Upload
independent
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Tesis dan Alasan Menulis Tesis
Tesis adalah suatu karya ilmiah yang dibuat oleh
mahasiswa Pascasarjana setingkat magister di akhir masa
studinya pada suatu Perguruan Tinggi. Alasan penulisan Tesis
adalah agar mahasiswa memiliki keterampilan menyusun hasil
pengamatan atau penelitian, dan melaporkannya dalam bentuk
tulisan ilmiah berdasarkan cara-cara yang lazim digunakan di
lingkungan akademik. Dengan menulis Tesis, mahasiswa juga
diharapkan dapat memperluas dan memperdalam pengetahuannya
tentang masalah yang diteliti atau diamati, serta menambah
pengetahuan orang lain melalui penemuan atau pemikiran yang
dibahas dalam tulisan itu.
Meskipun mendapat bimbingan dari dosen, tanggung jawab
isi Tesis tetap berada pada mahasiswa. Oleh karena itu,
mahasiswa diharapkan jujur dalam penggunaan data dan
bertanggung jawab terhadap penulisannya. Buku Panduan
Penulisan Tesis ini, untuk seterusnya disingkat buku pedoman,
bertujuan memberikan pedoman bagi mahasiswa dalam menulis
Tesis, sehingga tercapai keseragaman format Tesis serta
memudahkan mahasiswa dalam menyusun rencana penelitiannya.
Buku pedoman ini mengatur cara penulisan Tesis secara umum
pada Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Kudus.
B. Perbedaan Tesis Pascasarjana dan Skripsi Sarjana
Tesis merupakan tulisan ilmiah yang lebih mendalam
daripada skripsi, baik dalam hal jumlah variabel yang diamati
maupun referensi yang digunakan. Dalam suatu Tesis diharapkan
2
terkandung suatu pengetahuan/aksioma baru yang diperkenalkan
oleh penulis. Bahan penulisan Tesis diharapkan diperoleh dari
pengamatan/penelitian yang dilakukan atau merupakan usaha
untuk menguji satu atau lebih hipotesis. Disamping itu, Tesis
juga merupakan pelengkap persyaratan untuk memperoleh gelar
Magister atau Sarjana Strata Dua (S2).
Beberapa perbedaan penting antara Skripsi dan Tesis,
diantaranya:
1. Dari segi permasalahan, Skripsi dapat mengangkat
permasalahan dari pengalaman empirik dan pembahasan
tidak terlalu mendalam. Sementara Tesis mengangkat
permasalahan dari pengalaman empirik atau dari berpikir
teoritik, dan pembahasannya cukup spesifik dan
mendalam.
2. Dari segi variabel, Skripsi boleh mengangkat satu
variabel atau hubungan dua variabel bivariat. Tesis
mengangkat dua variabel multivariat atau lebih dari dua
variabel.
3. Dari segi tujuan, Skripsi mendeskripsikan satu variabel
atau hubungan dua variabel. Tesis mendeskripsikan dan
mengkaji secara analitik hubungan antara dua variabel.
4. Dari segi pembahasan, Skripsi boleh bersifat
deskriptif, Tesis harus analitis-kritis.
5. Dari segi keaslian penelitian, Skripsi dapat merupakan
replica penelitian orang lain namun dengan modifikasi
metode penelitian. Tesis mementingkan keaslian dan
kebaharuan.
6. Dari segi hasil penelitian, Skripsi tidak mesti
menemukan yang baru, dapat memetakan metode dan hasil
penelitian yangb sudah ada. Tesis mementingkan adanya
temuan baru baik dalam hal substansi maupun metodologi,
3
namun dapat juga menerapkan metode atau pendekatan yang
ada atas suatu permasalahan.
ooOoo
BAB II
PROPOSAL TESIS
A. Persyaratan Pengajuan Proposal Tesis
Mahasiswa Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Kudus diizinkan mengajukan proposal
penelitian tesis setelah memenuhi persyaratan akademik dan
administratif. Persyaratan akademik yang dimaksud, adalah
mahasiswa telah lulus minimal 24 SKS dan telah lulus mata
kuliah metodologi penelitian, atau pada akhir semester II.
Sedangkan persyaratan administratif, diatur tersendiri dalam
buku Panduan Akademik Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN).
B. Prosedur Pengajuan Proposal Tesis
Prosedur pengajuan proposal tesis pada Program
Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) diatur
sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengajukan proposal tesis, setelah
melalui proses diskusi dalam perkuliahan metodologi
penelitian maupun dengan Dosen pembimbing akademik
yang sudah ditetapkan. Selanjutnya konsultasi dengan
Ketua Program Studi dan staf akademik untuk memastikan
bahwa proposal atau rancangan penelitian tesis yang
akan diajukan tersebut belum pernah dilakukan
penelitian. Setelah itu diajukan kepada Direktur untuk
mendapat persetujuan guna mengikuti Seminar Ujian
4
Proposal (SUP).
2. Setelah mendapat persetujuan, Direktur menetapkan 2
(dua) orang pembahas yang memenuhi persyaratan
akademik, untuk diproyeksikan sebagai calon Pembimbing
I dan Pembimbing II.
3. Persyaratan akademik untuk pembahas proposal tesis
adalah dosen Program Pascasarjana dengan gelar
akademik Profesor atau Doktor untuk Pembahas I dan
Pembahas II.
4. Seminar Ujian Proposal Tesis dipimpin oleh seorang
Ketua yang sekaligus merangkap Pembahas I. Pembahas
proposal tesis diproyeksikan menjadi calon Pembimbing
Tesis.
5. Proposal tesis yang telah dinyatakan lulus dalam
Seminar Ujian Proposal (SUP), setelah perbaikan
berdasarkan catatan penguji atau pembahas, dapat
dilanjutkan penelitiannya di bawah bimbingan dosen
pembimbing yang telah ditetapkan sesuai SK Wakil Ketua
(Waket) I STAIN Kudus.
C. Isi dan Sistematika Proposal Tesis
Proposal tesis adalah usulan penelitian yang diajukan
untuk keperluan penyusunan tesis pada Program Pascasarjana
STAIN Kudus. Proposal tesis berjumlah antara 15-20 halaman.
Untuk selanjutnya, proposal tesis itu akan menjadi bab
pendahuluan atau bab 1 dari tesis. Proposal tesis terdiri
atas: judul, daftar isi, isi, dan daftar pustaka.
Judul dan daftar isi merupakan bagian awal proposal.
Bagian utama proposal tesis adalah isinya yang mencakup:
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, kerangka pemikiran, dan metodologi penelitian.
5
Proposal tesis dilengkapi dengan daftar pustaka sebagai
bagian akhir.
1. Judul dan Daftar Isi
Sebagai suatu karya ilmiah, judul tesis harus dirumuskan
dalam kalimat yang singkat, komunikatif, dan afirmatif. Judul
tesis mencerminkan permasalahan yang akan dibahas, mengandung
masalah yang jelas, sesuai disiplin program studi, dan harus
konsisten dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian,
serta metode yang digunakan.
Perumusan judul pada dasarnya bersifat tentatif.
Artinya, walaupun judul itu harus dirumuskan sejak penyusunan
proposal penelitian, namun pada akhirnya judul tesis dapat
berubah dalam proses penulisan dan bimbingan, bahkan dapat
saja berubah setelah tesis itu dipertanggungjawabkan di
hadapan sidang dewan penguji.
Daftar isi proposal tesis, juga bersifat tentatif.
Artinya, daftar isi itu terus menerus disempurnakan selama
proses penulisan dan bimbingan. Daftar isi proposal merupakan
bahan dasar bagi daftar isi tesis dan penyusunan tesis secara
keseluruhan, sehingga nantinya daftar isi proposal tesis itu
akan menjadi daftar isi tesis. Daftar isi harus relevan
dengan masalah yang akan diteliti serta mencerminkan
pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan.
2. Latar Belakang Masalah
Dalam latar belakang masalah, peneliti berusaha
menjelaskan latar belakang munculnya masalah penelitian,
serta mengapa masalah itu penting untuk diteliti. Minimal
peneliti harus bertanya pada diri sendiri, apa yang akan saya
teliti, kenapa harus diteliti ?
Pengungkapan urgensi dan signifikansi penelitian itu
6
bisa dilihat dari segi profesi peneliti, dari segi
pengembangan ilmu pengetahuan, atau dari segi kebutuhan
pembangunan. Latar belakang masalah harus mengungkapkan apa
yang membuat peneliti tertarik dan dalam tingkat tertentu
merasa "resah" bila masalah itu tidak diteliti. Untuk itu,
peneliti sebaiknya dapat menunjukkan terjadinya kesenjangan,
baik antara gejala yang terjadi dalam praktik di lapangan,
antara teori dengan praktik, maupun antara teori, pandangan,
aliran, atau madzhab pemikiran.
Ada baiknya dikemukakan pula tentang kerugian-kerugian
yang mungkin akan dialami bila masalah itu tidak segera
dicarikan pemecahannya melalui penelitian, serta keuntungan-
keuntungan yang diharapkan akan diperoleh dengan penelitian.
Selain itu, perlu pula dikemukakan tentang posisi masalah
penelitian dalam wilayah kajian serta konsentrasi bidang
studi yang sedang ditekuni peneliti. Karena itu, untuk dapat
merumuskan latar belakang masalah dengan baik (yaitu: jelas,
tajam dan runtut), maka mahasiswa yang akan menulis tesis
dituntut untuk mampu membaca serta mengamati gejala-gejala
yang muncul dalam dunia Manajemen Pendidikan Islam dan
Ekonomi Syari’ah. Untuk itu, diperlukan wawasan pengetahuan
yang luas dan terpadu tentang berbagai teori, konsep,
pandangan pakar, serta hasil-hasil penelitian terdahulu,
termasuk temuan mutakhir pada jurnal-jurnal yang relevan.
Latar Belakang Masalah sesuai dengan maknanya berfungsi
mengantarkan uraian pendahuluan yang melatarbelakangi
dilaksanakannya penelitian antara lain:
a. Pokok-pokok pikiran penulis berdasarkan filosofis
pendidikan, hukum, ekonomi dan lain-lain.
b. Konsep ilmu pengetahuan yang digunakan untuk
mendukung pemikiran penulis.
7
c. Permasalahan akademik yang menimbulkan tanda tanya
dan membutuhkan jawaban.
d. Permasalahan yang "mengganjal" dalam pikiran dan
membutuhkan pemecahan.
e. Fenomena yang terjadi di lapangan berdasarkan fakta
sosial dan realitas masalah.
f. Pernyataan Masalah, sebagai General Statement of
the Problem, dengan kriteria:
1) Masalah itu harus menarik perhatian peneliti.
2) Masalah itu harus benar-benar aktual sesuai
perkembangan yang sedang terjadi.
3) Masalah itu harus researchable, bisa diukur, bisa
diteliti, bisa diamati dan bisa dirumuskan.
4) Masalah itu harus sesuai disiplin ilmu peneliti.
5) Masalah itu harus memberikan ilmu pengetahuan baru.
3. Rumusan Masalah
Latar belakang masalah dan rumusan masalah saling
berkaitan. Setelah peneliti menjelaskan latar belakang
munculnya masalah, sehingga jelas fokus atau substansi
masalah yang akan ditelitinya, selanjutnya pokok masalah itu
dijabarkan ke dalam rumusan masalah. Rumusan masalah,
biasanya diungkapkan dalam bentuk pertanyaan penelitian, dan
berfungsi sebagai petunjuk yang membimbing peneliti untuk
mencari jawaban di lapangan atau berdasarkan buku-buku
literatur. Selain itu, rumusan masalah juga berperan
memberikan gambaran tentang batasan dan ruang lingkup
penelitian. Sebab itu rumusan masalah merupakan pedoman bagi
peneliti yang membatasi pembahasannya.
Untuk itu, dalam rumusan masalah ini sebaiknya juga
diidentifikasi dan diposisikan variabel-variabel penelitian
8
dan definisi operasionalnya, serta kaitan antar variabel.
Identifikasi, definisi operasional, posisi serta keterkaitan
antar variabel itu sangat penting terutama dalam penelitian
kuantitatif.
Berdasarkan itu, peneliti dapat menjabarkannya ke dalam
instrumen penelitian dalam bentuk indikator, dan bila perlu
sampai pada deskripsi penelitian. Indikator itu diperlukan
untuk memudahkan peneliti mengukur dan menguji masalah yang
akan diteliti, kemudian dijabarkan lebih rinci sebagai
pedoman observasi, item-item wawancara atau interview guide dan
pertanyaan tertulis atau angket.
Rumusan masalah sebagai specific statement of the problem,
mengandung:
a. Pertanyaan-pertanyaan penelitian yang relevan dengan
masalah.
b. Pertanyaan penelitian yang spesifik untuk memecahkan
masalah.
c. Pertanyaan penelitian yang spesifik untuk menemukan
jawabannya.
d. Pertanyaan penelitian yang spesifik untuk bisa
dioperasionalkan.
e. Pertanyaan penelitian yang spesifik bisa dirumuskan
sesuai masalah penelitian.
4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian merumuskan hasil yang ingin dicapai
setelah penelitian selesai dilakukan. Oleh karena itu, tujuan
penelitian harus konsisten dengan rumusan masalah, serta
mencerminkan proses penelitiannya. Jadi yang dimaksud dengan
tujuan penelitian adalah tujuan akademik, dan bukan tujuan
formal seperti yang tercantum pada halaman judul tesis, yaitu
9
sebagai tugas akhir dalam rangka memperoleh gelar Magister.
Tujuan penelitian itu terdiri dari tujuan umum dan
tujuan spesifik. Perumusan tujuan umum mengacu pada substansi
masalah penelitian, dan dirumuskan secara padat dalam satu
kalimat. Sedangkan tujuan spesifik dirumuskan dengan mengacu
pada butir-butir rumusan masalah.
Kegunaan hasil penelitian merumuskan manfaat yang akan
diperoleh dari hasil penelitian. Kegunaan penelitian itu bisa
dilihat dari segi praktis maupun teoritis. Secara praktis,
perumusan kegunaan penelitian itu mungkin relevan bagi
perbaikan, peningkatan dan pengembangan suatu kebijakan,
program, penerapan suatu prosedur, metode atau teknik
tertentu dalam penyelenggaraan Manajemen Pendidikan Islam dan
Ekonomi Syari’ah. Secara teoritis, kegunaan penelitian itu
harus merumuskan secara eksplisit sumbangannya terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dalam wilayah disiplin ilmu
yang sedang ditekuni oleh peneliti.
Tujuan penelitian, sesuai dengan Rumusan Masalah,
diungkap dengan kalimat akademik, sebagai contoh:
a. Untuk Mendeskripsikan
b. Untuk Menggambarkan
c. Untuk Menjelaskan
d. Untuk Menegaskan
e. Untuk Mencmukan Hubungan
f. Untuk Membandingkan
g. Untuk Membuktikan
Kegunaan Penelitian, diarahkan untuk mengungkapkan
nilai-nilai manfaat penulisan tesis, yang meliputi:
a. Secara praktis akademik, berguna bagi
khazanah kepustakaan.
b. Secara filosofis akademik, berguna bagi
10
pengembangan ilmu pengetahuan.
c. Secara sosial akademik, berguna bagi
kepentingan masyarakat pendidikan.
d. Secara konseptual, berguna bagi penemuan konsep baru
sesuai disiplin ilmu.
5. Kerangka Pemikiran
Bagian ini menjelaskan kerangka konseptual yang akan
digunakan oleh peneliti dalam membahas atau memecahkan
masalah penelitian. Sebab itu, kerangka pemikiran seringkali
disebut dengan kerangka konseptual, yakni suatu proses
konseptualisasi yang mengantarkan penulis tesis untuk
menjabarkan kemungkinan jawaban yang akan ditemukan atau
kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dari rumusan yang
telah ditetapkan.
Pada kerangka pemikiran dapat juga ditampilkan asumsi-
asumsi, yaitu sesuatu yang sudah dianggap benar dengan
sendirinya sehingga tidak memerlukan pembuktian lagi. Asumsi
itu dapat berupa teori, evidensi, atau dapat pula merupakan
pemikiran peneliti sendiri, yang dirumuskan dalam bentuk
kalimat deklaratif, bukan dalam bentuk kalimat bertanya atau
menyarankan atau mengharapkan. Dalam penelitian kuantitatif,
asumsi itu merupakan landasan bagi perumusan hipotesis.
Karena itu, dalam penelitian kuantitatif hipotesis dirumuskan
secara eksplisit. Sedangkan penelitian kualitatif tidak
memerlukan perumusan demikian, sesuai dengan sifat masalahnya
yang emergent.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, perlu ditekankan
perbedaan antara latar belakang masalah dengan kerangka
pemikiran, mengingat seringnya terjadi kekaburan substansi di
antara keduanya. Latar belakang masalah menitikberatkan pada
11
urgensi dan signifikansi masalah penelitian dilihat dari
berbagai segi yang relevan. Sedangkan kerangka pemikiran
menitikberatkan pada perumusan kerangka konseptual yang
digunakan oleh peneliti untuk membahas dan memecahkan masalah
penelitian.
Kerangka Pemikiran atau Kerangka Konseptual, berisi:
a. Konsep pemikiran tokoh disiplin ilmu yang digunakan
sebagai perspektif peneliti.
b. Konsep-konsep ilmu pengetahuan yang relevan
mendukung perspektif peneliti.
c. Dasar-dasar pemikiran penulis yang terkait dengan
masalah penelitian.
d. Proses konseptualisasi berlandaskan pada asumsi
dasar pemikiran penulis.
e. Kemungkinan prediksi jawaban atau pemecahan
masalah yang akan ditemukan.
6. Metode Penelitian
Proposal tesis perlu menjelaskan metode penelitian
secara garis besar. Garis besar metode penelitian itu harus
mengungkapkan paradigma atau pendekatan, metode dan teknik
penelitian digunakan. Karena itu, bagian ini lebih tepat
diberi judul metodologi penelitian dan bukan metode
penelitian, karena metode penelitian dalam pengertian ini
hanyalah salah satu bagian dari metodologi penelitian.
Setelah dijabarkan dan disempurnakan, pasal terakhir dalam
proposal ini nantinya dapat saja dihilangkan, karena telah
menjadi bab tersendiri yang lebih rinci, yaitu bab III,
sehingga dalam bab I tidak perlu lagi ada pasal tentang
metode penelitian.
a. Paradigma atau Pendekatan Penelitian
12
Bagian pertama dari metode penelitian itu adalah
paradigma, pola, model atau pendekatan penelitian. Apakah
model penelitian lapangan (field research = empirik) atau
penelitian pustaka (library research = normatif, teoritik)
beserta argumentasi akademiknya.
Pilihan atas paradigma penelitian itu didasarkan atau
sesuai dengan sifat masalah dan tujuan penelitian. Demikian
pula untuk menentukan apakah penelitian lapangan atau
penelitian pustaka. Meskipun betul bahwa pemilihan masalah
penelitian sangat ditentukan oleh penguasaan peneliti
terhadap pendekatan, metode serta jenis-jenis penelitian,
namun sangatlah keliru bila penentuan pendekatan dan/ atau
metode penelitian didasarkan atas keterbatasan pengetahuan
dan keterampilan peneliti terhadap berbagai pendekatan dan
metode penelitian.
b. Metode Penelitian
Penentuan metode penelitian hendaknya mengacu pada jenis
masalah serta minat dan kemampuan peneliti. Secara dikotomi
peneliti bisa menggunakan metode kualitatif, dengan model
analisis logik. Atau menggunakan metode kuantitatif dengan
model analisis statistik.
Metode penelitian kualitatif biasanya digunakan untuk
jenis penelitian deskriptif eksploratif, jenis penelitian
dampak atau kausalitas yang mengungkapkan sebab akibat,
penelitian konstributif yang bermaksud mengungkap konstribusi
atau sumbangan suatu kegiatan terhadap suatu prestasi dan
penelitian verifikatif dengan tujuan untuk meyakinkan
peneliti atas praduga atau asumsi kebenaran sesuatu.
Metode penelitian kualitatif biasanya tidak mutlak
menuntut banyaknya variabel. Sedangkan penelitian kuantitatif
13
bersifat positivistik, biasa digunakan untuk penelitian
korelatif dalam rangka menemukan hubungan antar variabel
dengan variabel yang lain, atau penelitian komparatif untuk
membandingkan variabel yang satu dengan variabel yang lain,
dengan cara mengungkapkan persamaan dan perbedaan, kelebihan
dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan.
Selain itu, penelitian kuantitatif juga bisa digunakan
untuk model penelitian pengaruh dalam rangka membuktikan
adanya pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain,
dengan cara meneliti sebelum dan sesudah terjadinya suatu
peristiwa atau kegiatan.
c. Teknik Pengumpulan Data
Hakikat pelaksanaan penelitian adalah kegiatan
pengumpulan data yang bisa dilakukan dengan teknik observasi
atau dan wawancara untuk penelitian kualitatif, dan teknik
angket atau questionnaire untuk penelitian kuantitatif. Setelah
data terkumpul, tugas berikutnya adalah mengolah data dan
menganalisis data. Teknik analisis data kualitatif
menggunakan analisis logik, sedangkan penelitian kuantitatif
menggunakan analisis statistik. Teknik sampling dan pengujian
hipotesis terutama perlu dijelaskan dalam penelitian
kuantitatif, sebab dalam penelitian kualitatif tidak mutlak
dituntut penggunaan sampel dan hipotesis.
Teknik-teknik statistik yang umum digunakan dalam
penulisan tesis adalah: mean, standar deviasi, uji korelasi,
uji kausalitas, uji signifikansi, uji linearitas, koefisien
determinasi, analisis regresi, analisis jalur dan lain-lain.
Dalam penelitian kualitatif, instrumen pengumpul datanya
yang utama adalah peneliti sendiri. Karena itu, teknik
pengumpulan datanya terutama menggunakan observasi partisipan
14
yang ditunjang oleh wawancara dan studi dokumentasi.
Penelitian kualitatif hampir tidak membutuhkan angket. Kalau
ada, hasil angket boleh digunakan untuk mendukung atau
memperkuat hasil observasi dan wawancara. Teknik analisis
datanya menggunakan berbagai teknik berpikir secara simultan
dan holistik; deduktif-induktif, reflektif-probabilitik,
verifikasi-falsifikasi, konvergen-divergen, linear-sirkuler
dan lain-lain.
d. Menentukan Sumber Data
Sumber data adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai
pemberi informasi, baik sebagai informan dalam wawancara, atau
responden dalam teknik penyebaran angket. Sumber data terdiri
dari sumber data primer, yakni pihak yang langsung
berhubungan dengan masalah penelitian, seperti pejabat,
masyarakat, guru, siswa yang menjadi obyek atau sasaran
penelitian. Sumber data sekunder, yakni pihak yang tidak
langsung terkait dengan masalah, seperti dokumentasi, buku-
buku literatur yang digunakan sebagai rujukan.
Dalam penelitian kuantitatif penetapan sampel sebagai
bagian dari populasi yang dianggap representatif, merupakan
keharusan untuk menjadi sumber data primer yang informasinya
dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian kualitatif,
penetapan sampel tidak merupakan keharusan, karena sumber
data primer bisa diperoleh dari informan yang dianggap
berhubungan langsung dengan masalah penelitian.
e. Prosedur dan Tahapan Penelitian
Penulisan tesis dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu: 1)
penyusunan proposal penelitian, 2) pelaksanaan penelitian,
dan 3) analisis data serta penulisan laporan penelitian.
15
Ketiga tahapan itu merupakan prosedur penelitian dalam rangka
penulisan tesis yang dapat dirancang antara satu sampai tiga
semester.
Proposal penelitian tesis harus merencanakan ketiga
tahapan itu, sebagai pedoman umum dari segi target waktu yang
akan ditempuh oleh peneliti. Setiap tahapan, dirinci menjadi
beberapa kegiatan disertai waktu pelaksanaannya.
Pada tahap penyusunan proposal, umpamanya dapat dirinci
menjadi: a) konsultasi, diskusi dan refleksi, b) survei
literatur dan hasil penelitian dalam rangka identifikasi,
pemilihan dan perumusan masalah penelitian, c) konsultasi,
analisis, evaluasi, sintesis; d) penyusunan draf awal
proposal; e) konsultasi, diskusi, evaluasi; f) revisi draf
proposal; g) seminar proposal; h) konsultasi, revisi; dan i)
penyempurnaan proposal.
Tahap pelaksanaan penelitian adalah tahapan pengumpulan
data. Peneliti dalam hal ini perlu merencanakan kapan tiap
teknik pengumpulan data itu akan dilaksanakan. Perlu
ditekankan dalam hal ini, bahwa penelitian kualitatif umumnya
memerlukan waktu yang lebih lama dalam proses pengumpulan
datanya dibandingkan dengan penelitian kuantitatif.
Pada tahap analisis data dan penyusunan laporan
penelitian, terdapat perbedaan antara penelitian kuantitatif
dan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif,
antara pengumpulan data dan analisis data serta penulisan
laporan penelitian dapat dipisahkan secara jelas, analisis
data dan penulisan laporan penelitian setelah pengumpulan
data selesai. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, antara
pengumpulan data dengan analisis data sering harus dilakukan
secara simultan, meskipun analisis akhir dan penyusunan
laporan penelitian dilakukan setelah kebanyakan datanya
16
terkumpul, atau sumber data telah dianggap cukup, tuntas
(redudance), yakni tidak ada lagi data atau informasi baru
yang dapat dikumpulkan. Dengan berpedoman kepada tahapan
penelitian serta waktu pelaksanaannya, peneliti dapat
merancang sendiri berapa lama ia memprogramkan penyelesaian
penyusunan tesisnya.
f. Pengujian Hipotesis
Penetapan sampel dan hipotesis mutlak diperlukan dalam
penelitian kuantitatif. Karena itu dalam metodologi
penelitian kuantitatif harus dijelaskan bagaimana hipotesis
sebagai kesimpulan yang belum final (hypo = kurang, thesis =
kesimpulan), dapat diujik dengan teknik statistik, sehingga
hypo-nya bisa dihapuskan dan menjadi tesis atau kesimpulan
yang final, karena dapat dipertanggungjawabkan akurasinya
setelah diuji.
Pengujian bisa dilakukan terhadap hipotesis nol, untuk
membuktikan tidak adanya hubungan dalam studi korelasi, tidak
adanya pengaruh, atau tidak adanya perbedaan yang signifikan
dalam studi komparasi antara variabel yang satu dengan
variabel yang lain. Pengujian juga bisa dilakukan terhadap
hipotesis kerja, untuk membuktikan adanya hubungan dalam
studi korelasi, adanya pengaruh atau adanya perbedaan yang
signifikan dalam studi komparasi, antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain.
7. Daftar Pustaka
Bagian akhir dari proposal tesis adalah daftar pustaka.
Daftar pustaka yang dicantumkan dalam proposal tesis hanya
pustaka yang secara langsung digunakan sebagai rujukan dalam
penyusunan proposal tesis.
17
Sumber rujukan bisa berasal dari buku, hasil penelitian
yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan, artikel pada
jurnal atau internet, peraturan perundangan dan dokumen.
Penyusunan nama pengarang dimulai dengan nama popular,
kemudian disusun secara alphabetis, berurutan menurut abjad.
ooOoo
BAB III
PENULISAN TESIS
A. Ruang-lingkup, Wilayah dan Dimensi Kajian
Ruang-lingkup isi tesis pada Program
Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus,
sesuai dengan program studi serta konsentrasi yang ada.
Program studi dan konsentrasi yang dikembangkan pada Program
Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus
menunjukkan wilayah kajian sebagai fokus pembahasan tesis.
Mahasiswa dapat memilih salah satu wilayah kajian pada
konsentrasinya, dibawah bimbingan dosen pembimbing akademik,
sebelum kemudian diajukan dalam Seminar Ujian Proposal (SUP).
1. Program Studi Ekonomi Syariah (ES)
a) Teori ekonomi Islam
b) Institusi ekonomi Islam
c) Asuransi Islam
d) Akuntansi syariah
e) Fiqh muamalah ekonomi
f) Tafsir dan hadits ekonomi
g) Pembangunan ekonomi Islam
h) Manajemen perbankan Islam
18
i) Manajemen Koperasi Syari'ah
j) Baitul Mal wa Tanwil
2. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
a) Perencanaan pendidikan
b) Model-model manajemen pendidikan
c) Analisis kebijakan pendidikan
d) Pengelolaan tenaga kependidikan
e) Pembiayaan pendidikan
f) Supervisi pendidikan
g) Manajemen mutu pendidikan
h) Manajemen marketing pendidikan
i) Kepemimpinan Pendidikan
j) Teknologi dan Inovasi Pendidikan
k) Evaluasi Pendidikan
Kajian tesis untuk masing-masing program studi tersebut,
diarahkan pada dimensi-dimensi akademik sebagai berikut:
a. Landasan Teologis dan Filosofis
Dicantumkan kedua landasan ini dengan pertimbangan,
kajian-kajian dalam Prodi Ekonomi Syari’ah dan Manajemen
Pendidikan Islam harus merujuk pada sumber yang utama dalam
Islam yaitu al-Qur’an dan Hadis, disamping untuk memperkuat
argumentasi yang dicantumkan juga sebagai ciri pembeda dengan
kajian keilmuan secara umum. Terkait dengan landasan
filosofis, penulis tesis harus paham posisi kajian yang akan
dibahas sesuai dengan aliran filsafat atau pemikiran yang
mana, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi alur
pikir pembahasan tesis secara keseluruhan.
b. Isi
Isi sebuah tesis harus dapat mengungkapkan jawaban
19
sesuai masalah yang telah dirumuskan, atau dapat memecahkan
permasalahan yang telah ditetapkan pada latar belakang
masalah. Tesis harus dapat menemukan konsep ilmu pengetahuan
baru, berdasarkan analisis logik dalam penelitian kualitatif,
atau berdasarkan analisis statistik dalam penelitian
kuantitatif.
Substansi sebagai isi pokok suatu karya ilmiah,
hakikatnya adalah suatu sistem yang saling terkait sejak
latar belakang masalah, perumusan pertanyaan penelitian,
penetapan judul dan out line, sampai analisis yang tersurat
pada bab IV dan kesimpulan pada bab V. Isi pokok tesis harus
mempunyai korelasi yang sesuai dengan bidang kajiannya yakni
dalam konteks Ekonomi Syari’ah, isi tesis harus mengandung
pembahasan sesuai wilayah kajian Ekonomi Syari’ah, demikian
juga dalm konteks Manajemen Pendidikan Islam, isi tesis harus
mengandung pembahasan sesuai wilayah kajian Manajemen
Pendidikan Islam.
c. Proses dan Evaluasi
Proses penulisan karya ilmiah pada Program Pascasarjana
STAIN Kudus, dilakukan melalui kajian dan diskusi tentang
materi Ekonomi Syari’ah dan Manajemen Pendidikan Islam, baik
secara substansial atau institusional. Proses diskusi bisa
dilakukan dengan dosen pembimbing secara individu atau secara
kelompok, begitu pula evaluasi terhadap proses penulisan
karya ilmiah bisa dilakukan secara intensif, sebelum diajukan
dalam sidang munaqosah.
Proses dan evaluasi merupakan media komunikasi ilmiah
antara dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya,
sehingga terjadi pemahaman dan penguasaan materi serta
metodologi penulisan karya ilmiah, yang pada akhirnya dapat
membantu mahasiswa dalam mempertanggungjawabkan tesis di
20
hadapan sidang ujian.
Diskusi dosen pembimbing dan mahasiswa bimbingan,
hakikatnya merupakan proses pembelajaran serta evaluasi
langsung sebagai manifestasi kegiatan akademik. Interaksi
dalam proses dan evaluasi menuntut para mahasiswa untuk siap
menerima bimbingan melalui diskusi, dan para dosen pembimbing
memberikan pengarahan terkait dengan masalah akademik yang
diajukan oleh mahasiswa, serta penggunaan metodologi yang
sesuai dengan permasalahah yang akan diteliti.
B. Sistematika
Sistematika tesis dapat dibagi ke dalam tiga bagian utama,
yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
1. Bagian Awal
Bagian muka tesis terdiri atas: halaman sampul (cover),
halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan
keaslian, nota dinas, abstrak, kata pengantar, pedoman
transliterasi, daftar istilah, daftar singkatan, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Dalam hal
ini yang memerlukan penjelasan adalah abstrak dan kata
pengantar. Bagian yang lainnya dapat dilihat pada contoh
sebagaimana tercantum dalam lampiran.
Abstrak tesis adalah paparan padat tetapi mampu memberi
gambaran yang utuh, minimal mengandung: judul, permasalahan
dan rumusan masalah, pendekatan, metode dan tujuan
penelitian, landasan teoritik atau konsepsional, serta hasil
dan temuan penelitian sebagai wuiud kesimpulan. Penulisan
abstrak diketik/ditulis dengan satu spasi dalam satu halaman.
Kata pengantar, sesuai dengan namanya memberi penjelasan
yang mengantar para pembaca pada permasalahan yang diteliti.
Setelah itu, umumnya dalam kata pengantar disampaikan ucapan
21
terima kasih dan apresiasi peneliti kepada pihak-pihak
terkait yang telah membantu penyelesaian tesisnya. Ucapan
terima kasih yang sifatnya pribadi dan subjektif, seperti
untuk ibu-bapak, anak-istri dan keluarga, sebaiknya tidak
disertakan dalam kata pengantar, melainkan dapat disampaikan
pada halaman tersendiri, yaitu halaman persembahan, bila
dipandang perlu.
2. Bagian Isi
Bagian isi adalah bagian utama tesis. Meskipun bukan
merupakan contoh tunggal yang baku, namun secara umum
sistematika bagian utama tesis ini dapat mengikuti susunan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Urutan isi pendahuluan dan ketentuannya, sesuai dengan
urutan dan isi proposal tesis. Pertama, mengungkap latar
belakang masalah yang menjelaskan fenomena hasil
pengamatan dan diakhiri dengan pernyataan masalah.
Kedua, rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan
penelitian yang bisa diawali dengan identifikasi
masalah. Ketiga, tujuan dan manfaat penelitian, sesuai
dengan masalah yang telah dirumuskan. Keempat, kerangka
pemikiran sebagai kerangka konseptual atau
konseptualisasi masalah yang akan diteliti,
menggambarkan asumsi-asumsi dasar peneliti bahkan
mungkin prediksi pemecahan masalah yang akan ditemukan.
Kelima, sistematika pembahasan yang menjelaskan garis
besar isi tesis secara sistematis. Khusus metode
penelitian yang biasa diungkap dalam proposal tesis,
dijelaskan tersendiri pada bab III dalam tesis.
22
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Kedudukan kajian pustaka sangat penting dalam penulisan
tesis. Fungsinya adalah mendeskripsikan penguasaan
teori-teori atau konsep yang relevan, serta kedudukan
masalah penelitian dalam teori atau konsep yang
digunakannya. Karena itu, dalam kajian pustaka tidak
sekedar mendeskripsikan teori atau konsep, namun juga
menjelaskan mengapa dan bagaimana teori atau konsep
dan/atau hasil penelitian terdahulu digunakan oleh
peneliti. Untuk memenuhi maksud dan fungsi itu, kajian
pustaka harus mencakup: (1) teori-teori atau konsep
utama serta turunannya dalam wilayah kajian atau masalah
penelitian; (2) apa yang telah dilakukan pakar atau
peneliti lain dalam bidang yang diteliti, bagaimana
mereka melakukannya, serta temuan yang dihasilkannya;
dan (3) posisi teoretik peneliti pada masalah
penelitiannya. Judul bab II itu dalam prakteknya
dirumuskan dengan kalimat yang sederhana (simple),
mengandung masalah konseptual atau variabel penelitian.
Bila dikehendaki oleh substansi masalah atau variabel
penelitian, kajian pustaka dapat saja dituangkan dalam
beberapa bagian sebagai sub bab. Jadi judul bab II tidak
ditulis Kajian Pustaka, melainkan isinya yang mengandung
kajian pustaka, sebagai dasar-dasar konseptual yang
digunakan oleh peneliti, sesuai dengan variabel
masalahnya.
BAB III METODE PENELITIAN
Secara akademik umumnya penulisan metode penelitian,
dibedakan antara proposal dan rancangan penelitian
(research design). Jika dalam proposal hanya memuat pokok-
23
pokok pikiran, maka dalam research design sudah memuat
seluruh elemen-elemen pokok yang harus ada dalam
rancangan penelitian yang diuraikan secara detail.
Dengan demikian research design merupakan semacam cetak biru
(blue print), yang jika dibaca oleh siapapun, sudah dapat
dimengerti apa yang akan diteliti dan bagaimana cara
penelitian itu dilakukan. Beberapa elemen yang harus ada
dalam rencana penelitian (research design) antara lain:
Pertama, setting penelitian, yang biasanya menjelaskan
lokasi atau obyek yang akan menjadi sasaran penelitian.
Kedua, langkah atau tahapan dan prosedur penelitian yang
akan ditempuh oleh peneliti dalam penyelesaian tesis.
Ketiga, sumber data yang menjelaskan tentang subyek
penelitian yang akan diminta informasinya sesuai masalah
yang akan diteliti, baik sebagai populasi atau sampel
khususnya dalam penelitian kuantitatif. Keempat, metode
dan tehnik pengumpulan data yang menegaskan apakah
peneliti menggunakan metode kualitatif atau kuantitatif,
dengan model deskriptif eksploratif, investigatif,
komparatif, atau korelatif. Tehnik pengumpulan data
harus dijelaskan apakah observasi, interview, penyebaran
angket, atau studi dokumentasi. Kelima, tehnik pengolahan
dan analisis data yang menggambarkan bagaimana cara
peneliti mengolah, menyajikan dan menganalisis data yang
telah dikumpulkan. Khusus penelitian kuantitatif mutlak
harus menetapkan hipotesis sebagai kerangka kerja yang
akan dibuktikan dalam kesimpulan. Berbeda dengan
penelitian kualitatif yang tidak mutlak menuntut
adanya hipotesis dan sampel. Substansi isi serta urutan
metode penelitian pada bab III ini sama dengan proposal
tesis. Perbedaannya terletak pada rincian dan
24
kedalamannya, sehingga bersifat lebih teknis dan
operasional sesuai dengan fungsinya memandu proses
penelitian. Karena itu, pada bab I tesis tidak perlu
lagi ada pasal tentang metode penelitian, karena sudah
diangkat menjadi bab tersendiri yaitu pada bab III.
Sebaliknya, bila metode penelitian tidak membutuhkan
uraian yang panjang dalam satu bab tersendiri, maka
metode penelitian dapat dijelaskan di bab I saja, dan
tidak diperlukan lagi bab metode penelitian secara
khusus. Bila pilihan ini yang digunakan, maka bab III
dapat digunakan untuk membahas kondisi objektif yang
terkait dengan masalah penelitian di lokasi
penelitian, kalau penelitiannya empirik, dan dapat
diisi dengan uraian tentang variabel atau teori/ konsep
tortentu yang berhubungan dengan masalah penelitian,
bila penelitiannya library research, studi pustaka.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan pembahasan merupakan suatu sistem
yang tidak bisa dipisahkan, saling terkait satu sama
lain. Hasil penelitian hakikatnya adalah hasil
pengolahan dan analisis data guna menjawab pertanyaan
penelitian yang telah ditetapkan dalam rumusan masalah.
Jadi uraian pada bab IV tidak lain adalah pembahasan
yang mengandung jawaban berdasarkan pertanyaan sesuai
rumusan masalah yang telah ditetapkan. Pembuktian harus
selalu didukung data yang akurat, kemudian dibahas
secara rasional. Khusus hasil akhir analisis data dalam
penelitian kuantitatif adalah penerimaan atau penolakan
terhadap hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan
hasil akhir analisis data dalam penelitian kualitatif
25
adalah diperolehnya teori atau konsep ilmu pengetahuan
baru. Pembahasan dilakukan secara terpadu (integratif)
dalam uraian hasil penelitian, sebab pada dasarnya
setiap data yang telah disajikan sebagai hasil
penelitian harus dibahas secara logik (untuk penelitian
kualitatif) atau dibahas secara statistik (untuk
penelitian kuantitatif). Dalam prakteknya penulisan
judul bab IV dalam tesis, tentang hasil penelitian dan
pembahasan ini, sebaiknya diberi judul yang relevan
dengan masalah dan temuannya, agar pembaca lebih cepat
memahami maksud yang terkandung pada bab tersebut, dan
lebih mudah mengkonfirmasi dengan teori-teori atau
konsep terkait, sebagaimana dimuat pada bab terdahulu.
Mungkin untuk penelitian kuantitatif, judul bab IV bisa
ditulis sesuai teks Hasil Penelitian dan Pembahasan,
tetapi untuk penelitian kualitatif judul bab IV harus
dinyatakan dalam bentuk kalimat yang relevan dengan
masalah penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab terakhir ini berisi kesimpulan dan rekomendasi atau
implikasi penelitian. Kesimpulan adalah saripati atau
intisari dari penafsiran atau pemaknaan peneliti
terhadap hasil atau temuan penelitian. Kesimpulan sama
sekali tidak identik dengan rangkuman. Kesimpulan dapat
diungkapkan dengan cara menegaskan pernyataan singkat
sebagai temuan penelitian atau jawaban dari pertanyaan
penelitian yang telah dirumuskan dalam Rumusan Masalah.
Sesuai dengan maknanya simpulan harus dirumuskan dengan
kalimat yang simpul, yakni kalimat yang singkat, padat,
melekat dan kuat, bukan uraian panjang lebar. Implikasi
26
atau rekomendasi penelitian merupakan konsekuensi dari
temuan dan kesimpulan penelitian. Karena itu,
rekomendasi harus konsisten dengan temuan penelitian.
Rekomendasi atau implikasi itu dapat ditujukan kepada
para pembuat keputusan, atau pengguna hasil penelitian,
atau kepada peneliti berikutnya.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir tesis terdiri atas: daftar pustaka, daftar
lampiran, dan daftar riwayat hidup. Daftar pustaka memuat
semua sumber tertulis (buku, hasil penelitian, jurnal,
internet, dokumen) dan cetak (film, VD, CD, VCD, disket,
kaset). Semua sumber yang dikutip dalam naskah harus
dicantumkan, sebaliknya yang tidak dikutip, meskipun pernah
dibaca oleh peneliti, tidak perlu dicantumkan dalam daftar
pustaka. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam
penelitian. Setiap lampiran diberi nomor unit dan judul.
Riwayat hidup disusun secara ringkas dan hanya memuat
informasi yang relevan dengan kegiatan akademik: nama
lengkap, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan,
riwayat pekerjaan dan jabatan (bila ada), karya ilmiah yang
telah dihasilkan, serta prestasi akademik yang telah diraih.
C. Bimbingan dan Ujian
1. Penentuan Pembimbing
a) Pemilihan pembimbing tesis ditawarkan oleh Ketua
Prodi untuk diusulkan melalui Direktur;
b) Penentuan pembimbing ditetapkan setelah proposal
tesis dinyatakan lulus dalam seminar proposal.
Proposal Tesis yang telah direvisi dan disempurnakan,
27
diajukan kepada Direktur dengan dilampiri usul calon
pembimbing untuk mendapatkan persetujuan dan penetapan
dari Wakil Ketua (Waket) I;
c) Dosen Pembimbing bertanggung jawab secara moral
akademik untuk memberikan bimbingan serta mengantarkan
mahasiswa yang dibimbingnya hingga dinyatakan lulus
dalam ujian tesis;
d) Persyaratan akademik untuk pembimbing tesis pada
Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Kudus adalah dosen Program Pascasarjana dengan
gelar akademik Guru Besar atau Doktor di bidang
keahlian/kepakarannya masing-masing;
e) Setiap mahasiswa yang menulis tesis akan dibimbing
oleh 2 (dua) orang pembimbing. Sesuai dengan wilayah
keilmuan kajian tesis. Pembimbing I biasanya
memberikan bimbingan pada aspek materi, sedangkan
pembimbing II bertanggung jawab memberikan bimbingan
pada aspek metodologis.
2. Tahapan Bimbingan
a) Tahap Persiapan, yaitu tahap penyusunan proposal
tesis (lihat pada bab tentang proposal tesis);
b) Tahap Pengajuan Pembimbing (lihat tentang penentuan
pembimbing);
c) Tahap Pelaksanaan Penelitian dan Bimbingan;
Setelah memperoleh Surat Keputusan Pengangkatan
Pembimbing, mahasiswa mulai bekerja di bawah bimbingan
pembimbingnya. Konsultasi dengan pembimbing harus
dilakukan secara teratur sesuai dengan perjanjian dan
jadwal yang disepakati.
28
d) Tahap Penyelesaian Akhir; Berdasarkan penilaian
pembimbing bahwa laporan penelitian sudah memenuhi
syarat suatu tesis, yang dibuktikan oleh tanda tangan
kedua pembimbing, maka proses pembimbingan masih terus
dilanjutkan sampai pada ujian tahap akhir dan
perbaikan.
3. Tugas Pembimbing
a) Pembimbing I bertugas:
(1) Memberikan arahan tentang rumusan akhir proposal
penelitian, sistematika metode dan materi tesis;
(2) Menelaah dan memberikan rekomendasi tentang
prosedur penulisan karya ilmiah dan metodologi
penelitian yang akan dilakukan;
(3) Menelaah dan memberikan bimbingan aspek metodologi
yang digunakan dalam penulisan tesis; dan
(4) Memberikan persetujuan terhadap naskah akhir
tesis.
b. Pembimbing II bertugas:
(1) Membantu Pembimbing I dalam menilai materi
penelitian;
(2) Memberikan pertimbangan dan saran tentang materi
penelitian;
(3) Memberikan arahan, tanggapan dan saran-saran
berkaitan dengan materi tesis;
(4) Memberikan persetujuan terhadap naskah akhir
tesis.
4. Penentuan Penguji
Penentuan Dewan Penguji Tesis dilakukan setelah
29
mahasiswa mendaftarkan diri untuk mengikuti ujian tesis,
melalui Ketua Program Studi dan mendapatkan rekomendasi dari
Direktur untuk ditetapkan oleh Wakil Ketua (Waket) I. Dewan
Penguji Tesis terdiri dari lima (5) orang, yaitu Ketua
merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota, Pembimbing I
dan Pembimbing II merangkap Anggota Penguji, dan seorang
Penguji Utama.
Persyaratan akademik Dewan Penguji Tesis adalah dosen
dengan kualifikasi Guru Besar atau Doktor, dengan ketentuan
Pembimbing 1 (satu) dan 2 (dua) secara otomatis menjadi
Anggota Penguji, dan 1 (satu) orang Penguji Utama dengan
kualifikasi akademik Guru Besar atau Doktor.
5. Persyaratan dan Prosedur Ujian Tesis
Persyaratan untuk menempuh Ujian Tesis adalah sebagai
berikut:
a. Telah lulus semua mata kuliah dengan Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,00.
b. Menyerahkan naskah tesis yang telah disetujui dan
ditandatangani oleh Dosen Pembimbing dalam Nota Dinas
sebanyak (4) eksemplar.
c.Ujian Tesis dilakukan dalam bentuk Sidang Ujian Tesis
terjadwal.
6. Penilaian
Penilaian ujian tesis menggunakan format berikut:
a. Penguasaan Substansi
b.Penguasaan Metodologi
c.Kemampuan Berargumentasi
d. Orisinalitas Naskah
e.Relevansi Program Studi
30
7. Pengesahan Tesis
Pengesahan dilakukan setelah tesis yang diujikan dalam
Sidang Ujian Tesis dinyatakan DITERIMA/LULUS, untuk
selanjutnya diperbaiki dan disempurnakan oleh mahasiswa
berdasarkan saran dan catatan Dewan Penguji Tesis. Lembar
pengesahan harus ditandatangani oleh anggota Dewan Penguji
Tesis dengan diketahui oleh Direktur.
ooOoo
BAB IV
TEKNIK PENULISAN
A. Bahan dan Ukuran Kertas
1. Naskah dibuat di alas kertas HVS 80 g, tidak bolak-
balik, ukuran A4.
2. Sampul dibuat dari kertas buffalo atau yang sejenis, dan
sedapat-dapatnya diperkuat dengan karton dan dilapisi
dongan plastik. Tulisan yang tercetak pada sampul sama
dengan yang terdapat pada halaman judul.
3. Warna sampul adalah merah hati.
B. Pengetikan
Pengetikan tesis digunakan jenis huruf, bilangan dan
satuan, jarak baris, batas topi, pengisian ruangan, alinea
baru, permulaan kalimat, judul dan pasal, perincian ke bawah,
dan letak simetris.
1. Jenis Huruf. Naskah diketik dengan huruf Times New
Raoman,font 12. Penggunaan huruf miring atau persegi
tidak diperkenankan, kecuali untuk tujuan tertentu
scperti kata asing, abstrak atau judul buku daftar
31
pustaka.
2. Ukuran huruf: Isi naskah ukuran font 12; judul dalam
bahasa Indonesia ukuran font 14; judul dalam bahasa
Inggris ukuran font 14; nama pcnulis dan pembimbing
ukuran/o/vf 12; nama Iembaga atau institusi ukuran font
16.
3. Ukuran Spasi: Naskah ditik 2 spasi {double); jarak antar-
alinea dalam naskah adalah 2,5 spasi; jarak antara
judul bab dengan baris pertama adalah 3 spasi; jarak
antara judul bab dengan judul pasal adalah 3,5 spasi;
jarak baris akhir teks dengan judul fasal adalah 4
spasi.
4. Bilangan dan Satuan: bilangan diketik dengan angka,
kecuali permulaan kalimat misalnya: sepuluh teori;
bilangan desimal ditandai dengan koma, bukan dengan
titik, misalnya berat telur: 50,5 g.; satuan dinyatakan
dengan singkatan resmi tanpa titik di belakangnya,
misalnya: m, g, kg, cal.
5. Jarak Baris: Jarak antara 2 baris dibuat 2 spasi,
kecuali kutipan langsung, judul daftar (tabel) dan
gambar yang lebih dari 1 baris, dan daftar pustaka yang
diketik dengan jarak 1 spasi ke bawah.
6. Garis Margin: tepi atas 4 cm; tepi bawah 3 cm; tepi
kiri 4 cm; tepi kanan 3 cm.
7. Pengisian Ruangan: Ruangan yang terdapat pada halaman
naskah harus diisi penuh,
dengan pengertian, pengetikan harus dari batas tepi
kiri sampai ke batas tepi kanan, dan jangan sampai ada
ruangan yang terbuang kecuali kalau akan mulai dengan
alinea baru, persamaan daftar, gambar, sub judul, atau
hal-hal yang khusus.
32
8. Alinea atau Paragraf Baru: Alinea atau paragraf baru
dimulai pada ketikan yang ke-6 dari batas tepi kiri.
Satu paragraf biasanya terdiri dari 5 s.d. 8 kalimat.
Sebuah paragraph biasanya dimulai dengan topic sentence
yang selanjutnya didukung oleh beberapa supporting
sentences dan diakhiri dengan concluding or ending sentence.
Contoh:
a. Topic sentence: One of the city's biggest problem is the unreliability
of its public transportation;
b. Supporting sentences: Daily schedules are unreliable (late arrivals,
arrive in bunches), passengers are victims, etc.
c. Concluding sentence: So they (passengers) are late to appointments,
work, classes, or, So they must allow to extra time to wait for buses;
9. Permulaan Kalimat: Bilangan, lambang, atau ramus kimia
yang memulai suatu kalimat harus dieja, misalnya:
sepuluh ekor tikus.
10. Judul, pasal, Anak fasal dan Iain-lain: Judul
harus ditulis dengan huruf besar (kapital) dan diatur
supaya simetris dengan jarak 4 cm dari tepi atas tanpa
diakhiri dengan titik; Fasal ditulis simetris di
tengah-tengah. Semua kata dimulai dengan huruf besar
(kapital) kecuali kata penghubung dan kata depan, dan
tanpa diakhiri dengan titik; Anak fasal mulai dari
batas kiri dan hanya huruf pertama yang berupa huruf
besar, tanpa diakhiri dengan titik.
11. Nomenklatur rincian ke bawah: Jika pada penulisan
naskah ada rincian yang harus disusun ke bawah, penulis
hendaknya menggunakan nomor urut dengan angka atau
huruf sesuai dengan derajat rincian. Penggunaan garis
penghubung (-) yang ditempatkan di depan rincian tidak
dianjurkan. Secara berurutan derajat rincian disusun
33
sebagai berikut: BAB I.
A. 1. a. 1) dan seterusnya
Dengan pertimbangan untuk menghemat halaman,
mengurangi ruang kosong, penulisan derajat rincian
tersebut dapat saja ditulis lurus ke bawah, tidak
seperti di atas. 12. Letak Simetris: Gambar, tabel
(daftar), persamaan, judul, dan sub judul ditulis
simetris ke tepi kiri dan kanan pengetikan.
C. Penomoran
1. Halaman: Bagian awal laporan, mulai dari halaman judul
sampai ke daftar isi dan seterusnya (daftar tabel atau
gambar) diberi nomor halaman dengan angka romawi keeil.
Bagian utama dan bagian akhir, mulai dari pendahuluan
(Bab I) sampai ke halaman tcrakhir (lampiran dan daftar
riwayat hidup) memakai angka Arab scbagai nomor halaman.
Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas atau
tengah bawah secara konsisten (dan setara) kecuali kalau
ada judul atau bab pada bagian atas halaman. Untuk
halaman yang demikian nomor halaman ditiadakan tetapi
tetap dihitung. Nomor halaman diketik dengan jarak 3 cm
dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas atau tepi
bawah.
2. Tabel (daftar): Tabel (daftar) diberi nomor urut dengan
angka.
3. Gambar: Gambar diberi nomor urut dengan angka.
D. Tabel dan Gambar
1. Tabel (Daftar): Nomor tabel (daftar) yang diikuti dengan
judul ditempatkan simetris di atas tabel (daftar) tanpa
diakhiri dengan titik.
2. Tabel (daftar) tidak boleh dipenggal kecuali kalau
34
memang panjang, sehingga tidak mungkin diketik dalam
satu halaman. Pada halaman lanjutan tabel (daftar)
dicantumkan nomor tabel (daftar) dan kata lanjutan,
tanpa judul. Kolom-kolom diberi nama dan dijaga agar
pemisahan antara yang satu dengan yang lainnya cukup
tegas. Kalau tabel (daftar) lebih lebar dari ukuran
lebar kertas
a. sehingga harus dibuat memanjang, maka bagian atas
tabel harus diletakkan di sebelah kiri atas.
b. Di atas dan di bawah tabel (daftar) dipasang garis
batas, agar terpisah dari uraian pokok. Tabel
(daftar) diketik simetris.
c. Tabel (daftar) yang lebih dari 2 halaman atau yang
harus dilipat, ditempatkan pada lampiran.
d. Gambar: Bagan, grafik, peta, dan foto semuanya
disebut gambar (tidak dibedakan).
e. Nomor gambar yang diikuti dengan judulnya
diletakkan simetris di bawah gambar tanpa diakhiri
dengan titik.
f. Gambar tidak boleh dipenggal. Keterangan gambar
dituliskan pada tempat-tempat yang kosong di dalam
gambar dan jangan pada halaman lain. Bila gambar
dilukis melebar sepanjang tinggi kertas, maka
bagian atas gambar harus diletakkan di sebelah kiri
kertas.
g. Ukuran gambar (lebar dan tingginya) diusahakan
wajar (jangan terlalu kurus atau terlalu gemuk).
Skala pada grafik harus dibuat agar mudah
dipakai untuk mengadakan interpolasi atau
ekstrapolasi.
h. Bagan dan grafik dibuat dengan tinta hitam yang
35
tidak larut dalam air dan garis lengkung grafik
dibuat dengan bantu Kurve Perancis (French Curve).
Letak gambar diatur supaya simetris.
E. Bahasa
1. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia yang baku
sesuai standar SPOK (ada Subjek dan Predikat, jelas
Objek dan Keterangan). Dengan izin Pimpinan Program
Pascasarjana , tesis dapat ditulis dalam bahasa
Inggris dan atau bahasa Arab.
2. Bentuk kalimat tidak boleh menampilkan orang pertama
dan orang kedua (saya, aku, engkau, dan lain-lainnya),
tetapi dibuat berbentuk pasif. Pada penyajian ucapan
torima kasih dalam kata pengantar, "saya" diganli
dengan "penulis".
3. Istilah yang dipakai adalah istilah Indonesia atau
yang sudah diindoncsiakan. Jika terpaksa harus memakai
istilah asing, penulis agar menggunakan garis bawah
pada istilah yang dipakai tersebut atau ditulis dengan
huruf miring bila diketik komputer.
4. Ejaan yang dipakai adalah Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD).
5. Kesalahan yang sering terjadi. Kata penghubung,
seperti sehingga, dan
sedangkan, tidak boleh dipakai untuk memulai suatu
kalimat.
6. Kata depan, misalnya pada, soring dipakai tidak pada
tempatnya, misalnya
dilelakkan di depan subjek (merusak susunan kalimat).
7. Kata "di mana" dan "dari" sering kurang tepat
pemakaiannya, dan diperlakukan tepat seperti kata
"where" dan "of dalam bahasa Inggris.
36
8. Awalan ke dan di harus dibedakan dengan kata depan ke
dan di.
9. Tanda baca harus dipergunakan dengan tepat
(selengkapnya lihat EYD).
F. Penulisan Nama
1. Nama Penulis: Penulisan nama mencakup nama penulis yang
diacu dalam uraian, daftar pustaka, nama yang lebih dari
satu, nama dengan garis penghubung, nama yang diikuti
dengan singkatan, dan derajat kesarjanaan.
1. Body note
Penulis yang tulisannya diacu dalam uraian hanya
disebutkan nama akhirnya, dan kalau lebih dari 2 orang,
hanya nama akhir penulis pertama yang dicantumkan diikuti
dengan dkk. atau et al (harus konsisten)
a. Menurut Simuh (1980:12)...
b. Penelitian Survey (Singarimbun dan Effendi, 1989:4)
menghasilkan
c. Perkembangan penelitian terhadap hadist (Ilyas dkk,
1999:32)... (pada contoh ini, penulisnya berjumlah 4
orang, yaitu Ilyas, Mas'udi, Azhar, dan Amin).
2. Foot note
Ditulis biasa/lengkap. Nama belakang ditaruh di
depan dan nama depan ditaruh di belakang dengan dipisah
koma. Contoh: Muhammad A1i; Ali, M. Nama Penulis dalam
Daftar Pustaka.
Dalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan
namanya tanpa gelar apapun, dan tidak bolch hanya
penulis pertama ditambah dkk atau et nl. saja.
Contoh : Meisel, S.L., McColIogh, J. P.,
Leckthaler, C.H., dan Weisz, P.B., (1976)
37
Tidak boleh hanya : Meisel, 5.L. dkk atau Meisel, S.L.
et.al
Nama Penulis lebih dari Satu.
Jika nama penulis lebih dari 2 kata atau lebih, cara
penulisannya ialah nama akhir diikuti dengan koma,
singkatan nama depan, tengah dan seterusnya, yang
semuanya diberi titik, atau nama akhir diikuti dengan
suku kata nama depan, tengah, dan seterusnya. Contoh:
Sutan Takdir Alisyahbana ditulis: Alisyahbana, S.T., atau
Alisyahbana, Sutan Takdir. Donald Fitzgerald Othmer
ditulis: Othmer, D.F.
Nama Depan Garis Penghubung Kalau nama penulis dalam
sumber aslinya ditulis dengan garis penghubung diantara
dua kata, maka keduanya dianggap scbagai satu kesatuan.
Contoh : Sulastin-Sutrisno ditulis apa adanya : Sulastin-
Sutrisno. 5. Nama yang Diikuti dengan Singkatan Nama yang
diikuti dengan singkatan dianggap bahwa singkatan itu
menjadi satu kata yang ada di depannya. Contoh :
a. Mawardi A.I. ditulis : Mawardi A.I.
b. Williams D. Ross Jr. ditulis : Ross Jr., VV.D.
G. Istilah Baru dan Kutipan
1. Istilah Baru
Istilah-istilah baru yang belum dibakukan dalam
bahasa Indonesia dapat digunakan asal konsisten. Pada
penggunaan yang pertama kali perlu diberikan padanannya
dalam bahasa asing (dalam kurung). Kalau banyak sekali
menggunakan istilah baru, sebaiknya dibuatkan daftar
istilah. Demikian pula dalam penulisan istilah
berbahasa'asing hendaknya ditulis dengan huruf Italic
(miring)
38
2. Kata Arab
Transliterasi utamanya mengikuti SKB Menteri Agama dan
Menteri Pendidikan Nasional R.I. atau lainnya yang
sederhana dan baku (seperti transliterasi dalam buku-buku
terbitan Yayasan Wakaf Syeikh Amir Syakib Arsalan (1980:54)
menegaskan bahwa kemunduran ummat Islam dibandingkan dengan
ummat lain, karena ummat Islam meninggalkan pedoman Al-
Qur'an. Ummat lain maju karena meninggalkan kitab sucinya
yang tidak orisinil, sedangkan ummat Islam ikut-ikutan
meninggalkan kitab sucinya, padahal Al- Qur'an adalah
pedoman yang orisinil dari Allah.
Spasi dalam penulisan kutipan langsung, jika kurang dari 5
baris dapat ditulis seperti uraian biasa 2 spasi dan masuk
dalam kalimat, dengan diberi tanda kutip
"……..", Begitu pula kutipan tidak langsung, yang isinya
dari buku tetapi diambil maknanya dengan bahasa penulis
sendiri ditulis seperti uraian biasa 2 spasi. Sedangkan
kutipan yang lebih dari 5 baris ditulis dalam alinea
tersendiri, masuk tujuh ketuk, ditulis satu spasi.
Sumber kutipan dapat ditulis secara ; body note, misalnya
Emile Durkheim (1980 : 209) menjelaskan bahwa "agama dalam
kehidupan masyarakat mengandung makna yang sakral dan yang
profan". Dapat juga ditulis dalam model foot note, yakni
catatan kaki yang biasa terdapat pada halaman kutipan yang
bersangkutan. Model foot note ditulis lengkap nama pengarang,
judul buku, tahun penerbitan dan halaman. Dalam hal ini
penulis karya ilmiah harus konsisten menggunakan model
kutipan, dari awal hingga akhir tulisan, jangan sampai
terjadi kombinasi atau percampuran.
H. Daftar Pustaka
Dari Buku
39
Rahman, F. (1985) Islam and Modernity: An Intelectual
Transformation.Chicago: Chicago University.
Contoh jurnal:
Chai, S. C, Teo, T. & Lee, C. B. (2010). Modelling the
Relationships among Beliefs about Learning, Knowledge,
and Teaching of Pre-Service Teachers in Singapore. The
Asia-Pacific Education Researcher, 19, 25-42
Contoh dari Internet:
Akar, E., Tekkaya, C. dan Çakıroğlu, J.(2011). The
Interplay Between Metacognitive Awareness And Scientific
Epistemological Beliefs. 2nd International Conference on New
Trends in Education and Their Implications 27-29 April, 2011 Antalya-Turkey
www.iconte.org. Di unduh pada tanggal 2 Mei 2012.