Upload
khangminh22
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT, KEAHLIAN AUDITOR DAN
PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS
SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER DENGAN TEKNOLOGI
INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ali Fahmi
107082003241
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011/1432 H
ii
PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT, KEAHLIAN AUDITOR DAN
PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS
SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER DENGAN TEKNOLOGI
INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ali Fahmi NIM 107082003241
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011/1432 H
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 15 Maret 2011 telah dilakukan Ujian Komprehensif atasmahasiswa :1. Nama : Ali Fahmi
2. NIM : 107082003241
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : “Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor,Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit AtasSistem Informasi Berbasis Komputer Dengan TeknologiInformasi Sebagai Variabel Moderating" (StudiEmpiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan PublikJakarta).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yangbersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwamahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untukmelanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperolehgelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Maret 2011
1. Rahmawati, SE., MM ( )NIP.19770814 2006404 2 003 Ketua
2. Hepi Prayudiawan, SE., AK., MM ( )NIP. 19720516 200901 1 006 Sekretaris
3. Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA ( )Penguji Ahli
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu, 14 Juni 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:1. Nama : Ali Fahmi2. NIM : 1070820032413. Jurusan : Akuntansi Audit5. Judul Skripsi : “Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor,
Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit AtasSistem Informasi Berbasis Komputer Dengan TeknologiInformasi Sebagai Variabel Moderating" (StudiEmpiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan PublikJakarta).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yangbersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswatersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Juni 2011
1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ( ) NIP. 19570617 198503 1 002 Ketua
2. Rahmawati, SE., MM ( )NIP. 19770814 2006404 2 003 Sekretaris
3. Dr. Amilin SE., Ak., MSi ( )NIP. 19730615200501 1 009 Pembimbing I
4. Atiqah, SE., MSi NIP.19820120 200912 2 004
5. Yessi Fitri, SE., Ak., MSi ( ) NIP. 19760924 200604 2 002 Penguji Ahli
v
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya, yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ali Fahmi
NIM : 107082003241
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor Dan
Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit Atas
Sistem Informasi Berbasis Komputer Dengan Teknologi
Informasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris
Auditor Eksternal Di Kantor Akuntan Publik Jakarta)
Menyatakan bahwa hasil penelitian skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata
dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur
paksaan.
Jakarta, Mei 2011
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
• IDENTITAS PRIBADI
Nama : Ali Fahmi
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta / 03 Mei 1988
Address : Jalan. Andara Dalam Gg. Pribadi I No. 10 Rt. 01/05
Pangkalan Jati Baru, Limo, Depok. 16513
Phone Number : Mobile: 085697520513/02191064188
E-mail : [email protected]
• PENDIDIKAN Jurusan Tahun IPK
SDI Roudlatul Jannah 1994-2000
SMPI Al-Hidayah I 2000-2003
SMAN 97 Jakarta Selatan 2003-2006
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah JakartaAccounting 2007- …… 3.33
• PENGALAMAN ORGANISASIOrganisasi Tahun Posisi Tempat
OSIS SMAN 97 Jakarta 2004-2005 Anggota SMAN 97 Jakarta
KIR (Kelompok Ilmaih Remaja)
SMAN 97 Jakarta
2003-2005 Anggota SMAN 97 Jakarta
BEM FEB UIN Jakarta 2008-2009 Staff Divisi
Kemahasiswaan
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
BEM FEB UIN Jakarta 2009-2010 SEKUM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
International Students Organization
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2010- Pengarah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
vii
• Training/SeminarNo. Training Pelaksana Waktu Tempat
1 MABIMS
Youth Leadership
Training
Kementrian Agama
Republik Indonesia
8 hari Bandung, Jawa Barat
2 Shell Live Wire Shell Indonesia 1 hari Wisma Syahida
3 Workshop Audit
Investigatif
BEMJ Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah
2 hari UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
4. Training of Takling
Disaster Pilot Project
Kementrian Pemuda
dan Olah Raga
Republik Indonesia
5 hari Cianjur, Jawa Barat
5 International Office
(IO)
Volunteer
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2 tahun UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
• LATAR BELAKANG KELUARGA
Nama Ayah : Udin Zunaidi
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 12 Agustus 1960
Alamat : Pangkalan Jati Baru, Limo, Depok.
Nama Ibu : Umi Kulsum
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Juni 1963
Alamat : Pangkalan Jati Baru, Limo, Depok
viii
INFLUENCE OF AUDIT COMMITTEE’S ROLE, AUDITOR EXPERTISE,AND AUDITOR PROFESSIONALISM TO QUALITY OF AUDITING OFCOMPUTER-BASED INFORMATION SYSTEM WITH INFORMATION
TECHNOLOGY AS MODERATING VARIABLE
ABSTRACT
This study examines the influence of audit committee’s role, auditor expertise,and auditor profesionalism to quality of auditing of computer-based informationsystem with information technology as moderating variable. Respondents in thisstudy are auditors who worked for Public Accounting Firm in Jakarta. Thenumber of auditor that were visited in this study were 75 auditors from 20 PublicAccounting Firms. The method of determining the sample is by using purposivesampling method, while the data processing methods used by researcher are themultiple regression and absolute gap value analysis.
The result shows the audit committee, auditor expertise, and auditorprofessionalism and simultaneously and significantly influence quality ofauditing of computer-based information system, information technology can be amodertaing variable to auditor expertise, and auditor profesionalism but it cannot be a moderating variable for audit committee.
Keyword: Audit committee, auditor expertise, auditor profesionalism, informationtechnology, quality of auditing of computer-based information system.
ix
PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT, KEAHLIAN AUDITOR, DANPROFESSIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATASSISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER DENGAN TEKNOLOGI
INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh peran komite audit, keahlian auditor, danprofesionalisme auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasiskomputer dengan teknologi informasi sebagai variabel moderating. Respondendalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik diJakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampel penelitian ini adalah 75 auditor dari20 Kantor Akuntan Publik. Metode penentuan sampel yang digunakan dalampenelitian adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yangdigunakan peneliti adalah analisi regresi berganda dan analisis regresi uji nilaiselisih mutlak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit, keahlian auditor, danprofesionalisme auditor secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadapkualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dan teknologi informasimerupakan variabel moderating bagi keahlian auditor, dan profesionalismeauditor tetapi bukanlah variabel moderating bagi komite audit.
Kata kunci: komite audit, keahlian auditor, profesionalisme auditor, teknologiinformasi, kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S. W. T yang telah memberikan rahmat karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor Dan
Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi
Berbasis Komputer Dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel
Moderating” (Studi Empiris Auditor Eksternal Di Kantor Akuntan Publik
Jakarta). Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-
syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti-
hentinya kepada penulis.
3. Keluargaku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Rahmawati, SE., MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia memberikan waktunya yang sangat berharga untuk
membimbing penulis selama menyusun skripsi ini.
xi
8. Ibu Atiqah, SE., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia
memberikan waktunya serta menberikan pengarahan dan bimbingannya dalam
penulisan skripsi ini.
9. Seluruh staff pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
10. Kepada seluruh staff International Office (IO) UIN Jakarta, Ibu Yeni Ratna
Yunigsih, Ph.D, Ibu Elvi Vetrina, MIT, Ibu Cut Erika AF, SE.,MBA, Ibu Julie
Trisnadewi, S.Sn, Ka Iin Handayani, S.Sos, Bapak Willy Oktaviano, Lc., MA,
Bapak Zaenal Muttaqien, MPP, Bapak Ubaid Ridlo, MA yang telah menjadi
orang tua sekaligus sahabat serta rekan kerja yang tiada henti-hentinya
memberikan pelajaran dan support kepada penulis.
11. Kepada seluruh Volunteer International Office (IO) UIN Jakarta (kurcio IO)
dan Student Buddies, Kiki Adrianus, Arief, Ka Ara, Dewi Antariksa, Zaza
yang menjadi teman serta keluarga selama ini.
12. Kepada teman-teman International Students UIN Jakarta (Malaysia,
Singapura, Thailand, Filipina, South Africa, Korea Selatan, Somalia, Syria,
Turki, Iran) yang tidak bisa disebutkan satu persatu, tetap semangat dan
rajinlah dalam menuntut ilmu.
13. Kepada Mr. Saul Allens (Michigan University Researcher) yang telah
memberikan banyak pelajaran dan ilmunya kepada penulis serta
bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Kepada semua teman-teman “Akuntansi A angkatan 2007” kalian membuat
masa-masa kuliah selama ini menjadi lebih indah dan berwarna.
15. Kepada semua teman-teman Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas
Ekonomi dan Bisnis 2008-2010 terima kasih atas semua bantuan, kerjasama,
support, serta dedikasi kalian dalam memajukan BEM FEB.
xii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.
Oleh, karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Mei 2011
(Ali Fahmi)
xiii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi............................................................................... ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ........................................................... iii
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat ................................................................... v
Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... vi
Abstract ................................................................................................................ viii
Abstrak ................................................................................................................ ix
Kata Pengantar .................................................................................................. x
Daftar Isi ............................................................................................................. xi
Daftar Tabel......................................................................................................... xii
Daftar Gambar ....................................................................................................xiii
Daftar Lampiran ................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................... 13
C. Tujuan & Manfaat Penelitian ........................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dan Ruang Lingkup Auditing ............................................. 17
1. Pengertian Auditing Secara Umum............................................ 17
2. Jenis Audit.................................................................................. 23
a. Manajemen Audit (Operasional Audit) ............................... 23
b. Audit Ketaatan (Compliance Audit)..................................... 23
xiv
c. Audit atas Laporan Keuangan (Finacial Audit) ................... 24
d. Audit Sistem Informasi (Computer Audit)........................... 24
B. Pengertian Sistem Informasi ............................................................26
C. Audit Sistem Informasi ................................................................... 28
1. Pengertian Audit Sistem Informasi ............................................ 28
2. Tujuan Audit Sistem Informasi.................................................. 29
3. Metode Pemprosesan Data......................................................... 30
4. Pendekatan Audit Sistem Informasi (PDE) dengan Komputer.. 33
5. Perbedaan antara Pengolahan Data Elektronik dengan
Pengolahan Data Manual .......................................................... 35
D. Kualitas Audit .................................................................................. 36
E. Komita Audit.................................................................................... 39
F. Keahlian Auditor.............................................................................. 42
G. Profesionalisme Auditor................................................................... 44
1. Pengertian Profesionalisme Auditor .......................................... 44
2. Konsep Profesionalisme............................................................. 46
H. Teknologi Informasi......................................................................... 48
I. Tinjauan Penelitian Terdahulu ......................................................... 51
J. Keterkaitan Antar Variabel .............................................................. 58
1. Hubungan Peran Komite Audit dengan Kualitas Audit atas
Sistem Informasi Berbasis Komputer ....................................... 58
2. Hubungan Keahlian Auditor dengan Kualitas Audit atas Sistem
Informasi Berbasis Komputer .................................................... 59
xv
3. Hubungan Profesionalisme Auditor dengan Kualitas Audit atas
Sistem Informasi Berbasis Komputer ........................................ 60
4. Hubungan Teknologi Informasi dengan Kualitas Audit atas
Sistem Informasi Berbasis Komputer ....................................... 61
K. Model Penelitian .............................................................................. 63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian................................................................ 66
B. Metode Penentuan Sampel............................................................... 66
1. Populasi dan Sampel .................................................................. 66
2. Metode Penentuan Sampel......................................................... 67
C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 67
D. Metode Analisis Data....................................................................... 68
1. Uji Kualitas Data........................................................................ 68
a. Uji Validitas ......................................................................... 69
b. Uji Reliabilitas ..................................................................... 69
2. Tahap Persiapan Data................................................................. 70
3. Uji Asumsi Klasik...................................................................... 71
a. Uji Multikolonieritas............................................................ 71
b. Uji Heteroskedastisitas......................................................... 72
c. Uji Normalitas...................................................................... 72
4. Uji Hipotesis .............................................................................. 73
a. Analisis Regresi Berganda ................................................... 73
b. Uji Koefiasien Determinasi (Uji R2) .................................... 75
xvi
c. Uji Statistik t ........................................................................ 76
d. Uji Statistik Signifikan (F) ................................................... 77
E. Operasional Variabel Penelitian....................................................... 77
1. Variabel Independen .................................................................. 77
2. Variabel Moderating .................................................................. 79
3. Variabel Dependen..................................................................... 80
4. Operasional Variabel.................................................................. 81
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN .................................................84
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ..................................... 84
1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 84
2. Karakteristik Profil Responden.................................................. 86
B. Hasil Uji Instrumen penelitian ........................................................ 90
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................... 90
2. Hasil Uji Kualitas Data ............................................................. 91
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................ 95
4. Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan .......................................100
BAB V PENUTUP ............................................................................................116
A. Kesimpulan .....................................................................................116
B. Implikasi ..........................................................................................118
C. Saran ................................................................................................119
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................121
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 127
xvii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................52
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................. 81
4.1 Data Sampel Penelitian ...................................................................... 85
4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ..................................................... 85
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............. 87
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir ............ 87
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 88
4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ............................. 89
4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ....... 90
4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................................. 91
4.9 Hasil Uji Validitas Komite Audit ....................................................... 92
4.10 Hasil Uji Validitas Keahlian Auditor ............................................... 92
4.11 Hasil Uji Validitas Professionalisme Auditor .................................... 93
4.12 Hasil Uji Validitas Teknologi Informasi ............................................ 93
xviii
No. Keterangan Halaman
4.13 Hasil Uji Validitas Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis
Komputer……. ................................................................................ 94
4.14 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................ 95
4.15 Hasil Uji Multikolonieritas .............................................................. 96
4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Variabel Y, X1, dan X4 ..................................................................... 100
4.17 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, dan X4 .................................... 101
4.18 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, dan X4 ..................................... 102
4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Variabel Y, X2, dan X4 ..................................................................... 105
4.20 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X2, dan X4 .................................... 105
4.21 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X2, dan X4 ..................................... 106
4.22 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Variabel Y, X3, dan X4 ..................................................................... 108
4.23 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X3, dan X4 .................................... 109
4.24 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X3, dan X4 ..................................... 110
4.25 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Variabel Y, X1, X2, dan X3 ............................................................... 112
4.26 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, X2, dan X3 .............................. 113
xix
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................... 64
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ............... 97
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ......... 98
4.3 Grafik Scatterplot ................................................................. 99
xx
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Surat Penelitian Skripsi ......................................................... 128
2 Surat Keterangan dari KAP ................................................... 130
3 Kuesioner Penelitian............................................................... 133
4 Daftar Jawaban Responden ................................................... 141
5 Output Hasil Pengujian Data ................................................. 153
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari
profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan
tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan
dalam laporan keuangan. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk
meningkatkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga
masyarakat memperoleh informasi keuangan yang handal sebagai dasar
pengambilan keputusan.
Informasi keuangan merupakan salah satu informasi yang digunakan untuk
pengambilan keputusan ekonomis. Laporan keuangan perlu diaudit, hal ini
bertujuan untuk memastikan kesesuaian laporan keuangan yang disusun oleh
manajemen dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Dalam perusahaan
publik, pemilik tidak bisa secara langsung melakukan verifikasi terhadap
informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen.
Kepercayaan yang besar dari masyarakat serta pemakai laporan keuangan
auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang
akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang
dihasilkannya agar tidat terjadi audit failure. Kasus audit failure pernah terjadi
dan menimpa pada sejumlah perusahaan terkemuka seperti Enron, Xerox, Tyco
dan Worldcom yang melibatkan banyak pihak dan berdampak luas
2
(Riyanto,2007:148). Sebagai contoh kasus Enron yang terjadi pada tahun 2000,
yang melibatkan Chief Executive Officier (CEO), komisaris, komite audit,
auditor internal sampai dengan auditor eksternal (Susiana dan Herawati,
2007:1). Skandal Enron berupa perhitungan atas total revenue Enron tahun
2000 dinyatakan sebesar $US 100,8 milyar dan dibenarkan oleh auditor
eksternal Arthur Andersen. Laporan keuangan tersebut diuji kembali oleh
Petroleum Finance Company (PFC) dan ternyata hanya berjumlah $US 9
milyar dan Enron mempunyai utang senilai $US 1,2 milyar yang
disembunyikan dengan teknik off-balance sheet. Hal ini mengakibatkan Enron
pailit, rusaknya citra profesi akuntan, dan kerugian ratusan juta dialami
investor (Riyanto, 2007: 148).
Di Indonesia, kasus audit failure terjadi pada perusahaan Kimia Farma dan
Bank Lippo (Riyanto, 2007:148). Kasus perusahaan Kimia Farma terjadi mark
up terhadap laba tahun 2001 ditulis Rp. 132 milyar padahal sebenarnya hanya
senilai Rp. 99,594 milyar. Sedangkan pada Bank Lippo terjadi pembukuan
ganda pada tahun 2002. Pada tahun tersebut BAPEPAM menemukan adanya
tiga versi laporan keuangan. Laporan yang berbeda itu, pertama, yang
diberikan kepada publik atau diiklankan melalui media massa pada tanggal 28
Nopember 2002. Kedua, laporan ke BEJ pada tanggal 27 Desember 2002, dan
ketiga, laporan yang disampaikan akuntan publik, dalam hal ini kantor akuntan
publik Prasetio, Sarwoko & Sandjaja dengan auditor Ruchjat Kosasih dan
disampaikan kepada manajemen Bank Lippo pada tanggal 6 Januari 2003. Dari
ketiga versi laporan keuangan tersebut yang benar-benar telah diaudit dan
3
mencantumkan “opini wajar tanpa pengecualian” adalah laporan yang
disampaikan pada tanggal 6 Januari 2003. Akibat adanya manipulasi tersebut
maka Bapepam menjatuhkan sanksi denda sebesar Rp. 500.000.000,- kepada
PT. Kimia Farma Tbk dan kepada auditornya sebesar Rp. 100.000.000,-.
Sedangkan untuk Bank Lippo dijatuhkan sanksi sebesar Rp. 2,5 Milyar, karena
pencantuman kata “diaudit” dan “opini wajar tanpa pengecualian” di laporan
keuangan 30 September 2002 yang dipublikasikan pada tanggal 28 Nopember
2002, dan sanksi denda sebesar Rp. 3,5 Milyar juta kepada Ruchjat Kosasih
selaku partner akuntan publik (KAP) Prasetio, Sarwoko & Sandjaja karena
keterlambatan penyampaian informasi penting mengenai penurunan agunan
yang diambil alih (AYDA) Bank Lippo selama 35 hari.
Berdasarkan kasus-kasus audit failures diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa masih rentannya profesi akuntan dalam menghadapi kecurangan
terhadap profesi yang dijalankannya, terlebih pada kualitas audit yang
dihasilkannya sehingga untuk meminimalisasi audit failure tersebut dibutuhkan
independensi, kompetensi serta integritas yang tinggi oleh para auditor.
Penggunaan teknologi serta pendekatan komputerisasi dalam proses
keuangan diyakini menjadi salah satu cara untuk meminimalisasi adanya audit
failure. Kehadiran dan pesatnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini
memberikan berbagai kemudahan pada kegiatan bisnis dalam lingkungan yang
semakin penuh ketidakpastian. Peran teknologi informasi sebagai alat bantu
dalam pembuatan keputusan bisnis pada berbagai fungsi maupun peringkat
manajerial, menjadi semakin penting bagi pengelola bisnis karena kemapuan
4
teknologi informasi dalam mengurangi ketidakpastian. Di bidang sistem
informasi, teknologi adalah suatu hal yang menjamah ke segala arah khususnya
dalam rantai nilai, karena setiap aktivitas akan menciptakan nilai dan memakai
informasi (Ekayani, Ghozali, dan Zulaekha, 2005:820).
Teknologi informasi juga dapat membantu meningkatkan sistem informasi
akuntansi. Sistem informasi yang berbasis komputer dapat melakukan
fungsinya secara lebih cepat dan tepat serta pemprosesan datanya akan lebih
murah bila dibandingkan dengan sistem manual. Kebutuhan penggunaan akan
alat bantu dalam pengolahan data sesungguhnya sudah dikenal dari zaman
dahulu. Bangsa Yunani dan Romawi (400 SM) tercatat sebagai bangsa yang
mempopulerkan penggunaan lempengan kayu, tulang, lilin dan lembaga metal
untuk pembuatan catatan dalam perhitungan hutang piutang, pengeluaran, dan
pencatatan harta yang dimiliki pertama kali. Setelah abad 19 terjadi peralihan
dari alat manual ke alat mekanik dan mekanik elektronik.
Pada awalnya, penggunaan teknologi informasi pada akuntansi adalah
untuk mengatasi masalah-masalah yang ada pada akuntansi manual yang
berhubungan dengan kesalahan dan ketidak-efisienan manusia serta
penggunaan kertas. Teknologi informasi membuka peluang untuk mengurangi
kejadian-kejadian dan biaya yang terkait dengan permasalahan tersebut. Disini
dapat dilihat bahwa sistem informasi akuntansi berbasis komputer pada
awalnya ditujukan untuk mendukung efisiensi operasi perusahaan. Untuk itu
seorang atasan perlu mempunyai ukuran kinerja para karyawan supaya tidak
timbul suatu masalah. Informasi tentang kinerja karyawan juga diperlukan pula
5
bila suatu saat atasan ingin mengubah suatu sistem yang ada. Kita sering
terjebak untuk menilai seseorang berkinerja buruk, padahal sistem atau
peralatan yang digunakan yang tidak memenuhi syarat (Juwono, 2000).
Laporan dan pelaporan keuangan yang merupakan salah satu wujud
pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumber daya perusahaan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan selama periode
tertentu. Pelaporan keuangan dengan menggunakan komputer dapat
meningkatkan efektivitas manajemen perusahaan dalam menganalisis,
mensupervisi dan merevisi kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dalam
perkembangannya selalu berusaha untuk mempertahankan keunggulan dalam
berbisnis dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan
tersebut.
Penggunaan sistem akuntansi berbasis komputer ini didukung karena
memiliki beberapa keunggulan antara lain dapat memproses sejumlah transaksi
dengan cepat dan terintegrasi, dapat menyimpan dan mengambil data dalam
jumlah besar, dapat mengurangi kesalahan matematis, menghasilkan laporan
dengan tepat waktu dalam berbagai bentuk serta dapat menjadi alat bantu
pengambilan keputusan.
Kondisi perusahaan yang telah beralih dari sistem akuntansi manual
menjadi sistem Pengolahan Data Elektronik (PDE), menuntut auditor untuk
melakukan perubahan pada prosedur dan tehnik pengolahan data yang
digunakan dalam melakukan tugas auditnya. Dampak perubahan teknologi
informasi bagi seorang auditor yang dikemukakan oleh Murphy dan Parker
6
(1989) dalam Wibowo dan Hardiningsih (2003), menyatakan bahwa terdapat
perubahan tradisi berkurangnya bukti tertulis dimana auditor harus memahami
akses rutin ke dalam sistem, sistem otorisasi organisasi serta memahami
bagaimana sistem bekerja melakukan perhitungan. Adapun dampak lain yang
ditimbulkan dari penggunaan teknologi informasi berbasis komputer adalah
munculnya perilaku computer anxiety yakni menurut Sudaryono dan Astuti
(2005:896), adalah sebagai suatu kecenderungan seseorang menjadi susah,
khawatir atau ketakutan mengenai penggunaan teknologi informasi (komputer)
pada masa sekarang atau pada masa yang akan datang.
Untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat penggunaan sistem
informasi berbasis komputer di atas, untuk itu perlu adanya pencegahan
terhadap segala bentuk kesalahan dan pengamanan terhadap sistem informasi
berbasis komputer tersebut. Dalam hal ini auditor harus memahami dan dapat
menilai serta menguji rancangan pengendalian intern ketika melaksanakan
audit sistem informasi berbasis komputer. Namun untuk melaksanakan audit
sistem informasi berbasis komputer tentunya seorang auditor sistem informasi
harus memenuhi standar kualitas audit sistem informasi. Karena bagaimana
pun juga peran auditor independen sangat diperlukan sebagai pemberi opini
atas kewajaran dan keyakinan kegiatan operasional suatu perusahan dan
lembaga ekonomi lainnya yang menggunakan sistem akuntansi berbasis
komputer. Dengan demikian peran auditor menjadi suatu hal yang penting bagi
Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk meningkatkan kualitas jasa audit yang
diberikannya.
7
Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa
lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya
mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang
dihasilkannya. Kusharyanti (2003) mendefinisikan kualitas audit sebagai
kemungkinan dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan
pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana
auditor akan menemukan salah saji materil tergantung pada kualitas
pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji
tergantung pada independensi auditor. Sementara itu AAA Financial
Accounting Committee (2000) dalam Christiawan (2002:83) menyatakan
bahwa “kualitas audit ditentukan oleh dua hal, yaitu kompetensi dan
independensi.” Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas
audit.
Kualitas audit ini sangat penting karena dengan kualitas audit yang tinggi
maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar
pengambilan keputusan. Selain itu adanya kekhawatiran akan merebaknya
skandal keuangan, dapat mengikisnya kepercayaan publik terhadap laporan
keuangan auditan dan akuntan publik. Keterlibatan CEO, komisaris, komite
audit, internal auditor, sampai kepada auditor eksternal salah satunya dialami
oleh Enron, cukup membuktikan bahwa kecurangan banyak dilakukan oleh
orang-orang dalam. Terungkapnya skandal-skandal sejenis ini menyebabkan
merosotnya kepercayaan masyarakat khususnya masyarakat keuangan, yang
8
salah satunya ditandai dengan turunnya harga saham secara drastis dari
perusahaan yang terkena kasus.
Keterlibatan komite audit diharapkan mampu meningkatkan kualitas audit.
Urgensi keterlibatan komite audit ada pula kaitannya dengan belum optimalnya
peran pengawasan yang ditanggung dewan komisaris di banyak perusahaan di
negara-negara korban krisis yang lalu. Indonesia khususnya semakin
diperparah dengan adanya karakteristik umum yang melekat pada entitas bisnis
kita berupa pemusatan control atau pengendalian kepemilikan perusahaan di
tangan pihak tertentu atau segelintir pihak saja. Tugas pokok dari komite audit
pada prinsipnya adalah membantu dewan komisaris dalam melakukan fungsi
pengawasan atas kinerja perusahaan. Hal tersebut terutama berkaitan dengan
review sistem pengendaliam intern perusahaan, memastikan kualitas laporan
keuangan, dan meningkatkan efektivitas fungsi audit. Adanya komite audit
diharapkan dapat memberikan rekomendasi akuntan publik, menilai hal-hal
yang menyangkut penugasan akuntan publik (seperti engangement letter dan
estimated fees), menilai kebijakan akuntansi serta pelaksanaanya, dan meneliti
laporan keuangan, termasuk laporan tahunan, laporan auditor dan management
letter.
Keahlian seorang auditor menjadi syarat utama yang harus dimiliki
seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya selain independensi dari seorang
auditor tersebut. Hal ini sama halnya seperti yang ada dalam Pernyataan
Standar Auditing (SPAP, 2001:150.1) bahwa selain independensi persyaratan
utama yang harus dimiliki oleh seorang auditor adalah keahlian dan due
9
professional care. Namun seringkali definisi keahlian dalam bidang auditing
diukur dengan pengalaman (Mayangsari, 2003). Rahmawati dan Winarna
(2002), dalam risetnya menemukan fakta bahwa pada auditor, expectation gap
terjadi karena kurangnya pengalaman kerja dan pengetahuan yang dimiliki
hanya sebatas pada bangku kuliah saja. Padahal auditor ketika mengaudit harus
memiliki keahlian yang meliputi dua hal unsur yaitu, pengetahuan dan
pengalaman. Karena berbagai alasan seperti yang diungkapkan di atas,
pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam
memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini semakin ahli dan
berpengalaman seorang auditor maka semakin baik dan memadai pula kualitas
audit yang dihasilkan.
Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi
seorang auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang tinggi
kebebasan auditor akan semakin terjamin. Untuk menjalankan peranannya
yang menuntut tanggungjawab yang semakin luas, auditor eksternal harus
memiliki wawasan yang luas tentang kompleksitas organisasi modern.
Gambaran tentang profesionalisme seorang auditor menurut Hall (1968),
tercermin dalam lima hal, yaitu: pengabdian pada profesi, kewajiban sosial,
kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan
sesama rekan seprofesi. Dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang
profesional, auditor harus menjalani pelatihan yang cukup. Pelatihan tersebut
berupa kegiatan-kegiatan, seperti seminar, simposium, lokakarya pelatihan itu
sendiri dan kegiatan penunjang keterampilan lainnya.
10
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penggunaan teknologi informasi
dewasa ini telah banyak berpengaruh besar terhadap perkembangan audit
sistem informasi (Juwono, 2000). Sehingga perubahan dari sistem akuntansi
manual menjadi sistem akuntansi yang didukung oleh teknologi komputer
mengharuskan seorang auditor dalam melakukan auditing mengikuti suatu
jejak elektronik (electronic trail) dan tidak lagi melacak melalui kertas-kertas.
Penelitian mengenai keterkaitan teknologi informasi telah banyak
dilakukan diantaranya Jurnali dan Supomo (2002) yang meneliti tentang
pengaruh faktor kesesuaian tugas teknologi dan pemanfaatan teknologi
informasi terhadap kinerja akuntan publik. Hasil penelitiannya bahwa
teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja akuntan publik.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sangsoko (2002) tentang audit sistem
informasi: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerapannya
pada kantor akuntan publik di Indonesia. Dari hasil penelitian ini didapat
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerapan pada akuntan publik
antara lain adalah umur kantor akuntan publik, kebutuhan dan dorongan
kesadaran dari kantor akuntan publik, kemampuan dan pendidikan dari
personalia kantor akuntan publik, adanya petunjuk atau pedoman audit sistem
informasi dan kemampuan teknik-teknik audit sistem informasi. Hasil
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut mempunyai
pengaruh yang positif terhadap tingkat penerapan audit sistem informasi.
Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP, 2001), audit
yang dilaksanakan auditor dikatakan berkualitas jika memenuhi ketentuan dan
11
standar pengauditan. Standar pengauditan tersebut mencakup mutu
professional auditor, independensi, pertimbangan yang digunakan dalam
pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. Jadi seorang auditor dapat
menghasilkan laporan audit yang berkualitas jika auditor tersebut
melaksanakan pekerjaanya secara profesional.
Penelitian mengenai kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agar
mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang menpengaruhi kualitas audit dan
selanjutnya dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkannya. Bagi
pemakai jasa audit, penelitian ini penting yakni untuk menilai sejauh mana
akuntan publik dapat konsisten dalam menjaga kualitas audit yang
diberikannya. Pada penelitian kali ini, penulis ingin meneruskan hasil
penelitian dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yunita (2010)
tentang “Pengaruh keterlibatan komite audit, Kompetensi, dan Independensi
terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer” sehingga
penelitian ini mengacu pada hasil penelitian-penelitian sebelumnya.
Pada penelitian Nurchasanah dan Rahmanti (2004) menganalisis faktor-
faktor penentu kualitas audit. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa
faktor pengalaman audit dan faktor keterlibatan pimpinan KAP berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit.
Christina (2007), menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh
kompetensi dan independensi. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan
kompetensi dan independensi secara simultan dan parsial berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit pada beberapa KAP di Jawa Tengah.
12
Peneliatian yang dilakukan oleh Yunita (2010), menyatakan bahwa keterlibatan
komite audit, kompetensi, dan independensi auditor berpengaruh signifikan
secara simultan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer.
Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan antara peneliti ini dengan penelitian
terdahulu adalah pada penelitian ini peneliti mengganti dua variabel
independen dari peneliti terdahulu yakni independensi dan kompetensi dengan
variabel independen (bebas) keahlian auditor dan profesionalisme auditor serta
menambahkan satu variabel independen yaitu teknologi informasi sebagai
variabel moderating. Penggantian dua variabel terdahulu dilakukan karena
sudah seringnya variabel independensi dan kompetensi dijadikan variabel
penelitian terhadap kualitas audit oleh para peneliti serta dua variabel tersebut
sudah terbukti dan teruji berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya, terlihat bahwa kualitas
audit tidak bisa diukur secara pasti, sehingga hasil penelitiannya pun berbeda-
beda. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor dan
Profesionalisme Auditior Terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi
Berbasis Komputer dengan Teknologi Informasi sebagai Variabel
Moderating”.
13
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan sebelumnya, maka
dalam penelitian ini dirumuskan permasalah dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut:
1. Apakah peran komite audit dapat mempengaruhi secara signifikan kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi
sebagai pemoderasi?
2. Apakah keahlian auditor dapat mempengaruhi secara signifikan kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi
sebagai pemoderasi?
3. Apakah profesionalisme auditor dapat mempengaruhi secara signifikan
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi
informasi sebagai pemoderasi?
4. Apakah secara bersama-sama peran komite audit, keahlian auditor, dan
profesionalisme auditor secara simultan mempengaruhi kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer?
14
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan
bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
a. Menganalisis pengaruh peran komite audit terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai
pemoderasi.
b. Menganalisis pengaruh keahlian auditor terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai
pemoderasi.
c. Menganalisis pengaruh profesionalisme auditor terhadap kualitas audit
atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi
sebagai pemoderasi.
d. Menganalisis pengaruh peran komite audit, kahlian auditor, dan
profesionalisme auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit atas sitem informasi berbasis komputer.
2. Manfaat Penelitian
a. Kontribusi Teoritis
1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk
menambah ilmu pengetahuan.
2) Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer serta menambah pengetahuan
15
akuntansi khususnya auditing dan akuntansi keprilakuan dengan
memberikan bukti empiris tentang pengaruh peran komite audit,
keahlian auditor, dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit
atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi
sebagai pemoderasi.
3) Peneliti berikutnya, Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
4) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah
referensi mengenai auditing, terutama tentang kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer sehingga diharapkan dapat
bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang.
b. Kontribusi Praktis
1) Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai tinjauan yang
diharapkan dapat dijadikan informasi untuk meningkatkan kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer yang didasarkan pada
keterlibatan komite audit, keahlian auditor, profesionalisme auditor
serta pengaruh teknologi informasi.
2) Perusahaan atau User dari jasa KAP, diharapkan dapat meningkatkan
sistem informasi berbasis komputer yang dapat meningkatkan kualitas
laporan keuangan, sehingga laporan keuangan disajikan secara tepat.
3) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif sehingga dapat dijadikan dasar
16
pertimbangan dalam pembuatan keputusan yang berkenaan mengenai
kualitas audit sistem informasi berbasis komputer..
4) Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), sebagai tambahan informasi
mengenai peran komite audit, keahlian auditor, profesionalisme
auditor, dan teknologi informasi yang dapat bermanfaat untuk
dijadikan salah satu tinjauan dalam menilai kualitas audit sistem
informasi berbasis komputer.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dan Ruang Lingkup Auditing
1. Pengertian Auditing Secara Umum
Auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam memeriksa dan
mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan perusahaan klien.
Pemeriksaan ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan atau
menemukan kecurangan, walaupun dalam pelaksanaanya sangat
memungkinkan ditemukannya kesalahan atau kecurangan. Pemeriksaan atas
laporan keuangan dimaksudkan untuk menilai kewajaran laporan keuangan
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia
(Agoes, 2007:1-3).
Auditing/pemeriksaan akuntansi bertujuan memberikan nilai tambah
bagi laporan keuangan perusahaan, karena tujuan akhir auditing adalah
memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan suatu
perusahaan. Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi dalah
suatu komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu kesimpulan dari hasil
suatu pemeriksaan laporan keuangan yang ditujukan untuk para users.
Dari pengertian auditing di atas dapat dikatakan auditing merupakan
suatu bentuk atestasi jasa assurance, yakni suatu jasa dari seseoarang
profesional yang independen untuk meningkatkan kualitas informasi yang
digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis (Agoes, 2007:1). Pengertian
18
auditing juga telah banyak dirumuskan oleh para sarjana di bidang
akuntansi. Konrath (2002:5), mendefinisikan auditing sebagai suatu proses
yang sistematik dalam memperoleh dan mengevaluasi asersi manajemen.
Beliau mengungkapkan :
“Auditing is a systematic process of objectively obtaining andevaluating evidence regarding assertions about economic actions andevents to ascertain the degree of correspondence between those assertionsand established criteria and communicating the result to interested users”.
Artinya auditing adalah suatu proses sistematis untuk secara objektif
mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-
kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat
keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Sedangkan menurut Agoes (2007:3), auditing didefinisikan sebagai
berikut:
“Pemeriksaan (Auditing) adalah suatu yang dilakukan secara kritis dansistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yangtelah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan danbukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikanpendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
Senada dengan pengertian sebelumnya Arens, Beasley, dan Jusuf
(2010:4) mengungkapkan :
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence aboutinformation to determine and report on the degree of correspondencebetween the information and established criteria. Auditing should be doneby a competence, independent person”.
Artinya auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan
mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang
19
berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat
kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan
dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.
Sehingga dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
audit adalah suatu proses pengujian (evaluasi, akumulasi, pelaporan) bukti
yang independen, objektif yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen terhadap suatu laporan keuangan perusahaan beserta dengan
bukti-bukti penting yang mendukung serta mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Hal ini diarahkan dengan maksud
menyatakan pendapat yang berguna dan dapat dipercaya dalam bentuk
laporan tertulis. Laporan keuangan menggambarkan posisi keuangan,
kemajuan dari suatu perusahaan secara wajar dan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku secara umum.
Dari berbagai definisi di atas pula terdapat beberapa karakteristik dalam
pengertian auditing, yaitu:
a. Informasi yang dapat diukur dan kriteria yang telah ditetapkan
Dalam proses pemeriksaan, peran informasi sangat dibutuhkan sehingga
dengan informasi yang cukup dan memadai dapat dijadikan bukti audit
yang kompeten.
b. Entitas Ekonomi (Economy Entity)
Kesatuan ekonomi harus ditetapkan secara jelas sesuai dengan Entity
Theory dalam hal ilmu akuntansi yang menguraikan posisi keuangan
20
suatu perusahaan terpisah secara tegas dengan posisi keuangan pemilik
perusahaan tersebut.
c. Aktivitas Mengumpulkan dan Mengevaluasi Bahan Bukti
Proses pemeriksaan selalu mencakup aktivitas mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti yang dianggap kompeten dan relevan dengan proses
pemeriksaan yang sedang dilakukan. Diawali dengan penentuan jumlah
bukti yang diperlukan sampai dengan proses evaluasi kegiatan audit.
d. Independensi dan Kompetensi Auditor Pelaksana
Seorang auditor dalam setiap penugasannya dituntut untuk memberikan
kinerja terbaiknya serta kehandalanya dalam melaksanakan tugasnya.
Pengetahuan yang cukup menjadi faktor pendukung seorang auditor
mampu dalam melaksanakan tugasnya. Agar opini publik tidak bias
maka pihak auditor dituntut untuk bersikap bebas (independen) dari
kepentingan manapun (conflict of interest). Independensi adalah syarat
utama agar laporan audit menjadi objektif.
e. Pelaporan Audit
Hasil akhir dari aktivitas pemeriksaan akan menghasilkan suatu laporan
atestasi yang disebut laporan auditan dimana laporan tersebut merupakan
bentuk komunikasi tertulis kepada para pengguna laporan auditan yang
tentunya tingkat kesesuaian antara informasi yang diperoleh dan
diperiksa telah sesuai dengan aturan yang berlaku secara umum.
21
Guna menunjang profesionalismenya sebagai seorang akuntan publik
maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI), yakni: (1) standar umum, (2) standar pekerjangan
lapangan, dan (3) standar pelaporan (SPAP, 2001:150:1). Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Standar Umum
a) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
b) Dalam semua hal yang berkaitan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus tetap dipertahankan oleh auditor.
c) Dalam audit pelaksanaan dan penyusunannya laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan
a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
b) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus
dapat diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat,
dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
c) Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, pengajuan, pernyataan, dan konfirmasi sebagai
22
dasar yang memadai untuk dapat menyatakan pendapat atas laporan
keuangan auditan.
3. Standar Pelaporan
a) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di
Indonesia.
b) Laporan auditor harus menyatakan jika ada ketidak konsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan
periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d) Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi.
Sehingga berdasarkan uraian di atas, audit memiliki fungsi sebagai
proses untuk mengurangi ketidak selarasan informasi yang terdapat antara
manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk
memberikan pengesahan terhadap pelaporan keuangan (Christiawan,
2002:81).
23
2. Jenis Audit
Agoes (2007:9) menyebutkan ada 4 jenis Auditing yang umum
dilaksanakan. Keempat jenis tersebut yakni: (a) manajemen audit
(operational audit); (2) audit ketaatan (compliance audit); (3) audit atas
laporan keuangan (financial audit); dan (4) audit sistem informasi
(computer audit), dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Manajemen Audit (Operational Audit)
Operasional atau management audit merupakan atas semua atau
sebagian prosedur dan metode operasional suatu organisasi untuk menilai
efisiensi, efektifitas, dan ekonomisasinya. Audit operasional dapat
menjadi alat manajemen yang yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil dari audit operasioanl berupa
rekomendasi-rekomendasi perbaikan bagi manajemen sehingga audit
jenis ini lebih merupakan konsultasi manajemen.
b. Audit Ketaatan (Compliance Audit)
Compliance audit merupakan pemeriksaan untuk mengetahui apakah
prosedur dan aturan yang telah diterapkan otoritas berwenang sudah
ditaati oleh personel di organisasi tersebut. Compliance audit biasanya
ditugaskan oleh otoritas berwenang yang telah menetapkan
prosedur/peraturan dalam perusahaan sehingga hasil audit jenis ini tidak
untuk dipublikasikan tetapi untuk intern manajemen.
24
c. Audit atas Laporan Keuangan (Finacial Audit)
Pemerikasaan atas laporan keuangan merupakan evaluasi kewajaran
laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen secara keseluruhan
dibandingkan dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku secara
umum. Dalam pengertiannya apakah laporan keuangan secara umum
merupakan informasi yang dapat ditukar dan dapat diverifikasi lalu telah
disajikan sesuai dengan kriteria tertentu. Umumnya kriteria yang
dimaksud adalah standar akuntansi yang berlaku secara umum seperti
prinsip akuntansi yang berterima umum. Hasil audit atas laporan
keuangan adalah opini auditor yaitu Unqualified Opinion, Qualified
Opinion, Disclaimer Opinion dan Adverse Opinion.
d. Audit Sistem Informasi (Computer Audit)
Audit SI sangat diperlukan karena akuntan yang melakukan audit laporan
keuangan harus memahami dan menguji sistem dan pengendalian
internnya (list of control), dan dalam rangka memeriksa data akuntansi
(substantive test). Audit SI adalah merupakan jenis audit terhadap
laporan keuangan yang sistem akuntansinya berbasis teknologi informasi
(hardware, software, netware, infrastructure dan dataware).
Sedangkan berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, audit dibagi 4
jenis yaitu: (1) auditor ekstern; (2) auditor intern; (3) auditor pajak; dan (4)
auditor pemerintah (Suharli, 2005:42). Adapun penjelasannya sebagai
berikut:
25
a. Auditor Ekstern
Auditor ekstern/independen bekerja untuk kantor akuntan publik yang
statusnya berada diluar struktur perusahaan yang mereka audit.
Umumnya auditor ekstern menghasilkan laporan atas financial audit serta
menghasilkan opini audit.
b. Auditor Intern
Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Laporan
audit manajemen umumnya berguna bagi manajemen perusahaan yang
diaudit. Oleh karena itu tugas auditor internal biasannya adalah audit
manajemen yang termasuk jenis Compliance Audit.
c. Auditor Pajak
Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan wajib pajak
yang diaudit terhadap undang-undang perpajakan yang berlaku.
d. Auditor Pemerintah
Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaran informasi keuangan
yang disusun oleh instansi pemerintahan. Disamping itu audit juga
dilakukan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomisasi operasi
program dan penggunaan barang milik pemerintah. Dan sering juga audit
atas ketaatan pada peraturan yang dikeluarkan pemerintah. Audit yang
dilaksanakan oleh pemerintah dapat dilaksanakan oleh Badan
Pemeriksaan Keuangan (BPK) atau Badan Pemeriksa Keuangan dan
Pembangunan (BPKP).
26
Sehingga dapat diketahui bahwa definisi audit tidak hanya menyangkut
dalam bidang akuntansi saja (financial audit), tetapi juga audit dalam
lingkup manajemen, ketaatan/kepatuhan seorang auditor dan KAP serta
audit dalam sistem informasi. Begitu pula terdapat beberapa jenis dari
auditor itu sendiri, hal tersebut didasarkan dari perbedaan lingkup kerja
yang dilakukannya karena setiap lingkup kerja sering kali memiliki
perbedaan cara/peraturan maupun sistem akuntansi yang berbeda sehingga
diperlukan spesifikasi auditor khusus untuk menanganinya.
B. Pengertian Sistem Informasi
Sebelum mendefinisikan pengertian dari audit sistem informasi, ada
baiknya kita mengetahui pengertian dari masing-masing kata yang ada.
Menurut McLeod (2001:9), sistem adalah:
“A system is a group of elements that are integrated with the commonpurpose of achieving a objective”.
Sedangkan menurut pendapat Mukhtar (1999:2), sistem adalah:
“Sistem adalah suatu entity yang terdiri dari dua atau lebih komponenyang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan”.
Dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok komponen yang saling
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama (common
purpose). Serta dalam sistem diperlukan adanya pengguna (users) untuk
menjalankan sistem tersebut.
27
Sehingga dari pengertian dan definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa sistem mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berintegrasi
untuk mencapai tujuan.
2. Sistem mempunyai sasaran yang akan dicapai.
3. Sistem memerlukan pengendalian.
4. Sistem memiliki pengguna (users).
5. Sistem memiliki keterbatasan.
Sedangkan defininisi informasi menurut McLeod(2001:12), “information
is processed data, or meaningful data”. Informasi adalah data yang telah
diproses, atau data yang telah lebih memiliki arti tertentu bagi penggunanya.
Sedangkan menurut Hall (2001:14), “Informasi menyebabkan pemakai
melakukan suatu tindakan yang dapat ia lakukan atau tidak dilakukan”.
Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa informasi adalah
merupakan suatu data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna
dan lebih berarti (bermanfaat) bagi penerimanya untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan. Dari kedua definisi kata sistem dan informasi di atas
maka dapat disinergikan sistem informasi adalah kumpulan elemen-
elemen/sumber data dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu
yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan
informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam
organisasi.
28
C. Audit Sistem Informasi
1. Pengertian Audit Sistem Informasi
Pengertian audit sistem informasi, menurut Ron Weber (1999) dalam
Gondodiyoto (2007:442):
“EDP auditing is the process of collecting and evaluation evidence todetermine whether is computer system safeguards assets, maintains dataintegrity, achieves organizational goals effectifely, and consumers resourceseffecienly”.
Dapat diartikan audit sistem informasi adalah suatu proses
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit yang ada untuk menentukan
keadaan yang bertujuan untuk pengamanan asset,menjaga integritas data,
mencapai tujuan organisasi yang efisien, dan ekonomisasi.
Sedangkan pengertian audit sistem informasi, menurut Sasongko
(2007):
”Sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan danmengevaluasi bukti-bukti untuk menentukan bahwa sebuah sistem informasiberbasis komputer yang digunakan oleh organisasi telah dapat mencapaitujuannya, yaitu: pengamanan atas aktiva, pemeliharaan atas integritas data,peningkatan efektifitas dan efisiensi”.
Berdasarkan dari kedua pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa audit sistem informasi merupakan bagian dari suatu kegiatan audit
laporan keuangan yang sistem akuntansinya berbasis komputer, khususnya
dalam pengujian pengendalian apakah sistem dan program-programnya
sudah benar, atau dalam audit subtantif apakah data/file yang ada pada
sistem komputerisasi sudah benar. Maka dapat disimpulkan seorang auditor
yang sudah terbiasa mengaudit SI akan lebih mudah dan lebih baik hasilnya
29
daripada auditor yang belum pernah mengaudit SI, apalagi kalau
pengalaman tersebut ditunjang dengan pendidikan yang cukup, bahkan
mempunnyai sertifikat CISA (Certified Information System Auditor)
(Sasongko, 2000:21).
2. Tujuan Audit Sistem Informasi
Tujuan audit sistem informasi menurut Gondodiyoto (2007:474), terdiri
dari 5 (lima) tahap, yaitu: (1) pengamanan asset; (2) menjaga integritas data;
(3) efektifitas sistem; (4) efisiensi sistem; dan (5) ekonomis. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:
a. Pengamanan Aset
Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), sumber daya manusia, file data harus dijaga
oleh suatu sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi
penyalahgunaan asset perusahaan. Dengan demikian pengamanan asset
merupakan hal yang penting yang harus dilakukan perusahaan.
b. Menjaga Integritas Data
Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti: kelengkapan, kebenaran
dan keakuratan. Jika integritas data tidak dapat dipelihara, maka suatu
perusahaan tidak akan lagi memiliki hasil atau laporan yang benar
bahkan perusahaan akan mengalami kerugiaan.
c. Efektifitas Sistem
Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi
tersebut telah sesuai dengan kebutuhan pengguna (user).
30
d. Efisien Sistem
Efisisen menjadi hal yang sangat penting ketika waktu komputer tidak
lagi memiliki kepastian yang memadai. Suatu sistem dapat dikatakan
efisien jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan
sumber daya informasi yang minimal.
e. Ekonomis
Ekonomis identik dengan penggunaan sumber daya yang minimal untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Terlihat jelas terdapat kalkulasi
ekonomi (uang) yang berfokus pada keuntungan dan kerugian.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan utama penerapan sistem komputerisasi
dalam suatu organisasi tidak terlepas dari pengamanan atas aktiva,
pemeliharaan atas integritas data, peningkatan efektifitas dan efisiensi
sehingga dapat dipastikan sistem informasi berbasis komputer yang
digunakan oleh organisasi tersebut telah dapat mencapai tujuannya dengan
baik.
3. Metode Pemprosesan Data
Metode pengolahan data berhubungan dengan cara data dimasukan ke
dalam dan diproses ke komputer. Metode pemrosesan data terdiri dari 3
(tiga) jenis (Gondodiyoto, 2007:379), yaitu: (1) batch input and processing;
(2) on line input with batch processing; dan (3) on line input with real
timeprocessing, dapat dijelaskan sebagai berikut:
31
1) Batch Input and Processing
Pada metode ini dokumen dasar dibuat secara manual, dikumpulkan
untuk suatu periode tertentu. Dokumen dikumpulkan dan diproses ke
dalam media yang dapat dibaca komputer dan masih merupakan
transaction file.
2) On Line Input With Batch Processing
Dalam metode ini transaksi tidak dikumpulkan terlebih dahulu. Setiap
transaksi langsung dimasukan ke terminal dan dokuman dasar dapat
digunakan sebagai pemansukan data. Transaksi disimpan secara on-line
dan diproses dalam master file pada interval yang sudah ditentukan.
3) On Line Input with Real TimeProcessing
Dalam metode ini transaksi dimasukan sendiri-sendiri ke terminal dan
master file langsung berubah pada saat transaksi itu dimasukan.
Sedangkan menurut Supriyati (2006:44), sistem komputer on-line dapat
digolongkan menjadi: (1) on-line/real time processing; (2) on-line/batch
processing; (3) on-line/memo update dan on-line input with memo update
processing; (4) on-line/inquiry; dan (5) on-line downloading/uploading.
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1) On-line/real processing
Dalam metode ini transaksi secara individual dientri melalui peralatan
terminal, divalidasi dan digunakan untuk meng-update dengan segera file
komputer.
32
2) On-line/batch processing
Dalam metode ini input dan batch processing transaksi secara individual
dientri melaui peralatan terminal, dilakukan validasi tertentu, dan
ditambahkan ke transaction file yang berisi transaksi lain, lalu dientri ke
sistem secara periodik.
3) On-line/memo update dan On-line input with memo update processing
Dari sudut pandang pemakai, sistem ini tampak tidak berbeda dengan on-
line/real time processing, dimana transaksi dientri secara individual ke
terminal, sehingga hasil pengolahan ini menghasilkan suatu laporan atau
keterangan.
4) On-line /inquiry
Metode ini membatasi pemakai pada peralatan terminal untuk melakukan
permintaan keterangan dari master file. Dalam sistem ini, master file di
update oleh sistem lain berdasarkan batch transaksi.
5) On-line downloading/uploading
Metode ini berkaitan dengan transfer data dari master file ke peralatan
intelligent terminal untuk diolah lebih lanjut oleh pemakai.
Sehingga dapat dijelaskan dalam metode pengolahan data dengan
menggunakan komputer, sistem akan memungkinkan pemakai melakukan
akses ke data dan program secara langsung melalui peralatan terminal/on-
line sehingga sangat memudahkan pemakai dalam mengolah data.
33
4. Pendekatan Audit Sistem Informasi (PDE) dengan komputer
Gondodiyoto (2007:451-459) mengklasifikasikan pendekatan audit
PDE dengan menggunakan komputer ke dalam 3 (tiga) jenis, yaitu: auditing
disekitar komputer (auditing around the computer), auditing melalui
komputer (auditing through the computer), dan auditing dengan komputer
(auditing with computer). Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Auditing Disekitar Komputer (Auditing Around the Computer)
Dalam pendekatan ini auditor dapat melangkah kepada perumusan
pendapat dengan hanya menelaah struktur pengendalian dan
melaksanakan pengujian transaksi dan prosedur verifikasi saldo perkiraan
dengan cara yang sama seperti dalam sistem manual.
Keunggulan dalam metode pendekatan audit ini adalah: 1) sederhana,
dan 2) auditor yang memiliki pengetahuan yang minim di bidang
komputer dapat dilatih dengan mudah untuk melaksanakan audit.
Kelemahanya adalah jika lingkungan berubah, maka kemungkinan sistem
itupun akan berubah, sehingga auditor tidak dapat menilai sistem yang
baik.
b. Auditing Melalui Komputer (Auditing Through the Computer)
Dalam pendekatan audit ke sistem komputer (Auditing Through the
Computer) auditor melakukan pemeriksaan langsung terhadap program-
program dan file-file komputer pada audit SI berbasis komputer. Dalam
pendekatan ini fokus perhatian auditor langsung pada operasi
pemprosesan di dalam sistem komputer.
34
Keunggulan pendekatan audit melalui komputer adalah: 1) auditor
memperoleh kemampuan yang besar dan efektif dalam melakukan
pengujian terhadap sistem komputer, 2) auditor akan lebih merasa yakin
terhadap kebenaran hasil kerjanya, dan 3) auditor dapat menilai
kemampuan sistem komputer tersebut untuk menghadapai perubahan
lingkunagn. Karena pendekatan ini sangat kompleksnya, maka
kelemahan pendekatan ini yaitu memerlukan biaya yang besar dan
dibutuhkan tenaga ahli yang terampil.
c. Auditing dengan Komputer (Auditing with Computer)
Pendekatan audit dengan bantuan komputer merupakan cara yang sangat
bermanfaat selama pengujian subtantif atas fila dan record perusahaan.
Software audit yang digunakan merupakan program komputer yang
dgunakan oleh auditor untuk membantu pengujian dan evaluasi
keandalan record dan file perusahaaan.
Kelemahan utama program komputer yang digeneralisasi adalah biaya
pengembangan pada awalnya besar, dan kecepatan pengolahan relatif
kurang efisien.
Sedangkan menurut Agoes (2007:11), pendekatan audit PDE
diklasifikasikan ke dalam dua jenis saja, yaitu: (1) audit disekitar komputer
(audit around the computer); dan (2) audit melalui komputer (audit through
the computer). Sehinnga dapat ditarik kesimpulan seorang auditor atau KAP
diharapkan mampu dan menguasai teknik akuntansi berbasis komputer
35
tersebut seiring kemajuan teknologi yang ada sekarang ini seperti
memahami software akuntansi, sistem informasi, serta teknik komputer.
5. Perbedaan antara Pengolahan Data Elektronik dengan Pengolahan
Data Manual
Perbedaan antara pengolahan data dengan komputer dengan pengolahan
data secara manual yang berpengaruh terhadap Sistem Pengendalian
Internal (Ismail, 2005:34):
a. Sistem PDE bisa menghasilkan alur transaksi yang tersedia untuk tujuan
audit hanya untuk jangka waktu yang pendek.
b. Dalam sistem komputer hanya terdapat sedikit bukti dokumen yang
dihasilkan dari prosedur pengendalian dibandingkan dengan sistem
manual.
c. Informasi dalam sistem manual dapat dilihat secara nyata, sebaliknya file
dalam sistem PDE hanya bisa dilihat oleh mesin dan tidak bisa dibaca
manusia tanpa bantuan komputer.
d. Laporan akuntansi yang dihasilkan komputer biasanya lebih tepat waktu
sehingga manajemen bisa memperoleh alat bantu yang efektif dalam
melakukan supervisi dan review atas operasi perusahaan.
Dapat disimpulkan penggunaan sistem pengolahan data elektronik
dengan bantuan komputer bertujuan untuk mereview dan mengevaluasi
pengawasan internal yang digunakan untuk menjaga keamanan dan
memeriksa tingkat kepercayaan sistem informasi serta mereview
operasional sistem aplikasi akuntansi yang digunakan.
36
D. Kualitas Audit
Kualitas audit merupakan sesuatu yang abstrak sehingga sulit diukur dan
hanya dapat dirasakan oleh para pengguna jasa audit, sehingga sampai saat ini
tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit tersebut. Hal tersebut
dikarenakan belum adanya pemahaman umum mengenai faktor penyusun
kualitas dan sering terjadi konflik peran antara beberapa pengguna laporan
audit (Sutton, 2003) dalam Christina (2007).
DeAngelo (1981:186) mendefinisikan kualitas audit sebagai:
“Market-assessed joint probability that a given auditor will both (a)discover a breach in the client’s accounting system and (b) report thebreach”.
Dapat diartikan juga suatu probabilita (kemungkinan) untuk mendeteksi
dan melaporkan suatu kesalahan materil dalam laporan keuangan. Sedangkan
dalam AAA Financial Acounting committee (2000) serta diperkuat oleh
penelitian (Krishnan dan Schauer, 2000; Kaplan, 1995; dan Lennox, 1999)
dalam Manita et al., (2010:89), menyatakan bahwa “Kualitas audit ditentukan
oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh
langsung terhadap kualitas audit.
Dari pengertian kualitas audit diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas
audit merupakan suatu kemungkinan (probabilita) dimana soerang auditor
dalam melaksanakan tugas auditnya dalam hal menemukan suatu kesalahan
dalam laporan keuangan klienya serta mengkomunikasikan temuanya tersebut
kepada klien dalam bentuk laporan auditan, dimana dalam melaksanakan
37
tugasnya seorang auditor berpedoman pada standar auditing serta kode etik
akuntan publik yang berlaku.
Menurut Cercello, Hermanson, dan McGrath (1992:7-8), kualitas audit
dapat diproksikan melalui beberapa atribut yang secara umum terdiri dari 12
atribut yang lazim digunakan, yaitu: (1) Pemahaman; (2) memahami keahlian
dalam industri klien; (3) responsive terhadap kebutuhan klien; (4) memiliki
kompetensi secara teknis dalam megaplikasikan standar audit; (5) independen;
(6) bersikap hati-hati; (7) berkomitmen kuat terhadap kualitas; (8) melibatkan
rekan/manajer KAP dalam penugasan audit; (9) mengerjakan pekerjaan
lapangan dengan layak; (10) berinteraksi dengan komite audit klien; (11)
mempunyai standar etika yang tinggi serta pengetahuan yang cukup dalam
proses akuntansi dan auditing; dan (12) bersikap skeptis dalam penugasan
audit.
Dilain pihak banyak penelitian empiris yang menggunakan beberapa
dimensi atau atribut sebagai wakil dari kualitas audit tersebut. Beberapa
atribut yang sanga lazim digunakan adalah ukuran KAP (brand name
reputation) (Beck et al., 1998), Lennox (1993), fee audit yang diterima (Davit
et al., 2006; Reynold et al., 2000; Chee-Yeow L dan Hun-Tung T, 2006),
spesifikasi dalam suatu industri (Solomon et al., 1999; Krishnan 2003),
reputasi auditor (McNair, 1991; Cary dan Simmet, 2006) dalam Manita et al.,
(2010:89).
Berbagai penelitian mengenai kualitas audit pernah dilakukan,
diantaranya oleh Deis dan Giroux (1992:462), mereka meneliti faktor penentu
38
kualitas audit di sektor publik dengan menggunakan sampel KAP yang
mengaudit institusi sektor publik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lama
hubungan dengan klien (audit tenure), jumlah klien, telaah dari rekan auditor
(peer review), ukuran dan kesehatan keuangan klien serta jam kerja audit
secara signifikan berpengaruh dengan kualitas audit. Semakin lama hubungan
dengan klien (audit tenure), kualitas audit akan semakin menurun. Sedangkan
kualitas audit akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
klien, reputasi auditor, kemampuan teknis dan keahlian yang meningkat.
Sedangkan hasil penelitian Behn et al., (1999:602-603) menunjukan 6
atribut kualitas audit (dari 12 atribut) yang berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan klien, yaitu: pengalaman melakukan audit (klien
experience), memahami industri klien (industry expertise), responsif atas
kebutuhan klien (responsiveness), taat pada standar umum, keterlibatan
pimpinan KAP (excecutive imvolvement), dan keterlibatan komite audit (audit
committee).
Adapun Christina (2007), melakukan penelitian tentang pengaruh
kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit, menyatakan
bahwa kualitas audit ditentukan oleh kompetensi dan independensi. Hasil
penelitian tersebut menyimpulkan kompetensi dan independensi secara
simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada
beberapa KAP di Jawa Tengah.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan Singgih dan Bawono (2010) yang
meneliti pengaruh independensi, pengalaman, due professional care dan
39
akuntabilitas terhadap kualitas audit (studi pada auditor di KAP “Big four” di
Indonesia). Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa independensi,
pengalaman, due professional care dan akuntabilitas secara simultan dan
parsial berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan pengalaman tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit.
E. Komite Audit
Konsep Good Corporate Governance (GCG) semakin banyak
dikemukakan oleh para praktisi bisnis sebagai salah satu alat untuk mencegah
terjadinya kasus besar keuangan yang terjadi, misalnya kasus Enron (Alijoya,
2002). Salah satu komponen yang berpengaruh penting dalam proses
penerapan GCG adalah Komite Audit. Terhitung mulai 1 Juli 2001 Bursa Efek
Jakarta (BEJ) mengeluarkan peraturan yang mengatur pembentukan dewan
komisaris independen dan komite audit. Peraturan tersebut mewajibkan semua
perusahaan yang listing di BEJ membentuk komite audit (Suaryana, 2008:1).
Komite audit merupakan suatu badan yang dibentuk oleh dewan komisaris
independen untuk mengaudit operasi dan keadaan. Komite Audit merupakan
suatu badan yang dibentuk di dalam perusahaan klien yang bertugas
memelihara independensi auditor terhadap manajemen (Susiana et al., 2007:7).
Tugas komite audit berhubungan dengan kualitas laporan keuangan,
karena komite audit diharapkan dapat membantu dewan komisaris dalam
pelaksanaan tugas yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan oleh
manajemen. Peran komite audit sangat penting karena mempengaruhi kualitas
40
laba perusahaan yang merupakan salah satu informasi penting yang tersedia
untuk publik dan dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan. Investor
sebagai pihak luar perusahaan tidak dapat mengamati secara langsung kualitas
sistem informasi perusahaan (Toeh dan Wong, 1993) dalam Suaryana,
(2008:2).
Komite audit dapat bertugas membantu dewan komisaris dalam memonitor
proses laporan keuangan oleh manajemen untuk meningkatkan kredibilitas
laporan keuangan (Bradbury, Mark, dan Tan, 2004). Tugas komite audit
meliputi penelaahan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan,
menilai pengendalian internal, menelaah sistem pelaporan eksternal dan
kepatuhan terhadap peraturan. Di dalam pelaksanaan tugasnya komite
menyediakan komunikasi formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal,
dan auditor internal (Bradbury et al., 2004). Adanya komunikasi formal antara
komite audit, auditor internal dan auditor eksternal akan menjamin proses audit
akan berjalan dengan baik. Menurut Anderson, Deli, dan Gillan (2003), proses
audit internal dan eksternal yang baik akan meningkatkan akurasi laporan
keuangan dan kemudian meningkatkan kepercayaan terhadap laporan
keuangan.
Komite Audit berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai semua
lingkup operasional perusahaan khususnya keuangan perusahaan (Susiana et
al., 2007:8). Adapun tujuan pembentukan komite audit adalah :
1. Memastikan laporan keuangan yang dikeluarkan tidak menyesatkan dan
sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku umum.
41
2. Memastikan terdapat internal kontrol yang baik.
3. Menindak lanjuti jika ditemukaanya tindak kecurangan yang bersifat materil
dalam bidang keuangan perusahaan.
4. Merekomendasikan seleksi auditor eksternal.
DeZoort et al., (2001) menjelaskan bahwa komite audit yang efektif
ditentukan oleh dua hal, yaitu:
1. Dari sisi input (komposisi dari kualifikasi, kewenangan dan jumlah sumber
daya).
2. Dari sisi proses (harus memiliki etos kerja yang tinggi).
Dari input dan proses tersebut diharapkan komite audit dapat efektif
bekerja sehingga dapat menghasilkan suatu output berupa laporan keuangan,
internal control, dan manajemen resiko yang dapat dipercaya. Sugiartha
(2008:102) menjelaskan bahwa komite audit bertugas untuk mengawasi dan
mengevaluasi kinerja auditor eksternal dan internal. Sedangkan Subur (2003)
dalam Sugiartha (2008:103) berpendapat bahwa komite audit berfungsi untuk
memperkuat peran auditor eksternal dengan menciptakan saluran komunikasi
yang efektif untuk dapat mengemukakan pokok-pokok persoalan yang penting
secara efektif.
Salah satu cara auditor untuk mempertahankan independensinya adalah
dengan membentuk komite audit (Supriyono, 1999). Keahlian dan pengalaman
dari auditor dan komite audit akan memberikan keuntungan kepada klien dan
para stockholder dengan menetapkan dan menyediakan keakuratan laporan
keuangan secara detail dan teruji (Schmidt dan Wilkind, 2011:4). Sesuai
42
dengan fungsi komite audit di atas, sedikit banyak keberadaan komite audit
dalam perusahaan berpengaruh terhadap kualitas audit dan integritas laporan
keuangan yang dihasilkan.
Sehingga dapat dijelaskan bahwa komite audit merupakan suatu badan
pengawas di dalam perusahaan klien yang sengaja dibentuk oleh dewan
komisaris independen yang bertugas mengawasi dan memonitor proses
pelaporan keuangan oleh manajemen serta penelaahan kebijakan akuntansi,
menilai pengendalian intenal perusahaan, menelaah sistem pelaporan eksternal
dan kepatuhan terhadap peraturan yang ada.
F. Keahlian Auditor
Dalam melaksanakan proses audit laporan keuangan suatu perusahaan,
seseorang auditor dituntut untuk dapat menunjukan sikap independensi,
kompetensi serta ahli dalam bidangnya. Hal tersebut dikarenakan hasil auditan
yang dihasilkan tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada klien saja tetapi
kepada masyarakat umum yang berkaitan dengan perusahaan tersebut.
Keahlian menurut Bedard et al., (1992:2) didefinisikan sebagai berikut:
“Expertise is a terms of knowledge, decision process, and quality ofjudgment as measured by consensus”. Dapat diartikan juga keahlian adalahsuatu pola berwawasan/berpendidikan, proses pengambilan keputusan, dankualitas pengadilan yang terukur melalui konsensus.
Dalam Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary (1983) yang dikutip
dalam Bedard (1989:114) mendefinisikan keahlian merupakan keterampilan
dari seorang yang ahli. Ahli didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki
tingkat keterampilan (ability) tertentu atau pengetahuan (knowledge) yang
43
tinggi dalam subjek tertentu yang diperoleh dari pelatihan atau pengalaman
(Abdolmohammadi dan Shanteau, 1992:161). Dalam penelitian yang sama
Hayes Roth et al., (1983) mendefinisikan keahlian sebagai keberadaan dari
pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalah-
masalah yang timbul dalam lingkungan tersebut, dan keterampilan dalam
memecahkan permasalahan tersebut.
Sehingga dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa keahlian
merupakan sesuatu kecakapan dan kemampuan seseorang dalam mengerjakan
sesuatu dengan baik dan benar serta mampu dalam memecahkan permasalahan
yang timbul dalam setiap pekerjaan.
Komponen keahlian berdasarkan model yang dikembangkan oleh
Abdolmohammadi et al., (1992:161-162), dapat dibagi menjadi (1) komponen
pengetahuan (knowledge component) yang meliputi komponen seperti
pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur, dan pengalaman; (2) ciri-ciri
psikologis (pshicological traits) yang ditujukan dalam komunikasi,
kepercayaan, kreativitas, dan kemampuan bekerja dengan orang lain; (3)
kemampuan berpikir untuk mengakumulasikan dan mengolah informasi; (4)
strategi penentuan masalah, baik formal maupun informal; dan (5) analisis
tugas yang dipengaruhi oleh pengalaman audit yang mempunyai pengaruh
terhadap penentuan keputusan.
44
G. Profesionalisme Auditor
1. Pengertian Profesionalisme Auditor
Menurut Kalbers dan Fogarty (1995:72) profesi dan profesionalisme
dapat dibedakan secara konseptual:
“Profesi dan Profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual.“Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria.Sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang pentingtanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak”.
Sedangkan definisi profesionalisme menurut Kuntjojo (2009) dalam
artikelnya yang berjudul “Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling”
mendefinisikan profesionalisme sebagai berikut:
“Profesionalisme adalah komitmen dari para profesional terhadapprofesinya. Komitmen tersebut ditujukan dengan kebanggaan dirinyasebagai tenaga professional, usaha terus-menerus untuk mengembangkankemampuan profesionalnya”.
Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin
menjadi seorang auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang
tinggi kebebasan auditor semakin terjamin. Sebagai profesional, akuntan
publik mengakui tanggungjawabnya sebagai masyarakat, terhadap klien,
dan terhadap rekan seprofesi (Wahyudi et al., 2006:5). Seseorang dapat
dikatakan dengan profesional jika memenuhi tiga kriteria yaitu: (1)
mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya;
(2) melaksanakan sesuatu tugas atau profesi dengan menetapkan standar
baku dibidang profesi yang bersangkutan; dan (3) menjalankan tugas
profesinya dengan mematuhi etika profesi yang telah ditetapkan (Hastuti,
Indriarto, dan Susilawati, 2003:15).
45
Sifat dari profesional adalah dimana kondisi-kondisi kesempurnaan
teknik yang dimiliki seseorang melalui pengetahuan yang dimilikinya
disertai dengan latihan dan belajar selama bertahun-tahun yang berguna
untuk mengembangkan teknik tersebut, dan keinginan untuk mencapai
kesempurnaan dan keunggulan dibandingkan dengan rekan sejawatnya
(Prima Consulting Group, 2007).
Untuk dapat mewujutkan profesionalismenya, seorang auditor secara
sendiri-sendiri ataupun bersama-sama harus mempunyai (Prima Consulting
Group, 2007):
a. Pengetahuan yang memadai dalam bidang tugasnya yaitu pengetahuan
mengenai teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan.
b. Perilaku yang independen, jujur, objektif, tekun, dan loyal.
c. Kemampuan mempertahankan kualitas profesionalnya melalui
pendidikan profesi lanjutan yang berkesinambungan.
d. Kemampuan melaksanakan kemahirian profesionalnya secara cermat dan
seksama.
e. Kecakapan dalam berinteraksi dan komunikasi baik lisan maupun lisan.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa profesionalisme merupakan
suatu atribut individual dimana dalam pengukurannya tanpa melihat ada
atau tidaknya pekerjaan secara nyata yang dilakukannya, sehingga dari
perilaku tersebut munculah komitmen profesional yang ditunjukan dengan
kerja keras, usaha terus-menerus, serta tanggungjawab yang tinggi dalam
segala hal.
46
2. Konsep Profesionalisme
Menurut hasil penelitian Hall (1968) yang juga diperkuat oleh
penelitian Hastuti et al., (2003), terdapat lima dimensi profesionalisme,
yaitu: pengabdian terhadap profesi, kewajiban sosial, kemandirian,
keyakinan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan sesama profesi.
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Pengabdian terhadap profesi
Pengabdian terhadap profesi merupakan cerminan keloyalitasan
seseorang terhadap pekerjaannya serta melaksanakan pekerjaan dengan
sepenuh hati dan keahlian maksimal yang dimilikinya.
2. Kewajiban Sosial
Kewajiban sosial adalah pendangan tentang pentingnya peranan profesi
dan manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun professional karena
adanya pekerjaan tersebut.
3. Kemandirian
Kemandirian dimaksudkan perilaku seorang auditor dalam mengambil
dan memutuskan sesuatu tanpa adanya tekanan dari pihak lain.
4. Keyakinan terhadap peraturan profesi
Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling
berwenang menilai setiap kegiatan auditor adalah rekan seprofesi, bukan
pihak lain yang tidak berkompeten dan ahli dalam bidang tersebut.
47
5. Hubungan dengan sesama profesi
Hubungan sesama profesi yang baik dapat meningkatkan pengetahuan
terhadap lingkup pekerjaan, hal tersebut didasari oleh ikatan profesi
sebagai acuannya. Melalui ikatan profesi ini para professional
membangun kesadaran profesional.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (1997),
menyatakan bahwa dimensi dari profesionalisme auditor terdiri dari (1)
dedikasi terhadap profesi; (2) kewajiban sosial; (3) otonomi; (4) keyakinan
terhadap peraturan profesi; (5) afiliasi dengan sesama rekan seprofesi; dan
(6) pendidikan yang mempengaruhi tingkat materialisasi.
Sehingga dapat disimpulkan dimensi dari profesionalisme tidak hanya
dilihat dari aspek keahlian, pengalaman, serta lamanya pendidikan
seseorang saja. Tetapi profesionalisme juga dapat dilihat dari aspek-aspek
sosial seperti yang dijelaskan di atas.
H. Teknologi Informasi
Menurut Gondodiyoto (2007:102) teknologi informasi (information
technology) mengandung pengertian:
“Suatu sistem informasi berbasis teknologi komputasi atau komunikasi danbeserta kultur lingkungan yang kondusif dan sudah sesuai dengan penerapanatau implementasi sistem tersebut”.
Sedangkan menurut Nurfitriana, Chandarin, dan Ismail (2005:19)
teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai:
48
“Suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasukmemproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalamberbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasiyang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi,bisnis, dan pemerintahan serta merupakan informasi yang strategis untukpengambilan keputusan”.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa teknologi
informasi merupakan suatu sistem yang dapat mengolah data atau informasi
yang berbasis teknologi dalam penerapannya. Secara garis besar, teknologi
informasi dikelompokan menjadi 2 bagian: perangkat lunak (software) dan
perangkat keras (hardware). Perangkat keras menyangkut pada peralatan-
peralatan yang bersifat fisik, seperti memori, printer dan keyboard. Adapun
perangkat lunak terkait dengan intruksi-intruksi untuk mengatur perangkat
keras agar bekerja sesuai dengan tujuan intruksi-intruksi tersebut.
Haag et al., (2000) dalam Gondodiyoto (2007:126) membagi teknologi
informasi dalam 6 kelompok, yaitu (1) teknologi masukan (input technology);
(2) mesin pemproses (processing machine); (3) teknologi penyimpan (storage
technology); (4) teknologi pengeluaran (output technology); (5) teknologi
perangkat lunak (software technology); (6) teknologi telekomunikasi
(telecommunication technology), dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Teknologi masukan (input technology)
Merupakan teknologi yang berhubungan dengan peralatan untuk
memasukan data ke dalam sistem komputer. Peranti masukan yang lazim
dijumpai dalam sistem komputer berupa keyboard dan mouse.
49
2. Mesin pemproses (processing machine)
Mesin pemproses (processing machine) atau lebih dikenal dengan istilah
CPU (Central Processing Unit), CPU mikroprosesor, atau prosesor. Contoh
prosesor yang terkenal sekarang ini, antara lain adalah Pentium dan Power
PC. Sesuai dengan namanya, CPU merupakan bagian dalam sistem
komputer yang menjadi pusat pengolah data dengan cara menjalankan
program yang mengatur pengolahan tersebut.
3. Teknologi penyimpan (storage technology)
Teknologi penyimpan (storage technology) dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu memori internal (biasa juga disebut main memory atau
memori utama) berfungsi sebagai pengingat sementara bagi data, program,
maupun informasi ketika proses pengolahannya dilaksanakan oleh CPU.
Dua contoh memori internal yaitu ROM (Read-Only Memory) dan RAM
(Random Access Memory). ROM adalah memori yang hanya bias dibaca,
sedangkan RAM adalah memori yang isinya bias diperbaharui. Penyimpan
eksternal (external storage) dikenal juga dengan sebutan penyimpan
sekunder. Penyimpan eksternal adalah segala peranti yang berfungsi untuk
menyimpan data secara permanen. Pengertian permanen di sini berarti data
yang terdapat pada penyimpan akan tetap terpelihara dengan baik sekalipun
komputer sudah dalam keadaan mati (tidak terdapat aliran listrik). Hard
disk, disket dan USB merupakan contoh penyimpan eksternal.
50
4. Teknologi kelauaran (output technology)
Teknologi keluaran (output technology) adalah teknologi yang berhubungan
dengan segala peranti yang berfungsi untuk menyajikan informasi hasil
pengolahan sistem. Layar atau monitor dan printer merupakan peranti yang
biasa digunakan sebagai peranti keluaran.
5. Teknologi perangkat lunak (software technology)
Teknologi perangkat lunak (software technology) atau dikenal dengan
sebutan program adalah deretan instruksi yang digunakan untuk
mengendalikan komputer sehingga komputer dapat melakukan tindakan
sesuai dengan yang dikehendaki pembuatnya. Tentu saja untuk mengerjakan
tugas yasng berbeda diperlukan pula perangkat lunak tersendiri. Sebagai
contoh, Microsoft Word merupakan contoh perangkat lunak pengolah kata,
yaitu perangkat lunak yang berguna untuk membuat dokumen, sedangkan
Adobe Photoshop adalah perangkat lunak yang berguna untuk mengolah
gambar.
6. Teknologi telekomunikasi (telecommunication technology)
Teknologi telekomunikasi (telecommunication technology) merupakan
teknologi yang memungkinkan hubungan jarak jauh. Internet dan ATM
merupakan contoh teknologi yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi.
Sehingga dapat dijelaskan bahwa instrumen dalam teknologi informasi
sangat kompleks dan sistematis, dimana dalam pengolahan data menggunakan
teknologi informasi data awal yang dimasukan melalui beberapa tahapan dari
51
mulai input, mengalami proses pengolahan sampai menghasilkan suatu output
yang memiliki value added.
I. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
2.1. Penelitian terdahulu dirasakaan sangat perlu ditampilkan oleh peneliti
sebagai acuan peneliti dalam menarik asumsi dasar dan kesimpulan dalam
penelitian ini. Penelitian terdahulu juga dijadikan perbandingan hasil penelitian
yang didapat oleh peneliti sekarang sehingga mendukung peneliti dalam
menarik kesimpulan hasil yang didapat serta memperkuat argumen dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
52
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Metodologi PenelitiaanNo
Peneliti(Tahun) Judul Penelitian
Persamaan PerbedaanHasil Penelitian
1. Carcello etal.,(1992)
Audit Quality Attributes:The Perceptions of AuditPatners, Preparers, andFinancial StatementUsers.
Variabel keahlian serta komiteaudit yang diteliti dalammenentukan pengaruh darikualitas audit.
Objek penelitian, metodepengujian hipotesis sertafokus penelitian ini terletakpada penentuan variabel-variabel penentu kualitasaudit melalui 4 aktifitas ataufaktor penentu kualitas audityang distribusi oleh (1)kualitas audit terhadap timaudit dan pengalamanperusahaan dalam menenganiklien, (2) Responsif terhadapkebutuhan klien, (3)Kepatuhan terhadap standaryang berlaku umum, dan (4)Spesifikasi dalam suatuindustri.
Hasil penelitianmenunjukan terdapat 12atribut variable yangberpengaruh terhadapkualitas audit yakni,pemahaman, memahamikeahlian dalam industriklien, responsive terhadapkebutuhan klien, memilikikompetensi secara teknisdalam mengaplikasi standaraudit, independensi,bersikap hati-hati,komitmen terhadap kualitas,melibatkan tim audit,mengerjakan pekerjaanlapangan dengan baik,berinteraksi dengan komiteaudit, mempunyai standardetika yang tinggi, danskeptisme dalam audit.
Bersambung pada halaman selanjutnya
53
Tabel 2.1 (lanjutan)
Metodologi PenelitiaanNo
Peneliti(Tahun) Judul Penelitian
Persamaan PerbedaanHasil Penelitian
2. Frantz (1999) Auditor’s Skill, AuditingStandard’s, Litigation,and Audit Quality.
Adannya variabel keahlian yangdiproksikan dalam variabelpengalaman auditor selamamelaksanakan audit.
Metode penelitian, objekpenelitian, serta variabel standaraudit dan litigasi dalammenentukan pengaruh kualitasauditdalam penelitian ini.
Kemampuan auditor dalammelaksanakan proses auditserta pemahaman dalamstandar audit yang baikberpengaruh terhadap kualitasaudit. Sedangkan proses litigasiberpengaruh terhadap kualitasaudit hanya jika auditor yangterkena litigasi dikarenakankesalahannya tidak sengajadilakukan.
3. Deis danGiroux (1992)
Determinants of AuditQuality in Audit sector
Variabel profesionalismeauditor, variabel kualitas audit.
Objek penelitiaan, tidakterdapatnya variabel audittenure, peer review, sertaukuran dan kesehatanperusahaan.
Menunjukan bahwa audittenure, peer review, ukurandan kesehatan perusahaan,profesionalisme, jam kerjaaudit, pendidikan danbeban,kerja secara
Bersambung pada halaman selanjutnya
54
Tabel 2.1 (lanjutan)
Metodologi PenelitiaanNo
Peneliti(Tahun) Judul Penelitian
Persamaan PerbedaanHasil Penelitian
signifikan berhubungandengan kualitas audit.
4. Nurchasanahdan Rahmanti(2004)
“Analisis Faktor-faktorpenentu Kualitas Audit”
Variabel keterlibatan komiteaudit, serta variabel kualitas audit.
Metode pengujian hipotesismenggunakan regresi linearberganda. Objekpenelitiaan.
Menemukan adanya pengaruhyang signifikan antarapengalaman audit,keterlibatan komite audit,independensi, komunikasi timaudit dan faktor keterlibatanKAP dengan kualitas audit.
5. Purnomo(2006)
Persepsi AuditorTentang PengaruhFaktor-faktor Keahliandan IndependensiTerhadap Kualitas Audit.
Variabel keahlian diproksikanoleh pengalaman danpengetahuan, alat pengujiananalisis regresi berganda.
Objek penelitian, variabelaudit tenure serta variabeltekanan dari klien.
Menurut persepsi auditorfaktor-faktor keahlian yaitupengalaman dan pengetahuanberpengaruh terhadap kualitasaudit. Sedangkan.menurutpersepsi auditor hanyatakanan dari klien yangberpengaruh terhadap kualitasaudit, sedangkan dua faktorindependensi yang lain tidakberpengaruh terhadap kualitasaudit.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
55
Tabel 2.1 (lanjutan)
Metodologi PenelitiaanNo
Peneliti(Tahun) Judul Penelitian
Persamaan PerbedaanHasil Penelitian
6. Christina(2007)
“Pengaruh kompetensidan independensi auditorterhadap Kualitas audit”
Variabel kualitas audit Objek penelitian, metodeanaliais: regresi linearberganda. Tidak adanyavariabel kompetensi danindependensi.
Menemukan adanya pengaruhyang signifikan secara parsialdan simultan antarakompetensi dan independensiauditor dengan kualitas audit.
7. Purwanti,Hapsari danAlim (2007)
“Pengaruh kompetensidan independensiAuditor terhadapkualitas audit denganEtika auditor sebagaivariable Moderasi”
Variabel kualitas audit, adannyavariabel moderating dalampenelitian.
Objek penelitian, metodeanalisis: Regresi moderatetwo way interactions.Variabel etika auditor,kompetensi, independensi.
Kompetensi dan independensiauditor berpengaruh secarasignifikan terhadap kualitasaudit walaupun interaksikompetensi dan etika auditortidak berpengaruh signifikanterhadap kualitas audit.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
56
Tabel 2.1 (lanjutan)
Metodologi PenelitiaanNo
Peneliti(Tahun) Judul Penelitian
Persamaan PerbedaanHasil Penelitian
8. Suaryana(2008)
Pengaruh komite auditterhadap kualitas laba.
Variabel kualitas audit, variabelkomite audit.
Objek penelitian, metodeanalisis: FSCM danCRSM. Variabel kualitaslaba.
Bahwa pasar menilai labayang diperoleh olehperusahaan yangmembentuk komite auditmemiliki kualitas audit yanglebih baik daripada labayang dilaporkan olehperusahaan yang tidakmembentuk komite audit.
9. Singgih danBawono(2010)
Pengaruh Independensi,Pengalaman, DueProfessional Care danAkuntabilitas terhadapKualitas Audit (Studipada Auditor di KAP“Big four” diIndonesia)
Metode analisis data regresiberganda. Variabel kualitas auditserta pengalaman yangmerupakan hasil dimensi darikeahlian.
Tidak adanya variabelIndependensi, DueProfessional Care danakuntabilitas.Objek penelitian yanglebih luas.
Independensi, pengalaman, dueprofessional care danakuntabilitas secara simultandan parsial berpengaruhterhadap kualitas audit,sedangkan pengalaman tidakberpengaruh terhadap kualitasaudit.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
57
Tabel 2.1 (lanjutan)
Metodologi PenelitiaanNo
Peneliti(Tahun) Judul Penelitian
Persamaan PerbedaanHasil Penelitian
10. Manita danElommal(2010)
The Quality of AuditProcess: An EmpiricalStudy With AuditCommittees.
Variabel komite audit, variabelkualitas audit
Metode pengujian hipotesismenggunakan Multitrait-Multi-Method Matrix(MTMM). Studi empiris,objek penelitiandan lingkuppenelitian yang lebih luas.
Terdapat 7 indikator daridimensi kualitas audit yangmana 4 diantaranyaberpengaruh dalam prosesaudit yakni: pemahamanterhadap perusahaan danlingkungannya, ketepatandalam mengidentifikasiresiko, relevansi terhadapresiko yang ada, serta tingkatkomunikasi dan kolaborasidengan komite audit.Sedangkan 3 indikator yanglain dianggap tidakberpengaruh yakni:independensi dan etika parapendengar, komposisi dankualifikasi dari tim audit,serta aturan dan pengawasanterkait dengan misi dan etika
59
J. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Hubungan Peran Komite Audit dengan Kualitas Audit atas Sistem
Informasi Berbasis Komputer
Beberapa penelitian terkait tentang komite audit terhadap kualitas
pelaporan keuangan telah banyak dilakukan. Beberapa hasil penelitian
cenderung untuk mendukung keberadaan komite audit karena dapat
meningkatkan kualitas pelaporan keuangan (Klien, 2001; DeFond dan
Jiambalvo, 1991; Beasly dan Salterio, 2001; McMullen dan Raghunandan,
1996) dalam Suaryana (2008:4).
Carcello et al., (1992) meneliti tentang atribut-atribut kualitas audit dari
persepsi patner audit, dan para pengguna laporan keuangan, hasilnya
menunjukan terdapat 12 atribut dari kualitas audit yang berpengaruh
terhadap kualitas audit yang salah satunya adalah keberadaan komite audit
di dalam perusahan klien yang berpengaruh terhadap kualitas audit yang
dihasilkan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Manita et al., (2010),
mengenai kualitas dari proses audit yang merupakan studi empiris dengan
komite audit ditemukan bahwa terdapat 4 indikator yang berpengaruh dalam
proses audit yakni: komunikasi dan kolaborasi dengan komite audit,
pemahaman terhadap lingkup bisnis perusahaan, keandalan dalam
mengidentifikasi resiko, dan relevansi terhadap resiko yang ada.
60
Sehingga dapat dijelaskan perusahaan yang memiliki komite audit
dengan laporan keuangan yang baik atau pengalaman melakukan proses
audit yang baik umumnya memberikan efektivitas dari komite audit tersebut
sehingga menghasilkan kualitas audit yang memadai dibandingkan dengan
komite audit yang tidak memiliki pengalaman serupa (Schmidt et al.,
2011:11). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Carcello et al.,
(1997) dan Manita et al., (2010), maka hipotesis dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
Ha1: Peran komite audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi
variabel moderating.
2. Hubungan Keahlian Auditor dengan Kualitas Audit atas Sistem
Informasi Berbasis Komputer
Keahlian dalam hal proses audit merupakan kemampuan dari seorang
auditor dalam melaksanakan proses audit dengan baik sesuai dengan
peraturan yang ada. Purnomo (2006) yang meneliti tentang persepsi auditor
tentang pengaruh faktor-faktor keahlian dan independensi terhadap kualitas
audit, menemukan bahwa menurut persepsi auditor yang diteliti faktor
keahlian yang diproksikan oleh pengalaman dan pengetahuan berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit.
Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Carcello et al., (1992) yang
meneliti tentang atribut-atribut kualitas audit dari persepsi patner audit, dan
para pengguna laporan keuangan, hasilnya menunjukan terdapat 12 atribut
61
dari kualitas audit yang berpengaruh terhadap kualitas audit dimana salah
satu dari 12 atribut tersebut keahlian menjadi salah satu atribut yang
berpengaruh dalam kualitas audit.
Sehingga semakin ahli seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya
serta dapat menjunjung tinggi integritas yang dimilikinya semakin baik pula
kualitas audit yang akan dihasilkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Purnomo (2006) dan Carcello et al., (1997), maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitiaan ini adalah:
Ha2: Keahlian auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi
sebagai variabel moderating.
3. Hubungan Profesionalisme Auditor dengan Kualitas Audit atas Sistem
Informasi Berbasis Komputer
Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin
menjadi seorang auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang
tinggi kebebasan auditor semakin terjamin. Sebagai profesional, akuntan
publik mengakui tanggungjawabnya terhadap masyarakat, terhadap klien,
dan terhadap rekan seprofesi, sehingga hasil audit yang didapat pun akan
semakin handal dan berkualitas.
Deis dan Giroux (1992), dalam penelitiaanya yang berjudul
Determinants of Audit Quality in Audit Sector pernah meneliti variabel
penentu kualitas audit dimana hasil penelitiaanya menunjukan bahwa audit
62
tenure, peer review, profesinalisme, pendidikan, dan ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi et al., (2006) yang
meneliti tentang pengaruh profesionalisme auditor terhadap tingkat
materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan, hasil penelitian
menunjukan variabel profesionalisme yang diproksikan kedalam lima
variabel hanya empat variabel yang berpengaruh terhadap tingkat
meterialitas yakni: pengabdian terhadap profesi, kemandirian, kepercayaan
terhadap profesi, dan hubungan dengan sesama rekan seprofesi. Sedangkan
variabel kewajiban sosial tidak berpengaruh terhadap tingkat materialitas.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Deis dan Giroux
(1992) dan Wahyudi et al., (2006), maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha3: Profesionalisme auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi
sebagai variabel moderating.
4. Hubungan Teknologi Informasi dengan Kualitas Audit atas Sistem
Informasi Berbasis Komputer
Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk
mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan
informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan
63
dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan
(Nurfitriana et al., 2005).
Supriyanti (2006) melakukan penelitian mengenai peranan teknologi
informasi dalam audit sistem informasi komputer akuntansi dimana dalam
penelitianya ingin mengetahui seberapa penting peranan teknologi informasi
dalam dunia akuntansi, hasil penelitianya menunjukan teknologi informasi
sangat berperan dalam proses audit sistem informasi yang berbasis
komputer sehingga kualitas audit yang dihasilkan juga ikut berpengaruh.
Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurfitriana et al.,
(2005) yang meneliti tentang pengaruh teknologi informasi, sistem
pengukuran kinerja dan penghargaan sebagai pemoderasi hubungan antara
TQM dengan kinerja manajerial, dimana hasil penelitianya menujukan
bahwa teknologi informasi sebagai variabel moderating tidak berpengaruh
terhadap hubungan TQM dengan kinerja manajerial.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Supriyanti (2006)
dan Nurfitriana et al., (2005), maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha4: Peran komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi
berbasis komputer.
64
K. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini mengkaji pengaruh keterlibatan komite audit (X1), keahlian
auditor (X2), profesionalisme auditor (X3) terhadap kualitas audit sistem
informasi berbasis komputer (Y1) dengan terlebih dahulu dimoderasi oleh
pengaruh teknologi informasi (X4). Tiap variabel dalam model penelitian yang
diteliti dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian terdahulu yang pernah
dilakukan oleh para peneliti yang berkaitan dengan judul penelitian sekarang.
Adapun variabel peran komite audit diadopsi dari penelitian Nurchasanah dan
Rahmanti (2004) dan Manita dan Elommal (2010), sedangkan variabel
keahlian auditor merujuk pada Purnomo (2006), variabel profesionalisme
auditor merujuk pada Deis dan Giroux (1992), dan variabel kualitas audit
peneliti lebih mengacu dari penelitian DeAngelo (1981) serta Carcello et al.,
(1992).
65
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1
2.1.
Gambar 2.1Skema Kerangka Pemikiran
Pengaruh Peran Komite Audit, Kaeahlian Auditor dan Profesionalisme Auditor Terhadap kualitas Audit
atas Sistem informasi Berbasis Komputer dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Moderating
Kualitas Audit Berbasis Sistem Informasi Teknologi (Komputer)
Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta
Peran Komite Audit
(X1)
Keahlian Auditor
(X2)
Teknologi Informasi
(X4)
Kualitas Audit atas
Sistem Informasi
Berbasis Komputer
(Y)
Variabel Independen Variabel Dependen
Variabel Moderating
Metode Analisis:Regresi
Regresi Berganda
Bersambung pada halaman selanjutnya
Profesionalisme
Auditor
(X3)
66
Gambar 2.1 (lanjutan)
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
Regresi Moderate
Regresi Berganda
67
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh variabel independen yaitu
peran komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor terhadap
variabel dependen yaitu kualitas audit sistem informasi berbasis komputer
dengan teknologi informasi sebagai variabel pemoderasi.
Sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh auditor independen yang
menjabat di kantor akuntan publik, yaitu: manajer, supervisor, auditor senior,
dan auditor junior. Dengan kriteria pendidikan minimal D3 Akuntansi, auditor
yang bekerja di KAP yang bekerja di wilayah Jakarta. Lokasi ini dipilih
sebagai lokasi penelitian karena lokasi tersebut terdapat banyak kantor akuntan
publik, serta diharapkan dengan menggunakan daerah tersebut sebagai lokasi
penelitian, penulis dapat memperoleh jumlah responden yang lebih banyak,
sehingga kekuatan generalisasinya lebih tinggi.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal
minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh auditor independen yang bekerja di kantor akuntan publik yang
berada di wilayah Jakarta.
68
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Indriantoro dan Supomo, 2002:115). Sampel dalam penelitian ini
adalah: (1) kantor-kantor akuntan publik yang berada di Jakarta Utara,
Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan; (2) auditor yang bekerja
di KAP Jakarta, yang mempunyai Nomor Register Ak maupun tidak, dan
pernah melaksanakan pekerjaan di bidang auditing; dan (3) auditor yang
mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun, hal tersebut diyakini
bahwa seorang auditor sudah memiliki pengalaman untuk beradaptasi serta
menilai kinerja dan kondisi lingkungan kerjanya.
2. Metode Penentuan Sampel
Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
sampel bertujuan (purposive sampling), dengan teknik berdasarkan
pertimbangan (judgment sampling) yang merupakan tipe pemilihan sampel
secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan
pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah
penelitian) (Indriantoro dan Supomo, 2002:131).
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan
metode penelitian lapangan (Field Research). Data utama penelitian ini
diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari
pihak pertama (data primer). Pada penelitian ini, yang menjadi subyek
penelitian adalah auditor eksternal yang bekerja pada kantor akuntan publik.
69
Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada kantor
akuntan publik secara langsung ataupun melalui perantara. Data primer
diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur
dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang berkerja pada
KAP sebagai responden dalam penelitian. Sumber data dalam penelitian ini
adalah skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian
kuesinor yang telah dibagikan kepada auditor yang berkerja di KAP sebagai
responden.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan di penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS
versi 17.0. Analisis ini bertujuan untuk menentukan pengaruh antara variabel
peran komite audit (X1), keahlian auditor (X2), profesionalisme auditor (X3),
dan teknologi informasi sebagai variabel moderating (X4), terhadap kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer (Y1).
1. Uji Kualitas Data
Sebelum data diolah untuk menguji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
pengujian instrumen penelitian dengan uji validitas dan reliabilitas untuk
melihat apakah data yang diperoleh dari responden dapat menggambarkan
secara tepat konsep yang diuji. Artinya, suatu penelitian akan menghasilkan
kesimpulan yang bias jika datanya kurang reliabel dan valid. Sedangkan,
kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas instrumen yang digunakan
70
untuk mengumpulkan data. Dalam pengujian kualitas data peneliti
menggunakan uji statistik validitas dan uji statistik reliabilitas.
a. Uji Validitas
Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut
mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain, instrumen
tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan oleh
peneliti (Indriantoro dan Supomo, 2002:181-182). Suatu instrumen
penelitian dikatakan valid apabila pertanyaan dalam kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tesebut
(Ghozali, 2009:49). Pengujian validitas dalam penelitian ini
menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung
korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila
Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti
data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2009). Dalam mengukur
validitas ini, peneliti akan menggunakan SPSS versi 17.0.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel suatu construct. Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau andal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2009:45). Jadi
jika hasil tersebut tidak sama, maka perangkat ukur tersebut tidak
reliabel. Dalam mengukur reliabilitas ini, peneliti menggunakan SPSS
versi 17.0. Pengujian ini menggunakan metode Statistic Cronbach Alpha
71
dengan nilai sebesar 0,6. Hasil uji reliabilitas dengan bantuan SPSS akan
menghasilkan Cronbach Alpha. Suatu instrument dapat dikatakan
reliable (handal) jika memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0,6 (Nunnally,
1960 dalam Ghozali, 2009:46).
2. Tahap Persiapan Data
Peneliti melakukan beberapa persiapan data untuk memudahkan proses
analisis data dan intepretasi hasilnya (Indriantoro dan supomo, 2002:167),
yaitu:
a. Tahap Pengeditan (Editing)
Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang
diperlukan terhadap data penelitian untuk memudahkan proses pemberian
kode dan pemrosesan data dengan teknik statistik (Indriantoro dan
Supomo, 2002). Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan data yang
diperoleh adalah bersih dan lengkap, yaitu data tersebut terisi semua
secara konsisten.
b. Pemberian Kode (Coding)
Pemberian kode merupakan suatu proses penyusunan secara sistematik
data mentah (yang ada dalam kuesioner) ke dalam bentuk yang mudah
dibaca oleh mesin pengolah data seperti komputer (Indriantoro dan
supomo, 2002). Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan dalam
pengolahan data khususnya pada saat memasukkan data.
72
c. Pemrosesan Data (Data Processing)
Memproses data dapat dilakukan dengan melakukan entry data dari
lembaran kuesioner isian ke dalam komputer. Biasanya yang sering
dilakukan dalam pemrosesan data yaitu menggunakan Statistical
Package for the Social Sciences (SPSS).
d. Pembersihan Data (Data Cleaning)
Pembersihan data yaitu memastikan bahwa seluruh data yang telah
dimasukan ke dalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan yang
sebenarnya (Indriantoro dan Supomo, 2002).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti
melakukan uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas.
a. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada
hubungan atau korelasi diantara variebel independen. Uji
Multikolonieritas menyatakan hubungan antara sesama variabel
independen. Dalam penelitian ini uji multikolonieritas digunakan untuk
menguji apakah ada korelasi atau hubungan diantara variabel keterlibatan
komite audit, keahlian auditor dan profesionalisme auditor dengan
adanya variabel teknologi informasi sebagai variabel moderating.
Pedoman suatu model regresi yang ideal adalah tidak terjadi korelasi
antara variabel independen (nilai VIF dan tolerance disekitar angka 1
serta koefisien korelasi antar variabel independen haruslah dibawah 0,5).
73
Jika variabel independen saling berkorelasi, maka varibel-variabel ini
tidak orthogonal yakni variabel orthogonal adalah variabel independen
yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
dengan nol (Ghozali,2009:95).
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi terdapat persamaan atau perbedaan varian yang dapat
dilihat dari grafik plot. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada
grafik scaterrplot antar SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y
telah dipredikasi dan sumbu X adalah residual (Y predikasi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized.
Jika plot membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar,
kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika plot tidak membentuk pola tertentu, seperti titik-
titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah plot yang mengindikasiskan homokedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas (Ghazali, 2009:125-126).
c. Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
ataukah tidak. Analisis grafik adalah salah satu cara termudah untuk
74
melihat normalitas data dengan cara membandingkan antara dua
observasi dengan distribusi yang mendeteksi distribusi normal
probability plot. Peneliti menggunakan SPSS versi 17.0.
Deteksi normalitas dapat dilihat dengan kurva Normal P-Plot.
Dengan dasar pengambilan keputusan adalah jika data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi mengikuti asumsi normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh
dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghazali, 2009:147-149).
4. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda
Dalam pengolahan data, penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi berganda (multiple regression) dengan variabel
moderating yang digunakan untuk menguji Ha1, Ha2, Ha3, dan Ha4, serta
untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan
melalui tiga variabel independen dengan satu variabel moderating dan
untuk mengetahui apakah variabel moderating tersebut benar-benar
sebagai variabel yang memperkuat atau memperlemah variabel dependen
atau tidak. Menurut Furcot dan Shearon (1991) dalam Ghozali
(2009:203) untuk menguji analisis regresi dengan variabel moderating
salah satunya dapat diukur menggunakan uji nilai selisih mutlak dari
variabel independen dengan rumus persamaan regresi:
75
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4 |X1-X4| + b5 |X2-X4| + b6 |X3-X4| + e
Keterangan:
Y : Kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer
X1 : Keterlibatan Komite Audit
X2 : Keahlian Auditor
X3 : Profesionalisme Auditor
X4 : Teknologi Informasi
b1 b2…. bn : Parameter Regresi
Menurut Furcot dan Shearon dalam Ghozali (2009:203) interaksi
seperti ini lebih disukai karena ekspektasi sebelumnya berhubungan
dengan kombinasi antara X1 dan X2 dan berpengaruh terhadap Y. Rumus
regresi untuk menguji dimana nilai peran komite audit, keahlian auditor,
profesionalisme auditor dan teknologi informasi adalah standardized
sebagai berikut:
Persamaan 1:
Kualitas = a + b1 komite audit + b4 |komite audit – teknologi informasi|+e
Persamaan 2:
Kualitas = a + b2 keahlian + b5 |keahlian auditor - teknologi informasi|+e
Persamaan 3:
Kualitas = a + b3 profesionalisme + b6 |profesionalisme - teknologi
informasi|+e
Persamaan 4:
Kualitas = a + b1 komite audit + b2 keahlian auditor + profesionalisme+e
76
Setelah diujikan didapatkan rumus baru untuk menguji selisih
mutlak dalam regresi dengan variabel moderating untuk melihat apakah
variabel tersebut merupakan variabel moderating atau bukan dengan
melihat tingkat signifikansi pada uji t.
Y = a + b1 ZXm + b2 ZXn + b2 Absxl_x2 + e
Dimana:
ZXm = standardized variabel independen
ZXn = standardized variabel moderating
Absx1_x2 = |ZXm – ZXn|
e = error
b. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Untuk mengetahui besar atau kecilnya berpengaruh variabel bebas
(X) terhadap variabel terikat (Y) dipergunakan koefisien determinasi.
Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Jika nilai R2
bernilai besar (mendekati 1) berarti variabel bebas dapat memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
dependen. Sedangkan jika R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel
bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas (Ghazali,
2009). Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi dilihat
dari besarnya nilai Adjusted R-Square. Kelemahan mendasar penggunaan
R2 adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukan ke dalam
model.
77
Adapun untuk mengetahui ada tidaknya koefisien determinasi
dipergunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
Dimana:
KD = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
c. Uji Statistik t
Uji statistik t bertujuan untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen yaitu antara peran komite audit, keahlian auditor,
profesionalisme auditor, dan teknologi informasi yang dijadikan variabel
moderating terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer.
Dari persamaan regresi yang didapatkan, akan dilakukan pengujian
apakah nilai konstanta dan koefisien variabel peran komite audit (X1),
keahlian auditor (X2), profesionalisme auditor (X3) serta teknologi
informasi (X4) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer (Y), untuk itu
dilakukan uji parsial (uji t). Pengujian ini dilakukan dengan uji
signifikansi: alpha = 0,05. Berdasarkan hasil probabilitas dengan α = 0,05
(Ghozali, 2009):
• Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak
• Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima
78
d. Uji Statistik Signifikansi (F)
Uji statistik F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-
sama variabel independen (peran komite audit, keahlian auditor,
profesionalisme auditor, dan teknologi informasi yang dijadikan variabel
moderating) terhadap variabel dependen (kualitas audit atas sistem
informasi berbasis komputer). Dengan syarat, jika probabilitas memenuhi
taraf signifikan lebih kecil dari 0,05 atau dapat dilihat dari nilai F hitung
lebih besar dari pada nilai F tabel pada tingkat signifikansi 5% (Ghozali,
2009).
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini merupakan variabel independen (X)
dan variabel dependen (Y). Variabel-variabel tersebut dioperasionalkan sebagai
berikut:
1. Variabel Independen
Adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel
lain, terdiri atas:
a. Variabel Independen: Peran Komite Audit
Komite audit merupakan wakil pemilik (pemegang saham) yang berada
diluar fungsi manajemen. Mereka bertugas melakukan pengawasan
terhadap kinerja manajemen. Bagaimana mereka melakukan
tanggungjawab tersebut, akan memiliki dampak yang besar terhadap
lingkungan pengendalian.
79
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh
Sanjaya (2008) dan Suaryana (2008).Variabel ini diukur dengan
menggunakan skala interval yang terdiri dari 5 (lima) item dengan 5
(lima) poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan, yaitu: 1)
Sangat Tidak Setuju, 2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, dan 5) Sangat
Setuju.
b. Variabel Independen: Keahlian Auditor
Keahlian merupakan pengetahuan atau keterampilan tertentu yang
dimiliki seseorang dalam memecahkan masalah yang diperoleh dari suatu
pelatihan atau pengalaman dalam suatu lingkungan tertentu. Keahlian
auditor diukur melalui pendapat responden dalam isian kuesioner yang
diberikan kepada auditor. Variabel ini diukur dengan mengadopsi
instrumen yang digunakan oleh Mayangsari (2003). Variabel ini diukur
dengan menggunakan skala interval yang terdiri dari 8 (delapan) item
dengan 5 (lima) poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan,
yaitu: 1) Sangat Tidak Setuju, 2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, dan 5)
Sangat Setuju.
c. Variabel Independen: Profesionalisme Auditor
Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi
seorang auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang tinggi
kebebasan auditor semakin terjamin. Sebagai profesional, akuntan publik
mengakui tanggungjawabnya sebagai masyarakat, terhadap klien, dan
terhadap rekan seprofesi.
80
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh
Wahyudi et al., (2006).Variabel ini diukur dengan menggunakan skala
interval yang terdiri dari 5 (lima) item dengan 5 (lima) poin skala likert
yang berkaitan dengan lima pilihan, yaitu: 1) Sangat Tidak Setuju, 2)
Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, dan 5) Sangat Setuju.
2. Variabel Moderating
Variabel moderating adalah variabel yang dapat memperkuat atau
memperlemah pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Variabel dalam penelitian ini adalah teknologi informasi. Teknologi informasi
merupakan suatu sistem yang dapat mengolah data atau informasi yang
berbasis teknologi dalam penerapannya. Secara garis besar, teknologi informasi
dikelompokkan menjadi 2 bagian: perangkat lunak (software) dan perangkat
keras (hardware). Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang
digunakan oleh Sangsoko (2003). Variabel ini diukur dengan menggunakan
skala interval yang terdiri dari 5 (lima) item dengan 5 (lima) poin skala likert
yang berkaitan dengan lima pilihan, yaitu: 1) Sangat Tidak Setuju, 2) Tidak
setuju, 3) Netral, 4) Setuju, dan 5) Sangat Setuju. Dalam instrumen variabel
teknologi informasi ini terdapat 2 butir nomor pertanyaan bersifat negatif yakni
butir pertanyaan nomor 19 dan butir pertanyaan nomor 22 sehingga dalam
proses input butir pertanyaan tersebut poin jawaban responden harus di balik.
81
3. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi
oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
a. Variabel Dependen: Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis
Komputer.
Audit sistem informasi merupakan sebuah proses pengumpulan dan
pengevaluasian bukti-bukti atas operasi dan pengendalian sistem informasi
guna memperoleh keyakinan bahwa sistem informasi yang digunakan dapat
beroperasi secara efisien dan efektif, dapat mengamankan asset dan
keamanan data. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang
digunakan oleh Yunita (2010). Variabel ini diukur dengan menggunakan
skala interval yang terdiri dari 10 (sepuluh) item dengan 5 (lima) poin skala
likert yang berkaitan dengan lima pilihan, yaitu: 1) Sangat Tidak Setuju, 2)
Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, dan 5) Sangat Setuju.
82
4. Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.1 berikut ini menyajikan indikator pertanyaan operasionalisasi
varibel dalam penelitian ini.
Tabel 3.1Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator No. ButirPertanyaan
SkalaPengukuran
1. Anggota komite auditmemberikan rekomendasipengangkatan danpemberhentian auditor ekstrnal.
1
2. Anggota komite audit menelitisurat pengangkatan auditor danaudit fee auditor eksternal.
2
3. Meneliti laporan auditor yangsudah dibuat dan managementletter yang di buat oleh auditoreksternal.
3
4. Mengawasi kinerja auditoreksternal dan memastikanbahwa auditor bekerja sesuaistandar professional yangbersangkutan, khususnya dalamhubungan denganprofesionalisme dan keahlianauditor.
4
Peran KomiteAudit(Sanjaya,2008),(Suaryana,2008)
5. Menilai ruang lingkup danperencanaan operasionalperusahaan.
5
Interval
1. Auditor menggunakan segenappengetahuan, dalam prosesaudit.
6
2. Keputusan batin berprofesisebagai auditor.
7
3. Bekerja keras dalammengembangkan pekerjaan.
8
4. Auditor eksternal profesipenting di masyarakat danrawan kecurangan.
9
Profesionalisme Auditor(HendroWahyudi etal., 2006)
5. Auditor eksternal menerima danmengemban tugas didukungmaterial dan SDA yang cukup.
10
Interval
83
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Variabel Indikator No. ButirPertanyaan
SkalaPengukuran
1. Keahlian untuk melaksanakantugas sesuai dengan bidangnya.
11
2. Profesi atau tugas denganmenetapkan standar baku dibidang profesinya.
12
3. Profesi dicerminkan daridedikasi dengan menggunakanpengetahuan dan kecakapan.
13
4. Pengetahuan merupakan faktordalam mendeteksi kekeliruan.
14
5. Pengalaman lebih dari 4 tahun. 15
6. Pelatihan profesi, pemahamankomputer dan sistem informasi.
16
7. Kemampuan bekerja samadengan orang lain.
17
KeahlianAuditor(Mayangsari,2003)
8. Integrasi dan kompetensi 18
Interval
1. Pemanfaatan kinerja komputer. 192. Pemanfaatan software akuntansi
oleh auditor.20
3. Mengaudit sistem informasi,transaksi elektronik, kinerjaefektif dan efisien.
21
4. Meningkatkan kualitas outputauditor.
22
TeknologiInformasi(Sangsoko,2003)
5. Teknologi informasi membuatkinerja audit menjadi lebih baikdi masa datang.
23
Interval
1. Audit SI selalu mengacu padastandar auditing profesionaldalam segala aspek pekerjaanaudit.
24
2. Audit SI perlu menjaga sikapindependensi dalam tingkah lakudan tindakan terhadap pihak-pihak yang terkait dalam audit.
25
Kualitas auditatas sisteminformasiberbasiskomputer(Yunita,2010)
1. Anggota SI mempunyaipengetahuan yang memadaitentang struktur pengendalianinternal sistem Pengolahan DataElektronik (PDE).
26
Interval
Bersambung pada halaman selanjutnya
84
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Variabel Indikator No. ButirPertanyaan
SkalaPengukuran
4.Diperlukan pendidikanberkelanjutan serta sertifikatprofesi dalam melakukan auditSI.
27
5.Jika auditor tidak memilikikompetensi untuk pemeriksaanbidang tertentu, maka auditorsistem informasi memerlukandukungan tenaga ahli.
28
6.Dengan digunakannya teknikaudit berbasis komputer, makadapat meningkatkan efektifitasdan efisiensi prosedur audit.
29
7.Penyusunan prosedur audit sisteminformasi diperlukan untukmemperlancar tugas pemeriksaan.
30
8.Sistem analitis dan programmersebaiknya berada dalampengawasan dan tanggungjawabkepada bagian aplikasi.
31
9.Diperlukan kejelasan tentangpemisahan tugas, antara fungsiotorisasi, fungsi akuntabilitas, danfungsi pelaksanaan operasionalsistem komputerisasi.
32
10.Jika terjadi kesalahan di mediainput, perlu adanya mekanismeuntuk dapat mendeteksi kesalahantersebut.
33
Sumber: Diambil dari berbagai sumber
85
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang bekerja
di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta baik KAP
yang kecil, menengah, maupun KAP yang berkerjasama dengan pihak
asing. Adapun target auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini
meliputi partner, manajer, supervisor, auditor senior, maupun auditor junior
yang melaksanakan pekerjaan di bidang auditing.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden,
melalui e-mail, pos, serta secara langsung melalui perantara kepada
responden yang bekarja pada KAP di wilayah Jakarta dan terdaftar dalam
Directory Kantor Akuntan Publik 2010 yang diterbitkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran serta pengembalian kuesioner
dilaksanakan mulai tanggal 2 Mei 2011 hingga 20 Mei 2011.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 20 KAP dari keseluruhan KAP
yang berada di wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 115
buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 85 kuesioner atau
73,9%. Kuesioner yang tidak kembali adalah sebanyak 30 buah atau 26,1%,
hal ini mungkin dikarenakan waktu penyebaran kuesioner yang kurang tepat
86
bertepatan dengan waktu penugasan kerja auditor. Kuesioner yang dapat
diolah berjumlah 75 buah atau 65,21%, sedangkan kuesioner yang tidak
dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel dan tidak diisi
secara lengkap oleh responden sebanyak 10 kuesioner atau 8,7%. Gambaran
mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Persentase1. Jumlah kuesioner yang disebar 115 100%2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 30 26,1%3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 10 8,7%4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 75 65,21%
Sumber: Data primer yang diolah
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat dalam
tabel 4.2.
Tabel 4.2Data Distribusi Sampel Penelitian
No.. Nama Kantor Akuntan Publik Kuesionerdikirim
Kuesionerdikembalikan
1. KAP Rama Wendra (Pusat) 7 72. KAP Peater, Uways & Rekan 7 03. KAP Agus Ubaidillah 3 04. KAP Teguh Heru Irianto 2 15. KAP Doli, Bambang, Sudarmadji &
Dadang (Cab)7 5
6. KAP Trisnawati & Rekan 5 47. KAP Ishak, Saleh Soewondo &
Rekan11 11
8. KAP Adnan Ali 4 29. KAP Hananta Budianto & Rekan
(Pusat)5 5
10. KAP Hasnil, M Yasin & Rekan(Pusat)
5 4
11. KAP Herman Dody, Tanumihardja &Rekan
5 5
Bersambung pada halaman selanjutnya
87
Tabel 4.2 (Lanjutan)
No.. Nama Kantor Akuntan Publik Kuesionerdikirim
Kuesionerdikembalikan
13. KAP Jimmy Budhi 7 514. KAP Usman & Rekan (Pusat) 7 515. KAP Drs. Wirawan & Rekan 7 516. KAP Mulyamin Sensi Suryanto 7 517. KAP Armanda & Ernita (Pusat) 7 518. KAP Tanubrata Sutanto Fahmi &
Rekan4 1
19. KAP Hertanto, Sidik & Rekan 5 520. Ekamasni Bustaman & Rekan 10 10
Jumlah 115 85Sumber: Data Primer
Tabel 4.2 di atas menjelaskan distribusi penyebaran keusioner
penelitian kepada 20 Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jakarta
dengan jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 115 kuesioner serta jumlah
kuesioner yang kembali sebanyak 85 kuesioner.
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP
di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2010 yang
diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), baik yang
mempunyai Nomer Register Ak maupun tidak, serta pernah melaksanakan
pekerjaan di bidang auditing dan telah memiliki pengalaman kerja minimal
satu tahun. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden
penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, posisi terakhir, pendidikan
terakhir, usia, dan pengalaman kerja responden.
88
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.3Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Laki-Laki 40 53.3 53.3 53.3
Perempuan 35 46.7 46.7 100.0
Valid
Total 75 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 diatas menjelaskan bahwa sekitar 40 orang atau 53,3%
responden adalah berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebanyak 35
orang atau 46,7% berjenis kelamin perempuan.
b. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir
Hasil uji deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir disajikan
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Auditor Junior 48 64.0 64.0 64.0
Auditor Senior 23 30.7 30.7 94.7
Manajer 1 1.3 1.3 96.0
Supervisor 3 4.0 4.0 100.0
Valid
Total 75 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
89
Berdasarkan tabel 4.4 di atas diperoleh informasi bahwa mayoritas
responden sebanyak 48 orang atau sebesar 64,0% menduduki posisi
sebagai auditor junior, sebanyak 23 orang atau sebesar 30,7% menduduki
posisi terakhir sebagai auditor senior. Responden yang menduduki posisi
terakhir sebagai seorang supervisor adalah sebanyak 3 orang atau sebesar
4,0% dan sebanyak satu orang atau sebesar 1,3% menduduki jabatan
sebagai seorang manajer.
c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 4.5 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan
pendidikan terakhir.
Tabel 4.5Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
D3 1 1.3 1.3 1.3
S1 72 96.0 96.0 97.3
S2 2 2.7 2.7 100.0
Valid
Total 75 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 72
orang responden atau 96,0%. Sisanya sebesar 2,7% atau sebanyak 2
orang responden berpendidikan Strata Dua (S2) dan sebesar 1,3% atau
sebanyak 1 orang berpendidikan terakhir Diploma III (D3).
90
d. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.6 berikut ini disajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan usia.
Tabel 4.6Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
> 50 Tahun 3 4.0 4.0 4.0
20-30 Tahun 66 88.0 88.0 92.0
31-40 Tahun 4 5.3 5.3 97.3
41-50 Tahun 2 2.7 2.7 100.0
Valid
Total 75 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.6 menunjukan responden yang bekerja pada kantor akuntan
publik sebesar 4,0% atau sebanyak 3 orang diantaranya berusia di atas 50
tahun, sedangkan responden yang berusia antara 41-50 tahun sebesar
2,7% atau sebanyak 2 orang responden. Sedangkan sebesar 5,3% atau
sebanyak 4 orang responden berusia diantara 31-40 tahun. Dan sisanya
sebesar 88% atau sebanyak 66 orang responden yang bekerja di kantor
akuntan publik didominasi antara usia 20-30 tahun.
91
e. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja
Tabel 4.7 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan pengalaman kerja.
Tabel 4.7Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
<1 Tahun 43 57.3 57.3 57.3
>3 Tahun 13 17.3 17.3 74.7
1-3 Tahun 19 25.3 25.3 100.0
Valid
Total 75 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
responden (sebanyak 57,3%) atau sekitar 43 auditor memiliki
pengalaman bekerja kurang dari 1 tahun, sebanyak 25,3% atau sekitar 19
responden memiliki pengalaman bekerja di atas 3 tahun dan sisanya
17,3% atau sekitar 19 responden memiliki pengalaman bekerja antara 1-3
tahun.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi komite audit,
keahlian auditor, profesionalisme auditor, teknologi informasi, dan kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer yang akan di uji secara
statistik deskriptif seperti terlihat dalam tabel 4.8 berikut ini.
92
Tabel 4.8Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TKA 75 14 25 19.63 1.799TK 75 21 39 31.55 3.050TPA 75 14 23 19.72 2.017TTI 75 12 25 18.80 2.651TKS 75 30 49 39.89 3.439Valid N (listwise) 75
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel komite audit jawaban
minimum sebesar 14 dan maksimum sebesar 25 dengan rata-rata total
jawaban 19,63 dan standar deviasi sebesar 1,799. Variabel keahlian auditor
memiliki jawaban minimal sebesar 21 dan jawaban maksimal sebesar 39
dengan rata-rata total jawaban 31,55 dan standar deviasi 3.050. Variabel
profesionalisme auditor memiliki jawaban minimal sebesar 14 dan jawaban
maksimal sebesar 23 dengan rata-rata total jawaban 19,72 dan standar
deviasi 2,017. Variabel teknologi informasi memiliki jawaban minimal
sebesar 12 dan jawaban maksimal sebesar 25 dengan rata-rata total jawaban
18,80 dan standar deviasi 2,651. Variabel kualitas audit atas sistem
informasi berbasis komputer memiliki jawaban minimal sebesar 30 dan
jawaban maksimal sebesar 49 dengan rata-rata total jawaban 39,89 dan
standar deviasi 3.439.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
93
Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat
signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dikatakan
valid. Tabel berikut menunjukan hasil uji validitas dari lima variabel
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu komite audit (KA), keahlian
auditor (K), profesionalisme auditor (PA), teknologi informasi (TI), dan
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer (KS), dengan 75
sampel responden.
Tabel 4.9Hasil Uji Validitas Komite Audit
Nomor ButirPertanyaan
PearsonCorelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
1 (KA1) 0,705** 0,000 Valid2 (KA2) 0,757** 0,000 Valid3 (KA3) 0,719** 0,000 Valid4 (KA4) 0,566** 0,000 Valid5 (KA5) 0,598** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.9 menunjukan variabel komite audit mempunyai kriteria
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05.
Tabel 4.10Hasil Uji Validitas Keahlian Auditor
Nomor ButirPertanyaan
PearsonCorelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
1 (K1) 0,446** 0,000 Valid2 (K2) 0,544** 0,000 Valid3 (K3) 0,568** 0,000 Valid4 (K4) 0,662** 0,000 Valid5 (K5) 0,746** 0,000 Valid6 (K5) 0,627** 0,000 Valid7 (K5) 0,464** 0,000 Valid8 (K5) 0,473** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
94
Tabel 4.10 di atas menunjukan variabel keahlian auditor mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05.
Tabel 4.11Hasil Uji Validitas Profesionalisme Auditor
Nomor ButirPertanyaan
PearsonCorelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
1 (PA1) 0,485** 0,000 Valid2 (PA2) 0,518** 0,000 Valid3 (PA3) 0,657** 0,000 Valid4 (PA4) 0,751** 0,000 Valid5 (PA5) 0,672** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.11 menunjukan variabel profesionalisme auditor mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05.
Tabel 4.12Hasil Uji Validitas Teknologi Informasi
Nomor ButirPertanyaan
PearsonCorelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
1 (TI1) 0,683** 0,000 Valid2 (TI2) 0,604** 0,000 Valid3 (TI3) 0,698** 0,000 Valid4 (TI4) 0,654** 0,000 Valid5 (TI5) 0,577** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.12 menunjukan variabel teknologi informasi mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05.
95
Tabel 4.13Hasil Uji Validitas Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis
Komputer
Nomor ButirPertanyaan
PearsonCorelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
1 (KS1) 0,433** 0,000 Valid2 (KS2) 0,537** 0,000 Valid3 (KS3) 0,646** 0,000 Valid4 (KS4) 0,345** 0,000 Valid5 (KS5) 0,551** 0,000 Valid6 (KS5) 0,692** 0,000 Valid7 (KS5) 0,613** 0,000 Valid8 (KS5) 0,479** 0,000 Valid9 (KS5) 0,650** 0,000 Valid10 (KS5) 0,588** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.13 menunjukan variabel kualitas audit atas sistem informasi
berbasis komputer mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan
dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
b. Hasil Uji Realibilitas
Uji realilibilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen
penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha berada di atas 0,6. Tabel 4.14 menunjukan hasil uji
reliabilitas untuk lima variabel penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini.
96
Tabel 4.14Hasil Uji Realibilitas
Variabel Cronbach’sAlpha
Keterangan
Komite audit 0,694 ReliabelKeahlian Auditor 0,690 ReliabelProfesionaliame Auditor 0,617 ReliabelTeknologi Informasi 0,631 ReliabelKualitas audit atas SistemInfomasi Berbasis Komputer
0,737 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.14 menunjukan nilai cronbach’s alpha atas variabel komite
audit sebesar 0,694, keahlian auditor sebesar 0,690, profesionalisme
auditor sebesar 0,617, teknologi informasi sebesar 0,631, dan kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer sebesar 0,737. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini
reliable karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih dari 0,6. Hal ini
menunjukan bahwa setiap item pertanyaan yang digunakan akan mampu
memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pertanyaan itu
diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan
jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya problem multiko, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
97
Tabel 4.15Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
CollinearityStatistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
(Constant) 14.016 4.616 3.036 .003
TKA .561 .203 .311 2.767 .007 .753 1.329
TK .437 .116 .388 3.775 .000 .902 1.109
1
TPA .043 .192 .026 .226 .822 .744 1.343a. Dependent Variable: TKSSumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.15 di atas terlihat bahwa nilai tolerance
mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar
angka 1 untuk setiap variabel, yang dijelaskan dimana nilai tolerance
variabel komite audit sebesar 0,753 dengan VIF sebesar 1,329, untuk
variabel keahlian auditor nilai tolerance sebesar 0,902 dengan VIF
sebesar 1,109, dan nilai tolerance variabel profesionalisme auditor
sebesar 0,744 dengan VIF sebesar 1,343. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem
multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
98
b. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
distribusi data normal atau mendekati normal.
Gambar 4.1Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber: Data primer yang diolah
99
Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan pada
gambar berikut ini.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.16 dan 4.17 memperlihatkan penyebaran data yang berada
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini
menunjukan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
100
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas.
Gambar 4.3Grafik Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan bambar 4.18, grafik scatterplot menunjukan bahwa data
menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak
terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini
101
berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model persamaan regresi,
sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya, yaitu komite audit, keahlian auditor, dan
profesionalisme auditor.
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis Regresi Uji Nilai Selisih Mutlak
Uji nilai selisih mutlak merupakan aplikasi khusus regresi berganda
linear dimana dalam persamaan regresinya terlihat interaksi antara
variabel independen dengan variabel moderating (Ghozali, 2009:203).
1) Interaksi antara komite audit (X1) dengan teknologi informasi
(X4) mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer (Y).
a) Uji koefisien determinasi
Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi untuk
variabel Y, X1, X4.
Tabel 4.16Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1, dan X4
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .616a .380 .354 2.765
a. Predictors: (Constant), Absx1_x4, Zscore(TTI), Zscore(TKA)b. Dependent Variable: TKS
Sumber: Data primer yang diolah
102
Tabel 4.16 di atas menunjukan variasi komite audit, teknologi
informasi, dan interaksi antara komite audit dengan teknologi
informasi dapat menjelaskan 35,4% variasi kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer. Sisanya 64,6% dijelaskan oleh
sebab-sebab lain di luar model ini.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 4.17 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Y,
X1, dan X4.
Tabel 4.17Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, dan X4
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 332.354 3 110.785 14.491 .000a
Residual 542.793 71 7.645
1
Total 875.147 74
a. Predictors: (Constant), Absx1_x4, Zscore(TTI), Zscore(TKA)b. Dependent Variable: TKSSumber: Data primer yang diolah
Tabel di atas menunjukan nilai F hitung sebesar 14,491 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi jauh
lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer, atau dapat dikatakan bahwa variabel komite audit,
teknologi informasi, dan interaksi komite audit dengan teknologi
informasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit
atas sistem informasi berbasis komputer.
103
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t Statistik )
Tabel 4.18 menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel Y, X1,
dan X4.
Tabel 4.18Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, dan X4
Coefficientsa
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 39.347 .599 65.691 .000
Zscore(TKA) 1.039 .335 .302 3.098 .003
Zscore(TTI) 1.557 .335 .453 4.650 .000
1
Absx1_x4 .543 .503 .101 1.078 .285a. Dependent Variable: TKSSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.18 menunjukan bahwa komite audit, dan teknologi
informasi secara individual berpengaruh terhadap kualitas audit
atas sistem informasi berbasis komputer, sedangkan interaksi
variabel komite audit dengan teknologi informasi menunjukan
tingkat signifikansi sebesar 0,285. Hal ini berarti menolak Ha1
sehingga dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi tidak bisa
menjadi variabel moderating antara komite audit dan kualitas audit
atas sistem informasi berbasis komputer.
Pengaruh interaksi antara komite audit dengan teknologi
Informasi mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi
berbasis komputer.
Hasil uji interaksi menunjukan bahwa variasi variabel komite
audit, teknologi informasi, dan interaksi antara kedua variabel
104
tersebut Absx1_x4 mampu menjelaskan 35,4% variabel kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer sisanya sebesar
64,6% dijelaskan oleh variabel lainnya di luar model seperti
independensi, kompetensi, etika auditor. Dari hasil uji F yang
dilakukan maka terlihat bahwa ketiga variabel tersebut secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem
informasi berbasis komputer hal ini terlihat dengan nilai F hitung
sebesar 14,491 dengan tingkat signifikansi 0,000. Akan tetapi
secara individual interaksi antara variabel komite audit dengan
teknologi audit menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,285 lebih
besar dari 0,05 sehingga menandakan bahwa variabel teknologi
informasi bukan merupakan variabel moderating antara komite
audit dengan kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer.
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari Nurfitriana et
al., (2005) yang meneliti tentang pengaruh teknologi informasi,
sistem pengukuran kinerja dan penghargaan. Dimana dalam hasil
penelitiannya menunjukan bahwa teknologi informasi sebagai
variabel moderating tidak berpengaruh terhadap hubungan TQM
dengan kinerja. Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Supriyanti (2006), Juwono (2000), dan Jurnali et
al., (2002) yang menjelaskan bahwa teknologi informasi
105
berpengaruh signifikan tehadap kualitas audit sistem informasi
berbasis komputer.
Tidak mendukungnya hubungan komite audit dengan kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan adannya
variabel teknologi informasi kemungkinan disebakan oleh faktor
komite audit yang secara tidak langsung berhubungan dengan
teknologi informasi dan seperti yang kita ketahui tugas utama dari
komite audit adalah mengawasi dan memonitor proses pelaporan
keuangan dan lingkup operasional perusahaan, sehingga
penguasaan teknologi informasi tidak menjadi tugas utama dari
komte audit karena seperti yang kita ketahui tidak semua orang
dapat mengerti dan memahami teknologi informasi dengan mudah
tanpa melalui proses pendidikan lebih lanjut. Oleh karena itu
disetiap perusahaan diperlukan suatu divisi yang bertanggung
jawab terhadap sistem informasi dan teknologi.
2) Interaksi antara keahlian auditor (X2) dengan teknologi informasi
(X4) mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer.
a. Uji koefisien determinasi
Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi variabel Y,
X2, dan X4.
106
Tabel 4.19Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X2, dan X4
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .687a .472 .449 2.552
a. Predictors: (Constant), Absx2_x4, Zscore(TTI), Zscore(TK)b. Dependent Variable: TKS
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.19 menunjukan variasi keahlian auditor, teknologi
informasi, dan interaksi antara keahlian auditor dengan teknologi
informasi dapat menjelaskan 44,9% variasi kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer. Sisanya 55,1% dijelaskan oleh
sebab-sebab lain di luar model ini.
d. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 4.20 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Y,
X2, dan X4.
Tabel 4.20Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X2, dan X4
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 412.643 3 137.548 21.115 .000a
Residual 462.503 71 6.514
1
Total 875.147 74
a. Predictors: (Constant), Absx2_x4, Zscore(TTI), Zscore(TK)b. Dependent Variable: TKS
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel di atas menunjukan nilai F hitung sebesar 21,115 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi jauh
lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk
107
memprediksi kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer, atau dapat dikatakan bahwa variabel keahlian auditor,
teknologi informasi, dan interaksi keahlian auditor dengan
teknologi informasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
e. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t Statistik )
Tabel 4.21 menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel Y, X2,
dan X4.
Tabel 4.21Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X2, dan X4
Coefficientsa
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
(Constant) 38.463 .523 73.599 .000
Zscore(TK) 1.299 .317 .378 4.099 .000
Zscore(TTI) 1.533 .314 .446 4.875 .000
1
Absx2_x4 1.510 .455 .290 3.315 .001a. Dependent Variable: TKSSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.21 menunjukan bahwa keahlian auditor, teknologi
informasi, dan interaksi keduanya secara individual berpengaruh
terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
Variabel dari interaksi keahlian auditor dengan teknologi informasi
menunjukan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Hal ini berarti
menerima Ha2 sehingga dapat disimpulkan bahwa teknologi
informasi merupakan variabel moderating.
108
Pengaruh interaksi antara keahlian auditor dengan teknologi
Informasi mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi
berbasis komputer.
Analisis uji interaksi keahlian auditor, teknologi informasi,
serta interaksi antara kedua variabel tersebut memiliki nilai
Adjusted Square (R2) sebesar 44,9% untuk menjelaskan variabel
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hasil uji F
sebesar 21,115 dan uji t memiliki nilai yang signifikan sebesar
0,001 sehingga menerima Ha2 dan menjelaskan bahwa teknologi
informasi merupakan variabel moderating antara keahlian auditor
terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Supriyanti (2006) yang menjelaskan teknologi informasi
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit sistem informasi
berbasis komputer. Serta mendukung penelitian oleh Juwono
(2000), dan Jurnali et al., (2002) yang menyatakan bahwa teknologi
informasi mempengaruhi perkembangan dan proses audit sistem
informasi.
Dari hipotesis ini pula dapat diketahui bahwa variabel
teknologi informasi sangat berkaitan dengan erat dengan keahlian
seorang auditor, dimana teknologi informasi hanya dapat dipahami
jika seseorang memiliki keahlian yang cukup serta proses
pendidikan yang khusus. Hal tersebut di perkuat oleh pernyataan
109
Hayes Roth et al., (1983) yang menyatakan bahwa keahlian
merupakan keberadaan dari pengetahuan tentang suatu lingkungan
tertentu, pemahaman terhadap masalah-masalah yang timbul dalam
lingkungan tersebut, dan keterampilan dalam memecahkan
permasalan tersebut, keahlian yang dimaksud adalah keahlian
dalam pengusaan teknologi informasi sebagai salah satu disiplin
ilmu yang ada. Sehingga dari penjelasan di atas sudah semestinya
sekarang ini seorang auditor mempunyai keahlian di bidang sistem
informasi dan teknologi informasi seiring perkembangan zaman
dewasa ini sehingga proses audit menjadi lebih baik dan
berkualitas.
3) Interaksi antara profesionalisme auditor (X3) dengan teknologi
informasi (X4) mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi
berbasis komputer.
a. Uji koefisien determinasi
Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi variabel Y,
X3, dan X4 serta interaksi antara kedua variabel tersebut yakni
profesionalisme dengan teknologi informasi.
Tabel 4.22Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X3, dan X4
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .648a .420 .396 2.673
a. Predictors: (Constant), Absx3_x4, Zscore(TPA), Zscore(TTI)b. Dependent Variable: TKS
Sumber: Data primer yang diolah
110
Tabel 4.22 di atas menunjukan variasi profesionalisme auditor,
teknologi informasi, dan interaksi antara profesionalisme auditor
dengan teknologi informasi dapat menjelaskan 39,6% variasi
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Sisanya
60,4% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model ini.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 4.23 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Y,
X3, dan X4.
Tabel 4.23Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X3, dan X4
ANOVAb
ModelSum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 367.838 3 122.613 17.160 .000a
Residual 507.309 71 7.145
1
Total 875.147 74
a. Predictors: (Constant), Absx3_x4, Zscore(TPA), Zscore(TTI)b. Dependent Variable: TKS
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel di atas menunjukan nilai F hitung sebesar 17,160 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi jauh
lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer, atau dapat dikatakan bahwa variabel profesionalisme
auditor, teknologi informasi, dan interaksi profesionalisme auditor
dengan teknologi informasi secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
111
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t Statistik )
Tabel 4.24 menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel Y, X3,
dan X4.
Tabel 4.24Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X3, dan X4
Coefficientsa
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
(Constant) 38.376 .573 66.981 .000
Zscore(TPA) .906 .315 .264 2.877 .005
Zscore(TTI) 2.013 .323 .585 6.240 .000
1
Absx3_x4 1.376 .438 .296 3.144 .002a. Dependent Variable: TKSSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.24 menunjukan bahwa profesionalisme auditor, dan
teknologi informasi secara individual berpengaruh terhadap
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Variabel
dari interaksi profesionalisme auditor dengan teknologi informasi
menunjukan tingkat signifikansi sebesar 0,002. Hal ini berarti
menerima Ha3 sehingga dapat disimpulkan bahwa teknologi
informasi merupakan variabel moderating antara profesionalisme
auditor dengan kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer.
112
Pengaruh interaksi antara profesionalisme auditor dengan
teknologi Informasi mempengaruhi kualitas audit atas sistem
informasi berbasis komputer.
Hasil uji F menunjukan secara bersama-sama variabel
profesionalisme auditor, teknologi informasi, dan interkasi dari
profesionalisme auditor dengan teknologi informasi menghasilkan
nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan nilai F 17,160 yang berarti
signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer. Sama halnya pada sata uji t interaksi antara
profesionalisme auditor dengan teknologi informasi menghasilkan
nilai signifikansi sebesar 0,002 yang berarti bahwa teknologi
informasi merupakan variabel moderating antra profesionalisme
auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer.
Hasil penelitian ini tidak relevan dengan penelitian Nurfitriana
et al., (2005) yang menunjukan bahwa teknologi informasi sebagai
variabel moderating tidak berpengaruh terhadap hubungan TQM
dengan kinerja. Tetapi penelitian ini relevan dengan penelitian
Jurnali et al., (2002) yang menyatakan bahwa teknologi informasi
berpengaruh positif terhadap kinerja publik. Serta sesuai dengan
peryataan yang diungkapkan Prima Consulting Group (2007) untuk
dapat mewujudkan profesionalismenya, seorang auditor harus
memiliki pengetahuan yang memadai dalam bidang tugasnya yaitu
113
pengetahuan teknis audit dan disiplin ilmu yang relevan yakni
teknologi informasi.
Dapat disimpulkan teknologi Informasi mempengaruhi kualitas
audit sistem informasi secara signifikan, sehingga sebagai variabel
moderating dapat memperkuat hubungan variabel profesionalisme
auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi dengan baik.
Dalam setiap pekerjaan auditnya seorang auditor dituntut untuk
bersikap profesional, berdedikasi tinggi serta menunjukan loyalitas
yang tinggi sebagai seorang auditor, sehingga hasil yang diberikan
dalam setiap pekerjaanya menjadi maksimal.
4) Komite audit (X1), keahlian auditor (X2) dan profesionalisme
auditor (X3) secara simultan dan signifikan berpengaruh
terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer
(Y).
a) Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.25 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Y,
X1, X2, dan X3.
Tabel 4.25Hasil Uji Koefisien Detrminasi (R2) Variabel Y, X1, X2, dan X3
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .569a .324 .295 2.887
a. Predictors: (Constant), TPA, TK, TKA
b. Dependent Variable: TKSSumber: Data primer yang diolah
114
Tabel 4.25 menunjukan nilai adjusted square (R2) sebesar
0,295. Hal ini menandakan bahwa variasi variabel komite audit,
keahlian auditor, dan profesionalisme auditor hanya bisa
menjelaskan 29,5% variasi variabel komite audit atas sistem
informasi berbasis komputer. Sedangkan sisanya sebesar 70,5%
dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.
b) Hasil Uji Statistik F
Berikut ini disajikan hasil uji statistik F terhadap variabel Y,
X1, X2, dan X3.
Tabel 4.26Hasil Uji Statisitk F Variabel Y, X1, X2, dan X3
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 283.447 3 94.482 11.337 .000a
Residual 591.699 71 8.334
1
Total 875.147 74
a. Predictors: (Constant), TPA, TK, TKAb. Dependent Variable: TKSSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.26 menjelaskan bahwa nilai signifikansi uji F sebesar
0,000, hal ini berarti menerima Ha4 sehingga dapat disimpulkan
bahwa komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer.
115
Komite audit, keahlian auditor dan profesionalisme auditor
secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer.
Hasil uji interaksi menghasilkan nilai sebesar 0,295 atau 29,5%
yang berarti bahwa variabel komite audit, keahlian auditor, dan
profesionalisme auditor dapat menjelaskan sebesar 29,5% kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hasil uji F
menunjkan bahwa variabel komite audit, keahlian auditor, dan
profesionalisme auditor secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem
informasi berbasis komputer, hal tersebut ditunjukan dengan nilai F
sebesar 11,337 dengan signifikansi 0,000.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Manita et al., (2010), Nurchasanah et al., (2004), dan Behn et
al., (2002) yang menyatakan keberadaan dan komunikasi dengan
komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian
Singgih et al., (2010), dan Purnomo (2006) meyatakan bahwa
keahlian yang diproksikan oleh pengalaman dan pengetahuan
berpengaruh signifikan terhadap kuallitas audit. Sedangkan Deis
dan Giroux (1992) dalam penelitiannya yang berjudul
Determinants of Audit Quality in Audit Sector juga menyatakan
bahwa profesionalisme auditor berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit. Serta di perkuat oleh penelitian Wahyudi et al.,
116
(2006), Hastuti et al., (2003), dan Rahmawati (1997) yang
menyatakan profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel komite audit,
keahlian auditor, dan profesionalisme auditor berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer. Sehingga semakin ahli atau semakin terampil (ability)
dan semakin berpengalamannya seorang auditor maka semakin
tinggi pula kualitas audit yang dihasilkan. Begitu pula dengan
profesionalisme yang menjadi syarat utama bagi seseorang yang
ingin menjadi auditor eksternal. Oleh karena itu, dengan
profesionalisme yang tinggi seorang auditor akan melaksanakan
setiap pekerjaanya dengan tingkat keahlian yang maksimal,
melaksanakan setiap pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar
baku yang ada, serta selalu menjalankan tugas profesinya dengan
selalu mematuhi etika profesi yang telah ditetapkan. Dengan
demikian kualitas audit yang dihasilkan akan semakin handal dan
berkualitas dengan sendirinya.
117
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas audit,
keahlian auditor, dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai
variabel moderating. Responden pada penelitian ini berjumlah 75 auditor yang
bekerja di 20 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta
dan berdasarkan Directory KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) pada tahun 2010. Berdasarkan pada data yang talah
dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan
dengan menggunakan model regresi uji selisih nilai mutlak dan regresi
berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel teknologi informasi tidak bisa menjadi variabel moderating antara
variabel komite audit dan kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi interaksi Absx1_x4 (X1-X4)
sebesar 0, 285 jauh di atas 0,05. Penelitian ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Nurfitriana et al., (2005) tetapi tidak
konsisten dengan hasil penelitian Supriyanti (2006), Juwono (2000) dan
Jurnali et al., (2002).
118
2. Interaksi antara variabel keahlian auditor dengan teknologi informasi
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi
berbasis komputer. Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat
signifikansi variabel moderating sebesar 0,001. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian Supriyanti (2006), Juwono (2000) dan Jurnali et
al., (2002) tetapi tidak konsisten dengan penelitian Nurfitriana et al., (2005).
3. Variabel teknologi informasi merupakan variabel moderating antara variabel
profesionalisme auditor dan kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi interaksi Absx3_x4 (X3-X4)
sebesar 0, 002 jauh di bawah 0,05. Penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurfitriana et al., (2005) tetapi
konsisten dengan hasil penelitian Supriyanti (2006), Juwono (2000) dan
Jurnali et al., (2002).
4. Komite audit, keahlian auditor, dan professionalisme auditor berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh
Manita et al., (2010), Purnomo (2006), serta Deis dan Giraux (1992).
119
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, menunjukan bahwa variabel komite audit,
keahlian auditor, dan profesionalisme auditor berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
Dalam menjalankan tugas auditnya seorang auditor dituntut agar memberikan
dan menggunakan keahlian, pengalaman, pengetahuan serta profesionalisme
yang paling maksimal agar kualitas audit yang dihasilkan menjadi maksimal
dan handal.
Pengetahuan seorang auditor dalam menggunakan sistem dalam hal ini
teknologi komputer menjadi nilai tambah bagi seorang auditor dalam
menjalankan tugasnya terlebih jika dalam lingkup kerjanya telah beralih
menjadi sistem komputerisasi dalam segala hal sehingga menuntut seorang
auditor juga ikut beralih dalam penguasaan teknologi komputer tersebut.
Kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer ditengarai muncul
akibat beralihnya sistem manual yang biasa digunakan menjadi sistem
komputerisasi. Adanya peran komite audit di dalam setiap perusahaan klien
menjadi hal yang sangat penting dan mendukung agar tercapainya kualitas
audit yang baik, dengan adanya pengawasan dan review atas setiap kebijakan
dalam lingkup perusahan yang dilakukan oleh komite audit menjadikan proses
audit menjadi lebih baik sehingga memberikan kualitas audit yang maksimal.
Variabel teknologi informasi tidak dapat menjadi variabel pemoderasi
antara variabel komite audit dengan kualitas audit atas sistem informasi
berbasis komputer, hal tersebut dimungkinkan bisa saja karena kedua variabel
120
independen tersebut kurang merepresentatifkan variabel dependen sehingga
tidak tercapai tujuan yang ingin dicapai. Dikarenakan luasnya lingkup
teknologi informasi yang ada sehingga memungkinkan menjadi salah satu
faktor penyebab variabel teknologi informasi tidak bisa menjadi variabel
moderating.
C. Saran
Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa
wawancara dari beberapa auditor yang menjadi responden penelitian agar
bisa mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaan-
pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau kurang
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel
moderating atau mengganti variabel moderating teknologi informasi dengan
variabel lain yang lebih berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem
informasi berbasis komputer.
3. Penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan karakteristik responden
serta waktu penelitian. Waktu penelitian diharapkan tidak dilakukan pada
waktu auditor melakukan penugasan audit.
121
4. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel-variabel yang
berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer
diantaranya batasan waktu audit, premature sign off, due professional care,
tekanan dari klien, time budget pressure, peer review dan lain-lain.
5. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas daerah survei, sehingga
hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum.
122
DAFTAR PUSTAKA
Abdolmohammadi, M.J, and J. Shanteau. “Personal Attributest of ExpertAuditor”, Organizational Behavior and Human Decision Processes, Vol.53 pp. 158-172, November, 1992.
Agoes, Sukrisno. “Auditing jilid I & II (pemeriksaan akuntan) oleh KantorAkuntan Publik”, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,2007.
Alim, M. Nizarul, Trisni Hapsari, dan Lilik Purwanti. “Pengaruh Kompetensi danIndependen terhadap Kualita Audit dengan Etika Auditor sebagiaVariabel Moderasi”, Dismapaikan pada Simposium Nasional Akuntansi(SNA) X Makassar, 2007.
Anderson, K. L., Deli, D. N., dan Gillan, S. T. “Board of Directors, AuditCommittee, and the Information Content of Earnings”, Working Paper,2003.
Arens, Alvin A., Randal J.Elder, Mark S.Beasley. “ Auditing and AssuranceServices an Integrated Aproach”, 13th edition, New Jersey: PearsonPrentice Hall International, 2010.
Bedard, Jean. “Expertise in Auditing: Myth or Reality?”. AccountingOrganizations and Society, Vol. 14 pp. 113-131, 1989.
-------------------., Chi Micheline TH, Graham Lynford E, James Shanteau.“Expertise in Auditing”, Auditing, Sarosota: Vol. 12 pp. 21, 1993.
Behn, B.K., J.V. Carcello, D.R. Hermanson, R.H. Hermanson. “The Determinantsof Audit Clients Satisfaction Among Client of Big Six Firms”, AccountingHorizons, Vol. 11 No. 1 pp 7-24, 1997.
Bradbury, M.E., Y.T. Mak, M.S. Tan. “Board Characteristics and AuditCommittee Charactheristics and Abnormal Accruals”, Working Paper,Unitec New Zealand and National University of Singapore, 2004.
Carcello, Joseph., Roger H Hermanson, Neal T McGrath. ”Audit QualityAttributes: The Perceptions of Audit Patners, Preparers, and FinancialStatements Users”, Auditing, Sarosoto: Spring, Vol. 11. Iss.1; pp. 1-15,1992.
-------------------., and Neal T McGrath. “ Audit Committee Compositian and AuditReporting”, The Accounting Review, Vol. 75, No. 4, Oktober, 2000.
123
Christiawan, Yulius Jogi. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik:Refleksi Hasil Penelitian Empiris”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan,Vol.4 No.2 Hal. 79-92, November, 2003.
Christina, Eunika Elfarini. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditorterhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada KAP di Jawa Tengah)”,Universitas Negeri Semarang, 2007.
DeAngelo, Linda Elizabeth. “Auditor Size and Audit Quality”, Journal ofAccounting and Economics 3, pp. 183-199, 1981.
Deis, Jr. Donald R., and Gary A Giraux. “Determinants of Audit Quality in ThePublic Sector”, The Accounting Review, Vol. 67, No. 3, July, 1992.
Desyanti, Ni Putu Eka dan Ni Made Dwi Ratnadi. “PengaruhIndependensi,Keahlian Profesional, Pengalaman Kerja Pengawas InternTerhadap Evektivitas Penerapan Stuktur pengendalian intern pada BankPerkreditan Rakyat di Kabupaten Badung”, Jurnal Akuntansi danManajemen, 2005.
DeZoort, F.T, Steven E Salterio. “The Effects of Corporate GovernanceExperience and financial-Reporting and Audit Knowledge on AuditCommittee Member’s Judgments”, Auditing, Sarasota: Vol. 20 Iss. 2; pp.31 18, September, 2001.
Ekayani, Ni NS,, Imam Ghozali, Zulaekha. “Analisis Kontribusi Nilai TeknologiInformasi Terhadap Kinerja Proses Bisnis dan Dinamika Bersaing (StudiEmpiris pada Hotel Berbintang di Bali)”, SNA VIII Solo, 2005.
Frantz, Pascal. “Auditor’s Skill, Auditing Standars, Litigation, and Audit Quality”,British Accounting Review, Vol. 31 pp. 151-183, 1999.
Ghosh, Aloke., dan Doocheol Moon. “Audit Tenure and Perceptions of AuditQuality”, The Accounting Review, Vol. 80 No. 2 pp. 585-612, 2005.
Ghozali, Imam. “Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS”,Semarang: BP UNDIP, 2009.
Gondodiyoto, Sanyoto. “Audit Sistem Informasi Pendekatan CobIT”, Jakarta:Mitra Wacana Media, 2007.
Hamid, Abdul. “Buku Pedoman Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UINSyarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2007.
Hall, J. A. “Sistem Informasi Akuntansi”, Buku ke-1, Edisi ke-1. Terjemahan A.A, Salemba Empat, Jakarta, 2001.
124
Hall, Richard. “Professionalism and Bureaucratization”, American SosiologicalReview, Vol, 33 pp. 92-104, 1968.
Hastuti, T. D., S. L. Indriarto., dan C. Susilawati. “Hubungan AntaraProfesionalisme Dengan Pertimbangan Tingkat Materilialitas DalamProses Pengauditan Laporan Keuangan”, Prosiding SimposiumNasional Akuntansi VI, Oktober, pp. 1206-1220, 2003.
IAI. “Standar Profesional Akuntan Publik”, Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Igbara, M dan Parasuraman, S. “Path Analytic Study of IndividualCharacteristics, Computer Anciety, and Attitudes TowardMicrocomputer”, Journal of Management, Vol. 15 No. 3, 1989.
Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo. “Metode Penelitian Bisnis untukAkuntansi dan Manajemen Edisi Pertama”, BPFE, Yogyakarta: 2002.
Ismail, Dimas. “Manfaat Pengolahan Data Elektronik (PDE) Penjualan atasPengendalian Penjualan”, Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama,2005.
Jurnali, Teddy, dan Bambang Supomo. “Pengaruh Faktor Keseuaian TugasTeknologi dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap KinerjaAkuntan Publik”, Jurnal Riset Akuntansi, Indonesia, Jakarta, 2002.
Juwono, Herman. “Dampak Perkembangan Teknologi Informasi TerhadapOrganisasi dan Instansi”, Jurnal Akuntansi Universitas Tarumanegara,Edisi Februari, 2000.
Kadous, Kathryn. “The Effects of Audit Quality and Consequence Severity onJuror Evaluations of Audit Responsibility for Plaintiff Losses”, TheAccounting Review, Vol. 75 No. 3 pp. 327-341, 2000.
Konrath, Laweey F. “Auditing Concepts and Applications, A Risk-AnalysisApproach”, 15th edition, West Publishing Company, 2002.
Kuntjoyo. “Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling”, Diakses tanggal: 21 April2011, dari http://ebekunt.files.wordpress.com/2009/06/profesionalisasi-bimbingan-dan-konseling.pdf.
Kusharyanti. “Temuan Penelitian mengenai Kualitas Audit dan KemungkinanTopik penelitian di Masa Datang”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen,Desember, 2003.
125
Lawrence P, Karbers, and Timothy J Forganty. “Profesionalism and itsConsequences: A Study of Internal Auditor”, Auditing: A Journal ofPractice and Theory, Vol. 14 pp. 64-86, 1995.
Manita, Riadh and Najoua Elommal. “The Quality of Audit Process: AnEmpirical Study With Audit Committees”, International Journal ofBusiness, Vol.15(1), 2010.
Martini, Sri, dan Edi Wijayanto. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi KeahlianAuditor”, JABPI, Jakarta, 2003.
Mayangsari, Sekar. “Audit Firms Tenure and Investor’s Perceptions of AuditQuality”, Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IXPadang, 2006.
-----------------------. “Pengaruh keahlian dan independensi terhadap pendapataudit: Sebuah kuasieksperimen”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.6No.1 (Januari), 2003.
McLeod, Raymond Jr. “Management Information System”, 6th Edition, PrentiseHall inc, New Jersey, Diterjemahkan oleh Hendra Teguh, Jilid I, PT.Pranhallindo, 2001.
Mukhtar, A. M. “Audit Sistem Informasi”, Jakarta: Rineka Cipta, 1999.
Mulyadi. “Auditing Pendekatan Terpadu”, Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Nurchasanah, Rizmah dan Wiwin Rahmanti. “Analisis faktor-faktor penentukualitas audit”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Agustus). Hal.47-60,2004.
Nurfitriana, Ina., Chandarin, Grahita, dan Hanif Ismail. “Teknologi Informasi,Sistem Pengukuran Kinerja dan Penghargaan Sebagai PemoderasiHubungan Antara TQM dengan Kinerja Manajerial”, JurnalAkuntabilitas, Jakarta, 2005.
Prima Consulting Group. “Membangun Profesionalisme Auditor Internal Bank”,Artikel Diakses Tanggal 21 April 2011, dari:http://www.postacomment.com
Purnomo, Adi. 2006. “Persepsi Auditor Tentang Pengaruh Faktor-Faktor Keahliandan Independensi Terhadap Kualitas Audit. Diakses Tanggal 25 Maret2011 tersedia: http://[email protected]
126
Rahmawati. “Hubungan Antara Profesionalisme Internal Auditor DenganKinerja Tugas, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, Keinginan UntukPindah”, Thesis S2 Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada,Yogyakarta, 1997.
Riyatno. “Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Earnings ResponseCoefficients”, Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 5 No. 2, Hal 148-162,Oktober, 2007.
Sangsoko, Nanang. “Audit Sistem Informasi: Analisis Faktor-Faktor yangMempengaruhi Tingkat Penerapannya pada Kantor Akuntan Publik diIndonesia”, Kommit, Jakarta, 2002.
------------------------. “Teknologi Informasi: Kinerja dan Penerapannya TerhadapProfesi Akuntansi”, Jurnal Ilmiah Akuntansi, November, 2003.
Sasongko, Budi. Diakses Tanggal: 20 Maret 2011, darihttp//budi.perbanas.ac.id/2007/09/audit-sistem-informsi-at-a-glance|.com
Schmidt, Jaime, and Mike wilkins. “Bringing Darkness to Light: the Influence ofAudit Quality and Audit Committee Expertise on Financial StatementRestatement Transparency”, International Journal, March, 2011.
Singgih, Elisha Muliani, dan Icuk Rangga Bawono. “ Pengaruh Independensi,Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas TerhadapKualitas Audit (Studi pada Auditor di KAP “Big Four” di Indonesia)”,Seminar Akuntansi Nasional (SNA) XIII Purwokerto, 2010.
Sugiartha, I Putu Sanjaya. “Auditor Eksternal, Komite Audit, dan manajemenLaba”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 11 No. 1 Hal. 97-116, 1Januari, 2008.
Suharli. “Audit Finansial, Audit Manajeman, dan Sistem Pengendalian Intern”,Skripsi Sarjana Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (TidakDipublikasikan). Jakarta, 2000.
Supriyono, R. A. “Pemeriksaan Akuntan (Auditing): Faktor-Faktor YangMempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik”, 1998.
Suryana, Agung. “Pengaruh Komite Audit terhadap Kualitas Laba”, JurnalKeuangan dan Bisnis, Vol. 6 No. 3, November, 2008.
Susiana, dan Arleen Herawaty. “ Analisis Pengaruh Independensi, MekanismeCorporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas LaporanKeuangan”, Trisakti School of Management, 2009.
127
Sudaryono, Arief, dan Istiati Diah Astuti. “Pengaruh Computer Anxiety terhadapKeahlian Karyawan Bagian Akuntansi dalam menggunakan Komputer”,Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IIIV, Solo,2005.
Wahyudi, Hendro, dan Aida Ainul Mardiyah. “Pengaruh Profesionalisme AuditorTerhadap Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan”,Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX, Padang,2006.
Wibowo dan Hardiningsih. “Pengaruh Faktor Personality dan ProfesionalCommitment terhadap Keahlian Komputer Audit”, Diakses tanggal: 20Januari 2011, dari http://id-jurnal.blogspot.com/2008/04/jurnal-bisnis-dan-ekonomi-maret-2003-4412.html.2003.
Yunita, Alfa. “Pengaruh Keterlibatan Komite Audit, Kompetensi danIndependensi Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi BerbasisKomputer (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”, SkripsiSarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (TidakDipublikasikan), Jakarta, 2010.
135
KUESIONERPENGARUH KOMITE AUDIT, KEAHLIAN AUDITOR, DAN
PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT
ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER DENGAN
TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
136
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, 21 April 2011
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Ali Fahmi
NIM : 107082003204
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Ilmu Sosial/Akuntansi/VIII
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor, dan Profesionalisme
Auditor Terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer
Dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Moderating“.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i.
Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan
tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja,
sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor
kunci untuk mengetahui pengaruh komite audit, keahlian dan profesionalisme
auditor terhadap kualitas audit dengan teknologi informasi sebagai pemoderasi.
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan
menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat
salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang
penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
137
Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini,
maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya (telpon dan e-mail tertera di
bawah). Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan
menjawab semua pertanyaan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih.
Hormat saya,
Dosen Pembimbing Peneliti
(Dr. Amilin, SE, Ak, M.Si) (Ali Fahmi)
137
Nomor : ……… (diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………….
(boleh tidak diisi)
Nama KAP : …………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur : ………… tahun
Posisi Terakhir : Partner Manajer Supervisor
Auditor Senior Auditor Junior
Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3
Pengalaman Kerja : < 1 tahun 1-3 tahun > 3 tahun
VARIABEL, SUB VARIABEL, DAN INDIKATOR PENELITIAN
Peran Komite Audit (X1)
Berilah tanda silang (X) pada pertannyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pertanyaan STS TS N S SS1. Anggota komite audit memberikan rekomendasi tentang
pengangkatan atau penggantian auditor1 2 3 4 5
2. Anggota komite audit meneliti surat pengangkatan auditordan biaya audit (fee) untuk auditor.
1 2 3 4 5
3. Komite audit meneliti laporan audit yang sudah dibuatdan management letters (laporan evaluasi tentangpengawasan internal) yang dibuat oleh auditor eksternal.
1 2 3 4 5
4. Komite audit mengawasi kinerja auditor dan memastikanbahwa auditor bekerja sesuai dengan standar professionalyang bersangkutan, khususnya dalam hubungan dengankompetensi dan independensi.
1 2 3 4 5
5. Komite audit bertugas memberikan pandangan mengenaisemua lingkup operasional perusahaan.
1 2 3 4 5
138
Profesionalisme Auditor (X2)
Berilah tanda silang (X) pada pertannyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pertanyaan STS TS N S SS6. Saya mengharapkan segenap pengetahuan,
kemampuan dan pengalaman saya dalammelaksanakan proses pengauditan
1 2 3 4 5
7. Saya mendapatkan kepuasan batin denganberprofesi sebagai auditor
1 2 3 4 5
8. Saya bekerja semampu dan sekuat tenaga saya,dalam mengemban pekerjaan dimana saya bekerja
1 2 3 4 5
9. Profesi eksternal auditor adalah profesi yang rawandengan kecurangan dan kasus litigasi hukum.
1 2 3 4 5
10. Saya menerima penugasan didukung material (fee)dan sumber daya yang cukup untukmelaksanakannya.
1 2 3 4 5
Keahlian Auditor (X3)
Berilah tanda silang (X) pada pertannyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pertanyaan STS TS N S SS11. Keahlian yang dilaksanakan seorang auditor harus
sesuai dengan bidang yang ditugasinya.1 2 3 4 5
12. Auditor melaksanakan profesi atau tugas sesuaidengan standar baku dibidang profesinya.
1 2 3 4 5
13. Auditor mencerminkan profesi yang berdedikasisesuai dengan pengetahuan dan kecakapan yangdimilikinya.
1 2 3 4 5
14. Pengetahuan, prosedur dan pengalaman auditormempengaruhi dalam mendeteksi kekeliruan.
1 2 3 4 5
15. Setujuhkan anda bahwa seorang auditor dikatakanahli karena memiliki pengalaman lebih dari 4tahun.
1 2 3 4 5
16. Auditor harus meningkatkan kemampuanya dalampenggunaan komputer serta dalam bidang sisteminformasi dalam menjalankan profesinya.
1 2 3 4 5
17. Kemampuan auditor dalam bekerja sama denganorang
139
No. Pertanyaan STS TS N S SSlain tidak mempengaruhi auditor dalam mendeteksikekeliruan.
1 2 3 4 5
18. Integritas dan kompetensi merupakan faktor yangmendukung kemampuan auditor dalam mendeteksikekeliruan.
1 2 3 4 5
Teknologi Informasi (X4)
Berilah tanda silang (X) pada pertannyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pertanyaan STS TS N S SS19. Teknologi informasi tidak sepenuhnya berpengaruh
terhadap aspek kehidupan dunia usaha.1 2 3 4 5
20. Teknologi informasi telah mempengaruhi kinerjaperusahaan
1 2 3 4 5
21. Penggunaan teknologi informasi (komputer)meningkatkan produktifitas auditor
1 2 3 4 5
22. Penggunaan teknologi informasi (komputer) tidakmeningkatkan kualitas output pekerjaan auditor
1 2 3 4 5
23. Pemanfaatan software audit membantu dalammengaudit sistem informasi
1 2 3 4 5
Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer (Y)
Berilah tanda silang (X) pada pertannyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pertanyaan STS TS N S SS24. Auditor sistem informasi selalu mengacu pada
standar auditing profesional dalam segala aspekpekerjaan audit.
1 2 3 4 5
25. Audit sistem informasi perlu menjaga sikapindependensi dalam tingkah laku dan tindakanterhadap pihak-pihak yang terkait dalam audit.
1 2 3 4 5
26. Auditor sistem informasi mempunyai pengetahuanyang memadai tentang struktur pengendalianinternal sistem Pengolahan Data Elektronik (PDE). 1 2 3 4 5
140
No. Pertanyaan STS TS N S SS27. Aditor sistem informasi (SI) dikatakan mampu
melaksanakan audit sistem informasi apabilamemiliki sertifikat CISA (Certified InformationSystem Auditor).
1 2 3 4 5
28. Jika auditor tidak memiliki independensi untukpemeriksaan bidang tertentu, maka auditor sisteminformasi memerlukan dukungan tenaga ahli.
1 2 3 4 5
29. Dengan digunakannya teknik audit berbasiskomputer, maka dapat meningkatkan efektifitas danefisiensi prosedur audit.
1 2 3 4 5
30. Penyusunan prosedur audit sistem informasidiperlukan untuk memperlancarkan tugaspemeriksaan.
1 2 3 4 5
31. Sistem analisis dan programmer sebaiknya beradadalam pengawasan dan tanggung jawab kepalabagian aplikasi.
1 2 3 4 5
32. Diperlukan kejelasan tentang pemisahan tugas,antara fungsi otorisasi, fungsi akuntabilitas, danfungsi pelaksanaan operasional sistemkomputerisasi.
1 2 3 4 5
33. Jika terjadi kesalahan di media input, perlu adanyamekanisme untuk dapat mendeteksi kesalahantersebut.
1 2 3 4 5
~(Terimakasih Atas Kesediaan Anda)~
Tanda Tangan
_____________
(Responden)
142
Jawaban Responden Atas Variabel Komite Audit dan Variabel KeahlianAuditor
No. KA 1 KA 2 KA 3 KA 4 KA 5 TKA PA 6 PA7 PA 8 PA 9 PA10 TPA1 5 4 4 5 5 23 5 4 5 3 5 222 3 3 3 4 4 17 4 3 4 4 3 183 3 3 3 4 4 17 4 3 4 4 3 184 4 2 2 4 3 15 5 3 4 3 3 185 4 4 4 4 4 20 4 4 4 3 3 186 4 2 3 3 4 16 4 4 4 3 3 187 4 4 4 4 4 20 5 5 5 3 4 228 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 209 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 15
10 4 3 3 4 4 18 4 3 4 4 4 1911 3 4 4 4 4 19 4 3 4 3 4 1812 4 3 4 4 3 18 4 3 4 2 3 1613 5 5 5 4 4 23 5 4 4 3 4 2014 4 4 4 5 4 21 5 4 4 4 3 2015 4 4 4 4 4 20 5 4 4 4 3 2016 4 4 4 4 4 20 5 4 4 2 3 1817 5 5 5 5 5 25 5 3 5 5 4 2218 4 3 5 4 5 21 5 4 5 4 4 2219 3 3 4 4 4 18 4 4 4 2 3 1720 4 4 3 5 4 20 5 5 4 2 4 2021 3 4 4 4 4 19 4 4 4 4 4 2022 4 5 4 4 4 21 5 4 4 4 4 2123 4 5 4 4 4 21 5 4 4 4 4 2124 4 4 4 4 4 20 4 3 5 4 4 2025 3 3 4 4 4 18 5 4 4 4 4 2126 5 4 5 4 4 22 4 4 4 4 5 2127 3 3 3 3 3 15 3 3 3 2 3 1428 4 4 4 5 4 21 5 2 4 1 3 1529 4 4 5 5 5 23 5 4 5 4 3 2130 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 2031 5 5 5 4 4 23 4 4 5 4 4 2132 4 4 4 4 5 21 5 4 5 4 4 2233 5 5 4 4 4 22 4 4 4 4 4 2034 4 4 4 5 4 21 4 4 5 4 5 2235 4 4 4 5 3 20 5 5 4 4 4 2236 4 4 4 4 4 20 4 5 4 4 4 2137 4 3 4 5 4 20 5 3 4 3 3 18
38 4 3 4 3 4 18 5 3 4 4 5 21
39 4 4 5 4 4 21 4 5 5 4 4 2240 5 4 5 5 4 23 5 4 4 4 4 2141 4 4 4 4 4 20 4 3 4 4 5 20
143
Lanjutan
42 4 4 4 4 4 20 5 4 5 4 4 22
43 4 4 4 4 4 20 5 4 5 5 4 23
44 3 4 4 4 4 19 4 4 4 2 2 16
45 4 4 4 4 4 20 5 4 5 5 4 23
46 5 4 4 4 5 22 5 4 4 2 3 18
47 5 5 4 5 4 23 5 3 4 2 2 16
48 4 4 4 4 5 21 4 4 4 3 4 19
49 4 4 4 4 2 18 4 4 4 4 4 20
50 4 4 4 4 4 20 4 4 4 2 2 16
51 4 4 4 4 3 19 4 4 4 3 4 19
52 4 4 4 4 4 20 5 5 4 4 4 22
53 4 4 4 4 4 20 4 3 3 4 3 17
54 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20
55 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20
56 4 4 4 3 4 19 4 4 4 3 3 18
57 4 4 4 4 4 20 4 4 4 3 4 19
58 4 3 5 4 4 20 5 4 5 4 4 22
59 4 3 4 4 3 18 4 3 4 4 3 18
60 4 5 4 4 4 21 4 4 4 4 3 19
61 4 5 5 4 4 22 5 4 5 4 4 22
62 4 4 4 4 5 21 5 4 5 4 3 21
63 4 4 4 4 4 20 4 4 5 4 5 22
64 4 4 5 3 4 20 5 4 4 3 4 20
65 4 4 3 4 4 19 5 3 4 4 3 19
66 4 4 4 4 3 19 5 3 4 5 4 21
67 4 4 4 4 4 20 5 4 4 4 4 21
68 4 4 4 4 4 20 5 3 4 4 5 21
69 5 4 4 4 5 22 5 4 4 4 3 20
70 4 4 4 5 5 22 5 4 4 4 5 22
71 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 3 19
72 4 4 4 5 4 21 5 4 4 4 3 20
73 4 3 5 4 4 20 5 4 4 4 4 21
74 5 5 5 4 4 23 4 4 4 4 5 21
75 5 3 4 4 3 19 4 3 4 4 4 19
144
Jawaban Atas Variabel Professionalisme Auditor dan Variabel TeknologiInformasi
No.K11
K12
K13
K14
K15
K16
K17
K18 TK
TI19
TI20
TI21
TI22
TI23 TTI
1 4 4 4 5 5 4 3 4 33 4 5 3 4 4 202 4 4 4 4 3 3 3 4 29 3 4 4 3 3 173 4 4 3 4 3 3 3 4 28 3 3 4 2 3 154 5 5 4 4 4 5 5 5 37 4 4 5 3 4 205 4 4 3 4 3 4 4 4 30 5 5 5 5 5 256 4 3 4 3 3 3 3 3 26 3 4 5 3 4 197 5 5 5 5 4 4 5 5 38 4 5 5 4 5 238 4 4 4 4 4 4 4 4 32 2 4 4 2 4 169 5 4 5 5 4 4 3 4 34 3 3 3 3 3 15
10 4 4 4 4 3 4 4 4 31 3 4 4 4 4 1911 4 4 4 4 4 4 3 4 31 4 4 4 4 4 2012 3 3 4 4 3 4 4 4 29 3 3 4 3 3 1613 4 4 4 5 3 3 2 4 29 4 4 4 3 3 1814 5 4 4 5 4 4 4 4 34 3 4 4 3 4 18
15 5 4 4 5 4 4 4 4 34 3 4 4 3 4 18
16 4 4 5 5 4 4 4 4 34 3 4 4 3 4 18
17 3 4 4 5 5 5 5 5 36 4 5 5 4 5 23
18 4 4 4 5 4 4 4 4 33 3 4 4 4 3 1819 3 4 4 4 3 4 4 4 30 3 4 4 3 4 18
20 4 5 4 5 4 4 4 4 34 3 4 5 4 5 2121 4 4 4 4 4 4 4 4 32 2 4 4 2 4 1622 2 2 4 4 4 4 4 4 28 2 4 4 4 4 1823 2 2 4 4 4 4 4 4 28 2 4 4 4 4 18
24 4 4 4 3 3 4 3 3 28 2 4 3 2 4 15
25 5 5 4 4 4 4 3 4 33 2 4 3 2 4 15
26 4 5 4 4 4 5 3 4 33 2 4 4 2 5 1727 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 15
28 4 4 4 4 2 4 3 4 29 4 4 4 3 3 1829 5 4 4 5 4 5 1 4 32 4 5 5 2 5 2130 4 4 4 4 2 4 3 4 29 4 4 4 4 4 2031 5 5 4 4 5 4 2 2 31 2 2 3 4 5 1632 4 4 3 2 1 1 2 4 21 2 4 3 5 2 1633 4 5 5 4 5 4 4 4 35 2 5 3 4 3 17
34 4 4 5 3 2 4 4 3 29 2 5 4 3 4 18
35 4 4 4 4 5 4 4 4 33 4 4 4 1 4 17
36 4 4 4 4 3 4 4 5 32 1 4 3 2 3 1337 4 5 4 5 5 3 4 5 35 4 4 5 5 3 2138 4 3 3 2 3 4 5 4 28 5 4 5 4 3 2139 4 4 4 5 3 4 5 4 33 4 4 5 4 5 2240 4 4 5 4 5 5 5 5 37 4 4 5 2 5 20
41 4 4 5 4 4 5 4 4 34 4 5 4 5 5 23
145
Lanjutan
42 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 5 4 5 5 23
43 4 4 4 4 4 4 4 4 32 2 4 4 2 4 16
44 4 4 4 4 3 4 4 4 31 4 4 4 4 4 20
45 4 4 4 4 5 4 4 4 33 2 5 4 2 5 18
46 4 5 4 5 3 5 3 2 31 4 5 5 2 4 20
47 2 4 4 4 4 4 4 4 30 4 2 4 4 3 17
48 5 5 5 5 5 5 4 5 39 4 5 5 5 3 22
49 4 4 4 4 2 4 2 4 28 2 2 4 2 2 12
50 4 4 4 4 2 4 2 4 28 2 4 4 4 4 18
51 4 4 4 4 4 5 4 4 33 3 4 5 5 5 22
52 4 4 5 5 5 5 4 4 36 2 4 5 5 5 21
53 4 4 3 4 3 4 5 5 32 2 4 5 5 5 21
54 4 4 4 4 4 4 4 4 32 2 3 3 3 3 14
55 4 4 4 4 4 4 4 4 32 3 3 3 3 3 15
56 3 4 4 4 3 4 3 4 29 3 4 4 4 4 19
57 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 5 3 5 21
58 4 4 4 5 4 4 4 4 33 4 4 4 4 4 20
59 3 3 4 4 3 4 4 4 29 4 3 4 4 3 18
60 4 3 4 3 3 4 4 3 28 4 4 5 4 4 21
61 4 4 4 5 4 4 4 4 33 4 4 4 4 3 19
62 5 5 4 4 5 4 4 4 35 3 4 4 3 4 18
63 4 4 4 4 4 4 5 4 33 2 5 4 2 4 17
64 4 3 4 5 4 4 5 3 32 4 4 4 4 4 20
65 4 5 4 4 3 5 4 4 33 3 5 4 4 3 19
66 3 4 4 4 4 4 4 4 31 3 4 3 3 4 17
67 4 4 4 4 2 4 2 4 28 4 4 4 4 4 20
68 4 3 3 4 3 4 5 4 30 4 4 5 4 3 20
69 4 5 4 5 3 4 3 4 32 4 5 5 5 4 23
70 4 4 4 5 5 4 3 4 33 4 5 3 5 4 21
71 4 4 3 4 3 4 4 4 30 4 5 5 5 5 24
72 5 4 4 5 4 4 4 4 34 3 4 4 5 4 20
73 4 4 4 5 4 4 4 4 33 4 4 4 5 3 20
74 4 5 4 4 4 5 3 4 33 4 4 4 4 5 21
75 4 3 4 4 3 4 4 4 30 4 3 4 4 4 19
146
Jawaban Variabel Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer
No. KS 24KS25
KS26
KS27
KS28
KS29
KS30
KS31
KS32
KS33 TKS
1 3 3 4 3 3 4 4 5 5 4 382 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 343 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 354 4 3 4 3 5 5 4 4 4 4 405 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 476 5 3 3 4 3 4 4 4 4 3 377 5 5 5 5 2 5 5 3 5 4 448 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 409 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 36
10 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3911 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4012 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3513 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3514 5 5 4 3 5 5 4 4 4 5 4415 5 5 5 3 4 4 5 4 4 5 4416 5 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4317 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 45
18 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3919 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3920 4 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4121 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3522 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3823 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3824 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 34
25 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 43
26 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4227 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4029 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 49
30 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3831 5 4 3 4 4 5 3 2 4 5 3932 5 2 4 4 5 4 4 5 4 4 41
33 3 5 4 4 4 5 4 4 5 4 42
34 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 43
35 4 5 5 4 2 2 4 5 2 5 38
36 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 41
37 4 3 4 4 3 4 5 3 3 4 37
38 5 4 4 3 4 4 3 4 4 5 40
39 4 4 3 4 5 3 4 4 4 5 40
40 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 42
41 4 4 5 3 4 5 5 5 5 5 45
147
Lanjutan
42 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 40
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
44 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 41
45 4 5 3 4 4 5 4 5 4 4 42
46 4 5 4 3 4 5 4 4 5 4 42
47 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 38
48 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 46
49 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 34
50 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 36
51 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 43
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
53 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 44
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
56 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 37
57 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
58 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
59 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 36
60 5 3 3 4 3 4 4 4 4 3 37
61 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39
62 5 4 4 4 3 4 3 4 4 3 38
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
64 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 44
65 4 4 3 3 4 3 4 3 5 4 37
66 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39
67 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 38
68 5 4 4 3 4 4 3 4 4 5 40
69 4 5 4 3 4 5 4 4 5 4 42
70 3 3 4 3 3 4 4 5 5 4 38
71 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 47
72 5 5 4 3 5 5 4 4 4 5 44
73 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
74 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 42
75 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
148
Hasil Perhitungna Interaksi Variabel Moderating dengan VariabelIndependen
No. ZTKA ZKT ZTPA ZTTI Absx1_x4 Absx2_x4 Absx3_x4
1 1.55676 0.47643 1.1114 0.45268 1.1 0.02 0.662 -1.58468 -0.83485 -0.8615 -0.67903 0.91 0.16 0.18
3 -1.58468 -1.16267 -0.8615 -1.4335 0.15 0.27 0.57
4 -2.63182 1.78772 -0.8615 0.45268 3.08 1.34 1.31
5 -0.01396 -0.50703 -0.8615 2.33887 2.35 2.85 3.2
6 -2.10825 -1.81831 -0.8615 0.07545 2.18 1.89 0.94
7 -0.01396 2.11554 1.1114 1.5844 1.6 0.53 0.47
8 -0.01396 0.14861 0.12495 -1.05626 1.04 1.2 1.18
9 -2.63182 0.80425 -2.34118 -1.4335 1.2 2.24 0.91
10 -1.06111 -0.17921 -0.36828 0.07545 1.14 0.25 0.44
11 -0.53753 -0.17921 -0.8615 0.45268 0.99 0.63 1.31
12 -1.06111 -0.83485 -1.84795 -1.05626 0 0.22 0.79
13 1.55676 -0.83485 0.12495 -0.30179 1.86 0.53 0.43
14 0.50961 0.80425 0.12495 -0.30179 0.81 1.11 0.43
15 -0.01396 0.80425 0.12495 -0.30179 0.29 1.11 0.43
16 -0.01396 0.80425 -0.8615 -0.30179 0.29 1.11 0.56
17 2.6039 1.4599 1.1114 1.5844 1.02 0.12 0.47
18 0.50961 0.47643 1.1114 -0.30179 0.81 0.78 1.41
19 -1.06111 -0.50703 -1.35473 -0.30179 0.76 0.21 1.05
20 -0.01396 0.80425 0.12495 0.82992 0.84 0.03 0.7
21 -0.53753 0.14861 0.12495 -1.05626 0.52 1.2 1.18
22 0.50961 -1.16267 0.61818 -0.30179 0.81 0.86 0.92
23 0.50961 -1.16267 0.61818 -0.30179 0.81 0.86 0.92
24 -0.01396 -1.16267 0.12495 -1.4335 1.42 0.27 1.56
25 -1.06111 0.47643 0.61818 -1.4335 0.37 1.91 2.05
26 1.03318 0.47643 0.61818 -0.67903 1.71 1.16 1.3
27 -2.63182 -2.47395 -2.8344 -1.4335 1.2 1.04 1.4
28 0.50961 -0.83485 -2.34118 -0.30179 0.81 0.53 2.04
29 1.55676 0.14861 0.61818 0.82992 0.73 0.68 0.21
30 -0.53753 -0.83485 0.12495 0.45268 0.99 1.29 0.33
31 1.55676 -0.17921 0.61818 -1.05626 2.61 0.88 1.67
32 0.50961 -3.45742 1.1114 -1.05626 1.57 2.4 2.17
33 1.03318 1.13207 0.12495 -0.67903 1.71 1.81 0.8
34 0.50961 -0.83485 1.1114 -0.30179 0.81 0.53 1.41
35 -0.01396 0.47643 1.1114 -0.67903 0.67 1.16 1.79
36 -0.01396 0.14861 0.61818 -2.18797 2.17 2.34 2.81
37 -0.01396 1.13207 -0.8615 0.82992 0.84 0.3 1.69
38 -1.06111 -1.16267 0.61818 0.82992 1.89 1.99 0.21
149
Lanjutan
39 0.50961 0.47643 1.1114 1.20716 0.7 0.73 0.1
40 1.55676 1.78772 0.61818 0.45268 1.1 1.34 0.17
41 -0.01396 0.80425 0.12495 1.5844 1.6 0.78 1.46
42 -0.01396 0.14861 1.1114 1.5844 1.6 1.44 0.47
43 -0.01396 0.14861 1.60463 -1.05626 1.04 1.2 2.66
44 -0.53753 -0.17921 -1.84795 0.45268 0.99 0.63 2.3
45 -0.01396 0.47643 1.60463 -0.30179 0.29 0.78 1.91
46 1.03318 -0.17921 -0.8615 0.45268 0.58 0.63 1.31
47 1.55676 -0.50703 -1.84795 -0.67903 2.24 0.17 1.17
48 0.50961 2.44336 -0.36828 1.20716 0.7 1.24 1.58
49 -1.06111 -1.16267 0.12495 -2.56521 1.5 1.4 2.69
50 -0.01396 -1.16267 -1.84795 -0.30179 0.29 0.86 1.55
51 -0.53753 0.47643 -0.36828 1.20716 1.74 0.73 1.58
52 -0.01396 1.4599 1.1114 0.82992 0.84 0.63 0.28
53 -0.01396 0.14861 -1.35473 0.82992 0.84 0.68 2.18
54 -0.01396 0.14861 0.12495 -1.81074 1.8 1.96 1.94
55 -0.01396 0.14861 0.12495 -1.4335 1.42 1.58 1.56
56 -0.53753 -0.83485 -0.8615 0.07545 0.61 0.91 0.94
57 -0.01396 0.14861 -0.36828 0.82992 0.84 0.68 1.2
58 -0.01396 0.47643 1.1114 0.45268 0.47 0.02 0.66
59 -1.06111 -0.83485 -0.8615 -0.30179 0.76 0.53 0.56
60 0.50961 -1.16267 -0.36828 0.82992 0.32 1.99 1.2
61 1.03318 0.47643 1.1114 0.07545 0.96 0.4 1.04
62 0.50961 1.13207 0.61818 -0.30179 0.81 1.43 0.92
63 -0.01396 0.47643 1.1114 -0.67903 0.67 1.16 1.79
64 -0.01396 0.14861 0.12495 0.45268 0.47 0.3 0.33
65 -0.53753 0.47643 -0.36828 0.07545 0.61 0.4 0.44
66 -0.53753 -0.17921 0.61818 -0.67903 0.14 0.5 1.3
67 -0.01396 -1.16267 0.61818 0.45268 0.47 1.62 0.17
68 -0.01396 -0.50703 0.61818 0.45268 0.47 0.96 0.17
69 1.03318 0.14861 0.12495 1.5844 0.55 1.44 1.46
70 1.03318 0.47643 1.1114 0.82992 0.2 0.35 0.28
71 -0.01396 -0.50703 -0.36828 1.96163 1.98 2.47 2.33
72 0.50961 0.80425 0.12495 0.45268 0.06 0.35 0.33
73 -0.01396 0.47643 0.61818 0.45268 0.47 0.02 0.17
74 1.55676 0.47643 0.61818 0.82992 0.73 0.35 0.21
75 -0.53753 -0.50703 -0.36828 0.07545 0.61 0.58 0.44
150
Biodata Responden Auditor Eksternal
No. Jenis Kelamin Usia Posisi Pendidikan Pengalaman1 Laki-Laki 27 Auditor Senior S1 >3 Tahun2 Laki-Laki 24 Auditor Junior S1 <1 Tahun3 Laki-Laki 26 Auditor Senior S1 >3 Tahun4 Laki-Laki 24 Auditor Junior S1 1-3 Tahun5 Perempuan 28 Auditor Senior S1 1-3 Tahun6 Perempuan 22 Auditor Junior S1 <1 Tahun7 Laki-Laki 39 Manajer S1 >3 Tahun8 Perempuan 24 Auditor Junior S1 <1 Tahun9 Perempuan 21 Auditor Junior S1 <1 Tahun
10 Perempuan 22 Auditor Junior S1 <1 Tahun11 Perempuan 24 Auditor Junior S1 <1 Tahun12 Laki-Laki 23 Auditor Junior S1 <1 Tahun13 Perempuan 22 Auditor Junior S1 <1 Tahun14 Perempuan 22 Auditor Junior S1 <1 Tahun15 Laki-Laki 25 Auditor Senior S1 1-3 Tahun16 Laki-Laki 26 Auditor Senior S1 1-3 Tahun17 Laki-Laki 23 Auditor Junior S1 <1 Tahun18 Laki-Laki 32 Auditor Senior S1 1-3 Tahun19 Laki-Laki 59 Supervisor S2 1-3 Tahun20 Perempuan 22 Auditor Junior S1 <1 Tahun21 Laki-Laki 23 Auditor Junior D3 <1 Tahun
22 Perempuan 24 Auditor Junior S1 <1 Tahun
23 Perempuan 22 Auditor Junior S1 <1 Tahun
24 Perempuan 23 Auditor Junior S1 <1 Tahun
25 Perempuan 20 Auditor Junior S1 <1 Tahun
26 Perempuan 20 Auditor Junior S1 <1 Tahun
27 Laki-Laki 25 Auditor Junior S1 1-3 Tahun
28 Perempuan 26 Auditor Senior S1 1-3 Tahun
29 Laki-Laki 25 Auditor Junior S2 <1 Tahun
30 Laki-Laki 26 Auditor Junior S1 1-3 Tahun
31 Perempuan 25 Auditor Senior S1 >3 Tahun
32 Perempuan 23 Auditor Junior S1 <1 Tahun
33 Laki-Laki 24 Auditor Junior S1 1-3 Tahun
34 Perempuan 23 Auditor Junior S1 <1 Tahun
35 Perempuan 25 Auditor Senior S1 >3 Tahun
36 Laki-Laki 24 Auditor Junior S1 1-3 Tahun
37 Laki-Laki 23 Auditor Junior S1 <1 Tahun
38 Laki-Laki 22 Auditor Junior S1 <1 Tahun
39 Laki-Laki 22 Auditor Junior S1 <1 Tahun
40 Laki-Laki 26 Auditor Senior S1 1-3 Tahun
41 Laki-Laki 25 Auditor Senior S1 1-3 Tahun
151
Lanjutan
42 Laki-Laki 22 Auditor Junior S1 <1 Tahun
43 Laki-Laki 24 Auditor Senior S1 1-3 Tahun
44 Laki-Laki 22 Auditor Junior S1 <1 Tahun
45 Laki-Laki 27 Auditor Senior S1 1-3 Tahun
46 Perempuan 23 Auditor Junior S1 <1 Tahun
47 Perempuan 22 Auditor Junior S1 <1 Tahun
48 Perempuan 25 Auditor Senior S1 1-3 Tahun
49 Perempuan 22 Auditor Junior S1 <1 Tahun
50 Perempuan 22 Auditor Junior S1 <1 Tahun
51 Perempuan 21 Auditor Junior S1 <1 Tahun
52 Perempuan 29 Supervisor S1 >3 Tahun
53 Laki-Laki 27 Auditor Junior S1 <1 Tahun
54 Laki-Laki 21 Auditor Junior S1 <1 Tahun
55 Laki-Laki 21 Auditor Junior S1 <1 Tahun
56 Laki-Laki 23 Auditor Junior S1 <1 Tahun
57 Perempuan 25 Auditor Junior S1 <1 Tahun
58 Perempuan 50 Auditor Senior S1 >3 Tahun
59 Laki-Laki 60 Auditor Senior S1 >3 Tahun
60 Laki-Laki 50 Auditor Senior S1 >3 Tahun
61 Perempuan 60 Auditor Senior S1 >3 Tahun
62 Laki-Laki 24 Auditor Junior S1 <1 Tahun
63 Laki-Laki 24 Auditor Junior S1 <1 Tahun
64 Perempuan 23 Auditor Junior S1 <1 Tahun
65 Perempuan 24 Auditor Junior S1 <1 Tahun
66 Perempuan 23 Auditor Junior S1 <1 Tahun
67 Perempuan 26 Auditor Senior S1 1-3 Tahun
68 Laki-Laki 22 Auditor Junior S1 <1 Tahun
69 Perempuan 23 Auditor Junior S1 <1 Tahun
70 Laki-Laki 27 Auditor Senior S1 >3 Tahun
71 Laki-Laki 32 Auditor Senior S1 >3 Tahun
72 Perempuan 38 Supervisor S1 >3 Tahun
73 Laki-Laki 23 Auditor Junior S1 <1 Tahun
74 Laki-Laki 26 Auditor Senior S1 1-3 Tahun
75 Laki-Laki 25 Auditor Senior S1 1-3 Tahun
153
Hasil Olah Data Primer Uji Validitas Data Menggunakan SPSS
Uji Deskriptive
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TKA 75 14 25 19.63 1.799
TK 75 21 39 31.55 3.050
TPA 75 14 23 19.72 2.017
TTI 75 12 25 18.80 2.651
TKS 75 30 49 39.89 3.439
Valid N (listwise) 75
CORRELATIONS /VARIABLES=KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 TKA/PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
154
Correlations
Uji Validitas Variabel Komite Audit
Correlations
KA 1 KA 2 KA 3 KA 4 KA 5 TKA
Pearson Correlation 1 .440** .433** .292* .227* .705**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .011 .050 .000
KA 1
N 75 75 75 75 75 75
Pearson Correlation .440** 1 .474** .283* .245* .757**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .014 .035 .000
KA 2
N 75 75 75 75 75 75
Pearson Correlation .433** .474** 1 .174 .290* .719**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .135 .012 .000
KA 3
N 75 75 75 75 75 75
Pearson Correlation .292* .283* .174 1 .247* .566**
Sig. (2-tailed) .011 .014 .135 .032 .000
KA 4
N 75 75 75 75 75 75
Pearson Correlation .227* .245* .290* .247* 1 .598**
Sig. (2-tailed) .050 .035 .012 .032 .000
KA 5
N 75 75 75 75 75 75
Pearson Correlation .705** .757** .719** .566** .598** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
TKA
N 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
155
Correlations
Uji Validitas Variabel Keahlian Auditor
Correlations
K 1 K 2 K 3 K 4 K 5 K 6
PearsonCorrelation
1 .559** .179 .233* .149 .109
Sig. (2-tailed) .000 .125 .044 .202 .354
K 1
N 75 75 75 75 75 75PearsonCorrelation
.559** 1 .261* .305** .242* .241*
Sig. (2-tailed) .000 .024 .008 .037 .037
K 2
N 75 75 75 75 75 75PearsonCorrelation
.179 .261* 1 .370** .390** .419**
Sig. (2-tailed) .125 .024 .001 .001 .000
K 3
N 75 75 75 75 75 75PearsonCorrelation
.233* .305** .370** 1 .473** .348**
Sig. (2-tailed) .044 .008 .001 .000 .002
K 4
N 75 75 75 75 75 75PearsonCorrelation
.149 .242* .390** .473** 1 .403**
Sig. (2-tailed) .202 .037 .001 .000 .000
K 5
N 75 75 75 75 75 75PearsonCorrelation
.109 .241* .419** .348** .403** 1
Sig. (2-tailed) .354 .037 .000 .002 .000
K 6
N 75 75 75 75 75 75PearsonCorrelation
-.115 -.140 .076 .073 .321** .260*
Sig. (2-tailed) .328 .231 .517 .531 .005 .024
K 7
N 75 75 75 75 75 75PearsonCorrelation
.037 .154 .105 .235* .202 .127
Sig. (2-tailed) .753 .186 .370 .042 .082 .278
K 8
N 75 75 75 75 75 75PearsonCorrelation
.446** .544** .568** .662** .746** .627**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
TK
N 75 75 75 75 75 75**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
156
Correlations
K 7 K 8 TK
Pearson Correlation -.115 .037 .446**
Sig. (2-tailed) .328 .753 .000
K 1
N 75 75 75
Pearson Correlation -.140 .154 .544**
Sig. (2-tailed) .231 .186 .000K 2
N 75 75 75Pearson Correlation .076 .105 .568**
Sig. (2-tailed) .517 .370 .000K 3
N 75 75 75Pearson Correlation .073 .235* .662**
Sig. (2-tailed) .531 .042 .000K 4
N 75 75 75Pearson Correlation .321** .202 .746**
Sig. (2-tailed) .005 .082 .000K 5
N 75 75 75Pearson Correlation .260* .127 .627**
Sig. (2-tailed) .024 .278 .000K 6
N 75 75 75Pearson Correlation 1 .362** .464**
Sig. (2-tailed) .001 .000K 7
N 75 75 75Pearson Correlation .362** 1 .473**
Sig. (2-tailed) .001 .000K 8
N 75 75 75
Pearson Correlation .464** .473** 1Sig. (2-tailed) .000 .000
TK
N 75 75 75
157
Correlations
Uji Validitas Variabel Professionalisme Auditor
Correlations
PA 1 PA2 PA 3 PA 4 PA 5 TPA
Pearson Correlation 1 .084 .347** .145 .118 .485**
Sig. (2-tailed) .475 .002 .216 .312 .000
PA 1
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .084 1 .290* .190 .116 .518**
Sig. (2-tailed) .475 .012 .103 .321 .000PA2
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .347** .290* 1 .358** .248* .657**
Sig. (2-tailed) .002 .012 .002 .032 .000PA 3
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .145 .190 .358** 1 .437** .751**
Sig. (2-tailed) .216 .103 .002 .000 .000PA 4
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .118 .116 .248* .437** 1 .672**
Sig. (2-tailed) .312 .321 .032 .000 .000PA 5
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .485** .518** .657** .751** .672** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
TPA
N 75 75 75 75 75 75**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
158
Correlations
Uji Validitas Variabel Teknologi Informasi
Correlations
TI 1 TI 2 TI 3 TI 4 TI 5 TTI
Pearson Correlation 1 .198 .453** .364** .104 .683**
Sig. (2-tailed) .089 .000 .001 .376 .000
TI 1
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .198 1 .305** .191 .394** .604**
Sig. (2-tailed) .089 .008 .101 .000 .000TI 2
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .453** .305** 1 .227 .402** .698**
Sig. (2-tailed) .000 .008 .050 .000 .000TI 3
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .364** .191 .227 1 .094 .654**
Sig. (2-tailed) .001 .101 .050 .424 .000TI 4
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .104 .394** .402** .094 1 .577**
Sig. (2-tailed) .376 .000 .000 .424 .000TI 5
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .683** .604** .698** .654** .577** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
TTI
N 75 75 75 75 75 75**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
159
Correlations
Uji Validitas Variabel Kualitas Audit Sistem Informasi BerbasisKomputer
Correlations
KS 1 KS 2 KS 3 KS 4 KS 5 KS 6
Pearson Correlation 1 .281* .215 .027 .226 .289*
Sig. (2-tailed) .015 .063 .818 .052 .012
KS 1
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .281* 1 .399** -.025 .088 .340**
Sig. (2-tailed) .015 .000 .831 .450 .003KS 2
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .215 .399** 1 .197 .131 .280*
Sig. (2-tailed) .063 .000 .090 .262 .015KS 3
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .027 -.025 .197 1 .171 .104Sig. (2-tailed) .818 .831 .090 .142 .374
KS 4
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .226 .088 .131 .171 1 .355**
Sig. (2-tailed) .052 .450 .262 .142 .002KS 5
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .289* .340** .280* .104 .355** 1Sig. (2-tailed) .012 .003 .015 .374 .002
KS 6
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .063 .287* .465** .230* .102 .376**
Sig. (2-tailed) .588 .012 .000 .047 .383 .001KS 7
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .002 .036 .266* -.011 .201 .199Sig. (2-tailed) .985 .759 .021 .927 .083 .087
KS 8
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .120 .274* .321** .060 .309** .580**
Sig. (2-tailed) .305 .017 .005 .609 .007 .000KS 9
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .164 .394** .344** -.053 .343** .302**
Sig. (2-tailed) .159 .000 .002 .651 .003 .008KS 10
N 75 75 75 75 75 75Pearson Correlation .433** .537** .646** .345** .551** .692**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000TKS
N 75 75 75 75 75 75*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
160
Correlations
KS 7 KS 8 KS 9 KS 10 TKS
Pearson Correlation .063 .002 .120 .164 .433**
Sig. (2-tailed) .588 .985 .305 .159 .000
KS 1
N 75 75 75 75 75Pearson Correlation .287* .036 .274* .394** .537**
Sig. (2-tailed) .012 .759 .017 .000 .000KS 2
N 75 75 75 75 75Pearson Correlation .465** .266* .321** .344** .646**
Sig. (2-tailed) .000 .021 .005 .002 .000KS 3
N 75 75 75 75 75Pearson Correlation .230* -.011 .060 -.053 .345**
Sig. (2-tailed) .047 .927 .609 .651 .002KS 4
N 75 75 75 75 75Pearson Correlation .102 .201 .309** .343** .551**
Sig. (2-tailed) .383 .083 .007 .003 .000KS 5
N 75 75 75 75 75Pearson Correlation .376** .199 .580** .302** .692**
Sig. (2-tailed) .001 .087 .000 .008 .000KS 6
N 75 75 75 75 75Pearson Correlation 1 .282* .380** .321** .613**
Sig. (2-tailed) .014 .001 .005 .000KS 7
N 75 75 75 75 75Pearson Correlation .282* 1 .336** .357** .479**
Sig. (2-tailed) .014 .003 .002 .000KS 8
N 75 75 75 75 75Pearson Correlation .380** .336** 1 .221 .650**
Sig. (2-tailed) .001 .003 .057 .000KS 9
N 75 75 75 75 75Pearson Correlation .321** .357** .221 1 .588**
Sig. (2-tailed) .005 .002 .057 .000KS 10
N 75 75 75 75 75Pearson Correlation .613** .479** .650** .588** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
TKS
N 75 75 75 75 75*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
161
Hasil Olah Data Primer Uji Reliabilitas Menggunakan SPSS
Reliability Variabel Komite Audit
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 75 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based on
StandardizedItems N of Items
.694 .693 5
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Variance ifItem Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared MultipleCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
KA 1 15.99 2.500 .516 .287 .619KA 2 16.15 2.181 .534 .316 .606KA 3 15.99 2.392 .513 .310 .617KA 4 15.93 2.820 .347 .142 .684KA 5 16.05 2.673 .350 .132 .686
162
Reliability Variabel Keahlian Auditor
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 75 100.0a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.
Reliability Statistics
Cronbach's AlphaCronbach's Alpha Basedon Standardized Items N of Items
.690 .702 8
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Variance ifItem Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared MultipleCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
K 1 27.57 7.978 .257 .324 .686K 2 27.53 7.577 .368 .412 .663K 3 27.53 7.874 .447 .272 .654K 4 27.36 7.044 .508 .331 .630K 5 27.91 6.032 .562 .378 .608K 6 27.51 7.361 .483 .304 .640K 7 27.84 7.623 .204 .308 .713K 8 27.57 8.032 .316 .206 .674
163
Reliability Variabel Professionalisme Auditor
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 75 100.0a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based on
StandardizedItems N of Items
.617 .628 5
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Variance ifItem Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared MultipleCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
PA 1 15.27 3.306 .278 .150 .605PA2 15.95 3.267 .251 .093 .618PA 3 15.55 3.089 .497 .271 .523PA 4 16.15 2.370 .443 .265 .526PA 5 16.03 2.594 .443 .259 .522
164
Reliability Variabel Teknologi Informasi
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 75 100.0a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based on
StandardizedItems N of Items
.631 .653 5
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Variance ifItem Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared MultipleCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
TI 1 15.59 4.570 .423 .288 .556TI 2 14.76 5.266 .390 .200 .578TI 3 14.69 4.999 .528 .342 .524TI 4 15.27 4.495 .326 .149 .624TI 5 14.89 5.232 .323 .254 .606
165
Reliability Kualitas Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 75 100.0a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.
Reliability Statistics
Cronbach's AlphaCronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.737 .749 10
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Variance ifItem Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared MultipleCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
KS 1 35.83 10.361 .269 .172 .735KS 2 35.85 9.965 .394 .339 .717KS 3 35.93 9.441 .520 .362 .697KS 4 36.28 10.610 .133 .150 .763KS 5 36.15 9.667 .384 .283 .719KS 6 35.80 9.189 .574 .451 .688KS 7 35.80 9.892 .503 .365 .703KS 8 35.91 10.113 .315 .260 .729KS 9 35.79 9.413 .524 .438 .696KS 10 35.71 9.940 .471 .383 .707
166
Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) 14.016 4.616 3.036 .003
TKA .561 .203 .311 2.767 .007 .753 1.329
TK .437 .116 .388 3.775 .000 .902 1.109
1
TPA .043 .192 .026 .226 .822 .744 1.343
a. Dependent Variable: TKS
Coefficient Correlationsa
Model TPA TK TKA
TPA 1.000 -.182 -.439
TK -.182 1.000 -.150
Correlations
TKA -.439 -.150 1.000
TPA .037 -.004 -.017
TK -.004 .013 -.004
1
Covariances
TKA -.017 -.004 .041
a. Dependent Variable: TKS
2. Hasil Uji Normalitas
168
Hasil Uji Hipotesis
1. Interaksi Antara Komite Audit (X1) dengan Teknologi Informasi (X4)
Mempengaruhi Kualitas Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer (Y)
Variables Entered/Removed
ModelVariablesEntered
VariablesRemoved Method
1 Absx1_x4,Zscore(TTI),Zscore(TKA)a
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .616a .380 .354 2.765a. Predictors: (Constant), Absx1_x4, Zscore(TTI), Zscore(TKA)b. Dependent Variable: TKS
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 332.354 3 110.785 14.491 .000a
Residual 542.793 71 7.645
1
Total 875.147 74
a. Predictors: (Constant), Absx1_x4, Zscore(TTI), Zscore(TKA)b. Dependent Variable: TKS
Coefficientsa
Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 39.347 .599 65.691 .000
Zscore(TKA) 1.039 .335 .302 3.098 .003
Zscore(TTI) 1.557 .335 .453 4.650 .000
1
Absx1_x4 .543 .503 .101 1.078 .285a. Dependent Variable: TKS
169
2. Interaksi Antara Keahlian Auditor (X2) dengan Teknologi Informasi
(X4) Mempengaruhi Kualitas Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer
(Y)
Variables Entered/Removed
ModelVariablesEntered
VariablesRemoved Method
1 Absx2_x4,Zscore(TTI),Zscore(TK)a
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .687a .472 .449 2.552a. Predictors: (Constant), Absx2_x4, Zscore(TTI), Zscore(TK)b. Dependent Variable: TKS
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 412.643 3 137.548 21.115 .000a
Residual 462.503 71 6.514
1
Total 875.147 74
a. Predictors: (Constant), Absx2_x4, Zscore(TTI), Zscore(TK)b. Dependent Variable: TKS
Coefficientsa
Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 38.463 .523 73.599 .000
Zscore(TK) 1.299 .317 .378 4.099 .000
Zscore(TTI) 1.533 .314 .446 4.875 .000
1
Absx2_x4 1.510 .455 .290 3.315 .001a. Dependent Variable: TKS
170
3. Interaksi Antara Profesionalisme Auditor (X4) dengan Teknologi Informasi
(X4) Mempengaruhi Kualitas Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer
(Y)
Variables Entered/Removed
ModelVariablesEntered
VariablesRemoved Method
1 Absx3_x4,Zscore(TPA),Zscore(TTI)a
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .648a .420 .396 2.673a. Predictors: (Constant), Absx3_x4, Zscore(TPA), Zscore(TTI)b. Dependent Variable: TKS
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 367.838 3 122.613 17.160 .000a
Residual 507.309 71 7.145
1
Total 875.147 74
a. Predictors: (Constant), Absx3_x4, Zscore(TPA), Zscore(TTI)b. Dependent Variable: TKS
Coefficientsa
Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 38.376 .573 66.981 .000
Zscore(TPA) .906 .315 .264 2.877 .005
Zscore(TTI) 2.013 .323 .585 6.240 .000
1
Absx3_x4 1.376 .438 .296 3.144 .002a. Dependent Variable: TKS
171
4. Interaksi AntaraKomite Audit (X1), Keahlian Auditor (X2),
Profesionalisme Auditor (X4) Mempengaruhi Kualitas Audit Sistem
Informasi Berbasis Komputer (Y)
Variables Entered/Removed
ModelVariablesEntered
VariablesRemoved Method
1 TPA, TK, TKAa . Entera. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .569a .324 .295 2.887a. Predictors: (Constant), TPA, TK, TKAb. Dependent Variable: TKS
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 283.447 3 94.482 11.337 .000a
Residual 591.699 71 8.334
1
Total 875.147 74
a. Predictors: (Constant), TPA, TK, TKAb. Dependent Variable: TKS
Coefficientsa
Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 14.016 4.616 3.036 .003
TKA .561 .203 .311 2.767 .007
TK .437 .116 .388 3.775 .000
1
TPA .043 .192 .026 .226 .822a. Dependent Variable: TKS