27
1 Pandangan Hidup Islam dan Kapitalisme Barat Oleh: Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi 1) Pendahuluan Kajian tentang Islam dalam konteks ideologi dan peradaban modern, khususnya Barat memerlukan suatu pendekatan baru yang seimbang sehingga memungkinkan adanya suatu kajian perbandingan. Sebab Islam tidak dapat dibandingkan dengan ideologi ataupun peradaban lain kecuali ia diletakkan sebagai ideologi dan peradaban pula. Dalam era globalisasi dan perang pemikiran dewasa ini kajian tentang identitas suatu ideologi atau peradaban sangat diperlukan. Dan identitas itu dapat ditemukan secara fundamental melalui teori pandangan hidup (worldview), yang sejatinya merupakan asas dari setiap peradaban. Kajian dengan menggunakan teori worldview ini sangat penting sebab pertama, dengan menggunakan worldview identitas agama-agama dalam proses globalisasi dapat ditegaskan secara komprehensif. Kedua, dengan teori worldview upaya-upaya teoritis untuk menyamakan Islam dengan atau membedakannya dari ideology dan peradaban lain secara ekstrim dapat dihindarkan. Ketiga dengan menyadari perbedaan antar peradaban berdasarkan worldview maka benturan peradaban (clash of civillization) dapat direduksi menjadi kesadaran akan adanya pluralitas peradaban yang saling menghormati. Ideologi modern yang dominan saat ini adalah kapitalisme. Kapitalisme kini tidak hanya diartikan sebagai sistim ekonomi yang menjunjung kepemilikan pribadi yang tak terbatas, pasar bebas, pemisahan negara dan kegiatan bisnis dan sebagainya, tapi merupakan 1 suatu pandangan hidup yang disebut the capitalist worldview dan menghasilkan apa yang disebut Joseph A Schumpeter sebagai The Civilization Capitalism. 2 Ketika kebudayaan Kapitalisme ini dipasarkan keseluruh dunia secera imperialistis ia tidak hanya sebagai sebuah sistim ekonomi tapi telah merupakan tata nilai, tata social, kultur masyarakat dan bahkan gaya hidup masyarakat modern. Capitalism is economic system characterized by the following: private property individuals and companies are allowed to compete for their own economic gain; and determine the prices of goods and services. Such a system is based on the premise of separating the state and business activities. Capitalists believe that markets are efficient and should thus function without interference, and the role of the state is to regulate and protect. http://www.investorwords.com/713/capitalism.htm l , dirujuk pada tanggal 10 April 2007 Lihat Joseph A Schumpeter, Capitalism, Socialism and Democarcy, Harper & Brothers Publishers, New York dan London, 1942, hal. 121

Worldview Islam & Kapitalisme

Embed Size (px)

Citation preview

1

Pandangan Hidup Islam dan Kapitalisme Barat

Oleh: Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi

1) Pendahuluan

Kajian tentang Islam dalam konteks ideologi dan peradaban modern, khususnyaBarat    memerlukan    suatu    pendekatan    baru    yang seimbang sehingga memungkinkan    adanyasuatu kajian perbandingan. Sebab Islam tidak dapat dibandingkan dengan ideologi

ataupunperadaban    lain    kecuali ia diletakkan    sebagai    ideologi    dan    peradaban    pula.    Dalam    eraglobalisasi    dan    perang pemikiran    dewasa    ini kajian    tentang

identitas    suatu    ideologi    atauperadaban sangat diperlukan. Dan identitas itu dapat ditemukan secara fundamental melaluiteori    pandangan    hidup    (worldview),    yang sejatinya merupakan    asas    dari    setiap    peradaban.Kajian    dengan    menggunakan    teori    worldview    ini sangat    penting

sebab    pertama,    denganmenggunakan    worldview identitas    agama-agama    dalam    proses globalisasi dapat    ditegaskansecarakomprehensif.    Kedua,    dengan    teori    worldview    upaya-upayateoritis    untukmenyamakan    Islam    dengan    atau    membedakannya dari    ideology dan    peradaban    lain    secaraekstrim dapat dihindarkan. Ketiga dengan menyadari    perbedaan antar peradaban berdasarkanworldview maka benturan    peradaban    (clash    of    civillization)    dapat    direduksi   

menjadi kesadaran akan adanya pluralitas peradaban yang saling menghormati.

Ideologi modern yang dominan saat ini adalah kapitalisme. Kapitalisme kini tidakhanya diartikan    sebagai    sistim    ekonomi yang menjunjung kepemilikan    pribadi    yang takterbatas, pasar bebas, pemisahan negara dan kegiatan bisnis dan sebagainya, tapi

merupakan1

suatu    pandangan    hidup    yang disebut    the capitalist    worldview    dan    menghasilkan    apa yangdisebut    Joseph A    Schumpeter    sebagai    The Civilization    of    Capitalism.2 Ketika kebudayaan

Kapitalisme ini dipasarkan keseluruh dunia secera imperialistis ia tidak hanya sebagai sebuahsistim    ekonomi tapi    telah    merupakan    tata nilai,    tata social,    kultur masyarakat    dan    bahkangaya hidup masyarakat modern.

1Capitalism is economic    system characterized by the    following:    private    property ownership exists;individuals    and companies    are    allowed to compete    for their own economic    gain;    and

free    market      forcesdetermine the prices of goods and services. Such a system is based on the premise of separating thestate andbusiness activities. Capitalists believe that markets are efficient and should thus function

without interference,and the role of the state is to regulate and protect. http://www.investorwords.com/713/capitalism.htm l, dirujukpada tanggal 10 April 2007

2Lihat Joseph A Schumpeter, Capitalism, Socialism and Democarcy, Harper & Brothers Publishers,New York dan London, 1942, hal. 121

2

Ketika Samuel Huntington menyatakan bahwa konflik paska perang dingin bukanlagi ideologis, politik atau ekonomi tapi kultural temasuk bahasa, sejarah, nilai,adat istiadat,dan    yang paling penting adalah    agama,    sebenarnya ia    berbicara tentang ancaman    terhadapkapitalisme Barat. Sebab identitas kultural Barat bukanlah agama, tapi The Civilization

of

3

Capitalism,    sedangkan    identias    Islam    dilihat    hanya sebagai    agama,    padahal    sejatinya iaadalah agama dan peradaban. Oleh sebab itu asumsi ini perlu dirubah yaitu    bahwakonflikantara Barat    dan    Islam    adalah    konflik    worldview atau    dalam   

istilah    Peter Berger    adalah³benturan    persepsi´ (collision of    consciousness). Sebab    matrik worldview lebih    umum danmenyangkut setiap agama, bangsa, dan peradaban. Oleh sebab itu makalah ini tidak

hendakmembedakan antara Islam dan sistim ekonomi kapitalis karena keduanya merupakan entitasyang berbeda.    Tidak juga akan    membedakan    sistim    ekonomi Islam    dan 

sistim    ekonomikapitalis,    karena keterbatasan    otoritas    penulis.    Makalah    ini akan  mencoba menjelaskanperbedaan pandangan hidup (worldview) yang dibawa oleh Islam dan yang dilahirkan oleh Kapitalisme Barat.

Untuk memahami konsep pandangan hidup (worldview) perlu dijelaskan terlebihdulu pengertian pandangan hidup umum dan Islam, elemen-elemennya, dan karakteristiknya,kemudian melacak esensi pandangan hidup Barat dan juga kapitalisme.

2) Pengertian

Sebelum memahami lebih    lanjut    tentang worldview    dan    kaitannya dengandenominasi    kultural    dan    religius,    perlu    dipahami terlebih    dahuludefinisi pandangan    hidup(worldview) secara umum dan definisi menurut Islam.

a) Pengertian umum

Cara manusia memandang dan mensikapi apa yang terdapat dalam alam semestabersumber    dari    beberapa faktor    yang dominan    dalam    kehidupannya.    Faktor    itu    boleh    jadiberasal    dari    kebudayaan,    filsafat,    agama,    kepercayaan,    tata

nilai    masyarakat    atau    lainnya.Luasnyaspektrumpandanganmanusiatergantungkepada faktordominan yangmempengaruhinya. Cara pandang yang bersumber pada kebudayaan memiliki spektrum yangterbatas pada bidang-bidang tertentu dalam kebudayaan itu. Cara pandang yang

berasal dariagama    dan    kepercayaan    akan    mencakup    bidang-bidang yang menjadi    bagian    konsepkepercayaan agama itu. Ada yang hanya terbatas pada kesini-kinian, ada yang

terbatas pada 3Lihat Samuel P Huntingto, The Clash of Civilization and the Remaking of World Order (New York:

6LPRQ & 6FKXVWHU $ 7RXFKVWRQH %RRN      OLKDW MXJD 6DPXHO 3 +XQWLQJWRQ ³&ODVK RI &LYLOL]DWLRQ"´Foreign Affair 72 (Summer 1993): 22-49.

3

dunia fisik, ada pula yang menjangkau dunia metafisika atau alam diluar kehidupan dunia.Terma yang dipakai    secara umum untuk    cara pandang ini dalam    bahasa

Inggeris    adalahworldview (pandangan    hidup) atau    dalam    bahasa Jerman    adalah    weltanschauung (filsafathidup) atau weltansicht (pandangan dunia).

Sebenarnya isitlah    umum dari    worldview    hanya terbatas    pada pengertianideologis,    sekuler,    kepercayaan    animistis,    atau    seperangkat    doktrin-doktrin    teologis    dalamkaitannya dengan    visi keduniaan.    Artinya worldview dipakai    untuk   

menggambarkan    danmembedakan    hakekat    sesuatu    agama,    peradaban    atau    kepercayaan.   Terkadang ia    jugadigunakan sebagai metode pendekatan ilmu perbandingan agama.Namun terdapat agama danperadaban yang memiliki spectrum    pandangan yang lebih luas dari    sekedar visikeduniaanmaka makna pandangan    hidup    diperluas.    Karena dalam    kosa    kata   

bahasa Inggeris    tidakterdapat istilah yang tepat untuk mengekspresikan visi yang lebih luas dari sekedar realitaskeduniaan selain dari kata-kata worldview, maka cendekiawan Muslim mengambil kata-

kata worldview (untuk    ekspressibahasaInggeris)    untuk    maknapandangan    hidup    yangspektrumnya menjangkau    realitas    keduniaan    dan    keakheratan    dengan   menambah    kata    sifatIslam.    Namun    dalam    bahasa Islam    para ulama mengekspresikan    konsep  ini dengan    istilahyang khas    yang berbeda antara satu    dengan    yang lain.    Seperti    yang akan    dijelaskan    nantiterdapat perbedaan penekanan antara Sayyid Qutb, Shaykh Atif al-Zayn, al-Maududi, Syed Naquib al-Attas.

Karena pandangan    hidup    adalah    suatu    konsep    yang dapat    digunakan untukmenggambarkan cara pandang manusia secara umum tanpa melihat bangsa atau agama

makabeberapa definisi tentang worldview    yang juga menggambarkan    luas    dan    sempitnya spektrumnya dapat dikemukanan disini:

Menurut Ninian Smart worldview adalah kepercayaan, perasaan dan apa-apa yangterdapat    dalam    pikiran    orang yang befungsi    sebagai    motor bagi    keberlangsungan    danperuEDKDQ    VRVLDO    GDQ    PRUDO´4 Hampir    serupadenganSmart, Thomas    FWall

mengemukakan    bahwa worldview adalah    sistim    kepercayaan    asas    yang integral    tentang

4Smart mengakui bahwa Bahasa Inggris tidak memiliki istilah khusus untuk menggambarkan visi yangmencakup realitas keagamaan dan ideologi. Ninian Smart, Worldview, Crosscultural Explorations of Human

Belief, Charles Sribner's sons, New York, n.d. 1-2

4

hakekat diri kita, realitas, dan tentang makna eksistensi (An integrated system of basic beliefs about the nature of yourself, reality, and the meaning of existence).5

Lebih    luas    dari    kedua definisi diatas    Prof.Alparslan    mengartikan worldviewsebagai asas bagi setiap perilaku manusia, termasuk aktifitas-aktifitas ilmiyah dan teknologi.Setiap    aktifitas    manusia    akhirnya dapat    dilacak    pada pandangan    hidupnya,    dan    dalampengertian    itu    maka aktifitas manusia dapat    direduksi menjadi   

pandangan    hidup.    (thefoundation    of    all human    conduct,    including    scientific    and    technological    activities.    Everyhuman activity is    ultimately traceable to its worldview, and    as such it is reducible to    thatworldview.6

Ada tiga poin penting dari definisi diatas, yaitu bahwa worldview adalah motorbagi perubahan sosial,    asas bagi pemahaman realitas dan asas    bagi aktifitas ilmiah. Dalamkonteks    sains,    hakekat    worldview    GDSDW    GLNDLWNDQ    GHQJDQ    NRQVHS   ³SHUXEDKDQ    SDUDGLJPD´(Paradigm    Shift)    Thomas    S Kuhn7yang oleh    Edwin    Hung juga dianggap    sebagaiweltanschauung Revolution. Sebab paradigma menyediakan konsep nilai, standar-standar danmetodologi-metodologi,    atau    ringkasnya merupakan    worldview    dan    framework  konseptual yang diperlukan    untuk    kajian    sains.8Namun    dari    definisi diatas    setidaknya kita dapatmemahami bahwa worldview adalah    identitas    untuk    membedakan    antara suatu peradabandengan    yang lain.    Bahkan    dari    dua definisi terakhir    menunjukkan    bahwa worldviewmelibatkan    aktifitas    epistemologis    manusia,    sebab    ia    merupakan  faktor    penting dalamaktifitis penalaran manusia.

Ketiga definisi diatas berlaku bagi peradaban atau agama secara umum. Namundefinisi untuk Islam mempunyai nilai tambah karena sumbernya dan spektrumnya yang luasdan menyeluruh. Sebagai contoh akan disampaikan definisi worldview Islam oleh

beberapatokoh ulama kontemporer.

5 Thomas    F    Wall, Thinking    Critically    About    Philosophical    Problem,A Modern Introduction,Wadsworth, Thomson Learning, Australia, 2001, 532.

6Alparslan Acikgence, "The Framework for A history of Islamic Philosophy", Al-Shajarah, Journal ofThe International Institute of Islamic Thought and Civlization, (ISTAC, 1996, vol.1. Nos. 1&2, 6.

7 .XKQ PHQ\DWDNDQ´SHQHOLWLDQ LOPL\DK GLDUDKNDQ NHSDGD DUWLNXODVL IHQRPHQD-fenomea dan teori-teoriyang paradigmanya    telah tersediD´/LKDW    7KRPDV    6    .XKQ The    Structure    of    Scientific    Revolution,

International Encyclopedia of Unified Science, vol.2, no 2 (Chicago: Univerity of Chicago Press, 1970. 24. 8Lihat    Edwin Hung,    The    Nature    of    Science: Problem    and Perspectives    (Belmont,    California,

Wardsworth, 1997) hal. 340, 355, 368, 370.

5

b)    Pengertian dalam Islam

Dalam    tradisi Islam    klasik    terma    khusus    untuk    pengertian    worldview    belumdiketahui,    meski    tidak    berarti    Islam    tidak    memiliki worldview.   

Para ulama abad    20menggunakan terma    khusus untuk    pengertian    worldview    ini, meskipun    berbeda antara satudengan yang lain. Maulana al-Mawdudi mengistilahkannya dengan Islami nazariat (Islamic

Vision),    Sayyid    Qutb    menggunakan    istilah    al-TaÎawwur    al-IslamÊ    (IslamicVision),Mohammad AÏif al-Zayn menyebutnya al-0DEGD¶ DO-IslÉmÊ (Islamic Principle),    Prof. Syed

Naquib    al-Attas    menamakannya 5X¶\DWXO ,VODP lil    wujËd    (Islamic Worldview).    Meskipunistilah yang dipakai berbeda-beda pada umumnya para ulama tersebut sepakat bahwa

Islammempunyai cara pandangnya sendiri terhadap segala sesuatu.    Penggunaan kata sifat Islammenunjukkan    bahwa istilah    ini sejatinya adalah    netral.    Artinya agama 

dan    peradaban    lainjuga mempunyai    Worldview,    Vision    atau    0DEGD¶    sehingga al-0DEGD¶ juga dapat    dipakai untuk    carapandangkomunis    al-0DEGD¶al-6KX\X¶L ,    Western    worldview,    Christianworldview, Hindu    worldview dll.    Maka dari    itu    ketika kata sifat    Islam    diletakkan    didepankata    worldview,    Vision    atau    0DEGD¶ maka makna etimologis    dan    terminologis 

menjadi berubah. Penjelasan dari istilah menunjukkan akan hal itu:

Manurut    al-Mauwdudi,    yang dimaksud    Islami    Nazariyat (worldview) adalahpandangan hidup    yang dimulai    dari    konsep    keesaan    Tuhan    (shahadah)yang berimplikasipada keseluruhan kegiatan kehidupan manusia di dunia. Sebab shahadah adalah

pernyataanmoral    yang mendorong manusia    untuk    melaksanakannya dalam    kehidupannya secara menyeluruh.9

Shaykh Atif al-Zayn mengartikan PDEGD¶ sebagai aqidah fikriyyah    (kepercayaanyang rasional)    yang berdasarkan    pada akal.    Sebab    setiap    Muslim wajib    beriman kepadahakekat    wujud Allah, kenabian    Muhammad saw, dan    kepada al-4XU¶DQ GHQJDQ 

DNDO    ,PDQkepada hal-KDO \DQJ JKDLE««itu berdasarkan cara penginderaan yang diteguhkan oleh akalsehingga tidak dapat dipungkiri lagi. Iman kepada Islam sebagai Din yang diturunkan melaluNabi Muhammad saw untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, dengan dirinya danlainnya.10

9Al-MawdËdÊ, The Process of Islamic Revolution, (Lahore, 1967) 14, 41.10Shaykh ÓÏif al-Zayn, al-IslÉm wa Idulujiyyat al-InsÉn, DÉr al- KitÉb al-LubnÉnÊ, Beirut, 1989,

hal. 13.

6

Sayyid    Qutb    mengartikanal-tasawwur    al-Islami,sebagai    akumulasi    darikeyakinan    asasi    yang terbentuk    dalam    pikiran    dan    hati setiap    Muslim,    yang memberigambaran khusus tentang wujud dan apa-apa yang terdapat dibalik itu.11

Bagi    Naquib    al-Attas    worldview    Islam    adalah    pandangan    Islam    tentang realitasdan kebenaran yang nampak oleh mata hati kita dan yang menjelaskan hakekat wujud;

olehkarena apa yang dipancarkan Islam adalah    wujud yang total maka worldview Islam   berarti pandangan Islam tentang wujud (UX¶\DDW DO-Islam lil-wujud).12

Pandangan-pandangan    diatas    telah    cukup    baik    menggambarkan    karakter Islamsebagai suatu pandangan hidup yang membedakannya dengan pandangan hidup lain.

Namun,jika kita kaji keseluruhan pemikiran dibalik definisi para ulama tersebut kita dapat beberapaorientasi    yang berbeda.    Al-Maududi    lebih    mengarahkan    kepada

kekuasaan    Tuhan    yangmewarnai segala aktifitas kehidupan manusia, yang berimplikasi politik. Shaykh Atif al-Zayndan    Sayyid    Qutb    lebih    cenderung mamahaminya sebagai    seperangkat   

doktrin    kepercayaanyang rasional    yang implikasnya adalah    ideologi.    Naquib    al-Attas    lebih    cenderung kepadamakna metafisis dan epistemologis.

3)Proses lahirnya    pandangan hidup

Bagaimana suatu    pandangan    hidup    timbul dalam    diri    seseorang memerlukanpenjelasan    yang agak    rumit.    Karena pandangan    hidup    berkaitan   

dengan    masalah    carapandang seseorang terhadap sesuatu, maka penjelasan tentang munculnya pandangan hidup melibatkan penjelasan epistemologis.

a) Pandangan hidup umum

Suatu    worldview terbentuk    dalam    pikiran    individu    secara perlahan-lahan    (in    agradual manner),    bermuladari    akumulasi    konsep-konsep    dan    sikap    mental    yang

dikembangkan    oleh    seseorangsepanjanghidupnya,    sehinggaakhirnyamembentukframework    berfikir    (mental framework)    atau    worldview.13Secara epistemologis    proses

berfikir    ini sama    dengan    cara kita mencari    dan    memperoleh    ilmu, yaitu    akumulasi

11M.Sayyid Qutb, MuqawwamÉt al-TaÎawwur al-IslamÊ, DÉr al-ShurËq, tt. Hal. 4112 S.M.N,al-Attas in his Prolegomena to The Metaphysics of Islam An Exposition of    the Fundamental

Element of the Worldview of Islam, Kuala Lumpur, ISTAC, 1995, 213 $OSDUVODQ "7KH )UDPHZRUN´    &I $OSDrslan, Islamic Science, 10.

7

pengetahuan    a    priori    dan    a    posteriori.14Proses    itu    dapat    dijelaskan    sebagai    berikut:    ilmupengetahuan    yang diperoleh    seseorang itu    sudah    tentu terdiri    dari  berbagai    konsep    dalambentuk    ide-ide,    kepercayaan,    aspirasi    dan    lain-lain    yang

kesemuanya membentuk    suatutotalitas konsep yang saling berkaitan dan terorganisasikan dalam suatu jaringan (network). Jaringan    inimembentuk    struktur    berfikir    yangkoheren    dan    dapat    disebut    sebagai³DFKLWHFWRQLF ZKROH´    \DLWX    VXDWX    NHVHOXUXKDQ    \DQJ VDOLQJ EHUKXEXQJDQ0DND GDUL    LWX

pandang hidup seseorang itu terbentuk tidak lama setelah pengetahuan yang diperoleh dalambentuk konsep-konsep itu membentuk suatu keseluruhan yang saling berhubungan.15Jaringan

architektonik    (architectonic network)    inikebanyakan    terbentuk    oleh    pendidikan    danmasyarakat, dan dalam kasus Islam dibentuk utamanya oleh agama.

Proses pembentukan pandangan hidup    dalam kebudayaan atau masyarakat    padaumumnya sama    seperti    yang dijelaskan    diatas,    tapi    terdapat    beberapa perbedaan    teknis,khususnya dalam    kaitannya dengan    kegiatan    keilmuan.    Jika    dalam   

pandangan    hidup    suatumasyarakat    tidak    terdapat    konsep    ilmu    atau    konsep-konsep    lainyang berkaitan,    makapandangan    hidup    itu    hanya berperan    sebagai    kondisi    berfikir    (mental environment)    yangtidak    menjamin    adanya kegiatan    ilmiah    atau    penyebaran    ilmu    pengetahuan    di    masyarakat.Worldview seperti ini memerlukan apa yang disebut scientific conceptual scheme (kerangka

konsep keilmuan),    yang dengan    itu    kegiatan    keilmuan    dapat    dilaksanakan.    Jika    pandanganhidup    suatu    masyarakat    itu    telah    memiliki konsep    ilmu    atau   

konsep-konsep    lain    yangberkaitan    maka pandangan    hidup    itu    akan    berkembang melalui cara-cara ilmiah.    Melihatkedua proses pembentukan dan pengembangan worldview yang seperti ini, maka worldviewdapat dibagi menjadi natural worldview dan transparent worldview. Disebut demikian karenayang pertama terbentuk secara alami sedangkan yang kedua terbentuk oleh suatu kesadaranberfikir.16

Namun dalam transparent worldview disseminasi ilmu pengetahuan tidak selaludengan    cara-cara ilmiah    dalam    kerangka konsep    keilmuan    (scientific    conceptual scheme),yaitu suatu mekanisme canggih yang mampu melahirkan pengetahuan ilmiah dan

melahirkanpandangan    hidup    ilmiah    (scientific    worldview).    Terdapat    pula    transparent    worldview yanglahir tidak melalui kerangka konsep keilmuan, meskipun substansinya tetap bersifat

ilmiah. 14Pengetahuan a prioriadalah pengetahuan yang diperoleh melalui    asumsi    atau cara    berfikir

tertentuterhadap fakta-fakta, tanpa    observasi    atau pengalaman khusus.    A    posteriori adalah    pengetahuan yang tidakdapat diperoleh secara a priori.

15Alparslan, "The Framework", 6-7.16Alparslan, Islamic Science, 13-14.

8

Pandangan yang lahir dengan cara itu adalah pandangan hidup Islam. Sebab pandanganhidupIslam tidak bermula dari adanya suatu masyarakat ilmiah yang mempunyai mekanisme yang canggih bagi menghasilkan pengetahuan ilmiah.17

Proses    pembentukan    pandangan    hidup    melalui penyebaran    ilmu    pengetahuanakan    lebih    jelas lagi    jika kita lihat    dari    proses    pembentukan   

elemen-elemen    pokok    yangmerupakan bagian dari struktur pandangan hidup itu serta fungsi didalamnya. Seperti    yangdijelaskan diatas    bahwa pandangan hidup    dibentuk oleh    jaringan berfikir

(mental network)yang berupa keseluruhan    yang saling berhubugan    (architectonic whole).    Namun,  ia    tidakmerepresentasikan suatu totalitas konsep dalam pikiran kita. Ketika akal seseorangmenerimapengetahuan    terjadi    proses    seleksi    yang alami,    dimana pengetahuan  tertentu    diterima    danpengetahuan    yang lain    ditolak.    Pengetahuan    yang diterima    oleh    akal    kita akan    menjadibagian dari struktur worldview yang dimilikinya.

Meskipun pengetahuan yang diterima oleh akal manusia itu bersifat acak, namunia akan terstruktur dengan sendirinya dalam pikiran manusia. Dari konsep-konsep yang adadalam diri manusia maka kita dapat menyusun kedalam beberapa struktur konsep.

ProfessorAlparslan mengkategorikan struktur pandangan hidup menjadi lima:

1) Struktur tentang konsep kehidupan,2) Struktur tentang konsep dunia,3) Struktur tentang konsep manusia,4) Struktur tentang konsep nilai dan5) strutktur tentang konsep pengetahuan.18

Proses terbentuknya struktur    konsep dalam worldview ini bermula dari strukturtentang kehidupan,    yang didalamnya termasuk    cara-cara manusia    menjalani  kegiatankehidupan sehari-hari, sikap-sikap individual dan sosialnya, dan sebagainya.

Struktur tentangdunia    adalah    konsepsi    tentang dunia    dimana manusia    hidup.    Struktur    tentang ilmupengetahuan    adalah    merupakan    pengembangan    dari    struktur    dunia   

(dalam    transparentworldview).    Gabungan    dari    struktur    kehidupan,    dunia    dan    pengetahuan    ini melahirkanstruktur    nilai,    dimana konsep-konsep    tentang moralitas    berkembang.   

Setelah    keempatstruktur    itu    terbentuk    dalam    pandangan    hidup    seseorang secara transparent,    maka strukturtentang manusia akan terbentuk secara otomatis.

17Alparslan, Islamic Science, 10-19.18Alparslan,    Islamic    Science, 20-26.    Dalam pandang Prof.    Al-Attas    elemen-elemen    asas   

pandanganhidup Islam terdiri    dari    konsep Tuhan,    sifat    ciptaanNya, konsep manusia    dan    jiwa manusia, konsep ilmu,kebebasan dan lain-lain. Al-$WWDV 601 "2SHQLQJ $GGUHVV´ -29.

9

Meskipun proses akumulasi kelima struktur diatas dalam pikiran seseorang tidakselalu    berurutan    seperti    yang disebut    diatas,    tapi    yang penting kelima    struktur    itu    padaakhirnya menjadi suatu kesatuan konsepsi dan berfungsi tidak saja sebagai kerangkaumum(general    scheme)    dalam    memahami segala    sesuatu    termasuk    diri    kita sendiri,    tapi    jugamendominasi    cara berfikir    kita.    Disini    dalam    konteks    lahirnya

ilmu    pengetahuan    dimasyarakat,    struktur    ilmu    pengetahuan    merupakan    asas    utama dalammemahami segalasesuatu. Ini berarti bahwa teori atau konsep apapun yang dihasilkan oleh seseorangdenganpandangan hidup tertentu akan merupakan refleksi dari struktur-struktur diatas.

Teori    ini berlaku    secara umum pada semua    kebudayaan    dan    dapat    menjadilandasan    yang valid    dalam    menggambarkan    timbul dan    berkembanganya pandangan    hidupmanapun, termasuk pandangan hidup Islam. Berarti, kegiatan keilmuan apapun baik dalam kebudayaan    Barat,    Timur    maupun    peradaban    Islam    dapat   

ditelusur    dari    pandangan    hidupmasing-masing.

b) Pandangan hidup Islam

Dari    teori    diatas dan    melihat    cara lahirnya    pandangan    hidup    Islam    yangdisampaikan    Nabi    melalui wahyu    Allah,    bukanlah    termasuk    dalam   kategori    scientificworldview. Sebab ia tidak didahuli oleh wujudnya komunitas ilmiyah dan tidak pula dibentukoleh    komunitas    ilmiyah.    Wahyu    yang diterima    Nabi    disampaikan   

dan    dijelaskan    kepadamasyarakat. Cara-cara seperti    ini tidak    sama    dengan    cara-cara yang adapada scientificworldview, dan oleh sebab itu Prof.Alparslan menamakan worldview Islam sebagai   

'quasi- scientific worldview'.191DPXQ SDQGDQJDQ KLGXS ³EHUNHPEDQJ´ PHQMDGL scientific worldviewsetelah konsep-konsep asas yang dikandung oleh wahyu dijelaskan dan dipeluas maknanyaoleh    Nabi    dan    para sahabat    serta para ulama sesudahnya.    1DPXQ   

µSHUNHPEDQJDQ¶ GLVLQLseperti    yang diingatkan    Prof.    al-Attas,    tidak    menunjukkan    prosespertumbuhan    menujukematangan atau kedewasaan,    seperti    pandangan hidup    Barat,    tapi lebih merupakan prosesinterpretasi dan elaborasi wahyu yang bersifat permanen itu.20

2OHK    VHEDE    LWX    ³SHUNHPEDQJDQ´ SDQGDQJDQ    KLGXS    ,VODP    perlu    merujuk    kepadaperiodedessiminasi    ayat-ayat    al-4XU¶DQ    ROHK    1DEL    GDQ    SHPDKDPDQ    XPPDW

,VODPterhadapnya.    Dalam    kaitannya dengan    itu,    maka Prof.    Alparslan    membagi    tiga periode

19Alparslan, Islamic Science, 1920al-Attas, SMN, Prolegomena, 4

10

penting, yaitu 1) Lahirnya pandangan hidup Islam dalam bentuk wahyu 2) lahirnya strukturilmu pengetahuan dalam pandangan hidup tersebut dan 3) lahirnya tradisi keilmuan Islam.

Periode    pertama,    lahirnya pandangan    hidup    Islam    dapat    digambarkan    darikronologi turunnya wahyu dan penjelasan Nabi tentang wahyu itu. Sebab, seperti

dijelaskandiatas,    sebagai    quasi-scientific    worldview,    pandangan    hidup    Islam    bermula dari    peranansentral    Nabi    yangmenyampaikan    dan    menjelaskan    wahyu.    Disini    periodeMakkah

merupakan    periode yang sangat    penting dalam    kelahiran    pandangan    hidup    Islam.    Karenabanyaknya surah-surah al-4XU¶DQ GLWXUXQNDQ GL 0DNNDK    \DNQL    VXUDK GDUL    VXUDK DO-4XU¶DQ GLWXUXQNDQ GL 0DNNDK PDND SHULRGH 0akkah dibagi menjadi dua periode: Makkah

period    awal dan    periode    akhir.    Pada periode awal    wahyu    yang diturunkan    umumnyamengandung konsep-konsep    tentang Tuhan    dan    keimanan    kepadaNya,    harikebangkitan,penciptaan, akherat, surga dan neraka, hari pembalasan, baik dan buruk, dan lain sebagainyayang kesemuanya itu    merupakan    elemen    penting dalam    struktur   

worldview    Islam.    Padaperiode akhir Makkah, wahyu memperkenalkan konsep-konsep yang lebih luas dan abstrak,seperti    konsep    µLOP    QXEXZZDK    GÊn,    ibÉdah    dan    lain-lain.21 Dua periode Makkah    inipenting bukan    hanya karena dua pertiga dari    al-4XU¶DQ    GLWXUXQNDQ    GLVLQL    DNDQ    WHWDSLkandungan    wahyu    dan    penjelasan    Nabi    sertapartisipasi    masyarakat    Muslimdalam

memahami wahyu    itu    telah    menjadikan    struktur    konsep    tentang dunia    (world-structure)menjadi jelas. Karena sebelum Islam datang struktur konsep tentang dunia telah

dimiliki olehpandangan    hidup    masyarakat    pra-Islam    (Jahiliyyah),    maka struktur    konsep    tentang duniayang dibawa Islam    menggantikan    struktur    konsep    yang ada sebelumnya.22 Konsep    karam,misalnya,    yang pada masa jahiliyya berarti    kemuliaan    karena harta dan    banyaknya anak,dalam    Islam    diganti menjadi    berarti    kemuliaan    karena ketaqawaan   

(inna    akramukum    indaAllÉh atqÉkum).

Pada periode Madinah, wahyu yang diturunkan lebih banyak mengandung tema-tema umum yang merupakan penyempurnaan ritual peribadatan, rukun Islam, sistim hukumyang mengatur    hubungan    individu,    keluarga dan    masyarakat; termasuk   

hukum-hukum

21Alparslan, Islamic Science, 71-72.22Professor Izutsu    membuktikan munculnya    pandangan hidup baru ini    dengan    menunjukkan

sistimkata yang menjadi unsure pokok dalam kosa-kata bahasa Arab pra-Islam. Contoh yang diberikan disini adalahkata    Allah yang dalam al-4XU¶DQ PHUXSDNDQ NDWD    \DQJ VDQJDW    VHQWUDO    \DQJ PHQHPSDWL   

medan semantikkeseluruhan kosa-kata, sedangkan dalam sistim kata pada masa pra-Islam Allah tidak mempunyai kedudukanyang sangat    sentral, Allah adalah tuhan dalam hirarki    tuhan-tuhan yang lain.    Penjelasan   

lebih detail    lihatIzutsu,    Toshihiko, God and Man in The    Qur'an, Semantic    of    the    Qur'anic    Weltanschauung,    New Edition,Kuala Lumpur, Islamic Book Trust, 2002, 36-38.

11

tentang jihad,    pernikahan,    waris,    hubungan    Muslim dengan    ummat    beragama    lain,    dansebagainya.23Secara umum dapat    dikatakan    sebagai    tema-tema yang berkaitan    dengankehidupan komunitas Muslim. Meskipun begitu, tema-tema ini tidak terlepas dari tema-temawahyu    yang diturunkan    sebelumnya di    Makkah,    dan    bahkan    tema-tema

wahyu    di    Makkahmasih terus didiskusikan. Ringkasnya, periode Makkah menekankan pada beberapa prinsipdasar    aqÊdah    atau    teologi    yang bersifat    metafisis,    yang intinya

adalah    konsep    Tuhan,sedangkan    periode Madinah    mengembangkan    prinsip-prinsip    itu    kedalamkonsep-konsepyang secara sosial lebih aplikatif. Dalam konteks kelahiran pandangan hidup,

pembentukanstruktur    konsep    dunia    terjadi    pada periode Makkah,    sedangkan    konfigurasi    struktur    ilmupengetahuan,    yang berperan    penting dalam    menghasilkan    kerangka konsep

keilmuan,scientific conceptual scheme dalam pandangan hidup Islam terjadi pada periode Madinah.

Periode    kedua    timbul dari    kesadaran    bahwa wahyu    yang turun    dan    dijelaskanNabi itu telah mengandung struktur fundamental scientific worldview, seperti struktur

tentangkehidupan    (life-structure),    struktur    tentang dunia,    tentang ilmu    pengetahuan,    tentang etikadan    tentang manusia,    yang kesemuanya itu    sangat    potensial    bagi    timbulnya kegiatankeilmuan.    Istilah-istilah    konseptual    seperti    ilm,    iman,    usul,    kalam,   

nazar,    wujud,    tafsir,ta'wil, fiqh, khalq, halal, haram, iradah dan lain-lain telah memadahi untuk dianggap sebagaikerangka awal    konsep    keilmuan    (pre-scientific    conceptual scheme),    yang juga berartilahirnya elemen-elemen epistemologis yang mendasar dalam pandangan hidup Islam. Periodeini sangat penting karena menunjukkan wujudnya struktur pengetahuan dalam pikiran

ummat,VODP VDDW LWX \DQJ EHUDUWL PHQDQGDNDQ PXQFXOQ\D ³6WUXNWXU ,OPX´ GDODP SDQGDQJDQ KLGXSIslam, meskipun benih beberapa konsep keilmuan telah wujud pada periode Makkah.

Atas    dasar    framework    ini maka dapat    diklaim bahwa pengetahuan    ilmiah    yangterbentuk    dari    adanya istilah-istilah    keilmuan    (scientific    terms)    dalam

Islam,    lahir    daripandangan    hidup    Islam.    Ia tidak    diimport    dari    kebudayaan    ataupandangan    hidup    lain.    Inibertentangan dengan framework para penulis    sejarah Islam    kawakan dari Barat,seperti    DeBoer,    Eugene Myers,    Alfrend    Gullimaune,    2¶/HDU\24yang umumnya menganggap    sains

23Untuk lebih detail    tentang perbedaan tema-tema umum antara wahyu yang diturunkan di    Makkahdan Madinah Lihat Abu Ammaar Yasir Qadhi, An Introduction to the Science of the Qur'aan, Birmingham,

al-Hidayah Publishing and Distribution, 1999, 100-101.24De Boer misalnya berasumsi bahwa sains dalam Islam lebih banyak ditentukan oleh pengaruh asing

GDQ NDUHQD    LWX ³NHVHOXUXKDQQ\D    EXNDQ KDVLO PXUQL´    XPPDW    ,VODP VHEDE SDGD    DEDG SHUWDPD    ,VODP WLGDNterdapat    kesadaran akan metode    dan    sistim.    Bahkan baginya    filsafat    Islam hanyalah

eklektisisme, yangbergantung kepada hasil-hasil kerja terjemahan karya Yunani, dan merupakan asimiliasi daripada karya asli.Lihat    De    Boer,    T.J.,    The    History    of    Philosophy    in Islam, Curzon Press,    Richmond,    U.K., 

1994,    hal. .28-29,309.    The    emphasize    on translation see    Myers,    Eugene    A., Arabic    Thought    and    The    Western World,

12

dalam Islam bukan asli dari ajaran Islam. Seakan akan tidak ada sesuatu apapun yang berasaldari    dan    disumbangkan    oleh    Islam    kecuali penterjemahan    karya-karya Yunani.    Frameworkseperti    inidiikutioleh    penulis    modern    seperti    Radhakrishnan,25 Majid    Fakhry26

W.Montgomery Watt27dan    lain-lain.    Kesemua    asumsi    itu    sudah    tentu    berdasarkan    padaframework    tertentu    yang tidak    menganggap    atau    menafikan    wujudnyapandangan    hidupIslam    dan    kerangka konsep    keilmuan    didalamnya.    Jelasnya mereka

gagal    menangkap    asaskebangkitan tradisi intelektual dalam Islam, yaitu pandangan hidup Islam.

Periode    ketiga    adalah    lahirnya tradisi    keilmuan    dalam    Islam.    Periode inimemerlukan    penjelasan    yang lebih    panjang dan    detail.    Seperti   

diketahui    tradisi    keilmuandalam    Islam    adalah    merupakan    konsekuensi    logis    dari    adanya struktur    pengetahuan    dalampandangan    hidup    Islam.    Karena tradisi memerlukan    adanya keterlibatan 

masyarakat,    makaProf.    Alparslan    mencanangkan    bahwa untuk    menggambarkan    tradisi    keilmuan    Islam,pertama-tama perlu ditunjukkan wujudnya komunitas ilmuwan dan proses kelahirannya pada awal abad pertama dalam Islam. Kemudian menunjukkan adanya kerangka konsep

keilmuanIslam (Islamic scientific conceptual scheme) yang merupakan framework yang berperan aktifdalam tradisi keilmuan itu.28

Dari proses lahirnya pandangan hidup Islam yang tergambar dari 3 periode diatasdapat    disimpulkan    bahwa Islam    adalah    agama    yang sarat    dengan    ajaran    yang mendorongtimbuhnya ilmu    pengetahuan.    Ajaran    tentang Ilmu    pengetahuan    dalam  Islam    yang cikalbakalnya adalah    konsep-konsep    kunci    dalam    wahyu    itu    kemudian    ditafsirkan    kedalamberbagai bidang kehidupan dan akhirnya berakumulasi dalam bentuk peradaban yang kokoh.

Fredrick Ungar Publishing Co, New York, 1964, hal.7-8. Senada dengan itu Alfred Gullimaune menyatakanbahwa    framework,    skop    dan materi    filsafat    Arab harus    dilacak dari    bidang-

bidang dimana    filsafat    YunaniEHJLWX GRPLQDQ GDODP VLVWLP PHUHND $OIUHG *XOOLPDXQH ³3KLORVRSK\ DQG 7KHRORJ\´    LQ The    Legacy    ofIslam, Oxford University Press, 1948, hal.239. Demikian pula 2¶/HDU\ SODFHV PHQJDQJJDS SHPLNLUDQ $UDE

hanyalah transmisi    filsafat    Yunani    dari    versi    Hellenisme    Syriac    kepada    Barat    Latin.    2¶/HDU\ 'H    /DF\Arabic Thought and Its Place in History, Routledge & Kegan Paul Ltd, London, 1963.hal.viii.

25Radhakrishnan, History of Philosophy, Eastern and Western, George Allan & Unwin Ltd. London,6HH ³,VODPLF 3KLORVRSK\´ &KDSWHU ;;;,, KDO-149.

26Majid    Fakhry menekankan    pengaruh kebudyaan asing seperti    Yunani,    India    dan Persia   kedalamfilsafat Islam. Lihat    Fakhry, Majid, A History of Islamic Philosophy, Columbia University Press, New

York, 1983, hal.viii-ix.27Watt    menggambarkan lahirnya    filsafat    dan teologi    Islam dari    dua    gelombang

Hellenisme,gelombang pertama adalah periode penterjemahan karya Yunani dan kedua adalah munculnya filosof MuslimNeoplatonic Aristotelian, seperti al-Farabi, Ibn Sina dan lain-lain. Lihat Watt, M.W, Islamic

Philosophy andTheology, University of Edinburgh Press, Edinburgh, 1985, hal.33-64; 69-128.28Alparslan, Islamic Science, 81

13

Suatu peradaban yang lahir dan tumbuh atas dukungan tradisi intelektual yang berbasis padawahyu.

5)Elemen-elemen pandangan hidup (worldview)

Sebagai    sebuah    sistim    yang secara definitif    begitu    jelas,    worldview ataupandangan    hidup    memiliki karakteristik    tersendiri    yang ditentukan   

oleh    beberapa elemenyang menjadi asas atau tiang penyokongnya. Antara satu pandangan hidup dengan pandanganhidup    lain    berbeda karena berbeda elemennya atau    karakteristiknya.   

Demikian    pulaperbedaan    definisi tentang worldview    juga mempengaruhi    penentuan    elemen    didalamnya.Disini    akan    dibandingkan    secara singkat    antara elemen    pandangan   

hidup    dalam    perspektifpemikir Barat dan pemikiran Muslim.

Menurut    Thomas    suatu    pandangan    hidup    ditentukan    oleh    pemahaman    individuterhadap enam bidang pembahasan yaitu:

1) Tuhan,2) Ilmu,3) Realitas,4) Diri,5) Etika,6) Masyarakat.29

Seperti    disebutkan    diatas    bagi    Thomas    elemen-elemen    pandangan   hidup    diatasmerupakan    suatu    suatu    sistim    yang integral,    dimana antara satu    konsep    berkaitan    dengankonsep yang lain secara sistemik. Hal ini dapat disimak dari pernyataan Thomas berikut ini:

,W    EHOLHI    LQ    *RG¶V    H[LVWHQFH LV    YHU\ LPSRUWDQW    SHUKDps    the   most    important element in any worldview. First if we do believe that God exists, the we are moreOLNHO\    WR    EHOLHYH WKDW WKHUH LV    D    SODQ    DQG    D    PHDQLQJ    RI   OLIH    ««LI    ZH DUHconsistent, we will also believe that the source of moral value is not just human

convention but divine will and that God is the highest value. Moreover, we willhave to believe that knowledge can be of more than what is observable and thatthat there is    a    higher    reality    ± WKH    VXSHUQDWXUDO ZRUOG««LI    RQ    WKH    RWKHUhand, we believe that there is no God and that there is just this one world, whatwould    we then    be likely    to    believe about    the    meaning    of    life,    the    nature ofourselves,    and    after    life,    the    origin    of    moral    standards,    freedom    andresponsibility and so on.30

29Thomas F Wall, Thinking.. , 1630 Ibid, 60

14

(Kepercayaan    terhadap    Tuhan    adalah    sangat    penting,    mungkin    elemen    yangterpenting dalam    pandangan    hidup    manapun.    Pertama    jika kita percaya

bahwaTuhan    itu    wujud,    maka kita tentu    percaya bahwa disana terdapat    tujuan    danPDNQD KLGXS«MLND    NLWD NRQVLVWHQ    NLWD MXJD DNDQ    SH rcaya bahwa sumber   

nilaimoral    bukanlah    hanya sekedar    kesepakatan    manusia    tapi    kehendak  Tuhan,    danbahwa Tuhan    adalah    nilai    Tertinggi.    Selanjutnya kita akan    percaya bahwa(makna)    ilmu    pengetahuan    itu    lebih    dari    apa yang dapat   

diamati dan    bahwadisana terdapat    realitas    yang lebih    tinggi    ± GXQLD    VXSHUQDWXUDO«MLNDsebaliknya,    kita percaya bahwa disana tidak    ada Tuhan    dan    bahwa yang adahanya satu    dunia,    maka demikian    pulalah    kira-kira yang akan    kita percayaitentang makna hidup, hakekat diri kita, kehidupan sesudah mati, asal usul standar

moralitas, kebebasan, tanggung jawab dan lain-lain.

Jadi dengan pernyataan tersebut diatas maka keenam bidang pembahasan diatasyang merupakan    elemen    suatu    pandangan    hidup mempunyai    kaitan    erat    satu    sama    lain.Artinya kepercayaan    individu    terhadap    adanya atau    tidak    adanya Tuhan    akan    berkaitansecara konseptual dengan ilmu, realitas, diri, etika dan masyarakat.

Namun bagi Ninian Smart, yang mengkaji worldview dalam konteks kepercayaanatau    agama,    elemen    pandangan    hidup    ditentukan    oleh    elemen-elemen    dalam    agama    dankepercayaan    masyarakat.    Oleh    sebab    itu    ia    mengajukan    enam   

elemen    penting suatupandangan hidup, yaitu:

1) Doktrin,2) Mitologi,3) Etika,4) Ritus,5) Pengalaman dan Kemasyarakatan.31

Pandangan    Smart    terhadap    agama    nampaknya dipengaruhi    oleh    persepsinyatentang agama    di    Barat,    sebab    disini    konsep    Tuhan,    ilmu   

dan    realitas    nampak    absen    darielemen    pandangan    hidup    agama.    Pandangan    Thomas,    yang melihat    worldview    secarafilosofis, nampaknya lehih komrehensif, meskipun, seperti yang akan kita

dipaparkan nanti,elemen-elemen itu tidak selengkap elemen-elemen dalam pandangan hidup Islam. Meskipundemikian    elemen    pandangan    hidup    yang disampaikan    oleh    Thomas   

dan    Ninian    Smartbergunabagi    upayamencari    bidang-bidangpokok    yangdapat    digunakan    untukmembandingkan antara satu pandangan hidup atau agama dengan yang lainnya.

Tidak    banyak    cendekiawan    Muslimyang menggambarkan    elemen-elemenpandangan    hidup    Islam    secara terperinci.    Shaykh    Atif    al-Zayn,   misalnya,    tidak    merincikan

31 Ninian Smart, Worldview, Crosscultural Explorations of Human Belief, 8-9

15

elemen pandangan    hidup Islam,    namun hanya mengajukan karakteristik yang membedakanantara pandangan hidup Islam dari pandangan hidup lain. Karakteristik itu hanya

tiga:1) Ia berasal dari wahyu Allah,2) Berdasarkan konsep (din) yang tidak terpisah dari Negara dan3) Kesatuan antara spiritual dan material.32

Sebagaimana Shaykh Atif al-Zayn, Sayyid Qutb juga melihat bahwa pandanganhidup    Islam    itu    menyeluruh    dan    tidak    mempunyai    elemen    ataubagian    (MX]¶).    Ia adalahkeseluruhan sisi dan sempurna karena kesempuranaan sisi-sisinya. Bahkan pandangan hidup Islam    bukan    ciptaan manusia,    akal    manusia tidak    dapat   

menciptakannya, karena ia    berasaldari    Allah.33Disini    penekanan    pada aspek    keilahian    cukup    menonjol,    sedangkan aspekkeilmuan    tidak    disebutkan. Seakan-akan    pandangan    hidup    Islam   

sama    saja    dengan    wahyuyang tanpa penjelasan keilmuan.

Menurut    Porf.    Al-Attas    elemen    asas    bagi    worldview    Islam    sangat    banyak    danyang ia merupakan jalinan konsep-konsep yang tak terpisahkan. Diantara yang paling

utama adalah1) Konsep tentang hakekat Tuhan,2) Konsep tentang Wahyu (al-4XU¶DQ3) Konsep tentang penciptaan,4) Konsep tentang hakekat kejiwaan manusia,5) Konsep tentang ilmu,6) Konsep tentang agama,7) Konsep tentang kebebasan,8) Konsep tentang nilai dan kebajikan,9) Konsep tentang kebahagiaan.34

10)Dsb.

Disini    Prof.    al-Attas    menekankan    pada pentingnya konsep    sebagai    elemenpandangan    hidup    Islam.    Konsep-konsep    ini semua    saling berkaitan    antara satu    sama    lainmembentuk sebuah    struktur konsep    yang sistemik. Elemen    yang disampaikan  para ShaykhAtif,    Sayyid    Qutb    dan    Syed    Naquib    al-Attas    berbeda dalam    penekanannya,    tapi    ketiganya

32Shaykh ÓÏif al-Zayn, al-IslÉm, 11-1233 Sayyid Qutb, KhaÎÉiÎ al-TaÎawwur al-IslÉmi wa MuqawamÉtuhË, Cairo, al-Babi al-Halabi, 1962,

hal.45;Lihat juga Sayyid Qutb, MuqawwamÉt al-Tasawwur al-Islami, 30-3434S.M.N,al-$WWDV ³7KH :RUOGYLHZ RI ,VODP $Q 2XWOLQH 2SHQLQJ $GUHVV´ GDODP 6KDULIDK 6KLID DO-

Attas ed. Islam and the Challenge of Modernity, Proceeding of the inaugural Symposium on Islam and theChallenge of Modernity: Historical and Contemporary Context, Kuala Lumpur Agustus, 1-5, 1994, ISTAC,

Kuala Lumpur, 1996, hal. 29

16

mempunyai    kesamaan    visi yaitu    bahwa pandangan    hidup    Islam    berbeda dari    pandanganhidup    Barat.    Namun    apa yang membedakan    pandangan    hidup    Islam   

dari    pandangan    hiduplain mereka berbeda-beda. Shyakh Atif dan Sayyid Qutb perbedaannya adalah pada asal atausumber    pandangan    hidup    tersebut,    sedangkan    al-Attas    melihat   

secara lebih    konseptual    danpraktis. Secara praktis konsep-konsep penting yang diajukan al-Attas itu dapat berguna bagipenafsiran makna kebenaran (truth) dan realitas (reality). Apa yang dianggap benar dan

riel oleh    pamdangan    hidup    Islam    tidak    selalu    begitu    bagi    pandangan    hidup    lain.    Bagi    al-Attasuntuk menentukan sesuatu itu benar dan riel dalam setiap kebudayaan berkaitan erat

dengan sistim metafisika masing-masing yang terbentuk oleh worldview.35Disini kita melihat konseppandangan hidup al-Attas yang menekankan aspek epistemologis    cukup menonjol.   Dan    inicukup    signifikan    dalam    era moderninasi    dan    globalisasi    dimana disolusi    konsep    sangatmenonjol    dan    bahkan    cenderung melemahkan    pandangan    hidup    Islam 

yang kekuatannyatertelak pada struktur konsepnya yang dipahami secara episemologis dan bukan ideologis.

6)Karakteristik pandangan hidup Islam

Dengan    mengetahui    elemen    penting pandangan    hidup    Islam    maka selanjutnyakita dapat    mengidentifikasi    karakteristik    pandangan    hidup    Islam.   

Dalam    studi keagamaanmodern    (modern    study    of religion)    istilah    worldview secara umum merujuk kepada agama dan    ideologi,    termasuk    ideologi    sekuler,36tapi    dalam    Islam    worldview    merujuk    kepada

makna realitas yang lebih luas. Pengertian Prof. al-Attas yang kemudian diistilahkan denganUX¶\DW DO-Islam li al-wujud    ³SDQGDQJDQ ,VODP WHUKDGDS KDNLNDW GDQ NHEHQDUDQ

WHQWDQJ DODPsemesta,37dijelaskan    lebih    lanjut    bahwa pandangan    hidup    Islam    itu    bukansekedarpandangan akal manusia terhadap dunia fisik atau keterlibatan manusia didalamnya dari segiKLVWRULV VRVLDO SROLWLN GDQ NXOWXUDO«WDSL PHQFDNXS DVSHN    al-dunyÉ dan al-Ékhirah, dimanaaspek al-dunyÉ harus    terkait secara erat    dan    mendalam    dengan    aspek   

akherat,    sedangkanDVSHN    DNKHUDW    KDUXV    GLOHWDNNDQ    VHEDJDL    DVSHN    ILQDO´38Lebih    teknis    lagi    Prof.    Alparslanmenjelaskan    bahwa worldview ,VODP    DGDODK    ³YLVL WHQWDQJ UHDOLWDV    GDQ    NHEHQDUDQ    EHUXSD

35S.M.N,al-Attas in his Prolegomena to The Metaphysics of Islam An Exposition of    the FundamentalElement of the Worldview of Islam, Kuala Lumpur, ISTAC, 1995, ix.

36Ninian Smart, Worldview, 237Ia    tidak diterjemahkan    menjadi    Nazrat    al-Islam    li    al-kawn,    karena    nazar    lebih bersifat 

observasispekulatif dan al-kawn lebih merupakan pengalaman indrawi atau dunia nyata yang kasat mata. S.M.N, al- Attas, Prolegomena, 1.

38S.M.N, al-Attas, Prolegomena, 1.

17

kesatuan pemikiran yang arsitektonik, yang berperan sebagai asas yang tidak nampak(non- observable EDJL VHPXD SHULODNX PDQXVLD WHUPDVXN DNWLILWDV LOPLDK GDQ WHNQRORJL´39

Dalam pandangan Sayyid Qutb karakteristik pandangan hidup Islam terdiri dari tujuh,yaitu RabbÉniyyah (bersumber dari Allah), bersifat konstan (thabat), bersifat

komprehensif(shumËl), seimbang ( tawÉzun), positif (ijabiyyah), realistis (wÉTL¶L\\DK), keesaan (tawhid),artinya karakteristik    yang paling mendasar    dari    pandangan    hidup    Islam    adalah    pernyataanbahwa Tuhan itu adalah Esa dan segala sesuatu diciptakan oleh Nya.40

Karakteristik    yang dikemukakan    oleh    Sayyid    Qutb    diatas    menunjukkan    luasnyajangkauan    yang menjadi    bidang cakupan    (spektrum)    pandangan    hidup   

Islam,    akan    tetapigambaran    tentang luasnya spektrum    tersebut,    justru    menjadikannya kurang detail.    Untukmelihat sisi lain yang lebih    detail mengenai hal itu    kita paparkan gambaran

Prof. Al-Attastentang elemen    penting yang menjadi    karakter utama pandangan    hidup    Islam.    Elemenpenting pandangan hidup Islam itu digambarkan dalam poin-poin berikut ini:41

Pertama: Dalam pandangan hidup Islam realitas dan kebenaran dimaknai berdasarkankepada kajian metafisika terhadap dunia yang nampak (visible world) dan yang tidak nampak(invisible    world). Kedua:    Pandangan    hidup    Islam    bercirikan pada metode

berfikir    yangtawhÊdi    (integral).    Ketiga: Pandagan    hidup    Islam    bersumberkan    kepada wahyu    yangdiperkuat oleh agama (din)    dan didukung oleh prinsip akal dan intuisi. Keempat:

Elemen-elemen pandangan hidup Islam terdiri utamanya dari konsep Tuhan dan diikuti oleh elemen lain yang berpusat pada konsep Tuhan tsb.

Itulah    ciri-ciri    pandangan    hidup    atau    worldview    Islam    yangtidak    sajamembedakan    Islam    dari    agama,    peradaban    dan    kebudayaan    lain   tapi    juga membedakanmetode berfikir    dalam    Islam    dan    metode berfikir    pada kebudayaan    lain.    Agar    identitas

39Alparslan Acikgence,    Islamic Science, Towards    Definition, Kuala Lumpur, ISTAC 1996, 29.40 Sayyid Qutb, KhaÎÉiÎ al-TaÎawwur al-IslÉmi wa MuqawamÉtuhË, Cairo, al-Babi al-Halabi, 1962,

hal.45;Lihat juga Sayyid Qutb, MuqawwamÉt al-Tasawwur al-Islami, 30-3441Penjelasan al-Attas tentang konsep worldview Islam dan penjabaran elemen-elemen asasnya terdapat

dalam karyanya    Prolegomena    to The    Metaphysics of    Islam. Pendahuluan buku ini    menjelaskan ciri-cirikhusus    pandangan hidup    Islam yang berbeda    dari    pandangan hidup Barat. Teori    ini    kemudian    mendapatpenjelasan lebih detail dalam kaitannya dengan timbulnya sains dan tradisi intelelktual Islam, dariProfessorAlparslan. Professor Alparslan yang telah lama mengkaji teori worldview dalam kaitannya dengan sains dan sistim pemikiran,    kemudian menulis risalah berjudul    Islamic    Science Towards    definition,    .untuk

proses perjalanan    pengNDMLDQQ\D    LWXOLKDW    ³DFNQRZOHGJHPHQW´    KDOY DO-Attas,    SMN,Prolegomena,    lihat³,QWURGXFWLRQ´    -37.    Cf. Al-Attas,    S.M.N.,    "Opening Address, The    Worldview of Islam, an Outline" inSharifah Shifa    al-Attas,    Islam    and    The    Challenge    of    Modernity,    Historical    and Contemporary    Contexts,

ISTAC, Kuala Lumpur, 1996, 28-29.

18

pandangan hidup Islam dapat dipahami lebih jelas lagi, ada baiknya dibahas pula pandanganhidup Barat

Pandangan hidup Barat Modern

Karakteristik pandangan    hidup    Islam akan    dapat dipahami dengan    lebih    jelas jikadibandingkan dengan pandangan hidup lain. Perbandingan yang paling relevan untuk saat ini adalahpandangan hidup Islam dan Barat. Pandangan hidup Barat dapat kita lacak dari periode

modern, yangdari situ lahir pula pandangan hidup kapitalisme.

Sejarahnya, peradaban Barat adalah peradaban yang dikembangkan oleh bangsa-bangsaEropah dari peradaban Yunani kuno yang di kawinkan dengan peradaban Romawi, dan disesuaikandengan    elemen-elemen    kebudayaan    bangsa Eropah    terutamanya    Jerman,   

Inggeris    dan    Perancis.Prinsip-prinsip asas dalam Filsafat, seni, pendidikan dan pengetahuan diambil dari Yunani;prinsip-prinsip mengenai hukum dan ketatanegaraan diambil dari Romawi. Sementara agama Kristen

yang berasal dari Asia Barat disesuaikan dengan budaya Barat.42

Ketika agama Kristen dominan dalam kehidupan keagamaan masyarkat Eropah, merekamasih    berada    dalam zaman    yang mereka    sebut Dark    Ages    (Zaman    Kegelapan).    Namun    merekamendapat pencerahan    setelah    mereka    menterjemahkan    karya-karya    cendekiawan  Muslim dalamberbagai bidang sains (1050- 1150) kedalam bahasa Latin. Oleh sebab itu Eugene Myers

dengan tegasmenyimpulkan    bahwa    salah    satu    faktor terpenting kebangkitan    Barat    adalahpenterjemahan    karya-karya    cendekiawan    Muslim.43Dari Abad    abad    kegelapan (Dark    Ages),    Barat memasuki Zaman

Pencerahan (Renaissance), Revolusi Perancis (France Revolution) dan industrialisasi besar-besaran diInggeris.    Melalui proses    tersebut maka    Barat memasuki apa    yang disebut dengan 

Zaman    Modern.Alain Touraine menggambarkan modernitas sbb:

The    idea    of    modernity    make    science,    rather    than    God,    central to    society    and    at bestrelegates    religious    belief    to    the    inner realm of private    life.    The    mere    presence    oftechnological applications    of science    does    not allow us    to    speak    of modern    society.Intellectual activity    must also    be    protected    from    political propaganda    or    religious

EHOLHIV «SXEOLF    DQG    SULYDWH    OLIH    PXVW EH    NHSW VHSDUDWH«WKH    LGHD    RI PRGHUQLW\    LV therefore closely associated with that of rationalization.44

Jalan pikiran mDQXVLD %DUDW PRGHUQ \DQJ MXJD GLVHEXW ³DNDO PRGHUQ´ modern mind) ituWHODK PHPEDZD DQJLQ EDUX DWDX ³FDUD EDUX´ GDODP PHOLKDW VHJDOD VHVXDWX GDQ GDUL VLWXODK ODKLU VDLQVPRGHUQ    'LVLQL NDLWDQ    DQWDUD    ³FDUD    EDUX´    GDODP EHUILNLU GHQJDQ   

SHQJetahuan    ilmiyah    yang 42SMN, Al-Attas, Risalah Untuk Kaum Muslimin, ISTAC, 2000, hal. 164-16543Myers, Eugene    A.,    Arabic    Thought    and The    Western Word, Fredrick Ungar Publishing Co.New

York, 1964,    pp. 83.44Alain Touraine, Critique of Modernity, Blackwell, Oxford, UK, 1995, hal. 9-10

19

dihasilkannya sangat erat sekali.    Jika kita rujuk kembali definisi worldview diatas maka modernitasadalah pandangan hidup modern. Karena moderrnitas lebih menekankan kepada sains dan

teknologi,ketimbang agama, maka pandangan hidup Barat waktu itu disebut dengan scientific worldview.    Sejak saat itulah pandangan hidup orang Barat telah berubah secara fundamental.

Jadi modernitas pada intinya adalah state of mind atau cara berfikir yang diaplikasikankedalam berbagai bidang kehidupan. Oleh sebab itu JW Schoorl mendifinisikan modernisasi menjadi³SHQHUDSDQ    SHQJHWDKXDQ    LOPL\DK    \DQJ DGD NHSDGD    VHPXD    DNWLILWDV    VHPXD   

ELGDQJ NHKLGXSDQ    DWDXkepada semua aspek kehidupan PDV\DUDNDW´45Penerapan cara berfikir rasional kedalam keseluruhanaspek kehidupan    pada    akhirnya    menjelma    menjadi suatu    idea    yang lebih    luas    yaitu    menciptakanmasyarakat rasional.    (rational society),    yaitu    suatu    masyarakat yang segala   

kegiatannya    termasukbidang sain    dan    teknologi serta    kehidupan    politik dikontrol oleh    rasio.    Karena    rasionalitas adalahsatu-satunya prinsip yang mengatur kehidupan individu dan sosial termasuk kehidupan

keagamaan,maka    rasionalisasi berkaitan    erat dengan    tema    sekularisasi. Jadi dua    elemenpenting peradabanmodern adalah rasionalisasi dan sekularisasi. Dengan kedua elemen ini maka pandangan hidup Barat

tidak lagi bersifat teistik dalam memandang segala sesuatu.46

Diskursus yang meletakkan Tuhan secara sentral hanya terbatas pada para teolog, sedangkanpara filosof lebih tertarik pada sains. Modernisme terus berjalan dan berkembang pada abad-abadberikutnya. Habermas menyatakan bahwa proyek modernisasi berkulminasi pada abad ke 18 M,

disaat    mana    model    pemikiran    rasional menjanjikan    liberalisasi masyarakat    dari mitologi irrasional,agama    dan    takhyul.47 Inilah    gerakan    sekularisasiyang sebenarnya    yangberupaya    untukmenyuntikkan gagasan desakralisasi ilmu dan organisasi sosial. Menurut James E. Crimmins, prosesGHVDNUDOLVDVL    DWDX    GDODP LVWLODK    :HEHU µdisenchantment¶ LQL PHPDQJ VHQJDMD   

GLDUDKNDQ    XQWXNmelawan    agama    dan    digambarkan    sebagai agen    utama    untuk menggusur dan    menggeser agamatradisional.48Hasil dari gerakan    desakralisasi agama    itu    sendiri maka    peminggiran    agama  dari fungsinya yang sentral dalam kehidupan public dan berbagai diskursus tidak dapat

dielakkan. AlainFinkielkraut dalam bukunya    The    Defeat of    the    Mind    menggambarkan    kondisi agama    pada era modern sbb:

:KDW WKH\ FDOOHG *RG ZDV QR ORQJHU WKH 6XSUHPH %HLQJ EXW FROOHFWLYH UHDVRQ««)URP QRZon God existed within human intelligence, not beyond iW JXLGLQJ SHRSOH¶V DFWLRQ DQG VKDSLQJtheir thoughts without their knowing it. Instead of communicating with all creatures, as His

45JW.Schoorl,    Modernization,    terjemahan bahasa    Indonesia    olehRG.Soekadijo,    Modernisasi,Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-negara Berkembang, Penerbit Gramedia, Jakarta, 1981, hal. 4

46Menurut    Huston Smith pendekatan yang bersifat    teistik para    pemikir    Barat, yang ditandaiolehpemikiran yang memposisikan konsep Tuhan secara sentral dalam berbagai diskursus    hanya berjalan hinggaabad ke    sebelas.    Lihat    Smith,    Huston,    Beyond The    Post-Modern Mind,    Quest    Book,   The    TheosophicalPublishing House, Wheaton, Illinois, USA, 1989,    hal. 5.

47David Harvey, The Condition of Postmodernity, Cambridge, Blackwell, 1991, 12-3.48 James E.Crimmins, (ed) Religions, Secularizatin dan Political Thought, London, Routledge,

1990, 7.

20

namesake did, by means of the Revelation, God no longer spoke to man in a universal tongue;He now spoke within him, in the language of his nation.49

Gambaran ini menunjukkan bahwa dengan dihapusnya nilai-nilai transendental, maka Tuhantelah    direduksi menjadi semangat kebangsaan    dan    kebudayaan.    Ini juga    berimplikasi padapembebasan pemikiran rasional dari agama dan segala macam kepercayaan yang ada di masyarakat.Bagi mereka tidak ada agama yang bisa dipahami secara rasional. Pada zaman ini (yakni

modern)pemikiran    yang mendiskusikan    apakah    Tuhan    itu    ada    atau    tidak,    sebagaimana    pada    zaman    pra-modern    sudah    tinggal    sedikit,    yang ada    hanya    diskusi yang justru    menggugat agama.    Meskipundemikian Alain sendiri percaya bahwa pada abad ke 18 itu masih dapat dianggap abad

metafisika,50

namun fondasi metafisis yang menjadi pembela kebenaran agama perlahan-lahan mulai tidak dapatdipertahankan lagi dan tinggal menunggu penghapusan metafisika pada abad berikutnya.

Selain dari elemen Rasionalisme dan sekularisme, Barat Modern juga menganut pandanganfilisafat empirisisme yaitu suatu prinsip    yang merupakan    konsekuensi logis    dari rasionalisme    dansainitifisme. Dari perspektif ontologism Barat modern    juga    diwarnai oleh    prinsip dualisme    dalammemandang realitas, pemisahan jiwa dan raga adalah contoh yang paling kongkrit. Berkaitan eratdengan dualisme adalah cara memandang segala sesuatu secara dichotomis, yaitu suatu cara pandangterhadap    realitas secara    mendua.    Dan    yang terakhir    adalah    humanisme.    Hal    ini muncul    sebagaikonsekuensi logis dari adanya proses sekularisasi, desekularisasi dan disenchantment of nature.

Jadi gambaran singkat pandangan hidup Barat Modern diatas menunjukkan bahwa elemenpandangan hidup Barat terdiri dari rasionalisme, sekularisme, empirisisme (positivisme), dualisme atau dichotomi dan humanisme.

Pandangan Hidup Kapitalisme Barat

Makna Kapitalisme adalah sistim ekonomi yang berorientasi pada cara-cara produksi secaraindividu    atau    dimiliki oleh    individu,    dimana    distribusi,    penentuan    harga    dan    jasa-jasa    pelayaandidalamnya    ditentukan    oleh    pasar    bebas.    Pengertian    individu    disini dapat juga    diartikan    sebagaiindividu secara kolektif dalam bentuk perusahaan (corporate ownership) dan bukan milik

masyarakatatau    milik negara.51Oleh    sebab    itu    kapitalisme    juga    disebut dengan    sistim ekonomi denganpendekatan pasar bebas (free market). Para pendukung sistim ini percaya bahwa pasar adalah efisiendan harus berfungsi secara bebas tanpa campur tangan pihak manapun, tugas negara hanya mengatur dan    memproteksi.52Jika    kapitalisme    menekankan    pasar bebas    dan    kompetisi maka    sosialisme

49 Alain Finkielkraut,    The    Defeat    of    The    Mind,(trans. by Judith Friedlander,    New YorkColumbia University Press, 1995, 18.

50 Ibid, 19.51John Schrems, Understanding Principles of Politics and the State, PageFree Publishing (2004), page234.52http://www.investorwords . com/713/capitalism . htm l

21

berdasarkan    pada    kerjasama    (koperasi)    yang menekankan pada    perencanaan    dan    distribusi yangdisentralisir.53

Kapitalisme adalah sistim ekonomi produk dari kebudayaan Barat modern. Ia dianggap jugasebagai sistim sosial (social system) yang pertama dan terpenting di Barat yang berkembang menjadi Kebudayaan Kapitalis (Capitalist Civilization).54Jika kita merujuk kepada definisi worldview diatas

maka    pandangan    hidup    kapitalisme    dapat diartikan    sebagai    kepercayaan,   sikap    mental    dan    carapandang masyarakat Barat terhadap cara-cara pemenuhan kebutuhan materi mereka. Dalam teoriMaxWeber sikap manusia untuk memenuhi kebutuhan materialnya ini disebut dengan Spirit of capitalism(Semangat Kapitalism). Ini adalah kata lain untuk menyebut manusia sebagai homo economicus.55

Spirit of Capitalism ini menurut Weber terdapat dalam agama Protestan, khususnya dalamsekte    Puritan.    Tapi perlu dicatat    bahwa yang dimaksud    Weber adalah orang Protestan    dan    bukanteologinya    atau    Bible.    Sebab menurutnya,    semangat kapitalisme    ini    bermula    dari praktek-praktekyang telah    dilakukan    oleh    Benyamin    Franklin    (1706-1790).    Pada    masa   

sebelum Franklin    agamaProtestan tidak memiliki cukup kekuatan yang dapat mendorong terselenggaranya kegairahan kerjasesuai dengan    cita-cita    kapitalisme.    Agama    Protestan    benar-benar    menjadikapitalistis    setelahdilengkapi oleh ajaran-ajaran Franklin.

Yang menjadi rujukan    Weber pertama-tama    adalah    sikap    hidup    sehari-hari BenyaminFranklin, seperti berlaku hati-hati, bijaksana, rajin dan bersungguh-sungguh dalam

mengelola bisnis,tidak bermalas-malasan dan tidak berkata kecuali yang bermanfaat untuk diri sendiri maupununtukorang lain. Hati-hati dan hemat, melakukan segala sesuatu dengan baik sehingga tidak sia-sia. Rajindan    tidak membuang-buang waktu.    Tulus    dan    tidak berlebih-lebihan    dan   

sebagainya.56 Tujuan

kehidupan adalah untuk mendapatkan kemakmuran dan kekayaan. Kegiatan ekonomi adalah suatutugas dalam rangka    melayani Tuhan.    Untuk tujuan    ini    seseorang mesti ingat    waktu    adalah    uang.Memanfaatkan    modal    sesuai dengan    kepentingannya,    jujur dan    tepat waktu    dalam menghaslikanpinjaman,    mau    bekerja    keras    akan    membantu    meningkatkan    simpanan.    Hemat    dalam pemakaianuang, tidak memboroskannya pada hal-hal yang tidak perlu dan tidak dipakai untuk hidup

bermalas-malasan serta    mencari kesenangan    yang sifatnya sementara,    tapi sedikit demi sedikit ditabungkandan dijadikan kapital tertentu akan menghasilkan keuntungan yang berlipat. Singkat kata,

cara untuk

53http://www.investorwords.com/4613/socialism.html54Immanuel Wallestein, Historical Capitalism with Capitalist Civilization, Verso, London New York,1996,    13;    Schumpeter menggunakan istilah "Civilization of Capitalisme" Joseph A Schumpeter,Capitalism, Socialism, hal. 121.55 Gordon Marshal, In Search of the Spirit of Capitalism: An Essay on Max Weber's Protesteant Ethic,

(New York: Columbia University Press, 1982), hal. 97.56Max    weber, The    Protestant    Ethic    and The    Spirit    of    Capitalism, Trans. Talcott    Parsons,

Anthony Giddens, London ; Boston : Unwin Hyman, 1930. lihat Bab II.

22

memperoleh kekayaan adalah dengan cara hidup rajin dan hemat dalam arti tidak membuang-buang waktu dan uang, tetapi menggunakannya sebaik mungkin.57

Jadi sumber semangat    Kapitalisme    adalah    sikap    hidup    orang Protestan,    seperti BenyaminFranklin, dan bukan teologi yang terpancar dari Bible, meski disebutkan bahwa kegiatan ekonomiadalah untuk melayani Tuhan. Oleh karena itu tidak heran jika Franklin memisahkan

moralitas dariteologi.58Weber sendiri juga mengakui bahwa tidak semua usaha untuk mencari keuntungan selaludibarengi dengan    pertimbagan    moral.    Tindakan-tindakan    amoral    untuk memperoleh    keuntunganpribadi mewarnai perjalanan kapitalisme. Weber menggambarkan sikap moral kapitalisme ini

denganmeminjam ungkapan    seorang kapten    laut    Belanda:"Pergilah    ke    neraka    untuk mendapatkan keuntungan, sekalipun kamu akan menghanguskan layarmu".59 Oleh karena itu pendekatan Weber

adalah sosiologis dan bukan teologis. Hypothesisnya adalah bahwa orang Katholik mementingkankehidupan yang tenang dan suka pada kehidupan yang nyaman sedangkan orang Protestan lebih

sukapada kehidupan yang penuh resiko dan menantang untuk mendapatkan kehormatan dan kekayaan.60

Namun, etika Protestan ternyata bukan satu-satunya sumber. Meningkatnya suplai emas keEropah yang mengakibatkan inflasi pada abad pertengahan telah membuka peluang bagi sikap-sikapkapitalistis untuk mengambil kesempatan.    Situasi ini ditambah lagi oleh munculnya

negara-negarabangsa    yang kuat pada    era    mercantilis    (1500-1750).    Negara-negara    itu    kemudian    melahirkankebijakan yang memungkinkan swasta lebih berperan dalam pengembangan ekonomi. Dan itu

semua membuat lajunya sistim kapitalisme di Barat.61

Jadi masalahnya baik orang Katholik maupun orang Protestan tidak mendasarkan sikap hidupmereka    dalam berekonomi pada teologi Kristen.    Weber sendiri mengakui bahwa    orang KatholikPerancis pada umumnya tertarik pada kemewahan dan tidak perduli pada agama. Begitu juga orangProtestan    di Jerman    yang juga    terlibat jauh    dengan    kehidupan    duniawi   

sama-sama    meninggalkanagamanya.    Jadi,    Spirit of Capitalism bukan    berasal dari teologi Protestan,    mungkin  itu    sebabnyaWeber menyebutnya    Protestant Ethic.    Karena    agama    bukan    asas konseptualnya    maka    etika    inidalam realitas sosialnya    berkembang menjadi kerakusan    material    dan   

menghasilkan    motto    yangberbunyi "greed is good" (rakus adalah bagus).62

Disini dapat disimpulkan bahwa kapitalisme adalah produk dari sikap keagamaan penganutsekte Protestan dan bukan konsep yang diderivasi secara resmi dari ajaran Kristen yang berdasarkan

57 Ibid, hal. 48-5558 Raplh Kercham, "Benyamin Franklin", The Encyclopedia Americana, International Edition (New

York: Americana Corporation, 1974), vol.    12, hal. 8-12.; lihat juga    Kurt Samuelson, Religion and    EconomicActioin: A Critique of Max Weber,    (New York: Harper Torch Books And Row Publication, 19640, hl. 55-56.

59Weber, The Protestant Ethic, hal. 5760Weber, The Protestant Ethic, hal. 40-4161The New Encyclopedia Britanica, vol. 2,    Encyclopedia Britanica inc, The University of Chicago,

1991, hal. 831.62http://cepa.newschool.edu/het/profiles/weber.htm dilihat pada tanggal 15 April 2007

23

pada Bible. Besar kemungkinan sikap kapitalistis itu lebih dipengaruhi oleh situasi sosialekonomiEropah    zaman    renaissance yang diwarnai oleh    pandangan    hidup    saintifik (scientific worldview)daripada oleh ajaran agama mereka. Protestan sendiri muncul karena pengaruh rasionalisme Barat modern.

Kapitalisme sebagai kebudayaan

Sejalan    dengan    pandangan    hidup    Barat modern    yang bercirikan    rasionalisme,    saintifisme,sekularisme dan cara pandang yang empiristis, maka kapitalisme dapat dikatakan sebagai

produk daripadangan    hidup    Barat    modern.    Salah    satu    elemen    pandangan    hidup    Barat yang mempengaruhikapitalisme adalah rasionalisme. Menurut Weber yang menonjol dalam pemikiran kapitalisme adalahsemangat    kalkulasi rasional    (spirit of rational    calculation)    yang dikembangkan    menjadiprinsip-prinsip pengembangan teknologi dan produksi. Yang terpenting disini bagi Weber adalah

semangatentrepeneurship yang merebak ke bidang politik dan kultural. Kapitalisme akhirnya mempengaruhiperkembangan bentuk perusahaan, kepercayaan publik dan birokrasi dunia modern. Weber

dengan tegas menyatakan

It might thus seem that the development of the spirit of capitalism is best understood as partof the development of rationalism as a whole, and could be deduced from the fundamentalposition of rationalism on the basic problems of life. In the process Protestantism would onlyhave to be considered in so far as it had formed a stage prior to the development of a

purely rationalistic philosophy.63

Kutipan    diatas menunjukkan    bahwa    perkembangan    semangat    kapitalisme    dapatdipahamidengan    baik dari perkembangan    rasionalisme    di Barat,    dan    yang lebih   

jelas    lagi dari pandanganrasionalisme    terhadap    problem-problem kehidupan.    Protestanisme    hanya diperhitungkan    sebagaisuatu tahapan sebelum berkembangnya filsafat rasionalistis yang murni. Jadi kapitalisme

tidak dapatdilepaskan dari pandangan hidup Barat yang rasionalistis.

Dari semangat rasionalisme Protestan dan Barat modern itu maka kapitalisme    berkembangmenjadisistim ekonomiyang mendunia    yangoleh    Joseph    disebutCapitalist Civilization

(Kebudayaan Kapitalis). Dalam Pendahuluan diatas telah disebutkan bahwa asas setiap kebudayaandan    peradaban    adalah    worldview,    maka    dari itu    kapitalisme    adalah   

kebudayaan    dan    sekaliguspandangan hidup (worldview). Sebagai suatu pandangan hidup tentu ia mempunyai elemen dan ciri-cirinya    tersendiri.    Joseph    A Schumpeter menyebutkan    ciri-ciri kebudayaan    kapitalisme    sejalandengan ciri-ciri rasionalisme Barat, sbb:

1)Adanya    pemikiran    atau    perilaku    individu    yang rasional    yang berkembang menjadipemikiran kolektif yang mengkritisi berbagai pihak termasuk kekuasaan politik dan agama.

63 Weber, The Protestant Ethic, bab II.

24

2)Kapitalisme juga berkembang menjadi cara pandang masyarakat terhadap alam semesta,tentang kehidupan, tentang arti keadilan, konsep keindahan, kesehatan, filsafat hidup dan lain-lain

3)Kapitalisme merupakan sikap terhadap sains modern, manusia modern dan cara-cara sainsmodern dikembangkan. Dari sikap hidup ini kemudian timbul seni kapitalis (capitalis art) dan gaya hidup kapitalis (capitalist style of life).

4)Oleh    karena    pengaruh    rasionalisasi perilaku    dan    pemikiran    maka    rasionalisasi jugamempengaruhi sikap mereka    terhadap kepada kepercayaan    metafisis, mistik dan    ide-

ide yang lainsehingga semua itu akan mengasah metode dalam mencapai tujuan akhir.

6)Kebebasan berfikir dan memandang dunia secara pragmatis terjadi secara alami.64

Selain dari yang diungkapkan Joseph diatas masih terdapat ciri-ciri lain dari kapitalisme yangmenyangkut cara pandang terhadap realitas. Ciri itu adalah doktrin universalisme, yaitu kepercayaanbahwa disana terdapat pernyataan umum tentang dunia fisik dan sosial yang benar secara universaldan permanent. Tujuan sains adalah mencari pernyataan ini sehingga dapat menghilangkan apa

yangselama    ini disebut subyektif.    Universalisme    ini kemudian    menjadi keyakinan    (faith)    dan    jugaepistemologi dan    puncaknya    adalah    ideologi (kapitalisme).    Untuk itu   

kapitalisme    menggunakanuniversitas sebagai tempat workshop ideologi dan singgasana kepercayaan itu, selain sebagai tempatmencari kebenaran.    Dan    sejalan    dengan    sistim ekonomi kapitalis,    Amerika   

yang menganutliberalisme    berpendirian    bahwa    kebenaran    hanya    dapat diketahui    dari hasil interaksi dalam pasarbebas bagi ide-ide (free market-place of ideas).65

Selain itu ketika ekonomi dunia kapitalis    disebar luaskan    ada beberapa    aktifitas yang ikutserta    didalamnya,    seperti Kristenisasi, pemaksaan    penggunaan    bahasa    Eropah,pengajaran    tentangteknologi tertentu, perubahan undang-undang dan lain-lain. Sistim kapitalis ini seringkalidisebarkanmelalui kekuatan    militer atau    lewat    persuasi terhadap    pemimpin    yang

didukung oleh    militer.Keseluruhan proses    penyebaran    sistim ini oleh    Emmanuel Wallestein yang disebut "westernisasi"atau    lebih    arogan    lagi mereka    klaim "modernisasi"yang dibumbui dengan    kepercayaan    pada

ideologiuniversalisme    tersebutdiatas.    Globalisasimerupakan    proyeklain    dan    sangatmenguntungkan    kapitalisme.    Kapitalisme    lebih    kuat    dari sistim ekonomi non-kapitalis,    sebab    iamempunyai sarana    dan    strategi yang kuat untuk menjadikan    sistim pasar itu   

universal.    Jadiglobalisasi menurut Gibson-Graham adalah    tindak kekerasan    yang berakhir dengan    pembunuhan

64Joseph A Schumpeter, Capitalism, hal, 121-124.65 Immanuel Wallerstein, Historical Capitalism with Capitalist Civilization, hal. 81

25

bentuk ekonomi selain kapitalisme. Gaya hubungan sosial dan ekonomi kapitalis didesain agar dapatmasuk kedalam sistim sosial dan ekonomi lain, tapi tidak sebaliknya.66

Alasan    yang sering digunakan    adalah    efisiensi ekonomi,    tapi pada    saat yang sama menyebarkan norma-norma kultural baru dan menggeser kultur tradisional yang menjadi

saingannya.Norma-norma    atau    konsep    baru yang dibawa kapitalisme    itu    adalah    demokrasi liberal,    kebebasansipil, kebebasan berpolitik dan kesempatan ekonomi bagi setiap warganegara.67

Kultur yang dibawa oleh kapitalisme atau faktor pendukungnya    telah merupakan kebudayaandan    pandangan    hidup.    Menurut Huntington    elemen-elemen    kebudayaan    Barat Kapitalis    yang iaQDPDNDQ VHEDJDL ³SDUDGLJPD SHUDGDEDQ´ DGDODK    prinsip-prinsip keagamaan dan filsafat.68Paradigma

peradaban dalam konteks Negara Kapitalis Amerika ia sebut dengan $PHULFD¶V FRUH FXOWXUH Identitasperadaban Amerika itu dapat diketahui melalui elemen-elemen pentingnya yaitu

1)Agama Kristen.2)Etos kerja dan nila-nilai moralitias Protestan,3)Filsafat4)Bahasa Inggeris,5)Tradisi hukum bangsa Inggeris,6)Sistim politik demokrasi liberal7)Khazanah seni dan sastra, filsafat dan musik Eropa.8)Prinsip-prinsip liberalisme, persamaan, individualisme,9)Kapitalisme.69

Dari matrik pandangan    hidup    yang dipaparkan    Thomas    Wall yang terdiri dari konsep Tuhan, Ilmu, Realitas, Diri, Etika dan Masyarakat,70jelaslah bahwa pandangan hidup Islam berbeda

secara    diametris    dan    konseptual dari pandangan    hidup    Barat,    baik Barat  modern    maupun    Baratpostmodern.

Kajian perbandingan

Dari pembahasan    diatas dapat ditarik kesimpulan    bahwa    pandangan    hidup    Baratadalahgambaran    khas    tentang teori-teori pertumbuhan    ekonomi.    Pandangan    hidup    ini berdasarkan    padaasumsi utopis    bahwa    ekonomi adalah    ilmu    yang bebas    nilai,    rasional,    analitis    dan    teknis.    Sistim

66Gibson-Graham J.K.,    The    End    of    Capitalism (as    we    knew it), Feminist    Critique    of PoliticalEconomy, Blackwell Publisher, 1996, 125.67Joseph A Schumpeter, Capitalism, hal, 109.

68Samuel P. Huntington, If Not Civilizations, What? Samuel Huntington Responds to His Critics,dalamhttp://www.foreignaffairs.org/author/Samuel-p-huntington/index.html

69http://www.newyorker.com/critics/books/?040517crbo_books70Thomas F Wall, Thinking.. , 16

26

ekonomi kapitalisme    berpegang pada    teori bahwa    perkembangan    ekonomi ditentukanoleh    pasaryang dalam buku ekonomi disebut kompetisi sempurna, atau dalam istilah Adam Smith

dinamakanthe invisible hand.

Pandangan    hidup    Islam tidak berangkat dari pemikiran    tentang kehidupan    dunia dankehidupan    dunia    dan    akherat sekaligus.    Oleh    sebab    itu,    konsep-konsep tentang kehidupan    duniaselalu terkait erat dengan konsep kehidupunan akherat. Maka dari itu, jika kapitalisme

memisahkanmoralitas dari teologi,    maka    Islam tidak.    Islam tidak menafikan    perlunya    rasionalitas    untukmenyelesaikan masalah kehidupan dunia, tapi konsep rasional dalam Islam tidak hanya

terbatas padalogika matematis, ia melibatkan pula dimensi spiritual.

Secara keseluruhan Islam berbeda dari pandangan hidup Barat Kapitalis. Francis Fukuyamadalam bukunya The End of History, and the Last Man mengakui bahwa Islam menurutnya memiliki

nilai moralitas dan doktrin-doktrin politik dan keadilan sosialnya sendiri. Ia bahkan meletakkan Islamsejajar dengan ideologi Liberalisme, Kapitalisme, Komunisme dsb. Dan bahkan dalam politik

pernahmenjadi tantangan bagi demokrasi liberal dan praktek-praktek liberal. Tapi kini menurutnyakekuatan Islam tidak demikian bahkan kondisi Islam kini menjadi terbalik.

Baginya dunia Barat Posmodern dengan prinsip 'free market" kapitalisme dan "liberalisme"merupakan babak akhir    dari sejarah manusia (the end of History). Artinya paham liberalisme adalahalternatif terakhir bagi ummat manusia, faham apapun yang tidak dapat mengakomodir ciri-ciri iniakan    tersingkir    dari proses evolusi menuju    kesempurnaan sejarah    atau

tertinggal jauh    di    belakang.Maka dari itu dia menyimpulkan:

Tidak diragukan    lagi,    dunia    Islam dalam jangka    panjang akan    nampak lebih   lemahmenghadapai ide-ide liberal ketimbang sebaliknya, sebab selama seabad setengah yang lalu

liberalisme telah memukau banyak pengikut Islam yang kuat. Salah satu sebab munculnyafundamentalisme adalah kuatnya ancaman nilai-nilai liberal dan Barat terhadap masyarakat

Islam tradisional.71

Lebih spesifik dan parsial lagi Ronald Inglehart and Pippa Norris menggambarkan perbedaanIslam dan    Barat berkaitan    dengan    kesetaraan    gender, dan    kebebasan    seks. Jadi yang terjadi antaraBarat dan Islam, menurut mereka, adalah benturan peradaban seks (Sexual clash of Civilization).

Garis    kultural yang memisahkan    Barat dan    dunia    Islam bukan    tentang demokrasi tapiseks.    Menurut hasil    survey terbaru, Muslim dan Barat sama-sama    menginginkan

demokrasi, namun    dunia    mereka    menjadi terpisah ketika    mereka    bersikap    terhadap

71$VOLQ\D´Indeed, the Islamic world would seem more vulnerable to liberal ideas in the long run thanthe reverse, since such liberalism has attracted numerous and powerful Muslim adherent over the past centuryand    a half.    Part of the the reason for current, fundamentalist revival is the stregth of the

perceived threatfrom liberal, Western values to traditional Islamic societies. Francis Fukuyama, The End of History and The Last Man, Avon Book, New York, 1992,hal 45-46.

27

perceraian, aborsi,    kesetaraan gender,    dan    hak-hak gay,    sehingga    hal ini tidak PHQMDQMLNDQ EDJL PDVD GHSDQ GHPRNUDVL GL 7LPXU 7HQJDK««Di Barat generasi mudanya, dalam soal seks, menjadi semakin liberal, sementara di dunia

,VODP PDVLK WHWDS PHQMDGL PDV\DUDNDW \DQJ SDOLQJ WUDGLVLRQDO GL GXQLD´72

Cara    pandang yang terakhir    ini    menunjukkan    cara    pandang terhadap    masalah,    dan    inimembuktikan    bahwa    pandangan    hidup    mereka    memang berbeda    kalau    tidak

bertentangan    denganIslam.

Kesimpulan

Pembahasan    diatas    baru    merupakan    kajian    awal    yang perlu    dikembangkan kedalam perbandingankonsep    yang lebih    mendetail.    Kajian    tentang kapitalisme    sebagai sistim

ekonomi telah    banyakdilakukan    orang,    namun    kajian    tentang kapitalisme    sebagai    kebudayaan danpandangan    hidupmemerlukan pemabahasan yang lebih komprehensif.    Konsep kuncinya adalah tentang makna hidup namun ia melibatkan dan mengakibatkan timbulnya konsep-konsep lain seperti harta,

kebahagiaan,kenikmatan, keadilan, tujuan    hidup dan lain-lain. Dari konsep kunci ini saja Islam telah berbeda dariBarat atau    kapitalisme,    maka    sangat wajar jika    dalam konsep-konsep   

kulturalnya    menjadi berbedasama    sekali.    Namun    perlu    digaris    bawahi bahwa    kajian    tentang pandangan hidup    Islam secarakomprehensif    dan    konseptual sangat diperlukan    sebelum kajian    terhadap pandangan    hidup    laindilakukan.

72Ronald et al, The True«