Upload
khangminh22
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Proceedings of the 19th International Symposium of FSTPT Islamic University of Indonesia, 11-13 October 2016 Ch. 11, pp. 1790-1799, ISBN: 979-95721-2-19
1790
Topic 09
Freights and logistics
FSTPT Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi
MODEL KESEIMBANGAN PERGERAKAN
TRANSPORTASI BARANG BERDASARKAN PRODUKSI
BANGKITAN KOMODITAS DI ZONA INTERNAL
REGIONAL
(Studi Kasus Produksi Komoditas Padi di Internal Regional
Provinsi Jawa Tengah)
Juang Akbardin
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Setiabudi No.207 Bandung
E-mail: [email protected]
Bambang Riyanto
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Diponegoro
Jl. Jalan Hayam Wuruk, Semarang,
E-mail: [email protected]
Danang Parikesit Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan
Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No. 2 Yogyakarta 55281
E-mail: [email protected]
Agus Taufik Mulyono
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan
Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No. 2 Yogyakarta 55281
E-mail: [email protected]
Abstract
The equilibrium of the movement of freight transportation is needed to enhance the acceleration of regional
economic consolidation. Production of commodity paddy as staple commodities trip generation requires
equalization result of commodity demand regions. Model Generation of trip movement of paddy in Central Java
with a multiple regression model Ln Yi = 13.3 + 0.023 Ln X2 + 0.0716 Ln X4 + 0.0964 Ln X5 + 0.371 Ln X6 +
0.051 Ln X7 - 0.048 Ln X8 + 0.113 Ln X9 - 0.0095 Ln X10 the model significance R2 = 0.56 the variables that
influence the condition of the existing infrastructure zone trip generation. Model equilibrium the movement of
freight transportation indicated on the distribution model the movement generated by the equationˆ 2.4001 - 1.6152 id idT T with value β = -1.6152. Distribution journey with the equilibrium between the
zones with restrictions trip generation with efficient travel distance at a distance of 100 km between the zones.
Key words : Model equilibrium, Freight Transportation, Trip Generation of Commodities
Abstrak
Keseimbangan pergerakan angkutan barang memerlukan untuk meningkatkan percepatan konsolidasi ekonomi
regional. Bangkitan perjalanan produksi komoditas padi memerlukan pemerataan dari daerah permintaan
komoditas. Model bangkitan pergerakan komoditas padi ldi Jawa Tengah dengan model regresi berganda Ln Yi
= 13,3 + 0,023 Ln X2 + 0,0716 Ln X4 + 0,0964 Ln X5 + 0,371 Ln X6 + 0,051 Ln X7 - 0,048 Ln X8 + 0,113 Ln
X9 - 0,0095 Ln X10 dengan signifikansi model R2 = 0.56 dengan variabel yang berpengaruh kondisi
infrastruktur dari zona pembangkit perjalanan yang ada. Model kesetimbangan pergerakan transportasi barang
ditunjukkan pada model distribusi gerakan yang dihasilkan oleh persamaan ˆ 2.4001 - 1.6152 id idT T
dengan nilai β = -1,6152. Distribusi perjalanan dari keseimbangan antar zona dengan pembatasan bangkitan
pergerakan , jarak perjalanan yang efisien pada jarak 100 km antara zona.
Kata kunci: keseimbangan Model, Transportasi Kargo, perjalanan Generation Komoditas
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
1791
PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi wilayah akan mengalami puncak interaksi antar wilayah
sesuai dengan perkembangan infrastruktur yang terbangun antar wilayah berdasarkan jarak
dan fasilitas yang terbangun antar wilayah tersebut. Berdasarkan estimasi Brojonegoro
(2003) mengindikasikan bahwa prediksi waktu yang akan datang, beberapa daerah /wilayah
akan melakukan konsolidasi ekonomi dan akan terjadi polarisasi struktur ekonomi utama
yang mendukung ekonomi wilayah. Distribusi barang antar wilayah akan mengikuti proses
konsolidasi tersebut berdasarkan panjang perjalanan distribusi barang tersebut. Struktur
wilayah dan karakteristik produk komoditas yang dihasilkan dari wilayah yang mempunyai
kapasitas supply lebih besar akan mendorong dominasi proses pengaruh konsolidasi ekonomi
wilayah dan desentralisasi ekonomi wilayah tersebut. Untuk membentuk proses konsolidasi
ekonomi wilayah yang berimbang berdasarkan demand memerlukan efisiensi jarak distribusi
perjalanan barang komoditas tersebut. Keseimbangan pergerakan antar wilayah yang
didasarkan produksi komoditas wilayah akan mengembangkan keunggulan desentralisasi
ekonomi wilayah. Sehingga nilai keenomian barang akan lebih kompetitif karena komponen
biaya transportasi bisa ditekan lebih minimal.
Bangkitan pergerakan berdasarkan produksi komoditas yang dominan di wilayah akan
mendorong pertumbuhan ekonomi desentralisasi untuk berkembangnya konsolidasi ekonomi
wilayah yang lebih cepat, sehingga pemerataan perkembangan daerah akan terjadi. Barang
komoditas kebutuhan pokok salah satu komoditas yang memerlukan kestabilan harga dan
biasa diproduksi disetiap wilayah. Untuk mendukung kestabilan harga berdasarkan biaya
transportasinya, karakteristik jarak perjalanan antar wilayah dalam permintaan dan
penyediaan komoditas antar wilayah diperlukan pembatasan dari wilayah bangkitan
pergerakan komoditas tersebut sesuai dengan jarak distribusi yang ekonomis dari komoditas
tersebut.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini mempunyai maksud memodelkan keseimbangan distribusi pergerakan
barang komoditas padi di Provinsi Jawa Tengah, dengan tujuan khusus:
1. Identifikasi dan mengestimasi model bangkitan pergerakan barang komoditas padi di
Internal regional Provinsi Jawa Tengah
2. Menganalisa model bangkitan pergerakan sektor komoditas padi berdasarkan zona –
zona di internal Regional Provinsi Jawa Tengah
3. Memodelkan keseimbangan distribusi sebaran pergerakan barang komoditas padi
dengan batasan pergerakan dari zona bangkitan produksi barang komoditas padi di
internal regional Provinsi Jawa Tengah
KAJIAN PUSTAKA
Bangkitan Dan Tarikan Pergerakan
Bangkitan dan tarikan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan
jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan
yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona. Bangkitan dan tarikan pergerakan terlihat
secara diagram pada gambar 2, (Wells, 1975), (dalam Tamin, 2000).
Model Bangkitan -Tarikan Pergerakan
Salah satu pendekatan untuk perencanaan transportasi dalam model perencanaan
transportasi empat tahap adalah bangkitan lalu lintas (Trip Generation).Tujuan perencanaan
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
1792
Trip Generetion adalah untuk mengestimasi seakurat mungkin bangkitan lalu lintas pada saat
sekarang, yang akan dapat dipergunakan untuk prediksi dimasa mendatang. Pemodelan
bangkitan lalu lintas (Trip Generation) dipergunakan uintuk memprediksi jumlah lalulintas
yang terbangkit untuk suatu kondisi karakteristik zona tertentu. Bangkitan pergerakan adalah
jumlah pergerakan yang dibangkitkan oleh suatu zona asal (Oi) dan jumlah pergerakan yang
tertarik kesetiap zona tujuan (Dd) yang terdapat dalam daerah kajian. Bangkitan-tarikan
pergerakan sangat dipengaruhi oleh dua aspek yaitu:
Gambar. 1. Bangkitan dan Tarikan pergerakan
Model Interaksi Spasial Transportasi Barang
Model Black (1972) merupakan salah satu model gravity yang memberikan rumusan
jumlah volume total transportasi barang menurut jenis komoditi yang diangkut dari suatu
tempat ke tempat lainya, sebagai berikut (Persamaan 1)
ikidk
S .T =
.
dk id
dk id
D f
D f (1)
Dengan:
Tidk = Jumlah komoditi k yang diproduksi di daerah i dan dikirim ke daerah j
Sik = Jumlah total pengiriman komoditi k dari daerah i
Ddk = Jumlah total permintaan komoditi k di daerah j
Fid = Faktor Friksi/hambatan (=1/dijλ )
did = jarak dari i ke j
λ = parameter
Model Gravity (GR)
Dalam Tamin 2000, Metode sintetis (interaksi spasial) yang paling terkenal dan sering
digunakan adalah Model Gravity (GR) karena sangat sederhana sehingga mudah dimengerti
dan digunakan. Model ini menggunakan konsep gravity yang diperkenalkan oleh Newton
pada tahun 1686 yang dikembangkan dari analogi hukum gravitasi.
dengan G adalah konstanta gravitasi (2)
Dalam ilmu geografi, gaya dapat dianggap sebagai pergerakan antara dua daerah; sedangkan
massa dapat digantikan dengan peubah seperti populasi atau bangkitan dan tarikan
pergerakan, serta jarak, waktu, atau biaya sebagai ukuran aksesibilitas (kemudahan). Jadi,
untuk keperluan transportasi, model GR dinyatakan sebagai: (Persamaan 3)
dengan k adalah konstanta (3)
Jadi, dalam bentuk matematis, model GR dapat dinyatakan sebagai:
Arus meninggalkan zona i
i
Arus memasuki zona d
d
2
.. i d
id
id
m mF G
d
2
.. i d
id
id
O OT k
d
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
1793
(4)
Kedua Persamaan pembatas dipenuhi jika digunakan konstanta Ai dan Bd, yang terkait
dengan setiap zona bangkitan dan tarikan. Konstanta itu disebut faktor penyeimbang :
dan (5)
Model Batasan Bangkitan Pergerakan (PCGR)
Model ini sedikitnya mempunyai satu batasan yaitu dengan batasan bangkitan (oi),
yaitu total pergerakan yang dihasilkan harus sama dengan total pergerakan yang diperkirakan
dari tahap bangkitan pergerakan.
Model tersebut dapat dituliskan sebagai: : (Persamaan 6)
Tid = Oi . Dd . Ai . Bd . f (Cid) (6)
Metode PCGR mendefinisikan bahwa tarikan pergerakan tidak diperlukan. Dengan
menggunakan rumus dasar Model Gravity digunakan ketentuan batasan yang dengan rumus:
1
1
( . . )i N
d d id
d
A
B D f
untuk seluruh i dan Bd = 1 untuk seluruh d
Fungsi Hambatan
Fungsi Hambatan Pangkat = (7)
Fungsi Hambatan Eksponential Negatif = (8)
Fungsi Hambatan Tanner = (9)
Sumber : Tamin , 2000
Gambar 2. Grafik Fungsi Hambatan
Uji Model
Uji Korelasi
Koefisien korelasi adalah suatu tolok ukur seberapa keeratan hubungan antar variabel
dalam Model. Koefisien korelasi persamaan regresi linier sederhana adalah sbb:
UJi Korelasi
(10)
id i d i d id= O .D .A .B . f (C )T
1
( )i
d d id
d
AB D f
1
( )d
i i id
i
BAO f
( )id idf C C
( ) idC
idf C e
( ) . idC
id idf C C e
1 1 1
2 2
2 2
1 1 1 1
( ) ( ). ( )
( ) ( ) . ( ) ( )
N N N
i i i i
i i i
N N N N
i i i i
i i i i
N X Y X Y
r
X X N Y Y
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 10 20 30 40 50
Travel Time (Minute)
60 70
f ( Cid)
c**(-2) exp (-0.1 c) exp(-0.01c) exp (-0.3 c) exp c**(0.5) exp (-0.1c)
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 10 20 30 40 50
Travel Time (Minute)
60 70
f ( Cid)
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
1794
Uji Determinasi
(11)
Ilustrasi Matrik Sebaran Pergerakan
Tabel 1 Ilustrasi Matrik Sebaran Pergerakan
Zona 1 2 3 … N Oi
1 T11 T12 T13 … T1N O1
2 T21 T22 T23 … T2N O2
3 T31 T32 T33 … T3N O3
…
…
…
…
… …
…
N TN1 TN2 TN3 … TNN ON
Dd D1 D2 D3 … DN T Sumber : Tamin, 2000
Kalibrasi Model Gravity
Kalibrasi Model Gravity Metode Regresi Linier dengan fungsi hambatan eksponential
negative Metode kalibrasi dengan analisa regresi linear untuk mencari parameter model
dilakukan melalui tahapan pada persamaan berikut,: (tamin, 2000)
(12)
Dengan Trasnformasi linier maka: loge Tid = Yi dan Cid = Xi
(13)
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan pada penelitian model keseimbangan pergerakan transportasi barang
berdasarkan produksi komoditas barang bangkitan zona/wilayah internal regional,dipengaruhi
berbagai faktor –faktor yang sangat komplek, untuk menyederhanakan dalam penelitian ini
Faktor-faktor guna lahan pada masing – masing zona memerlukan banyak data dan informasi
yang sangat komplek untuk keakuratannya. Dalam penelitian ini studi pemodelan
keseimbangan pergerakan menggunakan data sekunder sehingga untuk mensederhanakan
digunakan perkembangan zona – zona atau kota didalam Provinsi Jawa Tengah dengan
perkembangannya.
2
2 1 1
2
1
1 1
ˆ( )
1ˆ( )
N N
id id
i d
N N
id
i d
T T
R
T T
i d
exp. . .
exp log. . .
log log . . .
log log . . .
idid
i d i d
ide id e
i d i d
id e id i d i d
e id e i d i d id
TC
A B O D
Tlog C
A B O D
C T e A B O D
T A B O D C
1 1 1
2
2
1 1
( . ) ( ). ( )
( ) ( )
N N N
i i i i
i i i
N N
i i
i i
N X Y X Y
B
N X X
A Y BX
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
1795
Penentuan Variabel Model Bangkitan dan Tarikan
Variabel Dependen
Y1 = Oi = Bangkitan Pergerakan Komoditas Barang Komoditas Padi
Variabel Independen
X1 = Vaiabel bebas penduduk
X2 = Vaiabel bebas PDRB
X3 = Variabel bebas barang berdasarkan IO Komoditas padi
X4 = Variabel bebas panjang jalan nasional di Kabupaten atau Kota di Jawa Tengah
X5 = Variabel bebas panjang jalan propinsi di Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah
X6 = Variabel bebas panjang jalan kabupaten di Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah
X7 = Variabel bebas kondisi jalan baik di Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah
X8 = Variabel bebas kondisi jalan sedang di Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah
X9 = Variabel bebas kondisi jalan rusak di Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah
X10 = Variabel bebas kondisi jalan rusak berat di Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah
X11 = Variabel bebas jumlah kendaraan barang di Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah
X12 = Variabel bebas jumlah kendaraan barang dengan kepemilikan status perseorangan
X13 = Variabel bebas jumlah kendaraan barang dengan kepemilikan status perusahaan
b0 = konstatanta
Aproksimasi MAT Pergerakan Komoditas
Input – output komoditas di Jawa Tengah diturunkan dengan menggunakan data
produksi komoditas berbasis masing – masing zona yang ada di internal regional Jawa
Tengah. Menguraikan Input – Output komoditas yang mempunyai satuan nilai barang dengan
membagi total produksi komoditas dari zona yang mempunyai produksi komoditas tersebut.
Metode approksimasi yang dilakukan ditunjukkan dengan persamaan 14 – 17
( . ) .idk id kt rp ton t IO (14)
1
( )idk
idk
n k
tt ton
p
(15)
1
( )idk
idk
n k
tt rp
p
(16)
1 1
( )idk idk
n n
t rp c
(17)
Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
1796
Diagram Alir Pikir Penelitian
Gambar 4. Diagram Alir Penelitian
Analisis Korelasi
Analisis Regresi Berganda
Model Bangkitan (oi) dan Tarikan Pergerakan (Dd) erpilih
Uji signifikansi Model
Data
1. Jumlah Populasi Penduduk 2. PDRB Zona dalam tahun series
3. Input – Output Komoditas Barang Komoditas Ikan laut dan hasil2 laut lainnya
4. MAT Barang Komoditas ilkan laut dan hasil2
laut lainnya pada tahun pengamatan 5. MAT Jarak dan MAT Biaya Pergerakan
Kompilasi Data
UJi Validitas dan
Reliabilitas Data
Penentuan Variabel Tid Dd, Oi dan Cid
tidak
Ya
tidak
Ya
Penyusunan Matrik Pergerakan (MAT)
Selesai
Mulai
Pemodelan Sebaran Pergerakan Barang Padi
Penentuan Pertumbuhan zona berdasarkan Pertumbuhan PDRB, Input - Output Komoditas padi
Iterasi
Matrik Konvergen
Tidak
MAT Pergerakan Terpilih
Kalibrasi Model MAT
Tidak
Ya
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
1797
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Estimasi dan Analisa Pemodelan Bangkitan Pergerakan Komoditas Padi
Barang komoditas padi diperoleh dari nilai input-output barang komoditas di Provinsi
Jawa Tengah. Kondisi sosio ekonomi, prasarana infrastruktur transportasi dan sarana
transportasi barang dominan menggunakan transportasi jalan raya. Hasil Pemodelan
bangkitan pergerakan menggunakan metode mutiple regresi diperoleh sebagai berikut.
Tabel 2. Tabel Hasil Analisa Regresi
The regression equation is
Yi = 13.3 + 0.023 X2 + 0.0716 X4 + 0.0964 X5 + 0.371 X6 + 0.051 X7 - 0.048
X8 + 0.113 X9 - 0.0095 X10
Predictor Coef SE Coef T P VIF
Constant 13.331 2.673 4.99 0.000
X2 0.0233 0.1560 0.15 0.882 1.626
X4 0.07158 0.05367 1.33 0.194 1.503
X5 0.09641 0.09241 1.04 0.306 3.008
X6 0.3713 0.1862 1.99 0.057 4.060
X7 0.0514 0.1235 0.42 0.681 1.877
X8 -0.0478 0.1462 -0.33 0.746 3.259
X9 0.1131 0.1447 0.78 0.442 4.636
X10 -0.00949 0.04765 -0.20 0.844 1.518
S = 0.352902 R-Sq = 66.6% R-Sq(adj) = 56.3%
PRESS = 6.99976 R-Sq(pred) = 27.75%
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 8 6.4501 0.8063 6.47 0.000
Residual Error 26 3.2380 0.1245
Total 34 9.6882
Sumber : Hasil Analisa Data
Berdasarkan hasil analisa regresi menunjukkan tidak terjadi multikolinierritas antar
variabel bebas. Sehingga model regresi berganda hasil tahap ke 2 yang ditunjukkan Tabel. 2.
dapat diterima berdasarkan nilai VIF (Varian Inflatiotn Factor). Sehingga model bangkitan
pergerakan padi yang diperoleh adalah sbb :
Ln Yi = 13.3 + 0.023 Ln X2 + 0.0716 Ln X4 + 0.0964 Ln X5 + 0.371 Ln X6 + 0.051 Ln X7 -
0.048 Ln X8 + 0.113 Ln X9 - 0.0095 Ln X10 …(18)
Dari persamaan model bangkitan pergerakan komoditas padi menunjukkan bahwa faktor-
faktor kondisi prasarana infrastruktur jalan dengan kondisi kelayakannya mempunyai
pengaruh yang dominan yang ditunjukkna dari nilai koefisien variabel dari model yang
dihasilkannya. Hasil model bangkitan disubtitusi data berdasarkan data masing – masing
wilayah simulasi bangkitan hasil komputasi ditunjukkan Gambar 5.
Estimasi dan Analisa Model Keseimbangan Pergerakan Barang Komoditas Padi Pemodelan keseimbangn pergerakan komoditas padi antar zona di internal regional
didefinisikan dari metode iterasi matrik asal tujuan dengan barang komoditas padi sampai
dengan mendapatkan hasil matrik yang konvergen dari proses interasi metode gravity dengan
batasan bangkitan pergerakan PCGR). Metode PCGR mendefinisikan bahwa tarikan
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
1798
pergerakan tidak diperlukan. Dengan menggunakan rumus dasar Model Gravity digunakan
ketentuan batasan yang dengan rumus:
untuk seluruh i dan Bd = 1 untuk seluruh d
Dengan menggunakan fungsi hambatan exponential negative tahapan PCGR adalah sebagai
berikut:
...(19)
Dengan menggunakan persamaan dasar model gravity tersebut, perhitungan iterasi
matrik dilakukan dengan pemrograman komputasi dengan MATLAB 2012 sehingga
mendapatkan nilai β pada kondisi matrik yang konvergen. Tahapan yang sama dilakukan
pada fungsi hambatan pangkat dan tanner dengan prosedur perhitungan pada metode Model
PCGR. Hasil pemodelan keseimbangan dengan pendekatan regresi linier diperoleh hasilyang
ditunjukkan pada tabel:
Tabel. 3. Kalibrasi Pemodelan Gravity Tanpa Batasan / Model PCGR
Tabel 4. Uji Statistik Hasil Pemodelan Gravity dengan Batasan Bangkitan / PCGR
Dari model keseimbangan distribusi yang diperoleh disimulakan dengan hasil yang
ditunjukkan pada gambar 5
Fungsi Hambatan Kalibrasi
Parameter Model
B A β
Pangkat 1.6152 2.4001 -1.6152
Eksponential Negatif 3.9528 x 10-7 24.2872 -3.9528 x 10-7
Tanner 3.9528 x 10-7 24.2872 -3.9528 x 10-7
Fungsi
Hambatan Uji Statistik
RMSE % RMSE SD MAE R2 NMAE
Pangkat 509952655
902.4947
169.694 510167056
8860.4232
2600517112620
08190000000
0.457 865358947
76157.23
Eksponential
Negatif
245579072
6616.586
817.1992 245682322
2237.825
6030908092936
019200000000
0.13905 200687019
3633027
Tanner 567200151
360.5048
188.7439 567438621
058.3901
3217160117033
79630000000
0.37276 107055565
223791.9
1
1
( . . )i N
d d id
d
A
B D f
1
1 1 1.1 2 2 1.2 35 35 1.35
2
1 1 2.1 2 2 2.2 35 35 2.35
3
1 1 3.1 2 2 3.2 35 35 3.35
35
1
. .exp( ) . .exp( ) ... . .exp( )
1
. .exp( ) . .exp( ) ... . .exp( )
1
. .exp( ) . .exp( ) ... . .exp( )
...
.
.
AB D C B D C B D C
AB D C B D C B D C
AB D C B D C B D C
A
1 1 35.1 2 2 35.2 35 35 35.35
1
. .exp( ) . .exp( ) ... . .exp( )B D C B D C B D C
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
1799
Gambar. 5. Zona bangkitan produksi bangkitan padi, disire line pergerakan dan distribusi perjalanan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa pemodelan keseimbangan pergerakan barang komoditas
potensi padi internal regional di Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut :
1. Model Bangkitan Pergerakan Ln Yi = 13.3 + 0.023 Ln X2 + 0.0716 Ln X4 + 0.0964
Ln X5 + 0.371 Ln X6 + 0.051 Ln X7 - 0.048 Ln X8 + 0.113 Ln X9 - 0.0095 Ln X10
dengan signifikansi pada nilai R2 = 0.56 dengan pengaruh dominan pada variabel
kondisi prasarana jalan dan tingkat ekonomi daerah tersebut.
2. Model Keseimbangan distribusi Pergerakan diperoleh bahwa model dengan fungsi
hambatan pangkat mempunyai nilai sigfikansi model yang lebih baik
ˆ 2.4001 - 1.6152 id idT T dengan dengan nilai beta yang dikalibrasi β = -1.6152
3. Bahwa sebaran pergerakan komoditas di Internal Regional Provinsi Jawa Tengah
sebagai barang pokok kecenderungan frekuensi pergerakan didominasi pergerakan
antar zona dengan jarak menengah antara 300 km dengan nilai tertinggi pada
pergerakan pada jarak 100 km dari zona asal oi
DAFTAR PUSTAKA
Edward, K. Morlok (1991). Pengantar teknik dan perencanaan Transportasi, cetakan ke
empat, Erlangga, Jakarta – Indonesia.
Friesz, T.L.,J. Gottfried and E.K. Morlok (1986). A Sequential shipper-carrier Network
Model for predicting Freight Flows, Transportation Science, 20 (1), pp. 80-91
Ghozali, Imam (2001) Aplikasi Analisis Multivariate dengan IBM SPSS 19, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro , Semarang
Holguin-Veras, J. and Thorson, E (2000) Trip length Distributions in Commodity-based and
Trip-Based Freight Demand Modelling, Transportation Research Record 1707, pp37-
48
Sugiyono, 2002, Statistik Untuk Penelitian, Penerbit CV Alfabeta, Bandung.
Tamin Z. Ofyar (2000), Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Edisi kedua, ITB
Bandung.