Upload
independent
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir V, 2012 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 133
ANALISIS DESAIN KINERJA TERMAL
PEMBANGKIT-UAP TIPE DELTA-75 DAN DELTA-125
Sukmanto Dibyo
Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN
Kawasan Puspiptek Gedung 80 Serpong Tangsel
Email: [email protected]
ABSTRAK ANALISIS DESAIN KINERJA TERMAL PEMBANGKIT-UAP TIPE DELTA-75 DAN
DELTA-125. Pembangkit-uap berfungsi menghasilkan uap-air untuk memutar turbin. Pada PLTN
PWR, panas ditransfer dari sirkulasi pendingin primer ke pendingin sekunder. Pembangkit-uap tipe
Delta-125 pada AP1000 adalah desain lanjut dari desain sebelumnya yaitu Delta-75 yang sudah
proven. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis kemampuan termal desain kedua pembangkit-uap.
Parameter yang dianalisis adalah koefisien transfer panas dan karakteristika termal termasuk fraksi
uapnya. Dari analisis tersebut dapat diketahui kemampuan menghasilkan uap sebagaimana
diharapkan. Silinder shell merupakan tempat terjadinya proses transfer panas untuk menghasilkan
uap, kemampuan pembangkitan uap ditentukan dari dalam silinder ini. Pada sisi-shell terjadi kondisi
dua fasa uap-air, sedangkan pada sisi-tube mengalir air panas dari reaktor. Untuk itu analisis ini
difokuskan pada kinerja transfer panas dari sisi-tube ke sisi-shell pada kondisi tunak menggunakan
paket RELAP5. Nodalisasi pada RELAP5, terdiri dari model volume, junction, heat structure dan
time-dependent-junction dalam untai terbuka dengan time-dependent-volume sebagai kondisi batas.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pembangkit-uap Delta-125 memiliki nilai koefisien transfer panas
9648 watt/m2K dan Delta-75 = 9802 watt/m2K. Kemampuan menghasilkan uap juga terlihat pada
parameter fraksi-uap yang dihasilkan oleh kedua pembangkit-uap tersebut. Secara umum, Delta-125
juga memiliki karakteristika yang sesuai dengan tipe pembangkit-uap Delta-75 yang sudah proven.
Kata kunci: pembangkit-uap Delta75/Delta-125, desain termal, RELAP5
ABSTRACT THERMAL PERFORMANCE DESIGN ANALYSIS OF DELTA-75 AND DELTA-125
STEAM-GENERATORS. Steam generator generates steam to turn the turbines. In the PWR
nuclear power plants, heat is transferred from the primary coolant to the secondary coolant circulation.
Delta-125 steam generator of AP1000 is the next design of the Delta-75 that is already proven. The
purpose of this paper was to analyze the thermal design ability of the steam generator. The analyzed
parameters are the heat transfer coefficient and thermal characteristic including the vapor fraction.
From this analysis, it can be seen that steam generator capable to produce steam as expected.
Cylindrical shell is the place for the heat transfer process to produce steam. Therefore, from here the
steam generation ability is determined. On the shell-side, two-phase conditions occur, while the tube-
side flowing hot water from the reactor. So, the analysis is focused on heat transfer performance from
tube-side to the shell-side at steady state using RELAP5. The RELAP5 nodalization consists of
volume models, junction, heat-structure and time-dependent–junction in the open-loop with a time-
dependent-volume as a boundary condition. The result shows that steam generator Delta-125 has a
heat transfer coefficient of 9648 watt/m2K and Delta-75 is 9802 watt/m2K. The ability to produce
steam was also shown by the vapor fraction generated in both steam generators. In general, Delta-125
also has characteristic according to the type of Delta-75 steam generators that have been proven.
Keywords: steam generator Delta75/Delta-125, thermal design, RELAP5
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir V, 2012 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 134
1. PENDAHULUAN Sistem pembangkit-uap merupakan bagian dari komponen penting PWR (Pressurized
Water Reactor) yang berfungsi untuk memindahkan panas dari sistem pendingin primer ke
sistem pendingin sekunder untuk menghasilkan uap yang berguna untuk menggerakkan
turbin. Integritas sistem pembangkit-uap ini sangat penting untuk diperhatikan karena
selain berfungsi menghasilkan uap juga berfungsi sebagai pemisah antara pendingin primer
yang mengandung substansi radioaktif dengan pendingin sekunder.
Dalam rangka melaksanakan kajian desain teknis PLTN tipe PWR sebagai substansi
renstra PTRKN untuk menyiapkan pembangunan PLTN di Indonesia dan menyiapkan
sumber daya manusia yang mampu mengevaluasi desain pembangkit-uap PWR, maka
analisis desain ini ditujukan pada pembangkit-uap Delta-125 AP1000 yang mana
karakteristika kinerja termal termasuk parameter temperatur, tekanan, laju aliran, fraksi uap
dan koefisien transfer panas, dapat dianalisis dengan menggunakan paket komputer
RELAP5. Analisis desain pembangkit-uap Delta-75 yang desainnya sudah proven juga
dilakukan sebagai pembanding. Delta-75 adalah pembangkit-uap AP600 yang oleh
Westinghouse ditingkatkan menjadi Delta-125 yang kapasitasnya lebih besar untuk
AP1000[1]. Oleh karena itu makalah ini ditujukan untuk menganalisis kemampuan termal
pembangkit-uap Delta-125 dan Delta-75.
Hasil analisis ini diharapkan dapat mengetahui sejauh mana desain karakteristika
termal pembangkit-uap Delta-125 dapat diungkapkan berdasarkan data yang ada. Data
desain termal merupakan parameter utama dalam mengetahui karakteristik suatu alat
penukar panas. Oleh karena itu, analisis desain ini menggunakan paket program RELAP5
yang merupakan paket program yang mampu menganalisis parameter termal dan
hidrodinamika sistem yang menggunakan air sebagai media pendingin.
Pembangkit-uap pada bagian atas adalah steam-drum yang memuat steam separator,
kemudian silinder shell yang berisi bundel tube dan hemispherical head. Di dalam silinder shell
inilah berlangsung proses pemanasan air menjadi uap yang merupakan bagian yang sangat
penting untuk dianalisis, kemampuan pembangkit-uap ditentukan dari dalam silinder ini.
Pada pembangkit-uap ini, sisi-shell terjadi kondisi dua fasa uap-air pada bagian atasnya,
sedangkan pada sisi-tube mengalir air panas dari reaktor. Oleh karena itu, penggunaan
pemodelan dapat dimanfaatkan untuk mengetahui karakteristika termalnya, yaitu
difokuskan pada analisis kinerja transfer panas dari sisi-tube ke sisi-shell pembangkit-uap
pada kondisi tunak (steady) dan model sistem dibatasi oleh boundary-conditions.
Berdasarkan uraian pendahuluan ini maka tujuan makalah ini adalah menganalisis
desain kemampuan termal pembangkit-uap Delta-125 dan Delta-75 dengan menggunakan
paket komputer RELAP5/SCDAP.M3.2.
2. TEORI 2.1. Pembangkit-uap
Pembangkit-uap pada prinsipnya adalah alat penukar panas (heat-exchanger) yang
mendidihkan air pada sisi-shell. Pembangkit-uap merupakan penukar panas Tipe-F standar
TEMA (Tubular Exchanger Manufacturer Associations)[2]. Pembangkit-uap berfungsi
memindahkan energi panas dari untai primer ke untai sekunder PLTN jenis PWR. Jenis
pembangkit-uap yang digunakan dalam desain PWR umumnya jenis U-Tube steam
generator[3]. Pada pendingin primer, air panas mengalir melalui sisi-tube sedangkan air sistem
sekunder mengisi ruang pada sisi-shell. Pembangkit-uap U-tube sangat luas digunakan pada
berbagai PLTN jenis PWR dari desain terbaru 1300 MWe sampai desain AP1000. Pendingin
primer masuk dari bagian bawah pembangkit-uap sebagai hot-leg, kemudian mengalir di
dalam bundel tube dan selanjutnya melewati U-bend, dan keluar pada nosel outlet pendingin
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir V, 2012 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 135
primer. Pada pendingin sekunder, air umpan dari kondensor masuk melalui lintasan anulus
ke arah bawah, kemudian mengalir di antara U-tube dan bergerak melalui daerah
pembangkit-uap di bagian atas bundel tube. Campuran uap-air dari sisi-shell memasuki
steam separator dan uap diteruskan melalui nosel, sedangkan bagian air diresirkulasikan
kembali ke bawah. Dalam desain PLTN AP1000, terdapat 2 pembangkit-uap Delta-125 yang
terpisah. Masing-masing pembangkit-uap yang berdiameter 4,5 m di bagian atas (steam-
drum sebagai steam-separator). Bagian yang bertekanan yang tinggi adalah hemisphere head,
tube-sheet dan tube-tube di antara tube-sheet. Penampang desain Pembangkit-uap Delta-125
pada AP1000 dapat dilihat pada Gambar 1. Data desain pembangkit-uap Delta-125 dan
Delta-75 ditunjukkan pada Tabel 1.
Gambar 1. Penampang Pembangkit-uap Delta-125[4]
Desain model pembangkit-uap Delta-125 (kecuali untuk konfigurasi channel-head),
mirip dengan pembangkit-uap Delta-75. Pada Pembangkit-uap Delta-125, channel-head
memiliki pengarah untuk mengeringkan bagian head. Hal ini bertujuan untuk
meminimalkan deposit produk korosi radioaktif pada permukaan channel-head sehingga
dapat meningkatkan dekontaminasi permukaan. Dibandingkan dengan model pembangkit-
uap sebelumnya, Delta-125 dilengkapi dengan akses untuk pekerjaan perawatan (manways)
pada bagian silinder utama (primary chamber) untuk pembersihan kotoran lumpur korosi.
Fitur lain yang juga terdapat Delta-125 adalah digunakannya Alloy 690 nickel-chromium-iron
alloy (ASME SB-163) untuk pipa tube dan channel head divider plate. Kemudian permukaan
dalam channel head, nosel dan manways dilindungi dengan austenitic stainless steel.
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir V, 2012 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 136
Tabel 1. Data Spesifikasi Desain
2.2. Deskripsi RELAP5
RELAP5 adalah program untuk perhitungan termohidrolika satu dimensi multi fasa
pada sistem non-equilibrium dan non-homogenous yang dikembangkan untuk menganalisis
keseluruhan perilaku termohidrolika reaktor berpendingin air-ringan termasuk untuk gas-
gas tak terkondensasi dan teras dalam kondisi operasi normal atau kondisi kecelakaan dasar
dan kecelakaan parah. Model kinetika reaktor mempertimbangkan efek reaktivitas umpan-
balik dan panas peluruhan. RELAP5 mampu menghitung sistem pendingin primer, sistem
kendali, kinetika reaktor dan perilaku komponen sistem reaktor khususnya seperti katup
dan pompa. Struktur yang melingkupi suatu kanal aliran yang memodelkan dinding bejana
reaktor, rod bahan bakar, dan U-tubes dari pembangkit-uap dapat digunakan model heat
structure. Daya reaktor dari data kinetika yang berdasarkan pendekatan kinetika titik[5].
Penyusunan nodalisasi terdiri dari model volume, junction, heat structure dan time-dependent-
junction (tmdjunc) yang terintegrasi di dalam untai terbuka dengan time-dependent-volume
(tmdpvol) sebagai boundary condition. Dinding tube dimodelkan sebagai struktur material
yang berperan sebagai media transfer termal dari sisi-tube ke sisi-shell.
Penyusunan nodalisasi terdiri dari model volume, junction, heat structure dan time-
dependent-junction (tmdjunc) yang terintegrasi di dalam kanal aliran dengan time-dependent-
volume (tmdpvol) sebagai boundary condition. Dinding tube dimodelkan sebagai struktur
material yang berperan sebagai media transfer termal dari sisi-tube ke sisi-shell.
Pada setiap Komponen hidrodinamika yang dimodelkan, saling terhubung dengan
model junction baik berupa time-dependent juction, single / multiple junction ataupun katup.
Komponen ini memiliki korelasi persamaan satu dimensi untuk fluida tunggal maupun
aliran dua fasa air-uap di mana persamaan dasarnya terdiri dari persamaan konservasi
massa, momentum dan energi.
2.3. Metodologi
Nodalisasi pada sistem pada pembangkit-uap disusun menjadi satu komponen
volume kanal vertikal ke atas dan ke bawah. Model sisi-tube, dilingkupi oleh dinding tube
berlaku sebagai media transfer panas. Saluran sisi-tube, dibuat dua tmdpvol (time-dependent
volume component) untuk menetapkan kondisi air masuk sebagai source boundary condition dan
air ke luar sebagai volume pembuang panas (heat sink). Pada sisi-shell dimodelkan dengan
satu arah dari bottom shell yang juga dibuat dua tmdpvol untuk menetapkan kondisi
pendingin sekunder masuk dan pendingin ke luar. Pengaliran pendingin menggunakan
model tmdjunc (time dependent junction). Struktur panas (heat structure) terdapat pada
komponen yang terjadi transfer panas yang dihubungkan dengan komponen
Desain Geometri Delta-125 Delta-75 Keterangan
Tipe Vertikal U-tube Vertikal U-tube
Jumlah tube 10025 6307
Tube pitch, (mm) Triangular 24,9 Triangular 24,9
Diameter steam drum, (m) 5,56 4,45
Diameter ID/OD tube (mm) 15,4/17,5 15,4/17,5
Panjang tube (m) 14,97 9,42
Luas penamp.aliran total sisi-tube (m) 2,4123 1,5176* *perhitungan
Diameter shell, lower (m) 4,19 3,44
Diameter ekivalen sisi-shell (m) 0,0347* 0,0347* *perhitungan
Luas penamp.aliran shell / pass (m2) 1,4853 0,9344
Permukaan transfer panas (m2) /unit 11477,2 6986,3* *perhitungan
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir V, 2012 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 137
hidrodinamika[6]. Struktur panas ini dapat mewakili struktur yang melingkupi kanal aliran
pada U-tubes.
Data desain parameter pembangkit-uap Delta-75 dan Delta-125 yang dipakai
sebagai data referensi dikompilasikan pada Tabel 1[1]. Data tersebut mencakup data dimensi
dan geometri (jumlah/diameter tube, diameter shell, luas permukaan transfer panas, luas
penampang aliran) dan data operasi (temperatur, laju aliran, beban termal), disamping itu
digunakan data tambahan yang dianggap perlu. Data input yang diperlukan untuk
menyusun pemodelan, diacu dari data spesifikasi dan data parameter operasi desain sesuai
kebutuhan yang harus diinputkan pada RELAP5. Tabel 2 menunjukkan data input
pembangkit-uap Delta-75 dan Delta-125 yang disiapkan untuk Input deck, Gambar 2
menunjukkan data geometri dan konfigurasi tube satu volume dari data tube yang ada.
Diameter ekivalen (De) dihitung dari 4,0 (penampang aliran) dibagi dengan wetted-perimeter
(keliling terbasahi) berdasarkan susunan triangular tube yang menggunakan persamaan (1)
dan (2). Adapun pada sisi-shell, hanya dimodelkan pada zona di mana terjadi transfer panas
dari sisi-tube ke sisi-shell saja.
………………………. (1)
dengan,
PT = Pitch tube ; do = diameter outer tube ; Aflow = luas penampang aliran
Tabel 2. Data Geometri Volume Untuk Input Deck
Desain Geometri Delta-125 Delta-75
Tipe Vertikal U-tube Vertikal U-tube
Jumlah tube 10025 6307
Tube pitch, (mm) Triangular 24,9 Triangular 24,9
Diameter steam drum, (m) 5,56 4,45
Diameter ID/OD tube (mm) 15,4/17,5 15,4/17,5
Panjang tube (m) 14,97 9,42
Panjang / node segmen (m) 2,49 1,57
Luas penampang total sisi-tube (m) 2,4123 1,5176
Diameter shell, lower (m) 4,19 3,44
Luas penampang model vol. tube (m2) 1,175 1,866
Diameter ekivalen sisi-shell (m) 0,0347 0,0347
Luas penampang shell / pass (m2) 1,4853 0,9344
Permukaan transfer panas (m2) /unit 11477,2 6986,3
Gambar 2. Data Geometri Tube Delta-75 / Delta-125
2
84
34
4
2
2
O
O
e
flow
triangulared
dP
P
AD
T
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir V, 2012 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 138
Nodalisasi model untuk simulasi secara utuh diilustrasikan pada Gambar 3. Pada
Gambar ini, model volume sisi-tube maupun sisi-shell dibagi menjadi enam segmen aksial,
hal ini supaya dapat direpresentasikan fenomena termohidrolika secara aksial. Penggunaan
model ini memerlukan langkah pengaturan input data maupun time step control sedemikian
rupa sehingga proses konvergensi pada komputasi numerik berlangsung dengan baik.
Gambar 3. Nodalisasi Pembangkit-uap
2.4. Tata Kerja Analisis
Analisis desain kinerja termal pembangkit-uap adalah termasuk data temperatur,
tekanan, laju aliran, fraksi uap dan koefisien transfer panas. Penyusunan input dimulai
dari kartu time step control, penentuan minor edit request untuk ditampilkan pada output.
Kemudian input deck disusun berdasarkan data desain dimensi dan geometri yang
diinputkan berdasarkan data referensi. Untuk melakukan Running, parameter yang
diminta harus mencapai kondisi tunak sehingga dapat diperoleh karakteristika termal
pada Delta-75 dan Delta-125. Diagram prosedur pelaksanaan pembuatan model ini
ditampilkan pada Gambar 4. Adapun Tabel 3 menunjukkan parameter yang dipilih untuk
ditampilkan pada output hasil analisis.
Gambar 4. Tata Kerja
Hasil, Pembahasan
Data input model RELAP5
Data Pembangkit-
uap Delta-75 dan
Delta-125
Running
Delta-75
Delta-125
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir V, 2012 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 139
Tabel 3. Data Minor Edit Request * time step cards
201 400.0 1.0-11 0.5 3 4 4000 5000
* minor edit request
303 P 230010000 *P top-shell
304 Voidg 320010000 *void 1-shell
304 Voidg 320040000 *void 4-shell
304 Voidg 320050000 *void 5-shell
304 Voidg 320060000 *void 6-shell
317 Tempf 310060000 *T annulus
318 Tempf 320060000 *T shell-top
322 Tempf 520010000 *T prim-in
323 Tempf 550060000 *T prim-out
335 mflowj 505000000 *flow-tube-side
336 mflowj 301000000 *steam flow out
339 hthtc 520000501 *ht.coeff
3. PEMBAHASAN Dalam pembuatan model dengan menggunakan paket RELAP5, parameter utama
untuk pencapaian kondisi tunak telah diperoleh yaitu temperatur, tekanan, fraksi uap,
koefisien transfer panas dan laju aliran pendingin. Adapun proses running dikerjakan
sampai 400 detik dengan menggunakan mode new transt dalam kartu yang tersedia pada
input RELAP5. Pencapaian kondisi tunak diketahui dari konvergensi hasil perhitungan
yang dapat dilihat pula dari kurva beberapa parameter operasi. Dalam pembahasan analisis
desain ini ditetapkan bahwa pembangkit-uap berada pada kondisi operasi dengan
parameter-parameter tertentu yang tidak berfluktuasi. Hasil perhitungan kondisi tunak
pada RELAP5 merupakan luaran yang merepresentasikan parameter operasi, oleh karena
itu kurva pencapaian tunak tersebut ditampilkan pada Gambar 5 sampai dengan Gambar 7.
Gambar 5 memperlihatkan kurva fraksi uap pada node atas sisi-shell masing-masing
pembangkit-uap, kedua kurva menunjukkan angka yang tidak jauh berbeda yaitu pada
Delta-125 =0,8015 dan pada Delta-75=0,8187. Penelusuran karakteristika fraksi uap ini telah
dipilih pada tiap zona aksial sisi-shell (volume node nomor 320), dengan demikian dapat
ditentukan kelayakan terbentuknya uap pada sisi-shell tersebut. Selanjutnya pada grafik-
grafik tersebut tampak bahwa semakin posisi ke atas, maka fraksi-uap semakin besar. Atau
dengan kata lain, fraksi-uap pada node bagian bawah relatif rendah kemudian uap menuju
ke atas sehingga semakin ke atas fraksi uapnya terakumulasi lebih besar. Adapun uap
kering akan dihasilkan bilamana dilewatkan melalui steam-separator yang berada di atas sisi-
shell. Catatan bahwa dalam analisis ini, hanya dibatasi pada pembentukan fraksi uap sampai
pada top sisi-shell saja, sehingga tidak dikemukakan proses separasi uap kering yang terjadi
pada steam-separator. Yang penting dari parameter fraksi uap adalah bahwa kinerja
pembangkit-uap mengindikasikan mampu menghasilkan uap berdasarkan data desain yang
digunakan dalam analisis.
Temperatur pendingin masuk dan keluar pada sisi-tube dan sisi-shell pembangkit-uap
telah mencapai kondisi tunak yang ditunjukkan dengan harga yang konstan sampai 400
detik. Dalam hal ini hanya temperatur pendingin masuk dan keluar saja yang dikemukakan
sesuai dengan data desain yang tersedia pada referensi, jadi artinya analisis ini tidak
menampilkan temperatur di sepanjang node sisi-tube maupun sisi-shell. Sebagaimana
ditunjukkan oleh kurva-kurva pada Gambar 6, temperatur masuk dan keluar pada sisi-tube
ditampilkan dari node-610 dan node-510, adapun temperatur masuk dan keluar pada sisi-
shell ditampilkan dari node-230 dan node-310.
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir V, 2012 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 140
Gambar 5. Kurva Fraksi Uap
Gambar 6. Temperatur Masuk Dan Keluar Pendingin
Gambar 7 memperlihatkan kurva tekanan uap pada top sisi-shell node no.320-6, kedua
kurva juga telah menunjukkan kondisi tunak untuk kedua pembangkit-uap. Angka-angka
tekanan tersebut masih dalam rentang di bawah data desain spesifikasi untuk tekanan
operasi yaitu 8,3 MPa pada Delta-125 dan 7,6 MPa pada Delta-75. Oleh karena itu, data
desain tekanan yang dibuat untuk kedua pembangkit-uap harus lebih tinggi daripada
tekanan operasi yang ada.
Gambar 7. Tekanan Uap Sisi-Shell
Berdasarkan hasil keluaran kurva yang ditampilkan pada Gambar 5 sampai dengan
Gambar 7, selanjutnya disusun ke dalam Tabel 4 antara data acuan dengan data keluaran
RELAP5, tampak pada Tabel 4 bahwa masih ada perbedaan angka acuan dengan hasil
analisis sampai 2,1 % terutama pada temperatur pendingin keluar sisi-tube kedua
pembangkit-uap. Perbedaan dapat disebabkan oleh beberapa hal teknis seperti ketidak-
sempurnaan model yang dibuat dan keterbatasan data yang tersedia. Oleh karena itu, upaya
Delta-75
Delta-75
Delta-75 Delta-125
Delta-125
Delta-125
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir V, 2012 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 141
perbaikan baik pada pemodelan maupun penggunaan data input untuk menghasilkan
keakurasian yang tinggi, masih dikerjakan.
Tabel 4. Hasil Analisis
Parameter
Delta-125 Delta-75
Data
Acuan RELAP5
Data
Acuan RELAP5
Desain tekanan sisi-shell (MPa) 8,274 - 7,584 -
Temperatur masuk pada sisi-tube (K) 594,15 593,80 587,04 585,82
Temperatur keluar pada sisi-tube (K) 552,61 564,23 548,71 560,13
Temperatur air masuk (K) 499,15 499,02 497,42 497,53
Temperatur uap keluar (K) 564,15 565,01 562,12 562,01
Laju alir massa sisi-tube (kg/s) /unit 9980 9980 6435 6435
Tekanan uap keluar (MPa) 5,764 7,640 5,743 6,323
Laju aliran massa uap total (kg/s) 1860 1860 1060 1060
Koef.transfer panas, Watt/m2.K - 9648 - 9802
Fraksi uap pada top sisi-shell - 0,8015 - 0,8187
Parameter berikutnya adalah laju aliran massa yang dalam analisis ini merupakan
parameter yang ditentukan tetap. Pada Tabel 4 terlihat tidak terjadi perbedaan antara data
acuan dengan RELAP5, hal ini karena RELAP5 tidak melakukan justifikasi ulang parameter
tersebut.
Sebagaimana disampaikan pada bab pendahuluan bahwa penekanan dari analisis ini
adalah untuk mengetahui kinerja pada pembangkit-uap Delta-125 dan Delta-75, di mana
Delta-75 merupakan pembangkit-uap yang sudah proven. Parameter yang juga
dikemukakan adalah koefisien transfer panas untuk kedua pembangkit-uap. Selanjutnya
meskipun tidak ada data acuan tentang koefisien transfer panas dan fraksi void, namun
RELAP5 berhasil menampilkan parameter tersebut untuk mengindikasikan kemampuan
pembangkit-uap baik Delta-125 maupun Delta-75. Hasil analisis kinerja termal antara kedua
pembangkit-uap pada Tabel 4 menunjukkan bahwa pembangkit-uap Delta-125 memiliki
koefisien transfer panas (pada zona tengah sisi-shell) yang tidak jauh berbeda dengan Delta-
75 (perbedaan 1,57 %). Begitu juga halnya parameter fraksi uap pada bagian top sisi-shell
yang membuktikan adanya pembentukan uap. Kondisi ini dapat diartikan bahwa
pembangkit-uap Delta-125 mempunyai kemampuan untuk membangkitkan uap
sebagaimana Delta-75. Dengan demikian secara umum, pembangkit-uap Delta-125 telah
memiliki karakteristika termal yang sesuai dengan tipe pembangkit-uap Delta-75 yang
sudah proven.
4. KESIMPULAN Program RELAP5.SCDAP.M.3.4 berhasil diaplikasikan untuk analisis desain
kemampuan termal pembangkit-uap Delta-75 dan Delta-125. Berdasarkan hasil analisis
kondisi tunak antara pembangkit-uap tersebut, maka secara umum Delta-125 memiliki
karakteristika termal yang sesuai dengan tipe pembangkit-uap Delta-75 yang sudah proven.
Kemampuan pembangkit-uap untuk menghasilkan uap telah diindikasikan oleh parameter
fraksi uap pada top sisi-shell.
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir V, 2012 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 142
DAFTAR PUSTAKA [1]. RELAP5 Code Development Team, RELAP5. Code Manual, User Guide and Input
Requirements, NUREG/CR-5535-V2. Idaho National Engineering Laboratory,
Washington DC 1995.
[2]. SUKMANTO, D., Pemodelan multi-kanal tube-side pada Pembangkit-uap PLTN 1000
MW, Proseding PPIDIPTN, Yogyakarta 19-juli 2011.
[3]. PUTNEY, J. M., PREECE, R. J., Assessment of PWR Steam Generator Modeling in
RELAP5/Mod2, Intrn.Agreement Report, Nureg/IA-0106 / TEC/L/0471/R91/1993.
[4]. WESTINGHOUSE, Reactor Coolant System and Connected Systems, Chapter 5.
AP1000 European Design Control Document, 2009 Westinghouse Electric Company
LLC.
[5]. SSAR, AP-600, US Dept. of Energy, Westinghouse, June, 1992.
DISKUSI
1. Pertanyaan dari Sdr. Endang S (PRSG-BATAN)
Uap yang dihasilkan digunakan untuk apa saja?
Jawaban:
Memutar turbin dan dikembalikan lagi setelah melewati sistem kondenser.