84
PEDOMAN PENGUMPULAN DATA STATISTIK TRANSPORTASI SUBDIREKTORAT STATISTIK TRANSPORTASI BADAN PUSAT STATISTIK

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA STATISTIK TRANSPORTASI

Embed Size (px)

Citation preview

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA STATISTIK TRANSPORTASI

SUBDIREKTORAT STATISTIK TRANSPORTASI

BADAN PUSAT STATISTIK

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL................................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................. v

DAFTAR CONTOH PENGISIAN FORM............................................................................. v

I. PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang........................................................................................................ 1

B. Tujuan...................................................................................................................... 2

C. Ruang Lingkup........................................................................................................ 2

1. Materi................................................................................................................... 4

a. Statistik Transportasi Darat........................................................................ 4

b. StatistikTransportasi Laut......................................................................... 5

c. Statistik Transportasi Udara....................................................................... 5

2. Pelaksanaan Lapangan......................................................................................... 5

a. Organisasi Lapangan................................................................................. 5

b. Jadwal Pelaksanaan Lapangan................................................................. 6

II. METODOLOGI................................................................................................................ 9

A. Metode Pengumpulan Data...................................................................................... 9

C. Konsep dan Definisi................................................................................................ 9

III. TATA CARA PENGISIAN FORM ............................................................................... 25

A. Tata Cara Pengisian Form Transportasi Darat...................................................... 25

1. Angkutan Jalan Raya (AJR)................................................................................ 25

a.

AJR II/2 Daftar nama dan alamat perusahaan bis umum yang melayani

trayek antar kota (dalam satu provinsi)…………………………………. 25

b. AJR II/3 Daftar nama dan alamat perusahaan pengangkutan (truk)…... 27

2. Panjang Jalan (PJ).............................................................................................. 29

a. PJ II/5 (Daftar Panjang Jalan Menurut Keadaan Dan Status Jalan dalam

Kilometer) atau Jalan Kabupaten/Kota ……………………………. 29

iv

b. PJ II/6 (Daftar Panjang Jalan Menurut Keadaan Dan Status Jalan dalam

Kilometer) atau Jalan Negara/Provinsi………………………………….. 30

3. Kereta Api (Khusus Provinsi Jawa Barat)……………………………………... 32

B. Tata Cara Pengisian Form Transportasi Laut…………………………………… 32

1. SIMOPPEL (Sistem Informasi Manajemen Operasional Pelabuhan)…………. 32

2. Fax AL…………………………………………………………………………. 36

C. Tata Cara Pengisian Form Transportasi Udara………………………………….. 44

1. Model III/1…………………………………………………………………….. 44

2. Fax AU………………………………………………………………………… 45

IV. PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN DOKUMEN TRANSPORTASI………… 51

A. Pemeriksaan Dokumen Transportasi Darat ……………………………………. 51

1. Angkutan Jalan Raya (AJR)…… ……………………………………………. 51

2. Panjang Jalan (PJ)…………………………………………………… ………. 51

B. Pemeriksaan Dokumen Transportasi Laut ……………………………………… 51

1. Simoppel ………………………………………………………………………. 51

2. Fax AL…………………………………………………………………………. 52

C. Pemeriksaan Dokumen Transportasi Udara ……………………………………. 53

1. Model III/1……………………………………………………………………. 53

2. Fax AU……………………………………………………………………….. 53

LAMPIRAN………………………………………………………………………………… 55

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Ruang Lingkup dan Sumber Data Kompilasi Statistik Transportasi............ 2

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR CONTOH PENGISIAN FORM

Gambar Halaman

1 Bagan ArusPengiriman Form/Blangko dan Dokumen.…………………… 7

2 Bagan Pengaturan Jaringan Jalan………………………………………….. 15

Contoh Halaman

1 Pengisian Form AJR II/2…………………………………………………. 26

2 Pengisian Form AJR II/3…………………………………………………. 28

3 Pengisian Form PJ II/5……………………………………………………. 30

4 Pengisian Form PJ II/6……………………………………………………. 31

5 Pengisian dokumen produksi angkutan kereta api……………………...…. 32

6 Pengisian Form FAX-AL……………………………………….……. 43

7 Pengisian Model III/1…………………………………...…………………. 45

8 Pengisian Form FAX-AU………………………………………….…. 50

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dimana pembangunan sektor transportasi

dirancang untuk tiga tujuan yaitu: mendukung gerak perekonomian, stabilitas nasional dan

juga mengurangi ketimpangan pembangunan antar wilayah dengan memperluas jangkauan

arus distribusi barang dan jasa. Saat ini Badan Pusat Statistik (BPS) dituntut menjadi pelopor

data statistik terpercaya untuk semua khususnya statistik transportasi yang lingkupnya lebih

lengkap, teliti, cermat, dan tepat waktu, serta berorientasi pada kebutuhan pemakai data.

Untuk memperoleh data yang akurat dan konsisten, beberapa hal yang harus

mendapatkan perhatian antara lain: penerapan standar klasifikasi, keseragaman dalam

penggunaan konsep/definisi, ukuran-ukuran,pengetahuan, keterampilan petugas pengumpulan

data, tata cara pengumpulan data atau metodologi pengumpulan data.

Data transportasi yang dikumpulkan meliputi statistik transportasi darat, transportasi

laut, dan transportasi udara disajikan untuk publikasi bulanan (Berita Resmi Statistik

Transportasi/BRS, Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi/LBDSE, Laporan Presiden dan

Wakil Presiden, Indikator Ekonomi, dan Website BPS) dan publikasi tahunan (Statistik

Indonesia dan Statistik Transportasi) serta sebagai bahan supply kebutuhan data Lembaga

Internasional(ESCAP, World Bank),supply kebutuhan internal BPS(Subdit. Neraca Jasa,

Subdit. Stat. Lingkungan Hidup, Subdit. Stat. Pariwisata, BPS Prov. DKI Jakarta),dan

Pemangku kepentingan lainnya.

Pada tahun 1991, BPS pernah mengadakan Pelatihan Petugas Pengumpul Data

Statistik Distribusi yang ditujukan kepada petugas lapangan pengumpul data Statistik

Distribusi. Dengan harapan dalam melaksanakan tugas lapangan didapat keseragaman dalam

cara pengumpulan data dengan tujuan meningkatkan kualitas data. Seiring berjalannya waktu

ada beberapa jenis dokumen yang mengalami perubahan untuk diolah dan banyak petugas

lapangan yang mengalami mutasi maupun promosi, maka perlu di buat kembali Pedoman

Pengumpulan Data Statistik Transportasi.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

2

B. Tujuan

Tujuan pembinaan pengumpulan data statistik transportasi adalah:

1. Mendapatkan data jumlah Bis Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Jumlah

Truk/angkutan barang menurut Badan Hukum, tahun pembuatan, bahan bakar,

dan daya angkut.

2. Mendapatkan data panjang jalan (Negara, Provinsi, Kab/Kota)

3. Mendapatkan data lalu lintas angkutan udara menurut bandara asal/tujuan

meliputi: pesawat berangkat, pesawat datang, penumpang naik-turun-transit,

bongkar muat barang, bagasi, dan pos/paket.

4. Mendapatkan data bongkar muat barang, kunjungan kapal dan penumpang di

pelabuhan laut.

C. Ruang Lingkup

Statistik transportasi tidak hanya terbatas pada kegiatan pengangkutan saja, tetapi

juga dilakukan pengumpulan data terhadap penunjang kegiatan transportasi. Pengumpulan

data statistik tranportasi dilakukan secara lengkap di seluruh provinsi/kabupaten/kota di

Indonesia. Ruang lingkup pengumpulan data statistik transportasi keseluruhan diuraikan pada

tabel 1.

Tabel 1. Ruang Lingkup dan Sumber Data Kompilasi Statistik Transportasi

Kegiatan

Transport

asi

Uraian Kegiatan

Jenis

Dokum

en

Sumber Data Penanggung

Jawab Sasaran Output

1 2 3 4 5 6 7

1. Darat 1.1 Transpor

tasi Jalan

Raya

(AJR)

AJR

II/2

Dinas Perhubungan

Pemerintah

Kab/Kota

BPS Kab/Kota Daftar nama dan

alamat perusahaan

bis umum (AKDP)

Jumlah bis AKDP

497 Kab/Kota

AJR

II/3

Dinas Perhubungan

Pemerintah

Kab/Kota

BPS Kab/Kota Daftar nama dan

alamat perusahaan

pengangkutan

(truk)

Jumlah angkutan

barang/truk 497

Kab/Kota

1.2 Panjang

Jalan

(PJ)

PJ II/5 Dinas Pekerjaan

Umum

Pemkab/Pemkot,

BPS Kab/Kota PJ Negara, Prov,

Kab/Kota

PJ Negara, Prov,

Kab/Kota di 497

Kab/Kota

PJ II/6 Kemen PU, Dinas

Pekerjaan Umum

Provinsi Daerah

Tingkat I

BPS Provinsi PJ Negara dan

Provinsi

PJ Negara dan

Provinsi di 33 Prov

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

3

Kegiatan

Transportasi

Uraian

Kegiatan

Jenis

Dokumen Sumber Data

Penanggung

Jawab Sasaran Output

1 2 3 4 5 6 7

1.3 Kendara

an

Bermoto

r, SIM,

dan

Kecelaka

an Lalu

Lintas

Laporan

dari

Korlantas

POLRI dan

Ditlantas

POLDA,

Instansi

dan

Asosiasi

terkait

Korps Lalu Lintas

Kepolisian

Republik Indonesia

(Ditlantas POLRI)

BPS Pusat Kendaraan

Bermotor, SIM, dan

Kecelakaan Lalu

Lintas

Jumlah Kendaraan

Bermotor, SIM, dan

Kecelakaan Lalu

Lintas di 33

Provinsi Kepolisian Daerah

(POLDA)

BPS Provinsi

Gabungan Industri

Kendaraan

Bermotor Indonesia

(GAIKINDO)

BPS Pusat

Asosiasi Industri

Sepeda Motor

(AISI)

1.4 Transpor

tasi

Kereta

Api

Laporan

dari PT

(Persero)

Kereta Api

Indonesia

dan PT

(Persero)

KAI

Commuter

PT (Persero) Kereta

Api Indonesia di

Bandung (Jawa

Barat)

BPS Provinsi

Jawa Barat

Data Penumpang

dan Barang Kereta

Api

Jumlah barang dan

penumpang kereta

api Pulau Jawa

(Non Jadebotabek)

dan Sumatera

PT KAI Commuter

di DKI Jakarta

BPS Pusat Angkutan

Penumpang Kereta

Api

Jumlah penumpang

angkutan kereta api

Jabodetabek

2. Laut 2.1 SIMOPP

EL

(Sistem

Informas

i

Manajem

en

Operasio

anl

Pelabuha

n)

T.II.01 s/d

T.II.09

Pelabuhan

Diusahakan

dibawah PT.

(Persero) Pelabuhan

Indonesia I s/d IV.

BPS Prov,

Kab/Kota

Data bongkar muat

barang, kunjungan

kapal dan

penumpang di

pelabuhan laut

Data bongkar muat

barang, kunjungan

kapal dan

penumpang

pelabuhan laut di

33 Provinsi, 530

Pelabuhan T.II.UPT Pelabuhan Tidak

Diusahakan

dibawah Ditjen

Perhubungan Laut,

Kemenhub

2.2 Ringkasa

n

SIMOPP

EL

Fax AL Pelabuhan

Diusahakan

dibawah PT.

(Persero) Pelabuhan

Indonesia I s/d IV.

BPS Prov,

Kab/Kota

Pelabuhan Tidak

Diusahakan

dibawah Ditjen

Perhubungan Laut,

Kemenhub

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

4

Kegiatan

Transportasi Uraian Kegiatan Jenis Dokumen Sumber Data

Penanggung

Jawab Sasaran Output

1 2 3 4 5 6 7

3. Udara

3.1 Registrasi

Pesawat

Laporan dari

DitJen

Perhubungan

Udara

DitJen

Perhubungan

Udara

BPS Pusat Data pesawat

terbang

33

Provinsi,

3.2 Produksi

Perusahaan

Penerbang

an

Laporan dari 15

Perusahaan

Penerbangan

Berjadwal

Perusahaan

Penerbangan

Berjadwal (15

Prsh)

BPS Pusat Data produksi

perusahaan

penerbangan

162

Bandara

3.3 Lalu

Lintas

Transporta

si Udara di

Bandara

Model III/1 Bandara dibawah

kewenangan PT

(Persero) Angkasa

Pura I dan II

BPS Kab/Kota data lalu lintas

transportasi

udara menurut

bandara

asal/tujuan

Bandara dibawah

kewenangan UPT

dibawah Ditjen

Perhubungan

Udara

BPS

Kab/Kota

3.4 Ringkasan

Lalu Lintas

Transporta

si Udara di

Bandara

Fax AU Bandara dibawah

kewenangan PT

(Persero) Angkasa

Pura I dan II

BPS

Kab/Kota

Data bongkar

muat barang,

kunjungan

pesawat dan

penumpang di

bandara

Bandara dibawah

kewenangan UPT

dibawah Ditjen

Perhubungan

Udara

BPS

Kab/Kota

1. Materi

Jenis statistik transportasi yang dikumpulkan dan materi yang diberikan dalam

pembinaan ini hanya terbatas pada:

a. Statistik Transportasi Darat

1) Angkutan Jalan Raya II/2 (AJR II/2 ) yaitu daftar dan nama perusahaan bis umum

Angkutan Kota Dalam Provinsi/AKDP.

2) Angkutan Jalan Raya II/3 (AJR II/3) yaitu daftar dan alamat perusahaan

pengangkutan barang (truk).

3) Panjang Jalan II/5 (PJ II/5) yaitu daftar panjang jalan menurut keadaan dan status

jalan meliputi Panjang Jalan Negara, Jalan Provinsi, dan Jalan Kabupaten /Kota

dalam satuan kilometer.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

5

4) Panjang Jalan II/6 (PJ II/6) yaitu daftar panjang jalan menurut kedaaan dan status

meliputi Panjang Jalan Negara dan Panjang Jalan Provinsi dalam satuan kilometer.

b. Statistik Transportasi Laut

1) Dokumen SIMOPPEL (Sistem Informasi Manajemen Operasioanl Pelabuhan)

meliputi: T.II.01 s.d T.II.09 dan T.II.UPT.

2) Dokumen Fax AL (Faximili Angkutan Laut).

c. Statistik Transportasi Udara

1) Dokumen model III/1: data lalu lintas angkutan udara menurut bandara asal/tujuan

2) Dokumen Fax AU (Faximili Angkutan Udara)

2. PelaksanaanLapangan

a. Organisasi Lapangan

1) Organisasi di Pusat:

Kegiatan perencanaan, perumusan konsep, pengolahan dan tabulasi, evaluasi hasil

dilakukan oleh Subdit Statistik Transportasi.

2) Organisasi di Daerah

Kegiatan pengumpulan data dilakukan oleh BPS Provinsi/Kabupaten/Kota dengan

beban tugas:

2.1. Kepala BPS Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawab umum

kegiatan.

2.2. Kepala Bidang Statistik Distribusi di BPS Provinsi sebagaikoordinator

pelaksanaan dan pengawasan baik di bidang teknismaupun administrasi.

2.3. Kasie Statistik Niaga dan Jasa dan/atau Kasie Statistik Statistik Distribusi

Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawabharian teknis pelaksanaan,

pengawasan, dan pengiriman data keBPS Pusat.

2.4. Staf teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota atau Koordinator Statistik

Kecamatan (KSK) sebagai tenaga pencacah, dansekaligus menjadi tenaga

pengolah.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

6

b. Jadwal Pelaksanaan Lapangan

Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data statistik transportasi di BPS RI dan di

daerah dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Form AJR II/2, AJR II/3, PJ II/5 dan PJ II/6 (Tahunan)

No Uraian Kegiatan Bulan Kegiatan

1. Penyerahan form ke responden Februari - Maret

2. Pengambilan form yang sudah terisi Maret - April

3. Pengiriman ke BPS Pusat/Provinsi April - Mei

4. Pengolahan di BPS Pusat Juni - Agustus

5. Publikasi September

Form Kereta Api, Model III/1, Fax-AL dan Fax-AU (Bulanan)

No Uraian Kegiatan Tanggal Kegiatan

1. Penyerahan form ke responden 1 - 10

2. Pengambilan form yang sudah terisi 10 - 15

3. Pengiriman ke BPS Pusat 15 - 20

4. Pengolahan di BPS Pusat 20 - 25

5. Publikasi BRS/Indikator Ekonomi 1

Dokumen Simoppel (Bulanan)

No Uraian Kegiatan Tanggal Kegiatan

1. Pengambilan dokumen Simoppel ke responden 1 - 15

2. Pengiriman ke BPS Pusat/Provinsi 15 - 20

3. Pengolahan di BPS Pusat 20 - 25

4. Publikasi BRS/Indikator Ekonomi 1

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

7

Bagan 1 :Arus Pengiriman Form/Blanko dan Dokumen

BPS RI

Direktorat Statistik

Distribusi, Subdit Statistik Transportasi

BPS Provinsi

BPS Kabupaten/Kota

Keterangan : Garis Pengiriman

Garis Pengembalian Dokumen

(Form/blanko/dokumen yang Telah Diisi)

Form Model III/1

Form AJR II/2

Form AJR II/3

Form PJ II/5

Form PJ II/6

Form Fax AL

Form Fax AU

Form Model III/1

Form AJR II/2

Form AJR II/3

Form PJ II/5

Form PJ II/6

Form Fax AL

Form Fax AU

Dokumen Model III/1, AJR

II/2 & II/3, PJ II/5 & II/6,

Fax AL-AU, Simoppel

Dokumen Model III/1, AJR

II/2 & II/3, PJ II/5 & II/6,

Fax AL-AU, Simoppel

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

8

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

9

II. METODOLOGI

A. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data statistik transportasi dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:

1. Pengisian form (blanko) oleh sumber data/responden (self enumeration)

Form (blanko) dikirim ke sumber data melalui petugas lapangan kemudian form (blanko)

yang sudah diisi akan diambil kembali oleh petugas lapangan.

2. Pengambilan dokumen ke sumber data/responden

Petugas lapangan mengambil dokumen yang berisi data-data rutin dari sumber

data/responden yang berkaitan dengan statistik transportasi.

3. Pengumpulan data melalui email/faximili

Form (blanko) dikirim ke sumber data melalui petugas lapangan kemudian form (blanko)

yang sudah diisi dikirim ke Subdit Statistik Transportasi melalui email/faximili.

Bila masih ditemukan isian dokumen tidak lengkap dan tidak konsisten serta

dokumen masih kurang kelengkapannya maka petugas melakukan konfirmasi dan klarifikasi

ke sumber data.

B. Konsep dan Definisi

Berikut ini beberapa konsep dan definisi data transportasi yang dikumpulkan di

daerah.

a. Transportasi Darat

1. Kendaraan Bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan

mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel.

Kendaraanbermotor yang dicatat adalah semua jenis kendaraan

kecualikendaraan bermotor TNI/Polridan Korps Diplomatik.

2. Mobil Barang adalah kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan barang,

seperti truk dan pick up.

3. Perusahaan angkutan truk adalah perusahaan transportasi barang dengan

menggunakan truk melayani angkutan barang baik dalam maupun antar kota.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

10

4. Mobil Penumpang adalah kendaraan bermotor transportasi orang yang memiliki

tempat duduk maksimal 8 (delapan) orang, termasuk untuk pengemudi atau yang

beratnya tidak lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.

5. Mobil Bus adalah kendaraan bermotor angkutan penumpang yang memiliki tempat

duduk lebih dari 8 (delapan) orang, termasuk untuk pengemudi atau yang beratnya

lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.

6. Perusahaan bus antar kota adalah perusahaan angkutan penumpang yang

melayani trayek antar kota dalam satu provinsi.

7. Trayek yang dilayani adalah nama-nama kota dalam suatu provinsi yang dapat

dilalui/disinggahi sesuai dengan ijin yang diperoleh dari Dinas Lalu Lintas Angkutan

Jalan Raya (DLLAJR) Provinsi.

8. Jumlah armada adalah banyaknya kendaraan yang digunakan dalam melayani

suatu trayek. Khusus untuk perusahaan angkutan/truk, jumlah truk yang dimaksud

adalah banyaknya armada truk suatu perusahaan.

9. Merek kendaraan adalah merek tiap kendaraan yang digunakan dalam melayani

tiap trayek. Bila dalam suatu trayek yang dilayani menggunakan beberapa armada

dengan merek yang berbeda agar dicantumkan secara terpisah. Khusus untuk

perusahaan angkutan/truk yang dimaksud dengan merek kendaraan adalah merek

tiap kendaraan yang dioperasikan perusahaan.

10. Tahun pembuatan adalah tahun kendaraan dirakit dan siap beroperasi yang

digunakan oleh perusahaan.

11. Bahan bakar adalah sejenis cairan yang digunakan dalam menjalankan mesin

kendaraan, misalnya solar, bensin, premium dan sebagainya.

12. Daya angkut adalah kapasitas angkut orang suatu kendaraan sesuai ijin/tanda uji

yang dimiliki. Khusus untuk kendaraan truk yang dimaksud dengan daya angkut

adalah kemampuan kendaraan tersebut untuk mengangkut barang sesuai ijin/tanda

uji.

13. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu

lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, di bawah

permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,

jalan lori, dan jalan kabel.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

11

Status Jalan

a. Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem

jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan

strategis nasional, serta jalan tol.

b. Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer

yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau

antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

c. Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer

yang tidak termasuk pada jalan nasional dan jalan provinsi, yang

menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota

kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat

kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam

wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.

d. Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang

menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat

pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan

antar pusat permukiman yang berada di dalam kota.

e. Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau

antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

Sistem jaringan jalan umum terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem

jaringan jalan sekunder.

a. Sistem jaringan jalan primer merupakan system jaringan jalan dengan

peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua

wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa

distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.

menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan

wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan

menghubungkan antar pusat kegiatan nasional.

b. Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan

peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam

kawasan perkotaan.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

12

Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan atas jalan arteri, jalan kolektor,

jalan lokal dan jalan lingkungan.

a. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan

jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

b. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan

rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

c. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan

jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

d. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-

rata rendah.

Fungsi jalan yang terdapat pada sistem jaringan jalan primer, dinyatakan sebagai:

a. Jalan Arteri Primer yaitu menghubungkan secara berdaya guna antar pusat

kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan

wilayah.

b. Jalan Kolektor Primer menghubungkan secara berdaya guna antara pusat

kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan wilayah,

atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal

c. Jalan Lokal Primer menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan

nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan

pusat kegiatan lingkungan, antar pusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan

lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antar pusat kegiatan

lingkungan.

d. Jalan Lingkungan Primer menghubungkan antar pusat kegiatan di dalam

kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

13

Fungsi jalan yang terdapat pada sistem jaringan jalan sekunder, dinyatakan sebagai:

a. Jalan arteri sekunder menghubungkan kawasan primer dengan kawasan

sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder

kesatu, atau kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.

b. Jalan kolektor sekunder menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan

kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan

sekunder ketiga.

c. Jalan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan

perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder

ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan.

d. Jalan lingkungan sekunder menghubungkan antarpersil dalam kawasan

perkotaan.

14. Jalan Khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha perseorangan,

atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri

15. Jalan Tol adalah jalan yang merupakan bagian system jaringan jalan dan sebagai

jalan nasional yang penggunaanya diwajibkan membayar tol.

16. Jalan bebas hambatan adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan

pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebidang

serta dilengkapi dengan pagar ruang milik jalan.

17. Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan

dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam

pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan hierarkis.

Jenis Permukaan Jalan

a. Jalan Aspal

Jalan aspal adalah jalan yang permukaannya dilapisi aspal.

b. Jalan Kerikil

Jalan kerikil adalah jalan yang permukaannya telah diperkeras dan dilapisi

kerikil.

c. Jalan Tanah

Jalan tanah adalah jalan yang belum diperkeras dan masih terdiri atas lapisan

tanah biasa.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

14

Kondisi Jalan

a. Jalan Baik adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan

60 km per jam dan selama 2 tahun mendatang tanpa pemeliharaan pada

pengerasan jalan.

b. Jalan Sedang adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan

kecepatan 40-60 km per jam dan selama 1 tahun mendatang tanpa rehabilitasi

pada pengerasan jalan.

c. Jalan Rusak adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan

20-40 km per jam dan perlu perbaikan pondasi jalan.

d. Jalan Rusak Berat adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan

kecepatan 0-20 km per jam.

Kelas Jalan

a. Kelas I

Kelas I adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan berbagai ukuran

berat kendaraan dan muatan, dengan ukuran kendaraan lebar 2.500 milimeter,

panjang 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 10 ton.

b. Kelas II

Kelas II adalah jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk

muatan, dengan ukuran kendaraan lebar 2.500 milimeter, panjang 18.000

milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 8 ton.

c. Kelas III-A

Kelas III-A adalah jalan kolektor yang dapat dilalui oleh kendaraan bermotor

termasuk muatan, dengan ukuran kendaraan lebar 2.500 milimeter, panjang

18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton.

d. Kelas III-B

Kelas III-B adalah jalan kolektor yang dapat dilalui oleh kendaraan bermotor

termasuk muatan, dengan ukuran kendaraan lebar 2.500 milimeter, panjang

12.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton.

e. Kelas III-C

Kelas III-C adalah jalan lokal yang dapat dilalui oleh kendaraan bermotor

termasuk muatan, dengan ukuran kendaraan lebar 2.500 milimeter, panjang

12.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

15

Gambar 2:

b. Transportasi Laut

1. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan

batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang

dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan

atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan

kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda

transportasi.

2. Pelabuhan Khusus adalah pelabuhan yang penggunaannya khusus untuk kegiatan

sektor pertanian, pertambangan, perindustrian dan pengoperasiannya dilakukan oleh

instansi yang bersangkutan untuk kegiatan bongkar muat bahan baku dan hasil

Catatan : - Jalan Strategis Nasional ------> Jalan Nasional - Jalan Strategis Provinsi ------> Jalan Provinsi

- Jalan Strategis Kabupate ------> Jalan Kabupaten

Penetapan ruas-ruas jalan menurut fungsi (A, K1) oleh Menteri PU Penetapan ruas-ruas jalan menurut fungsi (K2,K3,K4, Lokal & Lingkungan) oleh Gubernur

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

16

produksinya yang tidak dapat ditampung oleh pelabuhan yang dibuka untuk umum

dan pembangunannya telah mendapat ijin Menteri Perhubungan, dan terletak di luar

daerah lingkungan kerja pelabuhan.

3. Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan

pelayanan masyarakat umum.

4. Pelabuhan Laut adalah pelabuhan umum yang menurut kegiatannya melayani

kegiatan angkutan laut.

5. Pelabuhan yang diusahakan adalah pelabuhan yang dikelola secara komersial oleh

PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia, untuk memberikan fasilitas pelayanan yang

diperlukan bagi kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan bongkar

muat barang dan lain-lain.

6. Pelabuhan yang tidak diusahakan adalah pelabuhan laut yang dikelola oleh Unit

Pelaksana Teknis/Satuan Kerja pelabuhan yang pembinaan teknis operasional

dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Sedangkan tugas dan

fungsinya sama dengan pelabuhan yang diusahakan, tetapi fasilitas yang dimiliki

belum selengkap pelabuhan yang diusahakan.

7. Kantor Administrator Pelabuhan (ADPEL)/Kantor Pelabuhan (KANPEL)

adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perhubungan

Laut.

8. Dermaga Umum adalah fasilitas tambatan milik PT. (Persero) Pelabuhan yang

diusahakan dan dipergunakan bagi kegiatan bongkar muat barang milik umum.

9. Dermaga Khusus adalah fasilitas untuk kegiatan bongkar muat barang khusus milik

perusahaan/industri yang pembangunannya telah mendapat ijin menteri perhubungan

dan letaknya berada dalam daerah lingkungan kerja pelabuhan.

10. Dermaga Peti Kemas adalah dermaga/tambatan yang diperuntukkan bagi tempat

merapat/sandar kapal-kapal yang khusus membongkar dan atau memuat peti kemas.

11. Dermaga Konvensional adalah dermaga/tambatan yang tidak diperuntukkan bagi

tempat merapat/sandar kapal-kapal curah cair, curah kering dan peti kemas.

12. Buoy adalah pelampung yang berfungsi sebagai rambu-rambu di laut.

13. Gross Ton(GT) adalah volume ruangan kapal dalam m3 meliputi volume ruangan

kapal kecuali tunnel (terowongan), lubang poros baling-baling, chain locker (tempat

jangkar) dan alas ganda.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

17

14. Gross Register Ton (GRT) adalah volume ruangan di bawah geladak utama,

termasuk juga bangunan atas, diukur dalam satuan GRT (1 GRT = 2,83 m3).

15. Dead Weight Ton (DWT) adalah jumlah bobot mati kapal yang dapat ditampung

oleh kapal untuk membuat kapal itu terbenam pada batas tertentu.

16. Length Over All (LOA) adalah panjang keseluruhan kapal.

17. Pelayaran Luar Negeri adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan angkutan

laut ke atau dari luar negeri yang dilakukan secara tetap dan teratur dan atau dengan

pelayaran tidak tetap dan tidak teratur dengan menggunakan semua jenis kapal.

18. Pelayaran Liner adalah perusahaan/ usaha yang melakukan kegiatan pelayaran yang

diselenggarakan secara berjadwal.

19. Pelayaran Tramper adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan pelayaran

yang diselenggarakan secara tidak berjadwal.

20. Pelayaran Umum adalah perusahaan/ usaha yang melakukan kegiatan pelayaran

yang diselenggarakan untuk memenuhi kegiatan umum.

21. Pelayaran Khusus adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan angkutan laut

yang diselenggarakan secara khusus untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Misalnya

barang-barang hasil industri seperti: tepung terigu, kayu, bensin, dll

22. Pelayaran Nasional adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan pelayaran

yang diusahakan oleh WNI dan berbendera Indonesia.

23. Pelayaran Asing adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan pelayaran yang

diusahakan oleh WNA dan berbendera asing.

24. Pelayaran Dalam Negeri adalah kegiatan angkutan laut antar pelabuhan di wilayah

Indonesia yang dilakukan secara tetap dan teratur (berkala) dan atau dengan pelayaran

yang tidak tetap dan tidak teratur (tidak berkala) denganmenggunakan semua jenis

kapal, termasuk kapal asing yang dioperasikan secara charter oleh perusahaan

pelayaran nasional.

25. Pelayaran Antar Pulau adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan

pelayaran antar pelabuhan di Indonesia.

26. Pelayaran Rakyat adalah kegiatan angkutan laut khusus untuk barang dan hewan

antar pelabuhan di Indonesia dengan menggunakan kapal layar motor dengan ukuran

sampai dengan 850 m3.

27. Pelayaran Perintis adalah kegiatan angkutan laut antar pelabuhan di wilayah

Indonesia yang dilaksanakan secara tetap dan teratur (berkala) dan diselenggarakan

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

18

oleh pemerintah dengan maksud untuk menghubungkan daerah yang masih belum

terjangkau oleh sarana angkutan lain.

28. Bongkar barang adalah pembongkaran barang dari kapal yang diangkut dari

pelabuhan asal di Indonesia.

29. Muat barang adalah pemuatan barang ke kapal untuk diangkut ke pelabuhan tujuan

di Indonesia.

30. Impor barang adalah pembongkaran barang dari kapal yang diangkut dari pelabuhan

asal di luar negeri.

31. Ekspor barang adalah pemuatan barang ke kapal untuk diangkut ke pelabuhan tujuan

di luar negeri.

32. Bendera RI didefinisikan sebagai jenis pelayaran dalam negeri, sedangkan bendera

asing didefinisikan sebagai jenis pelayaran luar negeri.

33. Pelabuhan Strategis adalah pelabuhan yang dianggap telah dilengkapi dengan

berbagai fasilitas modern, diantaranya fasilitas untuk pelayaran angkutan peti kemas,

barang curah, barang umum dan penumpang serta mempunyai kepadatan pergerakan

kapal.

34. Kunjungan Kapaladalah kapal yang datang di pelabuhan baik untuk berlabuh di

perairan maupun bersandar di dermaga.

35. Penumpang Naik adalah penumpang yang naik ke kapal untuk berangkat ke

pelabuhan tujuan.

36. Penumpang Turun adalah penumpang yang turun dari kapal yang diangkut dari

pelabuhan asal.

37. TEU adalah kapasitas kontainer yang berukuran 20 feet.

38. General Cargo adalah barang dimuat atau dibongkar yang terdiri dari berbagai

bentuk kemasan dengan ukuran barang berbeda dan tidak seragam, serta berat/isi per

colly kurang dari 1 ton/1 m3.

39. Kapal General Cargo adalah kapal yang dibangun untuk tujuan mengangkut muatan

umum.

40. Peti Kemas (container) adalah kemasan barang dengan standar ISO atau non ISO

yang berukuran 20‟,40‟ atau lebih/kurang dari 20‟ dan 40‟.

41. Kapal Peti Kemas adalah kapal yang dibangun untuk mengangkut muatan yang

sudah dimasukkan ke dalam peti kemas.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

19

42. Curah cair BBM adalah muatan curah cair khusus bahan bakar minyak dan gas yang

tidak digunakan kemasan tertentu.

43. Kapal Curah Cair BBM adalah yang khusus dibangun untuk mengangkut curah cair

BBM.

44. Curah Cair Non BBM adalah muatan curah cair lainnya (minyak kelapa sawit,

minyak kelapa dan lain-lain) yang tidak menggunakan kemasan tertentu.

45. Kapal Curah Cair Non BBM adalah kapal yang khusus dibangun untuk mengangkut

curah cair Non BBM.

46. Curah Kering adalah muatan curah kering yang tidak menggunakan kemasan

tertentu.

47. Kapal Curah Kering adalah kapal yang khusus dibangun untuk mengangkut curah

kering.

48. Unitized Cargo adalah barang muatan kapal yang mempunyai bentuk dan ukuran

kemasan yang sama dan seragam sewaktu dimuat/dibongkar dengan berat isi per colly

diatas 1 ton/1m3. Termasuk dalam kelompok ini adalah paletized cargo, peti-peti

diatas 1 ton kayu lapis dalam bundel diatas 1 ton dan seterusnya. Untuk muatan suatu

kapal yang lebih dari satu jenis, maupun berat/isi per colly lebih dari 1 ton/1 m3, agar

dicatat sebagai unitized cargo.

49. Bag Cargo/Muatan Karungan adalah barang yang dimuat/dibongkar ke/dari kapal

menggunakan karung. Termasuk dalam hal ini muatan curah kering dari kapal

sebelum dibongkar yang terlebih dahulu dimasukkan dalam karung.

50. Kapal Penumpang adalah kapal yang khusus dibangun untuk mengangkut

penumpang.

51. Kapal Roro adalah kapal yang dapat melakukan bongkar muat tanpa merubah posisi

kapal maupun muatannya.

52. Kapal Ferry adalah kapal yang menghubungkan secara tetap dan teratur menurut

jadwal waktu yang telah ditentukan antara dua sistem jalan raya/kereta api dan atau

menghubungkan dua tempat dalam satu provinsi atau dengan provinsi terdekat yang

mempunyai hubungan sosial, budaya dan ekonomi yang sangat erat dipisahkan oleh

jalur air, tidak satu kali dalam dua hari dengan mengutamakan angkutan penumpang

dan kendaraan.

53. Perahu Layar adalah kendaraan di air yang digerakkan dengan layar, biasanya tidak

mempunyai geladak.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

20

54. Perahu Layar Motor adalah kendaraan angkutan air tidak menggunakan geladak

kapal yang dilengkapi layar dan motor sebagai penggerak.

55. Tug Boat adalah kapal yang dapat digunakan untuk melakukan manuver/pergerakan,

terutama untuk menarik atau mendorong kapal lainnya di pelabuhan, laut lepas atau

melalui sungai. Tug boat (Kapal tunda) digunakan pula untuk menarik tongkang,

kapal rusak, dan peralatan lainnya.

56. Tongkang adalah jenis kapal yang tidak mempunyai mesin penggerak digunakan

untuk mengangkut barang yang dibongkar dari kapal lain untuk diteruskan ke

pelabuhan tujuan atau mengangkut barang dari pelabuhan ke kapal yang akan

mengangkutbarang tersebut.

57. Debarkasi adalah tempat pembongkaran/penurunan barang-barang, kendaraan

danpenumpang dari dalam kapal.

58. Embarkasi adalah tempat pemuatan/menaikkan barang-barang, kendaraan dan

penumpang ke dalam kapal.

59. Penumpang adalah orang yang berada di atas kapal kecuali nahkoda dan awak kapal

atau orang lain yang dalamkedudukan apapun juga bekerja atau dipekerjakan di atas

kapal.

60. Loading Point adalah lokasi di luar daerah kolam pelabuhan yang diijinkan sebagai

tempat kegiatan pemuatan barang-barang tertentu, tanpa didukung fasilitas dermaga

untuk kapal bertambat.

61. Barang Transhipment (Alih Kapal) adalah barang yang dibongkar dari suatu kapal

untuk dimuat ke kapal lain di suatu pelabuhan tertentu yang akan diangkut ke

pelabuhan lain danmasih dalamsatu kontrak pengangkutan barang.

62. Dolphin adalah besi di dermaga yang berfungsi untuk mengikat kapal.

63. Rede adalah tempat barang yang akan dimuat dan dibongkar.

64. Kapal Khusus adalah kapal milik dan atau yang dioperasikan oleh

perusahaan/industri dan pertambangan yang khusus dipakai untuk mengangkut

barang-barang keperluan sendiri atau barang produksinya sendiri (tanker milik

pertamina, pengangkut pupuk milik PUSRI dan sejenisnya).

65. Kapal Niaga Umum yaitu kapal yang dioperasikan oleh perusahaan pelayaran umum

(Commercial Shipping) dan digunakan untuk angkutan niaga barang milik umum atau

penumpang umum.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

21

66. Kapal Negara dan Kapal Non niaga Lainnya seperti kapal perang Republik

Indonesia, kapal navigasi, kapal KPLP, kapal bea cukai, kapal palang merah, kapal

POLRI dankapal penelitian yang tidak mengangkut penumpang umum, barang dan

hewan dagangan serta tidak memungut uang tambang.

67. Kapal Linear Luar Negeri adalah kapal yang melakukan kunjungan dari dan ke satu

atau beberapa pelabuhan tertentu di Indonesia ke dan dari satu atau beberapa

pelabuhan di luar negeri secara tetap danteratur (berkala).

68. Kapal Linear Dalam Negeri adalah kapal yang melakukan kunjungan dari dan ke

suatu atau beberapa pelabuhan di Indonesia dengan jadwal tetap dan teratur.

69. Kapal Tramper Luar Negeri adalah kapal yang melakukan kunjungan dan atau dari

pelabuhan–pelabuhan di Indonesia dari dan atau ke pelabuhan-pelabuhan luar negeri

secara tidak tetap dan atau tidak teratur (tidak berkala).

70. Kapal Tramper Dalam Negeri adalah kapal yang secara tidak tetap dan tidak teratur

menyinggahi suatu pelabuhan di Indonesia.

71. Perdagangan Dalam Negeri adalah perdagangan yang dilakukan antar penduduk

dalam wilayah Indonesia.

72. Perdagangan Luar Negeri adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk

Indonesia dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk

yang dimaksud dapat berupa individu dengan individu, individu dengan pemerintah

maupun pemerintah dengan pemerintah.

73. Arus Barang Dalam Negeri adalah berpindahnya barang sebagai hasil dari rumah

tangga produksi (rumah tangga perusahaan) ke tangan masyarakat (rumah tangga

konsumsi) dalam wilayah Indonesia.

74. Arus Barang Luar Negeri adalah berpindahnya barang sebagai hasil dari rumah

tangga produksi (rumah tangga perusahaan) Indonesia ke tangan masyarakat (rumah

tangga konsumsi) negara lain.

c. Transportasi Udara

1. Pesawat Udara (aircraft)adalah suatu pesawat yang memperoleh gaya angkat di

atmosfir dari reaksi-reaksi udara terhadap permukaan bumi.

2. Barang Muatan (cargo) adalah setiap hak milik atas barang tertentu yang

diangkut/dibawa oleh pesawat udara, selain benda-benda pos, barang-barang

kelengkapan pesawat udara, dan bagasi.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

22

3. Bagasi (baggage)adalah barang milik perorangan penumpang, atau milik awak

pesawat yang diangkut oleh pesawat udara melalui persetujuan operator.

4. Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas

landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat kargo dan/atau

pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan sebagai perpindahan

antar moda transportasi.

5. Bandara Umum adalah bandar udara yang dipergunakan untuk melayani

kepentingan umum.

6. Istilah yang berkaitan dengan operasi penerbangan sebagai berikut:

a. Penerbangan berjadwal (scheduled operation) adalah penerbangan secara

teratur dan tetap pada rute-rute tertentu untuk mengangkut penumpang, barang

dan pos.

b. Penerbangan tak berjadwal (non-scheduled operation) adalah penerbangan

sewaktu-waktu pada rute-rute yang diperlukan untuk mengangkut penumpang,

barang dan pos termasuk penerbangan carteran.

c. Penerbangan Tambahan (Supplementary Airline Operation) adalah

penerbangan yang hanya bisa menampung 15 penumpang dan dimaksudkan

sebagai penunjang penerbangan berjadwal dan tidak berjadwal, termasuk air taxi

(penerbangan penumpang atau barang yang beroperasi berdasarkan permintaan).

d. Penerbangan untuk kegiatan pekerjaan (Areal Work) adalah penerbangan

yang bukan digunakan untuk mengangkut penumpang dan barang, tetapi

digunakan antara lain untuk penyemprotan hama dari udara, survei dan lain-lain.

e. Penerbangan untuk kegiatan kedirgantaraan lainnya (General Aviation)

adalah penerbangan lainnya, antara lain berupa penerbangan untuk keperluan

instansi, latihan penerbangan, olahraga dan lain-lain.

f. Bandara asal adalah bandar udara dari mana penerbangan datang.

g. Bandara tujuan adalah bandar udara kemana penerbangan berangkat.

h. Keberangkatan pesawat terbang adalah jumlah pesawat terbang yang

berangkat (keberangkatan) dari suatu bandar udara.

i. Penumpang datang adalah penumpang yang diangkut dengan pesawat terbang

ke bandar udara pencatatan dari bandar udara asal.

j. Transit adalah penumpang yang singgah di bandar udara pencatatan untuk

kemudian melanjutkan penerbangan.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

23

k. Muat adalah pemuatan/pengisian barang ke dalam pesawat terbang di bandar

udara asal untuk diangkut ke bandar udara tujuan.

l. Bongkar adalah pembongkaran/penurunan barang dari pesawat terbang yang

diangkut dari bandara udara asal.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

24

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

25

III. TATA CARA PENGISIAN FORM

A. Tata Cara Pengisian Form Transportasi Darat

1. Angkutan Jalan Raya (AJR)

a. AJR II/2 Daftar nama dan alamat perusahaan bis umum yang melayani

trayek antar kota (dalam satu provinsi)

Tuliskan nama provinsi, kabupaten/kota dan tahun pencatatan pada tempat

yang tersedia. Dalam penulisan nama kab/kota, agar terlebih dahulu dicoret yang tidak

sesuai untuk membedakan nama yang sama bagi kab/kota. Misalnya kabupaten atau kota

Bandung.

Kolom (2): NAMA PERUSAHAAN, PEMILIK DAN ALAMAT.

Nama perusahaan ditulis dengan huruf besar dan diakhiri dengan bentuk

badan hukum. Untuk usaha yang tidak berbadan hukum/perseorangan

cukup dituliskan nama pemiliknya saja.Nama pemilik dan alamat harus

ditulis lengkap dan jelas.

Contoh: DARMA, PO

Jl. Hasanudin 59, Denpasar

Kolom (3): BENTUK BADAN HUKUM

BENTUK BADAN HUKUM, dirinci :

Kode Kolom (3) :

Tidak berbadan hukum - 0

Firma - 4

PT (Persero) - 1

Koperasi - 5

PT - 2

Perorangan berakte notaris - 6

CV - 3

Lainnya - 7

Contoh: DARMA PO ditulis badan hukumnya 4

Kolom (4): TRAYEK YANG DILAYANI

Contoh: Ubung - Gilimanuk.

Kolom (5): JUMLAH BIS

Tuliskan jumlah bis yang melayani trayek pada kolom (5).

Kolom (6): MEREK KENDARAAN. (Cukup jelas)

Kolom (7): TAHUN PEMBUATAN. (Cukup jelas)

Kolom (8): BAHAN BAKAR

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

26

Tuliskan bahan bakar yang digunakan oleh bis tersebut.

Misalnya: solar, bensin atau premium.

Kolom (9): DAYA ANGKUT (ORANG)

Tuliskan jumlah tempat duduk yang disediakan/kapasitas angkut dari bis

yang melayani suatu trayek sesuai dengan ijin dan tanda uji.

Contoh 1: AJR II/2

BADAN PUSAT STATISTIKSUBDIT. STATISTIK TRANSPORTASI

Jl. Dr. Sutomo 6-8, Kotak Pos 1003 Jkt 10010

JAKARTA 10710

Provinsi : BALI

Kab / Kota *): DENPASAR

Bentuk Trayek yang Jumlah Merek Tahun Bahan Daya

No. Badan Dilayani Bis Kendaraan Pembuatan Bakar Angkut

Hukum (orang)

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 DARMA, PO. 4 Ubung-Gilimanuk 6 FIAT 1977 Solar 25

JL. HASANUDIN 59. DENPASAR Ubung-Gilimanuk MITSUBISHI 1985 Solar 30

Ubung-Gilimanuk FIAT 1982 Solar 29

Ubung-Gilimanuk MITSUBISHI 1989 Solar 26

Ubung-Gilimanuk MITSUBISHI 1989 Solar 26

Cadangan MITSUBISHI 1990 Solar 27

2 YUSA DARMADI, PO. 6 Ubung-Gilimanuk 4 ISUZU 1984 Solar 25

Jl.G.Penulisan No.5 Denpasar Ubung-Gilimanuk MAZDA 1983 Solar 29

Ubung-Gilimanuk MITSUBISHI 1990 Solar 25

Cadangan MITSUBISHI 1987 Solar 27

3 SEHATI, PO. 6 Ubung-Gilimanuk 4 Mitsubishi 1992 Solar 28

Jl. Cokroaminoto Gg.Bangau I Ubung-Gilimanuk Mitsubishi 1992 Solar 28

Pemecutan Kaja, Denpasar Ubung-Gilimanuk Mitsubishi 1989 Solar 26

Ubung-Gilimanuk Toyota 1983 Solar 26

4 PERUM DAMRI, PT. 6 Batubulan-Nusa Dua 4 Mercedes 1989 Solar 19

Jl. Diponogoro 194 Denpasar Batubulan-Nusa Dua Mercedes 1989 Solar 20

Batubulan-Nusa Dua Mercedes 1989 Solar 20

Batubulan-Nusa Dua Mercedes 1988 Solar 18

5 SIMPATIK, PO. 6 Batubulan-Amlapura 3 Mitsubishi 1989 Solar 26

Jl. Seruni No.5 Denpasar Batubulan-Amlapura Mitsubishi 1989 Solar 28

Batubulan-Amlapura Mitsubishi 1989 Solar 28

6 PUTRA LUHUR, PO. 6 Singaraja-Batubulan 8 MITSUBISHI 1989 Solar 28

JL.GANDAPURA 10 DENPASAR Singaraja-Batubulan MITSUBISHI 1989 Solar 26

Singaraja-Batubulan MITSUBISHI 1989 Solar 28

Singaraja-Batubulan HINO 1990 Solar 28

Singaraja-Batubulan MITSUBISHI 1995 Solar 29

Klungkung -Batubulan MERCEDSE 1981 Solar 34

Singaraja-Amlapura MITSUBISHI 1978 Solar 17

Singaraja-Amlapura TOYOTA 1976 Solar 23

*) Coret yang tidak perlu

Kode Kolom (3) :

Tidak berbadan hukum - 0 Firma - 4PT (Persero) - 1 Koperasi - 5PT - 2 Perorangan berakte notaris - 6CV - 3 Lainnya -7

TTD

Kepala Dinas Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika

Kota DENPASAR

(… … … … … … … … … … … … … .)

Denpasar, 22 Mei 2013

(2)

Model : AJR II/2

DAFTAR NAMA DAN ALAMAT PERUSAHAAN BIS UMUM

YANG MELAYANI TRAYEK ANTAR KOTA (DALAM SATU PROVINSI)

TAHUN 2012

Nama Perusahaan

Pemilik dan Alamat

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

27

b. AJR II/3 Daftar nama dan alamat perusahaan pengangkutan (truk)

Tuliskan tahun data yang dikumpulkan, nama provinsi dan nama kabupaten/kota

dengan huruf besar dan jelas. Penulisan nama provinsi dan nama kabupaten/kota ini

diperlukan untuk membedakan nama yang sama bagi dua jenis bentuk pemerintahan daerah

yang berbeda.

Dalam penulisan nama kabupaten/kota, agar terlebih dahulu dicoret yang tidak sesuai

untuk membedakan nama yang sama bagi kabupaten/kota. Misalnya kabupaten atau kota

Bandung.

Kolom (2): NAMA PERUSAHAAN, PEMILIK DAN ALAMAT.

Nama perusahaan ditulis dengan huruf besar dan diurut berdasarkan

abjad/alphabetis.Nama pemilik dan alamat harus ditulis lengkap dan jelas.

Contoh: ABDUL MULUK

Jl. Rohana Kudus No.5 Lubuk Sikaping

Kolom (3): BENTUK BADAN HUKUM.

Bentuk badan hukum ditulis dengan kode yang dirinci :

Kode Kolom (3) :

Tidak berbadan hukum - 0

Firma - 4

PT (Persero) - 1

Koperasi - 5

PT - 2

Perorangan berakte notaris - 6

CV - 3

Lainnya - 7

Untuk usaha yang tidak berbadan hukum/perseorangan cukup dituliskan

nama pemiliknya saja.

Kolom (4): JUMLAH TRUK

Tuliskan jumlah truk yang dimiliki oleh perusahaan/pemilik.

Kolom (5): MEREK KENDARAAN. (Cukup jelas)

Kolom (6): TAHUN PEMBUATAN. (Cukup jelas)

Kolom (7): BAHAN BAKAR

Tuliskan bahan bakar yang digunakan oleh truk tersebut.

Misalnya: solar, bensin atau premium.

Kolom (8): KAPASITAS DAYA ANGKUT (TON)

Tuliskan kapasitas daya angkut truk tersebut dalam satuan Ton, serta beri

kode +) pada perusahaan bukan truk umum.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

28

Contoh 2: AJR II/3

BADAN PUSAT STATISTIK

SUB DIREKTORAT STATISTIK TRANSPORTASI

Jl. Dr. Sutomo 6-8, Kotak Pos 1003 Jkt 10010

JAKARTA 10710

Provinsi : SUMATERA BARAT

Kabupaten/Kota : PASAMAN

Nama Perusahaan Bentuk Jumlah Merek Tahun Bahan

No. Pemilik dan Alamat Badan Truk Kendaraan Pembuatan Bakar

Hukum

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 ABDUL KARIM 7 1 Mits Colt 1993 Solar 4,15 +)

Muara Tais, Kecamatan Panti

2 ABDUL MULUK 7 1 Mits Colt 1996 Solar 4,15 +)

Jl. Rohana Kudus No. 5 Lubuk Sikaping

3 ABDULLAH 7 1 Mits Colt 1994 Solar 4,15 +)

Beringin Setia, Kecamatan Rao

4 ADILIZA 7 1 Mits Colt 2011 Solar 2,55

Sei Pandahan, Sundata, Lubuk Sikaping

5 ADRIANUS 7 1 Mits Colt 1997 Solar 4,65 +)

Air Terbit, Desa Murni, Panti

6 ADRI NASUTION 7 1 Mits Colt 1989 Solar 4,15 +)

Simpang Tiga, Kecamatan Dua Koto

7 ADRI NASUTION, H 7 1 Mits Fuso 1995 Solar 7,15

Bandarmas, Cubadak Kec. Dua Koto

8 ADRIZAL 7 1 Mits Colt 1996 Solar 4,65

Jl.Adam Malik 47, Lubuk Sikaping

9 AHMAD KHOTIB RITONGA 7 1 Mits Colt 1999 Solar 4,15 +)

Tanjung Aro, Kec. Panti

10 AHMAD SAID HSB, H 7 1 Mits Colt 1994 Solar 4,15 +)

Tanjung Aro, Panti 1 Mits Colt 1996 Solar 4,95 +)

11 AKHIRUDDIN SIREGAR 7 1 Mits Fuso 1989 Solar 7,03

Tapus Utara, Pdg. Gelugur

*) Coret yang tidak perlu

Catatan : Harap diberi kode +) pada perusahaan bukan truk umum

Kode Kolom (3) :

Tidak berbadan hukum - 0 Firma - 4

PT (Persero) - 1 Koperasi - 5

PT - 2 Perorangan berakte notaris - 6

CV - 3 Lainnya -7

An. Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Pasaman

Kabid Lalin

NIP. 19640829 198602 1 001

Model : AJR II/3

Daya Angkut

A S A D I, SH

DAFTAR NAMA DAN ALAMAT PERUSAHAAN PENGANGKUTAN (TRUK)DAFTAR NAMA DAN ALAMAT PERUSAHAAN PENGANGKUTAN (TRUK)

TAHUN .……..

(ton)

(8)

Lubuk Sikaping, 25 Februari 2013

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

29

2. Panjang Jalan (PJ)

a). PJ II/5 (Daftar Panjang Jalan Menurut Keadaan Dan Status Jalan dalam

Kilometer) atau Jalan Kabupaten/Kota

Tuliskan nama kabupaten atau kota untuk Model PJ II/5 dengan huruf besar dan jelas.

Hal ini penting untuk membedakan nama yang sama bagi dua jenis bentuk

pemerintahan daerah yang berbeda.

Dalam penulisan nama kabupaten/kota, agar terlebih dahulu dicoret yang tidak sesuai

untuk membedakan nama yang sama bagi kabupaten/kota. Misalnya kabupaten atau

kota Bandung.

Daftar Model PJ II/5 ini terdiri dari 3 (tiga) blok, yaitu:

a. Blok I : Menanyakan jenis permukaan jalan.

b. Blok II : Menanyakan mengenai kondisi jalan.

c. Blok III : Menanyakan mengenai kelas jalan.

Isian pada masing-masing rincian untuk tiap blok harus dalam bilangan bulat.

Isian baris JUMLAH pada Blok I = Blok II = Blok III

BLOK I : JENIS PERMUKAAN JALAN

a. Aspal : Cukup jelas

b. Kerikil : Cukup jelas

c. Tanah : Cukup jelas

d. Tidak dirinci : Cukup jelas

BLOK II : KONDISI JALAN

a. Baik : Cukup jelas

b. Sedang : Cukup jelas

c. Rusak : Cukup jelas

d. Rusak berat : Cukup jelas

BLOK III : KELAS JALAN

a. Kelas I : Cukup jelas

b. Kelas II : Cukup jelas

c. Kelas III : Cukup jelas

d. Kelas IIIA : Cukup jelas

e. Kelas IIIB : Cukup jelas

f. Kelas IIIC : Cukup jelas

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

30

g. Kelas tidak dirinci : Cukup jelas

Contoh 3: PJ II/5

b. PJ II/6 (Daftar Panjang Jalan Menurut Keadaan Dan Status Jalan dalam

Kilometer) atau Jalan Negara/Provinsi

Tuliskan nama provinsi dan tahun laporan pada tempat yang tersedia. Model PJ

II/6 inipun sama dengan Model PJ II/5 yakni terdiri atas 3 (tiga) blok yang rincian

setiap bloknya juga sama dengan rincian pada model PJ II/5. Dengan demikian

cara pengisian model PJ II/6 ini juga sama dengan cara pengisian Model PJ II/5.

BADAN PUSAT STATISTIKSUBDIT. STATISTIK TRANSPORTASI

Jl. Dr. Sutomo 6-8, Kotak Pos 1003 Jkt 10010

JAKARTA 10710

Provinsi : Bali

Kabupaten/Kota *) : Denpasar

2011 2012 2011 2012 2011 2012

I. JENIS PERMUKAAN

a. Diaspal 50,576 50,576 42,840 33,320 464,400 472,976

b. Kerikil - - - - -

c. Tanah - - - - 89,740 88,459

d. Tidak dirinci - - - - 0,936 1,666

JUMLAH 50,576 50,576 42,840 33,320 555,076 563,101

II. KONDISI JALAN

a. Baik 40,927 40,927 30,040 24,310 298,562 236,449

b. Sedang 3,868 3,868 4,890 2,100 151,294 212,564

c. Rusak 5,781 5,781 7,910 6,910 105,220 114,088

d. Rusak Berat - - - - - -

JUMLAH 50,576 50,576 42,840 33,320 555,076 563,101

III. KELAS JALAN

a. Kelas I - - - - - -

b. Kelas II - - - - - -

c. Kelas III - - - - - -

d. Kelas III A - - - - - -

e. Kelas III B - - - - - -

f. Kelas III C - - - - - -

g. Kelas tidak dirinci - - - - - -

JUMLAH - - - - - -

Catatan : Jumlah I = Jumlah II = Jumlah III

*) Coret yang tidak perlu

Model : PJ II/5

DAFTAR PANJANG JALAN MENURUT KEADAAN DAN STATUS JALAN(KILOMETER)

JALAN NEGARA JALAN PROVINSI JALAN KAB/KOTA *)

STATUS JALAN

KEADAAN

Denpasar, 10 April 2013

Kepala Dinas Pekerjaan Umum

Kota Denpasar

Ir. I Ketut WinartaPembina Utama Muda

NIP. 19571231 198803 1 103

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

31

Catatan:

Petugas pengumpul data harus menanyakan responden pada saat mengambil

form/blanko apakah panjang jalan tol yang ada di daerahnya tercakup dalam

form/blanko ini. Apabila telah tercakup agar panjang jalan tol tersebut dicatat

di form/blanko secara terpisah. Apabila belum, agar ditanyakan ke sumber

data dan panjang jalan tersebut agar dicatat secara terpisah di form/blanko.

Isian baris JUMLAH pada Blok I = Blok II = Blok III.

Contoh 4: PJ II/6

Propinsi : BALI

2011 2012 2011 2012

I. JENIS PERMUKAAN

a. Diaspal 77,60 62,80 154,33 170,22

b. Kerikil

c. Tanah

d. Tidak Dirinci

JUMLAH 77,60 42,80 154,33 170,22

II. KONDISI JALAN

a. Baik 20,00 41,42 5,90 97,82

b. Sedang 56,10 15,88 147,43 41,63

c. Rusak 1,50 5,50 - 30,77

d. Rusak Berat

JUMLAH 77,60 62,80 154,33 170,22

III. KELAS JALAN

a. Kelas I 77,60 60,80

b. Kelas II

c. Kelas III 154,33 170,22

d. Kelas III A

e. Kelas III B

f. Kelas III C

g. Kelas tidak dirinci

JUMLAH 77,60 62,80 154,33 170,22

Catatan : Jumlah I = Jumlah II = Jumlah III

Amlapura, 16 Mei 2013

Kabupaten Karangasem

Kasi Perencanaan dan Pengawasan

TTD

I Komang YasaNIP. 19710502 200312 1 006

DAFTAR PANJANG JALAN MENURUT KEADAAN DAN STATUS JALAN

(KILOMETER)

KEADAAN

STATUS JALAN

JALAN NEGARA JALAN PROPINSI

Model : PJ II/6

An. Kepala Dinas Pekerjaan Umum

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

32

Kereta Api (Khusus BPS Povinsi Jawa Barat)

Pengambilan dokumen oleh petugas lapangan yaitu Staf Niaga dan Jasa di BPS

Provinsi Jawa Barat ke PT. KAI (Kantor Pusat) yang berisi data-data bulanan

produksi angkutan kereta. Berikut contoh dokumen produksi angkutan kereta api.

Contoh 5: Produksi angkutan kereta api

B. Tata Cara Pengisian Form Transportasi Laut

1. SIMOPPEL (Sistem Informasi Manajemen Operasional Pelabuhan)

Dokumen dari pelabuhan yang diusahakan yaitu pelabuhan yang dikelola oleh PT.

(Persero) Pelabuhan Indonesia I s.d IV adalah bentuk T.II.01 sampai dengan T.II.09.

Sedangkan dokumen dari pelabuhan yang tidak diusahakan yaitu pelabuhan yang

dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kantor Pelabuhan Kementerian Perhubungan

adalah T.II.UPT.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

33

Jenjang dan tingkatan Simoppel terdiri atas Simoppel Tk.I, II, dan III, dengan

spesifikasi trafik, produksi, kinerja, dan kekuatan alat produksi. Laporan yang

dikumpulkan BPS adalah Simoppel Tk.II dengan spesifikasi trafik yang merupakan

rekapitulasi dari trafik tingkat III. Karena pengisian daftar T.II.01 – T.II.09 oleh sumber

data, maka petugas hanya mengumpulkan data dan kemudian dikirim ke Pusat untuk

diolah.

Berikut jenis laporan trafik tingkat II dari pelabuhan yang diusahakan:

1 T.II.01 : Laporan bulanan arus kunjungan kapal luar negeri menurut

pelayaran dan distribusi

2 T.II.02 : Laporan bulanan arus kunjungan kapal dalam negeri menurut

pelayaran dan distribusi

3 T.II.03 : Laporan bulanan arus kunjungan kapal, menurut jenis kapal

4 T.II.04 : Laporan bulanan arus barang luar negeri, menurut pelayaran

dan distribusi

5 T.II.05 : Laporan bulanan arus barang dalam negeri, menurut pelayaran

dan distribusi

6 T.II.06 : Laporan bulanan arus barang, menurut perdagangan, kemasan

dan hewan

7 T.II.07 : Laporan bulanan arus barang, menurut komoditi (Ton)

8 T.II.08 : Laporan bulanan arus petikemas, melalui dermaga petikemas

dan konvensional

9 T.II.09 : Laporan bulanan arus penumpang

Sering kali dokumen yang dikirim dari beberapa pelabuhan diusahakan berbeda

formatnya, karena itu untuk pengolahan harus hati-hati dalam memasukkan datanya.

Laporan kegiatan operasional pelabuhan yang tidak diusahakan menggunakan

daftar T.II.UPT: laporan bulanan kegiatan operasional pelabuhan yang tidak diusahakan

Tk. II.

Berikut jenis dokumen bulanan kegiatan operasional pelabuhan yang tidak

diusahakan Tk. II./T.II.UPT

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

34

Tuliskan nama pelabuhan, provinsi, bulan dan tahun pelaporan pada tempat yang

tersedia. Cantumkan pula alamat lengkap dari pelabuhan tersebut.

1. Kolom (1): Nomor urut

Pemberian nomor urut ini dimulai dari nomor 1,2,3, dan seterusnya

sampai terakhir secara berurutan.

2. Kolom (2): Nama kapal dan Jenis pelayaran

Tuliskan nama setiap kapal niaga yang datang/berangkat ke/dari

pelabuhan ini.

Tuliskan jenis pelayaran dari perusahaan yang

mengoperasikan/mengageni kapal sesuai dengan ijin yang diberikan

oleh instansi yang berwenang. Jenis pelayaran terdiri dari: pelayaran

samudera, pelayaran nusantara, pelayaran lokal, pelayaran khusus,

pelayaran tangker dan pelayaran lainnya.

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN LAPORAN BULANAN KEGIATAN OPERASIONAL

PELABUHAN YANG TIDAK DIUSAHAKAN TK. II

BULAN : ………………………….

TAHUN : …………………………

T.II.UPT

PANJANG

KAPAL (M)GRT DWT TGL JAM

PELABUHAN

ASALTGL JAM JENIS TGL JAM

PELABUHAN

TUJUAN

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27)

1 DALAM NEGERI

UMUM

NON PELAYARAN

PELAYARAN RAKYAT

PERINTIS

2 LUAR NEGERI

UMUM

NON PELAYARAN

PELAYARAN RAKYAT

JUMLAH

……………………………..,……………………..20…...

(………………………)

NIP………………

JENIS

KEMASAN

NAMA KAPAL JENIS

PELAYARAN

KEPALA KANTOR PELABUHAN/SATKER

DEBAR

KASI

EMBAR

KASI

PENUMPANG

KETERANGAN

BERANGKAT BONGKAR MUAT

PERDAGANGAN DALAM NEGERI

IMPOR EKSPOR

PERDAGANGAN LUAR NEGERI

JENIS

BARANG

/HEWAN

(TON,M3

,EKOR)

JENIS

KEMASAN

JENIS

BARANG

/HEWAN

(TON,M3

,EKOR)

JENIS

KEMASAN

JENIS

BARANG/

HEWAN

(TON,M3,

EKOR)

JENIS

KEMASAN

JENIS

BARANG

/HEWAN

(TON,M3

,EKOR)

UKURAN KAPAL T I B A T AM B A T

KANWIL PERHUBUNGAN…..PROPINSI………

KANTOR PELABUHAN………………………………..

SATUAN KERJA…………………………………………..

(2)

NO. BENDERAPEMILIK/

AGEN

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

35

3. Kolom (3): Bendera kapal

Tuliskan bendera yang menunjukkan negara dimana perusahaan

pelayaran yang memiliki kapal yang berlabuh di pelabuhan ini

berdomisili.

4. Kolom (4): Pemilik/Agen (Nama Perusahaan)

Tuliskan nama perusahaan pelayaran yang

mengoperasikan/mengageni kapal yang berlabuh di pelabuhan ini.

5. Kolom (5): Panjang Kapal (M)

Tuliskan panjang kapal yang berlabuh di pelabuhan ini untuk

masing-masing nama kapal yang tertulis di kolom (2). Panjang

kapal ditulis dalam satuan meter.

6. Kolom (6): GRT

Tuliskan Grt kapal yang berlabuh di pelabuhan ini yang bobotnya

diukur dalam satuan Grt/Gt untuk masing-masing kapal yang

tertulis pada kolom (2).

7. Kolom (7): DWT (Death Weight Tonnase)

Tuliskan jumlah bobot barang atau penumpang yang dapat

ditampung oleh kapal yang berlabuh di pelabuhan ini untuk memuat

kapal tersebut terbenam pada batas tertentu.

8. Kolom (8): Tanggal tiba

Tuliskan tanggal dan bulan ketika kapal tiba di pelabuhan

pencatatan.

9. Kolom (9): Jam tiba

Tuliskan jam kapal tiba sampai dengan satuan menit

10. Kolom (10): Pelabuhan asal

Tuliskan nama pelabuhan terakhir yang dikunjungi sebelum kapal

berlabuh/datang di pelabuhan pencatatan.

11. Kolom (11): Tanggal Tambat

Tuliskan tanggal dan bulan ketika kapal tambat di pelabuhan

pencatatan

12. Kolom (12): Jam tambat

Tuliskan jam kapal tambat sampai dengan satuan menit

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

36

13. Kolom (13): Jenis tambat

Tuliskan jenis tambatan kapal, meliputi: beton, besi, kayu,

pinggiran, pelampung.

14. Kolom (14): Tanggal berangkat

Tuliskan tanggal dan bulan ketika kapal bertolak meninggalkan

pelabuhan.

15. Kolom (15): Jam berangkat

Tuliskan jam kapal berangkat sampai dengan satuan menit

16. Kolom (16): Pelabuhan tujuan

Tuliskan nama pelabuhan pertama yang akan dikunjungi setelah

bertolak dari pelabuhan pencatatan.

17. Kolom(17) dan Kolom (21): Bongkar/Import Barang atau Hewan (Ton/M3/Ekor)

Tuliskan jenis dan bobot barang/hewan yang dibongkar dari kapal,

baik barang yang diangkut dari pelabuhan asal di Indonesia ataupun

dari luar negeri dalam satuan ton/ M3/ekor.

18. Kolom (18), Kolom (20), Kolom (22), dan Kolom 24): Jenis kemasan

Tuliskan jenis kemasan barang yang dibongkar/import dan

dimuat/eksport sesuai dengan asal dan tujuan barang.

19. Kolom (19) dan Kolom (23): Muat/Eksport Barang atau Hewan (Ton/M3/Ekor)

Tuliskan jenis dan bobot barang/hewan yang diangkut dari kapal,

baik barang yang diangkut dari pelabuhan asal di Indonesia ataupun

dari luar negeri dalam satuan ton/ M3/ekor.

20. Kolom (25): Penumpang turun

Tuliskan jumlah penumpang yang turun di pelabuhan pencatatan.

21. Kolom(26): Penumpang naik

Tuliskan jumlah penumpang yang naik dari pelabuhan pencatatan.

2. Fax AL

KuesionerFAX-ALmerupakan ringkasan dari SIMOPPEL (Sistem Informasi

Manajemen Operasional Pelabuhan) yang diperoleh dari Pelabuhan diusahakan

dibawah PT. Pelindo I s.d. IV dan Pelabuhan yang tidak diusahakan dibawah Ditjen

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

37

Perhubungan Laut yang berisi data satu bulan sebelum bulan pengiriman, hal ini

digunakan untuk BRS (Berita Resmi Statistik) RI dan laporan kepada Presiden RI.

Data FAX-AL yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:

Kunjungan kapal dalam dan luar negeri

Barang/perdagangan dalam dan luar negeri

Penumpang dalam dan luar negeri

Bongkar peti kemas dalam dan luar negeri

Muat peti kemas dalam dan luar negeri

BLOK I. IDENTITAS

Tuliskan nama propinsi, nama pelabuhan dan bulan laporan dengan lengkap dan jelas.

Untuk penulisan bulan laporan, ditulis bulan dan tahun data yang dilaporkan (bulan

laporan berisi data untuk satu bulan sebelum bulan pengiriman).

Sebagai contoh :

Propinsi : SUMATERA UTARA

Pelabuhan : BELAWAN

Bulan Laporan : AGUSTUS 2013

FAX-AL

Kepada Yth. : Kasubdit Statistik Transportasi, BPS

: di Jakarta

Alamat Faximile : (021) 3842566

Alamat e-mail : [email protected]

Propinsi : SUMATERA UTARA

Pelabuhan : BELAWAN

Bulan Laporan : Agustus 2013

1. Kunjungan Kapal 1. Kunjungan Kapal

BLOK I. IDENTITAS

BLOK II : KETERANGAN KEGIATAN

A. PELAYARAN DALAM NEGERI B. PELAYARAN LUAR NEGERI

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

38

BLOK II. KETERANGAN KEGIATAN

A. Kunjungan Kapal

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

39

B. Bongkar Muat Barang

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

40

C. Penumpang

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

41

D. Bongkar Muat Peti Kemas

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

42

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

43

BLOK III. CATATAN

Jika ada hal penting yang berkaitan dengan isian pada pelabuhan tersebut

maka ditulis pada blok catatan.

Contoh 6: Fax AL

FAX-ALKepada Yth. : Kasubdit Statistik Transportasi, BPS

di JakartaNomor : 12543.172Tanggal : 21 Oktober 2013Alamat Faximile : (021) 3842566Alamat e-mail : [email protected] : BPS Kota Balikpapan

Propinsi : KALIMANTAN TIMURPelabuhan : BALIKPAPAN

Bulan Laporan : SEPTEMBER 2012

1. Kunjungan Kapal 1. Kunjungan Kapal Unit : 503 Unit : 45GRT : 3.418.889 GRT : 1.523.195LOA : 21.070 LOA : 2.723

2. Barang/Perdagangan Dalam Negeri (Ton) 2. Barang/Perdagangan Luar Negeri (Ton)Bongkar : 345.106 Impor/Bongkar : 706.232Muat : 1.102.352 Ekspor/Muat : 1.314.279

3. Penumpang (Orang) 3. Penumpang (Orang)Turun/Debarkasi : 32.562 Turun/Debarkasi : -Naik/Embarkasi : 10.731 Naik/Embarkasi : -

4. Bongkar Peti Kemas 4. Bongkar Peti Kemasa. Isi : 20 " Ton : 7.565 a. Isi : 20 " Ton : 0

Box : 445 Box : 040 " Ton : 204 40 " Ton : 0

Box : 6 Box : 0b. Kosong: 20 " Ton : - b. Kosong: 20 " Ton : -

Box : 0 Box : 040 " Ton : - 40 " Ton : -

Box : 0 Box : 0

5. Muat Peti Kemas 5. Muat Peti Kemasa. Isi : 20 " Ton : 2.108 a. Isi : 20 " Ton : 0

Box : 124 Box : 040 " Ton : 0 40 " Ton : 0

Box : 0 Box : 0b. Kosong: 20 " Ton : - b. Kosong: 20 " Ton : -

Box : 232 Box : 040 " Ton : - 40 " Ton : -

Box : 5 Box : 0

BLOK I. IDENTITAS

BLOK II : KETERANGAN KEGIATANA. PELAYARAN DALAM NEGERI B. PELAYARAN LUAR NEGERI

BLOK III. CATATAN

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

44

C. Tata Cara Pengisian Form Transportasi Udara

1. Model III/1

Data lalu lintas udara di bandar udara dirinci menurut:

bandar udara asal/tujuan (Origin Destination),

pesawat terbang yang datang dan berangkat,

penumpang yang datang, berangkat, dan transit,

barang yang dimuat dan dibongkar,

bagasi yang dimuat dan dibongkar,

pos/paket yang dimuat dan dibongkar.

Tuliskan nama bandara pencatatan, bulan dan tahun pelaporan dengan huruf besar

secara jelas.

Contoh :Isikan jumlah pesawat yang berangkat dan datang, jumlah penumpang

yang berangkat, datang dan transit, jumlah barang yang dibongkar dan dimuat serta

bagasi, barang pos dan paket yang dibongkar dan dimuat secara rinci dan jelas.

Temuan:

Masih ditemukan dokumen III/1 yang tidak mencantumkan asal dan tujuannya.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

45

Contoh 7: Model III/1

2. Fax AU

FAX-AU digunakan untuk mengumpulkan data lalu lintas udara di bandar udara.

FAX-AU merupakan ringkasan (jumlah) dari dokumen III/1 .

Data lalu lintas udara di bandar udara dirinci menurut :

Jumlah pesawat terbang yang datang dan berangkat,

Jumlah penumpang yang datang, berangkat, dan transit,

Jumlah barang yang dimuat dan dibongkar,

Jumlah bagasi yang dimuat dan dibongkar,

Jumlah pos/paket yang dimuat dan dibongkar

9.2. Cara Pengisian Kuesioner FAX-AU

BLOK I. IDENTITAS

Tuliskan nama propinsi, nama bandara dan bulan laporan dengan lengkap dan jelas.

Untuk penulisan bulan laporan, ditulis bulan dan tahun data yang dilaporkan (bulan laporan

berisi data untuk satu bulan sebelum bulan pengiriman).

Model : III/1

Tahun

Bulan

DOMESTIK

Berangkat Datang Berangkat Datang Transit Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar

1. BALIKPAPAN 184 185 25 185 30 353 128 39 173 15 736 249 257 248 064 0 22. BANDUNG 59 59 3 172 3 293 37 30 2 951 19 471 19 146 0 03. BANJARMASIN 64 67 11 111 12 210 0 17 138 4 773 101 096 84 340 0 04. BATAM 31 31 5 541 5 745 0 3 310 3 176 65 314 60 136 0 05. DENPASAR 188 187 29 837 30 086 0 38 494 15 193 252 693 262 429 285 1 2796. JKT/SOEKARNO-HATTA 960 961 145 018 154 610 253 367 178 309 133 1 102 871 1 152 883 7 895 2797. PEKAN BARU 30 30 4 732 5 178 0 7 406 1 770 43 742 43 159 0 08. PANGKALANBUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09. PONTIANAK 60 61 7 063 7 674 1 38 518 4 134 74 875 77 496 0 0

10. SURABAYA 184 178 12 033 12 343 237 26 520 11 215 106 332 90 492 0 011. UJUNG PANDANG 61 62 10 456 10 905 0 23 706 1 581 113 137 115 426 0 0

1 821 1 821 254 148 272 397 656 561 473 369 662 2 128 788 2 153 571 8 180 1 560

INTERNASIONAL

Berangkat Datang Berangkat Datang Transit Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar

1. KUALA LUMPUR 62 62 6 394 8 341 0 15 531 12 305 62 744 101 108 0 0

2. SINGAPURA 62 62 6 583 7 306 0 23 992 0 54 737 81 436 0 0

124 124 12 977 15 647 0 39 523 12 305 117 481 182 544 0 0

Provinsi D.I. Yogyakarta

Ir. Haryono, M.Si

NIP. 196701081994011001

No. Bandara Asal dan TujuanPesawat Terbang Penumpang Barang (KG)

Kepala Bidang Statistik Distribusi

Pesawat Terbang Penumpang Barang (KG)

Bagasi (KG) Pos/Paket (KG)

: 2013

: Agustus

LALULINTAS ANGKUTAN UDARA MENURUT BANDARA ASAL / TUJUAN

BANDARA : ADI SUCIPTO - YOGYAKARTA

Bagasi (KG) Pos/Paket (KG)

TOTAL / JUMLAH

SUBDIT. STATISTIK TRANSPORTASI

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. Dr. Sutomo 6-8, Kotak Pos 1003 Jkt 10010

JAKARTA 10710

TOTAL / JUMLAH

No. Bandara Asal dan Tujuan

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

46

Sebagai contoh :

Propinsi : D.I. YOGYAKARTA

Bandara : ADISUTJIPTO

Bulan Laporan : AGUSTUS 2013

BLOK II. KETERANGAN KEGIATAN

A. PENERBANGAN DOMESTIK (Tujuan Dalam Negeri)

FAX-AU

Kepada Yth. : Kasubdit Statistik Transportasi, BPS

di Jakarta

Alamat Faximile : (021) 3842566

Alamat e-mail : [email protected]

Pengirim : BPS Provinsi D.I. Yogyakarta

Propinsi : D.I. YOGYAKARTA

Bandara : ADISUTJIPTO

Bulan Laporan : Agustus 2013

(Tujuan Dalam Negeri) (Tujuan Luar Negeri)

BLOK I. IDENTITAS

BLOK II : KETERANGAN KEGIATAN

A. PENERBANGAN DOMESTIK B. PENERBANGAN INTERNASIONAL

Model : III/1

Tahun

Bulan

DOMESTIK

Berangkat Datang Berangkat Datang Transit Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar

1. BALIKPAPAN 184 185 25 185 30 353 128 39 173 15 736 249 257 248 064 0 22. BANDUNG 59 59 3 172 3 293 37 30 2 951 19 471 19 146 0 03. BANJARMASIN 64 67 11 111 12 210 0 17 138 4 773 101 096 84 340 0 04. BATAM 31 31 5 541 5 745 0 3 310 3 176 65 314 60 136 0 05. DENPASAR 188 187 29 837 30 086 0 38 494 15 193 252 693 262 429 285 1 2796. JKT/SOEKARNO-HATTA 960 961 145 018 154 610 253 367 178 309 133 1 102 871 1 152 883 7 895 2797. PEKAN BARU 30 30 4 732 5 178 0 7 406 1 770 43 742 43 159 0 08. PANGKALANBUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09. PONTIANAK 60 61 7 063 7 674 1 38 518 4 134 74 875 77 496 0 0

10. SURABAYA 184 178 12 033 12 343 237 26 520 11 215 106 332 90 492 0 011. UJUNG PANDANG 61 62 10 456 10 905 0 23 706 1 581 113 137 115 426 0 0

1 821 1 821 254 148 272 397 656 561 473 369 662 2 128 788 2 153 571 8 180 1 560

INTERNASIONAL

Berangkat Datang Berangkat Datang Transit Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar

1. KUALA LUMPUR 62 62 6 394 8 341 0 15 531 12 305 62 744 101 108 0 0

2. SINGAPURA 62 62 6 583 7 306 0 23 992 0 54 737 81 436 0 0

124 124 12 977 15 647 0 39 523 12 305 117 481 182 544 0 0

Provinsi D.I. Yogyakarta

Ir. Haryono, M.Si

NIP. 196701081994011001

No. Bandara Asal dan TujuanPesawat Terbang Penumpang Barang (KG)

Kepala Bidang Statistik Distribusi

Pesawat Terbang Penumpang Barang (KG)

Bagasi (KG) Pos/Paket (KG)

: 2013

: Agustus

LALULINTAS ANGKUTAN UDARA MENURUT BANDARA ASAL / TUJUAN

BANDARA : ADI SUCIPTO - YOGYAKARTA

Bagasi (KG) Pos/Paket (KG)

TOTAL / JUMLAH

SUBDIT. STATISTIK TRANSPORTASI

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. Dr. Sutomo 6-8, Kotak Pos 1003 Jkt 10010

JAKARTA 10710

TOTAL / JUMLAH

No. Bandara Asal dan Tujuan

Rincian A.1 Rincian A.2 Rincian A.3 Rincian A.4 Rincian A.5

Rincian B.1 Rincian B.2

Rincian B.3 Rincian B.4 Rincian B.5

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

47

Rincian A.1 : Pesawat (Unit)

Tuliskan jumlah keberangkatan dan kedatangan pesawat domestik dalam

satuan unit dengan lengkap dan jelas.

Contoh:

1. Pesawat (Unit)

Berangkat : 1821

Datang : 1821

Catatan Penting :

Jika jumlah Pesawat kosong maka isian jumlah Penumpang, jumlah

Bongkar/Muat Barang, jumlah Bongkar/Muat Bagasi dan jumlah

Bongkar/Muat Pos/Paket juga harus kosong.

Rincian A.2 : Penumpang (Orang)

Tuliskan jumlah penumpang yang berangkat dan datang dalam negeri di

bandara tersebut dengan satuan orang.

Rincian A.3 : Barang (Kg)

Tuliskan jumlah barang yang di bongkar dan muat pada penerbangan dalam

negeri dengan satuan Kilogram.

Rincian A.4 : Bagasi (Kg)

Tuliskan jumlah bagasi yang dibongkar pada penerbangan dalam negeri

dengan satuan Kilogram.

(Tujuan Dalam Negeri)

1 Pesawat (unit)

Berangkat :

Datang : 1,821

A. PENERBANGAN DOMESTIK

1,821

2 Penumpang (Orang)

Berangkat :

Datang :

Transit :

254,148

272,397

3 Barang (kg)

Bongkar :

Muat :

369,662

561,473

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

48

Rincian A.5 : Pos/Paket (Kg)

Tuliskan jumlah pos/paket yang dibongkar pada penerbangan dalam negeri

dengan satuan Kilogram.

B. PENERBANGAN INTERNASIONAL (Tujuan Luar Negeri)

Terdiri dari rincian 1 s.d. 5, yang isiannya sama seperti penerbangan dalam

negeri, namun pada blok B ini ditujukan untuk penerbangan luar negeri.

Jika pada bandara tersebut tidak terdapat Penerbangan Luar Negeri maka

blok B dimungkinkan tidak terisi (kosong).

4 Bagasi (kg)

Bongkar :

Muat : 2,128,788

2,153,571

5 Pos/Paket (kg)

Bongkar :

Muat :

1,560

8,180

(Tujuan Luar Negeri)

1 Pesawat (unit)

Berangkat :

Datang :

2 Penumpang (Orang)

Berangkat :

Datang :

Transit :

3 Barang (kg)

Bongkar :

Muat :

4 Bagasi (kg)

Bongkar :

Muat :

5 Pos/Paket (kg)

Bongkar : -

Muat : -

117,481

12,305

39,523

182,544

124

12,977

15,647

B. PENERBANGAN INTERNASIONAL

124

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

49

BLOK III. CATATAN

Jika ada hal penting yang berkaitan dengan isian pada bandara tersebut

maka ditulis pada blok catatan.

Temuan:

Masih banyak ditemukan satuan untuk barang, bagasi, pos/paket dalam ton.

Seharusnya satuan yang digunakan adalah kg.

Provinsi D.I. Yogyakarta

Kepala Bidang Statistik Distribusi

Ir. Haryono, M.Si

NIP. 196701081994011001

BLOK III. CATATAN

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

50

Contoh 8: Fax AU

FAX-AU

Kepada Yth. : Kasubdit Statistik Transportasi, BPS

di Jakarta

Alamat Faximile : (021) 3842566

Alamat e-mail : [email protected]

Pengirim : BPS Provinsi D.I. Yogyakarta

Propinsi : D.I. YOGYAKARTA

Bandara : ADISUTJIPTO

Bulan Laporan : Agustus 2013

(Tujuan Dalam Negeri) (Tujuan Luar Negeri)

1 Pesawat (unit) 1 Pesawat (unit)

Berangkat : Berangkat :

Datang : Datang :

2 Penumpang (Orang) 2 Penumpang (Orang)

Berangkat : Berangkat :

Datang : Datang :

Transit : Transit :

3 Barang (kg) 3 Barang (kg)

Bongkar : Bongkar :

Muat : Muat :

4 Bagasi (kg) 4 Bagasi (kg)

Bongkar : Bongkar :

Muat : Muat :

5 Pos/Paket (kg) 5 Pos/Paket (kg)

Bongkar : Bongkar : -

Muat : Muat : -

Provinsi D.I. Yogyakarta

Kepala Bidang Statistik Distribusi

Ir. Haryono, M.Si

NIP. 196701081994011001

2,128,788 117,481

1,560

8,180

BLOK III. CATATAN

369,662 12,305

561,473 39,523

2,153,571 182,544

1,821 124

254,148 12,977

272,397 15,647

BLOK I. IDENTITAS

BLOK II : KETERANGAN KEGIATAN

A. PENERBANGAN DOMESTIK B. PENERBANGAN INTERNASIONAL

1,821 124

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

51

IV. PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN DOKUMEN TRANSPORTASI

A. Pemeriksaan Dokumen Transportasi Darat

1. Angkutan Jalan Raya (AJR)

a. Periksa kelengkapan isian nama perusahaan/pemilik, dan alamat, trayek yang

dilayani, merek kendaraan, tahun pembuatan, bahan bakar yang digunakan,

dan daya angkut.

b. Dalam penulisan nama kabupaten/kota harus jelas (coret yang tidak sesuai).

2. Panjang Jalan (PJ)

a. Periksa kelengkapan isian rincian menurut keadaan jalan dan jumlahnya

b. Jumlah I = Jumlah II = Jumlah III

c. Dalam penulisan nama kabupaten/kota harus jelas (coret yang tidak sesuai)

d. Periksa kembali jika dijumpai panjang jalan secara total sangat berkurang atau

bertambah banyak dari tahun sebelumnya dan beri keterangan.

B. PemeriksaanDokumen Transportasi Laut

1. Simoppel

a. Laporan Arus Kunjungan Kapal Luar Negeri (T.II.01) :

Pastikan penjumlahan data (Unit, GRT, DWT, dan LOA) pada baris Jumlah

bulan Laporan dan pada kolom Sub Total /Jumlah sudah benar.

b. Laporan Arus Kunjungan Kapal Dalam Negeri (T.II.02) :

Pastikan penjumlahan data (Unit, GRT, DWT, dan LOA) pada baris Jumlah

bulan Laporan dan pada kolom Sub Total /Jumlah sudah benar.

c. Laporan Arus Kunjungan Kapal (T.II.03) :

Nilai data (Unit, GRT, DWT, dan LOA) pada baris Jumlah bulan laporan

adalah jumlah nilai data (Unit, GRT, DWT, dan LOA) Arus Kunjungan Kapal

Luar Negeri ditambah nilai data (Unit, GRT, DWT, dan LOA) Arus

Kunjungan Kapal Dalam Negeri.

d. Laporan Arus Barang Luar Negeri (T.II.04) :

Pastikan penjumlahan data (Impor, Ekspor dan Transit) pada baris

Jumlahbulan Laporan dan pada kolom Sub Total /Jumlah sudah benar.

e. Laporan Arus Barang Dalam Negeri (T.II.05) :

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

52

Pastikan penjumlahan data (Bongkar, Muat dan Transit) pada baris Jumlah

bulan Laporan dan pada kolom Sub Total /Jumlah sudah benar.

f. Laporan Arus Barang Menurut Komoditi (T.II.07) :

Pastikan Nilai pada baris Jumlah Bulan Laporan pada Kolom Perdagangan

Luar Negeri (Bongkar/Impor, Muat/Ekspor) sama dengan nilai (Ekspor dan

Impor) Laporan Arus Barang Luar Negeri (T.II.04) Jika terdapat perbedaan

maka gunakan nilai Arus Barang Menurut Komoditi (T.II.07).

Dan pastikan Nilai pada baris Jumlah Bulan Laporan pada Kolom

Perdagangan Luar Negeri (Bongkar/Impor, Muat/Ekspor) sama dengan nilai

(Ekspor dan Impor) Laporan Arus Barang Luar Negeri (T.II.04) Jika terdapat

perbedaan maka gunakan nilai Arus Barang Menurut Komoditi (T.II.07).

g. Laporan Arus Penumpang (T.II.09) :

Pastikan penjumlahan data penumpang (debarkasi/turun dan embarkasi/naik)

pada baris Jumlah bulan Laporan dan pada kolom Total /Jumlah sudah benar.

2. Fax AL

a. Pada Blok I – Identitas diisi dengan nama pelabuhan yang tercantum dalam

dokumen baik itu pelabuhan lain yang tergabung dengan pelabuhan induk.

Sebagai contoh, Pelabuhan Lhoknga – Ulee Lheu tergabung dengan Pelabuhan

Malahayati maka ditulis „Malahayati – Lhoknga – Ulee Lheu‟. Apabila data

dari salah satu pelabuhan tersebut belum masuk maka informasi tersebut dapat

ditulis di Blok III – Catatan. Bulan Laporan yang dimaksud adalah bulan data

yang tercantum dalam dokumen SIMOPPEL T II 01-09/T II UPT yang

dilaporkan.

b. Apabila pada pelabuhan tersebut tidak terdapat kunjungan kapal baik dalam

negeri maupun luar negeri maka pada kolom keterangan [Blok III.

Keterangan] ditulis “NIHIL” dan semua isian kosong. Apabila ada kunjungan

kapal baik dalam negeri maupun luar negeri pada pelabuhan tersebut, maka

GRT dan LOA harus lebih besar dibanding Unit Kapal.

c. Bongkar Muat barang baik dalam negeri maupun luar negeri, bongkar muat

barang harus lebih besar dibanding unit kapal. Untuk pengecekan kewajaran

bongkar muat brang maka bongkar muat barang harus lebih kecil dibanding 3x

GRT ( Bongkar Muat < 3x GRT). Apabila kunjungan kapal luar negeri kosong

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

53

maka isian bongkar muat barang luar negeri juga harus kosong, begitupula

dengan kunjungan kapal dalam negeri.

d. Bongkar Muat Peti Kemas, untuk peti kemas isi jumlah tonase harus lebih

besar dibanding jumlah box (ton > box). Untuk bongkar muat peti kemas

kosong maka tonase tidak ada isiian atau nihil, kalau ada mohon dicek

kembali.

C. Pemeriksaan Dokumen Transportasi Udara

1. Model III/1

Periksa kelengkapan isian rincian data lalu lintas udara di bandara menurut

Bandara asal/tujuan, Pesawat terbang yang datang dan berangkat, Penumpang

yang datang, berangkat dan transit, Barang yang dimuat dan dibongkar, Bagasi

yang dimuat dan dibongkar, Pos/paket yang dimuat dan dibongkar.

a. Nama bandara dan nama kabupaten/kota harus terisi

b. Bulan dan tahun data harus terisi

c. Pastikan bandara asal dan tujuan terisi dengan lengkap, jika ditulis dalam kode

IATA tidak perlu dirubah

d. Pastikan penumpang datang dan berangkat serta jumlah barang atau bagasi

atau dan Pos/paket tidak terbalik isian untuk bongkar dan muat.

e. Jika kolom penumpang atau barang atau bagasi atau pos/paket ada isian maka

kolom pesawat terbang harus ada isian.

f. Jika kolom bagasi ada isian maka kolom penumpang harus ada isian.

g. Satuan muatan untuk barang, bagasi, dan pos/paket adalah kilogram.

h. Periksa kembali isian total atau jumlah masing-masing kolom apakah sudah

sesuai dengan penjumlahan isian semua baris dalam kolom tersebut.

2. Fax AU

a. Periksa kelengkapan isian Blok I. Identitas

b. Jika Blok II. Keterangan Kegiatan Rincian B. Penerbangan Internasional ada

isian, maka rincian A. Penerbangan domestik harus ada isian

c. Jika penumpang atau barang atau bagasi atau pos/paket ada isian, maka

pesawat terbang harus ada isian

d. Jika bagasi ada isian, maka penumpang harus ada isian

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

54

e. Pastikan penumpang datang dan berangkat serta jumlah barang atau bagasi

atau dan pos/paket tidak terbalik isian untuk bongkar dan muat.

f. Satuan muatan untuk barang, bagasi, dan pos/paket adalah kilogram.

g. Jika ada penumpang transit, maka jumlah penumpang transit harus terisi.

h. Isian Fax AU harus konsisten dengan model III/1. Jika ada perubahan pada

model III/1, maka Fax AU harap dikirm kembali, sehingga nilai yang tertera

pada Fax AU sesuai dengan model III/1.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

55

LAMPIRAN

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

56

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

57

TEMUAN KESALAHAN ISIAN FORM FAX AL

Bongkar Muat Peti Kemas kosong seharusnya tidak terdapat isian karena peti

kemas tersebut kosong, apabila memang terdapat isian untuk tonase kosong

maka peti kemas itu isi dan masuk ke bongkar muat peti kemas isi.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

58

FAX AL tersebut selain beda format, juga terdapat dua isian data bongkar muat

barang dan jumlahnya berbeda

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

59

.

Terdapat isian data muat

luar negeri (ekspor)

padahal dalam bulan

tersebut tidak terdapat

kunjungan kapal luar

negeri.Mungkin yang

dimaksud dalam dokumen

SIMOPPEL adalah

pelayaran dalam negeri

yang melakukan kegiatan

ekspor.

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

60

FAX AL berbeda format

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

61

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

62

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

63

FORM KOSONG STATISTIK TRANSPORTASI

1. Form AJR II/2

BADAN PUSAT STATISTIKSUBDIT. STATISTIK TRANSPORTASI

Jl. Dr. Sutomo 6-8, Kotak Pos 1003 Jkt 10010

JAKARTA 10710

Provinsi : ………………………..

Kab / Kota *) : ………………………..

Bentuk Trayek yang Jumlah Merek Tahun Bahan Daya

No. Badan Dilayani Bis Kendaraan Pembuatan Bakar Angkut

Hukum (orang)

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

*) Coret yang tidak perlu

Kode Kolom (3) :

Tidak berbadan hukum - 0 Firma - 4

PT (Persero) - 1 Koperasi - 5

PT - 2 Perorangan berakte notaris - 6

CV - 3 Lainnya -7

……………….., ………..………… 20 ……

TAHUN …..…..

Model : AJR II/2

DAFTAR NAMA DAN ALAMAT PERUSAHAAN BIS UMUM

YANG MELAYANI TRAYEK ANTAR KOTA (DALAM SATU PROVINSI)

Nama Perusahaan

Pemilik dan Alamat

(2)

Komunikasi dan Informatika

Kepala Dinas Perhubungan,

Kab/Kota *) …….…………..

(………………………………….)

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

64

2. Form AJR II/3

BADAN PUSAT STATISTIKSUBDIT. STATISTIK TRANSPORTASI

Jl. Dr. Sutomo 6-8, Kotak Pos 1003 Jkt 10010

JAKARTA 10710

Provinsi : ……………………………

Kab / Kota *) : ……………………………

Bentuk Jumlah Merek Tahun Bahan Daya

No. Badan Truk Kendaraan Pembuatan Bakar Angkut

Hukum (ton)

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

*) Coret yang tidak perlu

Catatan : Harap diberi kode +) pada perusahaan bukan truk umum

Kode Kolom (3) :

Tidak berbadan hukum - 0 Firma - 4

PT (Persero) - 1 Koperasi - 5

PT - 2 Perorangan berakte notaris - 6

CV - 3 Lainnya -7

……………….., ………………… 20 ……

(2)

Komunikasi dan Informatika

Kab/Kota *) …………………..

(………………………………….)

Model : AJR II/3

DAFTAR NAMA DAN ALAMAT PERUSAHAAN PENGANGKUTAN (TRUK)

TAHUN .……..

Kepala Dinas Perhubungan,

Nama Perusahaan

Pemilik dan Alamat

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

65

3. Form PJ II/5

BADAN PUSAT STATISTIKSUBDIT. STATISTIK TRANSPORTASI

Jl. Dr. Sutomo 6-8, Kotak Pos 1003 Jkt 10010

JAKARTA 10710

Provinsi : ……………………………

Kabupaten/Kota *)

: ……………………………

2010 2011 2010 2011 2010 2011

I. JENIS PERMUKAAN

a. Diaspal …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..

b. Kerikil …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..

c. Tanah …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..

d. Tidak dirinci …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..

JUMLAH …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..

II. KONDISI JALAN

a. Baik …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..

b. Sedang …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..

c. Rusak …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..

d. Rusak Berat …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..

JUMLAH …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..

III. KELAS JALAN

a. Kelas I …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..

b. Kelas II …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..

c. Kelas III …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..

d. Kelas III A …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..

e. Kelas III B …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..

f. Kelas III C …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..

g. Kelas tidak dirinci …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..

JUMLAH …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..

Catatan : Jumlah I = Jumlah II = Jumlah III

*) Coret yang tidak perlu

(………………………………….)

…………….....….., …….......…………… 2012

Kepala Dinas Pekerjaan Umum

Kab/Kota *)

……………………………

Model : PJ II/5

DAFTAR PANJANG JALAN MENURUT KEADAAN DAN STATUS JALAN(KILOMETER)

JALAN NEGARA JALAN PROVINSI JALAN KAB/KOTA *)

STATUS JALAN

KEADAAN

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

66

4. Form PJ II/6

BADAN PUSAT STATISTIK Model : PJ II/6

SUBDIT. STATISTIK TRANSPORTASI

Jl. Dr. Sutomo 6-8, Kotak Pos 1003 Jkt 10010

JAKARTA 10710

Provinsi : …………………….…………

2010 2011 2010 2011

I. JENIS PERMUKAAN

a. Diaspal …………….. …………….. …………….. ……………..

b. Kerikil …………….. …………….. …………….. ……………..

c. Tanah …………….. …………….. …………….. ……………..

d. Tidak dirinci …………….. …………….. …………….. ……………..

JUMLAH I …………….. …………….. …………….. ……………..

II. KONDISI JALAN

a. Baik …………….. …………….. …………….. ……………..

b. Sedang …………….. …………….. …………….. ……………..

c. Rusak …………….. …………….. …………….. ……………..

d. Rusak Berat …………….. …………….. …………….. ……………..

JUMLAH II …………….. …………….. …………….. ……………..

III. KELAS JALAN

a. Kelas I …………….. …………….. …………….. ……………..

b. Kelas II …………….. …………….. …………….. ……………..

c. Kelas III …………….. …………….. …………….. ……………..

d. Kelas III A …………….. …………….. …………….. ……………..

e. Kelas III B …………….. …………….. …………….. ……………..

f. Kelas III C …………….. …………….. …………….. ……………..

g. Kelas Tidak dirinci …………….. …………….. …………….. ……………..

JUMLAH III …………….. …………….. …………….. ……………..

Catatan : Jumlah I = Jumlah II = Jumlah III

…………….....….., …….......…………… 2012

Kepala Dinas Pekerjaan Umum

Provinsi : ……………………………

(………………………………….)

JALAN NEGARA JALAN PROVINSI

DAFTAR PANJANG JALAN MENURUT KEADAAN DAN STATUS JALAN(KILOMETER)

STATUS JALAN

KEADAAN

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

67

5. Form Angkutan Kereta Api

6. Form T.II UPT

Pertumbuhan

Jan'11 Feb'11 Jan'11 Feb'11 Jan'11 Feb'11 %(1) (2) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Barang diangkut Ton

Teus

Kilometer-Ton (000) Km-Ton

Pendapatan (000) Rp

Penumpang diangkut Pnp

Kilometer-Penumpang (000) Km-Pnp

Pendapatan (000) Rp

*) Jumlah penumpang untuk jawa tidak termasuk Jabodetabek

Total Indonesia

, Maret 2011

An. Kepala BPS Provinsi

Kasi Statistik Niaga dan Jasa

( …………………………………………..)

PRODUKSI ANGKUTAN KERETA API BULAN JANUARI-FEBRUARI 2011

Uraian SatuanJawa*) Sumatera

KEMENTRIAN PERHUBUNGAN LAPORAN BULANAN KEGIATAN OPERASIONAL

PELABUHAN YANG TIDAK DIUSAHAKAN TK. II

KANWIL PERHUBUNGAN…..PROVINSI……… BULAN : ………………………….

TAHUN : …………………………

T.II.UPT

PANJANG

KAPAL (M) GRT DWT TGL JAM

PELB.

ASAL TGL JAM JENIS TGL JAM

PELB.

TUJUAN

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27)

1 DALAM NEGERI

2 LUAR NEGERI

……………………………..,……………………..20…...

KEPALA KANTOR PELABUHAN/SATKER

(………………………)

NIP………………

KANTOR PELABUHAN………………………………..

SATUAN KERJA…………………………………………..

NO.BEND

ERA

PEMILIK/A

GEN

PENUMPANG

KET

BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT

DEBARK

ASI

EMBAR

KASI

JENIS

KEMASA

N

JENIS

BARANG/

HEWAN

(TON,M3,

EKOR)

PERDAGANGAN DALAM NEGERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

JENIS

KEMAS

AN

JENIS

BARANG/

HEWAN

(TON,M3,

EKOR)

JENIS

KEMASA

N

JENIS

KEMAS

AN

JENIS

BARANG/

HEWAN

(TON,M3,

EKOR)(2)

NAMA KAPAL JENIS

PELAYARAN

UMUM

UKURAN KAPAL T I B A T AM B A T BERANGKAT

JUMLAH

NON PELAYARAN

PELAYARAN RAKYAT

PELAYARAN RAKYAT

JENIS

BARANG/

HEWAN

(TON,M3,

EKOR)

NON PELAYARAN

PERINTIS

UMUM

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

68

7. Form Simoppel

T.II-01

KEMENTRIAN PERHUBUNGAN

PELABUHAN : . . . . . . . . . . . . . .

BULAN : . . . . . . . . . . . . . .

BENTUK : T.II.01

NASIONAL ASING NASIONAL ASING NASIONAL ASING NASIONAL ASING NASIONAL ASING

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

1

UNIT

GRT

DWT

LOA

UNIT

GRT

DWT

LOA

UNIT

GRT

DWT

LOA

UNIT

GRT

DWT

LOA

2 UNIT

GRT

DWT

LOA

3 UNIT

GRT

DWT

LOA

4 UNIT

GRT

DWT

LOA

UNIT

GRT

DWT

LOA

A UNIT

GRT

DWT

LOA

B UNIT

GRT

DWT

LOA

LAPORAN BULANAN ARUS KUNJUNGAN KAPAL LUAR NEGERI MENURUT JENIS PELAYARAN DAN DISTRIBUSI

PELAYARAN LUAR NEGERI

SUB TOTAL S/D

BLN LAP

No U R A I A N SATUAN

SUB JUMLAH (a+b+c)

LINER TRAMPERLAINYA

SUB TOTALUMUM KHUSUS UMUM KHUSUS

(2)

PELABUHAN UMUM

a. Dermaga Umum

b. Dermaga Khusus

c. Rede/Buoy/Dolphin/Pinggiran

JUMLAH: S/D BULAN LAP

PELABUHAN KHUSUS

DERMAGA KHUSUS DI LUAR PELB.

UMUM

LOADING POINT

SUB JUMLAH (2+3+4)

JUMLAH: BULAN LAP

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

69

T.II.02

KEMENTRIAN PERHUBUNGAN

PELABUHAN : . . . . . . . . . . . . . .

BULAN : . . . . . . . . . . . . . .

BENTUK : T.II.02

NASIONAL ASING NASIONAL ASING NASIONAL ASING NASIONAL ASING NASIONAL ASING

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

1

UNIT

GRT

DWT

LOA

UNIT

GRT

DWT

LOA

UNIT

GRT

DWT

LOA

UNIT

GRT

DWT

LOA

2 UNIT

GRT

DWT

LOA

3 UNIT

GRT

DWT

LOA

4 UNIT

GRT

DWT

LOA

UNIT

GRT

DWT

LOA

A UNIT

GRT

DWT

LOA

B UNIT

GRT

DWT

LOA

No URAIAN SATUANTRAMPER

ANTAR PULAU KHUSUS ANTAR PULAU KHUSUS

a. Dermaga Umum

b. Dermaga Khusus

c. Rede/Buoy/Dolphin/ Pinggiran

SUB JUMLAH (a+b+c)

LINER

LAPORAN BULANAN ARUS KUNJUNGAN KAPAL DALAM NEGERI MENURUT JENIS PELAYARAN DAN DISTRIBUSI

SUB TOTAL S/D

BULAN

LAPORAN

SUB TOTAL S/D BLN

LAP T.II.01+T.II.02

PELAYARAN DALAM NEGERI

JUMLAH: S/D BULAN LAP

PERINTIS RAKYATLAINNYA SUB

TOTAL

PELABUHAN KHUSUS

DERMAGA KHUSUS DI LUAR

PELB. UMUM

LOADING POINT

SUB JUMLAH (2+3+4)

JUMLAH: BULAN LAP

(2)

PELABUHAN UMUM

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

70

T.II.03

KEMENTRIAN PERHUBUNGAN

PELABUHAN : . . . . . . . . . . . . . .

BULAN : . . . . . . . . . . . . . .

BENTUK : T.II.03

LINER TRAMPER LINER TRAMPER LINER TRAMPER LINER TRAMPER LINER TRAMPER LINER TRAMPER LINER TRAMPER LINER TRAMPER LINER TRAMPER PL PLN ABRI LAINNYA

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29)

1

UNIT

GRT

DWT

LOA

UNIT

GRT

DWT

LOA

UNIT

GRT

DWT

LOA

UNIT

GRT

DWT

LOA

2 UNIT

GRT

DWT

LOA

3 UNIT

GRT

DWT

LOA

4 UNIT

GRT

DWT

LOA

UNIT

GRT

DWT

LOA

A UNIT

GRT

DWT

LOA

B UNIT

GRT

DWT

LOA

CAIR BBM CAIR NON BBMPETI KEMAS SEMI PETI KEMAS TOTAL

JUMLAH: S/D BULAN LAP

PELABUHAN KHUSUS

DERMAGA KHUSUS DI LUAR

PELB. UMUM

LOADING POINT

SUB JUMLAH (2+3+4)

JUMLAH: BULAN LAP

(2)

PELABUHAN UMUM

a. Dermaga Umum

b. Dermaga Khusus

c. Rede/Buoy/Dolphin/ Pinggiran

SUB JUMLAH (a+b+c)

U R A I A NNo

JENIS KAPAL

LAPORAN BULANAN ARUS KUNJUNGAN KAPAL MENURUT JENIS KAPAL

PERAHU

LAYAR/LAYAR

MOTORKAPAL

IKANTUG BOAT

TONGKA

NG

KAPAL LAINNYASATUAN

PENGANGKUT GAS CAIR CURAH KERING PENUMPANG RORO/FERRYCURAH CAIR

GENERAL CARGO

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

71

T.II.04

KEMENTRIAN PERHUBUNGAN

PELABUHAN : . . . . . . . . . . . . . .

BULAN : . . . . . . . . . . . . . .

BENTUK : T.II.04

NASIONAL ASING NASIONAL ASING NASIONAL ASING NASIONAL ASING NASIONAL ASING

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

1 PELABUHAN UMUM

a.

- Langsung I

E

- Gudang I

E

- Lapangan I

E

T

b.

- Langsung I

E

- Gudang I

E

- Lapangan I

E

T

c.

- Langsung I

E

- Gudang I

E

- Lapangan I

E

I

E

T

I

E

T

2 I

E

T

3 I

E

T

4 I

E

I

E

A. I

E

T

B. I

E

T

DERMAGA KHUSUS

DERMAGA UMUM

(2)

REDE/BUOY/DOLPHIN

SUB JUMLAH ( a+b+c)

JUMLAH S/D BULAN LAP

JUMLAH BULAN LAP

LOADING POINT

2. Rede Langsung

1. Dermaga

SUB JUMLAH (a+b+c)

PELABUHAN KHUSUS

DERMAGA KHUSUS DI LUAR PELB.

UMUM

LAPORAN BULANAN ARUS BARANG LUAR NEGERI MENURUT JENIS PELAYARAN DAN DISTRIBUSI

UMUM KHUSUS UMUM KHUSUS SUB TOTAL

LINER TRAMPERLAINNYA

PELAYARAN LUAR NEGERI

KEGIATAN U R A I A NNoSUB TOTAL S/D

BULAN LAP

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

72

T.II.05

KEMENTRIAN PERHUBUNGAN

PELABUHAN : . . . . . . . . . . . . . .

BULAN : . . . . . . . . . . . . . .

BENTUK : T.II.05

NASIONAL ASING NASIONAL ASING NASIONAL ASING NASIONAL ASING NASIONAL ASING

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

1 PELABUHAN UMUM

a.

- Langsung B

M

- Gudang B

M

- Lapangan B

M

T

b.

- Langsung B

M

- Gudang B

M

- Lapangan B

M

T

c.

- Langsung B

M

- Gudang B

M

- Lapangan B

M

B

M

T

B

M

T

2 B

M

T

3 B

M

T

4 B

M

B

M

A. B

M

T

B. B

M

T

KHUSUS

2. Rede Langsung

(2)

DERMAGA UMUM

DERMAGA KHUSUS

REDE/BUOY/DOLPHIN

1. Dermaga

JUMLAH BULAN LAP

JUMLAH S/D BULAN LAP

SUB JUMLAH (a+b+c)

PELABUHAN KHUSUS

DERMAGA KHUSUS DI LUAR PELB

UMUM

LOADING POINT

SUB JUMLAH ( a+b+c)

LAINNYASUB TOTAL

SUB TOTAL

S/D BULAN

LAP

TOTAL S/D

BULAN LAP

T.II.04 +

T.II.05

LAPORAN BULANAN ARUS BARANG DALAM NEGERI MENURUT JENIS PELAYARAN DAN DISTRIBUSI

ANTAR PULAU KHUSUS

TRAMPER

PERINTIS RAKYAT

PELAYARAN DALAM NEGERI

KEGIATAN U R A I A NNoLINER

ANTAR PULAU

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

73

T.II.06

PELABUHAN : . . . . . . . . . . . . . .

BULAN : . . . . . . . . . . . . . .

Bentuk : T.II.06

LN DN LN DN LN DN LN DN LN DN LN DN LN DN LN DN(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

1 B

M

2 B

M

3 B

M

4 B

M

5 B

M

6 B

M

7 B

M

8 B

M

9 PETIKEMAS 20 B

M

10 B

M

11 B

M

12 PETIKEMAS > 40 B

M

13 HEAVY CARGO B

M

14 LAINNYA B

M

15 B

M

B

M

A. B/TON

B/EKOR

M/TON

M/EKOR

B B/TON

B/EKOR

M/TON

M/EKOR

HEWAN - Kecil

(Ekor)

JUMLAH BULAN LAP.

JML. S/D BULAN LAP.

DRUM

ROLL

PETIKEMAS 40

PETIKEMAS <20

HEWAN - Besar

(Ekor)

KEMENTRIAN PERHUBUNGAN

LAPORAN BULANAN ARUS BARANG MENURUT JENIS PERDAGANGAN, KEMASAN DAN HEWAN

UNITIZED/PALLET

GENERAL CARGO

BAG CARGO

CURAH CAIR NON BBM

CURAH KERING

CURAH KERING

TOTAL TOTAL S/D BULAN LAP.No.

KEGIATA

NDERMAGA UMUM DERMAGA KHUSUS

PELABUHAN UMUM

REDEJENIS KEMASANSUB TOTAL PELB. KHUSUS LOADING POINT

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

74

T.II.07

PELABUHAN : . . . . . . . . . . . . . .

BULAN : . . . . . . . . . . . . . .

BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 BAHAN POKOK

Beras

Gula Pasir

Tepung Terigu

Kedelai

Kacang-kacangan

Minyak Goreng

2 BAHAN STRATEGIS

Pupuk

Semen

Baja/Besi Beton

Aspal

Timah

Aluminium

Batubara

Pasir Kwarsa

Pasir Besi

Kayu Gergajian

3 MIGAS

Crude Oil

BBM

Gas/LNG

4 NON MIGAS

Kopi

Tembakau

The

Karet

Minyak nSawit

Garmen

Elektronik

Furnitur

Barang Kerajinan

Kayu Lapis

Ikan

Udang

Hasil Laut Lainnya

5 BARANG LAINNYA *)

A JUMLAH PD BLN LAP.

B JUMLAH S/D BLN LAP.

KETERANGAN : *) diisi yang tidak termasuk butir 1 s/d 4

Bentuk : T.II.07

KEMENTRIAN PERHUBUNGAN

LAPORAN BULANAN ARUS BARANG MENURUT KOMODITI (TON)

NO. JENIS/KEL. KOMODITIPERD. LUAR NEGERI PERD. DALAM NEGERI JUMLAH

KETERANGAN

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

75

T.II.08

T.II.09

PELABUHAN : . . . . . . . . . . . . . .

BULAN : . . . . . . . . . . . . . .

DERMAGA : KONVENSIONAL/PETIKEMAS/DERSUS/PELSUS *) Bentuk : T.II.08

BOX TON BOX TON BOX TON BOX TON BOX TON(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)

1

a. Isi : 20

40

b. Kosong : 20

40

2

a. Isi : <20

b. Kosong : <21

3

20

40

4 OVER WEIDTH (O/W)

20

40

5 OVER LONG (O/L)

20

40

JUMLAH PADA BULAN LAP

JUMLAH S/D BULAN LAP

6 Unit Ton Unit Ton Unit Ton Unit Ton Unit Ton Unit Ton Unit Ton Unit Ton Unit Ton Unit Ton

A JUMLAH BULAN LAP. (6)

B JUMLAH S/D BULAN LAP. (6) :

KETERANGAN : *) Pilih salah satu menurut kegiatan

OVER HEIGHT (O/W)

Isi :

Isi :

ISI :

UN CONTAINERIZED (U/C)

UKURAN NON STANDARD (ISO)

TRANSHIPMENTBOX TON

TRANSHIPMENTBOX TON

TRANSHIPMENT

(2)

UKURAN STANDARD (ISO)

LAPORAN BULANAN ARUS PETIKEMAS

MELALUI DERMAGA PETIKEMAS DAN KONVENSIONAL

MUAT BONGKAR MUAT JUMLAH B/MNO. U R A I A N

B U L A N L A P O R A N B U L A N L A P O R A N

BONGKAR JUMLAH B/M

BOX TONTRANSHIPMENT

BOX TONBOX TON

PELABUHAN : . . . . . . . . . . . . . .

BULAN : . . . . . . . . . . . . . .

SUB JUMLAH UNIT KAPAL DEBAKARSI EMBAKARSI

DEBARKASI EMBARKASI DEBARKASI EMBARKASI DEBARKASI EMBARKASI 10 S/D 11 (3+9) (4+6+10) (5+7+11)

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

1

2

3

A

B

KEMENTRIAN PERHUBUNGAN

LAPORAN BULANAN ARUS PENUMPANG

BENTUK : T.II.09

JUMLAH S/D BULAN LAP.

KAPAL

UNIT

UMUM TRANSMIGRASI

(2)

KAPAL PENUMPANG

DALAM NEGERI

KAPAL PENUMPANG

LUAR NEGERI

KAPAL LAINNYA

JUMLAH PADA BULAN LAP.

JUMLAHLUAR NEGERI

KAPAL

UNIT

UMUMNO. U R A I A N

DALAM NEGERI

SUB

JUMLAH 4

S/D 7

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

76

8. Form Fax AL

FAX-ALKepada Yth. : Kasubdit Statistik Transportasi, BPS

: di JakartaAlamat Faximile : (021) 3842566Alamat e-mail : [email protected]

Propinsi :

Pelabuhan :

Bulan Laporan :

1. Kunjungan Kapal 1. Kunjungan Kapal

Unit : Unit :

GRT : GRT :

LOA : LOA :

2. Barang/Perdagangan Dalam Negeri (Ton) 2. Barang/Perdagangan Dalam Negeri (Ton)

Bongkar : Bongkar :

Muat : Muat :

3. Penumpang (Orang) 3. Penumpang (Orang)

Turun/Debarkasi : Turun/Debarkasi :

Naik/Embarkasi : Naik/Embarkasi :

4. Bongkar Peti Kemas 4. Bongkar Peti Kemas

a. Isi : 20 " Ton : a. Isi : 20 " Ton :

Box : Box :

40 " Ton : 40 " Ton :

Box : Box :

b. Kosong : 20 " Ton : b. Kosong : 20 " Ton :

Box : Box :

40 " Ton : 40 " Ton :

Box : Box :

5. Muat Peti Kemas 5. Muat Peti Kemas

a. Isi : 20 " Ton : a. Isi : 20 " Ton :

Box : Box :

40 " Ton : 40 " Ton :

Box : Box :

b. Kosong : 20 " Ton : b. Kosong : 20 " Ton :

Box : Box :

40 " Ton : 40 " Ton :

Box : Box :

…………...… , ………………..

BPS ……………………

……………………

NIP. ……………….

BLOK I. IDENTITAS

BLOK II : KETERANGAN KEGIATAN

A. PELAYARAN DALAM NEGERI B. PELAYARAN LUAR NEGERI

BLOK III. CATATAN

*) Coret yang tidak perlu ………………………

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

77

9. Form Model III/1

BADAN PUSAT STATISTIK Model : III/1

SUBDIT. STATISTIK TRANSPORTASI

Jl. Dr. Sutomo 6-8, Kotak Pos 1003 Jkt 10010 Tahun

JAKARTA 10710 Bulan

Berangkat Datang Berangkat Datang Transit Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar

1. ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ………………

2. ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ………………

3. ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ………………

4. ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ………………

5. ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ………………

6. ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ………………

7. ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ………………

8. ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ………………

9. ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ………………

10. ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ………………

11. ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ………………

12. ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ………………

13. ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ………………

14. ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ………………

15. ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ………………

……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ………………

No.Pesawat Terbang Penumpang Barang (KG) Bagasi (KG) Pos/Paket (KG)

LALULINTAS ANGKUTAN UDARA MENURUT BANDARA ASAL / TUJUAN

: ……………………….

: ……………………….

BANDARA : ………………………………..

Bandara Asal dan Tujuan

TOTAL / JUMLAH

………………………………………..

………………………………………..

………………………………………..

………………………………………..

………………………………………..

………………………………………..

………………………………………..

………………………………………..

………………………………………..

………………………………………..

………………………………………..

………………………………………..

………………………………………..

………………………………………..

………………………………………..

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

78

10. Form Fax AU

FAX-AU

Kepada Yth. : Kasubdit Statistik Transportasi, BPS di Jakarta

Alamat Faximile : (021) 3842566Alamat e-mail : [email protected] : BPS ……………….

Propinsi : ………………………………Bandara : ………………………………Bulan Laporan : Januari 2011

(Tujuan Dalam Negeri) (Tujuan Luar Negeri)1 Pesawat (unit) 1 Pesawat (unit)

Berangkat : Berangkat :Datang : Datang :

2 Penumpang (Orang) 2 Penumpang (Orang)Berangkat : Berangkat :Datang : Datang :

3 Barang (kg) 3 Barang (kg)Bongkar : Bongkar :Muat : Muat :

4 Bagasi (kg) 4 Bagasi (kg)Bongkar : Bongkar :Muat : Muat :

5 Pos/Paket (kg) 5 Pos/Paket (kg)Bongkar : Bongkar :Muat : Muat :

a.n. Kepala BPS Kab/ Kota…..

…………………………………….NIP. 19…………………………

BLOK I. IDENTITAS

BLOK II : KETERANGAN KEGIATANA. PENERBANGAN DOMESTIK B. PENERBANGAN INTERNASIONAL

BLOK III. CATATAN

Pedoman Pengumpulan Data Statistik Transportasi 2013

79