16
EBERS PAPYRUS EBERS PAPYRUS VOL. 27, NO. 1, JUNI 2021 100 PENDAHULUAN TINGKAT KEBUGARAN FISIK DENGAN SIX MINUTE WALK TEST PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA Oleh : Irene Fransisca Gunalam 1 Susy Olivia Lontoh 2 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta 2 Bagian Ilmu Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta Korespondensi: [email protected] ABSTRACT PRELIMINARY RESEARCH ON THE LEVEL OF PHYSICAL FITNESS WITH SIX MINUTE WALK TEST IN FACULTY OF MEDICINE STUDENTS OF TARUMANAGARA UNIVERSITY The Six Minute Walk Test is a test that is safe, easy to perform and can predict physical fitness. To find out a person's work capacity, we must determine the maximum oxygen (O2) consumption or VO2 max. Physical fitness is the ability and physical endurance of a person in carrying out various daily activities, without experiencing fatigue. Research related to the level of physical fitness is a preliminary study because this study aims to determine the level of physical fitness of students of the Tarumanagara University Faculty of Medicine using a six minute walk test. This research can be developed and can predict the level of physical fitness in young adults. The research conducted was an experimental analytical research. The research subjects were active medical students aged 18-22 years, willing to sign an informed consent and were physically and mentally healthy. The study was conducted on 44 subjects and subject was taking by judgmental sampling. Subject data consisted of age, gender, measurement results of body weight, height, blood pressure, pulse and VO2 Max before and after doing the six minute walk test and the distance after doing the six minute walk test. The level of physical fitness with a six minute walk test among students of the Faculty of Medicine at Tarumanagara University varied the results, most of them showed poor results and women were more dominant with poor fitness levels. The decrease in VO2 max before and after doing the six minute walk test and this result is in accordance with the results of the poor physical fitness level of the Tarumanagara University medical faculty students. Keywords: six minute walk test, VO2 Max, physical fitness ABSTRAK PENELITIAN PENDAHULUAN TINGKAT KEBUGARAN FISIK DENGAN SIX MINUTE WALK TEST PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA Six Minute Walk Test merupakan tes yang aman, mudah dilakukan dan dapat memprediksi kebugaran fisik seseorang. Untuk mengetahui kapasitas kerja seseorang kita harus menentukan konsumsi Oksigen (O2) maksimal atau VO2 max. Kebugaran fisik adalh kemampuan serta daya tahan fisik seseorang dalam melakukan berbagai aktifitas sehari-hari, tanpa mengalami rasa lelah. Tujuan Penelitian terkait tingkat kebugaran fisik untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara dengan uji six minute walk test. Penelitian ini merupakan penelitian awal dan dapat dikembangkan serta dapat menjadi prediksi tingkat kebugaran fisik pada dewasa muda. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik eksperimental. Subjek penelitian adalah mahasiswa kedokteran aktif berkuliah berumur 18-22 tahun, bersedia menandatangani informed consent dan sehat secara jasmani dan rohani. Penelitian dilakukan pada 44 subyek dan pengambilan subjek dilakukan secara judgemental sampling. Data subjek terdiri dari usia, jenis kelamin, hasil pengukuran berat badan, tinggi badan, tekanan darah, denyut nadi dan VO2 Max sebelum dan sesudah melakukan six minute walk test serta jarak tempuh sesudah melakukan six minute walk test. Tingkat kebugaran fisik dengan six minute walk test pada mahasiswa fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara bervariasi hasilnya, sebagian besar menunjukkan hasil buruk dan wanita lebih dominan

pendahuluan tingkat kebugaran fisik dengan six minute walk

Embed Size (px)

Citation preview

EBERS PAPYRUS

EBERS PAPYRUS VOL. 27, NO. 1, JUNI 2021 100

PENDAHULUAN TINGKAT KEBUGARAN FISIK DENGAN SIX

MINUTE WALK TEST PADA MAHASISWA FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Oleh :

Irene Fransisca Gunalam1 Susy Olivia Lontoh 2

1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta 2 Bagian Ilmu Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta

Korespondensi: [email protected]

ABSTRACT PRELIMINARY RESEARCH ON THE LEVEL OF PHYSICAL FITNESS WITH SIX MINUTE WALK

TEST IN FACULTY OF MEDICINE STUDENTS OF TARUMANAGARA UNIVERSITY

The Six Minute Walk Test is a test that is safe, easy to perform and can predict physical fitness. To find

out a person's work capacity, we must determine the maximum oxygen (O2) consumption or VO2 max. Physical fitness is the ability and physical endurance of a person in carrying out various daily activities,

without experiencing fatigue. Research related to the level of physical fitness is a preliminary study because this study aims to determine the level of physical fitness of students of the Tarumanagara

University Faculty of Medicine using a six minute walk test. This research can be developed and can predict the level of physical fitness in young adults. The research conducted was an experimental

analytical research. The research subjects were active medical students aged 18-22 years, willing to sign

an informed consent and were physically and mentally healthy. The study was conducted on 44 subjects and subject was taking by judgmental sampling. Subject data consisted of age, gender, measurement

results of body weight, height, blood pressure, pulse and VO2 Max before and after doing the six minute walk test and the distance after doing the six minute walk test. The level of physical fitness with a six

minute walk test among students of the Faculty of Medicine at Tarumanagara University varied the

results, most of them showed poor results and women were more dominant with poor fitness levels. The decrease in VO2 max before and after doing the six minute walk test and this result is in

accordance with the results of the poor physical fitness level of the Tarumanagara University medical faculty students.

Keywords: six minute walk test, VO2 Max, physical fitness

ABSTRAK PENELITIAN PENDAHULUAN TINGKAT KEBUGARAN FISIK DENGAN SIX MINUTE WALK TEST PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Six Minute Walk Test merupakan tes yang aman, mudah dilakukan dan dapat memprediksi kebugaran fisik seseorang. Untuk mengetahui kapasitas kerja seseorang kita harus menentukan konsumsi Oksigen

(O2) maksimal atau VO2 max. Kebugaran fisik adalh kemampuan serta daya tahan fisik seseorang dalam melakukan berbagai aktifitas sehari-hari, tanpa mengalami rasa lelah. Tujuan Penelitian terkait

tingkat kebugaran fisik untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Tarumanagara dengan uji six minute walk test. Penelitian ini merupakan penelitian awal dan dapat dikembangkan serta dapat menjadi prediksi tingkat kebugaran fisik pada

dewasa muda. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik eksperimental. Subjek penelitian adalah mahasiswa kedokteran aktif berkuliah berumur 18-22 tahun, bersedia menandatangani informed

consent dan sehat secara jasmani dan rohani. Penelitian dilakukan pada 44 subyek dan pengambilan subjek dilakukan secara judgemental sampling. Data subjek terdiri dari usia, jenis kelamin, hasil

pengukuran berat badan, tinggi badan, tekanan darah, denyut nadi dan VO2 Max sebelum dan sesudah

melakukan six minute walk test serta jarak tempuh sesudah melakukan six minute walk test. Tingkat kebugaran fisik dengan six minute walk test pada mahasiswa fakultas Kedokteran Universitas

Tarumanagara bervariasi hasilnya, sebagian besar menunjukkan hasil buruk dan wanita lebih dominan

EBERS PAPYRUS

EBERS PAPYRUS VOL. 27, NO. 1, JUNI 2021 101

memberikan hasil tingkat kebugaran yang buruk. Penurunan VO2 max sebelum dan sesudah

melakukan six minute walk test dan hasil ini sesuai dengan hasil tingkat kebugaran fisik mahasiswa

fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara buruk. Kata Kunci : six minute walk test, VO2 Max, kebugaran fisik

PENDAHULUAN

Six Minute Walk Test adalah suatu tes yang aman, mudah dilakukan dan tes

submaksimal untuk mengevaluasi kapasitas latihan aerobik serta memprediksi

kebugaran fisik seseorang. 1,2 Six Minute Walk Test pada orang sehat dipengaruhi

beberapa faktor yaitu usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, aktivitas fisik

dan indeks massa tubuh. 3-6

Six Minute Walk Test merupakan tes modifikasi yang berawal dari Tes Cooper.

Six Minute Walk Test salah satu tes kebugaran dasar yang sering digunakan oleh

militer dan digunakan oleh pelatih olahraga untuk menilai kebugaran fisik atletnya.

six minute walk test cara yang mudah untuk mengukur kebugaran jasmani dan

memberikan perkiraan VO2 max untuk para personil militer. 7,8. Pada tahun 2002,

American Thoracic Society menetapkan six minute walk test sebagai standar

pelayanan untuk mengukur kebugaran jasmani seseorang.9

Kebugaran fisik merupakan kemampuan serta daya tahan fisik seseorang

dalam melakukan berbagai aktifitas sehari-hari, tanpa mengalami rasa

lelah.10 Kebugaran jasmani seseorang dapat dilihat dari tingkat kesehatannya.

Semakin sehat seseorang, semakin banyak stamina yang dapat dipakai untuk

melakukan aktivitas sehari-hari yang membutuhkan energi dan kekuatan.11,12

Di zaman yang semakin modern ini, teknologi yang semakin canggih memiliki

dampak positif dan negatif dalam hidup kita. Teknologi yang canggih membantu

dan memudahkan kita dalam melakukan aktivitas, tetapi membuat sesorang malas

untuk bergerak dan lebih mengandalkan teknologi. Perkembangan teknologi

menyebabkannya aktifitas dinamis berubah menjadi aktifitas statis, saat ini banyak

generasi muda lebih memilih menghabiskan waktunya dalam ruang tertutup dan

kurang melakukan aktivitas. Kondisi aktivitas fisik yang statis berdampak buruk pada

kesehatan dan kebugaran dari seorang mahasiswa, kondisi ini terjadi pada

mahasiswa kedokteran karena sebagian besar aktifitas fisik duduk belajar, bermain

gadget serta kurang melakukan aktifitas fisik.

EBERS PAPYRUS

EBERS PAPYRUS VOL. 27, NO. 1, JUNI 2021 102

Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik melakukan penelitian pada

mahasiswa/i karena mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

kebanyakan menghabiskan waktunya untuk duduk belajar, kurang melakukan

aktivitas fisik terkait dan jarangnya penelitian tingkat kebugaran fisik pada

mahasiswa dengan six minute walking test. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Tarumanagara dengan uji six minute walk test dan penelitian ini dapat

dikembangkan menjadi prediksi tingkat kebugaran fisik pada dewasa muda., serta

masih minimnya penelitian yang dilakukan.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik eksperimental. Subjek

penelitian adalah mahasiswa kedokteran aktif berkuliah berumur 18-22 tahun,

bersedia menandatangani informed consent dan sehat secara jasmani dan rohani.

Subjek penelitian yang memiliki detak jantung istirahat lebih dari 120 x/menit,

tekanan darah sistolik istirahat lebih dari 180 mm Hg, dan tekanan darah diastolik

istirahat lebih dari 100 mm Hg tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Subjek

penelitian dipilih dengan judgemental sampling dengan jumlah subjek sebanyak 44

mahasiswa/. Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

pada bulan Februari 2019. Subjek penelitian diberi penjelasan mengenai penelitian

yang akan dilakukan dan diminta untuk menandatangani informed consent jika

bersedia mengikuti penelitian. Satu hari sebelum dilakukan penelitian subjek

penelitian harus cukup tidur, tidak mengonsumsi minuman dan makanan yang

mengandung caffein seperti kopi, coklat, teh, tidak mengonsumsi alkohol serta obat

yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Six minute walk test akan dilakukan 2

jam setelah makan, latihan fisik lainnya dihindari sebelum tes berlangsung.

Pengambilan data diawali menggunakan kuisioner yang terdiri dari kuisioner

karakteristik subjek yaitu usia, jenis kelamin.

Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah subjek penelitian ditanyakan

apakah sudah buang air kecil dan diminta untuk istirahat 5 menit. Dilakukan

pengukuran berat badan, tinggi badan, tekanan darah istirahat, denyut nadi

EBERS PAPYRUS

EBERS PAPYRUS VOL. 27, NO. 1, JUNI 2021 103

istirahat dan VO2 max sebelum melakukan six minute walk test. Sebelum six

minute walk test maka peneliti menjelaskan kepada subjek penelitian tentang

lintasan jalan pada penelitian yaitu subjek berjalan bolak-balik dalam suatu lintasan

dan contoh cara berjalan pada test ini. Stopwatch di atur ke nol dan beri aba-aba

sebelum menyuruh subjek untuk melakukan six minute walk test. Setelah

mendengar aba-aba “Bersedia, siap, mulai!”, stopwatch dinyalakan maka subjek

mulai berjalan selama 6 menit. Subjek hanya diperbolehkan berjalan, bukan berlari.

Setelah menit pertama, subjek di beri tahu “Anda baik-baik saja” dan “waktu Anda

masih ada 5 menit lagi." Ketika pengatur waktu menunjukkan 4 menit tersisa,

subjek diberi tahu : “Teruslah berjalan dengan baik. Anda memiliki 4 menit untuk

tersisa." Ketika pengatur waktu menunjukkan 3 menit tersisa, beri tahu subjek

diberi tahu : “Anda baik-baik saja. Anda sudah setengah jalan. ” Ketika penghitung

waktu menunjukkan 2 menit tersisa, beri tahu subjek: “Teruslah berjalana dengan

baik. Anda hanya memiliki 2 menit tersisa. "Ketika pengatur waktu menunjukkan

hanya 1 menit tersisa, beri tahu subjek: “Anda baik-baik saja. Anda hanya memiliki

1 menit lagi tersisa. " Setelah 6 menit, dilakukan pencatatan berapa jumlah putaran

yang berhasil ditempuh subjek, segera diukur tekanan darah dan denyut nadi

subjek. Setelah dilakukan pengukuran maka subjek dapat beristirahat dan diberi

minum. VO2 max subjek diukur dengan cara : 13,14

EBERS PAPYRUS

EBERS PAPYRUS VOL. 27, NO. 1, JUNI 2021 104

Data penelitian terdiri dari data karakteristik subjek penelitian yaitu usia, jenis

kelamin, berat badan, tinggi badan, tekanan darah dan denyut nadi sebelum dan

sesudah six minute walk test serta data bivariat digunakan uji t berpasangan

(paired t-test) untuk mengetahui perbedaan rerata antara 2 kelompok yang sama

yaitu adanya perbedaan rerata tekanan darah, denyut nadi dan VO2 max sebelum

dan sesudah melakukan six minute walk test dengan tingkat signifikansi p ≤ 0,05 .

Sebelum dilakukan uji t berpasangan dilakukan data di uji normalitas untuk menilai

sebaran rerata data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau

tidak. Penilaian sebaran data uji normalitas dengan Shapiro-Wilk (sampel kurang

dari atau sama dengan 50) dengan tingkat signifikansi p ≥ 0,05. Jika hasil uji

normalitas distribusi data tidak normal maka dilakukan transformasi data.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EBERS PAPYRUS

EBERS PAPYRUS VOL. 27, NO. 1, JUNI 2021 105

Tabel 1 memperlihatkan distribusi karakteristik subjek menurut usia, jenis

kelamin, berat badan dan tinggi badan. Subjek yang mengikuti penelitian ini terdiri

dari 44 orang. Subjek dalam penelitian ini berusia mulai dari 18 tahun sampai 22

tahun dengan usia rata-rata adalah 19,8 ± 0,9 tahun. Mayoritas subjek adalah

perempuan sebanyak 75 %, berat badan rata-rata mahasiswa/mahasiswi yaitu 64,05

±15,62 dan tinggi badan rata-rata mahasiswa/mahasiswi yaitu 160,57±1 8,16. Berat

badan terendah 40 kg dan berat badan tertinggi yaitu 100 kg. Tinggi badan terendah

147 cm dan tinggi badan tertinggi yaitu 179 cm.

Tabel 1 . Karakteristik Responden

Karakteristik Jumlah (%)

Mean ±SD

Median (Min;Max)

Usia (Tahun) 19,80 ± 0,9 20 (18;22) Jenis Kelamin

Laki-Laki 11 (25) Perempuan 33 (75)

Berat Badan (kg) 64,05 ± 15,62 60 (40;100) Tinggi Badan (cm) 160,57 ± 8,16 161 (147;179)

Karakteristik subjek menurut tekanan darah, denyut nadi, jarak tempuh dan

VO2 maks berdasarkan sebelum dan sesudah dilakukan six minute walk test dapat

dilihat pada tabel 2. Tekanan darah sistolik sebelum melakukan six minutes walk

test nilai rata-ratanya 116,98 ±6,92. Tekanan darah sistolik setelah melakukan six

minutes walk test terjadi peningkatan nilai rata-rata 123,66 ±6,47. Tekanan darah

diastolik sebelum melakukan six minutes walk test nilai rata-ratanya 73,36± 7,90.

Tekanan darah diastolik setelah melakukan six minutes walk test terjadi

peningkatan nilai rata-ratanya 77,77 ±6,68. Denyut nadi sebelum six minutes walk

test didapatkan nilai rata-ratanya 84,75 ±11,11. Denyut nadi terendah yaitu

65x/menit dan denyut nadi tertinggi yaitu 107x/menit. Denyut nadi setelah

melakukan six minutes walk test didapatkan nilai rata-ratanya 93,68 ±12,87,

denyut nadi terendah yaitu 61x/menit dan denyut nadi tertinggi yaitu 119x/menit.

Jarak yang ditempuh subjek setelah berjalan selama 6 menit 437,25 ± 57,10,

dengan jarak terpendek 366 meter dan jarak terjauh 556 meter. Untuk VO2 max

sebelum six minutes walk test hasil nilai rata-rata 39,95 ±4,98. VO2 max setelah

EBERS PAPYRUS

EBERS PAPYRUS VOL. 27, NO. 1, JUNI 2021 106

six minutes walk test hasil nilai rata-rata 30,32 ± 3,50.

Tabel 2 . Tekanan Darah, Denyut Nadi, Jarak, VO2Maks Berdasarkan Uji Six Minute Walk Test

Karakteristik Mean±SD

Median (Min;Max)

Tekanan Darah Istirahat (mmHg)

Sistolik 116,98 ± 6,92 117 (101;129) Diastolik 73,36 ± 7,90 74 (59;88)

Tekanan Darah Sesudah Six Minute Test (mmHg)

Sistolik 123,66 ± 6,47 125 (110;134) Diastolik 77,77 ± 6,68 78 (60;89)

Nadi (kali/menit) Sebelum Six Minute Test

84,75 ± 11,11 84 (65;107)

Sesudah Six Minute Test

93,68 ± 12,87 94 (61;119)

Jarak (meter) 437,25 ± 57,10

416 (366;556)

VO2Max (ml/kg/menit)

Sebelum Six Minute Test

35,95 ± 4,98 35 (28;47)

Sesudah Six Minute Test

30,32 ± 3,50 29 (26;37)

Data VO2 Max sebelum dan sesudah melakukan six minute walk test dapat

dilihat pada tabel 3 dan 4. Hasil sebelum melakukan six minute walk test, laki-

laki maupun perempuan didapat 1 orang (2,4%) sangat buruk, 14 orang

(31,8%) buruk, 16 orang (36,4%) dibawah rata-rata, 8 orang (18,2%) rata-rata,

4 orang (9,1%) diatas rata-rata, dan 1 orang (2,3%) baik. Berdasarkan data

yang diambil setelah melakukan six minute walk test, hasil karakteristik sampel

VO2 max responden laki-laki maupun perempuan didapatkan hasil 8 orang

(18,2%) sangat buruk, 20 orang (45,5%) buruk, 9 orang (20,5%) lumayan, dan

7 orang (15,9%) baik. Untuk perempuan hasil buruk lebih banyak dibandingkan

EBERS PAPYRUS

EBERS PAPYRUS VOL. 27, NO. 1, JUNI 2021 107

laki-laki baik pada sebelum dan sesudah melakukan six minute walk test.

Tabel 3. VO2 max Responden Sebelum Melakukan Six Minute Walk Test

Tabel 4. VO2 max Responden Sesudah Melakukan Six Minute Walk Test

Hasil VO2Max Jumlah (%)

Jenis Kelamin

Laki-Laki (%) Perempuan(%)

Sangat Buruk

1(2,3) 1 (9,1) 0 (0)

Buruk

14 (31,8) 3 (27,3) 11 (33,3)

Dibawah Rata-rata

16 (36,4) 3 (27,3) 13 (39,4)

Rata-rata

8 (18,2) 4 (36,4)

4 (12,1)

Diatas Rata-rata

4 (9,1) 0 (0)

4 (12,1)

Baik

1 (2,3) 0 (0)

1 (3)

Sangat Baik

0 (0) 0 (0) 0 (0)

Jumlah (%)

Jenis Kelamin

Laki-Laki (%) Perempuan (%)

Sangat Buruk

8 (18,2) 8 (72,7) 0 (0)

Buruk

20 (45,5) 1 (9,1) 19 (57,6)

Rata-rata

9 (20,5) 1 (9,1)

8 (24,2

Baik

7 (15,9) 1 (9,1)

6 (18,2)

EBERS PAPYRUS

EBERS PAPYRUS VOL. 27, NO. 1, JUNI 2021 108

Tabel 5 memperlihatkan hasil Uji- T Berpasangan tekanan darah sistolik ,

tekanan darah diastolik, denyut nadi sebelum dan sesudah melakukan six minute walk

test. Tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah melakukan six minute walk test

menunjukkan adanya peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 6,68 mmHg dengan

p-value < 0,0001 yang berarti ada perubahan yang bermakna (nilai p < 0.05). Hasil

uji- T berpasangan tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah melakukan six

minute walk test menunjukkan adanya peningkatan tekanan darah diastolik sebesar

4,41 mmHg dengan p-value = 0,002 yang berarti ada perubahan yang bermakna (nilai

p < 0.05).

Tabel 5 Hasil Uji- T Berpasangan Tekanan Darah Sistolik , Tekanan Darah Diastolik, Denyut

Nadi , VO2 Max Sebelum dan Sesudah Melakukan Six Minute Walk Test

Mean ; Mean Difference ;

Nilai p

Standard Deviasi

Standard Deviasi

Sistolik Sebelum Tes 116,98 ± 6,92 6,68 ± 7,87 0,0001

Sistolik Sesudah Tes 123,66 ± 6,47

Diastolik Sebelum Tes 73,36 ± 7,90 4,40 ± 8,77 0,002

Diastolik Sesudah Tes 77,77 ± 6,68

Nadi Sebelum Tes 84,75 ± 11,11 8,93 ± 10,03 0,008

Nadi Sesudah Tes 93,68 ± 12,87

VO2 max Sebelum Tes

35,95 ± 4,98 5,63 ± 6,83

0,0001

VO2 max Sesudah Tes

30,32 ± 3,50

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian, didapatkan data dari 44 mahasiswa FK Universitas

didapatkan hasil, rata-rata berusia 20 tahun dengan 11 orang (25%) laki-laki dan 33

orang (75%) perempuan, berat badan rata-rata 60 kg dan tinggi badan dari para

Sangat Baik

0 (0) 0 (0) 0 (0)

EBERS PAPYRUS

EBERS PAPYRUS VOL. 27, NO. 1, JUNI 2021 109

sampel didapatkan 160 cm. Faktor demografi, ras, antropometri, tingkat aktifitas fisik

dan fisiologis mempengaruhi six minute walk test pada individu yang sehat sehingga

peneliti dapat menentukan kriteria sesuai dengan penelitian dan ATS juga telah

menetapkan pedoman terkait kriteria untuk six minute walk test. 9

Penelitian terkait six minute walk test ini dilakukan oleh Zou H, dkk

menggunakan subjek ras chinnese Han sehat rentang usia 18-59 tahun, jumlah

subjek sebanyak 643 dengan diantaranya 324 subjek pria dan 319 subjek wanita.

Penelitian Zou H, dkk menggunakan subjek ras yang berbeda dengan penelitian

ini,rentang usia subjek lebih tua dan jumlah sampel juga lebih banyak. Tujuan

penelitian yang dilakukan Zou H, dkk untuk mendapatkan data antropometrik dan

jarak tempuh pada minute six walk test terhadap subjek yang diteliti. Penelitian yang

dilakukan Zou H, dkk juga mengukur fungsi paru dengan spirometri 15

Penelitian six minute walk test yang dilakukan Jamie F. Burr, dkk menggunakan

subjek penelitian sudah bekerja dan rentang usia lebih tua dibanding subjek yang

digunakan peneliti. Tujuan penelitian Jamie F Burr,dkk untuk mengetahui gambaran

kapasitas aerobik setelah six walk minute test pada pekerja dewasa muda serta

mendapatkan prediksi untuk tingkat kebugaran jasmani. 16 Perbedaan penelitian ini

dan penelitian Zou H, dkk adalah peneliti menggunakan subjek orang Indonesia

berasal dari Asia, Jumlah subjek 44 orang yang merupakan mahasiswa Fakultas

Kedokteran dengan rentang usia 18-22 tahun, Zou H menggunakan subjek orang Cina

dengan usia lebih tua dan jumlah sampel juga lebih banyak. Penelitian dari Jamie F.

Burr, dkk, menggunakan subjek orang ras Eropa, yang sudah bekerja usia lebih tua

dibanding subjek yang digunakan peneliti.

Six Minute Walk Test adalah mengukur jarak maksimal seseorang dengan cara

menyuruh subjek untuk berjalan selama 6 menit (jarak total yang dapat ditempuh

subjek selama melakukan tes disebut Six Minute Walk Distance atau 6MWD).8

Reproduksibilitas Six Minute Walk Test (6MWT) dinilai dengan penentuan intraclass

correlation coefficient. Korelasi Pearson digunakan untuk menilai korelasi antara VO2

max terukur dan diprediksi. Korelasi Pearson dihitung antara VO2 max diukur secara

obyektif dan variabel independen (usia, tinggi, berat badan, BMI, denyut jantung saat

beristirahat, dan 6MWD).14 Setelah melakukan six minute walk test, kita dapat

megukur total jarak yang ditempuh selama 6 menit (6MWD) lalu menghitung VO2 max

EBERS PAPYRUS

EBERS PAPYRUS VOL. 27, NO. 1, JUNI 2021 110

yang dilakukan dengan suatu rumus (menggunakan korelasi Pearson) dan hasil VO2

max yang telah didapat dibandingkan dengan tabel data VO2 max normal (dilihat

berdasarkan jenis kelamin dan usia).13,14 Total jarak yang ditempuh saat berjalan kaki

merupakan parameter utama dari six minute walk test, oleh sebab itu, persamaan

referensi dari prediksi jarak total selama melakukan Six Minute Walk Test sangat

penting. Untuk mengetahui kapasitas kerja seseorang kita harus menentukan

konsumsi Oksigen (O2) maksimal atau VO2 max. Ada korelasi yang tinggi antara jarak

responden dapat berjalan selama 6 menit dan kadar VO2 max . 13,14,21

Penelitian terkait six minute walk test dilakukan oleh Zou H, dkk menunjukkan

jarak tempuh pria lebih baik dibandingkan wanita serta kelompok yang sering

melakukan latihan fisik jarak tempuh lebih panjang dibandingkan kelompok sedentary.

Latihan fisik berkorelasi dengan kekuatan otot. Laki-laki memiliki massa otot lebih

banyak daripada wanita. Pada kelompok sedentary juga terdapat keterbatasan massa

otot, metabolism otot dan kapasitas vital. 15

Dalam antopometri, tinggi badan dapat mempengaruhi jarak total seseorang, jadi

hal tersebut mempengaruhi panjang langkah seseorang. Bereket menemukan

hubungan antara tinggi badan dan panjang langkah seseorang.17 Panjang langkah

orang Kaukasia sekitar 72 cm.18 Hal ini sangat berbeda dengan panjang langkah orang

Indonesia yaitu sekitar 45 cm. Karena itu dalam tes ini akan digunakan referensi

prediksi total jarak tempuh saat berjalan kaki yang cocok dengan panjang langkah

orang Indonesia.19

Berdasarkan data yang diambil setelah melakukan six minute walk test, hasil

karakteristik sampel VO2 max responden laki-laki maupun perempuan didapatkan

hasil 8 orang (18,2%) sangat buruk, 20 orang (45,5%) buruk, 9 orang (20,5%)

lumayan, dan 7 orang (15,9%) baik. Untuk perempuan hasil buruk lebih banyak

dibandingkan laki-laki baik pada sebelum dan sesudah melakukan six minute walk

test. VO2 max adalah konsumsi oksigen maksimal, pengambilan oksigen maksimal,

pengambilan oksigen puncak atau kapasitas aerobik maksimal merupakan tingkat

maksimum konsumsi oksigen yang diukur selama latihan fisik (latihan intensitas yang

meningkat). Konsumsi oksigen maksimal menentukan kebugaran kardiorespirasi

seseorang dan merupakan penentu penting dari kapasitas daya tahan mereka selama

latihan yang berkepanjangan. Rata-rata pria yang kurang melakukan aktivitas fisik

EBERS PAPYRUS

EBERS PAPYRUS VOL. 27, NO. 1, JUNI 2021 111

mempunyai hasil VO2 max sekitar 35 hingga 40 mL / kg / menit. Rata-rata wanita

yang kurang melakukan aktivitas fisik mempunyai hasil VO2 max antara 27 dan 30

mL / kg / menit. VO2 max dipengaruhi usia, gender, ketinggian suatu daratan, denyut

nadi. 20

Pria muda yang banyak menghabiskan waktunya untuk duduk maksimal

menggunakan antara 25 dan 45 ml O2/kg/menit.21 Nilai wanita muda untuk VO2 max

adalah 20% sampai 25% lebih rendah daripada pria jika dinyatakan dalam

ml/kg/menit berat tubuh total. Perbedaan VO2 max antara pria dan wanita hanya

8% sampai 10% jika dinyatakan sebagai ml/kg/menit lean body weight (berat tubuh

tanpa lemak) karena pada umumnya wanita mempunyai presentase lemak tubuh

yang lebih tinggi dan hormon seks wanita estrogen mendorong pendendapan

lemak.22 Kebugaran dari sistem kardiorespirasi merupakan indikator yang penting

untuk mengukur kesehatan fisik seseorang. Pengambilan volume oksigen maksimal

(VO2 Max), yang diukur selama dilakukan tes kebugaran bergradrasi maksimal,

dianggap sebagai metode terbaik untuk mengukur kebugaran kardiorespirasi.

Hasil uji- T berpasangan VO2 max sebelum dan sesudah melakukan six minute

walk test mengalami penurunan sebesar 5,63 ml/kg/min dengan p-value < 0,0001

yang berarti ada perubahan yang bermakna (nilai p < 0.05). Hasil yang didapat

peneliti berbeda dengan, dengan penelitian Burr, J dkk terdapat peningkatan VO2

Max, hal ini bisa disebabkan karena perbedaan metode pengukuran, karekteristik

respoden dan alat yang digunakan Jamie F. Burr, dkk menggunakan alat khusus

yaitu Cosmed K4b2 untuk mengukur VO2 Max dalam penelitiannya.16 VO2 max

setelah perlakuan menurun dapat disebabkan tingkat aktivitas fisik responden yang

sedentary, tinggi badan yang rendah, wanita memiliki panjang langkah yang lebih

pendek sehingga mempengaruhi hasil dari six minute walk test.24,25

Peningkatan tekanan darah sistolik setelah perlakuan six minute walk test

disebabkan peningkatan isi sekuncup dan denyut nadi. Peningkatan denyut nadi

dipengaruhi peningkatan suhu tubuh yang menstimulasi nodus SA, aktivitas

propioseptor, kadar katekolamin yang meningkat serta peningkatan pCO2.26 Hal

tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zou H, dkk. Dalam

penelitiannya terdapat peningkatan tekanan darah sistolik – diastolik sebelum dan

sesudah melakukan six minute walk test.15

EBERS PAPYRUS

EBERS PAPYRUS VOL. 27, NO. 1, JUNI 2021 112

Hasil uji- T berpasangan denyut nadi sebelum dan sesudah melakukan six

minute walk test menunjukkan adanya peningkatan sebesar 8,93x/menit dengan p-

value = 0,008 yang berarti ada perubahan yang bermakna (nilai p < 0.05). Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zou H, dkk, dan Burr, Jdkk. juga

terdapat peningkatan denyut nadi sebelum dan sesudah melakukan six minute walk

test. 15,16 Denyut nadi dan VO2 max saling terkait, Ada korelasi positif antara denyut

nadi dan konsumsi oksigen. Semakin dekat seseorang dengan denyut nadi

maksimalnya, semakin dekat orang tersebut dengan VO2 max-nya. 2 max dapat

diperkirakan secara tidak langsung dari rasio HRmax-to-HRrest yang diukur dengan

akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan tes tidak langsung umum lainnya.

Hasilnya juga menunjukkan bahwa tes ini dapat digunakan untuk estimasi 2 max

berdasarkan pengukuran istirahat saja.23

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu keterbatasan waktu, jumlah subjek

serta alat pengukuran VO2 max sebelum dan sesudah six minute walk test dihitung

menggunakan rumus berdasarkan data usia, berat badan, tinggi badan, tekanan

darah, dan denyut nadi, untuk memperoleh hasil yang lebih akurat bisa digunakan alat

treadmill seperti Cosmed K4b2. Penelitian selanjutnya diperhatikan faktor perancu

tingkat stress, status gizi, responden merokok atau tidak, hal ini bias mempengaruhi

tekanan darah dan denyut nadi responden.

KESIMPULAN DAN SARAN

Tingkat kebugaran fisik dengan six minute walk test pada mahasiswa fakultas

Kedokteran Universitas Tarumanagara bervariasi hasilnya, sebagian besar

menunjukkan hasil buruk dan wanita lebih dominan memberikan hasil tingkat

kebugaran yang buruk. Penurunan VO2 max sebelum dan sesudah melakukan six

minute walk test dan hasil ini sesuai dengan hasil tingkat kebugaran mahasiswa

fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara buruk.

Saran untuk penelitian selanjutnya menggunakan jumlah subjek lebih banyak,

menambahkan pemeriksaan seperti pemeriksaan fungsi paru, SpO2 dan dapat

dikembangkan ke penelitian lebih lanjut dengan mencari korelasi dari faktor faktor

yang mempengaruhi tingkat kebugaran fisik sehingga dapat ditemukan model prediksi

tingkat kebugaran fisik.

EBERS PAPYRUS

EBERS PAPYRUS VOL. 27, NO. 1, JUNI 2021 113

DAFTAR PUSTAKA

1. Singh SJ, Puhan MA, Andrianopoulos V, Hernandes NA, Mitchell KE, Hill CJ, et al.

An official systematic review of the European Respiratory Society/American

Thoracic Society: measurement properties of field walking tests in chronic

respiratory disease. European Respiratory Journal. 2014;44:1447-78. Available

from: https:// erj.ersjournals.com/content/erj/44/6/1447.full. pdf

2. Holland AE, Spruit MA, Troosters T, Puhan MA, Pepin V, Saey D, et al. An official

European Respiratory Society/American Thoracic Society technical standard: field

walking tests in chronic respiratory disease. Eur Respir J. 2014;44(6):1428-1446.

PMID: 25359355. DOI: https://doi.org/10.1183/09031936.00150314

3. Ajiboye OA, Anigbogu CN, Ajuluchukwu JN, Jaja SI. Prediction equations for 6-

minute walk distance in apparently healthy Nigerians. Hong Kong Physiotherapy

Journal. 2014;32(2):65–72. DOI: https://doi.org/10.1016/j.hkpj.2014.04.003

4. Fernandes L, Mesquita AM, Vadala R, Dias A. Reference Equation for Six Minute

Walk Test in Healthy Western India Population. J Clin Diagn Res. 2016;10(5):CC01-

4. PMID: 27437206. DOI: https://dx.doi.

org/10.7860/2FJCDR/2F2016/2F17643.771

5. Zou H, Zhang J, Chen X, Wang Y, Lin W, Lin J, et al. Reference Equations for the

Six-Minute Walk Distance in the Healthy Chinese Han Population, Aged 18–30

Years. BMC Pulm Med. 2017;17(1):119. PMID: 28851335. DOI: https://

doi.org/10.1186/s12890-017-0461-z

6. Bourahli M-K, Bougrida M, Martani M, Mehdioui H, Ben Saad H. 6-Min walk-test

data in healthy North-African subjects aged 16–40years. Egyptian Journal of Chest

Diseases and Tuberculosis. 2016;65(1):349–60. DOI:

https://doi.org/10.1016/j.ejcdt.2015.08.003

7. American Thoracic Society. Strengths and Limitations of the Six-Minute-Walk Test :

A Model Biomarker Study in Idiopathic Pulmonary Fibrosis. (Cited 2018 Sept 8).

Available from : https://www.atsjournals.org/doi/ full/10.1164/rccm.201012-

2079ED

8. Mayorga-Vega D, Bocanegra-Parrilla R, Ornelas M, Viciana J. Criterion-Related

Validity of the Distance- and Time-Based Walk/Run Field Tests for Estimating

Cardiorespiratory Fitness: A Systematic Review and Meta-Analysis. Fraidenraich D,

EBERS PAPYRUS

EBERS PAPYRUS VOL. 27, NO. 1, JUNI 2021 114

ed. PLoS ONE. 2016;11(3) :e0151671. doi:10.1371/journal.pone.0151671

9. Laboratories ATSCoPSfCPF. ATS statement: guidelines for the six-minute walk test.

American journal of respiratory and critical care medicine. 2002; 166(1):111±7.

https://doi.org/10.1164/ajrccm.166.1. at1102 PMID: 12091180.

10. Allen W. Jackson, James R. Morrow, Jr., Rod K. Dishman, David W. Hill. Physical

Activity For Health And Fitness. Updated Edition. United States : Human Kinetics.

2004

11. WHO. 2017. Global strategy on diet, physical activity and health. Dikutip 12 Juni

2020 dari World Health Organization. Available from : http://www.who.int/news-

room/fact-sheets/detail/physical-activity

12. Caspersen CJ, Powell KE, Christenson GM. Physical activity, exercise, and physical

fitness: definitions and distinctions for health-related research. Public Health Rep.

1985;100(2):126-31.

13. Universal Medical Technology. VO2 max 6-Minute Walk Test Instructions. 2018

(Cited 2018 Sept 30). Available from : https://desk.zoho.com/portal/optosource/

kb/articles/vo2-max-6-minute-walk-test-instructions

14. The Journal of Pediatrics. Prediction of Maximal Oxygen Uptake by Six-Minute

Walk Test and Body Mass Index in Healthy Boys. (Cited 2018 Sept 30). Available

from : https://www.jpeds.com/article/S0022-3476(18)30580-8/pdf

15. Zou H, Zhu X, Zhang J, Wang Y, Wu X, Liu F, et al. Reference equations for the six-

minute walk distance in the healthy Chinese population aged 18–59 years. PLoS

ONE. 2017;12(9):e0184669 PMID: 28910353. DOI: https://doi.org/10.1371/

journal.pone.0184669

16. Burr, J, et all. 2011. The 6-Minute Walk Test as a Predictor of Objectively

Measured Aerobic Fitness in Healthy Working-Aged Adults. The Physician and

sportsmedicine. 39. 133-9. 10.3810/psm.2011.05.1904. DOI :

https://doi.org/10.3810/psm.2011.05.1904

17. Bereket S. Effects Of Anthropometric Parameters And Stride Frequency On

Estimation Of Energy Cost Walking. J Sports Med Phys Fitness. 2005;45:152-61.

18. Simoneau GG. Kinesiology of walking. In: Neuman DA, eds. Kinesiology of the

musculoskeletal system, Foundation for Physical Rehabilitation. USA: Mosby Inc;

2002. p. 523-69.

EBERS PAPYRUS

EBERS PAPYRUS VOL. 27, NO. 1, JUNI 2021 115

19. Rachmawati M R, Samara D, Tjhin P, et al. Musculoskeletal pain and posture

decrease step length in young adults. Univ Med. 2009;28:92-9

20. Gibbons, W.J. et. al. 2001. Reference Values for a Multiple Repetition 6-minute

walk test in Healthy Adults Older Than 20 Years. Journal of Cardiopulmonary

Rehabilitation 21 (2): 87-93.DOI : https://doi.org/10.1097/00008483-2001030000-

00005

21. Bacon, A.; Carter, R.; Ogle, E. et al. VO2max Trainability and High-Intensity

Interval Training in Humans: A Meta-Analysis. PLoS One. 2013;8(9):e73182.

OI:10.1371/journal.pone.0073182.

22. The British Association of Sport and Exercise Science. What is Physical Fitness?.

(Cited 2018 Sept 22). Available from :

https://us.humankinetics.com/blogs/excerpt/what-is-physical-fitness

23. iels , Sorensen , ergaard K, edersen .K : stimation of 2max from the

ratio between HRmax and HRrest – the Heart Rate Ratio Method. Eur J Appl Physiol

2004. 91: 111 https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/1462496/

24. Wanderley, F.A.C, et. al. 2011. Six-Minute Walk Distance (6MWD) is Associated

with Body Fat, Systolic Blood Pressure, and Rate-Pressure Product in Community

Dwelling Elderly Subjects. Archives of Gerontology and Geriatrics.

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20409599/

25. American College of Sports Medicine. ACSM’s health-related physical fitness

assessment manual. Philadelphia (PA): Lippincott Williams & Wilkins; 2013.

26. Sembulingam K, Sembulingam P. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jilid Dua. 5th ed.

Tangerang: BINAPRUPA AKSARA Publisher; 2013, hal :169-70