13
1 ¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia PERILAKU ORGANISASI: SEBUAH KAJIAN AKADEMIS Supriyono¹ Makalah disajikan dalam kuliah Doktor Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang September 2011 Abstract This academic paper is aimed at describing the concept of organizational behavior covering (1) definition of organization, (2) Management, Management Function, Managerial roles, and Managerial Skills, and (3) Challenges of the organiational behavior and management. The discussion has been presented with reference of theories and empirical practice experience. Kata Kunci: Konsep, perilaku organisasi, manajemen Abstrak Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan sebagian konsep dari perilaku organisasi yang meliputi 1) makna perilaku organisasi , (2) Manajemen, Fungsi Manajemen, Peran Manajerial, dan Ketrampilan Manajerial, dan (3) Tantangan-tantangan Perlaku Organisasi dan Manajemen. Pembahasan perilaku organisasi ini dilakukan dengan referensi teori dan pengalaman praktis empiris dan dipaparkan secara deskriptif. Key Words: Concept, organizational behavior, management 1. Pendahuluan Pendidikan sebagai proses yang melibatkan institusi yang didalamnya terdiri dari unsur-unsur individu, kelompok, dan perpaduan keduanya memiliki karakteristik organisasi yang perlu dikelola dalam mencapai tujuan. Para pengelola pendidikan sebagai sebuah organisasi memerlukan alat untuk memahami, menganalisa, dan menjelaskan perilaku organisasi. Pemahaman ini maka mereka dapat memperbaiki, meningkatkan, dan mengubah perilaku kerja sehingga individu-individu, kelompok, dan keseluruhan organisasi dapat mencapai tujuan organisasi, yaitu tujuan institusi pendidikan itu sendiri. Maka

PERILAKU ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Embed Size (px)

Citation preview

1 ¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

PERILAKU ORGANISASI:

SEBUAH KAJIAN AKADEMIS

Supriyono¹

Makalah disajikan dalam kuliah Doktor Manajemen Pendidikan

Universitas Negeri Malang

September 2011

Abstract

This academic paper is aimed at describing the concept of organizational

behavior covering (1) definition of organization, (2) Management,

Management Function, Managerial roles, and Managerial Skills, and (3)

Challenges of the organiational behavior and management. The

discussion has been presented with reference of theories and empirical

practice experience.

Kata Kunci: Konsep, perilaku organisasi, manajemen

Abstrak

Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan sebagian konsep

dari perilaku organisasi yang meliputi 1) makna perilaku organisasi,

(2) Manajemen, Fungsi Manajemen, Peran Manajerial, dan

Ketrampilan Manajerial, dan (3) Tantangan-tantangan Perlaku

Organisasi dan Manajemen. Pembahasan perilaku organisasi ini

dilakukan dengan referensi teori dan pengalaman praktis empiris dan

dipaparkan secara deskriptif.

Key Words: Concept, organizational behavior, management

1. Pendahuluan

Pendidikan sebagai proses yang melibatkan institusi yang didalamnya terdiri

dari unsur-unsur individu, kelompok, dan perpaduan keduanya memiliki

karakteristik organisasi yang perlu dikelola dalam mencapai tujuan. Para

pengelola pendidikan sebagai sebuah organisasi memerlukan alat untuk

memahami, menganalisa, dan menjelaskan perilaku organisasi. Pemahaman ini

maka mereka dapat memperbaiki, meningkatkan, dan mengubah perilaku kerja

sehingga individu-individu, kelompok, dan keseluruhan organisasi dapat

mencapai tujuan organisasi, yaitu tujuan institusi pendidikan itu sendiri. Maka

2 ¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

oleh sebab itu para pengelola pendidikan yang identik dengan para manajer dan

pemimpin perlu memiliki pemahaman mengenai Perilaku Organisasi.

Makalah ini mendiskusikan sebagian konsep dan teori Perilaku Organisasi

yang terdiri dari pokok-pokok bahasan sebagai berikut: (1) Apa yang dimaksud

dengan perilaku organisasi? (What is Organizational Behavior), (2) Manajemen,

Fungsi Manajemen, Peran Manajerial, dan Ketrampilan Manajerial, (3)

Tantangan-tantangan Perlaku Organisasi dan Manajemen yang terdiri dari

tantangan pengelolaan sumber daya manusia untuk kepentingan daya saing atau

keuntungan kompetitif, pengembangan etika organisasi dan kesejahteraan,

pengelolaan pekerja/pegawai yang beragam, dan pengembangan lingkungan

global.

Makalah ini ditulis sebagai salah satu syarat penyelesaian mata kuliah Perilaku

Organisasi Dalam Pendidikan dan bertujuan untuk membahas konsep perilaku

organisasi dan manajemen secara umum dengan penjelasan praktis di bidang

pendidikan. Diharapkan makalah ini berguna bagi para Mahasiswa Program

Doktor Manajemen Pendidikan sebagai referensi pengetahuan mengenai Perilaku

Organisasi dan Manajemen. Pembahasan Perilaku Organisasi dalam makalah ini

memakai referensi utama buku berjudul Understanding & Managing

Organizational Behavior oleh George dan Jones (1996) dan 3 referensi tambahan

yang terdiri dari Organizational Behavior oleh Marcic dan Seltzer (1998),

Organizational Behavior oleh Robbins dkk (1998), dan People at Work: Human

Behaviors in Organiztions Oleh Timm & Peterson (2000).

1. Pembahasan

2.1 Apa yang dimaksud dengan perilaku organisasi.

Definisi. Organisasi adalah sekumpulan orang yang bekerja bersama untuk

mencapai berbagai macam tujuan baik tujuan yang ingin di capai oleh individu

dengan cara menjadi anggota organisasi dan tujuan yang ingin di capai oleh

organisasi secara keseluruhan untuk memberikan layanan jasa, dalam kaitan

pendidikan adalah layanan pendidikan. George dan Jone (1996), Marcic dan

seltzer (1998), Robins dkk (1998), dan Timm dan Peterson (2000) memiliki

kesamaan pandang mengenai definisi Perilaku Organisasi. Perilaku Organisasi

adalah studi mengenai faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap bagaimana

3 ¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

individu-individu dan kelompok merespon dan bertindak terhadap organisasi,

dan bagaimana organisasi mengelola lingkungannya. Studi perilaku organisasi

memberikan petunjuk bagi para manajer dan karyawan (pegawai) untuk

memahami dan menghargai banyak kekuatan-kekuatan yang berpengaruh

terhadap perilaku di dalam organisasi, dan untuk memperbaiki keputusan

mengenai bagaimana memotivasi dan mengkoordinasikan manusia dan sumber

daya lainnya dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Perilaku Organisasi

memberikan alat berupa konsep dan teori yang memungkinkan orang memahami,

menganalisa, dan menjelaskan perilaku-perilaku di dalam organisasi sehingga

para manajer atau pimpinan dapat meningkatkan, memperbaiki, dan mengubah

perilaku kerja sehingga setiap orang maupun organisasi secara keseluruhan dapat

mencapai tujuan.

Tataran analisis. Terdapat tiga tataran analisa di dalam Perilaku Organisasi,

yaitu tataran individu, kelompok, dan organisasi secara keseluruhan jika

digambarkan bisa terlihat sebagai berikut:

Gambar 1: Tataran Analisa Perilaku Organisasi

Pada tataran individu unsur-unsur yang mempengaruhi perilaku organisasi

dan perlu dikelola diantaranya adalah (1) perbedaan individual (individual

differences) baik dalam hal kepribadian (personality) maupun kemampuan

(ability), (2) pengalaman kerja baik dalam hal nilai-nilai (value), sikap (attitude),

maupun suasana diri (modes), (3) persepsi (perception) dan atribusi (attribution),

4 ¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

dan (4) komitmen, motivasi, daya tahan/stres, dan kinerja (performance). Pada

tataran kelompok dan organisasi hal-hal yang mempengaruhi perilaku organisasi

dan perlu dikelola diantaranya adalah (1) sifat-sifat kelompok kerja

(characteristics of work group), (2) kelompok kerja efektif (effective work group),

(3) Kepemimpinan (leadership), (4) komunikasi (communication), (5)

pengambilan keputusan (decision making), (6) hubungan dalam kelompok dan

konteks organisasi (Relationship in work group and organizational context), (7)

Ddeterminan struktur dan budaya organisasi (Organizatinal Structural

determinant and culture), (8) organisasi global, (9) kekuatan (power), politik, dan

konflik, (10) pengembangan dan perubahan organisasi.

Dengan kompleksitas unsur-unsur pengaruh Perilaku Organisasi di atas,

pembelajaran mengenai Perilaku Organisasi sangat penting bagi: (1) individu

untuk membantu menghargai situasi kerja dan bagaimana harus bersikap dan

berperilaku untuk mencapai tujuannya sendiri, dan (2) manajer untuk

menggunakan temuan-temuan penelitian perilaku organisasi, alat dan teknik-

teknik yang dikembangkannya untuk meningkatkan efektivitas organisasi

(kemampuan mencapai tujuan).

2.2 Manajemen, Fungsi Manajemen, Peran Manajerial, dan Ketrampilan

Manajerial

Manajemen dan Manajer. Bagaimanakah seorang manajer atau pimpinan

sekolah menggunakan alat-alat (konsep dan teori) yang dipelajari dari Perilaku

Organisasi? Sangat jelas bahwa hal ini terkait dengan tugas dan peran dalam

manajemen yang mempersyaratkannya memiliki ketrampilan-ketrampilan

manajerial. Manajemen adalah Proses merencanakan (Planning), Mengatur

(Organizing), Memimpin (Leading), dan Mengkontrol (Controlliong ) sumber

daya manusia, keuangan, material, dan sumber daya lainnjya untuk

meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja. Sedangkan manajer adalah

siapapun yang mensupervisi satu atau lebih sub-ordinat (bawahan) dalam konteks

persekolahan adalah Kepala Sekolah. Dalam situasi yang sederhana maupun yang

kompleks fungsi manajemen sangatlah penting untuk dijalankan secara efektif.

Perencanaan (Planning) yang efektif diperlukan untuk menentukan arah

5 ¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

dan tujuan organisasi, mengalokasikan sumber daya, dan menggunakan sumber

daya untuk mencapai tujuan organisasi. Suatu perusahaan penerbangan yang

berada di Dallas yang bernama Southwest Airlines berhasil mencapai tujuan

untuk memiliki daya saing yang tangguh. Untuk memberikan pelayanan kepada

penumpang dengan penerbangan murah. Untuk South West Airlines yang

didirikan dan dipimpin oleh Herb Kelleher mencapai tujuan ini dengan cara

menggunakan sumber dayanya, termasuk sumber daya manusia, secara efektif

dan unik. Masing-masing kru memiliki tugas sendiri sendiri, tetapi pada waktu

luang setiap kru bertugas membantu kru lainnya sehingga Southwest Airlines

bisa menghemat waktu penerbangan 10-15 menit yang memungkinkan terbang

lebih banyak pada rute-rute pendek. Perencanaan sebagaimana disebutkan diatas

tidak bisa berdiri sendiri dan harus diterjemahkan melalui langkah berikutnya,

yaitu pengaturan atau pengorganisasian (organizing).

Pengaturan (Organizing) adalah suatu proses membangun peran dan

hubungan struktural maupun fungsional dalam organisasi yang memampukan

anggota organisasi mencapai tujuan organisasi. Pengaturan atau pengoganisasian

berkenaan dengan mengelompokkan para pekerja atau pegawai menjadi

kelompok-kelompok, tim, atau departemen-departemen sesuai dengan jenis tugas

yang dilakukan. Misalnya, perusahaan IBM berhasil sukses mencapai tujuan

dengan mengorganisasikan pekerjanya menjadi departemen seperti teknisi servis

dikelompokkan dengan teknisi servis dan tenaga pemasaran juga dikelompokkan

dengan tenaga pemasaran. Bahkan perusahaan mobil General Motor di Amerika

bangkit dari kebangkrutannya dengan menggandeng Toyota lalu membentuk

perusahaan baru bernama NUMMI yang memiliki cara pengorganisasian yang

sangat unik dan efektif yaitu para pekerjanya dikelompokkan menjadi tim kerja

yang memiliki otoritas untuk mengambil keputusan. Memiliki perencanaan dan

pengorganisasian yang baik belum tentu membawa mereka sukses. Kesuksesan

mereka juga dikarenakan sebuah proses kepemimpinan (leading).

Di dalam proses kepemimpinan (leading) manajer atau pemimpin

mendorong dan mempengaruhi pekerja atau pegawainya untuk melaksanakan

pekerjaan yang baik dan mengkoordinasikan individu maupun kelompok untuk

bekerja dalam bahasa dan visi yang sama untuki mencapai tujuan organisasi. Di

6 ¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

dalam memimpin, seorang pemimpin dipersyaratkan memahami gaya-gaya

kepemimpinan sehingga mencapai keberhasilan. Herb Kelleher dari Southwest

Airlines memiliki gaya kepemimpinan dengan people relation approach

(Pendekatan hubungan humanistik). Ia dan seluruh manajernya setahun sekali

selalu melakukan pekerjaan-pekerjaan dasar seperti check in penumpang dan

penanganan bagasi untuk menunjukkan kepada penumpang pendekatan kerja tim

yang baik. Dalam menjalankan tugas manajemen selain menjalankan proses

ketiga fungsi manajemen tersebut, seorang manajer atau pimpinan dalam konteks

persekolahan adalah Kepala Sekolah, juga menjalankan fungsi kontrol

(controlling). Dalam hal ini manajer atau pimpinan melakukan monitoring dan

evaluasi setiap individu, kelompok, dan kinerja organisasi untuk melihat apakah

tujuan organisasi telah tercapai. Jika tujuan tercapai maka tindakan selanjutnya

adalah mempertahankan dan bahkan meningkatkan kinerja organisasi. Jika tujuan

tidak tercapai, hasil dari proses kontrol harus ditindak lanjuti dengan tindakan

koreksi dan perbaikan.

Dalam menjalankan proses keempat fungsi manajemen tersebut, seorang

manajer dipersyaratkan memiliki ketrampilan manajerial. Tedapat tiga

ketrampilan manajerial yang harus dipunyai oleh seorang manajer, yaitu (1)

ketrampilan konseptual, (2) ketrampilan kemanusiaan, (3) ketrampilan teknis.

Ketrampilan konseptual memungkinkan seorang manajer untuk dapat

menganalisa dan mendiagnosa situasi serta membedakan antara biaya dan

pengaruh (cost and effect). Perencanaan dan pengorganisasian memerlukan

kemampuan konseptual yang tinggi. Ketrampilan kemanusiaan memungkinkan

seorang manajer memahami, bekerja dengan, memimpin, dan mengkontrol

perilaku orang lain dan kelompok. Dengan ketrampilan ini seorang manajer dapat

mempengaruhi karyawannya untuk menampilkan perilaku yang baik dan efektif

dalam mencapai tujuan organisasi dengan kinerja yang tinggi. Ketrampilan

teknis meliputi pengetahuan dan ketrampilan yang secara spesifik berhubungan

dengan pekerjaannya Tiap-tiap posisi dan fungsi mempersyaratkan keptrampilan

teknis sepsifik contoh soal pustakawan harus memiliki ketrampilan

keperpustakaan. Keempat fungsi manajemen ini dapat dilihat dalam kerangka

sebagai berikut:

7 ¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

Gambar 2: Fungsi Manajemen

Sebuah sekolah yang didirikan oleh perusahaan tambang besar seluruh

dunia di wilayah Indonesia timur melakukan perubahan strategi pengelolaan

sekolahnya untuk mencapai tujuan kompetitif dan tuntutan kualitas bertaraf

internasional dengan cara mempraktikan ke empat fungsi manajemen tersebut

dengan modifikasi menjadi Planning, Leading, Organizing, dan Controlling.

Dengan harapan semua lapisan sivitas akademika sekolah tersebut terlibat di

dalam proses perubahan sejak dari awalnya. Oleh sebab itu Leading didahulukan

untuk mendesiminasi visi dan memimpin mereka untuk memodifikasi rencana

serta membagi tugas untuk mengorganisasikan unit-unit mereka sesuai dengan

tujuan tersebut. Sehingga bagan fungsi manajemen tersebut terlihat seperti ini:

8 ¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

Gambar 3: Planning, Leading, Organizing, dan Controlling

Dalam gambar tersebut ditampilkan ilustrasi mengolah input dengan cara

mengelola lima sumber daya baik manusia, mesin, material, waktu, dan biaya

memakai pelaksanaan fungsi manajemen yang efektif untuk menghasilkan tujuan

yang hasilnya lebih besar dan lebih baik dari inputnya dan dapat menjadi

pengaruh ganda kepada orang lain. Hasilnya sekolah tersebut demi tahun ke tahun

selama lima tahun bisa mencapai akreditasi A nasional, tersertifikasi

ISO9001:2008 dalam konteks keseluruhan sistem, tersertifikasi menjadi Sekolah

Adiwiyata, mensejajarkan dan menjadi bagian dari pendiri Asosiasi Sekolah

Nasional Plus bertaraf Internasional, berhasil mencapai kelulusan ujian nasionakl

sesuai dengan harapan, berhasil mengikuti dan memenangi lomba-lomba lokal,

propinsi, nasional, asia, dan internasional baik dalam bidang OSN, Olimpiade

Astronomi Asia Pasifik, Olimpiade Sain Internasional (IJSO), Asian dan World

Choir, lomba-lomba olah raga, berhasil bekerja sama dengan Aminef untuk

program ILEP, unicef untuk program pendidikan pencegahan Aids, berhasil

secara terus menerus berkolaborasi dengan international school untuk membangun

pembelajaran yang lebih efektif dengan Inquiry Learning dengan pendekatan

classroom connection, modifikasi area dan BCCT approach, melakukan

pendidikan entrepreneurship bekerja sama dengan Junior Achievment, melakukan

pembelajaran kontekstual melalui kerja sama dengan berbagai departemen dan

9 ¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

elemen masyarakat dilingkungan area pendiri, dan memperkenalkan pendidikan

lingkungan yang berkolaborasi dengan sekolah-sekolah lain baik di Jepang,

Australia, maupun sekolah di Indonesia dengan cara komunikasi melalui skype.

2.3 Tantangan-tantangan Perlaku Organisasi dan Manajemen

Berkembangnya teknologi, meningkatnya tenaga terampil, dan mudahnya

akses komu nikasi memungkinkan organisai menghadapi tantangan-tantangan

daya saing, etika organisasi dan kesejahteraan, dan keberagaman tenaga kerja.

Tantangan pertama adalah Mengelola Sumber Daya Manusia untuk

mencapai -kemampuan daya saing. Dalam hal ini manajer dituntut memiliki

kemampuan untuk membuat organisainya berkinerja lebih unggul dari

kompetitornya atau organisai-organisasi lain yang memproduksi barang atau jasa

serupa. Penglolaan daya saing dapat dilakukan dengan cara meningkatkan

efisiensi, ketrampilan pekerja, meningkatkan kualitas dan produktivitas,

meningkatkan respon terhadap pelanggan, meningkatkan inovasi dan kreativitas,

mengatasi penurunan loyalitas, dan tantangan global. Peningkatan efisiensi

bukanlah berarti pemangkasan biaya. Hal ini merupakan konsepsi yang tidak tepat

karena pemangkan biaya justru dapat mengakibatkan kinerja menurun.

Efisiensi seharusnya dimaknai menjadi efektifitas yang mempersyaratkan

suatu cara-cara yang inovatif dan doable (dapat dilakukan). Peningkatan service

level contohnya adalah efektifitas bukan pemangkasan biaya. Jika Anda seorang

petugas paspor yang biasanya Anda melayani setiap paspor memerlukan waktu 5

hari, lalu Anda membuatnya menjadi 2 hari dengan profesional dan jujur, itulah

efektifitas. Peningkatan respon terhadap pelanggan merupakan tantangan yang

unik karena orang mungkin lebih banyak memaknai dengan menyenangkan

pelanggan. Secara lebih profesional hal ini sudah harus dimaknai sebagai sebuah

transformasi dari customer service ke customer success. Sukses pelanggan bukan

sekedar pelanggan menjadi senang tetapi ia sukses men capai tujuannya.

Peningkatan kualitas sering didekati dengan pengembangan total quality

management (TQM) sehingga banyak organisasi yang mengadakan sertifikasi

standar mutu. Peningkatan inovasi dan kreativitas memerlukan perubahan mind

set dari manajemen tersentral dan terpimpin menjadi people centered management

10 ¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

yang lebih memerlukan pendekatan kepemimpinan. NUMMI yang memulai

pembukaan kembali pabrik yang dulunya bernama Generalk Motor dengan cara

memberikan kebebasan kreativitas dan inovasi kepada tim-tim kerjanya

merupakan contoh yang baik sehingga hanya dalam waktu dua tahun kinerja

NUMMI mencapai dua kali lipat General Motor pada saat sebelum tutup karena

bangkrut. Manajemen juga memiliki tantangan untuk bertindak kreatif terhadap

sistem kompensasi dan benefit serta tata kelola sumber daya manusia untuk

mengantisipasi penurunan loyalitas dan terjadinya turn over karyawan. Ini juga

menyangkut etika kerja serta kesejahteraan karyawan. Pengelolaan daya saing

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4: Tatakelola daya saing (berdasar George dan Jones, 1996)

Tantangan kedua adalah pengelolaan etika kerja dan kesejahteraan.

Sebuah perusahaan tambang berskala dunia di Indonesia timur menerapkan

kebijakan sertifikasi kode etik bisnis dan hak asasi kemanusiaan dengan fasilitas

pelatihan, loka karya, dan layanan pengaduan dengan membentuk tim komite dan

di pihak kesejahteraan karyawan membentuk departemen Quality of Life untuk

mengelola kenyamanan karyawan. Tantangan ketiga adalah pengelolaan

keragaman tenaga kerja. Keberagaman adalah Perbedaan yang diakibatkan dari

umur, gender, ras, etnik, agama, orientasi seksual, latar belakang sosio ekonomi,

dan latar belakang pendidikan. Perbedaan-perbedaan ini mengakibatkan

11 ¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

perbedaan nilai dan cara kerja, oleh sebab itu seorang manajer dituntut untuk

mampu menggunakan ilmu perilaku organisasi untuk mengelola keberagaman ini.

Tiga hal utama menjadi tantangan yang harus dikelola yaitu pengambilan

keputusan dan kinerja, keadilan dan kesejajaran, dan fleksibilitas. Sebuah

perusahaan berskala nasional di Indonesia timur mengatasi hal ini dengan cara

melatih dan menerapkan prinsip-prinsip cuktural diversity. Sekalipun secara

tersembunyi masih memiliki potensi klonflik perbedaan atau keberagaman, secara

professional berhasil dikelola menjadi peningkatan kinerja yang positip. Namun

demikian, hal ini perlu di ratifikasi setiap tahunnya. Hoechst Celanese Corp (New

Jersey) memiliki cara tersendiri untuk mengatasi ini dengan mencanangkan dan

melaksanakan perekrutan kaum minoritas sampai pada level top eksekutif,

Berikut ini adalah poin-poin upaya Hoecst Celanese Corp:

• HCC adalah perusahaan yang memiliki 7 milyard dolar penjualan dan

32000 karyawan

• Tahun 1998 di bawah kepemimpinan Ernest H Dew, Hoechst ingin

meningkatkan keragaman karyawan

• Separoh dari top 20 eksekutif diharapkan ditempati minoriitas dan wanita

pada tahun 2000

• Untuk mewujudkan ini separoh dari profesional pemula yang direkrut

wanita dan minoritas yang didorong untuk menjadi eksekutif

• Drew berpandangan keputusan ini lebih baik bahwa di dalam tim terdiri

atas karakteristik yang berbeda dan latar belakang yang berbeda.

• Produktivitas meningkat 8 persen dan return capital naik 18 persen.

• Kini keberagaman telah berhasil menumbuhkan daya saing

Tantangan keempat adalah tantangan pengelolaan lingkungan global.

Globalisasi pada era milenium di mana bumi dimaknai sebagai a flat world atau

12 ¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

dunia yang datar menimbulkan tantangan sendiri yang lebih banyak berhubungan

dengan hubungan lintas bangsa. Dalam hal ini fungsi manajemen semakin

kompleks. Organisasi juga menghadapi masalahpemahaman situasi global.

Tenaga kerja yang berasal dari wilayah negara yang berbeda dan lintas batas akan

memiliki nilai-nilai yang berbeda-beda pula. Perencanaan menjadi lebih kompleks

karena perlunya keputusan yang melibatkan manajer di seluruh wilayah

operasional di negara-negara lain. Pengorganisasian menjadi sebuah fungsi yang

signifikan untuk dibagi dan dikoordinasikan di seluruh negara-negara operasional

kerja. Dalam hal kepemimpinan diperlukan kepemimpinan yang disesuaikan dan

cocok di seluruh wilayah negara-negara operasional di dunia. Begitu juga dalam

konteks kontrol, manajer harus menciptakan kebijakan-kebijakan evaluasi,

penghargaan, promosi, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja.

2. Penutup

Berdasarkan pembahasan di atasa dapat disimpulkan sebagai berikut:

2.1 Perilaku organisasi adalah sebuah studi tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi bagaimana individu dan kelompok merespon dan bertindak

dalam organisasi dan bagaimana organisasi mengelola lingkungannya.

2.2 Perilaku organisasi menyediakan seperangkat alat baik teori maupun konsep

untuk memahami, menganalisa, mendeskripsikan, dan mengelola sikap dan

perilaku di dalam organisasi.

2.3 Studi perilaku organisasi dapat memperbaiki dan mengubah perilaku

individual, kelompok, dan organisasi untuk mencapai tujuan individu,

kelompok, dan organisasi

2.4 . Perilaku organisasi dapat dianalisa pada 3 tataran yaitu individu, kelompok,

dan organisasi secara keseluruhan. Pemahaman penuh atas ini memerlukan

studi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masing-masing

3. Rujukan

George, Jenifer M., and Jones, Gareth R.1996. Understanding and Managing

Organizational Behavior.Massachusetts: ADDISON-WESLEY

PUBLISHING COMPANY

Marcic, Dorothy and Seltzer, Joe.1998. Organizational Behavior.Chincinati, Ohio:

South Western Publishing Company

13 ¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

Robbins, Stephen P, Millett, Bruce, Cacioppe, Ron, and Waters-

Marsh, Terry.1998.Organizational Behabior, Leading and Managing in

Australia and New Zealand.Sydney:Prentice Hall

Timm, Paul, and Peterson, Brent..2000.People At Work, Human Behavior in

Organizations. Chincinati, Ohio: South Western Publishing Company