Upload
blogspot
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ratusan jumlah pesantren di Jombang dengan jumlah santri sekitar puluhan ribu
akan menghasilkan limbah dapur yang sangat banyak,
Limbah merupakan salah satu masalah terbesar yang sampai saat ini belum dapat
diatasi oleh pemerintah Indonesia.Salah satu penyebab dari permasalahan ini
diantaranya adalah volume sampah terus meningkat setiap harinya, namun upaya
untuk mengurangi sampah tersebut sangat minim. Sebagai pemukiman padat
penduduk, pondok pesantren memberikan sumbangan pemasukan sampah organik
(limbah sayuran) yang cukup besar, namun dalam kenyataannya, sampah tersebut
hanya dibuang begitu saja tanpa ada inisiatif untuk memanfaatkannya menjadi
barang berguna.
Berdasarkan sifatnya, limbah atau sampah dibedakan menjadi dua yaitu sampah
organik dan anorganik. Karena pada dasarnya sampah organik merupakan sampah
alam dari sisa pemenuhan kebutuhan manusia. Beberapa produsen penghasil
sampah terbesar di antaranya: industri, pasar, permukiman padat penduduk,
termasuk di antaranya adalah pondok pesantren, dan lain-lain.
Beberapa tahun belakangan ini telah terjadi penurunan kesuburan tanah yang
diindikasikan dengan rendahnya kandungan bahan organik dalam tanah. Hal itu
disebabkan oleh kesuburan tanah yang semakin menurun yang salah satu
faktornya adalah, pemberian pupuk kimia secara terus menerus dengan jumlah
melebihi dosis. Selain itu dampak dari pemakaian bahan-bahan kimia tersebut
banyak berimbas pada kesehatan manusia.
Disisi lain, biaya produksi pertanian kian hari kian meningkat akibat semakin
mahalnya harga sarana produksi khususnya pupuk dan obat-obatan pertanian. Hal
ini semakin menambah deretan daftar permasalahan dalam sektor ini.
2
Pemanfaatan limbah dapur pesantren sebagai pupuk organik cair merupakan salah
satu alternatif tawaran solusi dari permasalahan tersebut. Dengan cara mengolah
limbah yang selama ini dianggap menimbulkan banyak masalah menjadi bahan
organik yang bermanfaat bagi sektor pertanian. Pada pemikiran yang lebih luas,
upaya ini diharapkan dapat berkontribusi dalam mendukung upaya pemerintah
demi terwujudnya pertanian organik guna meningkatkan kualitas kesejahteraan
petani dan kesehatan masyarakat.
Oleh sebab itu, berdasarkan uraian di atas, dipandang perlu untuk diadakan kajian
tentang pemanfaatan limbah pesantren menjadi pupuk organik cair.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, di buat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana teknik pengolahan pemanfaatan limbah dapur pesantren sebagai
pupuk organik cair (POC)?
2. Bagaimana kandungan unsur hara dari pengolahan pemanfaatan limbah dapur
pesantren sebagai pupuk organik cair (POC) ?
3. Apa sajakah manfaat dari pengolahan pemanfaatan limbah dapur pesantren
sebagai pupuk organik cair (POC) ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui teknik pengolahan pemanfaatan limbah dapur pesantren
sebagai pupuk organik cair (POC).
2. Untuk mengetahui kandungan unsur hara dari pengolahan pemanfaatan limbah
dapur pesantren sebagai pupuk organik cair (POC).
3. Untuk mengetahui manfaat dari pengolahan pemanfaatan limbah dapur
pesantren sebagai pupuk organik cair (POC).
1.4 Batasan Masalah
Di karya tulis ini kami hanya membahas tentang limbah dapur pesantren
yang diolah menjadi pupuk organik cair (POC).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Limbah
Limbah merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan produksi yang
tidak bermanfaat/bernilai ekonomi lagi. Limbah sendiri dari tempat asalnya bisa
beraneka ragam, ada yang limbah dari rumah tangga, limbah dari pabrik-pabrik
besar dan ada juga limbah dari suatu kegiatan tertentu. Dalam dunia masyarakat
yang semakin maju dan modern, peningkatan akan jumlah limbah semakin
meningkat. Bentuk limbah dapat berupa cair, padat, maupun gas (debu).
Limbah cair biasanya dikenal sebagai salah satu pencemar air. Pada umumnya,
komponen pencemaran air terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan
organik, dan bahan buangan anorganik. Cara untuk mencegah adanya pencemaran
air atau limbah cair kita dapat memulai dengan tidak membuang sampah pada
selokan dan kita juga tidak mengalirkan limbah industri pada sungai – sungai
sekitar pabrik tersebut.
Gambar 1. Limbah Cair Cucian Beras
4
Macam-macam limbah cair meliputi :
1. Limbah hitam yaitu limbah cair yang dihasilkan dari toilet. Limbah ini
mengandung patogen yang berbahaya.
2. Limbah rumah tangga yaitu sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar
mandi dan tempat cucian.
Limbah gas bersumber dari cemaran aktivitas manusia (antropogenik) seperti :
kendaraan bermotor, pabrik, instalasi.
Limbah yang beracun dan berbahaya dikenal sebagai limbah B3 (Limbah
Berbahaya dan Beracun). Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 apabila
mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya dapat
merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan
manusia. Limbah B3 meliputi bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak
digunakan kembali karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli
bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan
tersebut termasuk limbah B3 apabila bersifat mudah meledak, mudah terbakar,
bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain
sebagainya.
Gambar 2. Sampah Dapur (Limbah Padat)
Sedangkan pada limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali
menjadi permasalahan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Sampah di bedakan
menjadi dua yaitu sampah domestik dan sampah bukan domestik.Sampah
domestik merupakan bahan-bahan buangandari rumah atau dapur. Contohnya
sayur-sayuran serta sisa-sisa makanan. sedangkan sampah bukan domestik
5
merupakan bahan-bahan buangan yang dihasilkan dari industri. Setiap harinya
70% sampah yang dihasilkan merupakan sampah rumah tangga.
Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi3 yaitu :
1. Sampah organik (basah)
Contoh : Sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau
sisa buah yang dapat mengalami pembusukan secara alami.
2. Sampah anorganik (kering)
Contoh : logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol yang tidak dapat mengalami
pembusukan secara alami.
3. Sampah berbahaya
Contoh : Baterai, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas.
Limbah memiliki konsentrasi dan kuantitas tertentu sehingga berdampak negatif
terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia. Tingkat bahaya keracunan
yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah,
yaitu : berukuran mikro, dinamis, berdampak luas (penyebarannya), dan
berdampak jangka panjang (antar generasi). Limbah padat banyak ditemui di
daerah industri, pertambangan serta pemukiman. Seperti halnya pada pondok
pesantren sebagai tempat pemukiman yang menghasilkan banyak sampah.
2.2 Pondok Pesantren
Pondok pesantren adalah asrama tempat santri atau murid-murid belajar mengaji
dan lain sebagainya (Definisi KBBI)
2.3 Pupuk Organik Cair (POC)
Definisi pupuk adalah bahan yang ditambahkan kedalam tanah untuk
menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan suatu tanaman. Sedangkan
pupuk organik merupakan pupuk yang dibuat dari bahan-bahan alami seperti
sampah, kotoran sapi, kotoran kambing dan juga dari mahluk hidup yang telah
mati. Sehingga dapat di simpulkan bahwa Larutan MOL (Mikroorganisme Lokal)
adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya
yang tersedia baik dari tumbuhan maupun hewan. Larutan MOL mengandung
6
unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi
sebagai perombak bahan organik dalam tanah, perangsang pertumbuhan pada
tanaman, dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman. Pupuk
organik, dapat dibedakan menjadi dua yaitu pupuk padat dan cair. pupuk cair
merupakan larutan yang membawa beberapa unsur yang dibutuhkan oleh
tanaman.
Fungsi dari bioreaktor yang telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai
nutrisi melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai kebutuhan tanaman,
menjaga stabilitas kondisi tanah menuju kondisi yang ideal bagi pertumbuhan
tanaman, bahkan kontrol terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman
(Purwasasmita, 2009).
Menurut Hadinata (2008), secara terperinci bahan utama dalam MOL terdiri dari 3
jenis komponen antara lain :
a. Karbohidrat
Karbohidrat dapat diperoleh dari air cucian beras, nasi basi, limbah singkong,
kentang atau gandum dan lain-lain yang mengandung konsentrasi karbohidrat
tinggi.
b. Glukosa
Larutan gula pasir, gula merah dan gula batu merupakan larutan yang
mengandung konsentrasi glukosa yang tinggi. Glukosa juga bisa diperoleh dari
air kelapa.
c. Bakteri
Bakteri bisa diperoleh dari limbah sayur-sayuran yang sudah membusuk atau
bahan-bahan yang lainnya yang mengandung bakteri yang berguna untuk
tanaman dan kesuburan tanah seperti pada limbah sayur-sayuran mengandung
bakteri Saccharomyces sp., azospirillum sp., azotobacter sp., bacillus sp.dan
bakteri pelarut phospat.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Pengolahan limbah dimulai pada tanggal 7 Februari 2014 sampai 3
minngu kemudian, di lab SMA Negeri 1 Jombang
3.2 Metode dan Rancangan Penelitian
Kegiatan Tanggal target
Membuat MOL 05-01-2014 sampai
26-01-2014
MOL berhasil dibuat
Membuat pupuk organik
cair
27-01-2014 Pupuk organik telah
berhasil terbuat
Menguji pupuk organik
cair pada tanaman
30-01-2014 sampai
14-02-2014
Tanaman tumbuh lebih
subur
Menyusun Karya Tulis
Ilmiah
10-02-2014 sampai
27-02-2014
Karya tulis tuntas
3.3 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini kami menggunakan limbah dapur pesantren sebagai bahan
utama, antara lain: ikan asin, nasi, rebung, daun kemangi, buah pepaya, garam,
gula merah, dan air cucian beras.
3.4 Pengumpulan Data dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan metode wawancara pada
tempat yang menjadi objek penelitian yaitu pesantren Al-Aqobah Diwek,
Jombang.
8
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengolahan Limbah Pesantren Menjadi Pupuk Organik Cair (POC)
1. Alat dan bahan
- 3 kg limbah sayuran
- Garam 1,5 ons
- Gula merah 2 ons dari cairan setelah diproses selama 24 hari
- Timba Plastik ukuran sedang
- Tali rafia
- 3 liter air cucian beras
2. Cara pembuatan
- Limbah sayuran diiris-iris hingga menjadi potongan kecildan dimasukkan
ke dalam drum plastik
- Setiap lapisan setebal sekitar 5 cm ditaburkan garam sampai merata,
kemudian dilanjutkan dengan berlapis-lapis sampai kedua bahan habis
- Tambahkan air cucian beras sebanyak 3 liter
- Timba ditutup rapat dengan plastik dan diatasnya diberi air sehingga
tampak plastik cekung yang terisi air
- Setelah 3-4 minggu drum bisa dibuka, dan akan tampak cairan berwarna
kuning kecoklatan dan mempunyai pH 3-5
- Tambahkan gula sebanyak 2 ons dan diaduk hingga merata.
9
Gambar 3. Proses pembuatan MOL
3. Cara penggunaan
a. Pengomposan
Berfungsi untuk mempercepat proses peleburan bahan organik. Berikut
merupakan proses pengomposan dengan menggunakan larutan MOL :
- Campurkan 1 liter larutan MOL yang telah dibuat sebelumnya dengan 10
liter air tawar
- Tambahkan 2 ons gula
- Siramkan larutan pada bahan organik yang akan dikomposkan
b. Pupuk
- Campurkan 400 cc larutan MOL dengan 14 liter air tawar dan kemudian
aduk sampai merata
- Berikan pada tanaman padi setiap pagi atau sore hari pada hari ke-10, 20,
30 dan 40 masa tanam.
Gambar 4. Penyemprotan MOL pada Tanaman Padi (Oryza sativa
10
Pembuatan MOL dapat dilakukan dengan pengolahan terhadap zat-zat organik.
Dari proses-proses pengolahan tersebut akan diperoleh organisme-organisme non
patogen yang berbeda-beda sesuai dengan zat organik yang diolah.
4.2 Kandungan Unsur Hara Limbah Dapur Pesantren
Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung
bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik dalam tanah, perangsang
pertumbuhan pada tanaman, dan sebagai zat pengendali hama dan penyakit
tanaman.Upaya pembuatan pupuk organik cair (POC) berbasis mikroorganisme
lokal (MOL) dari limbah pondok pesantren seperti uraian diatas memberikan
manfaat ganda, disatu sisi menyelesaikan problem penumpukan volume sampah
dan disisi lain sebagai wujud sumbangsih nyata pondok pesantren dalam
mendorong terwujudnya pertanian organik di Indonesia yakni berupa pupuk
organik yang ramah lingkungan.
Tabel 1. Jenis-jenis Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL) dan Peranannya
No Jenis MOL Peranan dan Aplikasi
1 Limbah dapur Memperbaiki struktur fisika, biologi dan kimia tanah,
aplikasinya umur 0 hari atau saat pengolahan tanah
2 Buah-buahan Untuk membantu pengisian malai (bulir padi) agar
lebih berisi
3 Sayuran Merangsang tumbuhnya malai (bulir padi)
4 Rebung Merangsang pertumbuhan tanaman, aplikasinya umur
15 HST
5 Protein Sebagai nutrisi tambahan bagi tanaman, aplikasinya
umur 15 HST
6 Kemangi Untuk mencegah penyakit tanaman
Sumber : Hersanti dan Entun Santosa, 2009
11
Prinsip kerja mikroorganisme lokal (MOL) adalah organisme-organisme di dalam
MOL tersebut berfungsi sebagai bakteri penyubur tanah dan juga mengandung
hormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT) untuk lebih memacu
perkembangan sel-sel tanaman, seperti : Giberellin, Sitokinin dan Auksin. Peran
MOL juga sebagai komponen bioreaktor yang dapat menjaga proses tumbuh
tanaman secara optimal. Fungsi bioreaktor diantaranya adalah penyuplai nutrisi
melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba yang dibutuhkan tanaman, menjaga
stabilitas kondisi tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman bahkan kontrol
terhadap penyakit yang menyerang tanaman(Purwasasmita, 2009).
4.3 Manfaat Pengolahan Pemanfaatan Limbah Dapur Pesantren
4.3.1 Manfaat bagi Lingkungan
Kelebihan dari penerapan mikroorganisme lokal (MOL) pada pertanian
diantaranya adalah :
1. Pupuk organik yang dihasilkan oleh mikroorganisme lokal (MOL)
mengandung unsur hara yang komplek dan mikroba yang bermanfaat.
2. Mengandung Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) berupa hormon Giberellin, Sitokinin
dan hormon Auksin.
3. Pupuk yang ramah lingkungan.
4. Dapat melindungi biota tanah.
5. Dapat memperbaiki kualitas tanah dan hasil panen.
Hormon Giberellin, Sitokinin dan hormon Auksin sangat bermanfaat untuk
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, seperti penjelasan dalam tabel berikut
ini.
12
Tbel 2. Jenis-Jenis Hormon Tumbuhan dan Pengaruhnya pada Tumbuhan
Hormon Pengaruh
Auksin, misalnya IAA
Mendorong pemanjangan batang, pertumbuhan akar,
diferensiasi sel dan percabangan, pertumbuhan buah,
dominansi apikal, fototropisme dan geotropisme
Sitokinin, misalnya
zeatin
Mempengaruhi pertumbuhan akar dan diferensiasi
akar; mendorong pembelahan, pertumbuhan sel,
perkecambahan dan pembungaan; menghambat
penuaan
Giberelin, misalnya GA3
Mendorong perkecambahan biji dan tunas,
pemanjangan batang, pertumbuhan daun;
mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar
Sumber : Pratiwi, D.A., Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S, 2006.
Konsep dasar yang diterapkan pada pembuatan mikroorganisme lokal ini adalah
merujuk pada konsep “zero waste” yakni pengolahan terlebih dahulu terhadap
sampah sebelum dibuang..Dalam proses pembuatan mikroorganisme lokal (MOL)
akan diperoleh dua hasil sekaligus. Pertama, pembuatan MOL akan menghasilkan
ampas yang dapat digunakan sebagi pupuk kompos. Kedua, pada proses
pembuatan MOL juga akan diperoleh sarinya yang mana dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk organik cair (POC).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hersanti dan Entun
Santosa pada tahun 2009 di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
menunujukkan bahwa larutan pupuk organik cair berbahan dasar MOL yang
dibuat dengan bahan dari limbah dapur yang berupa sayuran mempunyai
kandungan unsur hara yang sangat baik. Berikut merupakan tabel hasil analisis
unsur hara pada larutan MOL sayuran.
13
Tabel 3. Hasil Analisis Unsur Hara POC
Larutan MOL
% Ppm
pH C N PO5 KO S C/N Fe Zn
Sayuran 3,45 22,77 1,23 0,18 0,21 0,31 19 7,67 3,07
Sumber : Hersanti dan Entun Santosa, 2009.
Pupuk organik cair berbahan dasar MOL dari limbah sayuran ini dapat berfungsi
untuk memperbaiki struktur fisika, biologi dan kimia tanah serta dapat
merangsang tumbuhnya malai (bulir padi) pada tanaman padi. Hal ini disebabkan
karena didalamnya terkandung berbagai unsur hara esensial dan juga mengandung
bakteri penyubur tanah serta juga mengandung hormon yang berfungsi sebagai zat
pengatur tumbuh (ZPT) untuk lebih memacu perkembangan sel-sel tanaman,
seperti : Giberellin, Sitokinin dan Auksin. Peran kandungan MOL-nya juga dapat
menjadi komponen bioreaktor yang dapat menjaga proses tumbuh tanaman secara
optimal.
Sebagai bahan perbandingan, berikut ini kami tambahkan tabel hasil analisis
unsur hara 6 jenis pupuk organik cair berbahan dasar MOL lainnya.
Manfaat lain bagi lingkungan adalah tidak adanya proses pembakaran dalam
karena limbah dapur sudah terolah dengan cara fermentasi.
14
Tabel 4. Hasil Analisis Unsur Hara 6 Jenis Pupuk Organik Cair
Berbahan Dasar MOL lainnya
Larutan MOL
% Ppm
pH C N PO5 KO S C/N Fe Zn
Buah papaya 4,01 24,55 1,16 0,05 0,07 0,62 21 3,18 1,27
Daun klereside 4,6 28,86 2,43 0,04 0,05 0,32 12 8,71 3,48
Bonggol pisang 3,69 26,82 1,73 0,10 0,13 0,34 16 3,30 1,32
Nasi 4,41 24,92 1,04 0,12 0,13 0,20 24 2,09 0,84
Ikan asin 3,66 23,47 1,66 0,32 0,36 0,23 14 3,49 1,40
Rebung 3,64 24,92 1,62 0,08 0,09 0,32 15 2,70 1,08
Sumber : Hersanti dan Entun Santosa, 2009.
4.3.2 Manfaat bagi Ekonomis
Pondok pesantren mendapatkan keuntungan secara ekonomis, karena limbah
dapur pesantren yang selama terbuang sia-sia sekarang dapat diolah menjadi
pupuk organik cair yang bernilai ekonomi tinggi
Manfaat ekonomis yang lain dapat dirasakan oleh para petani, karena pupuk
organik ini harganya lebih murah dibandingkan pupuk kimia buatan pabrik.
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Limbah dapur pesantren dapat diolah menjadi Pupuk Organik Cair (POC)
berbasis MOL (mikro organisme lokal) melalui sistem pengolahan sampah
organik dan pendiaman selama 3-4 minggu untuk proses fermentasi.
2. Pupuk Organik Cair (POC) berbasis MOL (mikro organisme lokal) yang
dihasilkan mengandung berbagai unsur hara esensial (C 22.77%, N 1.23%,
PO5 0.18%, KO 0.21%, S 0.31%, Fe 7.67% dan Zn 3.07%. Pupuk ini juga
mengandung bakteri penyubur tanah serta juga mengandung hormon yang
berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT) yakni Giberellin, Sitokinin dan
Auksin.
3. Pemanfaatan limbah pesantren sebagai Pupuk Organik Cair (POC)
memberikan banyak keuntungan, selain dapat mengurangi volume sampah
organik, pemanfaatan limbah ini juga dapat meningkatkan ekonomi pondok
dan petani ,serta dapat mendukung upaya pemerintah demi terwujudnya
pertanian organik guna meningkatkan kualitas kesejahteraan petani dan
kesehatan masyarakat.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai pemanfaatan limbah pesantren
sebagai pupuk organic cair (POC) ini, maka masih perlu:
1. Dukungan dari pemerintah untuk mensosialisasikan dan memperluas
pemanfaatan sampah organik sebagai Pupuk Organik Cair (POC).
2. Pembinaan secara rutin untuk menjamin pengetahuan dan ketrampilan para
petani agar mereka mampu memanfaatkan sampah organik sebagai Pupuk
Organik Cair (POC).
3. Sosialisasi mengenai pemanfaatan sampah organik sebagai Pupuk Organik
Cair (POC) dikalangan pelajar sebagai generasi penerus bangsa.
16
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, D.A., Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S. 2006. BIOLOGI untuk
SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga. (10 Februari 2014)
Hadisuwito, Sukamto. 2007. Membuat Pupuk Organic Cair. Jakarta: Agro Media.
(10 Februari 2014)
Training of Trainer (TOT) System of Rice Intensification (SRI) Jombang 2009.
(10 Februari 2014)
htpp://id.wikipedia.org/wiki/Limbah (12 februari 2014)
htpp://gbioscience05.wordpress.com/2008/04/22/masalah-sampah-di-indonesia-
dan-solusinya/ (12 Februari 2014)
htpp://id.wikipedia.org/wiki/Sampah (12 Februari 2014)
http://pertanianorganik-yuliusbari.blogspot.com/2011/02/pupuk-organik-cair-
mol.html (12 Februari 2014)
http://www.scribd.com/doc/16652801/PENGERTIAN-LIMBAH (12 Februari
2014)
http://www.jakartabersih.com/articles/29/pemanfaatan-sampah-rumah-tangga-
menjadi-pupuk-organik/ (12 Februari 2014)
17
Lampiran 1
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TULIS ILMIAH
NASIONAL LITL 2014
Judul Karya Tulis : Pengolahan Limbah Dapur Pesantren sebagai Pupuk
Organik Cair (POC)
Nama Ketua : Muhammad Chumaidy Maimun Abdillah
Nama Anggota : 1. Muhammad Syaiful Muslim
1. Elviana Arisaputri
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa karya tulis
dengan judul yang tersebut di atas memang benar merupakan karya orisinalitas
yang dibuat oleh penulis dan belum pernah dipublikasikan dan atau dilombakan
diluar kegiatan “Lomba Inovasi Teknologi Lingkungan 2014” yang
diselenggarakan oleeh Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITS Surabaya.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, dan apabila terbukti
terdapat pelanggaran di dalamnya, maka kami siap untuk didiskualifikasi dari
kompetisi ini sebagai bentuk pertanggung jawaban kami.
Jombang, 26 Februari 2014
Muhammad Chumaidy Maimun Abdillah