karena otot-

    otot bola mata mangalami kekendursn atau atau sebaliknya

    sehingga mempengaruhi fokus lensa mata.

    c. Telinga, Pendengaran seringkali terganggu dengan suara berdering

    (Tinitus).

    d. Daya fikir, Kemampuan berpikir dan mengingat serta konsentrasi

    menurun. Orang menjadi pelupa dan seringkali mengeluh sakit

    kepala atau pusing.

  • e. Ekspresi wajah,Wajah seseorang yang stres nampak tengang, dahi

    berkerut, mimik nampak serius tidak dahi berkerut, mimik nampa

    kserius, tidak santai, bicara berat, sukar untuk senyum/tertawa dan

    kulit muka kedutan (tic facialis) (Hawari, 2001).

    f. Mulut dan bibir, mulut dan bibir terasa kering sehingga seseorang

    sering minum. Selain dari pada itu pada tenggorokan seolah-olah

    ada ganjalan sehingga ia sukar menelan, hal ini di sebabkan karena,

    otot-otot lingkar di tenggorokan mengalami spasme (muscle

    cramps)

    g. Kulit, Pada orang yang mengalami stres reaksi kulit bermacam-

    macam, pada kulit dari sebahagian tubuh terasa panas atau dingin

    atau keringat berlebihan. Selain dari pada itu perubahan kulit

    lainnya adalah merupakan penyakit kulit, seperti mulculnya eksim,

    urtikaria (biduran), gatal-gatal, dan pada kulit muka seringkali

    timbul jerawat.

    h. Sistem pernapasan, Pernapasan seseorang yang sedang mengalami

    stres dapat terganggu misalnya nafas terasa berat dan sesak di

    sebabkan terjadi penyempitan pada saluran pernapasan mulai dari

    hidung, tenggorokan dan otot-otot rongga dada.

    i. Sistem cardio vaskular Sistem jantung dan pembuluh darah dapat

    terganggu faalnya karena stres. Misalnya, jantung berdebar-debar,

    pembuluh darah melebar atau penyempit sehingga yang

    bersangkutan nampak mukanya merah atau pucat (Hawai, 2001).

  • 2.2.3 Tipe kepribadian (pola perilaku)

    Dalam kaitannya dengan tipe kepribadian yang beresiko tinggi terkena stres

    yaitu menggambarkan antara lain ciri-ciri sebagai berikut:

    1. Ambisius, agresif dan kompetitif (suka dalam persaingan), banyak jabatan

    rangkap.

    2. Kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung, dan marah (emosional).

    3. Kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri berlebihan. (over

    confident).

    4. Cara berbicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif dan tidak bisa diam.

    5. Bkerja tidak mengenal waktu.

    6. Pandai berorganisasi dan memimpin dan memerintah.

    7. Lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan.

    8. Kaku terhadap waktu tidak dapat tenang (tidak relaks) serba tergesa-gesa.

    9. Mudah bergaul (ramah), panadai menimbulkan perasaan empati dan bila

    tidak tercapai maksudnya muda bersikap bermusuhan.

    10. Tidak mudah di pengaruhi, kaku (tidak fleksibel).

    11. Bila berlibur pikirannya ke pekerjaan tidak dapat santai (Hawari, 2001).

    2.2.4 Sifat stressor

    1. Bagaimana individu mempersiapka stressor

    artinya jika stressor di persepsikan akan berakibat buruk bagi diri nya

    maka tingkat stres yang di rasakan akan berat, namun sebaliknya jika

    stressor di persiapkan tidak mengancam dan individu merasa mampu

    mengatasinya maka tingkat stres yang di rasakan akan lebih ringan.

  • 3. Bagaimana intensitasnya terhadap stimulus

    artinya bagaimana tingkat intensitas serangan stres terhadap individu, jika

    intensitas serangan stres tinggi maka kemungkinan kekuatan fisik dan

    mental tidak mampuan mengadaptasinya demikian juga sebaliknya.

    4. Jumlah stressor yang harus di hadapi pada waktu sama artinya

    pada waktu yang bersamaan bertumpuk sejumlah stressor yang harus di

    hadapi, sehingga stressor kecil dapat menjadi pemicu (pencetus) yang

    mengakibatkan reaksi yang berlebihan. Sering di temukan seseorang yang

    biasanya dapat menyelesaikan pekerjaan yang sangat sederhana dengan

    baik, namun tiba-tiba tidak dapat mengerjakannya, ini di sebabkan karena

    pada saat yang sama ia sedang menghadapi banyak stressor.

    5. Pemaparan stressor menjaganya stressor dapat menyebabkan menurunnya

    kemampuan individu mengatasi stres, karena individu telah berada pada

    fase kelelahan, individu sudah kehabisan tenaga untuk menghadapi

    stressor.

    6. Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi kemampuan indiidu dala

    menghadapi stressor yang sama misalnya: individu yang satu tahun yang

    lalu di rawat karena sakit, dengan pengalaman yang negatif maka saat di

    rawat kembali individu akan sangan cemas, demikian pula sebaliknya

    (Rasmun, 2004).

  • 2.2.5 Sumberdan macam-macam stressor adalah :

    a. Kondisi biologi

    Berbagai penyakit infeksi, trauma fisik dengan kerusakan organ

    biologi, mal nutrisi, kelelahan fisik, kekacauan fungsi biologis yang

    berkelanjutan.

    b. Kondisi psikologi

    Berbagai konflik dan frustasi yang berhubungan dengan kehidupan

    modern. Berbagai kondisi yang mengakibatkan sikap atau perasaan

    rendah diri (self devaluation) seperti kegagalan mencapai sesuatu

    yang sangat di idam-idamkan.

    c. Berbagai keadaan kehilangan seperti posisi, keuangan, kawan, atau

    pasangan hidup yang sangat di cintai.

    d. Berbagai kondisi kekurangan yang dihayati sebagai sesuatu cacat

    yang sangat menentukan seperti penampilan fisik, jenis kelamin,

    usia, intelegensi, dan lain lain.

    Berbagai kondisi perasaan bermasalah terutama yang menyangkut kode moral

    etika yang dijunjung tinggi tetapi gagal dilaksanakan (Lukaningsih, 2011).

  • 2.2.6 Tahapan stres

    Gejala-gejala stres pada diri seseorang seringkali tidak disadari karena,

    perjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat, dan baru dirasakan bilamana

    tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupannya sehari-hari

    baik di rumah, di tempat kerja ataupun pergaulan lingkungan sosialnya. Dr.

    Robert Amberg (1979) dalam penelitiannya terdapat tahapan-tahapan stres

    sebagai berikut :

    Stres tahap I

    a) Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya

    disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut.

    b) Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting).

    c) Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya (Hawari, 2001).

    d) Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun

    tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.

    Stres tahap II

    Dalam tahapan ini dampak stres yang semula menyenangkan sebagaimana

    diuraikan pada tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan

    yang di sebabkan karena cadangan energi yang fidak lagi cukup sepanjang hari,

    karena, tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat yang dimaksud antara,

    lain dengan tidur yang cukup, bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan

    cadangan energi yang mengalami defisit.

    Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stres

    tahap II adalah sebagai berikut:

  • a) Merasa letih sewaktu bangun pagi yang seharusnya merasa segar.

    b) Merasa mudah lelah sesudah makan siang.

    c) Lekas merasa capai menjelang sore hari.

    d) Sering mengeluh lambung tidak nyaman (bowel discomfort).

    e) Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar).

    f) Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang;

    g) Tidak bisa santai.

    Stres tahap III

    Apabila seseorang tetap mernaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa

    menghiraukan keluhan-keluhan pada stres tahap II, maka akan menunjukkan

    keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu, yaitu:

    a) Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan maag

    (gastritis), buang air besar tidak teratur (diare).

    b) Ketegangan otot-otot semakin terasa.

    c) Perasaan ketidak ada tenaga dan kegagalan emosional.

    d) Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk mulai masuk tidur

    (early insomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur

    (middle insomnia), atau bangun terlalu pagi atau dini hari dan tidak dapat

    kembali tidur (Late insomnia).

    e) Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau pingsan).

    Stres, tahap IV

    Gejala stres tahap IV, akan muncul:

    a) Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit.

  • b) Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan

    menjadi membosankan dan terasa lebih sulit.

    c) Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan

    untuk merespon secara memadai (adekuat)

    d) Ketidak mampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.

    e) Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan.

    f) Sering kali menolak ajakan (negativ) karena tidak ada semangat dan

    kegairahan. Daya konsentrasi dan daya ingat menurun. (Hawari, 2001)

    g) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat di jelaskan

    apa penyebabnya.

    Stres tahap V

    Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap

    yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:

    a) Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam. (physical dan

    psychological exhaustion).

    b) Ketidak mampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang

    ringan dan sederhana.

    c) Gangguan system pencernaan semakin berat (gastro-intestinal disorder).

    d) Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat, mudah

    bingung dan panik.

    Stres tahap VI

    Tahapan ini merupakan, tahapan klimaks, seseorang mengalami serangan

    panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami

  • stres tahap VI ini dibawa ke Unit Gawat Darurat bahkan ICCU, meskipun pada

    akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh.

    Gambaran stres; tahap VI ini adalah sebagai berikut:

    Debaran jantung teramat keras,

    a) Susah bernapas (sesak dan megap-megap)

    b) Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran

    c) Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan

    d) Pingsan atau kolaps. (Hawari, 2001)

    2.2.7 Cara mengatasi stress

    Lihat/ukur kemampuan sendiri. Belajar untuk menerima apa adanya dan

    mencintai diri sendiri.

    a. Temukan penyebab perasaan negatif dan belajar untuk menanggulanginya

    Jangan memperberat masalah dan coba sesekali untuk mengalah terhadap

    orang lain meskipun anda di pihak yang benar.

    b. Rencanakan perubahan perubahan besar dalam hidup anda, dalam jangka

    lama dan beri waktu secukupnya bagi diri anda untuk menyesuaikan diri

    anda untuk menyesuaikan dari perubahan satu ke yang lain.

    c. Rencanakan waktu anda dengan baik. Buat daftar yang harus di kerjakan

    sesuai prioritas.

    d. Buat keputusan dengan hat-hati pertimbangkan dengan masak-masak segi

    baik atau buruk sebelum memutuskan sesuatu.

    e. Biarkan orang lain ikut memikirkan masalah anda. Ceritakan kepada

    pasangan hidup, teman, supervisior, atau pimpinan agama. Mereka

  • mungkin bisa membantu meletakkan masalh anda sesuai dengan

    proporsinya dan menawarkan cara-cara pencegahannya.

    f. Bangun suatu sistem pendorong yang baik dengan cara banyak teman dan

    mempunyai keluarga yang bahagia. Mereka akan selalu bersam anda

    dalam setiap kesulitan. Jaga kesehatan, makan dengan baik, tidur cukup,

    dan latihan olahraga secara teratur.

    g. Rencanakan waktu untuk rekreasi

    Teknik relaksasi seperti napas dalam, meditasi atau pijatan mungkin bisa

    membantu menghilangkan stress (Lukaningsih, 2011).

    2.2.8 Cara mencegah stress

    Menulis diary cari tempat dan waktu yang tenang, dan mulailah

    menulis.Anda dapat menuliskan tentang segala sesuatu yang terjadi sehari

    hari.Biarkan kata-kata yang digoreskan mengalir dan keluar secara spontan, sesuai

    dengan yang di rasakan dan di pikirkan pada saat itu.

    a. Olah raga, berdasarkan ratusan penelitian olahraga dapat memperbaiki

    aliran darah ke otak menambah gelombang alfa di otak yang berhubungan

    dengan ketenangan dan relaksasi, mengurangi tekanan darah dan

    ketegangan otot.

    b. Putar dan dengar lagu kesayangan, putar lagu lagu favorit. Ikut lah

    bersenandung atau bahkan berdansa. Biarkan musik menyejukkan hati

    anda.

  • c. Tertawa, tonton film-film komedi duduk santai dan tertawa merupakan

    salahsatu yang baik untuk kesehatan. Tertawa merangsang tubuh untuk

    memproduksi hormon yang menyebabkan otak mengendurkan stres.

    d. Ciptakan ritual, yang menimbulkan kenyamanan, seperti duduk berdua

    dengan pasangan dan berbagi teh hangat dari satu cangkir yang sama

    e. Makan sehat, makan makanan dengan kadar lemak rendah dan karbohidrat

    tinggi seperti donat, popcorn, kue kering serta kue dari bahan beras,

    merangsang zat-zat kimia dari otak kita membntu menyejukkan pada saat

    stres.

    f. Penuhi kebutuhan jiwa, luangkan waktu untuk diri sendiri. Tidur atau

    menonton film percintaan yang romantis, membaca surat-surat lama, atau

    apa saja. Biarkan hati itu terbebas dari rutnitas.

    g. Luangkan waktu bersama sahabat, sambil minum kopi atau teh hangat,

    nikmati kebersamaan bersama dengan sahabat wanita anda, bercerita

    tentang apa saja. Wanita merasakan kenyamanan,dukungan, dan kedekatan

    tersendiri bila berada bersama-sama dengan teman teman wanita nya.

    h. Matahari pagi, jangan sia-siakan matahari pagi hari.luangkan sedikit waktu

    agar terkena sinar matahari setiap pagi.

    i. Meditasi, meditasi mengurangi tekanan darah dan secara dramatis

    membentu mengurangi stres anda.

    j. Tidur siang, waktu yang hanya 20 menit untuk tidur siang dapat membuat

    anda merasa segar kembali dan lebih bersemangat sepanjang hari

    (Lukaningsih, 2011).

  • k. Berhubungan intim, berhubungan badan akan membuat merasa relaks,

    terutama seks yang memuaskan akan memberikan relaksasi mendalam

    2.2.9 Karakteristik stres

    Stres yang ringan berguna dan dapat memacu seseorang untuk berfikir dan

    berusaha lebih berfikir dan berusaha lebih capat dan keras sehingga dapat

    menjawab tantangan hidup sehari-hari. Stres ringan bisa merangsang dan

    memberikan rasa lebih bergairah dalam kehidupan yang biasanya membosankan

    dan rutin. Tetapi stres yang panjang dan berkelanjutan, bila tidak di tanggulangi,

    akan berbaya bagi kesehatan.

    Setiap manusia senantiasa berada dalam suatu interaksi dua arah dengan

    lingkungannya, dan setiap individu yang sehat akan berusaha untuk menjaga

    keseimbangan yang dinamis dengan lingkungannya. Namun pada saat individu

    mendapatkan tekanan yang melebihi kemampuannya beradaptasi, maka individu

    tersebut bereaksi yang kita sebut dengan stres. Orang awam selalu

    mengkonotasikan stres sebagai sesuatu yang negative. Padahal ada stres yang

    positif (eustres) dan ada stres negativ (distres). Bagaimana kita bereaksi terhadap

    keadaan yang menekan akan menentukan apakah stres tersebut menjadi suatu hal

    yang ositif atau egatif. Para atlit sebelum bertanding, sering di bangkitkan stres

    nya oleh pelatih/coachnya (Lukaningsi, 2011).

    Hal tersebut berguna untuk meningkatkan abilitas, awarenes, dan daya

    tempur berguna untuk meningkatkan abilitas, awarenes, dan daya tempur dari para

    atlitnya agar memiliki spirint untuk menang/mangalahkan musuh.

  • Ada peristiwa tertentu menimbulkan stres bagi seseorag namun bagi orang

    lain hal tersebut merupakan sesuatu pristiwa yang biasa saja dan dapat

    dikendalikan dengan baik. Hal yang membedakan adalah persepsi. Bagaimana

    setiap orang dapat dikendalikan dengan baik. Hal yang membedakan adalah

    persepsi. Bagaimana setiap orang dapat memiliki persepsi yang berbada atas

    suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya.

    Saat kita mengalami peristiwa yang tidak mengenakkan, saat sesuatu yang

    buruk terjadi di luar kendali kita maka secara otomatis mengalami perasaan yang

    tidak tenang. Jika hal yang terjadi itu jauh melampaui daya tahan diri kita,

    melampaui bagaimana kita mampu bertoleransi maka timbullah stres (Lukaningsi,

    2011).

    Jika di perhadapkan pada hal yang ketidak jelas misalnya atasan kita

    terkadang bilang A dan kadang B tanpa ada ketegasan, maka hal itu juga bisa

    menimbulkan stres. Saat kemampuan kita mengelolah tugas dan tanggung jawab

    menjadi jauh lebih besar dari kapasitas kita maka timbullah stres. Sebaliknya stres

    yang buruk menimbulkan efek fisiologis seperti meningkatnya kolestrol, tekanan

    darah, menurunnya kekebalan tubuh

    Timbul juga efek tidak langsung seperti berupa timbulnya kebiasaan tidak

    sehat guna mengantisipasi stres seperti merokok, minum minuman keras dll. Dan

    ada juga efek tidak langsung seperti berusaha melanggar peraturan, menunda-

    nunda pemecahan masalah dan bagi sebagian individu juga berusaha mencari

    kambing hitam untuk mengalihkan masalah. Stres adalah pengalaman emosi

    negative yang disertai oleh perubahan yang dapat di perkirakan dalam hal

  • biokimia, fisiologis,kognitif, behavorial, yang tujuannya untuk mengubah

    peristiwa stresfull atau mengakomodasi akibatnya (Lukaningsi, 2011).

    2.3 Hubungan activity of daily living dengan tingkat stress mahasiswa

    tingkat II di akper Arjuna Laguboti

    Stres merupakan keadaan tidak menyenangkan yang di alami mahasiswa

    stres di sebabkan oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor penyebab stres

    berupa rutinitas sehari-hari, konflik, tekanan, perubahan, dan pembebanan

    terhadap diri sendiri sehingga menimbulkan berbagai reaksi yaitu reaksi fisiologis,

    reaksi emosi, reaksi perilaku, serta penilaian kognitif terhadap stres yang dialami

    (Septiani, 2016).

    Activity of daily living adalah salah satu kebutuhan dasar yang wajib

    dipenuhi dan harus dilakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan

    tuntutan hidup sehari hari (Rahmat, 2016).

    Nauli (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa mahasiswa yang

    mengalami stres akan mengalami gangguan psikologi seperti depresi dapat dilihat

    dari cara melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti merasa bosan, lelah, tidak

    mampu membuat keputusan, tidak mau berpartisipasi dalam pembuatan

    keputusan, tidak mau mencari informasi, serta tidak mempunyai kemauan untuk

    ADL ( Activity of Daily Living). Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa terdapat

    hubungan Activity of daily living dengan tingkat stres.

  • BAB 3

    KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

    3.1. Kerangka Konseptual

    Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan

    dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel (baik

    variabel yang di teliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep akan

    membantu peneliti menghubungkan hasil penelitian dari teori (Nursalam, 2014).

    Bagan 3.1. Hubungan Activity of Daily living di asrama dengan tingkat stres

    mahasiswa di Akper Arjuna L aguboti Tahun 2019

    Independen Dependen

    Keterangan :

    =Variabel yang diteliti

    =Menghubungkan dua variabel (variabel independen dan dependen)

    Activity of Daily living

    1. Bangun pagi 2. Beribadah 3. Makan 4. Menerima tamu 5. Menggunakan handphone 6. Berpakaian Sopan

    (peraturan Asrama Akper

    Arjuna Laguboti, 2019)

    (Peraturan Asrama Akper

    Arjuna Laguboti, 2018)

    Stres

    1. Stres tahap I 2. Stres tahap II 3. Stres tahap III 4. Stres tahpa IV 5. Stres tahap V

    (Hawari, 2001)

  • Dalam penelitian ini, independennya Activity of Daily living di asrama

    merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri sendiri. Aktivitas meliputi antara

    lain: bangun pagi, beribadah, makan, menerima tamu, jam bepergian izin keluar

    asrama, menggunakan handphone, berpakaian. Variabel dependennya tingkat stres

    adalah merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses

    berfikir dan kondisi seseorang.

    3.2. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

    pertanyaan penelitian. Menurut La Biondo Wood dan Haber (2002) hipotesis

    adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih variabel

    yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian. Setiap

    hipotesis terdiri atas suatu unit atau bagian dari permasalahan (Nursalam, 2013).

    Ha: Ada hubungan Activity of Daily living Di Asrama Dengan Tingkat Stres

    Mahasiswa Di Akper Arjuna Laguboti Tahun 2019.

  • BAB 4

    METODE PENELITIAN

    4.1. Rancangan Penelitian

    Rancangan penelitian merupakan suatu yang sangat penting dalam

    penelitian, memungkinkan pengontrolan beberapa maksimal beberapa faktor yang

    memengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2014).

    Jenis rancangan yang di gunakan pada penelitian ini adalah non

    eksperiment dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional yaitu

    suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor dengan

    efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus suatu

    saat (point time approach). Penelitian cross sectional ini juga sering di sebut

    penelitian transversal, sering di gunakan pada penelitian-penelitian epidemologi

    (Nursalam, 2013)

    Rancangan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi adanya Hubungan

    Activity of Daily living Dengan Tingkat Stres Mahasiswa yang tinggal di asrama

    Akper Arjuna Laguboti Tahun 2019.

    4.2. Populasi Dan Sampel Penelitian

    4.2.1 Populasi

    Populasi adalah keseluruhan kasus dimana peneliti tertarik. Populasi

    terdiri dari populasi yang dapat di akses dan populasi sasaran. Populasi yang dapat

    di akses adalah populasi yang sesuai dengan kriteria yang di tetapkan dan dapat di

    akses untuk penelitian. Sedangkan populasi sasaran adalah populasi yang ingin di

    sama ratakan oleh peneliti. Peneliti biasa nya membentuk sampel dari populasi

  • yang dapat di lakukan (Polit and Back, 2012). Populasi dalam penelitian ini

    adalah Mahasiswa/Mahasiswi tingkat dua yang tinggal di asrama Akper Arjuna

    Laguboti dengan jumlah populasi sebanyak 33 Populasi (SDM Akper Arjuna

    Laguboti, 2019).

    4.2.2 Sampel

    Pengambilan sampel adalah proses pemilihan sebagian populasi untuk

    mewakili seluruh populasi. Sampel adalah subjek dari elemen populasi. Elemen

    adalah unit paling dasar tentang informasi mana yang akan di kumpulkan (Grove,

    2014). Sampel merupakan bagian dari populasi yang dapat di jadikan sebagai

    subjek pada penelitian melalui proses penentuan pengambilan sampel yang di

    tetapkan dala berbagai sampel (Nursalam, 2013). Teknik pengambilan sampel

    dalam penelitian ini adalah total sampling dimana total sampling yaitu seluruh

    populasi di jadikan sampel (Nursalam, 2013). Sampel penelitian ini adalah

    Mahasiswa tingkat dua yang tinggal di asrama Akper Arjuna Laguboti berjumlah

    33 orang.

    4.3. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional

    Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap

    sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain)

    4.3.1 Variabel independen (Variabel bebas)

    Variabel independen (bebas) adalah variabel yang diduga menjadi

    penyebab, pengaruh dan penentu pada variabel dependen (Polit & Back, 2012).

    Dalam penelitian ini variabel independen adalah Activity of Daily living.

  • 4.3.2 Variabel dependen (variabel terikat)

    Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi nilainya oleh

    variabel lain. variabel respon akan muncul sebagai akibat dari manipulasi

    variabel-variabel lain. dalam ilmu perilaku, variabel terikat adalah aspek tingkah

    laku yang diamati dari suatu organisme yang di kenal stimulus. Dengan kata lain,

    variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada

    tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2014). Adapun

    variabel dependen dari penelitian ini adalah stres.

    Tabel 4.1 Defenisi Operasional Hubungan Activity of daily living Di Asrama

    Dengan Tingkat Stres Mahasiswa Di Akper Arjuna Laguboti

    Variabel Defenisi Indikator Alat Ukur Skala Skor

    Independen

    Activity of

    daily living di

    asrama

    Activity of daily living

    (ADL) adalah aktivitas

    yang harus di lakukan

    semua individu dalam

    kehidupan hari-hari.

    Activity of

    Daily living

    1. Bangun pagi

    2. Beribadah

    3. Makan 4. Izin

    keluar

    asrama

    5. Menggunakan

    handpho

    ne

    6. Berpakaian Sopan

    Kuesioner

    dilakukan

    dengan

    memberikan

    pernyataan

    dengan jumlah

    pertanyaan 10

    item dengan

    pilihan yang di

    jawaban:

    1=Sangat Tidak

    Setuju

    2=tidak setuju

    3= kurang

    setuju

    4= Setuju

    5=Sangat Setuju

    Ordina

    l

    Tinggi =54-47

    Sedang=35-54

    Rendah=15-34

  • Dependen :

    Stres

    Stres adalah : adalah

    suatu kondisi

    ketegangan yang

    mempengaruhi emosi,

    proses berfikir, dan

    kondisi seseorang.

    Stres :

    1. Stres tahap I

    2. Stres tahap II

    3. Stres tahap III

    4. Stres tahpa IV

    5. Stres tahap V

    Kuesioner

    dilakukan

    dengan

    memberikan

    pernyataan

    dengan jumlah

    pertanyaan 10

    item dengan

    pilihan yang di

    jawab:

    1=Sangat Tidak

    Setuju

    2=Tidak Setuju

    3=kurang setuju

    4= Setuju

    5=Sangat Setuju

    Ordina

    l

    Tinggi =54-47

    Sedang=35-54

    Rendah=15-34

    4.4. Instrumen Penelitian

    Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang di pilih dan di

    gunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan

    tersebut menjadi sistematis dan di permudah oleh nya (Nursalam, 2013).

    Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti

    sendiri dan akan di berikan kepada responden.

    1. Kuesioner activity of daily living di asrama

    Kuesioner activity of daily living di asrama di buat oleh peneliti sendiri, pada

    kuesioner activity of daily living di asrama terdapat lima indikator yaitu: bangun

    pagi no 1,12,13 beribadah no 3, makan no 5 dan 6, piket asrama no 2,11,14, izin

    keluar asrama no 10, menggunakan telepon seluler no 8, berpakaian sopan no 9

    dan 15. kuesioner ini menggunakan 15 pernyataan yang di ajukan dengan jawaban

    , tidak setuju bernilai 2, kurang setuju bernilai 3,

    setuju bernilai 4, sangat setuju bernilai 5

    sedang, rendah.

  • Rumus : P = nilai tertinggi-nilai terendah

    Banyak kelas

    P= 75-15

    3

    p= 60

    3

    = 20

    2. Kuesioner Stres

    Kuesioner stres di buat oleh peneliti sendiri pada kuesioner stres terdapat

    lima indikator yaitu: stres tahap I terdapat pada no 1, 11, 13 stres tahap II pada no

    2, 3, 12, 14 stres tahap III no 4 dan 5, stres tahap IV no 6, 15 stres tahap V no 7-

    10. kuesioner ini menggunakan 15 pernyataan yang di ajukan dengan jawaban

    , kurang setuju bernilai 3,

    dengan 3 kategori yaitu : tinggi, sedang,

    rendah.

    Rumus : P = nilai tertinggi-nilai terendah

    Banyak kelas

    P= 75-15

    3

    p= 60

    3

    = 20

  • 4.5. Lokasi dan Waktu Penelitian

    4.5.1 Lokasi

    Peneliti melakukan penelitian di Akper Arjuna, Pintu Bosi Laguboti,

    Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Peneliti memilih penelitian di Akper

    Arjuna sebagai tempat meneliti karena lokasi yang strategis bagi peneliti untuk

    melakukan penelitian sehingga peneliti mengetahui hubungan Activity of Daily

    living dengan tingkat stres mahasiswa di asrama Akper Arjuna Laguboti, dan

    populasi serta sampel dalam penelitian terpenuhi dan mendukung.

    4.5.2 Waktu penelitian

    Waktu penelitian di laksanakan pada bulan Februari 2019 di Akper

    Arjuna Laguboti. Waktu yang di berikan kepada responden untuk mengisi

    kuesioner selama 15 menit dalam satu kali pemberian kuaesioner.

    4.6. Prosedur pengambilan data dan pengumpulan data

    4.6.1 Pengambilan data

    Pengambilan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

    proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

    (Nursalam, 2013).

    Adapun teknik pengumpulan data yang di gunakan peneliti adalah dengan

    pengambilan primer dan sekunder, data primer yaitu data yang di peroleh

    langsung dari responden menggunakan lembar kuesioner meliputi Activity of

    Daily living dan sters setelah data diperoleh, kemudian di lakukan analisis untuk

    mencari ada tidaknya hubungan Activity of Daily living dan stres. skala yang di

    gunakan yaitu skala ordinal untuk masing-masing variabel independen Activity of

  • Daily living dan variabel dependen stres yang di kembangkan oleh peneliti itu

    sendiri.

    Pada variabel pertama setiap itemnya di berikan 5 pilihan yaitu: sangat

    setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Sedang kan pada

    variabel kedua juga sama yaitu setiap item memiliki pilihan sangat setuju, setuju,

    kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju, tergantung pilihan jawaban mana

    yang paling menggambarkan keadaan sampel.

    4.6.2 Teknik Pengumpulan Data

    Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subyek

    dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu

    penelitian (Nursalam, 2014).

    1. Tahap Persiapan

    Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuesioner.

    Metode kuesioner adalah pengumpulan data secara formal kepada subjek

    untuk menjawab pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan yang diajukan

    dapat juga dibedakan menjadi pernyataan terstruktur, responden hanya

    menjawab secara sesuai dengan pedoman yang sudah di tetapkan dan

    tidak terstruktur, yaitu subjek menjawab secara bebas tentang sejumlah

    pertanyaan yang diajukan secara terbuka oleh peneliti.

    2. Tahap Pelaksanaan

    Sebelum peneliti membagikan kuesioner kepada responden, peneliti

    terlebih dahulu akan memberikan informed consent pada responden

    sebagai tanda persetujuan keikutsertaan dalam penelitian ini serta

  • memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur penelitian, jika

    responden setuju peneliti akan membagikan kuesioner, dan selanjutnya

    peneliti mengelolah data dari lembar kuesioner.

    4.7. Uji Validitas dan Reliabilitas

    1. Uji validitas

    Pada suatu penelitian, dalam pengumpulan data (Fakta/

    kenyamanan hidup) di perlukan adanya alat dan cara pengumpulan dan

    cara pengumpulan data yang baik sehingga data yang dikumpulkan

    merupakan data yang valid, andal dan (reliabel) dan aktual (Nursalam,

    2013). Validitas instrumen adalah penentuan seberapa baik instrumen

    tersebut mencerminkan konsep abstrak yang sedang di teliti. Validitas

    akan bervariasi dari satu sampel ke sampel yang lain dan satu situasi ke

    situasi lain. oleh karena itu penguji validitas mengevaluasi penggunaan

    instrumen untuk tertentu sesuai dengan ukuran yang di teliti (Polit and

    Beck, 2012).

    Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun mampu

    mengukur apa yang kita ukur, maka kita perlu uji korelasi antar skor tiap

    item pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. Uji validitas

    digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar

    pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel uji validitas yang akan di

    gunakan untuk penelitian ini menggunanakan uji validitas Person Product

    Moment. Daftar pertanyaan ini mampu mendukung suatu pertanyaan di uji

    validitasnya. Jika, r hitung > r tabel maka dinyatakan valid. Uji valid

  • 0,361, uji validitas ini dilakukan kepada 33 responden yang memiliki

    kriteria yang sama dengan sampel, yaitu mahasiswa yang tinggal di

    asrama STIKes Santa Elisabeth Medan. Peneliti melakukan uji validitas di

    Asrama STIKes Santa Elisabeth Medan dengan memberikan 20

    pertanyaan pada variabel Activity Of Daily Living dan 20 pertanyaan pada

    variabel tingkat stres. Maka di dapat pertanyaan yang valid ada sebanyak

    15 pertanyaan dengan nilai r di atas 0,361. Dan di variabel tingkat stres di

    dapat 15 pertanyaan yang valid dengan nilai diatas 0,361. Pada variabel

    Activity Of Daily Living dari 20 pertanyaan terdapat 5 pertanyaan yang

    tidak valid yaitu (p4= 0,336, p5= 0,137, p11= 0,229, p14=0,123, p17=

    0,175) dengan nilai lebih kecil dari 0,361. Begitu juga dengan variabel

    Tingkat stres dari 20 pertanyaan di dapat 5 pertanyaan yang tidak valid

    dengan nilai di bawah 0,361 yaitu (p1= 0,331, p6= 0,337, p11= 0,173,

    p12= 0,119, p13= 0,161). Hasil uji validitas telah masuk kedalam

    instrumen dan telah di gunakan dalam pelaksanaan penelitian.

    2. Uji reliabilitas

    Uji reabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun

    internal. Secara eksternal penguji dapat melakukan dengan test-retest

    (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reabilitas

    instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada

    pada instrumen dengan teknik tertentu (Nursalam, 2014). Uji reabilitas atau

    uji konsistensi suatu item pertanyaan dengan membandingkan antara nilai

    dapat dinyatakan instrumen penelitian jika 0,80. Di dapat

  • Nilai reliability untuk Activity Of Daily Living yaitu 0,897 yaitu lebih besar

    dari 0,80 dan pada variabel tingkat stres di dapat nilai reabilitas yaitu 0, 876.

    Hasil uji reabilitas Activity Of Daily Living dengan tingkat stres telah di

    gunakan dalam pelaksanaan penelitian.

    4.7. Kerangka Operasional

    Bagan 4.1 Kerangka Operasional Penelitian Hubungan Activity of Daily living Di

    Asrama Dengan tingkat Stres Mahasiswa Tingkat II Di Akper Arjuna

    Laguboti Tahun 2019

    Izin Penelitian di Akper Arjuna Laguboti

    Uji Instrumen (uji validitas dan reliabilitas)

    Pengumpulan Data: Informed Consent, Membagi Kuesioner

    Hasil

    Analisa data dengan uji chi square

    Pengumpulan data dengan editing, coding, scoring dan tabulasi

  • 4.8. Pengolahan Data

    Setelah data terkumpul maka peneliti akan melakukan pengelolaan data

    dengan cara perhitungan statistik hubungan Activity of daily living dengan tingkat

    stres mahasiswa Akper Arjuna Laguboti. Adapun proses pengolahan data di

    lakukan melalui tiga tahapan, yaitu: pertama editing yaitu: di lakukan untuk

    memeriksa data atau kuesioner. Coding: di lakukan sebagai penandaan responden

    dan penanda responden dan penanda pertanyaan-pertanyaan yang di

    butuhkan.Tabuling: di mana data yang telah terkumpul di tabulasi dalam bentuk

    tabel (Nursalam, 2014).

    4.9. Analisa Data

    Analisa yang di gunankan peneliti dalam penelitian ni adalah univariat dan

    bivariat.

    1. Analisis univariat

    Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik setiap

    variabel penelitian (Nursalam, 2015). Pada penelitian ini metode statistik

    univariat digunakan untuk mengidentifikasi variabel independen activity of

    daily living dan variabel dependen tingkat stres. Dianalisis secara

    frekuensi dan persentase Univariat yang pada karakteristik demografi

    responden (jenis kelamin, umur, agama, suku); activity of daily living dan

    tingkat stres mahasiswa yang tinggal di asrama Akper Arjuna Laguboti.

    2. Analisis bivariat

    Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

    berhubungan atau berkolerasi (Polit & Back 2014). Tujuan uji adalah

  • untuk mengetahui hubungan activity of daily living dengan tingkat stres.

    kedua variabel dinyatakan berhubungan ketika p= < 0,05. Analisa bivariat

    yang digunakan oleh peneliti pada saat melakukan penelitian adalah uji

    chi-square. dalam penelitian ini menggunakan uji chi-square maka di

    dapat hasil distribusi frekuensi dan persentase pada kedua variabel.

    Berdasarkan uji chi-square didapatkan hasil (p=0,013) (p

  • determination, privacy, anomnymity, inform concent dan protection from

    disconfort (Polit & Back, 2014)

    1. Self determination, responden diberi kebebasan untuk menentukan apakah

    bersedia atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela dan

    mengundurkan diri selama proses penelitian tanpa di kenakan sanksi apapun.

    2. Privaci, merahasiakan informasi-informasi yang di dapat dari responden,

    segala unsur yang mengindikasikan identitas subjek di jaga dan informasi

    tersebut hanya untuk kepentingan penelitian.

    3. Inform concent, seluruh responden bersedia menandatangani lembar

    persetujuan menjadi responden penelitian, setelah peneliti menjelaskan

    tujuan, manfaat dan harapan peneliti terhadap responden, juga setelah

    responden memahami semua penjelasan penelitian.

    4. Protection form discomfort, responden bebas dari rasa tidak nyaman. Peneliti

    menekankan bahwa apabila reponden merasa tidak nyaman. Peneliti

    menekankan bahwa aapabila responden merasa tidak aman dan nyaman

    dalam menyampaikan segala informasi, maka responden berhak untuk tidak

    melanjutkannya.

    Penelitian yang berjudul Hubungan Activity Of Daily Living

    Dengan Tingkat Stres Mahasiswa tingkat II Di Akper Arjuna Laguboti tahun

    2019 telah melakukan uji layak etik dan telah lulus layak etik, dengan

    keterangan layak etik Ethical Exemption No. 0010/KEPK/PE-DT/III/2019.

  • BAB 5

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    5.1 Hasil Penelitian

    Pada Bab ini menguraikan hasil penelitian tentang hubungan Activity Of

    Daily Living Di Asrama Dengan Tingkat Stres Mahasiswa tingkat II di Akper

    Arjuna Laguboti Tahun 2019. Adapun jumlah mahasiswa Tingkat II Akper

    Arjuna laguboti sebanyak 33 orang dan yang menjadi responden dalam penelitian

    ini adalah total jumlah dari Tingkat II Akper Arjuna Laguboti berjumlah 33 orang.

    Penelitian ini di laksanakan pada bulan Maret 2019 yang bertempat di Akper

    Arjuna Laguboti yang berlokasi di Jalan Arjuna Pintubosi-Laguboti Kecamatan

    Laguboti Kabupaten Toba Samosir. Gambaran lokasi Akper Arjuna Laguboti

    yaitu di sebelah timur terdapat bagunan SMA Unggul Del, di tenggara terdapat

    jalan, di sebelah selatan terdapat bangunan SMK SWT Arjuna Laguboti

    Akper Arjuna Laguboti berdiri pada 7 Desember 1988 didirikan oleh Prof

    DR Midian Sirait. sejarah berdiri nya Yayasan Arjuna Laguboti menyimpan situs

    sejarah dan budaya batak. awalnya di tahun 1979 Prof DR Midian Sirait,

    mengundang Bupati dari Tapanuli dan Mayjen Samosir, AE Manihuruk serta

    David Napitupulu untuk membahas apa yang bisa diperbuat untuk daerah bekas

    perang kemerdekaan di Tapanuli Utara.

    Mayjen Samosir mengusulkan agar mendirikan satu monumen perjuangan

    yang memberikan makna kepada generasi penerus bangsa, bahwa kemerdekaan

    ini ditebus oleh para prajurit di medan laga di Tapanuli. Lalu David Napitupulu

    dan Bupati Tapanuli Tengah Lundu Panjaitan, SH mengusulkan lebih baik

  • mendirikan monumen hidup berupa satu kampus pendidikan untuk generasi muda,

    Prof K Tunggul Sirait sebagai ketua Pengurus Yayasan. Selanjutnya dibentuklah

    Yayasan Arjuna sesuai dengan nama Batalyon, Midian Sirait sebagai Ketua

    Umum. Di depan gedung utama didirikan satu monumen kepahlawanan

    perjuangan rakyat semesta yaitu TNI, rakyat dan tentara pelajar.

    Sehingga lengkaplah sasaran dari pendirian monumen hidup mengandung

    makna perjuangan. Di dalam kampus dibangun museum tentang teknologi

    tradisional Batak dilengkapi dengan alat-alat teknologi bertani zaman dahulu,

    bertenun, alat penangkap ikan, penangkap burung, alat kesenian dan isi rumah

    Batak tradisional dan artefak kebudayaan Batak yang sudah ratusan tahun

    lamanya.

    Yayasan Arjuna ini memiliki visi Pembangunan Bangsa dan Negara adalah

    merupakan hak dan tanggung jawab setiap warga negara Indonesia. Yayasan

    Arjuna Perguruan Prof. DR. Midian Sirait sebagai wadah pengabdian para eks

    pejuang kemerdekaan turut membantu pemerintahan dengan menyelenggarakan

    pendidikan formal maupun non formal, melestarikan kebudayaaan dan

    mengembangkan pariwisata.

    Sedangkan misinya adalah bahwa untuk mencapai tujuan Yayayasan Arjuna

    Perguruan Prof. DR. Midian Sirait sebagai partisifasi akatif dalam pembangunan

    bangsa dan negara Republik Indonesia, serta untuk membentuk manusia

    seutuhnya yang berpendidikan, berkepribadian berdasarkan Pancasila dan UUD

    1945.

  • Secara operasional, yayasan ini telah mengelola SMK Farmasi, Akademi

    Farmasi dan Akademi Perawat. Sekolah dan Akademi ini memiliki fasilitas yang

    terbilang lengkap. SMK Farmasi memiliki Laboratorium Formulasi Resep,

    Laboratorium Farmakognosi dan Mengenal Alat Kesehatan, Laboratorium Kimia,

    Laboratorium Komputer, dan Laboratorium Bahasa Inggris.

    Akademi Keperawatan, selain memiliki Ruang Kuliah dan Aula, juga

    Laboratorium Keperawatan, Laboratorium Komputer, Laboratorium Bahasa

    Inggris, Perpustakaan, Asrama Putra atau putri dan Transportasi ke lokasi Praktek.

    Begitu pula Akademi Farmasi memiliki Laboratorium Formulasi Resep/Teknologi

    Farmasi, laboratorium formulasi streril, laboratorium kimia analisa, laboratorium

    mikrobiologi, laboratorium farmakologi, laboratorium farmakognosi,

    laboratorium bahasa ingris, laboratorium komputer.

    Slogan Walaupun Kuliah didesa tetap mendapatkan Pendidikan yang Terbaik,

    Visi Menjadi salah satu institusi unggulan yang menghasilkan Tenaga Kesehatan

    yang profesional, nasionalis, dan berbudi luhur, Misi Melaksanakan pendidikan

    yang bermutu dan berbasis kompetensi. Menyediakan sarana dan prasarana

    pendidikan yang memadai, berkualitas dan terjangkau oleh seluruh lapisan

    masyarakat

    5.2 Analisis Hasil Penelitian

    Hasil univariat dalam penelitian ini tertera di bawah ini berdasarkan

    karakteristik responden di Akper Arjuna Laguboti meliputi: jenis kelamin, umur,

    agama, suku, Activity of daily living dan Tingkat stres.

  • 5.2.1 karakteristik Data Demografi Responden

    responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akper tingkat II di

    Akper Arjuna Laguboti.

    Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Data

    Demografi di Akper Arjuna Laguboti Tahun 2019

    Karakteristik Frekuensi(f) Persentase (%)

    Jenis Kelamin

    Perempuan 24 72,7

    Laki-laki 9 27

    Total 33 100

    Umur

    20 12 36,2

    19 11 33,3

    21 5 15,2

    22 3 9,1

    18 1 3,0

    23 1 3,0

    Total 33 100

    Agama

    Protestan 31 93,9

    Islam 1 3,05

    katolik 0 0,0

    Hindu 0 0,0

    Budha 0 0,0

    Kong hu cu 0 0,0

    Lain-lain 1 3,05

    Total 33 100

    Suku

    Toba 33 100

    Total 33 100

    Berdasarkan tabel 5.3 diketahuai bahwa karakteristik responden

    berdasarkan uji mayoritas berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 24 orang

    (72,7%) dan laki-laki sebanyak 9 (27,9%). Mayoritas umur responden 20 tahun

    sebanyak 12 (36,2%) umur 19 tahun sebanyak (33,3%) umur 21 sebanyak 5

    (15,2%) usia 22 tahun sebanyak 3 (9,1%) dan umur 23 sebanyak 1 (3,0%). agama

  • responden mayoritas adalah protestan berjumlah 31 orang (93,9%) agama islam

    sebanyak 1 orang (3%) agama parmalim ada sebanyak 1 orang (3%) dan

    mayoritas suku adalah batak toba sebanyak 33 orang (100%).

    5.2.2 Activity Of Daily Living

    Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akper tingkat II di

    Akper Arjuna Laguboti sebanyak 33 orang. Peneliti melakukan pengelompokan

    data Activity daily living.

    Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Activity of daily

    living Mahasiswa Di Akper Arjuna Laguboti Tingkat II Tahun

    2019

    Activity Of Daily Living Frekuensi (f) Persentase %

    Rendah 4 12,1

    Sedang 10 30,3

    Tinggi 19 57,6

    Total 33 100

    Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan dari 33 responden mayoritas

    responden berada pada Activity of daily living tinggi sebanyak 19 orang (57,6%),

    sedang 10 orang (30,3%), rendah 4 orang (12,15%).

    5.2.3 Tingkat Stres

    Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akper Arjuna laguboti

    Tingkat II sebanyak 33 orang. Peneliti melakukan pengelompokan data tingkat

    stres.

    Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Stres

    Mahasiswa Mahasiswa Di Akper Arjuna Laguboti Tingkat II Tahun 2019

    Tingkat Stres Frekuensi (f) Persentase %

    Sedang 15 45,5

    Rendah 9 27,3

    Tinggi 9 27,3

    Total 33 100

  • Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan dari 33 responden mayoritas

    responden berada pada Tingkat stres sedang sebanyak 15 orang (45,5%), Tingkat

    stres sedang 9 orang (27,3%), rendah 9 orang (27,3%).

    5.2.4. Hubungan Activity Of Daily Living Dengan Tingkat Stres

    Responden dalam penelitian ini adalah Akper Arjuna Laguboti Tingkat II

    sebanyak 33 orang. Peneliti melihat hubungan Hubungan Activity Daily Of Daily

    Living Dengan Tingkat Stres.

    Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Hubungan Activity Daily Of Daily Living

    Dengan Tingkat Stres Mahasiswa Di Akper Arjuna Laguboti

    Tahun 2019

    Tingkat Stres

    ADL Tinggi Sedang Rendah Total P Value

    F % F % F % f %

    Tinggi 4 21,1 9 47,4 6 31,6 19 100

    Sedang 1 10,0 6 60,0 3 30,3 10 100 0,013

    Rendah 4 100 0 0 0 0 4 100

    Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 19 responden ada sebanyak 9 orang yaitu

    memiliki Activity of daily living tinggi dengan tingkat stres sedang, dan dari 10

    orang respoden ada sebanyak 6 orang Activity of daily living sedang dengan

    tingkat stres sedang, sedangkan dari 4 orang Activity of daily living rendah ada

    sebanyak 6 orang yang memiliki tingkat stres tinggi.

    Berdasarkan hasil uji chi square tests di peroleh p-value = 0,013 (p

  • 5.3 Pembahasan

    5.3.1 Activity of daily living mahasiswa di Akper Arjuna Laguboti Tahun

    2019.

    pada hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti di Akper Arjuna

    Laguboti mengenai Activity of daily living pada mahasiswa, dengan pengumpulan

    data menggunakan kuesioner yang menunjukkan jumlah responden dengan

    Activity of daily living tinggi sebanyak 19 responden(100%), jumlah responden

    dengan Activity of daily living sedang sebanyak 10 responden (100%) dan jumlah

    responden dengan Activity of daily living rendah sebanyak 4 responden (100%).

    Dari hasil wawancara langsung dengan beberapa responden aktifitas yang

    di rasakan mahasiswa di asrama Akper Arjuna Laguboti sangat membuat mereka

    merasa bosan karena setelah tinggal di asrama mahasiswa harus mengikuti

    segala peraturan yang ada seperti seperti harus, izin keluar asrama dengan

    menggunakan buku izin bepergian, makan bersama sesuai jadwal, tidak bebas

    menggunakan telepon seluler dan berpakaian sopan. Hal ini didukung oleh

    penelitian Sam (2017) yang menyatakan bahwa Hasil Activity of Daily Living

    merupakan salah satu alat ukur untuk menilai kemampuan seseorang dalam

    mencerminkan kualitas hidup dan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari seperti

    makan, tidur, berpakaian, beribadah.

    Activity of daily living adalah salah satu kebutuhan dasar yang wajib

    dipenuhi dan harus dilakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan

    tuntutan hidup sehari hari (Rahmat,2016).

  • Aktivitas merupakan faktor penting dalam kehidupan sehari-hari

    Berdasarkan hasil temuan dilapangan diketahui bahwa banyak Mahasiswa Asrama

    yang tidak melakukan rutinitas nya dengan baik di karenakan aktivitas tersebut

    bukan hal yang mereka inginkan. Saat dalam waktu senggang Mahasiswa hanya

    menggunakan waktu untuk duduk, tidur dan melewatkan waktu begitu saja. Oleh

    karena itu untuk mengubah kebiasaan buruk mahasiswa di asrama ini diperlukan

    kesadaran dari masing masing individu untuk lebih memperhatikan rutinitas nya

    yaitu dengan melakukan segala aktivitas sehari-hari seperti mebikuti ibadah pagi,

    mengerjakan piket asrama, belajar, berpakaian yang baik, izin keluar asrama

    sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan. Menjalani aktivitas setiap hari

    dengan baik akan meningkatkan rasa nyaman, baik secara fisik, psikis bagi

    setiap mahasiswa.

    Aktivitas yang dilakukan tidak harus aktivitas yang berat cukup dengan

    mengikuti aturan sesuai dengan peraturan asrama, agar dapat lebih rilex

    mahasiswa dapat melakukan olah raga seperti berjalan kaki di pagi hari sambil

    menikmati pemandangan selama 30 menit atau lebih sudah termasuk dalam

    aktivitas yang baik, Mahasiswa akan merasa lebih rilex dan terhindar dari stres.

    Akper Arjuna laguboti memiliki peraturan asrama yang harus di jalankan setiap

    mahasiwa yaitu berupa aktivitas dan rutinitas yang harus di jalankan semua

    mahasiswa (Sam, 2017).

  • 5.3.2 Tingkat stres mahasiswa di Akper Arjuna Laguboti Tahun 2019.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Akper Arjuna Laguboti di

    temukan Mahasiswa yang menjadi reponden memiliki yang memiliki tingkat stres

    tinggi yaitu sebanyak 4 orang (27,3%). Mahasiswa mengalami stres di kerenakan

    mereka terpaksa mengikuti keinginan orang tua untuk tinggal di asrama dan

    mengikuti segala perturan dan rutinitas asrama yang tidak mereka sukai.

    Maka dapat di ketahui dari 33 reponden didapat mahasiswa yang memiliki

    tingkat stres sedang sebanyak 15 orang dengan