17
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ratusan jumlah pesantren di Jombang dengan jumlah santri sekitar puluhan ribu akan menghasilkan limbah dapur yang sangat banyak, Limbah merupakan salah satu masalah terbesar yang sampai saat ini belum dapat diatasi oleh pemerintah Indonesia.Salah satu penyebab dari permasalahan ini diantaranya adalah volume sampah terus meningkat setiap harinya, namun upaya untuk mengurangi sampah tersebut sangat minim. Sebagai pemukiman padat penduduk, pondok pesantren memberikan sumbangan pemasukan sampah organik (limbah sayuran) yang cukup besar, namun dalam kenyataannya, sampah tersebut hanya dibuang begitu saja tanpa ada inisiatif untuk memanfaatkannya menjadi barang berguna. Berdasarkan sifatnya, limbah atau sampah dibedakan menjadi dua yaitu sampah organik dan anorganik. Karena pada dasarnya sampah organik merupakan sampah alam dari sisa pemenuhan kebutuhan manusia. Beberapa produsen penghasil sampah terbesar di antaranya: industri, pasar, permukiman padat penduduk, termasuk di antaranya adalah pondok pesantren, dan lain-lain. Beberapa tahun belakangan ini telah terjadi penurunan kesuburan tanah yang diindikasikan dengan rendahnya kandungan bahan organik dalam tanah. Hal itu disebabkan oleh kesuburan tanah yang semakin menurun yang salah satu faktornya adalah, pemberian pupuk kimia secara terus menerus dengan jumlah melebihi dosis. Selain itu dampak dari pemakaian bahan-bahan kimia tersebut banyak berimbas pada kesehatan manusia. Disisi lain, biaya produksi pertanian kian hari kian meningkat akibat semakin mahalnya harga sarana produksi khususnya pupuk dan obat-obatan pertanian. Hal ini semakin menambah deretan daftar permasalahan dalam sektor ini.

pupuk organik cair

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ratusan jumlah pesantren di Jombang dengan jumlah santri sekitar puluhan ribu

akan menghasilkan limbah dapur yang sangat banyak,

Limbah merupakan salah satu masalah terbesar yang sampai saat ini belum dapat

diatasi oleh pemerintah Indonesia.Salah satu penyebab dari permasalahan ini

diantaranya adalah volume sampah terus meningkat setiap harinya, namun upaya

untuk mengurangi sampah tersebut sangat minim. Sebagai pemukiman padat

penduduk, pondok pesantren memberikan sumbangan pemasukan sampah organik

(limbah sayuran) yang cukup besar, namun dalam kenyataannya, sampah tersebut

hanya dibuang begitu saja tanpa ada inisiatif untuk memanfaatkannya menjadi

barang berguna.

Berdasarkan sifatnya, limbah atau sampah dibedakan menjadi dua yaitu sampah

organik dan anorganik. Karena pada dasarnya sampah organik merupakan sampah

alam dari sisa pemenuhan kebutuhan manusia. Beberapa produsen penghasil

sampah terbesar di antaranya: industri, pasar, permukiman padat penduduk,

termasuk di antaranya adalah pondok pesantren, dan lain-lain.

Beberapa tahun belakangan ini telah terjadi penurunan kesuburan tanah yang

diindikasikan dengan rendahnya kandungan bahan organik dalam tanah. Hal itu

disebabkan oleh kesuburan tanah yang semakin menurun yang salah satu

faktornya adalah, pemberian pupuk kimia secara terus menerus dengan jumlah

melebihi dosis. Selain itu dampak dari pemakaian bahan-bahan kimia tersebut

banyak berimbas pada kesehatan manusia.

Disisi lain, biaya produksi pertanian kian hari kian meningkat akibat semakin

mahalnya harga sarana produksi khususnya pupuk dan obat-obatan pertanian. Hal

ini semakin menambah deretan daftar permasalahan dalam sektor ini.

2

Pemanfaatan limbah dapur pesantren sebagai pupuk organik cair merupakan salah

satu alternatif tawaran solusi dari permasalahan tersebut. Dengan cara mengolah

limbah yang selama ini dianggap menimbulkan banyak masalah menjadi bahan

organik yang bermanfaat bagi sektor pertanian. Pada pemikiran yang lebih luas,

upaya ini diharapkan dapat berkontribusi dalam mendukung upaya pemerintah

demi terwujudnya pertanian organik guna meningkatkan kualitas kesejahteraan

petani dan kesehatan masyarakat.

Oleh sebab itu, berdasarkan uraian di atas, dipandang perlu untuk diadakan kajian

tentang pemanfaatan limbah pesantren menjadi pupuk organik cair.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, di buat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana teknik pengolahan pemanfaatan limbah dapur pesantren sebagai

pupuk organik cair (POC)?

2. Bagaimana kandungan unsur hara dari pengolahan pemanfaatan limbah dapur

pesantren sebagai pupuk organik cair (POC) ?

3. Apa sajakah manfaat dari pengolahan pemanfaatan limbah dapur pesantren

sebagai pupuk organik cair (POC) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui teknik pengolahan pemanfaatan limbah dapur pesantren

sebagai pupuk organik cair (POC).

2. Untuk mengetahui kandungan unsur hara dari pengolahan pemanfaatan limbah

dapur pesantren sebagai pupuk organik cair (POC).

3. Untuk mengetahui manfaat dari pengolahan pemanfaatan limbah dapur

pesantren sebagai pupuk organik cair (POC).

1.4 Batasan Masalah

Di karya tulis ini kami hanya membahas tentang limbah dapur pesantren

yang diolah menjadi pupuk organik cair (POC).

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah

Limbah merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan produksi yang

tidak bermanfaat/bernilai ekonomi lagi. Limbah sendiri dari tempat asalnya bisa

beraneka ragam, ada yang limbah dari rumah tangga, limbah dari pabrik-pabrik

besar dan ada juga limbah dari suatu kegiatan tertentu. Dalam dunia masyarakat

yang semakin maju dan modern, peningkatan akan jumlah limbah semakin

meningkat. Bentuk limbah dapat berupa cair, padat, maupun gas (debu).

Limbah cair biasanya dikenal sebagai salah satu pencemar air. Pada umumnya,

komponen pencemaran air terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan

organik, dan bahan buangan anorganik. Cara untuk mencegah adanya pencemaran

air atau limbah cair kita dapat memulai dengan tidak membuang sampah pada

selokan dan kita juga tidak mengalirkan limbah industri pada sungai – sungai

sekitar pabrik tersebut.

Gambar 1. Limbah Cair Cucian Beras

4

Macam-macam limbah cair meliputi :

1. Limbah hitam yaitu limbah cair yang dihasilkan dari toilet. Limbah ini

mengandung patogen yang berbahaya.

2. Limbah rumah tangga yaitu sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar

mandi dan tempat cucian.

Limbah gas bersumber dari cemaran aktivitas manusia (antropogenik) seperti :

kendaraan bermotor, pabrik, instalasi.

Limbah yang beracun dan berbahaya dikenal sebagai limbah B3 (Limbah

Berbahaya dan Beracun). Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 apabila

mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya dapat

merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan

manusia. Limbah B3 meliputi bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak

digunakan kembali karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli

bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan

tersebut termasuk limbah B3 apabila bersifat mudah meledak, mudah terbakar,

bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain

sebagainya.

Gambar 2. Sampah Dapur (Limbah Padat)

Sedangkan pada limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali

menjadi permasalahan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Sampah di bedakan

menjadi dua yaitu sampah domestik dan sampah bukan domestik.Sampah

domestik merupakan bahan-bahan buangandari rumah atau dapur. Contohnya

sayur-sayuran serta sisa-sisa makanan. sedangkan sampah bukan domestik

5

merupakan bahan-bahan buangan yang dihasilkan dari industri. Setiap harinya

70% sampah yang dihasilkan merupakan sampah rumah tangga.

Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi3 yaitu :

1. Sampah organik (basah)

Contoh : Sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau

sisa buah yang dapat mengalami pembusukan secara alami.

2. Sampah anorganik (kering)

Contoh : logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol yang tidak dapat mengalami

pembusukan secara alami.

3. Sampah berbahaya

Contoh : Baterai, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas.

Limbah memiliki konsentrasi dan kuantitas tertentu sehingga berdampak negatif

terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia. Tingkat bahaya keracunan

yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah,

yaitu : berukuran mikro, dinamis, berdampak luas (penyebarannya), dan

berdampak jangka panjang (antar generasi). Limbah padat banyak ditemui di

daerah industri, pertambangan serta pemukiman. Seperti halnya pada pondok

pesantren sebagai tempat pemukiman yang menghasilkan banyak sampah.

2.2 Pondok Pesantren

Pondok pesantren adalah asrama tempat santri atau murid-murid belajar mengaji

dan lain sebagainya (Definisi KBBI)

2.3 Pupuk Organik Cair (POC)

Definisi pupuk adalah bahan yang ditambahkan kedalam tanah untuk

menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan suatu tanaman. Sedangkan

pupuk organik merupakan pupuk yang dibuat dari bahan-bahan alami seperti

sampah, kotoran sapi, kotoran kambing dan juga dari mahluk hidup yang telah

mati. Sehingga dapat di simpulkan bahwa Larutan MOL (Mikroorganisme Lokal)

adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya

yang tersedia baik dari tumbuhan maupun hewan. Larutan MOL mengandung

6

unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi

sebagai perombak bahan organik dalam tanah, perangsang pertumbuhan pada

tanaman, dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman. Pupuk

organik, dapat dibedakan menjadi dua yaitu pupuk padat dan cair. pupuk cair

merupakan larutan yang membawa beberapa unsur yang dibutuhkan oleh

tanaman.

Fungsi dari bioreaktor yang telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai

nutrisi melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai kebutuhan tanaman,

menjaga stabilitas kondisi tanah menuju kondisi yang ideal bagi pertumbuhan

tanaman, bahkan kontrol terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman

(Purwasasmita, 2009).

Menurut Hadinata (2008), secara terperinci bahan utama dalam MOL terdiri dari 3

jenis komponen antara lain :

a. Karbohidrat

Karbohidrat dapat diperoleh dari air cucian beras, nasi basi, limbah singkong,

kentang atau gandum dan lain-lain yang mengandung konsentrasi karbohidrat

tinggi.

b. Glukosa

Larutan gula pasir, gula merah dan gula batu merupakan larutan yang

mengandung konsentrasi glukosa yang tinggi. Glukosa juga bisa diperoleh dari

air kelapa.

c. Bakteri

Bakteri bisa diperoleh dari limbah sayur-sayuran yang sudah membusuk atau

bahan-bahan yang lainnya yang mengandung bakteri yang berguna untuk

tanaman dan kesuburan tanah seperti pada limbah sayur-sayuran mengandung

bakteri Saccharomyces sp., azospirillum sp., azotobacter sp., bacillus sp.dan

bakteri pelarut phospat.

7

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Pengolahan limbah dimulai pada tanggal 7 Februari 2014 sampai 3

minngu kemudian, di lab SMA Negeri 1 Jombang

3.2 Metode dan Rancangan Penelitian

Kegiatan Tanggal target

Membuat MOL 05-01-2014 sampai

26-01-2014

MOL berhasil dibuat

Membuat pupuk organik

cair

27-01-2014 Pupuk organik telah

berhasil terbuat

Menguji pupuk organik

cair pada tanaman

30-01-2014 sampai

14-02-2014

Tanaman tumbuh lebih

subur

Menyusun Karya Tulis

Ilmiah

10-02-2014 sampai

27-02-2014

Karya tulis tuntas

3.3 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini kami menggunakan limbah dapur pesantren sebagai bahan

utama, antara lain: ikan asin, nasi, rebung, daun kemangi, buah pepaya, garam,

gula merah, dan air cucian beras.

3.4 Pengumpulan Data dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan metode wawancara pada

tempat yang menjadi objek penelitian yaitu pesantren Al-Aqobah Diwek,

Jombang.

8

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengolahan Limbah Pesantren Menjadi Pupuk Organik Cair (POC)

1. Alat dan bahan

- 3 kg limbah sayuran

- Garam 1,5 ons

- Gula merah 2 ons dari cairan setelah diproses selama 24 hari

- Timba Plastik ukuran sedang

- Tali rafia

- 3 liter air cucian beras

2. Cara pembuatan

- Limbah sayuran diiris-iris hingga menjadi potongan kecildan dimasukkan

ke dalam drum plastik

- Setiap lapisan setebal sekitar 5 cm ditaburkan garam sampai merata,

kemudian dilanjutkan dengan berlapis-lapis sampai kedua bahan habis

- Tambahkan air cucian beras sebanyak 3 liter

- Timba ditutup rapat dengan plastik dan diatasnya diberi air sehingga

tampak plastik cekung yang terisi air

- Setelah 3-4 minggu drum bisa dibuka, dan akan tampak cairan berwarna

kuning kecoklatan dan mempunyai pH 3-5

- Tambahkan gula sebanyak 2 ons dan diaduk hingga merata.

9

Gambar 3. Proses pembuatan MOL

3. Cara penggunaan

a. Pengomposan

Berfungsi untuk mempercepat proses peleburan bahan organik. Berikut

merupakan proses pengomposan dengan menggunakan larutan MOL :

- Campurkan 1 liter larutan MOL yang telah dibuat sebelumnya dengan 10

liter air tawar

- Tambahkan 2 ons gula

- Siramkan larutan pada bahan organik yang akan dikomposkan

b. Pupuk

- Campurkan 400 cc larutan MOL dengan 14 liter air tawar dan kemudian

aduk sampai merata

- Berikan pada tanaman padi setiap pagi atau sore hari pada hari ke-10, 20,

30 dan 40 masa tanam.

Gambar 4. Penyemprotan MOL pada Tanaman Padi (Oryza sativa

10

Pembuatan MOL dapat dilakukan dengan pengolahan terhadap zat-zat organik.

Dari proses-proses pengolahan tersebut akan diperoleh organisme-organisme non

patogen yang berbeda-beda sesuai dengan zat organik yang diolah.

4.2 Kandungan Unsur Hara Limbah Dapur Pesantren

Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung

bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik dalam tanah, perangsang

pertumbuhan pada tanaman, dan sebagai zat pengendali hama dan penyakit

tanaman.Upaya pembuatan pupuk organik cair (POC) berbasis mikroorganisme

lokal (MOL) dari limbah pondok pesantren seperti uraian diatas memberikan

manfaat ganda, disatu sisi menyelesaikan problem penumpukan volume sampah

dan disisi lain sebagai wujud sumbangsih nyata pondok pesantren dalam

mendorong terwujudnya pertanian organik di Indonesia yakni berupa pupuk

organik yang ramah lingkungan.

Tabel 1. Jenis-jenis Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL) dan Peranannya

No Jenis MOL Peranan dan Aplikasi

1 Limbah dapur Memperbaiki struktur fisika, biologi dan kimia tanah,

aplikasinya umur 0 hari atau saat pengolahan tanah

2 Buah-buahan Untuk membantu pengisian malai (bulir padi) agar

lebih berisi

3 Sayuran Merangsang tumbuhnya malai (bulir padi)

4 Rebung Merangsang pertumbuhan tanaman, aplikasinya umur

15 HST

5 Protein Sebagai nutrisi tambahan bagi tanaman, aplikasinya

umur 15 HST

6 Kemangi Untuk mencegah penyakit tanaman

Sumber : Hersanti dan Entun Santosa, 2009

11

Prinsip kerja mikroorganisme lokal (MOL) adalah organisme-organisme di dalam

MOL tersebut berfungsi sebagai bakteri penyubur tanah dan juga mengandung

hormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT) untuk lebih memacu

perkembangan sel-sel tanaman, seperti : Giberellin, Sitokinin dan Auksin. Peran

MOL juga sebagai komponen bioreaktor yang dapat menjaga proses tumbuh

tanaman secara optimal. Fungsi bioreaktor diantaranya adalah penyuplai nutrisi

melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba yang dibutuhkan tanaman, menjaga

stabilitas kondisi tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman bahkan kontrol

terhadap penyakit yang menyerang tanaman(Purwasasmita, 2009).

4.3 Manfaat Pengolahan Pemanfaatan Limbah Dapur Pesantren

4.3.1 Manfaat bagi Lingkungan

Kelebihan dari penerapan mikroorganisme lokal (MOL) pada pertanian

diantaranya adalah :

1. Pupuk organik yang dihasilkan oleh mikroorganisme lokal (MOL)

mengandung unsur hara yang komplek dan mikroba yang bermanfaat.

2. Mengandung Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) berupa hormon Giberellin, Sitokinin

dan hormon Auksin.

3. Pupuk yang ramah lingkungan.

4. Dapat melindungi biota tanah.

5. Dapat memperbaiki kualitas tanah dan hasil panen.

Hormon Giberellin, Sitokinin dan hormon Auksin sangat bermanfaat untuk

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, seperti penjelasan dalam tabel berikut

ini.

12

Tbel 2. Jenis-Jenis Hormon Tumbuhan dan Pengaruhnya pada Tumbuhan

Hormon Pengaruh

Auksin, misalnya IAA

Mendorong pemanjangan batang, pertumbuhan akar,

diferensiasi sel dan percabangan, pertumbuhan buah,

dominansi apikal, fototropisme dan geotropisme

Sitokinin, misalnya

zeatin

Mempengaruhi pertumbuhan akar dan diferensiasi

akar; mendorong pembelahan, pertumbuhan sel,

perkecambahan dan pembungaan; menghambat

penuaan

Giberelin, misalnya GA3

Mendorong perkecambahan biji dan tunas,

pemanjangan batang, pertumbuhan daun;

mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar

Sumber : Pratiwi, D.A., Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S, 2006.

Konsep dasar yang diterapkan pada pembuatan mikroorganisme lokal ini adalah

merujuk pada konsep “zero waste” yakni pengolahan terlebih dahulu terhadap

sampah sebelum dibuang..Dalam proses pembuatan mikroorganisme lokal (MOL)

akan diperoleh dua hasil sekaligus. Pertama, pembuatan MOL akan menghasilkan

ampas yang dapat digunakan sebagi pupuk kompos. Kedua, pada proses

pembuatan MOL juga akan diperoleh sarinya yang mana dapat dimanfaatkan

sebagai pupuk organik cair (POC).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hersanti dan Entun

Santosa pada tahun 2009 di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

menunujukkan bahwa larutan pupuk organik cair berbahan dasar MOL yang

dibuat dengan bahan dari limbah dapur yang berupa sayuran mempunyai

kandungan unsur hara yang sangat baik. Berikut merupakan tabel hasil analisis

unsur hara pada larutan MOL sayuran.

13

Tabel 3. Hasil Analisis Unsur Hara POC

Larutan MOL

% Ppm

pH C N PO5 KO S C/N Fe Zn

Sayuran 3,45 22,77 1,23 0,18 0,21 0,31 19 7,67 3,07

Sumber : Hersanti dan Entun Santosa, 2009.

Pupuk organik cair berbahan dasar MOL dari limbah sayuran ini dapat berfungsi

untuk memperbaiki struktur fisika, biologi dan kimia tanah serta dapat

merangsang tumbuhnya malai (bulir padi) pada tanaman padi. Hal ini disebabkan

karena didalamnya terkandung berbagai unsur hara esensial dan juga mengandung

bakteri penyubur tanah serta juga mengandung hormon yang berfungsi sebagai zat

pengatur tumbuh (ZPT) untuk lebih memacu perkembangan sel-sel tanaman,

seperti : Giberellin, Sitokinin dan Auksin. Peran kandungan MOL-nya juga dapat

menjadi komponen bioreaktor yang dapat menjaga proses tumbuh tanaman secara

optimal.

Sebagai bahan perbandingan, berikut ini kami tambahkan tabel hasil analisis

unsur hara 6 jenis pupuk organik cair berbahan dasar MOL lainnya.

Manfaat lain bagi lingkungan adalah tidak adanya proses pembakaran dalam

karena limbah dapur sudah terolah dengan cara fermentasi.

14

Tabel 4. Hasil Analisis Unsur Hara 6 Jenis Pupuk Organik Cair

Berbahan Dasar MOL lainnya

Larutan MOL

% Ppm

pH C N PO5 KO S C/N Fe Zn

Buah papaya 4,01 24,55 1,16 0,05 0,07 0,62 21 3,18 1,27

Daun klereside 4,6 28,86 2,43 0,04 0,05 0,32 12 8,71 3,48

Bonggol pisang 3,69 26,82 1,73 0,10 0,13 0,34 16 3,30 1,32

Nasi 4,41 24,92 1,04 0,12 0,13 0,20 24 2,09 0,84

Ikan asin 3,66 23,47 1,66 0,32 0,36 0,23 14 3,49 1,40

Rebung 3,64 24,92 1,62 0,08 0,09 0,32 15 2,70 1,08

Sumber : Hersanti dan Entun Santosa, 2009.

4.3.2 Manfaat bagi Ekonomis

Pondok pesantren mendapatkan keuntungan secara ekonomis, karena limbah

dapur pesantren yang selama terbuang sia-sia sekarang dapat diolah menjadi

pupuk organik cair yang bernilai ekonomi tinggi

Manfaat ekonomis yang lain dapat dirasakan oleh para petani, karena pupuk

organik ini harganya lebih murah dibandingkan pupuk kimia buatan pabrik.

15

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Limbah dapur pesantren dapat diolah menjadi Pupuk Organik Cair (POC)

berbasis MOL (mikro organisme lokal) melalui sistem pengolahan sampah

organik dan pendiaman selama 3-4 minggu untuk proses fermentasi.

2. Pupuk Organik Cair (POC) berbasis MOL (mikro organisme lokal) yang

dihasilkan mengandung berbagai unsur hara esensial (C 22.77%, N 1.23%,

PO5 0.18%, KO 0.21%, S 0.31%, Fe 7.67% dan Zn 3.07%. Pupuk ini juga

mengandung bakteri penyubur tanah serta juga mengandung hormon yang

berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT) yakni Giberellin, Sitokinin dan

Auksin.

3. Pemanfaatan limbah pesantren sebagai Pupuk Organik Cair (POC)

memberikan banyak keuntungan, selain dapat mengurangi volume sampah

organik, pemanfaatan limbah ini juga dapat meningkatkan ekonomi pondok

dan petani ,serta dapat mendukung upaya pemerintah demi terwujudnya

pertanian organik guna meningkatkan kualitas kesejahteraan petani dan

kesehatan masyarakat.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai pemanfaatan limbah pesantren

sebagai pupuk organic cair (POC) ini, maka masih perlu:

1. Dukungan dari pemerintah untuk mensosialisasikan dan memperluas

pemanfaatan sampah organik sebagai Pupuk Organik Cair (POC).

2. Pembinaan secara rutin untuk menjamin pengetahuan dan ketrampilan para

petani agar mereka mampu memanfaatkan sampah organik sebagai Pupuk

Organik Cair (POC).

3. Sosialisasi mengenai pemanfaatan sampah organik sebagai Pupuk Organik

Cair (POC) dikalangan pelajar sebagai generasi penerus bangsa.

16

DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, D.A., Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S. 2006. BIOLOGI untuk

SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga. (10 Februari 2014)

Hadisuwito, Sukamto. 2007. Membuat Pupuk Organic Cair. Jakarta: Agro Media.

(10 Februari 2014)

Training of Trainer (TOT) System of Rice Intensification (SRI) Jombang 2009.

(10 Februari 2014)

htpp://id.wikipedia.org/wiki/Limbah (12 februari 2014)

htpp://gbioscience05.wordpress.com/2008/04/22/masalah-sampah-di-indonesia-

dan-solusinya/ (12 Februari 2014)

htpp://id.wikipedia.org/wiki/Sampah (12 Februari 2014)

http://pertanianorganik-yuliusbari.blogspot.com/2011/02/pupuk-organik-cair-

mol.html (12 Februari 2014)

http://www.scribd.com/doc/16652801/PENGERTIAN-LIMBAH (12 Februari

2014)

http://www.jakartabersih.com/articles/29/pemanfaatan-sampah-rumah-tangga-

menjadi-pupuk-organik/ (12 Februari 2014)

17

Lampiran 1

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TULIS ILMIAH

NASIONAL LITL 2014

Judul Karya Tulis : Pengolahan Limbah Dapur Pesantren sebagai Pupuk

Organik Cair (POC)

Nama Ketua : Muhammad Chumaidy Maimun Abdillah

Nama Anggota : 1. Muhammad Syaiful Muslim

1. Elviana Arisaputri

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa karya tulis

dengan judul yang tersebut di atas memang benar merupakan karya orisinalitas

yang dibuat oleh penulis dan belum pernah dipublikasikan dan atau dilombakan

diluar kegiatan “Lomba Inovasi Teknologi Lingkungan 2014” yang

diselenggarakan oleeh Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITS Surabaya.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, dan apabila terbukti

terdapat pelanggaran di dalamnya, maka kami siap untuk didiskualifikasi dari

kompetisi ini sebagai bentuk pertanggung jawaban kami.

Jombang, 26 Februari 2014

Muhammad Chumaidy Maimun Abdillah