14
1 Pengujian Kinerja Akustik Panel Sandwich Berbasis Paduan Ampas Tebu dengan Facing Sheet Micro Perforated Panel (MPP) Bambu Restu Kristiani, Iwan Yahya, Harjana Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Email : [email protected] ABSTRACT Sound absorption performance testing of bagasse composite has been conducted in associated with effect of thickness configuration, resonators adding, and facing sheet micro perforated panel (MPP) bamboo adding in configuration. The research was experimentally conducted with two microphone impedance tubes referred to standard procedure of ASTM E-1050-98. We observed in laboratory the effect of configuration of three and six resonators and MPP variation of three and six hole on the bamboo. The result showed that bagasse composite with six resonators having the best absorption coefficient. We also found that sample thickness influenced the effective sound absorption in low frequency, while resonators would widen sound absorption range due to the increasing of viscous damping and resonance absorption mechanism. The adding of facing sheet MPP bamboo yielded the decreasing sound absorption coefficient which is coused by the high surface density of facing bamboo. Key word : bagasse, coefficient absorption, resonator, MPP, impedance tube ABSTRAK Telah dilakukan pengujian kinerja serapan bunyi dari komposit ampas tebu dikaitkan dengan pengaruh konfigurasi ketebalan, konfigurasi penambahan resonator dan konfigurasi penambahan facing sheet MPP bambu. Pengujian kinerja dilakukan secara eksperimen menggunakan tabung impedansi dua mikrofon mengacu kepada prosedur ASTM E-1050-98. Dalam penelitian ini dilakukan variasi tiga dan enam konfigurasi resonator serta variasi MPP bambu tiga dan enam lubang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit ampas tebu dengan konfigurasi enam resonator memiliki kinerja serapan bunyi

Pengujian Kinerja Akustik Panel Sandwich Berbasis Paduan Ampas Tebu dengan Facing Sheet Micro Perforated Panel (MPP) Bambu

Embed Size (px)

Citation preview

1

Pengujian Kinerja Akustik Panel SandwichBerbasis Paduan Ampas Tebu dengan Facing

Sheet Micro Perforated Panel (MPP) BambuRestu Kristiani, Iwan Yahya, Harjana

Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret, SurakartaEmail : [email protected]

ABSTRACT

Sound absorption performance testing of bagasse composite hasbeen conducted in associated with effect of thicknessconfiguration, resonators adding, and facing sheet microperforated panel (MPP) bamboo adding in configuration. Theresearch was experimentally conducted with two microphoneimpedance tubes referred to standard procedure of ASTM E-1050-98.We observed in laboratory the effect of configuration of threeand six resonators and MPP variation of three and six hole on thebamboo. The result showed that bagasse composite with sixresonators having the best absorption coefficient. We also foundthat sample thickness influenced the effective sound absorptionin low frequency, while resonators would widen sound absorptionrange due to the increasing of viscous damping and resonanceabsorption mechanism. The adding of facing sheet MPP bambooyielded the decreasing sound absorption coefficient which iscoused by the high surface density of facing bamboo.

Key word : bagasse, coefficient absorption, resonator, MPP,impedance tube

ABSTRAK

Telah dilakukan pengujian kinerja serapan bunyi dari kompositampas tebu dikaitkan dengan pengaruh konfigurasi ketebalan,konfigurasi penambahan resonator dan konfigurasi penambahan facingsheet MPP bambu. Pengujian kinerja dilakukan secara eksperimenmenggunakan tabung impedansi dua mikrofon mengacu kepada prosedurASTM E-1050-98. Dalam penelitian ini dilakukan variasi tiga danenam konfigurasi resonator serta variasi MPP bambu tiga dan enamlubang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit ampas tebudengan konfigurasi enam resonator memiliki kinerja serapan bunyi

2

terbaik. Adapun pengaruh ketebalan sampel adalah menggeserpenyerapan bunyi efektif pada frekuensi rendah sementarapenggunaan resonator akan melebarkan rentang frekuensi penyerapansehubungan dengan bertambahnya mekanisme redaman viskousbersamaan dengan mekanisme serapan resonansi. Penambahan facingsheet MPP bambu menghasilkan nilai koefisien serapan bunyi yangmenurun. Hal ini disebabkan facing bambu yang digunakan memilikikerapatan permukaan yang tinggi.

Kata kunci : ampas tebu, koefisien serapan bunyi, resonator, MPP,tabung impedansi

PENDAHULUAN

Tebu (Saccharum officinarum) adalah tumbuhan jenis rumput-rumputanyang tumbuh di daerah tropis yang dimanfaatkan sebagai bahanbaku pembuatan gula. Dari proses pengolahan gula tersebutdihasilkan limbah padat yakni ampas tebu (bagasse) yangmengandung serat sebanyak 35% - 40% dari berat tebu. Bagassedapat diolah lebih lanjut dan akan mempunyai nilai ekonomisyang tinggi, antara lain dimanfaatkan sebagai bahan dasarpembuatan produk kulit kapal[1], furfural[2], dan papanpartikel[3].

Pemanfaatan lain dari bagasse disajikan pada makalah inisebagai salah satu alternatif material penyerap bunyi dalambentuk komposit. Pengaruh ketebalan sampel, penggunaankonfigurasi resonator serta penambahan MPP bambu terhadapkinerja akustik komposit bagasse telah dikaji berdasarkanpengujian eksperimen. Pilihan kajian atas dampak perubahankinerja akustik komposit ampas tebu didasarkan pertimbanganbahwa komposit bagasse merupakan panel akustik dinding yangdapat diaplikasikan pada bangunan. Oleh karena itu, makaperilaku dan respon akustiknya menjadi sangat penting untukmemenuhi standar yang berlaku untuk panel penyerap bunyi yangdigunakan untuk bangunan ISO 11654.

Penelitian karakteristik akustik dengan variasi ketebalandilakukan pada alumunium busa[4], sampah industrial daun teh[5],serta jerami[6]. Hasil penelitian pada bahan-bahan tersebutmenunjukkan kinerja akustik khususnya koefisien serapan bunyimeningkat sejalan dengan penambahan ketebalan. Ketebalan dapatmenggeser kinerja akustik pada rentang frekuensi rendah.Penambahan ketebalan adalah salah satu metode yang sangat

3

lazim dilakukan untuk reduksi bising khususnya pada rentangfrekuensi rendah.

Kinerja serapan bunyi adalah fungsi frekuensi. Kinerja serapanbunyi efektif pada frekuensi tertentu dapat ditingkatkan salahsatunya dengan menambahkan ketebalan dan jumlah quarter wavelengthresonator[7]. Ketebalan, konfigurasi resonator, serta penambahanfacing sheet MPP bambu menjadi pilihan kajian yang dominan dalammakalah ini didasarkan pertimbangan bahwa pengaruhnya dapatmeningkatkan kinerja serapan bunyi. Penelitian sebelumnyatelah menunjukkan bahwa bunyi yang menyebar oleh panel dapatdireduksi oleh aplikasi tabung resonator[8-9]. Penggunaan Micro-Perforated Panel (MPP) sebagai alternatif penyerap bunyi semakinmeningkat. MPP dimulai ketika Maa[10-12] pertama menurunkan rumusyang digunakan untuk MPP, kemudian menyelidiki kemampuan MPP.Sejak saat itu aplikasi, perbaikan, dan pengembangan teoritisMPP telah dipelajari secara intensif. Dalam semua penelitiansebelumnya tentang MPP, pengaturan konvensional dari MPPdipertimbangkan, hingga Sakagami et al[13] memperkenalkan MPPdouble-leaf sebagai jenis lain dari penyerap bunyi. Dalam hal inikonvensional dimaksudkan bahwa pengaturan MPP harus diakhiridengan dinding yang keras. Miasa[14] juga meneliti teori daneksperimental mengenai multi-leaf MPP. Penelitiannya membuktikanbahwa MPP multi-leaf dapat memberikan penyerapan suara tambahanterutama pada bentang frekuensi rendah sebagai tambahan puncakseperti yang diberikan oleh yang konvensional. Porositas paneladalah rasio diantara area total dari lubang dan area totaldari panel dengan persamaan :

σ=0,785(d2

b2 )

(1)Persamaan impedansi akustik dari MPP adalahZMPP=r+jxm=r+jωm (2)Impedansi akustik di rongga udara dengan kedalaman Ddibelakang MPP adalah

Zcavity=−jcot(ωcD) (3)

Ztotal=ZMPP+Zcavity (4)

4

Ztotal=r+jωm−jcot(ωc D) (5)

Maa[12] merumuskan koefisien serapan bunyi dengan menggunakanpersamaan :

α= 4r

(1−r)2+(ωm−cot(ωDc ))2

(6)

Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran koefisien serapanbunyi sampel komposit ampas tebu dengan variasi ketebalan ,jumlah resonator, dan penambahan facing sheet MPP bambu. Metodeyang digunakan adalah metode tabung impedansi dua mikrofonsesuai dengan standar pengukuran ASTM E 1050-98[15].

METODE

Pembuatan Model Komposit Ampas Tebu

Konfigurasi sampel yang digunakan dalam penelitian disajikanpada Gambar 1. Strukturnya terbuat dari komposisi ampas tebu,lem PVAC dan air. Pada pembuatan sampel digunakan perbandingankomposisi massa. Perbandingan komposisi massa yang digunakanberdasarkan beberapa kali eksperimen dengan menggunakankomposisi massa yang berbeda. Dari eksperimen tersebutditentukan perbandingan massa yang sesuai berdasarkan hasilyang didapat dari segi kerapatan, kerekatan dan prosespengepresannya. Perbandingan komposisi massa ampas tebu : lemfox : air adalah 1 : 3 : 1,5. Bahan yang sudah tercampurkemudian dimasukkan ke dalam cetakan. Proses pengepresandilakukan selama sehari, kemudian sampel dikeluarkan daricetakan dan dibiarkan mengering secara alami. Untuk bagian faceditentukan dengan cara membelah bambu menjadi 8 bagian,kemudian membelahnya tipis-tipis dengan ketebalan ± 0,1 cm.Setelah sampel kering, sampel dipotong dengan diameter ± 2,9cm. Hal ini dimaksudkan agar sampel dapat tepat dimasukkankedalam tabung impedansi untuk diukur koefisien serapanbunyinya.

5

Gambar 1. Konfigurasi sampel a) komposit ampas tebu, b) komposit ampastebu dengan resonator tiga lubang, c) komposit ampas tebu dengan resonator

enam lubang

Sampel dengan penambahan facing sheet bambu dilakukan denganmemberikan tambahan layer dengan variasi perforated tigalubang dan enam lubang.

Gambar 2. Konfigurasi sampel a) komposit ampas tebu dengan facing sheetbambu tiga lubang, b) komposit ampas tebu dengan facing sheet bambu enam

lubang

Sampel diberi nama seperti Tabel 1 :Tabel 1. Konfigurasi material penyusun sampel

No KodeSampel

Gambar tampanglintang sampel

Keterangan

1 A1 Gambar 1 (a) Tanpa resonator2 AP1 Gambar 1 (b) Resonator komposit

d=0,3 cm3 APL1 Gambar 2 (a) Resonator komposit

d=0,3 cmPerforated layer d=0,1 cm

4 A2 Gambar 1 (a) Tanpa resonator5 AP2 Gambar 1 (c) Resonator komposit

d=0,3 cm6 APL2 Gambar 2 (b) Resonator komposit

d=0,3 cmPerforated layer d=0,1 cm

7 A3 Gambar 1 (a) Tanpa resonator

6

8 AP3 Gambar 1 (b) Resonator kompositd=0,3 cm

9 APL3 Gambar 2 (a) Resonator kompositd=0,3 cmPerforated layer d=0,1 cm

10 A4 Gambar 1 (a) Tanpa resonator11 AP4 Gambar 1 (c) Resonator komposit

d=0,3 cm12 APL4 Gambar 2 (b) Resonator komposit

d=0,3 cmPerforated layer d=0,1 cm

13 A5 Gambar 1 (a) Tanpa resonator14 AP5 Gambar 1 (b) Resonator komposit

d=0,3 cm15 APL5 Gambar 2 (b) Resonator komposit

d=0,3 cmPerforated layer d=0,1 cm

Pengujian Koefisien Serapan Bunyi

Pengujian koefisien serapan bunyi dari model komposit ampastebu ditempuh dengan prosedur pengujian tabung impedansi duamikrofon. Metode ini mengacu pada prosedur standar ASTM E1050-98 yang berbasis analisis fungsi transfer terhadap sinyaloleh dua mikrofon. Set up alat disajikan dalam Gambar 3.

Gambar 3. Konfigurasi dalam pengujian koefisien serapan bunyi dengan ASTM E 1050-98

Bunyi berupa random noise dibangkitkan dengan Generator B&K3160-A-042 yang kemudian diperkuat dengan amplifier B&K 2716C.Sebagian gelombang datang kan diserap dan sebagian akandipantulkan kembali. Gelombang datang dan gelombang pantulakan ditangkap dengan dua buah mikrofon B&K 4187. Setelahdiperkuat, sinyal yang ditangkap oleh kedua mikrofon akanditeruskan ke 4-ch mikrofon module B&K 3160-A-042 dimana akandilakukan analisis frekuensi untuk mendapatkan fungsi responfrekuensi H12, fungsi respon frekuensi gelombang datang Hi, danfungsi respon frekuensi gelombang pantul Hr. Pada Gambar 3

7

merupakan skema tabung impedansi dua mikrofon. Untukmendapatkan nilai digunakan metode transfer function[16].

Gambar 4. Skema tabung impedansi dua mikrofon

Tekanan bunyi dirumuskan :P1=pie

jk(h+s)+pie−jk(h+s) (7)

P2=piejkh+piRe

−jkh (8)

Transfer function diantara dua sinyal mikrofon menjadi[17] :

H12=P2

P1= ejkh+Re−jkh

ejk (h+s)+e−jk (h+s) (9)

Koefisien refleksi dirumuskan :

r=H21−HI

HR−H21e2jx1R=

H12−e−jks

ejks−H12ej2k (h+s)

(10)

dengan k adalah bilangan gelombang. h dan s berturut-turutmerupakan jarak mikrofon pertama ke sampel uji dan jarak antarmikrofon.

Dengan menggunakan nisbah impedansi ternormalisasi makadiperoleh :

zρc

=1+R1−R (12)

sehingga dapat dihitung koefisien serapan bunyi :

α=1−|R|2 (13)

Pengolahan data pada eksperimen dikerjakan dengan komputermenggunakan perangkat lunak B&K Labshop Software versi 16 serta PulseMaterial Testing yang memang digunakan untuk analisis serapanakustik. Grafik yang disajikan diolah menggunakan Origin 8.

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konfigurasi komposit ampas tebu dengan variasi ketebalan

Gambar 5. Grafik koefisien serapan bunyi dengan variasi ketebalan

Pada variasi ketebalan ini menggunakan konfigurasi sampelGambar 1 (a). Hasil pengujian konfigurasi komposit ampas tebudengan variasi ketebalan disajikan pada Gambar 5 yangmenyajikan nilai koefisien serapan bunyi terhadap frekuensidengan bentang frekuensi 250 Hz – 4000 Hz. Pada Gambar 5,nilai puncak koefisien serapan bunyi pada sampel denganketebalan 1,90 cm, 1,70 cm, 1,10 cm, 1,00 cm, dan 0,80 cmberturut-turut adalah 0,52 pada frekuensi 1000 Hz – 1352 Hz,0,43 pada frekuensi 968 Hz – 1224 Hz, 0,50 pada frekuensi 1500Hz – 1700 Hz, 0,57 pada frekuensi 2096 Hz – 2376 Hz, dan 0,56pada rentag frekuensi 2056 Hz – 2320 Hz.

Terdapat perbedaan pengaruh ketebalan pada penelitian inidengan penelitian Ersoy dan Kucuk[5] yakni bahan sampah industridaun teh. Pada bahan sampah industri daun teh, semakin tebalsampel maka koefisien serapan bunyi semakin meningkat.Sedangkan pada penelitian ini, nilai koefisien serapan bunyitertinggi pada sampel dengan ketebalan yang lebih tipis. Halini disebabkan adanya perbedaan kerapatan sampel. Padapenelitian ini komposit ampas tebu mendapatkan perlakuantekanan yang belum bisa diukur besarnya, porositas padakomposit yang cukup besar memberikan kontribusi bagipenyerapan bunyi yang baik pada frekuensi tinggi.

Pada sampel A1 dan sampel A2 dengan ketebalan 1,90 cm dan 1,70cm mempunyai rentang frekuensi yang lebih lebar dibandingkandengan sampel A3, A4 dan sampel A5 pada saat nilai koefisienserapan bunyinya 0,4. Hasil tersebut sejalan dengan teoriEverest[18] dimana ketebalan sampel akan menggeser frekuensi kefrekuensi rendah dengan nilai koefisien serapan bunyi yangtinggi. Pada Gambar 5 dapat diketahui bahwa semakin tebal

9

sampel maka koefisien serapan bunyi semakin bergeser kefrekuensi yang lebih rendah. Konfigurasi komposit bagian core dengan menambahkan resonator

Gambar 6. Grafik koefisien serapan bunyi konfigurasi variasi resonator a) tiga

lubang, b) enam lubang

Hasil pengujian disajikan pada Gambar 6, terlihat bahwa sampeldengan penambahan resonator mengahasilkan kinerja yang baikdengan nilai koefisien serapan bunyi yang tinggi daripadasampel tanpa resonator. Di dalam resonator, resonansi terjadiketika quater wavelength resonator. Pada frekuensi ini, penyerapanbunyi pada sampel dengan resonator maksimal berlangsung yangberdampak pada bertambahnya mekanisme redaman viskous karenaterjadi gesekan pada resonator yang mengubah energi bunyimenjadi panas. Gelombang bunyi yang merambat masuk ke ronggaresonator akan disimpan atau ditahan dengan dibatasi olehdinding-dinding resonator disekelilingnya. Puncak padakoefisien serapan bunyi merupakan kontribusi volume ronggadalam meredam bunyi pada bentang frekuensi tertentu. Porositasakan mempengaruhi nilai impedansi yang berdampak pada nilaikoefisien serapan bunyi.

Pada Gambar 6 terlihat secara keseluruhan kinerja serapanbunyi meningkat dengan penambahan jumlah quater wavelength resonatoryang dapat meningkatkan kinerja serapan bunyi pada konfigurasiini. Kinerja serapan bunyi naik pada frekuensi tertentu. Halini membuktikan bahwa dengan penambahan jumlah quater wavelengthresonator meningkatkan koefisien serapan bunyinya karenaporositas sampel semakin tinggi dan gesekan yang terjadi dalamresonator sangat besar menyebabkan berkurangnya energi.Pengurangan energi ini akan menyebabkan semakin banyakgelombang yang terkurung dalam resonator.

10

(a)

(b)

(c)

Gambar 7. Grafik koefisien serapan bunyi dengan penambahan facing sheet bambu tigalubang a) sampel APL2, b) sampel APL3, c) sampel APL5

(a)

(b)

Gambar 8. Grafik koefisien serapan bunyi dengan penambahan facing sheet bambu enamlubang a) Sampel APL1, b) Sampel APL4

Untuk konfigurasi komposit dengan penambahan facing sheet bambu,yang pertama kali berperan menyerap bunyi adalah bagian face,kemudian jika suara tersebut dapat melewati bagian face makadilanjutkan bagian core yang akan berperan dalam menyerap bunyiyang datang. Pada konfigurasi ini, bagian face yang akan

11

ditempel dengan bagian core diberi perforated dengan diameterlubang 0,1 cm. Lubang ini diberikan pada tiga lubang dan enamlubang dibagian face. Dengan konfigurasi ini diharapkan dapatmeningkatkan koefisien serapan bunyi dari komposit sandwichpada frekuensi rendah.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketika ditambahkan facing sheetbambu kinerja serapan bunyi maksimumnya menurun. Hal inidikarenakan bambu memiliki kinerja kurang baik dalam menyerapsuara dalam bentuk lembaran-lembaran tipis dengan ketebalan0,1 cm maka secara keseluruhan koefisien serapan bunyi yangdihasilkan menurun. Selain itu pada lembaran bambu memilkidensitas yang besar, sehingga penyerapan konfiguras ini belumoptimal. Penambahan facing sheet mampu menggeser frekuensi tinggike frekuensi rendah. Pada konfigurasi ini sesuai denganpersamaan 6, semakin besar porositasnya maka semakin besarnilai koefisien serapan bunyinya.

Nilai koefisien serapan bunyi minimum bahan untuk dapatdikategorikan sebagai peredam bunyi menurut ISO 11654:1997untuk Acoustical Sound Absorbers For Use In Buildings-Rating of Sound Absorptionsebesar 0,15 pada rentang frekuensi 500 Hz – 4000 Hz[19].

Hasil pengujian sampel disajikan pada Tabel 2 :Tabel 2. Hasil Penelitian Nilai Koefisien Serapan Bunyi

Sampel

Frekuensi (Hz)250 500 1000 2000 4000

A1 0,07 0,22 0,51 0,45 0,52A2 0,08 0,24 0,43 0,43 0,47A3 0,06 0,13 0,37 0,48 0,55A4 0,04 0,07 0,17 0,55 0,44A5 0,04 0,07 0,17 0,55 0,43AP1 0,05 0,17 0,49 0,49 0,58AP2 0,04 0,13 0,52 0,66 0,74AP3 0,04 0,09 0,32 0,62 0,44AP4 0,03 0,05 0,11 0,47 0,63AP5 0,03 0,06 0,14 0,59 0,43APL1 0,10 0,29 0,36 0,23 0,17APL2 0,07 0,27 0,62 0,36 0,25APL3 0,06 0,18 0,40 0,23 0,20APL4 0,04 0,08 0,34 0,43 0,21APL5 0,04 0,09 0,36 0,36 0,20Kelas StandarA 0,70 0,90 0,90 0,90 0,80B 0,60 0,80 0,80 0,80 0,70C 0,40 0,60 0,60 0,60 0,50D 0,10 0,30 0,30 0,30 0,20E 0,00 0,17 0,17 0,17 0,05

12

Komposit ampas tebu yang dikembangkan memenuhi syarat ISO11654 yang berada pada kelas D dimana nilai koefisien serapanakustik berkisar antara 0,10 hingga 0,30 pada rentangfrekuensi 250 Hz – 4000 Hz.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa

1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa ketebalankomposit ampas tebu mempengaruhi nilai koefisien serapanbunyi yang secara efektif bergeser pada frekuensi rendah.Pada bentang frekuensi 600 Hz – 4000 Hz nilai koefisienserapan bunyi untuk semua sampel diatas 0,4.

2. Penambahan resonator dapat meningkatkan nilai koefisienserapan bunyi sehubungan dengan bertambahnya mekanismeredaman viskous bersamaan dengan mekanisme serapanresonansinya. Peningkatan koefisien serapan bunyi denganresonator enam lubang lebih efektif dibandingkan denganresonator tiga lubang.

3. Penambahan micro-perforated panel (MPP) bambu menghasilkan nilaikoefisien serapan bunyi menurun. Hal ini disebabkan facingbambu yang digunakan dalam bentuk lembaran sehinggadensitas permukaannya tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

1 Yudo, H., dan Jatmiko, S. Analisa Teknis Kekuatan MekanisMaterial Komposit Penguat Serat Ampas Tebu (Bagasse)Ditinjau dari Kekuatan Tarik dan Impak. KAPAL, 5, No.2, pp.95-101 (2008)

2 Wijanarko, A., J. A. Witono, dan M. S. Wiguna. TinjauanKomprehensif Perancangan Awal Pabrik Furfural BerbasisAmpas Tebu di Indonesia. Journal of the Indonesian Oil and GasCommunity ISSN : 1829-9466, pp. 1-8 (2006)

3 Widyorini, R., J. Xu., K. Umemura., and S. Kawai.Manufacture and Properties of Binderless Particleboard fromBagasse I: Effects of Raw Material Type, Storage Methods,and Manufacturing Process. J Wood Sci, vol 51, pp 648-654(2005)

4 Jae-Eung, O., Sang-Hun K, Jin-Tai C, and Kyung-Ryui C.Sound Absorption Effect in a Rectangular with The FoamedAlumunium Sheet Absorber. KSME International Journal, vol 12, pp1017-1025 (1998)

13

5 Ersoy, S., and H. Kucuk. Investigation of Industrial Tea-Leaf-Fibre Waste Material for Its Sound AbsorptionProperties. Applied Acoustics, vol 70, pp 215-220 (2009)

6 Mediastika, C.E. Kualitas Akustik Panel Dinding BerbahanBaku Jerami. DIMENSI (Journal of Architecture and Built Environment), vol36, No 2, pp 127-134 (2008)

7 Hannink, M.H.C. 2007. ”Acoustic resonator for the reductionof sound radiation and transmission”, PhD Thesis,University of Twente, Enschede, the Netherland

8 Hannink, M.H.C., J.P. Vlasma, Y.H. Wijnant, and A. deBoer.Application of acoustically tuned resonators for theimprovement of sound insulation in aircraft. Proceeding ofInetrnoise, Rio de Janeiro, Brazil, 2005

9 Hannink, M.H.C., R.M.E.J. Spiering, Y.H. Wijnant, and A.deBoer. A finite element approach to the prediction ofsound transmission through panels with acoustic resonators.Proceeding of ICSV13, Vienna, Austria, 2006

10 Maa, D. Y. Theory and Design of Micro-Perforated-PanelSound Absorbing Construction. Scientia Sinica, vol 18, pp. 55-71(1975)

11 Maa, D.Y. Micro-Perforated-Panel Wideband Absorbers. NoiseControl Engineering Journal, vol 29, No. 3, pp. 77-84 (1987)

12 Maa, D.Y. Potential of Micro-Perforated-Panels Absorber.Journal of the Acoustical Society of America, vol 104, No. 5 : 2861-2866 (1998)

13 Sakagami, K., Marimoto, M., and Koike. W. A Numerical Studyof Double-leaf Microperforated Panel Absorbers. Journal ofApplied Acoustics, vol 67, No. 7, pp. 609-619 (2006)

14 Miasa, I.M., M. Okuma., G. Kishimoto., and T. Nakahara. AnExperimental Study of a Multi-Size Microperforated PanelAbsorber. Journal of System Design and Dynamics, vol 1, No. 2, pp.331-339 (2007)

15 ASTM E 1050-98, “Standard Test Method for Impedance andAbsorption of Acoustical Materials Using Tube, TwoMicrophones and A Digital Frequency Analysis System”,(American Society for Testing and Materials, 1998)

16 Law Lok Yin, P. 2003, “A Study of Perforated Panels forSound Absorption”, Thesis, The Hongkong PolytechnicUniversity

17 Mechel, F.P. Formula of Acoustics, 2nd Edition (Springer-Verlag, Berlin, 2008)

14

18 F.A. Everest, F.A. Master Handbook of Acoustics, FourthEdition (McGraw-Hill Companies, United Stated of America,2001)

19 STD ISO 11654, “Acoustics – Sound absorbers for use inbuildings – Rating of sound absorption”, (English : TheInternational Organization For Standardization, 1997)