40
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II “DIURETIKA” DISUSUN OLEH : NAMA : SAKINAH OCTY PURI (1201094) KELOMPOK : V B GENAP TANGGAL PRAKTIKUM : 08 MEI 2014 NAMA DOSEN : ADRIANY SUSANTI M.FARM., APT NAMA ASISTEN DOSEN : 1. DERI ISLAMI 2. KURNIA ANDINI PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU YAYASAN UNIVERSITAS RIAU 1

PERCOBAAN IV DIURETIKA

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II

“DIURETIKA”

DISUSUN OLEH :

NAMA : SAKINAH OCTY PURI (1201094)

KELOMPOK : V B GENAP

TANGGAL PRAKTIKUM : 08 MEI 2014

NAMA DOSEN : ADRIANY SUSANTI M.FARM., APT

NAMA ASISTEN DOSEN :

1. DERI ISLAMI

2. KURNIA ANDINI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

1

PEKANBARU

2014

PERCOBAAN IV

DIURETIK

1.1 TUJUAN PERCOBAAN

1. Memahami teknik evaluasi obat diuretik.

2. Memahami manifestasi dari obat diuretik dan

penggunaannya secara klinis.

1.2 LANDASAN TEORI

Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak

kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap

ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis

dengan mempengaruhi ginjal secara tak langsung tidak

termasuk dalam definisi ini, misalnya zat-zat yang

memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin),

memperbesar volume darah (dekstran), atau merintangi

sekresi hormon antidiuretik ADH (air, alkohol).

Fungsi utama ginjal adalah memelihara kemurnian

darah dengan jalan mengeluarkan semua zat asing dan

sisa pertukaran zat dari dalam darah dimana semuanya

2

melintasi saringan ginjal kecuali zat putih telur dan

sel-sel darah.

Fungsi penting lainnya adalah meregulasi kadar garam

dan cairan tubuh. Ginjal merupakan organ terpenting

pada pengaturan homeostasis, yakni keseimbangan

dinamis antara cairan intra dan ekstrasel, serta

pemeliharaan volume total dan susunan cairan

ekstrasel. Hal ini terutama tergantung dari jumlah ion

Na+, yang untuk sebagian besar terdapat di luar sel, di

cairan antarsel, dan di plasma darah.

Pengeluaran urin atau diuresis dapat diartikan

sebagai penambahan produksi volume urin yang

dikeluarkan dan pengeluaran jumlah zat zat terlarut

dalam air.Obat-obatan yang menyebabkan suatu keadaan

meningkatnya aliran urine disebut Diuretik. Obat-obat

ini merupakan penghambat transpor ion yang menurunkan

reabsorbsi Na+ dan ion lain seperti Cl+ memasuki urine

dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dalam keadaan

normal bersama-sama air, yang mengangkut secara pasif

untuk mempertahankan keseimbangan osmotic.

Perubahan osmotik dimana dalam tubulus menjadi

meningkat karena Natrium lebih banyak dalam urine, dan

mengikat air lebih banyak didalam tubulus ginjal. Dan

produksi urine menjadi lebih banyak. Dengan demikian

3

diuretic meningkatkan volume urine dan sering mengubah

PH-nya serta komposisi ion didalam urine dan darah.

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan

pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua

pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan

volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan

jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air.

Berdasarkan mekanisme kerjanya, secara umum diuretik

dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu diuretik

osmotik yaitu yang bekerja dengan cara menarik air ke

urin, tanpa mengganggu sekresi atau absorbsi ion dalam

ginjal dan penghambat mekanisme transport elektrolit

di dalam tubuli ginjal, seperti diuretik tiazid

(menghambat reabsorbsi natrium dan klorida pada ansa

Henle pars ascendens), Loop diuretik (lebih poten

daripada tiazid dan dapat menyebabkan hipokalemia),

diuretik hemat kalium (meningkatkan ekskresi natrium

sambil menahan kalium).

Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi

cairan udem yang berarti mengubah keseimbangan cairan

sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel

menjadi normal. Proses diuresis dimulai dengan

mengalirnya darah ke dalam glomeruli (gumpalan

4

kapiler) yang terletak di bagian luar ginjal (cortex).

Dinding glomeruli inilah yang bekerja sebagai saringan

halus yang secara pasif dapat dilintasi air, garam dan

glukosa. Ultrafiltrat yang diperoleh dari filtrasi dan

mengandung banyak air serta elektrolit ditampung di

wadah, yang mengelilingi setiap glomerulus seperti

corong (kapsul Bowman) dan kemudian disalurkan ke pipa

kecil. Di sini terjadi penarikan kembali secara aktif

dari air dan komponen yang sangat penting bagi tubuh,

seperti glukosa dan garam-garam antara lain ion Na+.

Zat-zat ini dikembalikan pada darah melalui kapiler

yang mengelilingi tubuli.sisanya yang tak berguna

seperti ”sampah” perombakan metabolisme-protein

(ureum) untuk sebagian besar tidak diserap kembali.

Akhirnya filtrat dari semua tubuli ditampung di suatu

saluran pengumpul (ductus coligens), di mana terutama

berlangsung penyerapan air kembali. Filtrat akhir

disalurkan ke kandung kemih dan ditimbun sebagai urin.

Diuretik adalah suatu obat yang dapat meningkatkan

jumlah urine (diuresis) dengan jalan menghambat

reabsorpsi air dan natrium serta mineral lain pada

tubulus ginjal. Dengan demikian bermanfaat untuk

menghilangkan udema dan mengurangi free load. Kegunaan

diuretik terbanyak adalah untuk antihipertensi dan

5

gagal jantung. Pada gagal jantung, diuretik akan

mengurangi atau bahkan menghilangkan cairan yang

terakumulasi di jaringan dan paru paru . di samping

ituh berkurang nya volume darah akan mengurangi kerja

jantung.

Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon

diuretik.

1) Pertama, tempat kerja diuretik di ginjal.

Diuretik yang bekerja pada daerah yang

reabsorbsi natrium sedikit, akan memberi efek

yang lebih kecil bila dibandingkan dengan

diuretik yang bekerja pada daerah yang

reabsorbsi natrium banyak.

2) Status fisiologi dari organ. Misalnya

dekompensasi jantung, sirosis hati, gagal

ginjal. Dalam keadaan ini akan memberikan

respon yang berbeda terhadap diuretik.

3) Interaksi antara obat dengan

reseptor .Kebanyakan bekerja dengan mengurangi

reabsorpsi natrium, sehingga pengeluarannya

lewat kemih dan juga air diperbanyak.

Mekanisme kerja diuretika

6

Kebanyakan diuretika bekerja dengan mengurangi

reabsorpsi natrium, sehingga pengeluarannya lewat

kemih dan demikian juga dari air-diperbanyak. Obat-

obat ini bekerja khusus terhadap tubuli, tetapi juga

ditempat lain, yakni:

1. Tubuli proksimal.

Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang

di sini direabsorpsi secera aktif untuk 70%,

antara lain ion Na+ dan air, begitu pula glukosa

dan ureum. Karena reabsopsi belangsung secara

proporsional, maka susunan filtrat tidak berubah

dan tetap isotonis terhap plama. Diuretik osmosis

bekerja di tubulus proksimal dengan merintangi

rabsorpsi air dan natrium.

2. Lengkungan Henle.

Di bagian menaiknya ca 25% dari semua ion Cl- yang

telah difiltrasi direabsorpsi secara aktif,

disusul dengan raborpsi pasif dari Na+ dan K+,

tetapi tanpa air, hingga filtrat menjadi

hipotonis. Diuretika lengkungan bekerja terutama

di sini dengan merintangi transpor Cl- begitupula

reabsorpsi Na+, pengeluaran air dan K+diperbanyak.

3. Tubuli distal.

7

Dibagian pertamanya, Na+ dirabsorpsi secara aktif

tanpa air hingga filtrat menjadi lebi cair

dan lebih hipotonis. Senyawa tiazida dan

klortalidon bekerja di tempat ini dengan

memperbanyak eksresi Na+ dan Cl- sebesar 5-10%.

Pada bagian keduanya, ion Na+ ditukarkan dengan

ion K+ atau NH4+ proses ini dikendalikan oleh

hormon anak ginjal aldosteron. Antagonis

aldosteron dan zat-zat penghemat kalium bekerja

di sini dengan mengekskresi Na+ dan retensi K+ .

4. Saluran Pengumpul.

Hormon antidiuretik (ADH) dan hipofise bekerja di

sini dengan mempengaruhi permeabilitas bagi air

dari sel-sel saluran ini. 

Penggolongan obat diuretik

Diuretik dapat dibagi dalam beberapa kelompok, yakni

:

a. Diuretik Kuat

Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian

asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan

cara menghambat transport elektrolit natrium,

kalium, dan klorida.Obat-obat ini berkhasiat kuat

dan pesat tetapi agak singkat (4-6). Banyak

digunakan dalam keadaan akut, misalnya pada udema

8

otak dan paru-paru. Memiliki kurva dosis-efek

curam, yaitu bila dosis dinaikkan efeknya

senantiasa bertambah. Contoh obatnya

adalah furosemida yang merupakan turunan

sulfonamid dan dapat digunakan untuk obat

hipertensi. Mekanisme kerjanya dengan menghambat

reabsorpsi Na dan Cl di bagian ascending dari

loop Henle (lengkungan Henle) dan tubulus distal,

mempengaruhi sistem kontrasport Cl-binding, yang

menyebabkan naiknya eksresi air, Na, Mg, dan Ca.

Contoh obat paten: frusemide, lasix,

impugan. Yang termasuk diuretik kuat adalah ;

asam etakrinat, furosemid dan bumetamid.

b. Diuretik hemat kalium

Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir

tubuli distal dan duktus koligentes daerah

korteks dengan cara menghambat reabsorpsi natrium

dan sekresi kalium dengan jalan antagonisme

kompetitif (sipironolakton) atau secara langsung

(triamteren dan amilorida). Efek obat-obat ini

lemah dan khusus digunakan terkominasi dengan

diuretika lainnya untuk menghemat kalium.

Aldosteron enstiulasi reabsorpsi Na dan ekskresi

K, proses ini dihambat secara kompetitif oleh

9

antagonis alosteron. Contoh obatnya

adalah spironolakton yang merupakan pengambat

aldosteron mempunyai struktur mirip dengan hormon

alamiah. Kerjanya mulai setelah 2-3 hari dan

bertahan sampai beberap hari setelah pengobatan

dihentikan. Daya diuretisnya agal lemah sehingga

dikombinasikan dengan diuretika lainnya. Efek

dari kombinasi ini adalah adisi. Pada gagal

jantung berat, spironolakton dapat mengurangi

resiko kematian sampai 30%. Resorpsinya di usus

tidak lengkap dan diperbesar oleh makanan. Dalam

hati, zat ini diubah menjadi metabolit aktifnya,

kanrenon, yang diekskresikan melalui kemih dan

tinja, dalam metabolit aktif waktu paruhnya

menjadi lebih panjang yaitu 20 jam. Efek

sampingnya pada penggunaan lama dan dosis tinggi

akan mengakibatkan gangguan potensi dan libido

pada pria dan gangguan haid pada wanita. Contoh

obat paten: Aldacton, Letonal.

c. Diuretik golongan tiazid

Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu

tubuli distal dengan cara menghambat reabsorpsi

natrium klorida. Efeknya lebih lemah dan lambat,

juga lebih lama, terutama digunakan pada terapi

10

pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung.

Memiliki kurva dosis-efek datar yaitu jika dosis

optimal dinaikkan, efeknya (diuresis dan

penurunan tekanan darah) tidak bertambah. Obat-

obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah ;

klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid,

bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid,

siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon,

kuinetazon, dan indapamid. Hidroklorthiazida

adalah senyawa sulfamoyl dari turunan

klorthiazida yang dikembangkan dari sulfonamid.

Bekerja pada tubulus distal, efek diuretiknya

lebih ringan daripada diuretika lengkungan tetapi

lebih lama yaitu 6-12 jam. Banyak digunakan

sebagai pilihan pertama untuk hipertensi ringan

sampai sedang karenadaya hipitensifnya lebih kuat

pada jangka panjang. Resorpsi di usus sampai 80%

dengan waktu paruh 6-15 jam dan diekskresi lewat

urin secara utuh. Contoh obat patennya adalah

Lorinid, Moduretik, Dytenzide.

d. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik

anhidrase

Diuretik ini bekerja pada tubuli Proksimal dengan

cara menghambat reabsorpsi bikarbonat. Zat ini

11

merintangi enzim karbonanhidrase di tubuli

proksimal, sehingga disamping karbonat, juga Na

dan K diekskresikan lebih banyak, bersamaan

dengan air. Khasiat diuretiknya lemah, setelah

beberapa hari terjadi tachyfylaxie maka perlu

digunakan secara berselang-seling. Asetozolamid

diturunkan dari sulfanilamid. Efek diuresisnya

berdasarkan penghalangan enzim karboanhidrase

yang mengkatalis reaksi berikut :

CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3+

Akibat pengambatan itu di tubuli proksimal, maka

tidak ada cukup ion H+ lagi untuk ditukarkan

dengan Na sehingga terjadi peningkatan ekskresi

Na, K, bikarbonat, dan air. Obat ini dapat

digunakan sebagai obat antiepilepsi. Resorpsinya

baik dan mulai bekerja dl 1-3 jam dan bertahan

selama 10 jam. Waktu paruhnya dalam plasma adalah

3-6 jam dan diekskresikan lewat urin secara utuh.

Obat patennya adalah Miamox.

Yang termasuk golongan diuretik ini adalah

asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid.

e. Diuretik osmotik

12

Istilah diuretic Osmotik biasanya dipakai untuk

zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat

diskskresi oleh ginjal.

Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretic

osmotic apabila memenuhi 4 syarat:

1. Difiltrasi secara bebas oleh glomerulus.

2. Tidak atau hanya sedikit direbasorbsi sel

tubulus ginjal.

3. Secara farmakologis merupakan zat yang inert,

dan

4. Umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan

metabolic. 

Dengan sifat-sifat ini, maka diueretik osmotic

dapat diberikan dalam jumlah cukup besar sehingga

turut menentukan derajat osmolalitas plasma,

filtrate glomerulus dan cairan tubuli

Diuretik osmotik mempunyai tempat kerja :

a) Tubuli proksimal

Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli

proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi

natrium dan air melalui daya osmotiknya.

b) Ansa enle

13

Diuretik osmotik ini bekerja pada ansa henle

dengan cara menghambat reabsorpsi natrium

dan air oleh karena hipertonisitas daerah

medula menurun.

c) Duktus Koligentes

Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus

Koligentes dengan cara menghambat reabsorpsi

natrium dan air akibat adanya papillary wash

out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi,

atau adanya faktor lain.

Obat-obat ini direabsorpsi sedikit oleh tubuli

sehingga reabsorpsi air juga terbatas. Efeknya al

diuresis osmotik dengan ekskresi air tinggi dan eksresi

Na sedikit. Istilah diuretik osmotik biasanya

dipakaiuntuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat

diekskresi oeh ginjal. Contoh dari diuretik osmotik

adalah ; manitol, urea, gliserin dan isisorbid.

Mannitol adalah alkohol gula yang terdapat dalam

tumbuh-tumbuhan dan getahnya. Efek diuresisnya pesat

tetapi singkat an dapat melintasi glomeruli secara

lengkap, praktis tanpa reabsorpsi pada tubuli, sehingga

penyerapan kembali air dapat dirintangi secara osmotik.

14

Terutama digunakan sebagai infus untuk menurunkan tekanan

intraokuler pada glaucoma.

Beberapa Mekanisme aksi dari kerja Manitol sekarang

ini adalah segagai berikut:

1. Menurunkan Viskositas darah dengan mengurangi

haematokrit, yang penting untuk mengurangi tahanan

pada pembuluh darah otak dan meningkatkan aliran

darahj keotak, yang diikuti dengan cepat

vasokontriksi dari pembuluh darah arteriola dan

menurunkan volume darah otak. Efek ini terjadi

dengan cepat (menit).

2. Manitol tidak terbukti bekerja menurunkan

kandungan air dalam jaringan otak yang mengalami

injuri, manitol menurunkan kandungan air pada

bagian otak yang yang tidak mengalami injuri, yang

mana bisa memberikan ruangan lebih untuk bagian

otak yang injuri untuk pembengkakan (membesar).

3. Cepatnya pemberian dengan Bolus intravena lebih

efektif dari pada infuse lambat dalam menurunkan

Peningkatan Tekanan intra cranial.

4. Terlalu sering pemberian manitol dosis tinggi bisa

menimbulkan gagal ginjal. ini dikarenakan efek

osmolalitas yang segera merangsang aktivitas

15

tubulus dalam mensekresi urine dan dapat

menurunkan sirkulasi ginjal.

5. Pemberian Manitol bersama Lasik (Furosemid)

mengalami efek yang sinergis dalam menurunkan

PTIK. Respon paling baik akan terjadi jika Manitol

diberikan 15 menit sebelum Lasik diberikan. Hal

ini harus diikuti dengan perawatan managemen

status volume cairan dan elektrolit selama terapi

Diuretik.

Obat diuretik

1. Diuretik hemat kalium

Diuretik yang mempertahankan kalium menyebabkan

diuresis tanpa kehilangan kalium dalam urine.

Yang termasuk dalam klompok ini antara lain

antagonis aldosteron, traimteren dan amilorid.

Antagonis Aldosteron

Aldosteron adalah mineralokortikoid endogen

yang paling kuat. Peranan utama aldosteron

ialah memperbesar reabsorbsi natrium dan

klorida di tubuli serta memperbesar ekskresi

kalium. Yang merupakan antagonis aldosteron

adalah spironolakton dan bersaing dengan

reseptor tubularnya yang terletak di nefron

sehingga mengakibatkan retensi kalium dan

16

peningkatan ekskresi air serta natrium. Obat

ini juga meningkatkan kerja tiazid dan diuretik

loop. Diuretik yang mempertahankan kalium

lainnya termasuk amilorida, yang bekerja pada

duktus pengumpul untuk menurunkan reabsorpsi

natrium dan ekskresi kalium dengan memblok

saluran natrium, tempat aldosteron bekerja.

Diuretik ini digunakan bersamaan dengan

diuretik yang menyebabkan kehilangan kalium

serta untuk pengobatan edema pada sirosis

hepatis. Efek diuretiknya tidak sekuat golongan

diuretik kuat.

Mekanisme kerja:

Penghambatan kompetitif terhadap aldosteron.

Bekerja di tubulus renalis rektus untuk

menghambat reabsorpsi Na+, sekresi K+ dan

sekresi H+.

Farmakokinetik :

70% spironolakton oral diserap di saluran

cerna, mengalami sirkulasi enterohepatik dan

metabolisme lintas pertama. Metabolit utamanya

kankrenon. Kankrenon mengalami interkonversi

enzimatik menjadi kakreonat yang tidak aktif.

Efek samping :

17

Efek toksik yang paling utama dari

spironolakton adalah hiperkalemia yang sering

terjadi bila obat ini diberikan bersama-sama

dengan asupan kalium yang berlebihan. Tetapi

efek toksik ini dapat pula terjadi bila dosis

yang biasa diberikan bersama dengan tiazid pada

penderita dengan gangguan fungsi ginjal yang

berat. Efek samping yang lebih ringan dan

reversibel diantaranya ginekomastia, dan gejala

saluran cerna.

Indikasi :

Antagonis aldosteron digunakan secara luas

untuk pengobatan hipertensi dan udem yang

refrakter. Biasanya obat ini dipakai bersama

diuretik lain dengan maksud mengurangi ekskresi

kalium, disamping memperbesar diuresis.

Sediaan dan dosis :

Spironolakton terdapat dalam bentuk tablet 25,

50 dan 100 mg. Dosis dewasa berkisar antara 25-

200mg, tetapi dosis efektif sehari rata-rata

100mg dalam dosis tunggal atau terbagi.Terdapat

pula sediaan kombinasi tetap antara

spironolakton 25 mg dan hidraoklortiazid 25mg,

18

serta antara spironolakton 25 mg dan tiabutazid

2,5 mg.

Triamteren dan Amilorid

Kedua obat ini terutama memperbesar ekskresi

natrium dan klorida, sedangkan eksresi kalium

berkurang dan ekskresi bikarbonat tidak

mengalami perubahan. Triamteren menurunkan

ekskresi K+ dengan menghambat sekresi kalium di

sel tubuli distal. Dibandingkan dengan

triamteren, amilorid jauh lebih mudah larut

dalam air sehingga lebih mudah larut dalam air

sehingga lebih banyak diteliti. Absorpsi

triamteren melalui saluran cerna baik sekali,

obat ini hanya diberikan oral. Efek diuresisnya

biasanya mulai tampak setelah 1 jam. Amilorid

dan triameteren per oral diserap kira-kira 50%

dan efek diuresisnya terlihat dalam 6 jam dan

berkahir sesudah 24 jam.

Efek samping :

Efek toksik yang paling berbahaya dari kedua

obat ini adalah hiperkalemia. Triamteren juga

dapat menimbulkan efek samping yang berupa

mual, muntah, kejang kaki, dan pusing.

19

Efek samping amilorid yang paling sering selain

hiperkalemia yaitu mual, muntah, diare dan

sakit kepala.

Indikasi :

Bermanfaat untuk pengobatan beberapa pasien

udem. Tetapi obat ini akan bermanfaat bila

diberikan bersama dengan diuretik golongan

lain, misalnya dari golongan tiazid.

Sediaan :

Triamteren tersedia sebagai kapsul dari 100mg.

Dosisnya 100-300mg sehari. Untuk tiap penderita

harus ditetapkan dosis penunjang

tersendiri.Amilorid terdapat dalam bentuk

tablet 5 mg. Dosis sehari sebesar 5-10mg.

Sediaan kombinasi tetap antara amilorid 5 mg

dan hidroklortiazid 50 mg terdapat dalam bentuk

tablet dengan dosis sehari antara 1-2 tablet.

2. Diuretik kuat

Tempat kerja utamanya dibagian epitel ansa Henle

bagian asenden, karena itu kelompok ini disebut juga

20

sebagai loop diuretics. Termasuk dalam kelompok ini

adalah asam etakrinat, furosemid, dan bumetanid.

Furosemid

Farmakokinetik :

Obat furosemid mudah diserap melalui saluran

cerna. Bioavabilitas furosemid 65% diuretik

kuat terikat pada protein plasma secara

ekstensif sehingga tidak difiltrasi di

glomerolus tetapi cepat sekali disekresi

melalui system transport asam organik ditubuli

proksimal. Dengan cara ini obat ini

terakumulasi di cairan tubuli dan mungkin

sekali ditempat kerja didaerah yang lebih

distal lagi.

Mula kerja Furosemid pesat, oral 0,5 – 1 jam

dan bertahan 4 – 6 jam, intravena dalam

beberapa menit dan 2,5 jam lamanya

reabsorbsinya dari usus ± 50%

1.3 ALAT DAN BAHAN

a. Alat yang digunakan

- Kandang metabolism

- Alat oral

- Gelas Ukur

21

- Stopwatch

- dll

b. Bahan yang digunakan

- Furosemid

- Kopi

1.4 PROSEDUR KERJA

1. Siapkan alat dan bahan

2. Siapkan hewan uji : 1 ekor tikus

3. Timbang tikus (hitung vol.air hangat dan dosis

furosemid yang akan diinjeksikan)

4. Beri tikus air hangat dengan menggunakan jarum oral.

5. Berikan obat (furasemid dan kopi) secara oral.

6. Masukan hewan uji (tikus) dalam kandang metabolisme

dan tampung urin selama 10’ 30’ dan 60 menit

7. Catat volume urin tiap 10’ 30’ dan 60’ setelah

pemberian obat

8. Buat kurva hubungan antara dosis volume urine yang

dikeluarkan dan waktu.

1.5 HASIL DAN PEMBAHASAN

KLP OBAT VOL URINE TOTAL VAO BB

15 30 45 60 URINE1 NaCL fis - - - - - 1,54 154g

22

1%BB ml2 Furosemi

d

1mg/KgBB

- - 1ml - 1ml 0,344

ml

172g

3 Furosemi

d

2mg/KgBB

- - 1ml 0,5

ml

1,5ml 0,676

ml

169g

4 Kopi

5 ml

- - 1ml - 1ml - 174g

5 Kopi

10 ml

- - - - - - 168g

23

Perhitungan :

- VOL AIR HANGAT => 10 ml = X

200g BB

1. KLP 1

X = 154g x 10 ml = 7,7 ml

200g

2. KLP 2

X = 172g x 10 ml = 8,6 ml

200g

3. KLP 3

X = 169g x 10 ml = 8,45 ml

200g

4. KLP 4

X = 174g x 10 ml = 8,7 ml

200g

5. KLP 5

X = 168g x 10 ml = 8,4 ml

24

200g

- VAO Kontrol = 1%BB

- VAO Perlakuan = BB (Kg) x Dosis (mg/KgBB)

C (mg/ml)

1. KLP 1 ( Kontrol )

VAO = 1% x 154 (g) = 1,54 ml

2. KLP 2

VAO = 0,172 (Kg) x 1 (mg/KgBB) = 0,344 ml

0,5 (mg/ml)

3. KLP 3

VAO = 0,169(Kg) x 2 (mg/KgBB) = 0,676 ml

0,5(mg/ml)

Praktikum kali ini merupakan pengujian obat-obat

yang berkhasiat sebagai diuretik. Diuretik adalah obat

yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin

sehingga mempercepat pengeluaran urine dari dalam

tubuh. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi

cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan

sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra sel

kembali menjadi normal.

25

Berdasarkan mekanisme kerjanya, secara umum diuretik

dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu diuretik

osmotik yaitu yang bekerja dengan cara menarik air ke

urin, tanpa mengganggu sekresi atau absorbsi ion dalam

ginjal dan penghambat mekanisme transport elektrolit

di dalam tubuli ginjal, seperti diuretik tiazid

(menghambat reabsorbsi natrium dan klorida pada ansa

Henle pars ascendens), Loop diuretik (lebih poten

daripada tiazid dan dapat menyebabkan hipokalemia),

diuretik hemat kalium (meningkatkan ekskresi natrium

sambil menahan kalium).

Obat-obatan yang digunakan pada praktikum kali ini

ialah furosemid dan larutan kopi. Sebagaimana halnya

yang diketahui bahwa furosemid merupakan obat diuretic

golongan diuretic kuat dengan mekanisme kerja

menghambat penyerapan kembali natrium oleh sel tubuli

ginjal. Furosemida meningkatkan pengeluaran air,

natrium, klorida, kalium dan tidak mempengaruhi

tekanan darah yang normal. Onset diuresis untuk

pemberian oral antara 30-60 menit dan efek puncak oral

dicapai 1-2 jam setelah pemberian.

26

Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon

diuretik.

1) Pertama, tempat kerja diuretik di ginjal.

Diuretik yang bekerja pada daerah yang

reabsorbsi natrium sedikit, akan memberi efek

yang lebih kecil bila dibandingkan dengan

diuretik yang bekerja pada daerah yang

reabsorbsi natrium banyak.

2) Status fisiologi dari organ. Misalnya

dekompensasi jantung, sirosis hati, gagal

ginjal. Dalam keadaan ini akan memberikan

respon yang berbeda terhadap diuretik.

3) Interaksi antara obat dengan

reseptor .Kebanyakan bekerja dengan mengurangi

reabsorpsi natrium, sehingga pengeluarannya

lewat kemih dan juga air diperbanyak.

Larutan kopi yang digunakan pada praktikum ini

mengandung suatu senyawa yakni kafein. Kafeina, atau

lebih populernya kafein, ialah senyawa alkaloid

xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang

bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan

bersifat diuretik ringan. Adapun mekanisme kerja

kafein yang memblokade reseptor adenosin. Adenosin ini

27

adalah neurotransmitter yang menenangkan. Setelah

mengkonsumsi kafein,aktivitas motorik dan rangsangan

pancaindra jadi lebih lancar. Efek yang ditumbulkan

dari mengkonsumsi kafein,detak jantung meningkat,

pembuluh darah melebar, yang menyebabkan pergerakan

cairan dan kotoran padat dalam tubuh dipercepat

sehingga dapat bersifat sebagai diuretic meskipun

tidak sekuat furosemid.

Jika dilihat dari data hasil pengamatan, maka mula

kerja furosemid terlihat pada menit ke antara 30’

sampai 45’ bersamaan dengan mula kerja kopi dengan

pemberian sebanyak 5 ml.

Efek yang dihasilkan oleh dosis furosemid 2 mg

terlihat lebih kuat daya diuretic nya dari pada

pemberian furosemid dengan dosis 1 mg. Efek ini

terlihat dari banyaknya volume urine yang dikeluarkan

tikus yaitu 1ml pada dosis furosemid 1mg dan 1,5 ml

pada dosis furosemid 2mg. Sedangkan untuk kopi yang

mengandung senyawa kafein yang bersifat sebagai

dieresis ringan, efek yang dihasilkan oleh kopi dengan

pemberian sebanyak 5ml memperlihatkan efek diuresis

dengan volume urine 1ml pada menit antara 30’

sampai45’ yang tidak terlihat pada pemberian kopi 10

ml.

28

Kesalahan dalam praktikum kali ini dapat disebabkan

oleh beberapa faktor diantaranya yaitu :

1. Kesalahan dalam pemberian air hangat.

2. Adanya obat yang tumpah pada saat pemberian.

3. Obat diuretik yang sudah terkontaminasi, dll.

1.6 KESIMPULAN

Fungsi utama ginjal adalah memelihara kemurnian

darah dengan jalan mengeluarkan semua zat asing dan

sisa pertukaran zat dari dalam darah dimana semuanya

melintasi saringan ginjal kecuali zat putih telur dan

sel-sel darah.

Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak

kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap

ginjal.

Furosemid merupakan obat diuretic golongan diuretic

kuat dengan mekanisme kerja menghambat penyerapan

kembali natrium oleh sel tubuli ginjal. Furosemida

meningkatkan pengeluaran air, natrium, klorida, kalium

dan tidak mempengaruhi tekanan darah yang normal.

Larutan kopi yang digunakan pada praktikum ini

mengandung suatu senyawa yakni kafein. Kafeina, atau

lebih populernya kafein, ialah senyawa alkaloid

xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang

29

bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan

bersifat diuretik ringan.

Efek yang dihasilkan oleh dosis furosemid 2 mg

terlihat lebih kuat daya diuretic nya dari pada

pemberian furosemid dengan dosis 1 mg. Efek ini

terlihat dari banyaknya volume urine yang dikeluarkan

tikus yaitu 1ml pada dosis furosemid 1mg dan 1,5 ml

pada dosis furosemid 2mg. Sedangkan untuk kopi yang

mengandung senyawa kafein yang bersifat sebagai

dieresis ringan, efek yang dihasilkan oleh kopi dengan

pemberian sebanyak 5ml memperlihatkan efek diuresis

dengan volume urine 1ml pada menit antara 30’

sampai45’ yang tidak terlihat pada pemberian kopi 10

ml.

1.7 JAWABAN PERTANYAAN

30

1.

a. Diuretik Kuat

Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian

asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan

cara menghambat transport elektrolit natrium,

kalium, dan klorida.Obat-obat ini berkhasiat kuat

dan pesat tetapi agak singkat (4-6). Banyak

digunakan dalam keadaan akut, misalnya pada udema

otak dan paru-paru. Memiliki kurva dosis-efek

curam, yaitu bila dosis dinaikkan efeknya

senantiasa bertambah. Contoh obatnya

adalah furosemida yang merupakan turunan

sulfonamid dan dapat digunakan untuk obat

31

hipertensi. Mekanisme kerjanya dengan menghambat

reabsorpsi Na dan Cl di bagian ascending dari

loop Henle (lengkungan Henle) dan tubulus distal,

mempengaruhi sistem kontrasport Cl-binding, yang

menyebabkan naiknya eksresi air, Na, Mg, dan Ca.

Contoh obat paten: frusemide, lasix,

impugan. Yang termasuk diuretik kuat adalah ;

asam etakrinat, furosemid dan bumetamid.

b. Diuretik hemat kalium

Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir

tubuli distal dan duktus koligentes daerah

korteks dengan cara menghambat reabsorpsi natrium

dan sekresi kalium dengan jalan antagonisme

kompetitif (sipironolakton) atau secara langsung

(triamteren dan amilorida). Efek obat-obat ini

lemah dan khusus digunakan terkominasi dengan

diuretika lainnya untuk menghemat kalium.

Aldosteron enstiulasi reabsorpsi Na dan ekskresi

K, proses ini dihambat secara kompetitif oleh

antagonis alosteron. Contoh obatnya

adalah spironolakton yang merupakan pengambat

aldosteron mempunyai struktur mirip dengan hormon

alamiah. Kerjanya mulai setelah 2-3 hari dan

bertahan sampai beberap hari setelah pengobatan

32

dihentikan. Daya diuretisnya agal lemah sehingga

dikombinasikan dengan diuretika lainnya. Efek

dari kombinasi ini adalah adisi. Pada gagal

jantung berat, spironolakton dapat mengurangi

resiko kematian sampai 30%. Resorpsinya di usus

tidak lengkap dan diperbesar oleh makanan. Dalam

hati, zat ini diubah menjadi metabolit aktifnya,

kanrenon, yang diekskresikan melalui kemih dan

tinja, dalam metabolit aktif waktu paruhnya

menjadi lebih panjang yaitu 20 jam. Efek

sampingnya pada penggunaan lama dan dosis tinggi

akan mengakibatkan gangguan potensi dan libido

pada pria dan gangguan haid pada wanita. Contoh

obat paten: Aldacton, Letonal.

c. Diuretik golongan tiazid

Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu

tubuli distal dengan cara menghambat reabsorpsi

natrium klorida. Efeknya lebih lemah dan lambat,

juga lebih lama, terutama digunakan pada terapi

pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung.

Memiliki kurva dosis-efek datar yaitu jika dosis

optimal dinaikkan, efeknya (diuresis dan

penurunan tekanan darah) tidak bertambah. Obat-

obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah ;

33

klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid,

bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid,

siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon,

kuinetazon, dan indapamid. Hidroklorthiazida

adalah senyawa sulfamoyl dari turunan

klorthiazida yang dikembangkan dari sulfonamid.

Bekerja pada tubulus distal, efek diuretiknya

lebih ringan daripada diuretika lengkungan tetapi

lebih lama yaitu 6-12 jam. Banyak digunakan

sebagai pilihan pertama untuk hipertensi ringan

sampai sedang karenadaya hipitensifnya lebih kuat

pada jangka panjang. Resorpsi di usus sampai 80%

dengan waktu paruh 6-15 jam dan diekskresi lewat

urin secara utuh. Contoh obat patennya adalah

Lorinid, Moduretik, Dytenzide.

d. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik

anhidrase

Diuretik ini bekerja pada tubuli Proksimal dengan

cara menghambat reabsorpsi bikarbonat. Zat ini

merintangi enzim karbonanhidrase di tubuli

proksimal, sehingga disamping karbonat, juga Na

dan K diekskresikan lebih banyak, bersamaan

dengan air. Khasiat diuretiknya lemah, setelah

beberapa hari terjadi tachyfylaxie maka perlu

34

digunakan secara berselang-seling. Asetozolamid

diturunkan dari sulfanilamid. Efek diuresisnya

berdasarkan penghalangan enzim karboanhidrase

yang mengkatalis reaksi berikut :

CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3+

Akibat pengambatan itu di tubuli proksimal, maka

tidak ada cukup ion H+ lagi untuk ditukarkan

dengan Na sehingga terjadi peningkatan ekskresi

Na, K, bikarbonat, dan air. Obat ini dapat

digunakan sebagai obat antiepilepsi. Resorpsinya

baik dan mulai bekerja dl 1-3 jam dan bertahan

selama 10 jam. Waktu paruhnya dalam plasma adalah

3-6 jam dan diekskresikan lewat urin secara utuh.

Obat patennya adalah Miamox.

Yang termasuk golongan diuretik ini adalah

asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid.

e. Diuretik osmotik

Istilah diuretic Osmotik biasanya dipakai untuk

zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat

diskskresi oleh ginjal.

2. Efek samping obat diuretik

- Diuretic osmotic

Efek samping : GGA,sakit kepala,mual,muntah.

- Penghambat Karbonik anhidrase

35

Efek samping : diorientasi mental pada CH.

- Benzotiadiazide

Efek samping : Purpura, dermatitis disertai

fotosensitivitas

Penggunaan lama menjadi hiperglikemia :

Sekresi insulin menurun (respon dari glukosa

darah meningkat).

Glikogenolisis meningkat.

Glikogenesis menurun.

Kadar kolesterol meningkat dan TG meningkat,

Hipokalemia, Depresi mental dan kom.

- Diuretic hemat kalium

Efek samping : Hiperkalemia, ginekomastia.

3. Toksisitas

4. Penggunaan klinik diuretik

1. Hipertensi

digunakan untuk mengurangi volume darah

seluruhnya hingga tekanan darah menurun.

Khususnya derivate-thiazida digunakan untuk

indikasi ini. Diuretic lengkungan pada jangka

panjang ternyata lebih ringan efek anti

hipertensinya, maka hanya digunakan bila ada

kontra indikasi pada thiazida, seperti pada

36

insufiensi ginjal. Mekanisme kerjanya

diperkirakan berdasarkan penurunan daya tahan

pembuluh perifer. Dosis yang diperlukan untuk

efek antihipertensi adalah jauh lebih rendah

daripada dosis diuretic. Thiazida memperkuat

efek-efek obat hipertensi betablockers dan ACE-

inhibitor sehingga sering dikombinasi dengan

thiazida. Penghetian pemberian obat thiazida pada

lansia tidak boleh mendadak karena dapat

menyebabkan resiko timbulnya gejala kelemahan

jantung dan peningkatan tensi.Diuretik golongan

Tiazid, merupakan pilihan utama step 1, pada

sebagian besar penderita.

Diuretik hemat kalium, digunakan bersama tiazid

atau diuretik kuat, bila ada bahaya hipokalemia.

2. Payah jantung kronik kongestif

Diuretik golongan tiazid, digunakann bila fungsi

ginjal normal.

Diuretik kuat biasanya furosemid, terutama

bermanfaat pada penderita dengan gangguan fungsi

ginja.

Diuretik hemat kalium, digunakan bersama tiazid

atau diuretik kuat bila ada bahaya hipokalemia.

3. Udem paru akut

37

Biasanya menggunakan diuretik kuat (furosemid)

4. Sindrom nefrotik

Biasanya digunakan tiazid atau diuretik kuat

bersama dengan spironolakton.

5. Payah ginjal akut

Manitol dan/atau furosemid, bila diuresis

berhasil, volume cairan tubuh yang hilang harus

diganti dengan hati-hati.

6. Penyakit hati kronik

spironolakton (sendiri atau bersama tiazid atau

diuretik kuat).

7. Udem otak

Diuretik osmotic

8. Hiperklasemia

Diuretik furosemid, diberikan bersama infus NaCl

hipertonis.

9. Batu ginjal

Diuretik tiazid

10. Diabetes insipidus

Diuretik golongan tiazid disertai dengan diet

rendah garam

11. Open angle glaucoma

Diuretik asetazolamid digunakan untuk jangka

panjang.

38

12. Acute angle closure glaucoma

Diuretik osmotik atau asetazolamid digunakan

prabedah.

Untuk pemilihan obat Diuretik a yang tepat ada

baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi

ke dokter.

5. Penggolongan obat diuretik berdasarkan mekanisme

kerja

a. Diuretik Kuat

b. Diuretik Thiazid

c. Diuretik Penghemat Kalium

d. Diuretik Osmotic

e. Diuretik Perintang Karbonanhidrase

6. Renal clearance adalah kemampuan ginjal membersihkan

sejumlah volume darah dari suatu bahan tertentu yang

dikeluarkan urin dalam waktu 1 menit.

Dipengaruhi oleh berat badan, umur, kelamin, zat

yang digunakan dalam test, luas permukaan tubuh

(setiap 1,73 m2)

Normal : 120 mL/ 1,73 m2 utk inulin (eksogen)

100 mL/ 1,73 m2 utk kreatinin (endogen)

39

DAFTAR PUSTAKA

- Anonym.2006.Obat-obat Penting, Laboratorium Manajemen

Farmasi dan Farmasi Masyarakat bagian Farmasetika

Fakultas Farmasi UGM : Jogjakarta

- Katzung, Bertram G.1986. Farmakologi Dasar dan Klinik,

Salemba Medika : Jakarta.

- Mary.J, Miycek, Richard A. Harvey, Pamela C. Champe ;

alih bahasa, Azwar Agoes. 2001. Farmakologi Ulasan

bergambar edisi 2.Widya Medika : Jakarta.

- Mutschaler,Ernst.1991.Dinamika obat Farmakologi dan

Tonsikologi. ITB : Bandung.

- Tjay,Tan Hoan dan K. Rahardja, 2007, Obat-obat Penting, PT

Gramedia : Jakarta.

- http://mariskasyafri.blogspot.com/2011/03/mekanisme-

kerja-obat-diuretika.html diakses pada tanggal 15 Mei

2014.

- http://id.wikipedia.org/wiki/Diuretik, di akses pada

tanggal 15 Mei 2014.

- http://medicastore.com/apotik_online/obat_jantung/

obat_diuretik.htm, di akses pada tanggal 15 Mei 2014.

- http://www.scribd.com/doc/33046836/DiuRetiK, di akses

pada tanggal 15 Mei 2014.

40