Upload
independent
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Pandangan Hidup Islam dan Kapitalisme Barat
Oleh: Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi
1) Pendahuluan
Kajian tentang Islam dalam konteks ideologi dan peradaban modern, khususnyaBarat memerlukan suatu pendekatan baru yang seimbang sehingga memungkinkan adanyasuatu kajian perbandingan. Sebab Islam tidak dapat dibandingkan dengan ideologi
ataupunperadaban lain kecuali ia diletakkan sebagai ideologi dan peradaban pula. Dalam eraglobalisasi dan perang pemikiran dewasa ini kajian tentang
identitas suatu ideologi atauperadaban sangat diperlukan. Dan identitas itu dapat ditemukan secara fundamental melaluiteori pandangan hidup (worldview), yang sejatinya merupakan asas dari setiap peradaban.Kajian dengan menggunakan teori worldview ini sangat penting
sebab pertama, denganmenggunakan worldview identitas agama-agama dalam proses globalisasi dapat ditegaskansecarakomprehensif. Kedua, dengan teori worldview upaya-upayateoritis untukmenyamakan Islam dengan atau membedakannya dari ideology dan peradaban lain secaraekstrim dapat dihindarkan. Ketiga dengan menyadari perbedaan antar peradaban berdasarkanworldview maka benturan peradaban (clash of civillization) dapat direduksi
menjadi kesadaran akan adanya pluralitas peradaban yang saling menghormati.
Ideologi modern yang dominan saat ini adalah kapitalisme. Kapitalisme kini tidakhanya diartikan sebagai sistim ekonomi yang menjunjung kepemilikan pribadi yang takterbatas, pasar bebas, pemisahan negara dan kegiatan bisnis dan sebagainya, tapi
merupakan1
suatu pandangan hidup yang disebut the capitalist worldview dan menghasilkan apa yangdisebut Joseph A Schumpeter sebagai The Civilization of Capitalism.2 Ketika kebudayaan
Kapitalisme ini dipasarkan keseluruh dunia secera imperialistis ia tidak hanya sebagai sebuahsistim ekonomi tapi telah merupakan tata nilai, tata social, kultur masyarakat dan bahkangaya hidup masyarakat modern.
1Capitalism is economic system characterized by the following: private property ownership exists;individuals and companies are allowed to compete for their own economic gain; and
free market forcesdetermine the prices of goods and services. Such a system is based on the premise of separating thestate andbusiness activities. Capitalists believe that markets are efficient and should thus function
without interference,and the role of the state is to regulate and protect. http://www.investorwords.com/713/capitalism.htm l, dirujukpada tanggal 10 April 2007
2Lihat Joseph A Schumpeter, Capitalism, Socialism and Democarcy, Harper & Brothers Publishers,New York dan London, 1942, hal. 121
2
Ketika Samuel Huntington menyatakan bahwa konflik paska perang dingin bukanlagi ideologis, politik atau ekonomi tapi kultural temasuk bahasa, sejarah, nilai,adat istiadat,dan yang paling penting adalah agama, sebenarnya ia berbicara tentang ancaman terhadapkapitalisme Barat. Sebab identitas kultural Barat bukanlah agama, tapi The Civilization
of
3
Capitalism, sedangkan identias Islam dilihat hanya sebagai agama, padahal sejatinya iaadalah agama dan peradaban. Oleh sebab itu asumsi ini perlu dirubah yaitu bahwakonflikantara Barat dan Islam adalah konflik worldview atau dalam
istilah Peter Berger adalah³benturan persepsi´ (collision of consciousness). Sebab matrik worldview lebih umum danmenyangkut setiap agama, bangsa, dan peradaban. Oleh sebab itu makalah ini tidak
hendakmembedakan antara Islam dan sistim ekonomi kapitalis karena keduanya merupakan entitasyang berbeda. Tidak juga akan membedakan sistim ekonomi Islam dan
sistim ekonomikapitalis, karena keterbatasan otoritas penulis. Makalah ini akan mencoba menjelaskanperbedaan pandangan hidup (worldview) yang dibawa oleh Islam dan yang dilahirkan oleh Kapitalisme Barat.
Untuk memahami konsep pandangan hidup (worldview) perlu dijelaskan terlebihdulu pengertian pandangan hidup umum dan Islam, elemen-elemennya, dan karakteristiknya,kemudian melacak esensi pandangan hidup Barat dan juga kapitalisme.
2) Pengertian
Sebelum memahami lebih lanjut tentang worldview dan kaitannya dengandenominasi kultural dan religius, perlu dipahami terlebih dahuludefinisi pandangan hidup(worldview) secara umum dan definisi menurut Islam.
a) Pengertian umum
Cara manusia memandang dan mensikapi apa yang terdapat dalam alam semestabersumber dari beberapa faktor yang dominan dalam kehidupannya. Faktor itu boleh jadiberasal dari kebudayaan, filsafat, agama, kepercayaan, tata
nilai masyarakat atau lainnya.Luasnyaspektrumpandanganmanusiatergantungkepada faktordominan yangmempengaruhinya. Cara pandang yang bersumber pada kebudayaan memiliki spektrum yangterbatas pada bidang-bidang tertentu dalam kebudayaan itu. Cara pandang yang
berasal dariagama dan kepercayaan akan mencakup bidang-bidang yang menjadi bagian konsepkepercayaan agama itu. Ada yang hanya terbatas pada kesini-kinian, ada yang
terbatas pada 3Lihat Samuel P Huntingto, The Clash of Civilization and the Remaking of World Order (New York:
6LPRQ & 6FKXVWHU $ 7RXFKVWRQH %RRN OLKDW MXJD 6DPXHO 3 +XQWLQJWRQ ³&ODVK RI &LYLOL]DWLRQ"´Foreign Affair 72 (Summer 1993): 22-49.
3
dunia fisik, ada pula yang menjangkau dunia metafisika atau alam diluar kehidupan dunia.Terma yang dipakai secara umum untuk cara pandang ini dalam bahasa
Inggeris adalahworldview (pandangan hidup) atau dalam bahasa Jerman adalah weltanschauung (filsafathidup) atau weltansicht (pandangan dunia).
Sebenarnya isitlah umum dari worldview hanya terbatas pada pengertianideologis, sekuler, kepercayaan animistis, atau seperangkat doktrin-doktrin teologis dalamkaitannya dengan visi keduniaan. Artinya worldview dipakai untuk
menggambarkan danmembedakan hakekat sesuatu agama, peradaban atau kepercayaan. Terkadang ia jugadigunakan sebagai metode pendekatan ilmu perbandingan agama.Namun terdapat agama danperadaban yang memiliki spectrum pandangan yang lebih luas dari sekedar visikeduniaanmaka makna pandangan hidup diperluas. Karena dalam kosa kata
bahasa Inggeris tidakterdapat istilah yang tepat untuk mengekspresikan visi yang lebih luas dari sekedar realitaskeduniaan selain dari kata-kata worldview, maka cendekiawan Muslim mengambil kata-
kata worldview (untuk ekspressibahasaInggeris) untuk maknapandangan hidup yangspektrumnya menjangkau realitas keduniaan dan keakheratan dengan menambah kata sifatIslam. Namun dalam bahasa Islam para ulama mengekspresikan konsep ini dengan istilahyang khas yang berbeda antara satu dengan yang lain. Seperti yang akan dijelaskan nantiterdapat perbedaan penekanan antara Sayyid Qutb, Shaykh Atif al-Zayn, al-Maududi, Syed Naquib al-Attas.
Karena pandangan hidup adalah suatu konsep yang dapat digunakan untukmenggambarkan cara pandang manusia secara umum tanpa melihat bangsa atau agama
makabeberapa definisi tentang worldview yang juga menggambarkan luas dan sempitnya spektrumnya dapat dikemukanan disini:
Menurut Ninian Smart worldview adalah kepercayaan, perasaan dan apa-apa yangterdapat dalam pikiran orang yang befungsi sebagai motor bagi keberlangsungan danperuEDKDQ VRVLDO GDQ PRUDO´4 Hampir serupadenganSmart, Thomas FWall
mengemukakan bahwa worldview adalah sistim kepercayaan asas yang integral tentang
4Smart mengakui bahwa Bahasa Inggris tidak memiliki istilah khusus untuk menggambarkan visi yangmencakup realitas keagamaan dan ideologi. Ninian Smart, Worldview, Crosscultural Explorations of Human
Belief, Charles Sribner's sons, New York, n.d. 1-2
4
hakekat diri kita, realitas, dan tentang makna eksistensi (An integrated system of basic beliefs about the nature of yourself, reality, and the meaning of existence).5
Lebih luas dari kedua definisi diatas Prof.Alparslan mengartikan worldviewsebagai asas bagi setiap perilaku manusia, termasuk aktifitas-aktifitas ilmiyah dan teknologi.Setiap aktifitas manusia akhirnya dapat dilacak pada pandangan hidupnya, dan dalampengertian itu maka aktifitas manusia dapat direduksi menjadi
pandangan hidup. (thefoundation of all human conduct, including scientific and technological activities. Everyhuman activity is ultimately traceable to its worldview, and as such it is reducible to thatworldview.6
Ada tiga poin penting dari definisi diatas, yaitu bahwa worldview adalah motorbagi perubahan sosial, asas bagi pemahaman realitas dan asas bagi aktifitas ilmiah. Dalamkonteks sains, hakekat worldview GDSDW GLNDLWNDQ GHQJDQ NRQVHS ³SHUXEDKDQ SDUDGLJPD´(Paradigm Shift) Thomas S Kuhn7yang oleh Edwin Hung juga dianggap sebagaiweltanschauung Revolution. Sebab paradigma menyediakan konsep nilai, standar-standar danmetodologi-metodologi, atau ringkasnya merupakan worldview dan framework konseptual yang diperlukan untuk kajian sains.8Namun dari definisi diatas setidaknya kita dapatmemahami bahwa worldview adalah identitas untuk membedakan antara suatu peradabandengan yang lain. Bahkan dari dua definisi terakhir menunjukkan bahwa worldviewmelibatkan aktifitas epistemologis manusia, sebab ia merupakan faktor penting dalamaktifitis penalaran manusia.
Ketiga definisi diatas berlaku bagi peradaban atau agama secara umum. Namundefinisi untuk Islam mempunyai nilai tambah karena sumbernya dan spektrumnya yang luasdan menyeluruh. Sebagai contoh akan disampaikan definisi worldview Islam oleh
beberapatokoh ulama kontemporer.
5 Thomas F Wall, Thinking Critically About Philosophical Problem,A Modern Introduction,Wadsworth, Thomson Learning, Australia, 2001, 532.
6Alparslan Acikgence, "The Framework for A history of Islamic Philosophy", Al-Shajarah, Journal ofThe International Institute of Islamic Thought and Civlization, (ISTAC, 1996, vol.1. Nos. 1&2, 6.
7 .XKQ PHQ\DWDNDQ´SHQHOLWLDQ LOPL\DK GLDUDKNDQ NHSDGD DUWLNXODVL IHQRPHQD-fenomea dan teori-teoriyang paradigmanya telah tersediD´/LKDW 7KRPDV 6 .XKQ The Structure of Scientific Revolution,
International Encyclopedia of Unified Science, vol.2, no 2 (Chicago: Univerity of Chicago Press, 1970. 24. 8Lihat Edwin Hung, The Nature of Science: Problem and Perspectives (Belmont, California,
Wardsworth, 1997) hal. 340, 355, 368, 370.
5
b) Pengertian dalam Islam
Dalam tradisi Islam klasik terma khusus untuk pengertian worldview belumdiketahui, meski tidak berarti Islam tidak memiliki worldview.
Para ulama abad 20menggunakan terma khusus untuk pengertian worldview ini, meskipun berbeda antara satudengan yang lain. Maulana al-Mawdudi mengistilahkannya dengan Islami nazariat (Islamic
Vision), Sayyid Qutb menggunakan istilah al-TaÎawwur al-IslamÊ (IslamicVision),Mohammad AÏif al-Zayn menyebutnya al-0DEGD¶ DO-IslÉmÊ (Islamic Principle), Prof. Syed
Naquib al-Attas menamakannya 5X¶\DWXO ,VODP lil wujËd (Islamic Worldview). Meskipunistilah yang dipakai berbeda-beda pada umumnya para ulama tersebut sepakat bahwa
Islammempunyai cara pandangnya sendiri terhadap segala sesuatu. Penggunaan kata sifat Islammenunjukkan bahwa istilah ini sejatinya adalah netral. Artinya agama
dan peradaban lainjuga mempunyai Worldview, Vision atau 0DEGD¶ sehingga al-0DEGD¶ juga dapat dipakai untuk carapandangkomunis al-0DEGD¶al-6KX\X¶L , Western worldview, Christianworldview, Hindu worldview dll. Maka dari itu ketika kata sifat Islam diletakkan didepankata worldview, Vision atau 0DEGD¶ maka makna etimologis dan terminologis
menjadi berubah. Penjelasan dari istilah menunjukkan akan hal itu:
Manurut al-Mauwdudi, yang dimaksud Islami Nazariyat (worldview) adalahpandangan hidup yang dimulai dari konsep keesaan Tuhan (shahadah)yang berimplikasipada keseluruhan kegiatan kehidupan manusia di dunia. Sebab shahadah adalah
pernyataanmoral yang mendorong manusia untuk melaksanakannya dalam kehidupannya secara menyeluruh.9
Shaykh Atif al-Zayn mengartikan PDEGD¶ sebagai aqidah fikriyyah (kepercayaanyang rasional) yang berdasarkan pada akal. Sebab setiap Muslim wajib beriman kepadahakekat wujud Allah, kenabian Muhammad saw, dan kepada al-4XU¶DQ GHQJDQ
DNDO ,PDQkepada hal-KDO \DQJ JKDLE««itu berdasarkan cara penginderaan yang diteguhkan oleh akalsehingga tidak dapat dipungkiri lagi. Iman kepada Islam sebagai Din yang diturunkan melaluNabi Muhammad saw untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, dengan dirinya danlainnya.10
9Al-MawdËdÊ, The Process of Islamic Revolution, (Lahore, 1967) 14, 41.10Shaykh ÓÏif al-Zayn, al-IslÉm wa Idulujiyyat al-InsÉn, DÉr al- KitÉb al-LubnÉnÊ, Beirut, 1989,
hal. 13.
6
Sayyid Qutb mengartikanal-tasawwur al-Islami,sebagai akumulasi darikeyakinan asasi yang terbentuk dalam pikiran dan hati setiap Muslim, yang memberigambaran khusus tentang wujud dan apa-apa yang terdapat dibalik itu.11
Bagi Naquib al-Attas worldview Islam adalah pandangan Islam tentang realitasdan kebenaran yang nampak oleh mata hati kita dan yang menjelaskan hakekat wujud;
olehkarena apa yang dipancarkan Islam adalah wujud yang total maka worldview Islam berarti pandangan Islam tentang wujud (UX¶\DDW DO-Islam lil-wujud).12
Pandangan-pandangan diatas telah cukup baik menggambarkan karakter Islamsebagai suatu pandangan hidup yang membedakannya dengan pandangan hidup lain.
Namun,jika kita kaji keseluruhan pemikiran dibalik definisi para ulama tersebut kita dapat beberapaorientasi yang berbeda. Al-Maududi lebih mengarahkan kepada
kekuasaan Tuhan yangmewarnai segala aktifitas kehidupan manusia, yang berimplikasi politik. Shaykh Atif al-Zayndan Sayyid Qutb lebih cenderung mamahaminya sebagai seperangkat
doktrin kepercayaanyang rasional yang implikasnya adalah ideologi. Naquib al-Attas lebih cenderung kepadamakna metafisis dan epistemologis.
3)Proses lahirnya pandangan hidup
Bagaimana suatu pandangan hidup timbul dalam diri seseorang memerlukanpenjelasan yang agak rumit. Karena pandangan hidup berkaitan
dengan masalah carapandang seseorang terhadap sesuatu, maka penjelasan tentang munculnya pandangan hidup melibatkan penjelasan epistemologis.
a) Pandangan hidup umum
Suatu worldview terbentuk dalam pikiran individu secara perlahan-lahan (in agradual manner), bermuladari akumulasi konsep-konsep dan sikap mental yang
dikembangkan oleh seseorangsepanjanghidupnya, sehinggaakhirnyamembentukframework berfikir (mental framework) atau worldview.13Secara epistemologis proses
berfikir ini sama dengan cara kita mencari dan memperoleh ilmu, yaitu akumulasi
11M.Sayyid Qutb, MuqawwamÉt al-TaÎawwur al-IslamÊ, DÉr al-ShurËq, tt. Hal. 4112 S.M.N,al-Attas in his Prolegomena to The Metaphysics of Islam An Exposition of the Fundamental
Element of the Worldview of Islam, Kuala Lumpur, ISTAC, 1995, 213 $OSDUVODQ "7KH )UDPHZRUN´ &I $OSDrslan, Islamic Science, 10.
7
pengetahuan a priori dan a posteriori.14Proses itu dapat dijelaskan sebagai berikut: ilmupengetahuan yang diperoleh seseorang itu sudah tentu terdiri dari berbagai konsep dalambentuk ide-ide, kepercayaan, aspirasi dan lain-lain yang
kesemuanya membentuk suatutotalitas konsep yang saling berkaitan dan terorganisasikan dalam suatu jaringan (network). Jaringan inimembentuk struktur berfikir yangkoheren dan dapat disebut sebagai³DFKLWHFWRQLF ZKROH´ \DLWX VXDWX NHVHOXUXKDQ \DQJ VDOLQJ EHUKXEXQJDQ0DND GDUL LWX
pandang hidup seseorang itu terbentuk tidak lama setelah pengetahuan yang diperoleh dalambentuk konsep-konsep itu membentuk suatu keseluruhan yang saling berhubungan.15Jaringan
architektonik (architectonic network) inikebanyakan terbentuk oleh pendidikan danmasyarakat, dan dalam kasus Islam dibentuk utamanya oleh agama.
Proses pembentukan pandangan hidup dalam kebudayaan atau masyarakat padaumumnya sama seperti yang dijelaskan diatas, tapi terdapat beberapa perbedaan teknis,khususnya dalam kaitannya dengan kegiatan keilmuan. Jika dalam
pandangan hidup suatumasyarakat tidak terdapat konsep ilmu atau konsep-konsep lainyang berkaitan, makapandangan hidup itu hanya berperan sebagai kondisi berfikir (mental environment) yangtidak menjamin adanya kegiatan ilmiah atau penyebaran ilmu pengetahuan di masyarakat.Worldview seperti ini memerlukan apa yang disebut scientific conceptual scheme (kerangka
konsep keilmuan), yang dengan itu kegiatan keilmuan dapat dilaksanakan. Jika pandanganhidup suatu masyarakat itu telah memiliki konsep ilmu atau
konsep-konsep lain yangberkaitan maka pandangan hidup itu akan berkembang melalui cara-cara ilmiah. Melihatkedua proses pembentukan dan pengembangan worldview yang seperti ini, maka worldviewdapat dibagi menjadi natural worldview dan transparent worldview. Disebut demikian karenayang pertama terbentuk secara alami sedangkan yang kedua terbentuk oleh suatu kesadaranberfikir.16
Namun dalam transparent worldview disseminasi ilmu pengetahuan tidak selaludengan cara-cara ilmiah dalam kerangka konsep keilmuan (scientific conceptual scheme),yaitu suatu mekanisme canggih yang mampu melahirkan pengetahuan ilmiah dan
melahirkanpandangan hidup ilmiah (scientific worldview). Terdapat pula transparent worldview yanglahir tidak melalui kerangka konsep keilmuan, meskipun substansinya tetap bersifat
ilmiah. 14Pengetahuan a prioriadalah pengetahuan yang diperoleh melalui asumsi atau cara berfikir
tertentuterhadap fakta-fakta, tanpa observasi atau pengalaman khusus. A posteriori adalah pengetahuan yang tidakdapat diperoleh secara a priori.
15Alparslan, "The Framework", 6-7.16Alparslan, Islamic Science, 13-14.
8
Pandangan yang lahir dengan cara itu adalah pandangan hidup Islam. Sebab pandanganhidupIslam tidak bermula dari adanya suatu masyarakat ilmiah yang mempunyai mekanisme yang canggih bagi menghasilkan pengetahuan ilmiah.17
Proses pembentukan pandangan hidup melalui penyebaran ilmu pengetahuanakan lebih jelas lagi jika kita lihat dari proses pembentukan
elemen-elemen pokok yangmerupakan bagian dari struktur pandangan hidup itu serta fungsi didalamnya. Seperti yangdijelaskan diatas bahwa pandangan hidup dibentuk oleh jaringan berfikir
(mental network)yang berupa keseluruhan yang saling berhubugan (architectonic whole). Namun, ia tidakmerepresentasikan suatu totalitas konsep dalam pikiran kita. Ketika akal seseorangmenerimapengetahuan terjadi proses seleksi yang alami, dimana pengetahuan tertentu diterima danpengetahuan yang lain ditolak. Pengetahuan yang diterima oleh akal kita akan menjadibagian dari struktur worldview yang dimilikinya.
Meskipun pengetahuan yang diterima oleh akal manusia itu bersifat acak, namunia akan terstruktur dengan sendirinya dalam pikiran manusia. Dari konsep-konsep yang adadalam diri manusia maka kita dapat menyusun kedalam beberapa struktur konsep.
ProfessorAlparslan mengkategorikan struktur pandangan hidup menjadi lima:
1) Struktur tentang konsep kehidupan,2) Struktur tentang konsep dunia,3) Struktur tentang konsep manusia,4) Struktur tentang konsep nilai dan5) strutktur tentang konsep pengetahuan.18
Proses terbentuknya struktur konsep dalam worldview ini bermula dari strukturtentang kehidupan, yang didalamnya termasuk cara-cara manusia menjalani kegiatankehidupan sehari-hari, sikap-sikap individual dan sosialnya, dan sebagainya.
Struktur tentangdunia adalah konsepsi tentang dunia dimana manusia hidup. Struktur tentang ilmupengetahuan adalah merupakan pengembangan dari struktur dunia
(dalam transparentworldview). Gabungan dari struktur kehidupan, dunia dan pengetahuan ini melahirkanstruktur nilai, dimana konsep-konsep tentang moralitas berkembang.
Setelah keempatstruktur itu terbentuk dalam pandangan hidup seseorang secara transparent, maka strukturtentang manusia akan terbentuk secara otomatis.
17Alparslan, Islamic Science, 10-19.18Alparslan, Islamic Science, 20-26. Dalam pandang Prof. Al-Attas elemen-elemen asas
pandanganhidup Islam terdiri dari konsep Tuhan, sifat ciptaanNya, konsep manusia dan jiwa manusia, konsep ilmu,kebebasan dan lain-lain. Al-$WWDV 601 "2SHQLQJ $GGUHVV´ -29.
9
Meskipun proses akumulasi kelima struktur diatas dalam pikiran seseorang tidakselalu berurutan seperti yang disebut diatas, tapi yang penting kelima struktur itu padaakhirnya menjadi suatu kesatuan konsepsi dan berfungsi tidak saja sebagai kerangkaumum(general scheme) dalam memahami segala sesuatu termasuk diri kita sendiri, tapi jugamendominasi cara berfikir kita. Disini dalam konteks lahirnya
ilmu pengetahuan dimasyarakat, struktur ilmu pengetahuan merupakan asas utama dalammemahami segalasesuatu. Ini berarti bahwa teori atau konsep apapun yang dihasilkan oleh seseorangdenganpandangan hidup tertentu akan merupakan refleksi dari struktur-struktur diatas.
Teori ini berlaku secara umum pada semua kebudayaan dan dapat menjadilandasan yang valid dalam menggambarkan timbul dan berkembanganya pandangan hidupmanapun, termasuk pandangan hidup Islam. Berarti, kegiatan keilmuan apapun baik dalam kebudayaan Barat, Timur maupun peradaban Islam dapat
ditelusur dari pandangan hidupmasing-masing.
b) Pandangan hidup Islam
Dari teori diatas dan melihat cara lahirnya pandangan hidup Islam yangdisampaikan Nabi melalui wahyu Allah, bukanlah termasuk dalam kategori scientificworldview. Sebab ia tidak didahuli oleh wujudnya komunitas ilmiyah dan tidak pula dibentukoleh komunitas ilmiyah. Wahyu yang diterima Nabi disampaikan
dan dijelaskan kepadamasyarakat. Cara-cara seperti ini tidak sama dengan cara-cara yang adapada scientificworldview, dan oleh sebab itu Prof.Alparslan menamakan worldview Islam sebagai
'quasi- scientific worldview'.191DPXQ SDQGDQJDQ KLGXS ³EHUNHPEDQJ´ PHQMDGL scientific worldviewsetelah konsep-konsep asas yang dikandung oleh wahyu dijelaskan dan dipeluas maknanyaoleh Nabi dan para sahabat serta para ulama sesudahnya. 1DPXQ
µSHUNHPEDQJDQ¶ GLVLQLseperti yang diingatkan Prof. al-Attas, tidak menunjukkan prosespertumbuhan menujukematangan atau kedewasaan, seperti pandangan hidup Barat, tapi lebih merupakan prosesinterpretasi dan elaborasi wahyu yang bersifat permanen itu.20
2OHK VHEDE LWX ³SHUNHPEDQJDQ´ SDQGDQJDQ KLGXS ,VODP perlu merujuk kepadaperiodedessiminasi ayat-ayat al-4XU¶DQ ROHK 1DEL GDQ SHPDKDPDQ XPPDW
,VODPterhadapnya. Dalam kaitannya dengan itu, maka Prof. Alparslan membagi tiga periode
19Alparslan, Islamic Science, 1920al-Attas, SMN, Prolegomena, 4
10
penting, yaitu 1) Lahirnya pandangan hidup Islam dalam bentuk wahyu 2) lahirnya strukturilmu pengetahuan dalam pandangan hidup tersebut dan 3) lahirnya tradisi keilmuan Islam.
Periode pertama, lahirnya pandangan hidup Islam dapat digambarkan darikronologi turunnya wahyu dan penjelasan Nabi tentang wahyu itu. Sebab, seperti
dijelaskandiatas, sebagai quasi-scientific worldview, pandangan hidup Islam bermula dari peranansentral Nabi yangmenyampaikan dan menjelaskan wahyu. Disini periodeMakkah
merupakan periode yang sangat penting dalam kelahiran pandangan hidup Islam. Karenabanyaknya surah-surah al-4XU¶DQ GLWXUXQNDQ GL 0DNNDK \DNQL VXUDK GDUL VXUDK DO-4XU¶DQ GLWXUXQNDQ GL 0DNNDK PDND SHULRGH 0akkah dibagi menjadi dua periode: Makkah
period awal dan periode akhir. Pada periode awal wahyu yang diturunkan umumnyamengandung konsep-konsep tentang Tuhan dan keimanan kepadaNya, harikebangkitan,penciptaan, akherat, surga dan neraka, hari pembalasan, baik dan buruk, dan lain sebagainyayang kesemuanya itu merupakan elemen penting dalam struktur
worldview Islam. Padaperiode akhir Makkah, wahyu memperkenalkan konsep-konsep yang lebih luas dan abstrak,seperti konsep µLOP QXEXZZDK GÊn, ibÉdah dan lain-lain.21 Dua periode Makkah inipenting bukan hanya karena dua pertiga dari al-4XU¶DQ GLWXUXQNDQ GLVLQL DNDQ WHWDSLkandungan wahyu dan penjelasan Nabi sertapartisipasi masyarakat Muslimdalam
memahami wahyu itu telah menjadikan struktur konsep tentang dunia (world-structure)menjadi jelas. Karena sebelum Islam datang struktur konsep tentang dunia telah
dimiliki olehpandangan hidup masyarakat pra-Islam (Jahiliyyah), maka struktur konsep tentang duniayang dibawa Islam menggantikan struktur konsep yang ada sebelumnya.22 Konsep karam,misalnya, yang pada masa jahiliyya berarti kemuliaan karena harta dan banyaknya anak,dalam Islam diganti menjadi berarti kemuliaan karena ketaqawaan
(inna akramukum indaAllÉh atqÉkum).
Pada periode Madinah, wahyu yang diturunkan lebih banyak mengandung tema-tema umum yang merupakan penyempurnaan ritual peribadatan, rukun Islam, sistim hukumyang mengatur hubungan individu, keluarga dan masyarakat; termasuk
hukum-hukum
21Alparslan, Islamic Science, 71-72.22Professor Izutsu membuktikan munculnya pandangan hidup baru ini dengan menunjukkan
sistimkata yang menjadi unsure pokok dalam kosa-kata bahasa Arab pra-Islam. Contoh yang diberikan disini adalahkata Allah yang dalam al-4XU¶DQ PHUXSDNDQ NDWD \DQJ VDQJDW VHQWUDO \DQJ PHQHPSDWL
medan semantikkeseluruhan kosa-kata, sedangkan dalam sistim kata pada masa pra-Islam Allah tidak mempunyai kedudukanyang sangat sentral, Allah adalah tuhan dalam hirarki tuhan-tuhan yang lain. Penjelasan
lebih detail lihatIzutsu, Toshihiko, God and Man in The Qur'an, Semantic of the Qur'anic Weltanschauung, New Edition,Kuala Lumpur, Islamic Book Trust, 2002, 36-38.
11
tentang jihad, pernikahan, waris, hubungan Muslim dengan ummat beragama lain, dansebagainya.23Secara umum dapat dikatakan sebagai tema-tema yang berkaitan dengankehidupan komunitas Muslim. Meskipun begitu, tema-tema ini tidak terlepas dari tema-temawahyu yang diturunkan sebelumnya di Makkah, dan bahkan tema-tema
wahyu di Makkahmasih terus didiskusikan. Ringkasnya, periode Makkah menekankan pada beberapa prinsipdasar aqÊdah atau teologi yang bersifat metafisis, yang intinya
adalah konsep Tuhan,sedangkan periode Madinah mengembangkan prinsip-prinsip itu kedalamkonsep-konsepyang secara sosial lebih aplikatif. Dalam konteks kelahiran pandangan hidup,
pembentukanstruktur konsep dunia terjadi pada periode Makkah, sedangkan konfigurasi struktur ilmupengetahuan, yang berperan penting dalam menghasilkan kerangka konsep
keilmuan,scientific conceptual scheme dalam pandangan hidup Islam terjadi pada periode Madinah.
Periode kedua timbul dari kesadaran bahwa wahyu yang turun dan dijelaskanNabi itu telah mengandung struktur fundamental scientific worldview, seperti struktur
tentangkehidupan (life-structure), struktur tentang dunia, tentang ilmu pengetahuan, tentang etikadan tentang manusia, yang kesemuanya itu sangat potensial bagi timbulnya kegiatankeilmuan. Istilah-istilah konseptual seperti ilm, iman, usul, kalam,
nazar, wujud, tafsir,ta'wil, fiqh, khalq, halal, haram, iradah dan lain-lain telah memadahi untuk dianggap sebagaikerangka awal konsep keilmuan (pre-scientific conceptual scheme), yang juga berartilahirnya elemen-elemen epistemologis yang mendasar dalam pandangan hidup Islam. Periodeini sangat penting karena menunjukkan wujudnya struktur pengetahuan dalam pikiran
ummat,VODP VDDW LWX \DQJ EHUDUWL PHQDQGDNDQ PXQFXOQ\D ³6WUXNWXU ,OPX´ GDODP SDQGDQJDQ KLGXSIslam, meskipun benih beberapa konsep keilmuan telah wujud pada periode Makkah.
Atas dasar framework ini maka dapat diklaim bahwa pengetahuan ilmiah yangterbentuk dari adanya istilah-istilah keilmuan (scientific terms) dalam
Islam, lahir daripandangan hidup Islam. Ia tidak diimport dari kebudayaan ataupandangan hidup lain. Inibertentangan dengan framework para penulis sejarah Islam kawakan dari Barat,seperti DeBoer, Eugene Myers, Alfrend Gullimaune, 2¶/HDU\24yang umumnya menganggap sains
23Untuk lebih detail tentang perbedaan tema-tema umum antara wahyu yang diturunkan di Makkahdan Madinah Lihat Abu Ammaar Yasir Qadhi, An Introduction to the Science of the Qur'aan, Birmingham,
al-Hidayah Publishing and Distribution, 1999, 100-101.24De Boer misalnya berasumsi bahwa sains dalam Islam lebih banyak ditentukan oleh pengaruh asing
GDQ NDUHQD LWX ³NHVHOXUXKDQQ\D EXNDQ KDVLO PXUQL´ XPPDW ,VODP VHEDE SDGD DEDG SHUWDPD ,VODP WLGDNterdapat kesadaran akan metode dan sistim. Bahkan baginya filsafat Islam hanyalah
eklektisisme, yangbergantung kepada hasil-hasil kerja terjemahan karya Yunani, dan merupakan asimiliasi daripada karya asli.Lihat De Boer, T.J., The History of Philosophy in Islam, Curzon Press, Richmond, U.K.,
1994, hal. .28-29,309. The emphasize on translation see Myers, Eugene A., Arabic Thought and The Western World,
12
dalam Islam bukan asli dari ajaran Islam. Seakan akan tidak ada sesuatu apapun yang berasaldari dan disumbangkan oleh Islam kecuali penterjemahan karya-karya Yunani. Frameworkseperti inidiikutioleh penulis modern seperti Radhakrishnan,25 Majid Fakhry26
W.Montgomery Watt27dan lain-lain. Kesemua asumsi itu sudah tentu berdasarkan padaframework tertentu yang tidak menganggap atau menafikan wujudnyapandangan hidupIslam dan kerangka konsep keilmuan didalamnya. Jelasnya mereka
gagal menangkap asaskebangkitan tradisi intelektual dalam Islam, yaitu pandangan hidup Islam.
Periode ketiga adalah lahirnya tradisi keilmuan dalam Islam. Periode inimemerlukan penjelasan yang lebih panjang dan detail. Seperti
diketahui tradisi keilmuandalam Islam adalah merupakan konsekuensi logis dari adanya struktur pengetahuan dalampandangan hidup Islam. Karena tradisi memerlukan adanya keterlibatan
masyarakat, makaProf. Alparslan mencanangkan bahwa untuk menggambarkan tradisi keilmuan Islam,pertama-tama perlu ditunjukkan wujudnya komunitas ilmuwan dan proses kelahirannya pada awal abad pertama dalam Islam. Kemudian menunjukkan adanya kerangka konsep
keilmuanIslam (Islamic scientific conceptual scheme) yang merupakan framework yang berperan aktifdalam tradisi keilmuan itu.28
Dari proses lahirnya pandangan hidup Islam yang tergambar dari 3 periode diatasdapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang sarat dengan ajaran yang mendorongtimbuhnya ilmu pengetahuan. Ajaran tentang Ilmu pengetahuan dalam Islam yang cikalbakalnya adalah konsep-konsep kunci dalam wahyu itu kemudian ditafsirkan kedalamberbagai bidang kehidupan dan akhirnya berakumulasi dalam bentuk peradaban yang kokoh.
Fredrick Ungar Publishing Co, New York, 1964, hal.7-8. Senada dengan itu Alfred Gullimaune menyatakanbahwa framework, skop dan materi filsafat Arab harus dilacak dari bidang-
bidang dimana filsafat YunaniEHJLWX GRPLQDQ GDODP VLVWLP PHUHND $OIUHG *XOOLPDXQH ³3KLORVRSK\ DQG 7KHRORJ\´ LQ The Legacy ofIslam, Oxford University Press, 1948, hal.239. Demikian pula 2¶/HDU\ SODFHV PHQJDQJJDS SHPLNLUDQ $UDE
hanyalah transmisi filsafat Yunani dari versi Hellenisme Syriac kepada Barat Latin. 2¶/HDU\ 'H /DF\Arabic Thought and Its Place in History, Routledge & Kegan Paul Ltd, London, 1963.hal.viii.
25Radhakrishnan, History of Philosophy, Eastern and Western, George Allan & Unwin Ltd. London,6HH ³,VODPLF 3KLORVRSK\´ &KDSWHU ;;;,, KDO-149.
26Majid Fakhry menekankan pengaruh kebudyaan asing seperti Yunani, India dan Persia kedalamfilsafat Islam. Lihat Fakhry, Majid, A History of Islamic Philosophy, Columbia University Press, New
York, 1983, hal.viii-ix.27Watt menggambarkan lahirnya filsafat dan teologi Islam dari dua gelombang
Hellenisme,gelombang pertama adalah periode penterjemahan karya Yunani dan kedua adalah munculnya filosof MuslimNeoplatonic Aristotelian, seperti al-Farabi, Ibn Sina dan lain-lain. Lihat Watt, M.W, Islamic
Philosophy andTheology, University of Edinburgh Press, Edinburgh, 1985, hal.33-64; 69-128.28Alparslan, Islamic Science, 81
13
Suatu peradaban yang lahir dan tumbuh atas dukungan tradisi intelektual yang berbasis padawahyu.
5)Elemen-elemen pandangan hidup (worldview)
Sebagai sebuah sistim yang secara definitif begitu jelas, worldview ataupandangan hidup memiliki karakteristik tersendiri yang ditentukan
oleh beberapa elemenyang menjadi asas atau tiang penyokongnya. Antara satu pandangan hidup dengan pandanganhidup lain berbeda karena berbeda elemennya atau karakteristiknya.
Demikian pulaperbedaan definisi tentang worldview juga mempengaruhi penentuan elemen didalamnya.Disini akan dibandingkan secara singkat antara elemen pandangan
hidup dalam perspektifpemikir Barat dan pemikiran Muslim.
Menurut Thomas suatu pandangan hidup ditentukan oleh pemahaman individuterhadap enam bidang pembahasan yaitu:
1) Tuhan,2) Ilmu,3) Realitas,4) Diri,5) Etika,6) Masyarakat.29
Seperti disebutkan diatas bagi Thomas elemen-elemen pandangan hidup diatasmerupakan suatu suatu sistim yang integral, dimana antara satu konsep berkaitan dengankonsep yang lain secara sistemik. Hal ini dapat disimak dari pernyataan Thomas berikut ini:
,W EHOLHI LQ *RG¶V H[LVWHQFH LV YHU\ LPSRUWDQW SHUKDps the most important element in any worldview. First if we do believe that God exists, the we are moreOLNHO\ WR EHOLHYH WKDW WKHUH LV D SODQ DQG D PHDQLQJ RI OLIH ««LI ZH DUHconsistent, we will also believe that the source of moral value is not just human
convention but divine will and that God is the highest value. Moreover, we willhave to believe that knowledge can be of more than what is observable and thatthat there is a higher reality ± WKH VXSHUQDWXUDO ZRUOG««LI RQ WKH RWKHUhand, we believe that there is no God and that there is just this one world, whatwould we then be likely to believe about the meaning of life, the nature ofourselves, and after life, the origin of moral standards, freedom andresponsibility and so on.30
29Thomas F Wall, Thinking.. , 1630 Ibid, 60
14
(Kepercayaan terhadap Tuhan adalah sangat penting, mungkin elemen yangterpenting dalam pandangan hidup manapun. Pertama jika kita percaya
bahwaTuhan itu wujud, maka kita tentu percaya bahwa disana terdapat tujuan danPDNQD KLGXS«MLND NLWD NRQVLVWHQ NLWD MXJD DNDQ SH rcaya bahwa sumber
nilaimoral bukanlah hanya sekedar kesepakatan manusia tapi kehendak Tuhan, danbahwa Tuhan adalah nilai Tertinggi. Selanjutnya kita akan percaya bahwa(makna) ilmu pengetahuan itu lebih dari apa yang dapat
diamati dan bahwadisana terdapat realitas yang lebih tinggi ± GXQLD VXSHUQDWXUDO«MLNDsebaliknya, kita percaya bahwa disana tidak ada Tuhan dan bahwa yang adahanya satu dunia, maka demikian pulalah kira-kira yang akan kita percayaitentang makna hidup, hakekat diri kita, kehidupan sesudah mati, asal usul standar
moralitas, kebebasan, tanggung jawab dan lain-lain.
Jadi dengan pernyataan tersebut diatas maka keenam bidang pembahasan diatasyang merupakan elemen suatu pandangan hidup mempunyai kaitan erat satu sama lain.Artinya kepercayaan individu terhadap adanya atau tidak adanya Tuhan akan berkaitansecara konseptual dengan ilmu, realitas, diri, etika dan masyarakat.
Namun bagi Ninian Smart, yang mengkaji worldview dalam konteks kepercayaanatau agama, elemen pandangan hidup ditentukan oleh elemen-elemen dalam agama dankepercayaan masyarakat. Oleh sebab itu ia mengajukan enam
elemen penting suatupandangan hidup, yaitu:
1) Doktrin,2) Mitologi,3) Etika,4) Ritus,5) Pengalaman dan Kemasyarakatan.31
Pandangan Smart terhadap agama nampaknya dipengaruhi oleh persepsinyatentang agama di Barat, sebab disini konsep Tuhan, ilmu
dan realitas nampak absen darielemen pandangan hidup agama. Pandangan Thomas, yang melihat worldview secarafilosofis, nampaknya lehih komrehensif, meskipun, seperti yang akan kita
dipaparkan nanti,elemen-elemen itu tidak selengkap elemen-elemen dalam pandangan hidup Islam. Meskipundemikian elemen pandangan hidup yang disampaikan oleh Thomas
dan Ninian Smartbergunabagi upayamencari bidang-bidangpokok yangdapat digunakan untukmembandingkan antara satu pandangan hidup atau agama dengan yang lainnya.
Tidak banyak cendekiawan Muslimyang menggambarkan elemen-elemenpandangan hidup Islam secara terperinci. Shaykh Atif al-Zayn, misalnya, tidak merincikan
31 Ninian Smart, Worldview, Crosscultural Explorations of Human Belief, 8-9
15
elemen pandangan hidup Islam, namun hanya mengajukan karakteristik yang membedakanantara pandangan hidup Islam dari pandangan hidup lain. Karakteristik itu hanya
tiga:1) Ia berasal dari wahyu Allah,2) Berdasarkan konsep (din) yang tidak terpisah dari Negara dan3) Kesatuan antara spiritual dan material.32
Sebagaimana Shaykh Atif al-Zayn, Sayyid Qutb juga melihat bahwa pandanganhidup Islam itu menyeluruh dan tidak mempunyai elemen ataubagian (MX]¶). Ia adalahkeseluruhan sisi dan sempurna karena kesempuranaan sisi-sisinya. Bahkan pandangan hidup Islam bukan ciptaan manusia, akal manusia tidak dapat
menciptakannya, karena ia berasaldari Allah.33Disini penekanan pada aspek keilahian cukup menonjol, sedangkan aspekkeilmuan tidak disebutkan. Seakan-akan pandangan hidup Islam
sama saja dengan wahyuyang tanpa penjelasan keilmuan.
Menurut Porf. Al-Attas elemen asas bagi worldview Islam sangat banyak danyang ia merupakan jalinan konsep-konsep yang tak terpisahkan. Diantara yang paling
utama adalah1) Konsep tentang hakekat Tuhan,2) Konsep tentang Wahyu (al-4XU¶DQ3) Konsep tentang penciptaan,4) Konsep tentang hakekat kejiwaan manusia,5) Konsep tentang ilmu,6) Konsep tentang agama,7) Konsep tentang kebebasan,8) Konsep tentang nilai dan kebajikan,9) Konsep tentang kebahagiaan.34
10)Dsb.
Disini Prof. al-Attas menekankan pada pentingnya konsep sebagai elemenpandangan hidup Islam. Konsep-konsep ini semua saling berkaitan antara satu sama lainmembentuk sebuah struktur konsep yang sistemik. Elemen yang disampaikan para ShaykhAtif, Sayyid Qutb dan Syed Naquib al-Attas berbeda dalam penekanannya, tapi ketiganya
32Shaykh ÓÏif al-Zayn, al-IslÉm, 11-1233 Sayyid Qutb, KhaÎÉiÎ al-TaÎawwur al-IslÉmi wa MuqawamÉtuhË, Cairo, al-Babi al-Halabi, 1962,
hal.45;Lihat juga Sayyid Qutb, MuqawwamÉt al-Tasawwur al-Islami, 30-3434S.M.N,al-$WWDV ³7KH :RUOGYLHZ RI ,VODP $Q 2XWOLQH 2SHQLQJ $GUHVV´ GDODP 6KDULIDK 6KLID DO-
Attas ed. Islam and the Challenge of Modernity, Proceeding of the inaugural Symposium on Islam and theChallenge of Modernity: Historical and Contemporary Context, Kuala Lumpur Agustus, 1-5, 1994, ISTAC,
Kuala Lumpur, 1996, hal. 29
16
mempunyai kesamaan visi yaitu bahwa pandangan hidup Islam berbeda dari pandanganhidup Barat. Namun apa yang membedakan pandangan hidup Islam
dari pandangan hiduplain mereka berbeda-beda. Shyakh Atif dan Sayyid Qutb perbedaannya adalah pada asal atausumber pandangan hidup tersebut, sedangkan al-Attas melihat
secara lebih konseptual danpraktis. Secara praktis konsep-konsep penting yang diajukan al-Attas itu dapat berguna bagipenafsiran makna kebenaran (truth) dan realitas (reality). Apa yang dianggap benar dan
riel oleh pamdangan hidup Islam tidak selalu begitu bagi pandangan hidup lain. Bagi al-Attasuntuk menentukan sesuatu itu benar dan riel dalam setiap kebudayaan berkaitan erat
dengan sistim metafisika masing-masing yang terbentuk oleh worldview.35Disini kita melihat konseppandangan hidup al-Attas yang menekankan aspek epistemologis cukup menonjol. Dan inicukup signifikan dalam era moderninasi dan globalisasi dimana disolusi konsep sangatmenonjol dan bahkan cenderung melemahkan pandangan hidup Islam
yang kekuatannyatertelak pada struktur konsepnya yang dipahami secara episemologis dan bukan ideologis.
6)Karakteristik pandangan hidup Islam
Dengan mengetahui elemen penting pandangan hidup Islam maka selanjutnyakita dapat mengidentifikasi karakteristik pandangan hidup Islam.
Dalam studi keagamaanmodern (modern study of religion) istilah worldview secara umum merujuk kepada agama dan ideologi, termasuk ideologi sekuler,36tapi dalam Islam worldview merujuk kepada
makna realitas yang lebih luas. Pengertian Prof. al-Attas yang kemudian diistilahkan denganUX¶\DW DO-Islam li al-wujud ³SDQGDQJDQ ,VODP WHUKDGDS KDNLNDW GDQ NHEHQDUDQ
WHQWDQJ DODPsemesta,37dijelaskan lebih lanjut bahwa pandangan hidup Islam itu bukansekedarpandangan akal manusia terhadap dunia fisik atau keterlibatan manusia didalamnya dari segiKLVWRULV VRVLDO SROLWLN GDQ NXOWXUDO«WDSL PHQFDNXS DVSHN al-dunyÉ dan al-Ékhirah, dimanaaspek al-dunyÉ harus terkait secara erat dan mendalam dengan aspek
akherat, sedangkanDVSHN DNKHUDW KDUXV GLOHWDNNDQ VHEDJDL DVSHN ILQDO´38Lebih teknis lagi Prof. Alparslanmenjelaskan bahwa worldview ,VODP DGDODK ³YLVL WHQWDQJ UHDOLWDV GDQ NHEHQDUDQ EHUXSD
35S.M.N,al-Attas in his Prolegomena to The Metaphysics of Islam An Exposition of the FundamentalElement of the Worldview of Islam, Kuala Lumpur, ISTAC, 1995, ix.
36Ninian Smart, Worldview, 237Ia tidak diterjemahkan menjadi Nazrat al-Islam li al-kawn, karena nazar lebih bersifat
observasispekulatif dan al-kawn lebih merupakan pengalaman indrawi atau dunia nyata yang kasat mata. S.M.N, al- Attas, Prolegomena, 1.
38S.M.N, al-Attas, Prolegomena, 1.
17
kesatuan pemikiran yang arsitektonik, yang berperan sebagai asas yang tidak nampak(non- observable EDJL VHPXD SHULODNX PDQXVLD WHUPDVXN DNWLILWDV LOPLDK GDQ WHNQRORJL´39
Dalam pandangan Sayyid Qutb karakteristik pandangan hidup Islam terdiri dari tujuh,yaitu RabbÉniyyah (bersumber dari Allah), bersifat konstan (thabat), bersifat
komprehensif(shumËl), seimbang ( tawÉzun), positif (ijabiyyah), realistis (wÉTL¶L\\DK), keesaan (tawhid),artinya karakteristik yang paling mendasar dari pandangan hidup Islam adalah pernyataanbahwa Tuhan itu adalah Esa dan segala sesuatu diciptakan oleh Nya.40
Karakteristik yang dikemukakan oleh Sayyid Qutb diatas menunjukkan luasnyajangkauan yang menjadi bidang cakupan (spektrum) pandangan hidup
Islam, akan tetapigambaran tentang luasnya spektrum tersebut, justru menjadikannya kurang detail. Untukmelihat sisi lain yang lebih detail mengenai hal itu kita paparkan gambaran
Prof. Al-Attastentang elemen penting yang menjadi karakter utama pandangan hidup Islam. Elemenpenting pandangan hidup Islam itu digambarkan dalam poin-poin berikut ini:41
Pertama: Dalam pandangan hidup Islam realitas dan kebenaran dimaknai berdasarkankepada kajian metafisika terhadap dunia yang nampak (visible world) dan yang tidak nampak(invisible world). Kedua: Pandangan hidup Islam bercirikan pada metode
berfikir yangtawhÊdi (integral). Ketiga: Pandagan hidup Islam bersumberkan kepada wahyu yangdiperkuat oleh agama (din) dan didukung oleh prinsip akal dan intuisi. Keempat:
Elemen-elemen pandangan hidup Islam terdiri utamanya dari konsep Tuhan dan diikuti oleh elemen lain yang berpusat pada konsep Tuhan tsb.
Itulah ciri-ciri pandangan hidup atau worldview Islam yangtidak sajamembedakan Islam dari agama, peradaban dan kebudayaan lain tapi juga membedakanmetode berfikir dalam Islam dan metode berfikir pada kebudayaan lain. Agar identitas
39Alparslan Acikgence, Islamic Science, Towards Definition, Kuala Lumpur, ISTAC 1996, 29.40 Sayyid Qutb, KhaÎÉiÎ al-TaÎawwur al-IslÉmi wa MuqawamÉtuhË, Cairo, al-Babi al-Halabi, 1962,
hal.45;Lihat juga Sayyid Qutb, MuqawwamÉt al-Tasawwur al-Islami, 30-3441Penjelasan al-Attas tentang konsep worldview Islam dan penjabaran elemen-elemen asasnya terdapat
dalam karyanya Prolegomena to The Metaphysics of Islam. Pendahuluan buku ini menjelaskan ciri-cirikhusus pandangan hidup Islam yang berbeda dari pandangan hidup Barat. Teori ini kemudian mendapatpenjelasan lebih detail dalam kaitannya dengan timbulnya sains dan tradisi intelelktual Islam, dariProfessorAlparslan. Professor Alparslan yang telah lama mengkaji teori worldview dalam kaitannya dengan sains dan sistim pemikiran, kemudian menulis risalah berjudul Islamic Science Towards definition, .untuk
proses perjalanan pengNDMLDQQ\D LWXOLKDW ³DFNQRZOHGJHPHQW´ KDOY DO-Attas, SMN,Prolegomena, lihat³,QWURGXFWLRQ´ -37. Cf. Al-Attas, S.M.N., "Opening Address, The Worldview of Islam, an Outline" inSharifah Shifa al-Attas, Islam and The Challenge of Modernity, Historical and Contemporary Contexts,
ISTAC, Kuala Lumpur, 1996, 28-29.
18
pandangan hidup Islam dapat dipahami lebih jelas lagi, ada baiknya dibahas pula pandanganhidup Barat
Pandangan hidup Barat Modern
Karakteristik pandangan hidup Islam akan dapat dipahami dengan lebih jelas jikadibandingkan dengan pandangan hidup lain. Perbandingan yang paling relevan untuk saat ini adalahpandangan hidup Islam dan Barat. Pandangan hidup Barat dapat kita lacak dari periode
modern, yangdari situ lahir pula pandangan hidup kapitalisme.
Sejarahnya, peradaban Barat adalah peradaban yang dikembangkan oleh bangsa-bangsaEropah dari peradaban Yunani kuno yang di kawinkan dengan peradaban Romawi, dan disesuaikandengan elemen-elemen kebudayaan bangsa Eropah terutamanya Jerman,
Inggeris dan Perancis.Prinsip-prinsip asas dalam Filsafat, seni, pendidikan dan pengetahuan diambil dari Yunani;prinsip-prinsip mengenai hukum dan ketatanegaraan diambil dari Romawi. Sementara agama Kristen
yang berasal dari Asia Barat disesuaikan dengan budaya Barat.42
Ketika agama Kristen dominan dalam kehidupan keagamaan masyarkat Eropah, merekamasih berada dalam zaman yang mereka sebut Dark Ages (Zaman Kegelapan). Namun merekamendapat pencerahan setelah mereka menterjemahkan karya-karya cendekiawan Muslim dalamberbagai bidang sains (1050- 1150) kedalam bahasa Latin. Oleh sebab itu Eugene Myers
dengan tegasmenyimpulkan bahwa salah satu faktor terpenting kebangkitan Barat adalahpenterjemahan karya-karya cendekiawan Muslim.43Dari Abad abad kegelapan (Dark Ages), Barat memasuki Zaman
Pencerahan (Renaissance), Revolusi Perancis (France Revolution) dan industrialisasi besar-besaran diInggeris. Melalui proses tersebut maka Barat memasuki apa yang disebut dengan
Zaman Modern.Alain Touraine menggambarkan modernitas sbb:
The idea of modernity make science, rather than God, central to society and at bestrelegates religious belief to the inner realm of private life. The mere presence oftechnological applications of science does not allow us to speak of modern society.Intellectual activity must also be protected from political propaganda or religious
EHOLHIV «SXEOLF DQG SULYDWH OLIH PXVW EH NHSW VHSDUDWH«WKH LGHD RI PRGHUQLW\ LV therefore closely associated with that of rationalization.44
Jalan pikiran mDQXVLD %DUDW PRGHUQ \DQJ MXJD GLVHEXW ³DNDO PRGHUQ´ modern mind) ituWHODK PHPEDZD DQJLQ EDUX DWDX ³FDUD EDUX´ GDODP PHOLKDW VHJDOD VHVXDWX GDQ GDUL VLWXODK ODKLU VDLQVPRGHUQ 'LVLQL NDLWDQ DQWDUD ³FDUD EDUX´ GDODP EHUILNLU GHQJDQ
SHQJetahuan ilmiyah yang 42SMN, Al-Attas, Risalah Untuk Kaum Muslimin, ISTAC, 2000, hal. 164-16543Myers, Eugene A., Arabic Thought and The Western Word, Fredrick Ungar Publishing Co.New
York, 1964, pp. 83.44Alain Touraine, Critique of Modernity, Blackwell, Oxford, UK, 1995, hal. 9-10
19
dihasilkannya sangat erat sekali. Jika kita rujuk kembali definisi worldview diatas maka modernitasadalah pandangan hidup modern. Karena moderrnitas lebih menekankan kepada sains dan
teknologi,ketimbang agama, maka pandangan hidup Barat waktu itu disebut dengan scientific worldview. Sejak saat itulah pandangan hidup orang Barat telah berubah secara fundamental.
Jadi modernitas pada intinya adalah state of mind atau cara berfikir yang diaplikasikankedalam berbagai bidang kehidupan. Oleh sebab itu JW Schoorl mendifinisikan modernisasi menjadi³SHQHUDSDQ SHQJHWDKXDQ LOPL\DK \DQJ DGD NHSDGD VHPXD DNWLILWDV VHPXD
ELGDQJ NHKLGXSDQ DWDXkepada semua aspek kehidupan PDV\DUDNDW´45Penerapan cara berfikir rasional kedalam keseluruhanaspek kehidupan pada akhirnya menjelma menjadi suatu idea yang lebih luas yaitu menciptakanmasyarakat rasional. (rational society), yaitu suatu masyarakat yang segala
kegiatannya termasukbidang sain dan teknologi serta kehidupan politik dikontrol oleh rasio. Karena rasionalitas adalahsatu-satunya prinsip yang mengatur kehidupan individu dan sosial termasuk kehidupan
keagamaan,maka rasionalisasi berkaitan erat dengan tema sekularisasi. Jadi dua elemenpenting peradabanmodern adalah rasionalisasi dan sekularisasi. Dengan kedua elemen ini maka pandangan hidup Barat
tidak lagi bersifat teistik dalam memandang segala sesuatu.46
Diskursus yang meletakkan Tuhan secara sentral hanya terbatas pada para teolog, sedangkanpara filosof lebih tertarik pada sains. Modernisme terus berjalan dan berkembang pada abad-abadberikutnya. Habermas menyatakan bahwa proyek modernisasi berkulminasi pada abad ke 18 M,
disaat mana model pemikiran rasional menjanjikan liberalisasi masyarakat dari mitologi irrasional,agama dan takhyul.47 Inilah gerakan sekularisasiyang sebenarnya yangberupaya untukmenyuntikkan gagasan desakralisasi ilmu dan organisasi sosial. Menurut James E. Crimmins, prosesGHVDNUDOLVDVL DWDX GDODP LVWLODK :HEHU µdisenchantment¶ LQL PHPDQJ VHQJDMD
GLDUDKNDQ XQWXNmelawan agama dan digambarkan sebagai agen utama untuk menggusur dan menggeser agamatradisional.48Hasil dari gerakan desakralisasi agama itu sendiri maka peminggiran agama dari fungsinya yang sentral dalam kehidupan public dan berbagai diskursus tidak dapat
dielakkan. AlainFinkielkraut dalam bukunya The Defeat of the Mind menggambarkan kondisi agama pada era modern sbb:
:KDW WKH\ FDOOHG *RG ZDV QR ORQJHU WKH 6XSUHPH %HLQJ EXW FROOHFWLYH UHDVRQ««)URP QRZon God existed within human intelligence, not beyond iW JXLGLQJ SHRSOH¶V DFWLRQ DQG VKDSLQJtheir thoughts without their knowing it. Instead of communicating with all creatures, as His
45JW.Schoorl, Modernization, terjemahan bahasa Indonesia olehRG.Soekadijo, Modernisasi,Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-negara Berkembang, Penerbit Gramedia, Jakarta, 1981, hal. 4
46Menurut Huston Smith pendekatan yang bersifat teistik para pemikir Barat, yang ditandaiolehpemikiran yang memposisikan konsep Tuhan secara sentral dalam berbagai diskursus hanya berjalan hinggaabad ke sebelas. Lihat Smith, Huston, Beyond The Post-Modern Mind, Quest Book, The TheosophicalPublishing House, Wheaton, Illinois, USA, 1989, hal. 5.
47David Harvey, The Condition of Postmodernity, Cambridge, Blackwell, 1991, 12-3.48 James E.Crimmins, (ed) Religions, Secularizatin dan Political Thought, London, Routledge,
1990, 7.
20
namesake did, by means of the Revelation, God no longer spoke to man in a universal tongue;He now spoke within him, in the language of his nation.49
Gambaran ini menunjukkan bahwa dengan dihapusnya nilai-nilai transendental, maka Tuhantelah direduksi menjadi semangat kebangsaan dan kebudayaan. Ini juga berimplikasi padapembebasan pemikiran rasional dari agama dan segala macam kepercayaan yang ada di masyarakat.Bagi mereka tidak ada agama yang bisa dipahami secara rasional. Pada zaman ini (yakni
modern)pemikiran yang mendiskusikan apakah Tuhan itu ada atau tidak, sebagaimana pada zaman pra-modern sudah tinggal sedikit, yang ada hanya diskusi yang justru menggugat agama. Meskipundemikian Alain sendiri percaya bahwa pada abad ke 18 itu masih dapat dianggap abad
metafisika,50
namun fondasi metafisis yang menjadi pembela kebenaran agama perlahan-lahan mulai tidak dapatdipertahankan lagi dan tinggal menunggu penghapusan metafisika pada abad berikutnya.
Selain dari elemen Rasionalisme dan sekularisme, Barat Modern juga menganut pandanganfilisafat empirisisme yaitu suatu prinsip yang merupakan konsekuensi logis dari rasionalisme dansainitifisme. Dari perspektif ontologism Barat modern juga diwarnai oleh prinsip dualisme dalammemandang realitas, pemisahan jiwa dan raga adalah contoh yang paling kongkrit. Berkaitan eratdengan dualisme adalah cara memandang segala sesuatu secara dichotomis, yaitu suatu cara pandangterhadap realitas secara mendua. Dan yang terakhir adalah humanisme. Hal ini muncul sebagaikonsekuensi logis dari adanya proses sekularisasi, desekularisasi dan disenchantment of nature.
Jadi gambaran singkat pandangan hidup Barat Modern diatas menunjukkan bahwa elemenpandangan hidup Barat terdiri dari rasionalisme, sekularisme, empirisisme (positivisme), dualisme atau dichotomi dan humanisme.
Pandangan Hidup Kapitalisme Barat
Makna Kapitalisme adalah sistim ekonomi yang berorientasi pada cara-cara produksi secaraindividu atau dimiliki oleh individu, dimana distribusi, penentuan harga dan jasa-jasa pelayaandidalamnya ditentukan oleh pasar bebas. Pengertian individu disini dapat juga diartikan sebagaiindividu secara kolektif dalam bentuk perusahaan (corporate ownership) dan bukan milik
masyarakatatau milik negara.51Oleh sebab itu kapitalisme juga disebut dengan sistim ekonomi denganpendekatan pasar bebas (free market). Para pendukung sistim ini percaya bahwa pasar adalah efisiendan harus berfungsi secara bebas tanpa campur tangan pihak manapun, tugas negara hanya mengatur dan memproteksi.52Jika kapitalisme menekankan pasar bebas dan kompetisi maka sosialisme
49 Alain Finkielkraut, The Defeat of The Mind,(trans. by Judith Friedlander, New YorkColumbia University Press, 1995, 18.
50 Ibid, 19.51John Schrems, Understanding Principles of Politics and the State, PageFree Publishing (2004), page234.52http://www.investorwords . com/713/capitalism . htm l
21
berdasarkan pada kerjasama (koperasi) yang menekankan pada perencanaan dan distribusi yangdisentralisir.53
Kapitalisme adalah sistim ekonomi produk dari kebudayaan Barat modern. Ia dianggap jugasebagai sistim sosial (social system) yang pertama dan terpenting di Barat yang berkembang menjadi Kebudayaan Kapitalis (Capitalist Civilization).54Jika kita merujuk kepada definisi worldview diatas
maka pandangan hidup kapitalisme dapat diartikan sebagai kepercayaan, sikap mental dan carapandang masyarakat Barat terhadap cara-cara pemenuhan kebutuhan materi mereka. Dalam teoriMaxWeber sikap manusia untuk memenuhi kebutuhan materialnya ini disebut dengan Spirit of capitalism(Semangat Kapitalism). Ini adalah kata lain untuk menyebut manusia sebagai homo economicus.55
Spirit of Capitalism ini menurut Weber terdapat dalam agama Protestan, khususnya dalamsekte Puritan. Tapi perlu dicatat bahwa yang dimaksud Weber adalah orang Protestan dan bukanteologinya atau Bible. Sebab menurutnya, semangat kapitalisme ini bermula dari praktek-praktekyang telah dilakukan oleh Benyamin Franklin (1706-1790). Pada masa
sebelum Franklin agamaProtestan tidak memiliki cukup kekuatan yang dapat mendorong terselenggaranya kegairahan kerjasesuai dengan cita-cita kapitalisme. Agama Protestan benar-benar menjadikapitalistis setelahdilengkapi oleh ajaran-ajaran Franklin.
Yang menjadi rujukan Weber pertama-tama adalah sikap hidup sehari-hari BenyaminFranklin, seperti berlaku hati-hati, bijaksana, rajin dan bersungguh-sungguh dalam
mengelola bisnis,tidak bermalas-malasan dan tidak berkata kecuali yang bermanfaat untuk diri sendiri maupununtukorang lain. Hati-hati dan hemat, melakukan segala sesuatu dengan baik sehingga tidak sia-sia. Rajindan tidak membuang-buang waktu. Tulus dan tidak berlebih-lebihan dan
sebagainya.56 Tujuan
kehidupan adalah untuk mendapatkan kemakmuran dan kekayaan. Kegiatan ekonomi adalah suatutugas dalam rangka melayani Tuhan. Untuk tujuan ini seseorang mesti ingat waktu adalah uang.Memanfaatkan modal sesuai dengan kepentingannya, jujur dan tepat waktu dalam menghaslikanpinjaman, mau bekerja keras akan membantu meningkatkan simpanan. Hemat dalam pemakaianuang, tidak memboroskannya pada hal-hal yang tidak perlu dan tidak dipakai untuk hidup
bermalas-malasan serta mencari kesenangan yang sifatnya sementara, tapi sedikit demi sedikit ditabungkandan dijadikan kapital tertentu akan menghasilkan keuntungan yang berlipat. Singkat kata,
cara untuk
53http://www.investorwords.com/4613/socialism.html54Immanuel Wallestein, Historical Capitalism with Capitalist Civilization, Verso, London New York,1996, 13; Schumpeter menggunakan istilah "Civilization of Capitalisme" Joseph A Schumpeter,Capitalism, Socialism, hal. 121.55 Gordon Marshal, In Search of the Spirit of Capitalism: An Essay on Max Weber's Protesteant Ethic,
(New York: Columbia University Press, 1982), hal. 97.56Max weber, The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism, Trans. Talcott Parsons,
Anthony Giddens, London ; Boston : Unwin Hyman, 1930. lihat Bab II.
22
memperoleh kekayaan adalah dengan cara hidup rajin dan hemat dalam arti tidak membuang-buang waktu dan uang, tetapi menggunakannya sebaik mungkin.57
Jadi sumber semangat Kapitalisme adalah sikap hidup orang Protestan, seperti BenyaminFranklin, dan bukan teologi yang terpancar dari Bible, meski disebutkan bahwa kegiatan ekonomiadalah untuk melayani Tuhan. Oleh karena itu tidak heran jika Franklin memisahkan
moralitas dariteologi.58Weber sendiri juga mengakui bahwa tidak semua usaha untuk mencari keuntungan selaludibarengi dengan pertimbagan moral. Tindakan-tindakan amoral untuk memperoleh keuntunganpribadi mewarnai perjalanan kapitalisme. Weber menggambarkan sikap moral kapitalisme ini
denganmeminjam ungkapan seorang kapten laut Belanda:"Pergilah ke neraka untuk mendapatkan keuntungan, sekalipun kamu akan menghanguskan layarmu".59 Oleh karena itu pendekatan Weber
adalah sosiologis dan bukan teologis. Hypothesisnya adalah bahwa orang Katholik mementingkankehidupan yang tenang dan suka pada kehidupan yang nyaman sedangkan orang Protestan lebih
sukapada kehidupan yang penuh resiko dan menantang untuk mendapatkan kehormatan dan kekayaan.60
Namun, etika Protestan ternyata bukan satu-satunya sumber. Meningkatnya suplai emas keEropah yang mengakibatkan inflasi pada abad pertengahan telah membuka peluang bagi sikap-sikapkapitalistis untuk mengambil kesempatan. Situasi ini ditambah lagi oleh munculnya
negara-negarabangsa yang kuat pada era mercantilis (1500-1750). Negara-negara itu kemudian melahirkankebijakan yang memungkinkan swasta lebih berperan dalam pengembangan ekonomi. Dan itu
semua membuat lajunya sistim kapitalisme di Barat.61
Jadi masalahnya baik orang Katholik maupun orang Protestan tidak mendasarkan sikap hidupmereka dalam berekonomi pada teologi Kristen. Weber sendiri mengakui bahwa orang KatholikPerancis pada umumnya tertarik pada kemewahan dan tidak perduli pada agama. Begitu juga orangProtestan di Jerman yang juga terlibat jauh dengan kehidupan duniawi
sama-sama meninggalkanagamanya. Jadi, Spirit of Capitalism bukan berasal dari teologi Protestan, mungkin itu sebabnyaWeber menyebutnya Protestant Ethic. Karena agama bukan asas konseptualnya maka etika inidalam realitas sosialnya berkembang menjadi kerakusan material dan
menghasilkan motto yangberbunyi "greed is good" (rakus adalah bagus).62
Disini dapat disimpulkan bahwa kapitalisme adalah produk dari sikap keagamaan penganutsekte Protestan dan bukan konsep yang diderivasi secara resmi dari ajaran Kristen yang berdasarkan
57 Ibid, hal. 48-5558 Raplh Kercham, "Benyamin Franklin", The Encyclopedia Americana, International Edition (New
York: Americana Corporation, 1974), vol. 12, hal. 8-12.; lihat juga Kurt Samuelson, Religion and EconomicActioin: A Critique of Max Weber, (New York: Harper Torch Books And Row Publication, 19640, hl. 55-56.
59Weber, The Protestant Ethic, hal. 5760Weber, The Protestant Ethic, hal. 40-4161The New Encyclopedia Britanica, vol. 2, Encyclopedia Britanica inc, The University of Chicago,
1991, hal. 831.62http://cepa.newschool.edu/het/profiles/weber.htm dilihat pada tanggal 15 April 2007
23
pada Bible. Besar kemungkinan sikap kapitalistis itu lebih dipengaruhi oleh situasi sosialekonomiEropah zaman renaissance yang diwarnai oleh pandangan hidup saintifik (scientific worldview)daripada oleh ajaran agama mereka. Protestan sendiri muncul karena pengaruh rasionalisme Barat modern.
Kapitalisme sebagai kebudayaan
Sejalan dengan pandangan hidup Barat modern yang bercirikan rasionalisme, saintifisme,sekularisme dan cara pandang yang empiristis, maka kapitalisme dapat dikatakan sebagai
produk daripadangan hidup Barat modern. Salah satu elemen pandangan hidup Barat yang mempengaruhikapitalisme adalah rasionalisme. Menurut Weber yang menonjol dalam pemikiran kapitalisme adalahsemangat kalkulasi rasional (spirit of rational calculation) yang dikembangkan menjadiprinsip-prinsip pengembangan teknologi dan produksi. Yang terpenting disini bagi Weber adalah
semangatentrepeneurship yang merebak ke bidang politik dan kultural. Kapitalisme akhirnya mempengaruhiperkembangan bentuk perusahaan, kepercayaan publik dan birokrasi dunia modern. Weber
dengan tegas menyatakan
It might thus seem that the development of the spirit of capitalism is best understood as partof the development of rationalism as a whole, and could be deduced from the fundamentalposition of rationalism on the basic problems of life. In the process Protestantism would onlyhave to be considered in so far as it had formed a stage prior to the development of a
purely rationalistic philosophy.63
Kutipan diatas menunjukkan bahwa perkembangan semangat kapitalisme dapatdipahamidengan baik dari perkembangan rasionalisme di Barat, dan yang lebih
jelas lagi dari pandanganrasionalisme terhadap problem-problem kehidupan. Protestanisme hanya diperhitungkan sebagaisuatu tahapan sebelum berkembangnya filsafat rasionalistis yang murni. Jadi kapitalisme
tidak dapatdilepaskan dari pandangan hidup Barat yang rasionalistis.
Dari semangat rasionalisme Protestan dan Barat modern itu maka kapitalisme berkembangmenjadisistim ekonomiyang mendunia yangoleh Joseph disebutCapitalist Civilization
(Kebudayaan Kapitalis). Dalam Pendahuluan diatas telah disebutkan bahwa asas setiap kebudayaandan peradaban adalah worldview, maka dari itu kapitalisme adalah
kebudayaan dan sekaliguspandangan hidup (worldview). Sebagai suatu pandangan hidup tentu ia mempunyai elemen dan ciri-cirinya tersendiri. Joseph A Schumpeter menyebutkan ciri-ciri kebudayaan kapitalisme sejalandengan ciri-ciri rasionalisme Barat, sbb:
1)Adanya pemikiran atau perilaku individu yang rasional yang berkembang menjadipemikiran kolektif yang mengkritisi berbagai pihak termasuk kekuasaan politik dan agama.
63 Weber, The Protestant Ethic, bab II.
24
2)Kapitalisme juga berkembang menjadi cara pandang masyarakat terhadap alam semesta,tentang kehidupan, tentang arti keadilan, konsep keindahan, kesehatan, filsafat hidup dan lain-lain
3)Kapitalisme merupakan sikap terhadap sains modern, manusia modern dan cara-cara sainsmodern dikembangkan. Dari sikap hidup ini kemudian timbul seni kapitalis (capitalis art) dan gaya hidup kapitalis (capitalist style of life).
4)Oleh karena pengaruh rasionalisasi perilaku dan pemikiran maka rasionalisasi jugamempengaruhi sikap mereka terhadap kepada kepercayaan metafisis, mistik dan ide-
ide yang lainsehingga semua itu akan mengasah metode dalam mencapai tujuan akhir.
6)Kebebasan berfikir dan memandang dunia secara pragmatis terjadi secara alami.64
Selain dari yang diungkapkan Joseph diatas masih terdapat ciri-ciri lain dari kapitalisme yangmenyangkut cara pandang terhadap realitas. Ciri itu adalah doktrin universalisme, yaitu kepercayaanbahwa disana terdapat pernyataan umum tentang dunia fisik dan sosial yang benar secara universaldan permanent. Tujuan sains adalah mencari pernyataan ini sehingga dapat menghilangkan apa
yangselama ini disebut subyektif. Universalisme ini kemudian menjadi keyakinan (faith) dan jugaepistemologi dan puncaknya adalah ideologi (kapitalisme). Untuk itu
kapitalisme menggunakanuniversitas sebagai tempat workshop ideologi dan singgasana kepercayaan itu, selain sebagai tempatmencari kebenaran. Dan sejalan dengan sistim ekonomi kapitalis, Amerika
yang menganutliberalisme berpendirian bahwa kebenaran hanya dapat diketahui dari hasil interaksi dalam pasarbebas bagi ide-ide (free market-place of ideas).65
Selain itu ketika ekonomi dunia kapitalis disebar luaskan ada beberapa aktifitas yang ikutserta didalamnya, seperti Kristenisasi, pemaksaan penggunaan bahasa Eropah,pengajaran tentangteknologi tertentu, perubahan undang-undang dan lain-lain. Sistim kapitalis ini seringkalidisebarkanmelalui kekuatan militer atau lewat persuasi terhadap pemimpin yang
didukung oleh militer.Keseluruhan proses penyebaran sistim ini oleh Emmanuel Wallestein yang disebut "westernisasi"atau lebih arogan lagi mereka klaim "modernisasi"yang dibumbui dengan kepercayaan pada
ideologiuniversalisme tersebutdiatas. Globalisasimerupakan proyeklain dan sangatmenguntungkan kapitalisme. Kapitalisme lebih kuat dari sistim ekonomi non-kapitalis, sebab iamempunyai sarana dan strategi yang kuat untuk menjadikan sistim pasar itu
universal. Jadiglobalisasi menurut Gibson-Graham adalah tindak kekerasan yang berakhir dengan pembunuhan
64Joseph A Schumpeter, Capitalism, hal, 121-124.65 Immanuel Wallerstein, Historical Capitalism with Capitalist Civilization, hal. 81
25
bentuk ekonomi selain kapitalisme. Gaya hubungan sosial dan ekonomi kapitalis didesain agar dapatmasuk kedalam sistim sosial dan ekonomi lain, tapi tidak sebaliknya.66
Alasan yang sering digunakan adalah efisiensi ekonomi, tapi pada saat yang sama menyebarkan norma-norma kultural baru dan menggeser kultur tradisional yang menjadi
saingannya.Norma-norma atau konsep baru yang dibawa kapitalisme itu adalah demokrasi liberal, kebebasansipil, kebebasan berpolitik dan kesempatan ekonomi bagi setiap warganegara.67
Kultur yang dibawa oleh kapitalisme atau faktor pendukungnya telah merupakan kebudayaandan pandangan hidup. Menurut Huntington elemen-elemen kebudayaan Barat Kapitalis yang iaQDPDNDQ VHEDJDL ³SDUDGLJPD SHUDGDEDQ´ DGDODK prinsip-prinsip keagamaan dan filsafat.68Paradigma
peradaban dalam konteks Negara Kapitalis Amerika ia sebut dengan $PHULFD¶V FRUH FXOWXUH Identitasperadaban Amerika itu dapat diketahui melalui elemen-elemen pentingnya yaitu
1)Agama Kristen.2)Etos kerja dan nila-nilai moralitias Protestan,3)Filsafat4)Bahasa Inggeris,5)Tradisi hukum bangsa Inggeris,6)Sistim politik demokrasi liberal7)Khazanah seni dan sastra, filsafat dan musik Eropa.8)Prinsip-prinsip liberalisme, persamaan, individualisme,9)Kapitalisme.69
Dari matrik pandangan hidup yang dipaparkan Thomas Wall yang terdiri dari konsep Tuhan, Ilmu, Realitas, Diri, Etika dan Masyarakat,70jelaslah bahwa pandangan hidup Islam berbeda
secara diametris dan konseptual dari pandangan hidup Barat, baik Barat modern maupun Baratpostmodern.
Kajian perbandingan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pandangan hidup Baratadalahgambaran khas tentang teori-teori pertumbuhan ekonomi. Pandangan hidup ini berdasarkan padaasumsi utopis bahwa ekonomi adalah ilmu yang bebas nilai, rasional, analitis dan teknis. Sistim
66Gibson-Graham J.K., The End of Capitalism (as we knew it), Feminist Critique of PoliticalEconomy, Blackwell Publisher, 1996, 125.67Joseph A Schumpeter, Capitalism, hal, 109.
68Samuel P. Huntington, If Not Civilizations, What? Samuel Huntington Responds to His Critics,dalamhttp://www.foreignaffairs.org/author/Samuel-p-huntington/index.html
69http://www.newyorker.com/critics/books/?040517crbo_books70Thomas F Wall, Thinking.. , 16
26
ekonomi kapitalisme berpegang pada teori bahwa perkembangan ekonomi ditentukanoleh pasaryang dalam buku ekonomi disebut kompetisi sempurna, atau dalam istilah Adam Smith
dinamakanthe invisible hand.
Pandangan hidup Islam tidak berangkat dari pemikiran tentang kehidupan dunia dankehidupan dunia dan akherat sekaligus. Oleh sebab itu, konsep-konsep tentang kehidupan duniaselalu terkait erat dengan konsep kehidupunan akherat. Maka dari itu, jika kapitalisme
memisahkanmoralitas dari teologi, maka Islam tidak. Islam tidak menafikan perlunya rasionalitas untukmenyelesaikan masalah kehidupan dunia, tapi konsep rasional dalam Islam tidak hanya
terbatas padalogika matematis, ia melibatkan pula dimensi spiritual.
Secara keseluruhan Islam berbeda dari pandangan hidup Barat Kapitalis. Francis Fukuyamadalam bukunya The End of History, and the Last Man mengakui bahwa Islam menurutnya memiliki
nilai moralitas dan doktrin-doktrin politik dan keadilan sosialnya sendiri. Ia bahkan meletakkan Islamsejajar dengan ideologi Liberalisme, Kapitalisme, Komunisme dsb. Dan bahkan dalam politik
pernahmenjadi tantangan bagi demokrasi liberal dan praktek-praktek liberal. Tapi kini menurutnyakekuatan Islam tidak demikian bahkan kondisi Islam kini menjadi terbalik.
Baginya dunia Barat Posmodern dengan prinsip 'free market" kapitalisme dan "liberalisme"merupakan babak akhir dari sejarah manusia (the end of History). Artinya paham liberalisme adalahalternatif terakhir bagi ummat manusia, faham apapun yang tidak dapat mengakomodir ciri-ciri iniakan tersingkir dari proses evolusi menuju kesempurnaan sejarah atau
tertinggal jauh di belakang.Maka dari itu dia menyimpulkan:
Tidak diragukan lagi, dunia Islam dalam jangka panjang akan nampak lebih lemahmenghadapai ide-ide liberal ketimbang sebaliknya, sebab selama seabad setengah yang lalu
liberalisme telah memukau banyak pengikut Islam yang kuat. Salah satu sebab munculnyafundamentalisme adalah kuatnya ancaman nilai-nilai liberal dan Barat terhadap masyarakat
Islam tradisional.71
Lebih spesifik dan parsial lagi Ronald Inglehart and Pippa Norris menggambarkan perbedaanIslam dan Barat berkaitan dengan kesetaraan gender, dan kebebasan seks. Jadi yang terjadi antaraBarat dan Islam, menurut mereka, adalah benturan peradaban seks (Sexual clash of Civilization).
Garis kultural yang memisahkan Barat dan dunia Islam bukan tentang demokrasi tapiseks. Menurut hasil survey terbaru, Muslim dan Barat sama-sama menginginkan
demokrasi, namun dunia mereka menjadi terpisah ketika mereka bersikap terhadap
71$VOLQ\D´Indeed, the Islamic world would seem more vulnerable to liberal ideas in the long run thanthe reverse, since such liberalism has attracted numerous and powerful Muslim adherent over the past centuryand a half. Part of the the reason for current, fundamentalist revival is the stregth of the
perceived threatfrom liberal, Western values to traditional Islamic societies. Francis Fukuyama, The End of History and The Last Man, Avon Book, New York, 1992,hal 45-46.
27
perceraian, aborsi, kesetaraan gender, dan hak-hak gay, sehingga hal ini tidak PHQMDQMLNDQ EDJL PDVD GHSDQ GHPRNUDVL GL 7LPXU 7HQJDK««Di Barat generasi mudanya, dalam soal seks, menjadi semakin liberal, sementara di dunia
,VODP PDVLK WHWDS PHQMDGL PDV\DUDNDW \DQJ SDOLQJ WUDGLVLRQDO GL GXQLD´72
Cara pandang yang terakhir ini menunjukkan cara pandang terhadap masalah, dan inimembuktikan bahwa pandangan hidup mereka memang berbeda kalau tidak
bertentangan denganIslam.
Kesimpulan
Pembahasan diatas baru merupakan kajian awal yang perlu dikembangkan kedalam perbandingankonsep yang lebih mendetail. Kajian tentang kapitalisme sebagai sistim
ekonomi telah banyakdilakukan orang, namun kajian tentang kapitalisme sebagai kebudayaan danpandangan hidupmemerlukan pemabahasan yang lebih komprehensif. Konsep kuncinya adalah tentang makna hidup namun ia melibatkan dan mengakibatkan timbulnya konsep-konsep lain seperti harta,
kebahagiaan,kenikmatan, keadilan, tujuan hidup dan lain-lain. Dari konsep kunci ini saja Islam telah berbeda dariBarat atau kapitalisme, maka sangat wajar jika dalam konsep-konsep
kulturalnya menjadi berbedasama sekali. Namun perlu digaris bawahi bahwa kajian tentang pandangan hidup Islam secarakomprehensif dan konseptual sangat diperlukan sebelum kajian terhadap pandangan hidup laindilakukan.
72Ronald et al, The True«