31
PENUN KIMI TI LABORA JURUSA UNI NTUN PRAKTIKUM IA ORGANIK I OLEH: IM KIMIA ORGANIK ATORIUM KIMIA ORGANIK AN KIMIA FAKULTAS MIPA IVERSITAS SRIWIJAYA 2016 I

Penuntun Prakt KO I

Embed Size (px)

Citation preview

PENUNTUN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK I

OLEH:

TIM KIMIA ORGANIK

LABORATORIUM KIMIA ORGANIKJURUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS SRIWIJAYA2016

PENUNTUN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK I

OLEH:

TIM KIMIA ORGANIK

LABORATORIUM KIMIA ORGANIKJURUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS SRIWIJAYA2016

PENUNTUN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK I

OLEH:

TIM KIMIA ORGANIK

LABORATORIUM KIMIA ORGANIKJURUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS SRIWIJAYA2016

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dah hidayahNya jualah buku Penuntun Praktikum Kimia Organik I ini dapat disusun.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada suri tauladan terbaik kita, Nabi

Muhammad SAW beserta sahabat, keluarga dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Buku penuntun praktikum ini diharapkan dapat lebih membantu mahasiswa dalam

memahami Kimia Organik I dan praktikum yang akan dilakukan. Sebelum melakukan

praktikum, mahasiswa diharuskan membaca dan memahami teori serta proses yang akan

dilakukan. Mahasiswa dianjurkan membaca literatur kimia yang berhubungan dengan

praktikum sehingga nantinya dapat membuktikan teori yang dipelajari.

Pada aplikasinya nanti, tidak semua bahan percobaan dalam buku ini dapat

dilakukan karena keterbatasan bahan, alat, waktu, fasilitas, dan sarana yang tersedia di

laboratorium.

Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada seluruh pihak yang telah

memberikan sumbangsihnya sehingga buku Penuntun Praktikum Kimia Organik I ini

dapat diselesaikan. Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun

dari pembaca demi perbaikan untuk masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Inderalaya, Januari 2016

PENYUSUN

Tata Tertib Peraturan yang Harus Ditaati dalam Praktikum:

Sebelum praktikan masuk ke dalam laboratorium Kimia Organik, ada beberapa

peraturan yang harus ditaati, diantaranya:

1. Setiap peserta praktikum wajib hadir tepat waktu yang telah disepakati.

2. Setiap kali akan melakukan praktikum, prakitkan diharuskan mengisi daftar hadir.

3. Apabila karena sesuatu dan lain hal praktikan tidak dapat mengikuti praktikum,

praktikan harus mengajukan izin kepada Koordinator Praktikum.

4. Praktikan harus berpakaian sopan.

5. Diharuskan memakai jas lab/jas praktikum lengkap dengan nama praktikan.

6. Tidak menggunakan sandal jepit ataupun sepatu yang terbuka.

7. Tidak merokok, makan ataupun minum di dalam laboratorium.

8. Rambut yang panjang diikat.

9. Harus memakai masker dan sarung tangan.

10. Dilarang berbicara apabila sedang melakukan praktikum/mereaksikan zat.

11. Praktikan tidak diperkenankan keluar masuk tanpa seizin asisten.

12. Peserta praktikum diwajibkan membuat laporan praktikum dan pengumpulan laporan

seminggu setelah praktikum dilakukan.

13. Praktikan yang memecahkan atau menghilangkan alat laboratorium diwajibkan

mengganti.

14. Hal-hal yang belum tertuang dalam peraturan ini akan diatur dan disepakati lebih

lanjut.

15. Berdoa lah setelah praktikum.

FORMAT DASAR LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

1. FORMAT PENULISAN

Laporan ditulis di buku Big Boss dengan sampul buku Big Boss yang disamakan

dengan masing-masing kelompok (setiap kelompok berbeda warna sampul buku).

2. FORMAT LAPORAN

A. LAPORAN PENDAHULUAN

Kop laporan praktikum Kimia Organik I

I. Nomor Percobaan

II. Nama Percobaan

III. Tujuan Percobaan

IV. Dasar Teori (minimal 3 ½ lembar)

V. Alat dan Bahan

VI. Prosedur Percobaan (flow chart)

VII. Sifat Fisika dan Kimia Bahan

VIII.MSDS (material safety data sheet) + fotocopy literature (minimal 3)

B. LAPORAN TETAP

IX. Data Hasil pengamatan

X. Perhitungan dan Reaksi

XI. Pembahasan (1 ½ lembar)

XII. Kesimpulan (minimal 5 poin)

XIII.Daftar Pustaka

BIODATA PRAKTIKAN KIMIA ORGANIK I

NAMA :

TTL :

NIM :

JURUSAN :

KELOMPOK :

HARI PRAKTIKUM :

ALAMAT :

TELP/HP :

MOTTO :

PERCOBAAN I

MODEL MOLEKUL

I. TUJUAN PERCOBAAN

Menggambarkan dan memahami bentuk ruang molekul senyawa-senyawa

hidrokarbon alifatik dan aromatik.

Menggambarkan dan memahami bentuk isomer optik molekul-molekul senyawa

organik.

Menggambarkan bentuk-bentuk gugus fungsi.

Menggambarkan bentuk molekul heterosiklik.

II. TEORI

Bentuk molekul merupakan konsep dasar dalam kimia organik. Molekul ini

berbentuk tiga dimensi dan interaksi ruang dari suatu bagian molekul dengan bagian

molekul lainnya sangat penting dalam menentukan sifat fisik dan kimia dari molekul-

molekul tersebut.

III. ALAT DAN BAHAN

Satu set model molekul Allya dan Bacon yang terdiri dari:

Bola Berwarna Lambing Atom

Hitam Karbon (C)

Putih Hidrogen (H)

Merah Oksigen (O)

Biru Nitrogen (N)

Kuning Belerang (S)

Abu-Abu Brom (Br)

Pengikat Berwarna Lambang Ikatan

Putih Ikatan tunggal (ikatan model pengisi ruang)

Abu-abu pendek Ikatan tunggal (ikatan antar atom karbon)

Abu-abu panjang Ikatan ganda

IV. PROSEDUR

1. Untuk memperlihatkan interaksi molekul lebih jelas, gunakan pengikat yang

pendek.

2. Setelah selesai merangkai, cobalah untuk memutar ikatan yang ada dengan

memegang satu atom dan memutar atom lainnya. Dapatkah anda melakukannya?

Manakah yang lebih nampak perbedaannya?

3. Putarlah pada ikatan C-H atau C-C kemudian dapatkan konformasi yang paling

stabil dan yang paling tidak stabil.

4. Buatlah konformasi Newmann untuk kedua konformasi yang telah didapat tadi.

5. Dengan cara yang sama, buatlah model molekul untuk molekul-molekul lain

seperti yang ditugaskan berikut ini.

6. Gambarkan model molekul yang disertai rumus molekul, rumus bangun, sifat

fisik dan kimia dari senyawa berikut ini:

Alkana : metana, butana, siklopropana, metil-siklopentana

Alkena : etena, siklopentena, 2-metil-butadiena,

2-metil-3-etil-1-pentena

Alkuna : etuna, propuna, 3-etil-1,4-sikloheksadiuna

Aromatik : benzena, naftalena, toluena, orto-dimetil-benzena, para-

dimetil-bezena, meta-dimetil-benzena, asam salisilat

Lainnya : asam asetat, etil-metil-keton, n-butil bromida, fenilalanin

V. PERTANYAAN PRAPRAKTEK

1. Apa yang dimaksud dengan senyawa hidrokarbon aromatik dan hidrokarbon

alifatik?

2. Apa yang dimaksud dengan isomer optik, isomer molekul, dan isomer geometri?

3. Jelaskan mengenai teori hibridisasi.

VI. PERTANYAAN PASCAPRAKTEK

1. Bagaimana perbedaan panjang ikatan tunggal dengan ikatan ganda dua?

2. Jelaskan perbedaan model molekul benzena dengan ikatan sikloheksena.

3. Jelaskan bentuk molekul tetrahedral dan segitiga datar.

4. Jelaskan sudut-sudut ikatan pada molekul berbentuk tetrahedral, trigonal planar

dan linier.

Nama Asisten:

Catatan :

(_____________)

PERCOBAAN II

ANALISA KUALITATIF GUGUS FUNGSI ALKENA

I. TUJUAN PERCOBAAN

Untuk menentukan ketidakjenuhan (adanya ikatan rangkap) pada suatu

senyawa

II. TEORI

Dalam suatu reaksi adisi (penghilangan ikatan rangkap/reaksi penambahan),

ikatan phi akan diputus dan pasangan elektron ikatannya akan digunakan untuk

membentuk dua buah ikatan sigma.

C=C C-C

Senyawa yang mengandung ikatan phi biasanya mempunyai energi yang lebih

tinggi daripada senyawa padanannya yang hanya mengandung ikatan sigma. Oleh karena

itu, suatu reaksi adisi biasanya berlangsung eksoterm. Ikatan ganda dua dan ganda tiga

dengan mudah akan bereaksi dengan molekul halida (X2) atau dengan hidrogen halida

(HX) pada suhu kamar. Brom merupakan reagen yang paling baik untuk menguji ikatan

tak jenuh karena hilangnya warna brom sesudah bereaksi dengan ikatan tak jenuh mudah

untuk diamati. Ikatan ganda dua juga bereaksi dengan KMnO4 sehingga menghasilkan

diol yang ditandai dengan hilangnya warna ungu dari ion permanganat.

III. ALAT DAN BAHAN

ALAT

Rak dan tabung reaksi

Gelas ukur

Pipet tetes

Botol semprot

Pencapit tabung reaksi

Penangas air

BAHAN

Alkana dan alkena

Etanol

KMnO4

H2SO4 pekat

Br dalam CCl4 (air brom 2%)

Aquades

IV. PROSEDUR

1. Tes Bromine

Tes harus dilakukan di lemari asam. Masukkan 1 mL larutan yang akan dianalisa

ke dalam tabung reaksi tambahkan air brom setetes demi setetes sambil

digoyang. Hilangnya warna air brom menunjukkan tes yang positif adanya ikatan

rangkap.

2. Tes Bayer

Masukkan 1 mL larutan yang akan dianalisa ke dalam tabung reaksi dan

tambahkan 2 mL air atau etanol. Dengan hati-hati tambahkan setetes demi setetes

larutan kalium permanganat sambil digoyang. Tes positif jika warna ungu reagen

hilang dan terbentuk endapan coklat (biasanya setelah satu menit)

3. Reaksi dengan H2SO4 Pekat

Ke dalam tabung reaksi masukkan 1 mL asam sulfat pekat dan tambahkan 3 tetes

larutan yang akan dianalisa kemudian aduk perlahan. Jika senyawa larut atau

timbul warna atau terjadi perubahan temperature (timbul panas) berarti senyawa

yang dianalisa positif (senyawa tidak jenuh).

V. PERTANYAAN PRAPRAKTEK

1. Jelaskan fungsi penambahan air atau etanol pada tes Bayer !

2. Apa yang dimaksud dengan senyawa jenuh dan senyawa tidak jenuh serta berikan

contohnya?

3. Jelaskan sifat-sifat dari alkena?

VI. PERTANYAAN PASCAPRAKTEK

1. Jelaskan perbedaan panjang ikatan rangkap dua pada alkena dan senyawa

aromatik!

2. Bagaimana reaksi adisi dan eliminasi yang terjadi pada alkena?

3. Bagaimana cara membuat suatu alkena ?

4. Tuliskan pemanfaaatan alkena pada masyarakat ?

DATA HASIL PENGAMATAN

1. Tes Bromine

No Nama Zat Pengamatan (warna, bau, kelarutan, endapan) Keterangan

1 Alkena

2 Alkena

3 Alkuna

2. Tes Bayer

No Nama Zat Pengamatan (warna, bau, kelarutan, endapan) Keterangan

1 Alkena

2 Alkena

3 Alkuna

3. Reaksi dengan H2SO4

No Nama Zat Pengamatan (warna, bau, kelarutan, endapan) Keterangan

1 Alkena

2 Alkena

3 Alkuna

Nama Asisten:

Catatan :

(_____________)

PERCOBAAN III

ANALISA KUALITATIF GUGUS FUNGSI ALKOHOL

I. TUJUAN PERCOBAAN

Agar mahasiswa paham akan sifat fisik dan kimia alkohol dan fenol

Agar mahasiswa dapat mengerti reaksi-reaksi yang terjadi pada alkohol dan

fenol

Agar mahasiswa dapat membedakan reaksi yang terjadi pada alkohol dan

fenol

II. TEORI

Adanya suatu gugus hidroksil dalam alkohol dan fenol memungkinkan terjadinya

ikatan hidrogen antara molekul-molekul tersebut dan ikatan hidrogen dengan senyawa

lain yang bersifat polar seperti air. Hal ini menyebabkan golongan senyawa ini

mempunyai kelarutan yang sangat besar dalam air. Terutama untuk golongan alkohol

dengan berat molekul rendah.

Fenol merupakan alkohol siklik yang bersifat lebih asam sehingga dapat

membentuk garam natrium bila direaksikan dengan NaOH yang bersifat larut dalam air.

Berdasarkan pada jenis atom C tempat terikatnya gugus hidroksil, alkohol digolongkan

menjadi alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol mempunyai

kecepatan reaksi yang berbeda terhadap suatu pereaksi tertentu. Bahkan, dapat berbeda

dalam hal hasil yang diperoleh, bergantung kepada jenis atau golongan alkoholnya.

III. ALAT DAN BAHAN

ALAT

Rak dan tabung reaksi

Pipet tetes

Pencapit tabung reaksi

Gelas ukur

Penangas air

Botol semprot

BAHAN

Etanol

2-butanol

tert-butanol

fenol

kertas pH

pereaksi Lucas (ZnCl2 dalam HCl pekat)

H2SO4 pekat

asam asetat glacial

FeCl3 1%

Aquades

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Kelarutan dan Keasaman

Ke dalam tabung reaksi, masukkan 2 mL air dan 1 mL senyawa alkohol dan

fenol lalu goyang. Amati dan catat hasilnya:

Kelarutan alkohol dan fenol

pH dari alkohol dan fenol

2. Tes Lucas

Buatlah pereaksi Lucas, masukkan 1 mL pereaksi Lucas dalam beberapa tabung

reaksi dan tambahkan 1 ml alkohol dan fenol yang akan diuji, goyang dan amati

perubahan yang terjadi. Catat waktu yang diperlukan oleh campuran untuk

menjadi keruh. Jika tidak terjadi perubahan selama 30 menit berarti reaksi

negatif.

Catatan: pereaksi Lucas

Larutkan 340 gr ZnCl2 di dalam 230 mL HCl pekat sambil didinginkan,

campuran ini menghasilkan 350 mL pereaksi Lucas.

3. Reaksi Alkohol dengan FeCl3

Larukan 1 mL alkohol dan fenol yang akan diuji ke dalam tabung terpisah dan

tambahkan 5 mL air. Kemudian tambahkan 1-3 tetes larutan FeCl3 kocok dan

amati hasilnya. Reaksi positif bila terbentuk cincin biru sampai ungu.

4. Reaksi Esterifikasi Alkohol

Campurkan 2 mL alkohol dan fenol yang akan diuji dengan 3 mL asam asetat

glacial di dalam beberapa tabung reaksi, tambahkan 0,5 mL asam sulfat pekat

dan panaskan pada penangas air kira-kira 5 menit, catat perubahan yang terjadi

dan baunya.

V. PERTANYAAN PRAPRAKTEK

1. Jelaskan mengapa fenol dapat larut dalam air dan bersifat asam!

2. Mengapa kelarutan alkohol sangat tinggi di dalam air?

3. Tuliskan struktur fenol?

VI. PERTANYAAN PASCAPRAKTEK

1. Bagaimana reaksi oksidasi yang terjadi pada alkohol?

2. Jelaskan mengapa reaksi esterifikasi alkohol menggunakan asam sulfat pekat,

apakah boleh asamnya diganti dengan asam yang lain?

3. Tuliskan mekanisme reaksi esterifikasi ?

4. Tuliskan pemanfaatan Alkohol pada masyarakat ?

DATA HASIL PENGAMATAN

1. Kelarutan dan Keasaman

No Nama Zat Pengamatan (warna, bau, kelarutan, endapan) Keterangan1 Etanol2 2-butanol3 t-butil

alcohol4 Fenol

2. Tes Lucas

No Nama Zat Pengamatan (warna, bau, kelarutan, endapan) Keterangan1 Etanol2 2-butanol3 t-butil

alcohol4 Fenol

3. Reaksi dengan FeCl3

No Nama Zat Pengamatan (warna, bau, kelarutan, endapan) Keterangan1 Etanol2 2-butanol3 t-butil

alcohol4 Fenol

4. Esterifikasi

No Nama Zat Pengamatan (warna, bau, kelarutan, endapan) Keterangan1 Etanol2 2-butanol3 t-butil

alcohol4 Fenol

Nama Asisten:

Catatan :

(_________________)

PERCOBAAN IV

ANALISA UNSUR

I. TUJUAN

Dapat mengidentifikasi kandungan unsur-unsur dalam suatu senyawa.

II. TEORI

Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai

struktur, sifat, kompisisi, reaksi dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun

terutama oleh karbon dan hidrogen dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti

nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang. Definisi asli dari kimia organik ini

berasal dari kesalahpahaman bahwa semua senyawa organik pasti berasal dari organisme

hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada perkecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan

juga sangat bergantung pada kimia anorganik : sebagai contoh, banyak enzim yang

kerjanya memerlukan logam transisi seperti besi dan tembaga juga gigi dan tulang yang

komposisinya merupakan campuran dari senyawa organik maupun anorganik.

Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada atau tidaknya ikatan

karbon hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format,

merupakan senyawa organik.

Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan

persenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel. Umumnya suatu

reaksi kimia merupakan suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjadi

senyawa atau molekul lain. Sebagai contoh, untuk pengujian nitrogen, larutan direaksikan

dengan besi (II) dan besi (III) jika terdapat sianida, akan terbentuk endapan biru gelap

yang ditunjukkan dengan persamaan reaksi :

18 CN- + 3 Fe+2 + 4 Fe+3 → Fe4 [Fe(CN)6]3

Struktur organik ditandai dengan adanya ikatan kovalen antara atom-atom

molekulnya. Oleh karena itu, reaksi kimia pada senyawa organik ditandai dengan adanya

pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen yang baru. Proses ini

membutuhkan waktu yang sangat bergantung pada kondisi saat berlangsung reaksi.

III. ALAT DAN BAHAN

Beker gelas

Erlenmeyer

Krus porselen

Kawat tembaga

Pecahan porselen

Corong

Tabung reaksi

Kertas saring

Karbon tetra klorida

Asam nitrat

Asam klorida

Perak nitrat 5- 10 %

Natrium karbonat

Bubuk seng

Natrium hidroksida

Glukosa (gula pasir)

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Karbon

Letakkan sejumlah kecil bahan (contoh sampel glukosa/gula pasir) di atas

pecahan porselen yang bersih dan dipanaskan sampai terjadi perubahan warna. Warna

hitam (arang) yang terjadi menunjukkan adanya unsur karbon.

2. Analisa iodium

Masukkan ke dalam erlenmeyer 1 ml KI 0,5 M, kemudian tambahkan 1 ml

CuSO4.5H2O 0,5 M. Basahkan satu lembar kertas saring dengan larutan amilum, lalu

tutup dengan cepat mulut erlenmeyer dengan kertas saring yang sudah dibasahi tadi.

Bila sampel mengandung iod, akan ditunjukkan dengan adanya warna biru pada

kertas saring.

3. Nitrogen dan Sulfur

Geruslah 5 gram natrium karbonat anhidrat dan 10 garam bubuk seng dalam

lumpang yang bersih dan kering. Ke dalam krus porselen yang bersih dimasukkan

± 1 gram sampel dan ± 2 gram campuran Na2CO3-Zn lalu aduk sampai homogen

(campuan yang kedua sebaiknya sampai menutupi senyawa organik yang ada).

Panaskan krus dalam lemari asam mulai dengan suhu rendah dan perlahan-lahan

mulai dinaikkan sampai krus bewarna merah, setelah ± 10 menit pindahkan isi

krus yang masih panas kedalam 10 ml aquadest yang ada didalam beker gelas.

Didihkan larutan dan saring, kemudian filtratnya dibagi dua untuk dianalisa

nitrogen sedangkan endapannya untuk analisa sulfur.

Analisa nitrogen :

Satu bagian filtrat dicampur dengan 1-2 ml larutan natrium hidroksida 5% dan 0,1

gram besi (II) sulfat yang telah digerus, didihkan selama ± 1 menit kemudian

dinginkan. Perlahan-lahan asamkan dengan asam klorida encer (gas CO2 akan

keluar). Kemudian tambahkan 1 ml larutan FeCl3 1 M, diamkan sampai endapan biru

prusia mengendap.

Bila sampel mengandung nitrogen akan terbentuk endapan biru prusia, ulangi

sekali lagi dengan filtrat yang kedua.

Analisa sulfur

Basahkan satu lembar kertas saring dengan larutan Pb-Asetat. Masukkan endapan

kedalam erlenmeyer 100 ml, tambahkan ± 10 ml asam klorida encer lalu tutup dengan

cepat mulut erlenmeyer dengan kertas saring yang sudah dibasahi tadi.

Bila sampel mengandung sulfur akan ditunjukkan dengan adanya warna hitam

pada kertas saring.

V. PERTANYAAN PRAPRAKTEK

1. Jelaskan sifat fisik dan kimia Nitrogen, Sulfur, Iodium ?

2. Jelaskan ikatan kovalen dan contohnya ?

3. Apa yang dimaksud dengan unsur ?

4. Sebutkan contoh-contoh senyawa halogen ?

VI. PERTANYAAN PASCAPRAKTEK

1. Jelaskan alasan kenapa pada gula ketika ditetesi asam sulfat pekat berubah

menjadi warna hitam ?

2. Warna biru pada analisa Iodium dikarenakan ?

3. Fungsi Alat dan Bahan ?

DATA HASIL PENGAMATAN

A. ANALISA KARBON

No Sampel Pengamatan Keterangan

1 Sampel C1

2 Sampel C2

3 Sampel C3

B. ANALISA IODIUM

No Sampel Pengamatan Keterangan

1 Kertas

C. ANALISA NITROGEN DAN SULFUR

No Tes Pengamatan Keterangan

1 Analisa Nitrogen

2 Analisa Sulfur

Nama Asisten:

Catatan :

(_________________)

PERCOBAAN V

KELARUTAN

I. TUJUAN PERCOBAAN :

Membedakan pelarut organik yang bersifat polar dan pelarut organik yang

bersifat nonpolar

Menentukan kelarutan suatu zat atau senyawa dalam berbagai pelarut organik.

II. TEORI

Adanya perbedaan elektronegatifitas di dalam ikatan kovalen akan menimbulkan

perbedaan muatan parsial atom-atom penyusun molekul. Perbedaan ini menyebabkan

senyawa mempunyai momen dipol dan senyawa bersifat polar. Senyawa yang bersifat

polar akan lebih mudah larut dalam pelarut polar dan senyawa yang bersifat nonpolar

akan lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar.

Kelarutan suatu zat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tetapan

dielektrik, dapat tidaknya membentuk ikatan hidrogen, panjang rantai atom karbon,

kemiripan struktur dan lainnya.

III. ALAT DAN BAHAN

ALAT

Rak dan tabung reaksi

Spatula

Gelas beker

Pipet tetes

Penangas air

Gelas ukur

Timbangan teknis

BAHAN

Benzene

n-heksan

methanol

kloroform

etil asetat

aquades

sukrosa (sampel A)

Botol semprot naftalena (sampel B)

asam benzoate (sampel C)

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Timbanglah 1 gr sampel A, kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi.

Tambahkan 1 mL benzene sambil diaduk. Amati apa yang terjadi.

2. Apabila sampel tidak larut, campuran dipanaskan sampai mendidih di atas

penangas air.

3. Ulangi percobaan 1 dan 2 dengan mengganti pelarut benzena dengan pelarut

lainnya.

4. Lakukan hal yang sama untuk sampel B dan C

V. PERTANYAAN PRAPRAKTEK

1. Apa yang dimaksud dengan kelarutan?

2. Jelaskan kaidah kelarutan suatu senyawa.

3. Apa yang dimaksud dengan pelarut polar dan pelarut non polar serta sebutkan

contoh masing-masing.

VI. PERTANYAAN PRAPRAKTEK

1. Mengapa pemanasan terhadap pelarut organik tidak boleh menggunakan api

langsung?

2. Apa perbedaan senyawa polar dan senyawa nonpolar?

3. Berdasarkan strukurnya, kelompokkan kepolaran pelarut yang digunakan.

4. Berdasarkan hasil percobaan, bagaimana sifat kepolaran sampel yang digunakan?

5. Berdasarkan struktur, kelompokkan kepolaran sampel yang digunakan ?

DATA HASIL PENGAMATAN

1. Sukrosa (sampel A)

No Pelarut Pengamatan (warna, kelarutan, endapan) Keterangan

1 Benzene

2 n-heksan

3 Etil asetat

4 Kloroform

5 Methanol

6 Air

2. Naftalena (sampel B)

No Pelarut Pengamatan (warna, kelarutan, endapan) Keterangan

1 Benzene

2 n-heksan

3 Etil asetat

4 Kloroform

5 Methanol

6 Air

3. Asam Benzoat (sampel C)

No Pelarut Pengamatan (warna, kelarutan, endapan) Keterangan

1 Benzene

2 n-heksan

3 Etil asetat

4 Kloroform

5 Methanol

6 Air

Nama Asisten:

Catatan :

(____________)

PERCOBAAN VI

REKRISTALISASI

I. TUJUAN PERCOBAAN :

Menjernihkan dan menghilangkan warna dalam larutan

Dapat melakukan rekristalisasi dengan baik

Memisahkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi

II. TEORI

Cara memurnikan zat padat organik yang paling efektif umumnya dilakukan

dengan teknik rekristalisasi, yaitu dengan melarutkan zat padat organik dalam suatu

pelarut cocok sekitar titik didihnya, kemudian disaring selagi panas untuk memisahkan

zat padat tersuspensi/tidak larut dalam larutan. Agar tidak terjadi pengkristalan di atas

kertas saring, larutan jangan terlalu pekat sehingga jumlah minimum pelarut harus

dipertimbangkan kemudian baru ditambahkan sedikit demi sedikit kelebihannya. Filtrat

dibiarkan pada suhu kamar sampai kristal terbentuk sempurna, bila perlu didinginkan

dalam air es. Kristal yang diperoleh kemudian disaring dengan corong Buchner. Apabila

larutan yang akan dikristalkan berwarna padahal kita tahu bahwa zat padat tidak

berwarna, maka ke dalam larutan panas sebelum disaring ditambahkan norit. Banyak

norit yang digunakan biasanya 1-2% dari berat zat yang akan dimurnikan.

III. ALAT DAN BAHAN

ALAT

Rak dan tabung reaksi

Spatula

Corong

Corong Buchner

Erlenmeyer vakum

Pompa vakum

BAHAN

Asam benzoat (murni dan tidak

murni)

Air

Norit

Es

Erlenmeyer 125 mL, 200 mL

Gelas ukur

Botol semprot

IV. CARA KERJA

Tempatkan 1 g kristal (asam benzoat) dan 5 mL air dalam Erlemeyer 125 mL.

Campuran diguncang, lalu diletakkan di atas pemanas (water bath) sampai mendidih.

Tambahkan setiap kali 1 mL air sabil diguncang, sampai kristal tepat larut (catat volume

air yang digunakan). Tambahkan lagi air sampai volume 25 mL, lalu tambahkan norit (1-

2% dari berat asam benzoat), lalu didihkan sambil diaduk. Selagi panas saring larutan

tersebut menggunakan corong Buchner yang sudah dilengkapi Erlenmeyer vakum.

Selanjutnya biarkan filtrat dingin sampai terbentuk kristal. Jika pada suhu kamar kristal

belum juga terbentuk, pendinginan dapat dilakukan dalam air es. Tentukan titik leleh

kristal yang diperoleh.

V. PERTANYAAN PRAPRAKTEK

1. Apa yang dimaksud dengan rekristalisasi?

2. Sifat-sifat apakah yang harus ada pada suatu pelarut agar dapat digunakan untuk

rekristalisasi suatu senyawa organik?

3. Apakah setiap proses rekristalisasi menggunakan air panas, jelaskan!

VI. PERTANYAAN PASCAPRAKTEK

1. Jelaskan prinsip dasar rekristalisasi!

2. Jelaskan apa itu norit dan apa fungsinya dalam percobaan ini!

DATA HASIL PENGAMATAN

No Pelarut Pengamatan (warna, kelarutan,

endapan)

Keterangan

1 Sampel asam benzoat

2 asam benzoat + air

3 Volume air terpakai saat

asam benzot tepat larut

4 Penambahan norit

5 Penyaringan dengan

buchner

6 Filtrat

7 Asam benzoat hasil

rekristalisasi

Nama Asisten:

Catatan :

(_____________)

PERCOBAAN VII

PEMBUATAN N-BUTIL BROMIDA

I. TUJUAN

Agar mahasiswa dapat mensintesa suatu senyawa organik.

Mahasiswa dapat memahami reaksi substitusi nukleofilik dalam pembuatan n-

butil bromida.

II. TEORI

Senyawa alkil halida telah banyak digunakan dalam penelitian dan bidang

industry sebagai senyawa antara untuk menghasilkan senyawa-senyawa lain yang

bermanfaat. N-butil bromida termasuk senyawa alkil bromida primer yang dapat dibuat

dari alkohol primer, yaitu n-butil alkohol (butanol) dengan mereaksikannya dengan

natrium bromida dengan bantuan asam sulfat pekat dengan reaksi sebagai berikut,

C4H9OH + NaBr + H2SO4 C4H9Br + NaHSO4 + H2O

III. ALAT DAN BAHAN

ALAT

Gelas beker

Spatula

Labu didih

Refraktometer

Gelas ukur

Corong pisah

Kondensor refluks

Seperangkat alat destilasi

BAHAN

n-butanol

H2SO4

NaBr/KBr

NaOH

Na2SO4 anhidrat

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

Siapkan 13,5 gr NaBr/KBr, larutkan dengan 20 ml air dalam gelas beker.

Tuangkan ke dalam labu didih yang telah berisi 10 ml butanol.

Dinginkan campuran dalam wadah yang berisi es dan secara perlahan-lahan

tambahkan 1,5 ml asam sulfat pekat sambil diaduk pelan-pelan (hati-hati

mudah meledak).

Pasang seperangkat alat kondensor dan refluk, kemudian refluk sampai

mendidih selama 30 menit sampai terbentuk dua lapisan (uji larutan dengan

penambahan larutan garam) dimana lapisan atas adalah n-butil bromida.

Hasil refluks dipisahkan dengan corong pisah dan keringkan dengan Na2SO4

anhidrat.

Hitung rendemennya.

V. PERTANYAAN PRAPRAKTEK

1. Apa yang dimaksud dengan nukleofil dan elektrofil?

2. Mengapa dalam percobaan ini harus menggunakan asam sulfat pekat?

3. Bagaimana jika diganti dengan asam yang lain?

4. Sebutkan penggunaan n-butil bromide dalam bidang industry!

5. Jelaskan prinsip pemisahan dengan menggunakan corong pisah!

VI. PERTANYAAN PASCAPRAKTEK

1.Jelaskan bagaimana reaksi substitusi nukleofilik terjadi!

2. Apa persyaratan suatu gugus dikatakan nukleofil dan sebutkan contoh yang

termasuk gugus nukleofil!

3. Jelaskan prisnip pemisahan secara destilasi!

4. Jelaskan perbedaan alkohol prime, sekunder dan tersier ?

DATA HASIL PENGAMATAN

No Nama Zat Berat (w) Volume (v)

1 NaBr/KBr

2 n-butil bromide

3 n-butanol

4 Asam sulfat

pekat

5 Air

Nama Asisten:

Catatan :

(_____________)