48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awal tahun 1950-an, suku bunga nominal pada Treasury bills tiga bulan sekitar 1% per tahun, di tahun 1981, suku bunga tersebut mencapai lebih dari 15%, di awal tahun 2000-an, suku bunga tersebut kembali turun di bawah 2%. Keselurahan tingkat suku bunga nominal ditentukan dan faktor-faktor yang memengaruhi perilakunya. Suku bunga negatif dengan harga obligasi. Untuk menerunkan kurva permintaan untuk aset seperti uanag atau obligasi, langkah yang pertama dengan analisis dengan menetukan permintaan untuk asaet-aset tersebut, yakni teori dari permintaan aset, yaitu teori ekonomi yang menguraikan kriteria-kriteria oenting ketika memutuskan jumlah aset yang harus dibeli. Dengan begitu dapat menurunkan kurva permintaan dari obligasi atau uang sehingga adanya keseimbangan pasar yaitu titik dimana jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta. Dengan kesimbangan pasar ini, dapat diketahui kesimbangan suku bunga. B. Rumusan Masalah 1. Apa sajakah faktor-faktor penentu permintaan aset ? 2. Apa sajakah penawaran dan permintaan dalam pasar obligasi? PERILAKU SUKU BUNGA Page 1

Perilaku Suku Bunga

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada awal tahun 1950-an, suku bunga nominal pada

Treasury bills tiga bulan sekitar 1% per tahun, di tahun

1981, suku bunga tersebut mencapai lebih dari 15%, di

awal tahun 2000-an, suku bunga tersebut kembali turun di

bawah 2%. Keselurahan tingkat suku bunga nominal

ditentukan dan faktor-faktor yang memengaruhi

perilakunya. Suku bunga negatif dengan harga obligasi.

Untuk menerunkan kurva permintaan untuk aset seperti

uanag atau obligasi, langkah yang pertama dengan analisis

dengan menetukan permintaan untuk asaet-aset tersebut,

yakni teori dari permintaan aset, yaitu teori ekonomi

yang menguraikan kriteria-kriteria oenting ketika

memutuskan jumlah aset yang harus dibeli. Dengan begitu

dapat menurunkan kurva permintaan dari obligasi atau uang

sehingga adanya keseimbangan pasar yaitu titik dimana

jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta.

Dengan kesimbangan pasar ini, dapat diketahui kesimbangan

suku bunga.

B. Rumusan Masalah

1. Apa sajakah faktor-faktor penentu permintaan aset ?

2. Apa sajakah penawaran dan permintaan dalam pasar

obligasi?

PERILAKU SUKU BUNGA Page 1

3. Bagaimanakah perubahan keseimbangan suku bunga?

4. Bagaimanakah penawaran dan permintaan di pasar untuk

uang?

5. Bagaimanakah perubahan suku bunga keseimbangan pada

kerangka kerja preferensi likuiditas?

C. Tujuan

1. Mengetahui faktor-faktor penentu permintaan aset.

2. Mengetahui penawaran dan permintaan dalam pasar

obligasi.

3. Memahami perubahan keseimbanagan suku bunga.

4. Mrngetahui penawaran dan permintaan di pasar untuk

uang.

5. Memahami perubahan suku bunga keseimbangan pada

kerangka kerja preterensi likuiditas

BAB II

PEMBAHASAN

A. FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERMINTAAN ASET

Aset adalah satu bentuk kepemilikan yang berfungsi

sebagai alat penyimpan nilai. Macam-macam aset seperti

uang, obligasi,saham,karya seni,tanah, rumah,peralatan

pertanian, dan mesin-mesi pabrik, kesemuannya adalah

aset. Menghadapi pertanyaan apakah kita akan membeli dan

memegang aset atau membeli satu aset dari pada aset yang

PERILAKU SUKU BUNGA Page 2

lain, seseorang harus memerhatikan faktor-faktor

berikut :

1. Kekayaan, yaitu keseluruhan sumber daya yang

dimiliki oleh individu, termasuk semua aset.

2. Perkiraan imbal hasil, (perkiraan imbal hasil pada

periode mendatang) pada satu aset relatif terhadap

aset yang lain.

3. Risiko, (derajat ketidakpastian yang terkait dengan

imbal hasil) pada satu aset relatif terhadap aset

yang lain.

4. Likuiditas (kecepatan dan kemudahan suatu aset untuk

diubah menjadi uang) relatif terhadap aset yang

lain.

1. Kekayaan

Ketika kita mengetahui ketika kekayaan kita

meningkat, kita mempunyai sumber daya yang tersedia untuk

membeli aset, dan juga, tidaklah mengejutkan, jumlah aset

yang kita minta akan meningkat. Sehingga, dampak dari

perubahan kekayaan terhadap jumlah permintaan aset dapat

diringkas sebagai berikut :

“Dengan asumsi faktor lainnya tetap, peningkatan

kekayaan menaikkan jumlah permintaan dari suatu aset”.

2. Perkiraan Imbal Hasil

Pada bab 4, kita melihat bahwa imbal hasil dari

suatu aset (seperti obligasi) mengukur berapa banyak

PERILAKU SUKU BUNGA Page 3

keuntungan yang kita peroleh dari memiliki suatu aset.

Ketika kita memutuskan untuk membeli suatu aset, kita

dipengaruhi oleh perkiraan imbal hasil dari aset

tersebut. Jika obligasi Exxon Mobil Corporation,

misalnya, mempunyai imbal hasil sebesar 15% pada

pertengahan waktu yang lain, maka perkiraan imbal hasil

(yang dapat kita anggap sebagai rata-rata imbal hasil)

adalah 10% (0,5 x 15% + 0,5 x 5% ). Jika perkiraan imbal

hasil dari aset alternatif, dengan asumsi lainnya tetap,

maka obligasi tersebut menarik untuk dibeli, dan jumlah

permintaannya meningkat. Hal ini, dapat terjadi melalui

dua cara : 1. Ketika perkiraan imbal hasil pada obligasi

Exxon Mobil naik, sedangkan imbal hasil dari aset

alternatif, misalnya saham google tetap tidak berubah

atau 2. Ketika imbal hasil dari aset alternatif, yaitu

saham google, turun sementara imbal hasil dari obligasi

Exxon Mobil tetap tidak berubah. Ringkasnya :

“Meningkatnya perkiraan imbal hasil dari suatu aset

relatif terhadap aset alternatif, dengan asumsi lainnya

tetap, maka akan meningkatkan permintaaan atas aset

tersebut”.

3. Risiko

Derajat risiko atau keridakpastian dari perolehan

suatu aset juga memengaruhi permintaan atas suatu aset.

Perhatikan dua aset berikut, saham Fly-by-night Airlines

PERILAKU SUKU BUNGA Page 4

dan saham Feet-On-The ground bus company. Misal saham Fly

by night Airlines mempunyai imbal hasil 15% pada

pertengahan waktu dan 5% pada pertengahan waktu yang

lain, membuat perkiraan imbal hasil menjadi 10%,

sedangkan saham Feet on the ground bus company mempunyai

imbal hasil tetap 10%. Saham fly by night mempunyai

ketidak pastian yang terkait dengan imbal hasilnya,

sehingga mempunyai risiko yang lebih besar dari pada

saham feet on the ground yang mempunyai imbal hasl lebih

pasti.

Orang yang menghindari risiko (risk averse) lebih

menyukai feet on the ground (yang telah pasti) dari pada

saham yang fly by night (aset yang lebih berisiko),

walaupun saham-saham tersebut mempunyai perkiraan imbal

hasil yang sama, 10%. Sebaliknya adalah orang yang suka

mengambil risiko (risk preferer atau risk lover).

Sebagaian besar orang menghindari risiko, khususnya dalam

keputusan keungan. Dengan asumsi lainnya tetap sama,

mereka lebih menyukai untuk memiliki aset dengan risiko

yang lebih kecil. Oleh karena itu :

“ Dengan asumsi lainnya tetap, kalau risiko suatu

aset meningkat relatif terhadap aset alternatif, maka

jumlah permintaan atas aset tersebut akan turun”.

4. Likuiditas

PERILAKU SUKU BUNGA Page 5

Faktor lain yang memengaruhi permintaan atas suatu

aset adalah seberapa cepat aset tersebut dikonversikan

menjadi uang dengan biaya yang rendah seberapa besar

likuiditasnya. Aset dikatakan likuid apabila pasar dimana

aset tersebut diperdagangkan mempunyai kedalaman dan

luas, artinya pasar tersebut mempunyai banyak penjual dan

pembeli. Sebuah rumah bukanlah aset yang sangat likuid

karena sulit untuk menemukan pembeli dengan cepat. Jika

semua rumah dijual untuk membayar tagihan-tagihan, rumah

tersebut harus dijual dengan harga yang lebih murah.

Selain itu, biaya transaksi untuk menjual rumah (komisi

pialang, biaya notaris dan sebagainnya) cukup besar.

Treasury bills AS , sebaliknya merupakan aset yang

sangat likuid. Aset tersebut dapat dijual pada pasar yang

dapat terorganisasi dengan baik, dimana banyak pembeli,

sehingga aset tersebut dapat dijual dengan cepat dengan

biaya rendah :

“ semakin likuid suatu aset relatif terhadap aset

lainnya, dengan asumsi lainnya tetap, aset tersebut

semakin menarik, dan semakin besar jumlah yang diminta”.

Teori permintaan aset

Semua faktor penentu yang baru kita bicarakan dapat

digolongkan kedalam teori permintaan aset (theory of

asset demand), yang menyatakan bahwa dengan asumsi

faktor-faktor lainnya tetap :

PERILAKU SUKU BUNGA Page 6

1. Jumlah permintaan suatu aset berhubungan positif

dengan kekayaan.

2. Jumlah permintaan suatu aset berhubungan positif

dengan perkiraan imbal hasil relatif terhadap aset

alrelatif.

3. Jumlah permintaan suatu aset berhubungan negatif

dengan risiko imbal hasilnya relatif terhadap aset

alternatif.

4. Jumlah permintaan suatu aset berhubungan positif

dengan likuiditasnya relatif terhadap aset

alternatif.

B. PENAWARAN DAN PERMINTAAN PADA PASAR OBLIGASI

Pendekatan pertama kita pada analisis penentuan suku

bunga dengan memerhatikan penawaran dan permintaan pada

pasar obligasi untuk melihat bagaimana harga obligasi

ditentukan. TABEL 1: Respon jumlah permintaan aset terhadap perubahan

kekayaan, perkiraan imbal hasil,risiko, dan likuiditas

Variabel Perubahan

variabel

Perubahan jumlah

permintaan Kekayaan ↑ ↑

PERILAKU SUKU BUNGA Page 7

Perkiraan imbal

hasil relatif

terhadap aset

lainnya

↑ ↑

Risiko relatif

terhadap aset

lainnya

↑ ↓

Likuiditas

relatif terhadap

aset lainnya

↑ ↑

Catatan: tabel hanya menunjukkan peningkatan dalam

variabel. Dampak dari penurunan pada perubahan jumlah

yang diminta akan berlawanan arah dengan indikasi

sepeerti yang terdapat dikolom paling kanan

Masing-masing harga obligasi terkait dengan suku bunga

tertentu. Secara khusus, hubungan negatif antara harga

obligasi dan suku bunga berarti bahwa ketika harga

obligasi naik, suku bunganya turun, dan sebaliknya.

Langkah petama dalam analisis ini adalah mendapatkan

kurva permintaan (demand curve) obligasi yang menunjukkan

hubungan antara jumlah permintaan dan harga ketika

variabel ekonomi lainnya tetao (artinya, nilai dari

variabel lainnya telah ditentukan). Kita mungkin masih

ingat mata kuliah ekonomi sebelumnya bahwa asumsi

variabel lainnya dianggap tetap disebut sebagai cateris

PERILAKU SUKU BUNGA Page 8

paribus, adalah bahasa latin yang artinya “lainnya

dianggap sama”.

a. Kurva Permintaan

Untuk memperjelas analisis kita, mari kita lihat

permintaan untuk obligasi diskonto 1 tahn, yang tidak

melakukan pembayaran kupon tetapi pemilik akan memperoleh

nilai nominal $1.000 dalam 1 tahun. Jika periode

kepemilikan obligasi tersebut 1 tahun, seperti yang kita

lihat, imbal hasil obligasi secara pasti dapat diketahui

dan sama dengan suku bunga sebagaimana diukur dengan

yield to maturity. Hal ini berarti bahwa perkiraan imbal

hasil atas obligasi sama dengan suku bunga i yang dengan

menggunakan persamaan 6 yang ada di bab 4, yaitu

Di mana :

i = suku bunga = yield of maturity

Re = perkiraan imbal hasil

F = nilai nominal obligasi diskonto

P = harga awal pembelian obligasi diskonto

Rumus ini menunjukkan bahwa nilai tertentu dari suku

bunga berkaitan dengan masing-masing harga obligasi. Jika

obligasi dijual pada harga $950 suku bunga dan perkiraan

imbal hasilnya adalah

PERILAKU SUKU BUNGA Page 9

Dengan suku bunga dan perkiraan imbal hasil sebesar

5,3% yang berkaitan dengan harga obligasi sebesar $100

miliar, yang digambar sebagai titik A pada figur 1.

Pada harga $900, suku bunga dan perkiraan imbal

hasil adalah

FIGUR 1 : Penawaran dan Permintaan Obligasi

Keseimbangan dalam pasar obligasi terdapat di

titik C, yaitu perpotongan kurva permintaan obligasi Bd

dan kurva penawaran obligasi Bs. Harga keseimbangan

adalah P* = $850, dan suku bunga keseimbangan adalah i* =

17,6%

PERILAKU SUKU BUNGA Page 10100

200 400

500

BS

300

Harga Obligasi, P($)

Jumlah Obligasi, B ($ miliar)

Bd

950

(i=5,3%)900

(i=11,1%)

P*=850

(i*=17,6%)800

(i=25,0%)

1000

(i=0%)

750

(i=33,0%)

C

A

F

I

G

B

D

E

H

Oleh karena perkiraan imbal hasil dari obligasi

ini meningkat, dengan semau variabel-variabel ekonomi

lainnya, (seperti pendapatan, perkiraan imbal hasil pada

aset lainnya, risiko dan likuiditas) dianggap tetap,

jumlah obligasi yang diminta akan lebih tinggi seperti

yang diperkirakan dalam teori permintaan aset. Titik B

pada figur 1 menunjukkan jumlah obligasi yang diminta

pada harga $900 meningkat menjadi $200 miliar. Dengan

menggunakan alasan ini, kalau harga obligasi adalah $850

(suku bunga dan perkiraan imbal hasil = 17,6%), jumlah

obligasi yang diminta (titik C) akan lebih besar dari

pada titik B. Hal yang sama juga ketika harga lebih

PERILAKU SUKU BUNGA Page 11

rendah di $800 (suku bunga = 25%) dan $750 (suku bunga =

33,3% ), jumlah obligasi yang diminta akan lebih baik

tinggi lagi (titik D dan E). Kurva Bd, yang menghubungkan

titik-titik ini, adalah kurva permintaan untuk obligasi.

Kurva ini mempunyai kemiringan negatif, yang menunjukkkan

bahwa pada harga obligasi yang lebih rendah (lainnya

dianggap tetap), jumlah permintaan obligasi lebih tinggi.

b. Kurva Penawaran

Asumsi yang penting dibalik kurva permintaan obligasi

pada figur 1 adalah bahwa semua variabel-variabel ekonomi

lainnya, selain harga obligasi dan suku bunga, dianggap

konstan. Kita menggunakan asumsi yang sama dalam

menurunkan kurva penawaran (supply curve) , yang

menunjukkan hubungan antara jumlah yang ditawarkan dan

harga ketika semua variabel-variabel ekonomi lainnya

dianggap konstan.

Ketika harga obligasi adalah $750 (suku bunga =

33.3%), titik F menunjukkan bahwa jumlah obligasi yang

ditawarkan adalah $100 miliar dalam contoh yang kita

ambil ini. Jika harganya adalah $800, suku bunga akan

lebih rendah, yaitu 25%. Karena pada suku bunga ini,

biaya peminjaman dengan menerbitkan obligasi menjadi

lebih rendah, perusahaan-perusahaan akan bersedia

meminjam lebih banyak melalui penerbitan obligasi, dan

jumlah obligasi yang ditawarkan menjadi lebih tinggi,

PERILAKU SUKU BUNGA Page 12

sebesar $200 miliar (titik G),pada harga yang lebih

tinggi, sebesar %850 berkaitan dengan suku bunga yang

lebih rendah, sebesar 17,6%, hasilnya jumlah obligasi

yang ditawarkan semakin tinggi lagi (titik H dan titik

I). Kurva Bs, yang menghbungkan titik-titik tersebut,

adalah kurva penawaran untuk obligasi. Kurva penawaran

ini mempunyai kemiringan positif seperti kurva penawaran

biasanya, yang menunjukkan bahwa jika harga meningkat

(lainnya dianggap tetap), jumlah obligasi yang ditawarkan

meningkat.

c. Keseimbangan Pasar

Dalam ilmu ekonomi, keseimbangn pasar (market

equilibrium) terjadi ketika orang bersedia untuk membeli

(permintaan) sama dengan jumlah orang yang bersedia untuk

menjual (penawaran)pada harga tertentu. Dalam pasar

obligasi, keseimbangan tersebut dicapai ketika jumlah

obligasi yang diminta sama dengan jumlah obligasi yang

ditawarkan :

Bd = BS

Pada figur 1, keseimbangan terjadi pada titik C,

ketika kurva permintaan dan kurva peawaran bertemu di

satu titik pada harga obligasi sebesar $300 miliar. Pada

harga P* = $850, dimana jumlah yang diminta sama dengan

jumlah yang ditawarkan, disebut sebagai harga

keseimbangan atau harga market clearing. Demikian pula,

PERILAKU SUKU BUNGA Page 13

pada suku bunga sebesar i* = 17,6% yang menghubungkan

harga ini disebut sebagai suku bunga keseimbangan atau

suku bunga market clearing.

Konsep keseimbangan pasar dan harga atau suku

bunga keseimbangan sangat berguna, karena ada

kecenderungan pasar selalu menuju ke arah keseimbagan

tersebut. Kita dapat melihat kecenderungan tersebut pada

figur 1 dengan melihat terlebih dahulu apa yang terjadi

ketika kita mempunyai obligasi dengan harga di atas harga

keseimbangan. Ketika harga ditetapkan terlalu tinggi,

katakanlah sebesar $950, jumlah obligasi yang ditawarkan

pada titik 1 lebih besar dari pada jumlah yang diminta

pada titik A. Pada situasi yanng seperti ini, dimana

jumlah obligasi yang ditawarkan melebihi jumlah obligasi

yang diminta disebut sebagai kondisi kelebihan penawaran

(excess supply). Oleh karena orang ingin menjual obligasi

lebih banyak dari pada yang ingin membelinya, maka harga

obligasi akan turun. Itu sebabnya mengapa panah kebawwah

digambar pada figur tersebut pada harga obligasi sebesar

$950. Selama harga obligasi masih akan terjadi, dan harga

masih akan turun. Turunnya harga obligasi ini akan

berhenti hanya ketika harga mencapai harga keseimbangan

sebesar $850, dimana kelebihan penawaran dari obligasi

telah dihilangkan.

d. Analisis Penawaran dan Permintaan

PERILAKU SUKU BUNGA Page 14

Figur 1 merupakan diagram permintaan dan penawaran yang

konvensional dengan harga disumbu vertikal dan jumlah

disumbu horizontal. Oleh karena suku bunga berkaitan

dengan harga dari masing-masing obligasi yang juga

ditandai pada sumbu vertikal, diagram ini mengajak kita

untuk membaca keseimbangan suku bunga, memberikan kita

sebuah modal yang mengambarkan penentuan suku bunga.

Adalah penting untuk mengetahui bahwa diagram permintaan

dan penawaran seperti pada figur 1 dapat digunakan untuk

menggambarkan semua jenis obligasi karena suku bunga dan

harga obligasi selalu berhubungan negatif untuk semua

jenis obligasi, baik pada obligasi diskonto atau obligasi

kupon.

Sifat penting dari analisis ini adalah penawaran dan

permintaan selalu dalam satuan stocks (posisi) dari aset,

bukan dalam satuan flows (nilai yang terjadi pada periode

tersebut saja). Pendekatan pasar aset (aset market

approach) untuk mengerti perilaku pasar keuangan yang

lebih menekankan posisi aset dari pada nilai aset pada

periode tersebut dalam menentukan harga aset- merupakan

metodologi yang sering digunakan oleh para eonom, karena

melakukan analisis secara benar dan terminologi flowws

menjebak, khususnya ketika kita menghitung inflasi.

C. PERUBAHAN KESEIMBANGAN SUKU BUNGA

PERILAKU SUKU BUNGA Page 15

a. Pergeseran Permintaan Untuk Obligasi

Teori permintaan aset yang ditunjukan pada bagian awal

bab ini memberikan kerangka kerja untuk memutuskan

faktor-faktor yang menyebabkan pergeseran kurva

permintaan dan penawaran obligasi. Faktor-faktor ini

termasuk perubahan dalam empat parameter suku bunga:

1. Kekayaan

Ketika perekonomian tumbuh dengan cepat pada saat

ekspansi siklus usaha dan kekayaan meningkat, jumlah

obligasi yang diminta pada setiap harga oblogasi

(atau suku bunga) akan meningkat. Untuk melihat cara

kerjanya, (kita lihat pada tabel) anggap titik B

sebagai kurva permintaan obligasi awal B1d. Dengan

kekayaan yang lebih tinggi, jumlah obligasi yang

diminta pada harga yang sama harus naik, menuju

titik B’. Demikian pula, untuk titik D, semakin

tinggi kekayaan menyebabkan jumlah yang diminta pada

harga obligasi yang sama, akan meningkatkan menuju

titik D’. Kita bisa melihat bahwa kurva permintaan

bergeser ke kanan dari B1d ke B2

d. Kesimpulan yang

dapat kita peroleh adalah bahwa pada saat ekspansi

siklus usaha dengan peningkatan kekayaan, permintaan

untuk obligasi naik dan kurva permintaan untuk

obligasi bergeser ke kanan. Dengan menggunakan

alasan yang sama, dalam kondisi resesi, ketika

PERILAKU SUKU BUNGA Page 16

pendapatan dan kekayaan turun, permintaan untuk

obligasi juga turun, dan kurva permintaan bergeser

ke kiri. Faktor lain yang dapat mempengaruhi

kekayaan adalah rasio pendapatan terhadap tabungan

masyarakat. Kalau rumah tangga menabung lebih

banyak, kekayaan akan meningkat, dan seperti yang

kita lihat, permintaan untuk obligasi meningkat dan

kurva permintaan untuk obligasi bergeser ke kanan.

Sebaliknya, kalau masyarakat menabung lebih

sedikit , kekayaan dan permintaan obligasi akan

turun, dan kurava permintaan bergeser ke kiri.

2. Perkiraan Imbal Hasil

Untuk obligasi diskonto berjangka waktu satu tahun

dan periode kepemilikan obligasi adalah satu tahun,

maka perkiraan imbal hasil dan suku bunga adalah

sama, sehingga tidak ada yang lain selain suku bunga

sekarang yang mempengaruhi perkiraan imbal hasil.

Untuk obligasi dengan jatuh tempo lebih dari satu

tahun, perkiraan imbal hasil bisa berbeda dengan

suku bunga. Semakin tinggi perkiraan suku bunga di

masa depan, maka semakin rendah perkiraan imbal

hasil atas obligasi jangka panjang, menurunkan

permintaan, dan menggeser kurva permintaan ke kiri.

Sebaliknya, perubahan perkiraan suku bunga di masa

depan yang turun berarti bahwa harga obligasi jangka

PERILAKU SUKU BUNGA Page 17

panjang diperkirakan meningkat lebih tinggi dari

antisipasi awalnya, dan hasil dari meningkatnya

perkiraan imbal hasil hari ini akan menaikkan jumlah

yang diminta pada setiap harga obligasi dan suku

bunga. Semakin rendah perkiraan suku bunga di masa

depan, akan meningkatkan permintaan untuk obligasi

jangka panjang dan menggeser kurva permintaan ke

kanan (seperti Figur 2). Perubahan perkiraan imbal

hasil pada aset lainnya juga dapat menggeser kurva

permintaan untuk obligasi. Kalau tiba-tiba menjadi

lebih optimis terhadap pasar modal, dan mulai

berpikir akan naiknya harga saham di masa

mendatang., maka perkiraan keuntungan modal (capital

gain) maupun perkiraan imbal hasil atas saham akan

naik. Dengan perkiraan imbal hasil pada obligasi

dianggap konstan, maka perkiraan imbal hasil

obligasi hari ini lebih relative terhadap saham akan

turun, sehingga menurunkan permintaan terhadap

obligasi, dan menggeser kurva permintaan ke kiri.

Perubahan perkiraan inflasi dapat mempengaruhi

perkiraan imbal hasil pada asset yang berwujud (juga

disebut sebagai aset riil) seperti mobil dan rumah,

yang mempengaruhi permintaan obligasi. Meningkatnya

perkiraan inflasi, katakanlah dari 5% menjadi 10%,

akan mendorong harga-harga mobil dan rumah lebih

PERILAKU SUKU BUNGA Page 18

tinggi di masa mendatang dan juga keuntungan modal

yang lebih tinggi meningkatnya perkiraan imbal hasil

obligasi relative terhadap perkiraan imbal hasil

atas aset riil hari ini dan selanjutnya menyebabkan

permintaan terhadap obligasi turun. Sebagai

alternative, kita dapat menggangap kenaikan

perkiraan inflasi akan menurunkan suku bunga riil

obligasi, dan akibat penurunan perkiraan imbal hasil

obligasi akan menyebabkan permintaan untuk obligasi

menurun. Peningkatan pada perkiraan inflasi akan

menurunkan perkiraan imbal hasil obligasi, yang

menyebabkan permintaannya menurun, dan kurva

permintaan bergeser ke kiri.

PERILAKU SUKU BUNGA Page 19

Ringkasan Tabel 2 Faktor-faktor yang Menggeser Kurva

Permintaan Obligasi

Variabel Perubah

an

Dalam

Variabe

l

Perubahan

Jumlah

Yang

Diminta

Pada

Setiap

Harga

Obligasi

Pergeseran Kurva

Permintaan

Kekayaan

Perkiraan

suku bunga

Perkiraan

inflasi

PERILAKU SUKU BUNGA Page 20

B1d B2

d

P

B

P

B1d

B2d B

B1dB2

d

P

B

Tingkat

risiko

obligasi

relative

terhadap aset

lainnyaLikuiditas

obligasi

relative

terhadap aset

lainnya

3. Risiko

Jika harga pada pasar obligasi menjadi lebih

berfluktuasi, maka risiko yang terkait dengan

obligasi akan meningkat, dan obligasi menjadi kurang

menarik. Peningkatan risiko obligasi akan

menyebabkan permintaan obligasi turun dan kurva

permintaan obligasi bergeser ke kiri. Sebaliknya,

peningkatan volatilitas harga pada asset lainnya,

seperti pasar saham, akan membuat obligasi lebih

menarik. Kenaikan tingkat risiko dari aset

alternative akan menyebabkan permintaan obligasi

meningkat dan kurva permintaan bergeser ke kanan.

PERILAKU SUKU BUNGA Page 21

B1d

B2d

P

B

B1d B2

d

P

B

PERILAKU SUKU BUNGA Page 22

A

B C

C

B

A

D

D E

E

B1d

B2d

Harga Obligasi, P

FIGUR 2 Pergeseran Kurva Permintaan Obligasi

Ketika permintaan obligasi meningkat, kurva

permintaan bergeser ke kanan seperti yang

dirtunjukan pasa gambar.

4. Likuiditas

Kalau lebih banyak orang mulai melakukan perdagangan

di pasar obligasi, dan akibatnya semakin mudah untuk

menjual obligasi secara cepat, maka meningkatnya

likuiditas, obligasi ini akan menyebabkan jumlah

obligasi yang diminta pada setiap suku bunga akan

meningkat. Peningkatan likuiditas obligasi

menghasilkan peningkatan permintaan obligasi, dan

kurva permintaan bergeser ke kanan (lihat figure 2).

Demikian pula, naiknya likuiditas dari aset lainnya

akan menurunkan permintaan obligasi dan menggeser

kurva permintaannya ke kiri.

b. Pergeseran Penawaran Obligasi

PERILAKU SUKU BUNGA Page 23

Jumlah Obligasi,B

Faktor-faktor tertentu dapat menyebabkan kurva penawaran

obligasi bergeser , diantara factor-faktor tersebut

adalah :

1. Perkiraan Keuntungan dari Peluang Investasi

Semakin untung investasi dalam bentuk perusahaan dan

peralatan yang diperkirakan perusahaan, maka

perusahaan semakin terdorong untuk melakukan

pinjaman guna membiayai investasinya tersebut.

Ketika perekonomian tumbuh dengan cepat, seperti

pada saat ekspansi siklus usaha, peluang investasi

yang diperkirakan untung akan sangat banyak, dan

jumlah obligasi yang ditawarkan pada setiap harga

obligasi akan meningkat. Dengan demikian, dalam

siklus usaha yang ekspansif, penawaran obligasi

meningkat, dan kurva penawaran begeser ke kanan.

Sebaliknya dalam resesi, ketika peluang investasi

yang diperkirakan menguntungkan turun, maka

penawaran obligasi turun,dan kurva penawaran

bergeser ke kiri.

2. Perkiraan Inflasi

Biaya peminjaman riil lebih akurat diukur dengan

suku bunga riil, yang sama dengan suku bunga nominal

di kurangi dengan perkiraan laju inflasi. Pada

tingkat bunga tertentu (dan harga obligasi), ketika

perkiraan inflasi meningkat, maka biaya peminjaman

PERILAKU SUKU BUNGA Page 24

riil turun; oleh karena itu, jumlah obligasi yang

ditawarkan meningkat pada setiap harga obligasi

tertentu. Peningkatan perkiraan inflasi menyebabkan

obligasi yang ditawarkan meningkat dan kurva

penawaran bergeser ke kanan. (lihat figure 3).

3. Anggaran Pemerintah

Aktivitas pemerintah dapat mempengaruhi penawaran

obligasi dalam beberapa cara. Departemen Keuangan AS

(U.S Treasury) mengeluarkan obligasi untuk membiayai

deficit anggaran, yaitu kesenjangan antara

pengeluaran adan penerimaan anggaran pemerintah.

Ketika defisit membengkak, Departement Keuangan AS

akan menjual lebih banyak obligasi, dan jumlah

obligasi yang ditawarkan pada setiap harganya akan

meningkat. Semakin besar deficit anggaran

pemerintah, maka semakin besar penawaran obligasi,

dan kurva obligasi bergeser ke kanan. (lihat figure

3). Di sisi lain, terjadinya surplus anggaran,

sebagaimana yang terjadi pada akhir tahun,1990-an,

menurunkan obligasi yang ditawarkan dan menggeser

kurva penawaran ke kiri. Pemerintah pusat dan daerah

serta badan pemerintah lainnya juga mengeluarkan

obligasi untuk membiayai pengeluaran, dan hal

tersebut dapat mempengaruhi penawaran obligasi.

PERILAKU SUKU BUNGA Page 25

Ringkasan Tabel 3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pergeseran Penawaran Obligasi

Variabel Perubah

an

Dalam

Variabe

l

Perubahan

Jumlah

Obligasi

Pada

Setiap

Harga

Pergeseran Kurva

Penawaran

Keuntungan

Investasi

Perkiraan

Inflasi

Defisit

Anggaran

PERILAKU SUKU BUNGA Page 26

F FG GC C

H

H

I

I

B1S

B2S

Jumlah

Harga

B1s B2

sP

B

P B1s

B2s

B

B1s

B2s

P

B

FIGUR 3 Pergeseran Kurva Penawaran Obligasi

Ketika penawaran obligasi meningkat, kurva penawaran

bergeser ke kanan.

a) APLIKASI Perubahan Suku Bunga Karena Perkiraan Inflasi

Dampak Fisher (Fisher Effect)

Figure 4 menunjukkan pengaruh suku bunga keseimbangan

terhadap peningkatan perkiraan inflasi. Anggaplah bahwa

perkiraan awal inflasi adalah 5%, dan kurva penawaran dan

permintaan awal adalah B1s dan B1

d bertemu di titik 1, di

mana harga obligasi keseimbangan adalah P1,. Jika

perkiraan hasil inflasi meningkat menjadi 10%, perkiraan

imbal hasil obligasi relative terhadap aset riil akan

PERILAKU SUKU BUNGA Page 27

turun untuk setiap harga dan suku bunga obligasi

tertentu. Akibatnya, permintaan obligasi turun, dan kurva

permintaan bergeser ke kiri dari B1d ke B2

d. Peningkatan

perkiraan inflasi juga menggeser kurva penawaran. Pada

setiap harga dan suku bunga obligasi tertentu, biaya

peminjaman riil telah turun, meyebabkan jumlah obligasi

yang ditawarkan meningkat, dan kurva penawaran bergeser

ke kanan, dari B1s ke B1

s. Ketika kurva permintaan dan

penawaran bergeser sebagai respons terhadap perubahan

perkiraan inflasi, keseimbangan bergerak dari titik 1 ke

titik 2, pertemuan antara B1d dan B2

s. Harga obligasi

keseimbangan turun dari P1 ke P2, dan karena harga obligasi

berhubungan negative dengan suku bunga, maka suku bunga

meningkat. Ingat figure 4 telah digambarkan sedemikian

rupa sehingga jumlah obligasi keseimbangan tetap sama,

baik untuk titik 1 dan titik 2. Akan tetapi, tergantung

pada besarnya pergeseran kurva penawaran dan

permintaanya, jumlah obligasi keseimbangan dapat naik

atau turun ketika perkiraan inflasi meningkat.

PERILAKU SUKU BUNGA Page 28

Jumlah

Harga

1

2

B1

B2d

B1S

B2S

P1

FIGUR 4 Respons Terhadap Perubahan Perkiraan Inflasi

Ketika perkiraan inflasi meningkat, kurva penawaran

bergeser dari B1d ke B2

d. Kesimbangan bergerak dari titik 1

ke titik 2, dengan hasil bahwa harga obligasi

keseimbangan turun dari P1 ke P2 dan suku bunga

keseimbangan meningkat.

Analisis kita mengenai penawaran dan permintaan telah

membawa kita pada observasi yang penting: ketika

perkiraan inflasi meningkat, maka suku bunga akan

meningkat. Hasil tersebut dinamakan sebagai dampak fisher

(fisher effect), setelah Irving Fisher, ekonom yang

perttama kali menunjukkan hubungan antara perkiraan

inflasi dengan suku bunga. Ketepatan prediksi ini

ditunjukk. Suku bunga Treasury bills 3 bualan biasanya

bergerak seiring dengan perkiraan laju inflasi. Oleh

karena itu, sangat dimengerti bila banyak ekonom yang

PERILAKU SUKU BUNGA Page 29

P

2

merekomendasikan agar inflasi tetap rendah jika ingin

mempertahankan suku bunga nominal yang rendah.

Figure 6 Respons Terhadap Ekspansi Siklus Usaha

Dalam siklus usaha yang ekspansif, ketika pendapatan dan

kekayaan meningkat, kurva permintaan bergeser ke kanan

dari B1d ke B2

d dan kurva penawaran bergeser ke kanan danri

B1s ke B2

s. Apabila kurva penawaran bergeser ke kanan lebih

besar dari pergeseran kurva permintaan, seperti dalam

PERILAKU SUKU BUNGA Page 30

Harga

Jumlah

B2d

B1

B2S

B1S

1

2P1

P

2

figure ini, harga obligasi keseimbangan bergerak turun

drai P1 ke P2, dan suku bunga keseimbangan meningkat.

b) APLIKASI Perubahan Suku Bunga Karena Ekspansi Siklus

Usaha

Pada figure 6 menganalisis dampak ekspansi siklus

usaha terhadap suku bunga. Dalam siklus usaha yang

ekspansif, jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam

perekonomian akan meningkat, demikian pula pendapatan

nasional. Ketika hal tersebut terjadi, pengusaha akan

bersedia meminjam lebih banyak karena berharap bisa

mendapat keuntungan dari peluang investasi yang

membutuhkan pendanaan tersebut.dengan harga obligasi

tertentu, jumlah obligasi yang dijual oleh perusahaan

(yaitu, penawaran obligasi) akan meningkat, artinya,

bahwa dalam siklus usaha yang ekspansif, kurva penawaran

untuk obligasi bergeser ke kanan (lih.gambar 6) dari

ke .

Ekspansi dalam perekonomian juga mempengaruhi kurva

permintaan. Ketika siklus usaha ekspansif, kekayaan

seharusnya meningkat, dan teori permintaan asset

menjelaskan bahwa kurva permintaan obligasi akan naik

PERILAKU SUKU BUNGA Page 31

juga. Kita lihat pada kenaikan pada figure 6, dimana

kurva permintaan bergeser ke kanan dari dari ke .

Analisis penawaran dan permintaan yang digunakan disini

bemberikan kita jawaban yang tidak jelas (ambigu)

terhadap pertanyaan apakah akn terjadi terhadap suku

bunga dalam siklus usaha yang ekspansif.

c) APLIKASI Membaca Kolom “Credit Markets” Wall Street

Setiap hari, Wall strees journal melaporkan perkembangan

pasar obligasi pada hari sebelumnya yang disebut sebagai

kolom “Credit Markets” seperti yang dilihat pada kotak

“mengikuti berita keuangan” di halaman selanjutnya.

Disitu dapat dilihat bagaimana pertanyaan-pertanyaan pada

kolom “credit markets” dapat dijelaskan dengan menggunakan

kerangka kerja penawaran dan permintaan kita. Kolom

tersebut menceritakan bagaimana harga obligasi Treasury

meningkat ketika pasar saham menuju kejatuhan. Ini persis

dengan prediksi analisis penawaran dan permintaan kita.

D. PENAWARAN DAN PERMINTAAN DI PASAR UNTUK UANG :

KERANGKA KERJA PREFERENSI LIKUIDITAS

Daeripada menentukan keseimbangan suku bunga dengan

menggunakan penawaran dan permintaan untuk obligasi, satu

alternative yang dikembangkan oleh John Maynard Keynes,

PERILAKU SUKU BUNGA Page 32

yang dikenal sebagai kerangka kerja preferensi likuiditas

(liquidity preference framework), menentukan keseimbangan

suku bunga dalam terminology penawaran dan permintaan

uang. Walaupun kedua kerangka kerja tersebut berbeda,

analisis preferensi likuiditas untuk pasar uang terkait

erat dengankerangak kerja penawaran dan permintaan pada

pasar obligasi.

Titik awal dari analisis Keynes adalah asumsi

tentang dua kategori aset yang digunakan orang sebagai

alat penyimpan nilai. : uang dan obligasi. Sehingga,

total kekayaan dalam perekonomian harus sama dengan

jumlah total obligasi ditambah uang dalam perekonomian,

yang sama dengan jumlah obligasi yang ditawarkan ( )

ditambah dengan jumlah uang yang ditawarkan (( ). Jumlah

obligasi (( ) dan uang (( ) yang ingin dimiliki orang

dan karenanya permintaan harus sama dengan jumlah total

kekayaan, karena orang tidak dapat membeli lebih banyak

asset daripada sumber daya yang tersedia. Kesimpulannya

adalah bahwa jumlah obligasi dan uang yang ditawarkan

harus sama dengan jumlah obligasi dan uang yang diminta :

+ = +

(2)

PERILAKU SUKU BUNGA Page 33

Dengan mengumpulkan obligasi pada satu sisi

persamaan, dan uang di sisi persamaan yang lain, maka

persamaan di atas dapat ditulis kembali

- = +

(3)

Persamaan diatas menjelaskan bahwa jika pasar untuk

uang berada dalam keseimbangan ( = ), sisi kanan

persamaan 3 sama dengan nol, yang mengimplikasikan bahwa

= , yang artinya bahwa pasar obligasi juga berada

dalam keseimbangan.

Alas an kita melakukan pendekatan penentuan suku

bunga dengan kedua kerangka kerja tersebut adalah bahwa

kerangka kerja penawaran dan permintaan obligasi lebih

mudah digunakan ketika menganalisis dampak dari perubahan

perkiraan inflasi, sedangkan kerangka kerja preferensi

likuiditas memberikan analisis yang lebih sederhana

mengenai dampak dari perubahan pendapatan, tingkat harga,

dan penawaran uang.

Oleh karena definisi uang yang digunakan Keynes

meliputi uang kartal (yang tidak mendapatkan suku bunga)

dan giro (yang pada masanyanya Keynes mendapatkan sedikit

suku bunga atau tidak sama sekali), Keynes mengasumsikan

bahwa uang mempunyai tingkat imbal hasil sebesar nol.

PERILAKU SUKU BUNGA Page 34

Obligasi, yaitu satu-satunya alternative asset selain

uang dalam kerangka kerja Keynes, mempunyai perkiraan

imbal hasil yang sama dengan suku bunga i. ketika suku

bunga ini naik (asumsi lainnya tidak berubah), perkiraan

imbal hasil dari uang turun secara relative terhadap

perkiraan imbal hasil pada obligasi, dan seperti pada

teori permintaan asset, hal tersebut menyebabkan uang

yang diminta turun. Jika jumlah uang dan yang diminta dan

suku bunga seharusnya berhubungan negatif dengan

menggunakan konsep biaya peluang (opportunity cost),

yaitu jumlah suku bunga (perkiraan imbal hasil) yang

dikorbankan dengan tidak memegang asset lainnya dalam hal

ini, obligasi. Ketika suku bunga, i , naik, biaya peluang

dari memegang uang naik, sehingga uang menjadi kurang

disukai dan jumlah uang yang diminta harus turun.

PERILAKU SUKU BUNGA Page 35

Jumlah uang, M

Miliar $

Siku bunga, i (%)30

25

i*=15

10

20

5

100 200 300 400 500

Figure 8 keseimbangan dalam pasar uang

Figure 8 menunjukkan jumlah uang yang diminta pada

tingkat suku bunga tertentu, dengan semua variable

ekonomi, seperti pendapatan dan tingkat harga, dianggap

konstan. Pada suku bunga sebesar 25%, titik A menunjukkan

jumlah dari uang yang diminta sebesar 100 miliar. Kurva

yang menghubungkan titik-titik ini adalah kurva

permintaan untuk uang, dan mempunyai kemiringan khusus.

Pada titik ini, diasumsikan bahwa bank sentral

mengendalikan jumlah uang yang ditawarkan pada jumlah

yang tetap yaitu $300 miliar. Keseimbangan dimana jumlah

uang yang diminta sama dengan jumlah uang yang ditawarkan

terjadi pada perpotongan kurva penawaran dan permintaan

di titik C, di mana

= (4)

Suku bunga keseimbangan yang dihasilkan adalah di = 15%

Disini terlihat bahwa kecenderungan untuk mendekati

keseimbangan ini dengan melihat hubungan penawaran dan

permintaan uang ketika suku bunga berada diatas suku

bunga keseimbangan. Ketika suku bunga 25%, jumlah uang

yang diminta pada titik A yaitu $100 miliar, tetapi

jumlah yang ditawarkan sebesar $300 miliar. Kelebihan

PERILAKU SUKU BUNGA Page 36

penawaran uang ini berarti orang memegang uang lebih

banyak daripada yang mereka inginkan, sehingga mereka

mencoba untuk menghabiskan uangnya dengan mencoba membeli

obligasi. Namun ketika harga obligasi naik, suku bunga

akan turun menuju keseimbangan. Seperti digambarkan pada

anak panah yang turun kebawah. Dan sebaliknya.

E. PERUBAHAN SUKU BUNGA KESEIMBANGAN PADA KERANGKA KERJA

PREFERENSI LIKUIDITAS

Menganalisis bagaimana suku bunga keseimbangan

berubah dengan menggunakan preferensi likuiditas

mengharuskan kita memahami apa yang menyebabkan kurva

permintaan dan penawaran bertambah.

a. Pergeseran Permintaan Uang

Dalam analisis freferensi likuiditas Keynes, dua

faktor yang menyebabkan kurva permintaan untuk uang

bergeser :

1. Dampak Pendapatan. Alasannya; pertama, ketika

perekonomian berkembang dan pendapatan meningkat,

kekayaan meningkat, dan orang ingin memegang uang

lebih banyak sebagai alat penyimpan nilai. Kedua,

ketika perekonomian berkembang dan pendapata

meningkat, orang ingin melakukan transaksi lebih

banyak menggunakan uang, akhirnya mereka ingin

memegang uang lebih banyak. Kesimpulannya, semakin

PERILAKU SUKU BUNGA Page 37

tinggi pendapatan menyebabkan permintaan uang

meningkat pada setiap suku bunga dan kurva permintaan

bergeser ke kanan.

2. Dampak Tingkat Harga. Ketika tingkat harga naik,

jumlah uang nominal yang sama tidak lagi bernilai

sama; jumlah nilai nominal tersebut tidak dapat

digunakan untuk membeli sebanyak barang dan jasa riil.

Untuk memulihkan uang yang dipegang pada arti riil

pada tingkat awalnya, orang ingin memegang jumlah

nominal yang lebih besar. Sehingga kenaikan tingkat

harga menyebabkan permintaan atas uang meningkat pada

setiap suku bunga dan kurva permintaan bergeser ke

kanan.

b. Pergeseran Penawaran Uang

Penawaran uang sepenuhnya dikendalikan oleh bank

sentral, di AS adalah Federal Reserve. Untuk saat ini,

semua yang perlu diketahui adalah bahwa meningkatnya

penawaran uang yang dilakukan oleh Federal Reserve akan menggeser

kurva penawaran uang ke kanan. Aplikasi Perubahan Suku Bunga

Keseimbangan Akibat Perubahan Pendapatan Tingkat

Harga/Penawaran Uang.

1. Perubahan Pendapatan

Ketika pendapatan meningkat selama siklus usaha yang

ekspansif menyebabkan permintaan untuk uang akan

naik,dari pergeseran Md1 ke Md2. Suku bunga keseimbangan

PERILAKU SUKU BUNGA Page 38

naik dari i1 ke i2. Kesimpulan adalah ketika pendapatan

meningkat selama siklus yang ekspansif (dengan sumsi

variable ekonomi lainnya konstan), suku bunga akan naik.

Jadi kesimpulan di atas lebih baik dari perbandingan

dampak perubahan pendapatan terhadap suku bunga pada

keseimbangan obligasi.

2. Perubahan Tingkat Harga

Ketika tingkat harga meningkat,nilai uang dalam bentuk

pembelian menjadi lebih rendah. Untuk mengembalikan daya

beli dalam arti riel pada tingkat sebelumnya, orang akan

menginginkan jumlah uang yang lebih besar. Permintaan

uang tnggi menggeser  kurva permintaan ke Mdi ke Md 2 dan

suku bunga naik i1 ke i2. Kesimpulan adalah ketika

tingkat harga naik,dengan penawaran uang dan variable

ekonomi lainnya konstan, maka suku bunga akan naik.

3. Perubahan Penawaran Uang

Perubahan penawaran uang akibat kebijakan moneter

ekspansif oleh Bank Sentral mengakibatkan kurva penawaran

uang bergeser ke kanan. Adanya pergeseran Md1 ke Md2 dan

suku bunga turun  i1 ke i2. Kesimpulan: ketika penawaran

uang meningkat (lainnya dianggap tetap), maka suku bunga

akan turun.

a) APLIKASI Uang dan Suku Bunga

PERILAKU SUKU BUNGA Page 39

Analisa preferensi likuiditas menyimpulkan

peningkatan dalam penawaran uang akan menurunkan suku

bunga. Hal ini penting karena politisi meminta untuk

meningkatkan pertumbuhan penawaran uang yang lebih

cepat untuk mendorong suku bunga turun. Kritikan yang

penting adalah meningkatnya penawaran uang akan

menurunkan suku bunga diangkat Milton Friedman,

pemenang Nobel bidang ekonomi. Dia mengakui bahwa

analisis preferensi likuiditas adalah benar dan

menyebutkan hasilnya-bahwa meningkatnya penawaran

uang.(lainnya dianggap tetap) menurunkan suku bunga-

sebagai dampak likuiditas  (liquidity effect). Jika

dampak ini sangat besar, maka ketika penawaran uang

meningkat suku bunga juga mungkin naik. Bagaimana

perubahan pendapatan, tingkat harga,dan perkiraan

inflasi mempengaruhi suku bunga keseimbangan.

1.      Dampak Pendapatan.

Peningkatan penawaran uang memberikan pengaruh

ekspansif pada peningkatan kekayaan dan pendapatan

nasional menyebabkan suku bunga meningkat.Sehingga

dampak pendapatan dari peningkatan penawaran uang

adalah menaikkan suku bunga sebagai respons terhadap

tingkat pendapatan yang lebih tinggi.

2.      Dampak Tingkat Harga.

PERILAKU SUKU BUNGA Page 40

Meningkatnya penawaran uang meningkatkan tingkat harga

mendorong suku bunga naik.Sehingga dampak tingkat

harga dari peningkatan penawaran uang adalah

meningkatnya suku bunga sebagai respons terhadap

kenaikan harga.

3.      Dampak Perkiraan Inflasi.

Secara khusus peningkatan penawaran uang dapat

mendorong orang untuk memperkirakan tingkat harga

lebih tinggi di masa depan sehingga diharapkan

inflasinya tinggi sehingga mendorong tingkat suku

bunga tinggi. Oleh karena itu,dampak perkiraan inflasi

dari peningkatan penawaran uang adalah kenaikan suku

bunga sebagai respons terhadap kenaikan perkiraan laju

inflasi. Adanya perbedaan tipis antara kenaikan

tingkat suku bunga adalah respons dari inflasi.

Anggapan bahwa peningkatan yang terjadi hanya satu

kali pada penawaran uang hari ini yang menndorong

kenaikan harga secara permanen tahun depan. Ketika

tingkat harga naik melebihi yang terjadi pada tahun

ini,suku bunga akan naik melalui dampak tingkat harga.

Hanya pada akhir tahun,ketika tingkat harga telah naik

ke posisi tertingginya,dampak tingkat harga akan

menjadi maksimum.

Kenaikan harga mempengaruhi suku bunga karena

perkiraan inflasi tinggi di tahun depan. Akan tetapi,

PERILAKU SUKU BUNGA Page 41

ketika tingkat harga berhenti naik pada tahun yang

akan datang,laju inflasi dan perkiraan laju inflasi

akan kembali ke nol. Peningkatan suku bunga akibat

inflasi akan terbalik. Ketika tingkat harga mencapai

dampaknya yang tertinggi tahun depan, dampak inflasi

mencapai yang terkecil tahun depan. Jadi dapat di

simpulkan bahwa dampak tingkat harga adalah tetap

terjadi walaupun harga telah berhenti naik, sementara

dampak dari inflasi tidak ada lagi. Peningkatan yang

terjadi hanya satu kali pada penawaran uang tidak akan

menghasilkan kenaikan tingkat harga yang terus-menerus

hanya pertumbuhan penawaran uang yang lebih tinggi di

perluhkan jika inflasi berlanjut.

Apakah  Semakin Tinggi Pertumbuhan Penawaran Uang Akan

Menurunkan Suku Bunga?

Analisis yang menyetujui pendapat politisi yang

menyarankan meningkatkan laju pertumbuhan penawaran uang

ketika suku bunga tinggi. Dampak likuiditas yang

menunjukkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan uang akan

menyebabkan penurunan suku bunga. Sebaliknya dampak

pendapatan,tingkat harga,perkiraan inflasi menunjukkan

suku bunga  akan naik ketika pertumbuhan uang lebih

tinggi. Secara umum dampak likuiditas dari semakin

tingginya pertumbuhan uang menimbulkan dampak langsung.

PERILAKU SUKU BUNGA Page 42

Hal ini diakibatkan meningkatnya penawaran uang

menyebabkan penurunan suku bunga keseimbangan secara

langsung. Dampak peningkatan penawaran uang pada

pendapatan dan tingkat harga membutuhkan waktu lama

karena pengaruhi suku bunga. Dampak perkiraan inflasi

yang juga menaikkan suku bunga,bisa berjalan cepat/lambat

tergantung pada orang yang menyesuaikan perkiraan 

inflasi dengan lambat/cepat ketika laju pertumbuhan uang

dinaikkan.

Ada tiga kemungkinan yang dihgambarkan pada 3 panel

yaitu:

1. Panel a

Dampak likuiditas mendominasi dampak lainnya sehingga

suku bunga turun dari i1 pada waktu T berakhir di i2.

Dampaknya likuiditas bekerja cepat untuk menurunkan

suku bunga,tetapi seiring dengan berjalannya waktu,

dampak lainnya membalikkan penurunan tersebut. Karena

dampak likuiditasnya lebih besar dari lainnya,maka

suku bunga tidak kembali ke posisi semula.

2. Panel b

Mempunyai dampak likuiditas yang lebih besar daripada

dampak lainnya, dengan dampak perkiraan inflasi

bekerja dengan lambat karena perkiraan inflasi lambat

untuk menyesuaikan ke tasnya. Awalnya dampak

likuiditas mendorong suku bunga turun. Kemudian

PERILAKU SUKU BUNGA Page 43

pendapatan, tingkat harga, dan perkiraan inflasi mulai

naik. Oleh karena dampak-dampak ini dominan, akhirnya

suku bunga naik lebih tinggi daripada posisi awalnya

di I2. Dalam jangka pendek, suku bunga yang lebih

rendah sebagai akibat dari meningkatnya pertumbuhan

uang, akhirnya suku bunga berakhir naik lebih tnggi

dari posisi awalnya.

3. Panel c

Mempunyai dampak perkiraan inflasi yang dominan dan

juga bekerja secara cepat karena orang dengan cepat

menaikkan perkiraan inflasi ketika laju pertumbuhan

uang naik. Dampak perkiraan inflasi bekerja langsung

melebihi dampak likuiditasnya, dan suku bunga mulai

naik. Dengan berjalannya waktu, ketika dampak

pendapatan dan tingkat harga mulai bergerak, suku

bunga naik bahkan lebih tinggi daripada posisinya

semula. Pertumbuhan uang haruslah dikurangi dengan

peningkatan suku bunga.

Masalah yang penting bagi pengambil kebijakan adalah

dari ketiga scenario ini mana yang mendekati

realitasnya. Jika diinginkan adalah penurunan suku

bunga, peningkatan pertumbuhan penawaran uang

diperlukan ketika dampak likuiditas mendominasi dampak

lainnya seperti panel a dan penurunan pertumbuhan uang

akan tepat ketika dampak lainnya mendominasi dampak

PERILAKU SUKU BUNGA Page 44

likuiditas dan perkiraan inflasi menyesuaikan secara 

cepat, seperti panel c. Jika dampak lain mendominasi

dampak likuiditas tetapi perkiraan inflasi

menyesuaikan dengan lamban seperti table b. Kemudian

menaikkan/menurunkan penawaran uang dalam jangka

pendek dan panjang. Skenario mana yang mendukung bukti

empiris? skenario panel a di ragukan, dan kasus

menurunnya suku bunga ketika pertumbuhan penawaran

uang naik semakin lemah. Adanya kenaikan suku bunga

ketika pertumbuhan uang yang tinggi.

PERILAKU SUKU BUNGA Page 45

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aset adalah satu bentuk kepemilikan yang berfungsi

sebagai alat penyimpan nilai. Macam-macam aset seperti

uang, obligasi,saham,karya seni,tanah, rumah,peralatan

pertanian, dan mesin-mesi pabrik, kesemuannya adalah

aset. Dalam membeli dan memegang aset atau membeli satu

aset dari pada aset yang lain, seseorang harus

memerhatikan faktor-faktor kekayaan, perkiraan imbal

hasil, risiko, dan likuiditas.

Teori permintaan aset (theory of asset demand), yang

menyatakan bahwa dengan asumsi faktor-faktor lainnya

tetap yaitu, jumlah permintaan suatu aset berhubungan

positif dengan kekayaan, jumlah permintaan suatu aset

berhubungan positif dengan perkiraan imbal hasil relatif

terhadap aset alrelatif, jumlah permintaan suatu aset

berhubungan negatif dengan risiko imbal hasilnya relatif

terhadap aset alternative, jumlah permintaan suatu aset

berhubungan positif dengan likuiditasnya relatif terhadap

aset alternatif.

Imbal hasil obligasi secara pasti dapat diketahui dan

sama dengan suku bunga sebagaimana diukur dengan yield to

PERILAKU SUKU BUNGA Page 46

maturity, perkiraan imbal hasil atas obligasi sama dengan

suku bunga i yang dengan menggunakan persamaan 6 yang ada

di bab 4, yaitu

. Dalam pasar obligasi, keseimbangan tersebut dicapai

ketika jumlah obligasi yang diminta sama dengan jumlah

obligasi yang ditawarkan :

Bd = BS

Faktor-faktor tertentu dapat menyebabkan kurva penawaran

obligasi bergeser , diantara factor-faktor perkiraan

keuntungan dari peluang investasi, perkiraan inflasi,

anggaran pemerintah.

Menentukan keseimbangan suku bunga dengan menggunakan

penawaran dan permintaan untuk obligasi, satu alternative

yang dikembangkan oleh John Maynard Keynes, yang dikenal

sebagai kerangka kerja preferensi likuiditas (liquidity

preference framework), menentukan keseimbangan suku bunga

dalam terminology penawaran dan permintaan uang. Dalam

analisis freferensi likuiditas Keynes, dua faktor yang

menyebabkan kurva permintaan untuk uang bergeser yaitu:

dampak pendapatan, dampak tingkat harga.

PERILAKU SUKU BUNGA Page 47

PERILAKU SUKU BUNGA Page 48