Upload
independent
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANGGARAN KESEHATAN
Yenny Sucipto
Di kt R C t Direktur Resource Centre
Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran
1
ALUR BELANJA APBN KE DAERAH
PEMERINTAH PUSAT DAERAHPEMERINTAH PUSAT DAERAH
Belanja P t
Mendanai Kewenangan di luar 6 Urusan
Penyelenggaraan Azas
Dekon dan Tugas Pembantuan
Pusat Melalui Anggaran K/L Mendanai Kewenangan 6 Urusan
Mendanai Program Nasional K B
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Kantor Vertikal di Daerah
Bantuan:
Melalui Anggaran
Kewenangan Bersama
Anggaran Non K/L ‐‐ Anggaran yang dikelola Menkeu sebagai Bendara Umum yang kegiatan nya dilakukan oleh K/L
PNPM, BOS, Jamkesmas, BOK dll
b idi k ih iBelanja
Non K/L yang kegiatan nya dilakukan oleh K/L Subsidi: Pupuk, Benih, Migorj
APBN
Pajak
Belanja Daerah
Dana Perimbangan
Dana Otsus
DAU, DBH, DAK SDA
Penyelenggaraan
Dana Penyesuaian
Desentralisasi
(Masuk APBD)2
Sasaran Program Kesehatan 2010 K t i K h tKementerian Kesehatan
Jumlah penduduk 234.181.400 jiwaJumlah ibu hamil 4.842.871 jiwa Jumlah ibu hamil 4.842.871 jiwa Jumlah ibu bersalin 4.622.741 jiwa Jumlah bayi 4.484.998 jiwa Jumlah balita 21.571.500 jiwa Ju a ba ta 2 .5 .500 j a Jumlah anak balita 17.086.502 jiwa Jumlah anak prasekolah 8.269.856 jiwa Jumlah anak sekolah (kelas 1) 4.101.012 jiwa ( ) jJumlah anak sekolah (kelas 2) 4.083.334 jiwa Jumlah anak sekolah (kelas 3) 4.068.298 jiwa Jumlah wanita usia subur (WUS) 66.326.200 jiwa ( ) jJumlah Puskesmas 8.737 buah Jumlah Puskesmas Perawatan 2.704 buah Jumlah Puskesmas Non Perawatan 6.033 buah Jumlah RS (pemerintah dan swasta) 1.378 buah Jumlah SD/MI 174.920 buah3
Sebaran Anggaran Kesehatan Pusat ke Daerah Berdasarkan Jenis
DAK
Dana Perimbangan
Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah
(DPIPD)(DPIPD)
Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Skema APBN ke DaerahPercepatan Pembangunan
Daerah (DPDF&PPD)Pembantuan
Jamkesmas
Non Azaz Perimbangan/Bantuan
Sosial
Jamkesmas
Bantuan Operasional Bantuan Operasional Kesehatan
8
SebaranAnggaran Fungsi Kesehatan TA 2010 ke Daerah
186000
SebaranAnggaran Fungsi Kesehatan TA 2010 ke Daerah Berdasarkan Jenis
5100
2829 75
16,3
10121416
4000
5000
tase
yar
2829,75
1161,78701,22 794,89 575,93
215 26
9
3,72 2 2,5 1 8 2
46810
1000
2000
3000
Presen
t
Rp mily
215,262,2 2,5 1,80,8 0
20
Nominal Presentase
9
Alokasi Dana JamkesmasAlokasi dana Jamkesmas sebesar Rp 5,1 triliun digunakan untuk meng-cover setiap orang miskin dan tidak mampu yang pada tahun 2008 sebesar 19,1 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) atau sekitar 76,4 juta jiwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006.
P k t lih d b b t k t j l li ti tif tif k tif d Paket pemeliharaan dasar berbentuk: rawat jalan meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif (pemulihan) sesuai kebutuhan medis; rawat inap sesuai kebutuhan medis meliputi 5 (lima) hari rawat; dan pemeriksaan penunjang meliputi rado diagnostic dan atau ultrasonografi serta laboratorium klinik.
Program Jamkesmas yang berkaitan langsung dengan kesehatan ibu dan anak terdapat di paket pemeliharaan dasar rawat jalan yang cakupannya harus meliputi: imunisasi; Keluarga Berencana; dan pelayanan ibu dan anak dengan catatan pelayanan persalinan hanya diberikan sampai anak k dkedua.
Ruang lingkup pelayanan Jamkesmas meliputi pelayanan Puskesmas dan jaringannya, pelayanan Rumah Sakit dan Pelayanan yang dibatasi. Pelayanan Puskesmas dan jaringannya antara lain berupa: rawat jalan tingkat pertama (RJTP); rawat inap tingkat pertama (RITP); persalinan normal yang rawat jalan tingkat pertama (RJTP); rawat inap tingkat pertama (RITP); persalinan normal yang dilakukan di Puskesmas non-perawatan/bidan di desa/Polindes/di rumah pasien/ praktek bidan swasta; pelayanan spesialistik di Puskesmas yang menyediakan pelayanan spesialistik; pelayanan gawat darurat; dan pelayanan untuk transport untuk rujukan gawat darurat, rujukan yang bukan gawat darurat (bila diperlukan) dan pemulangan pasien/jenazah (bila diperlukan.
10
Dana Alokasi KhususDana Alokasi KhususAnggaran tersebut digunakan rata-rata digunakan untuk pengadaan infrastruktur kesehatan, danpengadaan obat dan perbekalan kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan obat dan perbekalankesehatan pada pelayanan kesehatan primer Pengadaan infrastruktur kesehatan meliputi:kesehatan pada pelayanan kesehatan primer. Pengadaan infrastruktur kesehatan, meliputi:
Pembangunan Puskesmas;Pembangunan Puskesmas Perawatan;Pembangunan Pos Kesehatan Desa;Pengadaan Puskesmas Keliling Perairan;Pengadaan Puskesmas Keliling Perairan;Pengadaan Kendaraan roda dua untuk Bidan Desa.
Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, dapat dimanfaatkan untuk peningkatan fasilitas ruma sakitprovinsi, kabupaten/kota, antara lain: a) peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III RS; b) pemenuhan peralatan unit transfusi darah RS dan bank darah RS; c) peningkatan fasilitas instalasigawat darurat RS; d) peningkatan sarana prasarana dan pengadaan peralatan kesehatan untukprogram pelayanan obstetric neonatal emergency komprehensif (PONEK) di RS; dan e) pengadaanperalatan pemerksaan kultur M.tuberculosis di BLK provinsi.Untuk kabupaten/kota, alokasi DAK 2010 ditujukan 2 (dua) kegiatan, yaitu: pemenuhan pelayanandasar dan pelayanan rujukan. Pelayanan dasar berupadasar dan pelayanan rujukan. Pelayanan dasar berupapemenuhan kesehatan dasar dan pengadaan obat dan perbekalan kesehatan. Untuk pemenuhankesehatan dasar, DAK diberikan kepada 405 kabupaten/kota dengan total anggaran sebesar Rp1,22 triliun, sementara untuk obat dan perbekalan kesehatan diberikan kepada 378 kabupaten/kotadengan total anggaran sebesar Rp 1 triliun.
11
Alokasi Dana Penyesuaian (DPDF&PPD dan DPIPD)DPDF dan PPD ditujukan untuk membantu penguatan desentralisasi fiskal dan percepatan pembangunan daerah melalui penyediaan dan pengembangan bidang infrastruktur dan non infrastruktur.
DPIPD ditujukan untuk peningkatan pelayanan publik melalui penyediaan infrastruktur dan prasarana daerah.
Alokasi DPDF dan PPD 2010 totalnya sebesar Rp 7 1 triliun yang disebar ke 276 daerah (17 provinsi dan 259 kabupaten/kota) Alokasi DPDF dan PPD 2010 totalnya sebesar Rp 7,1 triliun yang disebar ke 276 daerah (17 provinsi dan 259 kabupaten/kota). Untuk infrastruktur totalnya sebesar totalnya sebesar Rp 5,59 triliun digunakan untuk: jalan dan jembatan; irigasi/normalisasi sungai dan pantai; dan air bersih yang. Sisanya sebesar Rp 1,5 triliun digunakan untuk non infrastruktur yang terdiri dari: kesehatan, pertanian/ perkebunan, perhubungan/transportasi, perdagangan, prasarana pemerintah daerah, sarana dan prasarana pedesaan, pasar (termasuk pasar tradisional), dan kelautan dan perikanan (termasuk reklamasi pantai).
Khusus DPDF dan PPD kesehatan totalnya sebesar Rp 794,69 milyar. Dari 276 kabupaten/kota penerima DPDF dan PPD, hanya 86 daerah saja (3 provinsi dan 83 kabupaten/kota) yang mendapatkan DPDF dan PPD kesehatan. Kabupaten/kota terbesar yang mendapatkan alokasi terbesar adalah Kabupaten Rejang Lebong Rp 29,5 milyar dan Kota Takalar Rp 24 milyar, dan yang terendah adalah Kota Sabang sebesar Rp 1,9 milyar.
Untuk DPIPD 2010 totalnya sebesar Rp 5,48 triliun yang terbagi untuk propinsi Rp Rp 358 milyar dan untuk kabupaten/kota Rp 5,1 triliun. Daerah penerima DPIPD 2010 sebanyak 318 kabupaten/kota dan 33 provinsi. DPIPD 2010 programnya terdiri dari: jalan/jembatan, irigasi, air minum, sanitasi, pelayanan kesehatan rujukan, pelabuhan daerah, prasarana pemerintah daerah, dan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah. Dari total anggaran DPIPD 2010 sebagian besar digunakan untuk membiayai pembangunan jalan dan jembatan yang totalnya mencapai Rp 3,45 triliun.membiayai pembangunan jalan dan jembatan yang totalnya mencapai Rp 3,45 triliun.
DPIPD untuk pelayanan kesehatan rujukan totalnya hanya sebesar Rp 575,9 milyar. Dan dari 33 propinsi penerima DPIPD yang menerima dana pelayanan kesehatan rujukan hanya 2 provinsi. Kemudian dari 318 kabupaten/kota , yang menerima dana pelayanan kesehatan rujukan hanya 59 kabupaten/kota saja. Kabupaten/kota yang menerima dana DPIPD terbesar ada 6 (enam) kabupaten kota kesemuanya menerima Rp 24 milyar. Kabupaten/kota tersebut antara lain: Kabupaten Yapen, Kabupaten Kolaka p y p y p p p pUtara, Kabupaten Banggai, Kota Semarang, Kota Subulussalam, Kabupaten Rejang Lebong. Sementara Kabupaten terendah yang menerima DPIPD adalah Kabupaten Kubu Raya sebesar Rp 2,4 milyar. Khusus untuk kabupaten Kubu Raya tersebut sebenarnya sampai saat ini belum memiliki Rumah Sakit, padahal dana DPIPD hanya bisa digunakan untuk pelayanan kesehatan rujukan.13
Dana BOK
h l b lBOK tahun 2010 totalnya sebesar Rp 215,26 milyar yang disebar kepada 582 Puskemas Uji Coba dan 8.155 Puskesmas Non Ujicoba. Untuk Puskesmas Ujicoba rata-rata per Non Ujicoba. Untuk Puskesmas Ujicoba rata rata per puskesmas mendapatkan alokasi Rp 100 juta. Sementara untuk Puskesmas Nonujicoba rata-rata per puskesmas mendapatkan alokasi Rp 18 juta dan Rp 22 juta (Hal 47).
14
120.0%
Total Urusan Kesehatan Terhadap Belanja Langsung Daerah
100.0%
60 0%
80.0%
40.0%
60.0%
20.0%
0.0%
Series1 Series2 Series3 Series418
140.0%
Belanja Langsung UrusanTerhadapTotal Belanja Urusan Kesehatan
120.0%
80.0%
100.0%
60.0%
2007
2008
2009
2010
20.0%
40.0%
0.0%
19
Dana Perimbangan Kesehatan
30,000
35,000
20,000
25,000
Juta
10,000
15,000
Rp
J
0
5,000
g t r g t g p u r a h n r r ai al e g li g g r o o o t k e o a u n g t a u g n o a g a
b. S
iden
reng
Rap
pang
Kab
. Lom
bok
Bara
Kot
a Bl
itar
Kot
a Ba
ndar
Lam
pung
Kab
. Gar
utK
ab M
alan
gK
ab. C
ilaca
pK
ota
Palu
Kab
. Pol
ewal
i Man
dar
Kab
. Ace
h U
tara
Kab
. Lom
bok
Ten
gah
Kab
. Pek
alon
gan
Kab
. Lom
bok
Tim
urK
ab. A
ceh
Besa
rK
ab. S
erda
ng B
edag
aK
ab. K
enda
Kab
. Bon
eK
ab. S
emar
ang
Kab
. Boy
olal
Kot
a Pa
dang
Kab
. Sum
edan
gK
ota
Banj
arK
ab. B
ondo
wos
oK
ab. W
ajo
Kab
. Situ
bond
oK
ab. A
ceh
Bara
tK
ota
Pont
iana
kK
ota
Pare
Par
eK
ota
Gor
onta
loK
ota
Pala
ngka
raya
Kab
. Dom
puK
ota
Peka
long
anK
ota
Pada
ng P
anja
ngK
ab. S
umba
wa
Bara
Kot
a Su
raka
rta
Kot
a Pe
kan
Baru
Kot
a Se
mar
ang
Kab
. Sle
man
Kab
. Boj
oneg
oro
Kot
a Su
raba
yaK
ota
Pale
mba
ngK
ab. G
oron
talo
Uta
ra
Kab K K
2008 2009 2010
20
30,000on
sSebaran Transfer Anggaran Kesehatan di Lima Daerah
25,316 25,94825,000
Millio
20,000
15,167 15,787
13,65115,000
4 930
8,3588,03110,000
4,9303,637
761100
3,054
1,044 180 3060
5,000
0Propinsi Jawa Barat Propinsi Maluku Kabupaten Garut Kabupaten Bener Meriah Kabupaten Bireun
DAK DPDFPPD Dekonsentrasi Tugas Pembantuan Jamkesmas BOK23
Dana Dekon(Rp Juta)
Program Prov. Jabar Prov. Maluku
Promosi & PemberdayaanMasyarakat 1.500 1.050
K bij k & M j j P b 3 015 2 1 932 7Kebijakan & Manajajemen Pembangunan Kesehatan
3.015,2 1.932,7
Upaya Kesehatan Masyarakat 11.321,3 4.995,9
Perbaikan Gizi Masyarakat 2 050 1 300Perbaikan Gizi Masyarakat 2.050 1.300
Upaya Kesehatan Perorangan 383,2 171,6
Lingkungan Sehat 3.166,1 545,6
Pencegahan & Pemberantasan Penyakit 300 300
Promosi & Pemberdayaan Masyarakat 1.500 1.050
Obat & Perbekalan Kesehatan 593,7 503,1
Sumber Daya Kesehatan 2.118,9 1.801,9
Total 25.948,5 13.650,9
24
Program Upaya Kesehatan Masyarakatd P b ik Gi idan Perbaikan Gizi
Untuk program upaya kesehatan masyarakat di Provinsi Jabar totalnya Rp 11,32 milyar, dengan rincian kegiatan: 1) Peningkatan kesehatan p , y , g g : ) gmasyarakat Rp 1,22 milyar; 2) Peningkatan pelayanan kesehatan ibu Rp 5,01 milyar; 3) Peningkatan pelayanan kesehatan anak Rp 4,08 milyar; 4) Peningkatan kesehatan kerja Rp 1 milyar. Kemudian untuk program perbaikan gizi masyarakat sebesar Rp 2 milyar kesemuanya digunakan perbaikan gizi masyarakat sebesar Rp 2 milyar, kesemuanya digunakan untuk kegiatan penanganan masalah gizi kurang dan gizi buruk pada ibu hamil dan menyusui, bayi dan anak balita.Untuk program upaya kesehatan masyarakat di Provinsi Maluku totalnya p g p y y ysebesar Rp 4,99 milyar, dengan rincian kegiatan: 1) Peningkatan kesehatan masyarakat Rp 1,26 milyar; 2) Peningkatan pelayanan kesehatan ibu Rp 1,68 milyar; dan 3) Peningkatan pelayanan kesehatan anak Rp 2 05 milyar Kemudian untuk program perbaikan gizi anak Rp 2,05 milyar. Kemudian untuk program perbaikan gizi masyarakat sebesar Rp 1,3 milyar, kesemuanya digunakan untuk kegiatan penanggulangan dan perbaikan gizi masyarakat.
25
Dana Alokasi KhususDana Alokasi KhususDAK tahun 2010 sesuai ketentuan Menteri Kesehatan dialokasikan dalam bentuk Pelayananan Dasar dan Pelayanan Rujukan. Untuk pelayanan dasar, kedua y y j p yprovinsi (Jabar dan Maluku) tidak mendapatkan alokasi anggaran, namun keduanya mendapatkan alokasi anggaran Pelayanan Rujukan. Sebaliknya, dari 3 (tiga) kabupaten yang diassesment, untuk Kabupaten Bener Meriah tidak mendapatkan alokasi anggaran Pelayanan Rujukan, namun ketiga kabupaten p gg y j g pmendapatkan alokasi anggaran Pelayanan Kesehatan.Khusus untuk pelayanan rujukan, Rumah Sakit yang berhasil dipetakan mendapatkan alokasi anggaran pelayanan rujukan dari hasil assement hanya 3 (tiga) daerah yaitu Provinsi Maluku Kabupaten Bireun dan Kabupaten Garut (tiga) daerah, yaitu Provinsi Maluku, Kabupaten Bireun dan Kabupaten Garut, antara lain:Propinsi Maluku diberikan kepada RSU Haulussy sebesar Rp 1,58 milyar, RSU Tulehu sebesar Rp 985,9 juta, RS Khusus Daerah (Jiwa) sebesar Rp 1,58 milyar, dan BLK Propinsi Maluku sebesar Rp 788 8 jutadan BLK Propinsi Maluku sebesar Rp 788,8 juta.Kabupaten Bireun dialokasikan untuk RS Dr. Fauziah sebesar Rp 3,1 milyar; Kabupaten Garut dialokasikan untuk RSU Dr. Slamet sebesar Rp 2 milyar.
26
Dana Alokasi Khusus
Daerah
Dana Alokasi Khusus
Pelayanan DasarPelayanan Rujukan (3)Obat dan
Kesehatan Dasar (1)
Perbekalan Kesehatan (2)
Jumlah (1+2) jumlah (1+2)+(3)
Prov. Jawa Barat - - 12,727,500,000 2,439,500,000 15,167,000,000
Prov. Maluku - - 4,929,600,000 4,929,600,000
Kab.Garut 2,639,200,000 11,122,600,000 13,761,800,000 2,025,100,000 29,548,700,000
Kab.Bener Meriah 2,907,800,000 728,700,000 3,636,500,000 - 7,273,000,000
Kab.Bireun 2,771,000,000 2,483,100,000 5,254,100,000 3,104,000,000 13,612,200,000
Total 8,318,000,000 14,334,400,000 35,379,900,000 12,498,200,000 70,530,500,00027
JamkesmasJamkesmasGarut. Alokasinya total sebesar Rp 8 milyar. RS yang ditunjuk melaksanakan pelayanan Jamkesmas adalah RSUD Dr Slamet Garut melaksanakan pelayanan Jamkesmas adalah RSUD Dr. Slamet Garut sebesar Rp 7,87 milyar dan BBKPM Garut sebesar Rp 155,57 juta. Alokasi tersebut digunakan untuk meng-cover 133 ribu orang miskin di Garut dengan perhitungan Rp 5.000 per orang/bulan.g p g p p gBener Meriah. Alokasinya total sebesar Rp 100 juta. RS yang ditunjuk melaksanakan pelayanan Jamkesmas adalah RSUD Kabupaten Bener Meriah. Alokasi tersebut digunakan untuk meng-cover 1.666 orang g g gmiskin dengan perhitungan Rp 5.000 per orang/bulan.Bireun. Alokasinya total sebesar Rp 3,05 milyar. RS yang ditunjuk melaksanakan pelayanan Jamkesmas adalah RSD Dr. Fauziah Bireuen p y Jsebesar Rp 2,95 milyar dan RSU Malahayati Rp 100 juta. Alokasi tersebut digunakan untuk meng-cover 50.833 orang miskin dengan perhitungan Rp 5.000 per orang/bulan.
28
BOKGarut. Alokasi BOK yang diberikan totalnya sebesar Rp 1,044 milyar, dengan cakupan 58 Puskesmas, setiap puskesmas mendapatkan alokasi masing-masing Rp 18 juta.
Bi Al k i BOK dib ik l b Bireuen. Alokasi BOK yang diberikan totalnya sebesar Rp 306 juta, dengan cakupan 17 Puskesmas, setiap puskesmas mendapatkan alokasi masing-masing Rp 18 puskesmas mendapatkan alokasi masing-masing Rp 18 juta.
Bener Meriah. . Alokasi BOK yang diberikan totalnya Bener Meriah. . Alokasi BOK yang diberikan totalnya sebesar Rp 180 juta, dengan cakupan 10 Puskesmas, setiap puskesmas mendapatkan alokasi masing-masing Rp 18 juta.
29
BELANJA KEMENTERIAN KESEHATANBELANJA KEMENTERIAN KESEHATANRealisasi belanja (Netto) tahun 2009 sebesar Rp18.001.531.831.232 terdiri dari : Belanja Pegawai sebesar Rp2.505.156.869.448, Belanja Barang sebesar R 6 497 626 270 736 B l j M d l b Rp6.497.626.270.736 Belanja Modal sebesar Rp3.346.227.807.079 dan Bantuan Sosial Rp5.652.520.883.969Rp5.652.520.883.969
Jika dibandingkan dengan realisasi belanja tahun 2008 sebesar Rp15.871.890.053.677, tahun 2009 mengalami p , gpeningkatan sebesar Rp2.129.641.777.555 atau meningkat 13,4%
31
LanjutanLanjutan…Kementerian Kesehatan Tahun 2009 memperoleh anggaran yang berasal dari APBN sebesar Rp20.931.658.481.000,- meliputi :
k bSatuan kerja pusat/KP sebesar Rp. 11.480.740.339.000
Satuan kerja daerah/KD sebesar Rp. 7.462.663.655.000
kerja dekonsentrasi/DK sebesar Rp. 829.823.429.000
Satuan kerja Tugas Pembantuan sebesar Rp. 1 068 585 412 9751.068.585.412.975
33
Satker Tidak Merealisasikan DIPA Tahun 2009
N S tk J i K i t Al k iNama Satker Jenis Kegiatan Alokasi
Dinkes Prop. Jatim TP 15 milyar
Dinkes Prop. Jatim DK 64 juta
Dinkes Prop NAD DK 67 juta
Dinkes Kaltim DK 60 juta
RSUD Dr Slamet Garut TP 3 milyarRSUD Dr. Slamet Garut TP 3 milyar
Dinkes Kaltim 300 juta
Total 18,5 milyar
34
Beberapa Satker Dana Dekonsentrasi dan Tugas gPembantuan tidak dapat merealisasikan anggaran disebabkan DIPA diterima terlambat dan tidak cukup waktu untuk proses pelaksanaan anggaran, yaitu terdapat pada program-program Setjen 1 Satker Dekonsentrasi, Ditjen Bina Yanmedik 4 Satker (3 Dekon, 1 TP), Ditjen P2&PL 1 Satker Dekonsentrasi, atau seluruhnya berjumlah 6 Satker.
36
Dana Jamkesmas Ditjen Bina Kesmas TA 2009
Realisasi Belanja Bantuan Sosial pada Ditjen Bina Kesmas sebesar Rp1.326.101.947.963 digunakan untuk :
Jamkesmas Puskesmas sebesar Rp885 248 292 000Jamkesmas Puskesmas sebesar Rp885.248.292.000Bantuan Sosial Menkes sebesar Rp 5.537.370.000Peningkatan Yankes Dasar sebesar Rp147.585.680.000g pBansos Proyek DHS-2 sebesar Rp 95.222.645.000Bansos Daerah Tertinggal sebesar Rp 12.592.250.000Bansos Save Papua sebesar Rp106.602.965.963Bansos Prog Gizi dan KIA sebesar Rp 73.312.745.000
R li i b t i l i k t l k h t d Realisasi bantuan sosial peningkatan pelayanan kesehatan dasar sebesar tersebut, termasuk digunakan untuk Tim Pengelola Program Jamkesmas Dinkes Propinsi, Kab/Kota sebesar g J p ,Rp.29.815.230.000 yang seharusnya masuk jenis belanja barang namun tidak dilakukan revisi DIPA.37
Hasil Temuan BPK Terhadap Belanja KemKesPengelompokan Jenis Belanja pada Saat Penganggaran Tidak Sesuai Kegiatan yang Dilaksanakan Minimal Sebesar Rp136,54 Miliarp ,
Rincian sebagai berikut.belanja barang, baik barang habis pakai maupun barang untuk dibagikan kepada
ih k l i i i l b R 83 818 134 815 00 di k d B l j pihak lain minimal sebesar Rp83.818.134.815,00 yang dianggarkan pada Belanja Modal sehingga realisasi Belanja Modal tidak menambah aset tetap bagi entitas Kemenkes;
li i B l j B il i R 22 732 110 081 00 b i realisasi anggaran Belanja Barang senilai Rp22.732.110.081,00 yang substansinya menambah belanja modal karena digunakan untuk kegiatan pengadaan aset;
Belanja barang berupa dana untuk kegiatan manajemen operasional Tim Pengelola J k P i i/K b t /K t il i R 29 989 530 000 00 Jamkesmas Provinsi/Kabupaten/Kota senilai Rp29.989.530.000,00 yang seharusnya termasuk belanja barang, oleh Kemenkes dianggarkan dari Belanja Bantuan Sosial. Kesalahan klasifikasi belanja tersebut mengakibatkan dana yang ditransfer ke rekening Tim Pengelola Jamkesmas Provinsi/Kabupaten/Kota telah ditransfer ke rekening Tim Pengelola Jamkesmas Provinsi/Kabupaten/Kota telah dicatat sebagai realisasi belanja definitif meskipun secara riil belum seluruhnya digunakan untuk kegiatan operasional.38
Temuan BansosTemuan BansosPelaporan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Bantuan Sosial yang Disalurkan Ditjen Binkesmas Belum Tertib sebesar Rp yang Disalurkan Ditjen Binkesmas Belum Tertib sebesar Rp Rp1.347.342.049.442,00.
Bansos untuk Tim Pengelola Jamkesmas Provinsi/Kab/Kota senilai Rp29 989 530 000 00senilai Rp29.989.530.000,00Bansos Program Jamkesmas untuk Puskesmas dan Jaringannya senilai Rp885.248.292.000,00Bansos Pengembangan Poskesdes/Desa Siaga Rp97 596 150 000 00Bansos Pengembangan Poskesdes/Desa Siaga Rp97.596.150.000,00Bansos Pengembangan Desa Siaga ke 16 Provinsi senilai Rp800.000.000,00B P l tih Bid P k d il i R 20 000 000 000 00Bansos Pelatihan Bidan Poskesdes senilai Rp20.000.000.000,00Bansos untuk Operasional Posyandu senilai Rp72.510.000.000,00Bansos Pelayanan Kesehatan Daerah Tertinggal, Perbatasan dan
l ( ) il i Kepulauan (DTPK) senilai Rp12.592.250.000,00
39