39
1 BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Tesis dan Alasan Menulis Tesis Tesis adalah suatu karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa Pascasarjana setingkat magister di akhir masa studinya pada suatu Perguruan Tinggi. Alasan penulisan Tesis adalah agar mahasiswa memiliki keterampilan menyusun hasil pengamatan atau penelitian, dan melaporkannya dalam bentuk tulisan ilmiah berdasarkan cara-cara yang lazim digunakan di lingkungan akademik. Dengan menulis Tesis, mahasiswa juga diharapkan dapat memperluas dan memperdalam pengetahuannya tentang masalah yang diteliti atau diamati, serta menambah pengetahuan orang lain melalui penemuan atau pemikiran yang dibahas dalam tulisan itu. Meskipun mendapat bimbingan dari dosen, tanggung jawab isi Tesis tetap berada pada mahasiswa. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan jujur dalam penggunaan data dan bertanggung jawab terhadap penulisannya. Buku Panduan Penulisan Tesis ini, untuk seterusnya disingkat buku pedoman, bertujuan memberikan pedoman bagi mahasiswa dalam menulis Tesis, sehingga tercapai keseragaman format Tesis serta memudahkan mahasiswa dalam menyusun rencana penelitiannya. Buku pedoman ini mengatur cara penulisan Tesis secara umum pada Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus. B. Perbedaan Tesis Pascasarjana dan Skripsi Sarjana Tesis merupakan tulisan ilmiah yang lebih mendalam daripada skripsi, baik dalam hal jumlah variabel yang diamati maupun referensi yang digunakan. Dalam suatu Tesis diharapkan

Pedoman Penulisan Tesis

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Tesis dan Alasan Menulis Tesis

Tesis adalah suatu karya ilmiah yang dibuat oleh

mahasiswa Pascasarjana setingkat magister di akhir masa

studinya pada suatu Perguruan Tinggi. Alasan penulisan Tesis

adalah agar mahasiswa memiliki keterampilan menyusun hasil

pengamatan atau penelitian, dan melaporkannya dalam bentuk

tulisan ilmiah berdasarkan cara-cara yang lazim digunakan di

lingkungan akademik. Dengan menulis Tesis, mahasiswa juga

diharapkan dapat memperluas dan memperdalam pengetahuannya

tentang masalah yang diteliti atau diamati, serta menambah

pengetahuan orang lain melalui penemuan atau pemikiran yang

dibahas dalam tulisan itu.

Meskipun mendapat bimbingan dari dosen, tanggung jawab

isi Tesis tetap berada pada mahasiswa. Oleh karena itu,

mahasiswa diharapkan jujur dalam penggunaan data dan

bertanggung jawab terhadap penulisannya. Buku Panduan

Penulisan Tesis ini, untuk seterusnya disingkat buku pedoman,

bertujuan memberikan pedoman bagi mahasiswa dalam menulis

Tesis, sehingga tercapai keseragaman format Tesis serta

memudahkan mahasiswa dalam menyusun rencana penelitiannya.

Buku pedoman ini mengatur cara penulisan Tesis secara umum

pada Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN) Kudus.

B. Perbedaan Tesis Pascasarjana dan Skripsi Sarjana

Tesis merupakan tulisan ilmiah yang lebih mendalam

daripada skripsi, baik dalam hal jumlah variabel yang diamati

maupun referensi yang digunakan. Dalam suatu Tesis diharapkan

2

terkandung suatu pengetahuan/aksioma baru yang diperkenalkan

oleh penulis. Bahan penulisan Tesis diharapkan diperoleh dari

pengamatan/penelitian yang dilakukan atau merupakan usaha

untuk menguji satu atau lebih hipotesis. Disamping itu, Tesis

juga merupakan pelengkap persyaratan untuk memperoleh gelar

Magister atau Sarjana Strata Dua (S2).

Beberapa perbedaan penting antara Skripsi dan Tesis,

diantaranya:

1. Dari segi permasalahan, Skripsi dapat mengangkat

permasalahan dari pengalaman empirik dan pembahasan

tidak terlalu mendalam. Sementara Tesis mengangkat

permasalahan dari pengalaman empirik atau dari berpikir

teoritik, dan pembahasannya cukup spesifik dan

mendalam.

2. Dari segi variabel, Skripsi boleh mengangkat satu

variabel atau hubungan dua variabel bivariat. Tesis

mengangkat dua variabel multivariat atau lebih dari dua

variabel.

3. Dari segi tujuan, Skripsi mendeskripsikan satu variabel

atau hubungan dua variabel. Tesis mendeskripsikan dan

mengkaji secara analitik hubungan antara dua variabel.

4. Dari segi pembahasan, Skripsi boleh bersifat

deskriptif, Tesis harus analitis-kritis.

5. Dari segi keaslian penelitian, Skripsi dapat merupakan

replica penelitian orang lain namun dengan modifikasi

metode penelitian. Tesis mementingkan keaslian dan

kebaharuan.

6. Dari segi hasil penelitian, Skripsi tidak mesti

menemukan yang baru, dapat memetakan metode dan hasil

penelitian yangb sudah ada. Tesis mementingkan adanya

temuan baru baik dalam hal substansi maupun metodologi,

3

namun dapat juga menerapkan metode atau pendekatan yang

ada atas suatu permasalahan.

ooOoo

BAB II

PROPOSAL TESIS

A. Persyaratan Pengajuan Proposal Tesis

Mahasiswa Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri (STAIN) Kudus diizinkan mengajukan proposal

penelitian tesis setelah memenuhi persyaratan akademik dan

administratif. Persyaratan akademik yang dimaksud, adalah

mahasiswa telah lulus minimal 24 SKS dan telah lulus mata

kuliah metodologi penelitian, atau pada akhir semester II.

Sedangkan persyaratan administratif, diatur tersendiri dalam

buku Panduan Akademik Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN).

B. Prosedur Pengajuan Proposal Tesis

Prosedur pengajuan proposal tesis pada Program

Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) diatur

sebagai berikut:

1. Mahasiswa mengajukan proposal tesis, setelah

melalui proses diskusi dalam perkuliahan metodologi

penelitian maupun dengan Dosen pembimbing akademik

yang sudah ditetapkan. Selanjutnya konsultasi dengan

Ketua Program Studi dan staf akademik untuk memastikan

bahwa proposal atau rancangan penelitian tesis yang

akan diajukan tersebut belum pernah dilakukan

penelitian. Setelah itu diajukan kepada Direktur untuk

mendapat persetujuan guna mengikuti Seminar Ujian

4

Proposal (SUP).

2. Setelah mendapat persetujuan, Direktur menetapkan 2

(dua) orang pembahas yang memenuhi persyaratan

akademik, untuk diproyeksikan sebagai calon Pembimbing

I dan Pembimbing II.

3. Persyaratan akademik untuk pembahas proposal tesis

adalah dosen Program Pascasarjana dengan gelar

akademik Profesor atau Doktor untuk Pembahas I dan

Pembahas II.

4. Seminar Ujian Proposal Tesis dipimpin oleh seorang

Ketua yang sekaligus merangkap Pembahas I. Pembahas

proposal tesis diproyeksikan menjadi calon Pembimbing

Tesis.

5. Proposal tesis yang telah dinyatakan lulus dalam

Seminar Ujian Proposal (SUP), setelah perbaikan

berdasarkan catatan penguji atau pembahas, dapat

dilanjutkan penelitiannya di bawah bimbingan dosen

pembimbing yang telah ditetapkan sesuai SK Wakil Ketua

(Waket) I STAIN Kudus.

C. Isi dan Sistematika Proposal Tesis

Proposal tesis adalah usulan penelitian yang diajukan

untuk keperluan penyusunan tesis pada Program Pascasarjana

STAIN Kudus. Proposal tesis berjumlah antara 15-20 halaman.

Untuk selanjutnya, proposal tesis itu akan menjadi bab

pendahuluan atau bab 1 dari tesis. Proposal tesis terdiri

atas: judul, daftar isi, isi, dan daftar pustaka.

Judul dan daftar isi merupakan bagian awal proposal.

Bagian utama proposal tesis adalah isinya yang mencakup:

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, kerangka pemikiran, dan metodologi penelitian.

5

Proposal tesis dilengkapi dengan daftar pustaka sebagai

bagian akhir.

1. Judul dan Daftar Isi

Sebagai suatu karya ilmiah, judul tesis harus dirumuskan

dalam kalimat yang singkat, komunikatif, dan afirmatif. Judul

tesis mencerminkan permasalahan yang akan dibahas, mengandung

masalah yang jelas, sesuai disiplin program studi, dan harus

konsisten dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian,

serta metode yang digunakan.

Perumusan judul pada dasarnya bersifat tentatif.

Artinya, walaupun judul itu harus dirumuskan sejak penyusunan

proposal penelitian, namun pada akhirnya judul tesis dapat

berubah dalam proses penulisan dan bimbingan, bahkan dapat

saja berubah setelah tesis itu dipertanggungjawabkan di

hadapan sidang dewan penguji.

Daftar isi proposal tesis, juga bersifat tentatif.

Artinya, daftar isi itu terus menerus disempurnakan selama

proses penulisan dan bimbingan. Daftar isi proposal merupakan

bahan dasar bagi daftar isi tesis dan penyusunan tesis secara

keseluruhan, sehingga nantinya daftar isi proposal tesis itu

akan menjadi daftar isi tesis. Daftar isi harus relevan

dengan masalah yang akan diteliti serta mencerminkan

pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan.

2. Latar Belakang Masalah

Dalam latar belakang masalah, peneliti berusaha

menjelaskan latar belakang munculnya masalah penelitian,

serta mengapa masalah itu penting untuk diteliti. Minimal

peneliti harus bertanya pada diri sendiri, apa yang akan saya

teliti, kenapa harus diteliti ?

Pengungkapan urgensi dan signifikansi penelitian itu

6

bisa dilihat dari segi profesi peneliti, dari segi

pengembangan ilmu pengetahuan, atau dari segi kebutuhan

pembangunan. Latar belakang masalah harus mengungkapkan apa

yang membuat peneliti tertarik dan dalam tingkat tertentu

merasa "resah" bila masalah itu tidak diteliti. Untuk itu,

peneliti sebaiknya dapat menunjukkan terjadinya kesenjangan,

baik antara gejala yang terjadi dalam praktik di lapangan,

antara teori dengan praktik, maupun antara teori, pandangan,

aliran, atau madzhab pemikiran.

Ada baiknya dikemukakan pula tentang kerugian-kerugian

yang mungkin akan dialami bila masalah itu tidak segera

dicarikan pemecahannya melalui penelitian, serta keuntungan-

keuntungan yang diharapkan akan diperoleh dengan penelitian.

Selain itu, perlu pula dikemukakan tentang posisi masalah

penelitian dalam wilayah kajian serta konsentrasi bidang

studi yang sedang ditekuni peneliti. Karena itu, untuk dapat

merumuskan latar belakang masalah dengan baik (yaitu: jelas,

tajam dan runtut), maka mahasiswa yang akan menulis tesis

dituntut untuk mampu membaca serta mengamati gejala-gejala

yang muncul dalam dunia Manajemen Pendidikan Islam dan

Ekonomi Syari’ah. Untuk itu, diperlukan wawasan pengetahuan

yang luas dan terpadu tentang berbagai teori, konsep,

pandangan pakar, serta hasil-hasil penelitian terdahulu,

termasuk temuan mutakhir pada jurnal-jurnal yang relevan.

Latar Belakang Masalah sesuai dengan maknanya berfungsi

mengantarkan uraian pendahuluan yang melatarbelakangi

dilaksanakannya penelitian antara lain:

a. Pokok-pokok pikiran penulis berdasarkan filosofis

pendidikan, hukum, ekonomi dan lain-lain.

b. Konsep ilmu pengetahuan yang digunakan untuk

mendukung pemikiran penulis.

7

c. Permasalahan akademik yang menimbulkan tanda tanya

dan membutuhkan jawaban.

d. Permasalahan yang "mengganjal" dalam pikiran dan

membutuhkan pemecahan.

e. Fenomena yang terjadi di lapangan berdasarkan fakta

sosial dan realitas masalah.

f. Pernyataan Masalah, sebagai General Statement of

the Problem, dengan kriteria:

1) Masalah itu harus menarik perhatian peneliti.

2) Masalah itu harus benar-benar aktual sesuai

perkembangan yang sedang terjadi.

3) Masalah itu harus researchable, bisa diukur, bisa

diteliti, bisa diamati dan bisa dirumuskan.

4) Masalah itu harus sesuai disiplin ilmu peneliti.

5) Masalah itu harus memberikan ilmu pengetahuan baru.

3. Rumusan Masalah

Latar belakang masalah dan rumusan masalah saling

berkaitan. Setelah peneliti menjelaskan latar belakang

munculnya masalah, sehingga jelas fokus atau substansi

masalah yang akan ditelitinya, selanjutnya pokok masalah itu

dijabarkan ke dalam rumusan masalah. Rumusan masalah,

biasanya diungkapkan dalam bentuk pertanyaan penelitian, dan

berfungsi sebagai petunjuk yang membimbing peneliti untuk

mencari jawaban di lapangan atau berdasarkan buku-buku

literatur. Selain itu, rumusan masalah juga berperan

memberikan gambaran tentang batasan dan ruang lingkup

penelitian. Sebab itu rumusan masalah merupakan pedoman bagi

peneliti yang membatasi pembahasannya.

Untuk itu, dalam rumusan masalah ini sebaiknya juga

diidentifikasi dan diposisikan variabel-variabel penelitian

8

dan definisi operasionalnya, serta kaitan antar variabel.

Identifikasi, definisi operasional, posisi serta keterkaitan

antar variabel itu sangat penting terutama dalam penelitian

kuantitatif.

Berdasarkan itu, peneliti dapat menjabarkannya ke dalam

instrumen penelitian dalam bentuk indikator, dan bila perlu

sampai pada deskripsi penelitian. Indikator itu diperlukan

untuk memudahkan peneliti mengukur dan menguji masalah yang

akan diteliti, kemudian dijabarkan lebih rinci sebagai

pedoman observasi, item-item wawancara atau interview guide dan

pertanyaan tertulis atau angket.

Rumusan masalah sebagai specific statement of the problem,

mengandung:

a. Pertanyaan-pertanyaan penelitian yang relevan dengan

masalah.

b. Pertanyaan penelitian yang spesifik untuk memecahkan

masalah.

c. Pertanyaan penelitian yang spesifik untuk menemukan

jawabannya.

d. Pertanyaan penelitian yang spesifik untuk bisa

dioperasionalkan.

e. Pertanyaan penelitian yang spesifik bisa dirumuskan

sesuai masalah penelitian.

4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian merumuskan hasil yang ingin dicapai

setelah penelitian selesai dilakukan. Oleh karena itu, tujuan

penelitian harus konsisten dengan rumusan masalah, serta

mencerminkan proses penelitiannya. Jadi yang dimaksud dengan

tujuan penelitian adalah tujuan akademik, dan bukan tujuan

formal seperti yang tercantum pada halaman judul tesis, yaitu

9

sebagai tugas akhir dalam rangka memperoleh gelar Magister.

Tujuan penelitian itu terdiri dari tujuan umum dan

tujuan spesifik. Perumusan tujuan umum mengacu pada substansi

masalah penelitian, dan dirumuskan secara padat dalam satu

kalimat. Sedangkan tujuan spesifik dirumuskan dengan mengacu

pada butir-butir rumusan masalah.

Kegunaan hasil penelitian merumuskan manfaat yang akan

diperoleh dari hasil penelitian. Kegunaan penelitian itu bisa

dilihat dari segi praktis maupun teoritis. Secara praktis,

perumusan kegunaan penelitian itu mungkin relevan bagi

perbaikan, peningkatan dan pengembangan suatu kebijakan,

program, penerapan suatu prosedur, metode atau teknik

tertentu dalam penyelenggaraan Manajemen Pendidikan Islam dan

Ekonomi Syari’ah. Secara teoritis, kegunaan penelitian itu

harus merumuskan secara eksplisit sumbangannya terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan dalam wilayah disiplin ilmu

yang sedang ditekuni oleh peneliti.

Tujuan penelitian, sesuai dengan Rumusan Masalah,

diungkap dengan kalimat akademik, sebagai contoh:

a. Untuk Mendeskripsikan

b. Untuk Menggambarkan

c. Untuk Menjelaskan

d. Untuk Menegaskan

e. Untuk Mencmukan Hubungan

f. Untuk Membandingkan

g. Untuk Membuktikan

Kegunaan Penelitian, diarahkan untuk mengungkapkan

nilai-nilai manfaat penulisan tesis, yang meliputi:

a. Secara praktis akademik, berguna bagi

khazanah kepustakaan.

b. Secara filosofis akademik, berguna bagi

10

pengembangan ilmu pengetahuan.

c. Secara sosial akademik, berguna bagi

kepentingan masyarakat pendidikan.

d. Secara konseptual, berguna bagi penemuan konsep baru

sesuai disiplin ilmu.

5. Kerangka Pemikiran

Bagian ini menjelaskan kerangka konseptual yang akan

digunakan oleh peneliti dalam membahas atau memecahkan

masalah penelitian. Sebab itu, kerangka pemikiran seringkali

disebut dengan kerangka konseptual, yakni suatu proses

konseptualisasi yang mengantarkan penulis tesis untuk

menjabarkan kemungkinan jawaban yang akan ditemukan atau

kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dari rumusan yang

telah ditetapkan.

Pada kerangka pemikiran dapat juga ditampilkan asumsi-

asumsi, yaitu sesuatu yang sudah dianggap benar dengan

sendirinya sehingga tidak memerlukan pembuktian lagi. Asumsi

itu dapat berupa teori, evidensi, atau dapat pula merupakan

pemikiran peneliti sendiri, yang dirumuskan dalam bentuk

kalimat deklaratif, bukan dalam bentuk kalimat bertanya atau

menyarankan atau mengharapkan. Dalam penelitian kuantitatif,

asumsi itu merupakan landasan bagi perumusan hipotesis.

Karena itu, dalam penelitian kuantitatif hipotesis dirumuskan

secara eksplisit. Sedangkan penelitian kualitatif tidak

memerlukan perumusan demikian, sesuai dengan sifat masalahnya

yang emergent.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, perlu ditekankan

perbedaan antara latar belakang masalah dengan kerangka

pemikiran, mengingat seringnya terjadi kekaburan substansi di

antara keduanya. Latar belakang masalah menitikberatkan pada

11

urgensi dan signifikansi masalah penelitian dilihat dari

berbagai segi yang relevan. Sedangkan kerangka pemikiran

menitikberatkan pada perumusan kerangka konseptual yang

digunakan oleh peneliti untuk membahas dan memecahkan masalah

penelitian.

Kerangka Pemikiran atau Kerangka Konseptual, berisi:

a. Konsep pemikiran tokoh disiplin ilmu yang digunakan

sebagai perspektif peneliti.

b. Konsep-konsep ilmu pengetahuan yang relevan

mendukung perspektif peneliti.

c. Dasar-dasar pemikiran penulis yang terkait dengan

masalah penelitian.

d. Proses konseptualisasi berlandaskan pada asumsi

dasar pemikiran penulis.

e. Kemungkinan prediksi jawaban atau pemecahan

masalah yang akan ditemukan.

6. Metode Penelitian

Proposal tesis perlu menjelaskan metode penelitian

secara garis besar. Garis besar metode penelitian itu harus

mengungkapkan paradigma atau pendekatan, metode dan teknik

penelitian digunakan. Karena itu, bagian ini lebih tepat

diberi judul metodologi penelitian dan bukan metode

penelitian, karena metode penelitian dalam pengertian ini

hanyalah salah satu bagian dari metodologi penelitian.

Setelah dijabarkan dan disempurnakan, pasal terakhir dalam

proposal ini nantinya dapat saja dihilangkan, karena telah

menjadi bab tersendiri yang lebih rinci, yaitu bab III,

sehingga dalam bab I tidak perlu lagi ada pasal tentang

metode penelitian.

a. Paradigma atau Pendekatan Penelitian

12

Bagian pertama dari metode penelitian itu adalah

paradigma, pola, model atau pendekatan penelitian. Apakah

model penelitian lapangan (field research = empirik) atau

penelitian pustaka (library research = normatif, teoritik)

beserta argumentasi akademiknya.

Pilihan atas paradigma penelitian itu didasarkan atau

sesuai dengan sifat masalah dan tujuan penelitian. Demikian

pula untuk menentukan apakah penelitian lapangan atau

penelitian pustaka. Meskipun betul bahwa pemilihan masalah

penelitian sangat ditentukan oleh penguasaan peneliti

terhadap pendekatan, metode serta jenis-jenis penelitian,

namun sangatlah keliru bila penentuan pendekatan dan/ atau

metode penelitian didasarkan atas keterbatasan pengetahuan

dan keterampilan peneliti terhadap berbagai pendekatan dan

metode penelitian.

b. Metode Penelitian

Penentuan metode penelitian hendaknya mengacu pada jenis

masalah serta minat dan kemampuan peneliti. Secara dikotomi

peneliti bisa menggunakan metode kualitatif, dengan model

analisis logik. Atau menggunakan metode kuantitatif dengan

model analisis statistik.

Metode penelitian kualitatif biasanya digunakan untuk

jenis penelitian deskriptif eksploratif, jenis penelitian

dampak atau kausalitas yang mengungkapkan sebab akibat,

penelitian konstributif yang bermaksud mengungkap konstribusi

atau sumbangan suatu kegiatan terhadap suatu prestasi dan

penelitian verifikatif dengan tujuan untuk meyakinkan

peneliti atas praduga atau asumsi kebenaran sesuatu.

Metode penelitian kualitatif biasanya tidak mutlak

menuntut banyaknya variabel. Sedangkan penelitian kuantitatif

13

bersifat positivistik, biasa digunakan untuk penelitian

korelatif dalam rangka menemukan hubungan antar variabel

dengan variabel yang lain, atau penelitian komparatif untuk

membandingkan variabel yang satu dengan variabel yang lain,

dengan cara mengungkapkan persamaan dan perbedaan, kelebihan

dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan.

Selain itu, penelitian kuantitatif juga bisa digunakan

untuk model penelitian pengaruh dalam rangka membuktikan

adanya pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain,

dengan cara meneliti sebelum dan sesudah terjadinya suatu

peristiwa atau kegiatan.

c. Teknik Pengumpulan Data

Hakikat pelaksanaan penelitian adalah kegiatan

pengumpulan data yang bisa dilakukan dengan teknik observasi

atau dan wawancara untuk penelitian kualitatif, dan teknik

angket atau questionnaire untuk penelitian kuantitatif. Setelah

data terkumpul, tugas berikutnya adalah mengolah data dan

menganalisis data. Teknik analisis data kualitatif

menggunakan analisis logik, sedangkan penelitian kuantitatif

menggunakan analisis statistik. Teknik sampling dan pengujian

hipotesis terutama perlu dijelaskan dalam penelitian

kuantitatif, sebab dalam penelitian kualitatif tidak mutlak

dituntut penggunaan sampel dan hipotesis.

Teknik-teknik statistik yang umum digunakan dalam

penulisan tesis adalah: mean, standar deviasi, uji korelasi,

uji kausalitas, uji signifikansi, uji linearitas, koefisien

determinasi, analisis regresi, analisis jalur dan lain-lain.

Dalam penelitian kualitatif, instrumen pengumpul datanya

yang utama adalah peneliti sendiri. Karena itu, teknik

pengumpulan datanya terutama menggunakan observasi partisipan

14

yang ditunjang oleh wawancara dan studi dokumentasi.

Penelitian kualitatif hampir tidak membutuhkan angket. Kalau

ada, hasil angket boleh digunakan untuk mendukung atau

memperkuat hasil observasi dan wawancara. Teknik analisis

datanya menggunakan berbagai teknik berpikir secara simultan

dan holistik; deduktif-induktif, reflektif-probabilitik,

verifikasi-falsifikasi, konvergen-divergen, linear-sirkuler

dan lain-lain.

d. Menentukan Sumber Data

Sumber data adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai

pemberi informasi, baik sebagai informan dalam wawancara, atau

responden dalam teknik penyebaran angket. Sumber data terdiri

dari sumber data primer, yakni pihak yang langsung

berhubungan dengan masalah penelitian, seperti pejabat,

masyarakat, guru, siswa yang menjadi obyek atau sasaran

penelitian. Sumber data sekunder, yakni pihak yang tidak

langsung terkait dengan masalah, seperti dokumentasi, buku-

buku literatur yang digunakan sebagai rujukan.

Dalam penelitian kuantitatif penetapan sampel sebagai

bagian dari populasi yang dianggap representatif, merupakan

keharusan untuk menjadi sumber data primer yang informasinya

dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian kualitatif,

penetapan sampel tidak merupakan keharusan, karena sumber

data primer bisa diperoleh dari informan yang dianggap

berhubungan langsung dengan masalah penelitian.

e. Prosedur dan Tahapan Penelitian

Penulisan tesis dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu: 1)

penyusunan proposal penelitian, 2) pelaksanaan penelitian,

dan 3) analisis data serta penulisan laporan penelitian.

15

Ketiga tahapan itu merupakan prosedur penelitian dalam rangka

penulisan tesis yang dapat dirancang antara satu sampai tiga

semester.

Proposal penelitian tesis harus merencanakan ketiga

tahapan itu, sebagai pedoman umum dari segi target waktu yang

akan ditempuh oleh peneliti. Setiap tahapan, dirinci menjadi

beberapa kegiatan disertai waktu pelaksanaannya.

Pada tahap penyusunan proposal, umpamanya dapat dirinci

menjadi: a) konsultasi, diskusi dan refleksi, b) survei

literatur dan hasil penelitian dalam rangka identifikasi,

pemilihan dan perumusan masalah penelitian, c) konsultasi,

analisis, evaluasi, sintesis; d) penyusunan draf awal

proposal; e) konsultasi, diskusi, evaluasi; f) revisi draf

proposal; g) seminar proposal; h) konsultasi, revisi; dan i)

penyempurnaan proposal.

Tahap pelaksanaan penelitian adalah tahapan pengumpulan

data. Peneliti dalam hal ini perlu merencanakan kapan tiap

teknik pengumpulan data itu akan dilaksanakan. Perlu

ditekankan dalam hal ini, bahwa penelitian kualitatif umumnya

memerlukan waktu yang lebih lama dalam proses pengumpulan

datanya dibandingkan dengan penelitian kuantitatif.

Pada tahap analisis data dan penyusunan laporan

penelitian, terdapat perbedaan antara penelitian kuantitatif

dan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif,

antara pengumpulan data dan analisis data serta penulisan

laporan penelitian dapat dipisahkan secara jelas, analisis

data dan penulisan laporan penelitian setelah pengumpulan

data selesai. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, antara

pengumpulan data dengan analisis data sering harus dilakukan

secara simultan, meskipun analisis akhir dan penyusunan

laporan penelitian dilakukan setelah kebanyakan datanya

16

terkumpul, atau sumber data telah dianggap cukup, tuntas

(redudance), yakni tidak ada lagi data atau informasi baru

yang dapat dikumpulkan. Dengan berpedoman kepada tahapan

penelitian serta waktu pelaksanaannya, peneliti dapat

merancang sendiri berapa lama ia memprogramkan penyelesaian

penyusunan tesisnya.

f. Pengujian Hipotesis

Penetapan sampel dan hipotesis mutlak diperlukan dalam

penelitian kuantitatif. Karena itu dalam metodologi

penelitian kuantitatif harus dijelaskan bagaimana hipotesis

sebagai kesimpulan yang belum final (hypo = kurang, thesis =

kesimpulan), dapat diujik dengan teknik statistik, sehingga

hypo-nya bisa dihapuskan dan menjadi tesis atau kesimpulan

yang final, karena dapat dipertanggungjawabkan akurasinya

setelah diuji.

Pengujian bisa dilakukan terhadap hipotesis nol, untuk

membuktikan tidak adanya hubungan dalam studi korelasi, tidak

adanya pengaruh, atau tidak adanya perbedaan yang signifikan

dalam studi komparasi antara variabel yang satu dengan

variabel yang lain. Pengujian juga bisa dilakukan terhadap

hipotesis kerja, untuk membuktikan adanya hubungan dalam

studi korelasi, adanya pengaruh atau adanya perbedaan yang

signifikan dalam studi komparasi, antara variabel yang satu

dengan variabel yang lain.

7. Daftar Pustaka

Bagian akhir dari proposal tesis adalah daftar pustaka.

Daftar pustaka yang dicantumkan dalam proposal tesis hanya

pustaka yang secara langsung digunakan sebagai rujukan dalam

penyusunan proposal tesis.

17

Sumber rujukan bisa berasal dari buku, hasil penelitian

yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan, artikel pada

jurnal atau internet, peraturan perundangan dan dokumen.

Penyusunan nama pengarang dimulai dengan nama popular,

kemudian disusun secara alphabetis, berurutan menurut abjad.

ooOoo

BAB III

PENULISAN TESIS

A. Ruang-lingkup, Wilayah dan Dimensi Kajian

Ruang-lingkup isi tesis pada Program

Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus,

sesuai dengan program studi serta konsentrasi yang ada.

Program studi dan konsentrasi yang dikembangkan pada Program

Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

menunjukkan wilayah kajian sebagai fokus pembahasan tesis.

Mahasiswa dapat memilih salah satu wilayah kajian pada

konsentrasinya, dibawah bimbingan dosen pembimbing akademik,

sebelum kemudian diajukan dalam Seminar Ujian Proposal (SUP).

1. Program Studi Ekonomi Syariah (ES)

a) Teori ekonomi Islam

b) Institusi ekonomi Islam

c) Asuransi Islam

d) Akuntansi syariah

e) Fiqh muamalah ekonomi

f) Tafsir dan hadits ekonomi

g) Pembangunan ekonomi Islam

h) Manajemen perbankan Islam

18

i) Manajemen Koperasi Syari'ah

j) Baitul Mal wa Tanwil

2. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)

a) Perencanaan pendidikan

b) Model-model manajemen pendidikan

c) Analisis kebijakan pendidikan

d) Pengelolaan tenaga kependidikan

e) Pembiayaan pendidikan

f) Supervisi pendidikan

g) Manajemen mutu pendidikan

h) Manajemen marketing pendidikan

i) Kepemimpinan Pendidikan

j) Teknologi dan Inovasi Pendidikan

k) Evaluasi Pendidikan

Kajian tesis untuk masing-masing program studi tersebut,

diarahkan pada dimensi-dimensi akademik sebagai berikut:

a. Landasan Teologis dan Filosofis

Dicantumkan kedua landasan ini dengan pertimbangan,

kajian-kajian dalam Prodi Ekonomi Syari’ah dan Manajemen

Pendidikan Islam harus merujuk pada sumber yang utama dalam

Islam yaitu al-Qur’an dan Hadis, disamping untuk memperkuat

argumentasi yang dicantumkan juga sebagai ciri pembeda dengan

kajian keilmuan secara umum. Terkait dengan landasan

filosofis, penulis tesis harus paham posisi kajian yang akan

dibahas sesuai dengan aliran filsafat atau pemikiran yang

mana, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi alur

pikir pembahasan tesis secara keseluruhan.

b. Isi

Isi sebuah tesis harus dapat mengungkapkan jawaban

19

sesuai masalah yang telah dirumuskan, atau dapat memecahkan

permasalahan yang telah ditetapkan pada latar belakang

masalah. Tesis harus dapat menemukan konsep ilmu pengetahuan

baru, berdasarkan analisis logik dalam penelitian kualitatif,

atau berdasarkan analisis statistik dalam penelitian

kuantitatif.

Substansi sebagai isi pokok suatu karya ilmiah,

hakikatnya adalah suatu sistem yang saling terkait sejak

latar belakang masalah, perumusan pertanyaan penelitian,

penetapan judul dan out line, sampai analisis yang tersurat

pada bab IV dan kesimpulan pada bab V. Isi pokok tesis harus

mempunyai korelasi yang sesuai dengan bidang kajiannya yakni

dalam konteks Ekonomi Syari’ah, isi tesis harus mengandung

pembahasan sesuai wilayah kajian Ekonomi Syari’ah, demikian

juga dalm konteks Manajemen Pendidikan Islam, isi tesis harus

mengandung pembahasan sesuai wilayah kajian Manajemen

Pendidikan Islam.

c. Proses dan Evaluasi

Proses penulisan karya ilmiah pada Program Pascasarjana

STAIN Kudus, dilakukan melalui kajian dan diskusi tentang

materi Ekonomi Syari’ah dan Manajemen Pendidikan Islam, baik

secara substansial atau institusional. Proses diskusi bisa

dilakukan dengan dosen pembimbing secara individu atau secara

kelompok, begitu pula evaluasi terhadap proses penulisan

karya ilmiah bisa dilakukan secara intensif, sebelum diajukan

dalam sidang munaqosah.

Proses dan evaluasi merupakan media komunikasi ilmiah

antara dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya,

sehingga terjadi pemahaman dan penguasaan materi serta

metodologi penulisan karya ilmiah, yang pada akhirnya dapat

membantu mahasiswa dalam mempertanggungjawabkan tesis di

20

hadapan sidang ujian.

Diskusi dosen pembimbing dan mahasiswa bimbingan,

hakikatnya merupakan proses pembelajaran serta evaluasi

langsung sebagai manifestasi kegiatan akademik. Interaksi

dalam proses dan evaluasi menuntut para mahasiswa untuk siap

menerima bimbingan melalui diskusi, dan para dosen pembimbing

memberikan pengarahan terkait dengan masalah akademik yang

diajukan oleh mahasiswa, serta penggunaan metodologi yang

sesuai dengan permasalahah yang akan diteliti.

B. Sistematika

Sistematika tesis dapat dibagi ke dalam tiga bagian utama,

yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

1. Bagian Awal

Bagian muka tesis terdiri atas: halaman sampul (cover),

halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan

keaslian, nota dinas, abstrak, kata pengantar, pedoman

transliterasi, daftar istilah, daftar singkatan, daftar isi,

daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Dalam hal

ini yang memerlukan penjelasan adalah abstrak dan kata

pengantar. Bagian yang lainnya dapat dilihat pada contoh

sebagaimana tercantum dalam lampiran.

Abstrak tesis adalah paparan padat tetapi mampu memberi

gambaran yang utuh, minimal mengandung: judul, permasalahan

dan rumusan masalah, pendekatan, metode dan tujuan

penelitian, landasan teoritik atau konsepsional, serta hasil

dan temuan penelitian sebagai wuiud kesimpulan. Penulisan

abstrak diketik/ditulis dengan satu spasi dalam satu halaman.

Kata pengantar, sesuai dengan namanya memberi penjelasan

yang mengantar para pembaca pada permasalahan yang diteliti.

Setelah itu, umumnya dalam kata pengantar disampaikan ucapan

21

terima kasih dan apresiasi peneliti kepada pihak-pihak

terkait yang telah membantu penyelesaian tesisnya. Ucapan

terima kasih yang sifatnya pribadi dan subjektif, seperti

untuk ibu-bapak, anak-istri dan keluarga, sebaiknya tidak

disertakan dalam kata pengantar, melainkan dapat disampaikan

pada halaman tersendiri, yaitu halaman persembahan, bila

dipandang perlu.

2. Bagian Isi

Bagian isi adalah bagian utama tesis. Meskipun bukan

merupakan contoh tunggal yang baku, namun secara umum

sistematika bagian utama tesis ini dapat mengikuti susunan

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Urutan isi pendahuluan dan ketentuannya, sesuai dengan

urutan dan isi proposal tesis. Pertama, mengungkap latar

belakang masalah yang menjelaskan fenomena hasil

pengamatan dan diakhiri dengan pernyataan masalah.

Kedua, rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan

penelitian yang bisa diawali dengan identifikasi

masalah. Ketiga, tujuan dan manfaat penelitian, sesuai

dengan masalah yang telah dirumuskan. Keempat, kerangka

pemikiran sebagai kerangka konseptual atau

konseptualisasi masalah yang akan diteliti,

menggambarkan asumsi-asumsi dasar peneliti bahkan

mungkin prediksi pemecahan masalah yang akan ditemukan.

Kelima, sistematika pembahasan yang menjelaskan garis

besar isi tesis secara sistematis. Khusus metode

penelitian yang biasa diungkap dalam proposal tesis,

dijelaskan tersendiri pada bab III dalam tesis.

22

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kedudukan kajian pustaka sangat penting dalam penulisan

tesis. Fungsinya adalah mendeskripsikan penguasaan

teori-teori atau konsep yang relevan, serta kedudukan

masalah penelitian dalam teori atau konsep yang

digunakannya. Karena itu, dalam kajian pustaka tidak

sekedar mendeskripsikan teori atau konsep, namun juga

menjelaskan mengapa dan bagaimana teori atau konsep

dan/atau hasil penelitian terdahulu digunakan oleh

peneliti. Untuk memenuhi maksud dan fungsi itu, kajian

pustaka harus mencakup: (1) teori-teori atau konsep

utama serta turunannya dalam wilayah kajian atau masalah

penelitian; (2) apa yang telah dilakukan pakar atau

peneliti lain dalam bidang yang diteliti, bagaimana

mereka melakukannya, serta temuan yang dihasilkannya;

dan (3) posisi teoretik peneliti pada masalah

penelitiannya. Judul bab II itu dalam prakteknya

dirumuskan dengan kalimat yang sederhana (simple),

mengandung masalah konseptual atau variabel penelitian.

Bila dikehendaki oleh substansi masalah atau variabel

penelitian, kajian pustaka dapat saja dituangkan dalam

beberapa bagian sebagai sub bab. Jadi judul bab II tidak

ditulis Kajian Pustaka, melainkan isinya yang mengandung

kajian pustaka, sebagai dasar-dasar konseptual yang

digunakan oleh peneliti, sesuai dengan variabel

masalahnya.

BAB III METODE PENELITIAN

Secara akademik umumnya penulisan metode penelitian,

dibedakan antara proposal dan rancangan penelitian

(research design). Jika dalam proposal hanya memuat pokok-

23

pokok pikiran, maka dalam research design sudah memuat

seluruh elemen-elemen pokok yang harus ada dalam

rancangan penelitian yang diuraikan secara detail.

Dengan demikian research design merupakan semacam cetak biru

(blue print), yang jika dibaca oleh siapapun, sudah dapat

dimengerti apa yang akan diteliti dan bagaimana cara

penelitian itu dilakukan. Beberapa elemen yang harus ada

dalam rencana penelitian (research design) antara lain:

Pertama, setting penelitian, yang biasanya menjelaskan

lokasi atau obyek yang akan menjadi sasaran penelitian.

Kedua, langkah atau tahapan dan prosedur penelitian yang

akan ditempuh oleh peneliti dalam penyelesaian tesis.

Ketiga, sumber data yang menjelaskan tentang subyek

penelitian yang akan diminta informasinya sesuai masalah

yang akan diteliti, baik sebagai populasi atau sampel

khususnya dalam penelitian kuantitatif. Keempat, metode

dan tehnik pengumpulan data yang menegaskan apakah

peneliti menggunakan metode kualitatif atau kuantitatif,

dengan model deskriptif eksploratif, investigatif,

komparatif, atau korelatif. Tehnik pengumpulan data

harus dijelaskan apakah observasi, interview, penyebaran

angket, atau studi dokumentasi. Kelima, tehnik pengolahan

dan analisis data yang menggambarkan bagaimana cara

peneliti mengolah, menyajikan dan menganalisis data yang

telah dikumpulkan. Khusus penelitian kuantitatif mutlak

harus menetapkan hipotesis sebagai kerangka kerja yang

akan dibuktikan dalam kesimpulan. Berbeda dengan

penelitian kualitatif yang tidak mutlak menuntut

adanya hipotesis dan sampel. Substansi isi serta urutan

metode penelitian pada bab III ini sama dengan proposal

tesis. Perbedaannya terletak pada rincian dan

24

kedalamannya, sehingga bersifat lebih teknis dan

operasional sesuai dengan fungsinya memandu proses

penelitian. Karena itu, pada bab I tesis tidak perlu

lagi ada pasal tentang metode penelitian, karena sudah

diangkat menjadi bab tersendiri yaitu pada bab III.

Sebaliknya, bila metode penelitian tidak membutuhkan

uraian yang panjang dalam satu bab tersendiri, maka

metode penelitian dapat dijelaskan di bab I saja, dan

tidak diperlukan lagi bab metode penelitian secara

khusus. Bila pilihan ini yang digunakan, maka bab III

dapat digunakan untuk membahas kondisi objektif yang

terkait dengan masalah penelitian di lokasi

penelitian, kalau penelitiannya empirik, dan dapat

diisi dengan uraian tentang variabel atau teori/ konsep

tortentu yang berhubungan dengan masalah penelitian,

bila penelitiannya library research, studi pustaka.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan merupakan suatu sistem

yang tidak bisa dipisahkan, saling terkait satu sama

lain. Hasil penelitian hakikatnya adalah hasil

pengolahan dan analisis data guna menjawab pertanyaan

penelitian yang telah ditetapkan dalam rumusan masalah.

Jadi uraian pada bab IV tidak lain adalah pembahasan

yang mengandung jawaban berdasarkan pertanyaan sesuai

rumusan masalah yang telah ditetapkan. Pembuktian harus

selalu didukung data yang akurat, kemudian dibahas

secara rasional. Khusus hasil akhir analisis data dalam

penelitian kuantitatif adalah penerimaan atau penolakan

terhadap hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan

hasil akhir analisis data dalam penelitian kualitatif

25

adalah diperolehnya teori atau konsep ilmu pengetahuan

baru. Pembahasan dilakukan secara terpadu (integratif)

dalam uraian hasil penelitian, sebab pada dasarnya

setiap data yang telah disajikan sebagai hasil

penelitian harus dibahas secara logik (untuk penelitian

kualitatif) atau dibahas secara statistik (untuk

penelitian kuantitatif). Dalam prakteknya penulisan

judul bab IV dalam tesis, tentang hasil penelitian dan

pembahasan ini, sebaiknya diberi judul yang relevan

dengan masalah dan temuannya, agar pembaca lebih cepat

memahami maksud yang terkandung pada bab tersebut, dan

lebih mudah mengkonfirmasi dengan teori-teori atau

konsep terkait, sebagaimana dimuat pada bab terdahulu.

Mungkin untuk penelitian kuantitatif, judul bab IV bisa

ditulis sesuai teks Hasil Penelitian dan Pembahasan,

tetapi untuk penelitian kualitatif judul bab IV harus

dinyatakan dalam bentuk kalimat yang relevan dengan

masalah penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab terakhir ini berisi kesimpulan dan rekomendasi atau

implikasi penelitian. Kesimpulan adalah saripati atau

intisari dari penafsiran atau pemaknaan peneliti

terhadap hasil atau temuan penelitian. Kesimpulan sama

sekali tidak identik dengan rangkuman. Kesimpulan dapat

diungkapkan dengan cara menegaskan pernyataan singkat

sebagai temuan penelitian atau jawaban dari pertanyaan

penelitian yang telah dirumuskan dalam Rumusan Masalah.

Sesuai dengan maknanya simpulan harus dirumuskan dengan

kalimat yang simpul, yakni kalimat yang singkat, padat,

melekat dan kuat, bukan uraian panjang lebar. Implikasi

26

atau rekomendasi penelitian merupakan konsekuensi dari

temuan dan kesimpulan penelitian. Karena itu,

rekomendasi harus konsisten dengan temuan penelitian.

Rekomendasi atau implikasi itu dapat ditujukan kepada

para pembuat keputusan, atau pengguna hasil penelitian,

atau kepada peneliti berikutnya.

3. Bagian Akhir

Bagian akhir tesis terdiri atas: daftar pustaka, daftar

lampiran, dan daftar riwayat hidup. Daftar pustaka memuat

semua sumber tertulis (buku, hasil penelitian, jurnal,

internet, dokumen) dan cetak (film, VD, CD, VCD, disket,

kaset). Semua sumber yang dikutip dalam naskah harus

dicantumkan, sebaliknya yang tidak dikutip, meskipun pernah

dibaca oleh peneliti, tidak perlu dicantumkan dalam daftar

pustaka. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam

penelitian. Setiap lampiran diberi nomor unit dan judul.

Riwayat hidup disusun secara ringkas dan hanya memuat

informasi yang relevan dengan kegiatan akademik: nama

lengkap, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan,

riwayat pekerjaan dan jabatan (bila ada), karya ilmiah yang

telah dihasilkan, serta prestasi akademik yang telah diraih.

C. Bimbingan dan Ujian

1. Penentuan Pembimbing

a) Pemilihan pembimbing tesis ditawarkan oleh Ketua

Prodi untuk diusulkan melalui Direktur;

b) Penentuan pembimbing ditetapkan setelah proposal

tesis dinyatakan lulus dalam seminar proposal.

Proposal Tesis yang telah direvisi dan disempurnakan,

27

diajukan kepada Direktur dengan dilampiri usul calon

pembimbing untuk mendapatkan persetujuan dan penetapan

dari Wakil Ketua (Waket) I;

c) Dosen Pembimbing bertanggung jawab secara moral

akademik untuk memberikan bimbingan serta mengantarkan

mahasiswa yang dibimbingnya hingga dinyatakan lulus

dalam ujian tesis;

d) Persyaratan akademik untuk pembimbing tesis pada

Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN) Kudus adalah dosen Program Pascasarjana dengan

gelar akademik Guru Besar atau Doktor di bidang

keahlian/kepakarannya masing-masing;

e) Setiap mahasiswa yang menulis tesis akan dibimbing

oleh 2 (dua) orang pembimbing. Sesuai dengan wilayah

keilmuan kajian tesis. Pembimbing I biasanya

memberikan bimbingan pada aspek materi, sedangkan

pembimbing II bertanggung jawab memberikan bimbingan

pada aspek metodologis.

2. Tahapan Bimbingan

a) Tahap Persiapan, yaitu tahap penyusunan proposal

tesis (lihat pada bab tentang proposal tesis);

b) Tahap Pengajuan Pembimbing (lihat tentang penentuan

pembimbing);

c) Tahap Pelaksanaan Penelitian dan Bimbingan;

Setelah memperoleh Surat Keputusan Pengangkatan

Pembimbing, mahasiswa mulai bekerja di bawah bimbingan

pembimbingnya. Konsultasi dengan pembimbing harus

dilakukan secara teratur sesuai dengan perjanjian dan

jadwal yang disepakati.

28

d) Tahap Penyelesaian Akhir; Berdasarkan penilaian

pembimbing bahwa laporan penelitian sudah memenuhi

syarat suatu tesis, yang dibuktikan oleh tanda tangan

kedua pembimbing, maka proses pembimbingan masih terus

dilanjutkan sampai pada ujian tahap akhir dan

perbaikan.

3. Tugas Pembimbing

a) Pembimbing I bertugas:

(1) Memberikan arahan tentang rumusan akhir proposal

penelitian, sistematika metode dan materi tesis;

(2) Menelaah dan memberikan rekomendasi tentang

prosedur penulisan karya ilmiah dan metodologi

penelitian yang akan dilakukan;

(3) Menelaah dan memberikan bimbingan aspek metodologi

yang digunakan dalam penulisan tesis; dan

(4) Memberikan persetujuan terhadap naskah akhir

tesis.

b. Pembimbing II bertugas:

(1) Membantu Pembimbing I dalam menilai materi

penelitian;

(2) Memberikan pertimbangan dan saran tentang materi

penelitian;

(3) Memberikan arahan, tanggapan dan saran-saran

berkaitan dengan materi tesis;

(4) Memberikan persetujuan terhadap naskah akhir

tesis.

4. Penentuan Penguji

Penentuan Dewan Penguji Tesis dilakukan setelah

29

mahasiswa mendaftarkan diri untuk mengikuti ujian tesis,

melalui Ketua Program Studi dan mendapatkan rekomendasi dari

Direktur untuk ditetapkan oleh Wakil Ketua (Waket) I. Dewan

Penguji Tesis terdiri dari lima (5) orang, yaitu Ketua

merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota, Pembimbing I

dan Pembimbing II merangkap Anggota Penguji, dan seorang

Penguji Utama.

Persyaratan akademik Dewan Penguji Tesis adalah dosen

dengan kualifikasi Guru Besar atau Doktor, dengan ketentuan

Pembimbing 1 (satu) dan 2 (dua) secara otomatis menjadi

Anggota Penguji, dan 1 (satu) orang Penguji Utama dengan

kualifikasi akademik Guru Besar atau Doktor.

5. Persyaratan dan Prosedur Ujian Tesis

Persyaratan untuk menempuh Ujian Tesis adalah sebagai

berikut:

a. Telah lulus semua mata kuliah dengan Indeks

Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,00.

b. Menyerahkan naskah tesis yang telah disetujui dan

ditandatangani oleh Dosen Pembimbing dalam Nota Dinas

sebanyak (4) eksemplar.

c.Ujian Tesis dilakukan dalam bentuk Sidang Ujian Tesis

terjadwal.

6. Penilaian

Penilaian ujian tesis menggunakan format berikut:

a. Penguasaan Substansi

b.Penguasaan Metodologi

c.Kemampuan Berargumentasi

d. Orisinalitas Naskah

e.Relevansi Program Studi

30

7. Pengesahan Tesis

Pengesahan dilakukan setelah tesis yang diujikan dalam

Sidang Ujian Tesis dinyatakan DITERIMA/LULUS, untuk

selanjutnya diperbaiki dan disempurnakan oleh mahasiswa

berdasarkan saran dan catatan Dewan Penguji Tesis. Lembar

pengesahan harus ditandatangani oleh anggota Dewan Penguji

Tesis dengan diketahui oleh Direktur.

ooOoo

BAB IV

TEKNIK PENULISAN

A. Bahan dan Ukuran Kertas

1. Naskah dibuat di alas kertas HVS 80 g, tidak bolak-

balik, ukuran A4.

2. Sampul dibuat dari kertas buffalo atau yang sejenis, dan

sedapat-dapatnya diperkuat dengan karton dan dilapisi

dongan plastik. Tulisan yang tercetak pada sampul sama

dengan yang terdapat pada halaman judul.

3. Warna sampul adalah merah hati.

B. Pengetikan

Pengetikan tesis digunakan jenis huruf, bilangan dan

satuan, jarak baris, batas topi, pengisian ruangan, alinea

baru, permulaan kalimat, judul dan pasal, perincian ke bawah,

dan letak simetris.

1. Jenis Huruf. Naskah diketik dengan huruf Times New

Raoman,font 12. Penggunaan huruf miring atau persegi

tidak diperkenankan, kecuali untuk tujuan tertentu

scperti kata asing, abstrak atau judul buku daftar

31

pustaka.

2. Ukuran huruf: Isi naskah ukuran font 12; judul dalam

bahasa Indonesia ukuran font 14; judul dalam bahasa

Inggris ukuran font 14; nama pcnulis dan pembimbing

ukuran/o/vf 12; nama Iembaga atau institusi ukuran font

16.

3. Ukuran Spasi: Naskah ditik 2 spasi {double); jarak antar-

alinea dalam naskah adalah 2,5 spasi; jarak antara

judul bab dengan baris pertama adalah 3 spasi; jarak

antara judul bab dengan judul pasal adalah 3,5 spasi;

jarak baris akhir teks dengan judul fasal adalah 4

spasi.

4. Bilangan dan Satuan: bilangan diketik dengan angka,

kecuali permulaan kalimat misalnya: sepuluh teori;

bilangan desimal ditandai dengan koma, bukan dengan

titik, misalnya berat telur: 50,5 g.; satuan dinyatakan

dengan singkatan resmi tanpa titik di belakangnya,

misalnya: m, g, kg, cal.

5. Jarak Baris: Jarak antara 2 baris dibuat 2 spasi,

kecuali kutipan langsung, judul daftar (tabel) dan

gambar yang lebih dari 1 baris, dan daftar pustaka yang

diketik dengan jarak 1 spasi ke bawah.

6. Garis Margin: tepi atas 4 cm; tepi bawah 3 cm; tepi

kiri 4 cm; tepi kanan 3 cm.

7. Pengisian Ruangan: Ruangan yang terdapat pada halaman

naskah harus diisi penuh,

dengan pengertian, pengetikan harus dari batas tepi

kiri sampai ke batas tepi kanan, dan jangan sampai ada

ruangan yang terbuang kecuali kalau akan mulai dengan

alinea baru, persamaan daftar, gambar, sub judul, atau

hal-hal yang khusus.

32

8. Alinea atau Paragraf Baru: Alinea atau paragraf baru

dimulai pada ketikan yang ke-6 dari batas tepi kiri.

Satu paragraf biasanya terdiri dari 5 s.d. 8 kalimat.

Sebuah paragraph biasanya dimulai dengan topic sentence

yang selanjutnya didukung oleh beberapa supporting

sentences dan diakhiri dengan concluding or ending sentence.

Contoh:

a. Topic sentence: One of the city's biggest problem is the unreliability

of its public transportation;

b. Supporting sentences: Daily schedules are unreliable (late arrivals,

arrive in bunches), passengers are victims, etc.

c. Concluding sentence: So they (passengers) are late to appointments,

work, classes, or, So they must allow to extra time to wait for buses;

9. Permulaan Kalimat: Bilangan, lambang, atau ramus kimia

yang memulai suatu kalimat harus dieja, misalnya:

sepuluh ekor tikus.

10. Judul, pasal, Anak fasal dan Iain-lain: Judul

harus ditulis dengan huruf besar (kapital) dan diatur

supaya simetris dengan jarak 4 cm dari tepi atas tanpa

diakhiri dengan titik; Fasal ditulis simetris di

tengah-tengah. Semua kata dimulai dengan huruf besar

(kapital) kecuali kata penghubung dan kata depan, dan

tanpa diakhiri dengan titik; Anak fasal mulai dari

batas kiri dan hanya huruf pertama yang berupa huruf

besar, tanpa diakhiri dengan titik.

11. Nomenklatur rincian ke bawah: Jika pada penulisan

naskah ada rincian yang harus disusun ke bawah, penulis

hendaknya menggunakan nomor urut dengan angka atau

huruf sesuai dengan derajat rincian. Penggunaan garis

penghubung (-) yang ditempatkan di depan rincian tidak

dianjurkan. Secara berurutan derajat rincian disusun

33

sebagai berikut: BAB I.

A. 1. a. 1) dan seterusnya

Dengan pertimbangan untuk menghemat halaman,

mengurangi ruang kosong, penulisan derajat rincian

tersebut dapat saja ditulis lurus ke bawah, tidak

seperti di atas. 12. Letak Simetris: Gambar, tabel

(daftar), persamaan, judul, dan sub judul ditulis

simetris ke tepi kiri dan kanan pengetikan.

C. Penomoran

1. Halaman: Bagian awal laporan, mulai dari halaman judul

sampai ke daftar isi dan seterusnya (daftar tabel atau

gambar) diberi nomor halaman dengan angka romawi keeil.

Bagian utama dan bagian akhir, mulai dari pendahuluan

(Bab I) sampai ke halaman tcrakhir (lampiran dan daftar

riwayat hidup) memakai angka Arab scbagai nomor halaman.

Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas atau

tengah bawah secara konsisten (dan setara) kecuali kalau

ada judul atau bab pada bagian atas halaman. Untuk

halaman yang demikian nomor halaman ditiadakan tetapi

tetap dihitung. Nomor halaman diketik dengan jarak 3 cm

dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas atau tepi

bawah.

2. Tabel (daftar): Tabel (daftar) diberi nomor urut dengan

angka.

3. Gambar: Gambar diberi nomor urut dengan angka.

D. Tabel dan Gambar

1. Tabel (Daftar): Nomor tabel (daftar) yang diikuti dengan

judul ditempatkan simetris di atas tabel (daftar) tanpa

diakhiri dengan titik.

2. Tabel (daftar) tidak boleh dipenggal kecuali kalau

34

memang panjang, sehingga tidak mungkin diketik dalam

satu halaman. Pada halaman lanjutan tabel (daftar)

dicantumkan nomor tabel (daftar) dan kata lanjutan,

tanpa judul. Kolom-kolom diberi nama dan dijaga agar

pemisahan antara yang satu dengan yang lainnya cukup

tegas. Kalau tabel (daftar) lebih lebar dari ukuran

lebar kertas

a. sehingga harus dibuat memanjang, maka bagian atas

tabel harus diletakkan di sebelah kiri atas.

b. Di atas dan di bawah tabel (daftar) dipasang garis

batas, agar terpisah dari uraian pokok. Tabel

(daftar) diketik simetris.

c. Tabel (daftar) yang lebih dari 2 halaman atau yang

harus dilipat, ditempatkan pada lampiran.

d. Gambar: Bagan, grafik, peta, dan foto semuanya

disebut gambar (tidak dibedakan).

e. Nomor gambar yang diikuti dengan judulnya

diletakkan simetris di bawah gambar tanpa diakhiri

dengan titik.

f. Gambar tidak boleh dipenggal. Keterangan gambar

dituliskan pada tempat-tempat yang kosong di dalam

gambar dan jangan pada halaman lain. Bila gambar

dilukis melebar sepanjang tinggi kertas, maka

bagian atas gambar harus diletakkan di sebelah kiri

kertas.

g. Ukuran gambar (lebar dan tingginya) diusahakan

wajar (jangan terlalu kurus atau terlalu gemuk).

Skala pada grafik harus dibuat agar mudah

dipakai untuk mengadakan interpolasi atau

ekstrapolasi.

h. Bagan dan grafik dibuat dengan tinta hitam yang

35

tidak larut dalam air dan garis lengkung grafik

dibuat dengan bantu Kurve Perancis (French Curve).

Letak gambar diatur supaya simetris.

E. Bahasa

1. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia yang baku

sesuai standar SPOK (ada Subjek dan Predikat, jelas

Objek dan Keterangan). Dengan izin Pimpinan Program

Pascasarjana , tesis dapat ditulis dalam bahasa

Inggris dan atau bahasa Arab.

2. Bentuk kalimat tidak boleh menampilkan orang pertama

dan orang kedua (saya, aku, engkau, dan lain-lainnya),

tetapi dibuat berbentuk pasif. Pada penyajian ucapan

torima kasih dalam kata pengantar, "saya" diganli

dengan "penulis".

3. Istilah yang dipakai adalah istilah Indonesia atau

yang sudah diindoncsiakan. Jika terpaksa harus memakai

istilah asing, penulis agar menggunakan garis bawah

pada istilah yang dipakai tersebut atau ditulis dengan

huruf miring bila diketik komputer.

4. Ejaan yang dipakai adalah Ejaan Yang Disempurnakan

(EYD).

5. Kesalahan yang sering terjadi. Kata penghubung,

seperti sehingga, dan

sedangkan, tidak boleh dipakai untuk memulai suatu

kalimat.

6. Kata depan, misalnya pada, soring dipakai tidak pada

tempatnya, misalnya

dilelakkan di depan subjek (merusak susunan kalimat).

7. Kata "di mana" dan "dari" sering kurang tepat

pemakaiannya, dan diperlakukan tepat seperti kata

"where" dan "of dalam bahasa Inggris.

36

8. Awalan ke dan di harus dibedakan dengan kata depan ke

dan di.

9. Tanda baca harus dipergunakan dengan tepat

(selengkapnya lihat EYD).

F. Penulisan Nama

1. Nama Penulis: Penulisan nama mencakup nama penulis yang

diacu dalam uraian, daftar pustaka, nama yang lebih dari

satu, nama dengan garis penghubung, nama yang diikuti

dengan singkatan, dan derajat kesarjanaan.

1. Body note

Penulis yang tulisannya diacu dalam uraian hanya

disebutkan nama akhirnya, dan kalau lebih dari 2 orang,

hanya nama akhir penulis pertama yang dicantumkan diikuti

dengan dkk. atau et al (harus konsisten)

a. Menurut Simuh (1980:12)...

b. Penelitian Survey (Singarimbun dan Effendi, 1989:4)

menghasilkan

c. Perkembangan penelitian terhadap hadist (Ilyas dkk,

1999:32)... (pada contoh ini, penulisnya berjumlah 4

orang, yaitu Ilyas, Mas'udi, Azhar, dan Amin).

2. Foot note

Ditulis biasa/lengkap. Nama belakang ditaruh di

depan dan nama depan ditaruh di belakang dengan dipisah

koma. Contoh: Muhammad A1i; Ali, M. Nama Penulis dalam

Daftar Pustaka.

Dalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan

namanya tanpa gelar apapun, dan tidak bolch hanya

penulis pertama ditambah dkk atau et nl. saja.

Contoh : Meisel, S.L., McColIogh, J. P.,

Leckthaler, C.H., dan Weisz, P.B., (1976)

37

Tidak boleh hanya : Meisel, 5.L. dkk atau Meisel, S.L.

et.al

Nama Penulis lebih dari Satu.

Jika nama penulis lebih dari 2 kata atau lebih, cara

penulisannya ialah nama akhir diikuti dengan koma,

singkatan nama depan, tengah dan seterusnya, yang

semuanya diberi titik, atau nama akhir diikuti dengan

suku kata nama depan, tengah, dan seterusnya. Contoh:

Sutan Takdir Alisyahbana ditulis: Alisyahbana, S.T., atau

Alisyahbana, Sutan Takdir. Donald Fitzgerald Othmer

ditulis: Othmer, D.F.

Nama Depan Garis Penghubung Kalau nama penulis dalam

sumber aslinya ditulis dengan garis penghubung diantara

dua kata, maka keduanya dianggap scbagai satu kesatuan.

Contoh : Sulastin-Sutrisno ditulis apa adanya : Sulastin-

Sutrisno. 5. Nama yang Diikuti dengan Singkatan Nama yang

diikuti dengan singkatan dianggap bahwa singkatan itu

menjadi satu kata yang ada di depannya. Contoh :

a. Mawardi A.I. ditulis : Mawardi A.I.

b. Williams D. Ross Jr. ditulis : Ross Jr., VV.D.

G. Istilah Baru dan Kutipan

1. Istilah Baru

Istilah-istilah baru yang belum dibakukan dalam

bahasa Indonesia dapat digunakan asal konsisten. Pada

penggunaan yang pertama kali perlu diberikan padanannya

dalam bahasa asing (dalam kurung). Kalau banyak sekali

menggunakan istilah baru, sebaiknya dibuatkan daftar

istilah. Demikian pula dalam penulisan istilah

berbahasa'asing hendaknya ditulis dengan huruf Italic

(miring)

38

2. Kata Arab

Transliterasi utamanya mengikuti SKB Menteri Agama dan

Menteri Pendidikan Nasional R.I. atau lainnya yang

sederhana dan baku (seperti transliterasi dalam buku-buku

terbitan Yayasan Wakaf Syeikh Amir Syakib Arsalan (1980:54)

menegaskan bahwa kemunduran ummat Islam dibandingkan dengan

ummat lain, karena ummat Islam meninggalkan pedoman Al-

Qur'an. Ummat lain maju karena meninggalkan kitab sucinya

yang tidak orisinil, sedangkan ummat Islam ikut-ikutan

meninggalkan kitab sucinya, padahal Al- Qur'an adalah

pedoman yang orisinil dari Allah.

Spasi dalam penulisan kutipan langsung, jika kurang dari 5

baris dapat ditulis seperti uraian biasa 2 spasi dan masuk

dalam kalimat, dengan diberi tanda kutip

"……..", Begitu pula kutipan tidak langsung, yang isinya

dari buku tetapi diambil maknanya dengan bahasa penulis

sendiri ditulis seperti uraian biasa 2 spasi. Sedangkan

kutipan yang lebih dari 5 baris ditulis dalam alinea

tersendiri, masuk tujuh ketuk, ditulis satu spasi.

Sumber kutipan dapat ditulis secara ; body note, misalnya

Emile Durkheim (1980 : 209) menjelaskan bahwa "agama dalam

kehidupan masyarakat mengandung makna yang sakral dan yang

profan". Dapat juga ditulis dalam model foot note, yakni

catatan kaki yang biasa terdapat pada halaman kutipan yang

bersangkutan. Model foot note ditulis lengkap nama pengarang,

judul buku, tahun penerbitan dan halaman. Dalam hal ini

penulis karya ilmiah harus konsisten menggunakan model

kutipan, dari awal hingga akhir tulisan, jangan sampai

terjadi kombinasi atau percampuran.

H. Daftar Pustaka

Dari Buku

39

Rahman, F. (1985) Islam and Modernity: An Intelectual

Transformation.Chicago: Chicago University.

Contoh jurnal:

Chai, S. C, Teo, T. & Lee, C. B. (2010). Modelling the

Relationships among Beliefs about Learning, Knowledge,

and Teaching of Pre-Service Teachers in Singapore. The

Asia-Pacific Education Researcher, 19, 25-42

Contoh dari Internet:

Akar, E., Tekkaya, C. dan Çakıroğlu, J.(2011). The

Interplay Between Metacognitive Awareness And Scientific

Epistemological Beliefs. 2nd International Conference on New

Trends in Education and Their Implications 27-29 April, 2011 Antalya-Turkey

www.iconte.org. Di unduh pada tanggal 2 Mei 2012.