220
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTUAN MEDIA DESTINASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI MAN 2 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Oleh : ZAKIA AMNI NIM 160109006 PROGRAM STUDI TADRIS KIMIA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM 2020 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTUAN MEDIA DESTINASI TERHADAP MOTIASI

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams games

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES

TOURNAMENT (TGT) BERBANTUAN MEDIA DESTINASI TERHADAP

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI MAN 2 MATARAM TAHUN

PELAJARAN 2019/2020

Oleh :

ZAKIA AMNI

NIM 160109006

PROGRAM STUDI TADRIS KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2020

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES

TOURNAMENT (TGT) BERBANTUAN MEDIA DESTINASI TERHADAP MOTIASI

DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI MAN 2 MATARAM TAHUN

PELAJARAN 2019/2020.

Skripsi

diajukan kepada Universitas Negeri Mataram untuk melengkapai persyaratan

mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

ZAKIA AMNI

NIM 160109006

PROGRAM STUDI TADRIS KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2020

MOTTO

“TAK SELAMANYA LANGIT ITU KELAM SUATU SAAT AKAN CERAH JUGA

HIDUPLAH DENGAN SEJUTA HARAPAN HABIS GELAP TERBITLAH TERANG”

“YAKIN ADALAH KUNCI JAWABAN DARI SEGALA PERMASALAHAN, DENGAN OBAT YAKIN MERUPAKAN OBAT MENJAWAB PENUMBUH

SEMANGAT HIDUP”

اء فألف بين كنتم أع عليكم إ ت ٱ ا نع كر ٱ تفرقوا يعا ج ل ٱ وا بح ٱعتص لكم ي ن ٱ لك ي ا ك ن كم م ن ٱلنا فأ نق كنتم على شفا حفر م تهۦ إخونا حتم بنع قلوبك م فأص

ت ءايتۦه لعلكم ت

Artinya, “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa

Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang

neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.(QS Ali‘Imran [3]: 103)1

1 Yayasan penerjemah al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya: Edisi Ilmu pengetahuan, (Bandung:

PT. Mizan Bunaya Kreativa, 2011), hlm. 273.

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk almamaterku, semua guru, dosen pembimbingku (Pak Hadi Kusuma Ningrat, M.Pd. dan Ibu Raehanah M.Pd.) dan seluruh dosen Tadris Kimia FTK UIN Mataram, Ibuku Nuraini, Bapakku Irwan Safri, Adekku Muhammad Al-Farizi dan Muhammad Romizat, Sahabatku Rita Ariyani dan Muhammad Afriyadi, Teman Seperjuangan (Hulqi, Riya, Ning, Rauhun, Aini, Nihle, Elya, Doni, Dandi, Tary, Sarah, Eli, Jeje, Marwati, Nining, Rabiatul), Sahabatku MAN 2 Mataram (Miya, Syarif, Agum, Rina, Sarah, Ria, Uswatun), Sahabatku KKP (Ummu Karisya, Una, Ayu, Oyal), Temanku PPL (Hani, Puput, Nurul, Atin, Orizha, Ammy, Tommy) serta teman-teman CHEM-16 UIN Mataram dan semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan”.

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, puja dan puji

syukur penulis panjatkan berkat taufik dan hidayah-Nya, hingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul ““Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament (TGT) Berbantuan Media Destinasi Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa

Kelas XI MAN 2 Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020” tepat pada waktunya. Sholawat

beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabiyyina Muhammad SAW, keluarga serta

sahabat-sahabatnya.

Skripsi ini telah disusun guna memenuhi syarat untuk melakukan penelitian dan

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK),

khususnya di Program Studi Kimia Universitas Islam Negeri Mataram. Penulis juga

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah membantu

baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada yang

terhormat:

1. Hadi Kusuma Ningrat, M.Pd, selaku Pembimbing I dan Raehanah S.Pd., M.Pd, selaku

pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dengan penuh ketelitian serta

memberikan motivasi sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Lukman Taufik, M.Ag, dan Syarifatul Mubarak, M.Pd, selaku penguji yang telah

memberikan saran kontruktif bagi penyempurnaan skripsi ini.

3. Yahdi S.Pd., M.Si, selaku Ketua Program Studi Tadris Kimia.

4. Hadi Kusuma Ningrat M.Pd, selaku Sekretaris Program Studi Tadris Kimia.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Tadris Kimia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang

telah memberikan kritikan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dr. Hj. Lubna M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Mataram dan staf-stafnya.

7. Prof. Dr. H. Mutawalli M.Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Mataram.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dan

perbaikannya, sehingga akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi

penulis dan pembaca pada umumnya.

Mataram, 25 Juni 2020 Penulis,

(Zakia Amni)

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iii NOTA DINAS .............................................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................... v HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... vi HALAMAN MOTTO ................................................................................. vii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii KATA PENGANTAR ................................................................................. ix DAFTAR ISI ................................................................................................ x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii ABSTRAK ................................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ........................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat ........................................................................... 8 D. Definisi Operasional .......................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ............. 11 A. Kajian Pustaka .................................................................................... 11

1. Model Pembelajaran ..................................................................... 11 a. Pengertian Model Pembelajaran ............................................. 11

2. Model Pembelajaran Kooperatif ................................................... 13 a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ........................... 13 b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif................................... 17 c. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ................................... 19

3. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) ............. 22 a. Pengertian Model Pembelajaran TGT .................................... 22 b. Langkah-langkah Model Pembelajaran TGT.......................... 23 c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran TGT .......... 27

4. Destinasi ........................................................................................ 29 5. Motivasi Belajar ............................................................................ 38

a. Pengertian Motivasi Belajar .................................................... 38 b. Tujuan Motivasi Belajar ......................................................... 39 c. Macam-macam Motivasi Belajar ............................................ 40 d. Indikator dan Komponen Motivasi ......................................... 41

6. Hasil Belajar.................................................................................. 30

a. Pengertian Hasil Belajar ......................................................... 30 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................... 32 c. Alat untuk Mengukur Hasil Belajar ........................................ 34

7. Larutan Penyangga dan Peranannya ............................................. 42 a. Pengertian Larutan Penyangga ............................................... 42 b. Jenis dan Sifat-sifat Larutan Penyangga ................................. 42 c. Prinsip Kerja Larutan Penyangga ........................................... 43 d. Perhitungan pH Larutan Penyangga ....................................... 44 e. Pengaruh Penambahan Asam Atau Basa Serta

Pengenceran Terhadap pH Larutan Penyangga ...................... 45 f. Peranan Larutan Penyangga .................................................... 46

B. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 46 C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 48 D. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 50

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 51 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ......................................................... 51

1. Jenis Penelitian.............................................................................. 51 2. Pendekatan Penelitian ................................................................... 51

B. Populasi dan Sampel ........................................................................... 52 1. Populasi Penelitian ........................................................................ 52 2. Sampel Penelitian.......................................................................... 53

C. Waktu dan tempat penelitian .............................................................. 53 D. Variable Penelitian .............................................................................. 54 E. Desain Peneitian.................................................................................. 54 F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 55

1. Tes ................................................................................................. 55 2. Angket ........................................................................................... 56

a. Uji Validitas ............................................................................ 57 1) Validitas Logis .................................................................. 57 2) Validitas Empiris .............................................................. 58

b. Uji Reliabilitas ........................................................................ 59 c. Uji Taraf Kesukaran ................................................................ 60

G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 62 1. Hasil Belajar.................................................................................. 62 2. Angket ........................................................................................... 62

H. Teknik Analisa Data ........................................................................... 63 1. Uji Prasyarat Analisis Data ........................................................... 63

a. Uji Normalitas ......................................................................... 63 b. Uji General Linear Model ....................................................... 63 c. Uji Kesamaan Matriks Kovarians ........................................... 64

2. Teknik Analisis Pengujian Hipotesis ............................................ 64 a. Kruskal Walls .......................................................................... 64 b. Mann-Whitney Test ................................................................. 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 67 A. Hasil Penelitian ................................................................................... 67

1. Data Hasil Belajar ......................................................................... 67 2. Data Motivasi ................................................................................ 70 3. Uji Prasyarat.................................................................................. 72 4. Uji Hipotesis ................................................................................. 73

a. Kruskal Walls .......................................................................... 73 b. Mann-Whitney Test ................................................................. 74

B. Pembahasan ......................................................................................... 76

BAB V PENUTUP......................................................................................... 82 A. Kesimpulan ......................................................................................... 82 B. Saran ................................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal, 55.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket, 56.

Tabel 3.3 Hasil Validitas Empiris, 58.

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal, 59.

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas, 60.

Tabel 3.6 Indeks Kesukaran Soal, 61

Tabel 3.7 Hasil Indeks Kesukaran Soal, 61.

Tabel 4.1 Deskripi Nilai Motivasi Kimia, 67.

Tabel 4.2 Deskripsi Nilai Hasil Belajar Kimia, 70.

Tabel 4.3 Output Hasil Uji Normalitas, 72.

Tabel 4.4 Output Hasil Kruskal Walls Test, 73.

Tabel 4.5 Output Hasil Mann-Whitney Test pada Variabel Motivasi,75.

Tabel 4.6 Output Hasil Mann-Whitney Test pada Variabel Hasil Belajar, 75.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola Kelompok Permainan Tipe TGT, 26.

Gambar 2.2 Perbandingan Larutan Non-Penyangga dan Larutan Penyangga Saat Ditambahkan NaOH, 44.

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian, 54.

Gambar 4.1 Grafik Deskripsi Motivasi Kimia, 68.

Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Motivasi Eksperimen, 69.

Gambar 4.3 Grafik Distribusi Frekuensi Motivasi Kontrol, 69.

Gambar 4.4 Deskripsi Nilai Hasil Belajar Kimia, 71.

Gambar 4.5 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Eksperimen, 71.

Gambar 4.6 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kontrol, 72.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP

Lampiran 2 Homogenitas Sampel

Lampiran 3 Nama kelompok Kelas Eksperimen

Lampiran 4 Kisi-kisi Soal

Lampiran 5 Lembar Soal Hasil Belajar yang Belum Divalidasi

Lampiran 6 Lembar Soal Hasil Belajar yang Sudah Divalidasi

Lampiran 7 Kisi-kisi Uji Coba Soal

Lampiran 8 Kisi-kisi Angket

Lampiran 9 Lembar Angket Motivasi Belajar

Lampiran 10 Daftar nilai Hasil belajar dan motivasi belajar

Lampiran 11 Output Hasil Uji Validitas

Lampiran 12 Output Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 13 Output Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal

Lampiran 14 Output Uji Normalitas

Lampiran 15 Output Uji Hipotesis Multivariat

Lampiran 16 Output Hasil Uji Parsial

Lampiran 17 Dokumentasi

Lampiran 18 Wawancara Guru dan Siswa

Lampiran 19 Surat Keterangan Penelitian di MAN 2 Mataram

Lampiran 20 Surat Keterangan Penelitian Dari Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri

Lampiran 21 Kartu Konsultasi Skripsi Pembimbing 1 Dan Pembimbing 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES

TOURNAMENT (TGT) BERBANTUAN MEDIA DESTINASI TERHADAP

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

SISWA KELAS XI MAN 2 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh :

Zakia Amni NIM 160109006

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) berbantuan media destinasi terhadap hasil dan motivasi belajar. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan quasi eksperimen dan dilaksanakan dari bulan Maret - April 2020. Populasi penelitian ini adalah kelas XI MIA 4, XI MIA 5, XI MIA 6 MIA MAN 2 Mataram tahun pelajaran 2019/2020. Sampel diperoleh menggunakan cluster random, penentuan kelas eksperimen dan kontrol dipakai pengacak/metode lot. Kelas XI MIA 4 dijadikan sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) berbantuan media destinasi, sedangkan kelas XI MIA 5 dijadikan sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Data dikumpulkan dengan metode angket untuk motivasi dan tes untuk hasil belajar. Dari hasil analisis data di simpulkan: 1) Nilai sig 0,000 < 0,05 artinya ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi terhadap motivasi dan hasil belajar kimia secara multivariat; 2) Nilai sig 0,017 < 0,05 artinya ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi terhadap motivasi belajar. 3) Nilai sig 0,223 > 0,05 artinya tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi terhadap hasil belajar. Tetapi jika dailihat dari nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol, hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada hasil belajar kelas kontrol; Hipotesis di uji menggunakan Kruskall Walls dan Mann Whitney Test. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT), Motivasi dan Hasil Belajar.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di era globalisasi sangat penting dalam menciptakan sumber daya

manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan harus selalu berkembang dan

mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pendidikan adalah suatu proses belajar

mengajar yang dilakukan oleh seorang guru dengan siswa untuk menjadikan generasi

yang memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan, dan sikap serta perilaku yang baik.

Keberhasilan suatu pendidikan ditentukan oleh kualitas mutu dari seorang guru. Guru

sepenuhnya bertanggung jawab secara langsung terhadap kegiatan pembelajaran dalam

pelaksanaan pendidikan. Seorang guru dituntut menjadi seorang yang profesional tidak

cukup hanya menguasai materi pelajaran saja, akan tetapi guru harus mampu menjadi

contoh kepada siswanya dan menjadikan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Kimia adalah ilmu yang membahas tentang susunan, perpindahan atau perubahan

bentuk dan energetika zat. Konsep makromolekul maupun konsep mikromolekul

merupakan konsep-konsep yang dipelajari pada ilmu kimia. Kimia sering dianggap sulit

oleh sebagian besar siswa karena kimia berkaitan erat hubungannya dengan ide-ide atau

konsep-konsep abstrak. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran kimia diperlukan

suatu metode atau model pembelajaran yang sesuai agar dapat mengaktifkan siswa dan

pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Perubahan perkembangan zaman membuat banyak terjadi perubahan dalam dunia

pendidikan. Termasuk salah satunya yaitu perubahan kurikulum. Orientasi

perkembangan Kurikulum 2013 adalah tercapainya keseimbangan kompetensi sikap,

keterampilan, dan pengetahuan. Perubahan yang paling mendominasi adalah pendidikan

berbasis science, peserta didik bukan hanya sebatas menghafal saja, akan tetapi lebih

menunjukkan keaktifan peserta didik, sehingga mengharuskan adanya perubahan metode

pembelajaran. Perubahan pembelajaran yang baik harus dapat berfungsi sebagai alat

komunikasi dalam penyampaian materi pembelajaran.

Dalam standar pendidikan, pembelajaran berorientasi pada aktivitas peserta didik.

Pembelajaran berorientasi pada peserta didik ini dapat dipandang sebagai suatu

pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas peserta didik secara

optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpanduan aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor secara seimbang.2

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia di Madrasah Aliyah Negeri

(MAN) 2 Mataram, guru pernah menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan

Kurikulum 2013 yaitu model pembelajaran dengan pendekatan saintifik, tetapi belum

berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena ada beberapa langkah dari model

pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang masih belum dilaksanakan oleh guru,

sehingga menyebabkan sebagian siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran.3

Salah satu materi kimia pada kelas XI yang terkesan sulit adalah materi larutan

penyangga, dimana siswa mengalami kesulitan memahami soal dengan baik dan sulit

menyelesaikan soal-soal perhitungan kimia yang memerlukan pemikiran mendalam,

sehingga siswa menjadi tidak percaya diri dan malas dalam menyelesaikan permasalahan

kimia. Selain itu, berdasarkan wawancara yang dilakukan, siswa lebih menyukai

penggunaan papan tulis dibandingkan dengan powerpoint untuk materi sains dan

2Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2016),

hlm. 136. 3Islahatul Umami (Guru Kimia Kelas XI Man 2 Mataram), wawancara, 3 Desember 2019.

perhitungan4. Dengan demikian, dibutuhkan inovasi pembelajaran untuk meningkatkan

prestasi hasil belajar dan berkembangnya keterampilan generik sains siswa.

Permasalahan yang terjadi di MAN 2 Mataram, bisa dilihat implikasinya dengan

masih rendahnya motivasi belajar siswa. Motivasi siswa dalam belajar tergantung dari

faktor yang mempengaruhinya. Motivasi bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi

bersifat intrinsik yaitu kemauan belajar dari dirinya sediri lebih kuat, sedangkan motivasi

bersifat ekstrinsik yaitu kemauan belajar tergantung dari faktor luarnya. Kebanyakan

diantara siswa-siswa yang sering terjadi yaitu pada motivasi bersifat ekstrinsik, siswa di

MAN 2 Mataram motivasi belajarnya kurang disebabkan karena kebanyakan di antara

mereka dipaksa oleh kedua orang tuanya untuk masuk kedalam jurusan IPA.5 Oleh

karena itu, diperlukan peran guru untuk memberikan motivasi menjadikan kegiatan

belajar mengajar dua arah juga menjadikan pembelajaran di kelas menjadi lebih

menyenangkan dan menarik sehingga minat siswa dalam pelajaran kimia menjadi

meningkat dan siswa termotivasi untuk mempelajari kimia.

Dapat diketahui dari daftar nilai kelas XI MAN 2 Mataram, memiliki motivasi dan

hasil belajar yang rendah. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata ulangan harian dan nilai rata-

rata hasil ulangan tengah semester pelajaran kimia kelas XI (sebelas) yang masih belum

memenuhi nilai standar KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan

oleh sekolah yaitu sebesar 77. Hasil ulangan harian siswa yang mendapatkan nilai di

bawah KKM pada materi larutan penyangga yaitu 26 siswa dari 38 siswa.6

Dengan demikian, peneliti menggunakan model pembelajaran dan media

pembelajaran yang sesuai dengan keadaan permasalahan pendidik. Untuk meningkatkan

hasil belajarnya dibutuhkan suatu pembelajaran yang efektif, salah satu caranya yaitu

4Ibid,. 5Hilyatun Toyyibah (Siswa Kelas XI MAN 2 Mataram), Wawancara, 5 September 2019. 6Arsip Nilai Belajar Siswa Kelas XI MIA 4 – XI MIA 6 di MAN 2 Mataram tahun ajaran 2018/2019,

dokumentasi, tanggal 3 Desember 2019.

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Model kooperatif merupakan

suatu model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil

dengan sejumlah siswa yang mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda.7

Model pembelajaran kooperatif yang dianggap menarik, efektif, partisipatif siswa,

dan mengasyikkan salah satunya adalah teams games tournament (TGT). Pada model

pembelajaran kooperatif tipe times games tournament (TGT) peserta didik ditempatkan

dalam tim dengan kemampuan yang heterogen untuk berkompetisi dalam sebuah

permainan.8 Salah satu media pembelajaran yang digunakan untuk membantu

pemahaman peserta didik adalah media destinasi. Media pembelajaran destinasi adalah

media papan permainan seperti permainan ular tangga namun tidak terdapat ular dan

tangga melainkan hanya berisi nomor saja.

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT mengedepankan interaksi antar peserta

didik, sehingga kerjasama peserta didik dapat terjalin dengan baik dan pendidik berperan

sebagai fasilitator. Secara umum, sintak pembelajaran TGT adalah: (1) presentasi kelas;

(2) belajar dalam kelompok (team); (3) permainan (games); (4) turnamen (tounament);

dan (5) penghargaan kelompok (reward). Metode TGT memiliki kelebihan-kelebihannya

tersendiri, antara lain: (1) menambah rasa kepercayaan dengan kemampuan diri untuk

berfikir mandiri; (2) mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide-ide atau gagasan;

(3) menumbuhkan sikap respek pada orang lain; (4) meningkatkan prestasi akademik dan

kemampuan sosial terhadap sesama; (5) melatih siswa berkomunikasi dengan baik

dengan temannya; dan (6) meningkatkan motivasi belajar dan melahirkan rangsangan

untuk berfikir.9

7Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 81. 8A Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Media, 2010), hlm 42. 9Lie A, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, (Jakarta:

Grasindo, 2008), hlm. 133.

Media pembelajaran berupa media destinasi sebagai upaya mempermudah

pemahaman materi kimia dan digunakan untuk mendukung permainan dan

meningkatkan kerjasama, sehingga mampu memberikan semangat motivasi belajar

peserta didik serta meningkatkan kekompakkan antar peserta didik di dalam kelas.

Penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa orang menunjukkan metode

kooperatif tipe (TGT) berpengaruh positif terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.

Contohnya penelitian yang dilakukan oleh Yustika Ardiningsih10 dan Zulaikha Marta

Sani11 yang menyatakan bahwa metode kooperatif tipe (TGT) berpengaruh positif

terhadap hasil belajar siswa. Demikian pula dengan penelitian Salima Puji Astuti’, Bakti

Mulyani dan Budi Utami membuktikan metode kooperatif tipe (TGT) berpengaruh

positif terhadap meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.12

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti melakukan penelitian

dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament (TGT) Berbantuan Media Destinasi Terhadap Hasil dan Motivasi

Belajar Siswa Kelas XI MAN 2 Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu:

a. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media

destinasi terhadap motivasi dan hasil belajar kimia secara multivariat siswa kelas

XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran 2019/2020 ?

10Ardiningsih Yustika, “Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Menggunakan

Kartu Jodoh terhadapa Hasil Belajar Siswa”, (Skripsi, FST UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2017), hlm.53. 11Sani Marta Zulaikha, “Penerapan Model Pembelajaran Team Game Tournament (TGT) Berbantuan

Media Number Card untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”, (Skripsi, FMIPA UNRANG, Semarang, 2015), hlm. 41.

12Salima Puji Astuti, Bakti Muliyani, Budi Utami, “Penerapan Model Pembelajran Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI MIA 3 SMA AL ISLAM 1 Surakarta”, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 6, Nomor 2, hlm.109-118.

b. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media

destinasi terhadap motivasi siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran

2019/2020 ?

c. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media

destinasi terhadap hasil belajar siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran

2019/2020 ?

2. Batasan Masalah

Sesuai judul penelitian ini, maka batasan masalah penelitian yang dimaksud

antara lain:

a. Subyek terbatas pada siswa kelas XI di MAN 2 Mataram Kelurahan Dasan

Agung Kecamatan Selaparang Kota Mataram tahun pelajaran 2019/2020.

b. Model pembelajaran yang digunakan yaitu kooperatif tipe TGT dengan

berbantuan media destinasi.

c. Motivasi yang dimaksud yaitu suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan,

mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk

bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

d. Hasil belajar yang diukur yaitu aspek kognitif.

e. Materi yang diteliti yaitu larutan penyangga pada kompetensi dasar (3.12)

menjelaskan prinsip kerja, perhitungan pH, dan peran larutan penyangga dalam

tubuh makhluk hidup.

C. Tujuan dan Mamfaat

1. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT

berbantuan media destinasi terhadap motivasi dan hasil belajar kimia secara

multivariat siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran 2019/2020.

b. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT

berbantuan media destinasi terhadap motivasi belajar siswa kelas XI MAN 2

Mataram tahun pelajaran 2019/2020.

c. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT

berbantuan media destinasi terhadap hasil belajar siswa kelas XI MAN tahun

pelajaran 2019/2020.

2. Manfaat

Manfaat dalam penelitian ini antara lain:

a. Manfaat Teoritis

Mengembangkan model pembelajaran TGT dalam upaya meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram.

b. Manfaat Praktisi

1) Bagi guru, memberikan masukan kepada guru tentang model TGT berbantuan

media destinasi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI

MAN 2 Mataram.

2) Bagi siswa, meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI MAN 2

Mataram dan menciptakan hubungan baik dan saling bekerja sama antar

siswa.

3) Bagi peneliti, peneliti mendapatkan pengalaman mengajar menggunakan

model TGT berbantuan media destinasi yang dijadikan bekal sebagai calon

guru.

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini lebih terfokus pada hal-hal berikut ini :

1. Model pembelajaran TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang

menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis serta sistem skor

kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan

anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.

2. Media destinasi adalah media papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh dua orang

atau lebih. Papan permainan seperti permainan ular tangga, namun tidak terdapat ular

dan tangga melainkan hanya berisi nomor saja. Permainan destinasi terdiri dari papan

permainan, pion, kartu soal, dan dadu.

3. Motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak psikis yang ada dalam diri individu

siswa yang dapat memberikan dorongan untuk belajar demi mencapai tujuan dari

belajar tersebut.

4. Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa akibat dari kegiatan

belajar. Dapat teramati dalam diri seseorang berupa pengetahuan yang diperoleh

setelah melakukan proses pembelajaran. Penentuan hasil belajar pada mata pelajaran

kimia di sini peneliti menggunakan tes atau soal pilihan ganda untuk mengukur

pemahaman kognitif siswa, dimana tes kognitif ini dapat menentukan siswa tersebut

paham atau tidaknya terhadap materi yang telah diberikan. Siswa dikatakan paham

pada materi tersebut jika nilai yang didapatkan diatas KKM yang ditentukan

disekolah yaitu 78.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran sangatlah perlu dipahami oleh guru-guru pada zaman

milenial ini agar guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan efektif untuk

meningkatkan hasil pembelajaran. Sesuai dengan penerapannya, model

pembelajaran itu harus dilaksanakan bertepatan sesuai dengan apa saja yang

dibutuhkan oleh siswa karena setiap masing-masing model pembelajaran haruslah

mempunyai tujuan, prinsip, dan juga tekanan utama yang berbeda-beda.

Seorang pakar ahli, Suprijono berpendapat bahwa model pembelajaran berasal dari dua kata yaitu, “model” dan “pembelajaran” diartikan sebagai interpretasi dengan hasil observasi dan pengukuran yang sudah diperoleh dari berbeda-beda macam sistem. Model pembelajaran merupakan pondasi pelaksanaan pembelajaran dari hasil penurunan teori yang dua yaitu, teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang disiapkan berlandaskan analisis implementasi kurikulum dan menerapkannya di kelas sesuai dengan tingkat operasionalnya.13

Model pembelajaran merupakan suatu hal yang penting pada kegiatan

belajar mengajar untuk memenuhi tercapainya tujuan pembelajaran. Seorang guru

menggunakan model pembelajaran sebagai landasan perencanaan pembelajaran

di kelas.

Joyce dan Wwil berpendapat bahwa model pembelajaran merupakan perencanaan dengan tujuan untuk membentuk kurikulum yang digunakan dengan jangka panjang, merencanakan segala bahan-bahan dipergunakan dalm pembelajaran, dan membimbing proses pembelajaran di kelas.14

13 A Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Media, 2010), hlm. 45. 14 Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Press,

2011), hlm. 133.

“Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang

mendefinisikan langkah-langkah mengorganisasikan pengalaman belajar

mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran”.15

Model pembelajaran sebagai landasan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses kegiatan pembelajaran di kelas. Winaputra mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digambarkan langkah-langkahnya secara berturut-turut dalam mengelompokkan pengalaman proses belajar hingga tercapainya tujuan belajar dan dapat digunakan sebagai landasan untuk merencanakan proses pembelajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan semua aktifitas pembelajaran di kelas.16

Model pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai unsur yang digunakan

untuk merancang perencanaan kurikulum, mengatur jalannya materi yang

diberikan oleh guru, dan memberikan petunjuk kepada guru di kelas17.

Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang dirancang dan

digambarkan prosedur secara terstruktur terhadap pembelajaran hingga

tercapainya tujuan pembelajaran. Agar tercapainya pembelajaran yang efektif dan

efisien maka seorang guru harus benar-benar menentukan model pembelajaran

yang akan digunakan dengan cara memahami secara teoritis dan teknik model

pembelajaran tersebut. Perlu diketahui juga model pembelajaran memiliki

karakteristk dan langkah-langkah penggunaan yang berbeda-beda.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

“Kooperatif diartikan sebagai mengerjakan sesuatu kegiatan secara

bersamaan dengan saling membantu satu sama lainya sebagai satu kelompok atau

15 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2013), hlm. 142. 16 Susyanto dan Jihad A, Menjadi Guru Profesional (Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru

di Era Global), (Jakarta: Esensi Erlangga Cipta, 2013), hlm. 143. 17 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012) hlm. 45-46.

satu tim”.18

Slavin mengatakan kooperatif telah dikenal sejak lama, pada saat itu guru

mendorong para siswa untuk bekerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu

seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching.) Johnson &

Johnson mengemukakan cooperative adalah mengerjakan sesuatu bersama-sama

dengan saling membantu satu sama lainya sebagai tim untuk mencapai tujuan

bersama. Dengan demikian, Kooperatif berarti suatu bentuk pembelajaran secara

bersama-sama dan saling membantu antara yang satu dengan yang lainnya dalam

kelompok hingga tercapainya tujuan diinginkan atau tugas yang telah ditentukan

sebelumnya.19

Kooperatif adalah strategi yang digunakan untuk proses belajar, dimana

siswa akan lebih mudah menemukan secara komprehensif konsep yang sulit jika

mereka mendiskusikannya dengan siswa yang lain tentang problem yang

dihadapi.20 Pembelajaran kooperatif lebih menekankan terhadap kerjasama antara

peserta didik dengan kelompok karena peserta didik lebih mudah memahami

suatu konsep pembelajaran jika dijelaskan oleh teman sebayanya.

Dalam kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi peserta didik

juga harus mampu mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut

keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini sebagai melancarkan

hubungan antara kerja dan tugas. kedudukan hubungan kerja dapat dibangkitkan

dengan membangun tugas anggota kelompok selama proses kegiatan

berlangsung. Menurut Lungdren keterampilan-keterampilan selama kooperatif

18 Isjoni, Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 15.

19 Ibid., hlm. 45

20 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 128.

berlangsung, antara lain sebagai berikut:21

1) Keterampilan kooperatif tingkat awal

Mempergunakan kesepakatan yaitu menyamai suatu pendapat yang

berguna dalam meningkatkan proses hubungan kerja tehadap kelompok.

a) Menghargai kontribusi, yaitu memperhatikan apa saja yang dikerjakan

anggota lain.

b) Mengambil giliran dan berbagi tugas, yaitu bahwa bersedia bagi setiap

anggota kelompok untuk menggantikan dan mengerjakan tugas/tanggung

jawab tertentu di dalam kelompok tersebut.

c) Berada dalam kelompok, yaitu setiap anggota selalu berada di setiap

koridor kelompok.

d) Berada dalam tugas, yaitu melaksanakan atau mengerjakan tugas yang

diberikan dengan sepenuh hati dan profesional agar tercapainya

terlaksananya tujuan kelompok tersebut.

e) Mendorong partisipasi, yaitu memberikan kontribusi terhadap tugas

kelompok dengan memotivasi anggota kelompok tersebut agar

bersemangat dalam mengerjakan tugasnya.

f) Mengundang orang lain, yaitu mengundang orang lain untuk berpartisipasi

terhadap tugas.

g) Menyelesaikan tugas dengan waktu yang sudah ditentukan.

h) Menghormati perbedaan individu, yaitu menghargai baik itu pendapat atau

perbuatan sesama anggota kelompok tanpa membedakan ras, suku,

budaya, dan kulit.

21 Isjoni, Cooperative Learning…, hlm. 46-48.

2) Keterampilan tingkat menengah yaitu memperlihatkan penghargaan dan

simpati, mengatakan ketidak-setujuan dengan cara dapat diterima dengan

baik, mendengarkan dengan baik, bertanya, perencanaan ringkasan,

mendefinisikan, menyeluruh, dan mengurangi ketegangan terhadap sesama

anggota kelompok.

3) Keterampilan tingkat mahir yaitu meliputi mengkaitkan, memeriksa dengan

pandai dan cermat, menanyakan kelayakan materi kebenaran, menerapkan

tujuan, dan saling bekerja sama.

Keberhasilan belajar bukan ditentukan oleh individu peserta didik secara

utuh, tetapi akan lebih berhasil lagi apabila dikerjakan secara bersama-sama

dengan cara mendiskusikannya degan teman sebayanya.

b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Tujuan dalam kooperatif, yang diinginkan tidak hanya kemampuan

akademik dalam mengartikan penguasaan terhadap bahan pembelajaran, namun

adanya unsur kerja sama dalam penguasaan materi tersebut. Jadi, ciri khas dari

pembelajaran kooperatif yaitu adanya kerja sama antar siswa yang satu dengan

siswa yang lain. Pembelajaran kooperatif juga memiliki beberapa karakteristik,

antara lain sebagai berikut:22

1) Pembelajaran secara tim

Pembelajaran kooperatif yaitu suatu proses pembelajaran secara tim.

Tim adalah suatu tempat untuk dapat mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim

haruslah dapat membuat siswa untuk tetap belajar. Setiap anggota kelompok

di dalam tim diharuskan untuk bekerja sama untuk mencapai keberhasilan

dalam tim tersebut. Kelompok yang diharuskan di setiap tim peserta didik,

22 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Predana Media Group), hlm. 242-244.

kelompok dibagi secara heterogen. Jadi, kelompok terdiri dari anggota

kelompok yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi baik dalam

pengetahuan akademik maupun nonakademik.

2) Didasarkan pada manajemen kooperatif

Pembelajaran kooperatif memilikii empat fungsi pokok, yaitu fungsi

perencanaan, fungsi organik, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol. Fungsi

perencanaan memperlihatkan bahwa proses pembelajaran berjalan dengan

baik dan efektif. Fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran

kooperatif harus dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, melalui

prosedur pembelajaran yang sudah dapat ditentukan dan juga kesepakatan

yang telah disepakati bersama. Fungsi organisasi dalam pembelajaran

kooperatif adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan bersama antar anggota

kelompok. Oleh sebab itu, diperlukan untuk diatur tugas dan tanggung jawab

pada setiap anggota kelompok. Fungsi kontrol dapat ditentukan dari kriteria

keberhasilan pembelajaran baik itu melalui tes maupun nontes.

3) Kemauan untuk bekerja sama

Suatu keberhasilan dalam kelompok diperlukan partisipasi untuk

membantu anggota kelompok satu dengan anggota kelompok yang lain.

Guna sebagai tolak ukur mencapai keberhasilan dari suatu kelompok

tersebut.

4) Keterampilan bekerja sama

Melalui aktivitas dan kegiatan dapat dipraktikkan dengan dilukiskan

dalam suatu keterampilan yang bekerja sama. Dalam berbagai hambatan

yang dilalui oleh siswa perlu dibantu hingga pada setiap siswa dapat

menyalurkan ide, mengemukakan pendapat, dan juga menyalurkan kepada

siswa keberhasilan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa karakteristik kooperatif

menunjukkan pembelajaran kooperatif perlu di dalam proses pembelajaran

karena tidak hanya mementingkan kelompok atau bekerja sama tetapi juga

keterampilan untuk bekerjasama di setiap anggota kelompok.

c. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif

Roger dan David Johnson berpendapat bahwa dalam kelompok tidak

semua pekerjaan dalam kelompok dianggap kooperatif. Untuk dapat mencapai

hasil pembelajaran kooperatif yang maksimal, terdapat lima unsur model

pembelajaran yang harus diterapkan. Lima unsur tersebut antara lain sebagai

berikut: 23

1) Saling ketergantungan positif

Pengajar perlu menyusun tugas-tugas semenarik mungkin untuk dapat

menciptakan kelompok kerja efektif sehingga di setiap anggota kelompok

dapat menyelesaikan tugas degan baik dan anggota kelompok yang lain dapat

mencapai tujuan yang mereka inginkan. Artinya, setiap anak dalam satu

kelompok mempunyai tugas sendiri. Penilaian dilakukan dengan cara

menarik dan unik. Nilai di setiap siswa mendapatkan nilai sendiri dan nilai

kelompok. Pada nilai kelompok disebut sebagai nilai sumbangan dikarenakan

yang bekerja itu bukan dirinya sendiri tetapi semua anggota kelompok

tersebut, sehingga disetiap anggota kelompok tersebut merasa terpacu untuk

meningkatkan hasil belajarnya.

2) Tanggung jawab perorangan

23 Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas,

(Jakarta: PT Grasindo, 2002), hlm. 31-35.

Tanggung jawab dalam pekerjaan di kelompok harus dimiliki oleh setiap

anggota kelompok, guna untuk tercapainya pengajar yang efektif dalam

model pembelajaran kooperatif, sehingga dalam membuat persiapan dan

menyusun tugas dengan baik.

3) Tatap muka

Bertemu muka dan berdiskusi harus diberi kesempatan pada setiap

kelompok. Kegiatan ini dapat menguntungkan semua angota kelompok dan

memberikan para peserta didik untuk membentuk semangat baru. Pertemuan

ini dapat meningkatkan hasil prestasi siswa dengan kerja sama kelompok

dibandingkan dengan prestasi belajar individu.

4) Komunikasi antar anggota

Berkomunikasi sangat diperlukan sebagai tolak ukur keberhasilan

kelompok tersebut. Setiap siswa harus mempunyai bekal keterampilan dalam

berkomunkasi. Sebelum melakukan pembelajaran dalam kelompok, perlu

mengajarkan bagaimana cara-cara untuk berkomunikasi. Setiap siswa

memiliki keahlian yang berdeda-beda, termasuk untuk keahlian dalam

mendengar dan berbicara. Kemampuan setiap anggota untuk dapat

mengemukakan pendapat dan saling menghargai pendapat anggota kelompok

yang lain menjadi tolak ukur sebagai keberhasilan suatu kelompok tersebut.

5) Evaluasi proses kelompok

Penilaian akhir yaitu evaluasi, dimana pengajar perlu mengevaluasi hasil

proses pembelajaran guna untuk tercapainya kerjasama yang efektif dan baik.

Selain itu, kesempatan untuk menjadwalkan waktu khusus dalam kelompok

dapat terlaksana dengan efektif.

Dari uraian di atas, unsur-unsur pembelajaran kooperatif yaitu saling

bergantungan positif yang diharuskan pada setiap siswa untuk menyelesaikan

tugasnya sendiri. Pentingnya tanggung jawab disetiap perorangan dan membuat

siswa menjadi mandiri. Proses tatap muka atau berdiskusi penting adanya guna

untuk berkomunikasi antar anggota, dan melakukan evaluasi dalam pembelajaran

pada setiap kelompok, dilakukan setelah pembelajaran kooperatif selesai

dilaksanakan.

3. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

a. Pengertian Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Model pembelajaran TGT yaitu salah satu cara pembelajaran kooperatif

yang menggunakan sistem turnamen akademik, di mana model ini harus

menggunakan sebuah kuis dan sistem skor untuk kemajuan peserta, di setiap

kelompok peserta mempunyai perwakilan satu orang untuk maju ke depan dengan

kemampuan akademik sebelumnya sama dengan yang lain.24

Menurut Slavin bahwa TGT merupakan model pembelajaran kooperatif menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis, dijadikan satu orang maju ke depan sebagai perwakilan dari masig-masing tim dengan pengetahuan akademik yang sama diantara mereka.25

Asma berpendapat bahwa model TGT adalah suatu model pembelajaran

oleh guru dan diakhiri dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa.

Setelah itu siswa dipindahkan ke kelompok masing-masing untuk mendiskusikan

dan menyelesaikan pekerjaan dari pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah

yang diberikan guru. Sebagai ganti tes tertulis siswa akan dipertemukan di meja

turnamen.26

Menurut Trinato model TGT adalah peserta didik memainkan games

24 Robert E. Slavin, CooperativeLearning, (Teori, Riset dan Praktek), terj. Nurulita, hlm. 163. 25 Slavin Robert E., Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2005), hlm. 163 26 Asma Nur, Model Pembelajaran Kooperatif, (Jakarta: Departemen Pendidikan, 2006), hlm. 54.

dengan anggota-anggota tim lain untuk mendapatkan tambahan poin untuk skor tim mereka, atau dengan kata lain dalam model ini peserta didik dituntut untuk aktif. Peserta didik mewakili kelompoknya dalam sebuah games tournaments untuk mendapatkan skor atau poin yang kemudian digunakan sebagai penarik semangat dan kebanggaan dalam kelompoknya.27

Aktivitas model pembelajaran kooperatif tipe TGT peserta didik didorong

untuk bermain sambil berpikir, dan bekerja sama dalam satu kelompok untuk

berkompetisi dengan kelompok yang lain. Dalam hal ini, guru hanya sebagai

fasilitator dan motivator yang baik bagi peserta didik serta dapat menerapkan

peraturan dalam berkompetisi di kelas sebaik mungkin, sehingga memberi

kesempatan untuk peserta didik untuk saling mengenal lebih dalam mengenai

teman-temmannya di kelas dan menuntun peserta didik untuk berpikir secara

kritis serta keterampilan yang kreatif.

b. Langkah-Langkah Model Pembelajran TGT

Langkah-langkah model pembelajaran TGT adalah sebagai berikut:28

1) Presentasi di kelas

Di dalam materi TGT pertama peserta didik diperkenalkan oleh guru

dalam bentuk presentasi di dalam kelas. Langkah ini merupakan pengajaran

langsung seperti pembelajaran yang dipimpin oleh guru sebagai pengetahuan

awal peserta didik untuk memahami materi. Penyampaian materi diharapkan

dapat dijadikan pengetahuan kepada peserta didik dalam melakukan belajar

tim dengan peserta didik yang lain serta dapat mengerjakan kuis-kuis.

2) Tim

Di dalam sebuah tim biasanya terdiri dari empat sampai enam peserta

didik. Fungsinya yaitu untuk memastikan bahwa semua anggota tim benar-

27 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 83. 28 Slavin Robert E., Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2005), hlm. 166-168.

benar belajar dengan baik, khususnya untuk mempersiapkan anggotanya

untuk bisa mennyelesaikan kuis dengan baik. Guru memberikan penugasan

kepada setiap tim berupa soal atau lembar kerja terhadap peserta didik untuk

menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru. Dalam hal ini semua

peserta didik dalam tim dapat saling menggali informasi atau bertukar pendapat

untuk memecahkan masalah dalam satu kelompok diskusi.

3) Game

Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya relevan yang

dirancang sedemikian rupa untuk menguji pengetahuan peserta didik yang

diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Kebanyakan

game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang

sama. Pada kesempatan ini peneliti menggunakan game sebagai seleksi untuk

perwakilan setiap tim melaju ke turnamen.

4) Turnamen

Turnamen adalah suatu struktur dimana game berlangsung. Biasanya

turnamen berlangsung, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim

telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan peserta didik.

Pada tahap ini, memungkinkan peserta didik berkontribusi secara maksimal

terhadap skor tim jika mereka melakukan yang terbaik. Kontribusi masing-

masing peserta didik dalam tahap ini bersifat lebih efisien karena peserta didik

memainkan games tournaments akademik bersama peserta didik lain yang

kemampuannya sama.

5) Rekognisi Tim

Skor tim diskusi didasarkan skor games tournament anggota-

anggotanya. Setiap peserta didik memberikan kontribusi skor dalam kelompok

diskusinya. Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang

lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.

Alur pembelajaran model pembelajaran TGT yang dikembangkan dalam

penelitian ini disajikan pada Gambar 1:29

Gambar 2.1 Pola Kelompok Permainan Tipe TGT

Dalam games ini, guru memberikan soal-soal dalam bentuk kartu soal

yang akan diperebutkan oleh setiap peserta didik dalam suatu tim. Apabila salah

satu peserta didik yang bisa menjawab soal yang paling banyak dengan baik dan

benar akan mendapatkan poin yang banyak maka akan dijadikan perwakilan

untuk games tournaments. Dalam penelitian ini, games tournaments berupa

pertanyaan-pertanyaan materi kimia yang ditulis pada setiap kartu pada media

destinasi. Setiap peserta didik harus bisa menjawab setiap pertanyaan yang

29 Mohammad Fathurrohman, Model-Model Pembelajaran Inovatif Alternatif Desain Pembelajaran yang

Menyenangkan. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2015), hlm.60.

diberikan yang diberikan oleh guru. Permainan dalam TGT sangat efektif untuk

mengajar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan baik dengan satu

jawaban benar. Meski demikian, TGT dapat diadaptasi untuk digunakan dengan

tujuan yang dirumuskan dengan kurang baik dengan menggunakan penilaian

yang bersifat terbuka, misalnya esai atau kinerja.

Adapun peraturan dalam permaianan TGT sebagai berikut dalam satu

permainan terdiri dari kelompok pembaca, kelompok penantang I, kelompok

penantang II, dan seterusnya sejumlah kelompok yang ada. Kelompok pembaca

bertugas yaitu mengambil kartu bernomor dan mencari pertanyaan pada lembar

permainan, membaca pertanyaan secara keras-keras dan memberi jawaban.

Kelompok penantang I bertugas untuk menyetujui pembaca atau memberi

jawaban yang berbeda, sedangkan kelompok penantang II bertugas menyetujui

pembaca atau memberi jawaban yang berbeda dan mengecek jawaban. Kegiatan

ini dilakukan secara bergiliran (games ruler). Model TGT ini peserta didik dilatih

untuk menumbuhkan kemampuan berpikir secara mandiri dan dapat membuat

peserta didik menjadi aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran TGT

Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki

keunggulan dan kelemahan.30 Keunggulannya sebagai berikut.

1) Dimana kelas yang menggunakan model pembelajaran TGT para peserta

didiknya memperoleh teman yang lebih banyak di- bandingkan dengan peserta

didik yang ada dalam kelas tradisional.

2) Meningkatkan perasaan/persepsi percaya diri kepada peserta didik bahwa hasil

yang mereka peroleh bukan berdasarkan keberuntungan tetapi karena kinerja.

30 Sudjana, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000), hlm. 10.

3) Meningkatkan harga diri sosial peserta didik tetapi tidak untuk rasa harga diri

akademik mereka.

4) Meningkatkan kooperatif terhadap yang lain.

5) Keterlibatan peserta didik lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi

menggunakan waktu yang lebih banyak.

6) Meningkatkan kehadiran peserta didik di sekolah.

Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran TGT adalah sebagai

berikut.

1) Bagi guru

Guru sangat sulit menentukan/membuat kelompok untuk peserta didik

yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademik. Tetapi kesulitan

ini dapat diselesaikan jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.

2) Bagi peserta didik

Peserta didik yang berkemampuan tinggi tidak terbiasa dan sulit

memberikan penjelasan kepada pesertaa didik lainnya. Masalah ini dapat

diselesaikan oleh guru dengan cara memberikan pengarahan atau pandangan

kepaada peserta didik yang kemampuan akademik tinggi supaya dapat

menularkan keahlianya kepada peserta didik yang lain.

4. Media Destinasi

Media pembelajaran destinasi adalah media pembelajaran dalam bentuk

permainan. Penggunaan media permainan dapat menimbulkan efek positif bagi

kecerdasan, dan mental anak. Permaianan itu sendiri merupakan modal awal bagi

pembinaan kecerdasan dan mental serta emosional anak. Oleh karena itu, dengan

mengikuti pola serta permainan games, media destinasi sebagai alat bantu dalam

pembelajaran kimia dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa serta hasil

belajar siswa.31

Media pembelajaran destinasi yaitu media papan atau kertas untuk anak-anak

yang dimainkan oleh dua orang atau lebih. papan permainan seperti permainan ulat

tangga, namun tidak terdapat ular dan tangga melainkan hanya berisi nomor saja.

Permainan destinasi terdiri dari papan permainan, pion, kartu soal, dan dadu.

Langkah pion dihitung berdasarkan mata dadu yang muncul, ketika pion sampai pada

kotak destinasi trtentu dan menunjukkan nomor soal yang harus dijawab. Kelompok

yang menjadi pemenang adalah kelompok yang paling banyak menjawab pertanyaan

sampai batas waktu yang ditentukan. Apabila belum sampai pada batas waktu yang

ditentukan, kelompok sudah ada yang sampai tujuan maka diulang dari awal.

Permainan destinasi ini dirancang untuk meningkatkan motivasi siswa, melatih

kerjasama, dan membuat siswa berlomba-lomba menjadi yang terbaik.32

Media pembelajaran sebagai alat bantu, untuk mampu meningkatkan motivasi

dan minat belajar siswa. Media pembelajaran destinasi adalah media yang mampu

membuat peserta didik tertarik untuk mengikuti pembelajaran dan merasa

mrenyenangkan dalam proses pembelajaran.

5. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

“Motivasi merupakan perubahan energi di dalam diri seseorang yang

ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”.33 Mc.

Donald mengatakan, “motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang

yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan

31 Karimah, R F., Supurwoko & Wahyuningsih, “Pengembangan Media Pembelajaran Ular Tangga Fisika

Untuk Siswa SMP/MTS Kelas VIII”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2, Nomor 1, Tahun 2014, hlm. 6-10. 32 Ekawati, E, Sugiharto & Susilowati, E., “ Efektifitas Metode Pembelajaran TGT (Teams Games

Tournament) Yang Dilegkapi Dengan Media Power Point Dan Destinasi Terhadap Prestasi Belajar”, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2, Nomor 1, Tahun 2013, hlm. 80-84.

33 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hal. 158.

terhadap adanya tujuan”. Selain itu, motivasi juga akan menyebabkan terjadinya

\suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia sehingga menimbulkan rasa,

perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak untuk melakukan sesuatu.

“Yang didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan”.34

Menurut pakar ahli, yang bernama Dimyati dan Mudjiono berpendapat bahwa motivasi merupakan terkandung adanya keinginan mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.35 A.W Bernard mengungkapkan bahwa motivasi adalah fenomena yang dilibatkan dalam perangsangan tindakann kearah tujuan tertentu yang sebelumnya kecil atau tidak ada gerakaan kearah tujuan-tujuan tertentu. Motivasi yaitu usaha memperbesar atau mengadakan gerakan untuk mencapai tujuan tertentu.36

Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi

keberhasilannya. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang

berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang

penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita.37 Motivasi

merupakan satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.

Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukankegiatan belajar.

b. Macam-Macam Motivasi Belajar

Motivasi dibagi menjadi dua jenis: (1) motivasi intrinsik dan (2) motivasi

ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tergabung didalam situasi

belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan murid. Motivasi ini sering juga

disebut motivasi murni. Motivasi yang sebenarnya yang timbul dari dalam diri

siswa sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan

oleh faktor- faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan

34 Sadiman, interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,2014), hal. 73-

74. 35 Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm.

141-142. 36 Sardirman, Interaksi dan Motivasi belajar mengajar, (Jakarta: Rajawali, 2011), hlm. 95. 37 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), hal. 57.

hadiah, medali pertetangan, dan persaingan yang bersifat negatif ialah sarcasm,

ridicule dan hukuman.38

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk membangkitkan motivasi

peserta didik dari jenis motivasi intrinsik, karena dengan meningkatkan motivasi

intrinsik peserta didik menjadi semangat dalam diri peserta didik sendiri

sehingga menjadikan semangat dalam pembelajaran.

c. Indikator dan Komponen Motivasi

Motivasi itu memiliki indikator-indikator untuk mengukurnya. Pakar ahli

bernama Sardiman menyebutkan indikator-indikator motivasi sebagai berikut:39

1) Tekun menghadapi tugas

2) Ulet menghadapi kesulitan

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah

4) Lebih senang bekerja mandiri

5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin

6) Dapat mempertahankan pendapatnya

7) Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakininya

8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Adapun komponen motivasi memiliki dua komponen, yaitu: komponen

dalam (inner component) dan komponen luar (outer component). Komponen

dalam yaitu perubahan dalam diri seseorang keadaan merasa tidak puas dan

ketegangan psikologis. Sedangkan komponen luar yaitu apa saja yang diinginkan

seseorang, kelakuannya yang menjadi tujuannya. 40

38 Hamalik, Proses Belajar Mengajar…, hlm. 163

39Muhammad Nasikhul Abid, “Indikator-indikator Motivasi”, dalam http://www.scribd.com/doc/36537893/12/Indikator-Motivasi, diakses pada tanggal 19 Desember 2019, pukul 08.40.

40 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hlm. 159

Berdasarkan uraian di atas, motivasi memiliki indikiator dan komponennya.

Indikator-indikator motivasi digunakan untuk mengukur pada motivasi yang

dimiliki tiap-tiap siswa. Sedangkan, komponen motivasi ada dua yaitu komponen

dalam adalah suatu kebutuhan-kebutuhan yang ingin diwujudkan dan komponen

luar adalah suatu tujuan yang ingin dicapai oleh siswa.

6. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

“Hasil belajar berasal dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil dapat

diartikan sebagai sesuatu yang diadakan oleh usaha”.41 Sedangkan kata belajar

memiliki beberapa pengertian diantaranya belajar adalah suatu usaha yang di

lakukan oleh seseorang dalam perubahan tingkah laku supaya lebih baik melalui

pengalaman dan latihan.42 yang menyangkut tiga ranah yaitu:

1) Ranah kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam

aspek yaitu pengalaman (comprehension), pengetahuan (knowladge), analisis

(analysis), aplikasi (application), penilaian (evaluation), dan sinteesis

(synthesis).

2) Ranah afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu menjawab,

menerima, menilai, organisasi, dan karakteristik dengan suatu nilai atau

kompleks nilai. Tipe hasil belajar pada ranah afektif terlihat pada peseerta

didik dalam berbagai tingkah laku dan aktivitasnya seperti perhatiannya

terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, kebiasaan

belajar dan hubungan sosial dengan temmannya..

41 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 391.

42 Aunurrahman, Belajar dan pembelajaran,(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 35

3) Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar kemampuan dan keterampilan bertindak.

Asda enam aspek psikomotorik, yaitu keterampilan, gerakan refleks, gerakan

dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan

ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.43

Belajar menurut Clifford T. Morgan berpendapat bahwa “Learning may be defined as any relatively permanent change in behaviour which occurs as a of axperience or practice”,44 belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman.

Pada hakekatnya hasil belajar merupakan nilai-nilai yang diwujudkan

dalam kebiasaan berfikirdan bertindak yang mencakup aspek pengetahuan

(kognitif), keterampilan, sikap (afektif), Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau

angka yang diberikan oleh guru. Sedangkan menurut Nana Sudjana, hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yangdimiliki peserta didik setelah ia menerima

pengalaman belajarnya.45

Berdasarkan uraian di atas, dapat diartikan hasil belajar yaitu kemampuan

dalam mempelajari pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah

menerima suatu proses pengalaman dalam pembelajaran.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat

dibedakan menjadi dua kategori yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua

43 Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1989),

hlm. 22. 44 Clifford T. Morgan dan Richard A. King, Introduction to Psychology, (Tokyo: Grow Hill, 1971), hlm.

63. 45Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2009), hlm. 22.

faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga

menentukan kualitas hasil belajar.

1) Faktor internal

a) Faktor jasmani (fisiologi) misalnya pendengaran, penglihatan dan

sebagainya.

b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh

terdiri atas :

(1) Faktor intelektif meliputi bakat, kecerdasan dan prestasi yang

dimiliki.

(2) Faktor non intelektif, yaitu kepribadian tertentu seperti kebiasaan,

sikap, minat, emosi, dan penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan fisik atau psikis.

2) Faktor eksternal

a) Faktor sosial yang terdiri dari, (1) lingkungan masyarakat; (2) lingkungan

keluarga; (3) lingkungan sekolah; dan (4) lingkungan kelompok.

b) Faktor budaya seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan adat

istiadat.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas belajar, fasilitas rumah dan

iklim.46

Persentase faktor hasil belajar tersebut dapat mempengaruhi hasil

belajar peserta didik yang berbeda-beda, sehingga kemampuan peserta didik

yang didapatkan berbeda pula. Dalam penelitian ini, faktor hasil belajar yang

dilihat adalah dari faktor eksternal yaitu faktor lingkungan fisik yang

berkaitan dengan fasilitas belajar. Oleh karena itu, penelitian ini

46 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2004), hlm. 138

menggunakan model TGT dan kartu arisan, yang diharapkan agar dapat

mempengaruhi proses pembelajaran menjadi lebih baik, sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan baik.

7. Larutan Penyangga dan Peranannya

a. Pengertian Larutan Penyangga

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang

digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah

selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini

adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau

basa kuat atau dengan kata lain Larutan penyangga adalah satu zat yang menahan

perubahan pH ketika sejumlah kecil asam atau basa ditambahkan kedalamnya.

b. Jenis dan Sifat-Sifat Larutan Penyangga

a) Asam Lemah Dengan Basa Konjugasinya (Buffer Asam)

Misalnya, ke dalam campuran larutan CH3COOH dan CH3COO-

ditambahkan sedikit asam atau basa, yang terjadi adalah sebagai berikut.

(1) Jika ditambahkan asam maka ion H+ dari asam akan bereaksi dengan ion

CH3COO- membentuk CH3COOH menurut reaksi:

CH3COO-(aq) + H+

(aq) CH3COOH(aq)

Sehingga harga pH tetap.

(2) Jika ditambahkan basa, ion OH- akan dinetralkan oleh CH3COOH

menurut reaksi:

CH3COOH(aq)+ OH-(aq) CH3COO-

(aq) + H2O(l)

Sehingga harga pH tetap.

b) Basa Lemah Dengan Asam Konjugasinya (Buffer Basa)

Misalnya, kedalam campuran larutan NH3 dan NH4+ ditambahkan sedikit

asam atau basa. Hal yang terjadi adalah sebagai berikut.

Jika ditambahkan asam ion H+ akan dinetralkan oleh NH3, menurut

reaksi:

NH3(aq) + H+(aq) NH4

+

Sehingga harga pH tetap

(1) Jika yang ditambahkan basa maka ion OH- akan bereaksi dengan ion NH4+

sebagai berikut.

NH4++ OH-

(aq) NH3(aq) + H2O(l)

c. Prinsip Kerja Larutan Penyangga

Larutan penyangga berperan untuk mempertahankan pH pada kisarannya.

Jika ke dalam air murni dan larutan penyangga CH3COOH/CH3COO–

ditambahkan sedikit basa kuat NaOH 0,01 M pada masing-masing larutan, maka

pada larutan penyangga hanya naik sedikit dari 4,74 menjadi 4,82. Larutan

penyangga CH3COOH/CH3COO– mengandung asam lemah CH3COOH dan basa

konjugasi CH3COO–. Jika ditambah NaOH, maka ion OH– hasil ionisasi NaOH

akan dinetralisir oleh asam lemah CH3COOH. Akibatnya, pH dapat

dipertahankan. Jika basa kuat NaOH diganti dengan asam kuat HCl maka Ion H+

hasil ionisasi HCl akan dinetralisir oleh basa konjugasi CH3COO–, sehingga pH

dapat dipertahankan.

Gambar 2.2 Perbandingan Larutan Non-Penyangga dan Larutan Penyangga

Saat Ditambahkan NaOH

Jika ke dalam larutan penyangga CH3COOH/CH3COO–ditambah asam

kuat atau basa kuat terlalu banyak maka asam CH3COOH akan habis bereaksi.

Akibatnya larutan penyanggatidak dapat mempertahankan pH. Jadi, larutan

penyangga mempunyai keterbatasan dalam menetralisir asam atau basa yang

ditambahkan.

d. Perhitungan pH Larutan Penyangga

1) Larutan penyangga asam

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+

dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = K x v l x g atau

pH = p Ka - log �

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemah

g = jumlah mol basa konjugasi

2) Larutan penyangga basa

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+

dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = K x v l x g atau

pH = p Kb - log �

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = jumlah mol basa lemah

g = jumlah mol asam konjugasi

e. Pengaruh Penambahan Asam atau Basa serta Pengenceran terhadap pH

Larutan Penyangga

pH suatu larutan penyangga ditentukan oleh komponen-komponennya.

Komponen-komponen itu dalam perhitungan membentuk perbandingan tertentu.

Jika campuran tersebut diencerkan, maka harga perbandingan komponen-

komponennya tidak berubah sehingga pH larutan juga tidak berubah. Secara

teoritis, berapapun tingkat pengenceran tidak akan merubah pH. Akan tetapi

dalam praktiknya, jika dilakukan pengenceran yang berlebihan, maka pH larutan

penyangga akan berubah.

V1M1=V2M2

Keterangan:

V1 : Volume sebelum pengenceran

M1 : Molaritas sebelum pengenceran

V2 : Volume sesudah pengenceran

M2 : Molaritas sesudah pengenceran

f. Peranan Larutan Penyangga

Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari

seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi

tersebut, terdapat fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh

manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel

maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan

intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam

dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang

hampir konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini

dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada

obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan cairan tubuh kita, agar tidak

menimbulkan efek samping.47

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian tentang metode ini sudah pernah dilakukan sebelumnya

melakukan penelitian tentang metode pembelajaran kooperatif tipe TGT menunjukkan

bahwa siswa memberikan motivasi dan hasil belajar yang tinggi. Berikut merupakan

daftar penelitian-penelitian terdahulunya :

No. Nama

Peneliti Judul

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Siti Nurazizah48

Pengaruh Model Cooperativ Learning Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Metro Barat

Hasil belajar sangat berpengaruh terhadap model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada materi matematika

- Model pembelajaran

-Tipe cooperative learning yang digunakan

-Variabel penelitian

-Materi penelitian

-Sampel yang diteliti pada kelas IV SD

-Tempat penelitian

-Jumlah variabel terikat

2. Zulaikha Marta Sani49

Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Number Card Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 3 SMAN 9 SEMARANG

Hasil beljar sangat berpengaruh terhadap model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT)

-Model pembelajaran

-Tipe cooperatif learning yang digunakan

-Variabel penelitian

-Sampel pada kelas XI

-Media penelitian

-Tempat penelitian

-Materi penelitian

-Jenis penelitian

-Jumlah variabel terikat

47Annik Qurniati, dkk, Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 2, (Klaten Utara: PT Intan Pariwara, 2017), hlm.

53-62. 48Siti Nurazizah, “Pengaruh Model Cooperativ Learning Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Metro Barat”, (Skripsi, FKIP Universitas Lampung, 2017).

49Zulaikha Marta Sani, “Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Number Card Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 3 SMAN 9 Semarang”, (Skripsi, FMIPA UN Semarang, 2015).

3. Miftahul Hidayati50

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Berbantuan Media Permainan Kartu Uno Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Peserta Didik SMA

hasil beljar dan motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT)

-Model pembelajaran

-Tipe cooperatif learning yang digunakan

-Variabel penelitian

-Tempat penelitian di SMA

-Media yang digunakan dalam penelitian

- Jumlah variabel bebas

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, maka peneliti bermaksud

mengembangkan penelitian yang sudah ada dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe TGT dengan berbantuan media destinasi.

C. Kerangka Berpikir

Dari hasil obsevasi terlihat bahwa proses pembelajaran kimia di sekolah saat ini

cenderung berpusat pada guru (teacher centered) dan peserta didik dalam hal ini

berperan hanya sebagai penerima informasi. Guru memberikan materi pelajaran yang

mendominasi kelas sehingga peserta didik hanya mendengarkan penjelasan guru. Proses

pembelajaran cenderung secara konvensional tampak dengan jelas yang dilakukan guru

terbatas pada penyampaian materi pelajaran tanpa adanya suatu bentuk kegiatan yang

menggali pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Dengan begitu keadaan di kelas

kurang kondusif karena peserta didik melakukan tindakan diluar proses belajar meliputi

mengobrol dengan teman sebangku dan tidur selama proses pembelajaran berlangsung.

Guru cenderung memberikan tugas berdasarkan buku LKS yang dianut dan bentuk

penilaiannya hanya bersifat individu sehingga banyak kemungkinan bahwa peserta didik

yang aktif akan semakin pandai dan peserta didik yang pasif akan semakin tidak dapat

50Miftahul Hidayati, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments

(TGT) Berbantuan Media Permainan Kartu Uno Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Peserta Didik SMA”, (Skripsi, FMIPA UN Yogyakarta, 2017).

memahami materi dan semakin kurang percaya diri untuk mengajukan pertanyaan

kepada guru.

Proses pembelajaran kimia yang bersifat monoton serta berorientasi pada hafalan

rumus-rumus membuat suasana belajar menjadi semakin menegangkan dan terlampaui

kurang kondusif sehingga motivasi belajar peserta didik terhadap mata pelajaran kimia

menurun, maka dibutuhkan adanya suatu perubahan dalam model pembelajaran yang

terbarukan, yang lebih efektif, lebih inovatif dan kreatif serta aktif agar kesan menarik

untuk mempelajari materi fisika ada peningkatan, diharapkan juga dengan adanya model

pembelajaran yang baru peserta didik akan lebih mudah untuk memahami materi kimia

dengan baik.

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih mengutamakan peserta didik sebagai

tokoh utama dalam kerja sama dengan anggota kelompoknya untuk menyelesaikan suatu

permasalahan serta usaha untuk meningkatkan partisipasi peserta didik. Jadi, dalam

model pembelajaran kooperatif peran peserta didik menjadi ganda yaitu sebagai peserta

didik ataupun sebagai guru. Seorang guru dalam hal ini menyampaikan materi

pembelajaran dengan presentasi kemudian menyiapakan soal-soal yang dikemas dalam

permaianan kartu uno agar terkesan lebih menarik minat belajar peserta didik

meningkat.

Adapun soal-soal yang disediakan meliputi permasalahan yang harus diselesaikan

secara berkelompok, diharapkan setiap peserta didik aktif mengikuti skenario

pembelajaran. Selain itu, kemungkinan peserta didik lebih munggunakan tingkat berfikir

yang lebih tinggi dalam diskusi kelompok kooperatif tipe TGT dengan bebantuan media

destinasi dibandingkan dengan peserta didik yang belajar secara individual karena model

pembelajaran ini ingin memunculkan rasa ingin tahu peserta didik yang lebih tinggi. Hal-

hal yang diperoleh dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat berupa

keterampilan bekerjasama, bersosialisasi, berperan aktif dalam kelompok, dan

membangun rasa keingintahuan kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah yang

terdapat dalam proses belajar serta meningkatkan keberhasilan dari segi penguasaan

materi kimia. Diharapkan penggunaan model dari kooperatif tersebut dan seterusnya

dapat berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah dipaparkan maka hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi

terhadap hasil dan motivasi belajar kimia secara multivariat siswa kelas XI MAN 2

Mataram tahun Pelajaran 2019/2020.

2. Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi

terhadap hasil belajar siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran 2019/2020.

3. Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi

terhadap motivasi belajar siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran

2019/2020.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, pengertian kuantitatif yaitu

penelitian yang mengenai bilangan atau angka-angka, baik dari jumlah suatu

penggabungan ataupun pengukuran. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi sampel tertentu, tekhnik pengambilan sampel pada

umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk meguji

hipotesis yang telah ditetapkan51. Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang

analisisnya menggunakan data-data numerikal. Data-data numerikal yang diperoleh

dari hasil dan motivasi belajar siswa pada materi larutan penyangga kelas XI MAN 2

Mataram tahun pelajaran 2019/2020.

2. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif.

Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian

quasi eksperiment. Yang membandingkan antara dua kelompok sampel yaitu satu

kelas kontrol yang diajar dengan pendekatan konvensional dan satu kelompok sampel

sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran teams

games tournament (TGT).

Menurut Sanjaya bahwa penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu tindakan

51 Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D, (Banadung:

Alfabeta, 2018), hlm. 14.

atau suatu perlakuan tertentu yang disengaja terhadap keadaan kondisi tertentu.52

“Sugiyono berpendapat bahwa quasi eksperimen adalah desain yang

dipergunakan karena pada dasarnya sulit untuk mendapatkan kelas kontrol yang akan

digunakan untuk suatu proses penelitan”.53

B. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Suatu penelitian membutuhkan objek untuk diteliti dan diamati. Menurut

Siregar berpendapat bahwa populasi populer dengan sebutan sekelompok objek

yang menjadi sasaran suatu penelitian. Dapat pula diartikan populasi yaitu

seluruh data, ruang lingkup, objek, waktu yang dibutuhkan, dan mendukung serta

memiliki karakteristik yang dipilih sesuai dengan keperluan tertentu.54

Berdasarkan penjelasan di atas, yang dimaksud dengan populasi yaitu

keseluruhan objek yang akan dikenai penelitian. Jadi, sebagai daerah populasi

yang menjadi generalisasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 4, XI

MIA 5 dan XI MIA 6 Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram tahun pelajaran

2019/2020.

2. Sampel penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi data pada suatu

penelitian. Penentuan sampel dalam penelitian ini sebelumnya melakukan cluster

random. Sampel diuji homogenitasnya dengan data ulangan harian siswa kelas XI

di materi pelajaran kimia. Berdasarkan hasil analisis anova dengan SPSS

diperoleh signifikasi 0,887, yang artinya sampel homogen. Penentuan kelas

eksperimen dan kontrol dipakai pengacak/sistem lot.

52 Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014), hlm: 85. 53 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 120. 54 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara), hlm. 116.

Kelas pertama dijadikan sebagai kelas eksperimen yaitu pada kelas XI MIA

4 dengan jumlah siswa yang terdiri dari 37 siswa. Kemudian kelas kedua

dijadikan sebagai kelas kontrol yaitu pada kelas XI MIA 5 dengan jumlah siswa

yang terdiri dari 38 siswa. Selanjutnya kedua kelas diatur sebaik mungkin

sehingga kedua kelas tersebut menjadi homogen.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram, Jl. Pendidikan.

No.25, Dasan Agung, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Kegiatan penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April tahun 2020, yaitu pada Semester

Genap tahun pelajaran 2019/2020.

D. Variabel Penelitian

“Variabel adalah seluruh objek yang akan diteliti atau yang menjadi pusat

perhatian suatu peneliti”.55 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah

model kooperatif tipe teams games tournament (TGT), sedangkan variabel terikatnya

adalah hasil dan motivasi belajar kimia.

E. Desain Penelitian

Metode eksperimen dalam penelitian ini menggunakan jenis desain penelitian

dengan metode posttest control group design. Pertama kelas diajarkan dengan metode

tersebut untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Setelah itu, kedua kelas diberikan

evaluasi pada akhir pembelajaran hasil belajar dan angket motivasi. Selanjutnya hasil

evaluasi belajar dan angket diuji hipotesisnya yaitu berupa soal multiple choice yang

telah divalidasi.

55Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 55.

Desain penelitian dari rancangan penelitian ini, sebagai berikut:

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian

F. Instrument Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan

data.56 Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes

Penelitian ini menggunakan tes tertulis yang digunakan untuk mengukur

prestasi belajar kimia pada materi Larutan Penyangga. Peneliti menggunakan tes

pilihan ganda yang diambil dari buku kimia mata pelajaran wajib. Adapun model tes

berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari 15 butir soal. jika jawabannya benar diberi

skor satu (1) sedangkan jawaban yang salah diberi skor nol (0). Adapun tabel kisi-

kisi soal sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal

No. Kompetensi

Dasar Materi Indikator Nomor Soal

Jumlah Soal

1. 3.12 Menjelaskan prinsip kerja,

Pengertian dan sifat larutan

• Menjelaskan pengertian larutan penyangga

1,2 2

56 Purwanto, instrumen penelitian sosial dan pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2020), hlm. 9.

POPULASI

SAMPEL

KELOMPOK EKSPERIMEN KELOMPOK KONTROL

COOPERATIVE LEARNING TIPE TGT NON COOPERATIVE LEARNING TIPE TGT

UJI HIPOTESIS

TES

perhitungan pH, dan peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup

penyangga • Membedakan larutan penyangga dan bukan larutan penyangga

3,4 2

• Menjelaskan sifat-sifat larutan penyangga

5,6,7 3

pH larutan penyangga

• Menjelaskan komponen larutan penyangga

8,9,10 3

• Menganalisis cara kerja larutan penyangga

11,12,13 3

• Menentukan pH dan pOH larutan penyangga

14,15,16,17,18,19,20,21 8

Peranan larutan penyangga

• Membahas fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari.

22,23,24,25 4

2. Angket

Angket merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk

mengumpulkan data dengan tingkat kecerdasan emosional siswa. Adapun kisi-kisi

angketnya sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket

Definisi Konseptual Definisi

Operasional Indikator Urut Soal

Jumlah Soal

1. Menurut Sudarwan motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorng seseorang atau sekelompok orang mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.

2. Menurut Clayton Alderfer motivasi belajar adalah kecendrungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai

Motivasi belajar merupakan faktor penggerak (semangat, kekuatan,kebutuhan, tekanan, kegigihan) maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat belajar, untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.

Tekun dalam mengahadapi tugas

1,2,3,4,5 5

Ulet dalam menghadapi kesulitan

6,7,8,9,10

5

Menunjukkan minat

11,12,13,1,4,15 5

Senang bekerja sendiri

16,17,18,1,9,20 5

Cepat bosan pada tugas-tugas rutin

21,22,23,2,4,25 5

prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.

3. Menurut Huitt motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseoang untuk aktif bertindak dalam rangka ,mencapai suatu tujuan.

4. Menurut Sudirman motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.

Dapat mempertahankan pendapatnya

26,27,28,2,9,30

5

Sebelum dipergunakan tes hasil belajar diuji coba, kemudian dihitung validitas,

reabilitas, dan taraf kesukaran.

a. Uji Validitas

Uji validitas merupakan uji kesanggupan alat penelitian dalam mengukur isi

sebenarnya. “Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep

yang dinilai sehingga benar-benar menilai apa yang seharusnya dinilai”.57

Instrumen yang akurat yaitu syarat mutlak untuk mendapatkan penelitian yang

akurat juga. Tujuan pengujian validitas instrumen yaitu agar instrumen sesuai

dengan kriteria yang diharapkan dan dapat dikelompokkan sebagai instrumen

yang layak digunakan dalam suatu penelitian.

1) Validitas Logis

Validitas logis adalah validitas instrumen berdasarkan hasil penalaran.

Untuk pegujian validitas logis dilakukan dengan cara menilai kesesuaian

butir-butir soal dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumnya. Pengujian

57 Sudjana Nanan, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016),

hlm. 12.

validitas logis dilakukan oleh seorang penilai ahli yaitu Raehanah M.Pd

selaku dosen pembimbing II. Untuk hasil validitas logis selengkapnya

terdapat pada lampiran.

2) Validitas Empiris

Validitas empiris instrumen yaitu diuji dengan cara membandingkan

(untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada suatu instrumen

dengan perihal fakta-fakta empiris yang sudah terjadi dilapangan. Validitas

ini biasanya menggunakan tekhnik statistik, yaitu analisis kolerasi. Hal ini

dikarenakan validitas empiris digunakan untuk mencari antara skor tes

dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan tolak ukur diluar tes yang

bersangkutan.

Uji validitas empiris digunakan dengan cara mengkolerasi anatar skor

yang didapat siswa dalam angket dengan skor total yang didapatkan oleh

siswa. Dalam penelitian ini, analisis hasilnya menggunakan SPSS dan juga

data skor perolehan hasil jawaban siswa. Hasil validitas menggunakan SPSS

yaitu 15 butir soal, diantaranya sebagai berikut :

Tabel 3.3 Hasil Validitas Empiris

No. Nomor Soal Signifikan Keterangan 1. 2 0,000 Valid 2. 3 0,013 Valid 3. 5 0,026 Valid 4. 6 0,050 Valid 5. 9 0,001 Valid 6. 10 0,001 Valid 7. 11 0,002 Valid 8. 14 0,002 Valid 9. 15 0,036 Valid 10. 16 0,016 Valid 11. 17 0,000 Valid 12. 18 0,000 Valid 13. 19 0,000 Valid 14. 23 0,004 Valid 15. 25 0,025 Valid

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas dapat diartikan dengan ketetapan atau keterandalan. Maksudnya

suatu tes memiliki ketetapan atau keterandalan apabila tes tersebut digunakan

mengukur berkali-kali hasilnya tetap sama.58 Reabilitas instrumen tes dapat

dihitung guna untuk mengetahui konsistensi hasil suatu tes.

Agar dapat mengetahui reliabilitas butir soal, peneliti menggunakan

cronbach’s alpha pada program SPSS versi 16. Yang mana hasil perhitungan

cronbach’s alpha selanjutnya dikonsultasikan dengan ketetapan bahwa suatu

variabel tersebut dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha> 0,60.

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal

Harga r Keterangan

0,00 – 0,20 Sangat rendah

0,21 - 0,40 Rendah

0,4 - 0,60 Sedang

0,61 – 0,80 Tinggi

0,81 – 1,00 Sangat tingi

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,820 15

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar

0,820. Hal ini mengacu pada tabel kriteria reliabilitas diatas lebih dari 0,60. Berarti

kriteria soal tersebut bernilai sangat tinggi. Dengan demikian isntrument soal

dinyatakan reliabel.

58 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 56.

c. Uji Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal

sehingga dilakukan analisis taraf kesukaran soal. Ata Nayla Amalia dan Ani

Widayati berpendapat bahwa untuk dapat mengetahui kesulitan item tes dilihat

dari besar dan kecilnya angka indeks kesukaran yang dapat diperoleh dengan

menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois, sebagai berikut:59

P = � Keterangan :

P : angka indeks kesukaran item

B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran butir soal (P) yaitu proprorsi tes yang mejawab benar

tehadap jumlah peserta tes. Semakin besar nilai P, maka tingkat kesukarannya

semakin rendah, dapat diartikan soal semakin mudah. Adapun untuk dapat

menginterpretasikan angka indeks kesukaran butir soal digunakan kriteria tingkat

kesukarannya sebagai berikut:60

Tabel 3.6 indeks kesukaran soal

Nilai Kriteria

0,0 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Adapun soal-soal yang baik yaitu soal yang merupakan kategori sedang,

dengan artian soal yang mempunyai indeks kesukaran 0,300 sampai 0,699.

59 Amalia Ata Nayla dan Ani Widayati, “Analisis Butir Soal Tes Kendali Mutu Kelas XII SMA Mata

Pelajaran Ekonomi Akuntansi di Kota Yogyakarta Tahun 2012”, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol.X, No.1, hlm. 26.

60 Arikunto Suharsimi, P4rosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta), hlm. 32..

Tabel 3.7 Hasil Indeks Kesukaran Soal

No. Nomor Soal Keterangan 1. 2 Sedang 2. 3 Sedang 3. 5 Sedang 4. 6 Mudah 5. 9 Sedang 6. 10 Sedang 7. 11 Sedang 8. 14 Sedang 9. 15 Sedang 10. 16 Sedang 11. 17 Sedang 12. 18 Sedang 13. 19 Sedang 14. 23 Mudah 15. 25 Mudah

Untuk hasil pengujian tingkat kesukaran soal selengkapnya terdapat pada

lampiran.

G. Teknik Pengumpulan Data / Prosedur Penelitian

1. Angket

Angket adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan objek

yang dinilai, yang dilakukan untuk memperoleh data/informasi. Teknik

pengumpulan data menggunakan angket dalam penelitian ini yaitu dengan

memberikan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang dibuat berkaitan dengan motivasi

belajar. Angket ini diberikan sebelum dan sesudah proses pembelajaran berlangsung

yang diberi perlakuan di kedua kelas penelitian, yaitu di kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

2. Hasil Belajar

Untuk memperoleh data hasil belajar siswa dengan menggunakan tes materi

larutan penyangga yang akan diberikan di kedua kelas yang akan menjadi sampel

penelitian setelah selesai proses pembelajaran berlangsung. Teknik pengambilan

data dilakukan dengan memberikan tes setelah materi selesai diajarkan.

H. Tekhnik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Data

Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk pengujian normalitas data dengan tujuan

untuk mengukur data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Data

yang baik adalah data yang memiliki pola seperti distribusi normal, yaitu

distribusi data tidak bergeser ke kiri atau ke kanan.

Untuk mengetahui data tersebut berdistribusi normal atau tidak, digunakan

uji normalitas lilliefors (uji kecocokan Kolmogorov-Smimov) yang diolah dengan

software SPSS. Jika sig > 0,05 maka data terdistribusi normal, sedangkan jika sig

< 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.

b. Uji General Linear Model

Uji general linear model adalah uji prasyarat untuk melihat apakah matriks

varians-kovarians dari dependen variabel sama untuk group-group yang ada

(independen). Uji general model menggunakan uji box’s test. Uji box’s text yaitu

kehomogenan matriks varians-kovarians secara multivariat dan juga merupakan

uji normalitas multivariat. Uji normalitas multivariat yaitu pengujian kesamaan

varians-kovarians pada kedua variabel terikat secara bersama-sama.

Statistk uji yang digunakan untuk mengetahui kehomogenan matriks varians-

kovarians dalam analisis multivariat yaitu uji statistik box-s M. dengan kriteria sig

> 0,05 maka pegujian dilanjutkan.

c. Uji Kesamaan Matriks Kovarians

Uji kesamaan matriks kovarians merupakan pengujian kesamaan varians-

kovarians pada kedua variabel terikat secara sendiri-sendiri. Pengujian ini yaitu uji

univariat F melalui uji varians error yang menggunakan angka-angka Levene’

Test Of Error Variance, dengan kriteria sig > 0,05 maka varians data homogen.

2. Teknik Analisis Pengujian Hipotesis

Statistik pengujian yang digunakan pada penelitian ini adalah uji kruskal

wallis dan man-whitney test.

a. Kruskal Wallis

Uji kruskal wallis merupakan uji nonparametric berbasis peringkat yang

tujuannya untuk menentukan adakah perbedaan signifikan secara statistik antara

dua atau lebih kelompok variabel independen pada variabel dependen yang

berskala data numerik (interval/rasio) dan skala ordinal yang diolah dengan

softwere SPSS.

Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan

media destinasi terhadap hasil dan motivasi belajar secara multivariat siswa

kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram Tahun ajaran 2019/2020.

Ha : Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media

destinasi tehadap hasil dan motivasi belajar secara multivariat siswa kelas

XI Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram Tahun Ajaran 2019/2020.

Untuk pengujian pada kruskal wallis terdapat kriteria pengujian dengan

mengunakan angka signifikasi, yaitu jika angka signifikasi (sig) > 0,05, maka Ho

diterima, sedangkan jika angka signifikasi (sig) < 0,05, maka Ho ditolak.

b. Mann-Whitney Test

Mann-Whitney Test adalah uji nonparametris yang digunakan untuk

mengetahui perbedaan median dua kelompok bebas apabila skala data variabel

terikatnya adalah ordinal atau interval/ratio tetapi tidak terdistribusi normal.

Hipotesis yang diajukan untuk variabel terikat A1:

Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan

media destinasi terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI Madrasah

Aliyah Negeri 2 Mataram Tahun Ajaran 2019/2020.

Ha : Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media

destinasi terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI Madrasah Aliyah

Negeri 2 Mataram Tahun Ajaran 2019/2020.

Hipotesis yang diujikan untuk variabel terikat A2 :

Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan

media destinasi terhadap motivasi belajar siswa kelas XI Madrasah Aliyah

Negeri 2 Mataram Tahun Ajaran 2019/2020.

Ha : Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media

destinasi terhadap motivasi belajar siswa kelas XI Madrasah Aliyah

Negeri 2 Mataram Tahun Ajaran 2019/2020.

Untuk pengujian pada mann-whitney test terdapat kriteteria pengujian

menggunakan angka signifikasi (sig) > 0,05, maka Ho diterima, sedangkan jika

angka signifikasi (sig) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan sebanyak empat kali pertemuan dan satu pertemuan untuk

ulangan harian materi larutan penyangga. Penelitian ini dilaksanakan di dua kelas, yaitu

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari penelitian ini diperoleh data motivasi dan hasil

belajar. Dengan menggunakan dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran

kooperatif tipe teams games tounament berbantuan media destinasi (kelas ekperimen)

dan model pembelajaran konvensional (kelas kontrol). Berikut ini data motivasi dan hasil

belajar siswa kelas XI MAN 2 Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020.

1. Data Motivasi

Tabel 4.1 Deskripsi Nilai Motivasi Belajar Kimia

Nilai

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Nilai maksimum 97 81

Nilai minimum 48 40

Nilai rata-rata 62,22 55,01

Jumlah sampel 37 38

Standar deviasi 12,24 10,81

Berdasarkan tabel deskripsi nilai motivasi belajar di atas, nilai maksimum pada

kelas eksperimen yaitu 97 dan pada kelas kontrol yaitu 81. Sedangkan nilai minimum

pada kelas eksperimen yaitu 48 dan pada kelas kontrol yaitu 40. Perolehan nilai

tersebut didapatkan melalui postest angket motivasi di kedua kelas setelah proses

pembelajaran selesai. Jumlah nilai rata-rata pada kelas eksperimen yaitu 62,22 dan

pada kelas kontrol 55,01 yang diperoleh dari nilai total dari masing-masing kelas.

Sedangkan nilai standar deviasi pada kelas eksperimen yaitu 12,24 dan pada kelas

kontrol yaitu 10,81.

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Eksperimen

Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Kontrol

2. Data Hasil Belajar

Tabel 4.2 Deskripi Nilai Hasil Belajar Kimia

Nilai

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Nilai maksimum 100 100

Nilai minimum 52 46

Nilai rata-rata 88,32 79,47

Jumlah sampel 37 38

Standar deviasi 12,88 20,67

Jumlah nilai siswa diatas KKM

34 25

Jumlah siswa dibawah KKM

3 13

Berdasarkan tabel deskripsi nilai hasil belajar di atas, nilai maksimum pada

kelas eskpeimen dan kelas kontrol yaitu 100. Sedangkan nilai minimum pada kelas

eksperimen yaitu 52 dan nilai minimum pada kelas kontrol yaitu 46. Perolehan nilai

tersebut didapatkan dari hasil evaluasi belajar di kedua kelas setelah pemberian

materi selesai. Jumlah nilai rata-rata di kelas eksperimen yaitu 88,32 dan pada kelas

kontrol yaitu 79,47. Standar deviasi pada kelas eksperimen yaitu 12,88 dan pada

kelas kontrol 20,67. Kemudian, jumlah siswa yang di atas nilai KKM di kelas

eksperimen yaitu 34 siswa dan di kelas kontrol yaitu 25 siswa.

Gambar 4.3 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Eksperimen

Gambar 4.4 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kontrol

3. Uji Prasyarat

Hasil uji normalitas dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 4.3 Output Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Hasil_belajar_eksperime

n .247 37 .000 .783 37 .001

Hasil_belajar_kontrol .264 37 .000 .795 37 .000

Motivasi_eksperimen .118 37 .200* .938 37 .039

motivasi_kontrol .143 37 .053 .911 37 .006

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel di atas sig motivasi belajar 0,200 > 0,05 artinya terdistribusi

normal. Akan tetapi sig hasil belajar 0,000 < 0,05 artinya data tidak terdistribusi

normal. Karena salah satu data tidak terdistribusi normal maka uji hipotesis yang

selanjutnya dilakukan adalah uji nonparametris yaitu kruskal walls test dan man-

whitney test.

4. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji prasyarat yang tidak terpenuhi yaitu data tidak

berdistribusi normal, maka uji hipotesis dilanjutkan menggunakan uji nonparametris.

Uji nonparametris yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini yaitu

kruskal walls test dan mann-whitney test

a. Kruskal Walls Test

Analisis kruskal walls test, hipotesisnya berbunyi :

Ha : ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament

(TGT) berbantuan media destinasi terhadap hasil dan motivasi belajar kimia

secara multivariat siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran

2019/2020.

Ho : tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams games

tournament (TGT) berbantuan media destinasi terhadap hasil dan motivasi

belajar kimia secara multivariat siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun

pelajaran 2019/2020.

Tabel 4.4 Output Hasil Kruskal Walls Test

Test Statistics a,b

hasil_belajar_motivasi

Chi-Square 36.226

Df 3

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: kelas

Berdasarkan nilai sig 0,000 < 0,05 artinya Ha diterima dan Ho ditolak.

Kesimpulannya yaitu ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams

games tournament (TGT) berbantuan media destinasi terhadap hasil dan motivasi

belajar kimia secara multivariat siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran

2019/2020.

b. Mann-Whitney Test

Hipotesis yang diujikan untuk variabel terikat A1 :

Ha : ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament

(TGT) berbantuan media destinasi terhadap hasil belajar kimia siswa kelas

XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran 2019/2020.

Ho : tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams games

tournament (TGT) berbantuan media destinasi terhadap hasil belajar kimia

siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran 2019/2020.

Hipotesis yang diujikan untuk variabel terikat A2 :

Ha : ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament

(TGT) berbantuan media destinasi terhadap motivasi belajar kimia siswa

kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran 2019/2020.

Ho : tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams games

tournament (TGT) berbantuan media destinasi terhadap motivasi belajar

kimia siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran 2019/2020.

Tabel 4.5 Output Hasil Mann-Whitney Test pada Variabel Motivasi

Test Statistics a

Motivasi

Mann-Whitney U 477.000

Wilcoxon W 1218.000

Z -2.397

Asymp. Sig. (2-tailed) .017

a. Grouping Variable: kelas

Tabel 4.6 Output Hasil Mann-Whitney Test pada Variabel Hasil Belajar

Test Statistics a

Hasil Belajar

Mann-Whitney U 592,500

Wilcoxon W 1333,500

Z -1,195

Asymp. Sig. (2-tailed) ,232

a. Grouping Variable: kelas

Berdasarkan hasil analisis di atas, kesimpulannya yaitu pada variabel hasil

belajar nilai sig 0,232 yang artinya Ha ditolak dan Ho diterima. Berarti tidak ada

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi

terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran

2019/2020. Sedangkan variabel motivasi dengan nilai sig 0,017 < 0,05 artinya

hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak. Berarti ada pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi terhadap motivasi belajar kimia siswa

kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran 2019/2020.

B. Pembahasan

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil dan motivasi belajar siswa

pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI MAN 2 Mataram menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi (kelas eksperimen)

dan pembelajaran secara konvesional (kelas kontrol). penggunaan model pembelajaran

TGT berbantuan media destinasi dapat mempengaruhi siswa untuk giat belajar dan hasil

belajar siswa didapatkan memuaskan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat dijelaskan bahwa

pada hasil pengujian hipotesis I nilai sig yang diperoleh yaitu 0,000 < 0,05 artinya Ha-

nya diterima. Berarti terdapat perbedaan hipotesis secara multivariat yang signifikasi

antara hasil dan motivasi belajar kimia peseta didik yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi dengan peserta didik yang

diajar dengan metode konvensional. Hipotesis II yaitu 0,017 < 0,05 artinya Ha-nya

diterima. Berarti terdapat perbedaan yang signifikan motivasi belajar kimia peserta didik

yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi

dengan peserta didik yang diajar dengan metode konvensional. Hipotesis III nilai sig

yang diperoleh yaitu 0,223 > 0,05 artinya Ha-nya ditolak. Berarti tidak terdapat

perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia peseta didik yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi dengan peserta didik yang

diajar dengan metode konvensional.

Meskipun tidak ada perbedaan model terhadap hasil belajar, tetapi dari nilai rata-

rata yang diperoleh, kelas eksperimen jauh lebih tinggi daripada kelas kontrol. Jumlah

nilai siswa diatas KKM di kelas eksperimen yaitu 34 sedangkan di kelas kontrol yaitu 25

siswa. Terbukti juga berdasarkan ketuntasan klasikalnya, pada kelas eksperimen

berjumlah 91,89% sedangkan di kelas kontrol berjumlah 65,79%. Deskripsi data hasil

belajar menunjukkan bahwa jumlah nilai rata-rata pada kelas eksperimen yaitu 88,32 dan

kelas kontrol yaitu 79,47. Kemudian, perbedaan hasil belajar kimia pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol juga dapat dilihat dari perbedaan nilai rata-rata pada

deskripsi data motivasi belajar, yaitu kelas eksperimen sebesar 62,22 dan kelas kontrol

sebesar 55,01.

Adapun kendala-kendala pelaksanaan penelitian yaitu apabila terdapat siswa yang

tidak hadir maka materi yang didapatkan tidak sempurna seperti teman-temannya yang

lain sehingga nilai hasil belajar yang didapatkan tidak sesuai dengan nilai KKM.

Kemudian, kendala yang lain yaitu manajemen waktu yang kurang maksimal, sehingga

pelaksanaan game hanya digunakan pada 1 jam terakhir pelajaran. Pada kelas kontrol

sebagian sisiwa tidak memperhatikan guru saat menjelaskan di depan kelas, mereka

sibuk sendiri dengan urusannya. Penyebab Ha nya ditolak juga karena kurangnya

penguasaan materi sebagian siswa yang diperoleh di kelas kontrol karena menggunakan

metode konvensional. Kesalahan siswa selalu mengatakan paham pdahal sebenarnya dia

belum paham, sehingga guru melanjutkan materi pembelajaran sampai selesai. Pada

akhirnya dia tidak bisa menjawab soal evaluasi yang diberikan oleh guru.

Penggunaan model ceramah di kelas kontrol terlihat guru yang berperan aktif

dibanding siswanya selama pelaksanaan proses belajar mengajar. Siswa hanya duduk

diam mendengarkan penjelasan guru sehingga kurang terjadi reaksi antara guru dan

siswa. Pada dasarnya pelaksaan penbelajaran pada kelas kontrol hanya berpatokan

kepada gurunya saja. Menurut Hisyam Zaini metode ceramah adalah metode

memberikan uraian atau pejelasan kepada sejumlah siswa pada waktu dan tempat

tertentu. Metode ceramah hanya mengandalkan indera pendengaran saja, menyampaikan

informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya

mengikuti secara pasif.61 Pembelajaran dengan metode ceramah membuat siswa merasa

tidak dilibatkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini akan menimbulkan

motivasi yang rendah bagi siswa. Hasil belajar sangat dipengaruhi oleh motivasi belajar.

Pembelajaran kooperatif mengajarkan siswa untuk saling menghargai satu sama lain

dan mendorong komunikasi antar siswa sehingga hubungan antar siswa semakin baik.

Pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa yaitu

mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama, saling membantu dan

meningkatkan kepercayaan diri.

Penelitian yang dilakukan di kelas eksperimen menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi menunjukkan bahwa siswa dituntut

untuk saling berbagi kemampuan sehingga terjadi saling tukar pendapat dan melatih

kemampuan berkomunikasi. Terlihat siwa yang berkemampuan tinggi bisa saling berbagi

61 Hisyam Zamani, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), hlm.89.

sehingga siswa lain tidak sungkan bertanya kepada temannya yang lebih mengerti. Selain

itu, siswa dapat belajar dengan semangat dan antusias dalam menerima pelajaran yang

telah disampaikan oleh guru.

Model TGT tidak hanya membuat siswa yang berkemampuan tinggi lebih menonjol

dalam pembelajaran, tetapi siswa yang berkemampuan akademik lebih rendah juga ikut

aktif dan mempunyai peranan yang penting dalam kelompoknya. Dengan model

pembelajaran ini, akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai sesama

anggota kelompoknya. Selain itu, siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran

karena ada kegiatan permainan berupa turnamen dan guru menjanjikan sebuah

penghargaan pada siswa atau kelompok terbaik.62

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT guru bertindak sebagai motivator dan

fasilitator yang baik bagi peserta didik serta dapat menerapkan peraturan dalam

berkompetisi di kelas sebaik mungkin, sehingga memberikan kesempatan untuk siswa

saling mengenal lebih dalam mengenai teman-temannya di kelas dan menuntun siswa

untuk berpikir secara kritis serta keterampilan yang kreatif.

Penggunaan berbantuan media destinasi yaitu sebagai alat bantu dalam

pembelajaran kimia untuk dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa serta

hasil belajar siswa.63 Media destinasi adalah media yang mampu membuat siswa tertarik

untuk mengikuti pembelajaran dan menimbulkan rasa menyenangkan dalam proses

pembelajaran.

Hal ini disebabkan karena model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan

media destinasi lebih menekankan pada kemandirian siswa dalam proses pembelajaran,

sehingga setiap siswa dituntut untuk lebih mengusai materi yang telah diajarkan oleh

guru. Selain itu, membuat siswa lebih aktif dalam proses pelaksanaan pembelajaran

62 Slavin, Robert E, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm.97. 63 Karimah, R F., Supurwoko & Wahyuningsih, “Pengembangan Media Pembelajaran Ular Tangga Fisika

Untuk Siswa SMP/MTS Kelas VIII”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2, Nomor 1, Tahun 2014, hlm. 6-10.

berlangsung sehingga persoalan menjawab yang diberikan melalui kerja kelompok

dikerjakan dengan rasa menyenangkan karena permainan yang diberikan oleh guru.

Sehingga dapat meminimalisir kendala belajar siswa secara mandiri dan adanya siswa

yang kurang aktif dalam proses pembelajaran.

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Miftahul Hidayati yang

menyatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media

destinasi berpengaruh positif terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.64 Begitu juga

dengan penelitian Siti Nurazizah65 Zulaikha Marta Sani66 menunjukkan metode

pembelajaran kooperatif tipe TGT berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.

64 Miftahul Hidayati, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)

Berbantuan Media Permainan Kartu Uno Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Peserta Didik SMA”, (Skripsi, FMIPA UN Yogyakarta, 2017).

65 Siti Nurazizah, “Pengaruh Model Cooperativ Learning Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Metro Barat”, (Skripsi, FKIP Universitas Lampung, 2017).

66 Zulaikha Marta Sani, “Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Number Card Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 3 SMAN 9 Semarang”, (Skripsi, FMIPA UN Semarang, 2015).

BAB V

PENUTUP

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi

terhadap motivasi dan hasil belajar kimia secara multivariat siswa kelas XI MAN 2

Mataram tahun pelajaran 2019/2020. Dengan Nilai sig 0,000 < 0,05.

2. Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi

terhadap motivasi belajar siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran

2019/2020. Dengan nilai sig 0,017 < 0,05.

3. Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media

destinasi terhadap hasil belajar siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran

2019/2020. Tetapi jika dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan

kontrol, hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada hasil belajar kelas

kontrol. Dengan nilai sig 0,223 > 0,05.

b. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan di atas, maka dapat diajukan

saran-saran untuk meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa khusunya pada materi

pelajaran kimia, yaitu sebagai berikut :

1. Diharapkan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) berbantuan media

destinasi dapat diterapkan di sekolah lainnya. Karena tidak hanya dapat

meningkatkan hasil belajar saja, teapi dapat pula meningkatkan minat belajar siswa

dan berantusias dalam setiap pelajaran.

2. Meningkatkan kinerja guru agar dapat membangkitkan semangat belajar siswa, dan

memahami karakter yang dimiliki oleh setiap siswa.

3. Setiap guru sebaiknya lebih ditingkatkan dalam penggunaan model, metode, maupun

media dalam penyampaian materi, agar siswa dapat lebih mudah memahami apa

yang telah disampaikan berkenaan dengan pelajaran yang bersangkutan.

4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi para peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

A Suprijono. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Media. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Agus Suprijono. 2012. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paike. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. Amalia Ata Nayla dan Ani Widayati, “Analisis Butir Soal Tes Kendali Mutu Kelas XII SMA

Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Di Kota Yogyakartabtahun 2012”, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol.X, No.1.

Annik Qurnati. 2017. Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 2. Klaten Utara: PT Intan Pariwara. Ardiningsih Yustika, “Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Menggunakan Kartu Jodoh terhadap Hasil Belajar Siswa”, (Skripsi, FST UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2017).

Arikunto Suharsimi. 2016. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Asma Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan. Aunurrahman. 2009. Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media. Clifford T. Morgan dan Richard A. King. 1971. Introduction to Psychology. Tokyo: Grow

Hill. Ekawati, E, Sugiharto & Susilowati, E., “ Efektivitas Metode Pembelajaran TGT (Teams

Games Tournament) Yang Dilegkapi Dengan Media Power Point Dan Destinasi Terhadap Prestasi Belajar”, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2, Nomor 1, Tahun 2013.

Isjoni. 2012. Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. Hisyam Zamani, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Jamil Suprihatiningrum. 2013. Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Karimah, R F., Supurwoko & Wahyuningsih, “Pengembangan Media Pembelajaran Ular Tangga Fisika Untuk Siswa SMP/MTS Kelas VIII”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2, Nomor 1, Tahun 2014.

Lie A. 2008. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang

Kelas. Jakarta: Grasindo. M. Dalyono. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Miftahul Hidayati, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournaments (TGT) Berbantuan Media Permainan Kartu Uno Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Peserta Didik SMA”, (Skripsi, FMIPA UN Yogyakarta, 2017).

Mohammad Fathurrohman. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif Alternatif Desain

Pembelajaran yang Menyenangkan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:

Alfabeta. Muhammad Nasikhul Abid, “Indikator-indikator Motivasi”, dalam

http://www.scribd.com/doc/36537893/12/Indikator-Motivasi, diakses pada tanggal 19 Desember 2019, pukul 08.40.

Nanan, Sudjana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. Ngalim Purwanto. 2002. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya. Nurul Zuriah. 2012. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Oemar Hamalik. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Purwanto. 2020. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Rajawali Press. Sadiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Salima Puji Astuti, Bakti Muliyani, Budi Utami, “Penerapan Model Pembelajran Teams

Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI MIA 3 SMA AL ISLAM 1 Surakarta”, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 6, Nomor 2.

Sani Marta Zulaikha, “ Penerapan Model Pembelajaran Team Game Tournament (TGT)

Berbantuan Media Number Card untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”, (Skripsi, FMIPA UNRANG, Semarang, 2015).

Sardirman. 2011. Interaksi dan Motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali. Siti Nurazizah, “Pengaruh Model Cooperativ Learning Tipe Teams Games Tournament

(TGT) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Metro Barat”, (Skripsi, FKIP Universitas Lampung, 2017).

Slavin Robert E. 2008. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sudjana. 2000. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. 2018. Metode Penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta. Susyanto dan Jihad A. 2013. Menjadi Guru Profesional (Strategi Meningkatkan Kualifikasi

dan Kualitas Guru di Era Global). Jakarta: Esensi Erlangga Cipta. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Tukiran Taniredja, et.all. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta. Wina Sanjaya. 2016. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana. Zainal Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Zulaikha Marta Sani, “Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Berbantuan Media Number Card Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 3 SMAN 9 Semarang”, (Skripsi, FMIPA UN Semarang, 2015).

LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : MAN 2 Mataram

Kelas/Semester : XI/II

Mata Pelajaran : Kimia

Materi Pokok : Pengertian dan Sifat-Sifat Larutan Penyangga

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Pertemuan : I

A. Kompetensi Inti

• KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif

dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,

keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan

regional, dan kawasan internasional”.

• KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

• KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak

secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

3.12 Menjelaskan prinsip kerja,

perhitungan pH, dan peran larutan

penyangga dalam tubuh makhluk

hidup

• Menjelaskan pengertian larutan penyangga

• Membedakan larutan penyangga dan bukan

larutan penyangga

• Menjelaskan sifat-sifat larutan penyangga

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

• Siswa dapat menjelaskan pengertian larutan penyangga

• Siswa dapat membedakan larutan penyangga dan bukan larutan penyangga

• Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat larutan penyangga

D. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Larutan Penyangga

Larutan penyangga adalah larutan yang memiliki kemampuan untuk

mempertahankan perubahan pH ketika sedikit asam atau basa ditambahkan ke dalam

larutan tersebut (Sunarya, 2012). Larutan penyangga memiliki dua komponen yaitu

asam dan basa. Dalam pengertian lain, larutan penyangga merupakan larutan yang

mengandung asam lemah dan basa konjugatnya atau basa lemah dan asam

konjugatnya dalam keadaan seimbang. Asam akan berperan jika ada upaya untuk

menaikan pH, sedangkan basa akan berperan jika ada upaya untuk menurunkan pH.

Asam dan basa di sini merupakan pasangan asam dan basa konjugasi.

2. Prinsip Kerja Larutan Penyangga

Larutan penyangga berperan untuk mempertahankan pH pada kisarannya. Jika

ke dalam air murni dan larutan penyangga CH3COOH/CH3COO– ditambahkan sedikit

basa kuat NaOH 0,01 M pada masing-masing larutan, maka pada larutan penyangga

hanya naik sedikit dari 4,74 menjadi 4,82. Larutan penyangga CH3COOH/CH3COO–

mengandung asam lemah CH3COOH dan basa konjugasi CH3COO–. Jika ditambah

NaOH, maka ion OH– hasil ionisasi NaOH akan dinetralisir oleh asam lemah

CH3COOH. Akibatnya, pH dapat dipertahankan. Jika basa kuat NaOH diganti dengan

asam kuat HCl maka Ion H+ hasil ionisasi HCl akan dinetralisir oleh basa konjugasi

CH3COO–, sehingga pH dapat dipertahankan.

Gambar 1: Perbandingan larutan non-penyangga dan larutan penyangga saat

ditambahkan NaOH

Jika ke dalam larutan penyangga CH3COOH/CH3COO– ditambah asam kuat

atau basa kuat terlalu banyak maka asam CH3COOH akan habis bereaksi. Akibatnya

larutan penyanggatidak dapat mempertahankan pH. Jadi, larutan penyangga

mempunyai keterbatasan dalam menetralisir asam atau basa yang ditambahkan.

3. Jenis dan Sifat-Sifat Larutan Penyangga

a) Asam Lemah Dengan Basa Konjugasinya (Buffer Asam)

Misalnya, kedalam campuran larutan CH3COOH dan CH3COO-

ditambahkan sedikit asam atau basa, yang terjadi adalah sebagai berikut.

(3) Jika ditambahkan asam maka ion H+ dari asam akan bereaksi dengan ion

CH3COO- membentuk CH3COOH menurut reaksi:

CH3COO-(aq) + H+

(aq) CH3COOH(aq)

Sehingga harga pH tetap.

(4) Jika ditambahkan basa, ion OH- akan dinetralkan oleh CH3COOH menurut

reaksi:

CH3COOH(aq)+ OH-(aq) CH3COO-

(aq) + H2O(l)

Sehingga harga pH tetap.

b) Basa Lemah Dengan Asam Konjugasinya (Buffer Basa)

Misalnya, kedalam campuran larutan NH3 dan NH4+ ditambahkan

sedikit asam atau basa. Hal yang terjadi adalah sebagai berikut.

(1) Jika ditambahkan asam ion H+ akan dinetralkan oleh NH3, menurut reaksi:

NH3(aq) + H+(aq) NH4

+

Sehingga harga pH tetap

(2) Jika yang ditambahkan basa maka ion OH- akan bereaksi dengan ion NH4+

sebagai berikut.

NH4++ OH-

(aq) NH3(aq) + H2O(l)

Sehingga harga pH tetap

Larutan penyangga yan berisi campuran asam lemah (A) dan garam (G)

berlaku rumus:

[H+] = Ka x [ ][ ]

Sifat-sifat larutan penyangga sebagai berikut:

a. Nilai Ka selalu tetap jika suhu tetap. Dengan demikian, harga [H+] hanya

tergantung dari perbandingan [A] dan [G].

b. Berdasarkan eksperimen, campuran [A] dengan [G] mempunyai sifat dapar (pH-

nya stabil) jika : ≤ [ ][ ] ≤ 10

1) Jika [ ][ ] < , pengaruh hidrolisis dari garam [G] sangat besar sehingga pH

larutan tidak stabil.

2) Jika [ ][ ] > , asam lemah [A] belum cukup didapar oleh garam [G] karena

konsentrasi garam [G] terlalu sedikit.

3) Jika [ ][ ] = , [H+] = Ka x , jadi pH = - log (Ka x ,) = pKa + 1.

4) Jika [ ][ ] = , [H+] = Ka x , jadi pH = - log (Ka x 10,) = pKa - 1.

Jadi, campuran asam lemah (A) dan garam (G) mempunyai pH stabil jika

harga pH campuran ini trletak antara pKa - 1 dan pKa + 1.

c. Larutan penyangga [A] dengan [G] mempunyai pH paling stabil jika [ ][ ] = 1

sehingga [H+] = Ka atau pH = pKa. Oleh sebab itu, untuk membuat larutan

penyangga dengan pH = x, cara yang paling baik yaitu menggunakan asam lemah

[A] dengan harga Ka = 10-x, lalu dinetralkan dengan basa kuat sebanyak 50%

dibanding asam lemah.

d. Penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat pada larutan penyangga mengubah

pH hanya sedikit dan dapat diabaikan. Sengan demikian, pH dianggap tetap.

e. Pengenceran pada lartan penyangga tidak mengubah harga pH larutan. Jika

larutan penyangga diencerkan, secara teoritis harga pH larutan tidak berubah sama

sekali karena pengenceran tidak mempengaruhi harga [ ][ ]. Namun, jika

pengenceran terlalu besar. Harga pH larutan penyangga juga berubah. Hal ini

karena jika harga [H+] atau [OH-] sangat kecil, harga [H+] dan [OH-] dari air

sebagai pelarut juga harus diperhitungkan.

E. Pendekatan/Strategi/Metode/Media Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific Learning

2. Model : Cooperative learning

3. Metode : Teams Games Tournament

4. Media : Destinasi

F. Media, Alat Dan Sumber Pembelajaran

1. Media Pembelajaran

LCD, Komputer, ilustrasi (gambar dan video pembelajaran), papan tulis, alat tulis.

2. Alat dan Bahan Pembelajaran

• Power point • Permainan destinasi • Lembar diskusi peserta didik • Lembar penilaian

3. Sumber Belajar

Annik Qurniati, dkk. 2017. Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 2. Klaten Utara: PT

Intan Pariwara.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Waktu

Pendahuluan 1. Orientasi

• Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,

do’a, memantau kehadiran, ketertiban, kesiapan

siswa untuk melaksanakan pembelajaran

2. Apersepsi

10 Menit

• Guru menanyakan sesuatu dalam kehidupan

sehari-hari yang berkaitan dengan larutan

penyangga. Misalnya tentang larutan penyangga

dalam darah dll.

3. Motivasi

• Menyampaikan tujuan pembelajaran pada

pertemuan yang berlangsung.

• Memberikan gambaran tentang manfaat

mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.

4. Pemberian acuan

• Memberitahukan tentang kompetensi dasar,

indikator pencapaian kompetensi.

• Guru membagi kelompok dengan jumlah

kelompok 6-7 orang dan menjelaskan aturan

permainan destinasi dan batasan waktu.

Kegiatan

Inti

1. Mengamati

• Guru membimbing peserta didik untuk

mengamati informasi mengenai seputaran

materi pengertian dan sifat-sifat larutan

penyangga dengan cara membaca/ melihat/

mengamati gambar dan materi yang ada dibuku

LKS.

2. Menanya

• Guru mengajukan pertanyaan mengenai

bagaimana konsep darah dalam tubuh

berdasarkan pengertian dan sifat-sifat larutan

penyangga .

3. Mengumpulkan Data (Eksperimen/Mengeksplorasi)

• Guru mengarahkan siswa untuk mengumpulkan

informasi secara kelompok untuk bertukar

pikiran dan bekerja sama.

70 menit

4. Mengasosiasikan

• Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis

materi yang telah didiskuiskan bersama.

• Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan

materi yang telah dianalisis dan didiskusikan.

• Guru mengarahkan siswa untuk megikuti

permainan destinasi sebagai persiapan megikuti

turnamen.

5. Mengkomunikasikan

• Guru menyuruh kelompok yang sudah mengikuti

permainan destinasi selanjutnya untuk mengikuti

games tournamen.

• Guru memberikan penegasan dan memeriksa

pekerjaan dari masing-masing kelompok.

• Guru menyuruh siswa untuk menyelesaikan soal

pendalaman pada lembar kerja siswa secara

individu untuk mengecek penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran dan dikumpulan diakhir

pembelajaran.

Penutup 1. Guru menunjuk salah satu siswa untuk

menyimpulkan materi yang sudah dijelaskan

kemudian guru menyempurnakan kesimpulan yang

belum sempurna.

2. Guru memberikan penghargaan berupa nilai baik

secara individu maupun secara kelompok. Nilai

individu atas pengerjaan contoh soal, sedangkan

nilai kelompok yaitu nilai yang dimiliki pada saat

melaksanakan games tournament berbantuan media

destinasi.

3. Guru memberikan tugas untuk dikumpulkan pada

hari berikutnya.

4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan

10 Menit

memberikan pesan untuk tetap belajar.

5. Guru menutup pertemuan dengan salam.

H. Penilaian

1. Teknik Penilaian : Tes Tertulis

2. Prosedur Penilaian :

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

1. Pengetahuan Tes Tertulis Penyelesaian tugas

individu dan kelompok.

3. Tabel Penilaian

No. Nama Siswa Skor yang diperoleh Skor maksimal Nilai

1.

2.

3.

Nilai = (Skor yang diperoleh/skor maksimal) x 100

Mataram, …………. 2020

Mengetahui Kepala MAN …………. Guru Mata Pelajaran

………………………… …………………… NIP.: NIP.:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : MAN 2 Mataram

Kelas/Semester : XI/II

Mata Pelajaran : Kimia

Materi Pokok : pH larutan penyangga Asam

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Pertemuan : II

E. Kompetensi Inti

• KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif

dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,

keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan

regional, dan kawasan internasional”.

• KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

• KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak

secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

F. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

3.12Menjelaskan prinsip kerja,

perhitungan pH, dan peran larutan

penyangga dalam tubuh makhluk

• Menjelaskan komponen larutan penyangga

• Menganalisis cara kerja larutan penyangga

pada asam

hidup • Menentukan pH larutan penyangga asam

G. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

• Siswa dapat menjelaskan komponen larutan penyangga

• Siswa dapat menganalisis cara kerja larutan penyangga pada asam

• Siswa dapat menentukan pH larutan penyangga asam

H. Materi Pembelajaran

1. Komponen Larutan Penyangga

a. Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk

mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamn yang

merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu

mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya

dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang

mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya

basa kuat yang digunakan seperti natrium (Na), kalium, barium,kalsium, dan lain-

lain.

b. Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk

mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garamnya, yang

garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan

mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya

dicampurkan berlebih. Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa

dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+

maupun ion OH- .Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak

mengubah pH-nya secara signifikan

2. Cara kerja larutan peyangga

Berikut ini cara kerja larutan penyangga: Adapun cara kerjanya dapat dilihat

pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang

mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

a. Pada penambahan asam

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana

ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk

molekul CH3COOH.

CH3COO- (aq ) + H+ (aq) → CH3COOH (aq )

Adapun cara kerjanya dapat dilihat padalarutan penyangga yang

mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses

sebagai berikut:

• Pada penambahan asam

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat

ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan,

sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu

penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3),

bukannya ion OH- . Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3

membentuk ion NH 4+ .

NH3(aq) + H+(aq) → NH 4 +(aq)

3. Menghitung pH larutan Penyangga

pH larutan penyangga asam tergantung dari tetapan ionisasi asam (Ka) dan

perbandingan molaritas asam lemah dan basa a konjugasinya.

1. pH penyangga Asam

Perhatikan reaksi berikut: CH3COOH (aq) ← CH3COO- (aq) + H+ (aq)

Penambahan garam CH3COONa akan menaikkan molaritas basa konjugasi

CH3COO- Kenaikan molaritas CH3COO- hanya menggeser harga tetapan

kesetimbangan sedikit sekali, sehingga dapat dirumuskan: � = [ ][ +][ −]

atau dapat dituliskan [�+] = [ ][ −]

Karena pH = - log [H+] dan pKa = - log Ka, maka: − log[�+] = − log� − � � [�� � �][�+][�� � −]

Sehingga � = � − � � [ ][ +][ −]

Secara umum, pH larutan penyangga asam dapat dirumuskan: � = � − � � [�� � �][�+ ��]� −

Dengan pH = derajat keasaman larutan penyangga

Ka = tetapan ionisasi asam

nHA = jumlah mol asam lemah HA

nA- = jumlah mol basa konjugasi A-

Contoh Soal 1 :

Suatu larutan penyangga mengandung CH3COONa 0,4 mol dan CH3COOH

0,25 mol. Jika Ka = 1,8 x 10-5, maka tentukan pH larutan penyangga !

Jawab :

Jumlah mol basa konjugasi (CH3COO-) diperoleh dari garam CH3COONa

CH3COONa (aq)→ CH3COO- (aq) + Na+

Mula-mula: 0,4 mol - -

Reaksi : 0,4 mol 0,4 mol 0,4 mol

Akhir : 0 0,4 mol 0,4 mol

pH larutan penyangga dapat dihitung sebagai berikut:

pH = pKa – log [ ][ −]

pH = -log (1,8x10-5) – log , ,

pH = -(log1,8 + log 10-5) – log 0,625

pH = 4,7 – (-0,2)

pH = 4,94

Jadi pH larutan penyangga sebesar 4,94

Contoh Soal 2 :

Suatu larutan penyangga dengan pH sebesar 4,7 dapat dibuat dengan

mencampurkan 100 mL larutan CH3COOH 0,2 M (Ka CH3COOH = 10-6).

Apabila ke dalam larutan penyangga tersebut ditambahkan 10 mL larutan HCl 0,1

M maka perhitungan akibat penambahan sedikit asam kuat adalah ?

Jawab :

Sebelum penambahan HCl :

nCH3COOH = MCH3COOH x VCH3COOH

= 0,2 M x L

= 0,02 mol

CH3COO-(aq) + H+ (aq) → CH3COOH (aq)

Mula-mula: 0,01 mol 0,01 mol 0,02 mol

Reaksi : 0,001 mol 0,01 mol 0,001 mol

Akhir : 0,009 - 0,021 mol

[H+] = Ka x [ ][ −]

= 10-5 x ,, 9

= 2,3 x 10-5

pH = -log [H+]

pH = -log (2,3 x 10-5)

pH = 5 – log 2,3

pH = 5 – 0,36

pH = 4,64

E. Pendekatan/Strategi/Metode/Media Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific Learning

2. Model : Cooperative learning

3. Metode : Teams Games Tournament

4. Media : Destinasi

I. Media, Alat Dan Sumber Pembelajaran

4.Media Pembelajaran

LCD, Komputer, ilustrasi (gambar dan video pembelajaran), papan tulis, alat tulis.

5.Alat dan Bahan Pembelajaran

• Power point • Permainan destinasi • Lembar diskusi peserta didik • Lembar penilaian

6.Sumber Belajar

Annik Qurniati, dkk. 2017. Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 2. Klaten Utara: PT

Intan Pariwara.

J. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Waktu

Pendahuluan 5. Orientasi

• Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,

do’a, memantau kehadiran, ketertiban, kesiapan

siswa untuk melaksanakan pembelajaran

6. Apersepsi

• Guru mengingatkan materi pelajaran

sebelumnya sekaligus menghubungkannya

dengan materi yang diajarkan

7. Motivasi

• Menyampaikan tujuan pembelajaran pada

pertemuan yang berlangsung.

• Memberikan gambaran tentang manfaat

mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.

8. Pemberian acuan

• Memberitahukan tentang kompetensi dasar,

indikator pencapaian kompetensi.

• Guru membagi kelompok dengan jumlah

kelompok 6-7 orang dan menjelaskan aturan

permainan destinasi dan batasan waktu.

10 Menit

Kegiatan

Inti

6. Mengamati

• Guru membimbing peserta didik untuk mencari

informasi dengan cara membaca/ melihat/

mengamati media dan penjelasan yang telah

disampaikan untuk memahami bagaimana cara

kerja larutan penyangga dan perhitungan pH

larutan penyangga.

7. Menanya

• Guru membimbing peserta didik untuk

menanyakan hal-hal yang terkait dengan materi

yang disampaikan oleh guru agar terjadi interaksi

antara peserta didik dan guru. (menimbulkan rasa

ingin tahu)

• Guru mengajukan pertanyaan mengenai

70 menit

bagaimana cara kerja larutan penyangga pada

asam.

• Guru mengajukan pertanyaan mengenai

perhitungan pH larutan penyangga.

8. Mengumpulkan Data (Eksperimen/Mengeksplorasi)

• Guru mengarahkan siswa untuk mengumpulkan

informasi untuk menjawab pertanyaan tentang

bagaimana cara kerja larutan pernyangga asam

dan penghitungan pH larutan penyangga.

9. Mengasosiasikan

• Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis

materi yang telah didiskuiskan bersama.

• Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan

materi yang telah dianalisis dan didiskusikan.

• Guru mengarahkan siswa untuk megikuti

permainan destinasi sebagai persiapan megikuti

turnamen.

10. Mengkomunikasikan

• Guru menyuruh kelompok yang sudah mengikuti

permainan destinasi selanjutnya untuk mengikuti

games tournamen.

• Guru memberikan penegasan dan memeriksa

pekerjaan dari masing-masing kelompok.

• Guru menyuruh siswa untuk menyelesaikan soal

pendalaman pada lembar kerja siswa secara

individu untuk mengecek penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran dan dikumpulan diakhir

pembelajaran.

Penutup 6. Guru menunjuk salah satu siswa untuk

menyimpulkan materi yang sudah dijelaskan

kemudian guru menyempurnakan kesimpulan yang

belum sempurna.

7. Guru memberikan penghargaan berupa nilai baik

11 Menit

secara individu maupun secara kelompok. Nilai

individu atas pengerjaan contoh soal, sedangkan

nilai kelompok yaitu nilai yang dimiliki pada saat

melaksanakan games tournament berbantuan media

destinasi.

8. Guru memberikan tugas untuk dikumpulkan pada

hari berikutnya.

9. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan

memberikan pesan untuk tetap belajar.

10. Guru menutup pertemuan dengan salam.

K. Penilaian

4. Teknik Penilaian : Tes Tertulis

5. Prosedur Penilaian :

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

1. Pengetahuan Tes Tertulis Penyelesaian tugas

individu dan kelompok.

6. Tabel Penilaian

No. Nama Siswa Skor yang diperoleh Skor maksimal Nilai 1. 2. 3.

Nilai = (Skor yang diperoleh/skor maksimal) x 100

Mataram, …………. 2020

Mengetahui Kepala MAN …………. Guru Mata Pelajaran

………………………… …………………… NIP.: NIP.:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : MAN 2 Mataram

Kelas/Semester : XI/II

Mata Pelajaran : Kimia

Materi Pokok : pH Larutan Penyangga Basa

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Pertemuan : III

I. Kompetensi Inti

• KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif

dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,

keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan

regional, dan kawasan internasional”.

• KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

• KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak

secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

J. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

3.12 Menjelaskan prinsip kerja,

perhitungan pH, dan peran larutan

• Menganalisis cara kerja larutan penyangga

pada basa

penyangga dalam tubuh makhluk

hidup

• Menentukan PH larutan penyangga basa

K. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

• Siswa dapat menganalisis cara kerja larutan penyangga pada basa.

• Siswa dapat menentukan pH larutan penyangga basa.

L. Materi Pembelajaran

1. Cara kerja larutan peyangga

Berikut ini cara kerja larutan penyangga: Adapun cara kerjanya dapat dilihat

padalarutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang

mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

a. Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan

bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan

kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat

dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen

asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi

dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O (l)

Adapun cara kerjanya dapat dilihat padalarutan penyangga yang

mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses

sebagai berikut:

• Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan

bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa

yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponenasam (NH4+), membentuk

komponen basa (NH3) dan air.

NH 4+ (aq) + OH -(aq) → NH 3 (aq) + H2O (l)

2. Menghitung pOH larutan penyangga

pH larutan penyangga basa tergantung dari tetapan ionisasi basa (Kb) dan

perbandingan molaritas basa lemah dan asam konjugasinya.

1. pH penyangga basa

Larutan penyangga basa NH3/NH4+. molaritas asam konjugasi NH4

+

dapat dinaikan dengan Menambahkan garam (misal : NH4Cl) ke dalam asam

lemah NH3 atau Menambahkan asam kuat (misal : HCl) ke dalam basa lemah

NH3 berlebih sehingga dapat dirumuskan: � = [ ][ +][ −] atau dapat

dituliskan [ �−] = [ ][NH + ] Karena pOH = - log [OH-] dan pKb = - log Kb, maka: − log[ �−] = − log� − � � [ � ][NH4+ ] Sehingga � = � − � � [ ][ ] Secara umum, pOH larutan penyangga basa dapat dirumuskan � = � − � � [ ]ℎ −

Dengan pOH = derajat kebasaan larutan penyangga

Kb = tetapan ionisasi basa

nBH = jumlah mol basa lemah

nB- = jumlah mol asam konjugasi A-

Contoh Soal 1 :

Hitunglah pH suatu larutan penyangga yang mengandung NH4Cl 0,2 mol

dan NH3 0,15 mol jika pKb NH3 = 4,74.

Jawab:

Jumlah mol asam konjugasi (NH4+) diperoleh dari ionisasi NH4Cl

NH4Cl (aq) → NH4+ (aq) + Cl- (aq)

Mula-mula: 0,2 mol - -

Reaksi : 0,2 mol 0,2 mol 0,2 mol

Akhir : 0 0,2 mol 0,2 mol

pOH larutan penyangga dapat ditentukan sebagai berikut

pOH= � − � � �� +

pOH = 4,74 – log , ,

pOH = 4,74 – (-0,12)

pOH = 4,86

pH = 14 – pOH

pH = 14 – 4,86

pH = 9,14

Jadi, larutan penyangga basa NH3/NH4+ memiliki pH sebesar 9,14

Contoh Soal 2 :

Larutan penyangga dengan pH sebesar 4,7 dapat dibuat dengan 100 mL

larutan CH3COONa 0,1 M (Ka CH3COOH = 10-6). Apabila ke dalam larutan

10 mL larutan NaOH 0,1 M maka hitunganlah akibat penambahan sedikit basa

kuat terhadap larutan!

Jawab :

Sebelum penambahan HCl atau NaOH:

nCH3COONa = MCH3COONa x VCH3COONa

= 0,1 M x L

= 0,01 mol

CH3COOH (aq) + OH-(aq) → CH3COO- (aq) + H2O (l)

Mula-mula: 0,02 mol 0,001 mol 0,01 mol -

Reaksi : 0,001 mol 0,001 mol 0.001 mol 0,001 mol

Akhir : 0,019 - 0,011 mol 0,001 mol

[H+] = Ka x [ ][ −]

= 10-5 x , 9,

= 1,7 x 10-5

pH = -log [H+]

pH = -log (1,7 x 10-5)

pH = 5 – log 1,7

pH = 5 – 0,23

pH = 4,77

E. Pendekatan/Strategi/Metode/Media Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific Learning

2. Model : Cooperative learning

3. Metode : Teams Games Tournament

4. Media : Destinasi

L. Media, Alat Dan Sumber Pembelajaran

7. Media Pembelajaran

LCD, Komputer, ilustrasi (gambar dan video pembelajaran), papan tulis, alat tulis.

8. Alat dan Bahan Pembelajaran

• Power point • Permainan destinasi • Lembar diskusi peserta didik • Lembar penilaian

9. Sumber Belajar

Annik Qurniati, dkk. 2017. Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 2. Klaten Utara: PT

Intan Pariwara.

M. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Waktu

Pendahuluan 9. Orientasi

• Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,

do’a, memantau kehadiran, ketertiban, kesiapan

siswa untuk melaksanakan pembelajaran

10. Apersepsi

• Guru mengingatkan materi pelajaran

sebelumnya sekaligus menghubungkannya

dengan materi yang diajarkan

11. Motivasi

• Menyampaikan tujuan pembelajaran pada

pertemuan yang berlangsung.

• Memberikan gambaran tentang manfaat

mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.

12. Pemberian acuan

• Memberitahukan tentang kompetensi dasar,

10 Menit

indikator pencapaian kompetensi.

• Guru membagi kelompok dengan jumlah

kelompok 6-7 orang dan menjelaskan aturan

permainan destinasi dan batasan waktu.

Kegiatan

Inti

11. Mengamati

• Guru membimbing peserta didik untuk mencari

informasi dengan cara membaca/ melihat/

mengamati media dan penjelasan yang telah

disampaikan untuk memahami bagaimana

konsep cara kerja larutan penyangga basa dan

perhitungan pH larutan penyangga basa.

12. Menanya

• Guru membimbing peserta didik untuk

menanyakan hal-hal yang terkait dengan materi

yang disampaikan oleh guru agar terjadi interaksi

antara peserta didik dan guru. (menimbulkan rasa

ingin tahu)

• Guru mengajukan pertanyaan mengenai

bagaimana cara kerja larutan penyangga basa.

• Guru mengajukan pertanyaan mengenai

perhitungan pH larutan penyangga basa.

13. Mengumpulkan Data (Eksperimen/Mengeksplorasi)

• Guru mengarahkan siswa untuk mengumpulkan

informasi untuk menjawab pertanyaan tentang

bagaimana cara kerja larutan penyangga basa dan

perhitungan pH larutan penyangga basa.

14. Mengasosiasikan

• Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis

materi yang telah didiskusikan bersama.

• Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan

materi yang telah dianalisis dan didiskusikan.

• Guru mengarahkan siswa untuk megikuti

permainan destinasi sebagai persiapan megikuti

70 menit

turnamen.

15. Mengkomunikasikan

• Guru menyuruh kelompok yang sudah mengikuti

permainan destinasi selanjutnya untuk mengikuti

games tournamen.

• Guru memberikan penegasan dan memeriksa

pekerjaan dari masing-masing kelompok.

• Guru menyuruh siswa untuk menyelesaikan soal

pendalaman pada lembar kerja siswa secara

individu untuk mengecek penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran dan dikumpulan diakhir

pembelajaran.

Penutup 11. Guru menunjuk salah satu siswa untuk

menyimpulkan materi yang sudah dijelaskan

kemudian guru menyempurnakan kesimpulan yang

belum sempurna.

12. Guru memberikan penghargaan berupa nilai baik

secara individu maupun secara kelompok. Nilai

individu atas pengerjaan contoh soal, sedangkan

nilai kelompok yaitu nilai yang dimiliki pada saat

melaksanakan games tournament berbantuan media

destinasi.

13. Guru memberikan tugas untuk dikumpulkan pada

hari berikutnya.

14. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan

memberikan pesan untuk tetap belajar.

15. Guru menutup pertemuan dengan salam.

12 Menit

N. Penilaian

7. Teknik Penilaian : Tes Tertulis

8. Prosedur Penilaian :

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

1. Pengetahuan Tes Tertulis Penyelesaian tugas

individu dan kelompok.

9. Tabel Penilaian

No. Nama Siswa Skor yang diperoleh Skor maksimal Nilai 1. 2. 3.

Nilai = (Skor yang diperoleh/skor maksimal) x 100

Mataram, …………. 2020

Mengetahui Kepala MAN …………. Guru Mata Pelajaran

………………………… …………………… NIP.: NIP.:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : MAN 2 Mataram

Kelas/Semester : XI/II

Mata Pelajaran : Kimia

Materi Pokok : Peranan Larutan Penyangga

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Pertemuan : IV

M. Kompetensi Inti

• KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif

dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,

keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan

regional, dan kawasan internasional”.

• KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

• KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak

secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

N. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator 3.12 Menjelaskan prinsip kerja,

perhitungan pH, dan peran larutan

penyangga dalam tubuh makhluk

hidup

• Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam

tubuh makhluk hidup.

• Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam

kehidupan sehari-hari.

O. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

• Siswa dapat menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.

• Siswa dapat menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari.

P. Materi Pembelajaran

1. Peranan Larutan Penyangga dalam Kehidupan Sehari-hari

Larutan penyangga sangat berperan dalam kehidupan

sehari-hari. Beberapa fungsi larutan penyangga dalam

kehidupan sehari-hari yaitu digunakan secara meluas

dalam kimia analitis, biokimia, dan bakteriologi,

demikian pula fotografi dan industri kulit dan warna.

Kebanyakan reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hidup hanya dapat

berlangsung pada pH tertentu. Oleh karena itu, cairan tubuh harus merupakan larutan

penyangga agar pH senantiasa konstan ketika metabolisme berlangsung. Dalam

keadaan normal, pH dari cairan tubuh termasuk darah kita adalah 7,35 – 7,5.

Walaupun sejumlah besar ion H+ selalu ada sebagai hasil metabolisme dari zat-zat,

tetapi keadaan setimbang harus selalu dipertahankan dengan jalan membuang

kelebihan asam tersebut. Hal ini disebabkan karena penurunan pH sedikit saja

menunjukkan keadaan sakit. Untuk itu tubuh kita mempunyai hal-hal berikut.

a. Sistem buffer, untuk mempertahankan pH tubuh agar tetap normal.

b. Sistem pernapasan. Di sini dipakai buffer H2CO3/HCO3– Misalnya konsentrasi

H3O+ dalam darah naik, berarti pH-nya turun. Bila pH turun maka pusat

pernapasan kita akan dirangsang, akibatnya kita bernapas lebih dalam sehingga

kelebihan CO2 akan dikeluarkan melalui paru-paru.

c. Ginjal kita juga menolong untuk mengatur konsentrasi H3O+ dalam darah agar

tetap konstan, dengan jalan mengeluarkan kelebihan asam melalui urine, sehingga

pH urine dapat berada sekitar 4,8 – 7,0.

d. Kegunaan larutan penyangga tidak hanya terbatas pada tubuh makhluk hidup.

Reaksi-reaksi kimia di laboratorium dan di bidang industri juga banyak

menggunakan larutan penyangga. Reaksi kimia tertentu ada yang harus

berlangsung pada suasana asam atau suasana basa. Buah-buahan dalam kaleng

perlu dibubuhi asam sitrat dan natrium sitrat untuk menjaga pH agar buah tidak

mudah dirusak oleh bakteri

2. Peranan Larutan Penyangga dalam Tubuh Makhluk Hidup

a. Larutan Buffer dalam darah

Pada orang sehat, pH darah tidak pernah berbeda 0,2 satuan dari pH normal,

yaitu 7,5. pH darah tidak boleh turun dibawah 7,0 ataupun naik diatas 7,8 karena

akan berakibat fatal bagi tubuh. Untuk mempertahankannya, darah memiliki

beberapa larutan penyangga alami yaitu Penyangga Karbonat, Penyangga

Hemoglobin, Penyangga Fosfat.

1) Penyangga Karbonat

Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H2CO3)

dengan basa konjugasi bikarbonat (HCO3-). Reaksi kesetimbangannya

adalah:

HCO3- (aq) + H+ (aq) ⇄ H2CO3 (aq)

Perbandingan molaritas HCO3- terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk

mempertahankan pH darah 7,4 adalah 20 : 1. Jumlah HCO3 yang relatif jauh

lebih banyak itu dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang

diterima darah lebih banyak bersifat asam. Penyangga karbonat sangat

berperan penting dalam mengontrol pH darah. Pelari maraton dapat

mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh

metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat.

Kondisi asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes

miletus (penyakit gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa

oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah.

Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas

lebih cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak,

padahal CO2 dapat larut dalam air menghasilkan H2CO3. Hal ini

mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi alkalosis dapat

mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang

karena cemas dan histeris).

2) Penyangga Hemoglobin

Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang

didapatkan melalui pernapasan. Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat

mengikat oksigen untuk selanjutnya dibawa ke seluruh sel tubuh. Reaksi

kesetimbangan dari larutan penyangga oksi hemoglobin adalah:

HHb + O2 (g) ⇄ HbO2- + H+

Produk buangan dari tubuh adalah CO2- yang di dalam tubuh bisa

membentuk senyawa H2CO3 yang nantinya akan terurai menjadi H+ dan

HCO3-. Penambahan H+ dalam tubuh akan mempengaruhi pH, tetapi

hemoglobin yang telah melepaskan O2 dapat mengikat H+ dan membentuk

asam hemoglobin (HHb+). Sehingga ion H+ yang dilepaskan pada peruraian

H2CO3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO2 yang terlarut dalam air

saat metabolisme.

3) Penyangga Fosfat

Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel

(cairan intrasel). Penyangga fosfat digunakan untuk mempertahankan pH

darah. Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga ini

adalah campuran dari asam lemah H2PO4- dan basa konjugasinya, yaitu

HPO42-. Jika dari proses metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat

asam, maka akan segera bereaksi dengan ion HPO42-

HPO42- (aq) + H+ (aq) ⇄ H2PO4

-(aq)

Dan jika proses metabolism sel menghasilkan senyawa yang bersifat

basa, maka ion OH- akan bereaksi dengan H2PO4-.

H2PO4- (aq) + OH- (aq) ⇄ HPO42- (aq) + H2O (aq)

Sehingga perbandingan [H2PO4- ] / [HPO4

2-] selalu tetap dan akibatnya

pH larutan tetap.Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit.

Selain itu, penyangga fosfat juga berperan sebagai penyangga urin.

b. Menjaga pH pada plasma darah agar berada pada pH berkisar 7,35 – 7,45

Yaitu dari ion HCO3- dengan ion Na+ . Apabila pH darah lebih dari 7,45 akan

mengalami alkalosis, akibatnya terjdi hiperventilasi / bernapas berlebihan.

Apabila pH darah kurang dari 7,35 akan mengalami acidosis akibatnya jantung,

ginjal, hati dan pencernaan akan terganggu.

c. Menjaga pH cairan tubuh agar ekskresi ion H+ pada ginjal tidak terganggu

Yaitu asam dihidrogenposphat (H2PO4-) dengan basa monohidrogenposphat

(HPO42-).

d. Air Ludah sebagai Larutan Penyangga

Larutan Penyangga H2PO4- / HPO4

2- ternyata juga ditemukan dalam air ludah,

yang berfungsi untuk menjaga pH mulut sekitar 6,8 dengan cara menetralisir

asam yang dihasilkan dari fermentasi sisa-sisa makanan yang dapat merusak gigi.

E. Pendekatan/Strategi/Metode/Media Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific Learning

2. Model : Teams Games Tournament

3. Metode : Cooperative learning

4. Media : Destinasi

O. Media, Alat Dan Sumber Pembelajaran

10. Media Pembelajaran

LCD, Komputer, ilustrasi (gambar dan video pembelajaran), papan tulis, alat tulis.

11. Alat dan Bahan Pembelajaran

• Power point • Permainan destinasi • Lembar diskusi peserta didik • Lembar penilaian

12. Sumber Belajar

Annik Qurniati, dkk. 2017. Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 2. Klaten Utara: PT

Intan Pariwara.

P. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Waktu

Pendahuluan 13. Orientasi

• Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,

do’a, memantau kehadiran, ketertiban, kesiapan

siswa untuk melaksanakan pembelajaran

14. Apersepsi

• Guru mengingatkan materi pelajaran

sebelumnya sekaligus menghubungkannya

dengan materi yang diajarkan

15. Motivasi

• Menyampaikan tujuan pembelajaran pada

pertemuan yang berlangsung.

• Memberikan gambaran tentang manfaat

mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.

16. Pemberian acuan

• Memberitahukan tentang kompetensi dasar,

indikator pencapaian kompetensi.

• Guru membagi kelompok dengan jumlah

kelompok 6-7 orang dan menjelaskan aturan

permainan destinasi dan batasan waktu.

10 Menit

Kegiatan

Inti

16. Mengamati

• Guru membimbing peserta didik untuk mencari

informasi dengan cara membaca/ melihat/

mengamati media dan penjelasan yang telah

disampaikan untuk memahami bagaimana

peranan larutan penyangga terhadap makhluk

hidup dan kehidupan sehari-hari.

17. Menanya

• Guru membimbing peserta didik untuk

menanyakan hal-hal yang terkait dengan materi

yang disampaikan oleh guru agar terjadi interaksi

antara peserta didik dan guru. (menimbulkan rasa

ingin tahu)

70 menit

• Guru mengajukan pertanyaan mengenai

bagaimana peranan larutan penyangga terhadap

makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari.

• Guru mengajukan pertanyaan mengenai peranan

larutan penyangga terhadap makhluk hidup dan

kehidupan sehari-hari.

18. Mengumpulkan Data (Eksperimen/Mengeksplorasi)

• Guru mengarahkan siswa untuk mengumpulkan

informasi untuk menjawab pertanyaan tentang

bagaimana peranan larutan penyangga terhadap

makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari.

19. Mengasosiasikan

• Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis

materi yang telah didiskuiskan bersama.

• Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan

materi yang telah dianalisis dan didiskusikan.

• Guru mengarahkan siswa untuk megikuti

permainan destinasi sebagai persiapan megikuti

turnamen.

20. Mengkomunikasikan

• Guru menyuruh kelompok yang sudah mengikuti

permainan destinasi selanjutnya untuk mengikuti

games tournamen.

• Guru memberikan penegasan dan memeriksa

pekerjaan dari masing-masing kelompok.

• Guru menyuruh siswa untuk menyelesaikan soal

pendalaman pada lembar kerja siswa secara

individu untuk mengecek penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran dan dikumpulan diakhir

pembelajaran.

Penutup 16. Guru menunjuk salah satu siswa untuk

menyimpulkan materi yang sudah dijelaskan

kemudian guru menyempurnakan kesimpulan yang

13 Menit

belum sempurna.

17. Guru memberikan penghargaan berupa nilai baik

secara individu maupun secara kelompok. Nilai

individu atas pengerjaan contoh soal, sedangkan

nilai kelompok yaitu nilai yang dimiliki pada saat

melaksanakan games tournament berbantuan media

destinasi.

18. Guru memberikan tugas untuk dikumpulkan pada

hari berikutnya.

19. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan

memberikan pesan untuk tetap belajar.

20. Guru menutup pertemuan dengan salam.

Q. Penilaian

10. Teknik Penilaian : Tes Tertulis

11. Prosedur Penilaian :

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

1. Pengetahuan Tes Tertulis Penyelesaian tugas

individu dan kelompok.

12. Tabel Penilaian

No. Nama Siswa Skor yang diperoleh Skor maksimal Nilai 1. 2. 3.

Nilai = (Skor yang diperoleh/skor maksimal) x 100

Mataram, …………. 2020

Mengetahui Kepala MAN …………. Guru Mata Pelajaran

………………………… …………………… NIP.: NIP.:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : MAN 2 Mataram

Kelas/Semester : XI/II

Mata Pelajaran : Kimia

Materi Pokok : Pengertian dan Sifat-Sifat Larutan Penyangga

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Pertemuan : I

Q. Kompetensi Inti

• KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif

dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,

keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan

regional, dan kawasan internasional”.

• KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

• KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak

secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

R. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator 3.12 Menjelaskan prinsip kerja,

perhitungan pH, dan peran larutan

penyangga dalam tubuh makhluk

hidup

• Menjelaskan pengertian larutan penyangga

• Membedakan larutan penyangga dan bukan

larutan penyangga

• Menjelaskan sifat-sifat larutan penyangga

S. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

• Siswa dapat menjelaskan pengertian larutan penyangga

• Siswa dapat membedakan larutan penyangga dan bukan larutan penyangga

• Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat larutan penyangga

T. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Larutan Penyangga

Larutan penyangga adalah larutan yang memiliki kemampuan untuk

mempertahankan perubahan pH ketika sedikit asam atau basa ditambahkan ke dalam

larutan tersebut (Sunarya, 2012). Larutan penyangga memiliki dua komponen yaitu

asam dan basa. Dalam pengertian lain, larutan penyangga merupakan larutan yang

mengandung asam lemah dan basa konjugatnya atau basa lemah dan asam

konjugatnya dalam keadaan seimbang. Asam akan berperan jika ada upaya untuk

menaikan pH, sedangkan basa akan berperan jika ada upaya untuk menurunkan pH.

Asam dan basa di sini merupakan pasangan asam dan basa konjugasi.

2. Prinsip Kerja Larutan Penyangga

Larutan penyangga berperan untuk mempertahankan pH pada kisarannya. Jika

ke dalam air murni dan larutan penyangga CH3COOH/CH3COO– ditambahkan sedikit

basa kuat NaOH 0,01 M pada masing-masing larutan, maka pada larutan penyangga

hanya naik sedikit dari 4,74 menjadi 4,82. Larutan penyangga CH3COOH/CH3COO–

mengandung asam lemah CH3COOH dan basa konjugasi CH3COO–. Jika ditambah

NaOH, maka ion OH– hasil ionisasi NaOH akan dinetralisir oleh asam lemah

CH3COOH. Akibatnya, pH dapat dipertahankan. Jika basa kuat NaOH diganti dengan

asam kuat HCl maka Ion H+ hasil ionisasi HCl akan dinetralisir oleh basa konjugasi

CH3COO–, sehingga pH dapat dipertahankan.

Gambar 1: Perbandingan larutan non-penyangga dan larutan penyangga saat

ditambahkan NaOH

Jika ke dalam larutan penyangga CH3COOH/CH3COO– ditambah asam kuat

atau basa kuat terlalu banyak maka asam CH3COOH akan habis bereaksi. Akibatnya

larutan penyanggatidak dapat mempertahankan pH. Jadi, larutan penyangga

mempunyai keterbatasan dalam menetralisir asam atau basa yang ditambahkan.

3. Jenis dan Sifat-Sifat Larutan Penyangga

a) Asam Lemah Dengan Basa Konjugasinya (Buffer Asam)

Misalnya, kedalam campuran larutan CH3COOH dan CH3COO-

ditambahkan sedikit asam atau basa, yang terjadi adalah sebagai berikut.

(5) Jika ditambahkan asam maka ion H+ dari asam akan bereaksi dengan ion

CH3COO- membentuk CH3COOH menurut reaksi:

CH3COO-(aq) + H+

(aq) CH3COOH(aq)

Sehingga harga pH tetap.

(6) Jika ditambahkan basa, ion OH- akan dinetralkan oleh CH3COOH menurut

reaksi:

CH3COOH(aq)+ OH-(aq) CH3COO-

(aq) + H2O(l)

Sehingga harga pH tetap.

b) Basa Lemah Dengan Asam Konjugasinya (Buffer Basa)

Misalnya, kedalam campuran larutan NH3 dan NH4+ ditambahkan

sedikit asam atau basa. Hal yang terjadi adalah sebagai berikut.

(3) Jika ditambahkan asam ion H+ akan dinetralkan oleh NH3, menurut reaksi:

NH3(aq) + H+(aq) NH4

+

Sehingga harga pH tetap

(4) Jika yang ditambahkan basa maka ion OH- akan bereaksi dengan ion NH4+

sebagai berikut.

NH4++ OH-

(aq) NH3(aq) + H2O(l)

Sehingga harga pH tetap

Larutan penyangga yan berisi campuran asam lemah (A) dan garam (G)

berlaku rumus:

[H+] = Ka x [ ][ ]

Sifat-sifat larutan penyangga sebagai berikut:

f. Nilai Ka selalu tetap jika suhu tetap. Dengan demikian, harga [H+] hanya

tergantung dari perbandingan [A] dan [G].

g. Berdasarkan eksperimen, campuran [A] dengan [G] mempunyai sifat dapar (pH-

nya stabil) jika : ≤ [ ][ ] ≤ 10

5) Jika [ ][ ] < , pengaruh hidrolisis dari garam [G] sangat besar sehingga pH

larutan tidak stabil.

6) Jika [ ][ ] > , asam lemah [A] belum cukup didapar oleh garam [G] karena

konsentrasi garam [G] terlalu sedikit.

7) Jika [ ][ ] = , [H+] = Ka x , jadi pH = - log (Ka x ,) = pKa + 1.

8) Jika [ ][ ] = , [H+] = Ka x , jadi pH = - log (Ka x 10,) = pKa - 1.

Jadi, campuran asam lemah (A) dan garam (G) mempunyai pH stabil jika

harga pH campuran ini trletak antara pKa - 1 dan pKa + 1.

h. Larutan penyangga [A] dengan [G] mempunyai pH paling stabil jika [ ][ ] = 1

sehingga [H+] = Ka atau pH = pKa. Oleh sebab itu, untuk membuat larutan

penyangga dengan pH = x, cara yang paling baik yaitu menggunakan asam lemah

[A] dengan harga Ka = 10-x, lalu dinetralkan dengan basa kuat sebanyak 50%

dibanding asam lemah.

i. Penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat pada larutan penyangga mengubah

pH hanya sedikit dan dapat diabaikan. Sengan demikian, pH dianggap tetap.

j. Pengenceran pada lartan penyangga tidak mengubah harga pH larutan. Jika

larutan penyangga diencerkan, secara teoritis harga pH larutan tidak berubah sama

sekali karena pengenceran tidak mempengaruhi harga [ ][ ]. Namun, jika

pengenceran terlalu besar. Harga pH larutan penyangga juga berubah. Hal ini

karena jika harga [H+] atau [OH-] sangat kecil, harga [H+] dan [OH-] dari air

sebagai pelarut juga harus diperhitungkan.

U. Model/metode Pembelajaran

1. Model : Pembelajaran Langsung

2. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab dan Penugasan

V. Media dan Sumber Pembelajaran

1. Media:

a) Lembar Penilaian

b) Laptop

c) Papan Tulis

d) Spidol

2. Sumber:

Annik Qurniati, dkk. 2017. Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 2. Klaten Utara: PT

Intan Pariwara.

W. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam kepada siswa dengan

senyum yang bersahabat dan komunikatif sekaligus

menanyakan kabar.

2. Sebelum memulai pembelajaran, guru mengajak siswa

berdoa.

3. Guru memeriksa kehadiran siswa

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

5 Menit

Kegiatan

Inti

21. Mengamati

• Guru menyuruh siswa mengamati informasi

mengenai seputaran materi pengertian dan sifat-

sifat larutan penyangga dengan cara membaca/

melihat/ mengamati gambar dan materi yang

75 menit

ada dibuku LKS.

22. Menanya

• Guru mengarahkan siswa bertanya terkait hasil

pengamatan tentang bagaimana konsep

pengertian dan sifat-sifat larutan penyangga.

• Guru menjawab pertanyaan siswa konsep

pengertian dan sifat-sifat larutan penyangga.

• Guru memberikan contoh dalam kehidupan

sehari-hari mengenai konsep pengertian dan

sifat-sifat larutan penyangga.

23. Mengeksplorasi

• Guru menyuruh siswa mengerjakan soal-soal di

buku dengan bekerja sama atau diskusi dengan

teman sebangkunya.

• Guru mengawasi siswa mengerjakan contoh soal.

24. Mengkomunikasikan

• Guru meminta siswa mengerjakan soal di papan

tulis.

• Guru meminta siswa menjelaskan jawabannya

atas apa yang dikerjakan di papan kepada teman-

temannya.

• Guru menguatkan dan meluruskan jawaban

siswa..

Penutup 21. Guru menunjuk salah satu siswa untuk

menyimpulkan materi pembelajaran hari ini.

22. Guru memberikan penguatan atas kesimpulan yang

disampaikan siswa.

23. Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan

salam.

14 menit

X. Penilaian

13. Teknik Penilaian : Tes Tertulis

14. Prosedur Penilaian :

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

1. Pengetahuan Tes Tertulis Penyelesaian tugas

individu dan kelompok.

15. Tabel Penilaian

No. Nama Siswa Skor yang diperoleh Skor maksimal Nilai 1. 2. 3.

Nilai = (Skor yang diperoleh/skor maksimal) x 100

Mataram, …………. 2020

Mengetahui Kepala MAN …………. Guru Mata Pelajaran

………………………… …………………… NIP.: NIP.:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : MAN 2 Mataram

Kelas/Semester : XI/II

Mata Pelajaran : Kimia

Materi Pokok : pH larutan penyangga Asam

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Pertemuan : II

Y. Kompetensi Inti

• KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif

dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,

keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan

regional, dan kawasan internasional”.

• KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

• KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak

secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Z. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

3.12Menjelaskan prinsip kerja,

perhitungan pH, dan peran larutan

penyangga dalam tubuh makhluk

• Menjelaskan komponen larutan penyangga

• Menganalisis cara kerja larutan penyangga

pada asam

hidup • Menentukan pH larutan penyangga asam

AA. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

• Siswa dapat menjelaskan komponen larutan penyangga

• Siswa dapat menganalisis cara kerja larutan penyangga pada asam

• Siswa dapat menentukan pH larutan penyangga asam

BB. Materi Pembelajaran

1. Komponen Larutan Penyangga

a. Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk

mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamn yang

merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu

mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya

dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang

mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya

basa kuat yang digunakan seperti natrium (Na), kalium, barium,kalsium, dan lain-

lain.

b. Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk

mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garamnya, yang

garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan

mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya

dicampurkan berlebih. Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa

dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+

maupun ion OH- .Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak

mengubah pH-nya secara signifikan

2. Cara kerja larutan peyangga

Berikut ini cara kerja larutan penyangga: Adapun cara kerjanya dapat dilihat

padalarutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang

mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

a. Pada penambahan asam

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana

ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk

molekul CH3COOH.

CH3COO -(aq ) + H+(aq) → CH3COOH(aq )

Adapun cara kerjanya dapat dilihat padalarutan penyangga yang

mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses

sebagai berikut:

• Pada penambahan asam

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat

ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan,

sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu

penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3),

bukannya ion OH- . Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3

membentuk ion NH4+ .

NH3(aq) + H+(aq) → NH 4 +(aq)

3. Menghitung pH larutan Penyangga

pH larutan penyangga asam tergantung dari tetapan ionisasi asam (Ka) dan

perbandingan molaritas asam lemah dan basa a konjugasinya.

1. pH penyangga Asam

Perhatikan reaksi berikut: CH3COOH (aq) ← CH3COO-(aq) + H+ (aq)

Penambahan garam CH3COONa akan menaikkan molaritas basa konjugasi

CH3COO Kenaikan molaritas CH3COO- hanya menggeser harga tetapan

kesetimbangan sedikit sekali, sehingga dapat dirumuskan: � = [ ][ +][ −]

atau dapat dituliskan [�+] = [ ][ −]

Karena pH = - log [H+] dan pKa = - log Ka, maka: − log[�+] = − log� − � � [�� � �][�+][�� � −]

Sehingga � = � − � � [ ][ +][ −]

Secara umum, pH larutan penyangga asam dapat dirumuskan: � = � − � � [�� � �][�+ ��]� −

Dengan pH = derajat keasaman larutan penyangga

Ka = tetapan ionisasi asam

nHA = jumlah mol asam lemah HA

nA- = jumlah mol basa konjugasi A-

Contoh Soal 1 :

Suatu larutan penyangga mengandung CH3COONa 0,4 mol dan CH3COOH

0,25 mol. Jika Ka = 1,8 x 10-5, maka tentukan pH larutan penyangga !

Jawab :

Jumlah mol basa konjugasi (CH3COO-) diperoleh dari garam CH3COONa

CH3COONa (aq)→ CH3COO- (aq) + Na+

Mula-mula: 0,4 mol - -

Reaksi : 0,4 mol 0,4 mol 0,4 mol

Akhir : 0 0,4 mol 0,4 mol

pH larutan penyangga dapat dihitung sebagai berikut:

pH = pKa – log [ ][ −]

pH = -log (1,8x10-5) – log , ,

pH = -(log1,8 + log 10-5) – log 0,625

pH = 4,7 – (-0,2)

pH = 4,94

Jadi pH larutan penyangga sebesar 4,94

Contoh Soal 2 :

Suatu larutan penyangga dengan pH sebesar 4,7 dapat dibuat dengan

mencampurkan 100 mL larutan CH3COOH 0,2 M (Ka CH3COOH = 10-6).

Apabila ke dalam larutan penyangga tersebut ditambahkan 10 mL larutan HCl 0,1

M maka perhitungan akibat penambahan sedikit asam kuat adalah ?

Jawab :

Sebelum penambahan HCl :

nCH3COOH = MCH3COOH x VCH3COOH

= 0,2 M x L

= 0,02 mol

CH3COO-(aq) + H+ (aq) → CH3COOH (aq)

Mula-mula: 0,01 mol 0,01 mol 0,02 mol

Reaksi : 0,001 mol 0,01 mol 0,001 mol

Akhir : 0,009 - 0,021 mol

[H+] = Ka x [ ][ −]

= 10-5 x ,, 9

= 2,3 x 10-5

pH = -log [H+]

pH = -log (2,3 x 10-5)

pH = 5 – log 2,3

pH = 5 – 0,36

pH = 4,64

CC. Model/metode Pembelajaran

3. Model : Pembelajaran Langsung

4. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab dan Penugasan

DD. Media dan Sumber Pembelajaran

3. Media:

e) Lembar Penilaian

f) Laptop

g) Papan Tulis

h) Spidol

4. Sumber:

Annik Qurniati, dkk. 2017. Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 2. Klaten Utara: PT

Intan Pariwara.

EE. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Waktu

Pendahuluan 5. Guru mengucapkan salam kepada siswa dengan

senyum yang bersahabat dan komunikatif sekaligus

menanyakan kabar.

6. Sebelum memulai pembelajaran, guru mengajak siswa

berdoa.

7. Guru memeriksa kehadiran siswa

8. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

5 Menit

Kegiatan

Inti

25. Mengamati

• Guru menyuruh siswa mengamati informasi

mengenai seputaran materi komponen, cara

kerja larutan penyangga asam dan perhitungan

pH larutan penyangga asam dengan cara

membaca/ melihat/ mengamati gambar dan

materi yang ada dibuku LKS.

26. Menanya

• Guru mengarahkan siswa bertanya terkait hasil

pengamatan tentang bagaimana konsep

komponen, cara kerja larutan penyangga asam

dan perhitungan pH larutan penyangga asam.

• Guru menjawab pertanyaan siswa konsep

komponen, cara kerja larutan penyangga asam

dan perhitungan pH larutan penyangga asam.

• Guru memberikan contoh dalam kehidupan

sehari-hari mengenai konsep komponen, cara

kerja larutan penyangga asam dan perhitungan

pH larutan penyangga asam.

27. Mengeksplorasi

• Guru menyuruh siswa mengerjakan soal-soal di

buku dengan bekerja sama atau diskusi dengan

teman sebangkunya.

• Guru mengawasi siswa mengerjakan contoh soal.

28. Mengkomunikasikan

• Guru meminta siswa mengerjakan soal di papan

tulis.

• Guru meminta siswa menjelaskan jawabannya

atas apa yang dikerjakan di papan kepada teman-

temannya.

• Guru menguatkan dan meluruskan jawaban

siswa..

75 menit

Penutup 24. Guru menunjuk salah satu siswa untuk 15 menit

menyimpulkan materi pembelajaran hari ini.

25. Guru memberikan penguatan atas kesimpulan yang

disampaikan siswa.

26. Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan

salam.

FF. Penilaian

16. Teknik Penilaian : Tes Tertulis

17. Prosedur Penilaian :

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

1. Pengetahuan Tes Tertulis Penyelesaian tugas

individu dan kelompok.

18. Tabel Penilaian

No. Nama Siswa Skor yang diperoleh Skor maksimal Nilai 1. 2. 3.

Nilai = (Skor yang diperoleh/skor maksimal) x 100

Mataram, …………. 2020

Mengetahui Kepala MAN …………. Guru Mata Pelajaran

………………………… …………………… NIP.: NIP.:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : MAN 2 Mataram

Kelas/Semester : XI/II

Mata Pelajaran : Kimia

Materi Pokok : pH Larutan Penyangga Basa

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Pertemuan : III

GG. Kompetensi Inti

• KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif

dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,

keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan

regional, dan kawasan internasional”.

• KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

• KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak

secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

HH. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

3.12 Menjelaskan prinsip kerja,

perhitungan pH, dan peran larutan

penyangga dalam tubuh makhluk

hidup

• Menganalisis cara kerja larutan penyangga

pada basa

• Menentukan PH larutan penyangga basa

II. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

• Siswa dapat menganalisis cara kerja larutan penyangga pada basa.

• Siswa dapat menentukan pH larutan penyangga basa.

JJ. Materi Pembelajaran

1. Cara kerja larutan peyangga

Berikut ini cara kerja larutan penyangga: Adapun cara kerjanya dapat dilihat

padalarutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang

mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

a. Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan

bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan

kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat

dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen

asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi

dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.

CH3COOH(aq) + OH -(aq) → CH3COO- (aq) + H2O (l)

Adapun cara kerjanya dapat dilihat padalarutan penyangga yang

mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses

sebagai berikut:

• Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan

bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa

yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponenasam (NH4+), membentuk

komponen basa (NH3) dan air.

NH 4+ (aq) + OH -(aq) → NH 3 (aq) + H2O (l)

2. Menghitung pOH larutan penyangga

pH larutan penyangga basa tergantung dari tetapan ionisasi basa (Kb) dan

perbandingan molaritas basa lemah dan asam konjugasinya.

1. pH penyangga basa

Larutan penyangga basa NH3/NH4+. molaritas asam konjugasi NH4

+

dapat dinaikan dengan Menambahkan garam (misal : NH4Cl) ke dalam asam

lemah NH3 atau Menambahkan asam kuat (misal : HCl) ke dalam basa lemah

NH3 berlebih sehingga dapat dirumuskan: � = [ ][ +][ −] atau dapat

dituliskan [ �−] = [ ][ +]

Karena pOH = - log [OH-] dan pKb = - log Kb, maka: − log[ �−] = − log� − � � [ � ][ � +] Sehingga � = � − � � [ ][ ] Secara umum, pOH larutan penyangga basa dapat dirumuskan � = � − � � [ ]ℎ −

Dengan pOH = derajat kebasaan larutan penyangga

Kb = tetapan ionisasi basa

nBH = jumlah mol basa lemah

nB- = jumlah mol asam konjugasi A-

Contoh Soal 1 :

Hitunglah pH suatu larutan penyangga yang mengandung NH4Cl 0,2 mol

dan NH3 0,15 mol jika pKb NH3 = 4,74.

Jawab:

Jumlah mol asam konjugasi (NH4+) diperoleh dari ionisasi NH4Cl

NH4Cl (aq) → NH4+ (aq) + Cl- (aq)

Mula-mula: 0,2 mol - -

Reaksi : 0,2 mol 0,2 mol 0,2 mol

Akhir : 0 0,2 mol 0,2 mol

pOH larutan penyangga dapat ditentukan sebagai berikut

pOH= � − � � �� +

pOH = 4,74 – log , ,

pOH = 4,74 – (-0,12)

pOH = 4,86

pH = 14 – pOH

pH = 14 – 4,86

pH = 9,14

Jadi, larutan penyangga basa NH3/NH4+ memiliki pH sebesar 9,14

Contoh Soal 2 :

Larutan penyangga dengan pH sebesar 4,7 dapat dibuat dengan 100 mL

larutan CH3COONa 0,1 M (Ka CH3COOH = 10-6). Apabila ke dalam larutan

10 mL larutan NaOH 0,1 M maka hitunganlah akibat penambahan sedikit basa

kuat terhadap larutan!

Jawab :

Sebelum penambahan HCl atau NaOH:

nCH3COONa = MCH3COONa x VCH3COONa

= 0,1 M x L

= 0,01 mol

CH3COOH (aq) + OH-(aq) → CH3COO- (aq) + H2O (l)

Mula-mula: 0,02 mol 0,001 mol 0,01 mol -

Reaksi : 0,001 mol 0,001 mol 0.001 mol 0,001 mol

Akhir : 0,019 - 0,011 mol 0,001 mol

[H+] = Ka x [ ][ −]

= 10-5 x , 9,

= 1,7 x 10-5

pH = -log [H+]

pH = -log (1,7 x 10-5)

pH = 5 – log 1,7

pH = 5 – 0,23

pH = 4,77

KK. Model/metode Pembelajaran

5. Model : Pembelajaran Langsung

6. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab dan Penugasan

LL. Media dan Sumber Pembelajaran

5. Media:

i) Lembar Penilaian

j) Laptop

k) Papan Tulis

l) Spidol

6. Sumber:

Annik Qurniati, dkk. 2017. Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 2. Klaten Utara: PT

Intan Pariwara.

MM. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Waktu

Pendahuluan 9. Guru mengucapkan salam kepada siswa dengan

senyum yang bersahabat dan komunikatif sekaligus

menanyakan kabar.

10. Sebelum memulai pembelajaran, guru mengajak

siswa berdoa.

11. Guru memeriksa kehadiran siswa

12. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

5 Menit

Kegiatan

Inti

29. Mengamati

1. Guru menyuruh siswa mengamati informasi

mengenai seputaran materi cara kerja larutan

penyangga basa dan perhitungan pH larutan

penyangga basa dengan cara membaca/ melihat/

mengamati gambar dan materi yang ada dibuku

LKS.

30. Menanya

• Guru mengarahkan siswa bertanya terkait hasil

pengamatan tentang bagaimana konsep cara

kerja larutan penyangga basa dan perhitungan

pH larutan penyangga basa.

• Guru menjawab pertanyaan siswa konsep cara

kerja larutan penyangga basa dan perhitungan

pH larutan penyangga basa.

31. Guru memberikan contoh dalam kehidupan sehari-

hari mengenai konsep cara kerja larutan penyangga

basa dan perhitungan pH larutan penyangga basa.

75 menit

32. Mengeksplorasi

• Guru menyuruh siswa mengerjakan soal-soal di

buku dengan bekerja sama atau diskusi dengan

teman sebangkunya.

• Guru mengawasi siswa mengerjakan contoh soal.

33. Mengkomunikasikan

• Guru meminta siswa mengerjakan soal di papan

tulis.

• Guru meminta siswa menjelaskan jawabannya

atas apa yang dikerjakan di papan kepada teman-

temannya.

• Guru menguatkan dan meluruskan jawaban

siswa..

Penutup 27. Guru menunjuk salah satu siswa untuk

menyimpulkan materi pembelajaran hari ini.

28. Guru memberikan penguatan atas kesimpulan yang

disampaikan siswa.

29. Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan

salam.

16 menit

NN. Penilaian

19. Teknik Penilaian : Tes Tertulis

20. Prosedur Penilaian :

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

1. Pengetahuan Tes Tertulis Penyelesaian tugas

individu dan kelompok.

21. Tabel Penilaian

No. Nama Siswa Skor yang diperoleh Skor maksimal Nilai 1. 2. 3.

Nilai = (Skor yang diperoleh/skor maksimal) x 100

Mataram, …………. 2020

Mengetahui Kepala MAN …………. Guru Mata Pelajaran

………………………… …………………… NIP.: NIP.:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : MAN 2 Mataram

Kelas/Semester : XI/II

Mata Pelajaran : Kimia

Materi Pokok : Peranan Larutan Penyangga

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Pertemuan : IV

OO. Kompetensi Inti

• KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif

dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,

keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan

regional, dan kawasan internasional”.

• KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

• KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak

secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

PP. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator 3.12 Menjelaskan prinsip kerja,

perhitungan pH, dan peran larutan

penyangga dalam tubuh makhluk

hidup

• Membahas fungsi larutan penyangga dalam

tubuh makhluk hidup.

• Membahas fungsi larutan penyangga dalam

sehari-hari.

QQ. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

• Siswa dapat membahas fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan

industri.

• Siswa dapat membahas fungsi larutan penyangga dalam sehari-hari.

RR. Materi Pembelajaran

1. Peranan Larutan Penyangga dalam Kehidupan Sehari-hari

Larutan penyangga sangat berperan dalam kehidupan

sehari-hari. Beberapa fungsi larutan penyangga dalam

kehidupan sehari-hari yaitu digunakan secara meluas

dalam kimia analitis, biokimia, dan bakteriologi,

demikian pula fotografi dan industri kulit dan warna.

Kebanyakan reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hidup hanya dapat

berlangsung pada pH tertentu. Oleh karena itu, cairan tubuh harus merupakan larutan

penyangga agar pH senantiasa konstan ketika metabolisme berlangsung. Dalam

keadaan normal, pH dari cairan tubuh termasuk darah kita adalah 7,35 – 7,5.

Walaupun sejumlah besar ion H+ selalu ada sebagai hasil metabolisme dari zat-zat,

tetapi keadaan setimbang harus selalu dipertahankan dengan jalan membuang

kelebihan asam tersebut. Hal ini disebabkan karena penurunan pH sedikit saja

menunjukkan keadaan sakit. Untuk itu tubuh kita mempunyai hal-hal berikut.

e. Sistem buffer, untuk mempertahankan pH tubuh agar tetap normal.

f. Sistem pernapasan. Di sini dipakai buffer H2CO3/HCO3– Misalnya konsentrasi

H3O+ dalam darah naik, berarti pH-nya turun. Bila pH turun maka pusat

pernapasan kita akan dirangsang, akibatnya kita bernapas lebih dalam sehingga

kelebihan CO2 akan dikeluarkan melalui paru-paru.

g. Ginjal kita juga menolong untuk mengatur konsentrasi H3O+ dalam darah agar

tetap konstan, dengan jalan mengeluarkan kelebihan asam melalui urine, sehingga

pH urine dapat berada sekitar 4,8 – 7,0.

h. Kegunaan larutan penyangga tidak hanya terbatas pada tubuh makhluk hidup.

Reaksi-reaksi kimia di laboratorium dan di bidang industri juga banyak

menggunakan larutan penyangga. Reaksi kimia tertentu ada yang harus

berlangsung pada suasana asam atau suasana basa. Buah-buahan dalam kaleng

perlu dibubuhi asam sitrat dan natrium sitrat untuk menjaga pH agar buah tidak

mudah dirusak oleh bakteri

2. Peranan Larutan Penyangga dalam Tubuh Makhluk Hidup

a. Larutan Buffer dalam darah

Pada orang sehat, pH darah tidak pernah berbeda 0,2 satuan dari pH normal,

yaitu 7,5. pH darah tidak boleh turun dibawah 7,0 ataupun naik diatas 7,8 karena

akan berakibat fatal bagi tubuh. Untuk mempertahankannya, darah memiliki

beberapa larutan penyangga alami yaitu Penyangga Karbonat, Penyangga

Hemoglobin, Penyangga Fosfat.

4) Penyangga Karbonat

Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H2CO3)

dengan basa konjugasi bikarbonat (HCO3-). Reaksi kesetimbangannya

adalah:

HCO3- (aq) + H+ (aq) ⇄ H2CO3 (aq)

Perbandingan molaritas HCO3- terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk

mempertahankan pH darah 7,4 adalah 20 : 1. Jumlah HCO3 yang relatif jauh

lebih banyak itu dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang

diterima darah lebih banyak bersifat asam. Penyangga karbonat sangat

berperan penting dalam mengontrol pH darah. Pelari maraton dapat

mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh

metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat.

Kondisi asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes

miletus (penyakit gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa

oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah.

Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas

lebih cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak,

padahal CO2 dapat larut dalam air menghasilkan H2CO3. Hal ini

mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi alkalosis dapat

mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang

karena cemas dan histeris).

5) Penyangga Hemoglobin

Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang

didapatkan melalui pernapasan. Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat

mengikat oksigen untuk selanjutnya dibawa ke seluruh sel tubuh. Reaksi

kesetimbangan dari larutan penyangga oksi hemoglobin adalah:

HHb + O2 (g) ⇄ HbO2- + H+

Produk buangan dari tubuh adalah CO2- yang di dalam tubuh bisa

membentuk senyawa H2CO3 yang nantinya akan terurai menjadi H+ dan

HCO3-. Penambahan H+ dalam tubuh akan mempengaruhi pH, tetapi

hemoglobin yang telah melepaskan O2 dapat mengikat H+ dan membentuk

asam hemoglobin (HHb+). Sehingga ion H+ yang dilepaskan pada peruraian

H2CO3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO2 yang terlarut dalam air

saat metabolisme.

6) Penyangga Fosfat

Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel

(cairan intrasel). Penyangga fosfat digunakan untuk mempertahankan pH

darah. Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga ini

adalah campuran dari asam lemah H2PO4- dan basa konjugasinya, yaitu

HPO42-. Jika dari proses metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat

asam, maka akan segera bereaksi dengan ion HPO42-

HPO42- (aq) + H+ (aq) ⇄ H2PO4

-(aq)

Dan jika proses metabolism sel menghasilkan senyawa yang bersifat

basa, maka ion OH- akan bereaksi dengan H2PO4-.

H2PO4- (aq) + OH- (aq) ⇄ HPO42- (aq) + H2O (aq)

Sehingga perbandingan [H2PO4- ] / [HPO4

2-] selalu tetap dan akibatnya

pH larutan tetap.Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit.

Selain itu, penyangga fosfat juga berperan sebagai penyangga urin.

b. Menjaga pH pada plasma darah agar berada pada pH berkisar 7,35 – 7,45

Yaitu dari ion HCO3- dengan ion Na+ . Apabila pH darah lebih dari 7,45 akan

mengalami alkalosis, akibatnya terjdi hiperventilasi / bernapas berlebihan.

Apabila pH darah kurang dari 7,35 akan mengalami acidosis akibatnya jantung,

ginjal, hati dan pencernaan akan terganggu.

c. Menjaga pH cairan tubuh agar ekskresi ion H+ pada ginjal tidak terganggu

Yaitu asam dihidrogenposphat (H2PO4-) dengan basa monohidrogenposphat

(HPO42-).

d. Air Ludah sebagai Larutan Penyangga

Larutan Penyangga H2PO4- / HPO4

2- ternyata juga ditemukan dalam air ludah,

yang berfungsi untuk menjaga pH mulut sekitar 6,8 dengan cara menetralisir

asam yang dihasilkan dari fermentasi sisa-sisa makanan yang dapat merusak gigi.

SS. Model/metode Pembelajaran

7. Model : Pembelajaran Langsung

8. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab dan Penugasan

TT. Media dan Sumber Pembelajaran

7. Media:

m) Lembar Penilaian

n) Laptop

o) Papan Tulis

p) Spidol

8. Sumber:

Annik Qurniati, dkk. 2017. Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 2. Klaten Utara: PT

Intan Pariwara.

UU. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Waktu

Pendahuluan 13. Guru mengucapkan salam kepada siswa dengan

senyum yang bersahabat dan komunikatif sekaligus

menanyakan kabar.

5 Menit

14. Sebelum memulai pembelajaran, guru mengajak

siswa berdoa.

15. Guru memeriksa kehadiran siswa

16. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan

Inti

34. Mengamati

1. Guru menyuruh siswa mengamati informasi

mengenai seputaran materi fungsi larutan

penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan

kehidupan sehari-hari dengan cara membaca/

melihat/ mengamati gambar dan materi yang ada

dibuku LKS.

35. Menanya

• Guru mengarahkan siswa bertanya terkait hasil

pengamatan tentang bagaimana konsep fungsi

larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup

dan kehidupan sehari-hari.

• Guru menjawab pertanyaan siswa konsep fungsi

larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup

dan kehidupan sehari-hari.

• Guru memberikan contoh dalam kehidupan

sehari-hari mengenai konsep fungsi larutan

penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan

kehidupan sehari-hari.

36. Mengeksplorasi

• Guru menyuruh siswa mengerjakan soal-soal di

buku dengan bekerja sama atau diskusi dengan

teman sebangkunya.

• Guru mengawasi siswa mengerjakan contoh soal.

37. Mengkomunikasikan

• Guru meminta siswa mengerjakan soal di papan

tulis.

• Guru meminta siswa menjelaskan jawabannya

atas apa yang dikerjakan di papan kepada teman-

75 menit

temannya.

• Guru menguatkan dan meluruskan jawaban

siswa..

Penutup 30. Guru menunjuk salah satu siswa untuk

menyimpulkan materi pembelajaran hari ini.

31. Guru memberikan penguatan atas kesimpulan yang

disampaikan siswa.

32. Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan

salam.

17 menit

VV. Penilaian

22. Teknik Penilaian : Tes Tertulis

23. Prosedur Penilaian :

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

1. Pengetahuan Tes Tertulis Penyelesaian tugas

individu dan kelompok.

24. Tabel Penilaian

No. Nama Siswa Skor yang diperoleh Skor maksimal Nilai 1. 2. 3.

Nilai = (Skor yang diperoleh/skor maksimal) x 100

Mataram, …………. 2020

Mengetahui Kepala MAN …………. Guru Mata Pelajaran

………………………… …………………… NIP.: NIP.:

Lampiran 2: Homogenitas Sampel

Oneway

Notes

Output Created 16-Dec-2019 14:14:17

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 113

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based

on cases with no missing data for any

variable in the analysis.

Syntax ONEWAY hasil BY kelas

/STATISTICS HOMOGENEITY

/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.031

Elapsed Time 00:00:00.014

[DataSet0]

Test of Homogeneity of Variances

ulangan titrasi asam basa

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.120 2 110 .887

ANOVA

ulangan titrasi asam basa

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 11.888 2 5.944 .082 .922

Within Groups 7992.573 110 72.660

Total 8004.460 112

Lampiran 3: Nama-nama Kelompok Kelas Eksperimen

NAMA KELOMPOK

Kelompok 1 :

1. Didi Sarwin Ayyadi 2. Adryan Firmansyah 3. Fitratul Adzani 4. Isfawani Kelandia 5. Muhammad Dheza Agung Fahreza 6. Riska Ageng Pangestu

Kelompok 2 :

1. Subhan Hidayat 2. Muhammad Chairul Saleh 3. Ghina Maemunah 4. Dienda Rara Nursoleha 5. Dhea Anggreny Dewatary 6. Aditya Djulqodri Rakhman

Kelompok 3 :

1. Baiq Wita Rachmatia 2. Hariri Fajriati 3. Anastasya Rifatia Zahra 4. Galuh Assyifa Nur-Illahi 5. Naufal Erdian 6. Ruhya Agni Rahmatika

Kelompok 4 :

1. Teisar Maulana Bastari

2. Nadiya Sesareny

3. Muhammad Ghozy Abdurrahman

4. M Maulana Givari 5. Ersa Anugraheni Putri

6. Baiq Elliza Saosan

Kelompok 5 :

1. Baiq Sabrina Awanis 2. Igras Almasfika

3. Mahisa Alya Adzhani 4. Nelly Sugianti 5. Putri Islami 6. Sekar Wahyu Ramadhaniarsyah

Kelompok 6 :

1. Yulia Fanny Dwi Frismayati

2. Urban Anugerah Ilahi Arsoni

3. Putri Utami 4. Pebria Sari Septiana

5. Miftahul Ulla

6. Hestynia Rahmawati

7. Baiq Salsabila Wibawa

Lampiran 4: Kisi-kisi Soal

KISI-KISI SOAL KOGNITIF

No. Kompetensi Dasar

Materi Indikator Nomor Soal Jumlah

Soal

1. 3.12 Menjelaskan prinsip kerja, perhitungan pH, dan peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup

Pengertian dan sifat larutan penyangga

• Menjelaskan pengertian larutan penyangga

1, 2 2

• Membedakan larutan penyangga dan bukan larutan penyangga

3, 4 2

• Menjelaskan sifat-sifat larutan penyangga

5, 6, 7 3

pH larutan penyangga

• Menjelaskan komponen larutan penyangga

8, 9, 10 3

• Menganalisis cara kerja larutan penyangga

11, 12, 13 3

• Menentukan pH dan pOH larutan penyangga

14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21

8

Peranan larutan penyangga

• Membahas fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan dalam kehidupan sehari-hari.

22, 23, 24, 25 4

Lampiran 5: Lembar Soal Hasil Belajar yang Belum Divalidasi

LEMBARAN SOAL

Mata pelajaran : KIMIA Satuan pendidikan : MA Kelas/Program : XI IPA (SEBELAS IPA) PETUNJUK UMUM

1. Tulis nomor dan nama anda pada lembar jawaban yang disediakan. 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum anda mengerjakan soal. 3. Kerjakan soal anda pada lembar jawaban. 4. Gunakan waktu dengan efektif dan efisien. 5. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada pengawas.

Pilihlah Satu Jawaban yang Paling Tepat.

1. Yang dimaksud larutan penyangga adalah ..... a. Larutan yang mengandung asam kuat dan basa kuat b. Larutan yang pH-nya praktis tetap meskipun ditambah sedikit asam, sedikit basa,

ataupun jika diencerkan dengan air c. Larutan yang pH-nya naik pada penambahan basa kuat meskipun ditambah

sedikit. d. Larutan yang pH-nya turun pada penambahan basa kuat meskipun ditambah

sedikit e. Larutan yang mengandung asam lemah dan basa lemah

2. pH larutan di bawah ini tidak akan berubah oleh penambahan sedikit asam atau basa

adalah..... a. Asam klorida dengan natrium klorida b. Asam asetat dengan natrium asetat c. Asam klorida dengan natrium asetat d. Asam sulfat dengan natrium sulfat e. Asam asetat dengan natrium klorida

3. Perhatikan data percobaan yang telah dilakukan anton dengan penambahan sedikit air,

sedikit asam dan sedikit basa pada lima macam larutan berikut ini:

Larutan pH awal Sedikit air Sedikit asam

Sedikit basa

P 3 4,3 5,2 1,6 Q 5 5,8 5,4 4,7 R 6 6,4 8,0 3,5 S 8 7,7 8,1 7,9 T 9 7,9 11,5 6,5

Dari data yang diperoleh pada percobaan di atas, tentukan larutan mana yang termasuk larutan penyangga! a. P dan Q b. Q dan S c. P dan T d. Q dan S e. R dan T

4. Berdasarkan data percobaan yang diperoleh andi dengn hasil sebagai berikut: Larutan A B C

PHawal 8 10 4 Ditambahkan sedikit asam

5 9,99 3,99

Ditambahkan sedikit basa

11 10,2 4,01

Dari hasil percobaan tersebut, pernyataan yang benar adalah ..... a. A adalah larutan buffer basa b. C adalah larutan buffer asam c. A, B adalah larutan buffer basa d. A, B adalah larutan buffer e. A, B, C adalah larutan buffer

5. Perhatikan pada pengukuran pH beberapa larutan yang diperoleh yanti dengan data

sebagai berikut :

Larutan Mula-mula

Setelah diencerkan

Ditambahkan asam

Ditambahkan basa

1 5,25 6,52 3,25 8,45 2 5,00 5,01 5,00 5,01 3 3,85 4,73 2,00 10,00 4 8,00 8,50 6,50 10,00 5 4,75 6,45 1,50 13,00

Sifat larutan penyangga buffer ditunjukan oleh nomor: a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5

6. Dalam minuman bersoda terdapat buffer, yaitu ion phospat yang mempertahankan

pH minuman tersebut, sehingga minuman dapat tahan lebih lama dalam penyimpanan. Berdasarkan informasi tersebut, pernyataan yang tidak benar untuk suatu larutan buffer adalah .... a. Campuran asam lemah dengan garam yang berasal dari asam lemah tersebut b. Campuran basa kuat dengan garam yang berasal dari basa kuat tersebut

c. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit asam d. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit basa e. pH tidak berubah jika diencerkan

7. Asam fosfat pada coca cola menyebabkan kandungan kalsium dalam tulang menurun.

Sehingga tidak baik jika terlalu sering mengkonsumsi minuman berkarbonasi tersebut. jika ke dalam 50 mL minuman tersebut (pH =5) ditambahkan 50 ml akuades. Apakah yang dapat diamati? a. pH akan naik sedikit b. pH naik drastis c. pH akan turun sedikit d. pH turun drastis e. pH tidak berubah

8. Andi memeriksa apakah campuran berikut bersifat larutan penyangga atau bukan.

Dari penjelasan berikut yang tidak termasuk larutan penyangga adalah... a. NH4OH dan NH4Cl b. HCN dan KCN c. CH3COOH dan CH3COONa d. H2CO3 dan KHCO3 e. H2SO4 dan KOH

9. Fina mencampurkan beberapa larutan berikut ini. Dari larutan yang didapat larutan

manakah yang membentuk larutan penyangga ? a. 50 mL CH3COOH 0,2 M dan 50 mL NaOH 0,1 M b. 50 mL CH3COOH 0,2 M dan 100 mL NaOH 0,1 M c. 50 mL HCl 0,2 M dan 100 mL NH3 0,1 M d. 50 mL HCl 0,2 M dan 50 mL NH3 0,1 M e. 50 mL HCl 0,2 M dan 50 mL NaOH 0,1 M

10. Dalam praktikum yang telah dilakukan ipin , telah disiapkan suatu larutan CH3COOH dan CH3COONa, jika akan dihasilkan suatu larutan penyangga dengan pH 5. Maka campuran larutan yang harus disiapkan yaitu ... a. 3ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M b. 2ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M c. 3ml CH3COOH 0,2 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M d. 2ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,2 M e. 2ml CH3COOH 0,5 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M

11. Perhatikan percobaan berikut :

Larutan I II III IV V pH awal 4 5 7 8 10

Ditambah 2,5 3,9 4,5 7,8 5

sedikit asam

Ditambah sedikit basaa 6,6 6,1 10 8,1 12

Ditambah sedikit air 5,2 5,9 6,5 7,6 8,5

Dari data tersebut yang termasuk larutan penyangga adalah... a. I b. II c. III d. IV e. V

12. Dalam suatu bejana terdapat 100 mL larutan NH4OH 0,1 M dengan tetapan basa (Kb=

10-5). 1) Larutan ini termasuk basa lemah 2) Mempunyai harga pH = 11 3) Penambahan 100 mL larutan NH4Cl 0,1 M merubah pH menjadi 9 4) Penambahan 100 mL larutan HCl 0,5 M merubah pH menjadi 9 Pernyataan yang benar adalah ... a. Pernyataan (1) dan (3) b. Pernyataan (4) c. Pernyataan (1), (2),dan (3) d. Semua benar e. Pernyataan (2) dan (4)

13. Penambahan sedikit HCl kedalam campuran NH40H dengan NH4Cl tidak akan mempengaruhi harga pH, karena... a. Akan menambah jumlah [H+] b. Akan mengurangi jumlah [OH-] c. [NH40H] bertambah banyak d. HCl bereaksi dengan NH40H e. [NH4Cl] berkurang banyak

14. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH= 4, berapa banyak volume

CH3COONa 0,05 M kedalam 100 mL larutan CH3COOH 0,2 M (Ka = 10-5 ) ? a. 5 mL b. 10 mL c. 20 mL d. 30 mL e. 40 mL

15. Berapa volume larutan NaOH 0,1 M dan CH3COOH 0,1 M yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan penyangga dengan pH = 6 jika Ka CH3COOH = 1× 10-5 ? a. 43,85 L

b. 47,62 L c. 42,65 L d. 41,90 L e. 46,72 L

16. Suatu campuran penyangga yang terbentuk dari 500 mL larutan HCOOH 1 M dan 500 mL larutan HCOONa 1 M , ditambah 100 mL larutan H2SO4 0,05 M. Hitunglah pH sesudah di tambahkan H2SO4 ( Ka HCOOH = 2 ×10-4) a. 4 + log 2,08 b. 4 + log 3,07 c. 4 – log 2,08 d. 4 – log 3.07 e. 4 – log 2,07

17. Bagaimana perbandingan konsentrasi asam dengan basa konjugasinya. Jika diketahui dalam keadaan normal pH suatu minuman soda yang terdiri dari campuran H2PO4

dengan HPO42- adalah 8-log 6,3. Harga Ka2 = 6,3 x 10-8. a. konsentrasi asam > konsentrasi basa konjugasi b. konsentrasi asam < konsentrasi basa konjugasi c. konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi d. ½ konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi e. konsentrasi asam = ½ konsentrasi basa konjugasi

18. Tentukan pH campuran 200 mL larutan NH3 0,2 M yang direaksikan dengan 200 mL

larutan HNO3 0,1 M (Kb = 10-5). a. 10 b. 9 c. 8 d. 7 e. 6

19. Bila 3,4 gram gas NH3 dilarutkan kedalam 1 liter air. Kemudian ke dalam larutan tersebut ditambahkan 5,35 gram NH4Cl. Jika Kb NH3= 1,8 . 10-5 Mr NH3 = 17 dan Mr NH4Cl = 53,5, tentukanlah pH larutan tersebut …. a. 9 + log 6,3 b. 9 – log 3,6 c. 9 + log 7,3 d. 8 + log 3,6 e. 9 + log 3,6

20. Berapa gram ammonium sulfat, ( NH4)2 SO4 harus ditambahkan kedalam 500 mL

larutan NH3 0,02 M untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 8? (Kb NH3 = 2 × 10-5 ); Ar: H = 1; S = 32; O = 16 a. 10,301 gram

b. 13,2 gram c. 7,954 gram d. 14,4 gram e. 10 gram

21. Larutan NH4OH 0,1 M yang volumenya 400 mL ditambahkan kedalam 200 mL

larutan H2SO4, ternyata diperoleh larutan penyngga dengan pH = 9 – 2 log 2 (Kb = 10-5). Hitunglah kemolaran H2SO4 tersebut...? a. 0,02 b. 0,03 c. 0,08 d. 0,07 e. 0,06

22. Pada saat kalian mendaki gunung, kalian akan merasa lelah dan kekurangan sedikit oksigen. Ketersediaan oksigen yang rendah menyebabkan pendaki bernapas lebih cepat. Hal ini mengakibatkan ..... a. Penurunan pH darah disebabkan oleh metabolisme tinggi b. Peningkatan pH darah disebabkan terlepasnya CO2 terlalu banyak c. Penurunan pH darah disebabkan terlepasnya CO2 terlalu sedikit d. Peningkatan pH darah disebabkan oleh metabolisme rendah e. Penurunan pH darah disebabkan oleh metabolisme rendah

23. Organ dalam tubuh yang memainkan peran penting untuk mengatasi jika terjadi perubahan pH darah yang berlebihan adalah ..... a. Ginjal b. Paru-paru c. Jantung d. Hati e. Lambung

24. Fungsi sistem larutan penyangga dalam darah adalah mempertahankan….. a. Derajat keasaman darah b. fibrionogen darah c. Kadar Hb darah d. Sel darah putih dari darah e. Sel darah merah dari darah

25. Diantara pernyataan berikut yang merupakan fungsi larutan penyangga dalam minuman berkarbonasi, yaitu ..... a. Menjaga kesetimbang cairan pada minuman b. Menghambat tumbuhnya jamur pada minuman c. Sebagai anti oksidan d. Menjaga masuknya bakteri ke dalam minuman e. Menjaga pH minuman agar tahan lebih lama dalam penyimpanan

Lampiran 6: Lembar Soal Hasil Belajar yang Sudah Divalidasi

LEMBARAN SOAL

Mata pelajaran : KIMIA Satuan pendidikan : MA Kelas/Program : XI IPA (SEBELAS IPA) PETUNJUK UMUM

6. Tulis nomor dan nama anda pada lembar jawaban yang disediakan. 7. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum anda mengerjakan soal. 8. Kerjakan soal anda pada lembar jawaban. 9. Gunakan waktu dengan efektif dan efisien. 10. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada pengawas.

Pilihlah Satu Jawaban yang Paling Tepat.

26. pH larutan di bawah ini tidak akan berubah oleh penambahan sedikit asam atau basa

adalah..... f. Asam klorida dengan natrium klorida g. Asam asetat dengan natrium asetat h. Asam klorida dengan natrium asetat i. Asam sulfat dengan natrium sulfat j. Asam asetat dengan natrium klorida

27. Perhatikan data percobaan yang telah dilakukan anton dengan penambahan sedikit air,

sedikit asam dan sedikit basa pada lima macam larutan berikut ini:

Larutan pH awal Sedikit air Sedikit asam

Sedikit basa

P 3 4,3 5,2 1,6 Q 5 5,8 5,4 4,7 R 6 6,4 8,0 3,5 S 8 7,7 8,1 7,9 T 9 7,9 11,5 6,5 Dari data yang diperoleh pada percobaan di atas, tentukan larutan mana yang

termasuk larutan penyangga! f. P dan Q g. Q dan S h. P dan T i. Q dan S j. R dan T

28. Perhatikan pada pengukuran pH beberapa larutan yang diperoleh yanti dengan data sebagai berikut :

Larutan Mula-mula

Setelah diencerkan

Ditambahkan asam

Ditambahkan basa

1 5,25 6,52 3,25 8,45 2 5,00 5,01 5,00 5,01 3 3,85 4,73 2,00 10,00 4 8,00 8,50 6,50 10,00 5 4,75 6,45 1,50 13,00

Sifat larutan penyangga buffer ditunjukan oleh nomor: f. 1 g. 2 h. 3 i. 4 j. 5

29. Dalam minuman bersoda terdapat buffer, yaitu ion phospat yang mempertahankan

pH minuman tersebut, sehingga minuman dapat tahan lebih lama dalam penyimpanan. Berdasarkan informasi tersebut, pernyataan yang tidak benar untuk suatu larutan buffer adalah .... f. Campuran asam lemah dengan garam yang berasal dari asam lemah tersebut g. Campuran basa kuat dengan garam yang berasal dari basa kuat tersebut h. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit asam i. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit basa j. pH tidak berubah jika diencerkan

30. Fina mencampurkan beberapa larutan berikut ini. Dari larutan yang didapat larutan

manakah yang membentuk larutan penyangga ? f. 50 mL CH3COOH 0,2 M dan 50 mL NaOH 0,1 M g. 50 mL CH3COOH 0,2 M dan 100 mL NaOH 0,1 M h. 50 mL HCl 0,2 M dan 100 mL NH3 0,1 M i. 50 mL HCl 0,2 M dan 50 mL NH3 0,1 M j. 50 mL HCl 0,2 M dan 50 mL NaOH 0,1 M

31. Dalam praktikum yang telah dilakukan ipin , telah disiapkan suatu larutan CH3COOH dan CH3COONa, jika akan dihasilkan suatu larutan penyangga dengan pH 5. Maka campuran larutan yang harus disiapkan yaitu ... f. 3ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M g. 2ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M h. 3ml CH3COOH 0,2 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M i. 2ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,2 M j. 2ml CH3COOH 0,5 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M

32. Perhatikan percobaan berikut :

Larutan I II III IV V pH awal 4 5 7 8 10

Ditambah sedikit asam 2,5 3,9 4,5 7,8 5

Ditambah sedikit basaa

6,6 6,1 10 8,1 12

Ditambah sedikit air

5,2 5,9 6,5 7,6 8,5

Dari data tersebut yang termasuk larutan penyangga adalah... f. I g. II h. III i. IV j. V

33. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH= 4, berapa banyak volume

CH3COONa 0,05 M kedalam 100 mL larutan CH3COOH 0,2 M (Ka=10-)? f. 5 mL g. 10 mL h. 20 mL i. 30 mL j. 40 mL

34. Berapa volume larutan NaOH 0,1 M dan CH3COOH 0,1 M yang diperlukan untuk

membuat 100 mL larutan penyangga dengan pH = 6 jika Ka CH3COOH = 1× 10-5 ? f. 43,85 L g. 47,62 L h. 42,65 L i. 41,90 L j. 46,72 L

35. Suatu campuran penyangga yang terbentuk dari 500 mL larutan HCOOH 1 M dan 500 mL larutan HCOONa 1 M , ditambah 100 mL larutan H2SO4 0,05 M. Hitunglah pH sesudah di tambahkan H2SO4 ( Ka HCOOH = 2 ×10-4) f. 4 + log 2,08 g. 4 + log 3,07 h. 4 – log 2,08 i. 4 – log 3.07 j. 4 – log 2,07

36. Bagaimana perbandingan konsentrasi asam dengan basa konjugasinya. Jika diketahui dalam keadaan normal pH suatu minuman soda yang terdiri dari campuran H2PO4

dengan HPO42- adalah 8-log 6,3. Harga Ka2 = 6,3 x 10-8. f. konsentrasi asam > konsentrasi basa konjugasi

g. konsentrasi asam < konsentrasi basa konjugasi h. konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi i. ½ konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi j. konsentrasi asam = ½ konsentrasi basa konjugasi

37. Tentukan pH campuran 200 mL larutan NH3 0,2 M yang direaksikan dengan 200 mL

larutan HNO3 0,1 M (Kb = 10-5). f. 10 g. 9 h. 8 i. 7 j. 6

38. Bila 3,4 gram gas NH3 dilarutkan kedalam 1 liter air. Kemudian ke dalam larutan tersebut ditambahkan 5,35 gram NH4Cl. Jika Kb NH3= 1,8 . 10-5 Mr NH3 = 17 dan Mr NH4Cl = 53,5, tentukanlah pH larutan tersebut …. f. 9 + log 6,3 g. 9 – log 3,6 h. 9 + log 7,3 i. 8 + log 3,6 j. 9 + log 3,6

39. Organ dalam tubuh yang memainkan peran penting untuk mengatasi jika terjadi perubahan pH darah yang berlebihan adalah ..... f. Ginjal g. Paru-paru h. Jantung i. Hati j. Lambung

40. Diantara pernyataan berikut yang merupakan fungsi larutan penyangga dalam

minuman berkarbonasi, yaitu ..... f. Menjaga kesetimbang cairan pada minuman g. Menghambat tumbuhnya jamur pada minuman h. Sebagai anti oksidan i. Menjaga masuknya bakteri ke dalam minuman j. Menjaga pH minuman agar tahan lebih lama dalam penyimpanan

Lampiran 7 : Kisi-kisi Uji Coba Soal

KISI-KISI UJI COBA SOAL

No. Indikator Pembelajaran Soal

1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga

1. Yang dimaksud larutan penyangga adalah ..... f. Larutan yang mengandung asam kuat dan basa kuat g. Larutan yang pH-nya praktis tetap meskipun

ditambah sedikit asam, sedikit basa, ataupun jika diencerkan dengan air

h. Larutan yang pH-nya naik pada penambahan basa kuat meskipun ditambah sedikit.

i. Larutan yang pH-nya turun pada penambahan basa kuat meskipun ditambah sedikit

j. Larutan yang mengandung asam lemah dan basa lemah

2. pH larutan di bawah ini tidak akan berubah oleh penambahan sedikit asam atau basa adalah..... k. asam klorida dengan natrium klorida l. asam asetat dengan natrium asetat m. asam klorida dengan natrium asetat n. asam sulfat dengan natrium sulfat o. asam asetat dengan natrium klorida

2. Membedakan larutan

penyangga dan bukan larutan penyangga

3. Perhatikan data percobaan yang telah dilakukan anton dengan penambahan sedikit air, sedikit asam dan sedikit basa pada lima macam larutan berikut ini: Larutan pH awal Sedikit air Sedikit

asam Sedikit basa

P 3 4,3 5,2 1,6 Q 5 5,8 5,4 4,7 R 6 6,4 8,0 3,5 S 8 7,7 8,1 7,9 T 9 7,9 11,5 6,5

Dari data yang diperoleh pada percobaan di atas, tentukan larutan mana yang termasuk larutan penyangga!

a. P dan Q l. Q dan S m. P dan T n. Q dan S o. R dan T

4. Berdasarkan data percobaan yang diperoleh andi dengn hasil

sebagai berikut: Larutan A B C PHawal 8 10 4 Ditambahkan sedikit asam

5 9,99 3,99

Ditambahkan 11 10,2 4,01

sedikit basa Dari hasil percobaan tersebut, pernyataan yang benar adalah ..... f. A adalah larutan buffer basa g. C adalah larutan buffer asam h. A, B adalah larutan buffer basa i. A, B adalah larutan buffer j. A, B, C adalah larutan buffer

Menjelaskan sifat-sifat larutan penyangga

5. Perhatikan pada pengukuran pH beberapa larutan yang diperoleh yanti dengan data sebagai berikut : Larutan Mula-

mula Setelah diencerkan

Ditambahkan asam

Ditambahkan basa

1 5,25 6,52 3,25 8,45 2 5,00 5,01 5,00 5,01 3 3,85 4,73 2,00 10,00 4 8,00 8,50 6,50 10,00 5 4,75 6,45 1,50 13,00

Sifat larutan penyangga buffer ditunjukan oleh nomor: k. 1 l. 2 m. 3 n. 4 o. 5

6. Dalam minuman bersoda terdapat buffer, yaitu ion phospat

yang mempertahankan pH minuman tersebut, sehingga minuman dapat tahan lebih lama dalam penyimpanan. Berdasarkan informasi tersebut, pernyataan yang tidak benar untuk suatu larutan buffer adalah .... k. Campuran asam lemah dengan garam yang berasal dari

asam lemah tersebut l. Campuran basa kuat dengan garam yang berasal dari

basa kuat tersebut m. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit asam n. pH hampir tidak berubah jika ditambah sedikit basa o. pH tidak berubah jika diencerkan

7. Asam fosfat pada coca cola menyebabkan kandungan kalsium

dalam tulang menurun. Sehingga tidak baik jika terlalu sering mengkonsumsi minuman berkarbonasi tersebut. jika ke dalam 50 mL minuman tersebut (pH =5) ditambahkan 50 ml akuades. Apakah yang dapat diamati? f. pH akan naik sedikit g. pH naik drastis h. pH akan turun sedikit i. pH turun drastis j. pH tidak berubah

Menjelaskan komponen larutan penyangga

8. Andi memeriksa apakah campuran berikut bersifat larutan penyangga atau bukan. Dari penjelasan berikut yang tidak termasuk larutan penyangga adalah... f. NH4OH dan NH4Cl g. HCN dan KCN h. CH3COOH dan CH3COONa i. H2CO3 dan KHCO3 j. H2SO4 dan KOH

9. Fina mencampurkan beberapa larutan berikut ini. Dari larutan

yang didapat larutan manakah yang membentuk larutan penyangga ? k. 50 mL CH3COOH 0,2 M dan 50 mL NaOH 0,1 M l. 50 mL CH3COOH 0,2 M dan 100 mL NaOH 0,1 M m. 50 mL HCl 0,2 M dan 100 mL NH3 0,1 M n. 50 mL HCl 0,2 M dan 50 mL NH3 0,1 M o. 50 mL HCl 0,2 M dan 50 mL NaOH 0,1 M

10. Dalam praktikum yang telah dilakukan ipin , telah disiapkan

suatu larutan CH3COOH dan CH3COONa, jika akan dihasilkan suatu larutan penyangga dengan pH 5. Maka campuran larutan yang harus disiapkan yaitu ... k. 3ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M l. 2ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M m. 3ml CH3COOH 0,2 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M n. 2ml CH3COOH 0,1 M dan 2ml CH3COONa 0,2 M o. 2ml CH3COOH 0,5 M dan 2ml CH3COONa 0,1 M

Menganalisis cara kerja larutan penyangga

11. Perhatikan percobaan berikut :

Larutan I II III IV V

pH awal 4 5 7 8 10

Ditambah sedikit asam

2,5 3,9 4,5 7,8 5

Ditambah sedikit basaa

6,6 6,1 10 8,1 12

Ditambah sedikit air

5,2 5,9 6,5 7,6 8,5

Dari data tersebut yang termasuk larutan penyangga adalah... k. I l. II m. III n. IV o. V

12. Dalam suatu bejana terdapat 100 mL larutan NH4OH 0,1 M

dengan tetapan basa Kb= 10-5. (1) Larutan ini termasuk basa lemah

(2) Mempunyai harga pH = 11 (3) Penambahan 100 mL larutan NH4Cl 0,1 M merubah pH

menjadi 9 (4) Penambahan 100 mL larutan HCl 0,5 M merubah pH

menjadi 9 Pernyataan yang benar adalah ... a. Pernyataan (1) dan (3) b. Pernyataan (4) c. Pernyataan (1), (2),dan (3) d. Semua benar e. Pernyataan (2) dan (4)

13. Penambahan sedikit HCl kedalam campuran NH4OH dengan

NH4Cl tidak akan mempengaruhi harga pH, karena... f. Akan menambah jumlah [H+] g. Akan mengurangi jumlah [OH-] h. [NH4OH] bertambah banyak i. HCl bereaksi dengan NH4OH j. [NH4Cl] berkurang banyak

Menentukan pH larutan penyangga asam

14. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 4, berapa banyak volume CH3COONa 0,05 M kedalam 100 mL larutan CH3COOH 0,2 M (Ka = 10-5 ) ? k. 5 mL l. 10 mL m. 20 mL n. 30 mL o. 40 mL

15. Berapa volume larutan NaOH 0,1 M dan CH3COOH 0,1 M

yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan penyangga dengan pH = 6 jika Ka CH3COOH = 1× 10-5 ? k. 43,85 L l. 47,62 L m. 42,65 L n. 41,90 L o. 46,72 L

16. Suatu campuran penyangga yang terbentuk dari 500 mL

larutan HCOOH 1 M dan 500 mL larutan HCOONa 1 M , ditambah 100 mL larutan H2SO4 0,05 M. Hitunglah pH sesudah di tambahkan H2SO4 ( Ka HCOOH = 2 ×10-4) ? k. 4 + log 2,08 l. 4 + log 3,07 m. 4 – log 2,08 n. 4 – log 3.07 o. 4 – log 2,07

17. Bagaimana perbandingan konsentrasi asam dengan basa

konjugasinya. Jika diketahui dalam keadaan normal pH suatu

minuman soda yang terdiri dari campuran H2PO4 dengan HPO4

2- adalah 8 - log 6,3. Harga Ka2 = 6,3 x 10-8 ? k. konsentrasi asam > konsentrasi basa konjugasi l. konsentrasi asam < konsentrasi basa konjugasi m. konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi n. ½ konsentrasi asam = konsentrasi basa konjugasi o. konsentrasi asam = ½ konsentrasi basa konjugasi

Menentukan pH larutan

penyangga basa 18. Tentukan pH campuran 200 mL larutan NH3 0,2 M yang

direaksikan dengan 200 mL larutan HNO3 0,1 M (Kb = 10-5). k. 10 l. 9 m. 8 n. 7 o. 6

19. Bila 3,4 gram gas NH3 dilarutkan kedalam 1 liter air.

Kemudian ke dalam larutan tersebut ditambahkan 5,35 gram NH4Cl. Jika Kb NH3= 1,8 . 10-5 Mr NH3 = 17 dan Mr NH4Cl = 53,5, tentukanlah pH larutan tersebut …. k. 9 + log 6,3 l. 9 – log 3,6 m. 9 + log 7,3 n. 8 + log 3,6 o. 9 + log 3,6

20. Berapa gram ammonium sulfat, (NH4)2SO4 harus ditambahkan

kedalam 500 mL larutan NH3 0,02 M untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 8? (Kb NH3 = 2 × 10-5 ); Ar: H = 1; S = 32; O = 16. f. 10,301 gram g. 13,2 gram h. 7,954 gram i. 14,4 gram j. 10 gram

21. Larutan NH4OH 0,1 M yang volumenya 400 mL ditambahkan

kedalam 200 mL larutan H2SO4, ternyata diperoleh larutan penyngga dengan pH = 9 – 2 log 2 (Kb = 10-5). Hitunglah kemolaran H2SO4 tersebut...? f. 0,02 g. 0,03 h. 0,08 i. 0,07 j. 0,06

Menjelaskan fungsi larutan

penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan aplikasinya dalam kehidupan

22. Pada saat kalian mendaki gunung, kalian akan merasa lelah dan kekurangan sedikit oksigen. Ketersediaan oksigen yang rendah menyebabkan pendaki bernapas lebih cepat. Hal ini mengakibatkan .....

sehari-hari f. Penurunan pH darah disebabkan oleh metabolisme tinggi g. Peningkatan pH darah disebabkan terlepasnya CO2

terlalu banyak h. Penurunan pH darah disebabkan terlepasnya CO2 terlalu

sedikit i. Peningkatan pH darah disebabkan oleh metabolisme

rendah j. Penurunan pH darah disebabkan oleh metabolisme rendah

23. Organ dalam tubuh yang memainkan peran penting untuk

mengatasi jika terjadi perubahan pH darah yang berlebihan adalah ..... k. Ginjal l. Paru-paru m. Jantung n. Hati o. Lambung

24. Fungsi sistem larutan penyangga dalam darah adalah

mempertahankan….. f. Derajat keasaman darah g. fibrionogen darah h. Kadar Hb darah i. Sel darah putih dari darah j. Sel darah merah dari darah

25. Diantara pernyataan berikut yang merupakan fungsi larutan

penyangga dalam minuman berkarbonasi, yaitu ..... k. Menjaga kesetimbang cairan pada minuman l. Menghambat tumbuhnya jamur pada minuman m. Sebagai anti oksidan n. Menjaga masuknya bakteri ke dalam minuman o. Menjaga pH minuman agar tahan lebih lama dalam

penyimpanan

Penilai Ahli/Validator,

Raehanah, S.Pd, M.Pd NIP.198810302015032003

Lampiran 8: Kisi-kisi Angket

Tabel Kisi-kisi Angket Belajar

Tabel Kisi-kisi Angket Belajar

Definisi Konseptual Definisi Operasional Indikator

5. Menurut Sudarwan motivasi diartikan

sebagai kekuatan, dorongan,

kebutuhan, semangat, tekanan, atau

mekanisme psikologis yang mendorng

seseorang atau sekelompok orang

mencapai prestasi tertentu sesuai

dengan apa yang dikehendakinya.

6. Menurut Clayton Alderfer motivasi

belajar adalah kecendrungan siswa

dalam melakukan kegiatan belajar

yang didorong oleh hasrat untuk

mencapai prestasi atau hasil belajar

sebaik mungkin.

7. Menurut Huitt motivasi adalah suatu

kondisi atau status internal (kadang-

kadang diartikan sebagai kebutuhan,

keinginan, atau hasrat) yang

mengarahkan perilaku seseoang untuk

aktif bertindak dalam rangka ,emvapai

suatu tujuan.

8. Menurut Sudirman motivasi adalah

daya penggerak yang telah menjadi

aktif. Motif menjadi aktif saat-saat

tertentu, terutama bila kebutuhan

untuk mencapai tujuan sangat

dirasakan atau mendesak.

Motivasi belajar merupakan

faktor penggerak (semangat,

kekuatan,kebutuhan,

tekanan, kegigihan) maupun

dorongan yang dapat

memicu timbulnya rasa

semangat belajar, untuk

mencapai prestasi atau hasil

belajar sebaik mungkin.

Tekun dalam

mengahadapi tugas

Ulet dalam menghadapi

kesulitan

Menunjukkan minat 11,12,13,14,15

Senang bekerja sendiri 16,17,18,19,20

Cepat bosan pada tugas-

tugas rutin

21,22,23,24,25

Dapat mempertahankan

pendapatnya

26,27,28,29,30

Lampiran 9: Lembar Angket Motivasi Belajar

ANGKET MOTIVASI BELAJAR

Nama :

No.Absen :

Hari/Tanggal :

Aturan menjawab Angket:

1. Pada angket ini terdapat 30 butir pertanyaan. Berilah jawaban yang benar-benar cocok

dengan pilihanmu.

2. Jawabanmu jangan di pengaruhi oleh jawaban pernyataan lain maupun teman lain.

3. Catat tanggapan kamu pada lembar jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda

check ( √) sesuai keterangan pilihan jawaban.

Keterangan pilihan jawaban dan nilai untuk pertanyaan bernilai positif.

SS : Sangat Setuju = SS : Sangat Sering : 4

S : Setuju = S : Sering : 3

TS : Tidak Setuju = J : Jarang : 2

STS : Sangat Tidak Setuju = SJ : Sangat Jarang : 1

Jika pertanyaan bernilai Negatif, maka nilainya kebalikan dari yang atas.

NO Pernyataan Pilihan Jawaban

SS/SS S/S TS/J STS/SJ

Ketekunan

1 Saya mengajarkan tugas kimia dengan

sunguh-sungguh

2 Saya menyelesaikan tugas kimia tepat

waktu

3 Bagi saya yang terpenting adalah

mengerjakan soal atau tugas kimia

tepat waktu tanpa peduli dengan hasil

yang akan saya peroleh

4 Saya bersemangat mengerjakan tugas

kimia karena metode dan media

mengajar yang digunakan guru

5 Apabila saya merasa ragu-ragu dalam

menyelesaikan soal atau mengerjakan

tugas kimia,maka saya akan mencari

refrensi untuk menyelesaikannya.

Keuletan

6 Jika nilai kimia saya jelek, saya akan

terus rajin belajar agar nilai saya

menjadi baik.

7 Ketika saya tidak mengerti materi

kimia karena metode dan media

mengajar guru, saya akan mencari

refrensi belajar di luar.

8 Saya tetap berusaha menyelesaikan

soal kimia walaupun saya

mendapatkan soal yang sulit.

9 Saya berusaha memperbaiki cara

belajar yang saya lakukan ketika nilai

kimia saya jelek.

10

Saya mudah menyerah ketika sarana

dan prasarana dalam belajar kimia

terbatas

Keminatan

11 Saya mendengarkan penjelasan guru

ketika menjelaskan materi kimia di

kelas.

12 Saya tertarik dengan metode dan

media yang digunakan guru dalam

mengajar kimia

13 Saya bertanya kepada guru mengenai

materi yang belum saya pahami

14 Saya belajar dan mengerjakan tugas

kimia atas keinginan sendiri

15 Ketika guru atau teman saya

mengajukan pertanyaan, saya

berusaha meresponnya

Kerja Mandiri

16 Saya mengerjakan sendiri tugas kimia

yang di berikan oleh guru

17 Saya mencari sumber baca kimia

dengan kemauan sendiri

18 Saya mempelajari materi kimia

sebelum di berikan oleh guru di

sekolah

19 Saya senang melakukan diskusi dalam

proses pembelajaran kimia

20 Saya mempersiapkan materi dengan

sebaik-baiknya sebelum ujian kimia.

Bosan Mengerjakan Tugas

21 Saya senang belajar kimia karena

metode dan media yang digunakan

guru dalam proses pembelajaran

22 Menurut saya kegiatan belajar kimia

membosankan karena guru hanya

menjelaskan materi dengan

berceramah saja

23 Saya senang belajar kimia karena

guru menggunakan permainan dalam

pembelajaran

24 Saya senang belajar kimia karena

pada saat pembelajaran di bentuk

kelompok-kelomok

25 Saya merasa bosan dalam belajar

kimia karena guru memberikan

latihan soal yang banyak

Mempertahankan Pendapat

26 Saya memberikan pendapat saat

diskusi

27 Saya mencari solusi jika terjadi

perbedaan pendapat dengan teman

saat diskusi

28 Saya berbicara dengan teman pada

saat diskusi kelompok berlangsung

29 Saya berusaha untuk

mempertahankan pendapat yang saya

yakini kebenarannya

30 Saya memilih diam ketika ada teman

yang mengkritik pendapat saya

Demikian, angket motivasi ini dikerjakan dengan sejujur-jujurnya dan tanpa ada unsur

terpaksa dari pihak manapun, Terima Kasih.

Siswa/Siswi

( )

Lampiran 10: Daftar Nilai Hasil dan Motivasi Belajar Siswa

1. XI MIA 4

No. Nama Siswa Nilai hasil belajar Nilai Angket

1 Aditya Djulqodri Rakhman 94 88

2 Adryan Firmansyah 94 80

3 Anastasya Rifatia Zahra 88 83

4 Baiq Elliza Saosan 88 70

5 Baiq Sabrina Awanis 52 80

6 Baiq Salsabila Wibawa 94 84

7 Baiq Wita Rachmatia 94 74

8 Dhea Anggreny Dewatary 94 76

9 Didi Sarwin Ayyadi 88 71

10 Dienda Rara Nursoleha 94 77

11 Ersa Anugraheni Putri 100 100

12 Fitratul Adzani 100 85

13 Galuh Assyifa Nur-Illahi 94 111

14 Ghina Maemunah 88 73

15 Hariri Fajriati 94 66

16 Hestynia Rahmawati 100 80

17 Igras Almasfika 70 52,5

18 Isfawani Kelandia 100 97

19 M Maulana Givari 100 78

20 Mahisa Alya Adzhani 88 57

21 Miftahul Ulla 82 70

22 Muhammad Chairul Saleh 88 77

23 Muhammad Dheza Agung 88 97

Fahreza

24 Muhammad Ghozy Abdurrahman

100 60

25 Nadiya Sesareny 100 68

26 Naufal Erdian 88 70

27 Nelly Sugianti 94 58

28 Pebria Sari Septiana 82 75

29 Putri Islami 82 75

30 Putri Utami 94 80

31 Riska Ageng Pangestu 52 58

32 Ruhya Agni Rahmatika 82 99

33 Sekar Wahyu Ramadhaniarsyah

58 58

34 Subhan Hidayat 94 80

35 Teisar Maulana Bastari 100 90

36 Urban Anugerah Ilahi Arsoni

70 67

37 Yulia Fanny Dwi Frismayati 100 87

2. XI MIA 5

No. Nama Siswa Nilai Hasil Belajar Nilai Angket

1 Afira Yulistiara 88 78

2 Aldila Rizki Batari 52 52

3 Aliya Mufida 94 96

4 Alya Suci Devi 52 52,5

5 Atina Rizki Putri 100 90

6 Azka Faris Hidayatullah 94 82,5

7 Baiq Dinda Ayuni Rusma Putri

52 62

8 Baiq Rindang Anjani 52 77

9 Dedin Satriawan 94 89

10 Febri Galih Nulhardiyan 100 90

11 Fuad Abdurrahman Afifi 52 52,5

12 Helvianah 82 52,5

13 Ilma Fitriatul 'Assri 58 56

14 Kania Fitria Kinanti 100 80

15 Mardianti 52 65

16 Muhamad Yuan Sastro Dimianta

100 90

17 Muhammad Faqih Alfarizi 100 56

18 Muhammad Haris 100 92

19 Muhammad Helmy Yasin 100 94

20 Muhammad Javier Badruttamam

94 80

21 Muhammad Nouval Hawari 64 60

22 Muhammad Riza Rabbani Yuwono

94 63

23 Muhammad Thoriq 94 82

24 Naila Ramdhani 58 68

25 Nandini Rohmi 70 63

26 Natacha Amalia 94 85

27 Nazwa Khaerinnita 46 55

28 Nina Maliq 76 65

29 Nugrahaeni Widyastari 100 90

30 Nur Padia Oktaviani 94 83

31 Nur Sanya Fahmi Mantika 52 49

32 Riza Firzian Hadi 100 80

33 Rizka Fitriawati 82 77,5

34 Rizkika Haida Ramdani 100 69

35 Rovina Friska Prastanti 88 60

36 Sabina Permata Ridyati 52 68

37 Saif Daffa Adinata 94 90

38 Zhuroyya Nabila 46 67,5

Lampiran 11: Output Hasil Uji Validitas

X1 X

2

X

3

X

4

X

5

X

6

X

7

X

8

X

9

X

1

0

X

1

1

X

1

2

X

1

3

X

1

4

X

1

5

X1

6

X1

7

X1

8

X1

9

X2

0

X2

1

X2

2

X2

3

X2

4

X2

5

TOT

AL

X1

Pear

son

Corr

elati

on

1

,1

6

0

,0

0

0

-

,0

7

1

,0

0

0

,1

2

4

-

,0

5

6

-

,0

9

2

-

,0

6

1

-

,0

6

1

,2

0

7

-

,1

9

1

-

,0

9

2

-

,0

6

1

,1

9

1

-

,2

22

,2

91

,2

91

,2

91

-

,1

79

-

,0

30

-

,2

34

,1

24

-

,1

01

,0

61 ,120

Sig.

(2-

taile

d)

,3

8

1

1,

0

0

0

,6

9

8

1,

0

0

0

,4

9

9

,7

6

2

,6

1

5

,7

4

2

,7

4

2

,2

5

6

,2

9

6

,6

1

8

,7

4

2

,2

9

6

,2

22

,1

06

,1

06

,1

06

,3

27

,8

70

,1

97

,4

99

,5

83

,7

42 ,513

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X2

Pear

son

Corr

elati

on

,1

60 1

,3

7

5*

,1

9

1

,3

7

5*

,3

8

7*

,0

7

0

,1

4

4

,2

5

2

,2

5

2

,2

5

8

-

,0

6

3

,0

6

4

,3

7

8*

,1

8

8

,0

00

,3

13

,3

13

,3

13

-

,0

66

-

,1

88

,1

91

,2

58

,1

26

,1

26

,585*

*

Sig.

(2-

taile

d)

,3

81

,0

3

4

,2

9

5

,0

3

4

,0

2

9

,7

0

5

,4

3

1

,1

6

4

,1

6

4

,1

5

4

,7

3

3

,7

2

9

,0

3

3

,3

0

3

1,

00

0

,0

81

,0

81

,0

81

,7

21

,3

03

,2

95

,1

54

,4

92

,4

92 ,000

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X3

Pear

son

Corr

elati

on

,0

00

,3

7

5*

1

,3

1

8

,8

7

5*

*

,1

2

9

,0

7

0

,1

4

4

,0

0

0

,0

0

0

,1

2

9

,3

1

3

-

,0

6

4

,0

0

0

,0

6

3

,2

52

,0

63

,0

63

,0

63

-

,1

97

-

,0

63

,0

64

,2

58

-

,1

26

,2

52 ,434*

Sig.

(2-

taile

d)

1,

00

0

,0

3

4

,0

7

6

,0

0

0

,4

8

1

,7

0

5

,4

3

1

1,

0

0

0

1,

0

0

0

,4

8

1

,0

8

1

,7

2

9

1,

0

0

0

,7

3

3

,1

64

,7

33

,7

33

,7

33

,2

79

,7

33

,7

29

,1

54

,4

92

,1

64 ,013

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X4

Pear

son

Corr

elati

on

-

,0

71

,1

9

1

,3

1

8

1

,4

4

5*

,0

1

6

,0

9

3

,1

8

4

-

,0

4

0

-

,0

4

0

-

,1

4

8

-

,1

1

6

-

,3

5

2*

,0

8

8

-

,0

1

2

-

,2

97

-

,1

16

-

,1

16

-

,1

16

,0

71

,0

12

,2

23

,1

48

-

,2

16

,0

40 ,127

Sig.

(2-

taile

d)

,6

98

,2

9

5

,0

7

6

,0

1

1

,9

2

9

,6

1

3

,3

1

4

,8

2

8

,8

2

8

,4

1

9

,5

2

9

,0

4

8

,6

3

1

,9

4

8

,0

99

,5

29

,5

29

,5

29

,6

99

,9

48

,2

21

,4

19

,2

34

,8

28 ,487

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X5

Pear

son

Corr

elati

on

,0

00

,3

7

5*

,8

7

5*

*

,4

4

5*

1

,1

2

9

,0

7

0

,1

4

4

,1

2

6

,1

2

6

,0

0

0

,1

8

8

-

,1

9

1

,0

0

0

,0

6

3

,1

26

,0

63

,0

63

,0

63

-

,1

97

-

,1

88

,1

91

,1

29

-

,1

26

,1

26 ,392*

Sig.

(2-

taile

d)

1,

00

0

,0

3

4

,0

0

0

,0

1

1

,4

8

1

,7

0

5

,4

3

1

,4

9

2

,4

9

2

1,

0

0

0

,3

0

3

,2

9

5

1,

0

0

0

,7

3

3

,4

92

,7

33

,7

33

,7

33

,2

79

,3

03

,2

95

,4

81

,4

92

,4

92 ,026

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X6

Pear

son

Corr

elati

on

,1

24

,3

8

7*

,1

2

9

,0

1

6

,1

2

9

1

,0

5

4

-

,1

4

9

,2

9

3

,2

9

3

-

,0

6

7

-

,0

4

9

-

,0

1

6

,1

6

3

-

,0

8

1

,0

33

,3

40

,3

40

,3

40

-

,1

53

-

,0

49

,1

48

,2

00

-

,2

93

,0

98 ,350*

Sig.

(2-

taile

d)

,4

99

,0

2

9

,4

8

1

,9

2

9

,4

8

1

,7

7

0

,4

1

5

,1

0

4

,1

0

4

,7

1

7

,7

9

2

,9

2

9

,3

7

4

,6

6

0

,8

60

,0

57

,0

57

,0

57

,4

03

,7

92

,4

19

,2

72

,1

04

,5

95 ,050

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X7

Pear

son

Corr

elati

on

-

,0

56

,0

7

0

,0

7

0

,0

9

3

,0

7

0

,0

5

4

1

,2

8

1

,1

4

9

,1

4

9

,2

3

3

-

,0

3

0

-

,0

9

3

,1

4

9

,0

3

0

,0

09

-

,0

30

-

,0

30

-

,0

30

,1

60

-

,1

70

-

,0

49

,1

97

-

,1

49

,1

31 ,226

Sig.

(2-

taile

d)

,7

62

,7

0

5

,7

0

5

,6

1

3

,7

0

5

,7

7

0

,1

1

9

,4

1

6

,4

1

6

,1

9

9

,8

6

9

,6

1

3

,4

1

6

,8

6

9

,9

62

,8

69

,8

69

,8

69

,3

82

,3

53

,7

91

,2

79

,4

16

,4

74 ,213

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X8

Pear

son

Corr

elati

on

-

,0

92

,1

4

4

,1

4

4

,1

8

4

,1

4

4

-

,1

4

9

,2

8

1

1

,2

1

8

,2

1

8

,4

4

7*

,0

3

6

-

,0

3

7

,0

7

3

-

,0

3

6

,0

73

-

,1

08

-

,1

08

-

,1

08

-

,1

90

,0

36

,0

37

,1

49

-

,2

18

-

,0

73

,211

Sig.

(2-

taile

d)

,6

15

,4

3

1

,4

3

1

,3

1

4

,4

3

1

,4

1

5

,1

1

9

,2

3

0

,2

3

0

,0

1

0

,8

4

4

,8

4

2

,6

9

2

,8

4

4

,6

92

,5

55

,5

55

,5

55

,2

98

,8

44

,8

42

,4

15

,2

30

,6

92 ,247

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X9

Pear

son

Corr

elati

on

-

,0

61

,2

5

2

,0

0

0

-

,0

4

0

,1

2

6

,2

9

3

,1

4

9

,2

1

8

1

1,

0

0

0*

*

,2

2

8

-

,1

9

7

,0

4

0

,1

1

1

,0

7

1

,1

11

,3

08

,3

08

,3

08

,1

08

,0

55

,3

45

,1

63

,1

43

,2

70

,575*

*

Sig.

(2-

taile

d)

,7

42

,1

6

4

1,

0

0

0

,8

2

8

,4

9

2

,1

0

4

,4

1

6

,2

3

0

,0

0

0

,2

1

0

,2

7

9

,8

2

8

,5

4

5

,6

9

9

,5

45

,0

87

,0

87

,0

87

,5

57

,7

64

,0

53

,3

74

,4

35

,1

35 ,001

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X1

0

Pear

son

Corr

elati

on

-

,0

61

,2

5

2

,0

0

0

-

,0

4

0

,1

2

6

,2

9

3

,1

4

9

,2

1

8

1,

0

0

0*

*

1

,2

2

8

-

,1

9

7

,0

4

0

,1

1

1

,0

7

1

,1

11

,3

08

,3

08

,3

08

,1

08

,0

55

,3

45

,1

63

,1

43

,2

70

,575*

*

Sig.

(2-

taile

d)

,7

42

,1

6

4

1,

0

0

0

,8

2

8

,4

9

2

,1

0

4

,4

1

6

,2

3

0

,0

0

0

,2

1

0

,2

7

9

,8

2

8

,5

4

5

,6

9

9

,5

45

,0

87

,0

87

,0

87

,5

57

,7

64

,0

53

,3

74

,4

35

,1

35 ,001

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X1

1

Pear

son

Corr

elati

on

,2

07

,2

5

8

,1

2

9

-

,1

4

8

,0

0

0

-

,0

6

7

,2

3

3

,4

4

7*

,2

2

8

,2

2

8

1

,1

7

8

,0

1

6

,4

8

8*

*

,3

4

0

,2

28

,1

78

,1

78

,1

78

,0

17

,1

78

-

,0

16

,3

33

-

,0

98

,1

63

,517*

*

Sig.

(2-

taile

d)

,2

56

,1

5

4

,4

8

1

,4

1

9

1,

0

0

0

,7

1

7

,1

9

9

,0

1

0

,2

1

0

,2

1

0

,3

3

0

,9

2

9

,0

0

5

,0

5

7

,2

10

,3

30

,3

30

,3

30

,9

26

,3

30

,9

29

,0

62

,5

95

,3

74 ,002

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X1

2

Pear

son

Corr

elati

on

-

,1

91

-

,0

6

3

,3

1

3

-

,1

1

6

,1

8

8

-

,0

4

9

-

,0

3

0

,0

3

6

-

,1

9

7

-

,1

9

7

,1

7

8

1

,2

4

3

,3

0

8

,0

0

4

,4

34

*

,1

22

,1

22

,1

22

-

,1

11

-

,1

29

,0

12

-

,0

49

-

,0

55

-

,1

81

,193

Sig.

(2-

taile

d)

,2

96

,7

3

3

,0

8

1

,5

2

9

,3

0

3

,7

9

2

,8

6

9

,8

4

4

,2

7

9

,2

7

9

,3

3

0

,1

8

0

,0

8

7

,9

8

3

,0

13

,5

07

,5

07

,5

07

,5

44

,4

80

,9

48

,7

92

,7

64

,3

20 ,291

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X1

3

Pear

son

Corr

elati

on

-

,0

92

,0

6

4

-

,0

6

4

-

,3

5

2*

-

,1

9

1

-

,0

1

6

-

,0

9

3

-

,0

3

7

,0

4

0

,0

4

0

,0

1

6

,2

4

3

1

,1

6

8

,3

9

4*

,2

97

,1

16

,1

16

,1

16

-

,0

71

-

,1

39

-

,2

23

-

,1

48

,3

45

-

,0

40

,167

Sig.

(2-

taile

d)

,6

18

,7

2

9

,7

2

9

,0

4

8

,2

9

5

,9

2

9

,6

1

3

,8

4

2

,8

2

8

,8

2

8

,9

2

9

,1

8

0

,3

5

7

,0

2

5

,0

99

,5

29

,5

29

,5

29

,6

99

,4

47

,2

21

,4

19

,0

53

,8

28 ,361

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X1

4

Pear

son

Corr

elati

on

-

,0

61

,3

7

8*

,0

0

0

,0

8

8

,0

0

0

,1

6

3

,1

4

9

,0

7

3

,1

1

1

,1

1

1

,4

8

8*

*

,3

0

8

,1

6

8

1

,3

2

3

,2

38

,3

08

,3

08

,3

08

-

,0

25

-

,0

71

,0

88

,2

93

-

,1

11

,1

43

,519*

*

Sig.

(2-

taile

d)

,7

42

,0

3

3

1,

0

0

0

,6

3

1

1,

0

0

0

,3

7

4

,4

1

6

,6

9

2

,5

4

5

,5

4

5

,0

0

5

,0

8

7

,3

5

7

,0

7

1

,1

89

,0

87

,0

87

,0

87

,8

93

,6

99

,6

31

,1

04

,5

45

,4

35 ,002

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X1

5

Pear

son

Corr

elati

on

,1

91

,1

8

8

,0

6

3

-

,0

1

2

,0

6

3

-

,0

8

1

,0

3

0

-

,0

3

6

,0

7

1

,0

7

1

,3

4

0

,0

0

4

,3

9

4*

,3

2

3

1 ,1

97

,2

55

,2

55

,2

55

-

,0

21

,0

04

-

,1

39

-

,0

81

,0

55

,0

55 ,373*

Sig.

(2-

taile

d)

,2

96

,3

0

3

,7

3

3

,9

4

8

,7

3

3

,6

6

0

,8

6

9

,8

4

4

,6

9

9

,6

9

9

,0

5

7

,9

8

3

,0

2

5

,0

7

1

,2

79

,1

59

,1

59

,1

59

,9

11

,9

83

,4

47

,6

60

,7

64

,7

64 ,036

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X1

6

Pear

son

Corr

elati

on

-

,2

22

,0

0

0

,2

5

2

-

,2

9

7

,1

2

6

,0

3

3

,0

0

9

,0

7

3

,1

1

1

,1

1

1

,2

2

8

,4

3

4*

,2

9

7

,2

3

8

,1

9

7

1 ,3

08

,3

08

,3

08

-

,1

57

,0

55

,0

88

,1

63

,0

16

,1

43 ,422*

Sig.

(2-

taile

d)

,2

22

1,

0

0

0

,1

6

4

,0

9

9

,4

9

2

,8

6

0

,9

6

2

,6

9

2

,5

4

5

,5

4

5

,2

1

0

,0

1

3

,0

9

9

,1

8

9

,2

7

9

,0

87

,0

87

,0

87

,3

89

,7

64

,6

31

,3

74

,9

31

,4

35 ,016

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X1

7

Pear

son

Corr

elati

on

,2

91

,3

1

3

,0

6

3

-

,1

1

6

,0

6

3

,3

4

0

-

,0

3

0

-

,1

0

8

,3

0

8

,3

0

8

,1

7

8

,1

2

2

,1

1

6

,3

0

8

,2

5

5

,3

08 1

1,

00

0**

1,

00

0**

-

,1

11

,2

47

,0

12

,2

10

,0

71

,0

71

,675*

*

Sig.

(2-

taile

d)

,1

06

,0

8

1

,7

3

3

,5

2

9

,7

3

3

,0

5

7

,8

6

9

,5

5

5

,0

8

7

,0

8

7

,3

3

0

,5

0

7

,5

2

9

,0

8

7

,1

5

9

,0

87

,0

00

,0

00

,5

44

,1

73

,9

48

,2

48

,6

99

,6

99 ,000

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X1

8

Pear

son

Corr

elati

on

,2

91

,3

1

3

,0

6

3

-

,1

1

6

,0

6

3

,3

4

0

-

,0

3

0

-

,1

0

8

,3

0

8

,3

0

8

,1

7

8

,1

2

2

,1

1

6

,3

0

8

,2

5

5

,3

08

1,

00

0**

1

1,

00

0**

-

,1

11

,2

47

,0

12

,2

10

,0

71

,0

71

,675*

*

Sig.

(2-

taile

d)

,1

06

,0

8

1

,7

3

3

,5

2

9

,7

3

3

,0

5

7

,8

6

9

,5

5

5

,0

8

7

,0

8

7

,3

3

0

,5

0

7

,5

2

9

,0

8

7

,1

5

9

,0

87

,0

00

,0

00

,5

44

,1

73

,9

48

,2

48

,6

99

,6

99 ,000

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X1

9

Pear

son

Corr

elati

on

,2

91

,3

1

3

,0

6

3

-

,1

1

6

,0

6

3

,3

4

0

-

,0

3

0

-

,1

0

8

,3

0

8

,3

0

8

,1

7

8

,1

2

2

,1

1

6

,3

0

8

,2

5

5

,3

08

1,

00

0**

1,

00

0**

1

-

,1

11

,2

47

,0

12

,2

10

,0

71

,0

71

,675*

*

Sig.

(2-

taile

d)

,1

06

,0

8

1

,7

3

3

,5

2

9

,7

3

3

,0

5

7

,8

6

9

,5

5

5

,0

8

7

,0

8

7

,3

3

0

,5

0

7

,5

2

9

,0

8

7

,1

5

9

,0

87

,0

00

,0

00

,5

44

,1

73

,9

48

,2

48

,6

99

,6

99 ,000

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X2

0

Pear

son

Corr

elati

on

-

,1

79

-

,0

6

6

-

,1

9

7

,0

7

1

-

,1

9

7

-

,1

5

3

,1

6

0

-

,1

9

0

,1

0

8

,1

0

8

,0

1

7

-

,1

1

1

-

,0

7

1

-

,0

2

5

-

,0

2

1

-

,1

57

-

,1

11

-

,1

11

-

,1

11

1 ,1

52

,2

05

-

,1

53

,2

90

,0

25 ,031

Sig.

(2-

taile

d)

,3

27

,7

2

1

,2

7

9

,6

9

9

,2

7

9

,4

0

3

,3

8

2

,2

9

8

,5

5

7

,5

5

7

,9

2

6

,5

4

4

,6

9

9

,8

9

3

,9

1

1

,3

89

,5

44

,5

44

,5

44

,4

05

,2

60

,4

03

,1

07

,8

93 ,865

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X2

1

Pear

son

Corr

elati

on

-

,0

30

-

,1

8

8

-

,0

6

3

,0

1

2

-

,1

8

8

-

,0

4

9

-

,1

7

0

,0

3

6

,0

5

5

,0

5

5

,1

7

8

-

,1

2

9

-

,1

3

9

-

,0

7

1

,0

0

4

,0

55

,2

47

,2

47

,2

47

,1

52 1

,1

39

,3

40

-

,1

81

,1

97 ,193

Sig.

(2-

taile

d)

,8

70

,3

0

3

,7

3

3

,9

4

8

,3

0

3

,7

9

2

,3

5

3

,8

4

4

,7

6

4

,7

6

4

,3

3

0

,4

8

0

,4

4

7

,6

9

9

,9

8

3

,7

64

,1

73

,1

73

,1

73

,4

05

,4

47

,0

57

,3

20

,2

79 ,291

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X2

2

Pear

son

Corr

elati

on

-

,2

34

,1

9

1

,0

6

4

,2

2

3

,1

9

1

,1

4

8

-

,0

4

9

,0

3

7

,3

4

5

,3

4

5

-

,0

1

6

,0

1

2

-

,2

2

3

,0

8

8

-

,1

3

9

,0

88

,0

12

,0

12

,0

12

,2

05

,1

39 1

,0

16

,0

40

-

,0

88

,268

Sig.

(2-

taile

d)

,1

97

,2

9

5

,7

2

9

,2

2

1

,2

9

5

,4

1

9

,7

9

1

,8

4

2

,0

5

3

,0

5

3

,9

2

9

,9

4

8

,2

2

1

,6

3

1

,4

4

7

,6

31

,9

48

,9

48

,9

48

,2

60

,4

47

,9

29

,8

28

,6

31 ,139

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X2

3

Pear

son

Corr

elati

on

,1

24

,2

5

8

,2

5

8

,1

4

8

,1

2

9

,2

0

0

,1

9

7

,1

4

9

,1

6

3

,1

6

3

,3

3

3

-

,0

4

9

-

,1

4

8

,2

9

3

-

,0

8

1

,1

63

,2

10

,2

10

,2

10

-

,1

53

,3

40

,0

16 1

-

,2

93

,7

48

**

,492*

*

Sig.

(2-

taile

d)

,4

99

,1

5

4

,1

5

4

,4

1

9

,4

8

1

,2

7

2

,2

7

9

,4

1

5

,3

7

4

,3

7

4

,0

6

2

,7

9

2

,4

1

9

,1

0

4

,6

6

0

,3

74

,2

48

,2

48

,2

48

,4

03

,0

57

,9

29

,1

04

,0

00 ,004

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X2

4

Pear

son

Corr

elati

on

-

,1

01

,1

2

6

-

,1

2

6

-

,2

1

6

-

,1

2

6

-

,2

9

3

-

,1

4

9

-

,2

1

8

,1

4

3

,1

4

3

-

,0

9

8

-

,0

5

5

,3

4

5

-

,1

1

1

,0

5

5

,0

16

,0

71

,0

71

,0

71

,2

90

-

,1

81

,0

40

-

,2

93

1

-

,0

16

,049

Sig.

(2-

taile

d)

,5

83

,4

9

2

,4

9

2

,2

3

4

,4

9

2

,1

0

4

,4

1

6

,2

3

0

,4

3

5

,4

3

5

,5

9

5

,7

6

4

,0

5

3

,5

4

5

,7

6

4

,9

31

,6

99

,6

99

,6

99

,1

07

,3

20

,8

28

,1

04

,9

31 ,788

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X2

5

Pear

son

Corr

elati

on

,0

61

,1

2

6

,2

5

2

,0

4

0

,1

2

6

,0

9

8

,1

3

1

-

,0

7

3

,2

7

0

,2

7

0

,1

6

3

-

,1

8

1

-

,0

4

0

,1

4

3

,0

5

5

,1

43

,0

71

,0

71

,0

71

,0

25

,1

97

-

,0

88

,7

48**

-

,0

16

1 ,396*

Sig.

(2-

taile

d)

,7

42

,4

9

2

,1

6

4

,8

2

8

,4

9

2

,5

9

5

,4

7

4

,6

9

2

,1

3

5

,1

3

5

,3

7

4

,3

2

0

,8

2

8

,4

3

5

,7

6

4

,4

35

,6

99

,6

99

,6

99

,8

93

,2

79

,6

31

,0

00

,9

31

,025

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

T

O

T

AL

Pear

son

Corr

elati

on

,1

20

,5

8

5*

*

,4

3

4*

,1

2

7

,3

9

2*

,3

5

0*

,2

2

6

,2

1

1

,5

7

5*

*

,5

7

5*

*

,5

1

7*

*

,1

9

3

,1

6

7

,5

1

9*

*

,3

7

3*

,4

22*

,6

75**

,6

75**

,6

75**

,0

31

,1

93

,2

68

,4

92**

,0

49

,3

96*

1

Sig.

(2-

taile

d)

,5

13

,0

0

0

,0

1

3

,4

8

7

,0

2

6

,0

5

0

,2

1

3

,2

4

7

,0

0

1

,0

0

1

,0

0

2

,2

9

1

,3

6

1

,0

0

2

,0

3

6

,0

16

,0

00

,0

00

,0

00

,8

65

,2

91

,1

39

,0

04

,7

88

,0

25

N 32 3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2

3

2 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Lampiran 12: Output Hasil Uji Reliabilitas

Reliability

Notes

Output Created 05-MAY-2020 19:00:10

Comments

Input

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 32

Matrix Input

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values

are treated as missing.

Cases Used

Statistics are based on all

cases with valid data for all

variables in the procedure.

Syntax

RELIABILITY

/VARIABLES=no_1 no_2

no_3 no_4 no_5 no_6 no_7

no_8 no_9 no_10 no_11

no_12 no_13 no_14 no_15

no_16 no_17 no_18 no_19

no_20 no_21 no_22 no_23

no_24 no_25

/SCALE('ALL VARIABLES')

ALL

/MODEL=ALPHA

/SUMMARY=TOTAL.

Resources

Processor Time 00:00:00,05

Elapsed Time 00:00:00,07

[DataSet0]

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 32 100,0

Excluded 0 ,0

Total 32 100,0

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,743 25

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

no_1 11,66 21,007 ,034 ,748

no_2 11,97 18,805 ,505 ,719

no_3 11,97 19,515 ,338 ,731

no_4 11,88 20,952 ,019 ,752

no_5 11,97 19,709 ,293 ,734

no_6 11,84 19,943 ,251 ,737

no_7 12,19 20,544 ,130 ,744

no_8 12,22 20,628 ,117 ,744

no_9 12,03 18,870 ,494 ,720

no_10 12,03 18,870 ,494 ,720

no_11 12,09 19,184 ,432 ,725

no_12 12,00 20,645 ,084 ,748

no_13 12,06 20,770 ,059 ,749

no_14 12,03 19,128 ,433 ,724

no_15 11,94 19,802 ,273 ,735

no_16 12,03 19,580 ,326 ,732

no_17 12,00 18,387 ,608 ,712

no_18 12,00 18,387 ,608 ,712

no_19 12,00 18,387 ,608 ,712

no_20 11,81 21,383 -,073 ,757

no_21 12,00 20,645 ,084 ,748

no_22 11,88 20,306 ,163 ,743

no_23 11,84 19,297 ,405 ,726

no_24 11,91 21,314 -,060 ,757

no_25 11,91 19,701 ,298 ,734

Lampiran 13: Hasil Uji Taraf Kesukaran

KE

LA

S

NO.ITEM

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

0

1

1

1

2

1

3

1

4

1

5

1

6

1

7

1

8

1

9

2

0

2

1

2

2

2

3

2

4

2

5

J

U

M

L

A

H

XII

M

IA

3

1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 5

XII

M

IA

3

1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1

2

XII

M

IA

3

1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 2

0

XII

M

IA

3

1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1

7

XII

M

IA

3

1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

9

XII

M

IA

3

0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1

8

XII

M

IA

3

0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1

1

XII

M

IA

3

1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1

6

XII

M

IA

3

1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

8

XII

M

IA

3

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1

1

XII

M

IA

2

1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1

8

XII

M

IA

1

1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1

4

XII

M

IA

3

1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1

6

XII

M

IA

2

1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1

7

XII

M

IA

2

1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

9

XII

M

IA

3

1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1

1

XII

M

IA

3

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 5

XII

M

IA

3

1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 4

XII

M

IA

3

1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1

2

XII

M

IA

3

1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 8

XII

M

IA

3

1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1

2

XII

M

IA

3

1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4

XII

M

IA

0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1

3

3

XII

M

IA

3

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 9

XII

M

IA

3

1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 9

XII

M

IA

3

1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 5

XII

M

IA

3

1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1

4

XII

M

IA

3

0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1

1

XII

M

IA

3

1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1

0

XII

M

IA

3

1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1

5

XII

M

IA

2

1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1

0

XII

M

IA

2

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 6

JU

M

LA

H

2

6

1

6

1

6

1

9

1

6

2

0 9 8

1

4

1

4

1

2

1

5

1

3

1

4

1

7

1

4

1

5

1

5

1

5

2

1

1

5

1

9

2

0

1

8

1

8

IK

1

,

0

4

0

,

6

4

0

,

6

4

0

,

7

6

0

,

6

4

0

,

8

0

,

3

6

0

,

3

2

0

,

5

6

0

,

5

6

0

,

4

8

0

,

6

0

,

5

2

0

,

5

6

0

,

6

8

0

,

5

6

0

,

6

0

,

6

0

,

6

0

,

8

4

0

,

6

0

,

7

6

0

,

8

0

,

7

2

0

,

7

2

IN

TE

RP

RE

ST

AS

M

U

D

A

H

S

E

D

A

N

G

S

E

D

A

N

G

M

U

D

A

H

S

E

D

A

N

G

M

U

D

A

H

S

E

D

A

N

G

S

E

D

A

N

G

S

E

D

A

N

G

S

E

D

A

N

G

S

E

D

A

N

G

S

E

D

A

N

G

S

E

D

A

N

G

S

E

D

A

N

G

S

E

D

A

N

G

S

E

D

A

N

G

S

E

D

A

N

G

S

E

D

A

N

G

S

E

D

A

N

G

M

U

D

A

H

S

E

D

A

N

G

M

U

D

A

H

M

U

D

A

H

M

U

D

A

H

M

U

D

A

H

I

Lampiran 14: Output Uji Normalitas

Explore

Notes

Output Created 13-May-2020 13:29:55

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

38

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values for

dependent variables are treated as

missing.

Cases Used Statistics are based on cases with no

missing values for any dependent

variable or factor used.

Syntax EXAMINE

VARIABLES=Hasil_belajar_eksperime

n Hasil_belajar_kontrol

Motivasi_eksperimen motivasi_kontrol

/PLOT BOXPLOT STEMLEAF

HISTOGRAM NPPLOT

/COMPARE GROUP

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/CINTERVAL 95

/MISSING LISTWISE

/NOTOTAL.

Resources Processor Time 00:00:05.937

Elapsed Time 00:00:06.170

[DataSet0]

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Hasil_belajar_eksperimen 37 97.4% 1 2.6% 38 100.0%

Hasil_belajar_kontrol 37 97.4% 1 2.6% 38 100.0%

Motivasi_eksperimen 37 97.4% 1 2.6% 38 100.0%

motivasi_kontrol 37 97.4% 1 2.6% 38 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Hasil_belajar_eksperimen Mean 88.32 2.117

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 84.03

Upper Bound 92.62

5% Trimmed Mean 89.69

Median 94.00

Variance 165.892

Std. Deviation 12.880

Minimum 52

Maximum 100

Range 48

Interquartile Range 12

Skewness -1.659 .388

Kurtosis 2.383 .759

Hasil_belajar_kontrol Mean 80.38 3.318

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 73.65

Upper Bound 87.11

5% Trimmed Mean 81.05

Median 94.00

Variance 407.297

Std. Deviation 20.182

Minimum 46

Maximum 100

Range 54

Interquartile Range 45

Skewness -.544 .388

Kurtosis -1.493 .759

Motivasi_eksperimen Mean 71.08 2.227

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 66.56

Upper Bound 75.60

5% Trimmed Mean 70.27

Median 70.00

Variance 183.560

Std. Deviation 13.548

Minimum 53

Maximum 111

Range 58

Interquartile Range 21

Skewness .840 .388

Kurtosis .667 .759

motivasi_kontrol Mean 64.37 2.030

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 60.25

Upper Bound 68.49

5% Trimmed Mean 63.58

Median 61.67

Variance 152.446

Std. Deviation 12.347

Minimum 48

Maximum 96

Range 48

Interquartile Range 17

Skewness .936 .388

Kurtosis .170 .759

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasil_belajar_eksperimen .247 37 .000 .783 37 .000

Hasil_belajar_kontrol .264 37 .000 .795 37 .000

Motivasi_eksperimen .118 37 .200* .938 37 .039

motivasi_kontrol .143 37 .053 .911 37 .006

Lampiran 15: Output Uji Hipotesis Multivariat

NPar Tests

Notes

Output Created 14-May-2020 09:50:45

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

150

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are

treated as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all

cases with valid data for the variable(s)

used in that test.

Syntax NPAR TESTS

/K-W=hasil_belajar_motivasi BY

kelas(1 4)

/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.000

Elapsed Time 00:00:00.007

Number of Cases Alloweda 112347

[DataSet0]

Kruskal -Wallis Test

Ranks

kelas N Mean Rank

hasil_belajar_motivasi eksperimen hasil belajar 37 105.28

kontrol hasil belajar 38 83.96

eksperimen motivasi 37 65.16

kontrol motivasi 38 48.11

Total 150

Test Statistics a,b

Hasil_Belajar_Motivasi

Chi-Square 36.226

df 3

Asymp. Sig. .000

Lampiran 16: Output Uji Hipotesis Parsial

NPar Tests

Notes

Output Created 14-May-2020 09:54:50

Comments

Input Data D:\skripsi mahasiswa\data view

multivariat amni.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

75

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are

treated as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all

cases with valid data for the variable(s)

used in that test.

Syntax NPAR TESTS

/M-W= motivasi BY kelas(1 2)

/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Timea 00:00:00.016

Elapsed Time 00:00:00.016

Number of Cases Allowed 112347

[DataSet0] D:\skripsi mahasiswa\data view multivariat amni.sav

Mann-Whitney Test

Ranks

kelas N Mean Rank Sum of Ranks

motivasi eksperimen 37 44.11 1632.00

kontrol 38 32.05 1218.00

Total 75

Test Statistics a

motivasi

Mann-Whitney U 477.000

Wilcoxon W 1218.000

Z -2.397

Asymp. Sig. (2-tailed) .017

NPAR TESTS

/M-W= hasil_belajar BY kelas(1 2)

/MISSING ANALYSIS.

NPar Tests

Notes

Output Created 14-May-2020 09:55:19

Comments

Input Data D:\skripsi mahasiswa\data view

multivariat amni.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

75

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are

treated as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all

cases with valid data for the variable(s)

used in that test.

Syntax NPAR TESTS

/M-W= hasil_belajar BY kelas(1 2)

/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Timea 00:00:00.016

Elapsed Time 00:00:00.020

Number of Cases Allowed 112347

[DataSet0] D:\skripsi mahasiswa\data view multivariat amni.sav

Mann-Whitney Test

Ranks

kelas N Mean Rank Sum of Ranks

hasil_belajar eksperimen 37 40.99 1516.50

kontrol 38 35.09 1333.50

Total 75

Test Statistics a

hasil_belajar

Mann-Whitney U 592.500

Wilcoxon W 1333.500

Z -1.195

Asymp. Sig. (2-tailed) .232

Lampiran 17: Dokumentasi

KEGIATAN KELAS EKSPERIMEN

Guru Menjelaskan Materi Pelajaran Kepada Siwa

Siswa Mempersiapkan Untuk Mulai Bermain Games Tournament

dengan Berbantuan Media Destinasi

Siswa Mengajukan Pertanyaan Kepada Guru

Siswa Menerangkan Jawaban Soal Rebutan Games Tournament

dengan Berbantuan Media Destinasi di Depan Kelas

Peralatan Games Tournament

KELAS KONTROL

Guru Menjelaskan Materi Pelajaran Kepada Siswa

Siswa Mendengarkan Guru Menjelasakan Materi Pelajaran

Siswa Mengajukan Pertanyaan Kepada Guru

Siswa Mengerjakan Soal Didepan Kelas

Lampiran 18: Wawancara Guru dan Siswa

Format Wawancara Guru

Narasumber : Islahul Umami

Jabatan : Guru Kimia Kelas X

Hari/Tanggal : Kamis, 3 Desember 2019

Tempat : MAN 2 Mataram

Pertanyaan-pertanyaan :

1. Bagaimana proses pembelajaran Kimia yang dilakukan oleh guru?

Jawab:

Saya memulai pembelajaran biasanya dengan mengingatkan materi pelajaran sebelumnya

sekaligus menghubungkannya dengan materi yang di ajaran. Menyampaikan tujuan

pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung dan memberikan gambaran tentang

mamfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari agar siswa lebih bersemangat dan

memiliki motivasi yang tinggi untuk mengikuti proses pembelajaran.

2. Apakah peserta didik/siswa senang mengikuti pelajaran Kimia yang dilakukan oleh guru?

Jawab :

Tergantung dari materi yang diajarkan, terkadang sebagian dari mereka senang dan ada

yang merasa malas dan bosan untuk mengikuti pembelajaran.

3. Menurut ibu, apakah siswa mempunyai hasil belajar dan motivasi yang lebih dalam

menjalani proses pembelajaran?

Jawab :

lumayan baik, diantara sebagian siswa memiliki hasil belajar dan motivasi belajar yang

rendah. Disebabkan karena mereka tidak bersemangat dalam proses pembelajaran

berlangsung. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode atau model untuk dapat

meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa.

4. Bagaimana anda sebagai guru Kimia dalam memberikan motivasi kepada siswa?

Jawab :

Saya sebagai pendidik berusaha untuk selalu memberikan mereka masukkan, saran dan

terus memberikan arahan-arahan yang baik agar siswa tersebut mepunyai motivasi yang

tinggi dalam belajar.

5. Apa saja faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar dan motivasi siswa dalam

proses pembelajaran?

Jawab :

Kesusahan siswa dalam memahami soal-soal kimia yang memerlukan pemikiran yang

mendalam sehingga membuat mereka malas dan tidak mau tahu dengan soal yang

diberikan oleh guru. Apalagi terdapat rumus-rumus hitungan, banyak diantara mereka

bosan dalam proses pembelajaran berlangsung. Sehingga mereka memiliki motivasi yang

rendah dan memiliki hasil belajar yang rendah pula.

6. Apakah siswa memenuhi batas nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah?

Jawab :

Sebagaian besar siswa ada yang mencapai KKM dan ada pula yang tidak mencapai KKM

yang ditetapkan.

7. Berapakah nilai KKM Mata pelajaran Kimia yang ditentukan oleh sekolah?

Jawab :

Nilai KKM yang ditetepakan di sekolah yaitu 77.

8. Apakah yang Bapak/Ibu lakukan jika siswa tidak memenuhi Standar KKM sekolah?

Jawab :

Saya melakukan remidial, siswa mengulang ulangan harian untuk bisa memenuhi standar

KKM disekolah.

9. Apakah Bapak/Ibu mempersiapkan RPP untuk pembelajaran Kimia di kelas XI?

Jawab:

Iya, saya menggunakan RPP agar pembelajaran terlaksana dengan baik.

10. Metode apa yang Ibu gunakan dalam pembelajaran kimia di kelas?

Jawab :

Saya menggunakan metode ceramah dan diskusi pada saat proses pembelajar kimia di

kelas

11. Apakah guru pernah menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kurikum 2013

?

Jawab :

Iya pernah, akan tetapi karena bebrapa langkah-langkah dari model pembelajran yang

tidak terlaksana dengan baik membuat siswa masih banyak yang tidak aktif dalam proses

pembelajaran berlangsung.

12. Pada materi apa saja siswa mengalami kesulitan belajar kimia?

Jawab :

Siswa mengalami kesulitan pada materi yang mempunyai rumus-rumus yang banyak dan

membutuhkan pemahaman yang mendalam, seperti materi larutan penyangga, titrasi asam

basa dan kelarutan dan hasil kali kelarutan.

13. Apa saja kendala yang Ibu alami saat mengajarkan mata pelajaran kimia di kelas?

Jawab :

Kebanyakan suka sibuk sendiri terhadap dunianya sendiri dan tidak memperhatikan guru

ketika menjelaskan materi pembelajaran.

14. Bagaimana solusi yang Ibu berikan untuk mengatasi kendala tersebut?

Jawab:

Dengan memberikan mereka tugas sesuai dengan materi yang diajarkan agar siswa tidak

bermain-main atau sibuk sendiri.

Guru Kimia

(Islahatul Umami, S.Pd)

Nip.

Format Wawancara Siswa

Narasumber : Hilyatun Toyyibah

Jabatan : Siswa Kelas XI

Hari/Tanggal : Kamis, 5 September 2019

Tempat : MAN 2 Mataram

1. Apakah kamu menyukai mata pelajaran kimia ? Jawab : Lumayan, tergantung cara guru mengajarkan materi tersebut.

2. Kamu suka jika mata pelajaran kimia disampaikan seperti apa ? Jawab : Pembelajaran yang melibatkan permainan atau games dan menggunakan video sebagai penjelasan dari materi yang diajarkan.

3. Apa kesulitan kamu jika pelajaran kimia disampaikan oleh guru ? Jawab : Ketika guru menjelaskan dengan suara yang kecil sehingga kurang jelas cara berbicaranya. Guru hanya menjelasakan di depan kelas tanpa melibatkan siswa untuk berperan aktif.

4. Apakah kamu suka materi-materi pelajaran kimia ? Jawab : Tergantung, kalau paham terhadap materi yang diajarkan saya suka.

5. Kenapa kamu suka materi-materi pelajaran kimia ? Jawab : Saya suka karena guru mejelaskan materi dengan baik dan jelas.

6. Kenapa kamu tidak suka materi-materi pelajaran kimia ? Jawab : Karena sebagian diantara materi pelajaran kimia mengandung rumus-rumus hitungan yang sulit dipahami sehingga saya merasa jenuh dan bosan pada materi yang diajarkan.

7. Apakah kemauan dari dirimu sendiri masuk jurusan IPA ? Jawab : Tidak.

8. Apa yang menyebabkan kamu masuk jurusan IPA ?

Jawab : Sebenarnya kemauan dari orang tua (Bapak).

9. Apakah kamu senang masuk ke jurusan IPA ? Jawab : Tergantung dari materi yang diajarkan, kalau materi tersebut memiliki rumus-rumus atau memerlukan pemahaman yang sulit saya tidak senang. Tetapi kalo saya paham pelajarannya saya senang.

DOKUMENTASI

OBSERVASI AWAL

Proses Wawancara Dengan Guru

Wawancara Dengan Siswa

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri Nama : Zakia Amni, S.Pd. Tempat, Tanggal Lahir : Sekarbela Pande Besi, 4 Mei 1998 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat Rumah : Jl. Sultan Kaharudin, Sekarbela Pande Besi, Kec.

Sekarbela, Kota Mataram, Prov. Nusa Tenggara Barat. Handphone : 08786455818 Status : Belum Menikah E-mail : [email protected] [email protected]

B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal

a. SD/MI : SDN 40 Ampenan b. SMP/MTS : MTS. Ar-Raisiyah Sekarbela c. SMA/MA : MAN 2 Mataram d. S1 (Strata Satu) : UIN Mataram :

2. Pendidikan Nonformal : -

C. Riwayat Pekerjaan - Guru TPQ Ar-Raisiyah Sekarbela (2014 sampai sekarang) - Les private untuk semua kelas (2019 sampai sekarang) - Program Pengalaman Lapangan di MAN 2 Mataram (Agustus-September)

D. Prestasi Akademik/Penghargaan

- Juara II Fahmil Qur’an Tingkat Kec. Sekarbela (2013) - Siswa disiplin kelas VIII (2013) - Siswa Juara Favorit di Kelas VIII (2013) - Asisten Dosen Praktikum di LAB Kimia UIN Mataram (2016-2020) - Lulusan Terbaik Program Studi Tadris Kimia Degan Predikat Cumlaude di UIN

Mataram Tahun Akademik 2019/2020.

E. Pelatihan dan latihan yang pernah diikuti (2016-2020) - Workshop Chempreneur Pembuatan “KIT Shampo, KIT Polish, Lilin

Arpmatheraphy, Lipbalm, Liptint, Nata de Coco, Parfume, Softener, Softsetrika, Detergent & Sabun Cuci Piring”. Dengan tema “Chemistry Berbisis dan Berinovasi”.

- Olimpiade matematika dan ilmu pengetahuan alam (OMIPA) sebagai panitia. Universitas Islam Negeri Mataram.

- Bedah buku “Deadline Your Life” bersama Ust. Solikhin Abu Izzudin dan Pembanding H. Sudenom S.Pd.MM. (Kadis Dikpora Kota Mataram).

F. Pengalaman Organisasi

- Anggota PASKIBRA di MAN 2 Mataram (2015) - Anggota REMUSH di MAN 2 Mataram (2015) - Anggota HMJ Pendidikan Kimia UIN Mataram Periode 2017-2018 dan periode

2018-2019

G. Kemampuan/Keahlian - Microsoft Office Word, Power Point, Excel, Access & Outlook - Teknologi informasi, Accounting Program, Corel Draw, Adobe Photoshop,

Hyperchem Professional & Camtasia Srudio - Bahasa Indonesia (aktif), Inggris (pasif)

H. Karya Ilmiah

- Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Destinasi Terhadap Hasil dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI MAN 2 Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020.

Mataram, 22 Juni 2020

Zakia Amni