45
TEKNIK CNC MODUL TEORI POLITEKNIK BOSOWA PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN

TEKNIK CNC MODUL TEORI

Embed Size (px)

Citation preview

TEKNIK CNC

MODUL TEORI

POLITEKNIK BOSOWA

PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

Kampus 1: Jln. Kapasa Raya, No. 23, Kima, Makassar-Sulawesi

Selatan 90123

Telp. +62 411 472 001 2, Faks. +62 411 472 001 3

Email:[email protected], Website: www.politeknik-

bosowa.ac.id

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi roabbil’alamin, puji syukur kita panjatkan

kepada Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan bahan ajar teknik cnc pada

semester III.

Bahan ajar ini disusun berdasarkan kurikulum Perawatan Dan

Perbaikan Mesin Politeknik Bosowa yang merupakan mata kuliah

yang disajikan pada semester III.

Tujuan utama pelajaran Teknik CNC iyalah agar mahasiswa

dapat mengetahui dasar – dasar dan tata cara proses permesinan

menggunakan mesin-mesin CNC. Dalam perkembangan selanjutnya

bahan ajar ini akan selalu dievaluasi dan direvisi sesuai dengan

kebutuhan dan perkembangannya.

Penulis sangant mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi penyempurnaan bahan ajar ini. Semoga bahan ajar

ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya dalam usaha

mencerdaskan bangsa.

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

Makassar , Agustus 2014

Tim Penyusun

ContentsBAB 1................................................................3

1.1 Latar Belakang Atau Sejarah Terberntuknya Mesin CNC.............3

1.2 Bagian-Bagian Mesin CNC (Computer Numerically Controlled).......7

BAB II...............................................................8

2.1 DASAR-DASAR PEMOGRAMAN MESIN CNC................................8

2.2 Prinsip gerakan sumbu utama dalam mesin CNC.....................8

2.2.1 Pemrograman Absolut...........................................8

2.2.2 Pemrogramman Relatif (inkremental)..............................9

2.2.3 Pemrogramman Polar...........................................10

2.2.4 Gerakan sumbu utama pada mesin CNC...........................11

2.3 Standarisasi Pemrogramman Mesin Perkakas CNC...................12

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

BAB III.............................................................17

3.1 TOOL SETTING DAN PSO FILE......................................17

3.2 Setting Nol Pahat Tunggal......................................17

3.2.1 Pada mesin CNC Turning.......................................17

3.2.2 Pada Mesin CNC Milling.......................................20

3.4 Setting Nol Multy Tools........................................22

2.3 PSO File.......................................................26

BAB IV..............................................................28

4.1 Parameter Lingkaran............................................28

4.2 Analisa Grafis.................................................31

4.3 Metode Analisis................................................32

BAB 1

1.1 Latar Belakang Atau Sejarah Terberntuknya Mesin CNC

Dewasa ini perkembangan dunia manufactur semakin berkembang, salah

satunya adalah penggunaan teknologi komputer kedalam

proses manufactur di dunia industri saat ini. Penggunaan teknologi

komputer yang mengalami kemajuan pesat diantaranya adalah penggunaan

mesin CNC (Computer Numerically Controlled), yang mana cara pengoperasiannya

menggunakan program yang dikontrol langsung oleh komputer dan dengan

bantuan operator.

Awal lahirnya mesin CNC ( Computer Numerical Controlled) bermula

dari 1952 yang di kembangkan oleh John Pearseon dari Institut

Teknologi Massachusetts, atas nama Angkatan Udara Amerika Serikat.

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

Semula proyek tersebut di peruntukan untuk membuat benda kerja khusus

yang rumit. Semula perangkat CNC memerlukan biaya yang tinggi dan

volume unit pengendali yang besar.Pada tahun 1973, mesin CNC masih

sangat mahal sehingga masih sedikit perusahaan yang mempunyai

keberanian dalam memplopori investasi dalam teknologi ini.Dari tahun

1975, produksi mesin CNC mulai berkembang pesat. Perkembangan ini di

pacu oleh Microprocessor,sehingga volume unit pengendali dapat lebih

ringkas. Dewasa ini penggunaan mesin CNC hampir terdapat di segala

bidang Dari bidang pendidikan dan riset yang mempergunakan alat-alat

demikian dihasilkan berbagai hasil penelitian yang bermanfaat yang

tidak terasa sudah banyak di gunakan dalam kehidupan sehari–hari di

kalangan masyarakat banyak.Mesin CNC adalah suatu mesin yang dikontrol

oleh komputer dengan menggunakan bahasa numerik (data perintah dengan

kode angka, huruf dan simbol) sesuai standart ISO. Sistem kerja

teknologi CNC ini akan lebih sinkron antara komputer dan mekanik,

sehingga bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang sejenis, maka

mesin perkakas CNC lebih teliti, lebih tepat, lebih fleksibel dan

cocok untuk produksi masal. Dengan dirancangnya mesin perkakas CNC

dapat menunjang produksi yang membutuhkan tingkat kerumitan yang

tinggi dan dapat mengurangi campur tangan operator selama mesin

beroperasi.

mesin perkakas adalah suatu alat yang memotong atau piranti

pengolahan lain dari benda kerja, benda kerja adalah objek yang

diproses. Manakalah mesin perkakas sedang melakukan pemakanan, program

intruksi dapat diubah untuk memproses suatu pekerjaan baru. Numerical

control (NC) adalah suatu format berupa program otomatis dimana

tindakan mekanik dari suatu alat – alat permesinan atau peralatan lain

dikendalikan oleh suatu program yang berisi data kode angka. Data

alphanumerical menghadirkan suatu intruksi pekerjaan untuk

mengoprasikan mesin tersebut.

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

Numeric Control (NC) adalah suatu kendali mesin atas dasar

informasi digital, ini diperkenalkan di area pabrikasi. NC adalah

bermanfaat untuk produksi rendah dan medium yang memvariasikan

produksi item, di mana bentuk, dimensi, rute proses, dan pengerjaan

dengan mesin bervariasi. Mesin perkakas NC meliputi mesin dengan

operasi tujuan tunggal, yang memberikan informasi kuantitatif seperti

pengerjaan dengan mesin operasi yang disajikan oleh suatu computer

kendali dengan program database yang menyimpan instruksi secara

langsung untuk mengendalikan alat – alat bermesin CNC (Computer

Numerical Control). Kode data diubah untuk satu rangkaian perintah,

yang mana servo mekanisme, seperti suatu pijakan motor yang berputar

sesuai jumlah yang telah ditetapkan, memperbaiki dengan masing-masing

mengemudi dari suatu meja pekerjaan dan suatu alat untuk melaksanakan

suatu pengerjaandengan mesin dan gerakan yang   ditetapkan  oleh

suatu sistem pengulangan tertutup atau terbuka.

CNC yang dikendalikan dapat melakukan pekerjaan berbentuk linier,

lingkar, atau sisipan berbentuk parabola.

Dalam rangka menerapkan ilmu yang telah diperoleh dari mata

kuliah Mesin Perkakas CNC, bagaimana cara menggunakan mesin bubut TU-

2A. Untuk lebih memahami mengenai mesin bubut CNC maka mahasiswa perlu

mengikuti praktikum CNC yang lebih mendalam. Untuk dapat mengetahui

bagian-bagian dari mesin bubut TU-2A, proses yang dapat dilakukan oleh

mesin bubut TU-2A, dan cara pengoperasiannya merupakan bagian dari

proses pembelajaran praktikum CNC.

Dalam praktikum CNC ini Mahasiswa dapat merancang suatu profile

yang dapat dikerjakan dengan bubut TU-2A, yang menjadikan pembelajaran

dari teori-teori yang didapat dari mata kuliah mesin perkakas

CNC. Sehingga mahasiswa mampu mengaplikasikan antara teori dengan

praktek di lapangan.

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

Secara luas penggunaan sistem NC (Numerically Controlled) pada

dunia industri terutama pada pekerjaan permesinan, yaitu:

• Frais (milling)

• Bubut (turning)

• Pengeboran (drilling)

• Gerinda (grinding)

• Pemotongan logam (metal cutting)

Berdasarkan karakteristik yang umum dari pekerjaan-pekerjaan

proses produksi yang menggunakan CNC, proses permesinan ini lebih

banyak akan menghasilkan :

a. Komponen dimana diproses secara berulang-ulang (sering) atau

menghasilkan produk massal.

b. Komponen dengan bentuk geometri yang cukup kompleks, dimana

banyak sekali informasi-informasi ukuran dan dalam unsur bentuk

(sepeti alur, pembulatan, kemiringan dan toleransi) yang

banyak.

c. Komponen dimana membutuhkan banyak operasi untuk

membentuknya.

d. Komponen dimana pada saat proses pengerjaannya membutuhkan

pembuangan logam yang banyak.

e. Komponen dengan toleransi yang sangat kecil.

f. Komponen yang cukup mahal sehingga kesalahan dalam pembuatan

akan merupakan kerugian yang cukup besar.

g. Komponen yang dalam prosesnya membutuhkan inspeksi 100%.

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

Kelebihan dan kekurangan dari mesin CNC Kelebihan dari

penggunaan mesin CNC dibandingkan dengan mesin konvensional antara

lain adalah:

a. Adanya pengurangan dari waktu yang tidak produktif (non

productive time), karena adanya penyetelan peralatan, benda

kerja, dan lain-lain.

b. Mengurangi penggunaan dari alat bantu penepat (fixtures).

c. Mengurangi waktu proses produksi.

d. Proses manufaktur yang sangat fleksibel.

e. Meningkatkan kontrol kualitas dari hasil produksi (quality

control)

f. Mengurangi inventori

g. Mengurangi kebutuhan ruang, terutama untuk penyimpanan bahan

baku.

Adapun kekurangan dari mesin CNC dibandingkan dengan mesin-mesin

konvensional adalah:

a. Biaya investasi yang sangat besar, dikarenakan mesin CNC

harganya sangat mahal.

b. Biaya perawatan yang sangat besar.

c. Memerlukan operator yang mempunyai keterampilan dalam

pemrograman dan penggunaan dari mesin CNC.

Karena adanya keuntungan dan kerugian dari penggunaan mesin-mesin

CNC dalam proses manufaktur tersebut, maka perlu untuk dipertimbangkan

beberapa faktor dalam pengambilan keputusan untuk penggunaan mesin CNC

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

dalam memproduksi suatu komponen, faktor-faktor tersebut antara lain

adalah:

a. Adanya penurunan biaya.

Dimana dengan penggunaan mesin CNC diharapkan dapat

menekan biaya dari produksi, utamanya adalah biaya yang tinggi

akibat upah dan rendahnya jam kerja produktif. Untuk

penggunaan mesin CNC ini biasanya diberikan tugas beregu

dengan bergilir untuk mengoperasikan mesin CNC tersebut.

b. Diharapkan terdapatnya perbaikan produksi.

Pada mesin konvensional, jam kerja mesin yang digunakan

sering hanya 20%-30% untuk pembentukan produk. Sisa waktu yang

sekitar 80% tersebut digunakan dalam mengatur posisi, mengubah

sakelar, menukar peralatan, memasang benda kerja, membersihkan

beram, dan sebagainya. Penghematan waktu yang banyak dapat

diperoleh dengan membaca gambarnya. Dengan penggunaan mesin

CNC, hanya diperlukan satu kali, ialah pada waktu membuat

programnya. Juga pengaturan posisi pada mesin CNC dapat

dilakukan dengan lebih cepat.

c. Adanya perbaikan kualitas.

Faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan dari

penggunaan mesin CNC yaitu apakah pada proses produksi

menghasilkan produk-produk dengan kualitas yang tinggi ataupun

dengan kualitas yang konstan. Pada saat proses produksi,

kesalahan-kesalahan manusia dibatasi sampai pada suatu nilai

minimal dan karenanya dapat menimbulkan kualitas produk yang

konstan. Dengan penggunaan mesin CNC kesalahan-kesalahan ini

dapat diminimalisasi sehingga perbaikan terhadap produk yang

salah juga dapat dikurangi.

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

d. Waktu proses yang lebih cepat.

Apabila pada proses produksi diharapkan dalam mengerjakan

suatu produk ini dibutuhkan waktu yang singkat. Dimana dengan

penggunaan mesin CNC ini dimungkinkan untuk membuat produk-

produk yang kompleks dalam satu kali pemasangan saja.

e. Terjadinya perluasan paket produksi.

Peningkatan jumlah produksi yang amat banyak, tidak

mungkin dilaksanakan tanpa peggunaan mesin-mesin CNC. Juga

untuk bentuk produk- produk yang kompleks.

1.2 Bagian-Bagian Mesin CNC (Computer Numerically Controlled)

Unit Kontrol

Berupa panel pengontrolan yang berisi tombol-tombol perintah untuk

menjelaskan      kontrol gerakan mesin dan berbagai fungsi lainnya

yang menggunakan instruksi oleh sistem kontrol elektronika.

Kepala Tetap

berupa roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan memutar

poros spindle

Poros utama (spindel)

berupa tempat kedudukan pencekam untuk berdirinya benda kerja.

Eretan utama (appron)

bergerak sepanjang meja pada sumbu x sambil membawa eretan

lintang

Eretan melintang (cross slide)

Membawa tool post bergerak ke sumbu y atau melintang.

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

Eretan Memanjang yang menggerakan pahat arah vertikal.

Kepala Lepas, sejajar kepala tetap untuk membantu pergerakan

spindel dalam memegang benda kerja.

BAB II

2.1 DASAR-DASAR PEMOGRAMAN MESIN CNC

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan seorang programmer

sebelum menggunakan mesin CNC, pertama mengenal beberapa sistem

koordinat yang ada pada mesin CNC, yaitu:

(a) sistem koodinat kartesius, yang terdiri dari koordinat mutlak

(absolut) dan koordinat relatif (inkremental).

(b) sistem koordinat kutub (koordinat polar), yang terdiri dari koordinat

mutlak (absolut) dan koordinat relatif (inkremental). Selanjutnya

menentukan system koordinat yang akan digunakan dalam pemograman.

Apakah program akan menggunakan sistem pemogramman metode absolut

atau inkremental. Pada umumnya sistem koordinat yang sering digunakan

antara lain system koordinat kartesius, yaitu koordinat mutlak (absolut)

dan koordinat relatif/berantai (incremental).

2.2 Prinsip gerakan sumbu utama dalam mesin CNC.

2.2.1 Pemrograman Absolut

Pemrograman absolut adalah pemrograman yang dalam menentukan

titik koordinatnya selalu mengacu pada titik nol benda kerja.

Kedudukan titik dalam benda kerja selalu berawal dari titik nol

sebagai acuan pengukurannya. Sebagai titik referensi benda kerja letak

titik nol sendiri ditentukan berdasarkan bentuk benda kerja dan

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

keefektifan program yang akan dibuat. Penentuan titik nol mengacu pada

titik nol benda kerja (TMB). Pada pemrogramman benda kerja yang rumit,

melalui kode G tertentu titik nol benda kerja (TMB) bisa dipindah

sesuai kebutuhan untuk memudahkan pemrogramman dan untuk menghindari

kesalahan pengukuran. Pemrogramman absolut dikenal juga dengan sistem

pemrogramman mutlak, di mana pergerakan alat potong mengacu pada titik

nol benda kerja. Kelebihan dari sistem ini bila terjadi kesalahan

pemrogramman hanya berdampak pada titik yang bersangkutan, sehingga

lebih mudah dalam melakukan koreksi. Berikut ini contoh pengukuran

dengan menggunakan metode absolut.

Titik Koordinat Absolut

(X , Y)

A B C D E F G

A(0,0)

B(0,-5)

C(-25,-5)

D(-25,-10)

E(-55,-10)

F(-55,-15)

G(0,-20)

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

2.2.2 Pemrogramman Relatif (inkremental)

Pemrogramman inkremental adalah pemrogramman yang pengukuran

lintasannya selalu mengacu pada titik akhir dari suatu lintasan. Titik

akhir suatu lintasan merupakan titik awal untuk pengukuran lintasan

berikutnya atau penentuan koordinatmya berdasarkan pada perubahan

panjang pada sumbu X (.X) dan perubahan panjang lintasan sumbu Y (.Y).

Titik nol benda kerja mengacu pada titik nol sebagai titik referensi

awal, letak titik nol benda kerja ditentukan berdasarkan bentuk benda

kerja dan keefektifan program yang akan dibuatnya.

Penentuan titik koordinat berikutnya mengacu pada titik akhir

suatu lintasan. Sistem pemrogramman inkremental dikenal juga dengan

sistem pemrogramman berantai atau relative koordinat. Penentuan

pergerakan alat potong dari titik satu ke titik berikutnya mengacu

pada titik pemberhentian terakhir alat potong. Penentuan titik setahap

demi setahap. Kelemahan dari sistem pemrogramman ini, bila terjadi

kesalahan dalam penentuan titik koordinat, penyimpangannya akan

semakin besar. Berikut ini contoh dari pengukuran inkremental.

Titik Koordinat Inkremental

Dimana jarak dari gridnya 5mm

(.X , .Y)

A B C D E F G H

A( 0 , 5 )

B( 0 , 5 )

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

C( 0 , 5 )

D( -25 , 0 )

E( 0 , -5 )

F( -30 , 0 )

G( 0 , -5 )

H( 55 , -5 )

2.2.3 Pemrogramman Polar

G02 : Gerakan melingkar searah jarum jam 

G02 X .... Y .... Z .... R .... F ... ; atau

G02 X .... Y .... Z .... I .... J .... K .... F ... ;

Gerakan ini dipergunakan untuk pemakanan melingkar yang searah

jarum jam. Kecepatan gerakan inipun ditentukan oleh feedingnya.

G03 : Gerakan melingkar berlawanan arah jarum jam 

G03 X .... Y .... Z .... R .... F ... ; atau

G03 X .... Y .... Z .... I .... J .... K .... F ... ;

Gerakan ini dipergunakan untuk pemakanan melingkar yang

berlawanan arah jarum jam. Seperti halnya G02, kecepatan gerakan

inipun ditentukan oleh feedingnya. Sedangkan masing-masing fungsi

addres yang mengikuti gerakan G02/G03 ini adalah:

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

X,Y,Z : Koordinat yang dituju

R : Radius [ Jarak antara start point ke center poit ]

I : Jarak antara start point menuju center point searah sumbu X

secara Inkremental

J : Jarak antara start point menuju center point searah sumbu Y

secara Inkremental

K : Jarak antara start point menuju center point searah sumbu Z

secara Inkremental

F : Feeding [ kecepatan pemakanan / asutan / penyayatan ]

Cara menentukan nilai I dan J :

- Jika center point berada disebelah kanan start point, maka : I +

- Jika center point berada disebelah kiri start point, maka : I - 

- Jika center point berada disebelah atas start point, maka : J+

- Jika center point berada disebelah bawah start point, maka : J-

2.2.4 Gerakan sumbu utama pada mesin CNC

Dalam pemogrammman mesin CNC perlu diperhatikan bahwa dalam

setiap pemograman menganut, prinsip bahwa sumbu utama (tempat

pahat/pisau frais) yang bergerak ke berbagai sumbu, sedangkan meja

tempat dudukan benda diam meskipun pada kenyataanya meja mesin frais

yang nergerak. Programer tetap menganggap bahwa alat potonglah yang

bergerak. Sebagai contoh bila programer menghendaki pisau frais ke

arah sumbu X positif, maka meja mesin frais akan bergerak ke sumbu X

negatif, juga untuk gerakan alat pemotong lainnya.

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

Selain menentukan sumbu simetri mesin, langkah berikutnya adalah

memahami letak titik nol benda kerja (TNB), titik nol mesin (TNM), dan

titik referens (TR). TNB merupakan titik nol di mana dari titik

tersebut programmer mengacu untuk menentukan dimensi titik

koordinatnya sendiri, baik secara absolute maupun inkremental. TNM

merupakan titik nol mesin. Pada mesin CNC bubut TNM terletak di

pangkal cekam tempat cekam benda kerja diletakkan. Pada mesin CNC

frais TNM berada pada pangkal dimana alat potong/pisau frais

diletakkan. Titik Referens (TR) adalah suatu titik yang menyebutkan

letak alat potong mula-mula diparkir atau diletakan. Titik referens

ditempatkan agak jauh dari benda kerja, agar pada saat pemasangan atau

melepaskan benda kerja, tangan operator tidak mengenai alat potong

yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Benda kerja aman untuk

dipasang maupun dilepas dari ragum atau pencekam.

2.3 Standarisasi Pemrogramman Mesin Perkakas CNC

Pemakaian kode-kode pada mesin perkakas CNC dapat menggunakan

standar pemrograman ynag berlaku antara lain: DIN (Deutsches Institut fur

Normug) 66025, ANSI (American Nationale Standarts Institue), AEROS

(Aeorospatiale Frankreich), ISO, dll. Sebagian besar dari standar,

yang diinginkan memiliki persamaan dan sedikit saja perbedaannya.

Berikut ini beberapa bagian kode pada mesin CNC EMCO antara lain kode

G, kode M, kode F, kode S dan kode T yang mempunyai arti sebagai

berikut. Arti Kode M pada mesin CNC Mesin CNC hanya dapat membaca kodestandar yang telah disepakati oleh industri yang membuat mesin CNC.

Dengan kode standar tersebut, pabrik mesin CNC dapat menggunakan PC

sebagai input yang diproduksi sendiri atau yang direkomendasikan.

Kode standar pada mesin bubut CNC yaitu :

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

G00 Gerakan cepat

G01 Interpolasi linear

G02/G03 Interpolari melingkar

G04 Waktu tinggal diam.

G21 Blok kosong

G24

Penetapan radius pada pemrograman harga

absolut

G25/M17 Teknik sub program

G27 Perintah melompat

G33 Pemotongan ulir dengan kisar tetap sama

G64 Motor asutan tak berarus

G65 Pelayanan kaset

G66 Pelayanan antar aparat RS 232

G73 Siklus pemboran dengan pemutusan tatal

G78 Siklus penguliran

G81 Siklus pemboran

G82 Siklus pemboran dengan tinggal diam

G83 Siklus pemboran dengan penarikan

G84 Siklus pembubutan memanjang

G85 Siklus pereameran

G86 Siklus pengaluran

G88 Siklus pembubutan melintang

G89 Siklus pereameran dengan tinggal diam

G90 Pemrograman harga absolut

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

G91 Pemrograman harga inkremental

G92 Pencatat penetapan

Fungsi M

M00 Berhenti terprogram

M03 Sumbu utama searah jarum jam

M05 Sumbu utama berhenti

M06

Penghitungan panjang pahat, penggantian

pahat

M08 Titik tolak pengatur

M09 Titik tolak pengatur

M17 Perintah melompat kembali

M22 Titik tolak pengatur

M23 Titik tolak pengatur

M26 Titik tolak pengatur

M30 Program berakhir

M99 Parameter lingkaran

M98 Kompensasi kelonggaran / kocak Otomatis

kode program pada mesin frais cnc

G00 Gerakan cepat

G01 Interpolasi lurus

G02 Interpolasi melinqkar searah iarum Jam

G03 Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

G04 Lamanya tinggal diam.

G21 Blok kosonq

G25 Memanqqil sub program

G27 Instruksi melompat

G40 Kompensasi radius pisau hapus

G45 Penambahan radius pirau

G46 Pengurangan radius pisau

G47 Penambahan radius pisau 2 kali

G48 Penguranqan radius pisau 2 kali

G64 Motor asutan tanpa arus (Fungsi penyetelan)

G65 Pelavanan pita magnet (Fungsi penyetetan)

G66 Pelaksanaan antar aparat dengan RS 232

G72 Siklus pengefraisan kantong

G73 Siklus pemutusan fatal

G74 Siklus penguliran (jalan kiri)

G81 Siklus pemboran tetap

G82 Siklus pemboran tetap dengan tinj diam

G83 Siklus pemboran tetap dengan pembuangantatal

G84 Siklus penguliran

G85 Siklus mereamer tetap

G89 Siklus mereamer tetap denqan tinqqal diam.

G90 Pemroqraman nilai absolut

G91 Pemroqraman nilai inkremental

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

G92 Penqqeseran titik referensi

Fungsi M

M00 Diam

M03 Spindel frais hidup.searah jarumjam

M05 Spindel frais mati

M06 Penggeseran alat, radius pisau frais masuk

M17 Kembali ke program pokok

M08 Hubungan keluar

M09 Hubungan keluar

M20 Hubungan keluar

M21 Hubungan keluar

M22 Hubungan keluar

M23 Hubungan keluar

M26 Hubungan keluar- impuls

M30 Program berakhir

M98 Kompensasi kocak / kelonggaran otomatis

M99

Parameter dari interpolasi melingkar (dalam hubungan

dengan G02/303)

Berikut kode tanda alaram bila terjadi kesalahan dalam program

A00 Salah kode G/M

A01 Salah radius/M99

A02 Salah nilaiZ

A03 Salah nilai F

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

A04 Salah nilai Z

A05 Tidak ada kode M30

A06 Tidak ada kode M03

A07 Tidak ada arti

A08 Pita habis pada penyimpanan ke kaset

A09 Program tidak ditemukan

A10 Pita kaset dalam pengamanan

A11 Salah pemuatan

A12 Salah pengecekan

A13 Penyetelan inchi/mm dengan memori program penuh

A14

Salah posisi kepala frais / penambahan jalan dengan LOAD

┴ / M atau ┤ / M

A15 Salah nilai Y.

A16 Tidak ada nilai radius pisau frais

A17 Salah sub program

A18 Jalannya kompensasi radius pisau frais lebih kecil dari nol

BAB III

3.1 TOOL SETTING DAN PSO FILE

Pada bab ini akan dibahas mengenai penyettingan dari pahat yang

digunakan pada mesin CNC, baik penggunaan pahat tunggal maupun jamak

serta penggunaan PSO file pada mesin-mesin CNC yang digunakan pada

industri.. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam bab ini adalah

setelah mempelajari materi perkuliahan ini, mahasiswa akan memiliki

kompetensi dalam menjelaskan penyettingan dari pahat yang digunakan

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

pada mesin CNC Turning dan CNC Milling, baik penggunaan pahat tunggal

maupun jamak serta penggunaan PSO file dalam pemrograman CNC pada

mesin-mesin CNC yang digunakan pada industri.

3.2 Setting Nol Pahat Tunggal

Penggunaan pahat tunggal pada permesinan CNC biasanya hanya untuk

pengerjaan-pengerjaan bentuk yang sederhana, sehingga cukup hanya

dengan menggunakan sebuah pahat saja pekerjaan tersebut dapat

dilaksanakan. Penyetelan (setting) nilai nol pada pahat tunggal

terdiri atas penyetelan tinggi pahat terhadap titik pusat benda kerja

(centering) dan pengaturan pahat menuju titik awal program (start

point)

3.2.1 Pada mesin CNC Turning

a. Penyetelan tinggi pahat terhadap titik pusat benda kerja

(centering) Pada mesin CNC turning, dalam hal ini mesin CNC TU-2A,

sebelum dilakukan penyetelan, terlebih dahulu dilakukan pemasangan

pahat pada pemegang pahat (tool turret). Pada tool turret dapat

dipasang enam buah pahat, tiga pahat pemotongan luar dan tiga lagi

untuk pahat pemotongan dalam, seperti terlihat pada gambar. Yang

harus diperhatikan dalam pemasangan ini, yaitu bahwa panjang dari

pahat pemotongan luar yang menonjol keluar maksimum sebesar 13 mm.

Hal ini dilakukan untuk mencegah agar pahat tidak bersentuhan dengan

bagian dasar tool turret pada saat dilakukan pemutaran tool turret

untuk mengganti pahat.

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

Gambar Tool Turren Pada Mesin CNC TU-2A

Untuk penyetelan tinggi pahat, digunakan center yang terpasang

pada kepala lepas (tail stock). Atur agar bagian ujung dari pahat

sejajar dengan center tersebut.

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

Gambar pengaturan tinggi pahat dengan ceter

Untuk mengatur ketinggian pada pahat pemakanan dalam dilakukan dengan

mengendorkan tiga buah baut pemegang tool turret, dan menggerakkan

pemegang pahat sampai ujung pahat sejajar dengan center. Sedangkan

untuk pahat pemakanan luar pengaturan dilakukan dengan menggunakan

pelat pelapis. Pelat pelapis ini diletakkan di atas pahat apabila

kedudukan pahat terhadap center terlalu tinggi, sebaliknya apabila

terlalu rendah, pelat pelapis diletakkan di bawah pahat. Ketebalan

dari pelat pelapis bervariasai mulai dari 0.2 mm sampai dengan 1 mm.

b.Pengaturan pahat menuju titik programPengaturan pahat menuju

titik awal program (start point) Setelah pahat terpasang

dengan baik dan kedudukan telah sejajar dengan center,

maka selanjutnya adalah mengatur kedudukan pahat pada

posisi titik awal program (start point). Hal ini juga

bertujuan untuk menentukan letak titik nol benda kerja

(khususnya pada pemrograman dengan sistem absolut / G92),

agar terjadi sinkronisasi antara titik nol benda kerja dan

program permesinan

..

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

Metode yang digunakan adalah metode penggoresan (scratching)

pada kedua bidang sumbu (axis) yaitu sumbu X dan Z dari benda kerja.

Untuk melakukan hal tersebut, langkah-langkah yang harus diikuti

adalah sebagai berikut:

1) Pasang benda kerja pada pada cekam dengan posisi yang

benar.

2) Hidupkan mesin dengan memutar tombol saklar utama pada

posisi ON.

3) Pilih operasi pada pelayanan manual.

4) Putarkan benda kerja dengan memposisikan saklar pamutar

sumbu utama pada posisi I dan atur pada putaran 500 rpm.

5) Sentuhkan pahat pada benda kerja dengan cara; gerakkan

pahat mendekati benda kerja, kemudian dengan gerak putus-

putus sedikit sentuhkan ujung pahat dengan permukaan benda

kerja seperti gambar 2.4 di bawah.

6) Atur agar penunjukan harga X menjadi “0” (nol) dengan

menekan tombol “DEL”.

7) Lakukan langkah seperti poin 5) di atas untuk arah sumbu Z

8) Atur agar penunjukan harga Z menjadi “0” (nol) dengan

menekan tombol “DEL”

9) Atur pahat pada posisi awal dari program yang akan

dijalankan dengan cara menggerakan pahat dalam arah sumbu

X maupun Z. Pada umumnya posisi awal pahat dalam arah

sumbu X dibuat sejajar dengan diameter luar benda kerja

atau sampai dengan 5 mm di luar diameter benda kerja,

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

sedangkan posisi pahat dalam arah sumbu Z umumnya diatur

sampai dengan 5 mm diluar benda kerja sejajar dengan sumbu

benda kerja.

3.2.2 Pada Mesin CNC Milling

Pada mesin CNC milling, pengaturan posisi nol untuk pahat

tunggal dilakukan dengan cara menyentuhkan atau menggores pahat

(cutter) yang berputar terhadap benda kerja pada ketiga sisinya (sumbu

X, Y, dan Z) dikenal dengan metode scrathing seperti terlihat pada

gambar 2.7. Penggoresan dilakukan pada ketiga bidang sumbu X, Y,

dan Z dari benda kerja yang dilakukan secara perlahan-lahan. Untuk

melakukan hal tersebut, langkah-langkah yang harus diikuti adalah

sebagai berikut:

1) Pasang benda kerja pada pada cekam dengan posisi yang

benar.

2) Pasang cutter pada pada tool magazine dengan posisi yang

benar

3) Pilih operasi pada pelayanan manual.

4) Putarkan benda kerja dengan memposisikan saklar pamutar

sumbu utama pada posisi I dan atur pada putaran 500 rpm.

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

5) Sentuhkan cutter pada benda kerja dengan cara; gerakkan

pahat mendekati benda kerja, kemudian dengan gerak putus-

putus sedikit sentuhkan ujung cutter dengan permukaan

benda kerja seperti gambar di bawah.

6) Atur agar penunjukan harga Z menjadi “0” (nol) dengan

menekan tombol “DEL”

7) Lakukan langkah seperti poin 5) dan 6) di atas untuk

arah sumbu X dan Y

8) Atur pahat pada posisi awal dari program yang akan

dijalankan dengan cara menggerakan pahat dalam arah sumbu

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

X, Y, maupun Z. Nilai atau besarnya pergerakan dari

cutter disesuaikan dengan nilai dari awal program.

Gambar setting posisi awal dari program benda kerja miling

3.4 Setting Nol Multy Tools

Untuk pekerjaan-pekerjaan dengan benda kerja yang mempunyai

bentuk yang lebih kompleks yang dikerjakan dengan mesin CNC, umumnya

menggunakan lebih dari satu buah pahat. Penyetelan (setting) nilai

nol pada pahat jamak (multy tools), selain atas penyetelan tinggi

pahat terhadap titik pusat benda kerja (centering) dan pengaturan

pahat menuju titik awal program (start point) juga adanya penentuan

nilai kompensasi panjang atau tinggi pahat antara pahat yang satu

dengan yang lainnya. Biasanya diambil satu buah pahat sebagai pahat

referensi, untuk pekerjaan dengan mesin CNC Turning adalah pahat rata

kanan (right hand tool) dan untuk mesin CNC Milling adalah

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

pahat/cutter shell end mills yang digunakan untuk perataan permukaan

(facing).

Setting nol multi tools Pada mesin CNC Turning

Penentuan nilai kompensasi panjang pahat pada CNC Turning,

biasanya menggunakan suatu peralatan optik (optical presetting

device). Prosedur untuk menentukan nilai kompensasi pahat adalah:

1) Pasang peralatan optik pada landasan mesin.

2) Atur ketinggian peralatan optik terhadap center, kurang

lebih 100 mm, sampai terlihat bayangan center pada alat

optik dengan jelas. Seperti pada gambar dibawah ini

Setting posisi alat optic

3) Atur garis sumbu dari peralatan optik hingga sesuai dengan

sumbu dari center, posisi gambar yang terdapat pada alat

optik akan terbalik dari aslinya.

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

4) Kembalikan posisi center kepala lepas, dan gerakkan pahat

referensi dalam posisi siap pemakanan dan tepat di bawah

dari alat optik.

5) Atur posisi dari pahat referensi tersebut sampai bayangan

ujung pahat yang tampak pada alat optik mencapai

perpotongan sumbu dari alat optik, gambar

6) Nolkan nilai sumbu X dan Z yang tampil pada layar display

dengan menekan tombol DEL dan catat nilainya pada tabel

pahat (tool chart).

7) Putar tool turret hingga pahat yang berikutnya pada

posisi pemakanan, misalnya pahat rata kiri (left hand

tool).

Setting posisi pahat refrensi pada

alat optik

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

8) Atur posisi pahat sampai ujungnya berada pada titik

potong sumbu dari alat optik, seperti pada gambar 2.12.

9) Catat nilai yang tampil pada layar dispalay kedalam tabel

pahat.

10) Lakukan cara yang sama pada semua pahat yang akan

digunakan, bayangan beberapa pahat pada alat optik dapat

dilihat pada gambar

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

Pada mesin CNC Milling

Pada penggunaan mesin CNC milling, penentuan nilai kompensasi

panjang pahat/cutter ditentukan dengan dua cara yaitu penggoresan

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

(scratching) dan menggunakan dial gauge. Untuk penentuan nilai

kompensasi panjang cutter dengan metode penggoresan dilakukan dengan

cara:

1) Pasang benda kerja pada pada cekam dengan posisi yang

benar.

2) Pasang cutter pada pada tool magazine dengan posisi yang

benar.

3) Pilih operasi pada pelayanan manual

4) Putarkan cutter dengan memposisikan saklar pamutar sumbu

utama pada posisi I dan atur pada putaran 500 rpm

5) Sentuhkan cutter pada bagian atas benda kerja dengan

gerak putus-putus sedikit sentuhkan ujung cutter dengan

permukaan benda kerja seperti gambar 2.14 di bawah.

6) Nolkan nilai sumbu Z yang tampil pada layar display dengan

menekan tombol DEL dan catat nilainya pada tabel pahat

(tool chart)

7) Gerakkan kembali cutter ke atas dan hentikan putaran

spindle.

8) Lepaskan cutter dari spindle dan pasang cutter lain yang

akan dipakai selanjutnya

9) Putar kembali spindle dan sentuhkan kembali cutter pada

permukaan bagian atas dari benda kerja, gambar 2.15

10) Catat nilai yang tampil pada layar dispalay kedalam tabel

pahat Untuk penentuan nilai kompensasi panjang cutter

dengan metode penggunaan dial gauge, caranya tidak berbeda

dengan metode penggoresan. Hanya saja cutter dalam kondisi

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

tidak berputar lalu di sentuhkan ke ujung dari dial gauge

sampai sampai jarum dari dial menunjukkan angka nol.

2.3 PSO File

Pada mesin-mesin CNC yang digunakan di industri, selain penentuan

nilai kompensasi dari pahat-pahat yang digunakan, biasa ditentukan

juga besarnya nilai-nilai pergeseran titik referensi (titik nol) yaitu

nilai titik referensi mesin (M) menuju titik referensi yang

diinginkan, misalnya titik referensi benda kerja (W). Dalam hal ini

digunakan PSO (Position Shift Offset) File.

Fungsi dari PSO File ini antara lain adalah untuk mempermudah

pemrograman. Data dari PSO file terdiri atas lima posisi yang terbagi

dalam dua kelompok yang diaktifkan oleh kode G tertentu.

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

Fungsi dari PSO File ini antara lain adalah untuk mempermudah

pemrograman. Data dari PSO file terdiri atas lima posisi yang terbagi

dalam dua kelompok yang diaktifkan oleh kode G tertentu.

GROUP

G 53 ERASE G54, G55G 54 = 1 CALL UP POSITION SHIFT OFFSETS

1,2.G55 = 2

GROUP

G56 ERASE G57, G58, G59G57 = 3 CALL UP POSITION SHIFT OFFSETS

3,4,5.G58 = 4G59 = 5

G 54 dan G 55 untuk mengaktifkan data PSO file nomor 1 dan 2,

untuk menon-aktifkan fungsi ini digunakan kode G 53. Sementara kode G

57, G58, dan G 59 digunakan untuk mengaktifkan data PSO file nomor 3,

4, dan 5, dan untuk menon-aktifkan fungsi ini digunakan kode G 56

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan PSO file,

yaitu:

1. Apabila dalam suatu program CNC terdapat dua atau lebih

intruksi pergeseran titik referensi dari kelompok yang sama,

maka intruksi yang kedua akan menghapus atau menon-aktifkan

intruksi yang sebelumnya.

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

2. Apabila dalam suatu program CNC terdapat dua atau lebih

intruksi pergeseran titik referensi dari kelompok yang tidak

sama, maka intruksi yang kedua akan melanjutkan dari intruksi

yang sebelumnya, Penon-aktifan intruksi pergeseran

diilustrasikan

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

BAB IV

Parameter Lingkaran

Pada bab ini akan dibahas mengenai parameter lingkaran serta

metode- metode untuk menentukan nilai dari parameter lingkaran

tersebut. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam bab ini adalah

setelah mempelajari materi perkuliahan ini, mahasiswa akan memiliki

kompetensi dalam menentukan besarnya nilai dari parameter lingkaran

pada pemrograman pemakanan melingkar dari mesin cnc, baik menggunakan

mesin cnc turning maupun cnc milling.

4.1 Parameter Lingkaran

Pada suatu pemrograman CNC, kadang kita mendapatkan suatu benda

kerja yang mempunyai bagian yang berbentuk radius. Untuk itu kita

membuat program berdasarkan lintasan dari pahat untuk bagian yang

berbentuk radius tersebut. Dimana untuk lintasan pahat dengan bentuk

radius ini pasti mempunyai suatu titik pusat walau sekecil apapun

ukuran radius tersebut

Dalam permesinan CNC, pemrograman bentuk radius dinamakan

pemakanan melingkar. Dimana terdapat dua macam pemakanan melingkar,

yaitu pemakanan melingkar searah dengan jarum jam (clockwise/cw)

dengan menggunakan kode program G 02 dan berlawanan arah jarum jam

(counter clockwise/ccw) dengan kode program G 03. Struktur program ini

di lanjutkan dengan pendefinisan nilai titik akhir (target point) dari

lintasan melingkar tersebut (target point / TP) dalam arah sumbu X dan

Z untuk pemrograman cnc turning dan sumbu X, Y, dan Z untuk

pemrograman cnc milling. Selain itu juga harus dapat didefinisikan

pergerakan pahat relatif berupa parameter lingkaran yang diukur dari

titik awal pergerakan (start point) terhadap titik pusat lingkaran

tersebut (center point).

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

Penetapan parameter lingkaran untuk radius sebesar 90° yang

terbentuk dalam satu kuadran penuh (seperempat lingkaran) pada mesin

CNC TU-2A maupun TU-3A tidak perlu dilakukan, karena mesin secara

otomatis akan mendefinisikan dalam setiap program G 02 maupun G 03.

Akan tetapi bila nilai radius yang terdapat tidak sama dengan 90°,

maka diharuskan memberikan nilai parameter lingkaran dengan kode

program M 99 yang menunjukkan jarak relatif antara pusat lingkaran dan

titik awal dari pergerakan melingkar tersebut (start point) yang

ditinjau dari arah bidang lingkaran. Untuk mesin cnc turning yang

memiliki bidang kerja berupa sumbu X dan Z, parameter lingkarannya

yaitu parameter I, merupakan jarak yang diukur antara titik awal

(start point / SP) pergerakan melingkar dan titik pusat (center

point / C) dari radius tersebut yang diproyeksikan terhadap sumbu X.

Sedang parameter K, yang merupakan jarak yang diukur antara titik awal

(start point / SP) dan titik pusat (center point / C) dari pergerakan

melingkar tersebut yang diproyeksikan terhadap sumbu Z

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

Sedangkan pada mesin cnc milling yang memiliki bidang kerja

berupa sumbu X, Y, dan Z, parameter lingkarannya ditambah dengan

parameter J, yang merupakan jarak antara titik awal (start point / SP)

pergerakan melingkar dan titik pusat (center point / C) dari radius

tersebut yang diproyeksikan terhadap sumbu Y.

Pada mesin cnc TU-2A dan TU-3A, nilai dari parameter lingkaran

merupakan nilai mutlak (tanpa nilai negatip), tapi pada mesin-mesin

cnc yang digunakan di industri, nilai-nilai parameter lingkaran

mempunyai nilai negatip maupun positip tergantung dari arah antara

titik awal ke titik pusat lingkaran. Format dari pemrograman melingkar

dengan parameter lingkaran dapat dibuat dengan pemrograman inkremental

maupun absolut. Dimana kode pemrograman parameter lingkaran (M 99)

ditempatkan setelah kode pemrograman gerakan melingkar (G 02 / G 03).

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

Penentuan variabel lingkaran I dan K (pada mesin cnc turning)

atau I dan J (pada mesin cnc milling) pada pemrograman gerak melingkar

dengan sudut lingkaran yang kurang dari 90°, umumnya dilakukan dengan

tiga metode, yaitu 1. Analisa grafis 2. Analisis 3. Computer Aided

Design (CAD)

4.2 Analisa Grafis

Analisa grafis dilakukan menggunakan sebuah jangka dan mistar

dengan cara menentukan terlebih dahulu titik-titik koordinat dari

titik awal (start point / SP) dan titik akhir (target point / TP).

Dengan mengetahui posisi dari kedua titik ini, maka titik pusat dari

lingkaran dapat diketahui sehingga jarak radius atau jari- jari

lingkaran tersebut dapat diketahui.

Hal ini dilakukan dengan cara menggambarkan masing-masing sebuah

busur dengan titik pusat pada titik-titik start point (SP) dan target

point (TP). Hasil perpotongan dari busur-busur tersebut merupakan

titik pusat lingkaran (C) dari busur SP-TP. Maka nilai parameter I dan

K dapat dicari dengan mengukur jarak antara SP dan C dengan

memproyeksikannya pada sumbu X dan Z.

Nilai parameter lingkaran yang dihasilkan dengan metode ini tidak

terlalu tepat dikarenakan ketelitian dari mistar yang digunakan untuk

mengukur jarak dari parameter tersebut hanya mempunyai nilai

ketelitian sebesar 0.5mm, sementara ketelitian dari mesin cnc sendiri

maksimum adalah 0.01mm sehingga dimungkinkan akan terjadinya kesalahan

dalam penginputan data nilai parameter. Untuk itu kita harus

menambahkan ataupun mengurangi sedikit dari nilai yang didapat secara

trial and error hingga didapat nilai yang dapat diterima oleh mesin.

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

4.3 Metode Analisis

Penentuan nilai parameter lingkaran dengan metode analisis

dilakukan dengan melakukan perhitungan menggunakan sudut-sudut

istimewa dalam ilmu matematika yaitu trigonometri atau segitiga

phytagoras. Dalam metode analisis ini terlebih dahulu harus diketahui

titik-titik target point (TP) dan start point (SP), serta besarnya

jari-jari lingkaran (R) dari busur.

Setelah titik-titik tersebut terdefinisikan, maka langkah

selanjutnya adalah membentuk suatu segitiga siku-siku dari titik-titik

tersebut. Dalam hal ini berlaku persamaan phytagoras, yaitu kuadrad

dari sisi miring segi tiga merupakan penjumlahan antara kuadrat dari

sisi-sisi tegak lainnya. Dengan mennggunakan persamaan ini, maka

diharapkan sisi-sisi mana saja yang akan dicari dapat diketahui.

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

Sebagai contoh, satu benda kerja seperti pada gambar dikerjakan

dengan suatu mesin cnc turning TU-2A. Maka nilai-nilai parameter

lingkarannya adalah sebagai berikut:

Gambar Metode analisis untuk mencari

parameter lingkaran

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

Dari hasil analisis, maka didapat nilai dari parameter

lingkarannya adalah :

I = 9,59 mm

K = 22 mm

Kelebihan metode analisis dibandingkan dengan metode grafis

adalah nilai yang dihasilkan oleh metode analisis tingkat

ketelitiannya lebih tinggi dibandingkan dengan metode grafis, sehingga

apabila dimasukkan ke dalam program, biasanya langsung diterima oleh

mesin tanpa adanya alarm kesalahan.

Metode Computer Aided Design (CAD)

Penentuan nilai parameter lingkaran dengan metode CAD dilakukan

dengan bantuan suatu program komputer (software), dimana dengan

menggunakan program komputer ini, benda kerja digambarkan secara

langsung pada komputer.

Disini diperlukan suatu keahlian khusus dalam bidang

pengoperasian komputer dengan software CAD. Software CAD dapat

dijumpai dalam banyak macam, tergantung dari industri pembuatnya dan

aplikasi yang diinginkan. Program aplikasi CAD yang umum digunakan

adalah autocad, mechanical desktop, mastercam, solidwork, unigraphics,

dan lain sebagainya. Untuk beberapa software CAD, biasanya sudah

dipaketkan dengan suatu software CAM (Computer Aided Manufactur),

yaitu suatu program dimana kita dapat secara langsung mensimulasikan

gambar yang kita buat (biasanya dalam tiga dimensi) dalam bentuk

proses permesinan. Sebagai contoh disini digunakan suatu program CAD

sebagai alat bantu untuk medapatkan nilai parameter lingkaran, yaitu

program solidwork. Dimana benda kerja digambarkan secara langsung pada

komputer dengan ukuran yang sesuai. Setelah gambar selesai, kita

TEKNIK CNC

TEORI CNC 14 / 34

dapat secara langsung mendapatkan ukuran yang diinginkan hanya dengan

menampilkan ukuran atau dimensi dari bagian yang kita inginkan.