33
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah kejadian (peristiwa) yang menyebabkan orang celaka. Lembaga Pusat untuk Pengendalian Penyakit memperkirakan bahwa setiap tahun, lebih dari 30.000 anak menderita cacat yang menetap dari kecelakaan. Cacat ini memiliki dampak buruk yang luar biasa pada perkembangan anak serta produktivitasnya di masa depan, juga pada keuangan, dan emosi keluarga. Cedera yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan dan/atau tanpa pengguna jalan lain yang menimbulkan korban manusia atau kerugian disebut sebagai kecelakaan lalu lintas.(UU RI nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan) Menurut UU RI nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi beberapa kriteria, yaitu: 1. Korban meninggal dunia adalah korban yang dipastikan mati sebagai akibat kecelakaan laulu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah kecelakaan tersebut. 8

repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas

Pengertian kecelakaan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2002) adalah kejadian (peristiwa) yang menyebabkan orang celaka.

Lembaga Pusat untuk Pengendalian Penyakit memperkirakan bahwa setiap

tahun, lebih dari 30.000 anak menderita cacat yang menetap dari

kecelakaan. Cacat ini memiliki dampak buruk yang luar biasa pada

perkembangan anak serta produktivitasnya di masa depan, juga pada

keuangan, dan emosi keluarga. Cedera yang tidak diduga dan tidak

disengaja melibatkan kendaraan dengan dan/atau tanpa pengguna jalan lain

yang menimbulkan korban manusia atau kerugian disebut sebagai

kecelakaan lalu lintas.(UU RI nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan)

Menurut UU RI nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi beberapa kriteria,

yaitu:

1. Korban meninggal dunia adalah korban yang dipastikan mati sebagai

akibat kecelakaan laulu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga

puluh) hari setelah kecelakaan tersebut.

2. Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita

cacat tetap atau harus dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30(tiga

puluh) hari sejak terjadi kecelakaan.

3. Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam

pengertian korban mati dan korban luka berat.

Kriteria untuk korban kecelakaan di atas berbeda dengan kreteria

korban kecelakaan lalu lintas yang diberikan oleh PT. Jasa Marga. kriteria

korban kecelakaan lalu lintas yang diberikan oleh PT. jasa Marga adalah

sebagai berikut:

8

Page 2: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

9

1. Meninggal adalah keadaan dimana pada penderita terdapat tanda tanda

kematian fisik. Korban meningggal adalah korban kecelakaan yang

meninggal di lokasi kejadian atau meninggal selama perjalanan ke

rumah sakit.

2. Luka berat adalah keadaan korban mengalami luka-luka yang dapat

menbahayakan jiwanya dan memerlukan pertolongan atau perawatan

lebih lanjut dengan segera di rumah sakit.

a. Luka yang menyebabkan keadaan penderita menurun, biasanya

luka mengenai kepala atau batang kepala.

b. Luka bakar yang luasnya meliputi 25% dengan luka baru

c. Patah tulang anggota badan dengan komplikasi disertai rasa nyeri

yang hebat dan pendarahan hebat.

d. Pendarahaan hebat kurang lebih 500cc.

e. Benturan/luka yang mengenai badan penderita yang menyebabkan

kerusakan alat-alat dalam, misalnya dada,perut,usus,kandung

kemil, ginjal, limpah, hati, tulang belakang dan batang kepala.

3. Luka ringan adalah keadaan korban mengalami luka-luka yang tidak

membahayakan jiwa dan atau tidak memerlukan pertolongan atau

perawatan lebih lanjut dirumah sakit, terdiri:

a. Luka kecil di daearah kecil dengan pendarahan sedikit dan

penderita sadar.

b. Luka bakar dengan luasnya kurang daru 15%.

c. Keseleo dari anggota badan yang ringan tanpa komplikasi

penderita-penderita di atas semuanya dalam keadaan sadar,tidak

pingsan atau muntah-muntah.

Dalam penelitian ini, yang digunakan sebagai acuan adalah pengertian

kecelakaan lalu lintas seperti dalam UU RI nomor 22 tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Namun acuan ini tidak dapat diterapkan sepenuhnya karena informasi

yang kami peroleh tentang jenis data yang ada di lapangan baik dari pihak

Page 3: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

10

kepolisian, rumah sakit maupun asuransi, tidak dapat memenuhi persyaratan

tentang definisi korban kecelakaan lalu lintas seperti yang disebutkan oleh

UU RI nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Hal

ini terutama berkaitan dengan faktor waktu, yaitu tidak adanya catatan

lengkap tentang korban kecelakaan yang dirawat di rumah sakit sampai

dengan jangka waktu tiga puluh hari lamanya.

2.1.1 Klasifikasi Kecelakaan

Jenis kecelakaan dapat diklasifikasikan berdasarkan mekanisme

kecelakaan yang dialami oleh kendaraan yang terlibat. Menurut Titiek

Hidayati (2018) kecelakaaan lalu lintas dapat digolongkan menurut jumlah

kendaraan yang terlibat dan jenis tabrakan.

A. Kecelakaan lalu lintas menurut jumlah kendaraan yang terlibat :

1. Kecelakaan tunggal, yaitu kecelakaan yang hanya melibatkan satu

kendaraan bermotor dan tidak melibatkan pengguna jalan lain,

contohnya seperti kendaraan tergelincir, menabrak pohon, dan

kendaraan terguling akibat ban yang pecah.

2. Kecelakaan ganda, yaitu kecelakaan dengan melibatkan lebih dari satu

kendaraan atau kendaraan dengan pejalan kaki yang mengalami

kecelakaan di waktu dan tempat bersamaan.

B. Kecelakaan lalu lintas menurut jenis tabrakan :

1. Angle (Ra), yaitu tabrakan antara kendaraan yang bergerak pada arah

yang berbeda, namun bukan dari arah yang berlawanan.

2. Rear-End (Re), yaitu kendaraan menabrak dari belakang kendaaraan

lain yang bergerak searah.

3. Sideswipe (Ss), yaitu kendaraan yang menabrak kendaraan lain dari

samping ketika berjalan searah, atau pun pada arah yang berlawanan.

4. Head-On (Ho), yaitu tabrakan antara kendaraan yang berjalan pada

arah yang berlawanan (tidak sideswipe).

5. Backing, yaitu tabrakan secara mundur.

Page 4: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

11

2.1.2 Faktor Faktor Penyebab Kecelakaan

Lalu lintas ditimbulkan oleh adanya pergerakan dari alat – alat

angkutan, karena adanya kebutuhan perpindahan manusia dan atau barang.

Karena itu,dampak yang tidak mungkin ditolak karena adanya pergerakan

tersebut adalah terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat disebabkan oleh

faktor pemakai jalan (pengemudi dan pejalan kaki), faktor kendaraan, dan

faktor jalan (Swari, 2013 dalam Titiek Hidayati 2018). Hal ini sejalan

dengan PP nomor 37 tahun 2017 tentang Keselamatan Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan yang mengelompokkan faktor – faktor penyebab kecelakaan

menjadi tiga kelompok yaitu faktor pemakai jalan (manusia), faktor

kendaraan, faktor jalan dan lingkungan.

Di Indonesia, Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Lalu lintas di

wilayah perkotaan Direktorat Bina Sistem Lalu lintas dan Angkutan Kota

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menyatakan, faktor – faktor

penyebab kecelakaan biasanya diklasifikasikan identik dengan unsur –

unsur system transportasi, yaitu pemakai jalan ( pengemudi dan pejalan

kaki), kendaraan, jalan dan lingkungan, ataupun kombinasi dari dua unsur

atau lebih.

2.2 Pemakai Jalan (manusia)

Pemakai jalan merupakan unsur yang terpenting dalam lalu lintas,

karena manusia sebagai pemakai jalan adalah unsur yang utama terjadinya

pergerakan. Pemakai jalan dapat digolongkan manjadi dua yaitu pengemudi

(termasuk pengemudi kendaraan tak bermotor) dan pejalan kaki (termasuk

para pedagang asongan, pedagang kaki lima, dan lain-lain). Swari (2013)

dalam Titiek Hidayati (2018)

Pemakai jalan adalah semua orang yang menggunakan fasilitas jalan

yang secara langsung (UU RI Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan). Pemakai jalan yang dimaksud adalah:

Page 5: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

12

1. Pengemudi, termasuk di dalamnya pengemudi kendaraan bermotor dan

kendaraan tak bermotor. Kendaraan bermotor meliputi sepeda motor,

kendaraan bermotor biasa (mobil), kendaraan berat bermotor (bis dan

truk), sedangkan yang termasuk kendaraan tak bermotor adalah sepeda

dan kendaraan tak bermotor lainnya.

2. Pejalan kaki / pemakai jalan lain, termasuk di dalamnya adalah pedagang

kaki lima, petugas keamanan, petugas perbaikan fasilitas (listrik, telepon,

gas), dan lain lain.

Kedudukan pengemudi sebagai pemakai jalan adalah salah satu bagian

utama dalam terjadinya kecelakaan. Pengemudi mempunyai peran sebagai

bagian dari mesin dengan mengendarai, mengemudikan, mempercepat,

memperlambat, mengerem dan menghentikan kendaraan. Dalam kondisi

normal setiap pengemudi mempunyai waktu reaksi, konsentrasi, tingkat

intelegensia dan karakter berbeda – beda. Perbedaan tersebut dipengaruhi

oleh fisik, umur, jenis kelamin, emosi, penglihatan,dan lain-lain.

Peraturan keamanan telah dilakukan oleh para pembuat kendaraan,

kondisi jalan telah ditingkatkan, namun pengemudi tetap saja masih

melakukan kesalahan. Mengemudikan kendaraan merupakan pekerjaan

kompleks. Selama mengemudi, pengemudi langsung berinteraksi dengan

kendaraan umum lainnya, juga menerima dan menerjemahkan rangsangan

di sekelilingnya terus menerus. Kondisi jalan dengan perkerasan yang stabil

dan nyaman berdampak pengemudi merasa nyaman dalam mengemudikan

kendaraannya. Kondisi ini mendorong pengemudi menjalankan

kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Apabila kewaspadaan pengemudi

menurun, maka akan dapat berakibat timbulnya kecelakaan. Empat faktor

dalam mengemudi yang cenderung menjadi penyebab potensial kecelakaan

lalu lintas yaitu kondisi lingkungan, faktor fisiologis pengemudi, faktor

psikologi pengemudi, dan faktor reaksi pengemudi. Titiek Hidayati (2018)

Kombinasi dari faktor fisiologis dan psikologis menghasilkan waktu

reaksi.Waktu reaksi merupakan rangkai kejadian yang dialami oleh

Page 6: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

13

pengemudi dalam melakukan bentuk tindakan akhir sebagai reaksi dari

adanya gangguan dalam masa mengemudi yang diukur dalam satuan waktu

(detik) Tujuan akhir dari waktu reaksi ini adalah untuk menghindari

terjadinya kecelakaan.

Waktu reaksi terdiri dari empat bagian waktu dimana waktu reaksi ini

berkisar antara 0,5 sampai 4 detik tergantung pada kompleksitas masalah

yang di hadapi, juga diperlukan oleh karakteristik individual dari

pengemudi. Empat waktu tersebut biasanya disebut waktu PIEV yaitu:

1. Perception

Maksudnya rangsangan lewat panca indra atau pengelihatan terhadap

suatu keadaan sehingga stimulus timbul untuk menjadi respon.

2. Intellection

Menelaah dan mempelajari (identifikasi) rasangan atau stimulus tersebut.

3. Emetion

Penanggapan terhadapn rasangan atau penentuan suatu respon yang

sesuai dengan keadaan.

4. Volition

Pengambilan tindakan atau respon fisik sebagai hasil dari suatu

keputusan. untuk perencanaan waktu PIEV, waktu yang digunakan

sebesar 2,5 detik. Faktor lain yang mempengaruhi besarnya waktu reaksi

kecelakaan antara lain:

a. Kelelahan yang disebabkan oleh kurang tidur

b. Kondisi jalan yang lurus dan rata

c. Kebocoran gas CO dari knalpot

d. Penerangan kendaraan

e. Menurunnya kondisi kesehatan/mental

f. Obat-obatan,minuman keras,dan lain lain

Analisis yang di lakukan oleh Direktorat Jendral Perhubungan Darat

menunjukkan bahwa usia 16-30 tahun merupakan penyebab terbesar

kecelakaan (55,99%), kelompok usia 21-25 tahun adalah kelompok terbesar

Page 7: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

14

penyebab kecelakaan dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.

Sedangkan pada kelompok 26-30 tahun sebagai penyebab kecelakaan

menurun cukup dratis. Kelompok usia 40 tahun menjadi penyebab

kecelakaan relatif lebih kecil seiring dengan kematangan dan tingkat disiplin

yang lebih baik.

Beberapa kreteria pengemudi sebagai faktor penyebab kecelakaan lalu

lintas menurut Titiek Hidayati (2018) adalah sebagai berikut:

1. Usia pengemudi

2. Jenis kelamin

3. Pendidikan mengemudi

4. Kemampuan mengemudi

5. Pengalaman mengemudi

6. Perilaku

7. Kepemilikan SIM

Mengemudi merupakan pekerjaan yang kompleks, sehingga memerlukan

kemampuan dan pengetahuan tertentu, karena pada saat yang sama pengemudi

harus menghadapi kendaraan dengan peralatannya dan menerima pengaruh atau

rangsangan dari keadaan sekelilingnya. Kondisi lain pada pengemudi yang

sering menyebabkan kecelakaan antara lain pengemudi mengantuk, mabuk,

lelah, tidak terampil, tidak tertib, dan menggunakan telepon seluler saat

berkendara. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat memicu hilangnya

konsentrasi pengemudi seperti mobil dipacu dengan kecepatan tinggi

sehingga kendaraan menjadi sulit dikendalikan. Permukaan jalan, kondisi

kendaraan yang kurang baik diduga juga mempengaruhi perilaku

pengemudi. Biasanya semakin tertib berlalu lintas membuat pengemudi

semakin tenang berkendara, begitu pula sebaliknya. Emosi dan keputusan

mengambil tindakan di jalan dipengaruhi oleh lingkungannya. Nunuj

Nurdjanah dan Reni Puspitasari (2017)

Page 8: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

15

2.3 Kendaraan

Kendaraan adalah sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan

bermotor dan kendaraan tidak bermotor (PP RI Nomor 55 Tahun 2012).

Karena itu, tuntutan utama pengguna kendaraan adalah keselamatan bagi

pengemudi dan muatannya (penumpang maupun barang). Kendaraan

sebagai produk industri harus mampu memberika jaminan atas keamanan

dan kenyamanan melalui standar – standar perlengkapan kendaraan.

Seiring dengan meningkatnya kemajuan di bidang industri otomotif,

kendaraan bermotor yang dioperasikan saat ini mempunyai bermacam

bentuk, karakteristik dan fungsi. Bentuk, karakteristik dan fungsi kendaraan

terbaru semakin memperhitungkan faktor – faktor keamanan, kenyamanan

dan keselamatan pengendara ketika berlalu lintas di jalan. Menurut Titiek

Hidayati (2018), Kendaraan yang baik harus mendapatkan perawatan secara

berkala sehingga semua bagiannya berfungsi dengan baik, seperti mesin,

rem, ban, kaca spion, dan sebagainya. Segi – segi yang harus diperhatikan

dalam konsep desain kendaraan bermotor yang memperhitungkan

keamanan, kenyamanan dan keselamatan pengendara adalah :

1. Lampu Kendaraan

a. Lampu utama

Lampu utama berfungsi sebagai penerangan saat pengemudi

mengendarakan sepeda motor. Lampu sepeda motor ada dua yaitu

lampu jauh dan lampu dekat. Untuk menjaga keselamatan, sebaiknya

pengendara menggunakan lampu dekat, hal ini dikarenakan lampu

jauh dapat membuat pengendara lain menjadi silau. Lampu jauh dapat

digunakan jika kondisi jalanan sepi. Akan tetapi jika dalam jarak 200

m terdapat terdapat pengendara lain dan pengendara tersebut

menyalakan lamu dip, maka sebaiknya gantilah dengan menggunakan

lampu dekat.

Page 9: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

16

b. Lampu Indikator

Lampu penunjuk arah/indicator terdapat didepan dan dibelakang

secara berpasangan. Lampu ini digunakan untuk penjujuk arah bagi

pengendara lain dibelakangnya jika akan belok dipersimpangan atau

ingin bergai jalur. Lampu indicator ini sangatlah penting sebagai

petunjuk arah yang akurat ketika pengendara lain tidak melihat kita.

c. Lampu Rem

Lampu rem digukakan agar pengendara lain tahu bahwa

pengemudi sedang melakukan pengereman.

2. Rem

Kemampuan untuk menghentikan kendaraan secara cepat dan

terkontrol merupakan persyaratan penting dalam sistem pengereman

kendaraan dan faktor utama dalam keselamatan jalan. Jarak pengereman

ditentukan oleh efisiensi dan kondisi sistem pengereman, muatan

kendaraan, kondisi cuaca, karakteristik permukaan jalan dan karakteristik

ban serta kondisi geometrik jalan.

3. Dimensi dan Berat Kendaraan

Dimensi kendaraan dan berat disesuaikan dengan karakteristik

lalu lintas. Misal, untuk mobil penumpang tipe urban, dimensinya kecil

danstreamline, dengan bobot ringan sehingga lincah dalam keramaian.

4. Performa Kendaraan

Harus memperhatikan ketahanan terhadap aliran udara, ketahanan /

gesekan mesin, ketahanan terhadap gaya inersia, ketahanan terhadap

tumbukan dan ketahanan dalam perjalanan.

5. Percepatan / akselerasi

Kemampuan percepatan tergantung dari berat kendaraan,

ketahanan gerak dan ketersediaan tenaga. Karakteristik mode percepatan

dan perlambatan yang digunakan pengemudi dapat diukur dalam kondisi

operasi yang berbeda-beda dengan instrumen yang cocok. Instrumen

dapat berupa pendulum berbentuk U dengan alat pencampur minyak.

Page 10: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

17

PP RI No. 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan menyatakan

Pengujian kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji

dan/atau memeriksa bagian atau komponen kendaraan bermotor, kereta

gandengan, dan kereta tempelan dalam rangka pemenuhan terhadap

persyaratan teknis dan laik jalan Pemeriksaan dan pemeliharaan

kendaraan sangat berguna bagi pemakai kendaraan dalam meningkatkan

keselamatan dirinya sendiri. Pemakaian kendaraan yang terlalu

dipaksakan akan menurunkan performa kendaraan yang pada akhirnya

dapat berakibat fatal yaitu terjadinya kecelakaan. Dalam kaitannya

dengan keselamatan umum, kendaraan yang digunakan di Indonesia

seharusnya sudah mendapatkan sertifikasi laya jalan yang dikeluarkan

oleh Dinas Perhubungan setempat sebelum dioperasikan.

Peraturan Menteri Perhubungan No. 33 tahun 2018 tentang

Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor menyebutkan bahwa maksud dan

tujuan dilakukannya pengujian antara lain:

a. Memberikan kepastian hukum terhadap pemenuhan persyaratan teknis

dan laik jalan kendaraan bermotor.

b. Memberikan jaminan keselamatan secara teknis terhadap penggunaan

kendaraan bermotor di jalan

c. Mendukung terwujudnya kelestarian lingkungan dari kemungkinan

yang diakibatkan oleh pengguna kendaraan bermotor di jalan.

d. Mberikan pelayanan umum kepada masyarakat.

Ditjen Perhubungan darat Provinsi Jawa Tengah menyatakan pada

tahun 2012 kendaraan bermotor di Provinsi Jawa Tengah mengalami

peningkatan pada masing masing moda transportasi dengan total prosentase

sebesar 12,30%. Kenaikan jumlah kendaraan yang melalui ruas jalan akan

menambah volume lalu lintas. Dengan demikian lalu lintas menjadi lebih

padat karena kenaikan jumlah kendaraan tersebut tidak diimbangi dengan

bertambahnya ruas jalan. Dengan demikian lalu lintas menjadi lebih padat

karena kenaikan jumlah kendaraan tersebut tidak diimbangi dengan

Page 11: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

18

bertambahnya ruas jalan. Kendaraan dapat menjadi faktor penyebab

terjadinya kecelakaan lalu lintas bila tidak dikemudikan sebagaimana

mestinya, sebagai akibat dari kondisi teknisnya yang tidak laik jalan atau

penggunaan kendaraan yang tidak sesuai dengan aturan.

2.4 Jalan

Jalan adalah prsarana transportasi darat yang meliputi segala bagian

jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang di

peruntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas

permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas

permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel ( PP RI

Nomor 30 Tahun 2006 Tentang Jalan).

Sebagai landasan bergeraknya suatu kendaraan, jalan perlu

direncanakan / didesain secara cermat dan teliti dengan mengacu pada

gambaran perkembangan volume kendaraan di masa mendatang. Desain

jalan yang sesuai dengan spesifikasi standar dan dikerjakan dengan cara

yang benar serta memperoleh pemeliharaan yang cukup selama umur

rencananya bertujuan untuk memberikan keselamatan bagi pemakainya.

Menurut Wiwiek Nurkomala Dewi dan Nurhayati (2016), Hasil audit

keselamatan jalan menunjukkan bahwa beberapa bagian fasilitas jalan

berada dalam kategori “bahaya” dan atau “sangat berbahaya”. Yang harus

segera diperbaiki untuk memperkecil potensi terjadinya kecelakaan, yaitu:

1. Aspek geometrik yang meliputi jarak pandang menyiap, posisi elevasi

bahu jalan terhadap elevasi tepi perkerasan, radius tikungan.

2. aspek perkerasan yang meliputi kerusakan berupa alur bekas roda

kendaraan.

3. aspek harmonisasi yang meliputi rambu batas kecepatan di tikungan,

lampu penerangan jalan, dan sinyal sebelum masuk tikungan.

Sifat – sifat jalan juga berpengaruh dan dapat menjadi penyebab

terjadinya kecelakaan lalu – lintas. Menurut Titiek Hidayati (2018), ada

beberapa hal dari bagian jalan yang dapat menyebabkan terjadinya

kecelakaan, seperti:

Page 12: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

19

1. Kerusakan pada permukaan jalan (misalnya, terdapat lubang besar yang

sulit dihindari pengemudi)

2. Konstruksi jalan yang rusak / tidak sempurna (misalnya letak bahu jalan

terlalu rendah bila dibandingkan dengan permukaan jalan, lebar

perkerasan dan bahu jalan terlalu sempit untuk berpapasan)

3. Geometrik jalan yang kurang sempurna (misalnya, superelevasi pada

tikungan terlalu curam atau terlalu landai, jari-jar tikungan terlalu kecil,

pandangan bebas pengemudi terlalu sempit, kombinasi alinyemen

vertikal dan horizontal kuran sesuai, penurunan dan kenaikan jalan

terlalu curam, dan lainlain).

4. Jalan Menikung

Jalan menikung merupakan jalan yang mempunyai sudut kurang atau

lebih dari 1800. Ketika melewati jalanan menikung diperlukan

keterampilan khusus, kehati-hatian agar tidak kehilangan kendali yang

pada akhirnya menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Ketika melewati jalan

yang menikung kurang tepat jika dilakukan pengereman, untuk itu

sebaiknya dilakuakan pengurangan kecepatan saat berkendara.

5. Jalan Gelap

Jalan yang gelap berpotensial menimbulkan kecelakaan, hal ini karena

pengemudi sepeda motor tidak dapat melihat secara jelas pengemudi lain

maupun keadaan lingkungan saat berkendara, sehingga sangat diperlukan

lampu untuk penerangan jalan.

Disamping bentuk fisik jalan yang dipengaruhi oleh “geometric

design” dan “konstruksi jalan”, faktor lingkungan juga mempunyai andil

dalam menyebabkan terjadinya kecelakaan. Faktor lingkungan sosial

merupakan faktor yang berasal dari lingkungan masyarakat, antara lain

seperti norma keselamatan berkendara yang berada dimasyarakat, sikap dan

perilaku masyarakat sebagai pengemudi dalam berkendara, serta

kesiapsiagaan atau antisipasi masyarakat saat terdapat kejadian kecelakaan

lalu lintas. Titiek Hidayati (2018)

Page 13: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

20

2.5 Penelitian Terdahulu

Pada tabel 2.1.7 dijelaskan tentang penelitian terdahulu, variable

penelitian, teknik analisa serta hasil penelitian. Terdapat beberapa penelitian

yang telah di lakukan berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas. Diantaranya

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Rujukan Penelitian TerdahuluJudul Pengaruh faktor humman error dan kondisi infrastruktur

jalan terhadap terjadinya kecelakaan di jalan tol cipali

Penulis Jurnal Wiwiek Nurkomala Dewi dan Nurhayati

Jurnal Digit, Vol. 6, No. 1 mei 2016 : 100-107

Variabel Variabel Independen:

X1 : Humman error ( mengantuk, terlalu

ngebut,kelalaian pengemudi).

X2 : Infrastruktur jalan (geometrik jalan, perkerasan

jalan, dan harmonisasi jalan)

Variabel Dependen:

Y : Terjadinya kecelakaan ( cara berlalu lintas,

keselamatan dan keamanan berlalu lintas)

Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil Penelitian Humman error dan infrastruktur jalan secara bersama sama berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan di jalan tol Cipali.

Hubungan dengan

penelitian

Digunakan sebagai rujukan dan berkaitan erat dengan

penelitian ini.

Dari hasil uraian dan penjelasan yang di lakukan terhadap hasil

penelitian tentang pengaruh humman error dan infrastruktur jalan terhadap

kecelakaan di jalan tol Cipali menunjukan bahwa humman error

berpengaruh terhadap kecelakaan lalu lintas dengan nilai signifikansi

sebesar 5%. Sementara untuk infrastruktur jalan dengan nilai dengan nilai

Page 14: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

21

signifikansi 5% tidak berpangaruh sugnifikan terhadap kecelakaan di jalan

tol Cipali karena nilai p-value sebesar 0.737 jauh di atas 0.05. Tetapi

humman error dan infrastruktur jalan secara bersama sama berpengaruh

terhadap kecelakaan di jalan tol Cipali dengan nilai hubungan 0.920 (92%)

dan tergolong nilai pengaruh yang cukup tinggi.

Tabel 2.2Rujukan Penelitian Terdahulu

Judul Pengaruh faktor manusia dan kendaraan terhadap

kecelakaan lalu lintas jalan raya di jalan raysa Merauke

Penulis Jurnal Erlin Yuniardini, dkk.

Musamus Journal Of Civil Engineering, Vol. 1, No. 1,

Oktober 2018.

Variabel Variabel Independen:

X1 : Faktor manusia ( Perilaku pengendara, melanggar

rambu lalu lintas).

X2 : Faktor kendaraan (jumlah kendaraan)

Variabel Dependen:

Y : Kecelakaan lalu lintas ( trauma, cidera,cacat,

kematian)

Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini, faktor manusia dan faktor kendaraan berpengaruh signifikan terhadap kecelakaan lalu lintas.

Hubungan dengan

penelitian

Digunakan sebagai rujukan dan berkaitan erat dengan

penelitian ini.

Dari hasil penelitian ini menunjukan faktor manusia (X1) menjadi pengaruh

yang lebih dominan di bandingkan dengan faktor kendaraan (X2). Hal ini dapat di

lihat dari nilai t hitung X1 sebesar 6.845 dan nilai t hitung X2 sebesar 1.976

dengan nilai t tabel sebesar 1.984. Sementara untuk nilai koefisien dari

Page 15: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

22

determinasi faktor manusia (X1) dan faktor kendaraan (X2) adalah sebesar 52,12

%.

Tabel 2.3

Rujukan Penelitian TerdahuluJudul Faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas pada

daerah rawan kecelakaan di kecamatan Banjarmasin

Tengah kota Banjarmasin

Penulis Jurnal Muhammad Azizirrahman, dkk.

Jurnal Pendidikan Geografi, Vol. 2, No. 3, Mei 2015.

Variabel Variabel Independen:

X1: Faktor manusia (Kecepatan tinggi/ugal-ugalan,

muatan berlebihan, melanggar rambu lalu lintas)

X2 : Faktor kendaraan (Lampu kendaraan, dan kaca

spion)

X3 : Faktor jalan (Jalan rusak, jalan berlubang,jalan

tergenang, tanpa marka/rambu lalu lintas)

Variabel Dependen:

Y : kecelakaan lalu lintas ( daerah rawan kecelakaan,

angka kecelakaan, Dampak kecelakaan)

Analisis Deskriptif Kuantitatif

Hasil Penelitian Faktor manusia menjadi pemicu kecelakaan lalu lintas

pada saat hari kerja.

Faktor kendaraan menjadi pemicu kecelakaan lalu lintas

pada saat hari libur.

Faktor jalan menjadi pemicu kecelakaan lalu lintas

karena tidak terdapat penerangan jalan, tanpa marka

jalan, jalan berlubang dan tergenang air.

Hubungan dengan

penelitian

Digunakan sebagai rujukan dan berkaitan erat dengan

penelitian ini.

Page 16: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

23

Dari hasil uraian dan penjelasan pada penelitian ini, dilakukan

penelitian pada 21 ruas jalan daerah rawan kecelakaan. Hasil penelitiandi

analisis menjadi 2 bagian yaitu pertama, hasil observasi keseluruh pada 21

ruas jalan daerah rawan kecelakaan saat hari libur dan hari keja. Kedua,

hasil observasi pada ruas jalan daerah rawan kecelakaan. Dari hasil

observasi keseluruhan yang dilakukan pada 21 ruas jalan daerah rawan

kecelakaan, faktor penyebab kecelakaan pada saat hari libur adalah faktor

manusia dengan persentase sebesar 48.29 % dan faktor kendaraan sebesar

51.71 %. Sementara untuk hari kerja, faktor penyebab kecelakaan adalah

faktor manusia dengan persentase sebesar 51.23 % dan faktor kendaraan

sebesar 48.77 %. Faktor jalan juga menjadi penyebab kecelakaan dengan

jumlah persentase sebesar 85 % di karenakan fasilitas jalan yang belum

lengkap dan kondisi jalan yang rusak.

Tabel 2.4

Rujukan Penelitian Terdahulu

Judul Karakteristik dan Penyebab kecelakaan lalu lintas di

Indonesia

Penulis Jurnal Herawati

Warta Penelitian Perhubungan, Vol. 26, Nomor 3,

Maret 2014.

Variabel Variabel Independen:

X1 : Karakteristik (cuaca, umur pengemudi, kondisi

permukaan jalan)

X2 : Penyebab kecelakaan (manusia, kendaraan, jalan

dan lingkungan)

Variabel Dependen:

Y : Kecelakaan lalu lintas (Tipe kecelakaan, kecepatan

minimum)

Analisis Deskriptif dan Kuantitatif dengan pendekatan 5W+1H

Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian manusia, kendaraan dan

jalan menjadi faktor penyebab kecelakaan

Page 17: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

24

Hubungan dengan

penelitian

Digunakan sebagai rujukan dan berkaitan erat dengan

penelitian ini.

Hasil penelitian ini menunjukan penyebab kecelakaan lalu lintas adalah

manusia, kendaraan dan jalan. Faktor manusia yang sering mengalami kecelakaan

di dominasi oleh usia produktif dengan prosentase sebesar 71 %. Sementara untuk

faktor kendaraan yang yang paling sering mengalami kecelakaan adalah sepeda

motor sebesar 65 %. Berikutnya adalah faktor jalan yang di pengaruhi oleh

kuranganya fasilitas keselamatan di jalan sebesar 50 % dan cuaca (Hujan) sebesar

51 %.

Tabel 2.5Rujukan Penelitian Terdahulu

Judul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan

lalu lintas di provinsi aceh.

Penulis Jurnal Indah Mukthadila dan Sofyan Syahnur.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah, Vol. 3, No. 4,

November 2018.

Variabel Variabel Independen:

X1 : Kepadatan Penduduk (Pertumbuhan ekonomi,

penyamaan harga, urbanisasi)

X2 : Jenis kendaraan bermotor (sepeda mortor, mobil

penumpang, pick up, bus, dan truck)

X3 : Total kendaraan bermotor ( jumlah sepeda motor,

lalu lintas campuran)

Variabel Dependen:

Y : Kecelakaan lalu lintas (luka ringan, luka sedang,

luka berat)

Page 18: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

25

Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini, sepeda motor, kepadatan penduduk dan total kendaraan bermotor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecelakaan lalu lintas. Sedangkan bus berpengaruh negatif dan signifikan.

Hubungan dengan

penelitian

Digunakan sebagai rujukan dan berkaitan erat dengan

penelitian ini.

Dari hasil uraian dan penjelasan yang di lakukan terhadap hasil penelitian

tentang sepeda motor, jumlah kendaraan bermotor dan kepadatan penduduk yang

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecelakaan lalu lintas. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa sepeda motor memiliki hubungan yang positif

dan signifikan terhadap kecelakaan lalu lintas sebesar 648.9 %, jumlah kendaraan

bermotor memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kecelakaan lalu

lintas sebesar 673 %, dan kepadatan penduduk memiliki hubungan yang positif

dan signifikan terhadap kecelakaan lalu lintas sebesar 300.4 %. Hal ini

menunjukan sepeda motor, jumlah kendaraan bermotor, dan kepadatan penduduk

sangat berpengaruh terhadap kecelakaan lalu lintas.

2.6 Alur Pemikiran

Page 19: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

26

Gambar 2.1

Data tidak cukup

2.7 Kerangka pemikiran

Manusia(X1)

Kendaraan(X2)

Jalan(X3)

Latar Belakang Masalah

Landasan Teori

Metodologi Penelitian

Pengumpulan Data

Kecelakaan lalu lintas(Y1)

Pengolahan Data

Analisis Data

Implikasi Manajerial

Kesimpulan dan Saran

Page 20: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

27

Kerangka pemikiran adalah suatu tinjauan mengenai apa yang di teliti

yang kemudian dituangkan dalam sebuah bagan yang menjadi alur pemikiran

penelitian.

H1

H2

H3

= Variabel = Pengukur

= Indikator = Pengaruh

H = Hipotesis

kondisi

jalan ( X3 )

kesalahan manusia ( X1 )

Kecelakaan lalu lintas

(Y1 )

kondisi kendaraan ( X2 )

X3.3

X.1.3

X.1.2

X.1.1

X3.1

Y1.3

Y1.2

Y1.1

X2.3

X2.2

X2.1

X3.2

Page 21: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

28

Indikator variable dependen (Y1) Kecelakaan lalu lintas (Erlin Yuniardini, dkk,

2018):

Y 1.1 = Kerugian harta benda

Y 1.2 = Tingkat keparahan korban

Y 1.3 = Frekuensi kejadian kecelakaan lalu lintas

Indikator variable independen (X1) kesalahan manusia (Wiwiek Nurkomala

Dewi dan Nurhayati, 2016) :

X 1.1 = Tidak tertib

X 1.2 = mabuk

X 1.3 = Tidak terampil

Indikator variable independen (X2) kondisi Kendaraan (Erlin Yuniardini, dkk,

2018) :

X 2.1 = Rem blong

X 2.2 = Ban

X 2.3 = lampu kendaraan

Indikator variable independen (X3) kondisi jalan (Muhammad Azizirrahman, dkk,

2015) :

X 3.1 = hujan

X 3.2 = jalan licin

X 3.3 = jalan bergelombang

Page 22: repository.stimart-amni.ac.idrepository.stimart-amni.ac.id/114/3/6. BAB II.docx · Web viewBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian kecelakaan, menurut

29

2.8 Hipotesis

Hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta

diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta – fakta yang diamati

ataupun kondisi – kondisi yang diamati, dan digunakan sebagai petunjuk langkah

penelitian selanjutnya. Maka untuk memberikan jawaban diatas maka peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Diduga kesalahan manusia mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Majapahit Semarang.

H2 : Diduga kondisi kendaraan mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Majapahit Semarang.

H3 : Diduga kondisi jalan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Majapahit Semarang.